bab 7 penyelesaian persamaan diferensial3

Upload: sonia-wulandari

Post on 04-Jun-2018

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    1/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 65

    PERSAMAAN DIFFERENSIAL

    BIASA

    A. PENDAHULUAN

    Bab ini membahas tentang persamaan diferensial biasa. Setelah menyelesaikan

    pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan akan mampu menyelesaikan

    persamaan diferensial biasa dengan MATLAB. Secara khusus mahasiswa

    diharapkan akan mampu menyusun permasalahan fisis dan kimia dalam Teknik

    Kimia dalam bentuk persamaan diferensial biasa, menyelesaiakan persamaandiferensial biasa dengan fungsi ode45 dalam MATLAB. Persamaan diferensial

    iasa anyak ditemukan pada pemodelan-pemodelan teknik reaktor, kinetika

    reaksi kimia, peristiwa-peristiwa perpindahan dan lain-lain.

    B. PENYAJIAN MATERI

    Persamaan diferensial muncul dari kajian proses fisis dan kimia dinamis yang

    memiliki satu variable bebas. Variabel tersebut dapat berupa variable jarak,x atau

    variabel waktu,t yang bergantung pada geometri sistem dan kondisi batasnya.

    Sebagai contoh suatu reaksi kimia dengan bentuk:

    A + B C + D E (7.1)

    Berlangsung dalam suatu reaktor, neraca massa dapat diterapkan

    Input + generation = Output + Aacumulation (7.2)

    Untuk reaktor batch, aliran masuk dan keluar adalah nol, sehinga neraca massa

    disederhanakan menjadi

    Laju akumulasi = pembangkitan (7.3)

    BAB 7

    k1

    k2

    k1

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    2/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 66

    Asumsi bahwa reaksi (7.1) berlangsung dalam fasa cair dengan perubahan volum

    diabaikan, Jika persamaan (7.3) ditulis untuk setiap komponen yang bereaksi

    maka akan memiliki bentuk

    DCBA CCkCCkdt

    dC21

    DCBAB CCkCCk

    dt

    dC21

    n

    D

    m

    CDCBAC CCkCCkCCk

    dt

    dC321 (7.4)

    n

    D

    m

    CDCB

    D

    CCkCCkCCkdt

    dC321

    n

    D

    m

    C

    E CCkdt

    dC3

    dimana CA, CB, CC, CD and CE, menyatakan konsentrasi lima komponen pada

    reaksi kimia. Reaksi ini merupakan satu set persamaan diferensial non-linier

    order satu simultan, yang menggambarkan prilaku dinamis reaksi kimia. Dengan

    metode yang disusun pada bab ini, persamaan ini dengan satu set kondisi awal,

    dapat diintegrasikan untuk memperoleh profil waktu semua konsentrasi.

    Kasus lain, anggap pertumbuhan mikroorgnisme, misalnya dalam fermentor

    kontinyu dengan tipe yang ditunjukkan Gambar di bawah.

    Gambar 7.1 Fermentor kontinyu

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    3/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 67

    Volume cairan dalam fermentor adalah V, laju alir nutrien ke dalam fermentor

    adalah Fin, dan laju air produk keluar fermentor adalah Fo. Neraca massa sel X

    adalah:

    Input + Pembangkitan = Output + Akumulasi

    dt

    VXdXFVrXF outoutxinin

    )(

    Neraca massa untuk subtrat S diberikan dengan persamaan :

    dtVSdSFVrSF outoutinin

    )(

    Neraca volume total adalah

    dt

    dVFF outin

    Jika kita buat asumsi bahwa fermentor tercampur sempurna, yaitu konsentrasi

    di setiap titik dalam fermentor sama, maka :

    outXX

    outSS

    Dan persamaan disederhanakan menjadi

    VrXFXFdt

    VXdxoutinin

    )(

    VrSFSF

    dt

    VSdSoutinin

    )(

    outin FFdt

    dV

    Asumsi berikutnya dibuat bahwa laju alir masuk dan keluar fermentor adalah

    sama, dan laju pembentukan sel dan penggunaan subtrat diberikan oleh :

    SK

    SXrx

    ax

    dan

    7.5

    7.6

    7.7

    7.8

    7.9

    7.10

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    4/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 68

    SK

    SX

    YrS

    ax

    1

    Set persamaan menjadi:

    SKSX

    XXV

    F

    dtdX inout

    ax

    SK

    SX

    YSS

    V

    F

    dt

    dSin

    out

    ax

    1

    Ini adalah satu set persamaan diferensial biasa simultan, yang menggambarkan

    dinamik fermentasi kultur kontinyu.

    Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas tiga jenis (paling

    umum ditemukan dalam permasalahan teknik kimia).

    Orde 1 dy y kxdx

    Orde 2

    2

    2

    d y dykx

    dx dx

    Orde 323 2

    3 2

    d y d y dya b kx

    dx dx dx

    Berdasarkan ordenya persamaan diferensial biasa terdiri atas dua jenis.

    1. Linier

    Persamaan umum persamaan diferensial biasa linier dirumuskan sbb:

    1

    1 11 ...

    n n

    o n nn n

    d y d y dyb x b x b x b x y R x

    dx dx dx

    2. Taklinier

    Persamaan diferensial biasa yang tidak memenuhi persamaan umum persamaan

    diferensial biasa linier di muka dikelompokan ke dalam persamaan diferensial

    iasa tak linier.

    Salah satu kegunaan MATLAB dalam teknik adalah aplikasinya untuk

    menyelesaikan persamaan secara numeris persamaan diferensial biasa. MATLAB

    memiliki penyelesaian ode yang berbeda yang memungkinkan ode

    menyelesaikan secara akurat dan efisien tergantung pada tingkat kesulitan

    7.11

    7.12

    7.13

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    5/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 69

    (stiffness) ode. Stiffness adalah perubahan relative pada penyelesaian satu

    persamaan diferensial.

    Terdapat cara berbeda untuk menyusun dan mengeksekusi penyelesaian ode,

    namun untuk kali ini suatu sistem yang menggunkanan m-files banyak untuk

    setiap penyelesaian ode akan diberikan. Dua m-files utama yang diperlukan

    adalah file eksekusi (run) dan file fungsi. Untuk penyelesaian sutu ode dlam

    MATLAB semua ode harus didefinisikan dalam suatu fungsi m-file. Ketika

    memasukkan kedalam file fungsi, persamaan diferensial harus memiliki order

    satu berbentukdy/dx = f(y,x). File fungsi harus berisi:

    1. Definisi fungsi seperti function dmdt= nama_file(t,m), dimana t adalah variable

    ebas danmadalah variable tak bebas order satu.

    2. Jika variabel global digunakan, perintah global harus disisipkan setelah

    definisi fungsi

    3. Persamaan diferensial harus dalam bentuk deskripsi di atas, misal:dmdt= f(m,

    t)

    Nama file, variable (mdant), dandmdtdapat berubah-ubah.

    Contoh 7.1 Aliran Fluida

    Suatu fluida dengan densitas tetap mengalir ke dalam tangki besar yang kosong

    dan tak tentu pada 8 L/s. Sebuah kran dipasang untuk mengatur aliran keluar

    pada laju tetap 4 L/s. Turunkan dan selesaikan persamaan diferensial yang

    menggambarkan proses ini, di atas interval 100 detik.

    Penyelesaian :

    Neraca massa:

    Laju Akumulasi = input Output

    )48()(

    dt

    Vd

    Karena densitas konstan, sehingga

    )48()(

    dt

    Vd

    dalam liter per detik.

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    6/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 70

    Kondisi awal pada waktu t = 0, volume dalam tangki = 0. Berikut penyelesaan

    persamaan di atas.

    File fluida run digunakan untuk mengeksekusi penyelesaian. List penulisan

    program adalah

    Grafik yang dihasilkan seperti Gambar 7.1.

    Gambar 7.2Plot waktu terhadap volum

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1000

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    Time (s)

    volintank(L)

    fluida

    function dvdt=fluida(t,v)

    dvdt=4

    to=0;

    tf=100;

    tspan=[to tf]; %interval integrasi

    v0=0 %kondisi awal

    [t,v]=ode45(fluidatspan,v0)plot(t,v(:,1))

    Xlabel(Time (s))

    Ylabel (vol in tank(L))

    Title(fluida)

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    7/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 71

    Contoh 7.2 Simulasi Reaktor Batch

    Reaktor batch adalah reaktor yang digunakan secara sekali tempuh. Artinya

    umpan dimasukkan satu kali di awal reaksi dan produk dikeluarkan pada akhir

    reaksi. Selama reaksi tidak ada umpan yang masuk ataupun produk yang

    keluar.

    Kecepatan proses biasanya diukur dari kecepatan pengurangan umpan :

    AA r

    dt

    dC

    Apabila kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai :

    A

    AA

    CK

    kCr

    maka persamaan diferensial di atas menjadi :

    A

    AA

    CK

    kC

    dt

    dC

    Jika harga k = 0.01, K = 1.03 dan CA pada t = 0 (awal reaksi) adalah 0.5

    mol/liter, maka konsentrasi A setiap waktu dapat ditentukan dengan

    menyelesaikan persamaan diferensial di atas.

    Catatan : persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan secara analitik karena

    ersifat tak linier, sehingga harus diselesaikan secara numerik.

    Langkah pertama, buatlah fungsi yang dapat mengevaluasi fungsi ruas kanan

    persamaan diferensial tersebut.

    function dcdt=reaksi_1(t,Ca)

    % menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa

    reaktor batch

    dydt=0.1*Ca/(1.03+Ca);

    Kemudian langkah erikutnya adalah menggunakan fungsi ode23 atau ode45

    yang telah disediakan Matlab untuk menentukan konsentrasi A setiap waktu.

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    8/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 72

    [t,Ca]=ode23('reaksi_1',[0 50],0.5)

    t =

    0

    1.2240

    6.2240

    11.2240

    16.2240

    21.2240

    26.0582

    30.4158

    34.4216

    38.2175

    41.8888

    45.4822

    49.0247

    50.0000

    Ca =

    0.5000

    0.4611

    0.3240

    0.2203

    0.1456

    0.0941

    0.0607

    0.0405

    0.0277

    0.0193

    0.0136

    0.0096

    0.0068

    0.0062

    Apabila harga k ergantung pada temperatur menurut persamaan Arhenius

    erikut :

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    9/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 73

    RT

    .

    ek

    00095

    810

    dan reaksi yang terjadi bersifat eksotermik (H = 432 kJ/mol) dan

    dilaksanakan pada temperatur 500 K, maka persamaan-persamaan neraca

    massa dan energi sistem adalah sbb. :

    A

    ART

    A

    CK

    Ce

    dt

    dC

    000.95

    810

    )(10

    000.95

    8

    HCK

    Ce

    dt

    dTCp

    A

    ART

    Jika danCpdianggap sama dengan air (1000 kg/m3 dan 4.3 kJ/kg), maka

    fungsi furuka menjadi :

    function dcdt=reaksi_2(t,y)

    % menghitung fungsi ruas kanan dari persamaan neraca massa

    reaktor batch

    Ca=y(1);

    T=y(2);

    dcdt(1)=-1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03+Ca);

    dcdt(2)=1E8*exp(-95000/(8.314*T))*Ca/(1.03+ ...

    Ca)*(432*1000)/(1000*4.3);

    dcdt=dcdt;

    Kemudian integrasikan dengan batas yang sama :

    [t,Y]=ode23('reaksi_2',[0 50],[0.5 500])

    t =

    0

    5

    10

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    10/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 74

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    Y =

    0.5000 500.0000

    0.4799 502.0147

    0.4585 504.1645

    0.4357 506.4621

    0.4112 508.9204

    0.3850 511.5520

    0.3570 514.3673

    0.3271 517.3723

    0.2953 520.5644

    0.2618 523.9267

    0.2271 527.4201

    Contoh 7.3 Proses Dinamis Pemanasan Fluid

    Tiga buah tangki yang disusun seri digunakan untuk memanaskan minyak

    mentah sebelum diumpankan ke fraksinator untuk pemisahan lanjut.

    Gambar 7.3 Sistem pemanasan minyak

    Pada saat awal, masing-masing tangki diisi dengan 1000 kg minyak pada suhu

    20 oC. Steam jenuh pada suhu 250 oC dikondensasikan di dalam koil yang

    tercelup pada masing-masing tangki. Minyak diumpankan ke tangki pertama

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    11/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 75

    dengan laju 100 kg/menit dan dialirkan ke tangki kedua maupun tangki dengan

    laju yang sama. Suhu minyak umpan adalah 20 oC. Tangki dilengkapi pengaduk

    sehingga pencampuran di dalam tangki dapat dianggap sempurna, dan suhu di

    dalam tangki seragam. Demikian juga dengan suhu aliran keluar tangki sama

    dengan suhu di dalam tangki. Kapasitas panas minyak, Cp = 2.0 kJ/kg. Laju

    perpindahan panas dari steam ke minyak tiap tangki dinyatakan dengan

    persamaan sebagai berikut :

    TTUaQ steam

    Dimana Ua = 10 kJ/mnt.oC yaitu perkalian antara koefisien transfer panas dan

    luas area perpindahan panas koil untuk masing-masing tangki.

    Tentukan suhu steady state di tiap tangki, dan berapa interval waktu yang

    dibutuhkan agar T3mencapai 99 % kondisi steady state-nya pada saat start-up ?

    Petunjuk Penyelesaian :

    Asumsi :

    i. Laju alir minyak menuju masing masing tangki dianggap sama (W0= W1=W2= W3= W).

    ii. Densitas minyak konstan, sehingga jumlah (massa dan volum) minyak di

    dalam masing masing tangki sama dan konstan (M1= M2= M3= M).

    Susun neraca panas unsteady state masing masing tangki.

    Untuk tangki 1 :

    Panas Akumulasi = Panas masuk Panas keluar

    110

    1 TWCTTUaTWCdt

    dTC psteampp

    Persamaan di atas dapat disusun kembali sebagai berikut :

    p

    steamp

    C

    TTUaTTWC

    dt

    dT 1101

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    12/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 76

    Analog untuk tangki 2 :

    p

    steamp

    C

    TTUaTTWC

    dt

    dT 2212

    Untuk tangki 3 :

    p

    steamp

    C

    TTUaTTWC

    dt

    dT 3323

    Sintax penulisan program Matlab

    Main program

    function runlatihan7_3clearclcglobal W UA M Cp Tsteam To%nilai-nilai parameter yang diketahuiW=100; % kg/minUA=10; % kJ/min.CM=1000; % kgCp=2.0; % kJ/kgTsteam=250; % C

    To=20; % C%nilai awal T1, T2, dan T3Tawal=[20 20 20];%oC%increment waktutmulai=0; % mintakhir=90; % mintspan=[tmulai:5:takhir];%fungsi untuk menjalankan fungsi MATLAB[t,Y]=ode45('latihan7_3',tspan,Tawal);%plot grafik t vs Tplot(t,Y(:,1),'*-r',t,Y(:,2),'o-b',t,Y(:,3),'*-g')title('Temperature dalam tangki berpengaduk')

    xlabel('waktu (min)')ylabel('T (C)')[t Y]

    Sub program

    function dTdt=latihan7_3(t,Y)global W UA M Cp Tsteam ToT1=Y(1);T2=Y(2);T3=Y(3);%persamaan-persamaan diferensial yang terlibat

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    13/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 77

    dTdt(1)=((W*Cp*(To-T1))+UA*(Tsteam-T1))/(M*Cp);dTdt(2)=((W*Cp*(T1-T2))+UA*(Tsteam-T2))/(M*Cp);dTdt(3)=((W*Cp*(T2-T3))+UA*(Tsteam-T3))/(M*Cp);dTdt=dTdt';

    Gambar 7.4 Proses Dinamis sistem Pemanasan Minyak

    Contoh 7.4. Reaktor Tubular Nonisotermal

    Reaksi fasa cair + B 2Cdilakukan pada PFR multitubular non-isotermal.

    Tube reaktor (panjang 7 m, diameter 2 cm) diselimuti dengan pendingin untuk

    menjaga temperatur dinding agar konstan. Reaksi order satu semu terhadap ,dengan 5624/T5A e10x4,03k

    s-1. Laju alir massa konstan pada 0,06 kg/s, densitas

    konstan pada 1,025 g/cm3, dan suhu pada masuk reaktor (T) adalah 350 K.

    a) Susun persamaan yang menyatakandz

    dxA dandz

    dT

    ) Plot profile f(z)xA untuk suhu dinding reaktor (Ts) erikut: 350 K, 365 K,

    400 K dan 425 K.

    Data yang diketahui : CAO=0,5 mol/L; Cp= 4,2 J/g.K; RAH -210 kJ/mol;U=

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 9020

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    55Temperature dalam tangki berpengaduk

    waktu (min)

    T(C

    )

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    14/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 78

    1,59 kW/m2K1.

    Penyelasian :

    a) Laju persamaan reaksi adalah:

    AAOAAAA x-1CkCkr- (A)

    DimanakAdiberikan dari persamaan Arhenius di atas. Subtitusi persamaan (A)

    pada persamaan neraca massa :

    zA2AOA /ddxr/Fr- ,

    hasilnya adalah (denganR = D/2danFAO/CAO =qo) :

    o

    AA2

    4q

    x-1kD

    dx

    dT (B)

    Persamaan (B) memberikan entuk yang diperlukandz

    dxA

    Untuk menyusun entuk dT/dz kita menggunakan neraca massa dengan

    membaginya dengandz, dan (-rA) dieliminasi dengan persamaan (A).

    Dan menyusun entuk kita membagi dx/dz dengan persamaan (B),

    menghasilkan:

    TT

    mC

    UD

    4mC

    Hx-1CkD

    dz

    dTs

    pp

    RAAO2

    (C)

    Dengan Ts adalah suhu dinding. Perlu dicatat bahwadz

    dTsecara implisit

    erhubungandz

    dxA .

    ) Profil konversi terhadap panjang reaktor pada berbagai suhu dihitung

    dengan MATLAB

    Main Program:

    function run_tubular

    clc

    clear

    % menyelesaikan PD ordiner simultan

    %nilai awal

    Yo=[0 350];%interval jarak

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    15/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 79

    xspan=[0:0.1:7]; % meter

    [x,Y]=ode45('tubular1',xspan,Yo);

    fa1=Y(:,1);

    T1=Y(:,2);

    [x,Y]=ode45('tubular2',xspan,Yo);

    fa2=Y(:,1);

    T2=Y(:,2);

    [x,Y]=ode45('tubular3',xspan,Yo);

    fa3=Y(:,1);

    T3=Y(:,2);

    [x,Y]=ode45('tubular4',xspan,Yo);

    fa4=Y(:,1);

    T4=Y(:,2);

    %tampilkan grafik

    plot(zspan,xa1,'-g',zspan,xa2,'-.m',zspan,xa3,'--b',zspan,xa4,'-

    .r')

    ylabel('fraksi konversi, xa');

    legend('Ti= 350K','Ti= 365K','Ti= 400K','Ti= 425K')

    xlabel('x (meter)');

    Sub Program1

    function dydz=tubular1(z,Y);

    xa=Y(1);T=Y(2);

    %data perhitungan

    D=0.02; %m

    rho=1025;%kg/m3

    m=0.06; %kg/sCao=0.50;% mol/L

    FAo=0.000025;%molar/s

    qo=FAo/Cao;

    Cp=4.2;%kJ/kg/K

    Hr=-210;%kJ/mol

    U=1.59;%kW/m2/K

    Ts=350;%K

    kA=(4.03E5)*exp(-5624/T);%1/sdydz(1)=pi*(D^2)*kA*(1-xa)/(4*qo);%persamaan dxa/dz

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    16/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 80

    suku1=pi*D^2*kA*Cao*(1-xa)*(-Hr)/(4*m*Cp);

    suku2=pi*U*D*(Ts-T)/(m*Cp);

    dydz(2)=suku1+suku2;%persamaan dT/dz

    dydz=dydz';

    Sub Program2

    function dydz=tubular2(z,Y);

    xa=Y(1);T=Y(2);

    %data perhitungan

    D=0.02; %m

    rho=1025;%kg/m3

    m=0.06; %kg/s

    Cao=0.50;% mol/L

    FAo=0.000025;%molar/s

    qo=FAo/Cao;

    Cp=4.2;%kJ/kg/K

    Hr=-210;%kJ/mol

    U=1.59;%kW/m2/K

    Ts=365;%K

    kA=(4.03E5)*exp(-5624/T);%1/s

    dydz(1)=pi*(D^2)*kA*(1-xa)/(4*qo);%persamaan dxa/dz

    suku1=pi*D^2*kA*Cao*(1-fa)*(-Hr)/(4*m*Cp);

    suku2=pi*U*D*(Ts-T)/(m*Cp);

    dydz(2)=suku1+suku2;%persamaan dT/dz

    dydz=dydz';

    Sub Program3

    function dydz=tubular3(z,Y);xa=Y(1);T=Y(2);

    %data perhitungan

    D=0.02; %m

    rho=1025;%kg/m3

    m=0.06; %kg/s

    Cao=0.50;% mol/L

    FAo=0.000025;%molar/s

    qo=FAo/Cao;

    Cp=4.2;%kJ/kg/K

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    17/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 81

    Hr=-210;%kJ/mol

    U=1.59;%kW/m2/K

    Ts=400;%K

    kA=(4.03E5)*exp(-5624/T);%1/s

    dydz(1)=pi*(D^2)*kA*(1-xa)/(4*qo);%persamaan dxa/dz

    suku1=pi*D^2*kA*Cao*(1-xa)*(-Hr)/(4*m*Cp);

    suku2=pi*U*D*(Ts-T)/(m*Cp);

    dydz(2)=suku1+suku2;%persamaan dT/dx

    dydz=dydz';

    Sub Program4

    function dydz=tubular4(z,Y);

    xa=Y(1);T=Y(2);

    %data perhitungan

    D=0.02; %m

    rho=1025;%kg/m3

    m=0.06; %kg/s

    Cao=0.50;% mol/L

    FAo=0.000025;%molar/s

    qo=FAo/Cao;

    Cp=4.2;%kJ/kg/K

    Hr=-210;%kJ/mol

    U=1.59;%kW/m2/K

    Ts=425;%K

    kA=(4.03E5)*exp(-5624/T);%1/s

    dydx(1)=pi*(D^2)*kA*(1-xa)/(4*qo);%persamaan dxa/dz

    suku1=pi*D^2*kA*Cao*(1-xa)*(-Hr)/(4*m*Cp);

    suku2=pi*U*D*(Ts-T)/(m*Cp);dydx(2)=suku1+suku2;%persamaan dT/dx

    dydz=dydz';

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    18/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 82

    Gambar 7.5 Profil konversi terhadap panjang reaktor pada berbagai suhu

    Pada contoh 7.4, persamaan diferensial yang dieksekusi dijalankan dengan

    menuliskan empat sub program sehingga mem utuhkan penulisan yang panjang.

    Cara tersebut dapat disederhanakan dengan menggunan metode loop for.

    C. RANGKUMAN

    a. Persamaan Diferensial Biasa (PDB) merupakan persamaan diferensial di

    mana fungsi yang tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari

    variabel bebas tunggal

    . Dalam bidang Teknik Kimia Persamaan diferensial muncul dari kajian proses

    fisis dan kimia dinamis yang memiliki satu variable ebas. Variabel tersebut

    dapat berupa variable jarak, z atau variabel waktu, t yang bergantung pada

    geometri sistem dan kondisi batasnya.

    c. Penyelesaian persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan dengan

    MATLAB menggunakan fungsi ode yang akan diperoleh nilai variabel terikat

    untuk setiap variabel bebas yang diberikan.

    D.LATIHAN

    0 1 2 3 4 5 6 70

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1

    z (meter)

    fra

    k

    s

    i

    k

    o

    n

    v

    e

    rs

    i,

    x

    a

    T= 350K

    T= 365K

    T= 400K

    T= 425K

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    19/20

    Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 83

    Latihan 7.1 Simulasi Reaktor Plug Flow Non Isotermal

    Reaksi perengkahan aseton fasa uap, dinyatakan dengan reaksi endotermik

    sebagai berikut:

    CH3COCH3 CH2CO + CH4

    Berlangsung pada reaktor tubular berjaket. Aseton murni masuk reaktor pada

    suhu To = 1035 K dan tekanan Po = 162 kPa, dan suhu gas eksternal heat

    exchanger adalah konstan pada T, = 1150 K. Ingin dicari profil suhu sepanjang

    reaktor dengan tekanan dianggap konstan. Data lain diberikan sebagai berikut:

    Laju Alir volumetrik vo = 0,002 m3/s

    Volume reaktor VR = 1 m3

    Koef. transfer panas overall U = 110 W/m2 K

    Luas permukan transfer paas a = 1502/m3 reaktor

    Konstanta Laju rekasi k =3,58 34.222 Panas reaksi :

    = 80770 + 6,8( 298) 5,75 10( 298) 1,27 10( 298)/Kapasitas panas aseton CpA=26,63 + 0,1830 T - 45,86 x 10-6T2 J/mol.K

    Kapasitas panas keten CpA=20,04 + 0,0945 T - 30 95 x 10-6T2 J/mol.K

    Kapasitas panas metana CpA=13,39 + 0,0770 T - 18 71 x 10-6T2 J/mol.K

    Neraca mol =

    Neraca energi=

    ( )

    Laju reaksi = FAO =CAO.vo

    CP= CpB+ CPC- CPA

    E. RUJUKAN

    1) Constantinidis dan Mustoufi,1999,Numerical Methodes for Chemical Engineers

    with MATLAB Application, hal 262-264. Prentice-Hall: Englewood Cfiffs, NJ.

    2) Finlayson, B.A., 2006,Introduction to Chemical Engineering Computing, hal 115-

    123. John Wiley & Sons Inc., New Jersey

    3) Dan Hanselman dan Bruce Littlefield, 1997. MATLAB: Bahasa Komputasi danTeknis. hal 15 dan 154-165. Andi. Yokyakarta.

  • 8/13/2019 Bab 7 Penyelesaian Persamaan Diferensial3

    20/20