bab 2 tinjauan pustakarepository.stimart-amni.ac.id/179/2/bab 2.pdf · 9 bab 2 tinjauan pustaka 2.1...
TRANSCRIPT
-
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama bagi setiap
perusahaan, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil
dari sebuah produk yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil
yang diharapkan. Kotler dalam Lupiyoadi, (2014:7). Sedangkan
menurut Sumarwan (2015:390), kepuasan konsumen merupakan
dampak dari perbandingan antara harapan nasabah sebelum
pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari
produk yang dibeli tersebut. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis
adalah untuk menciptakan parakonsumen yang merasa puas.
Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen
menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian
ulang dan terciptanya loyalitas konsumen, dan membentuk suatu
rekomendasi dari mulut kemulut yang menguntungkan perusahaan.
Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana
produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation),
harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan
dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan
konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen
sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk
tersebut. Didalam mengevaluasi kualitas suatu produk atau jasa,
konsumen akan menilai berbagai atribut (dimensi kualitas
pelayanan dan dimensi kualitas produk). Kaitan antara kepuasan
konsumen dan kesetiaan konsumen tidak bersifat proporsional.
Andaikan kepuasan konsumen diberi peringkat dengan skala satu
-
10
sampai lima. Pada level kepuasan konsumen yang sangat rendah
(level satu), para konsumen cenderung menjauhi perusahaan
dengan menyebarkan cerita jelek tentang perusahaan tersebut. Pada
level dua sampai empat, konsumen agak puas tetapi masih merasa
mudah untuk beralih ketika tawaran yang lebih baik muncul. Pada
level kelima, konsumen sangat cenderung membeli ulang dan
bahkan menyampaikan cerita pujian tentang perusahaan. Kepuasan
atau rasa senang yang tinggi menciptakan ikatan emosional dengan
merek atau perusahaan tersebut, tidak sekedar suka yang
berlebihan. Persepsi konsumen mengenai mutu suatu jasa dan
kepuasan menyeluruh, mereka memiliki beberapa indikator /
petunjuk yang bisa dilihat (Supranto, 2013:44). Konsumen mungkin
tersenyum ketika mereka berbicara mengenai barang atau jasa.
Konsumen mungkin mengatakan hal-hal yang bagus tentang barang
atau jasa. Senyum suatu bukti bahwa seseorang puas, cemberut
sebaliknya mencerminkan kekecewaan. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan tentang sikap dan persepsi konsumen mengenai
barang / jasa dengan meneliti manifestasi yang terkait dengan
produk / jasa yang dilihat. Manifestasi yang terlihat adalah
jawaban-jawaban yang diberikan para pelanggan melalui pengisian
kuesioner kepuasan konsumen. Kalau para konsumen menunjukkan
hal-hal yang bagus tentang produk / jasa pada kuesioner kepuasan
pelanggan dan mendemonstrasikan indikasi perilaku positif lainnya.
Ketika membentuk suatu kuesioner atau skala yang menilai sikap
dan persepsi konsumen dalam upaya membentuk kebutuhan
konsumen, perlu mempertimbangkan isu ukuran untuk menjamin
bahwa skor yang diperoleh dari instrumen berupa kuesioner
mencerminkan informasi yang akurat tentang hal yang
mendasarinya. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen
merupakan faktor penting bagi setiap perusahaan, konsumen yang
merasa puas cenderung kembali dan menggunakan produk tersebut.
-
11
2.1.2 Servicescape (Lingkungan Layanan)
Yazid (2008:96) mendefinisikan servicescape merupakan
lingkungan yang di ciptakan, buatan manusia, lingkungan fisik jasa
dan bentuk komunikasi berwujud (tangible) lainnya. Lovelock
(2008:59) mendefinisikan dimensi servicecescape ke dalam tiga
bagian, yaitu (1) ambient conditions (karakteristik lingkungan yang
berkenaan dengan ke lima panca indera), (2) spatial layout and
functionality (denah ruangan, ukuran dan bentuk dari perlengkapan
perabot, meja-meja, mesin dan peralatan), (3) signs, symbol and
artifacts (tanda-tanda atau symbol juga bentuk bangunan). Dapat
disimpulkan servicescape merupakan lingkungan fisik hasil buatan
atau rancangan manusia sendiri yang di maksudkan untuk
menyampaikan dan saling berinterakasi dengan pelanggan
mengenai apa yang telah di produksi oleh perusahaan tersebut.
Hightower (2009) membagi dimensi dari servicescape pada tiga
dimensi utama, yaitu:
1. Dimensi Ambient (Ambient Dimension)
merupakan kesadaran saat ini dari konsumen. Hal ini berarti
konsumen bisa menjadi kurang peduli dengan hal dalam
lingkungan lainnya dibandingkan dengan dimensi ambient ini.
Indikator utama dari dimensi ambient ini antara lain: kebersihan
lingkungan, temperatur fasilitas dan pencahayaan yang tepat.
2. Dimensi Sosial (Social Dimension)
merupakan komponen manusia dalam lingkungan fisik. Terdiri
dari komponen karyawan dan komponen konsumen. Indikator
utama dari komponen karyawan adalah suka menolong (helpful)
dan ramah (friendly), sedangkan komponen utama dari konsumen
juga hampir sama yaitu bersahabat (friendly) dan bekerjasama
(helpful). Dapat disimpulkan kondisi fisik dari lingkungan sangat
penting untuk memperkuat tingkat kepuasan dari konsumen.
-
12
3. Dimensi Desain (Design Dimension)
merupakan sebagai isyarat visual yang membuat seseorang
berpikir secara verbal apa yang dilihat. Indikator utama dari
dimensi desain antara lain komponen estetika dan komponen
fungsional. Komponen estetika indikatornya antara lain arsitektur
yang menarik, serta pengaturan interior yang memuaskan,
sedangkan indikator dari komponen fungsional yaitu fasilitas fisik
yang memuaskan, serta tempat istirahat yang didesain dengan baik.
2.1.3 Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi informasi menurut Thompson et al.
dalam Tjhai (2003) merupakan manfaat yang diharapkan oleh
pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya dimana
pengukurannya berdasarkan pada intensitas pemanfaatan,
frekuensi pemanfaatan dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak
yang digunakan. Faktor pengguna merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penerapan suatu
teknologi. Karena tingkat kesiapan pengguna untuk menerima
teknologi tersebut memiliki pengaruh besar dalam menentukan
keberhasilan penerapan teknologi tersebut. Salah satu pendekatan
yang digunakan untuk melihat kemudahan suatu teknologi adalah
Technology Acceptence Model (TAM). TAM merupakan suatu
teori yang menawarkan suatu penjelasan kuat dan sederhana untuk
penerimaan teknologi dan perilaku para penggunanya (Sanjaya,
2005). Wijaya (2005) juga menyatakan bahwa dalam Technology
Acceptance Model (TAM), terdapat dua faktor yang secara
dominan mempengaruhi integrasi teknologi. Faktor pertama
adalah persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi. Sedangkan
faktor kedua adalah persepsi pengguna terhadap kemudahan
penggunaan teknologi. Kedua faktor tersebut mempengaruhi
kemauan untuk memanfaatkan teknologi. Sedangkan Kemudahan
penggunaan (easy of use) didefinisikan sebagi sejauhmana
-
13
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007). Artinya bahwa kemudahan
penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga)
seseorang dalam mempelajari komputer. Pengguna TI
mempercayai bahwa TI lebih fleksibel, mudah dipahami dan
mudah pengoperasiannya (compatible) sebagai karakteristik
kemudahan penggunaan. Davis (1986) dalam Jogiyanto (2007)
memberikan beberapa indikator konstruk kemudahan penggunaan
yaitu (1) kemudahan untuk dipelajari (easy to learn), (2)
controllable (3) clear & understable, (4) flexible, (5) keterampilan
menjadi bertambah (easy to become skillful) (6) mudah digunakan
(easy to used).
2.1.4 Kualitas Layanan
Menurut Tjiptono (2000:4) Kualitas adalah ”suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk dan jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
Sedangkan menurut ASQC (American Society for Quality Control)
(dalam Amiruddin, 2007: 15) Kualitas ialah gambaran total sifat
dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Menurut
Kotler dan Armstrong (2007:347), Service quality (kualitas
layanan) merupakan penilaian pelanggan terhadap proses
penyediaan jasa. Dengan demikian pengevaluasian service quality
berarti pengevaluasian terhadap proses produksi jasa” (Bates dan
Hoffman, 1999, p.338). Kualitas pelayanan adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh perusahaan atau instansi yang menawarkan
jasa, karena dengan kualitas pelayanan kepada konsumen,
perusahaan atau instansi dapat mengukur tingkat kinerja yang telah
dicapai.Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan
suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas
kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk,
-
14
sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh
suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi
kualitas yang telah ditetapkan. Menurut Tjiptono (2006:51),
terdapat 5 macam perspektif kualitas, yaitu:
1. Transcendental approach
Kualitas dipandang sebagai innate execellence, di mana
kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalisasikan, biasanya diterapkan
dalam dunia seni.
2. Product-based approach
Kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat
dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas
mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau
atribut yang dimiliki produk.
3. User-based approach
Kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga
produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya
perceived quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi.
4. Manufacturing-based approach
Kualitas sebagai kesesuaian / sama dengan persyaratan. Dalam
sektor jasa bahwa kualitas seringkali didorong oleh tujuan
peningkatan produktivitas dan penekanan biaya.
5. Value-based approach
Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam
pengertian ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki
kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai.
Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang
paling tepat dibeli. Kualits pelayanan merupakan suatu
pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari
perbandingan antara ekspektasi (harapan) dengan kinerja
(hasil) (Usmara, 2003:231). Kualitas harus dimulai dari
-
15
kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.
Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia
layanan, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi
pelanggan. Pelangganlah yang menentukan berkualitas atau
tidaknya suatu pelayanan. Dengan demikian baik tidaknya
kualitas layanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa
dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada tabel berikut dijelaskan tentang penelitian terdahulu, variabel
penelitian, teknik analisa serta hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Rujukan Jurnal Penelitian Bilgies (2016)
Pada tabel 2.1 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini
berfokus pada variabel Kualitas Produk, Harga, Kualitas Layanan dan
kepuasan pelanggan.
Tabel 2.1
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan),
Pemanfaatan Teknologi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
Sumber
Penelitian
Bilgies (2016), Jurnal Ekonomi, Vol. 1, No. 1, April 2016 : 78 - 90
Judul Peran Kualitas Produk, Harga Dan Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Billagio Skincare.
Metode
Analisis
accidental sampling, uji ini menggunakan program Partial Least
Square (PLS).
Variabel
Penelitian
X.1. Kualitas Produk, Indikator :
1. Kemampuan produk
2. Keistimewaan produk
-
16
2. Rujukan Jurnal Penelitian Masloman dkk (2014)
Pada tabel 2.2 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini
berfokus pada variabel Kualitas Pelayanan, Servicescape dan Kepuasan
pelanggan.
Tabel 2.2
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan),
Pemanfaatan Teknologi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
3. Daya tahan produk
X.2. Harga, Indikator :
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Kesesuaian harga dengan manfaat
4. Daya saing harga
X.3. Kualitas Layanan, Indikator :
1. Bukti fisik
2. Keandalan
3. Daya tanggap
4. Jaminan
5. Empati
Y. Kepuasan Pelanggan Indikator :
1. Kepuasan pada kualitas produk
2. Kepuasan pada harga produk
3. Kepuasan pada pelayanan yang diberikan karyawan
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Produk, Harga dan
Kualitas Layanan dari ketiga variabel. berpengaruh positif terhadap
Kepuasan Pelanggan Billagio Skincare.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu variabel kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan.
-
17
Sumber
Penelitian
Masloman dkk (2014). Jurnal EMBA, Volume 3, No 4, Desember
2014 : 589-601
Judul Kualitas Pelayanan Dan Servicescape Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Kentucky Fried Chicken Multimart Ranotana
Manado.
Metode
Analisis
Analisis Statistik Regresi Linier Berganda, uji ini menggunakan
program SPSS.
Variabel
Penelitian
X.1. Kualitas Pelayanan Indikator :
1. Bukti Langsung (Tangible)
2. Keandalan (Reliabilty)
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Empati (Emphaty)
X.2. Servicescape Indikator :
1. Dimensi Ambient
2. Dimensi Sosial
3. Dimensi Desain
Y. Kepuasan pelanggan Indikator :
1. Kebutuhan dan keinginan
2. Pengalaman masa lalu
3. Pengalaman dari teman-teman
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Dan
Servicescape berpengaruh positif terhadap kepuasan Konsumen
Pada Kentucky Fried Chicken Multimart Ranotana Manado.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu variabel servicescape
(lingkungan layanan) terhadap kepuasan pelanggan.
-
18
3. Rujukan Jurnal Penelitian Rasyid (2017)
Pada tabel 2.3 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini
berfokus pada variabel Kualitas Layanan, Pemanfaatan Teknologi dan
Kepuasan Pelanggan.
Tabel 2.3
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan),
Pemanfaatan Teknologi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
Sumber
Penelitian
Rasyid (2017). Jurnal Ecodemica. Vol. 1. No.2
Judul Pengaruh Kualitas Layanan Dan Pemanfaatan Teknologi Terhadap
Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Go-Jek
Metode
Analisis
Structural equation modelling (SEM), uji ini menggunakan
program AMOS versi 19.
Variabel
Penelitian
X.1. Kualitas Layanan Indikator :
1. Keandalan
2. Daya Tanggap
3. Jaminan
4. Empati
5. Bukti Fisik
X.2. Pemanfaatan Teknologi Indikator :
1. Persepsi pengguna terhadap manfaat teknologi
2. Persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi
Y.1. Kepuasan Pelanggan Indikator :
1. Kemampuan perusahaan memenuhiharapan konsumen.
2. Kemampuan perusahaan memberikan kepuasan melalui upaya
perbaikan jasa
Y.2. Loyalitas Pelanggan Indikator :
1. Niat untuk menggunakan jasa kembali
2. Merekomendasikan perusahaan kepada orang lain
-
19
3. Komitmen terhadap perusahaan
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan dan
pemanfaatan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan.
4. Rujukan Jurnal Penelitian Mulyaningsih dan Suasana (2016)
Pada tabel 2.4 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini
berfokus pada variabel Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
Tabel 2.4
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan),
Pemanfaatan Teknologi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
Sumber
Penelitian
Mulyaningsih dan Suasana (2016). Jurnal Manajemen Unud,
Volume 5, No 1, (2016) 1-30.
Judul Pengaruh Kualitas Layanan Dan Citra Perusahaan Terhadap
Kepuasan Nasabah Pada Bank OCBC NISP Di Denpasar.
Metode
Analisis
Analisis Statistik Regresi Linier Berganda, uji ini menggunakan
program SPSS.
Variabel
Penelitian
X.1. Kualitas Pelayanan Indikator :
1. Bukti Fisik
2. Daya Tanggap
3. Keandalan
4. Jaminan
5. Empati
X.2. Citra Perusahaan Indikator :
1. Lambang dan logo perusahaan mudah diingat
2. Lambang dan logo perusahaan mudah dikenali
-
20
3. Lambang atau logo perusahaan mempertinggi citra diri
penggunannya
Y. Kepuasan Nasabah Indikator :
1. Kepuasan terhadap produk
2. Pelayanan keseluruhan memuaskan
3. Perasaan senang
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan, citra
perusahaan dan kepuasan nasabah berpengaruh positif terhadap
kepuasan nasabah bank OCBC NISP.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu variabel kualitas
layanan dan kepuasan pelanggan.
5. Rujukan Jurnal Penelitian Hariyono (2013)
Pada tabel 2.5 dijelaskan secara ringkas jurnal penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penilitian yang akan dilakukan. Penelitian ini
berfokus pada variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi dan Kepuasan Pelanggan.
Tabel 2.5
Rujukan Penelitian Untuk Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan),
Pemanfaatan Teknologi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan.
Sumber
Penelitian
Hariyono Dan Sulistyono (2013). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.
4, No. 2, Desember 2013, 189 - 198
Judul Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kepuasan Pelanggan Di PT POS
INDONESIA YOGYAKARTA
Metode
Analisis
Analisis Statistik Regresi Linier Berganda, uji ini menggunakan
program SPSS.
Variabel
Penelitian
X.1. Pemanfaatan Teknologi Informasi Indikator :
1. kemudahan untuk dipelajari
-
21
2. keterampilan menjadi bertambah
3. mudah digunakan
X.2. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Indikator :
1. intensitas penggunaan
2. frekuensi penggunaan
3. jumlah paket perangkat lunak yang digunakan
Y. Kepuasan pelanggan Indikator :
1. Persepsi kemudahan penggunaan
2. Persepsi kegunaan
3. Dukungan manajemen dan kemampuan teknis pengguna
Hasil
Penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Pemanfaatan Teknologi
Informasi Dan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan pelanggan.
Hubungan
dengan
Penelitian
Dari kesimpulan jurnal terdahulu terdapat variabel yang sama dan
berkaitan erat dengan penelitian penulis yaitu variabel Pemanfaatan
Teknologi Terhadap Kepuasan pelanggan.
Sumber Tabel : Dari Berbagai Jurnal Penelitian Terdahulu.
Pada umumnya penelitian terdahulu menggunakan variable yang
berbeda yaitu: servicescape (lingkungan layanan), pemanfaatan teknologi
dan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan, Disetiap penelitian
masing-masing penelitian terdahulu ini dengan tempat dan sasaran
responden yang berbeda. Berharap dengan pengembangan penelitian ini
terdapat perbedaan hasil-hasil dimana ketiga variable yang digunakan
dapat saling mempengaruhi dan menghasilkan kesempatan yang baik dan
bermanfaaat.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016). Hipotesis ilmiah mencoba
mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.
-
22
Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian
hipotesis peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau
eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan apakah akan
menerima dan menolak. Hipotesis berdasarkan pada data yang
diperoleh dari sampel. Dalam penelitian ini, hipotesis dikemukakan
dengan tujuan untuk mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian
yang akan dilakukan. Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan berarti
salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan
dari keputusan yang berhasil dijalankan selama ini. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 2.6
Hipoteis Penelitian
No. HIPOTESIS
H1
Diduga faktor Servicescape (Lingkungan Layanan) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan PT. PELINDO
I Cabang Belawan.
H2
Diduga faktor Pemanfaatan Teknologi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan PT. PELINDO I Cabang
Belawan.
H3 Diduga faktor Kualitas Layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan PT. PELINDO I Cabang Belawan.
H4
Diduga secara simultan bahwa servicescape (lingkungan layanan),
pemanfaatan teknologi dan kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap Kepuasan Pelanggan PT. PELINDO I Cabang Belawan.
-
23
2.4 Alur Penelitian
Gambar 2.1 Alur Penelitian
Keterangan :
: Langkah penyusunan skripsi
: Apabila terjadi kekurangan data pada tahap pengolahan
data maka dapat dilakukan pengumpulan data kembali.
Identifikasi Permasalahan
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Analisis Data
Implikasi Manajerial
Kesimpulan dan Saran
Latar Belakang Masalah
(Data Tidak Cukup)
(Data Cukup)
Pengolahan
Data
-
24
2.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan
hasil penelitian yang terkait, yang mana kerangka pikir ini menjadi acuan
dalam merumuskan hipotesis. Adapun kerangka pemikiran dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Gambar: 2. 2 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Indikator = Pengukur
= Variabel = Pengaruh
H = Hipotesis
Variabel dan indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Kepuasan Pelanggan (Y), (Samuel, 2005).
Indikator – indikator Kepuasan Pelanggan yaitu:
X1.1
X1.2
X1.3
Y.1
Y.2
Y.3
H1
Servicescape
(Lingkungan
Layanan) (X1)
Kepuasan
Pelanggan
(Y)
H2
H3
H4
Pemanfaatan
Teknologi (X2)
Kualitas
Layanan (X3)
X2.1
X2.2
X2.3
X3.1
X3.2
X3.3
-
25
Y1 = Kepuasan pada kualitas produk
Y2 = Kepuasan pada harga produk
Y3 = Kepuasan pada pelayanan yang diberikan karyawan
2. Variabel Servicescape (Lingkungan Layanan) (X1), (Hightower, 2010).
Indikator – indikator Servicescape (Lingkungan Layanan) yaitu:
X1.1= Dimensi ambient
X1.2= Dimensi sosial
X1.3= Dimensi desain
3. Variabel Pemanfaatan Teknologi (X2), (Davis dalam Jogiyanto, 2007).
Indikator – indikator Pemanfaatan Teknologi yaitu:
X2.1 = Kemudahan untuk dipelajari
X2.2 = Keterampilan menjadi bertambah
X2.3 = Mudah digunakan
4. Variabel Kualitas Layanan (X3), (Tjiptono, 2012).
Indikator – indikator Kualitas Layanan yaitu:
X3.1 = Jaminan
X3.2 = Keandalan
X3.3 = Empati