bab 1 skripsi h.m.f,hakim

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh- Nya melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rosulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna maknanya yang benar untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuanya sebagai Rosulullah, menjadi undang undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya dan menjadi qurbah di mana mereka beribadah dengan membacanya. 1 Dan Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah SWT dan kitab suci bagi umat Islam sesuai dengan kehendak Tuhan YME ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an telah tercantum meresap menjadi darah daging dan menjadi keyakinan mendalam di dalam hati tiap-tiap pribadi muslim. 2 1 Prof. Abdul Wahhab Khallaf,Ilmu Ushul Fiqh,alih bahasa oleh Drs.H. Moh. Zuhri,Dipl.TAFL,Drs.Ahmad Qarib,MA, Dina Utama,Semarang 1994,hal 18. 2 Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, Jakarta, 1994, hlm. 59. 1

Upload: fauzul-hakim-alqudsi-aljafari-6602

Post on 21-Jun-2015

629 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui

perantaraan malaikat Jibril ke dalam hati Rosulullah Muhammad bin Abdullah

dengan lafazh yang berbahasa arab dan makna maknanya yang benar untuk

menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuanya sebagai Rosulullah, menjadi undang

undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya dan menjadi qurbah di mana

mereka beribadah dengan membacanya.1 Dan Al-Qur’an merupakan wahyu dari

Allah SWT dan kitab suci bagi umat Islam sesuai dengan kehendak Tuhan YME

ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab atau bahasa Al-Qur’an telah

tercantum meresap menjadi darah daging dan menjadi keyakinan mendalam di

dalam hati tiap-tiap pribadi muslim.2

Adapun pengertian Hadits adalah sebagai berikut :

, الى يضاف ما هو اصطالحا معناه الحديث القديم ضد هو لغة معناه الحديث

الله صلى النبي

صفة او تقرير او فعل او قول من 3وسلم

Artinya :

1Prof. Abdul Wahhab Khallaf,Ilmu Ushul Fiqh,alih bahasa oleh Drs.H. Moh. Zuhri,Dipl.TAFL,Drs.Ahmad Qarib,MA, Dina Utama,Semarang 1994,hal 18.

2Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, Jakarta, 1994, hlm. 59.

3 ?Team Penyusun Buku Pelajaran Usul Fiqh,Usul Fiqh,Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1998/1999, Depag RI 1998 hlm 42.

1

Page 2: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

“Makna Hadits secara bahasa adalah kebalikan dahulu (baru) sedangkan

secara istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik

berupa ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat”

Setiap orang mukmin yang mempelajari atau mempercayai Al-Qur’an dan

Hadits mempunyai tanggung jawab terhadap kedua kitab suci tersebut diantara

tanggung jawab dan kewajiban tersebut adalah mempelajari dan mengajarkannya.

Karena belajar merupakan hal yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah

dengan membaca, karena membaca adalah sumber pengetahuan. Membaca

merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan penuh perhatian

untuk memahami suatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam

bentuk lambang huruf dan tanda lainnya.4 Karena ketrampilan membaca adalah

merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui suatu ilmu agama maupun

ilmu pengetahuan umum. Termasuk didalamnya teknik mempelajari Al-Qur’an yaitu

dengan penguasaan membaca Al-Qur’an dan Hadits. Karena jika dalam membaca

Al-Qur’an dan Hadits terjadi kesalahan sedikit saja akan membuat kesalahan dalam

maknanya.

Pengertian Nahwu Shorof adalah :

ويعرف اخرى يقابله ما وعلى تارة الصرف يعم ما على يطلق االصطالح وفي

بأنه االول على

العربية الكلمات احكام بها يعرف العرب كالم من مستنبطة بأصول 5علم

Artinya :

“Nahwu secara istilah kadang diartikan atas sesuatu yang mencakup

Shorof dan kadang diartikan atas perbandingan Shorof, maka menurut pendapat

pertama (mencakup Shorof) Nahwu adalah pengetahuan tentang kaidah kaidah

yang diambil dari kalam arab untuk mengetahui hukum hukum kalimah bahasa

arab”

4The Liang Gie, Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa, Edisi Kedua, Cet I, Gajah Mada Universitas Press, Yogjakarta, 2000, hlm. 5.

5 ?Asyekh Muhammad AlKhudlori, Chasyitul Khudlori ‘Ala Ibni Aqil,Toha Putra, Semarang, hlm. 10, juz 1.

2

Page 3: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Dengan demikian Nahwu Shorof merupakan alat pokok memahami

bahasa Arab, sulit bagi kita memahami ajaran agama Islam yang berpedoman

pada Al-Qur’an dan Hadits yang berbahasa arab tanpa menggunakan Nahwu dan

Shorof, sehingga Nahwu Shorof penting untuk dipelajari oleh siapapun

khususnya bagi seorang pelajar karena sebagai sarana untuk memepelajari Al-

Qur’an dan hadist serta ilmu pengetahuan yang berbahasa arab. Baik itu dengan

membaca, menulis, memperhatikan, mendengarkan, menyelesaikan tugas

ataupun berlatih sesuatu yang berkaitan dengan bahasa Arab, karena diharapkan

agar siswa menguasai bahasa Arab secara aktif dan pasif dengan kekayaan kosa

kata dan ideometik yang disusun dalam berbagai tarkib (struktur) dan kalimat

serta pola kalimat yang diprogramkan, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat

komunikasi dan memahami buku bahasa Arab, di samping Al-Qur’an dan

Hadits.6

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih

lanjut yang ada dalam skripsi yang berjudul “ Studi Korelasi antara

Penguasaan Pelajaran Nahwu Shorof Dengan Kemampuan membaca Al

Qur’an dan Hadits Di kelas VIII MTs. Qudsiyyah Kudus Tahun 2008-2009

”.

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi pengkaburan, dan penyimpangan lebih jauh dari

permasalahan, maka perlu ada pembatasan, pengertian, penegasan dan maksud

dari skripsi ini, yaitu :

1. Studi Korelasi

Studi korelasi berarti kegiatan mempelajari atau meneliti tentang hubungan

timbal balik atau sebab akibat antara dua pihak, yang apabila salah satu pihak

baik, maka pihak lainpun baik dan sebaliknya bila salah satunya kurang baik,

maka yang lain tidak baik pula.7

6Al-Wasilah A-Chardan, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Angkasa, Bandung, 1989, hlm. 100.

7Tim Redaksi Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hlm. 595 dan 1093

3

Page 4: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Kegiatan ini juga dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian yang berguna

untuk mencari ada tidaknya hubungan dua variabel yaitu antara variabel

kemampuan membaca Al-Qur’an dengan variabel penguasaan pelajaran

Nahwu Shorof.

2. Penguasaan Pelajaran Nahwu Sjorof

Penguasaan pelajaran Nahwu Shorof yang dimaksud adalah kemampuan untuk

memahami dan menguasai tata bahasa dan bentuk kata dalam bahsa Arab.

3. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dan Hadits

Kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.8 Kemampuan adalah

suatu daya yang ada pada diri seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan

membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar. Sedang membaca dari

kata dasar “baca” berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

atau mengeja dan malafalkan apa yang tertulis.9 Dan Al-Qur’an adalah kalam

Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantara malaikat Jibril ke dalam

hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafal yang berbahasa Arab

dengan dan makna-maknanya yang benar untuk menjadi hujjah bagi Rasul

atas pengakuanya sebagai Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia

yang mengikuti petunjuknya dan menjadi qurbah di mana mereka beribadah

dengan membacanya.10 Dan Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada

Nabi Muhammad baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat11

Dari penegasan istilah yang telah disampaikan di atas, maka yang

dimaksud dengan judul skripsi adalah untuk meneliti akan pentingnya

penguasaan mata pelajaran Nahwu Shorof sebagai jembatan untuk berhasil dalam

membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar di kelas VIII

MTs.Qudsiyyah Kudus Tahun Pelajajaran 2008-2009.

8Ibid, hlm. 707.

9Anton M. Moelina, Kamus Besar Bahasa Arab, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hlm. 17.

10Prof.Abdul Wahhab Khallaf, et.al, Loc.cit.

11 ?team penyusun buku pelajaran usul fiqh, et.al,Loc.cit

4

Page 5: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana penguasaan pelajaran Nahwu Shorof di kelas VIII

MTs.Qudsiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009 ?

2. Bagaimana kemampuan mambaca Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas VIII

MTs.Qudsiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009 ?

3. Adakah korelasi atau hubungan antara penguasaan pelajaran Nahwu Shorof

dengan kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits siswa di kelas VIII

MTs.Qudsiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran Nahwu Shorof di kelas

VIII MTs. Qudsiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009.

2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dan Hadits

di kelas VIII MTs.Qudiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009.

3. Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan pelajaran Nahwu Shorof

dengan kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits siswa kelas VIII

MTs.Qudsiyyah Kudus tahun pelajaran 2008/2009 .

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat dari

penelitian ini, yaitu :

1. Untuk memperoleh gambaran sederhana tentang korelasi penguasaan

pelajaran Nahwu Shorof dengan kemampuan membaca Al-Qur'an dan Hadits

2. Sebagai acuan (data) bagi penulis untuk mendapatkan informasi mengenai

perbandingan penguasaan pelajaran Nahwu Shorof dengan kemampuan

membaca Al-Qur’an dan Hadits .

F. Hipotesis

5

Page 6: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Hipotesis berarti di bawah kebenaran. Kebenaran yang masih di bawah

(belum tentu benar) dan lalu diangkat menjadi suatu kebenaran jika disertai

bukti.12 Sehingga hipotesis berfungsi sebagai kesimpulan sementara atau sebagai

jawaban sementara terhadap pokok masalah yang perlu diuji kebenarannya secara

empiris melalui penelitian.

Dari pengertian tersebut di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian

ini adalah terdapat hubungan antara penguasaan pelajaran Nahwu Shorof dengan

kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan adalah adanya perbedaan antara siswa yang menguasai dengan yang

tidak menguasai pelajaran Nahwu Shorof terhadap kemampuan membaca Al-

Qur’an dan Hadits.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah studi di antaranya adalah

sebagai berikut :

1. Populasi dan Sampel

Suharsimi Arikunto berpendapat, populasi adalah keseluruhan subyek

yang akan diteliti.13 Jadi populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VIII“MTs.Qudsiyyah” tahun pelajaran 2008/2009 yang terdiri dari kelas VIII

A, B, C, D dan E sejumlah 206 siswa.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tertentu.14 Dinamakan penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk menjeneralisasikan hasil penelitian sampel, yang dimaksud

dengan mengeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian

sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.15

12Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1984, hlm. 63.

13Ibid, hlm. 102.

14Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002, hlm. 56.

15Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 104.

6

Page 7: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Karena populasi (siswa kelas VIII “MTs. Qudsiyyah Kudus”) tersebut

banyak atau dalam jumlah besar, maka penulis dalam mengambil data

menggunakan teknik random sampling untuk mewakili data populasi

tersebut. Teknik random sampling adalah pengambilan sampling secara

random atau acak. Tehnik ini memiliki kemungkinan tertinggi dalam

menetapkan sample yang representatif.16

Mengenai besar sample, para ahli umumnya tidak memberi batasan

mutlak berapa persen sample yang harus diambil. Suharsimi Arikunto

memberikan batasan yaitu apabila populasi kurang dari seratus lebih baik

diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan penelitiaan populasi.

Selanjutnya jika populasinya besar dapat diambil antara 10% sampai 15%

atau 20% sampai 25% atau lebih.17

Berdasarkan pedoman di atas, dalam penelitian ini penulis tentukan

bahwa jumlah keseluruhan siswa “MTs. Qudsiyyah Kudus” berjumlah 206

siswa, maka penulis mengambil 15% sebagai sample yaitu sejumlah 30,90

atau 31 siswa, dan jumlah ini bisa dianggap sangat representatif. Adapun

rinciannya :

Kelas VIIIA : 7 siswa, kelas VIIIB : 6 siswa, kelas VIIIC : 6 siswa, kelas

VIIID : 6 siswa dan kelas VIIIE : 6 siswa .

Pengambilan sampel sebesar 31 siswa tersebut adalah dengan teknik

stratified random sampling yaitu pengambilan objek sebagai suatu

keseluruhan yang homogen.18 Dengan alasan bahwa semua subjek dianggap

sama, baik kelompok maupun individu. Dengan demikian diberikan hak yang

sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih sebagai

sampel, karena tidak ada satupun yang diistimewakan untuk dijadikan sampel

dari populasi tersebut.

16S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 133.

17Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 107.

18Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm. 346.

7

Page 8: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Cara mengambilnya adalah dengan cara nama responden atau nomor

absen, dimulai kelas VIIIA sampai dengan kelas VIIIE ditulis semua,

kemudian diambil secara acak dari tiap-tiap kelas yang akan mewakili sampel

dari tiap-tiap kelas tersebut.

2. Variabel Penelitian

Variabel adalah penelitian yang bervariasi.19 Menurut S. Margono,

variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua

atribut atau lebih.20

Memahami variabel dalam kemampuan menganalisis setiap variabel

yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap

penelitian. Dengan memahami secara jelas permasalahan yang diteliti yaitu :

a. Variabel Bebas (pengaruh) yaitu penguasaan pelajaran Nahwu Shorof,

yang meliputi :

1) Bisa membaca kalimat bahasa Arab.

2) Bisa menyusun kalimat bahasa Arab.

3) Bisa mengartikan kalimat bahasa Arab.

b. Variabel Terikat (terpengaruh) adalah kemampuan membaca Al-Qur’an

dan Hadits yang meliputi :

1) Kemahiran membaca Al-Qur’an dan Hadits.

2) Kefasihan membaca Al-Qur’an dan Hadits.

3) Membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar.

3. Sumber Data

a. Data Kepustakaan

Wujud data kepustakaan adalah konsep dan teori yang relevan

dengan penelitian ini. Dan konsep teori ini diperoleh dari koleksi

kepustakaan, yaitu buku, jurnal ilmiah, kitab suci, Undang-Undang,

majalah, ensiklopedi atau koleksi-koleksi lain yang sejenis.

b. Data Lapangan

19Ibid, hlm. 89.

20S. Margono, Op.cit, hlm. 133.

8

Page 9: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Data lapangan adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau di

medan terjadinya gejala-gejala. Subjek data itu bisa terwujud semua hal,

benda, peristiwa dan gejala-gejala perilaku subjek penelitian sejauh

relevan dengan penelitian yang dibahas. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data yang benar dan terpercaya.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berupa konsep dan teori ditempuh melalui

membaca dan menelaah. Jika memperoleh konsep dan teori kemudian dikutip

dan sekaligus diberi kode atas dasar tema-tema tertentu.

Untuk data lapangan ditempuh melalui :

a. Metode Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pendataan dengan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas observasi

sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan yang tidak langsung

misalnya melalui kuesioner dan test.21

Observasi ini dilakukan untuk mengecek data yang diperoleh

melalui jawaban angket yang disampaikan dan hasil interview, kemudian

juga mengamati proses belajar mengajar mata pelajaran Nahwu Shorof

dan praktek membaca Al-Qur’an dan Hadits. Dari observasi ini diperoleh

data yang sifatnya umum kemudian mendasari pengamatan selanjutnya

menggunakan instrumen lain.

b. Metode Interview

Interview atau wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara penanya (pewawancara) dengan penjawab (responden atau

informan) dengan menggunakan alat yang dinamakan pedoman

wawancara.22

21Ibid, hlm. 136.

22Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 23.

9

Page 10: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

Interview yang dipandang sebagai metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan

berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau

lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu, dan masing-masing

pihak dapat menggunakan satuan-satuan komunikasi secara wajar dan

lancar.23

Dari interview yang dilakukan memperoleh informasi dan data awal

tentang kondisi umum siswa dan gambaran umum tentang “MTs.

Qudsiyyah Kudus” dan juga untuk mencari kejelasan lebih lanjut terhadap

informasi yang diperoleh dari observasi yang dilakukan.

c. Metode Angket

Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket sebagai

metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Angket memang

mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data.24

Metode angket dalam bentuknya yang langsung keduanya

mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau

setidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.25

Tujuan penggunaan angket ini adalah untuk melengkapi data yang

telah diperoleh tentang informasi yang sifatnya pribadi semacam

perasaan, anggapan dan pendapat seseorang.

Untuk memperoleh data tersebut menggunakan 40 (empat puluh)

item pertanyaan dengan perincian 20 (dua puluh) item pertanyaan

digunakan untuk penguasaan Nahwu Shorof dan 20 (dua puluh) item

pertanyaan diguanakan untuk kemampuan membaca Al-Qur'an dan

Hadits.

23Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, hlm. 193.

24Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 180.

25Sutrisno Hadi, Op.cit, hlm. 157.

10

Page 11: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

e. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, agenda

dan lain sebaginya.26

Metode ini dipergunakan untuk mencari data tentang situasi umum

“MTs Qudsiyyah Kudus”, yang meliputi letak geografis, struktur

organisasi, data jumlah siswa, guru dan karyawan.

5. Teknik Analisis Data

Untuk data konseptual dan teoritik ditempuh melalui cara

pengorganisasian atau pengurutan data sampai pada kategori-kategori dan

satuan data. Adapun langkah-langkah analisis datanya sebagai berikut :

a. Analisis Pendahuluan

Pada tahap analisis pendahuluan yang dilakukan adalah mengolah

data kuantitatif dengan memberi skor pada jawaban responden sesuai

dengan jawaban.

Adapun langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :

1) Untuk pilihan jawaban a diberi skor 4.

2) Untuk pilihan jawaban b diberi skor 3.

3) Untuk pilihan jawaban c diberi skor 2.

4) Untuk pilihan jawaban d diberi skor 1.

Kemudian mencari interval kategori untuk mengetahui nilai tinggi,

sedang dan rendah dengan rumus :

H = jumlah item x skor tertinggi dimana a = 4

L = jumlah item x skor terendah dimana d = 1

Kemudian mencari R dengan rumus sebagai berikut :

R = H – L + 1

Keterangan :

R = Total range

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

26Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm. 188.

11

Page 12: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

1 = Bilangan konstan

Setelah diketahui nilai tertinggi dan nilai terendah kemudian

mencari intervalnya dengan rumus sebagai berikut :

i =

Keterangan :

i = Interval

R = Total range

K = Kelas interval

Berdasarkan rumus di atas dapat dikelompokkan dalam prosentase

berdasarkan 4 kriteria. Adapun rumus prosentase adalah :

P = x 100% 27

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden

b. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesa yang telah

diajukan dengan cara dihitung lebih lanjut dari hasil tabel distribusi

frekuensi pada analisis pendahuluan dengan menggunakan rumus product

momen sebagai berikut :

Keterangan :

r xy : Koefisien korelasi antara variable X dan Y

X : Kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits

Y : Kemampuan penguasaan pelajaran Nahwu Shorof

27Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, 1997, hlm. 40

12

RK

FN

Page 13: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

N : Jumlah responden

∑ X : Jumlah keseluruhan skor X

∑ Y : Jumlah keseluruhan skor Y

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y.

c. Analisis Lanjut

Jika diperoleh harga rxy bertanda positif, maka diartikan bahwa ada

kecenderungan untuk nilai tinggi pada dua variabel atau sebaliknya nilai

rendah pada suatu variabel (X) akan bersosialisasi dengan nilai rendah

pada variabel yang satunya lagi (Y) dengan kata lain, jika harga rxy

bertanda positif, maka disimpulkan ada korelasi diantara dua variabel

yang diteliti.

H. Sistematika Penelitian

Agar skripsi ini memenuhi syarat sebagai karya ilmiah, maka perlu diatur

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kaidah penyusunan karya ilmiah.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagian Muka, terdiri dari :

Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman nota pengesahan,

motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.

2. Bagian Isi, terdiri dari beberapa bab :

Bab satu pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,

penegasan istilah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, hipotesis,

metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab dua tinjauan tentang kemampuan membaca Al-Qur’an Hadits dan

penguasaan pelajaran Nahwu Shorof. Bab ini menguraikan tentang pengertian

membaca dan membaca Al-Qur’an dan Hadits, kemampuan membaca, dasar

membaca Al-Qur'an dan Hadits, standar kemampuan membaca, dan

pengertian pelajaran Nahwu Shorof, dasar tujuan dan ruang lingkup pelajaran

Nahwu Shorof, metode pengajaran Nahwu Shorof, penguasaan pelajaran

Nahwu Shorof, proses belajar mengajar Nahwu Shorof serta menjelaskan

13

Page 14: Bab 1 Skripsi H.M.F,Hakim

hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan

penguasaan pelajaran Nahwu Shorof.

Bab tiga berisi gambaran umum kemampuan membaca Al-Qur’an

Hadits dan penguasaan pelajaran Nahwu Shorof di “MTs. Qudsiyyah” Kec.

Kota Kab. Kudus. Terdiri dari gambaran umum yang menyangkut letak

geografis, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan

dan siswa serta sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Dan data hasil angket

penelitian tentang kemampuan membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan

penguasaan pelajaran Nahwu Shorof di “MTs. Qudsiyah” Kec. Kota Kab.

Kudus tahun pelajaran 2008/2009.

Bab empat menjelaskan analisis data tentang kemampuan membaca Al-

Qur’an Hadits dan penguasaan pelajaran Nahwu Shorof. Bab ini berisi

analisis pendahuluan, analisis uji hipotes dan analisis lanjut.

Bab lima penutup, mencakup kesimpulan, saran-saran dan penutup.

3. Bagian Akhir, terdiri dari :

Daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-

lampiran.

14