bab i pendahuluan - uin bantenrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/bab 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 bab...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam sepakat bahwa Al-Qur’an adalah sumber hukum dan dalil hukum utama yang di turunkan oleh Allah SWT, dan wajib di amalkan oleh manusia. Seorang mujtahid tidak dibenarkan menjadikan dalil lain sebagai hujjah. (landasan hukum) sebelum ia membahas dan meneliti ayat Al-Qur’an. Apabila suatu masalah yang ia cari tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, maka barulah ia mempergunakan dalil lain. 1 Hukum Islam bertujuan untuk mewujudkan kebaikan hidup yang hakiki. Semua yang menjadi kepentingan hidup manusia harus diperhatikan. Kepentingan-kepentingan hidup manusia dapat dibagi tiga: yaitu kepentingan primer atau kepentingan pokok (al-dharuriyah), kepentingan sekunder 1 Suparman Usman, Hukum Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 42

Upload: others

Post on 02-Sep-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam sepakat bahwa Al-Qur’an adalah sumber

hukum dan dalil hukum utama yang di turunkan oleh Allah

SWT, dan wajib di amalkan oleh manusia. Seorang mujtahid

tidak dibenarkan menjadikan dalil lain sebagai hujjah.

(landasan hukum) sebelum ia membahas dan meneliti ayat

Al-Qur’an. Apabila suatu masalah yang ia cari tidak

ditemukan dalam Al-Qur’an, maka barulah ia

mempergunakan dalil lain.1

Hukum Islam bertujuan untuk mewujudkan kebaikan

hidup yang hakiki. Semua yang menjadi kepentingan hidup

manusia harus diperhatikan. Kepentingan-kepentingan hidup

manusia dapat dibagi tiga: yaitu kepentingan primer atau

kepentingan pokok (al-dharuriyah), kepentingan sekunder

1 Suparman Usman, Hukum Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2001), h. 42

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

2

atau yang tidak termasuk kepentingan pokok (al-hajiyat), dan

kepentingan tertier atau kepentingan pelengkap, penyempurna

(al-tahsiniyat atau al-kamliyah).2

Allah SWT menciptakan manusia dengan karakter

saling membutuhkan antara sebagian mereka dengan sebagian

yang lain. Tidak semua orang memiliki apa yang

dibutuhkannya, akan tetapi sebagian orang memiliki sesuatu

yang orang lain tidak memiliki namun membutuhkannya.

Sebaliknya, sebagian orang membutuhkan sesuatu yang orang

lain telah memilikinya. Karena itu Allah SWT mengilhamkan

mereka untuk saling tukar menukar barang dan berbagai hal

yang berguna, dengan cara jual beli dan semua jenis interaksi,

sehingga kehidupan pun menjadi tegak dan rodanya dapat

berputar dengan limpahan kebajikan dan produktivitasnya.3

Dalam kehidupan bermuamalah, Islam telah

memberikan garis kebijaksanaan perekonomian yang jelas.

Transaksi bisnis merupakan hal yang sangat diperhatikan dan

2 Suparman Usman, Hukum Islam. h. 67

3 Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam (Surakarta: Era

Intermedia, 2007), hal. 354

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

3

dimuliakan oleh Islam. Perdagangan yang jujur sangat disukai

oleh Allah dan Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang-

orang yang berbuat demikian. Perdagangan bisa saja

dilakukan oleh individual atau perusahaan dan berbagai

lembaga tertentu yang serupa.

Upaya mengantisipasi terjadi kecurangan-kecurangan

dalam jual beli, baik yang berbentuk eksploitasi, pemerasan,

monopoli maupun bentuk kecurangan lainnya, tidak

dibenarkan oleh Islam karena hal tersebut jelas bertentangan

dengan jiwa syari’at Islam.

Jual beli merupakan kegiatan yang sudah sangat lama

dikenal dan dilakukan oleh masyarakat. Pada awalnya bentuk

jual beli adalah barter yaitu pertukaran barang dengan

barang. Kemudian berkembang menjadi jual beli yaitu

pertukaran barang dengan uang yang lebih dikenal dengan

istilah jual beli.

Kegiatan jual beli merupakan suatu yang telah

dianjurkan dan dibolehkan untuk dilakukan oleh manusia

dalam sarana pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena itu,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

4

jual beli mempunyai landasan yang sangat kuat di dalam al-

Qur‟an dan al-Hadis.

Allah telah menghalalkan jual beli, karena dalam jual

beli ada pertukaran dan pergantian, yaitu dengan adanya

barang yang mungkin bertambah harganya pada masa

mendatang. Allah telah mengharamkan riba di samping

memang dalam nash al-Qur‟an sudah jelas dan banyak sekali

yang mengancam kegiatan melakukan riba, riba juga antara

lain menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesama

manusia, misalnya dengan cara utang piutang atau

menghilangkan faedah utang piutang sehingga riba lebih

cenderung memeras dari pada menolong orang miskin.

Seiring dengan berjalannya waktu dengan

perkembangan-perkembangan yang terjadi, manusia dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, permasalahan

jual beli semakin banyak dan dalam pelaksanaannya berbeda-

beda. Seperti halnya jual beli yang dilakukan oleh

peternak/penjual ayam potong di wilayah Anyer, kecamatan

Anyer kabupaten Serang. Jual beli yang dilakukan oleh

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

5

mereka terkadang menggunakan sistem oper nota. Sistem ini

juga kerap dilakukan oleh penjual ayam di pasar-pasar,

khususnya Pasar Baru Anyer.

Ayam potong yang merupakan jenis ayam broiler atau

yang disebut juga ayam ras pedaging adalah jenis ras

unggulan hasil persilangan dari bangsa ayam yang memiliki

daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi

daging ayam. Ayam potong yang merupakan hasil

perkawinan silang dan sistem berkelanjutan sehingga mutu

genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan

muncul secara maksimal apabila ayam tersebut diberikan

faktor lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang

berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta

perawatan kesehatan dan pencegahan yang baik.4

Sistem oper nota adalah cara yang sering dilakukan

oleh para pengusaha/penjual ayam manakala mereka menjual

ayam potong kepada pedagang ayam yang lain misalnya di

pasar-pasar dengan cara delivery order dan mengambil

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_broiler, diakses pada tanggal 24

September 2018 pukul 21.35 WIB.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

6

keuntungan yang lebih sedikit. Akan tetapi berat ayam

tersebut tidak ditimbang ulang kembali. Dikarenakan para

penjual ayam potong enggan menanggung resiko untuk

menimbang lagi berat ayam yang ia beli dari pusat (kulakan),

sehingga mereka menggunakan sistem oper nota. Sebenarnya

system ini tidak menjamin pembeli ayam tersebut merasa

rugi, akan tetapi apabila si pembeli ayam tersebut melakukan

pembelian (kulak) ayam potong pada sore atau malam hari,

dan dijual pada keesokan harinya maka pembeli ayam

tersebut merasa rugi, dikarenakan ayam-ayam tersebut telah

membuang kotorannya dan berkurang beratnya. Sehingga

ketika si pembeli ayam tersebut akan menjual lagi ayamnya di

keesokan harinya maka ayam tersebut sudah berkurang

beratnya (susut). Hal inilah yang sering kali membuat

pedagang kecil di pasar mengalami kerugian karena

berkurang beratnya. Sebagai contoh misalnya Pak Didi

membeli ayam kepada salah satu Pusat penjualan ayam

potong di wilayah Wangon sebanyak 105 kg, Pak Didi

berjualan ayam di salah satu kios Pasar Ajibarang yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

7

letaknya tidak terlalu jauh. Akan tetapi Pak Didi membeli

ayam tersebut dengan cara oper nota, harga ayam tersebut

dari Pusat misalnya Rp. 20.000,- dan dijual ke pak Didi

seharga Rp. 20.500,- dalam arti tidak mengambil keuntungan

terlalu banyak dikarenakan berat ayam tersebut tidak

ditimbang kembali. Pada saat keesokan harinya, Pak Didi

mulai memotong ayam yang telah dibelinya semalam. Seiring

waktu berjalan ayam tersebut akan semakin berkurang

beratnya. Yang semula 105 kg jika ditimbang ulang menjadi

100 kg. Maka disitulah terkadang penjual ayam merasa rugi.5

Salah satu prinsip di bidang ekonomi adalah mencari

keuntungan sebanyak mungkin dengan pengorbanan atau

pengeluaran yang sekecil-kecilnya. Beberapa pelaku usaha

sangat menjunjung tinggi prinsip ini, sehingga demi

memperoleh keuntungan yang besar, mereka akan melakukan

perbuatan-perbuatan yang merugikan konsumen. Keinginan

pelaku usaha untuk meraup keuntungan yang sebanyak-

5 Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan

Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,

2018).

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

8

banyaknya dapat mendorong pelaku usaha untuk berbuat

curang, baik melalui berbagai kiat promosi yang memikat

konsumen, cara penjualan dan penerapan perjanjian standar

yang cenderung lebih melindungi pelaku usaha dan dapat

merugikan konsumen. Kecenderungan pelaku usaha untuk

berbuat curang menjadikan kedudukan pelaku usaha dan

konsumen tidak seimbang dan menempatkan konsumen

dalam posisi lemah. Salah satu faktor utama yang

menyebabkan lemahnya kedudukan konsumen adalah karena

rendahnya tingkat kesadaran konsumen mengenai hak-

haknya. Kerugian yang dialami konsumen tidak selalu terjadi

karena perbuatan curang yang dilakukan oleh pelaku usaha,

namun juga dapat terjadi karena kesalahan konsumen sendiri

yang disebabkan karena ketidaktahuan konsumen terhadap

suatu produk. Maka dari itu diperlukan adanya seperangkat

aturan hukum mengenai perlindungan konsumen.6

Di Indonesia yang menjadi sumber hukum

perlindungan konsumen adalah Undang-undang Nomor 8

6 www.jurnalhukum.com diakses pada tanggal 18 Oktober 2018,

Pukul : 11.49

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

9

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Perlindungan

konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang

atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pelaku usaha

adalah setiap orang perongan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri

maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Perlindungan

konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,

keamanan, dan keselamatan konsumen serta kepastian

hukum.7

Undang-undang ini menjelaskan bahwa hak konsumen

diantaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan

7 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Diadit

Media, 2007). h. 262-264

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

10

keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau jasa, hak

untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang

atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan, hak untuk diperlakukan atau

dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif8.

Sedangkan hak dan kewajiban pelaku usaha diantaranya

adalah hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan

kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang atau jasa

yang diperdagangkan, bertikad baik dalam melakukan

kegiatan usahanya, memberikan informasi yang benar, jelas

dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa serta

memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan

pemeliharaan, memperlakukan atau melayani konsumen

secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.9

Dengan adanya UU No 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen ini semoga dapat menyadarkan

masyarakat Indonesia untuk lebih mengetahui atas hak-hak

dan kewajibannya yang dimiliki terhadap pelaku usaha dan

8 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen....., h. 265

9 Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen......, h. 266-267

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

11

konsumen. Upaya untuk melindungi konsumen yang diatur

dalam perangkat hukum untuk menciptakan norma hukum

perlindungan konsumen dan memberikan rasa tanggungjawab

kepada pelaku usaha.

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas,

maka penulis bermaksud melakukan penelitian skripsi

berjudul : “Studi Komperatif antara Hukum Islam dan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen terhadap Jual beli ayam potong

dengan sistem oper nota (studi di Pasar Baru Anyer)”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis

memfokuskan tentang Studi Komperatif antara Hukum Islam

dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen terhadap Jual Beli Ayam Potong

Dengan Sistem Oper Nota (Studi di Pasar Baru Anyer

Kecamatan Anyer Kabupaten Serang).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

12

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana praktek jual beli ayam potong dengan sistem

oper nota di Pasar Baru Anyer ?

2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktek jual

beli ayam potong dengan sistem oper nota di Pasar Baru

Anyer ?

3. Bagaimana Tinjauan Hukum Positif (Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen)

terhadap praktek jual beli ayam potong dengan sistem

oper nota di Pasar Baru Anyer?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, berdasarkan tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui praktek jual beli ayam potong dengan

sistem oper nota di pasar baru anyer.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

13

2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap

Praktek jual beli ayam potong dengan sistem oper nota di

Pasar baru Anyer

3. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Positif (Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen) terhadap Praktek jual beli ayam potong

dengan sistem oper nota di Pasar Baru Anyer.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitiaan yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pemikiran dan mendapat hukum, landasan teoritis bagi

pengembangan ilmu hukum pada umumnya, khususnya

jual beli menurut undang-undang dan hukum islam dan

praktik jual beli ayam potong dengan sistem oper nota di

pasar baru Anyer.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

14

2. Manfaat Praktis

a. Untuk mengetahui praktek jual beli ayam potong dengan

sistem oper nota di Pasar baru Anyer.

a. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam dan

Tinjauan Hukum Positif (UU No 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen) dan terhadap

Praktek jual beli ayam potong dengan sistem oper

nota di Pasar baru Anyer.

b. Bagi penulis lebih memahami dan menambah

pengetahuan tentang hukum jual beli.

c. Bagi masyarakat

1. Memberikan informasi mengenai jual beli ayam

potong dengan sistem oper nota dalam perspektif

Hukum Islam dan UU No 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen.

2. Menambah kepercayaan masyarakat terhadap jual

beli ayam potong dengan sistem oper nota dalam

perspektif Hukum Islam dan UU No 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

15

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan menguraikan teori,

temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan,

yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang

diusulkan sehingga jelas distingsi study yang akan dilakukan.

Menjelaskan penelitian terdahulu juga sebagai upaya untuk

tidak menjiplak/plagiyat hasil penelitian terdahulu, atau

meneliti dengan tema dan kajian yang sama. Uraian dalam

penelitian terdahulu yang relevan diarahkan untuk menyusun

kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam

penelitian.10

Dalam skripsi ini dijelaskan dikemukakan bab-

bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Skripsi yang berjudul “Analisis Jual Beli Ayam Potong

Dengan Sistem Oper Nota Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan Wangon

Kabupaten Banyumas)”, yang ditulis oleh Muntatiah pada

tahun 2016, Fakultas Syariah IAIN Porwokerto. Penelitian

skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan

10

Yusup Somawinata Dkk, Tim Penyusunan Fakultas Syariah IAIN

Sultan Maulana Hasanuddin Banten,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Serang

:Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Sultan Maulana Hasanuddin Banten,2017

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

16

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa gambaran penelitian fakta-fakta, kondisi maupun

aktifitas yang ada dan terjadi saat ini. Dan penulis

menggunakan penelitian lapangan dengan lokasi

penelitian di Pasar Wangon Kecamatan Wangon

Kabupaten Banyumas. Yang menjadi subyek

penelitiannya adalah pengepul dan pedagang ayam potong

yang berada di Pasar Wangon. Sedangkan yang menjadi

obyek penelitian skripsi ini adalah praktek jual beli ayam

potong dengan sistem oper nota yang di lakukan oleh

pengepul dan pedagang ayam potong tersebut.

Hasil penelitiannya ialah dapat di simpulkan bahwa

praktek jual beli ayam potong yang terjadi di Pasar

Wangon tersebut ialah dengan menggunakan sistem oper

nota yakni apabila penjual ayam potong menjual ayam

tersebut kepada konsumen tidak menimbang lagi berat

ayam tersebut karena resiko yang ditimbulkan. akan tetapi

penjual ayam potong tersebut mengambil keuntungan dari

harga yang lebih murah kepada konsumennya. Penjual

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

17

melakukan pengiriman ayam potong kepada pembeli

dengan cara delivery order dan langsung memberlakukan

sistem oper nota. Pembeli hanya menerima nota

pembelian saja ketika melakukan transaksi dan akan

membayar pada keesokan harinya.11

Sedangkan dalam skripsi penulis yang berjudul “Studi

Komperatif antara Hukum Islam dan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

terhadap Jual beli ayam potong dengan sistem oper

nota” bahwa sistem oper nota adalah sistem yang

digunakan pengepul yang menjual ayam potong kepada

pedagang ayam yang dipasar dengan tidak menimbang

lagi ayam tersebut yang di ambil dari pusat kandang

ayam. Setelah pedagang melakukan transaksi maka

pengepul memberikan nota kepada pedagang ayam

sebagai bukti berat dan harga ayam tersebut. Dalam jual

beli tersebut terjadi ketidakpastian (gharar) karena

11

Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan

Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,

2018).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

18

pembeli ayam tersebut sering mengalami kerugian yang

merupakan hak untuk diperlakukan atau dilayani secara

benar dan jujur serta tidak diskrimatif yang di lindungi

oleh UU Nomor 8 Tahun 1999. Dan bagaimana hukum

transaksi tersebut bila di tinjau dari Hukum Islam. Dalam

skripsi ini penulis meneliti praktek jual beli ayam potong

dengan sistem oper nota yang di tinjau dari Hukum Islam

dan UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.

Sejauh ini penyusun belum menemukan pembahasan

yang secara spesifik membahas mengenai jual beli dengan

sistem oper nota dalam hukum Islam dan kaitannya

dengan Undang-undang Perlindungan Konsumen.

G. Kerangka Pemikiran

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan

interaksi. Dengan berinteraksi mereka dapat mengambil dan

memberikan manfaat. Salah satu praktek yang merupakan

hasil interaksi sesama manusia adalah terjadinya jual beli

yang dengannya mereka mampu mendapatkan kebutuhan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

19

yang mereka inginkan. Islam pun mengatur permasalahan ini

dengan rinci dan seksama sehingga ketika mengadakan

transaksi jual beli manusia mampu berinteraksi dalam koridor

syariat dan terhindar dari tindakan aniaya terhadap sesama

manusia. Hal ini menunjukan bahwa Islam merupakan ajaran

yang bersifat universal dan komprehensif.12

Allah telah menjelaskan dalam kitab-Nya yang mulia

demikian pula Nabi SAW dalam sunahnya yang suci

beberapa hukum muamalah, karena butuhnya manusia akan

hal itu, dan butuhnya manusia kepada makanan yang

dengannya akan menguatkan tubuh, demikian pula butuhnya

pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan sebagainya dari

berbagai kepentingan hidup serta kesempurnaannya.13

Jual beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar atau

barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua

belah pihak yang satu menerima benda-benda dan pihak lain

12

https//muslim.or.id diakses pada tanggal 18 Oktober 2018, Pukul:

00.58 13

https//salafy.or.id diakses pada tanggal 18 oktober 2018, Pukul :

02.11

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

20

menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang

telah dibenarkan syara’ dan disepakati.14

Jual beli disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah,

dan ijma. Dalam Al-Qur’an Allah telah menghalakan jual beli

dan mengharamkan riba. Para Ulama pun telah sepakat bahwa

jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak

akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan

orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang

lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang

lainnya yang sesuai.15

Pada kegiatan ekonomi dan bisnis diperlukan

adanya seperangkat aturan hukum untuk melindungi

konsumen dan pelaku usaha. Oleh karena itu, harus adanya

campur tangan negara melalui penetapan sistem perlindungan

hukum terhadap konsumen. Berkaitan dengan hal tersebut,

maka telah disahkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan konsumen. Menurut Undang-undang

14

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014). h.

67-69 15

Rachnat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001).

h. 74-75

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

21

Nomor 8 tahun 1999, perlindungan konsumen adalah segala

upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberi perlindungan kepada konsumen. Namun pelaku

usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum

yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan

dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik

sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai ekonomi.16

Ayam potong adalah sejenis unggas yang biasa di pelihara

orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup

pemeliharaannya.17

Sistem oper nota adalah sistem yang digunakan pengepul

yang menjual ayam potong kepada pedagang ayam yang ada

di pasar dengan tidak menimbang lagi ayam tersebut yang

dibelinya dari pusat/kandang ayam. Setelah pedagang ayam

melakukan transaksi maka pengepul ini memberikan nota

16

Nasution Az, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta : Diadit

Media, 2007). h. 262-263 17

https://id.m.wikipedia.org diakses pada tanggal 27 September

2018, Pukul: 15.20

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

22

kepada pendagang ayam sebagai tanda bukti berapa berat dan

harga ayam tersebut. 18

H. Metodologi Penelitian

Penelitian ini atau penyusun skripsi ini penulis

menggunakan metode deskripsi yakni metode peneltian yang

menguraikan dan menggambarkan, mengumpulkan,

menyusun, mengolah dan menjelaskan suatu obyek dengan

adanya untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis

dengan langkah-langkah berikut :

1. Teknik pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik kepustakaan library

research, yaitu dengan menghimpun data dari sumber-

sumber tertulis seperti buku, internet, artikel, dan

sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan

skripsi ini.

18

Muntatiah, Jual Beli Ayam Potong Dengan Sistem Oper Nota

Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pasar Wangon Kecamatan

Wangon Kabupaten Banyumas), Skripsi, (Purwokerta: IAIN Puwokerto,

2018).

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

23

b. Penelitian lapangan (field research)

Pengumpulan data yang digunakanan dalam

penelitian ini adalah dengan teknik penelitian

lapangan field research yaitu : wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian

ini menggunakan study pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

respondend yang lebih mendalam dan jumlah

respondend sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan

data ini mendasarkan dari pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan keyakinan pribadi. Dengan

melakukan dialog atau wawancara dengan pihak Pasar

Baru Anyer serta pihak-pihak lain yang berkaitan

dalam penelitian ini.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

24

2. Teknik pengolahan data

Setelah diolah informasi data hasil data tadi

kemudian di analisis lebih lanjut dengan menggunakan

alat-alat analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian agar

menghasilkan kajian yang cukup tajam, mendalam dan

luas. Hasil kajian ini dilengkapi dengan tafsiran. Alat-alat

analisis kuantitatif maupun kualitatif dapat dipilih juga

alat-alat analisis yang sesuai disiplin ilmunya.

Selanjutnya data tersebut diinterpretasikan

berdasarkan pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki

penulis interpretasi ini sangat penting, sehingga data yang

telah disajikan atau di analisi dapat memberi arti atau

makna yang baik.

Sehubung dengan teknik penelitian yang

digunakan adalah penilitian deskripsi, maka pengolah

datanya adalah analisis kualitatif. Metode penelitian

kulitatif adalah metode penelitian berlandaskan pada

filsafat positivisme. Menggunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah(sebagai lawannya adalah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

25

experimen) dimana penulis adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data ini dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisi bersifat induktif /

kualintatif dan hasail penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generisasi.

Dengan demikian dari semua pengolahan data

penelitan yang tersusun dalam penelitian skripsi ini

penulis sajikan dalam bentuk kalimat atau komentar,

sehingga tergambar masalahnya yang sebenarnya. Hal ini

bertujuan untuk menjelaskan data-data yang diperoleh

dari hasil penelitian, melalui wawancara dan observasi

yang telah penulis lakukan dilapangan.

3. Teknik Penulisan

a. Buku pedoman skripsi fakultas Syariah, Universitas

Islam Negeri “Sultan Maulana Hasanudin” Banten,

Tahun 2017

b. Untuk penulisan ayat ayat al-Quran berpedoman pada

Al-Quran dan terjemahnya, yang diterbitkan oleh

depertemen Agama Republik Indonesia.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

26

c. Penulisan hadis-hadis berpedoman pada buku aslinya,

jika susah didapatkan pada sumber tersebut, maka

penulis mengutip dari buku yang didalamnya terdapat

hadis yang dimaksud.

I. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi ini penulis akan membahas dengan

sistematika pembahasan yang terdiri dari 5 bab yaitu:

BAB I, Pendahuluan, pada bagian ini meliputi, latar

belakang masalah, fokus penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penelitian terdahulu yang relevan, kerangka

pemikiran, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II, Kondisi Obyektif dan Lokasi, pada bagian ini

meliputi, Kondisi Geografi Pasar Baru Anyer,

Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Baru

Anyer, dan Pekembangan usaha dan modal

Pasar Baru Anyer.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - UIN BANTENrepository.uinbanten.ac.id/3914/3/BAB 1.pdf · 2019. 5. 21. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... dan keselamatan konsumen serta kepastian

27

BAB III, Tinjauan Pustaka, pada bagian ini meliputi;

pengertian dan dasar hukum jual beli, rukun

dan syarat jual beli,macam-macam jual beli,

transaksi yang dilarang dalam jual beli, dan

pengertian sistem oper nota.

BAB IV, Membahas tentang Jual beli ayam potong

dengan sistem oper nota dalam prespektif

hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(studi di pasar baru anyer kecamatan anyer

kabupaten serang).

Bab V, Penutup, yang pembahasannya meliputi;

Kesimpulan dan Saran.