askep_integumen_selulitis.doc
TRANSCRIPT
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1 Pengertian
Selulitis adalah penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh
streptococus, gejala utama adalah eritema berwarna merah cerah dan
berbatas tegas disertai gejala konstitusi ( Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
2001; 84 )
Selulitis adalah peradangan jaringan subkutan yang tidak bernanah
( Oswari, E. 2000; 192 )
1.1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya selulitis adalah Streptococus Pyogenes, Streptococus
Hemolitikus
1.1.3 Fisiologi
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.
Fungsi kulit :
1) Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia dan termis karena
epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan
terhadap kulit
2) Perlindungan terhadap kulit
3) Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah
4) Mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar
5) Alat indera melalui persyarafan sensorik dan tekanan temperatur dan
nyeri
6) Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh
saraf sensorik dan motorik ke otak
1
2.6 Pathofisiologi
Luka/ cedera sebagai jalan masuk mikroorganisme
Streptococus pyogenes
Peradangan Hipertermi
Eksudat mengumpul dalam rongga/ jaringan
Menyebar secara difus ke jaringan
Selulitis
Operasi
Kerusakan integritas Risiko Tinggi Infeksi Nyeri Akut
Kulit
2.6.1 Manifestasi Klinik
1) Malaise
2) Demam
3) Menggigil
4) Eritwma lokal
5) Tanda – tanda radang akut pada kulit
6) Nyeri
7) Edema, vesikel dan bula
2.6.2 Pemeriksaan Penunjang
1) Darah lengkap
2) Pemeriksaan kimia darah
2.6.3 Penatalaksanan
1) Antibiotik sistemik
- Penisilin
- Sefalosparin
- Vankomisin
2) Istirahatkan tungkai bawah dan kaki yang luka ditinggikan
3) Kompres terbuka dengan larutan antiseptik, misal physohex
2.11 Tinjauan Asuhan Keperawatan
2.11.1 Pengkajian
1) Aktifitas/ Istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan
Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
Gangguan massa otot
2) Sirkulasi
Tanda : Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cidera
3) Integritas ego
Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan
Tanda : Ansietas, ketergantungan, marah
4) Eliminasi
Tanda : Haluaran urine menurun
5) Neurosensori
Gejala :Area kebas, kesemutan
Tanda : Penurunan reflek tendon dalam
6) Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan
2.11.2 Rencana Asuhan Keperawatan
2.11.2.1 Diagnosa Keperawatan 1
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit/ jaringan, pembentukan
edema
Kriteria Hasil :
- Pasien akan menyatakan nyeri hilang/ terkontrol
- Pasien mampu menunjukkan nyeri hilang, mampu tidur/ istirahat
dengan tepat
Intervensi dan Rasional :
1) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik dan skala nyeri
R : Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan
keefektifan analgetik/ menyatakan terjadinya komplikasi
2) Beri tindakan kenyamanan, yakinkan pasien bahwa perubahan posisi
tidak akan menyebabkan cedera selama pasien berhati-hati
R : Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan
meningkatkan kemampuan koping
3) Dorong pengguanaan tehnik relaksasi
R : Membantu pasien istirahat lebih efektif
4) Mengobservasi tanda-tanda vital
R : Mendeteksi secara dini adanya komplikasi
5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
R : Menurunkan nyeri
2.11.2.2 Diagnosa Keperawatan 2
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma, insisi dan jahitan
luka
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan regenerasi jaringan dan mencapai penyembuhan
tepat pada waktu pada area luka
Intervensi dan Rasional :
1) Observasi luka
R : Perdarahan post operasi paling sering terjadi 2x24 jam pertama,
dimana infeksi dapat terjadi kapan saja
2) Berika perawatan luak yang tepat dan tindakan kontrol infeksi
R : Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan risiko
infeksi
3) Tinggikan area luka bila mungkin/ tepat
R : Menurunkan pembengkakan dan memperlancar sirkulasi darah
4) Berikan kompres luka
R : Meningkatkan kebersihan dan memudahkan penyembuhan luka
khusunya setelah tampon diangkat
2.11.2.3 Diagnosa Keperawatan 3
Risiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
primer, kerusakan perlindungan kulit
Kriteria Hasil :
- Klien mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat dan
tidak demam
Intervensi dan Rasional :
1) Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk individu
yang kontak dengan klien
R : Mencegah kontaminasi silang, menurunkan risiko infeksi
2) Gunakan sarung tangan steril dan perawatan luka dengan teknik
aseptik
R : Mencegah terpajan pada organisme infeksius
3) Berikan informasi agar klien tidak memegang/ menggaruk luka dengan
tangan
R : Mencegah kontaminasi dan memudahkan risiko infeksi
4) Periksa luka setiap hari, catat perubahan, penampilan, bau
R : Mengidentifikasi adanya pemnyembuhan dan mendeteksi dini
infeksi
5) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
R : Antibiotik berguna untuk melawan organisme gram negatif/
positif
2.11.3 Evaluasi
1) Nyeri hilang/ terkontrol
2) Komplikasi dicegah/ minimal
3) Adanya regenerasi jaringan baru
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Biodata
Nama : Tn. S No. Reg 0608578
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Janti Kec. Papar
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Swasta
Diagnosa Medis : Celulitis Pedis (D)
Tanggal MRS : 4 November 2006
Tanggal Pengkajian : 7 November 2006
2.1.2 Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan, nyeri dirasakan sampai ke paha
dengan skala nyeri 5
2.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
2 minggu sebelum MRS lutut kanan ada luka, makin lama kaki dirasa
makin bengkak dan sakit, panas badan naik turun, perut terasa sakit,
lemas. Kaki kanan bertambah bengkak. Kemudian keluarga memutuskan
pergi ke RS dan rawat inap tanggal 4 November 2006 dan tanggal 6
November 2006 dilakukan tindakan I & D
2.1.4 Riwayat Penyakit Masa Lalu
Pasien sudah menderita DM 2,5 tahun
2.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan :
= laki-laki meninggal = hubungan keturunan
= pasien = tinggal 1 rumah
= hubungan pernikahan
2.1.6 Riwayat Psikososial dan Spiritual
Psikososial : Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik, pasien
berkomunikasi degan bahasa Indonesia dan Jawa.
Pasien kooperatif
Spiritual : Pasien beragama Islam, selama sakit pasien tidak dapat
menjalankan sholat 5 waktu
2.1.7 Pola Kehidupan Sehari-hari
Pola Di Rumah Di RS
Nutrisi Makan : 3x/hr (nasi,sayur,lauk)
Minum : 600-1000 cc/hr
Makan : lunak 1900 cal habis
Minum : 600-1000 cc/hr
Eliminasi BAB : 1x/hr
BAK : 4-5 x/hr
BAB : -
BAK : 2 x/hr
Istirahat Tidur 7-8 jam/hr Sering bangun karena badan
panas
Personal
Hygiene
Mandi dan gosok gigi 2x/hr Mandi dan gosok gigi 2x/hr
dibantu perawat dan keluarga
Aktivitas Bekerja Pasien hanya berbaring di
tempat tidur
2.1.8 Keadaan/ Penampilan/ Kesan Umum Pasien
Pasien terlihat lemah, pucat, berbaring di tempat tidur, pada ekstemitas kiri
atas terpasang IV NS 250 cc
2.1.9 Tanda-tanda Vital
Suhu : 38,8 C
Denyut Nadi : 96 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
TD : 120/ 60 mmHg
2.1.10 Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Kepala dan leher
Rambut : warna hitam, tidak berketombe
Mata : simetris, reflek pupil terhadap cahaya +/+, konjungtiva
pucat
Telinga : simetris, bersih
Mulut : mukosa bibir kering, gigi bersih
Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Pemeriksaan Integumen/ kulit dan kuku
Kulit : turgor kulit menurun, warna sawo matang, luka di kaki kanan
berwarna kemerahan
Kuku : pendek agak kotor
3) Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Tidak ada pembesaran limfa
4) Pemeriksaan Thorak/ dada
Inspeksi : Ekspansi saat inspirasi dan ekspirasi simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Paru :
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara nafas
tambahan ( whezing, ronchi, rales )
5) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis berada di ICS II pada linea midclavicula
Palpasi : Titik impuls max di sela iga ke 5 garis midclavicula kiri
Perkusi : terdengar pekak
Auskultasi :Terdengar bunyi jantung S1 dan S2 tunggal
6) Pemeriksan Abdomen
Inspeksi : Abdomen bersih, tidak terdapat massa
Palpasi : Tidak teraba massa
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus 5x/ menit
7) Pemeriksaan Muskuloskeletal
MMT 5 5
4 5
5 = gerakan normal penuh, menentang gravitasi dengan penahan penuh
4 = bisa digerakkan tapi tidak kuat menahan tahanan
8) Pemeriksaan Neurologi
Reflek pupil terhadap cahaya +/+
GCS : Reflek mata 4 : membuka mata spontan
Reflek Bicara 5 : orientasi waktu, nama, tempat baik
Reflek Motorik 6 : dapat mengikuti perintah dengan baik
9) Pemeriksaan Status Mental
Pasien sadar penuh ( composmentis ) dan emosi stabil
10) Pemeriksaan Penunjang Medis
Darah lengkap 4-11-2006 Tanggal 6-11-2006
WBC 31.5 Pemeriksaan laborat
RBC 3.63 Glicose puasa/ sesaat
HGB 11.1 - 2 JPP : 217
HCT 33.3
MCV 91.7
MCH 30.6
MCHC 33.3
PLT 575
11) Pelaksanaan/ Terapi
Imbost 3 x 1
Pletal 2 x 50 mg
Paracetamol prn panas
12) Harapan klien/ keluarga sehubungan dengan penyakitnya
Keluarga berharap supaya pasien cepat pulang, luka pada kaki tidak
sakit lagi
2.2 ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 46 tahun
No. Reg : 0608578
DATA GAYUT
DATA OBYEKTIF
DATA SUBYEKTIF
MASALAH KEMUNGKINAN
PENYEBAB
DS
DO
DS
DO
:
:
:
:
- Klien
mengatakan kaki
kanannya nyeri
- Skala
nyeri 5
- Terdapat
luka bekas I&D pada
pedis dekstra
- Bengkak
pada kaki dekstra
- Klien
berhati-hati bergerak
- Klien
tampak gelisah
Klien mengatakan
badan terasa panas dan
tidak enak
- Suhu
38,8 C
- Hiperem
i (+) kaki kanan
- Wajah
klien tampak
kemerahan
- Klien
mendapat obat prn
panas
Nyeri Akut
Hipertermia
Diskontinuitas
jaringan
Bakteri sekunder
terhadap proses
infeksi
DATA GAYUT
DATA OBYEKTIF
DATA SUBYEKTIF
MASALAH KEMUNGKINAN
PENYEBAB
DS
DO
:
:
Klien mengatakan kaki
kanan bengkak dan
nyeri
- Terdapat
luka bekas I&D pada
pedis dekstra
- Pada
kaki kanan bengkak
(+), hiperemi (+), pus
(+)
Kerusakan Integritas
Kulit
Inflamasi antara
dermal-epidermal
sekunder akibat
bakterial
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 46 tahun
No. Reg : 0608578
NO TANGGAL
MUNCUL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL
TERATASI
TTD
1
2
3
7-11-2006
7-11-2006
7-11-2006
Nyeri akut berhubungan dengan
diskontinuitas jaringan yang ditandai
dengan klien mengatakan kaki kanannya
nyeri, skala nyeri 5, terdapat luka bekas
I&D pada pedis dekstra, bengkak pada kaki
dekstra, klien berhati-hati bergerak, klien
tampak gelisah
Hipertermia berhubungan dengan bakteri
sekunder terhadap proses infeksi yang
ditandai dengan klien mengatakan badan
terasa panas dan tidak enak, suhu 38,8 C
hiperemi (+) kaki kanan, wajah klien
tampak kemerahan, klien mendapat obat
prn panas
Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan inflamasi antara dermal-epidermal
sekunder akibat bakterial ditandai dengan
klien mengatakan kaki kanan bengkaak dan
nyeri, terdapat luka bekas I&D pada pedis
dekstra, pada kaki kanan bengkak (+)
hiperemi (+) pus (+)
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
No. Reg : 0608578
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
1. Nyeri akut berhubungan dengan
diskontinuitas jaringan yang
ditandai dengan klien mengatakan
kaki kanannya nyeri, skala nyeri 5,
terdapat luka bekas I&D pada
pedis dekstra, bengkak pada kaki
dekstra, klien berhati-hati
bergerak, klien tampak gelisah
Nyeri dapat berkurang
dalam waktu 2x24 jam
dengan kriteria hasil :
- Klien
mengatakan nyeri
berkurang
- Klien
tampak rileks
1. Observasi tingkat nyeri
2. Dorong penggunaan teknik
relaksasi nafas dalam
3. Beri tindakan kenyamanan,
yakinkan pasien bahwa
perubahan posisi tidaka akan
menyebabkan cidera selama
pasien berhati-hati
4. Kolaborasi dalam pemberian
analgesik sesuai indikasi
1. Membantu mengevaluasi
derajat ketidaknyamanan dan
keefektifan analgesik/
menyatakan terjadinya
komplikasi
2. Nafas dalam membantu
mengurangi ansietas
3. Menurunkan tegangan otot
4. Menurunkan nyeri dan
meningkatkan kenyamanan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
2. Hipertermia berhubungan dengan
bakteri sekunder terhadap proses
infeksi yang ditandai dengan klien
mengatakan badan terasa panas
dan tidak enak, suhu 38,8 C
hiperemi (+) kaki kanan, wajah
klien tampak kemerahan, klien
mendapat obat prn panas
Suhu tubuh klien dapat
mencapai batas normal
dengan kriteria hasil :
- Klien
mengatakan badan
terasa lebih baik
- S :
36,5C-37,5C
- Tidak
terjadi peningkatan
infksi pada luka
1. Pantau suhu tubuh klien
2. Pantau suhu lingkungan
3. Anjurkan klien untuk banyak
minum
4. Berikan kompres air hangat
5. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian antipiretik
1. Suhu 38,8C-41,1C
menunjukkan proses infeksi
akut
2. Suhu ruangan harus
diubah untuk
mempertahankan suhu
mendekati normal
3. Konsumsi air putih yang
banyak dapat membantu
tubuh menetralisir suhu yang
meningkat
4. Membantu menurunkan
demam
5. Antipiretik dapat
menurunkan demam dengan
aksi sentral ke hipotalamus
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
3. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan inflamasi
antara dermal-epidermal sekunder
akibat bakterial ditandai dengan
klien mengatakan kaki kanan
bengkaak dan nyeri, terdapat luka
bekas I&D pada pedis dekstra,
pada kaki kanan bengkak (+)
hiperemi (+) pus (+)
Integritas kulit dapat
dipertahankan selama
2x24 jam dengan
kriteria hasil :
- Luka
bekas infeksi tidak
bengkak
- tidak ada
peningkatan suhu
tubuh
- TTV
dalam batas normal
1. Kaji kondisi luka
2. Kompres daerah luka secara
perlahan dan hati-hati dengan
teknik aseptik
3. Tinggikan ekstremitas dan
imobilisasi ekstremitas yang
terkena
4. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian antibiotik
1. Memberikan informasi
tentang sirkulasi pada daerah
luka
2. Perawatan khusus
diberikan dalam rangka
penyembuhan luka
3. Menurunkan
pembengkakan
4. Antibiotik yang tepat
dapat mencegah infeksi
2.5 TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
No. Reg : 0608578
NO No.Dx TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1
2
3
1
2
3
7-11-2006
7-11-2006
7-11-2006
8-11-2006
8-11-2006
8-11-2006
1. Mengkaji tingkat nyeri
2. Membantu pasien merubah posisi
3. Mengajarkan teknik nafas dalam
4. Memberikan NS + morphin
1. Mengobservasi TTV
2. Memberikan klien selimut tipis
3. Menganjurkan klien banyak minum air putih
4. Memberikan paracetamol 500 mg PO
1. Mengkaji kondisi luka
2. Mengobservasi TTV
1. Mengobservasi nyeri
2. Memberikan paracetamol 500 mg PO
1. Mengobservasi TTV
2. Memberikan selimut tipis
1. Mengobservasi kondisi luka
2. Mengobservasi TTV
21
2.6 CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. S
No. Reg : 0608578
NO No.Dx TGL/JAM EVALUASI TTD
1.
2.
3.
4.
1
2
3
1
7-11-2006
7-11-2006
7-11-2006
8-11-2006
S
O
A
P
S
O
A
P
S
O
A
P
S
O
A
P
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
- Pasien mengatakan
nyeri belum berkurang
- Skala nyeri 5
Kaki tampak merah dan bengkak
Tujuan belum tercapai
Intervensi no 1-4 dilanjutkan
Klien mengatakan badan masih panas
S : 38,4 C
P : 92 x/ menit
N : 20 x/ menit
Tujuan belum tercapai
Intervensi no 1,3,5 dilanjutkan
Pasien mengatakan kaki bengkak
Kaki kanan bengkak (+) pus (+)
Tujuan belum tercapai
Intervensi no 1-4 dilanjutkan
- Pasien mengatakan
nyeri berkurang
- Skala nyeri 3
Kaki terlihat merah dan bengkak
Tujuan tercapai sebagaian
Intervensi no 1,4 dilanjutkan
22
NO No.Dx TGL/JAM EVALUASI TTD
5.
6.
2
3
8-11-2006
8-11-2006
S
O
A
P
S
O
A
P
:
:
:
:
:
:
:
:
Klien mengatakan badan terasa lebih
baik
S : 37 C
P : 88 x/ menit
N : 20 x/ menit
Tujuan tercapai
Intervensi dilanjutkan
Pasien mengatakan kaki masih
bengkak
Kaki kanan bengkak (+) pus (+)
hiperemi (+)
Tujuan belum tercapai
Intervensi no 1-4 dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Djuanda. 2001. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. FKUI : Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Atau Aplikasi Pada Praktis
Klinis. Universitas Padjajaran : Bandung.
Oswari, E. 2000. Bedah dan Perawatannya. FKUI : Jakarta.
Marrilyn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC :
tJakarta.