bab ii tinjauan pustaka 2.1 tanaman krokot portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/bab ii.pdf ·...

29
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca oleracea) 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai masakan, beberapa orang mengonsumsi purslane sebagai obat herbal. Purslane menyediakan sumber tanaman yang kaya manfaat nutrisi (Sudhakar et al., 2010). Asal krokot tidak diketahui, tetapi eksistensi tanaman ini dilaporkan sekitar 4.000 tahun lalu. Purslane dari 21 marga dan memiliki 580 spesies. Purslane pada Gambar 2. ditemukan tumbuh di alam liar atau dibudidayakan di banyak belahan dunia dan daun krokot biasa dimakan secara ekstensif dalam sup dan salad di negara-negara Mediterania. Portulaca oleracea tersebar luas di daerah tropis dan subtropis dunia, purslane dapat dikonsumsi sebagai sayuran bergizi dan digunakan untuk sifat farmakologisnya (Ezekwe et al., 2004 disitasi oleh Besong et al., 2011). Purslane secara botani dikenal sebagai Portulaca oleracea dan juga disebut portulaca (Uddin et al., 2014). Purslane di Jawa dikenal dengan krokot, di Sunda dikenal gelang, di Madura dikenal re-sereyen dan di Ternate dikenal jalu-jalu kiki. Taksonomi tanaman krokot sebagai berikut:

Upload: others

Post on 26-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Krokot Portulaca oleracea)

2.1.1 Deskripsi Tumbuhan

Portulaca oleracea (purslane) merupakan

tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai masakan,

beberapa orang mengonsumsi purslane sebagai obat

herbal. Purslane menyediakan sumber tanaman yang

kaya manfaat nutrisi (Sudhakar et al., 2010). Asal

krokot tidak diketahui, tetapi eksistensi tanaman ini

dilaporkan sekitar 4.000 tahun lalu. Purslane dari 21

marga dan memiliki 580 spesies. Purslane pada

Gambar 2. ditemukan tumbuh di alam liar atau

dibudidayakan di banyak belahan dunia dan daun

krokot biasa dimakan secara ekstensif dalam sup dan

salad di negara-negara Mediterania. Portulaca

oleracea tersebar luas di daerah tropis dan subtropis

dunia, purslane dapat dikonsumsi sebagai sayuran

bergizi dan digunakan untuk sifat farmakologisnya

(Ezekwe et al., 2004 disitasi oleh Besong et al., 2011).

Purslane secara botani dikenal sebagai Portulaca

oleracea dan juga disebut portulaca (Uddin et al.,

2014). Purslane di Jawa dikenal dengan krokot, di

Sunda dikenal gelang, di Madura dikenal re-sereyen

dan di Ternate dikenal jalu-jalu kiki. Taksonomi

tanaman krokot sebagai berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

14

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingdom : Streptophyta

Superdivision : Embriophyta

Division : Tracheophyta

Divisio : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Caryophyllanae

Ordo : Caryophyllales

Family : Portulaceae

Genus : Portulaca

Spesies : Portulaca oleracea (ITIS report,

2011)

Gambar 2. Tanaman krokot

Krokot dapat tumbuh dengan baik di perkebunan,

persawahan dan pinggir jalan. Batang krokot

berbentuk silindris, panjangnya hingga 30 cm,

diameter 2-3 mm, berwarna hijau atau merah, batang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

15

halus, bercabang dan ruasnya 1,5-3,5 cm. Daun krokot

berbentuk datar, berdaging, memiliki bentuk variabel,

bulat telur, panjang 0,5-2 cm, tumpul atau sedikit

berlekuk ke dalam, meruncing di pangkal, halus dan

waxy di permukaan atas. Daun juga berbentuk bulat

telur, sukulen dan tanpa tangkai atau memiliki tangkai

yang sangat pendek sekitar 5-30 mm. Daun krokot

berwarna hijau, permukaan bawahnya merah tua.

Cotyledons berbentuk telur sampai lonjong, tidak

berbulu, sukulen, panjangnya sekitar 2-5 mm. Krokot

berbunga selama bulan Mei sampai September. Bunga

berawal dari tunggal atau cluster dua sampai lima di

ujung batang. Bunganya sedikit kecil dan berwarna

oranye, kuning, ungu atau warna pink putih dengan

lima kelopak bunga dan biasanya terbuka pada hari

yang panas dan cerah dari pertengahan pagi sampai

sore hari. Buah berbentuk bulat seperti kapsul dan

panjangnya sekitar 4-8 mm (Uddin et al., 2014).

2.1.2 Kandungan Krokot

Krokot (Portulaca oleracea) merupakan tanaman

yang dapat dikonsumsi sebagai obat herbal. Tanaman

krokot secara tradisional digunakan sebagai obat

alternatif untuk mengobati penyakit kulit. Krokot

dapat dimanfaatkan sebagai analgesik, antiseptik,

antiinflamasi, antifungal, antidiabetes, antifertilitas

dan antioksidan (Dkhil et al., 2011). Duke (2007)

disitasi oleh Valencia (2008) bahwa krokot

mengandung asam kafeat, nikotinat dan triptofan yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

16

berkhasiat sebagai senyawa sedatif. Krokot juga

mengandung asam organik (asam oksalat, kafein,

malat dan sitrat), alkaloids, komarin, flavonoid,

saponin, tannin, vitamin A dan C (asam askorbat 26,6

mg), α-tocopherol 12,2 mg, β-karoten 1,9 mg dan

glutathione 14,8 mg serta asam lemak omega-3 300-

400 mg (Uddin et al., 2014). Hasil penelitian

menunujukkan bahwa suplemen makanan krokot

adalah efektif dalam mengurangi kolesterol total

plasma dan trigliserol pada tikus (Ezekwe et al., 1995

disitasi oleh Besong et al., 2011). Hasil tes fungsi

ginjal menunjukkan bahwa pemberian krokot

memberikan pengaruh yang nyata pada peningkatan

asam urat 28,0% dan penurunan yang nyata pada urea

dan kreatinin masing-masing 33,2 dan 28,0%.

Pemberian krokot juga menunjukkan penurunan yang

nyata pada malondialdehida (MDA) hati dan ginjal

masing-masing 30,9 dan 8,7%. Hal ini diakibatkan

adanya senyawa antioksidan pada krokot (Dkhil et al.,

2011).

Krokot merupakan tanaman yang kaya akan

vitamin A sebagai antioksidan alami. Krokot juga

berperan dalam kesehatan mata dan untuk mencegah

kanker paru-paru. Krokot mengandung vitamin A

tertinggi diantara sayuran lainnya seperti bayam dan

brokoli. Krokot juga mengandung vitamin C dan B

kompleks seperti riboflavin, niasin dan peridoksin.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

17

Tabel 1. Kadar nutrisi krokot (Portulaca

oleracea)/100 g.

Nutrisi Kadar % RDA

Energi 16 Kcal 15

Karbohidrat 3,4 g 3

Protein 1,3 g 2

Total lemak 0,1 g 0,5

Vitamin

Folat 12 µg 3

Niasin 0,480 mg 3

Asam

pantotenat

0,036 mg 1

Piridoksin 0,073 mg 5,5

Riboflavin 0,112 mg 8,5

Thiamin 0,047 mg 4

Vitamin A 1320 IU 44

Vitamin C 21 mg 35

Elektrolit

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

18

Natrium (Na) 45 mg 3

Kalium (K) 494 mg 10,5

Mineral

Kalsium (Ca) 65 mg 6,5

Tembaga (Cu) 0,113 mg 12,5

Besi (I) 1,99 mg 25

Magnesium

(Mg)

68 mg 17

Mangan (Mn) 0,303 mg 13

Fosfor (P) 44 mg 6

Selenium (Se) 0,9 µg 2

Seng (Zn) 0,17 mg 1,5

Sumber: USDA National Nutrient Data disitasi oleh

Uddin et al. (2014)

Selain itu, terdapat mineral seperti kalium (494 mg/

100 g), magnesium (68 mg/ 100 g), kalsium (65 mg/

100 g), fosfor (44 mg/ 100 g) dan besi (1,99 mg/ 100

g) (Besong et al., 2011). Krokot juga kaya akan asam

amino seperti isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistin,

fenilalanin, tirosin, treonin dan valin (Dkhil et al.,

2011). Kadar nutrisi dapat dilihat pada Tabel 1. Daun

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

19

krokot mengandung α-linolenic acid (18:3 Ω3) yang

lebih tinggi, α-tocopherol, asam askorbat dan

glutathione dibanding daun bayam. Kadar α-

tocopherol pada krokot tujuh kali lebih tinggi

daripada bayam. Daun krokot per 100 g mengandung

300-400 mg α-linolenic acid (18:3 Ω3); 12,2 mg α-

tocopherol, 26,6 mg asam askorbat, 1,9 mg β-karoten

dan 14,8 mg glutathione. Vitamin C (asam askorbat)

dan β-karoten memiliki aktivitas antioksidan karena

mampu menetralkan radikal bebas dan memiliki

potensi untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan

kanker (Uddin et al., 2014).

Besong et al. (2011) menyatakan bahwa

pemberian krokot menyebabkan peningkatan yang

nyata dalam kadar glutathione hati dan testis masing-

masing sebesar 8,8 dan 45,0%. Selain itu, aktivitas

katalase dan superoxidation dismutase mampu

meningkatkan kinerja pada hati, ginjal dan testis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas

katalase meningkat secara nyata masing-masing

sebesar 15,7, 79,8 dan 50% pada hati, ginjal dan testis

sedangkan superoxidation dismutase meningkat pada

hati, ginjal dan testis masing-masing 47,2, 242,9 dan

25,6%. Kadar asam askorbat, β-karoten dan 1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dapat dilihat pada

Tabel 2. Selain itu, krokot memiliki kadar 0,01 mg/ g

Eicopentanoic acid (EPA), yang sama sekali tidak ada

dalam minyak lax. Krokot adalah tanaman kaya γ-

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

20

linolenic acid (LNA, 18:3 Ω3) (4 mg/ g),

Eicosapentaenoicacid (EPA, 20:5 Ω3) (0,01 mg/ g).

Krokot mengandung 18:3 Ω3, 20:5 Ω3 dan 22:6 Ω3

(Docosahexaenoic acid, DHA) serta 22:5 Ω3

(Docosapentaenoic acid, DPA) (Uddin et al., 2014).

Kadar asam lemak pada daun, batang dan seluruh

tanaman krokot dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Kadar asam askorbat, β-karoten dan1,1-

diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) pada

krokot (Portulaca oleracea).

Bagian

tanaman

Antioksidan

Asam

askorbat

(mg/ g)

β-

karoten

(mg/ g)

DPPH

(%)

Daun 0,58 3,99 76,71

Batang 0,29 2,27 90,11

Bunga 0,55 2,32 91,01

Sumber: Uddin et al. (2014)

Tabel 3. Kadar asam lemak pada krokot (Portulaca

oleracea).

Asam

lemak

Daun

(%)

Batang

(%)

Seluruh

tanaman

(%)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

21

18.3-

omega-3

41,4-

66,4

2,4-5,9 28,4-42,5

20.5-

omega-3

0,8-12,6 18,6-35,5 6,4-21,5

22.5-

omega-3

1,4-3,3 - 1,0-3,0

22.6-

omega-3

0,3-6,4 - 0,6-5,6

Sumber: Omara-Alwala et al., 1991 disitasi oleh

Uddin et al. (2014).

2.2 Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Puyuh (Coturnix coturnix japonica) pada Gambar

3. memiliki klasifikasi menurut ITIS report (2006)

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Infrakingdom : Deuterostomia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Order : Galliformes

Family : Phasianidae

Subfamilia : Perdicinae

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

22

Genus : Cortunix

Spesies : Coturnix coturnix japonica.

Gambar 3. Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan

jenis unggas tidak dapat terbang, berukuran tubuh

kecil dan kakinya relatif pendek. Puyuh adalah salah

satu unggas yang tinggi tingkat produksinya. Dirjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan (2017) menyatakan

bahwa populasi puyuh di Indonesia pada tahun 2015

sebanyak 13.781.918 ekor, tahun 2016 mengalami

peningkatan 2,3% menjadi 14.107.687 ekor dan pada

tahun 2017 sebanyak 14.427.314 ekor. Puyuh jantan

dan betina memiliki perbedaan yang khas yang

terdapat pada warna bulu, suara dan bobot badan.

Puyuh jantan berwarna coklat gelap sedangkan puyuh

betina berwarna coklat terang. Bulu dada puyuh jantan

berwarna kuning sedangkan puyuh betina berwarna

coklat dan terdapat bercak hitam. Puyuh jantan

memiliki suara lebih keras daripada puyuh betina dan

bobot puyuh betina lebih berat daripada puyuh jantan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

23

Puyuh betina dewasa biasanya memiliki bobot antara

110-160 g dan puyuh jantan dewasa berbobot antara

100-140 g (Dedy, 2011). Puyuh (Coturnix cortunix

japonica) telah tersebar luas di Eropa dan Asia. Puyuh

dapat dibedakan kelaminnya pada umur 3 minggu

berdasarkan warna bulunya. Puyuh jantan dapat

diidentifikasi melalui bulu yang berwarna coklat tua

pada bagian atas kerongkongan dan dada yang merata.

Puyuh jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 5-

6 minggu. Puyuh betina mulai bertelur pada umur 35

hari pada kondisi yang baik dan memproduksi sekitar

200-300 telur per tahun. Telur puyuh berwarna coklat

tua, biru putih dengan corak hitam, coklat dan biru

(Dewansyah, 2010).

2.3 Kebutuhan Nutrisi Puyuh

Pemeliharaan puyuh terbagi menjadi 2 fase yaitu

fase pertumbuhan dan produksi. Fase pertumbuhan

terdiri dari fase starter (umur 0-3 minggu) dan grower

(umur 3-6 minggu). Fase produksi (layer) mulai pada

umur 6 minggu. Perbedaan fase tersebut menunjukkan

kebutuhan nutrisi yang berbeda. Selain dari faktor

manajemen dan bibit, faktor terpenting untuk

menentukan produktivitas puyuh adalah faktor pakan

yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, serat,

vitamin, mineral dan air mutlak dalam jumlah yang

cukup. Pakan merupakan faktor terpenting dalam

pemeliharaan puyuh. Hal tersebut dapat terjadi karena

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

24

70-80% biaya pemeliharaan adalah pembelian pakan

(Radhitya, 2015). Wardiny dkk. (2012) menambahkan

bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga

performance produksi puyuh selama fase starter

adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh puyuh.

Salah satunya dengan pemberian herbal yang

bermanfaat sebagai antioksidan dan antibakteri.

Jumlah pakan yang diberikan pada puyuh harus

diperhatikan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dan

adlibitum. Rondonuwu dkk. (2014) menyatakan

bahwa kebutuhan puyuh tidak hanya didasarkan pada

masa pertumbuhan. Namun, juga didasarkan pada

konsumsi pakan puyuh. Kebutuhan jumlah pakan

puyuh berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.

dan kebutuhan nutrisi puyuh berbagai fase umur dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Kebutuhan jumlah pakan puyuh berdasarkan

umur.

Umur (minggu) Jumlah Pakan

(g/ekor/hari)

0-2 6

2-3 10

3-4 14

4-6 18

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

25

>6 24

Sumber: Sritharet (2002)

Tabel 5. Kebutuhan nutrisi puyuh berbagai fase umur

(minggu).

Kebutuhan nutrisi Starter

(1-3)

Grower

(3-6)

Layer

(>6)

Kadar air maks (%) 14,0 14,0 14,0

Protein kasar min (%) 19,0 17,0 17,0

Serat kasar maks (%) 6,5 7,0 7,0

Lemak kasar maks (%) 7,0 7,0 7,0

Abu maks (%) 8,0 8,0 14,0

Kalsium (Ca) (%) 0,90-

1,20

0,90-

1,20

2,50-

3,50

Forfor (P) (%) 0,60-

1,00

0,60-

1,00

0,60-

1,00

Fosfor tersedia (%) 0,40 0,40 0,40

Energi metabolisme

(EM) (Kkal/kg)

2800 2600 2700

Total aflatoksin maks

(µg/kg)

40,0 40,0 40,0

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

26

Asam amino

Lisin min (%) 1,10 0,80 0,90

Metionin min (%) 0,40 0,35 0,40

Metionin+sistin (%) 0,60 0,50 0,60

Sumber: SNI (2006a, b)

2.4 Konsumsi Pakan Puyuh

Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang

dimakan oleh puyuh pada periode tertentu untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk

hidup pokok, reproduksi dan produksi (Suherman

dkk., 2015). Triyanto (2007) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan pada

puyuh yaitu kadar energi pakan, suhu lingkungan,

strain, bobot badan, bobot telur harian, pertumbuhan

bulu, tingkat stres dan aktivitas. Hasil penelitian

bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan

diantaranya adalah lingkungan dan palatabilitas.

Lingkungan diantaranya berupa kelembapan dan

suhu. Kelembapan dan suhu lingkungan tersebut

adalah 35-79% dan 22-27,5°C (Widyastuti dkk.,

2014).

Kebutuhan pakan puyuh sesuai dengan ukuran

tubuhnya, puyuh bertubuh kecil konsumsi pakannya

14-24 g/ekor/hari. Puyuh berumur lebih dari 6 minggu

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

27

membutuhkan energi dan protein yang sama dengan

kebutuhan pada umur 3-5 minggu. Puyuh yang

mendapat pakan dengan kadar protein 24%

mempunyai konversi pakan yang sama dengan pakan

yang mengandung protein 22% tetapi memberikan

pertumbuhan yang lebih baik. Kadar gross energy

pakan sebesar 2842,18 Kkal/kg dengan protein kasar

pakan sebesar 22,31%. Kadar energi lebih rendah dari

yang disarankan SNI (2006) yaitu minimal sebesar

2900 Kkal/kg tetapi kadar protein sesuai dengan

standar SNI (2006) yang menyatakan bahwa puyuh

petelur membutuhkan pakan dengan kadar protein

kasar minimal 22%, lemak 3,96%, serat kasar

maksimal 6%, kalsium 3,25-4% dan fosfor minimal

0,60% (Afria et al., 2013). Kadar energi dan protein

pakan yang berada dalam keadaan sama pada setiap

pakan perlakuan akan menghasilkan konsumsi pakan

yang tidak berbeda (Suherman dkk., 2015). Allama

dkk. (2013) menyatakan bahwa imbangan energi

metabolisme pakan akan mempengaruhi konsumsi

pakan. Kadar protein dalam pakan harus diimbangi

dengan energi metabolisme yang cukup. Imbangan

energi metabolisme dan protein dimaksudkan untuk

mencukupi kebutuhan protein minimum

karenakekurangan energi metabolisme akan

mengubah protein menjadi energi metabolisme.

Zulfanita dan Utami (2011) menyatakan bahwa

apabila kebutuhan energi metabolisme sudah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

28

terpenuhi tetapi kapasitas tembolok belum penuh

maka terdapat kemungkinan ternak akan terus

mengonsumsi pakan melebihi kuantitas sehingga

terjadi pemborosan pakan. Tiwari dan Panda (1978)

disitasi oleh Sipayung (2012) menyatakan bahwa

konsumsi pakan puyuh berumur 31-51 hari yaitu 17,5

g/ekor/hari, kemudian meningkat pada umur 51-100

hari menjadi 22,1 g/ekor/hari dan tidak meningkat lagi

setelah berumur 100 hari. Tingkat konsumsi pakan

puyuh dipengaruhi oleh tingkat energi dan

palatabilitas pakan. Suprijatna dkk. (2008) mengukur

tingkat konsumsi pakan pada puyuh yang diberi pakan

dengan kadar protein kasar 20% adalah sebesar 17,27

g/ekor.

2.5 Hen Day Production (HDP) Puyuh

Hen Day Production (HDP) merupakan

presentase produksi telur yang dihasilkan dalam

periode tertentu yang didasarkan pada jumlah puyuh

dalam periode tersebut. Nugroho dan Mayun (1981)

disitasi oleh Achmad (2011) menyatakan bahwa

produksi telur puyuh cukup baik dan bervariasi

disebabkan oleh faktor pemeliharaan dan pakan.

Puyuh akan mulai berproduksi pada saat bobot badan

sekitar 90-100 g di umur 5-6 minggu (35-42 hari) dan

produktif sampai umur 16 bulan pada kondisi

pemeliharaan yang baik. Masa produktif puyuh hanya

berlangsung 6-8 bulan jika kondisi kurang terpelihara.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

29

Telur yang dihasilkan pada permulaan fase produksi

berjumlah sedikit dan akan cepat meningkat seiring

dengan pertambahan umur. Puyuh betina dapat

menghasilkan telur sebanyak 200-300 butir per tahun.

Produksi telur tertinggi adalah 80,2%. Hal ini dapat

dicapai bila pada fase grower mendapat pakan dengan

protein 24% dan selama fase produksi mendapat

pakan dengan kadar protein 20%. Produksi telur pada

level protein yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 6.

Kemampuan produksi meningkat dengan cepat

hingga mencapai puncak produksi 98% pada umur 4-

5 bulan dan secara perlahan-lahan akan menurun

hingga 70% pada umur 9 bulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa puyuh tertunda bertelur yang

pertama dari 42-56 hari menjadi 66-70 hari.

Penundaan pubertas akibat pakan dengan kadar

protein rendah. Namun, pakan yang diberikan mampu

menunjang produksi telur yang ditunjukkan dengan

tinggi puncak produksi hingga > 100% (Amin, 2010).

Suherman dkk. (2015) menyatakan bahwa

penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk

tepung sebagai feed additive tidak berpengaruh nyata

tetapi secara numerik dapat meningkatkan HDP. Hal

ini disebabkan oleh kecukupan kadar nutrisi antar

perlakuan yang menyebabkan puyuh sehat.

Penambahan probiotik Lactobacillus Plus bentuk

tepung terbaik pada penambahan sebesar 0,6%.

Penelitian lain menunjukkan bahwa vitamin A dan C

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

30

yang berperan dalam pertumbuhan sehingga dapat

meningkatkan produksi telur karena puyuh menjadi

lebih cepat dewasa kelamin atau bertelur, sehingga

telur yang dihasilkan lebih banyak (Tribudi dan

Nurfianti, 2017).

Tabel 6. HDP (%) pada level protein yang berbeda.

Level

Protein

(%)

Umur (minggu)

0-10 10-20 20-32 > 32

18 46,7 61,6 42,8 53,0

20 67,9 63,0 62,5 63,7

22 51,3 71,7 62,3 64,6

24 66,5 81,7 81,1 78,7

Sumber: Triyanto (2007)

2.6 Egg Mass Puyuh

Egg mass merupakan hasil pembagi antara bobot

telur dengan jumlah puyuh yang menunjukkan tingkat

efisiensi dari produksi tiap hari. Semakin tinggi

produksi telur maka semakin tinggi egg mass dan

sebaliknya apabila produksi telur menurun maka nilai

egg mass dapat menurun pula (Widjastuti dan

Kartasudjana, 2006). Faktor yang mempengaruhi egg

mass yaitu produksi telur harian dan bobot telur

(Suherman dkk., 2015). Novak et al. (2006) disitasi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

31

oleh Suherman dkk. (2015) menambahkan bahwa

bobot telur juga ditentukan oleh asupan protein. Bobot

telur dipengaruhi oleh bobot putih telur dan kuning

telur yang sebagian besar terdiri dari protein sehingga

dengan tingginya asupan protein menyebabkan

tingginya bobot telur pula. Luthfi dkk. (2015)

menambahkan bahwa peningkatan bobot telur sangat

dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan

umur. Bobot telur akan semakin meningkat dengan

bertambahnya umur puyuh. Hasil penelitian bahwa

bobot telur puyuh dengan penambahan larutan ekstrak

kunyit hingga 4 ml dalam air minum dihasilkan yaitu

rata-rata 10,86 g. Produksi pertama dari siklus bertelur

menghasilkan telur berbobot lebih rendah dibanding

telur berikutnya pada siklus yang sama dan secara

berangsur-angsur meningkat seiring pertambahan

umur dan mencapai bobot maksimum ketika

mencapai akhir masa bertelur. Telur puyuh saat

permulaan bertelur berukuran kecil dan membesar

sesuai pertambahan umur dan akan mencapai ukuran

yang stabil (Achmad, 2011).

2.7 Konversi Pakan Puyuh

Konversi pakan adalah salah satu indikator untuk

mengukur tingkat efisiensi pakan dari rasio pakan

yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu

dibandingkan dengan egg mass yang dihasilkan dalam

waktu tertentu. Semakin rendah angka konversi pakan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

32

maka kualitas pakan semakin baik (Achmanu dkk.,

2011). Makund (2006) disitasi oleh Afria et al. (2015)

menyatakan bahwa pada puyuh umur 9-19 minggu,

konsumsi energi metabolisme sebesar 2700 Kkal/kg

digunakan untuk produktivitas sebesar 79,09% dan

konversi pakannya sebesar 3,43. Konversi pakan

puyuh berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 7.

Hasil penelitian menyatakan bahwa penambahan

tepung daun pegagan sebagai feed additive pada

pakan tidak berpengaruh nyata terhadap konversi

pakan pada puyuh. Konversi pakan tertinggi terdapat

pada perlakuan dengan taraf 1,5% sebesar 2,64 ± 0,31

sedangkan terendah di perlakuan tanpa penambahan

tepung daun pegangan (kontrol) sebesar 2,61 ± 0,13

(Tribudi dan Nurfianti, 2017). Widjastuti dan

Kartasudjana (2006) menyatakan bahwa adanya

keseimbangan antara pakan yang dikonsumsi dengan

produksi telur yang dihasilkan pada masing-masing

perlakuan menyebabkan konversi pakan tidak

berbeda. Penelitian lain menyatakan bahwa konversi

tertinggi terdapat pada penambahan asam lemak

omega-3 taraf 6% dan konversi terkecil terdapat pada

taraf 4,5%. Konversi pakan mengalami penurunan

pada penambahan asam lemak omega-3 sampai taraf

4,5% (Achmad, 2011). Tinggi rendahnya konversi

pakan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya

kualitas pakan, kesehatan ternak dan tata cara

pemberian pakan serta faktor lingkungan juga dapat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

33

berpengaruh terhadap konversi pakan yaitu suhu,

persediaan pakan dan air, kepadatan dan penyakit

(Tillmanet al., 1991 disitasi oleh Suherman dkk.,

2015).

Tabel 7. Konversi pakan puyuh berdasarkan umur.

Minggu Konversi Pakan

1 2,33

2 3,37

3 3,30

4 4,51

5 4,48

6 6,87

7 9,37

Sumber: Dewi dkk. (2016)

2.8 Kolesterol Telur Puyuh

Kolesterol adalah suatu metabolit yang

mengandung lemak sterol yang penting dan dapat

ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan

dalam plasma darah. Kolesterol dalam tubuh berasal

dari bahan eksogen dan endogen. Kolesterol eksogen

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

34

merupakan bahan kolesterol yang harus dipasok dari

bahan pakan sedangkan kolesterol endogen

merupakan kolesterol yang berasal dari tubuh yang

dibentuk di beberapa jaringan, terutama di hati

(Estronca et al., 2014). Keberadaan kadar kolesterol

eksogen mempengaruhi tingkat kinerja hati dan usus

dalam membentuk kolesterol endogen. Pembentukan

kolesterol dalam hati dan usus akan meningkat ketika

kadar kolesterol dari pakan sedikit dan sebaliknya

pembentukan kolesterol akan menurun jika kadar

kolesterol dari pakan banyak (Piliang and

Djojosoebagio, 2006). Salah satu produk hewani yang

mengandung kolesterol yaitu kuning telur. Kadar

kolesterol kuning telur berbagai jenis unggas dapat

dilihat pada Tabel 8. Kolesterol sebagai prekursor

hormon steroid. Hormon steroid tersebut adalah

estrogen yang terdiri atas estradiol, estriol dan estron.

Estradiol merupakan estrogen yang paling banyak dan

mempunyai potensi estrogenic yang paling kuat

(Suherman, 2001 disitasi oleh Rahmat dan

Wiradimadja, 2011).

Tabel 8. Kadar kolesterol kuning telur berbagai jenis

unggas.

Jenis

unggas

Kadar kolesterol kuning telur

(mg/ 100 g)

Ayam buras 1.881,30

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

35

Ayam ras 1.274,50

Itik 2.118,75

Puyuh 2.139,17

Kolesterol juga sangat dibutuhkan oleh tubuh

sebagai komponen struktural dan fungsional sel.

Kolesterol berfungsi sebagai bahan untuk sintesis

hormon steroid, unsur garam empedu dan prekursor

sintesis kuning telur (vitelogenin). Vitelogenin

dibentuk di hati dalam bentuk VLDL (Very Low

Density Lipoprotein), kemudian ditransferkan ke

dalam ovarium dan diakumulasikan dalam folikel

sebagai kuning telur (Salvante et al., 2007). Berat

jenis lipoprotein dapat dikelompokan kedalam tiga

kelompok yaitu Very Low Density Lipoprotein

(VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan High

Density Lipoprotein (HDL). Asam lemak tidak jenuh

khususnya asam lemak omega-3 dapat menghambat

sintesis VLDL sehingga produksi LDL pun

berkurang. Tingginya kadar VLDL dan LDL yang

disekresikan dapat menimbulkan endapan kolesterol

dalam darah karena VLDL dan LDL merupakan

protein transport yang membawa trigliserida,

kolesterol dan fosfolipid dari hati ke seluruh jaringan.

HDL justru mengangkut kolesterol ke dalam hati

selanjutnya dipecah menjadi asam empedu dan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

36

dibuang melalui ekskresi tubuh (Kinsella et al., 1990

disitasi oleh Sukarsa, 2004).

Proses sintesis kolesterol dapat dilihat pada

Gambar 4. Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima

tahapan utama antara lain: 1) Mengubah Asetil KoA

menjadi hidroksimetil glutaril-KoA (HMG-KoA); 2)

Mengubah HMG-KoA menjadi mevalonate; 3)

Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene,

isopentenyl pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan

hilangnya CO2; 4) IPP diubah menjadi squalene dan

5) Squalene diubah menjadi kolesterol.

Gambar 4. Biosintesis kolesterol

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

37

Rahmat dan Wiradimadja (2011) menyatakan

bahwa kadar kolesterol kuning telur sejalan dengan

meningkatnya kadar kolesterol darah. Namun,

peningkatan akan maksimal pada kadar kolesterol

darah diatas 700 mg/dl. Hubungan antara kolesterol

kuning telur dengan darah dapat dilihat pada Gambar

5. Kondisi jumlah kolesterol yang tinggi

menyebabkan berbagai proses diaktifkan untuk

mengimbangi kelebihan kolesterol tersebut.Proses

tersebut yaitu 1) HMG-KoA reduktase mikrosom dan

HMG-KoA sintase sitosol dihambat secara

terkoordinasi atau secara sendiri-sendiri tergantung

pada persediaan asam lemak bebas didalam sel; 2)

Laju katabolisme kolesterol akan naik karena adanya

rangsangan terhadap aktivitas enzim 7-α-hidroksilase;

3) Aktivitas asetil KoA-kolesterol yang tinggi diubah

menjadi asam lemak bebas menjadi senyawa esternya,

kemudian disimpan dalam sitoplasma; 4) Biosintesis

reseptor lipoprotein ditahan, jadi produksi molekul

reseptor berkurang sehingga proses pengambilan LDL

oleh sel menjadi berkurang; 5) Semakin tinggi

kolesterol diangkut kedalam membran, menyebabkan

naiknya aliran lapis lipid berganda dari membran akan

bertambah besar sehingga membran naik dan proses

masuk lipoprotein (LDL) naik; 6) Proses pengeluaran

kolesterol melalui peningkatannya dengan VLDL

(Very Low Density Lipoprotein) dari sel hati akan

diangkut ke seluruh jaringan tubuh termasuk ke

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

38

folikel ovarium, sehingga dengan adanya peningkatan

kolesterol endogen dan salah satunya ke folikel

ovarium akan menjadikan kadar kolesterol telur lebih

tinggi. Deposisi kolesterol dalam telur dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, nutrisi

dan obat-obatan. Kadar kolesterol dalam kuning telur

dapat berubah-ubah ± 25% oleh kolesterol dari pakan

dan lemak. Pengaruh lemak dalam pakan (minyak

nabati, minyak hewani, kolesterol dan β-sitosterol)

meningkatkan kolesterol hati, serum dan kuning telur.

Pembatasan kalori yang masuk nyata menurukan

produksi telur dan jumlah total kolesterol.

Gambar 5. Hubungan antara kolestrol darah dengan

kolestrol kuning telur

2.9 Asam Lemak Omega-3

Asam lemak omega-3 adalah asam lemak tidak

jenuh ganda yang mempunyai ikatan rangkap banyak,

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

39

ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon

ketiga dari gugus metil omega, ikatan rangkap

berikutnya terletak pada nomor atom karbon ketiga

dari ikatan rangkap sebelumnya. Gugus metal omega

adalah gugus terakhir dari rantai asam lemak. Asam

lemak otak yaitu asam lemak esensial serta asam

lemak omega-3 merupakan zat gizi yang harus

terpenuhi kebutuhannya. Zat gizi berperan vital dalam

proses pertubuhan dan perkembangan sel-sel neuron

otak untuk bekal kecerdasan bayi yang dilahirkan.

Asam lemak omega-3 ini turunan dari prekursor yakni

asam lemak linoleat dan linolenat. Asam lemak

tersebut tidak bisa dibentuk dalam tubuh dan harus

dipasok langsung dari pakan. Prekursor tersebut

masuk dalam proses elongate dan desaturate yang

menghasilkan tiga bentuk asam lemak omega-3: LNA

(α-linolenat (C 18:3, Ω3)), EPA (Eikosapentaenoat

(C20:5, Ω3)) serta DHA (Dokosaheksaenoat (C 22:6,

Ω3).Adapun 3 bentuk omega 3 yaitu: LNA (α-

linolenat (C I8:3, Ω3 )), EPA (Eikosapentaenoat (C20:

5, Ω3)), serta DHA (Dokosaheksaenoat (C22 : 6, Ω3)

(Diana, 2012). Panagan dkk. (2011) menyatakan

bahwa asam lemak tak jenuh ganda atau

Polyunsaturated Fatty Acid yang disingkat PUFA,

diantaranya DHA dan EPA dapat membantu proses

pertumbuhan dan perkembangan otak (kecerdasan),

perkembangan indra penglihatan, dan sistim

kekebalan tubuh balita. Fungsi asam lemak omega-3

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

40

dalam menurunkan kadar kolesterol melalui dua cara

yakni: 1) Merangsang ekskresi kolesterol melalui

empedu dari hati ke dalam usus dan 2) Merangsang

katabolisme kolesterol oleh HDL ke hati kembali

menjadi asam empedu dan tidak diregenerasi lagi.

Namun, dikeluarkan melalui ekskreta (Sudibya 1998

disitasi oleh Sudibya 2013). EPA dan DHA memiliki

banyak ikatan rangkap sehingga mudah mengalami

oksidasi dan berakibat rusaknya kedua asam ini.

Reaksi oksidasi akan dipercepat oleh pemanasan yang

umumnya merupakan bagian dari prosedur

pengolahan. Cara mengantisipasi kerusakan EPA dan

DHA selama proses pengolahan, perlu ditambahkan

bahan yang mampu bekerja sebagai antioksidan.

Antioksidan yang ditambahkan harus yang bersifat

alami misalnya α-tocopherol (Hadipranoto, 2005).

(Struktur umum dari EPA dan DHA yang termasuk

asam lemak omega-3 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur EPA dan DHA

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Krokot Portulaca ...repository.ub.ac.id/10671/3/BAB II.pdf · 2.1.1 Deskripsi Tumbuhan Portulaca oleracea (purslane) merupakan tanaman yang dapat

41

Analisis asam lemak omega-3 menggunakan

metode kromatografi gas. Kromatografi adalah

metodefisika untuk pemisahan komponen-komponen

yang terdistribusi antara dua fase. Pemisahan dengan

kromatografi didasarkan pada perbedaan

kesetimbangan komponen-komponen campuran di

antara fase stasioner dan fase gerak. Fase stasioner

adalah fase yang menahan cuplikan secara selektif dan

fase gerak berupa zat alir yang mengalir lambat

membawa cuplikan menembus fase stasioner. Fase

stasioner dapat berupa zat padat atau cairan dan fase

geraknya dapat berupa cairan atau gas. Fase stasioner

yang dipakai bersifat polar maka zat-zat yang bersifat

non-polar akan terpisah terlebih dahulu karena zat

bersifat polar terikat kuat pada fase diamnya. Apabila

fase diamnya bersifat polar maka fase gerak yang

digunakan bersifat non-polar, demikian pula

sebaliknya. Fase gerak pada kromatografi gas

biasanya adalah gas helium, hidrogen atau nitrogen.

Pemilihan gas pengemban bergantung terutama pada

karakteristik detektor (Panagan dkk. 2011).