bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 teori ...repository.ump.ac.id/149/3/bab ii ~ fanik...

17
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi merupakan teori yang menggambarkan hubungan antara dua individuyang berbeda kepentingan yaitu principals dan agent. Principals merupakan pihak yang memiliki usaha atau pekerjaan yang kemudian mendelegasikan wewenang kepada pihak lain untuk menjalankan usaha atau pekerjaannya itu untuk meningkatkan kemakmuran principals melalui peningkatan nilai perusahaan. Sebagai imbalannya agent akan memperoleh gaji, bonus, dan berbagai kompensasi lain. Dalam struktur organisasi perusahaan, principals adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham dan agen adalah manajemen perusahaan. Hubungan agensi merupakan suatu kontrak, dimana pihak prinsipal yang terdiri dari satu orang atau lebih mengadakan perjanjiandengan pihak agen. (Jensen dan Meackling, 1967 dalam Aiisiah 2012). Agen diberi wewenang oleh prinsipal untuk mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai operasional perusahaan sehingga agen mempunyai banyak informasi dibandingkan dengan prinsipal. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan agent. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manager apakah sudah bertindak sesuai keinginan principal. Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi merupakan teori yang menggambarkan hubungan antara dua

individuyang berbeda kepentingan yaitu principals dan agent. Principals

merupakan pihak yang memiliki usaha atau pekerjaan yang kemudian

mendelegasikan wewenang kepada pihak lain untuk menjalankan usaha atau

pekerjaannya itu untuk meningkatkan kemakmuran principals melalui

peningkatan nilai perusahaan. Sebagai imbalannya agent akan memperoleh gaji,

bonus, dan berbagai kompensasi lain. Dalam struktur organisasi perusahaan,

principals adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham dan agen adalah

manajemen perusahaan. Hubungan agensi merupakan suatu kontrak, dimana

pihak prinsipal yang terdiri dari satu orang atau lebih mengadakan

perjanjiandengan pihak agen. (Jensen dan Meackling, 1967 dalam Aiisiah 2012).

Agen diberi wewenang oleh prinsipal untuk mendelegasikan pembuatan

keputusan mengenai operasional perusahaan sehingga agen mempunyai banyak

informasi dibandingkan dengan prinsipal. Dibutuhkan pihak ketiga yang

independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan agent. Pihak

ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manager apakah sudah bertindak

sesuai keinginan principal.

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

11

Masalah keagenan akan muncul ketika terjadi konflik kepentingan antara

principals dan agent. Masing-masing pihak berusaha memaksimalkan

kepentingan pribadi. Principals menginginkan hasil akhir keputusan yang

menghasilkan laba sebesar-besarnya atau peningkatan nilai investasi dalam

perusahaan. Agent pun pasti memiliki kepentingan pribadi yang ingin dicapai

yakni penerimaan kompensasi yang memadai atas kinerja yang dilakukan.

Principals menilai prestasi agent berdasarkan kemampuannya memperoleh laba.

Semakin tinggi jumlah laba yang dilakukan oleh manajemen (agent), principals

akan memperoleh dividen yang semakin tinggi, maka agent dianggap berhasil

atau berkinerja baik sehingga layak mendapat intensif yang tinggi. Agent pun

memenuhi tuntutan principals agar mendapatkan kompensasi yang tinggi

(Elqorni, 2009).

Auditor adalah pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak

principal (Shareholders) dengan pihak manajer (principal) dalam mengelola

keuangan perusahaan (Setiawan 2006, dalam Aiisiah 2102). Tugas auditor adalah

memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan

mempertimbangkan kelangsungan hidup suatu perusahaan (Januarti, 2011).

2.1.2 Opini Audit

Opini Audit merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor

dalam menilai kewajaran penyajian laporan keuangan klien yang diauditnya.

Pengukuran variabel opini audit ini menggunakan variabel dummy. Sudarno dan

Muttaqin, (2012) menyatakan bahwa opini audit merupakan pernyataan yang

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

12

diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap sehingga memberikan kesimpulan

atas opininya melalui pelaporan keuangan yang telah diaudit. Lima macam opini

yang dikeluarkan auditor (Mulyadi, 2011) :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualifed Opinion Report)

Dalam pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa

laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai

dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum di Indonesia. Laporan audit yang

berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan audit yang paling

dibutuhkan semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan, maupun

oleh auditor. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi

keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan, jika memenuhi kondisi berikut :

a. Standar Akuntansi Keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun

laporan keuangan.

b. Perubahan Standar Akuntansi Keuangan dari periode ke periode telah cukup

dijelaskan.

c. Informasi dalam catatannya yang mendukungnya telah di gambarkan dan

dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan Bahasa penjelasan

(Unqualified Opinion Report with Explantory Language)

Saat keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau

bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang diaudit. Paragraf

penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

13

utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas/ modifikasi kata-kata dalam

laporan audit buku adalah :

a. Ketidak konsistenan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.

b. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang

dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

c. Penekanan atas suatu hal.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualifed Opinion Report)

a. Lingkup audit yang dibatasi oleh klien.

b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting/ tidak dapat

memperoleh informasi penting yang berbeda diluar kekuasaan klien maupun

auditor.

c. Laporan Keuangan tidak disusun sesuai dengn Standar Akuntansi Keuangan.

d. Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa

pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan

klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak

menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan

arus kas perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak

dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang

cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

14

tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan

keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh

pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

5. Tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion Report)

Apabila auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan

auditan, maka laporan audit ini disebut laporan tanpa pendapat (adverse opinion).

Kondisi yang menyebabkan audit tidak memberikan pendapat adalah :

a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.

b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat

tidak wajar yaitu, pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor

mengetahui adanya ketidak wajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor

menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti

mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena tidak independen

dalam hubungannya dengan klien.

2.1.3 Going concern

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas. Dengan adanya

going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan

kegiatan usahanya dalam jangka panjang atau tidak akan dilikuidasi dalam jangka

pendek. Suatu entitas dianggap going concern apabila perusahaan dapat

melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. (Irfana, 2012)

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

15

2.1.4 Opini AuditGoing concern

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

dengan menambahkan paragraf penjelas mengenai pertimbangan auditor bahwa

terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup

perusahaan dalam menjalankan operasinya pada masa mendatang (Muttaqin,

2012).

2.1.5 Reputasi Kantor Akuntan Publik

Reputasi kantor akuntan publik (KAP) sering digunakan sebagai salah satu

faktor yang berpengaruh dalam mengukur kualitas audit. Reputasi dalam hal ini

menunjuk pada besarnya ukuran KAP dilihat dari jumlah klien dan revenue yang

dihasilkan KAP yang berskala besar apabila termasuk dalam the big four firm,

sedangkan untuk KAP yang berskala kecil apabila tidak termasuk dalam the big

four firm (Saputri, 2012).

Choi et al. (2010) menyatakan bahwa KAP yang berukuran besar

menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP yang

berukuran kecil. KAP berukuran besar cenderung lebih independensi dalam

mengungkapkan dan melaporkan keuangan yang dilakukan oleh klien. Hal

tersebut menjadi perhatian auditor, karena apabila publik menemukan kecurangan

perusahaan yang tidak diungkapkan oleh auditor, maka hal tersebut akan

mengancam reputasi mereka.

Berdasarkan penelitian terdahulu, proksi yang digunakan dalam menilai

reputasi Kantor Akuntan Publik adalah dengan menggunakan skala Kantor

Akuntan Publik, Big-Four atau Non-Big-Four. Mc Kinley et al (1985)

menyatakan ketika sebuah KAP mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti

yang dilakukan oleh big four, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

16

nama besar tersebut dan berusaha menghindari tindakan-tindakan yang dapat

menganggu nama besar mereka (Sari, 2012). Hasil penelitian Rahayu (2009),

Junaidi dan Hartono (2010), Astuti dan Darsono (2012), juga Foroghi (2012),

berhasil membuktikan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap

penerimaan opini going concern.

2.1.6 Disclosure

Disclosure adalah pengungkapan atau pemberian informasi oleh

perusahaan, baik yang positif maupun yang negatif, yang akan mempengaruhi atas

suatu keputusan investasi. Disclosure dibutuhkan oleh para pengguna untuk lebih

memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Laporan

keuangan merupakan sumber informasi yang memungkinkan pihak pengguna

untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan.

Informasi yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung

pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang

bersangkutan. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan dilakukan untuk

melindungi hak pemegang saham yang cenderung terabaikan akibat terpisahnya

pihak manajemen yang mengelola perusahaan dan pemegang saham yang

memiliki modal. Semakin memadainya pengungkapan atas informasi laporan

keuangan dapat mengurangi resiko integritas sehingga jika perusahaan

mengungkapkan lebih sedikit informasi akuntansi cenderung menerima opini

unqualifed dari auditor eksternal (Junaidi dan Hartono, 2010).

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

17

Dahlan (2009) dalam Arsianto (2013), menyatakan bahwa pengungkapan

(disclosure )yang disaimpaikan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam

tipe, yaitu :

1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan

minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku dimana jika

perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela,

pengungkapan wajib akan perusahaan untuk mengungkapkannya.

2. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan pengungkapan

butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan

oleh peraturan yang berlaku.

Konsep pengungkapan yang digunakan (Dahlan, 2002 dalam Arsianto,

2013) yaitu :

1. Adequate Disclosure (Pengungkapan cukup)

Konsep ini perusahaan melakukan pengungkapan hanya untuk memenuhi

syarat-syarat yang diwajibkan oleh institusi tertentu.

2. Fair Disclosure (Pengungkapan wajar)

Dalam konsep ini perusahaan melakukan pengungkapan wajar, tidak terlalu

detail tetapi tidak terlalu minim.

3. Full Disclosure (Pengungkapan penuh)

Dalam konsep ini perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang

berkaitan dengan laporan keuangannya yang menggambarkan keadaan

perusahaan apa adanya. Informasi yang diberikan pada jenis ini biasanya

bersifat detail dan substansial.

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

18

Tabel 2.1 Disclosure Items

No Keterangan 1. Ikhtisar dan keuangan penting 2. Informasi harga saham tertinggi, terendah dan penutupan 3. Laporan dewan komisaris mengenai penilaian terhadap kinerja direksi

mengenai pengelolaan perusahaan. 4. Laporan dewan komisaris mengenai pandangan atas prospek usaha

perusahaan yang disusun oleh direksi 5. Laporan direksi mengenai kinerja perusahaan 6. Laporan direksi mengenai gambaran tentang prospek usaha. 7. Laporan direksi mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang telah

dilaksanakan perusahaan 8. Nama dan alamat perusahaan 9. Riwayat singkat perusahaan 10. Bidang dan kegiatan usaha perusahaan meliputi jenis produk dan atau jasa

yang dihasilkan 11. Struktur organisasi dalam bentuk bagan 12. Visi dan misi perusahaan 13. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota dewan komisaris 14. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota direksi 15. Jumlah karyawan, dan deskripsi pengembangan kompetensinya (missal:

aspek pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah dan akan dilakukan. 16. Uraian tentang pemegang saham dan presentase kepemilikannya. 17. Nama anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, presentase kepemilikan

saham, bidang usaha dan status operasi perusahan tersebut 18. Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham dari awal

pencatatan hingga akhir tahun buku serta nama bursa efek dimana saham perusahaan tersebut dicatatkan

19. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal 20. Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala

nasional maupun internasional 21. Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang/ kantor

perwakilan 22. Tinjauan operasi per segmen usaha 23. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja

keuangan tahun yang bersangkutan dengan yang sebelumnya 24. Prospek usaha dari perusahaan 25. Aspek pemasaran atas produk dan jasa perusahaan antara lain strategi

pemasaran dan pangsa pasar 26. Kebijakan dividendan tanggal serta jumlah dividen 27. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) 28. Tanggung jawab direksi atas laporan keuangan 29. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit 30. Tandatangan anggota direksi dan dewan komisaris 31. Informasi tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan 32. Ringkasan statistik keuangan untuk 3 - 5 tahun 33. Informsai tentang penelitian dan pengembangan

Sumber: Fitriani dan Dharma, 2007

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

19

2.1.7 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan besar atau kecilnya suatu perusahaan dan

merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik

suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digolongkan menjadi dua bagian

yaitu besar atau kecil perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi

dari pada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Dalam kaitannya mengenai

kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, sehingga auditor mungkin ragu

untuk mengeluarkan opini going concern pada perusahaan besar. Mutchler (1985)

menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern

pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar

dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya dari pada

perusahaan kecil (Warnida : 2011).

2.1.8 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan

untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta

lancarnya, untuk mengukur ini biasanya digunakan angka rasio sebagai berikut :

a. Modal kerja

Modal kerja merupakan selisih antara total aktiva dan utang lancar. Jumlah

modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan ini menjadi penelitian kreditor jangka

pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai dari sumber

dana jangka pendek. Makin besar angka modal kerja, semakin besar pula tingkat

proteksi kreditor jangka pendek, makin besar kepastian bahwa utang jangka

pendek akan dilunasi tepat waktu (Prastowo Dwi, Juliaty Rifka : 2002).

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

20

b. Current Ratio

Current Ratio adalah elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan

modal kerja dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total

aktiva lancar dan hutang lancar (Prastowo Dwi, Juliaty Rifka : 2002). Aktiva

lancar menggambarkan alat bayar dan asumsikan semua aktiva lancar benar-benar

bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancar menggambarkan yang

harus dibayar dan asumsikan semua hutang lancar benar-benar harus dibayar

(Prastowo Dwi, Juliaty Rifka : 2002).

c. Acid-Test Ratio

Pada rasio ini, pos persediaan dan persekot biaya dikeluarkan dari total

aktiva lancar, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva yang likuid saja yang akan

dibagi dengan utang lancar (Prastowo Dwi, Juliaty Rifka : 2002), Quick Ratio

dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi

kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediannya

(Prastowo Dwi, Juliaty Rifka : 2002).

d. Perputaran Piutang (Account Recievable Turnover)

Rasio perputaran piutang ini biasanya digunakan dalam hubungannya

dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberikan ukuran kasar tentang

seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas (Prastowo Dwi, Juliaty

Rifka : 2002).

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

21

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti (Tahun) Variabel

Hasil Penelitian Dependen Independen

Munthahiroh

(2013)

Opini audit going

concern

Perkara pengadilan,

Audit client tenure,

Reputasi auditor,

Ukuran perusahaan,

Disclosure, Opini

Audit tahun

sebelumnya, Audit

lag

Opini Audit tahun

sebelumnya

berpengaruh

positif terhadap

pemberian opini

audit going

concern.

Perkara

pengadilan, Audit

client tenure,

Reputasi auditor,

Ukuran

peusahaan,

Disclosure dan

Audit lag tidak

berpengaruh

terhadap

pemberian opini

audit going

concern.

Mayadica Rossa

Arsianto

(2013)

Opini Audit going

concern

Reputasi KAP,

Disclosure, Audit

tenure, Ukuran

perusahaan, Opini

audit tahun

sebelumnya

Reputasi KAP,

Disclosure tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penerimaan opini

audit going

concern

Audit tenure,

Ukuran

perusahaan, Opini

audit tahun

sebelumnya

berpengaruh

signifikan

terhadap

penerimaan opini

audit going

concern

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

22

Peneliti (Tahun) Variabel

Hasil Penelitian Dependen Independen

Komang

Anggita

Verdiana

(2013)

Opini audit going

concern

Reputasi auditor,

Disclosure, Audit

client tenure

Disclosure

berpengaruh

positif terhadap

kemungkinan

pengungkapan

opini

Reputasi auditor,

Audit client tenure

tidak berpengaruh

terhadap

kemungkinan

pengungkapan

opini audit going

concern.

Junaidi dan

Hartono

(2010)

Auditor-client

tenure, reputasi

auditor,

disclosure,

ukuran

perusahaan

Opini audit

sebelumnya

Auditor-client

tenure, reputasi

auditor, disclosure

berpengaruh

signifikan

terhadap opini

going concern,

namun ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap opini

going cencern

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

23

H2 (+)

H3 (-)

H4 (-)

H5 (-)

2.2 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh reputasi KAP, disclosure,

ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern.

Kerangka pemikiran yang diajukan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap opini

audit going concern

Craswell et al., (1985) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan

bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki

afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasional-lah yang memiliki kualitas

yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat

dikaitkan dengan kualitas seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya

peer review De Angelo (1981 dalam Dewayanto 2011) mengatakan bahwa

peningkatan kualitas audit akan mempertinggi skala Kantor Akuntan Publik yang

juga akan berpengaruh pada klien dalam memilih Kantor Akuntan Publik. Ukuran

KAP berhubungan positif dengan kualitas auditor.

Penerimaan Opini Audit

Going concern

Reputasi KAP

Disclosure

Ukuran Perusahaan

Likuiditas

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

24

Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010), Dewayanto

(2011), dan Foroghi (2012), menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara

reputasi KAP dengan opini audit going concern. Junaidi dan Hartono (2010),

Muttaqin dan Sudarno (2012), Foroghi (2012) berhasil membuktikan bahwa

reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.

Hubungan reputasi KAP dengan opini going concern adalah positif

dimana KAP bereputasi baik cenderung akan menerbitkan opini going concern

apabila auditor yakin klien mendapat masalah yang berkaitan dengan going

concern. Selain itu menurut Choi et al., (2010) KAP besar seperti big four

menyediakan mutu audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan KAP kecil yang

belum mempunyai reputasi.

H1: Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh positif terhadap

penerimaan opini audit going concern.

2.3.2 Pengaruh Disclosure terhadap opini audit going concern

Disclosure adalah pengungkapan atau pemberian informasi oleh

perusahaan, baik yang positif maupun negatif yang akan mempengaruhi atas suatu

keputusan investasi. Semakin tinggi disclosure levelyang dilakukan perusahaan,

maka semakin banyak pula informasi yang ada (Almilia dan Retrinasari 2007)

Lennox (2000) menyebutkan bahwa pemimpin perusahaan lebih sering tidak

mengungkapkan informasi bad news mengenai perusahaan ketika auditor

menerima opini unqualified. Disclosure yang memadai atas informasi laporan

keuangan dapaat mengurangi litigation risk, dalam penelitian yang dilakukan

pengungkapan sesuai dengan standar pengungkapan cenderung menerima clean

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

25

opinion, dan perusahaan yang mengungkapkan lebih sedikit informasi akuntansi

cenderung mendapatkan opini qualified dan auditor (Gaganis dan Pasiouras,

2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Haron et al., (2009), Junaidi dan Hartono

(2010), Astuti dan Darsono (2012), dan Sari (2012) membuktikan bahwa

disclosure berpengaruh negatif terhadap penerimaaan opini going concern. Hasil

penelitian yang dilakukan Haron et al., (2009), Junaidi dan Hartono (2010) dan

Sari (2012) adalah disclosure berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini

going concern.

Hubungan yang terjadi antara disclosure dengan opini going concern

adalah apabila perusahaan merasa cukup baik kinerja keuangan perusahaannya

maka akan semakin banyak pengungkapan yang dilakukan untuk menunjukkan

kepada masyarakat citra baiknya namun ketika perusahaan mendapatkan opini

going concern atau perusahaan akan lebih sedikit melakukan pengungkapan

karena tidak ingin masyarakat terlalu banyak tahu mengenai kinerja perusahaan

yang sedang buruk.

H2 : Disclosure berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern

2.3.3 Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan, dan

kapitalisasi pasar. Jika semakin besar total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar

maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dari ketiga variabel di atas, nilai

aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan

penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan, sehingga penelitian ini

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori ...repository.ump.ac.id/149/3/BAB II ~ Fanik Dwi Irjibiayuni.pdf4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report) Pendapat tidak

26

menggunakan besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan sebagai proxy dari

ukuran perusahaan. Bukti empiris menemukan bahwa ada hubungan negatif antara

ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit going concern. Mutchler et al.,

(1985) dalam Santosa sejalan dengan penelitian (Aiisiah,2012) serta Arsianto

(2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap

penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan penjelas tersebut, maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut :

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.

2.3.4 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap opini audit going concern

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimilikinya (Warnida,

2011). Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Quick Ratio

karena persediaan kemungkinan dapat mengalami kerusakan, usang, atau hilang

sehingga tidak dapat digunakan untuk melunasi hutang kepada kreditor. Makin

kecil Quick Ratio maka perusahaan dianggap kurang likuid sehingga tidak dapat

melunasi kewajiban lancarnya oleh karena itu, auditor kemungkinan cenderung

memberikan opini audit going concern. Hal ini dapat dijelaskan bahwa makin

kecil likuiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga

opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern. Sebaliknya

semakin besar likuiditas, perusahaan semakin mampu melunasi kewajiban jangka

pendeknya (Warnida, 2011).Menurut (Warnida, 2011), mengatakan bahwa rasio

likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Sejalan dengan hasil yang diteliti menurut (Juandini, 2010) serta (Arma, 2013).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

H4 : Rasio Likuiditas berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.

Analisis Pengaruh Reputasi ..., Fanik Dwi Irjibiayuni, F. Ekonomi UMP, 2015.