attanwir · di balai latihan kerja bojonegoro eryul mufidah ; stai attanwir bojonegoro 14 ... sifat...

83

Upload: doandien

Post on 07-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih
Page 2: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Attanwir Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

SUSUNAN PENGURUS

Penanggung Jawab

Hanafi

Mitra Bestari

Abdul Muhid (UIN Sunan Ampel Surabaya)

Zainal Habib (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Nizarul Alim (Universitas Trunojoyo Madura)

Heli Ihsan (UPI Bandung)

Redaktur

Siti Choirotul Ula

Riza Multazam Luthfy

Penyunting

Moh. Muhajir

Redaktur Pelaksana

Nur Idam Laksono

Sekretariat

Abd. Hafid

Alamat Redaksi

Jl. Raya Talun No. 220 Sumberrejo Bojonegoro 62191

Email

[email protected]

“Attanwir” merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan enam bulan sekali oleh STAI Attanwir

Bojonegoro. Dimaksudkan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah antar staf

pengajar, mahasiswa, alumni dan pembaca yang berminat serta masyarakat pada umumnya.

Page 3: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

PENGANTAR REDAKSI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi dzat yang selalu memberikan segala bentuk nikmat-Nya, sehingga

atas izin-Nya, Jurnal Attanwir bisa terbit.

Jurnal Attanwir merupakan akumulasi tulisan dari beberapa kegiatan pengabdian

masyarakat yang dilakukan oleh para akademisi. Sebagai wujud komitmen terhadap

ilmu pengetahuan, Jurnal Attanwir berusaha memberikan kontribusi ilmiah dengan

menerbitkan tulisan-tulisan hasil pengabdian masyarakat para dosen baik di

Bojonegoro maupun wilayah lainnya. Dengan demikian, hal ini akan membuka

wawasan serta memberikan motivasi dan inspirasi bagi setiap pembaca, baik

kalangan mahasiswa, dosen, maupun umum.

Tentu masih dijumpai beberapa kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu,

saran dan kritik sangat ditunggu demi perbaikan dalam penerbitan di masa yang akan

datang.

Demikian, semoga Jurnal Attanwir dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Redaksi

Page 4: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

DAFTAR ISI

Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Anyaman Daur Ulang

di Desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro

Aris Zulianto; STAI Attanwir Bojonegoro

1

Pelatihan Kewirausahaan Tata Boga Warga Kedung Adem

di Balai Latihan Kerja Bojonegoro

Eryul Mufidah; STAI Attanwir Bojonegoro

14

Pelatihan Kewirausahaan Kreasi Sulam Pita di Desa Woro

Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

M. Ali Nur Huda; STAI Attanwir Bojonegoro

24

Pendampingan Pembuatan Laporan Keuangan Koperasi Wanita SINDORA

di Desa Tengger Kecamatan Ngasem Bojonegoro

Mifta Hulaikah; STAI Attanwir Bojonegoro

31

Pelatihan Kewirausahaan Kerajinan Bunga dari Klobot Jagung

di Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro

Mundhori; STAI Attanwir Bojonegoro

37

Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada

LPKS Aksmi Husada Utama Bojonegoro

Nurul Fitriandari; STAI Attanwir Bojonegoro

46

Pelatihan Kewirausahaan Aneka Kerajinan Brungki / Akar Bambu

di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro

Riza Multazam Luthfy; STAI Attanwir Bojonegoro

58

Pelatihan Kewirausahaan Aneka Olahan Ketela Pohon

di Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro

Sugito; STAI Attanwir Bojonegoro

70

Page 5: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

1

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMBUATAN ANYAMAN DAUR

ULANG DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN

BOJONEGORO

Aris Zulianto

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Pelatihan ini ditujukan terutama untuk masyarakat yang ingin berwirausaha.

Khususnya para Ibu Rumah Tangga di desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten

Bojonegoro. Sehingga dari pengabdian ini akan meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan masyarakat terutama kaum ibu dan remaja putri dari rumah tangga

tentang nilai ekonomi dari sampah, memperluas wawasan mereka tentang

ketrampilan yang dapat diciptakan dari sampah plastik serta meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas mereka dalam berwirausaha mengelola

sampah plastik bekas menjadi berbagai bunga yang bermanfaat dan bernilai jual

untuk menambah penghasilan rumah tangga.

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode ceramah dan

penyuluhan,diskusi,demonstrasi dan pelatihan.Adapun hasil dari pengabdian ini

adalah dapat memotivasi perempuan dari rumah tangga dan remaja putri yang

menganggur untuk meningkatkan kemampuannya dan pengetahuan mereka dan

dapat mengaplikasikan pada berbagai macam jenis bunga lainnya yang bernilai jual

dan pasarnya mempunyai prospek yang cerah. Disamping itu pelatihan ketrampilan

bunga plastik ini dapat menjadi bekal bagi peserta memberikan peluang untuk

membuka usaha sendiri atau kelompok dalam rangka membantu meningkatkan

pendapatan keluarga dan meningkatkan jiwa berwiraswasta (mandiri) sekaligus

membantu pemerintah mencari solusi pemecahan masalah pengangguran dan

persoalan kebersihan dankesehatan.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Anyaman Daur Ulang Sampah Plastik

ABSTRACT

This training is intended primarily for people who want to be entrepreneurs.

Especially the housewives in Ngampel village, Kapas, Bojonegoro. So that from

this dedication will increase the knowledge and skills of the community, especially

mothers and young women from the household about the economic value of waste,

broaden their horizons about skills that can be created from plastic waste and

increase their knowledge, skills and creativity in managing used plastic waste

become a variety of useful and selling interest to increase household income.

The method used in this service is the method of lecture and counseling,

discussion, demonstration and training. As for the results of this service is to

motivate women from unemployed households and young women to improve their

abilities and knowledge and can apply to various other types of flowers which is

worth selling and the market has bright prospects. Besides this plastic flower skills

training can be a provision for participants to provide opportunities to open their

Page 6: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

2

own business or group in order to help increase family income and improve the

spirit of self-employment (independent) while helping the government find

solutions to solve unemployment problems and hygiene and health problems.

Keywords: Entrepreneurship, Woven Plastic Waste Recycling

LATAR BELAKANG

Salah satu kekuatan suatu produk kerajinan adalah tingkat kesulitan

pembuatannya, kalau tidak dikatakan sebagai kekuatan utama. Kualitas produk yang

baik menentukan laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Sekedar desain yang baik

saja tidak cukup untuk bertahan lama di pasar karena bagaimanapun juga desain

mudah ditiru. Tetapi rahasia proses produksi bagaimana suatu produk dibuat hanya

diketahui oleh pembuatnya.

Pelatihan ini merupakan pelatihan kecakapan hidup yang bertujuan

memberikan keterampilan bagi masyarakat baik individu maupun kelompok,

sehingga mampu mengembangkan dirinya dan pada saatnya mampu meningkatkan

kapasitas ekonomi dirinya sendiri maupun keluarga. Pelatihan ini didesain secara

terpadu dengan mengkombinasikan antara teori dan praktek. Dengan demikian

dijamin peserta mampu memproduksi kerajinan.

Pelatihan ini merupakan program kewirausahaan yang dilakukan oleh

Dosen STAI ATTANWIR dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Pelatihan

ini ditujukan terutama untuk masyarakat yang ingin berwirausaha. Khususnya para

Ibu Rumah Tangga di desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan data dan permasalahan yang ada, maka dapatlah dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimana cara memberikan pengetahuan dan ketrampilan

Anyaman Daur Ulang Sampah plastik kepada kelompok Ibu-ibu rumah tangga dan

remaja putri di desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro,sehingga

dapat meningkatkan kemampuannya. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini

diharapkan memotivasi perempuan dari rumah tangga dan remaja putri yang

menganggur untuk meningkatkan kemampuannya dan pengetahuan mereka dan

dapat mengaplikasikan pada berbagai macam jenis bunga lainnya yang bernilai jual

dan pasarnya mempunyai prospek yang cerah.

Page 7: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

3

TINJAUAN PUSTAKA

Kewirausahaan

Priyanto (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang

ada didalam jiwa seseorang,masyarakat dan organisasiyang karenanya akan

dihasilkan berbagai macam aktivitas (sosial, politik, pendidikan),usaha dan bisnis.

Kewirausahaan dalam islam Departemen Agama Republik Indonesia (2009)

menyebutkan bahwa konteks kewiraushaan dalam islam tertera pada Al-Qur’an

Surat An-nisa’ (4) ayat 29 yang berbunyi :

كان بكم عن تراض منكم ول تقتلوا أنفس يا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون تجارة كم إن الل

ا رحيم

Artinya: “Hai orang -orang yang beriman,janganlah kamu saling memakan

harta sesamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka diantara kamu,dan janganlah kamu membunuh

dirimu, sesungguhnya Allah SWT adalah maha penyayang kepadamu.”

Karakteristik wirausaha menurut Sukardi (1991) sebagai berikut:

1) Sifat Instrumental, menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selau

memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk mencapai tujuan

pribadi dalam berusaha.

2) Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu

tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai

sebelumnya.

3) Sifat Keluwesan bergaul : menunjukkan bahwa wirausaha selalu berusaha

untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia.

4) Sifat Kerja Keras : menunjukkan bahwa wirausaha selalu terlibat dalam situasi

kerja,tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.

5) Sifat Keyakinan Diri : menunjukkan bahwa wirausaha selalu percaya pada

kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak bahkan memiliki

kecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi.

6) Sifat Pengambilan Resiko : menunjukkan bahwa wirausaha selalu

memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan

dalam mencapai tujuan berusaha.

7) Sifat Sewa Kendali : menunjukkan bahwa wirausaha dalam menghadapi

Page 8: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

4

berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi,batas -

batas kemampuan dalam berusaha.

8) Sifat Inovatif : menunjukkan bahwa wirausaha selalu mendekati berbagai

masalah dalam berusaha dengan cara – cara baru yang lebih bermanfaat.

9) Sifat Kemandirian : menunjukkan bahwa wira usaha selalu mengembalikan

perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.

Daur Ulang Sampah Plastik

Sampah

Sampah adalah limbah padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik

yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola supaya tidak membahayakan

bagi lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

Pada dasarnya sampah tersebut merupakan sisi dari segala aktivitas yang

dilakukan manusia dan hewan. Awalnya sampah yang dibuang tersebut bukan

merupakan masalah yang berarti, tapi pada masa sekarang ini permasalahan

limbah padat telah melampaui ambang batas toleransi lingkungan dan telah

mencemari air, udara dan tanah.

Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan

sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus

dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari :

1. Rumah tangga

2. Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran,

tempat hiburan.

3. Fasilitas sosial : rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah

sakit, klinik, puskesmas.

4. Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum,

taman, jalan.

Pada umumnya sampah yang ditimbulkan dari masyarakat hanya dibuang

dan dipindahkan ke tempat pembuangan akhir dengan cara ditimbun tanpa

memilah terlebih dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik (plastik).

Page 9: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

5

Gambar 2.1. Paradigma Lama (Juju Badung, 2012)

Paradigma pada Gambar 2.1 yang seharusnya dirubah dari sekarang, sebelum

sampah dibuang ke tempat pembuangan untuk di timbun, seharusnya ada pemilahan

dan pengolahan sampah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan

akhir, dengan bertujuan agar sampah yang tidak bisa terurai (plastik) tidak ikut

terbuang ke tempat pembuangan akhir seperti paradigma Gambar 2.2 sebagai

berikut.

Gambar 2.2. Paradigma Baru

Jenis sampah pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut :

1. Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan

yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau

yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah

rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari

Pengolahan

Bank Sampah

Sumber Sampah Pewadahan Pemilahan

Diangkut Ke TPA

Diaplikasikan

Sesuai Fungsinya

Dibuang dan Ditimbun

Sampah Organik

Sampah Anorganik

Page 10: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

6

dapur, sisa tepung dan sayuran.

2. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak

terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah

tangga, misalnya berupa botol minuman, botol minyak, pembungkus makanan dan

kantong plastik.

Plastik

Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses

polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul

sederhana melalui proses kimia menjadi besar (polimer). Plastik merupakan

senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah karbon dan hidrogen

(Surono, 2013). Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering

digunakan adalah naptha, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak

bumi atau gas alam.

Plastik merupakan material yang berbahan dasar polimer, contohnya adalah

polipropylene (PP), polyvynil chloride (PVC), high density polyethylene (HDPE),

low density polyethylene (LDPE), polyester thermoplastic (PETE), dan polystyrene

(PS). Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat- sifat yang

dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama

diperlukan juga bahan additive. Penggunaan bahan additive ini beraneka ragam

tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan

dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka bahan tambahan dikelompokkan

meliputi : UV, bahan penstabil (stabilizer). UV berfungsi mencegah kerusakan

akibat pengaruh sinar matahari. Bahan penstabil (stabilizer) berfungsi untuk

mempertahankan produk dari kerusakan baik selama proses pembuatan, dalam

penyimpanan maupun aplikasi produk.

Page 11: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

7

METODE PELAKSANAAN

a) Metode Kegiatan

Kegaiatan ini merupakan kegaiatan yang menghasilkan suatu produk maka

metode yang digunakan adalah pertama ,30% teori berupa ceramah,disertai contoh

– contoh dan diskusi kelompok.Kedua 70 % berupa demo dan praktek langsung

cara mengubah sampah plastik menjadi berbagai macam bunga , diantaranya

bunga mawar, bunga teratai, kecubung, anggrek, kamboja, dan bunga lainnya.

Metode yang diterapkan pada metode ini juga disebut metode kursus,

dimana dalam mengajarkan keterampilan ini diberikan dalam bentuk-bentuk

berikut:.

Materi -materi keterampilan menbuat bunga plastik antara lain:

Perkenalan peralatan yang digunakan ( plastik bekas, gunting,

lem bakar, rotan, lilin, dsb.

Pengetahuan tentang pilihan dan kombinasi warna

Pengetahuan tentang, melipat berbagai tingkat kelopak bunga dan daun

merangkai bunga

Pengetahuan tentang menggunting kelopak dan daun

Pengetahuan tentang merangkai kelopak bunga dan daun

Pengetahuan tentang merangkai kuntum bunga untuk berbagai posisi

tempat( bunga meja, bunga sudut atau bunga tengah)

Diharapkan setelah mempelajari semua pelatihan keterampilan ini baik teori

maupun praktek peserta pelatihan dapat terbuka wawasannya serta dapat

menggunakan hasil pelatihan keterampilan ini untuk berwira usaha.

b) Subyek Kegiatan

Sasaran pelatihan adalah para ibu -ibu rumah tangga dan remaja putri desa

Sambiroto Ngampel Kapas kabupaten Bojonegoro yang mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk dilatih membatik.

A. RANCANGAN PELAKSANAAN PROGRAM

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 bulan.Tempat

kegiatan dibalai desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.Adapun

Jadawal kegiatan sebagai berikut :

Page 12: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

8

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3

1. Pembuatan proposal x x

2. Pendataan peserta x x x

3. Persiapan x x x

4. Pelaksanaan x x

5. Pembuatan Laporan x x

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi tingkat

Pengangguran, mengurangi tingakt kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya

local yang selama ini tidak digunakan secara optimal dan cenderung terbuang begitu

saja sebagai sampah dan dianggap sebagai barang yang tidak berguna untuk

kemudian ditambah nilai gunanya tanpa menambah biaya yang besar dan dapat

dimanfaatkan bagi penggunaan sehari- hari atau untuk dijual guna menambah

penghasilan rumah tangga. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilakukan sesuai

dengan tahapan kegiatan dan metode yang digunakan. Yaitu empat tahap, yang

terdiri dari: tahap persiapan, tahap pelaksanaan pelatihan, tahap evaluasi dan tahap

pembuatan laporan.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini yang dilakukan antara lain: persiapan materi/modul

dan studi literatur, mengunjungi lokasi kegiatan, koordinasi dan mengurus

periizinan ke kantor kecamatan dan Lurah dan ketua kelompok masyarakat untuk

menyesuaikan jadwal pelaksanaan, tempat pelaksanaan, peserta dan hal lain-lain

yang terkait dengan kegiatan ini. Dalam tahap ini juga dilakukan survey penentuan

peserta, penyebaran undangan, penyusunan modul dan penyiapan bahan presentasi,

serta menghubungi pihak dinas terkait. Hal ini dilakukan agar peserta benar- benar

dapat menerima manfaat dari pelatihan ini sekaligus meminta calon peserta untuk

mengumpulkan kantong plastik bekas sebagai bahan dasar membuat bunga plastik,

sekaligus dapat menjamin pasar dari hasil keterampilan ini nantinya jika ada dari

peserta yang berminat untuk mengembangkannya.Tahap persiapan ini dilakukan

pada bulan I (pertama) kegiatan pengabdian.

Page 13: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

9

Dalam menentukan peserta, pelaksana berkoordinasi dengan ketua

kelompok Ibu PKK setempat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Peserta

yang ikut dalam pelatihan ini berasal dari nama yang diserahkan oleh Ketua

kelompok dan juga melalui wawancara langsung kepada calon peserta. Hal ini

bertujuan agar sasaran yang ingin dicapai dalam pengabdian ini dapat tercapai

dengan semaksimal mungkin. Jumlah peserta yang ditargetkan mengikuti

pelatihan ini berjumlah 20 orang, tetapi dalam realisasinya dihadiri kurang lebih

dari 30 orang, ini menunjukkan antusias yang tinggi dari masyarakat yang

berminat untuk mengikuti keterampilan membuat bunga dari kantong plastik ini.

Penyebaran undangan dilakukan oleh ketua.

Agar kegiatan pelatihan ini terkontrol sesuai dengan tujuan dan sasaran

kegiatan maka disusun modul pelatihan, yang berfungsi sebagai panduan dalam

memberikan memberikan pengertian dan pemahaman tentang pengelolaan sampah

dan keterampilan membuat bunga plastik dari plastik bekas serta contoh – contoh

hasil berbagai bentuk bunga seperti bunga mawar, bunga teratai, bunga kamboja,

dan jenis lainnya.

Tahap Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan keterampilan membuat bunga dari plastik bekas dan

penyuluhan tentang pengelolaan sampah ini dilaksanakan Tatap muka dilakukan

seminggu sekali mengingat waktu yang tersedia bagi peserta hanya bisa pada hari

sabtu atau minggu saja. Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami dibantu oleh satu

orang relawan yang ahli dibidang merangkai bunga dari kecamatan kapas untuk

mempermudah pengenalan dasar menggunting kelopak bunga dan daun serta

berbagai jenis rangkaian bunga sesuai tempat yang diinginkan. karena waktu

yang tersedia adalah hari libur, maka pelaksanaan pengabdian dilakukan dirumah

salah seorang warga yang bersedia mengingat jumlah peserta diluar target.

Pada tahap ini digunakan dua metode, yaitu metode ceramah dan diskusi,

dan metode pelatihan. Metode ceramah dan penyuluhan bertujuan memberikan

pengertian dan pemahaman tentang pentingnya keterampilan dan menumbuhkan

jiwa kewirausahaan bagi peserta untuk menumbuhkan semangat mandiri dan

mampu melihat peluang usaha dalam keterampilan pemanfaatan limbah plastik

rumah tangga ini, Disamping itu kita juga memperkenalkan seorang yang ahli

Page 14: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

10

dibidang merangkai bunga ini dan telah berhasil dalam bisnis ini, bahkan sudah

menjadi produsen berbagai macam bunga plastik ini.

Pada Metode pelatihan, setiap peserta diberikan peralatan seperti: plastik

bekas yang sudah dibersihkan, gunting, lampu minyak tanah, lem bakar, rotan

serta alat- alat lain yang dibutuhkan. Pada tahap pertama peserta dilatih membuat

pola dasar kelopak bunga dan daun, tahap ini membutuhkan waktu satu sampai

dua kali pertemuan karena tidak semua peserta dengan mudah dapat memahami

pembuatan pola ini.Tahap berikutnya adalah merangkai kelopak bunga dan daun

untuk jenis bunga yang paling sederhana pada berbagai ukuran, Untuk tahap ini

juga diperlukan waktu satu hari.

Tahap akhir dari pelatihan ini adalah merangkai kuntum bunga pada

berbagai jenis posisi, disini peserta harus mampu menggabungkan semuabunga

dan menyusunya sesuai ukuran yang dikehendaki, sekaligus diajarkan cara

menvariasikan bunga berdasarkan warna dan jenis.Tahap ini membutuhkan waktu

2 hari.

Tahap Evaluasi

Setelah tahap pelatihan keterampilan membuat bunga dari plastil limbah rumah

tangga ini selesai satu minggu kemudian kami mengunjungi lokasi pelatihan dan

melihat bahwa sudah banyak bunga plastik di rumah-rumah warga dengan

berbagai jenis bunga yang berhasil mereka ciptakan .

Dari pengamatan kami, hampir 100 persen peserta telah mampu membuat

bunga plastik, bahkan mereka juga sudah dapat mengkombinasikan warna yang

sesuai dengan selera pasar. Meskipun demikian peserta masih perlu untuk

mengembangkan lebih lanjut dengan melatih kemampuan mereka dalam

merancang pola untuk jenis bunga lainnya yang sesuai dengan permintaan pasar

dan untuk diaplikasikan pada bentuk- bentuk lain.

Ketika ditanya kapada pesarta tentang keinginan mereka untuk menjadikan

keterampilan ini sebagai usaha sampingan, sebagian besar sangat berminat,

bahkan sudah menjadikannya sebagai usaha sampingan. Informasi yang

menggembirakan juga kami terima dari peserta, bahwa dari permintaan untuk

bunga plastik ini terus meningkat.Jadi pada tahap Evaluasi ini dinilai umpan balik

atas kegiatan yang telah dilakukan dan mendorong adanya produktivitas di masa

Page 15: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

11

mendatang. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan

kegiatan dan output kegiatan yaitu sejauh mana kegiatan yang telah dilakukan

merubah pikiran dan aktivitas khalayak sasaran berkenaan dengan peningkatan

keterampilan melalui membuat bunga plastik sebagai upaya mengurangi

pengangguran, pengentasan kemiskinan dan sekaligus menjaga kebersihan di Kota

Bojonegoro Tercinta ini.

Evaluasi terhadap peningkatan keterampilan ini dilakukan untuk tujuan

jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek evaluasi lebih bersifat

kualitatif, dilakukan pada akhir pelaksanaan pelatihan dengan cara menilai

kehadiran peserta serta out put yang merela hasilkan setelah pelatihan. Hal ini

bertujuan untuk melihat sejauh mana pelatihan dapat diserap oleh peserta

pelatihan. Kehadiran peserta pada pelatihan ini hampir 100%, yang artinya peserta

telah bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan dan termotivasi dengan pelatihan

ini.

Evaluasi jangka panjang lebih ditujukan pada hal yang bersifat kuantitatif

sesuai dengan indikator evaluasi yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

yaitu peserta mampu menambah pendapatan dari keterampilan ini dilihat dari

jumlah peserta pelatihan yang menjalankan usaha dibidang keterampilan bunga

plastik setelah menguasai keterampilan ini.

C. PENUTUP

Kesimpulan

1. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka memperluas

kesempatan kerja salah satunya adalah melalui pelatihan keterampilan seperti

pengabdian masyarakat ini yang berbentuk pelatihan keterampilan. Untuk dapat

tercapainya tujuan jangka pendek dan jangka panjang, pelatihan tersebut haruslah

berkelanjutan, yaitu setelah memberikan keterampilan pada kelompok perempuan

rumah tangga miskin tersebut kemudian diikuti oleh pembinaan managemen

usaha dan solusi mengembangkan usaha untuk itu perlu , perencanaan, dievaluasi

secara terus-menerus, sehingga dalam jangka panjang bunga plastik ini dapat

berkembang di daerah ini.

2. Pelatihan keterampilan bunga plastik ini dapat memotivasi perempuan dari

Page 16: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

12

rumah tangga miskin dan remaja putri yang menganggur untuk meningkatkan

kemampuannya dan pengetahuan mereka dalam pengembangan pola, warna dan

dapat mengaplikasikan pada berbagai macam jenis bunga lainnya yang bernilai

jual dan pasarnya mempunyai prospek yang cerah.

3. Pelatihan keterampilan bunga plastik ini dapat menjadi bekal bagi peserta

memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri atau kelompok dalam rangka

membantu meningkatkan pendapatan keluarga..

4. Meningkatkan jiwa berwiraswasta (mandiri) dengan memanfaatkan ilmu yang

diperoleh dari pelatihan ini, sekaligus membantu pemerintah untuk mencari solusi

pemecahan masalah pengangguran dan persoalan kebersihan dan kesehatan.

Saran

Dari kegiatan pelatihan ini saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Agar pelatihan ini tercapai tujuan yang diharapkan, baik peserta maupun

pelaksana harus dapat bekerja sama dan bersungguh-sungguh dalam

pelaksanaan program- program pelatihan serta menciptakan program pelatihan

yang berkesinambungan, mulai dari memberikan pelatihan keterampilan,

pembinaan kelompok, managemen dan membantu permodalan dan mencarikan

peluang pasar agar persoalan terkait dengan kemiskinan dapat dituntaskan.

2. Bagi pemerintah daerah, dalam hal ini tingkat korong dan Kecamatan

disarankan untuk dapat melanjutkan program ini dengan melakukan

pembinaan lebih lanjut dan untuk mengatasi kendala modal yang mereka

hadapi dengan melakukan kerja sama dengan instansi terkait, seperti dinas

perdagangan dan perindustrian agar perempuan dari rumah tangga miskin ini

yang sudah mempunyai keterampilan sulaman pita ini dapat menjadikan

keterampilan ini sebagai usaha untuk membantu meningkatkan ekonomi rumah

tangga mereka..

DAFTAR PUSTAKA

Adhar Sigh, Ram, 2006, Penelitian Sampah Plastik untuk Kontruksi Jalan Raya,

New Delhi.

Page 17: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

13

Arie S, 2008, Aspek Inovasi Dalam Implementasi 3 R Sampah: Kajian Dalam

Perspektif Intitusional.

Ari Suryanto, Dody dkk, 2005, Kajian Potensi Ekonomis Dengan Penerapan 3R

pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kota Depok.

Aryanti, dkk, 2000, Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di

Lingkungan Perumahan, Vol 16 N0 2. Jurnal Puslitbangkim, Jakarta.

BPS, Kota Padang Dalam Angka, 2010 DKP Kota Padang, 2010.

Dessler, Garry. 2001. Human Resources Manajement, Graha Indonesia, Jakarta.

Damanhuri, E dkk 1989, Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Pus Lit

Bang. Pemukiman Dept PU-LPM ITB.

Enviromental servisec program (ESP) DKI, 2006, Modul Pelatihan Pengelolaan

Sampah Berbasis Masyarakat.

E.HSU, Cm. Kuo, 2004, Recycling Rates of Waste Home Appliances in Taiwan.

Ellina S. Pandebesie, 2005, Teknik Pengelolaan Sampah, Surabaya.

Hadjrachman, Ranupandjo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia I, Penerbit

Karunika, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 1991. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

BPFE, Jokyakarta.

Hardjana, Agus. 2001. Training Sumber Daya Manusia yang Efektif, Konisius

Jokyakarta.

Hadjrachman, Ranupandjo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia I, Penerbit

Karunika, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 1991. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

BPFE, Jokyakarta..

Raymond Torres, 2007. Unemployment measure, World Bank.

Tri Sambodo, 2007. Prospek Perekonomian Indonesia, Pusat Penelitian Ekonomi

LIPI M.

Page 18: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

14

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TATA BOGA WARGA KEDUNG ADEM

DI BALAI LATIHAN KERJA BOJONEGORO

Eryul Mufidah

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan dalam hal: kue kering manis. Pelatihan ini ditujukan terutama untuk

masyarakat yang ingin berwirausaha khususnya para Ibu Rumah Tangga dan remaja

putri di Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Sehingga dari pengabdian

ini akan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat terutama kaum ibu

dan remaja putri dari rumah tangga tentang nilai ekonomi dari tata boga.

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah metode ceramah dan

penyuluhan,diskusi,demonstrasi dan pelatihan.Adapun hasil dari pengabdian ini

adalah dapat memotivasi perempuan dari rumah tangga dan remaja putri yang

menganggur untuk meningkatkan kemampuannya dan pengetahuan mereka dan

dapat mengaplikasikan pada berbagai macam jenis Kue kering lainnya yang bernilai

jual dan pasarnya mempunyai prospek yang cerah.

Hasil pelaksanaan pelatihan adalah:1) Peserta pelatihan telah menguasai ketrampilan

membuat aneka produk olahan kue kering, 2) Peserta pelatihan telah

menguasai ketrampilan membuat kemasan aneka olahan kue kering

dengan sentuhan kue kering yang aman dan menarik dan, 3) Peserta pelatihan telah

menguasai ketrampilan dalam menetapkan harga jual dan memasarkan

produk aneka olahan kue kering. Secara keseluruhan pelaksanaan

pelatihan cukup berhasil karena peserta pelatihan mampu menguasai materi

pelatihan baik dari aspek pengetahuan maupunketrampilan lebih dari 70% sesuai

yang ditargetkan.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Aneka Olahan Kue Kering

ABSTRACT

This service activity aims to increase knowledge and skills in terms of: sweet

pastries. This training is intended primarily for people who want to be

entrepreneurs, especially housewives and young women in Kedungadem

District, Bojonegoro District. So from this dedication will increase the

knowledge and skills of the community, especially mothers and young women

from the household about the economic value of cooking.

The method used in this service is the method of lecture and counseling,

discussion, demonstration and training. As for the results of this service is to

motivate women from households and young women who are unemployed to

improve their abilities and knowledge and can apply to various types of

pastries others that are worth selling and the market has bright prospects.

Page 19: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

15

The results of the training are: 1) Training participants have mastered the

skills to make various processed pastry products, 2) Training participants

have mastered the skills to make various processed pastries packaging with a

safe and interesting touch of pastries and, 3) Training participants have

mastered deep skills set selling prices and market various processed pastry

products. Overall the implementation of the training was quite successful

because the training participants were able to master the training material

both in terms of knowledge and skills more than 70% as targeted.

Keywords: Entrepreneurship, Various Processed Pastries

LATAR BELAKANG

Kondisi ekonomi yang kurang stabil menyebabkan banyak perusahaan yang

mengurangi pekerjanya. Untuk mendapatkan pekerjaan kembali dibutuhkan

keterampilan terlebih yang tidak mengusai keterampilan sama sekali. Keterampilan

bisa dikuasai karena belajar atau otodidak Keterampilan yang sudah banyak

dimanfaatkan dan banyak menghasilkan penghasilan adalah keterampilan memasak.

Sebagai contoh disepanjang jalan-jalan yang ada di Bojonegoro banyak usaha

makanan yang didirikan baik itu yang sifatnya permanen atau warung tenda. selama

manusia membutuhkan makanan maka usaha boga akan tetap marak.

Dahulu keterampilan memasak hanya dipandang dengan sebelah mata karena

dianggap tidak potensial, akan tetapi dengan kondisi perekonomian sekarang ini

peluang membuka usaha yang paling cepat untuk mendapatkan penghasilan adalah

dari usaha boga. Oleh karena itu banyak ditawarkan berbagai macam kursus mulai

dari masakan daerah, oriental, kontinental sampai patiseri dengan biaya kursus yang

sangat mahal terutama bagi masyarakat pedesaan. Guna memenuhi keinginan

masyarakat pedesaan tentang dunia boga maka diadakan program pengabdian pada

masyarakat. Pengabdian yang dilaksanakan di desa Bimomartani Ngemplak Sleman

dengan materi pelatihan pembuatan kue kering.

Tujuan pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan dapat membuat kue kering

dengan berbagai teknik, memvariasi bentuk, bahan dan penampilan kue kering,

sampai pada pengemasan dan diharapkan nantinya sampai pada penjualan.

Pelatihan ini merupakan program kewirausahaan yang dilakukan oleh Dosen

STAI ATTANWIR dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Pelatihan ini

Page 20: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

16

ditujukan terutama untuk masyarakat yang ingin berwirausaha. Khususnya para Ibu

Rumah Tangga di desa Ngampel Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan data dan permasalahan yang ada, maka dapatlah dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimana cara memberikan pengetahuan dan ketrampilan tata boga

kepada kelompok Ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri di Kecamatan

Keduungadem Kabupaten Bojonegoro, sehingga dapat meningkatkan

kemampuannya. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini diharapkan memotivasi

perempuan dari rumah tangga dan remaja putri yang menganggur untuk

meningkatkan kemampuannya dan pengetahuan mereka dan dapat mengaplikasikan

pada berbagai macam jenis kue kering lainnya yang bernilai jual dan pasarnya

mempunyai prospek yang cerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Teori

Kue kering adalah kue manis yang kecil, kebanyakan adonan kue kering

banyak diambil dari adonan cake dengan mengurangi jumlah telur, susu, dan jumlah

cairan yang digunakan. Adonan ini memudahkan dalam pencampuran, pembentukan

kue sehingga tetap teguh pada saat ditaruh dalam loyang. Sebelum membuat kue

kering terlebih dahulu harus menguasai tentang bahan-bahan untuk membuat kue

kering. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kue kering adalah:

1. Tepung terigu

Tepung terigu berasal dari biji gandum yang mengandung gluten. Gluten adalah

protein yang tidak larut dalam air dan mempunyai sifat elastis. Tepung terigu yang

cocok digunakan untuk membuat kue kering adalah yang mempunyai kandungan

protein 8-10%.

Tepung terigu yang banyak beredar dipasaran sangat banyak jenisnya dengan

berbagai merk agar tidak keliru membeli tepung terigu dibawah ini penggolongan

tepung terigu berdasarkan kadar proteinnya..

Kadar

Protein Merk

Fungsi Dalam Produk Sifat

11-13% Cakra kembar

emas

Untuk semua jenis

makanan/ roti yang

Genggam kuat

terigu dengan

Page 21: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

17

(tinggi) Cakra kembar

Kereta kencana

emas

membutuhkan proses

peragian seperti : roti

tawar, donat, roti

Perancis, roti hamburger,

roti hotdog, roti manis,

roti Perancis (baquette),

bakpao, bika ambon

tangan lalu buka

hasilnya tepung

berserakan, tidak

menggumpal

10-11%

(sedang)

Segitiga biru

Piramida

Kereta kencana

Kendi

Roda biru

Angsa kembar

Tepung ini mempunyai

sifat multi guna artinya

biasa digunakan di dalam

rumah tangga seperti kue

basah, gorengan, mie,

macam biskuit dan

wafer.

Dengan cara yang

sama akan

menghasilkan

tepung agak

menggumpal

8-9%

(rendah)

Kunci biru

Roda biru

Lencana merah

Semar

Gunung bromo

Jenis makanan yang

tidak membutuhkan

gluten tinggi, seperti

produk kue-kue kering,

biscuit dan wafer

Dengan cara yang

sama akan

menghasilkan

tepung

menggumpal

menjadi satu

2. Gula

Gula yang digunakan sebaiknya adalah gula halus karena lebih mudah dalam

pengadukan dengan lemak. Penggunaan gula pasir dalam kue kering akan

menjadikan kue kering menyebar secara maksimum selama proses pembakaran

dan kristal gula menyebabkan hasil yang keras.

3. Lemak

Lemak yang paling baik adalah lemak dengan kandungan air rendah dan tanpa

rasa. Lemak yang digunakan untuk membuat kue kering adalah butter, margarine

atau campuran keduanya. Untuk mendapatkan kue yang lezat dapat menggunakan

Page 22: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

18

butter (berasal dari lemak hewani) tentu harganya jauh lebih mahal sedangkan

mergarine berasal dari lemak tumbuhan dengan harga yang lebih murah.

4. Telur

Penggunaan telur dalam pembuatan kue kering hanya dibutuhkan bagian

kuningnya saja karena kuning telur membuat kue kering lebih renyah, empuk dan

menambah warna pada kue kering, jika putih telur digunakan dalam pembuatan

kue kering akan menghasilkan kue yang keras kecuali lidah kucing.

Klasifikasi Kue Kering

Berdasarkan teknik pembentukan kue kering dapat dibedakan menjadi tujuh tipe.

1. Drop Cookies

Drop cookies adalah kue kering yang teknik pembentukannya dengan

menggunakan dua buah sendok. Contoh kue kering yang menggunakan teknik ini

adalah macaron, havermout cookies.

2. Bagged Cookies

Bagged cookies adalah kue kering yang menggunakan teknik semprot, adapun alat

yang digunakan adalah spet dan papping bag. Jenis kue kering yang termasuk

dalam teknik ini adalag semprit, lidah kucing, maringue cookies,

3. Rolled Cookies

Rolled cookies merupakan kue kering yang diselesaikan dengan cara digulung dan

kemudian dipotong dengan menggunakan pisau kue kering. Kue kering yang

termasuk dalam teknik ini adalah Rainbow cookies, almond butter, nut cookies

4. Molded Cookies

Molded cookies dibentuk dengan menggunakan tangan tanpa bantuan cetakan,

seperti kaastengels

5. Ice box Cookies

Merupakan kue kering yang krispi dan tipis karena dibuat dengan menggunakan

kadar lemak yang tinggi dan melalui proses penyimpanan dalam almari es selama

beberapa saat bahkan sampai beberapa hari. Kue kering yang menggunakan teknik

ini adalah ice box cookies, domino cookies, spicy cookies.

6. Bar cookies

Page 23: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

19

Bisa juga disebut lentreng cookies, teknik yang digunakan adalah mencetak

adonan dalam loyang kemudian dibakar setelah matang panas-panas langsung

dipotong-potong. Jenis kue kering yang menggunakan teknik ini adalah yanhagel

cookies.

7. Decorated Cookies

Decorated adalah kue kering yang sudah matang kemudian dihias dengan glazur,

coklat dan hiasan lainnya.

Tips Membuat Kue Kering

Membuat kue kering membutuhkan ketelitian dan ketelatenan oleh karena itu

perlu diperhatikan tips-tips di bawah ini.

Timbang bahan dengan menggunakan timbangan yang akurat dan tepat.

Untuk mendapatkan hasil kue yang renyah, sangrai tepung terigu hingga kering

atau jemur dibawah terik matahari

Jangan mengocok mentega terlalu lama, tujuannya agar adonan tidak terlalu

lembek dan susah dicetak. Cukup kocok beberapa saat, asal semua bahan

tercampur rata.

Ingin kue kering yang renyah dan tidak melebar? Cobalah mengganti kuning

telur mentah dengan kuning telur rebus yang disaring (agar halus) dengan jumlah

yang sama. Kemudian olah seperti petunjuk resep.

Agar kue tidak menjadi keras perhatikan teknik menguleninya. Caranya, remas

perlahan adonan kue dengan jari-jari perlahan saja dan jangan ditekan terlalu

keras. Lebih baik adonan kue diaduk dengan menggunakan sendok kayu. Ingat!

Jangan uleni adonan terlalu lama

Jika adonan kue terlalu lembek, jangan menambahkan tepung lagi. Cobalah

membungkusnya dengan plastik, kemudian masukan dalam kulkas. Diamkan

beberapa 1-2 jam hingga adonan agak mengeras dan bisa dicetak

Untuk mendapatkan kue kering yang tidak terlalu melebar cara mengoles

mentega pada loyang jangan terlalu tebal.

Jika kue kering menggunakan buah kering sebagai penambah rasa atau hiasan,

cuci dulu, lalu tiriskan. Hal ini untuk menghindari agar kue kering tampil

menarik tanpa ada buah kering yang terlihat gosong.

Page 24: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

20

Saat mencetak di atas loyang, beri jarak antar kue, agar ketika kue mengembang,

hasilnya tetap bagus dan tidak saling melekat.

Modal utama membuat kue kering adalah ketelatenan, karena agak njelimet dan

makan waktu. Untuk itu, buatlah kue kering jauh hari sebelum Lebaran atau

Natal agar Anda punya waktu untuk hal lain saat mendekati hari yang dinanti.

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini merupakan kegaiatan yang menghasilkan suatu produk maka

metode yang digunakan adalah pertama ,30% teori berupa ceramah,disertai contoh –

contoh dan diskusi kelompok.Kedua 70 % berupa demo dan praktek langsung cara

membuat kue kering berbagai macam kue kering , diantaranya havermout cookies,

nut cookies, semprit dan lidah kucing.

Sasaran pelatihan adalah para ibu -ibu rumah tangga dan remaja putri di

kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro yang mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk dilatih membuat kue kering.

RANCANGAN PELAKSANAAN PROGRAM

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 bulan. Tempat

kegiatan di balai Latihan kerja kabupaten Bojonegoro. Adapun Jadawal kegiatan

sebagai berikut :

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3

1. Pembuatan

proposal

x x

2. Pendataan peserta x x x

3. Persiapan x x x

4. Pelaksanaan x x

5. Pembuatan

Laporan

Page 25: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan

dan metode yang digunakan. Yaitu empat tahap, yang terdiri dari: tahap persiapan,

tahap pelaksanaan pelatihan, tahap evaluasi dan tahap pembuatan laporan.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini yang dilakukan antara lain: persiapan materi/modul

dan studi literatur, mengunjungi lokasi kegiatan, koordinasi dan mengurus

periizinan ke kantor kecamatan dan Lurah dan ketua kelompok masyarakat untuk

menyesuaikan jadwal pelaksanaan, tempat pelaksanaan, peserta dan hal lain-lain

yang terkait dengan kegiatan ini. Dalam tahap ini juga dilakukan survey penentuan

peserta, penyebaran undangan, penyusunan modul dan penyiapan bahan presentasi,

serta menghubungi pihak dinas terkait. Hal ini dilakukan agar peserta benar- benar

dapat menerima manfaat dari pelatihan ini sekaligus dapat menjamin pasar dari hasil

keterampilan ini nantinya jika ada dari peserta yang berminat untuk

mengembangkannya. Tahap persiapan ini dilakukan pada bulan I (pertama) kegiatan

pengabdian.

Agar kegiatan pelatihan ini terkontrol sesuai dengan tujuan dan sasaran

kegiatan maka disusun modul pelatihan, yang berfungsi sebagai panduan dalam

memberikan memberikan pengertian dan pemahaman tentang pembuatan kue

kering.

Tahap Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan keterampilan membuat bunga dari plastik bekas dan

penyuluhan tentang pembuatan kue kering ini dilaksanakan Tatap muka dilakukan

seminggu sekali mengingat waktu yang tersedia bagi peserta hanya bisa pada hari

sabtu atau minggu saja. Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami dibantu oleh satu

orang relawan yang ahli dibidang tata boga dari kecamatan kedungadem untuk

mempermudah pengenalan dasar membuat adonan kue kering dan cara

pengemasannya. Pelaksanaan pengabdian dilakukan di Balai latihan kerja

Bojonegoro.

Pada tahap ini digunakan dua metode, yaitu metode ceramah dan diskusi,

dan metode pelatihan. Metode ceramah dan penyuluhan bertujuan memberikan

pengertian dan pemahaman tentang pentingnya keterampilan dan menumbuhkan

Page 26: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

22

jiwa kewirausahaan bagi peserta untuk menumbuhkan semangat mandiri dan

mampu melihat peluang usaha dalam keterampilan tata boga , Disamping itu kita

juga memperkenalkan seorang yang ahli dibidang merangkai ahli kue dan telah

berhasil dalam bisnis ini, bahkan sudah menjadi produsen berbagai macam kue

kering.

Pada metode pelatihan, setiap peserta diberikan peralatan seperti: baskom,

oven, cetakan kue serta alat- alat lain yang dibutuhkan. Pada tahap pertama peserta

dilatih membuat adonan kue, pencetakan kue dan pemanggangan, tahap ini

membutuhkan waktu satu sampai dua kali pertemuan karena tidak semua peserta

dengan mudah dapat memahami pembuatan adonan ini.Tahap berikutnya adalah

merangkai mengemas kue yang menarik. Untuk tahap ini juga diperlukan waktu

satu hari. Tahap akhir dari pelatihan ini adalah memasarkan hasil kue ke konsumen

dengan cara membuat acara bazar.Tahap ini membutuhkan waktu 2 hari.

Tahap Evaluasi

Dari pengamatan kami, hampir 70 persen peserta telah mampu membuat kue

kering. Meskipun demikian peserta masih perlu untuk mengembangkan lebih lanjut

dengan melatih kemampuan mereka dalam merancang jenis kue kering lainnya yang

sesuai dengan permintaan pasar.

Ketika ditanya kapada pesarta tentang keinginan mereka untuk menjadikan

keterampilan ini sebagai usaha sampingan, sebagian besar sangat berminat, bahkan

sudah menjadikannya sebagai usaha sampingan.Jadi pada tahap Evaluasi ini dinilai

umpan balik atas kegiatan yang telah dilakukan dan mendorong adanya

produktivitas di masa mendatang. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kualitas

proses pelaksanaan kegiatan dan output kegiatan yaitu sejauh mana kegiatan yang

telah dilakukan merubah pikiran dan aktivitas khalayak sasaran berkenaan dengan

peningkatan keterampilan melalui membuat bunga plastik sebagai upaya

mengurangi pengangguran, pengentasan kemiskinan di Kota Bojonegoro tercinta

ini.

Evaluasi terhadap peningkatan keterampilan ini dilakukan untuk tujuan

jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek evaluasi lebih bersifat

kualitatif, dilakukan pada akhir pelaksanaan pelatihan dengan cara menilai

kehadiran peserta serta out put yang merela hasilkan setelah pelatihan. Hal ini

Page 27: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

23

bertujuan untuk melihat sejauh mana pelatihan dapat diserap oleh peserta pelatihan.

Kehadiran peserta pada pelatihan ini hampir 100%, yang artinya peserta telah

bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan dan termotivasi dengan pelatihan ini.

Evaluasi jangka panjang lebih ditujukan pada hal yang bersifat kuantitatif

sesuai dengan indikator evaluasi yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

yaitu peserta mampu menambah pendapatan dari keterampilan ini dilihat dari

jumlah peserta pelatihan yang menjalankan usaha dibidang keterampilan tata boga

kue kering setelah menguasai keterampilan ini.

PENUTUP

Pelatihan ini menghasilkan kesimpulan berikut:

1. Pelatihan keterampilan tata boga kue kering ini dapat memotivasi perempuan dari

rumah tangga dan remaja putri yang menganggur untuk meningkatkan

kemampuannya dan pengetahuan mereka dalam pengembangan pola, warna dan

dapat mengaplikasikan pada berbagai macam jenis bunga lainnya yang bernilai

jual dan pasarnya mempunyai prospek yang cerah.

2. Pelatihan keterampilan tata boga kue kering ini dapat menjadi bekal bagi peserta

memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri atau kelompok dalam rangka

membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

3. Meningkatkan jiwa berwiraswasta (mandiri) dengan memanfaatkan ilmu yang

diperoleh dari pelatihan ini, sekaligus membantu pemerintah untuk mencari solusi

pemecahan masalah pengangguran dan persoalan kebersihan dan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Siti Hamidah, 1996, Patiseri, Diktat Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

IKIP Yogyakarta.

Yasa Boga, 1997, Terampil Membuat Kue Kering, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Page 28: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

24

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN KREASI SULAM PITA DI DESA WORO

KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO

M. Ali Nur Huda

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini betujuan untuk: (1)

memberikan pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita (2)

mengetahui tanggapan warga Desa Woro Kecamatan Kepohbaru dalam

pelatihan menghias kain dengan tekik sulam pita. Metode kegiatan

pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah, demontrasi,

metode tanya jawab serta pelatihan membuat sapu tangan yang dihias

dengan teknik sulam pita. Pelatihan ini melibatkan melibatkan ibu-ibu

rumah tangga di Desa Woro yang berjumlah 31 orang. Hasil kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini adalah pelatihan menghias kain dengan

teknik sulam pita dinyatakan berhasil karena ibu-ibu bisa melaksanakan

dan membuat sulam pita pada kain (sapu tangan) dengan baik dan mereka

hadir 100% dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan menghias

kain dengan teknik sulam pita.

Kata Kunci: Menghias Kain, Sulam Pita, Pelatihan Kewirausahaan

ABSTRACT

This Community Service activity aims to: (1) provide training in decorating

fabric with ribbon embroidery techniques (2) knowing the responses of

residents of Woro Village, Kepohbaru Subdistrict, in training to decorate the

fabric with ribbon embroidery techniques. This community service activity

method uses lecture method, demonstration, question and answer method and

training to make handkerchiefs decorated with ribbon embroidery techniques.

The training involved 31 housewives in 31 Woro Villages. The results of

community service activities were training in cloth decorating with ribbon

embroidery techniques declared successful because mothers could carry out

and make ribbon embroidery on cloth (handkerchiefs) well and they were

present at 100% and they were very enthusiastic in participating in cloth

decorating with embroidery techniques tape.

Keywords: Fabric Decorate, Ribbon Embroidery, Entrepreneurship Training

Page 29: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

25

LATAR BELAKANG

Dewasa ini Departemen Pendidikan Kebudayaan (Depdikbud) giat-giatnya

mencanangkan konsep ketrampilan hidup (life skill) pada jenjang pendidikan formal

yang ada di negeri ini. Ketrampilan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang

untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar sesuai

dengan kondisi lingkungan mereka masing-masing. Ketrampilan merupakan bekal

yang sangat berharga di masa yang akan datang bagi setiap anak karena manusia

yang terampil selalu dapat mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan riil dalam

kehidupannya. Dengan demikian seseorang yang mempunyai ketrampilan hidup

yang tinggi akan berpeluang besar untuk mendapat keuntungan yang tidak sedikit di

masa yang akan datang.

Ketrampilan hidup di bidang busana khususnya kerajinan tangan merupakan

ketrampilan yang luwes diterapkan di dalam berbagai keadaan. Ketrampilan ini

dapat sebagai sarana atau modal untuk menjalankan usaha di bidang ketrampilan

tangan. Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka

kerajinan tangan dipandang sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan.

Dengan kata lain, kerajinan tangan dipandang memiliki potensi ekonomi dalam

perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan kerajinan ini

digalakkan dan diharapkan mampu meningkatkan devisa negara, sekaligus dapat

memperluas lapangan kerja dan meningkatkan peran ibu-ibu rumah tangga sebagai

peningkatan perekonomian rumah tangga (keluarga).

Pada sisi lainnya, ibu-ibu rumah tangga sangat membutuhkan berbagai

ketrampilan khususnya bidang busana (kerajinan tangan) mengingat mereka

tergolong sumber daya manusia yang berusia produktif. Kurangnya ketrampilan

menghias kain dengan teknik sulam pita yang berorientasi pasar (siap jual),

sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang bidang

tersebut. Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah keterampilan

menghias kain dengan teknik sulam pita. Dipilihnya pita sebagai bahan utama

dalam pembuatan sulaman pita karena pita mudah didapat dan harganya tidak

terlalu mahal, sedangkan penerapan teknik sulam pita yaitu menghias sapu tangan

dengan menggunakan beberapa teknik tusuk hias.

Adapun respon ataupun tanggapan ibu-ibu rumah tangga di Desa Woro

Page 30: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

26

sebagai peserta terhadap kegiatan pelatihan sangat positif dan antusias. Hal ini

ditunjukkan dengan keaktifan ibu-ibu dalam mengikuti pelatihan dan mereka

mengharapkan bisa kembali diberikan pelatihan yang sejenis. Oleh sebab itu untuk

dapat memiliki sejumlah ketrampilan pada ibu-ibu rumah tangga pada umumnya,

maka diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) mengidentifikasi bahan

sulam pita siap jual, menghitung kebutuhan bahan utuk terwujudnya hasil, (b)

mempersiapkan bahan untuk membuat bahan, (c) menghias kain dengan teknik

sulam pita.Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan

”Pelatihan Kewirausahaan Kreasi Sulam Pita Di Desa Woro Kecamatan Kepohbaru

Kabupaten Bojonegoro”.

KERANGKA PELAKSANAAN PELATIHAN

Pemecahan Masalah

Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini,

bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi keluarga yang

memiliki keterbatasan finansial yang menyebabkan tingkat perekonomian dan

pendapatan keluarga mereka rendah. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang

rumit, jika para anggota keluarga tersebut tidak dipersiapkan untuk mencari peluang

di dunia usaha, dengan kata lain berwirausaha mandiri. Sedangkan lingkungan

sekitar banyak terdapat alat-alat menjahit yang belum dipergunakan secara optimal.

Oleh karena itu sudah seharusnya perguruan tinggi melalui penerapan

Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada Masyarakat memberikan kontribusi untuk

memecahkan persoalan tersebut. Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka

pemecahan masalah dilakukan melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan

menghias kain dengan teknik sulam pita yang siap jual yang mampu menumbuhkan

jiwa wirausaha. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para ibu-ibu rumah tangga

dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan diberikan, dan selalu menggali

ide baru untuk berinovasi dalam berkarya. Selanjutnya dengan penguasaan

wawasan dan ketrampilan tersebut para ibu-ibu rumah tangga untuk mandiri, dan

menjadi insan yang produktif.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam

tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.

Page 31: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

27

Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi kegiatan

dipilih di Desa Woro Kecamatan Kepohbaru. Jenis kegiatan berupa pelatihan

menghias kain dengan teknik sulam pita. Tahap pelaksanaan berupa penyajian

materi secara teori dilanjutkan dengan menghias kain dengan teknik sulam pita

(menghias sapu tangan), dan pengawasan terhadap anak-anak yang mengerjakan

menghias kain yang dibuat sesuai dengan instruksi instruktur, contoh yang ada

bahkan ibu-ibu rumah tangga bisa berkreasi sesuai dengan keinginannya. Tahap

yang terakhir adalah evaluasi akhir dan pelaporan.

Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam

bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi, tanya jawab dan

pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan

kegiatannya:

1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang

sulam pita, alat dan bahan, serta macam-macam tusuk yang digunakan.

2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai

proses pembuatan sulaman pita yang diterapkan pada sapu tangan.

3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi

oleh kedua metode di atas.

4. Pelatihan pembuatan menghias kain dengan teknik sulam pita ditujukan kepada

ibu-ibu rumah tangga dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.

5. Evaluasi hasil akhir

PEMBAHASAN

Pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita pada anak asuh di Desa

Woro Kecamatan Kepohbaru. Kegiatan dimulai pukul 08.30 sampai dengan pukul

12.00 WIB. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang aula yang

sekaligus sebagai tempat pelatihan. Target peserta adalah 31 orang ibu rumah tangga

yang tercatat sebagai warga Desa Woro di Kecamatan Kepohbaru.

Kegiatan yang pertama adalah menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan

bahan-bahan yang digunakan dalam sulam pita, alat-alat yang digunakan serta

Page 32: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

28

fungsinya, tusuk-tusuk hias yang digunakan, cara membuat kreasi benda fungsional

melalui metode ceramah. Persiapan alat dan bahan, adapun bahan yang digunakan

dalam pelatihan menghias kain dengan sulam pita adalah sebagai berikut: pita Pita

merupakan bahan dasar dalam menyulam. Pita tersedia dalam berbagai variasi

berdasarkan jenis dan ukurannya. Ada berbagai macam pita berdasarkan jenis

bahannya (Rosa Amelia, 2008) yaitu: pita satin, pita organdi, benang sulam, kain

tetoron polos/tidak bermotif. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam pelatihan

ini adalah jarum sulam jenis chenille jarum ini mempunyai ukuran besar dan lubang

yang lebar, digunakan untuk pita yang berukuran lebar. Pemidangan digunakan

untuk membentang kain agar memudahkan penarikan pita. Gunting digunakan untuk

menggunting benang dan pita saat menyulam. Tudung jahit/cincin jari gunanya

untuk melindungi jari dari tusukan ujung jarum pada saat menyulam dengan tangan.

Pembuka Jahitan/Pendedel digunakan untuk memdedel apabila ada hasil jahitan atau

sulaman yang kurang bagus atau salah. Karbon jahit gunanya untuk menjiplak motif

ke kain. Pensil digunakan untuk menjiplak desain hiasan ke atas kain yang akan

disulam. Kertas digunakan untuk membuat motif atau pola yang akan diciptakan

pada kain. Macam-macam tusuk hias yang digunakan adalah tusuk tikan jejak, tusuk

veston, tusuk rantai, tusuk balut, tusuk rantai terbuka, tusuk flanel, tusuk benang

sari, tusuk kretan, tusuk datar, dan lain-lain.

Selanjutnya kegiatan pelatihan dengan mendemontrasikan cara-cara

pembuatan sulam pita. Ibu-ibu rumah tangga dikelompokkan menjadi 3 kelompok

agar memudahkan dalam pengajaran. Kegiatan perkelompok menghias sapu tangan

dengan sulam pita. Sulam pita yang dibuat sesuai dengan desain yang sudah

disediakan atau sesuai dengan kreasi masing-masing. Adapun langkah- langkah

dalam pembuatan sulam pita adalah, menyiapkan alat dan bahan, membuat desain

motif sulaman, menjiplak motif di kain dengan menggunakan karbon jahit, memilih

pita sesuai dengan desain, mulai kegiatan menyulam dan finising. Ibu-ibu rumah

tangga yang sudah selesai menghias kain diberikan kesempatan untuk membuat lagi

sulaman sesuai dengan kreasi masing-masing.

Tahap terakhir adalah evaluasi, ibu-ibu rumah tangga yang sudah selesai

membuat sulaman pita pada saputangan diharapkan untuk mengumpulkan hasil

karyannya dan instruktur menilai dan memberikan masukan untuk kesempurnaan

Page 33: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

29

dari hasil karya siswa. Adapun hal-hal yang dievaluasi adalah persiapan dan

pemilihan bahan, pengukuran dan persiapan bahan, penggunaan peralatan yang

benar, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir yang

dipresentasikan menurut kriteria yang diharapkan, menata peralatan setelah selesai

kegiatan, kreatifitas sulan pita, kerapian sulam pita dan kombinasi sulam pita.

Hasil kegiatan pelatihan pembuatan kreasi benda fungsional dari kain flanel

secara umum dapat dikatakan berhasil karena ibu-ibu rumah tangga Desa Woro bisa

membuat dan menyelesaikan sulam pita pada saputangan. Menghias kain dengan

teknik sulam pita yang dibuat sesuai dengan harapan instruktur, ibu-ibu dengan baik

melaksanakan pelatihan, dan mengikuti arahan instruktur. Ibu-ibu mengerjakan

dengan baik sesuai dengan langkah-langkah dan contoh yang disipakan instruktur.

Produk-produk yang dibuat diharapkan dapat dikembangkan ke media yang lainnya,

misalnya mengias kain dengan teknik sulam pita di busana maupun lenan rumah

tangga. Adapun sebagai krieria acuan dalam penilaian produk yang dibuat adalah

Persiapan (Pemilihan bahan, pengukuran, penyiapan alat), penggunaan peralatan

yang benar, ketepatan langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir

yang dipresentasikan menurut kreteria yang diharapkan, menata peralatan setelah

selesai kegiatan, kreatifitas sulam pita, kerapian sulam pita, kombinasi warna sulam

pita. Pelatihan ini memberikan manfaat kepada ibu-ibu rumah tangga Desa Woro

sebagai lahan untuk berwirausaha, karena ibu-ibu memiliki ketrampilan dalam

sulam pita yang bisa diterampak atau digunakan untuk menghias benda-benda baik

itu lenan rumah tangga, busana, maupun kain.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat

disimpilkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik sulam pita

pada ibu-ibu rumah tangga warga Desa Woro Kecamatan Kepohbaru sudah

terlaksana dengan baik. Ibu-ibu rumah tangga menghias sapu tangan dengan

teknik sulam pita. Dilihat dari aspek Persiapan (Pemilihan bahan,

pengukuran, penyiapan alat), penggunaan peralatan yang benar, ketepatan

Page 34: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

30

langkah-langkah membuat sulam pita, kesesuaian hasil akhir yang

dipresentasikan menurut kriteria yang diharapkan, menata peralatan setelah

selesai kegiatan, kreatifitas sulam pita, kerapian sulam pita, kombinasi

warna sulam pita

2. Tanggapan ibu-ibu rumah tangga Desa Woro Kecamatan Kepohbaru

terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kaian dengana teknik

sulam pitan ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran ibu-

ibu rumah tangga mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan

berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir kegitan.

DAFTAR PUSTAKA

Angendari Diah, dkk. 2014. Desain dan Dekorasi Tekstil. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Hamidin. 2011. Seni Berkarya dengan Sulam Benang. Pustaka Widyatama.

Yogyakarta.

Indri A dan Benda D. 2012. Sulam Pita Demedia Putra. Jakarta.

Rosa Amelia. 2008. Cantik dengan Sulam Pita. Hikmah (PT Kawan Pustaka):

Jakarta.

Page 35: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

31

PENDAMPINGAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

KOPERASI WANITA SINDORA

DI DESA TENGGER KECAMATAN NGASEM BOJONEGORO

Mifta Hulaikah

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Kurangnya kemampuan pengurus dan pengawas koperasi dalam membuat laporan

keuangan koperasi membuat informasi keuangan koperasi tidak mencerminkan

keadaan yang sebenarnya. Hal ini dapat membuat anggota kurang tepat dalam

mengartikan kondisi keuangan koperasi. Laporan keuangan merupakan salah satu

bentuk tanggungjawab pengurus kepada anggota, sehingga dalam pembuatannya

harus mengikuti proses dan aturan yang benar. Sasaran dari kegiatan pendampingan

pembuatan laporan keuangan koperasi adalah pengurus dan pengawas yang

berjumlah enam orang, hal ini dilakukan agar tetap terjaga keberlanjutanya pada saat

regenerasi. Hasil yang dicapaiadalah berupa pembenahan laporan keuangan dari

yang semula menjadi laporan keuangan yang benar sesuai peraturan yang berlaku.

Keterampilan pengurus dalam membuat laporankeuangan juga menngkat. Saran

yang dapat diberikan kepada pengurus dan pengawas koperasi adalah agar selalu

mengupdate aturan-aturan yang baru, seperti aturan perpajakan, dan menjaga

keberlangsungan pengelolaan keuangan koperasi agar dapat menjaga kepercayaan

anggota.

Kata Kunci: Laporan Keuangan, Koperasi Wanita.

ABSTRACT

The lack of capacity of the cooperative management and supervisors in making

cooperative financial statements makes cooperative financial information do not

reflect the actual situation. This can make members less precise in interpreting the

cooperative's financial condition. The financial report is one form of the

responsibility of the management to the members, so that in its manufacture must

follow the correct process and rules. The target of the mentoring activities for the

making of the financial statements of cooperatives is the management and

supervisors totaling six people, this is done in order to maintain continuity during

regeneration. The results achieved are in the form of improving the financial

statements from the original ones into the correct financial statements in accordance

with applicable regulations. The skills of the management in making financial

reports also increased. The advice that can be given to cooperative managers and

supervisors is to always update new rules, such as taxation rules, and maintain the

continuity of cooperative financial management in order to maintain members' trust.

Keywords: Financial Report, Women's Cooperative.

Page 36: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

32

LATAR BELAKANG

Latar belakang pendidikan yang rendah membuat pengurus Koperasi

Wanita SINDORA, Ds. Tengger, Kec. Ngasem, Bojonegoro kesulitan dalam

menyelanggarakan pembuatan laporan keuangan koperasi dengan benar. Selama ini

laporan keuangan dibuat tanpa melalui proses penjurnalan, yaitu hanya dengan

menggunakan buku kas. Laporan Sisa Hasil Usaha Koperasi dibuat tanpa

memperhitungkan biaya pajak yang dibayarkan koperasi, hal ini membuat SHU yang

dibagikan kepada anggota belum dipotong biaya pajak. Biaya pajak koperasi

diambilkan dari biaya operasional lain. Pemisahan akun juga belum dilakukan,

pendapatan dari luar usaha dan dari usaha masih dijadikan satu. Laporan keuangan

harus dibuat secara professional sebagai bentuk tanggungjawab pengurus kepada

anggota. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pengembangan dari sistem

informasi yang diperlukan, merumuskan standar akuntansi keuangan untuk koperasi

dalam penyusunan laporan keuangannya.1 Laporan kuangan yang disusun tidak

berdasarkan pada standar dan prinsip yang berlaku dapat menyesatkan

penggunanya.2 Dibutuhkan pendampingan dalam pembuatan laporan keuangan,

mulai dari proses penjurnalan, buku besar, hingga sampai pada laporan keuangan

jadi. Laporan keuangan koperasi ada tiga yaitu, Neraca, Laporan Perhitungan Sisa

Hasil Usaha, dan Laporan Ekuitas.

TINJAUAN PUSTAKA

SAK ETAP

Di Indonesia sendiri telah dibuat stadar akuntansi yang telah disesuaikan

dengan kebutuhan pelaku koperasi, yaitu SAK ETAP. Disahkan oleh Dewan Standar

Akuntansi Keuangan pada tahun 2009 dan mulai berlaku efektif per 1 Januari 2011.

Penggunaan SAK ETAP adalah ditujukan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

1 Nurdita, Raflesia. 2012. “Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tnpa

Akuntabilitas Publik pada Koperasi yang Ada di Kota Dumai.” Skripsi. Pekanbaru: Universitas Riau. 2 Putro, Sigit. 2013. “Penerapan SAK ETAP pada Perkoperasian”. Dalam Penyajian Laporan

Keuangan pada Koperasi Karyawan Yodium Farma, PT Kimia Farma Tbk, Plant Watudakon. Skripsi.

Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945.

Page 37: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

33

yakni entitas yang: 1) Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan 2) entitas

yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.3

Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan ringakas dari suatu proses pencatatan dari

transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan

Menurut PSAK No. 27 tahun 2007, laporan keuangan koperasi terdiri atas: Laporan

Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan promosi

ekonomi anggota. Perhitungan Sisa Hasil Usaha adalah sisa hasil usaha merupakan

pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya

penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang

bersangkutan.

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Kerangka Pemecahan Masalah

Permasalahan bermula dari ketidaksempurnaan laporan keuangan yang

dibuat oleh pengurus Koperasi. Hal ini berdampak pada kesalahan dalam perhitungan

beberapa asset dan sisa hasil usaha koperasi, dan sisa hasil usaha yang dibagikan

kepada anggota. Meskipun tidak signifikan, namun laporan keuangan yang disusun

berdasarkan ketentuan mencerminkan perkembangan pengelolaan koperasi kearah

yang lebih professional. Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan kemampuan

sumber daya manusia. Kerangka pemecahan masalah dapat ditabelkan sebagai

berikut:

Tabel 1 Dampak, Permasalahan dan Solusi

Dampak Permasalahan Solusi

Laporan Keuangan tidak

sesuai standar SAK

ETAP

Biaya pajak belum

masuk pada Laporan

Perhitungan Sisa Hasil

Minimnya pengetahuan

pengurus akan laporan

keuangan koperasi

Tidak tersosialisasikan

peraturan mengenai

laporan keuangan

Pemberian informasi

tentang peraturan

laporan keuangan yang

baru dengan materi

yang mudah dicerna

oleh pengurus

3 Rudiantoro dan Siregar. 2012. “Kualitas Laporan Keuangan UMKM serta Prospek Implementasi

SAK ETAP.” Banda Aceh: Jurnal Akuntansi Keuangan Indonesia.

Page 38: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

34

Usaha

Sisa Hasil Usaha yang

diterima oleh anggota

koperasi belum dipotong

oleh biaya pajak

Asset Koperasi tidak

mencerminkan jumlah

yang seharusnya

koperasi

Kurangnya penyuluhan

dan pelatihan dari pihak

terkait

Pendampingan

pembuatan laporan

keuangan koperasi

Pembenahan kesalahan

penyususnan laporan

keuangan

Khalayak Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh pengurus beserta pengawas Koperasi

Wanita SINDORA, Ds Tengger, Kec. Ngasem, Bojonegoro. Meskipun pembuatan

Laporan Keuangan adalah tanggungjawab Bendahara, namun seluruh pengurus dan

pengawas diikutkan agar ketika regenerasi Laporan Keuangan tetap sesuai peraturan

yang berlaku. Jumlah peserta kegiatan pendampingan adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Jumlah Peserta Kegiatan

Jabatan Jumlah

Pengurus (Ketua)

Pengurus (Sekretaris)

Pengurus (Bendahara)

Pengawas 1

Pengawas 2

Pengawas 3

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1orang

Total 6 orang

Metode yang Digunakan (Tahapan Kegiatan)

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian penyuluan tentang laporan keuangan,

khsusunya tentang peraturan terbaru yang berkaitan, seperti besarnya biaya pajak,

pemisahan pendapatan koperasi dan diluar koperasi, pemisahan asset, dan

sebagainya. Kemudian, dilanjutkan dengan pendampingan pembuatan laporan

keuangan untuk tahun buku yang bersangkutan. pengerjaan laporan keuangan

dilakukan oleh pengurus dan dibantu oleh pengawas. Evaluasi kegiatan dilakukan

Page 39: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

35

pasca kegiatan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada pengurus untuk

praktik membuat laporan keuangan triwulan. Evaluasi juga dilakukan dengan sesi

tanya jawab kepada pengurus dan pengawas.

HASIL YANG DICAPAI

Pembenahan Laporan Keuangan

Pasca pendampingan, pengurus dan pengawas Koperasi mampu membuat

Laporan Keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Biaya pajak telah

dibebankan sebagaimana mestinya, yaitu 10% dari pendapatan koperasi dan 1% dari

SHU. SHU anggota telah diperhitungkan sesuai dengan rumus yang benar. Berikut

rincian pembenahan atas laporan keuangan sebelumnya.

Tabel 3 Pembenahan Laporan Keuangan

Sebelum Pendampingan Pasca Pendampingan

Biaya Pajak masuk dalam biaya

operasional sebelum SHU

Perhitungan SHU anggota belum

dibebankan biaya pajak

Tidak ada biaya penyusutan asset

yang dibebankan

Tidak ada pemisahan pendapatan

Biaya pajak telah dibebankan pada

SHU sebelum pajak

Perhitungan SHU telah dipotong

biaya pajak

Biaya penyusutan dihitung dan

ditetapkan sebesar 5% tiap tahun

Pendapatan usaha dan luar usaha

telah dipisah

Ketrampilan Pembuatan Laporan Keuangan

Pengurus dan pengawas yang awalnya tidak memiliki pengetahuan tentang

bagaimana laporan keuangan yang benar, pasca pendampingan telah mengetahui

akun apa yang perlu dibenahi. Pengurus dan pengawas juga telah mampu membuat

laporan keuangan tahunan sesuai dengan standar yang berlaku. Evaluasi terhadap

keterampilan ini dilakukan dengan mencoba membuat laporan keuangan triwulanan

untuk tahun yang bersangkutan. hasilnya pengurus dan pengawas telah selesai

menyusun laporan keuangan tersebut tanpa merasa kesulitan.

Page 40: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

36

PENUTUP

Kegiatan pendampingan dapat menjadi salah satu alternatif tindakan atas

permasalahan koperasi wanita yang terjadi di lapangan, yaitu kesalahan dalam

pembuatan laporan keuangan. Kegiatan pendampingan akan memberikan manfaat

dan tepat sasaran mengingat tingkat pendidikan pengurus koperasi mayoritas rendah.

Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya pengurus dan pengawas koperasi tetap

menjaga keberlanjutan laporan keuangan ini meskipuntelah mengalami regenerasi,

sehingga kepercayaan anggota tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

Baswir, Revrisond. 2007. Koperasi Indonesia. Ed. 3. Yogyakarta: BPFE UGM.

Nurdita, Raflesia. 2012. “Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tnpa Akuntabilitas Publik pada Koperasi yang Ada di Kota Dumai”. Skripsi.

Pekanbaru: Universitas Riau.

Putro, Sigit. 2013. “Penerapan SAK ETAP pada Perkoperasian”. Dalam Penyajian

Laporan Keuangan Pada Koperasi Karyawan Yodium Farma, PT Kimia

Farma Tbk, Plant Watudakon. Skripsi. Surabaya: Universitas 17Agustus 1945

Rudiantoro dan Siregar. 2012. “Kualitas Laporan Keuangan UMKM serta Prospek

Implementasi SAK ETAP”. Banda Aceh: Jurnal Akuntansi Keuangan

Indonesia.

Page 41: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

37

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN KERAJINAN BUNGA DARI KLOBOT

JAGUNG DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN BOJONEGORO

Mundhori

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kreatifitas mereka dalam

berwirausaha mengelola klobot jagung menjadi berbagai bunga yang bermanfaat dan

bernilai jual untuk menambah penghasilan rumah tangga.Disamping itu pelatihan

ketrampilan bunga dari klobot jagung ini dapat menjadi bekal bagi peserta

memberikan peluang untuk membuka usaha sendiri atau kelompok dalam rangka

membantu meningkatkan pendapatan keluarga dan meningkatkan jiwa

berwiraswasta (mandiri) sekaligus membantu pemerintah mencari solusi pemecahan

masalah pengangguran dan persoalan kebersihan dankesehatan.

Dengan demikian, harapan pengabdian kepada masyarakat ini dapat ikut

berpartisipasi memberdayakan peningkatan Sumber Daya Manusia dibidang

pendidikan melalui sosialisasi pengetahuan dan keterampilan pembuatan kreasi kulit

jagung khas Bojonegoro (Kelobot Art) dengan teknik merangkai, kolase, dan

menganyam.Metode yang digunakan adalah metode presentasi, tanya jawab, metode

demonstrasi dan praktek.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Kreasi Bunga.

ABSTRACT

To increase their knowledge, skills and creativity in entrepreneurship managing

klobot corn into various flowers that are useful and worth selling to increase

household income. Besides that, flower skills training from klobot corn can be a

provision for participants to provide opportunities to open their own business or

group in order to help increase family income and improve the spirit of self-

employment (independent) while helping the government find solutions to solve

unemployment problems and hygiene and health problems.

Thus, the hope of community service can participate in empowering the improvement

of Human Resources in the field of education through the dissemination of

knowledge and skills in making creations of typical Bojonegoro corn skin (Kelobot

Art) with stringing, collage and weaving techniques. The method used is

presentation method, ask answer, demonstration method and practice.

Keywords: Entrepreneurship, Flower Creation

Page 42: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

38

LATAR BELAKANG

Salah satu kekuatan suatu produk kerajinan adalah tingkat kesulitan

pembuatannya, kalau tidak dikatakan sebagai kekuatan utama. Kualitas produk yang

baik menentukan laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Sekedar desain yang baik

saja tidak cukup untuk bertahan lama di pasar karena bagaimanapun juga desain

mudah ditiru. Tetapi rahasia proses produksi bagaimana suatu produk dibuat hanya

diketahui oleh pembuatnya.

Pelatihan ini merupakan program kewirausahaan yang dilakukan oleh Dosen

STAI ATTANWIR dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Pelatihan ini

ditujukan terutama untuk masyarakat yang ingin berwirausaha. Khususnya para Ibu

Rumah Tangga di Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan data dan permasalahan yang ada, maka dapatlah dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimana cara memberikan pengetahuan dan ketrampilan bunga

dari klobot jagung kepada kelompok Ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri di

Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro,sehingga dapat meningkatkan

kemampuannya. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini diharapkan memotivasi

perempuan dari rumah tangga dan remaja putri yang menganggur untuk

meningkatkan kemampuannya dan pengetahuan mereka dan dapat mengaplikasikan

pada berbagai macam jenis bunga lainnya yang bernilai jual dan pasarnya

mempunyai prospek yang cerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Kewirausahaan

Priyanto (2009) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang

ada didalam jiwa seseorang,masyarakat dan organisasiyang karenanya akan

dihasilkan berbagai macam aktivitas (sosial, politik, pendidikan),usaha dan bisnis.

Kewirausahaan dalam islam Departemen Agama Republik Indonesia (2009)

menyebutkan bahwa konteks kewiraushaan dalam islam tertera pada Al-Qur’an

Surat An-nisa’ (4) ayat 29 yang berbunyi :

كان بكم أكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون تجارة عن تراض منكم ول تقتلوا أنفس يا أيها الذين آمنوا ل ت كم إن الل

ا رحيم

Artinya: “Hai orang -orang yang beriman,janganlah kamu saling memakan

Page 43: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

39

harta sesamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka diantara kamu,dan janganlah kamu membunuh

dirimu, sesungguhnya Allah SWT adalah maha penyayang kepadamu.”

Karakteristik wirausaha menurut Sukardi (1991) sebagai berikut:

1) Sifat Instrumental, menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi

selau memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk

mencapai tujuan pribadi dalam berusaha.

2) Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu

tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang dicapai

sebelumnya.

1. Sifat Keluwesan bergaul : menunjukkan bahwa wirausaha selalu berusaha

untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar

manusia.

2. Sifat Kerja Keras : menunjukkan bahwa wirausaha selalu terlibat dalam

situasi kerja,tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.

3. Sifat Keyakinan Diri : menunjukkan bahwa wirausaha selalu percaya pada

kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak bahkan memiliki

kecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi.

4. Sifat Pengambilan Resiko : menunjukkan bahwa wirausaha selalu

memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan

dalam mencapai tujuan berusaha.

5. Sifat Sewa Kendali : menunjukkan bahwa wirausaha dalam menghadapi

berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi,batas -

batas kemampuan dalam berusaha.

6. Sifat Inovatif : menunjukkan bahwa wirausaha selalu mendekati berbagai

masalah dalam berusaha dengan cara – cara baru yang lebih bermanfaat.

7. Sifat Kemandirian : menunjukkan bahwa wira usaha selalu mengembalikan

perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.

Page 44: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

40

METODE PELAKSANAAN

Metode Kegiatan

a. Metode presentasi, digunakan untuk menyampaikan materi yang berupa

teori pembuatan kreasi bunga dari kulit jagung dalam bentuk ppt dan video

tutorial.

b. Metode tanya jawab, digunakan untuk memberikan kesempatan bagi peserla

yang belum jelas dalam pemahamannya.

c. Metode demonstrasi; digunakan untuk memperagakan teknik membuat

berbagai bentuk dan jenis bunga.

d. Metode Latihan/Praktek, digunakan untuk latihan/praktek membuat kreasi

bunga dari kulit jagung (Klobot Art) berupa berbagai jenis bunga mawar,

bunga aster, bunga sedap malam, kembang sepatu, membuat hiasan buku

harian, dan sebagainya

e. Metode diskusi, digunakan pada waktu setelah dilakukan evaluasi hasil

praktek peserta pelatihan.

Subyek Kegiatan

Sasaran pelatihan adalah para ibu -ibu rumah tangga dan remaja putri di

kecamatan Gondang kabupaten Bojonegoro yang mempunyai kemauan dan

kemampuan untuk dilatih kreasi bunga dari klobot jagung.

RANCANGAN PELAKSANAAN PROGRAM

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 bulan.Tempat

kegiatan dibalai latihan kerja Kabupaten Bojonegoro.Adapun Jadawal kegiatan

sebagai berikut :

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3

1. Pembuatan

proposal

x x

2. Pendataan

peserta

x x x

3. Persiapan x x x

4. Pelaksanaan x x

Page 45: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

41

5. Pembuatan

Laporan

x x

Ada dua tahap evaluasi yang akan dilakukan dalam pelatihan pengabdian

ini, yaitu:

1. Evaluasi pada akhir pelatihan, yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

pemahaman dan keterampilan peserta, dengan menilai hasil praktek adapun

kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut

A = 85% -

100% = sangat baik

B = 70% - 84% = baik

C = 60% - 69% = cukup

D = 0% - 59% = kurang

2. Evaluasi pada akhir pelatihan, untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan

pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh tim pengabdian. Pelaksanaan

Pengabdian Kepada Masyarakat berupa pelatihan keterampilan, melalui 3 tahap

yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun rincian kegiatan yang

dilaksanakan yaitu:

1. Tahap Persiapan;

a. Perizinan

b. Persiapan materi ,bahan, alat, petunjuk praktek.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pertemuan I : Pembukaan dan penyampaian materi teori dan praktek.

b. Pertemuan II : Praktek membuat klobot art untuk membuat berbagai

jenis bunga,danhiasan pada buku harian, membuat bingkai foto dari kuli

jagung, tempat pensil, dan sebagainya.

c. Pertemuan III : Penyelesaian dilanjutkan evaluasi hasil dan penutupan.

Dalam rangka memecahkan masalah yang sudah diidentifikasi pada uraian di

atas maka metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh tim

pengabdian adalah berbentuk penyampaian informasi dan pelatihan.

Adapun materinya terdiri dari teori dan praklek. Materi tersebut secara garis

besar dirinci sebagai berikut :

1. Bahan dan Alat

Page 46: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

42

a. Kulit Jagung

b. Pewarna Tekstil: Warna hijau, kuning, orange, merah muda, merah, dan lain-

lain.

c. Pewarna Alam: kulit secang (memberi warna merah), kunyit (memberi warna

kuning), dan daun mangga (memberi warna hijau).

d. Gunting dan satu gulung batang kawat lunak (1 meter) dipotong menjadi 10 cm

atau batang lidi.

e. Klorotif

f. Lem Tembak dan lem kayu

g. Kompor Listrik

h. Polyfoam dan benang

2. Tahap pengerjaan bunga mawar dengan kulit jagung

a. Membuat desain pola makhota bunga mawar.

b. Mencetak pola mahkota bunga mawar.

c. Menggunting kelobot jagung dengan mengikuti pola bentuk makhota yang

dibuat.

d. Merapikan bagian sisi paling bawah dari kulit jagung.

e. Melipat menjadi dua bentuk pola yang sudah dibentuk sebelumnya.

f. Melipat dengan arah vertikal kemudian gunting untuk mendapat bentuk yang

sama.

g. Gulung dari bagian ujung kelobot yang telah digunting,hingga mendapatkan

pola bentuk radial/spiral

h. Ambil satu batang kawat. Untuk menempelkan bentuk radial kelopak, pada

batang kawat.

i. Kemudian tempelkan dengan mengguna-kan lem tembak.

j. Menempelkan pola mahkota bungasatu persatu mulai dari kelipatan ganjil yang

paling kecil (3,5, dan7).

k. Lapisi bagian kawat/lidi dengan klorotif.

l. Tempelkan pola daun yang sudah jadi pada bagian batang kawat/lidi, kemudian

lapisi kembali dengan klorotif.

Page 47: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

43

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan ini membahas:

1. Mengkaji hasil yang dicapai oleh para peserta yaitu 75% berhasil dengan

kriteria baik, maksudnya pemahaman peserta tentang pengertian tujuan dan teknik

sudah baik, dan dari aspek teknik penyelesaian,keindahan dan kecepatan juga baik.

Sedangkan hasil 25% dari peserta yang memperoleh kriteria cukup,ibu –ibu

rumah tangga dan remaja putri pada umumnya aspek kecepatan dan kerapihan belum

dapat melakukannya dengan baik, artinya 25% dari peserta tersebut kerjanya harus

membutuhkan bimbingan yang lebih khusus dan belum dapat membuat Klobot Art

dengan rapi dan proporsi.

2. Pelaksanaan kegiatan ini, tim pengabdian tidak banyak mengalami hambatan yang,

berarti. Hal ini disebabkan penyelenggaraan ini dilakukan pada pertemuan rutin

antara tim pengabdi dengan pihak komponen balai latihan kerja dan pemerintah

kecamatan Gondang kabupaten Bojonegoro. Selain itu, peserta merasa membutuhkan

pengetahuan dan keterampilan membuat kreasi Klobot Art dengan teknik merangkai,

kolase, dan anyam, untuk menciptakan ruang kelas, mading sekolah, maupun ruang

kantor agar lebih indah dengan adanya karya seni dari kulit jagung. Hal ini

ditunjukkan jumlah peserta yang konsisten sesuai dengan kesepakatan yaitu 24 orang

pihak pemerintah kecamatan Gondang dan Balai Latihan kerja Bojonegoro juga

sangat menunjang baik penyiapan fasilitas tempat, Tetapi ada sedikit kendala yang

menghambat jalannya pelaksanaan ini, antara lain waktu yang terbatas, sehingga

siswa/i maupun guru tidak bisa menyelesaikan hasil karya mereka dalam waktu

sehari dan dilanjutkan dihari berikutnya.

3. Faktor pendorong yang mempengaruhi kelancaran pclaksanaan kegiatan ini

adalah keinginan peserta untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Selain

itu, pegawai kecamatan gondang kabupaten bojonegoro ikut sebagai peserta

pelatihan sehingga memacu peserta yang lain untuk lebih semangat dan aktif.

Hasil pengabdian kepada masyarakat dijabarkan dalam 3 aspek, yakni: kehadiran

peserta, partisipasi dan kesungguhan peserta serta hasil praktek/latihan.

1. Kehadiran peserta

Sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah ibu – ibu rumah tangga dan remaja

putri dikecamtan Gondang Kabupaten Bojonegoro. Pada pelaksanaan kegiatan

Page 48: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

44

jumlah peserta yang hadir sesuai dengan kesepakatan yaitu 24 peserta.Selama 3 hari

pertemuan kehadiran 100% atau tidak ada yang absen.

2. Partisipasi dan kesungguhan peserta Paritisipasi dan kesungguhan peserta

dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari kesungguhan peserta dalam mengikuti

kegiatan, demonstrasi maupun melakukan praktek.

2. Tahap Pelaksanaan

. Hasil pelatihan keterampilan membuat kreasi bunga, bingkai foto, dan

sebagainya dengan teknik rangkai, kolase, dan anyam. Berdasarkan hasil pengamatan

selama pelaksanaan dan pemantauan {TOT (Monitoring)} yang telah dilaksanakan

diperoleh hasil :

a. Peserta pelatihan sangat antusias saat diberikan materi teori baik berupa video

atau ppt, bahan, alat-alat yang digunakan untuk membuat Klobot Art dengan

teknikrangkai,kolase, dan anyam.Hal ini terlihat dari, diskusi antara tim pengabdi

dengan peserta.dan hasil karya Klobot Art yang dibuat para ibu –ibu dan remaja

putri.

b. Praktek yang dilakukan adalah membuat kreasi bunga dari kulit jagung

berupa bunga mawar, bunga aster,bingkai photo, hiasan buku harian dengan teknik

merangkai, kolase, dan menganyam. Para siswa/i yang didampingi oleh masing-

masing guru, yang mana sesuai dengan waktu yang telah disepakati peserta, dapat

menyelesaikan membuat Klobot Art dengan teknik merangkai, kolase, dan

menganyam dimana penerapannya pada kreasi bunga, mading sekolah, vas bunga,

bingkai foto, dan hiasan buku harian.

PENUTUP

Kesimpulan

Pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan membuat kreasi kulit jagung

(Klobot Art) dengan teknik merangkai, kolase, dan menganyam melalui metode

presentasi, tanya jawab, demonstrasi oleh tim pengabdian, maka para peserta dapat

mengenal dan memahami materi pelatihan. Selain itu, baik ibu – ibu dan remaja putri

dikecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro melalui metode latihan / praktek dapat

membuat mempraktekkan membuat berbagai kreasi Klobot Art berupa kreasi jenis

bunga, vas, bross, hiasan buku harian, bingkai foto, dan sebagainya dengan teknik

Page 49: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

45

merangkai, kolase, dan meng- anyam dengan hasil 75% peserta berhasil dengan

kriteria baik dan 25% peserta berhasil dengan kriteria cukup.

Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil kegiatan adalah kepada ibu –ibu

dan remaja putri diwilayah kecamtan Gondang kabupaten Bojonegoro agar

menyampaikan dan menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan yang telah

diperoleh kepada masyarakat sekitarnya dengan pelatihan membuat Klobot Art

(kreasi kulit jagung) berupa pengembangan produk yang berbeda dari yang

dibibimbing oleh Tim Pengabdi seperti membuat dompet, tas, dan lain sebagainya

dengan teknik yang sama yaitu merangkai, kolase, dan menganyam. Kemudian,

hendaknya pelatihan tersebut dapatlah sebagai dasar pengetahuan dan keterampilan,

yang selanjutnya dapat ditekuni dan dikembangkan menjadi salah satu altenatif untuk

membuka usaha dengan berwirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, dkk, 2000, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di

Lingkungan Perumahan”, Jurnal Puslitbangkim Jakarta Vol 16 No 2.

BPS, 2010, Kota Padang dalam Angka, 2010 DKP Kota Padang.

Dessler, Garry, 2001, Human Resources Manajement, Jakarta: Graha Indonesia.

Damanhuri, E dkk 1989, Pengkajian Laju Timbulan Sampah di Indonesia, Pus Lit

Bang. Pemukiman Dept PU-LPM ITB.

Hadjrachman, Ranupandjo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia I, Jakarta:

Penerbit Karunika.

Hardjana, Agus. 2001. Training Sumber Daya Manusia yang Efektif, Yogyakarta:

Kanisius.

Handoko, T. Hani. 1991. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: BPFE..

Tri Sambodo, 2007. Prospek Perekonomian Indonesia, Pusat Penelitian Ekonomi

LIPI M.

Page 50: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

46

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA LPKS

AKSMI HUSADA UTAMA BOJONEGORO

Nurul Fitriandari

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Pendampingan penyusunan laporan keuangan merupakan kegiatan penting

yang bertujuan untuk memperbaiki pembukuan perusahaan ke depannya

sehingga dapat menyajikan laporan keuangan perusahaan sesuai standar

akuntansi yang berlaku. Kegiatan ini sekaligus memberi penyegaran kepada

staf keuangan perusahaan untuk melakukan pembinaan pembukuan dan

penyusunan laporan keuangan kepada calon-calon tenaga administratif yang

akan dilatih oleh LPKS Aksmi Husada Utama Bojonegoro ke depannya.

Penyusunan laporan keuangan adalah proses akhir dari penyusunan laporan

keuangan perusahaan yang kegiatannya tidak dapat dipisahkan dengan

kegiatan operasional perusahaan.

Kata Kunci: Pendampingan penyusunan laporan keuangan.

ABSTRACT

Assistance in the preparation of financial statements is an important activity that

aims to improve the bookkeeping company in the future so as to present the

company's financial statements in accordance with applicable accounting standards.

This activity also gives refresher to the company's finance staff to conduct

bookkeeping and preparation of financial statements to prospective administrative

personnel who will be trained by LPKS Aksmi Husada Utama Bojonegoro in the

future. Preparation of financial statements is the final process of the preparation of

corporate financial statements whose activities can not be separated with the

company's operational activities.

Keywords: Assistance in the preparation of financial statements.

LATAR BELAKANG

Pengawasan terhadap aksi-aksi korporasi perlu dilakukan untuk menjaga

stabilitas sistem keuangan. Dimana hal ini dapat dilakukan dengan penyampaian

laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal. Dalam menjaga stabilitas

sistem keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berulang kali menghimbau pada

Page 51: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

47

para penikmat informasi keuangan agar lebih berhati-hati dalam memberikan

penyaluran dana karena adanya kemungkinan risiko kredit.

Manajemen keuangan dalam sebuah instansi diperlukan untuk mengatur

pengeluaran dan pemasukan. Manajemen keuangan merupakan cara preventif atau

pencegahan terjadinya krisis keuangan sekaligus menjaga kestabilan sistem

keuangan. Salah satu upaya untuk bisa mengendalikan keuangan, diperlukan suatu

keberanian untuk melakukan kontrol agar usaha tetap berjalan sementara kebutuhan

intern usaha juga terpenuhi. Untuk memudahkan pengawasan, perusahaan harus

disiplin dan bijak dalam mendayagunakan uangnya, dan perlu dilakukan pencatatan

untuk setiap penerimaan maupun pengeluaran. Karena dengan adanya catatan

keuangan ini dapat diketahui semua rincian dan rangkuman penerimaan dan

penggunaan uang.

Oleh karena itu, manajer keuangan perusahaan perlu diberikan edukasi

mengenai penyusunan laporan keuangan yang tepat dan sesuai dengan standar

akuntansi berlaku umum. Hal ini diperlukan karena tenaga keuangan mampu

memahami bagaimana menyusun laporan keuangan yang baik. Tenaga keuangan

juga perlu belajar membiasakan diri untuk menjadi tenaga kerja yang teliti, cekatan,

berhati-hati, dan dapat dipercaya, selain hanya mampu menyusun laporan keuangan

semata.

Edukasi penyusunan laporan keuangan bermanfaat untuk meminimalisir

resiko kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan. Edukasi manajemen keuangan

juga akan memberikan pemahaman kepada tenaga keuangan mengenai pentingnya

pengelolaan keuangan yang baik. Tenaga keuangan juga akan memahami manakah

yang merupakan kebutuhan (needs) dan manakah yang merupakan keinginan (wants)

sehingga dapat menyusun daftar kebutuhan anggaran seoptimal mungkin sesuai

dengan skala prioritas yang tepat. Edukasi manajemen keuangan perusahaan ini akan

untuk mencegah terjadinya pengeluaran yang berlebihan hingga mengakibatkan

hutang usaha yang terlalu tinggi. Edukasi yang diberikan secara terus-menerus dan

intensif pastinya dapat merubah pola perilaku individu yang konsumtif. Kualitas

laporan keuangan yang dihasilkan oleh tenaga-tenaga administrasi perusahaan pun

dapat dijadikan sebagai pendeskripsian keadaan keuangan perusahaan secara nyata.

Page 52: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

48

Kegiatan pendampingan masyarakat ini dilakukan untuk membantu lembaga

LPKS Aksmi Husada Utama dalam menciptakan calon-calon administrastif yang

paham dan mahir menyusun laporan keuangan serta paham bagaimana cara

menganalisis kinerja perusahaan melalui laporan keuangannya. Kegiatan

pendampingan ini juga guna mendukung tindakan pengendalian keuangan usaha

melalui pemantauan dan pemisahaan pengeluaran untuk keperluan usaha yang lebih

produktif, bukan konsumtif. Hingga pada akhirnya, terciptanya sumber-sumber daya

keuangan yang terampil dan menguasai kompetensi bidang manajerial sebagai bekal

mereka sebelum terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Keuangan

Pada dasarnya, laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau

aktivitas perusahaan tersebut.4 Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat

dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai

dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan pada akhirnya akan

memberikan informasi keuangan perusahaan, meliputi profitabilitas, risiko, timing

aliran kas, dimana kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang

berkepentingan.5

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah salah satu bentuk informasi yang penting bagi perusahaan,

berkaitan hubungan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

data-data yang menjelaskan pendeskripsian dari kondisi keuangan perusahaan.

4 Munawir, 2008, Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi, Cetakan Kedua, Yogyakarta:

Liberty, hal. 2. 5 Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan

Pertama, Yogyakarta: YKPN, hal. 69.

Page 53: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

49

Adapun pengklasifikasian jenis laporan keuangan ke dalam dua macam

laporan keuangan utama yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, yaitu Neraca dan

Laporan Laba-Rugi.6

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

organisasi pada suatu periode tertentu. Neraca perusahaan ini disusun

berdasarkan persamaan dasar akuntansi, yaitu bahwa kekayaan atau aktiva (asets)

sama dengan kewajiban (liabilities) ditambah modal saham (stock equities)

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan rugi-laba adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil-hasil

usaha yang dicapai selama periode tertentu. Laba rugi bersih adalah selisih antara

pendapatan total dengan biaya atau pengeluaran total. Pendapatan mengukur

aliran masuk asset bersih (setelah dikurangi utang) dari penjualan barang atau

jasa.

Oleh karena itu, untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan beserta

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan

keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan merupakan

alat untuk memperoleh informasi tentang posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah

dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga data yang telah diperoleh dapat

diperbandingkan atau dianalisa lebih lanjut agar memperoleh data untuk mendukung

keputusan yang akan diambil.7

Suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin

mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu

perusahaan.8 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan

merupakan perhitungan terhadap kemungkinan keadaan keuangan perusahaan di

masa depan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan di dalamnya.

6 Warsono, 2005, Manajemen Keuangan Buku 1: Keputusan Keuangan Jangka Panjang, Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada, hal. 25-26. 7 Munawir, Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi, hal. 34. 8 Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. Analisis Laporan Keuangan, hal. 5.

Page 54: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

50

Laporan Keuangan Usaha

Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan mengenai informasi kinerja

keuangan selama periode tertentu serta posisi kekayaan, hutang dan modal

perusahaan pada waktu tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern dan

pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, laporan keuangan berguna untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan selama satu periode pencatatan yang kemudian

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan bisnis

berikutnya. Keputusan ini mencakup, misalnya, pengembangan pasar, efisiensi biaya

dan pembelian, menambah sarana produksi, dan lain-lain.9

Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan keuangan digunakan salah satunya

untuk menilai kelayakan usaha sebagai dasar pemberian kredit pinjaman modal

untuk perusahaan. Laporan keuangan dapat dibuat secara mingguan, bulanan,

triwulanan, tahunan, ataupun kapan saja sesuai dengan keperluan pihak-pihak yang

berkepentingan. Perusahaan yang baik, minimal akan membuat laporan keuangan

minimal secara bulanan. Laporan keuangan utama yang biasanya dibuat oleh suatu

bisnis adalah laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.10

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Kerangka Pemecahan Masalah

Bagi para pelaku bisnis pada umumnya kurang memperhatikan kegiatan

pembukuan keuangan untuk usahanya. Mereka menganggap bahwa belum perlu

dilakukan pencatatan apalagi pembukuan. Terkadang kegiatan pembukuan

dipandang sebagai beban tambahan yang dianggap kurang bermanfaat, bahkan dirasa

hanya membuang-buang waktu saja. Hal ini disebabkan adanya pandangan bahwa

kegiatan pembukuan itu rumit.

Pada umumnya mereka mengandalkan ingatannya untuk menghitung berapa

banyak uang yang akan dibelanjakan atau hasil perolehan penjualannya. Mereka

lebih mementingkan berapa uang diterima dan berapa uang harus dibelanjakan saja.

Tetapi terkadang kesulitan untuk mengetahui secara rinci tentang penggunaan uang

hasil usahanya. Demikian juga mereka sering mengalami kesulitan untuk mengetahui

9 Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2004, Fundamental of Financial Management, Ninth

Edition, United States of America: Horcourt College, hal. 26. 10 Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hal.11.

Page 55: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

51

perhitungan keuntungan usaha.

Menurut mereka yang paling penting fisik uang dan catatan keuangan bagi

mereka. Kalaupun mereka mempunyai catatan biasanya hanya nota/ bukti

pembayaran saja, sedang lainnya mereka tidak mengusahakan. Akibatnya, tenaga

keuangan yang digunakan pada para pelaku bisnis cenderung kurang terlatih dalam

menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu, sebelum tindakan pendampingan

penyusunan laporan keuangan ini dilakukan, maka terlebih dahulu para calon tenaga

keuangan akan diajak untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari penyusunan laporan

keuangan secara akurat dan tepat.

Realisasi Pemecahan Masalah

Pada dasarnya kegiatan penyusunan laporan keuangan merupakan usaha untuk

mendokumentasikan seluruh kegiatan transaksi penerimaan maupun pengeluaran

uang yang pada akhirnya dapat diketahui kondisi keuangan usaha. Sehingga dengan

kegiatan penyusunan laporan keuangan, para pelaku bisnis dapat mengetahui berapa

kekayaan usahanya, jumlah utang, jumlah piutang, serta jumlah nilai barang sediaan.

Para pelaku bisnis perlu menyadari bahwa kemampuan untuk mengingat, sebagai

manusia memiliki keterbatasan. Keterbatasan kemampuan mengingat ini bisa

disebabkan karena kelelahan, sakit, kesibukan karena banyaknya pekerjaan sehingga

tidak bisa konsentrasi. Dengan demikian keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan

membuat catatan-catatan atau tepatnya membuat laporan keuangan secara akurat,

sesuai dengan bukti-bukti transaksi keuangan yang ada. Penyusunan laporan

keuangan dapat dilakukan dengan cara sederhana hingga cara terumit, namun tetap

teruji kebenaran data-data keuangan yang tersaji di dalamnya.

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penyusunan laporan keuangan

adalah membantu untuk mencatat secara detail semua transaksi keuangan yang

dilakukan suatu badan usaha, membantu untuk melakukan monitoring semua barang

dan jasa yang dimiliki badan usaha, membantu upaya untuk melakukan analisa

apakah usahanya sehat atau tidak, membantu pemilik untuk melakukan evaluasi atau

tindakan korektif terhadap kinerja tenaga keuangannya, serta mengembangkan sikap

keterbukaan dengan menjunjung tinggi budaya kejujuran.

Page 56: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

52

Khalayak Sasaran

Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah para calon tenaga kerja di

bidang keuangan dari berbagai daerah di Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya yang

tergabung sebagai peserta didik pada LPKS Aksmi Husada Utama Bojonegoro pada

program Administrasi Perkantoran dan Financial Banking, khususnya bagi calon

tenaga kerja keuangan yang akan diterjunkan on the job training ke beberapa instansi

perkantoran/ perusahaan.

Metode yang Digunakan (Tahapan Kegiatan)

Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode Partisipatif, yaitu melakukan

kegiatan dalam bentuk pemberian penyuluhan dan pendampingan tentang bagaimana

melakukan penyusunan keuangan pada badan usaha umumnya. Kegiatan penyuluhan

penyusunan laporan keuangan usaha ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan

setelah itu dilakukan tahapan mentoring sehingga para calon tenaga keuangan dapat

menyusun laporan keuangan sederhana seperti laporan laba rugi dan arus kas. Selain

itu, calon tenaga keuangan diberikan materi tambahan tentang tata cara membaca

atau menganalisis laporan keuangan.

Adapun rencana kegiatannya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut, hingga akhirnya keseluruhan tahapan dapat terlaksana keseluruhan.

1. Observasi dan wawancara penggalian data

2. Program edukasi penyusunan laporan keuangan

3. Demonstrasi dan mentoring penyusunan laporan keuangan

4. Evaluasi pendampingan

5. Pelaporan kegiatan

HASIL YANG DICAPAI

Keterampilan Penyusunan Laporan Keuangan

Para peserta pendampingan penyusunan laporan keuangan terdorong menjadi

terampil dan terbiasa menyusun laporan keuangan, khususnya mengenai laporan

pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan adalah praktik standar untuk

pencatatan transaksi keuangan. Proses pembukuan hanya meliputi pencatatan

transaksi-transaksi ke dalam berbagai jurnal dan pemberian klasifikasi kode perkiraan

buku besar (yaitu pengumpulan data keuangan mentah). Hal ini akan menjadi dasar

Page 57: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

53

untuk sistem akuntansi yang mengumpulkan dan mengorganisir data mentah menjadi

informasi yang berguna.

Sistem ini didasarkan pada konsep bahwa suatu bisnis dapat dijabarkan

dengan menggunakan beberapa variabel atau rekening, yang masing-masing

menjelaskan satu aspek dari bisnis tersebut dari sudut moneter. Setiap transaksi

memiliki ‘efek ganda’ yang akan dijelaskan selanjutnya.

Adapun rincian materi pengabdian masyarakat tentang penyusunan laporan

keuangan sebagai berikut.

1. Sistem untuk Menganalisis Transaksi

Tentukan :

a. Akun apa yang terpengaruh?

b. Akun tersebut mengalami kenaikan/penurunan?

c. Kenaikan/penurunan dicatat sebagai debit/ kredit?

2. Transaksi :

a. Kejadian ekonomi

b. Dilakukan oleh perusahaan

c. Aktivitas normal perusahaan

d. Periode tetentu

3. Bukti Transaksi :

a. Kwitansi

b. Faktur

c. Kertas Bon

d. Perjanjian-perjanjian kontrak kerja

e. Kebenaran Bukti Transaksi :

1) Kebenaran Material

2) Kebenaran Formal

4. Aturan Saldo Debit/Kredit: Akun-akun Neraca

DEBET KREDIT

Akun aset Kenaikan (+) Penurunan (-)

Akun kewajiban Penurunan(-) Kenaikan (+)

Akun ekuitas pemilik modal Penurunan(-) Kenaikan (+)

Page 58: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

54

Akun-akun Laba Rugi

Akun pendapatan Penurunan(-) Kenaikan (+)

Akun biaya Kenaikan (+) Penurunan(-)

Jurnal

Menjurnal: proses pencatatan dari dokumen transaksi ke buku harian.

• Proses pencatatan atau menjurnal dapat dilakukan per hari atau per

kejadian atau berdasarkan waktu yang ditetapkan .

• Setiap pos dalam laporan keuangan disebut akun

• Akun dimasukkan dalam buku besar

• Sekelompok akun untuk suatu entitas bisnis disebut buku besar.

• Daftar akun dalam buku besar disebut bagan akun.

• Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama sehingga sering

disebut The Books of Original Entry.

Buku Besar

• Buku Besar Umum digunakan untuk mengklasifikasikan perkiraan/ akun

sesuai dengan jenisnya

• Penting diselenggarakan untuk mengetahui kondisi saldo per jenis akun

• Jumlah buku besar tergantung kebutuhan perusahaan dan penamaannya

sesuai dengan jenis akun

Neraca Saldo

• NS perlu dibuat sebelum perusahaan menyajikan laporan keuangan

• NS perlu disajikan untuk mempermudah penyesuaian yang akan

dilakukan, tujuannya

• Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan mulai

dari saat menjurnal bukti transaksi sampai dengan memposting ke neraca

saldo

• Dikatakan neraca saldo karena memuat saldo-saldo akun yang berasal

dari buku besar umum

5. Koreksi Kesalahan

a. Cara Kerja Fungsi Mendeteksi

b. Membandingkan jumlah debit dan kredit yang terdapat pada neraca saldo.

c. Debit = kredit (tidak terjadi kesalahan dalam proses pencatatan)

Page 59: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

55

d. Debit ≠ kredit (terjadi kesalahan dalam proses pencatatan)

Ditelusur :

Proses pemindahan saldo buku besar umum ke neraca saldo

Posting dari buku harian umum ke buku besar umum

Dokumen sumber ke buku harian umum (menjurnal)

6. Bentuk kesalahan:

a. Salah catat angka

b. Salah penempatan akun

c. Kesalahan penting atau tidaknya tergantung materialitas

d. Kesalahan dapat ditemukan:

1) Dengan melakukan prosedur audit

2) Secara tidak sengaja atau kebetulan

3) Dengan memeriksa neraca saldo

7. Macam-macam kesalahan

a. Kesalahan yang berdampak pada ketidaksamaan jumlah debit dan kredit

pada neraca saldo

b. Kesalahan yang berdampak pada kesamaan jumlah debit dan kredit pada

neraca saldo

c. Kesalahan yang berdampak pada ketidaksamaan jumlah debit dan kredit

1) Salah dalam menyajikan neraca saldo

Salah menjumlahkan angka pada kolom debit dan kredit

Salah mencatat angka saldo akun ke neraca saldo

Salah memasukkan saldo akun ke kolom yang seharusnya

Salah karena terdapat akun yang tidak dimasukkan

2) Salah Saldo Akun

Salah menghitung Saldo akun

Saldo ditempatkan pada akun yang salah

3) Salah posting

Salah memasukkan jumlah ke akun

Salah mendebit dan mengkredit saat posting

Mengabaikan posting debit dan kredit

d. Kesalahan yang berdampak pada kesamaan jumlah Debit dan Kredit:

Page 60: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

56

1) Transaksi tidak tercatat

2) Mencatat jumlah yang sama didebit dan kredit, tetapi salah

3) Mencatat transaksi yang sama dua kali

4) Posting yang sama debit dan kredit

8. Mengoreksi kesalahan

Kesalahan dan prosedur perbaikannya :

a. Salah jurnal, namun belum diposting : mencoret kesalahan dan

mencantumkan akun atau jumlah yang benar

b. Jurnal benar, namun salah posting : mencoret kesalahan dan membuat

posting yang benar

c. Salah jurnal, sudah diposting : buat jurnal yang benar dan posting jurnal

perbaikannya

Selanjutnya hasil pembukuan tersebut akan dilanjutkan dalam penyusunan

laporan keuangan yang diawali dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Perubahan

Modal, hingga laporan arus kas (cash flow) perusahaan. Laporan keuangan

merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi

perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal

tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). (Kasmir,

2012:23)

Adapun melalui penyusunan laporan keuangan ini para calon-calon tenaga

administrative yang menjadi peserta pelatihan ini mampu menguasai hal-hal berikut

ini.

1. Mampu memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva

2. Mampu memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

3. Mampu memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

4. Memahami pemberian informasi tentang jumlah biaya dan jenis barang

5. Memahami pemberian informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan

Data yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi dari

fakta yang telah dicatat (recorded fact) dan pendapat pribadi (personal judgment),

dimana keduanya berdasarkan prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi.

Dengan demikian, pelatihan penyusunan laporan keuangan ini dapat mempermudah

Page 61: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

57

pihak-pihak ekstern maupun intern suatu badan usaha tertentu untuk mendapatkan

informasi secara akurat tentang kinerja manajemen dalam suatu periode usaha.

PENUTUP

Monitoring dan evaluasi program telah dilakukan oleh Instruktur Pendamping

Lapangan saat calon-calon tenaga keuangan dilepas di berbagai instansi/ perusahaan.

Indikator keberhasilannya adalah para calon tenaga keuangan yang menjadi peserta

pendampingan penyusunan laporan keuangan dapat melakukan pengelolaan

keuangan usaha dengan mengetahui bagaimana menghitung kebutuhan investasi baik

itu investasi pada modal kerja dan investasi pada aktiva tetap beserta sumber

pendanaannya, serta mampu menyusun laporan keuangan sederhana seperti laporan

laba rugi dan laporan arus kas di sektor usaha yang dijalani oleh masyarakat.

Program kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut, dan pada akhirnya

dapat megembangkan keterampilan para calon tenaga keuangan menjadi sumber daya

administratif yang tak hanya mampu mengoperasikan perangkat komputer semata,

melainkan mengembangkan kompetensi mereka dengan lembaga-lembaga/ instansi

yang memberikan peluang berkarir di dalamnya. Dengan kata lain, kegiatan ini dapat

mengurangi angka pengangguran dan menekan tingkat kemiskinan, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2004, Fundamental of Financial

Management, Ninth Edition, United States of America: Horcourt College.

Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,

Cetakan Pertama, Yogyakarta: YKPN.

Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Munawir, 2008, Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi, Cetakan Kedua,

Yogyakarta: Liberty.

Warsono, 2005, Manajemen Keuangan Buku 1: Keputusan Keuangan Jangka Panjang, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Page 62: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

58

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

ANEKA KERAJINAN BRUNGKI / AKAR BAMBU

DI KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO

Riza Multazam Luthfy

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Pelatihan kewirausahaan aneka kerajinan brungki atau akar bambu yang di gelar di

Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro bertujuan untuk menggali potensi dan

kreativitas masyarakat sekaligus memunculkan alternatif baru dalam upaya

menemukan sumber ekonomi lokal. Yang menjadi sasaran pelatihan ini adalah

masyarakat peserta pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Tim Dosen

Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro,

khususnya kaum perempuan yang sudah berumah tangga. Hasil pelatihan

membuahkan hasil yaitu: (1) Memunculkan jenis usaha baru. (2) Menginisiasi

kemasan yang menarik. (3) Menciptakan merk berkarakter. (4) Melakukan

pendampingan produksi merk. (5) Menggelar monitoring dan evaluasi secara

berkala.

Kata Kunci: Pelatihan kewirausahaan.

.

ABSTRACT

The entrepreneurship training of various “brungki” or bamboo root crafts

held in Kanor, Bojonegoro, aims to explore the potential and creativity of

the community as well as create new alternatives to find local economic

resources. The target of this training is the community of entrepreneurship

trainees conducted by the Shariah Economic Lecturer Team of Islamic High

School (STAI) Attanwir Bojonegoro, especially women who already

married. The results of the training resulted in: (1) Bringing new business

types. (2) Initiating attractive packaging. (3) Creating a characterized

brand. (4) Conducting production of brand. (5) Performing regular

monitoring and evaluation.

Keywords: The training of entrepreneurship.

LATAR BELAKANG

Wirausaha merupakan solusi tepat yang digunakan untuk menyelesaikan

problem pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Dengan berbekal ijazah tanpa

Page 63: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

59

kecakapan entrepreneurship, lulusan perguruan tinggi belum tentu terserap oleh

peluang kerja yang tersedia. Saat ini, ketika Amerika Serikat memiliki 11,5 hingga

12 persen, Singapura 7 persen serta Cina dan Jepang 10 persen, wirausaha Indonesia

baru mencapai 0,24 persen dari total 238 juta jiwa. Dengan demikian, negeri ini

membutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru.

Padahal di Indonesia, ada sekitar 700 ribu orang sarjana baru setiap tahunnya.

Indonesia sebenarnya memiliki kemampuan melipatgandakan pertumbuhan ekonomi,

mengatrol pendapatan total maupun perkapita, menurunkan angka pengangguran dan

kemiskinan jika mampu meningkatkan jumlah wirausaha sukses dengan pemanfaatan

teknologi. Sayangnya, pengangguran masih cukup menghantui lulusan perguruan

tinggi, termasuk di kota-kota besar. Mengutip Pradewo (2016), tingkat pengangguran

terbuka di Ibukota tercatat 306.230 orang atau 5,77 persen dari seluruh angkatan

kerja sebanyak 5,31 juta orang. Kendati turun, namun jumlah pengangguran di

Jakarta menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia dan berada di atas rata-rata

nasional yang sebesar 5,5 persen.

Fenomena membludaknya pengangguran dan minimnya lapangan pekerjaan

terkadang rentan memunculkan ide oleh orang-orang tertentu untuk membangun

sebuah usaha atau berwirausaha tanpa harus bergantung dengan lapangan pekerjaan

yang ada. Orang-orang tersebut berusaha keras menciptakan lapangan pekerjaan

secara mandiri. Menurut Coulter (dalam Nurhidayah, 2014) “kewirausahaan sering

dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang

berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan

produk atau jasa baru yang unik dan inovatif”.

Perkembangan zaman membuat generasi muda mampu berinovasi. Pada

zaman modern, tidak hanya orang-orang dewasa yang berani memulai bisnis. Kini,

banyak muncul generasi muda yang sudah berani melangkah untuk memulai usaha

mereka dan tidak sedikit pula yang dapat meraih kesuksesan di usia muda. Banyak

bermunculan usaha-usaha yang ternyata dipelopori oleh kaum muda yang notebene

masih menempuh bangku pendidikan. Entah itu usaha makanan, fashion, motivator

dan lain sebagainya. Mereka mulai berfikir untuk menghasilkan keuntungan sendiri

tanpa harus bekerja untuk orang lain. Dengan banyaknya wirausahawan baru tanpa

sadar dapat mengurangi jumlah pengangguran dimasyarakat.

Page 64: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

60

Penduduk Indonesia pun tidaklah asing dengan sebutan wirausaha atau

wirausahawan sebagai pelaku. Tidak sedikit pula masyarakat yang lebih memilih

untuk mendirikan usaha mereka sendiri daripada menggantungkan kehidupan mereka

dengan bekerja sebagai karyawan swasta maupun negeri. Dengan tekat dan keuletan

segala macam peluang dapat dijadikan sebuah usaha yang menghasilkan pundi-pundi

keuntungan. Tergantung bagaimana mereka dapat memanfaatkan peluang tersebut

serta memanfaatkan waktu, tenaga dan uang untuk bisa menjadi seorang pengusaha

sukses.

Berdasarkan latar belakang sebagaimana disebutkan di atas, masalah yang

dikaji dalam tulisan ini adalah: “Bagaimana model pelatihan kewirausahaan yang

efektif dalam rangka memberdayakan kaum perempuan di desa?” Merujuk pada

permasalahannya, tujuan penulisan laporan pengabdian masyarakat adalah

tersedianya model pelatihan kewirausahaan yang efektif dalam rangka

memberdayakan masyarakat Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.

TINJAUAN PUSTAKA

Pelatihan Kewirausahaan

Pelatihan seringkali diartikan sebagai sebuah kegiatan atau pekerjaan melatih

untuk memperoleh kemahiran ataupun kecakapan yang dikaitkan dengan pekerjaan

tertentu.11 Sementara itu, pelatihan kewirausahaan adalah kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, serta keterampilan tentang kewirausahaan bagi

kelompok masyarakat tertentu. Hal ini dilakukan supaya mereka mengenali,

berminat, serta mampu menjadi wirausahawan tangguh. Dalam bukunya berjudul

Pembelajaran Partisipatif, Sudjana (2007) menjelaskan bahwa upaya pemberdayaan

melalui kegiatan-kegiatan belajar di masyarakat berorientasi pada terwujudnya

peningkatan kualitas hidup bagi diri sendiri atau keluarganya hingga masyarakat

sebagai satuan sosial yang lebih luas.

Pada dasarnya, pelatihan kewirausahaan dilakukan agar masyarakat memiliki

keterampilan mengambil keputusan dan mengambil risiko yang moderat, dan bukan

atas dasar kebetulan belaka. Bersifat energetik, khususnya dalam bentuk berbagai

kegiatan inovatif. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya,

11 Ihat Hatimah, dkk. 2007, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan, Jakarta: Universitas

Terbuka, hal. 4.

Page 65: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

61

dengan tolok ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilannya. Mampu mengatasi

kemungkinan di masa depan. Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa

seseorang wirausaha memiliki kemampuan keterampilan, kepemimpinan dan

manajerial.

Sampai sekarang belum ada terminologi yang persis sama tentang

kewirausahaan (enterpreneurship). Secara epistemologis kewirausahaan merupakan

suatu nilai yang diperlukan untuk menilai suatu usaha (start up phase) atau suatu

proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda

(innovatif). Drucker, P.F. (1994) berpendapat bahwa kewirausahaan adalah “ability

to create the new and different”, suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan berbeda. Kewirausahaan diartikan yang sama dengan enterpreneurship

dalam bidang usaha. Kewirausahaan secara sederhana sering diartikan sebagai

prinsip atau kemampuan wirausaha”.12

Lebih lanjut Drucker, P.F. (1994) mengemukakan bahwa kewirausahaan akan

tampak menjadi sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang

mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia

usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya.13 Wirakusumo (1997) menyatakan

bahwa “enterpreneurship is he bone of economy, kewirauasahaan merupakan

pengendali saraf pusat perekonomian atau sebagai tail bone of economy yaitu

pengendali perekonomian suatu bangsa”.

Secara lebih rinci Bygrave (1994) mengartikan “enterpreneur as the person

who destroyes the existing economic order by introducing new products and

services, by creating new forms of organization, or by exploting new raw

materials”.14 Pada intinya enterpreneur atau kewirausahaan diartikan sebagai orang

yang mengganti tatanan ekonomi dengan mengenalkan hasil dan layanan,

menciptakan organisasi baru atau menggali bahan-bahan mentah yang baru. Hal ini

berarti kewirausahaan menyangkut upaya seseorang untuk memperbaiki ekonomi

melalui pengenalan produk, pengelolaan dan penggalian sumber-sumber baru untuk

keperluan ekonomi.

12 Drucker, P.F, 1994, Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principle, New York: Harper

Business, hal. 27. 13 Ibid. 14 Alma. B, 2007, Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, hal. 22.

Page 66: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

62

Zimmerer, T.W. (1996) mendefinisikan kewirausahaan adalah “applying

creativity and innovation to slove the problems and to exploit opportunities that

people face everyday”.15 Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan

keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan

peluang yang ada setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas,

keinovasian, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja

keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. “... creativity is the ability to

develop new ideas and to dicover new ways of looking at problems and

opportunities” (kreativitas adalah kemampuan untuk mengenmbangkan ide-ide baru

dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi

peluang. “...inovation is the ability apply creative solutions to those problems and

opportunities to enhance or to enrich people’slive”. (Inovasi adalah sebagai

kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-

persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup).

Sejalan dengan pendapat Levitt dalam Zimmerer (1996) dikemukakan bahwa

kreativitas adalah ‘thingking new things” sedangkan keinovasian adalah ‘doing new

things’.16 Jadi keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila berpikir dan melakukan

sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru.

Dari pandangan para ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan adalah

suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan

dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam

menghadapi tantangan hidup.

Dengan memperhatikan definisi-definisi kewirausahaan di atas, maka

kewirausahaan yang dimaksud bagi masyarakat adalah kegiatan usaha baru atau

peningkatan dan pengembangan usaha yang mereka miliki sebagai hasil pelatihan

yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yang berguna sebagai

penopang keluarga. Berwirausaha adalah memadukan kepribadian (yang mencakup

antara lain keimanan dan ketaqwaan, pengetahuan, teknologi dan keterampilan, sikap

dan nilai) keuangan, dan sumber daya yang ada dalam lingkungan untuk

mendapatkan keuntungan.

15 Zimmerer, T. W., & Norman, M. S. 1996, Entrepreneurship And The New Venture Formation. New

Jersey: Prentice-Hall International, Inc, hal. 51. 16 Ibid.

Page 67: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

63

Pendidikan luar sekolah dapat membina dan mengembangkan kewirausahaan

melalui dua pendekatan, yaitu:

1. Mengintegrasikan materi pelajaran kewirausahaan ke dalam

kurikulum/program dalam satuan dan jenis pendidikan luar sekolah.

Kewirausahaan dapat dijadikan materi pokok atau tambah dalam

pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus, dan satuan pendidikan

sejenis, seperti pelatihan, penyuluhan, dan pusat magang. Demikian pula

kewirausahaan dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan umum,

keagamaan, kedinasan, jabatan kerja, dan kejuruan/keterampilan.

2. Kewirausahaan menjadi program pendidikan tersendiri. Program ini

dilakukan melalui pendidikan penyadaran diri (conscientization) bagi

masyarakat, dan dapat pula dalam bentuk satuan pendidikan khusus

seperti kelompok belajar, kursus, pelatihan, dan magang tentang

kewirausahaan. Demikian pula bahwa kewirausahaan sebagai program

mandiri ini dapat dilakukan melalui pendidikan kader, pendidikan massa,

dan/atau pendidikan perluasan.

Dalam hubungannya dengan kewaspadaan mental serta kepekaan dalam

memilih bidang usaha, para dosen yang diterjunkan ke tengah masyarakat hendaknya

mampu mengusahakan langkah-langkah sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi

kemacetan-kemacetan pelaksanaan usaha masyarakat. Salah satu upaya untuk

menghindari kemacetan usaha ekonomi suatu perkumpulan tertentu atau kemacetan

usaha ekonomi dalam suatu wilayah pengembangan tertentu, maka, perlu ditentukan

jenis usaha yang difokuskan pada bidang tertentu. Dengan perkataan lain, peluang

memperoleh penghasilan yang lebih besar antara lain ditentukan oleh keseriusan

dalam menekuni satu bidang usaha.

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

Kerangka Pemecahan Masalah

Terdapat kecenderungan bahwa sebagian masyarakat kurang memperhatikan

urgensi, fungsi, serta manfaat digelarnya pelatihan kewirausahaan oleh perguruan

tinggi. Apalagi, dalam realitasnya, beberapa perguruan tinggi terbukti belum mampu

menunjukkan sumbangsihnya dalam kehidupan masyarakat. Prestasi perguruan

Page 68: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

64

tinggi dalam mendorong dan mencetak orang-orang yang sukses dalam bidang

kewirausahaan masih belum sepenuhnya memuaskan. Tak heran apabila sebagian di

antara mereka menganggap bahwa diadakannya pelatihan sejenis kurang

berpengaruh terhadap kehidupan. Itulah mengapa, banyak kalangan memandang

dengan sebelah mata. Pelatihan kewirausahaan dinilai kurang bermanfaat dalam

usaha menambah penghasilan, mengatrol status sosial, serta memperbaiki taraf

hidup.

Pola pikir masyarakat salah satunya dibentuk oleh formalitas yang dikukuhan

melalui kurikulum pendidikan rupanya juga berimbas pada. Industrialisme yang

merasuk pada bidang pendidikan membuat ijazah seolah menjadi syarat vital bagi

diperolehnya pekerjaan atau jabatan tertentu. Mereka akhirnya cenderung bersikap

pesimistis terhadap segala bentuk pelatihan. Persepsi masyarakat yang lebih

mengutamakan ijazah sebagai produk pendidikan formal menghambat kemauan

mereka untuk membekali diri dengan pengetahuan melalui jalan pelatihan. Padahal,

mengantongi ijazah tidak berarti mempunyai potensi yang cukup untuk menggali

sumber ekonomi yang potensial di masyarakat. Bermacam pengetahuan yang belum

diperoleh dari bangku sekolah dan kuliah bisa didapatkan lewat pelatihan. Di sinilah

pentingnya pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat.

Oleh karena itu, kesadaran mengenai pentingnya pelatihan kewirausahaan bagi

masyarakat Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro perlu dibangun. Dalam rangka

membangun ekonomi rakyat, terutama golongan menengah ke bawah, diperlukan

upaya mendorong mereka untuk menyukai dunia wirausaha. Melalui pelatihan inilah,

masyarakat setempat diharapkan mempunyai motivasi yang kuat untuk

mengembangkan diri melalui wirausaha. Bagaimanapun, pembangunan akan lebih

berhasil jika ditunjang oleh para wirausahawan yang sukses dalam menjalankan

berbagai macam usahanya.

Kewirausahaan merupakan potensi pembangunan, baik dalam kuantitas

maupun kualitasnya. Dalam konteks inilah, wirausaha menemukan relevansinya.

Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan industri 4.0, rakyat Indonesia

dituntut bukan hanya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni,

melainkan juga mempersiapkan dan membuka lapangan kerja baru. Dalam era

modernisasi dan globalisasi, dua tuntutan ini merupakan kebutuhan vital dan sangat

Page 69: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

65

mendesak.

Untuk membuka lapangan kerja baru secara lebih intens dan efektif, maka

diperlukan pelatihan kewirausahaan bagi beberapa komponen masyarakat. Padahal,

suatu pelatihan kewirausahaan tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya

manajemen. Hal ini dikarenakan, kekuatan, pengetahuan, serta kemampuan manusia

pada dasarnya sangat terbatas. Adapun kebutuhannya sehari-hari seolah tidak

terbatas. Maka dengan adanya pelatihan kewirausahaan, diharapkan mereka mampu

mengatasi problematika kehidupan, terutama ekonomi.

Realisasi Pemecahan Masalah

Pelatihan kewirausahaan aneka kerajinan brungki yang diadakan oleh Tim

Dosen Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

dengan Riza Multazam Luthfy, S.H., M.H. selaku ketuanya bermaksud memompa

segenap kalangan masyarakat untuk terjun dalam dunia wirausaha. Sehingga dengan

kegiatan ini, masyarakat dapat menerapkannya untuk merancang sumber ekonomi

baru. Dengan demikian, pelatihan bukan hanya dimaksudkan untuk membekali

masyarakat dengan ilmu baru. Bagi mereka yang sudah memiliki kesibukan atau

pekerjaan, menjual aneka kerajinan tangan berbahan brungki merupakan usaha

sampingan yang menjanjikan hasil finansial yang menguntungkan.

Perlu adanya kesadaran masyarakat Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro

tentang kuatnya persaingan ekonomi hingga wilayah pedalaman. Kondisi demikian

menuntut mereka untuk membekali diri dengan beraneka soft skill. Mengingat, bekal

inilah yang bakal membantunya dalam upaya memecahkan masalah keuangan serta

memenuhi ketubuhan hidup sehari-hari. Di samping agar membuahkan hasil

maksimal, pemilihan terhadap satu bidang juga berdasarkan pertimbangan bahwa

hari-hari ini kebutuhan pembuatan kerajinan tangan cukup melimpah.

Banyak bidang yang membutuhkan kerajinan tangan demi melancarkan

misinya. Melihat kondisi ini, Tim Dosen Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro menilai bahwa kerajinan tangan berbahan

brungki merupakan pasar yang perlu digarap secara serius. Dalam lingkup

Bojonegoro, kerajinan tangan yang dihasilkan dari bahan alami merupakan usaha

yang memberikan hasil materi yang memuaskan. Meski terdapat banyak usaha

Page 70: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

66

kerajinan tangan yang telah berdiri di berbagai tempat, namun usaha kerajinan

tangan berbahan brungki belum banyak dijumpai.

Khalayak Sasaran

Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kaum perempuan yang

sudah berumah tangga di desa Samberan, Palembon, Sedeng, Caruban, dan

Sumberwangi di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Penetapan ketentuan ini

berdasarkan pertimbangan bahwa perempuan memiliki ketelatenan dalam

menghasilkan kerajinan tangan. Adapun penentuan orang-orang yang sudah nikah

sebagai peserta pelatihan ini berdasarkan pertimbangan bahwa di sela-sela mengurus

rumah tangga, mereka dapat memperoleh penghasilan sampingan. Bagi peserta

tambahan lainnya, pelatihan ini merupakan sarana menambah pengetahuan ekonomi

dan wirausaha yang barangkali tidak didapatkan melalui kurikulum pendidikan

formal.

Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, Tim Dosen Ekonomi Syariah Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro sengaja memilih masyarakat di

lima desa yang disebutkan di atas, dikarenakan kawasan tersebut merupakan

kawasan agraris dengan potensi alam yang luar biasa, terutama brungki. Selama ini,

brungki belum diberdayakan secara maksimal lantaran terbatasnya pengetahuan

masyarakat tentang budi daya brungki. Selain itu, lima desa yang dimaksud

merupakan kawasan strategis yang menghubungkan antara satu kecamatan dengan

kecamatan lainnya. Sayang apabila kondisi geografis ini kurang dimanfaatkan

dengan baik, terutama dalam rangka peningkatan sumber daya manusia di desa

sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal.

Metode yang Digunakan

Metode kegiatan ini adalah dengan ceramah dan diskusi yang akan dilakukan

oleh staf dosen yang memahami bidang ilmu ekonomi manajemen, khususnya

berkaitan dengan kewirausahaan. Masyarakat dibekali dengan pelatihan tentang

bagaimana berwirausaha dengan baik, efektif, serta menggali sumber ekonomi. Di

samping itu, kegiatan ini juga menggunakan metode partisipatif, sehingga peserta

dapat langsung mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu, mereka juga

Page 71: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

67

diberi kiat jitu mempromosikan hasil kerajinan tangan berbahan brungki.

Jika kebutuhan dana dirasa merupakan hal penting untuk merangsang untuk

memulai kegiatan usaha masyarakat, diusahakan diberikan bantuan dana seadanya.

Yang nantinya akan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan dana

dan usaha yang dilakukan, jika hasilnya memuaskan akan diberikan bantuan dana

atau dicarikan sponsor dana dari pihak swasta. Sehingga nantinya hasilnya ingin

dicapai adalah rasa ingin mencoba dari kader lain, melihat kesuksesan dari penerima

bantuan yang telah sukses mengelola dana bantuan dan menjalankan usaha (efek

panutan/contoh).

Adapun rencana kegiatannya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

berikut, hingga akhirnya keseluruhan tahapan dapat terlaksana dengan maksimal:

6. Observasi dan wawancara penggalian data

7. Program edukasi kewirausahaan secara umum

8. Demonstrasi pembuatan kerajinan tangan berbahan brungki

9. Evaluasi pendampingan

10. Pelaporan kegiatan

HASIL YANG DICAPAI

Pelatihan kewirausahaan aneka kerajinan brungki yang diselenggarakan oleh

Tim Dosen Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir

Bojonegoro di Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro membuahkan hasil yaitu:

a. Memunculkan jenis usaha baru

Kegiatan yang dilakukan dengan cara melihat potensi usaha yang dapat

dimunculkan dari daerah lokasi mitra berasal. Tim melihat dan

memberikan rekomendasi kepada ibu rumah tangga untuk dapat lebih

mengutamakan pengembangan kerajinan tangan berbahan brungki.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung kader dan

menemukan kader yang sudah memiliki usaha atau punya riwayat

usaha.Adapun kader yang dapat dilatih dengan didampingi sebanyak dua

puluh dua orang dalam pelatihan kewirausahaan dan merk.

b. Menginisiasi kemasan yang menarik

Kegiatan ini dilakukan dengan menggelar kegiatan pelatihan desain

Page 72: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

68

kemasan yang dilakukan selama dua hari. Tim menyampaikan materi-

materi berkaitan dengan kemasan yang cocok untuk kerajinan tangan.

Kemudian tim juga akan mengajak masyarakat untuk mendesain sendiri

merek dan kemasan yang akan digunakan sebagai branding.

c. Menciptakan merk berkarakter

Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, serta simulasi

yang melibatkan peran aktif semua peserta. Materi-materi yang akan

disampaikan antara lain yaitu bagaimana membuat merk yang menjual.

Pada akhir sesi, mitra diharapkan mengetahui standarisasi kemasan yang

baik.

d. Melakukan pendampingan produksi merk

Kegiatan yang dilakukan antara lain tim berkunjung untuk memfasilitasi

pembuatan merek, tim mengecek kelayakan merk usaha yang dirancang

sendiri dan dibantu oleh konsultan desain. Kegiatan ini berlangsung

selama dua.

e. Menggelar monitoring dan evaluasi secara berkala

Evaluasi akan dilakukan secara bertahap yaitu meliputi evaluasi

perencanaan, proses pelaksanaan dan output. Proses pelaksanaan

dikatakan berhasi apabila persiapan yang dilakukan sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan kegiatan dan peserta yang hadir dalam kegiatan

penyuluhan dan demonstrasi sekitar 80% dari target. Sedangkan evaluasi

output akan dilakukan dengan mengadakan pretest sebelum kegiatan

diadakan untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum kegiatan

penyuluhan, dan posttest dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta

terhadap materi yang diberikan dan peningkatan pengetahuan peserta

tentang arti penting kewirausahaan dalam peningkatan taraf hidup

masyarakat.

PENUTUP

Peningkatan kualitas hidup melalui pelatihan kewirausahaan aneka kerajinan

brungki yang diselenggarakan di beberapa desa Kecamatan Kanor Kabupaten

Bojonegoro, khususnya para ibu rumah tangga, memperoleh respons yang positif.

Page 73: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

69

Para warga masyarakat yang mengikuti pelatihan tersebut dan di akhir pelatihan

memperoleh pengetahuan tentang bagaimana mengolah, mempercantik dan

mempromosikan bermacam kerajinan tangan yang dihasilkan dari brungki. Dengan

modal pengetahuan ini, mereka memperoleh kesempatan untuk mandiri atau

kelompok untuk mengembangkan apa yang ada di sekitarnya. Bagaimanapuan,

selama ini, brungki banyak tersedia di lahan-lahan warga di belakang rumah dan di

samping area persawahan.

Pelatihan ini menjadi media pembelajaran dan komunikasi antar warga untuk

senantiasa menambah wawasan, merubah paradigma berpikir, serta memperoleh

penghasilan secara mandiri dan kreatif. Dengan melakukan aktivitas budidaya

brungki muncul banyak kesempatan untuk saling berbagi informasi tentang

pemasarannya ke publik.

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang memberdayakan masyarakat

khususnya perempuan memiliki arti bagi perubahan cara berpikir kelompok ibu-ibu.

Tindak lanjut kegiatan ini perlu diikuti dengan pendampingan oleh tokoh masyarakat

misalnya pengurus PKK khususnya pengembangan jiwa kewirausahaan dalam

kegiatan yang terintegrasi dengan program kerja PKK RT, RW setempat. Hal ini

digunakan untuk menjamin kelangsungan pola kegiatan yang memberdayakan kaum

ibu untuk turut meningkatkan kualitas hidup melalui pola makan yang sehat dalam

kebersamaan perumahan yang lebih kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B, 2007, Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta.

Drucker, P.F, 1994, Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principle, New

York: Harper Business.

D. Sudjana, 2000, Strategi Pembelajaran, Bandung: Falah Production.

Hatimah, Ihat, dkk. 2007, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan, Jakarta:

Universitas Terbuka.

Zimmerer, T. W., & Norman, M. S. 1996, Entrepreneurship And The New Venture

Formation. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Page 74: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

70

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN ANEKA OLAHAN KETELA POHON DI

KECAMATAN KEDUNGADEM KABUPATEN BOJONEGORO

Sugito

Jurusan Syariah, Prodi Ekonomi Syariah

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro

ABSTRAK

Pelatihan olahan ketela pohon inovatif dan kreatif berupa Berbagai jenis olahan kue

yang bahan dasarnya singkong ini memberikan warga di Kecamatan Kedungadem

Kabupaten Bojonegoro yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

wawasan dan pengetahuan baru tentang olahan lain singkong. Dengan melimpahnya

bahan baku utama, yaitu singkong, di Kedungadem.

Metode pelaksanaan pengabdian di Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro

untuk memberdayakan potensi ketela pohon yang dihasilkan. Pencapaian hasil

kegiatan ini adalah 1) Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kec.

Kedungadem memperoleh pemahaman dan pengalaman untuk diversifikasi olahan

ketela pohon, serta pengemasan dan pelabelan produk pangan, 2) Perbaikan

manajemen Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kec. Kedungadem melalui struktur

organisasi, pembukuan sederhana dan pemahaman strategi pemasaran dan promosi

melalui media sosial (blog), 3) didukung penyediaan sarana dan prasarana kegiatan.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kec. Kedungadem menghasilkan laporan

kegiatan, blog promosi produk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kec.

Kedungadem, artikel dan poster.

Kata Kunci: Kewirausahaan, Aneka Olahan Ketela Pohon

LATAR BELAKANG

Kecamatan Kedungadem memiliki luas 14.515,31 Ha, terdiri dari 23 Desa, 95

Dusun, 164 RW, dan 598 RT yang membawahi sekitar 26.127 KK. Jumlah penduduk

Kecamatan Kedungadem pada Juli 2016 sebanyak 83.723 jiwa, terdiri dari 41.505

jiwa laki-laki dan 42.218 jiwa perempuan. Mata Pencaharian penduduk Kecamatan

Kedungadem sebagian besar adalah petani. Pemanfaatan lahan di Kecamatan

Kedungadem untuk lahan pertanian adalah seluas 8.700,83 Ha, untuk lahan

perkebunan seluas 200,83 Ha, untuk lahan peternakan seluas 15,50 Ha, untuk lahan

perikanan seluas 0,50 Ha, untuk lahan kehutanan seluas 3.576,27 Ha, pekarangan

seluas 790,24 Ha, sisanya untuk bangunan lain seluas 2.033,06 Ha.

Ketela pohon atau singkong merupakan salah satu bahan makanan pokok

masyarakat Indonesia selain padi dan sagu. Rasanya yang enak dan sangat

mengenyangkan membuatnya menjadi bahan makanan pokok yang baik. Pemerintah

Page 75: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

71

pun terus melakukan sosialisasi untuk menekan konsumsi padi dan menggantinya

dengan singkong, sagu, jagung, atau kentang.

Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (manihot utilissima) sendiri adalah perdu

tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas

sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Perdu,

bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan

sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat

dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2–3 cm dan panjang 50–80 cm,

tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-

kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari

pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat

terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia. Umbi ketela pohon

merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein.

Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung

asam amino metionina [Wikipedia, 2015].

Dilihat dari manfaatnya, tanaman ketela pohona atau singkong mempunyai

banyak keunggulan karena semua bagian tanaman ketela pohon/singkong

mempunyai manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat ketela pohon

atau singkong antara lain:

a. Pucuk serta daunnya yang masih muda dan lunak mengandung protein, lemak,

karbohidrat, vitamin A dan B1, dapat dipergunakan sebagai makanan ternak

(kambing, sapi, ulat sutera dan lain-lain) setelah layu. Jika telah direbus dan diurap

akan menjadi sayuran yang lezat dan nikmat. Daun ketela pohon/singkong yang baru

dipetik mengandung banyak Asam Hidrocyan (HCN) sehingga beracun. Karena itu,

sebelum dikonsumsi daun ketela pohon atau singkong harus dilayukan terlebih

dahulu atau direndam untuk mengurangi kadar racun HCN-nya.

b. Batangnya dapat digunakan untuk bibit atau kalau sudah kering bisa digunakan

sebagai kayu bakar.

c. Bonggolnya (pangkal pokok batang) baik pula untuk kayu bakar.

d. Akarnya dapat tumbuh menjadi umbi yang dapat diolah menjadi gaplek atau

berbagai makanan olahan lainnya.

Apabila dilihat dari kandungan gizinya, ketela pohon/singkong mempunyai

Page 76: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

72

kandungan gizi yang cukup lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh. Tabel berikut

memberikan informasi tentang komposisi kandungan gizi pada ketela

pohon/singkong maupun berbagai olahannya [Handayani dan Sundari, 2016].

Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Ketela Pohon atau Singkong

Dengan segala manfaat yang dikandungnya, singkong pun sering diolah menjadi

olahan lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Singkong biasa diolah menjadi

berbagai jenis produk industri. Bukan hanya pangan, melainkan juga kosmetik, obat-

obatan, bahan baku kertas, dan energi. Perekayasa bidang teknologi pangan dari

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Aton Yulianto, awal pekan ini,

memaparkan, teknologi hidrolisis dikembangkan 20 tahun untuk mengurai zat pati

menjadi glukosa yang mengandung rantai unsur karbon dan hidrogen. Unsur ini juga

ada dalam minyak bumi.

Di Jerman dan Jepang, kata Aton, pemanfaatan bahan selulosa menjadi

bioetanol mulai menggeser penggunan minyak bumi di industri. Peneliti di Institut

Pertanian Bogor dan Universitas Jember berhasil menerapkan teknik fermentasi

menggunakan bakteri asam laktat. Hasilnya, singkong yang diolah menjadi irisan

tipis dapat terurai menjadi tepung modified cassava flour (mocaf).

Tepung ini bisa digunakan untuk membuat aneka jenis makanan, seperti kue,

roti, mie, dan bakso. "Selain untuk pangan, bahan baku singkong setidaknya bisa

dihasilkan 13 turunan produk untuk berbagai keperluan. Selain mocaf dan gula cair,

juga dihasilkan biokerosin dan bioetanol," ujar Endy menguraikan.

Gula cair dari singkong kini mulai banyak dikonsumsi untuk keperluan diet.

Kandungan kalori gula cair rendah sehingga aman bagi penderita diabetes dan

mereka yang diet rendah gula.Saat ini, bahan baku singkong 85 persen diolah

Page 77: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

73

menjadi pati, sisanya menjadi mocaf. Menurut Aton, permintaan terhadap pati

singkong besar karena dapat menjadi bahan baku kertas. Belakangan ini, pati

singkong diolah menjadi vitamin C. Pabrik vitamin C dari singkong dibangun di

Lamongan, Jawa Timur [Zakiya, 2012].

Memperhatikan paparan di atas, penulis pun berinisiatif memberikan semuah

pelatihan industri mikro dan wirausaha dalam jangka panjang. Penulis melakukan

sebuah pelatihan pengolahan singkong menjadi aneka olahan kue kepada KUBE

(Kelompok Usaha Bersama) di Kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro.

Warga KUBE (Kelompok Usaha Bersama) di Kecamatan Kedungadem belum

memiliki wawasan dan pengetahuan tentang inovasi baru dan kreatif untuk olahan

berbahan baku singkong.

Selain sebagai berbagi wawasan dan pengetahuan mengenai produk inovatif dan

kreatif berbahan baku singkong, pelatihan olahan singkong ini juga lebih jauh lagi

penulis harapkan bisa dilanjutkan dan dikembangkan oleh warga kedua dusun.

Secara tidak langsung, warga kecamatan mendapatkan wawasan kewirausahaan yang

diharapkan akan diterapkan di dunia nyata dan menjadikan bola-bola singkong keju

sebagai komoditi perdagangan.

Adapun permasalahan pada KUBE (Kelompok Usaha Bersama) di kecamatan

Kedungadem yang mendapat prioritas untuk dilakukan dalam kegiatan ini adalah:

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan ketela pohon menjadi

produk pangan yang berkualitas, dalam pemilihan bahan, proses produksi, proses

pengemasan dan pelabelan produk yang tepat, sehingga usaha ini menjadi industri

rumah tangga yang berkualitas.

2. Perbaikan manajemen KUBE (Kelompok Usaha Bersama) di kecamatan

Kedungadem melalui struktur organisasi ang menguraikan tugas dan tanggung jawab

anggota KUBE, meningkatkan kemampuan pembukuan sederhana agar mampu

menentukan harga jual dan memperoleh keuntungan yang wajar, memberi

pemahaman tentang strategi pemasaran (marketing program) untuk memperluas

pemasaran dan merebut pangsa pasar, serta meningkatkan promosi melalui media

sosial dan kerjasama dengan instansi terkait..

3. Melengkapi kebutuhan peralatan sebagai penunjang aktivitas produksi yang

masih terbatas, misalnya oven, mixer, dan bahan-bahan pangan untuk praktik yang

Page 78: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

74

menunjang pelaksanaan kegiatan.

4. Sebagai tindak lanjut kegiatan dilakukan pendampingan yang dilakukan

berkala secara langsung (datang ke desa) ataupun melalui media komunikasi, serta

pemanfaatan blog untuk promosi produk ketela pohon.

TINJAUAN PUSTAKA

Kewirausahaan

Priyanto (2009: 61-62) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu

yang ada di dalam jiwa seseorang, masyarakat dan organisasiyang karenanya akan

dihasilkan berbagai macam aktivitas (sosial, politik, pendidikan),usaha dan bisnis.

Kewirausahaan dalam islam Departemen Agama Republik Indonesia (2009)

menyebutkan bahwa konteks kewiraushaan dalam islam tertera pada Al – Qur’an

Surat An-nisa’ (4) ayat 29 yang berbunyi :

ا أنفسكم إن الله ن تجارة عن تراض منكم ول تقتلويا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكو

كان بكم رحيما

Artinya : Hai orang -orang yang beriman,janganlah kamu saling memakan harta

sesamu dengan jalan yang batil,kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama suka diantara kamu,dan janganlah kamu membunuh

dirimu,sesungguhnya ALLAH SWT.adalah maha penyayang kepadamu.

Karakteristik wirausaha menurut Sukardi (1991), sebagai berikut :

1) Sifat Instrumental, menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi

selau memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk

mencapai tujuan pribadi dalam berusaha.

2) Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi

selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang

dicapai sebelumnya.

3) Sifat Keluwesan bergaul : menunjukkan bahwa wirausaha selalu berusaha

untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar

manusia.

4) Sifat Kerja Keras : menunjukkan bahwa wirausaha selalu terlibat dalam

situasi kerja,tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai.

5) Sifat Keyakinan Diri : menunjukkan bahwa wirausaha selalu percaya pada

Page 79: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

75

kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak bahkan memiliki

kecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai

situasi.

6) Sifat Pengambilan Resiko : menunjukkan bahwa wirausaha selalu

memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan

kegiatan dalam mencapai tujuan berusaha.

7) Sifat Sewa Kendali : menunjukkan bahwa wirausaha dalam menghadapi

berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi,batas

-batas kemampuan dalam berusaha.

8) Sifat Inovatif : menunjukkan bahwa wirausaha selalu mendekati berbagai

masalah dalam berusaha dengan cara – cara baru yang lebih bermanfaat.

9) Sifat Kemandirian : menunjukkan bahwa wira usaha selalu mengembalikan

perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi.

METODE PELAKSANAAN

Metode Kegiatan

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan

terkait dengan target luaran yang telah ditetapkan adalah:

Persiapan kegiatan dilakukan untuk menyesuaikan produk olahan yang diminati

peserta, waktu pelaksanaan dan tempat untuk melaksanakan kegiatan, serta

penyediaan sarana dan prasana untuk praktik. Peralatan praktik olahan ketela pohon

dan bahan praktik disediakan terlebih dahulu agar pelaksanaan pelatihan berjalan

lancar dan efisien, seperti oven, alat pengemas (impulse sealer), mixer, dan peralatan

pendukung lainnya.

Sebelum diberikan pelatihan dan pendampingan pengolahan produk, masyarakat

diberikan berbagai penyuluhan agar tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan ini bisa

tercapai. Pertama kali yang diberikan kepada masyarakat adalah memberikan

penyuluhan mengenai potensi hasil komoditi perkebunan mereka yang bisa

menghasilkan berbagai olahan industri rumah tangga yang inovatif dan bercitarasa

tinggi. Penyuluhan juga disertai dengan contoh pengusaha-pengusaha yang sukses

mengolah ketela pohon menjadi berbagai olah makanan. Selain itu, diberikan pula

penyuluhan mengenai kiat- kiat sukses menjadi seorang enterprenuer.

Page 80: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

76

Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan berbagai keterampilan.

Tenaga ahli dari jurusan tataboga dengan dibantu oleh dua orang mahasiswa

memberikan pelatihan dan pendampingan berupa pengolahan berbagai jenis

makanan dengan memanfaatkan umbi ketela pohon. Diupayakan untuk menciptakan

cita rasa yang lain dari yang lain agar bisa cepat merebut pangsa pasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdapat beberapa kendala yang dialami penulis dalam pelatihan ini. Seperti

penyesuaian waktu untuk berkumpulnya warga yang sangat sulit karena banyak

warga yang berladang sejak pagi hingga sore hari. Dan kendala kurangnya minat

warga dalam berwirausaha. Di luar kendala, penulis mendapat banyak kemudahan

pelatihan ini, seperti bahan baku utama yang banyak terdapat di kecamatan, KUBE

dari desa kedungadem sangat antusias. Dengan olahan ketela pohon ini, dan

beberapa warga yang bersedia meminjamkan dapur serta perabotannya untuk

praktik pelatihan pengolahan singkong.

Sehingga, secara keseluruhan, pelatihan ini berjalan baik dan lancar. Penulis

hanya perlu melakukan sedikit komunikasi dan penyesuaian dengan kegiatan

pribadi serta kemasyarakatan warga KUBE dikecamatan Kedungadem.Adapun

pelatihan dan praktik dengan materi olahan ketela pohon (singkong) sebagai

berikut:

1) Tepung singkong (Resep 1 terlampir)

Proses pembuatan tepung, sangat sederhana karena dibuat dari cacah yang sudah

diproduksi di desa Cempaga, caranya cacah ditepung (diselip) dan diayak halus.

Tepung singkong sudah disiapkan

2) Stick Singkong (Kue Bawang Singkong), keistimewaannya kue kering ini terbuat

dari bahan utama singkong dengan aroma daun jeruk purut.

3) Chiffon Cake Singkong, adalah cake ringan yang empuk terbuat dari tepung

singkong, rasanya gurih dan manis dengan aroma pandan.

4) Brownies cup singkong merupakan kue dengan rasa coklat yang berbentuk cup

(cetakan kecil), untuk lebih menarik dapat diberi taburan meises diatasnya.

5) Kripik singkong merupakan irisan tipis ketela pohon yang diberi bumbu dan

digoreng, sehingga rasanya gurih dan renyah. Kripik ini memiliki daya simpan lebih

Page 81: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

77

dari satu bulan.

6) Stick singkong disebut juga kue bawang singkong, kue kering gurih ini dibuat dari

ketela pohon segar yang dikukus, dihaluskan, dibumbui dan dibentuk seperti stick

atau ranting, kemudian digoreng. Kue kering ini memiliki daya simpan lebih dari

satu bulan.

7) Penyuluhan mengenai manajemen operasional dan pemasaran hasil produk industri,

pengelolaan usaha kecil, pengembangan pangsa pasar dan strategi untuk

meningkatkan pendapatan juga menjadi prioritas. Penyuluhan ini diharapkan dapat

menciptakan efektivitas kinerja untuk mencapai keuntungan kompetitif dengan biaya

lebih rendah dan pelayanan lebih baik disampaikan oleh tim ahli dari jurusan

ekonomi akuntansi. Penyuluhan mengenai strategi pemasaran, diakhiri dengan

diskusi untuk menyepakati strategi pemasaran pada usaha KUBE agar mempercepat

pemasaran. Selanjutnya untuk memperluas jangkauan pasar, dibuka sistem keagenan

baik secara offline maupun online bagi konsumen yang tertarik memasarkan produk

ketela pohon. Strategi berikutnya adalah pemasaran dilakukan secara langsung ke

minimarket, toko-toko, warung, maupun online melalui blog.

Untuk menunjang kegiatan tersebut, diberikan pelatihan penggunaan jejaring sosial

dan pemanfaatan blog Kelompok KUBE kecamatan Kedungadem. Pembuatan blog

difasilitasi oleh tenaga ahli dari jurusan Teknik Informatika.

8) Simulasi desain label dan kemasan dipandu oleh tenaga ahli dari jurusan Teknik

Informatika. Sedangkan pembuatan kemasan dipandu oleh instruktur tata boga.

Kemasan dan label dibuat sesuai dengan standar, yaitu dengan adanya brand, alamat

produksi, masa kedaluwarsa produk, menonjolkan sisi keunggulan dengan sajian

gurih, lezat, bergizi dan mutu terjamin, berat bersih dan adanya jaminan produk yang

ditawarkan aman dikonsumsi. Sistem packing yang sederhana, tetapi menarik minat

konsumen untuk membeli produk tersebut karena konsumen merasa aman dan

nyaman mengkonsumsi hasil produk.

9) Membentuk pola kemitraan yang dikembangkan antara KUBE Kecamatan

Kedungadem dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bojonegoro.

Pemerintah daerah berkepentingan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,

bagi industri kecil dan menengah maupun industri rumah tangga, pengembangan

daya saing,, sehingga diharapkan produk- produk sektor industri kecil mampu

Page 82: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

78

bersaing di pasar global. Strategi promosi kerjasama ini melalui berbagai pameran

UKM yang sering diadakan pemerintah daerah atau ormas tertentu. Melalui berbagai

pameran Kube Kecamatan Kedungadem bisa mengenalkan produk- produknya

kepada khalayak ramai, dan membuka peluang yang lebih besar untuk

mengembangkan usaha tersebut.

Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program adalah

1. Kehadiran anggota KUBE pada saat jadwal pelaksanaan penyuluhan atau pelatihan

tiba.

2. Penyediaan tempat untuk pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan kepada anggota

KUBE.

3. Membagi anggota KUBE menjadi beberapa bagian, yaitu bagian produksi, bagian

pemasaran, bagian pembelian, bagian keuangan, dan bagian pembukuan.

4. Pemberian fasilitas yang menunjang pemakaian peralatan vacuum friying

dan peralatan yang disediakan oleh tim pengabdian, yaitu listrik dan air.

5. Sebagai pelaksana yang paling aktif dalam kegiatan pelatihan pengolahan bahan

baku.

6. Menetapkan strategi pemasaran berdasarkan musyawarah dengan anggota

7. Menetapkan design kemasan yang akan digunakan dalam hasil olahan berbagai

produk.

8. Mengemas produk yang sudah jadi untuk dikemas dalam kemasan yang sudah

diberikan design.

9. Menetapkan harga pokok penjualan dan harga jual berdasarkan target penjualan yang

ditentukan.

10. Melaksanakan tes rasa produk pada warung-warung di sekitar desa untuk menilai

respon konsumen terhadap produk baru tersebut.

11. Membuat iklan di media masa, radio dan pada akun jejaring sosial yang sudah

dibuatkan oleh tim pengabdian.

12. Menawarkan produk dan berupaya menjalin kerjasama dengan perusahaan

supermarket, minimarket, pedagang di pasar-pasar tradisional, toko grosir cemilan,

dan pusat oleh- oleh khas Bojonegoro.

13. Bersama-sama dengan tim pengabdian, membentuk pola kemitraan dengan Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu upaya

Page 83: Attanwir · di Balai Latihan Kerja Bojonegoro Eryul Mufidah ; STAI Attanwir Bojonegoro 14 ... Sifat Prestatif ; menunjukkan bahwa wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih

Jurnal Attanwir Vol. 2 No. 1 April 2016

79

untuk mempromosikan produk ke luar wilayah.

Melalui pelatihan ini, warga di Kecamatan Kedungadem Kabupaten

Bojonegoro yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) pun

mendapatkan wawasan baru mengenai olahan ketela pohon yang inovatif dan kreatif.

Berbagai jenis olahan kue yang bahan dasarnya singkong ini pun menjadi komoditi

perdagangan yang menguntungkan walaupun harus dengan usaha yang sedikit lebih

berat.

PENUTUP

Pelatihan olahan ketela pohon inovatif dan kreatif berupa Berbagai jenis

olahan kue yang bahan dasarnya singkong ini memberikan warga di Kecamatan

Kedungadem Kabupaten Bojonegoro yang tergabung dalam Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) wawasan dan pengetahuan baru tentang olahan lain singkong.

Dengan melimpahnya bahan baku utama, yaitu singkong, di kedungadem,

pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi warga kedungadem. Lebih jauh, dengan

usaha yang sedikit lebih berat, olahan singkong ini bisa menjadi komoditi

perdagangan baru bagi warga kecamatan Kedungadem.

DAFTAR PUSTAKA

Gisslen, Wayne, 2007, Professional Cooking, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Handayani, Sugiharti Mulya dan Sundari, Mei Tri. 2015, “Pemberdayaan Wanita

Tani Melalui Pembuatan Keripik Belut Daun Singkong di Kecamatan

Jumantono”, Kabupaten Karanganyar, Jurnal DIANMAS. Universitas Negeri

Surakarta.

McCalman, M., Gibbons, D., dan Potter, C.. 2005, Chese: A Connoisseur’s Guide to

the World’s Best. New York.