bab 2 tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/58743/3/bab 2.pdf6 bab 2 tinjauan pustaka 2.1 asap rokok dan...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asap Rokok dan Radikal Bebas
2.1.1 Rokok
Rokokuadalah salahu usatu dariu uolahan Produku Tembakauu uyang
bertujuanuuntuk dibakarudan dihisapuatau dihirupubagian0 uasapnya, termasuk
rokokukretek, rokokuputih, cerutuuatau bentukulainnya yangudihasilkanudari
tanamanunicotianautabacum, nicotianaurustica, dan spesiesulainnyauatau
sintetisnyauyang asapnyaumengandung nikotinudanutar, denganuatauutanpa
bahanutambahan (PPRI, 2012). Merokokumerupakan kegiatanumembakar
tembakauukemudian asapnyaudihisap danumenghebuskan bagianuasapnya
keluarusehingga asapuyang sudahudi keluarkan dapat diuhirupudirinyausendiri
maupunuseseorang yanguberadaudiusekitarnya (Parwati, 2018).
2.1.2 Sumber radikal bebas dari rokok
RadikaluBebas adalahusuatu gugusuatom yangumempunyaiusatuuatau
lebihudari satuuelektron yangutidakuberpasangan. Radikalubebasuterdapat
adau2 jenisudi dalamutubuh manusauberdasarkan sumbernyauatauuasalnya
yaituuendogen (bersumberudari dalamutubuh manusia) udan eksogen
(bersumberudari luarutubuhumanusia). (Kristiawan et al., 2017). Asap
rokok umemiliki radikalubebas yangudapat mempengaruhiuatauumenggangu
kesehatanumanusia. Radikalubebas yanguterdapat diudalamurokokumerupakan
7
radikalubebas yanguberssumber eksogenuyaitu radikalubebas yanguasalnya
dariuluar tubuhumanusia (Yuslianti, 2018). Radikaluendogenuterbentuk
sebagaiusisauproses metabolismeu (proses u pembakaran) protein, karbohidrat,
dan u lemak u pada u mitokondria, prosesu inflamasi atau u peradangan, ureaksi
antarau ubesi logamu utransisiu udalam tubuh, ufagosit, xantinu uoksidase,
peroksisom, umaupunupadaukondisiuiskemiau (Sayuti dan Rina, 2015).
2.1.3 Kandungan asap rokok
Jumlahupada komponenukimia padauuasap rokokuuyanguutelah
diidentifikasiuumencapaiuu4.800uumacam. Kesempurnaanuupadauusaat
pembakaran, uterutamautingginyausuhu, akanumempengaruhiuhasil uproduksi
komponenukimiauasap, sehinggaukomponen kimiauuyanguudihasilkanujuga
beragam (Tirtosastro dan Murdiyati, 2010). MenurutiiTirtosastroiidan
Murdiyatii (2010) idalamipenelitiannyaimenyatakanipenyebabi–ipenyebab
yangimempengaruhisuhuirokokiantarailain:
a) Kepadatanimassa tembakauidan ukuraniatau diameterirokok. Massa
yangipadat danitebal akanisulit diisapiatauiterbakar.
b) Kandunganigaramikaliumiatauiinatriumiidiiidalam racikanirokokidapat
memperbaikiipembakaran.
c) Adanyaibahani-ibahan yangimenghambatipembakaraniseperti klori (Cl)
atauigula, terutamaiigulaiisukrose, atauiiyangiilain. Kloriimempunyai
pengaruhiimenghambatiipembakaraniipalingiibesar.
8
d) Kelembapanitembakau yangitinggi akanimenghambatipembakaran.
e) Filterii yangi rapati iakani mengurangii / imenghambati ikelancaran
pembakaran.
f) Porii-ipori kertasirokok padaiiibagian pangkaliiibatang rokokiiidan
berfungsiiuntuk memasukkaniiudara padaiisaat melakukaniipengisapan
rokok. Penggunaaniikertas rokokiiberpori akaniimengencerkaniiasap
yangiimasuk keiimulutiiperokok, sehinggaiimenurunkaniikonsentrasi
komponenikimiaiyangiterkandungidiidalamnya.
Asapiyang berasalidari hisapanirokok, menghasilkaniduaimacamijenis
asapiyakniiasapiprimeridan asapiisekunder. Asapiiprimeriiadalahiimerupakan
asapiirokok yangiiterhisap langsungiimasuk keiiparui-iparu perokokiilalu
dihembuskaniikembali, sedangkaniiuntuk asapiisekunder adalahiiasapiirokok
yangiitimbul dariiioleh rokokiiyangiiterbakar. Asapiirokokiiimengandung
komponeni-ikomponeniyang beranekairagam danikebanyakan bersifatitoksik
bagiitubuh. Komponeniyang dihasilkanioleh hisapanidari asapirokokidapat
berupaiiradikaliibebas, nikotin, mutageniiatau karsinogeniiidaniikonstituen
lainnya. Radikal bebas yang terkandung di dalam asap rokok sangat banyak
jumlahnya, diperkirakanidalam satuihisapan yangidilakukan bisaimasuki1014
molekuliradikalibebas(Hoolbrook et al., 2000).
Rokokiiyang dibakariimemiliki duaiijenis faseiiyaitu faseigas danifase
partikel, untukiikedua faseimasing-masingiimengandungiisejumlah zatitoksik
9
yangiimerugikaniitubuh. Kandunganiidari bahaniikimia dalamiitiapiifase-fase
dapatidilihat padaitabeliberikut:
Tabel 2.1 Kandungan dan Efek Bahan Kimia Rokok pada Fase
Partikular
(Hoolbrook et al., 2000)
Tabel 2.2 Kandungan dan Efek Bahan Kimia Rokok pada Fase
Gas
(Hoolbrook et al., 2000)
10
2.2 Trakea
2.2.1 Anatomi trakea
Trakea merupakan pipa yang terdiri dari tulang rawan (Cartilago
trachealis) dan otot yang dilapisi oleh epitel thorak berlapis semu bersilia /
pseudostratified columnar cilliated epithelium, panjang trakea mulai dari
bagianyang berada di bawahkartilago krikoid sampai percabangan pertama
yang disebut dengan nama karinayang membagi bronkus kanan dan bronkus
kiri dan karina biasanya dapat ditemukan pada vertberate Thoracal 4 jika
dalam posisi vertikal dan akan berubah posisinya tergantung pada posisi
kepala, leher dan dalam fase respirasi. Rata – rata penjang trakea pada
manusia 11,8 cm, pada orang normal biasnya berkisar 10cm – 13cm pada
pria dan 10 sentimeter pada wanita (Furlow dan Mathisen, 2018).
Diameter anteroposterior rata-rata 13 dan cendrung pada wanita lebih
pendek dari pada pria. Trakea orang dewasa terletak di tengah-tengah leher
dan semangkin distal atau ke arah karina trakea masuk ke rongga
mediastinum di belakang manubrium sterni. Dinding trakea terdapat
bentukan seperti cincin dan dibentuk sekitar 18 - 22 cincin yang terbuat dari
tulang rawan yang berbentuk seperti D (Furlow dan Mathisen, 2018)
11
(Furlow dan Mathisen, 2018)
Gambar 2.1 Anatomi Trakea
(Netter, 2014)
Gambar 2.2 Potongan Melintang
Vaskularisasi Trakea terbagi menjadi 2 yaitu trakea bagian atas(cervical)
dan trakea bagian bawah (thoracis). Trekea atas mendapatkan vaskularisasi
dari Arteri Sub Clavia akan menjadi bercabang menjadi Trunkus
thyrocervical sinitra dan dextra darah akan di alirkan ke Arteri Thyroid
Inferior yang akan menjadi 3 cabang tracheoesophageal, cabang pertama
akan mensuplai bagian bawah trakea cervical, cabang kedua akan mensuplai
bagian tengah trakea cervical, cabang ketiga akan mensuplai bagian atas
trakea cervical. Pada trakea bagian bawah (thoracis) mendapatkan suplai/
vaskularisasi dari arteri bronkial yang merupakan cabang langsung dari
Aorta (Furlow dan Mathisen, 2018).
12
(Furlow dan Mathisen, 2018)
Gambar 2.3 Vaskularisasi Trakea
2.2.2 Fisiologi trakea
a. Fungsi Trakea dalam Sistem Pernafasan
Trakea Berfungsi sebagai menjaga supaya saluran tetap terbuka
agar udara dengan mudah dapat keluar dan masuk alveoli(Guyton dan
Hall, 2014). Trakea terdapat dibagian antara laring dengan bronkus,
berbentuk seperti tabung yang mempunyai sifat semifleksibel dan
semikolaps, yang terdapat di bagian ventral leher (Wira et al. 2018).
b. Pembersihan udara pernafasan
Seluruh bagian sistem saluran pernafas, dari bagian saluran
pertama yaitu hidung sampai bronkiolus terminalis dipertahankan agar
tetap lembap oleh cairan mukus yang melapisi seluruh permukaan.
13
Mukus yang di keluarkan / disekresikan sebagian oleh sel goblet
mukosa dalam lapisan epitel saluran nafas, dan sebagian oleh kelenjar
submukosa. Selain untuk mempertahankan menjaga dari kelembapan
saluran pernafasan, mukus juga dapat berfungsi menangkap benda
asing seperti partikel-pertikel kecil dari udara inspirasi dan
menyaringnya supaya tidak sampai masuk ke bagian alveoli (Guyton
dan Hall, 2014).
2.2.3 Histologi trakea
Lumen trakea terdapat beberapa lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan
sub mukosa, lapisan tulang rawan hialin, dan lapisan adventisia
(Eroschenko, 2015)
(Eroschenko, 2015)
Gambar 2.4 Histologi Lapisan Trakea
hematoksilin dan eosin
14
a. Lapisan mukosa
Lapisan mukosa trakea adalah merupakan lapisan yang paling
dalam yang dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia (epithelium
pseudostratificatum columnare ciliatum)/ epitel respiratorik
(Eroschenko, 2015). Dibawah bagian epitel terdapat bagian lamina
propria. Di bagian lamina propia dibagian bawahnya terdapat
jaringkan ikat halus, jaringan limfoid difus, dan beberapa nodulus
limfoid soliter, dan bagian paling bawah terdapat membran elastika
yang terbentu dari serat elastika dan bagian serat ini yang memisahkan
bagian mukosa dan sub mukosa (Mescher, 2016).
Lapisan pada mukosa trakea terdapat lima jenis sel pada epitel
respiratorik f:
1) Sel Goblet
Sel goblet pada lapisan mukosa ini sangat banyak sekali di
temukan dibagian epitel bertingkat silindris bersilia (Eroschenko,
2015). Sel goblet berbentuk seperti piala (goblet) ini berfungsi
memproduksi mukus, mukus yang dihasilkan berfungsi untuk
melembabkansaluran pernafasan dan menangkap partikel-partikel
kecil seperti debu dan mikroorganisme ketika inspirasi bersama udara
pernafasanf (Mescher, 2016).
2) Sel Silindris Bersilia
15
Sel ini merupkan sel yang terbanyak yang bisa di temukan di
sistem pernafasankurang lebih 300 silia dengan ukuran yang panjang
sekitar 2-3µm.Silia dilapisi oleh membran sel dengan pusat
mikrotubulus yang tersusun. Perpindahan gerak antar mikrotubulus
aksonema akan menghasilkan sesuatu gerakan dari silia yang
menyerupai lecutan, gerakan tersebut yang membuat silia dapat
mendorong mukus untuk dikeluarkan menuju faring (Mescher, 2016).
3) Sel Basal
Sel yang mempunyai bentukbulat kecil pada membran basal tetapi
tidak meluas sampai permukaan lumen epitel, merupakan sel punca /
stem cell yang membentuk jenis sel lain (Mescher, 2016).
4) Sel Sikat (Brush Cells)
Tipe sel silindris yang jumlahnya sangat sedikit, lebih jarang
tersebar dan lebih sulit ditemukan dengan permukaan yang
mempunyai bentuk apikal kecil yang memiliki banyak mikrovili
ukuran pendek dan tumpul. Sel sikat menunjukan sejumlah komponen
transduksi sinyal seperti komponen pada se1 kecap dan memiliki
ujung saraf aferen pada permukaanbasalnya dan dipandang sebagai
reseptor kemosensoris (Mescher, 2016)
16
5) Sel Granula Kecil
Juga sulit ditemukan pada sediaan rutiry tetapi memiliki banyak
granul padat berdiameter 100-300nm. sel ini merupakan bagian dari
sistem neuroendokrin (Mescher, 2016).
(Eroschenko, 2015)
Gambar 2.5 Lapisan Trakea
b. Lapisan Sub Mukosa
Lapisan submukosa merupakan jaringan ikat longgar yang berada
di bagian luar lapisan otot. Lapisan pada submukosa terdapat kaya
akan pembuluh darah, saraf, kelenjar limfe dan kelenjar penghasil
mukus, Kelenjar trakea merupakan kelenjar campuran yang akan
menghasilkan mukus bersama-sama dengan sel-sel goblet di lapisan
mukosa. Saluran kelenjar pada lapisan ini menembus lamina propia
sampai permukaan lumen trakea, tempat dikeluarkannya
mukus(Fitriah dan Juniati, 2015).
17
c. Lapisan tulang rawan hialin
Tulanghrawan hialinhtrakea terdapathbanyak kondrosithdan pada
bagianhpermukaannya dilapisiholeh perikondrium. Bagianhdalam
mukosahterdapat sesuatuhlingkaran terputushserat otothpolos. Pada
saathekspirasi, serathotot tersebuthakan berkontraksihuntukhmembantu
mengeluarkanhudara darihtrakea. Serath- serathotot tersebuthakan
berelaksasihkembali saathinspirasi. sehinggahudara yanghmemasuki
saluranhpernafasan dapathlebih dalamhlagi (Fitriah dan Juniati, 2015).
d. Lapisan Adventisia
LapisanhAdventesia adalahhmerupakan lapisanhyang palinghluar
darihsemua lapisanhyang terdapatdihtrakea, dihlapisan inihbanyak
terdapathsaraf, pembuluhhdarah, danhjaringanhadiposa (Eroschenko,
2015).
2.2.4 Tikus putih
Hewan coba adalah hewan yang dikembangbiakan untuk digunakan
sebagai hewan uji coba. Hewan pengeratr (Rodentia), terutamarmencit
(Musrmusculus L.) danrtikus (Rattus norvegicusrL.) sering digunakanr rpada
berbagair rmacam penelitian medis, antararlain penelitian untuk mempelajari
pengaruh obat - obatan, toksisitas, embriologitmaupun mempelajari
tingkahtlaku. Tikustmemilikitbanyak keunggulantsebagai hewant tuji cobat
tyaitu memiliki t tkesamaan fisiologis t tdan genetiktdengantmanusia, siklust
thidupt tyang trelatif pendek, jumlaht anakt tper kelahiran banyak, variasi sifat-
18
sifatnyattinggi, mudaht tdalam penanganant dan pemberian perlakuan.
Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian,
antara lain: Wistar, tSprague-Dawley, dantLongtEvans. (Adiyati, 2011)
Berikut ini merupakan klasifikasi tikus putih (Rattus norvegicus):
Kingdomt : Animaliat
Divisiont : Chordatat
Classt : Mammaliat
Ordot : Rodentiat
Familyt : Muridaet
Subfamily : Murinaet
Genust : Rattust
Spesiest : Rattus norvegicus L. (Koolhas, 2010) T
(Krinke, 2006)
Gambar 2.6 Tikus Putih
(Rattus norvegicus strain wistar)
Tikus merupakan spesies yang ideal untuk uji laboratorium karena lebih
mudah dipegang, dikendalikan, atau dapat diambil darahnya dalam jumlah
yang relatif besar, demikian pula organ-organ tubuhnya relatif lebih besar.
Materi dapat diberikan dengan mudah melalui beberapa rute (Kusumawati,
19
2003). Berbeda dengan hewan laboratorium lainnya, tikus tidak pernah
muntah. Studi pada hewan, jelas untuk mencari bukti nilai teraupetik dan
keamanan obat-obatan serta efek samping yang terjadi. Secara umum
prosedur penelitian medis meliputi penentuan hewan coba, jumlah hewan
coba, jumlah hewan coba, jalur pemberian dan frekuensi pemberian,
peringkat dosis, saat lama pemberian dan pengamatan dan evaluasi hasil
(Kusumawati, 2003).
Trakeaypadaytikus putihy (Rattus norvegicus) yberbentukytabungyyang
menghubungkanydari laringysampai bronkusyprimer danyterdapatybeberapa
cincinykartilago hialinyyang tidakylengkap yangybagian ujungnyaybergabung
denganyototypolos. Bagianydinding trakeayterdiriydari, epitelypernafasan,
jaringany ypenghubung laminay yfibrosa, dany ypada ujungyanteriorytrakea terdapat
kelenjar, tulangy yrawan hialiny yangy ydi ytutupi yoleh yperikondrium ydan
dihubungkanyoleh ototypolos, danypenghubung Jaringanyadventitia. Epitel
pernafasanyadalah epitel kolumnarybersilia pseudostratifiedydisertaiysel
goblet. Jaringanypenghubung adventisiaymengikat trakeayke strukturyyang
berdekatany (Conti et al., 2004).
20
(Conti et al., 2004)
Gambar 2.7 Histoloi Trakea Tikus
Putih Perbesaran 100x
(Conti et al., 2004)
Gambar 2.8 Histologi Trakea Tikus
Putih Perbesaran 40x
Gambaranypreparat histologiytrakea tikusputihy (Rattusynorvegicus)
padaypewarnaan HEydan perbesaranymikroskopycahayay10X terlihaty lapisan
dindingytrakea. Padayperbesaran mikroskopycahaya 40Xyterlihatypotongan
silangytrakea danyesofagus gambaranycincin kartilagoyyangytidak lengkap
di trakea sedangkan dalam perbesaran 400X terlihatyrincian laminau upropria
epitel pernafasan, , perichondrium, danu tulangu urawan (Conti et al., 2004).
Tabel 2.3 Perbedaan Histologi Trakea Manusia Dan Tikus
Trakea Manusia (Junqueira, Carneiro,
Kalley, 2016)
Tikus (Atlas of Laboratory
Mouse Histology, Texas)
Epitel Pseudostrafied columnar
bersilia
Pseudostrafied columnar
bersilia
Jaringan Jaringan ikat fibroelastik Jaringan ikat fibroelastik
Kelenjar Serous , mukus Serous , mukus
Sel Sel gublet, granula, sikat, Sel bersilia, sel goblet
Otot Polos Polos
Tulang Rawan hialin berbentuk cincin Rawan hialin berbentuk cincin
21
2.3 Efek Radikal Bebas Dalam Asap Rokok Terhadap Trakea
Asap rokok terdiri atas campuran substansi-substansi kimia dalam bentuk gas
dan partikel-partikel terdispersi di dalamnya. Jumlahupada komponen kimia pada
asap rokok yang telah diidentifikasi mencapai 4.800 macam jenis. Asapxrokok
merupakanxradikal bebasxyang berasalxdari sumberxeksogenus, satu batang rokok
yang dibakar akan menghasilkan kira-kira 5000 mg gas(92%) dan bahan bahan
partikel padat (8%) yang berupa droplet aerosol cair dan partikel tar padat
submikroskopik. Radikal bebas memiliki sifat reaktifxyangxtinggi, karena
kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah sutuxmolekul menjadi suatu
radikal oleh karena hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain
Peningkatan radikalxbebas secaraxterus-menerus memicuxterjadinyaxpeningkatan
ROS yang akanxxmenyebabkan ketidak seimbanganxxantara radikal bebas dan
antioksidan yangxberadaxdidalamxtubuhxyangxdisebutxstresxoksidatif (Fitria et
al., 2013).
Stresiioksidatif dariiipaparan rokokiiditandai denganiitadanyaiipeningkatan
kosentrasiiiisoprostane dalamiiserum. Fungsiiidari Isoprostaneiiuntukiimemberikan
suatuisinyaliiuntuk pengeluaranimediatorisel radangiyaituiinterleukinii8 (IL-8). IL-
8iiakan menginduksiiikemotaksis padaiisel targetiiiterutamaiiineutrophil. Stres
oksidatifiiberat dapatiimengaktivasi faktoriitranskripsiiiNF-κβ. faktoriiNFkbiiaktif,
prosesiiini akaniidiikuti olehiiaktivitas transkripsiiigen-geniidari banyakiisitokin
inflamasiiidan geniikemokin sepertiiiGM-CSF, iIL6, iIL-2, TumoriNecrosisiFactor
Alphai (TNF-α). NecrosisiFactoriAlphai (TNF-α) adalahisitokin proinflamasiiyang
mempunyaiiefek yaituiagregasi daniiaktivasi neutrofilidari kapilermenujuijaringan
22
yangiakan menimbulkaniiproses inflamasiiiatau peradanganiidaniisecara langsung
dapatimempengaruhi dariitinggi siliaipadaiepitelitrakea, (Subagio dan Wulan,
2016). Stres oksidatif dari paparan rokok ditandai dengan tadanya peningkatan
kosentrasiiiisoprostane dalamiiserum. Fungsiiidari Isoprostaneiiuntukiimemberikan
suatuisinyaliiuntuk pengeluaranimediatorisel radangiyaituiinterleukinii8 (IL-8). IL-
8iiakan menginduksiiikemotaksis padaiisel targetiiiterutamaiiineutrophil. Stres
oksidatifiiberat dapatiimengaktivasi faktoriitranskripsiiiNF-κβ. faktoriiNFkbiiaktif,
prosesiiini akaniidiikuti olehiiaktivitas transkripsiiigen-geniidari banyakiisitokin
inflamasiiidan geniikemokin sepertiiiGM-CSF, iIL6, iIL-2, TumoriNecrosisiFactor
Alphai (TNF-α). NecrosisiFactoriAlphai (TNF-α) adalahisitokin proinflamasiiyang
mempunyaiiefek yaituiagregasi daniiaktivasi neutrofilidari kapiler menujuijaringan
yangiakan menimbulkaniiproses inflamasiiiatau peradanganiidaniisecara langsung
dapat membuatnya mengecilnya diameter lumen trakea karena kandunganjgas dan
partikel asap rokok menyebabkan bertambahnya jumlah cairan dalam tunika
mukosa (Lesson et al., 1996) dan mempengaruhi dari tinggi silia pada epitel
trakea, (Subagio dan Wulan, 2016). Stress oksidatif dapat menyebabkan fungsi
dari mitokondria dalam menghasilkan ATP akaniterganggu sehinggaiterjadi
pemendekaniatauiihilangnya siliai (Winarsi, 2007).
2.4 Antioksidan
Secaraiikimiaiisenyawaiidariiiantioksidan adalahiisenyawa donoriielektron.
Secaraiibiologis, pengertianiiantioksidan adalahiisenyawa yangiidapatimenetralkan
atauomenangkal efekonegative dariooksidan (Sayuti dan Rina, 2015).oSenyawa
tersebutoomemiliki beratoomolekulookecil, tetapioomampuoomenginaktivasi
23
berkembangnyaooreaksiooksidasi, denganocaraomencegahooterbentuknyaooreaksi
radikal. Antioksidanomerupakan suatuosenyawa yangodapat menghambatodari
reaksiooksidasi, denganocara mengikatosenyawa radikalobebas danomolekuloyang
sangatoreaktif yangodapatomengakibatkanokerusakan selodihambat (Winarsi, et
al., 2012). Aktivitasodari senyawaoantioksidan dipengaruhiodari banyakofaktor
sepertiosuhu, tekananooksigen, kandunganolipid, konsentrasioantioksidan, odan
komponenokimia dariomakanan tersebutoseperti proteinodanoair. Prosesomekanisme
dariopenghambatan anti oksidanoberbeda-bedaotergantung dariojenis strukturokimia
danovariabelomekanisme. Dalamoprosesnya inioyang palingopenting adalahoreaksi
denganoodariooradikalobebasolipid, yangomembentuk produkoonon-aktif(Sayuti dan
Rina, 2015).
Tabel 2.4 Mekanisme Penghambatan Antioksodan Berdasarkan Jenisnya
JenisoAntioksidan
MekanismeoAktivitas
Antioksidan ContohoAntioksidan
Hidroperoxide
Stabiliser
1) Menonaktifkanoradikal bebas lipid
2) Mencegahopenguraian
hidroperoxideomenjadi
radikalobebas SenyawaoFenol
Sinergiso Meningkatkanoaktivitas antioksidan
Asamositratodan asam
askorbat
ChelatorsoLogam
Mengikatoberat logamomenjadi
senyawaonon-aktif
Asamofosfatodanoasam
sitrat
Unsuromengurangi
hidroperoksida Mengurangiohidroperoksida
Proteinodanoasamoamino
(Sayuti dan Rina, 2015)
24
2.4.1 Klasifikasi antioksidan.
AdaobeberapaoopenggolonganooantioksidanomenurutoParwata (2016),
yaitu :
1) AntioksidanoEnzimatis
Enzimppantioksidan atauppantioksidan endogenousppenzimatik
adalahpsesuatu antioksidanpyangppdihasilkanpolehpptubuh manusiap
untukpmenangkalppradikalppbebas eksogenppmaupun radikalppbebas
endogen, psepertip
a) SuperoksidapDismutasep (SOD)
Superoksida dismutaseppadalah proses metaloenzim yang
mengkatalis suatu reaksippreduksi radikalppanionpsuperoksida
(O2*) untukpmenjadi HydrogenpPeroxide (H2O2) pdanpoksigen
(O2). Enzim inipmempunyai sifatptidak stabilpterhadap panas,
ptetapi cukup stabil pada kondisi basa, dan masih mempunyai
suatu aktivitas walaupun disimpan sampai 5 tahun pada
suhup5oC. Aktivitas SOD tertinggi ditemukanpdiphati, kelenjar
adrenalin, ginjal, darah, limfa, pankreas, otak, paru-paru,
lambung, usus, ovariumpdanptimus (Parwata, 2016).
O2* + O2* + 2 H+ H2O2 + O2
25
b) Katalase
Katalase adalah suatu enzim yang disusun olehplebih
darip500 asampamino danppmemiliki terdapatppgugusppforfirin.
Enzimppini mengkatalisppreaksippproses reduksippsenyawa
hidrogenppperoksida (H2O2) menjadi oksigen (O2) dan air
(H2O). Aktivitas katalase optimal padappH 7pdan
dapatpmeningkat denganppmeningkatnyappakumulasi H2O2.
Katalasepdengan konsentrasipyang tinggipditemukan padaphati,
darah, ginjal, otak, paru-paru, jaringanppadiposa danppkelenjar
adrenalp (Parwata, 2016).
2H2O2 2H2O + O2
c) GlutationpPeroksidase
Glutationpperoksidase adalahpselanoprotein yang terdiri atas
empatpsub unitppprotein yangpppmengkatalis reaksippreduksip
H2O2 menjadi senyawa organik Hydroperoxidep(ROOH).
Glutation banyak ditemukanpdalampsitosolphati (Parwata,
2016).
Fe++
+ H2O2p Fe+++
p+pOHp+p:OH*
GSHp+p*OH *GSp+pH2Op
GSHp+p*OHpp *GSp+pH2O
26
2pGSHp+pROOH GSSGp+pROHp+pH2O
2) Berdasarkanzfungsi danzzmekanismezkerjanya, dibagizzmenjadi
tigaz:
a) Antioksidanzprimer
Antioksidanzzyangzzberfungsi zmencegahzzzpembentukan
radikalzzbebas selanjutnyaz (propagasi), antioksidanzztersebut
adalahztransferin, feritin, danzalbumin (Parwata, 2016).
b) Antioksidanzsekunder
Antioksidanzyang berfungsizmenangkap radikalzbebas dan
menghentikanzpembentukan radikalzbebas, antioksidanztersebut
adalahzzSuperoxide Dismutasez (SOD), GlutathionzzPeroxidase
(GPx) zdanzkatalase (Parwata, 2016).
c) Antioksidan tersier
Antioksidan Tersierzatau repairzenzyme yaituzantioksidan
yangzberfungsi memperbaikizjaringan tubuhzyang rusakzoleh
radikalzbebas, antioksidanztersebut adalahzzMetioninzzsulfosida
reduktase, Metioninzsulfosidazreduktase, DNAzrepairzenzymes,
protease, transferasezdanzlipase (Parwata, 2016).
3) Berdasarkanzsumbernyazantioksidanzyang dapatzzdimanfaatkan
olehzmanusia dikelompokkanzmenjadi tigazyaitu
27
a) AntioksidanzEndogen
Antioksidanzyang sudahzzdiproduksiz dizzdalamzztubuh
manusiazyang dikenalzdengan antioksidanzendogen atauzenzim
antioksidanz seperti enzimzzSuperoxidezzDismutasez (SOD),
GlutationzzPeroksidasez (GPx), danzCatalasez(CAT) (Parwata,
2016).
b) AntioksidanzAlami
Antioksidanzzalami yangzzdiperoleh darizzbagian-bagian
tanamanzsepertizkayu, kulitzkayu, akar, daun, buah, bunga, biji
danxserbuk sarixsepertixvitaminxA, vitaminxC, vitaminxExdan
senyawaxfenolikx (flavonoid) (Parwata, 2016).
c) AntioksidanxSintetik
Antioksidanxsintetis yangxbanyak digunakanxpadaxproduk
panganxseperti ButilxHidroksi Anisolx (BHA), ButilxHidroksi
Toluenx (BHT), propil galat dan Tert-Butyl HydroxyxQuinon
(TBHQ)(Parwata, 2016).
2.5 Buah Naga (Hylocereus polyrhizus)
2.5.1 Epidemologi
BuahhNaga (Hylocereushpolyrhizus), Sinonimh: hPitahaya, Dragon fruit,
GeowhMangon, Thanhh hLong danhlainhsebagainya. Buahhnaga yanghbiasa
28
kitahkenal inihtidak berasal dari chinahtetapi melainkanh tanamanh
aslihhdarihMeksiko, AmerikahTengah, danhAmerika Selatanh, namunhsaat
inihbuah nagahsudah ditanamh secara komersialhdihVietnam, Taiwan,
Malaysia, Australia dan Indonesiah (Idawati, 2012). Di daerah asalnya
tersebut buahhnaga inihdinamai pitahayahatau piatayahroja. hBuah Nagahdi
indonesiahterdapath3 jenishbuah nagahyang cukuphbanyak dihkenal
masyarakathindonesia yaituhHylocereushundatus, Hylocereushcostaricensis,
danhHylocereushpolyrhizus, danhterdapat 1hlagi yanghmerupakan jenish buah
nagahyaitu HylocereushmegalanthushatauhSelenicereus megalanthushtetapi
jenishini terbilanghlangka dihindonesia jadihtidak banyakhoranghmengetahui
jenishbuah nagahyanghsatu inihdan mempunyaihbiji-biji berwarnahhitam
yanghdapathdimakan (Hardjadinata, 2012). Buahh hnaga banyakh hditemukan hdi
benuahafrika danhtanaman inihsudah banyakhtersebar dihAsia bagianhtropis,
Amerikahutara danhselatan (Lim, 2012).
(Lim,2012)
Gambar 2.9
Hylocereus undatus
(Lim, 2012)
Gambar 2.10
Hylocereus polyrhizus
29
(Zur, 2010)
Gambar 2.11
Hylocereus megalanthus
(Farming Guide, 2015)
Gambar 2.12
Hylocereus costaricensis
2.5.2 Taksonomi
BuahhNaga (Hylocereush hpolyrhizus) merupakanhtanamanhyang
sejenishdengan kaktushdan Buahhnaga ini masukh hdalam hfamily Cactaceae.
Bagianhyang seringhdigunakan atauhdimanfaatkan darihtanaman inihadalah
bagianhbuahnya. Buahh hnaga merupakanh htermasuk dalamh hgenus Hylocereush
(Idawati, 2012).
Kingdomh :Plantaeh
Divisij :Spermatophytaj
Subdivisij : Angiospermaej
Classj :Dicotyledonaej
Orderj :Cactalesj
Familyj : Cactaceaej
Subfamilyj : Hylocereaneaj
Genusj : Hylocereusj
30
Spesiesj : -Hylocereus costaricensisj
- Hylocereus polyrhizusj
- Hylocereus undatus
- Selenicereus megalanthus
(Lim, 2012)
Gambar 2.13 Tanaman
2.5.3 Morfologi
Akarjpada BuahjNaga (Hylocereusjpolyrhizus) merupakanjtanaman
Perakarannyajmirip sepertijpohon kaktusjyang dapatjber adaptasijdan
bertahanjdalam keadaanjkekurangan airjdanjpanas. Bagianjbatangnyajakan
menempeljdanjmerambatan padajbagian yangjmenompangnyajsepertijtiang.
Batangjbentuknyajmirip segitigajdan dapatjmengandung airj dalamjbentuk
lendirjdan bagianjbatangnya jugajdilapiskan lilinjketika sudahjdewasa.
31
Warnajpada batangjbuah nagajsemuanya hampirjsama danjberwarna
kehijaun (Idawati, 2012).
Buahjnaga berbentukjbulat sedikitjlonjong danjbiasanyajterdapatjdi
dekatjujung cabangjataujbatang. Padaj jpermukaan kulitj jterdapatj jsirip.
Sewaktujmasih mudajkulit mudajberwarna hijaujdan berwarnajmerah
menyalajpada saatjbuah matangjuntuk jenisjbuah nagaj putih danjmerah,
berwanajmerah gelapjuntuk buahjnagajungu, danjberwarna kuningjuntuk
buahjnagajkuning (Lim, 2012)
(Lim, 2012)
Gambar 2.14 Buah
Bungakkbuah nagak kberbentuk sepertik kcorong yangk kmemanjang
biasanyakberukuran sekitark30kcm. Bungakyang akanktumbuh padakbagian
diksisi batangkdan berupakkuncup kecilkkemudian akankberkembangkdan
biasanyakbunga akankmekar sempurnakpada tengahkmalam. Warna
mahkotakbunga yangkterdapat bungakdalam putihkbersih dankdalamnya
terdapatkbenang sari k kberwarna kuningk kdan akank kmengeluarkan bau harum
(Lim, 2012)
32
(Lim, 2012)
Gambar 2.15 Bunga
Bijikbuahknaga berbentukkbulat, berwarnakhitam, berukurankkecil
dankkeras. Bijikdapat digunakankuntuk perbanyakanktanamanksecara
generatif. tetapi, carakyang satukini jarangkdigunakan karenakwaktukyang
dibutuhkanksanga lamaksampai tanamankdapatkberproduksi. Setiapk1 buah
nagakmengandung lebihkdari 1000kbutir (Hardjadinata, 2012).
(Hardjadinata, 2012)
Gambar 2.16 Biji
2.5.4 Kulit buah naga
Buah naga terdapat berat kulit sebesar 30-35% dari berat buah belum
dimanfaatkan dan hanya dibuang sebagai sampah sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, sebagian besar masyarakatnya hanya
33
menggunakan dari buahnya untuk dijadikan jus atau di makan secara
langsung dan sangat jarang mengelolah hasil dari kulitnya (Wahyuni R. ,
2012)
Buah naga pada bagian kulitnya kaya polyphenol dan sumber
antioksidan yang baik. Menurut penelitian yang dilakukannya memaparkan
terhadap kandungan total pholiphenolic, aktivitas antioksidan dan kegiatan
antiproliferative, pada bagian kulit buah naga terdapat inhibitor
pertumbuhan sel-sel kanker lebih kuat efeknya dari pada bagian dagingnya
buah naga dan tidak terdapat mengandung toksik (Wahyuni R. , 2012). Dan
di penelitian lainnya juga mengungkapkan kandungan kulit buah naga
ternyata mengandung antosianin. Antosianin adalah senyawa fenolik yang
termasuk flavanoid, bersifat larut dalam air dan ditemukan di berbagai jenis
tanaman. Antosianin ini mengakibatkan warna merah-ungu pada bunga dan
buah-buahan l (Ermadayanti, 2018).
2.5.5 Kandungan
Buahqnaga (Hylocereusqpolyrhizus) memilikiqnilai -qnilai kandungan
giziqyang cukupqtinggi, danqbuah nagaqmerupakan salahqsatu buahqyang
mengandungqantioksidan tinggiqyang berfungsiqsebagai penangkalqradikal
bebas, diantaranyaqadalah vitaminqC, vitaminqE, karoten, asamqphenolic,
phytate, qphytoesterogen, danqphytoalbumin (Farikha et al., 2013).
34
Tabel 2.5 Kandungan gizi buah naga per 100 gram
daging buah
(Muaris, 2012)
MenurutqWahyuni R. (2011), bagianqKulit BuahqNagaq (Hylocereus
polyrhizus) qkaya akanqkandungan polifenolqdan sumberqantioksidanqyang
baik. Bahkanqmenurut studiqyang sudahqdilakukan tercatatqterhadap
kandunganqtotal fenolik, aktivitasq qantioksidan danq qkegiatan
antiproliferative, kulitqbuah nagaqmerah memilikiqinhibitorquntuk
pertumbuhanqsel-selqkankerqyang efeknyaqlebih kuatqdariqpadaqbagian
dagingnyaqdan tidakqterdapatqtoksik. Halqini sesuaiqdan samaqdenganqhasil
penelitianwyang dilakukanwoleh (Nurliyana et al., 2010), yangwmenyatakan
dalamwpenelitiannya bahwawekstrak kulitwbuah nagawmerahwmampu
menghambatw83,48%w± 1,02% radikalwbebas, sedangkanwuntukwbagian
Komponen Satuan Jumlah
Air G 82,5-83,0
Protein G 0,16-0,23
Lemak G 0,21-0,61
Serat Kasar G 0,70-0,90
Abu G 0,28
Kalsium mg 6,30-8,80
Fosfor mg 30,2-36,1
Besi mg 0,55-0,65
Karoten mg Sangat sedikit
Thiamin mg Sangat sedikit
Niasin mg 1,29-1,30
Vitamin C mg 8,0-9,0
35
dagingwbuah nagawhanya dapatwmenghambat radikalwbebaswsebesar
27,45% ± 5,03%.
Tabel 2.6 Kandungan Gizi Kulit Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus) Per 100 gram
Komponen Satuan Jumlah
Betasianin Mg 6,8 ± 0,3
Antioksidan % 10,2 ± 0,2
Fenol GAE 19,8 ± 1,2
Flavonoid % 9,0 ± 1,4
Kadar air % 4,9
Abu % 19,3
Protein % 3,2
Lemak % 0,7
Karbohidrat % 72,1
(Manihuruka et al., 2017)
Tabel 2.7 Kandungan fitokimia Kulit Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus)
Senyawa Fitokimia Hasil
Saponin ++
Flavonoid ++
Fenol hidrokuinon ++
36
Steroid ++
Triterpenoid ++
Tannin +
(Manihuruka et al., 2017)
a. Saponin
Sapominwmerupkan salahw wsatu senyawawwfitokimiawyang
terdapatwdi buahwnaga. Saponinwadalah kelompokwsenyawawyang
komplekswdan bervariasi, senyawawyang terdiriwdariwtriterpenoid
atauesteroid aglikonwyangberkakaitan denganwguguswoligosakarida.
Saponine die tubuhw wterdapat banyak wemanfatesepertiwsebagai
imunostimulan, hipokolesterolemik, anti-karsinogenik, anti-inflamasi,
anti-mikroba, anti-protozoa, molluscici-daledan memilikiesifateanti-
oksidan. Selaineitu, saponinejuga dapat membantueprosesepemecahan
proteinedi usus, danejuga dapatemembantuepenyerapan ataueabsorbsi
darievitaminedanemineral (Moses et al., 2014).
(Minarno, 2016)
Gambar 2.17 Struktur Saponin
37
b. Flavonoid
Flavonoidemerupakan senyawaeyang berkrangkaedasar darie15
atomekarbon yangeterdiri darie2 cincinebenzen ( C6 ) yangeterikat pada
suatuerantaiepropana ( C3 ) yangeakanemenjadi suatuebentukesusunan
C6e- C3e-eC6 . Kerangkaekarbonnya terdiriedari 2egugus C6edaneakan
disabungkaneoleh suatuerantai alifatiketiga-karbon. Pembagianeatau
pengelompokanepada senyawaeFlavonoid dibedakannyaeberdasarkan
cincinetambahan heterosiklike- oksigenedan gugusehidroksilnya. Dan
salahe esatu kelompoke eFlavonoide eadalaheeQuersetine eyange ememiliki
terdapatelima gugusehidroksil yangeberfungsiedapat meredameradikal
bebase2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) (Latifah, 2015).
(Robinson, 1995)
Gambar 2.18 Kerangka Golongan
Flavonoid (Quersetin)
c. Fenol Hidrokuinon
FenolrHidrokuinonradalahrsenyawaryangrberasalrdari tumbuhan
danr 1mempunyai ciri samar ryaitu cincinr raromatik, Hidrokuinon
38
memilikirnamarIUPACryaitu 1,4-benzendiol, denganrrumusrmolekul
C6H6O2rdengan beratrmolekul 110,11rg/mol (Ramadani, 2014).
Strukturrkimiardarirhidrokuinonradalahrsebagairberikut:
(Ramadani, 2014)
Gambar 2.19 Struktur Senyawa
Fenol Hidrokuinon