bab ii tinjauan pustaka a. konsep keluargarepository.ump.ac.id/2493/3/muhamad adi p, bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (2010), keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Menurut Depkes RI dikutip dari Ali (2010), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling bergantung.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya.Dari keempat definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang memiliki peran masing-masing dengan
adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah yang berinteraksi satu
sama lain untuk mempertahankan suatu budaya.
8
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) keluarga memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi – fungsi internal keluarga,
perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.
Keluarga melaksanakan tugas – tugas yang menunjang
pertumbuhan yang sehat bagi para anggotanya mulai dari tahun –
tahun awal kehidupan individu dan terus berkembang sepanjang
hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif ini merupakan basis sentral
bagi pembentukan dan kelanjutan dari keluarga. Komponen fungsi
afektif diantaranya adalah memelihara saling asuh, saling
menghormati, pengertian dan identifikasi. Dengan terpenuhinya
fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan – tujuan
psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat – sifat kemanusiaan
dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku
kemampuan menjalin hubungan secara lebih akrab.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai dari pada saat lahir dan hanya diakhiri dengan
kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung
seumur hidup, dimana individu secara terus menerus mengubah
perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosial yang mereka alami.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
c. Fungsi Reproduksi
Untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis
Dalam fungsi ini keluarga harus mampu untuk mengadakan
sumber – sumber ekonomi yang memadai bagi kehidupan seluruh
anggotanya, serta dapat mengalokasikan sumber – sumber tersebut
secara efektif.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Dalam fungsi ini termasuk didalamnya kebutuhan – kebutuhan
fisik : makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Keluarga merupakan
sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur,
dilaksanakan, dan diamalkan. Keluarga memberikan perawatan
kesehatan yang yang bersifat preventif dan bersama – sama
merawat anggota keluarga yang sakit.
Tugas kesehatan keluarga adalah :
1. Mengenal masalah kesehatan
Perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga secaratidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga,
maka apabila adanya perubahan perlu segera dicatat perubahan
apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai keadaan keluarga
dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan.
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan
pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh
tindakan lanjut.
4. Memodifikasi / memelihara lingkungan yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan
Lebih jauh, keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk
memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh para professional perawat kesehatan.
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut Muwarni (2007), antara lain sebagai
berikut:
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Nuclear Family (keluarga inti) adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30
2) Extended Family (keluarga besar) adalah keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara misalnya kakek, nenek, paman,
keponakan atau saudara sepupu.
3) Serial Family (keluarga berantai) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
4) Single Family (keluarga dudu/janda) adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Composite Family (keluarga berkomposisi) adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Cohabitation Family (keluarga kabitas) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) Commune Family adalah lebih dari satu keluarga tanpa ikatan
darah yang hidup dalam satu rumah.
2) Orang tua (suami-istri) yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak hidup dalam satu rumah.
3) Homseksual adalah yaitu dua individu sejenis yang hidup
dalam satu rumah.
4. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Santun dan Dermawan (2008), tahap perkembangan keluarga
terdiri dari:
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31
a. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan mengikat janji melalui
pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada
tahapan ini adalah saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi
dengan keluarga besar dari maisng-masing pihak, merencanakan
dengan matang jumlah anak, dan memperjelas masing-masing
peran pasangan.
b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama
Tahap ini dimulai saat ibu hamil dengan kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Tugas
keluarga pada tahap ini antara lain mempersiapkan biaya
persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan
mempersiapkan kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir tugas
keluarga antara lain memberikan ASI sebagai kebutuhan utama
bayi, mensosialisasikan kepada keluarga besar tentang kehadiran
anggota keluarga yang baru, memberikan kasih sayang serta
mempererat hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak pra
sekolah diantaranya menanamkan nilai dan norma kehidupan,
memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menanamkan tanggung
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32
jawab kepada anak, memperhatikan dan memberikan stimulus bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai saat anak usia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12
tahun. Tugas yang dimiliki keluarga antara lain memenuhi
kebutuhan sekolah anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih
luas dengan lingkungan sekitar.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia
20 tahun. Pada tahap ini sering ditemukan perbedaan pendapat
antara orang tua dengan anak. Pada tahap ini tugas keluarga adalah
memberikan perhatian lebih kepada anak, bersama-sama
mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan diluar
sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi dua arah.
f. Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai
olehanak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir
dengan “rumahkosong”, ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tahap ini dapat singkat atauagak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang belum menikah yangmasih tinggal di rumah.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapandari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33
g. Keluarga dengan tahapan berdua kembali
Tugas keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk
memulai kehidupan baru antara lain menjaga keintiman pasangan,
merencanakan kegiatan yang akan datang, menjaga komunikasi
dengan anak, serta mempertahankan kesehatan masing-masing.
h. Keluarga dengan masa tua
Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya,
sehingga tugas keluarga pada tahap ini adalah saling memberi
perhatian, memperhatikan kesehatan masing-masing, serta
merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua.
5. Struktur dan Peran Keluarga
a. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran Ibu
Sebagi istri dan ibi dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
34
c. Peran Anak
Anak melaksanakan peran psiko sosialnya sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
6. Proses dan koping keluarga
a. Stresor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi
dan sosial, apakah keluarga ini bisa memastikan lamanya dan
kekuatan dari stresor yang dialami oleh keluarga, apakah keluarga
mampu menghadapi stresor tersebut dan ketegangan setiap harinya.
b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang
objektif dan realistis terhadap situasi yang mendukung stress.
c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang mendukung
stress, strategi koping bagaimana tindakan yang diambil oleh
keluarga, apakah setiap anggota keluarga memiliki koping yang
berbeda-beda dalam cara menghadapi stress.
B. Konsep Arthritis Gout
1. Pengertian
Gout adalah jenis radang sendi/arthritis yang disebabkan oleh
penumpukan kristal asam urat pada sendi. Asam urat merupakan
produk pemecahan dari purin yang merupakan bagian dari makanan
yang kita makan. Kelainan dalam menangani asam urat dan kristalisasi
dari senyawa ini dalam sendi dapat menyebabkan serangan radang
sendi yang menyakitkan.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
35
Menurut Mutia Sari (2010) asam urat merupakan akibat tingginya
kadar asam urat di tubuh. Silvia S (2009) berpendapat bahwa asam
urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir
dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh.Sedangkan Khomsan (2008) mengatakan asam urat ialah
terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak
berlangsung normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh.
Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah
persendian sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout antara lain:
a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah
keluarga.
b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan
makanan kaya senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang
akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.
c. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu
sumber purin yang juga dapat menghambat pembuangan urin
melalui ginjal.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
36
d. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu,
terutama gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan
dalam jumlah banyak . minum air sebanyak 2 liter atau lebih tiap
harinya membantu pembuangan urat, dan meminimalkan
pengendapan urat dalam saluran kemih.
e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat,
terutama diuretika (furosemid dan hidroklorotiazida).
f. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan
berkembangnya jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas.
g. Penyakit tertentu dalam darah ( anemia kronis ) yang menyebabkan
terjadinya gangguan metabolism tubuh, missal berupa gejala
polisitomia dan leukemia.
h. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan
olahraga berlebihan.
3. Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat
dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui
beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi kristal monosodium urat
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila
kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon,
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
37
dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan
dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan
dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap
pembentukan kristal.
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh leukosit.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan
membram leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom,
peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan
enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan
kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas
inflamasi dan kerusakan jaringan.
Awitan (onset) serangan gout akut berhubungan dengan perubahan
kadar asam urat serum, meninggi ataupun menurun. Pada kadar urat
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
38
serum yang stabil, jarang mendapat serangan. Pengobatan dini dengan
alopurinol yang menurunkan kadar urat serum dapat mempresipitasi
serangan gout akut. Pemakaian alkohol berat pada pasien gout dapat
menimbulkan fluktuasi konsentrasi urat serum. Penurunan urat serum
dapat mencetuskan pelepasan Kristal monosodium urat dari
depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout
atau yang dengan hiperurisemia asimptomatik Kristal urat ditemukan
pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya tidak pernah
mendapat serangan akut. Dengan demikian, gout seperti juga
pseudogout, dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat
peranan temperature, pH, dan kelarutan urat untuk timbul seranga
gout akut. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature lebih
rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan
mengapa Kristal MSU diendapkan pada kedua tempat tersebut.
Predileksi untuk pengendapan Kristal MSU pada metatarsofalangeal-
1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-
ulang pada daerah tersebut. Peradangan atau inflamasi merupakan
reaksi penting pada arthritis gout terutama pada gout akut. Reaksi inni
merupakan reaksi pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari
kerusakan jaringan akibat agen penyebab. Peradangan pada arthritis
gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu Kristal
monosodium urat pada sendi. Mekanisme peradangan ini belum
diketahui secara pasti. Hal ini diduga oleh peranan mediator kimia dan
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
39
selular. Pengeluaran berbagai mediator peradangan akibat aktivasi
melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen (C) dan
selular.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi
ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau
siku. Kebanyakan asamurat muncul sebagai serangan kambuhan.
Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana
kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul
secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika
asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah,
mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri
yang sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama
asam urat pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada
pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang diserang.
Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain
seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita
pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
40
memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
d. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak
5. Penatalaksanaan Umum
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi (Mutia Sari, 2010)
a. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
b. Kompres hangat
c. Diet rendah purin dan rendah lemak
d. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
e. Diet tinggi karbohidrate
f. Perbanyak asupan cairan
g. Kompres jahe
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
41
6. Pathways
Gambar II.1 Pathway Artritis Gout
Reaksi Faktor R dgn antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan
virus
Reaksi Peradangan
Sinovial menebal
Pannus Nodul Deformitas
sendi
Gangguan
body image
Nyeri
Kurang informasi ttg
proses penyakit
Infiltrasi ke dalam os.
subcondria
Kurang pengetahuan
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
Adhesi pada permukaan
sendi
Ankilosis
tulang Ankilosis fibrosa
Kekakuan sendi
Gangguan mobilitas
fisik Terbatasnya gerak
sendi
Defisit self care
Kerusakan
kartilago&tulang
Tendon & ligamen
melemah
Mudah
luksasi&subluksasi
Hilangnya kekuatan
otot
Resiko cidera
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara lingkungan yang sehat
5. Menggunakan fasilitas kesehatan
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
42
Sumber: Mansjoer (2000), Smeltzer and Bare (2001), Friedman (2010)
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asam Urat
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan data yang perlu dikaji pada proses
perawatan keluarga dengan masalah Asam Urat menurut Friedman (2010)
meliputi data dasar keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan fungsi perawatan
kesehatan.
a. Data dasar keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: nama keluarga,
alamat dan nomor telepon, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar
belakang budaya (etnis), identifikasi religi, status kelas keluarga,
aktivitas rekreasi dan waktu senggang keluarga.
b. Data lingkungan keluarga, data yang perlu dikaji antara lain:
karakteristik rumah, karakteristik dan lingkungan sekitar dan
komunitas yang lebih besar, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan
dan interaksi keluarga dengan masyarakat, serta sistem-sistem
pendukung keluarga.
c. Struktur keluarga yang terdiri dari:
1) pola komunikasi keluarga: data yang harus dikaji adalah observasi
seluruh anggota keluarga dalam berhubungan satu sama lain,
apakah komunikasi dalam keluarga berfungsi atau tidak, seberapa
baik setiap anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam
penyampaian, perasaan terhadap komunikasi dan interaksi,
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
43
apakah keluarga melibatkan emosi atau tidak dalam penyampaian
pesan.
2) Struktur kekuatan keluarga: yang perlu dikaji antara lain: siapa
yang mengambil keputusan dalam keluarga, siapa yang
mengambil keputusan penting seperti anggaran keluarga, pindah
kerja, tempat tinggal, mengatur disiplin dan aktivitas anak serta
proses dalam pengambilan keputusan dengan concerisus tawar-
menawar dan sebagainya.
3) Struktur peran keluarga: data yang dapat dikaji dalam peran
formal adalah peran dan posisi formal setiap anggota keluarga
tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan terhadap
perannya. Jika dibutuhkan dapatkah peran berlaku fleksibel. Jika
ada masalah dalam peran siapa yang mempengaruhi anggota
keluarga, siapa yang memberikan mereka penilaian tentang
pertumbuhan, pengalaman baru, peran dan tekhnik komunikasi.
4) Peran informal: peran informal dan peran yang tidak jelas apa
yang ada di dalam keluarga. Bagaimana anggota keluarga
melaksanakan perannya, apakah sudah sesuai posisi keluarga
dengan peran yang dilaksanakannya, apabila peran tidak
terlaksana tanyakan siapa yang biasanya melaksanakan peran
tersebut sebelumnya dan apa pengaruhnya.
5) Nilai dan budaya, data yang dapat dikaji adalah nilai-nilai yang
dominan yang dianut oleh keluarga, nilai keluarga seperti siapa
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
44
yang berperan dalam mencari nafkah, kemauan dan penguasaan
lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran-kegemaran
keluarga, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan
komunitas yang lebih luas, apakah ada kesesuaian antara nilai-
nilai keluarga dan nilai-nilai sub sistem keluarga, bagaimana
pentingnya nilai-nilai terhadap keluarga, apakah keluarga
menganut nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada
konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri,
bagaimana nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga.
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif, atau yang dapat dikaji antara lain: pola kebutuhan
keluarga dan respon, apakah anggota keluarga merasakan
keutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang
tua/pasangan mampu menggambarkan kebutuhan persoalan lain
dan anggota yang lain, bagaimana sensitifnya anggota keluarga
dengan melihat tanda-tanda yang berhubungan dengan perasaan
dan kebutuhan orang lain, apakah anggota keluarga mempunyai
orang yang dapat dipercayainya saling memperhatikan, sejauh
mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain,
bagaimana mereka sating mendukung, apakah terdapat perasaan
akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga, sebaik
apa hubungan anggota keluarga dengan anggota yang lain, apakah
ada kedekatan khusus anggota keluarga dengan anggota keluarga
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
45
yang lain, keterpisahan dan keterikatan, bagaimana keluarga
menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga,
apakah sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga dengan
tahap perkembangan di keluarga.
2) Fungsi sosial, data yang perlu dikaji adalah: bagaimana keluarga
membesarkan anak dan keluarga dalam area orang: kontrol
perilaku, disiplin, penghargaan, hukuman, otonomi dan
ketergantungan, memberi dan menerima cinta serta latihan
perilaku sesuai dengan usia, siapa yang menerima tanggung
jawab.
3) Fungsi sosialisasi atau peran membesarkan anak/fungsi anak,
apakah fungsi tersebut dipikul bersama, bagaimana cara
pengaturannya, bagaimana anak-anak dihargai oleh keluarga
kebudayaan yang dianut dalam membesarkan anak, apakah
keluarga merupakan resiko tinggi mendapat masalah dalam
membesarkan anak, faktor resiko apa yang memungkinkan,
apakah lingkungan memberikan dukungan dalam perkembangan
anak seperti tempat bermain dan istirahat (kamar tidur sendiri).
4) Fungsi reproduksi, data yang perlu dikaji, berapa jumlah anak,
bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, metode apa yang
digunakan keluarga dalam pengendalian jumlah anak.
e. Stress dan koping keluarga hal yang perlu dikaji, stressor jangka
pendek dan jangka panjang, kemampuan keluarga berespon dalam
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
46
masalah, strategi koping yang digunakan, strategi adaptasi
difungsional dan pemeriksaan fisik dilakukan secara head to head.
f. Fungsi perawatan kesehatan dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga, hal yang perlu dikaji meliputi :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, data yang
perlu dikaji, pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan
asam urat yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan
gejala dan persepsi keluarga terhadap masalah.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah asam urat, hal yang perlu
dikaji adalah kemampuan keluarga tentang pengertian, sifat dan
luasnya masalah asam urat, apakah masalah dirasakan keluarga.
apakah keluarga pasrah terhadap masalah, apakah keluarga akut
dan akibat tindakan penyakitnya, apakah keluarga mempunyai
sikap negatif terhadap masalah kesehatan, apakah ada informasi
yang salah terhadap tindakan dalam menghadapi masalah.
3) Untuk mengetahui kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan asam urat, data yang perlu dikaji adalah sejauh
mana keluarga mengetahui keadaan penyakit, bagaimana sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, bagaimana
pengetahuan keluarga tentang fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan, apakah keluarga mengetahui sumber-sumber yang
ada, sikap keluarga terhadap sakit.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
47
4) Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang
sumber-sumber yang dimiliki keluarga, bagaimana keluarga
melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,
sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi,
keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit, bagaimana
sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi, sejauh
mana kekompakan keluarga.
5) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan,
hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui
keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan-keuntungan dari
fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan atau fasilitas kesehatan, ada pengalaman yang kurang
baik terhadap petugas kesehatan, fasilitas kesehatan yang
terjangkau oleh keluarga,
2. Fokus Intervensi
Menurut Friedman (2010) dan NANDA (2006), antara lain:
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali tatap muka
diharapkan masalah mobilitas fisik dapat dimimalkan dengan kriteria
hasil : keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga
dengan masalah asam urat.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
48
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat.
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
asam urat.
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan
dengan tindakan masalah asam urat.
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai
masalah asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah asam urat.
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga
dengan masalah asam urat.
b) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
c) Beri reinforcement jika jawaban benar.
4) Ketidakmampuankeluarga memodifikasilingkungan untuk anggota
keluarga dengan masalah asam urat.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
49
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat.
c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan
kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan
tentang manfaat fasilitas kesehatan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar
b. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap muka
diharapkan masalah nyeri akut dapat dimimalkan dengan kriteria hasil
: keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah asam urat.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
50
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat (nyeri
akut).
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan
dengan tindakan masalah asam urat (nyeri akut).
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengai masalah
asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga
dengan masalah asam urat (perubahan perfusi jaringan).
b) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
c) Beri reinforcement jika jawaban benar.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
51
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat.
c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan
kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan
tentang manfaat fasilitas kesehatan.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan asam urat.
Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 30 menit tatap muka
diharapkan masalah dapat dimimalkan dengan kriteria hasil : keluarga
dan penderita mampu mengenal anggota keluarga dengan masalah
asam urat.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
52
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat(kurang
pengetahuan).
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
asam urat (kurang pengetahuan).
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan
dengan tindakan masalah asam urat (kurang pengetahuan).
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai
masalah asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah asam urat (kurang pengetahuan).
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga
dengan masalah asam urat (kurang pengetahuan).
b) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
c) Beri reinforcement jika jawaban benar.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
53
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah asam urat (kurang pengetahuan).
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat.
c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan
kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan
tentang manfaat fasilitas kesehatan.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Tujuan: setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap muka
diharapkan masalah gangguan kebersihan diri dapat dimimalkan
dengan kriteria hasil: keluarga dan penderita mampu merawat anggota
keluarga dengan masalah asam urat.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
54
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebersihan diri
kurang berhubungan dengan asam urat.
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai kebersihan diri kurang.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab kebersihan
diri kurang.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang
benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
kebersihan diri kurang.
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan
dengan tindakan masalah kebersihan diri kurang.
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengai masalah
kebersihan diri kurang.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
masalah kebersihan diri kurang
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga
dengan masalah kebersihan diri kurang.
b) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan
c) Beri reinforcement jika jawaban benar.
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
55
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah kebersihan diri kurang.
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat.
c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan
kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan
tentang manfaat fasilitas kesehatan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar
Asuhan Keperawatan Kelarga..., MUHAMAD ADI PRAHARNANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014