bab i kajian zakat bank islam

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi pribadi seperti mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan seperti memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta kasih terhadap golongan yang lebih lemah. Pembentukan keshalihan pribadi dan keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah satu tujuan diturunkannya Risalah Islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT kepada manusia. Berdirinya bank Islam/perbankan syari’ah diawali dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan ini adalah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan al-Qur’an dan as- Sunnah. 1

Upload: pachrin-noor-zain-st

Post on 19-Jun-2015

376 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan

strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah

syahadat dan shalat. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari

sisi pribadi seperti mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat

berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan seperti

memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta kasih

terhadap golongan yang lebih lemah. Pembentukan keshalihan pribadi dan

keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah satu tujuan diturunkannya

Risalah Islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT kepada manusia.

Berdirinya bank Islam/perbankan syari’ah diawali dengan kehadiran

dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan

utama dari pendirian lembaga keuangan ini adalah sebagai upaya kaum

muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya

berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Hingga awal ke-20, bank Islam hanya merupakan obsesi dan diskusi

teoritis para akademisi baik dari bidang hukum (fikih) maupun bidang

ekonomi. Kesadaran bahwa bank Islam adalah solusi masalah ekonomi untuk

mencapai kesejahteraan sosial telah muncul, namun upaya nyata yang

memungkinkan implementasi praktis gagasan tersebut nyaris tenggelam

dalam sistem ekonomi dunia yang menggunakan bunga riba.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini hanya

terbatas pada kajian zakat bank Islam/bank syariah saja.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi syarat mata kuliah

masail fiqih dan mengetahui sistem kajian zakat bank islam/bank syariah.

1

Page 2: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KAJIAN ZAKAT BANK ISLAM

A. Pengertian Zakat

Zakat menurut etimologi

Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan

baik. Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan

harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati

dan harta orang yang membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih

serta berkembang secara maknawi.

Zakat menurut terminologi

Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan oleh Allah subhanahu wata'ala. untuk diberikan kepada para

mustahik yang disebutkan dalam Al-quran. Atau bisa juga berarti sejumlah

tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu. Lafal zakat

dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil dari harta orang yang

berzakat.

Zakat dalam Alquran dan hadis kadang-kadang disebut dengan

sedekah, seperti firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti, "Ambillah

zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan

dan menyucikan mereka dan berdoalah buat mereka, karena doamu itu

akan menjadi ketenteraman buat mereka." (Q.S. At Taubah, 103). Dalam

sebuah hadis sahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. ketika

memberangkatkan Muaz bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda,

"Beritahulah mereka, bahwa Allah mewajibkan membayar zakat (sedekah)

dari harta orang kaya yang akan diberikan kepada fakir miskin di kalangan

mereka." (Hadis ini diketengahkan oleh banyak perawi.

2

Page 3: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

B. Rukun Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang

merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini, orang yang

enggan membayarnya boleh diperangi, orang yang menolak kewajibannya

dianggap kafir. Zakat ini diwajibkan pada tahun kedua hijrah.

Legitimasinya diperoleh lewat beberapa ayat dalam Alquran,

antara lain firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti, "Dirikanlah

salat, bayarlah zakat dan rukuklah bersama orang yang rukuk." (Q.S. Al-

Baqarah, 43) Juga dalam firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti,

"dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia hak tertentu buat orang

yang meminta-minta dan orang yang tidak bernasib baik." (Q.S. Al

Ma'arij, 24-25)

Waktu Pembayaran Zakat

Zakat harus segera dibayar bila telah memenuhi semua syarat

wajibnya, tidak boleh ditunda apalagi telah memiliki kemampuan

melaksanakannya. Jika hartanya masih berada di pihak lain (gaib) maka

pembayarannya dapat ditunda sampai harta itu sampai di tangan

pemiliknya. Para amil yang mengurus pemungutan dan penyaluran zakat

juga dilarang menundanya. Jika amil telah mengetahui orang-orang yang

mustahik zakat dan dapat membagikan secara merata kepada mereka

namun tidak juga dibayar hingga harta zakat itu rusak, maka amil tersebut

bertanggung jawab menggantinya.

Kewajiban zakat tidak gugur dengan kematian pemilik harta, tetapi

tetap menjadi utang yang harus dilunasi dari harta peninggalan baik

diwasiatkan ataupun tidak.

Kewajiban zakat juga tidak gugur dengan lewat masa waktunya

(kedaluarsa). Jika seorang pembayar zakat terlambat membayar zakat

hartanya di akhir haul dan telah memasuki tahun baru (haul baru), maka

ketika menghitung zakat tahun kedua harus dikurangi sebesar kewajiban

zakat yang harus dibayar untuk tahun pertama dan sisanyalah yang harus

dizakati pada tahun berikutnya. Orang itu tetap berkewajiban membayar

zakat tahun pertama karena dianggap utang yang harus dilunasi.

3

Page 4: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Bila harta yang akan dizakati itu rusak setelah mencukupi haul,

maka kewajiban zakat akan gugur dengan dua syarat:

a. Harta itu rusak sebelum mampu membayar zakatnya.

b. Tidak karena kelalaian pemilik harta.

Apabila hasil pertanian atau buah-buahan rusak sebelum dipetik

karena suatu sebab (hama, musibah), maka kewajiban zakatnya gugur,

kecuali jika masih tersisa kuantitas yang mencapai nisab, dari sisa itulah

harus dibayar zakat.

Wajib bagi seorang amil yang bertugas memungut dan mendistribusikan

zakat untuk menjaga harta zakat itu sebaik-baiknya, tetapi bila rusak tidak

karena kelalaiannya maka ia tidak berkewajiban menjamin (mengganti)

Cara Membayar Zakat

Kewajiban muzakki dalam membayar zakat adalah:

1. Berniat untuk membayar zakat.

2. Menghitung semua kekayaan yang wajib dizakati

3. Membayarkan zakat kepada Badan Amil Zakat

4. Meminta doa dari petugas penerima zakat di Badan Amil Zakat

C. Syarat Wajib Zakat

Adapun syarat wajib zakar antara lain :

Merdeka

Maka tidak diwajibkan zakat kepada hamba sahaya, karena hamba

itu tidak memiliki harta secara sempurna ( almilikuttam), majikannyalah

yang memiliki harta yang dimiliki hambanya

Islam

Bagi non muslim tidak wajib berzakat, karena zakat itu adalah

suatu ibadah yang mensucikan atau membersihkan harta. Menurut Imam

Syafie seorang murtad wajib mengeluarkan zakatnya seperti dia Islam,

sepanjang harta tersebut diperoleh sebelum dia murtad/ kafir. Sedangkan

menurut Imam Hanafi kewajiban zakat bagi murtad gugur

Aqil baligh

Menurut pendapat jumhur ulama ( kebanyakan ulama ), diwajibkan

membayar zakat atas harta anak-anak dan orang gila, karena zakat itu tidak

4

Page 5: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

melihat kepada keadaan orangnya, tetapi melihat kepada hartanya. Pihak

yang wajib mengeluarkan zakat adalah walinya. Menurut pendapat Abu

Hanifah anak-anak dan orang gila tidak wajib berzakat karena mereka

keluar dari katagori kewajiban seperti kewajiban ibadah sholat dan puasa

Milik Sempurna

Yang dimaksud dengan milik sempurna (milik 100 %) adalah

kemampuan pemilik harta mentransaksikan barang miliknya tanpa campur

tangan orang lain. Hal ini disyaratkan karena pada dasarnya zakat berarti

pemilikan dan pemberian untuk orang yang berhak, ini tidak akan

terealisir kecuali bila pemilik harta betul-betul memiliki harta tersebut

secara sempurna. Dari sinilah, maka harta yang telah berada di luar

kekuasaan pemilik (harta dhimar) atau cicilan mas kawin yang belum

dibayar tidak wajib zakat.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriiwayatkan oleh sekelompok

sahabat yang berarti: "Tidak ada zakat pada harta dhimar, tidak ada zakat

pada cicilan maskawin yang tertunda, karena wanita tidak dapat

menggunakannya, tidak ada zakat pada piutang atas orang yang kesulitan.

Bila sudah berada di tangan, baru wajib dizakati untuk satu tahun berjalan

saja, meskipun piutang itu, atau maskawin tersebut telah berada di tangan

orang lain/ suaminya bertahun-tahun, demikian juga piutang atas orang

yang susah dari sejak beberapa tahun."

Berkembang Secara Real Atau Estimasi

Dengan artian bahwa harta tersebut harus dapat berkembang secara

real atau secara estimasi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan real adalah

pertambahan akibat kelahiran, perkembang biakan atau niaga.

Sedangkan yang dimaksud dengan pertumbuhan estimasi adalah

harta yang nilainya mempunyai kemungkinan bertambah seperti emas,

perak dan mata uang yang semuanya mempunyai kemungkinan

pertambahan nilai dengan memperjualbelikannya, sebab itu, semua jenis

harta di atas mutlak harus dizakati, berbeda dengan lahan tidur yang tidak

dapat berkembang baik secara real maupun secara estimasi, maka tidak

wajib dizakati

5

Page 6: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Sampai Nisab

Nisab adalah jumlah harta yang ditentukan secara hukum, di mana

harta tidak wajib dizakati jika kurang dari ukuran tersebut. Syarat ini

berlaku pada uang, emas, perak, barang dagangan dan hewan ternak.

Dalam sebuah hadis Nabi saw. bersabda, "Tidak ada kewajiban

zakat atas harta emas yang belum sampai 20 dinar (1 dinar= 4,25 gram,

jadi 20 dinar=85 gram). Apabila telah sampai 20 dinar, maka zakatnya

adalah setengah dinar. Demikian juga perak tidak diambil zakatnya

sebelum sampai 200 dirham (1 dirham=2,975 gram, jadi 200 dirham=595

gram) yang dalam hal ini zakatnya adalah 5 dirham."

Nisab emas adalah 20 mitsqal=85 gram emas murni. Nisab perak adalah

200 dirham=595 gram perak murni. Nisab zakat barang dagangan adalah

senilai 85 gram emas murni. Barang-barang zakat lainnya sudah ditetapkan

juga nisabnya masing-masing. Termasuk dalam barang zakat adalah

barang yang telah lengkap satu nisab berikut kelebihannya.

Melebihi Kebutuhan Pokok

Barang-barang yang dimiliki untuk kebutuhan pokok, seperti

rumah pemukinan, alat-alat kerajinan, alat-alat industri, sarana transportasi

dan angkutan, seperti mobil dan perabot rumah tangga, tidak dikenakan

zakat. Demikian juga uang simpanan yang dicadangkan untuk melunasi

utang (akan dijelaskan kemudian), tidak diwajibkan zakat, karena seorang

kreditor sangat memerlukan uang yang ada di tangannya untuk

melepaskan dirinya dari cengkeraman utang.

Oleh sebab itu, maka harta yang dipersiapkan untuk memenuhi

kebutuhan pokok tidak wajib dizakati

Cukup Haul

Haul adalah perputaran harta satu nisab dalam 12 bulan kamariah.

Jika terdapat kesulitan akuntasi karena biasanya anggaran dibuat

berdasarkan tahun syamsiah, maka boleh dikalkulasikan berdasarkan tahun

syamsiah dengan penambahan volume (rate) zakat yang wajib dibayar,

dari 2,5 % menjadi 2,575 % sebagai akibat kelebihan hari bulan syamsiah

dari bulan qamariah

6

Page 7: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Khusus hasil pertanian, tidak disyaratkan haul, sesuai dengan

firman Allah swt. yang artinya, "Bayarlah zakatnya pada waktu panen."

(Q.S. Al An`am,141). Demikian juga kekayaan tambang dan barang galian

juga tidak disyaratkan haul, sesuai konsensus para ulama

Tidak Terjadi Zakat Ganda

Apabila suatu harta telah dibayar zakatnya kemudian harta tersebut

berubah bentuk, seperti hasil pertanian yang telah dizakati kemudian hasil

panen tersebut dijual dengan harga tertentu, atau kekayaan ternak yang

telah dizakati kemudian dijual dengan harga tertentu. Dalam hal ini, harga

penjualan barang yang telah dizakati di akhir haul tidak wajib dizakati lagi

agar tidak terjadi zakat ganda pada satu jenis harta. Hal ini sesuai dengan

hadis Rasulullah saw. yang berarti, "Tidak ada ganda dalam zakat". (H.R.

Bukhari dan Muslim)

Harta Umum, Wakaf Dan Kebajikan Sosial

Harta umum tidak wajib dibayar zakatnya, karena harta itu dimiliki

oleh orang banyak, mungkin di antara mereka terdapat fakir miskin.

Dalam hal ini tidak terdapat pemilik khusus, sehingga tidak ada

urgensinya pemerintah mengambil zakat dari hartanya sendiri untuk

disalurkan kepada pihaknya juga.

Hal yang sama berlaku pula untuk harta wakaf yang diperuntukkan

buat kepentingan umum, seperti untuk para fakir miskin, mesjid-mesjid,

yatim-piatu dan lain sebagainya, mengingat karena pemilik harta tersebut

telah mewakafkannya untuk kepentingan umum. Demikian juga tidak

wajib dizakati harta yayasan bakti sosial, karena harta tersebut adalah

milik sekelompok orang-orang fakir yang hanya disalurkan kepada orang-

orang yang memerlukan di samping harta tersebut tidak dimiliki oleh satu

orang tertentu

Bebas dari hutang

Orang yang mempunyai hutang mengurangi nishab yang harus

dibayar pada waktu yang sama

7

Page 8: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

D. Macam-macam Zakat

Macam-macam zakat antara lain :

a. Zakat Nafs disebut juga Zakat Fitrah

b. Zakat Maal (harta) sejumlah harta benda tertentu yang wajib

dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan

pemiliknya

Jenis Zakat

a. Zakat Fitrah/Fidyah

Zakat Nafs (jiwa), disebut juga Zakat Fitrah à Zakat pribadi yang

harus dikeluarkan pada bulan Ramadhan sebelum sholat ied.

Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg.

Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits

yaitu tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam

keju). Untuk daerah/negara yang makanan pokoknya selain 5 makanan di

atas, mazhab Maliki dan Syafi'i membolehkan membayar zakat dengan

makanan pokok yang lain.

Menurut mazhab hanafi pembayaran zakat fitrah dapat dilakukan

dengan membayarkan harganya dari makanan pokok yang di makan.

Pembayaran zakat menurut jumhur 'ulama :

1. Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan

tenggelamnya matahari di akhir bulan Ramadhan

2. Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.

Bagi yang tidak berpuasa Ramadhan karena udzur tertentu yang

dibolehkan oleh syaria't dan mempunyai kewajiban membayar fidyah,

maka pembayaran fidyah sesuai dengan lamanya seseorang tidak berpuasa.

b. Zakat Maal

Zakat Maal (harta) sejumlah harta benda tertentu yang wajib

dikeluarkan guna membersihkan kekayaan dan menyucikan pemiliknya

E. Kategori Mustahik Zakat

Fakir

Fakir adalah orang yang penghasilannya tidak dapat memenuhi

kebutuhan pokok (primer) sesuai dengan kebiasaan masyarakat tertentu.

8

Page 9: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang halal

dalam pandangan jumhur ulama fikih, atau yang mempunyai harta yang

kurang dari nisab zakat menurut pendapat mazhab Hanafi. Kondisinya

lebih buruk dari pada orang miskin. Ada pula pendapat yang mengatakan

sebaliknya. Perbedaan pendapat ini tidak mempengaruhi karena kedua-

duanya, baik yang fakir dan yang miskin sama-sama berhak menerima

zakat.

Orang fakir berhak mendapat zakat sesuai kebutuhan pokoknya

selama setahun, karena zakat berulang setiap tahun. Patokan kebutuhan

pokok yang akan dipenuhi adalah berupa makanan, pakaian, tempat

tinggal dan kebutuhan pokok lainnya dalam batas-batas kewajaran, tanpa

berlebih-lebihan atau terlalu irit.

Miskin

Miskin adalah orang-orang yang memerlukan, yang tidak dapat

menutupi kebutuhan pokoknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.

Miskin menurut mayoritas ulama adalah orang yang tidak memiliki harta

dan tidak mempunyai pencarian yang layak untuk memenuhi

kebutuhannya.

Amil Zakat

Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang bertindak

mengerjakan yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan,

penjagaan, pencatatan dan penyaluran harta zakat

Muallaf

Pihak ini merupakan salah satu mustahik yang delapan yang

legalitasnya masih tetap berlaku sampai sekarang, belum dinasakh.

Pendapat ini adalah pendapat yang diadopsi mayoritas ulama fikih

(jumhur). Sehingga kekayaan kaum mualaf tidak menghalangi keberhakan

mereka menerima zakat.

Muslimin.

Orang-orang yang baru masuk Islam kurang dari satu tahun yang

masih memerlukan bantuan dalam beradaptasi dengan kondisi baru

mereka meskipun tidak berupa pemberian nafkah, atau dengan mendirikan

9

Page 10: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

lembaga keilmuan dan sosial yang akan melindungi dan memantapkan hati

mereka dalam memeluk Islam serta yang akan menciptakan lingkungan

yang serasi dengan kehidupan baru mereka baik moril dan materil.

Orang Yang Berutang (Gharim)

Orang berutang yang berhak menerima kuota zakat golongan ini ialah:

Orang yang berutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa

dihindarkan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Utang itu tidak timbul karena kemaksiatan

b. Utang itu melilit pelakunya

c. Si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya

d. Utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi ketika zakat itu

diberikan kepada si pengutang

Orang-orang yang berutang untuk kepentingan sosial, seperti yang

berutang untuk mendamaikan antara pihak yang bertikai dengan memikul

biaya diat (denda kriminal) atau biaya barang-barang yang dirusak

F. Kedudukan Zakat Dalam Islam

Zakat adalah salah satu rukun Islam dan termasuk salah satu di

antara fardhu-fardhuNya. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw.

bersabda, "Islam ditegakkan di atas lima (perkara): (pertama) bersaksi

bahwa tiada Ilah (yang patut diibadahi) kecuali Allah dan bahwa

Muhammad adalah Rasul utusan Allah, (kedua) menegakkan shalat,

(ketiga) mengeluarkan zakat, (keempat) menunaikan ibadah haji, dan

(kelima) melaksanakan shiyam (puasa) Ramadhan."(Muttafaqun'alaih:

Muslim)

G. Pengertian Bank Islam/Bank Syariah

Secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank

yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini

banyak istilah yang diberikan untuk menyebut entitas Bank Islam selain

istilah Bank Islam itu sendiri, yakni Bank Tanpa Bunga (Interest-Free

Bank), Bank Tanpa Riba (Lariba Bank), dan Bank Syari’ah (Shari’a

Bank). Sebagaimana akan dibahas kemudian, di Indonesia secara teknis

yuridis penyebutan Bank Islam mempergunakan istilah resmi “Bank

10

Page 11: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Syariah”, atau yang secara lengkap disebut “Bank Berdasarkan Prinsip

Syariah”.

Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank

konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary

institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya

dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam

jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang

dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari

pengambilan bunga, maka Bank Syariah dari apa yang disebut sebagai

imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit

margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing)

H. Sejarah Dan Perkembangan Bank Islam/Bank syariah

Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun

1963 merupakan tonggak sejarah perkembangkan sistem perbankan Islam.

Mit Ghamr menyediakan pelayanan dasar perbankan seperti simpanan,

pinjaman, penyertaan modal, investasi langsung dan pelayanan sosial.

Pada tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr diambil alih oleh National

Bank of Egypt dan Bank Sentral Mesir disebabkan adanya kekacauan

politik. Walaupun Mit Ghamr sudah berhenti beroperasi sebelum

mencapai kematangan dan menyentuh semua profesi bisnis,

keberadaannya telah memberikan pertanda bagi masyarakat muslim bahwa

prinsip-prinsip Islam sangat applicable dalam dunia bisnis modern.

Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya Islamic Develoment

Bank (IDB), yang berdiri atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri

Negara-negara OKI di Pakistan (1970), Libiya (1973), dan Jeddah (1975).

Dalam sidang tersebut diusulkan penghapusan sistem keuangan

berdasarkan bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil. Berdirinya

IDB telah memotivasi banyak negeri Islam untuk mendirikan untuk

mendirikan lembaga keuangan syari’ah. Pada akhir priode 1970-an dan

awal periode 1980-an bank-bank syari’ah bermunculan di Mesir, Sudan,

negara-negara Teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, dan Turki.

11

Page 12: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

Dari berbagai laporan tentang bank Islam, ternyata bahwa operasi

perbankan Islam dikendalikan oleh tiga prinsip dasar, yaitu (a)

dihapuskannya bunga dalam segala bentuk transaksi, (b) dilakukannya

segala bisnis yang sah, berdasarkan hukum serta perdagangan komersial

dan perusahaan industri, dan (c) memberikan pelayanan sosial yang

tercermin dalam penggunaan dana-dana zakat untuk kesejahteraan fakir

miskin

I. Sumber Dana Bank Islam/Bank Syari’ah

Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu fungsinya

adalah menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu sumber

penghimpunan dana sebelum disalurkan ke masyarakat kembali. Dalam

bank syari’ah, sumber dana berasal dari modal inti (core capital) dan dana

pihak ketiga, yang terdiri dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi ekuitas

(mudarabah account).

Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang

terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan

laba ditahan. Modal yang disetor hanya akan ada apabila pemilik

menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk

penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan

mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. Cadangan adalah

sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup

timbulnya risiko kerugian di kemudian hari. Sedangkan laba ditahan

adalah sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang

saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui RUPS)

diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Modal inti inilah yang

berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank

dan melindungi kepen-tingan para pemegang rekening titipan (wadi’ah)

atau pinjaman (qard).

Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syari'ah juga

mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-

satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami

kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami

12

Page 13: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut

akan disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan

manfaat kepada kedua belah pihak. Dana pihak ketiga tersebut terdiri dari :

a. Titipan/wadi’ah, yaitu dana titipan masyarakat yang dikelola oleh

bank.

b. Investasi/mudarabah, adalah dana masyarakat yang diinvestasikan.

13

Page 14: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah kajian zakat bank

islam/bank syariah antara lain :

1. Zakat menurut etimologi berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik,

sedangkan zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan oleh Allah subhanahu wata'ala.

2. Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang merupakan

pilar agama

3. Syarat wajib zakar antara lain:

a. Merdeka

b. Islam

c. Aqil baligh

d. Milik Sempurna

e. Berkembang Secara Real Atau Estimasi

f. Sampai Nisab

g. Melebihi Kebutuhan Pokok

4. Macam-macam zakat antara lain :

a. Zakat Nafs disebut juga Zakat Fitrah

b. Zakat Maal (harta)

5. Kategori Mustahik Zakat :

a. Fakir

b. Miskin

c. Amil Zakat

d. Muallaf

e. Muslimin

f. Orang Yang Berutang (Gharim)

14

Page 15: BAB I Kajian Zakat Bank Islam

6. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

7. Sejarah dan perkembangan bank islam/bank/syariah yaitu dengan

beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963

merupakan tonggak sejarah perkembangkan sistem perbankan Islam.

8. Sumber dana bank islam/bank syariah dalam bank syari’ah, sumber dana

berasal dari modal inti (core capital) dan dana pihak ketiga, yang terdiri

dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi ekuitas (mudarabah account).

3.2. Saran

Apabila didalam penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat

kesalahan atau kekurangan maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

15