bab ii kajian pustaka a. landasan teorirepository.ump.ac.id/5004/3/bab ii.pdf · pembelajaran...

24
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Istilah matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat. Banyak definisi matematika yang dikemukakan oleh berbagai ahli. Salah satunya adalah pengertian matematika menurut Hariwijaya. Hariwijaya mengemukakan bahwa: Pada umumnya orang hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung, yang secara informal dapat diartikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh oleh bilangan- bilangan bulat 0, 1, 2, 3,…, dan seterusnya, melalui berbagai operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi (Hariwijaya, 2009: 29). Namun demikian Hariwijaya mendefinisikan matematika sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Maka secara informal matematika dapat pula disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka. Matematika merupakan ilmu yang sangat luas, dapat dikatakan setiap manusia tidak bisa lepas dari ilmu matematika dalam segala segi kehidupannya. Ketika seseorang melakukan transaksi jual-beli, maupun melihat jam sadar ataupun tidak seseorang sedang menggunakan ilmu matematika. Pembelajaran matematika diawali dengan penanaman konsep yang kebanyakan dimulai dari jenjang sekolah terutama SD. 8 Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Upload: leduong

Post on 03-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat.

Banyak definisi matematika yang dikemukakan oleh berbagai ahli.

Salah satunya adalah pengertian matematika menurut Hariwijaya.

Hariwijaya mengemukakan bahwa:

Pada umumnya orang hanya akrab dengan satu cabang

matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung,

yang secara informal dapat diartikan sebagai ilmu tentang

berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh oleh bilangan-

bilangan bulat 0, 1, 2, 3,…, dan seterusnya, melalui berbagai

operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi (Hariwijaya, 2009:

29).

Namun demikian Hariwijaya mendefinisikan matematika

sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan

dan ruang. Maka secara informal matematika dapat pula disebut sebagai

ilmu tentang bilangan dan angka.

Matematika merupakan ilmu yang sangat luas, dapat dikatakan

setiap manusia tidak bisa lepas dari ilmu matematika dalam segala segi

kehidupannya. Ketika seseorang melakukan transaksi jual-beli, maupun

melihat jam sadar ataupun tidak seseorang sedang menggunakan ilmu

matematika. Pembelajaran matematika diawali dengan penanaman

konsep yang kebanyakan dimulai dari jenjang sekolah terutama SD.

8

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

10

b. Langkah Pembelajaran Matematika di SD

Pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan sembarangan

agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. secara umum terdapat 4

tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi pelajaran

matematika di dalam pembelajaran menurut Tim Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar (2011: 1), yaitu:

1) Penanaman Konsep

Merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan

dipelajari siswa. Pembelajaran pada tahap ini bertujuan untuk

mengenalkan siswa konsep yang akan dipelajari, pengajaran

memerlukan penggunaan benda konkrit sebagai alat peraga. Pada

tahap penanaman konsep meupakan jembatan dari kemampuan

kognitif siswa yang masih kongkrit menuju konsep baru

matematika yang abstrak (Heruman 2007: 3).

2) Pemahaman Konsep

Merupakan tahap lanjutan setelah konsep ditanamkan pada tahap

penanaman konsep. Pada tahap ini penggunaan media mulai

dikurangi, media yang digunakan mulai menuju semi kongkrit dan

pada akhirnya tidak digunakan apabila dirasa sudah tidak diperluka

lagi. Tujuan dari tahap pemahaman konsep adalah agar siswa lebih

memahami dan mematangkan konsep yang telah diterimanya dan

siap untuk membina ketrampilan dari konsep yang siswa miliki.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

11

3) Pembinaan Ketrampilan

Yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan

pemahaman konsep. Merupakan tahap yang tidak boleh

terlewatkan dalam membina pengetahuan siswa. Pada tahapan ini

pembelajaran tidak lagi menggunakan media pembelajaran, proses

pembelajaran dilakukan dengan latihan-latihan terkait dengan

materi yang sudak diajarkan.

4) Penerapan Konsep

Tahapan terakhir adalah penerapan konsep, yaitu tahap penerapan

konsep yang sudah dikuasai siswa. Pada tahap ini siswa diharapkan

mampu menerapkan kosnsep yang telah dikuasainya ke dalam

bentuk soal-soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari.

Agar kreatifitas dan kompetensi siswa dalam pembelajaran

matematika terutama di SD dapat berkembang dengan baik, maka

sebagai seorang guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang

efektif dan efisien sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan di

atas. Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru

dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar dapat bertahan

lama, sehingga dapat melekat dalam pola pikir siswa. Selanjutnya

konsep yang sudah dipahami siswa harus terus dibina agar ketrampilan

siswa meningkat. Pada akhirnya apa yang sudah dipelajari siswa akan

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

12

2. Karakteristik Siswa SD

Sekolah merupakan salah satu pusat pendidikan bagi setiap

manusia untuk menuntut ilmu dalam hal ini adalah siswa. Setiap siswa

pada jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai

perguruan tinggi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masa SD

berlangsung dari usia enam tahun sampai kurang lebih dua belas tahun,

pada usia tersebut anak sudah siap untuk bersekolah dan menerima

kecakapan-kecakapan baru. Masa usia sekolah sebagai masa intelektual

atau masa keserasian bersekolah, menurut Suryobroto dalam Djamaran

(2008: 124).

Masa usia sekolah membuat peserta didik lebih mudah

mendapatkan pembelajaran. Pada masa keserasian bersekolah peseta

didik relatif lebih mudah di didik daripada masa sebelum dan

sesudahnya, hal tersebut dikemukakan oleh Suryobroto dalam

Djamarah (2008:124). Masa tersebut diperinci menjadi dua fase, yaitu

masa kelas-kelas rendah dan kelas tinggi.

a. Masa Kelas-Kelas Rendah SD

Beberapa sifat khas peserta didik pada masa kelas-kelas rendah

antara lain:

1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

2) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-

peraturan permainan yang tradisional.

3) Ada kecenderungan memuji sendiri.

4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau

hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

13

5) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu

dianggapnya tidak penting.

6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8) anak menghendaki

nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah

prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

b. Masa Kelas-Kelas Tinggi SD

Beberapa sifat khas peseta didik pada masa kelas-kelas tinggi

antara lain:

1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang

konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk

membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

2) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

3) Menjelang akhir tahun masa ini telah ada minat terhadap hal-

hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan

sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.

4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau

orang-orang dewasa lainnya.

5) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam

permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan

permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan

sendiri.

Setiap anak juga akan mengalami tahapan pekembangan

kognitif. Secara kronologis ada empat tahapan pekembangan intelektual

anak berdasakan teori yang dikemukakan oleh Piaget dalam Rahyubi

(2012: 126). Urutan tahapan ini tetap bagi setiap orang, akan tetapi usia

kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat

tahap dimaksud adalah tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap

operasional konkrit, dan tahap operasional formal. Berdasarkan tahapan

perkembangan yang dipaparkan oleh Piaget, tahapan perkembangan

anak SD berada pada tahap perkembangan operasional kongkrit.

Tahap operasional kongkrit terjadi pada usia 7-12 tahun. Tahap

ini dicirikan dengan anak dapat mengembangkan pikiran logis. Tingkat

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

14

operasional kongkrit merupakan permulaan berpikir rasional, hal

tersebut berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat

diterapkannya pada masalah-masalah kongkrit (Sagala 2012: 27).

Operasi-operasi ini kongkrit bukan operasi-opeasi formal, anak belum

dapat berurusan dengan materi abstrak. Ciri-ciri tahap operasional

kongkrit menurut Rahyubi (2012: 132-133) antara lain:

1) Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh

Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan

secara menyeluruh peihal ingatan, pengalaman, dan obyek

yang dialami.

2) Melihat dari berbagai macam segi

Anak mulai dapat melihat suatu obyek atau persoalan secaa

sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya.

3) Serasi

Poses serasi adalah proses mengatur unsur-unsur berdasarkan

semakin besar atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Menurut

Piaget, bila seorang anak telah dapat membuat suatu serasi,

maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk

membuat serasi selanjutnya.

4) Klarifikasi

Menurut Piaget, bila anak yang berumur 3 tahun dan 12 tahun

diberi bermacam-macam obyek dan disuruh membuat

klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa

kemungkinan yang terjadi.

5) Bilangan

Dalam percobaan Piaget, pada tahap operasional kongkit, anak

sudah dapat mengerti soal korespondensi dan kekekalan

dengan baik. Dengan perkembangan ini berarti konsep tentang

bilangan bagi anak telah berkembang.

6) Ruang, waktu, dan kecepatan

Pada umur 7 atau 8 tahun seorang anak sudah mengerti tentang

urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu benda. Pada

umur 8 tahun anak sudah dapat mengerti relasi urutan waktu

dan juga koordinasi dengan waktu. Pada umur 10 atau 11

tahun, anak sadar akan konsep waktu dan kecepatan.

7) Probabilitas

Pada tahap ini, pengertian probabilitas adalah suatu

perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang

mulai terbentuk.

8) Penalaran

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

15

Dalam pembicaran sehari-hari, anak pada tahap ini jarang

berbicara dengan suatu alasan, tetapi lebih mengatakan apa

yang tejadi. Pada tahap ini, menurut Piaget masih ada kesulitan

dalam melihat persoalan secara menyeluruh.

9) Egosentrisme dan Sosialisme

Pada tahap ini, anak sudah tidak egosentris dalam

pemikirannya. Siswa sadai bahwa orang lain mempunyai

pikiran lain.

Siswa yang berada pada tahap operasional kongkrit biasanya

telah mengalami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit.

Dapat dikatakan siswa sudah bisa menggunakan logika, tetapi hanya

berkaitan dengan obyek fisik atau benda konkrit yang ada.

3. Media Pembelajaran

a. Pengetian Media Pembelajaran

Media pembelajan merupakan salah satu instrumen dalam

proses pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru

menyampaikan materi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin

“medium” yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara

sumber pesan dengan penerima pesan. Heinich mencontohkan media

ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak, komputer, dan

instruktur (Susilana dan Riyana, 2011: 6).

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana komunikasi.

Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima

informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya

menurut (Sanjaya 2012:57). Media adalah bagian yang tidak dapat

terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

16

khususnya (Arsyad 2007:2-3). Penggunaan media secara kreatif

akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih

banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan

meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai

dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.

Berbagai pengertian terkait media pembelajaran yang

dikemukakan oleh ahli mengenai media pembelajaran secara umum

memiliki kesamaan. Dari berbagai pengertian tersebut kemudian

Arsyad (2007: 6-7) menjelaskan beberapa batasan tentang media

pembelajaran, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang tekandung

pada setiap batasan:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa

ini dikenal sebagai hadwere (perangkat keras), yaitu sesuatu

benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan

pancaindra.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisisk yang

dikenal sebagai softwere (perangkat lunak), yaitu

kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang

merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan

audio.

4) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan

interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

5) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misal:

radio, televisi), kelompok besar dna kelompok kecil (misal

film, slide, video, OHP), atau peroangan (misal: modul,

komputer, radio tape/kaset, vidio recorder).

6) Sikap, perbuatan, organisasi, stategi, dan manajemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Dari pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

17

digunakan oleh guru sebagai alat peraga untuk menyampaikan pesan.

Tujuan dari digunakannya media pembelajaran adalah membantu

guru dalam mengkongkritkan konsep yang abstrak sehingga siswa

lebih mudah memahami konsep tesebut dan pada akhirnya tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pembelajaran. Melalui media proses pembelajaran menjadi lebih

menarik selain itu penggunaan media pembelajaran dapat memberi

gambaran secara lebih nyata bagi siswa. Adapun manfaat media

pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2011: 9) antara lain:

1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya

indera.

3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

murid dengan sumber belajar.

4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat

dan kemampuan visual, auditori, & kinestetiknya.

5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Media memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar.

Beikut ini manfaat media menurut Sanjaya (2012:70-72):

1) Menangkap objek atau peristiwa-peristiwa

tertentu.Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang

langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam

melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat

disimpulkan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu.

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan

bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

18

sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan

verbalisme.

3) Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik.

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar

peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat lebih

meningkat.

Dari manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran membantu guru mengatasi kesulitan yang kerap

didapatkan dalam pembelajaran. Guru terbantu untuk menyampaikan

materi pembelajaan yang terlalu abstrak, selain itu dengan

menggunakan media pembelajaan proses pembelajaran akan lebih

efisien karena dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga

dan daya indra. Media yang digunakan juga dapat meningkatkan

gairah atau motivasi belajar siswa karena siswa dapat berinteraksi

dengan sumber belajar secara langsung. Pesan yang ingin

disampaikan juga tidak semata-mata melalui komunikasi verbal atau

penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak mudah bosan.

Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran apabila

terdapat media pembelajaran yang mendukungnya. Jadi, media

memiliki peran penting untuk menarik perhatian siswa agar tetap

fokus terhadap materi yang disampaikan. Media yang digunakan

juga dapat mempertahankan situasi dan kondisi belajar yang nyaman

dan terkendali.

Fungsi utama media pembelajaran adalah membantu guru untuk

menyampaikan meteri kepada siswa agar siswa dapat menguasai

meteri tersebut. Dengan demikian, pemilihan media pembelajaran

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

19

harus dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan dan tepat

untuk menyampaikan konsep kepada siswa.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki jenis yang sangat beragam.

Menurut bentuk penyajian dan cara penyajiannya Susilana dan

Riyana (2011: 14) mendapatkan suatu format klasifikasi yang

meliputi tujuh kelompok media, yaitu: 1) kelompok kesatu; grafis,

bahan cetak, dan gambar diam, 2) kelompok kedua, media proyeksi

dian, 3) kelompok ketiga; media audio, 4) kelompok keempat; media

audio, 5) kelompok kelima; media gambar hidup/film, 6) kelompok

keenam; media telivisi, dan

7) kelompok ketujuh; multimedia.

Klasifikasi media tidak terbatas pada bentuk dan cara

penyajiannya. Media dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut

pandang. Klasifikasi media menurut Sanjaya (2012: 118-121) adalah

sebagai berikut:

1) Dilihat dari sifatnya, media dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara

b) Media visual, yaitu media yang dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

20

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat

dilihat

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

ke adalah:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak

seperti radio dan televisi

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu seperti film slide, vidio, dan lain sebagainya

3) Dilihat dari cara atau teknik pamakaiannya, media dapat dibagi

ke dalam:

a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe,

transparasi, komputer dan lain sebagainya

b) Media yang tidak dapat diproyeksikan sepeti gambar, foto,

lukisan, radio, dan lain sebagainya dan berbagai bentuk

media grafis lainnya

4) Dilihat berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya, media

dikelompokkan dalam:

a) Kelompok media grafis, bahan cetak dan gambar diam

b) Kelompok media proyeksi, yakni media visual yang

diproyeksikan atau media memproyeksikan pesan, dimana

hasi proyeksinya beregerak atau memiliki unsur gerak

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

21

c) Kelompok media audio adalah media yang penyampaian

pesannya hanya melalui pendengaran

d) Kelompok media audio visual diam, adalah media yang

penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan

penglihatan, namun gambar yang dihasilkannya adalah

gambar diam atau memiliki sedikit gerak

e) Kelompok film (motion picture), yaitu serangkaian gambar

diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga

memberi kesan hidup dan begerak

f) Media televisi, adalah media yang menyampaikan pesan

audiovisual dan gerak

g) Kelompok multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian

dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang

membentuk suatu unit atau paket

Berdasarkan klasifikasi media yang telah dipaparkan di atas,

guru dapat memilih media yang paling sesuai dengan kegiatan

pembelajaan yang akan dilakukan. Masing-masing media memiliki

kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pemilihan media

pembelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru harus dapat

menyesuaikan kebutuhan pembelajaran dengan media yang tersedia.

Kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media

menurut Susilana dan Riyana (2011: 70-72), kriteria tersebut adalah

sebagai berikut:

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

22

1) Kesesuaian dengan tujuan (Instructional goals)

2) Kesesuaian dengan matei pembelajaran (Instructional)

3) Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran atau siswa

4) Kesesuaian dengan teori

5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas

pendukung, dan waktu yang tersedia

Lebih lanjut lagi guru sebaiknya memperhatikan dalam

penggunaan media agar pengunaan media benar-benar dapat

membantu guru menyampaikan pesan pembelajaran.

4. Puzzle

Puzzle merupakan kata asing yang sering digunakan oleh

masyaratat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:

1158), puzzle adalah “teka-teki”. Puzzle merupakan soal yang berupa

kalimat (cerita, gambar) yang dikemukakan secara samar-samar,

biasanya untuk permainan atau untuk mengasah pikiran. Gambar

adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua

dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran (Hamalik 1980: 57).

Secara umum puzzle dapat diartikan sebagai potongan-potongan

berupa kepingan tipis yang dapat dirangkai membentuk sebuah

gambar atau bentuk. Oleh karena itu, media puzzle termasuk kedalam

media gambar yang merupakan media visual karena hanya dapat

dicerna melalui indera penglihatan saja. Diantara berbagai jenis

media pembelajaran yang digunakan, puzzle adalah media yang

paling umum dipakai dan termasuk media pembelajaran yang

sederhana yang dapat digunakan di sekolah. Sebab puzzle disukai oleh

siswa, harganya relatif terjangkau dan tidak sulit mencarinya.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

23

Dunia anak adalah dunia bemain dan belajar. Anak-anak akan

lebih mudah menangkap ilmu apabila diberikan lewat permainan, jadi

anak-anak bisa sekaligus bermain dan belajar. Dunia anak-anak

terdapat berbagai jenis permainan, salah satu jenis permainan yang

bermanfaat bagi anak dan bersifat edukatif adalah puzzle. Puzzle

merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan

anak dalam merangkainya.

Apabila terbiasa bermain puzzle, anak juga akan terbiasa untuk

bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu.

Kepuasan yang didapat saat seorang anak menyelesaikan puzzle pun

merupakan salah satu pembangkit motifasi untuk mencoba hal-hal

yang baru baginya.

5. Materi Jaring-Jaring Bangun Ruang Sederhana

Jaring-jaring bangun ruang merupakan materi pembelajaran

matematika kelas V di SD yang menggunakan KTSP. Materi jaring-

jaring bangun ruang pada KTSP dapat dijumpai di semester 2 dengan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar

bangun

6.3 Menentukan jaring- jaring

berbagai bangun ruang

sederhana

Jaring-jaring bangun ruang merupakan gabungan dari beberapa

bangun datar yang dirangkai. Setiap jaring-jaring bangun ruang bisa

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

24

dibentuk menjadi suatu bangun ruang. Masing-masing bangun ruang

memiliki pola jaring-jaringnya sendiri. Satu jenis bangun ruang bisa

memiliki lebih dari satu jenis jaring-jaring bangun ruang.

Siswa dikenalkan dengan bebagai pola jaring-jaring bangun

ruang sederhana di kelas V semester 2. Bentuk jaring-jaring yang

diajarkan diantaranya jaring-jaring kubus, balok, prisma segitiga, limas

segitiga, limas segiempat, tabung dan kerucut.

Berikut ini merupakan berbagai pola-pola dari jaring-jaring bangun

ruang sedehana:

a. Jaring-Jaring Kubus

Gambar 2.1 Jaring-Jaring Kubus

b. Jaring-Jaring Balok

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

25

Gambar 2.2 Jaring-Jaring Balok

c. Jaring-Jaring Prisma Segitiga

Gambar 2.3. Jaring-Jaring Prisma Segitiga

d. Jaring-Jaring Limas Segitiga

Gambar 2.4. Jaring-Jaring Limas Segitiga

e. Jaring-Jaring Limas Segiempat

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

26

Gambar 2.5. Jaring-Jaring Limas Segiempat

f. Jaring-Jaring Tabung

Gambar 2.6 Jaring-Jaring Tabung

g. Jaring-Jaring Kerucut

Gambar 2.7 Jaring-Jaring Kerucut

6. Pembelajaran Kooperatif

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

27

Metode pembelajaran kooperatif saat ini sudah tidak asing lagi,

dan telah banyak diaplikasikan dalam poses pendidikan. Slavin (2005:

4) mejelaskan arti dari pembelajaran kooperatif, yaitu:

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajai materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para

siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan

dam berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman

masing-masing.

Pembelajaran kooperatif secara umum mungkin sama dengan

kerja kelompok. Akan tetapi, tidak semua kerja kelompok dianggap

pembelajaran kooperatif. Roger dan David Jonhson dalam Lie (2008:

31) menjelaskan lima unsur yang harus ada dalam pembelajaran

kooperatif, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

b. Tanggung jawab perseorangan

c. Tatap muka

d. Komunikasi antaranggota

e. Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai teknik, salah

satunya adalah think pair squere. Teknik think pair square membuat

siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa dalam satu

kelompok. Menurut Lie (2008: 57) teknik belajar mengajar berpikir-

berpasangan-berempat dikembangkan Spencer Kagan (Think-Pair-

Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperatif learning.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

28

Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri

serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari

teknik ini adalah optimalisasi partisispasi siswa. dengan metode

klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan

membagikan hasilnya untuk seluuh kelas, teknik think pair

square ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih

banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukan

partisispasi mereka kepada orang lain. Teknik ini bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan anak

didik (Anita Lie 2008: 57).

Pembelajaran kooperatif tipe think pair square membuat siswa

belajar dalam kelompok dan berdiskusi dengan teman kelompoknya.

Namun, sebelum berdiskusi siswa juga diberi kesempatan untuk belajar

sendiri. Setelah berdiskusi, hasil dari diskusi tersebut kemudian

dipresentasikan di depan kelas.

B. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang diperoleh dijadikan pula

pertimbangan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Berikut

penelitian yang dilakukan oleh:

1. Huda Fitriani, Neneng Ta‟suah, Wulan Adiarti (2014) tentang

“Penggunaan Media Puzzle Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan

Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 5-6 Tahun (Studi Deskriptif

Kuantitatif di TK PGRI 25 Karangreo Semarang” yang menyimpulkan

bahwa penggunaan media puzzle tiga dimensi memberikan peningkatan

terhadap kecerdasan visual spasial anak usia 5-6 tahun. Kecerdasan

visual spasial anak meningkat setelah anak diberikan perlakuan

menggunakan puzzle tiga dimensi. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

29

perhitungan peningkatan kecerdasan visual spasial sebesar 8%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan media puzzle tiga dimensi

pada penelitian ini efektif dalam meningkatkan kecerdasan visual

spasial anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak.

2. Vinalisa Okky Hidayati (2014) yang bejudul “ Peningkatan

Pembelajaran Bangun Datar Melalui Media Puzzle Pada Siswa Sekolah

Dasar” yang menyimpulkan bahwa penggunaan media puzzle pada

mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar di kelas II SD Negeri

Kemandungan 03 Tegal terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa, serta performansi guru selama proses pembelajaran. Hal

ini ditandai dengan perolehan persentase aktivitas dan hasil belajar

siswa, serta perolehan nilai performansi guru yang mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya.

Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas terdapat persamaan antara

kedua penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Persamaan yang dimaksud meliputi hasil identifikasi awal dimana

kurangnya penggunaan media pembelajaran, sehingga mengakibatkan siswa

merasa bosan terhadap proses pembelajarannya dan media pembelajaran

puzzle yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran telah

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berbeda dengan kedua

penelitian di atas, media puzzle dikembangkan oleh peneliti menjadi media

untuk materi puzzle jaring-jaring bangun ruang di kelas V Sekolah Dasar

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

30

C. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran matematika masih dianggap mata pelajaran yang

sulit bagi siswa SD. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran matematika

yang abstrak. Dibutuhkan langkah yang tepat agar siswa dapat memahami

materi pelajaran matematika. Materi matematika yang kebanyakan

merupakan bentuk abstrak akan lebih mudah apabila dalam mengajarkan

dibantu dengan media pembelajaran yang lebih kongkrit. Hal tersebut

mengingat tahap pekembangan siswa SD adalah tahapan perkembangan

operasional kongkrit.

Tahap berpikir siswa sekolah dasar usia tujuh sampai dua belas

tahun adalah tahap operasional kongkret, sehingga logika berpikir siswa

merupakan manipulasi dari objek atau benda kongkret. Objek kongkit

tersebut berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan

oleh guru sehingga siswa akan lebih cepat memahami materi yang

diberikan. Selain itu, kerucut pengalaman Edgar Dale mengemukakan

bahwa siswa akan lebih mengingat pelajaran apabila semua siswa

melakukan sesuatu (what they do).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dibeberapa sekolah di

Kabupaten Banyumas, media pembelajaran yang digunakan pada materi

jaring-jaring bangun ruang masih sangat sederhana. Media tersebut terbuat

dari kertas dan hanya bisa digunakan untuk satu kali pembelajaran. Selain

itu, dalam pembelajaran siswa tidak bisa aktif menemukan sendiri konsep

berbagai pola jaring-jaring bangun ruang. Maka dari itu peneliti bermaksud

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

31

mengembangkan media jaring-jaring bangun ruang menggunakan puzzle.

Media puzzle jaring-jaring bangun ruang nantinya dapat digunakan berulang

kali karena terbuat dari bahan yang lebih awet. Selain itu, media puzzle

jaring-jaring bangun ruang dapat memudahkan guru untuk menanamkan

konsep kepada siswa, lebih lanjut lagi siswa dapat aktif dalam

pembelajaran. Hal tersebut karena siswa akan mencari sendiri berbagai pola

jaring-jaring bangun ruang menggunakan media puzzle jaring-jaring bangun

ruang.

Media yang dikembangkan melalui proses validasi ahli. Setelah

proses validasi selesai dan tidak ada lagi revisi, media diuji cobakan pada

siswa kelas V SD. Diharapkan dengan adanya media pembelajaran puzzle

jaring-jaring bangun ruang prestasi belaja siswa dapat meningkat. Berikut

bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini:

1. Tahap perkembangan kognitif

siswa SD

2. Kerucut pengalaman Edgar

Dale

Hasil

Observasi

Awal

Evaluasi

Pengembangan Media

Puzzle Jaring-Jaring

Bangun Ruang

Validasi Revisi

Layak/ tidak

layak

Digunakan dalam

poses

pembelajaran

Prestasi Belajar

Meningkat

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/5004/3/BAB II.pdf · Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ... Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana

32

Gambar 2.8 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasakan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Media puzzle jaring-jaring bangun ruang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran matematika materi jaring-jaring bangun ruang.

2. Pengembangan media puzzle jaring-jaring bangun ruang layak

digunakan dalam pembelajaran matematika materi jaring-jaring

bangun ruang.

3. Prestasi belajar siswa meningkat setelah menggunakan media

pembelajaran puzzle jaring-jaring bangun ruang.

4. Respon guru dan respon siswa baik terhadap pembelajaran

menggunakan media puzzle jaring-jaring bangun ruang pada

pembelajaran matematika.

Pengembangan Media Matematika..., Ida Alfiana Choeron,FKIP, UMP, 2016