askep_db ruang imc (2)

48
Laporan Pendahuluan Demam Berdarah Dengue A.Definisi Demam Berdarah Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices dan Aedes Aegypti). Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita. Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati. B.Anatomi dan Fisiologi Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan

Upload: angel-natalia-sumihe

Post on 12-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaaaa

TRANSCRIPT

Laporan Pendahuluan Demam Berdarah Dengue

A. Definisi Demam Berdarah

Demam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus

(arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices

dan Aedes Aegypti).

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue

sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui

gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan

dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.

Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-

anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai

leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.

B. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system

sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari

traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan

sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit

yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.

1. Jantung.

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan

jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot

serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung)

dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks

cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari

pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri

antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya

denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar

genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

2. Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

a. arteri

Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa

darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar

yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding

yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.

Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis

tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan

tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah

rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya

tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat

darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.

b. Vena

Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah

dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan

dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada

arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang

gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang

ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga

mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya

menjadi kapiler.

c. Kapiler

Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat

halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan

endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan

tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel

jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan

mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.

3. Darah

Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan

bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap

bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang

banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam

darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa

pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa

terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter.

Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur,

pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.

Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangkut

2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun

dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat

antiracun.

3. Mengatur panas keselurh tubuh.

Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,

hepar, dan limpa.

C. Etiologi

Penyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah

virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada

4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector

nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody

seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap

serotype lain.

D. Patofisiologi

Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti

pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit

kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah

pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti

pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi

sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan

menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai

pada pendarahan kelenjar adrenalin .

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding

pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan

diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke

darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga

serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata

melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.

Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia

jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

E. Klasifikasi

Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya dengan

pengelolarhan dan prognosis, (WHO) membagi DBD dalam 4 derajat, yaiu:

1. derajat 1

Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya

manifestasi pendarahan adaalh tes toniquet positif.

2. Derajat 2

Derajat 1 dan disertai pendarahan spontan pada kulit atau pendarahan lain.

3. Derajat 3

Ditemukan kegagalan sirkulasi ringan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah

rendah, gelisa, sianosis mulut, hidung dan ujung jari.

4. Derajat 4

Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

F. Manifestasi klinik

Kasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak

yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam,

sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau

seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya

berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau

juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka,

sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih

lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang

berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti

pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali

ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat

diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya

penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.

G. Pengobatan dan Pencegahan

Prinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah sebagai

berikut :

a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan

melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF

b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada

tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia sembuh

secara spontan

c. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.

d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan

tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:

1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program

pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion

untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk membunuh

jentik.

2. Tanpa insektisida :

Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air

minimal 1X seminggu

Menutup tempat-tempat penampungan air rapat

Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah,

dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan

kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila

dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada

rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:

1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan

juga hemokonsentrasi yang berlebihan

2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik

untuk menurunkan demam (paracetamol)

3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare

4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa

ditimbulkan oleh demam berdarah

5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun

6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.

H. Komplikasi

Dalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan

menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :

1. Pendarahan

2. Kegagalan sirkulasi

3. Hepatomegali

4. Efusi pleura

I. Pemeriksaan penunjang

1. Darah

a. Trombosit menurun

b. HB meningkat lebih 20%

c. HT meningkat lebih 20%

d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3

e. Protein dalam darah rendah

f. Ureum PH bisa meningkat

g. NA dan CL rendah

2. Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)

a. Rontgen thorax : efusi ureum

b. Uji tes tuoniket (+)

J. Penatalaksanaan

a. Tirah baring

b. Pemberian makanan lunak

c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)

d. Pemberian cairan melalui infuse

e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik

f. Antikonulsi jika terjadi kejang

g. Monitor TTV

h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut

j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari

K. Patoflow Demam Berdarah Dengue

Etiologi

Nyamuk Aedes Aegypti dengan virus dengue

Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Hipertermi

Keringat berlebihan

Anoreksia

Dehidrasi

Defisit volume cairan dan

Nyeri otot

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Mual, muntah

malaise

Gangguan rasa nyaman

Hepatomegali Depresi sumsum tulang

Trombosit menurun

Kekurangan volume cairan tubuh

Resiko syok

Hipovolemia

Pendarahan

Trombositopenia

Syok

ASKEP TEORI

A. Pengkajian

Pengkajian tahap pertama dari proses keperawatan, dimana data dikumpulkan.

Dalam proses asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan

penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat dikumpulkan

dalam bentuk data. Adapun metode yang dilakukan dalam pengkajian ; wawancara,

pemeriksaan (fisik, laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.

a. Identitas klien meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,

diagnose medis.

b. Keluhan utama meliputi alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF saat

dating ke rumah sakit

c. Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utam yang merupakan keluhan

klien, data yang dikaji yang dirasakan klien saat ini.

d. Riwayat kesehatan dahulu apakah klien pernah menderita penyakit yang diderita

sekarang.

e. 11 pola pengkajian Gordon:

Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan

Menggambarkan informasi atau riwayat pasien mengenai status kesehatan

dan praktek pencegahan penyakit, keamanan/proteksi, tumbuh kembang,

riwayat sakit yang lalu, perubahan status kesehatan dalam kurun waktu

tertentu

Nutrisi-Metabolik

Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi

makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan

suplemen, vitamin makanan. Masalah nafsu makan, mual, rasa panas

diperut, lapar dan haus berlebihan.

Eliminasi

Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,

BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.

Aktivitas – Latihan

Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan

energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah,

atau tempat sakit.

Istirahat tidur

Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode

istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur,

masalah yang dirasakan saat tidur.

Kognitif- perceptual

Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan

nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan

pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan

Konsep diri-persepsi diri

Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,

kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran

Seksual reproduksi

Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau

ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual

Koping toleransi stress

Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau

koping terhadap stress

Nilai kepercayaan

Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dan kepercayaan

berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.

B. Diagnose Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,

keluarga dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan

potensial. Diagnose keperawatan member dasarh untuk pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan

peningkatan suhu tubuh (370C)

2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah, anoreksia.

4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume

cairan

6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang

dialami.

7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose yang ditemukan dan

merencanakan tindakan berdasarkan kebutuhan pasien.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimana

rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi dan

aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar

implementasi perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama

harus mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila perawatan telah

dilaksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap setiap

intervensi dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang continyu

yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang diberikan. Yang

dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan keefektifan rencana

keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.

RS. Wolter MonginsidiJl Rumkit 14 Februari ManadoTlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : UmumNama Pasien : Billy Kumendong. Tn Doker Pengirim :ResidentJenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :Alice GerungUmur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITAAlamat : Tanjung Batu Link 4Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal SatuanKimia KlinikGDSUreumCreatininSGOTSGPTNatriumKaliumChlorida

SerologiSalmonela Typhi H Salmonela Typhi H Salmonela parayphi AHSalmonela paratyphi BH Salmonela paratyphi CHSalmonela Typhi OSalmonela paratyphi AOSalmonela paratyphi BDSalmonela paratyphi CD

67200.7815121443.7105

1/801/801/801/801/801/801/801/801/80

70-14010-500.7-1.30-370-42135-1555.5-3.6108-95

NegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatifNegatif

Mg/dlMg/dlMg/dlU/LU/LMmol/LMmol/LMmol/L

Manado, 19 Juni 2012TTD Right

Alice A. L Gerung, SP.PK

RS. Wolter MonginsidiJl Rumkit 14 Februari ManadoTlp/Fax 0431-852250/0431-853035

Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik

Tanggal : 19 Juni 2012 No Reg :No medrec : 0-42-47-12 Kelomok pasien : UmumNama Pasien : Billy Kumendong. Tn Doker Pengirim :ResidentJenis Kelamin : Laki Dokter penanggung jawab :Alice GerungUmur : 24 Tgl Lahir : 16 August 1987 Jam pemeriksa: 12.50 WITAAlamat : Tanjung Batu Link 4Poliklinik : Cendana/Penyakit Dalam/006/Cendana 1

Pemeriksaan Hasil Normal SatuanHematologiWBCRBCHGBHGTMCVMCHMCHCPLTLYM %MXD %NEUT %

524.5412.238.284.126.737.222230.410.958.7

4-104.5-5.514-1840-4876-9627-3232-37100-450

Sel/mm3Sel/mm3Gr/dlVol %%%

Sel/mm3%%%

Manado, 19 Juni 2012TTD Right

Alice A. L Gerung, SP.PK

Daftar Terapi Obat Tn. B

I. IVFD Ringer Laktat 20gtt/mII. Omeprazole 2X1 Caps AC

III. PCT tab 3X500 mg

Asuhan Keperawatan Tn. B

Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Natalia Sumihe NRP : 10061107

Unit : Tanggal Pengkajian :19-06-2012

Ruang Kamar : Cendana Waktu Pengkajian :13.30 Wita

Tanggal Masuk RS : 18-06-2012 Auto Anamnese

A. IDENTIFIKASI

1. Klien

Nama Initial : Tn.B

Tempat, tanggal lahir : 16 Agustus 1987

Jenis Kelamin : Laki

Status Perkawinan : Kawin

Jumlah Anak : 1

Agama/Suku : Kristen

Warga Negara : Indonesia

Bahasa yang Digunakan : Daerah Manado

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS

Alamat Rumah : Tanjung Batu Link IV Manado

2. Penanggung Jawab

Nama : Ny. L

Alamat : Tanjung Batu Link IV Manado

Hubungan dengan Klien : Keluarga

B. Status Kesehatan

1. Keluhan Utama : Panas, nyeri perut

Riwayat Penyakit Sekarang : Panas kurang lebih 2 hari, panas hilang timbul, sakit

kepala menggigil, mual, batuk, sulit BAB, nyeri uluh

hati, pasien tidak makan

2. Diagnosa Medik

Saat Masuk : Dengue Fever

Saat Pengkajian : Dengue Fever

C. Keadaan Umum

1. Keadaan sakit : Klien tampak sakit sedang

Alasan : Berbaring lemah, pucat, mnggunakan alat medic IVFD Ringer

Laktat

2. Tanda-tanda Vital

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tekanan darah : 120/80 mmhg

c. Suhu : 36.8oC

d. Nadi :72x/menit

e. Pernafasan Frekwensi : 20x/menit

Irama : Teratur

Jenis : Perut

3. Genogram

B

Keterangan: = Klien

= Perempuan

= Laki-laki

= Tinggal bersama

D. Pengkajian Pola Kesehatan

I. Kajian Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan

Riwayat Penyakit Yang Pernah Dialami:

Demam berdarah. Pada tahun 2008 penyakit ini pernah membuat klien masuk

rumah sakit

Malaria. Pada tahun 2008 juga penyakit ini membuat klien masuk rumah sakit saat

itu klien berada diJayapura

Demam tipoid. Pada tahun 2008 klien mengatakan penyakit ini pernah membuatnya

sampai masuk dirumah sakit.

1. Data subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan sealalu menjaga kesehatan dan bila mendapat sakit segera

meminum obat

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri karena merasa

badan lemah

2. Data obyektif

Observasi : kebersihan rambut : bersih

Kebersihan kepala : bersih

Hygiene rongga mulut : bersih tidak ada bau

B

II. Kajian Nutrisi Metabolik

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk, dan sayur-

sayuran serta buah-buahan dengan porsi 1 piring makan. Selain itu klien

mengatakan minum air 6-8 gelas/hari

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan kurang nafsu makan hanya menghabiskan stengah porsi

makanan yang diberikan dan bila makan perut akan terasa mual. Klien juga

mengatakan kurang mimun hanya minum air 3-5 gelas/hari

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak tidak menghabiskan makanannya. Klien tampak kurang minum

Pemeriksaan fisik

Keadaan rambut bersih, hidrasi kulit tampak elastic, konjungtiva ananemis,

sclera anikterus, hidung tampak tidak ada lesi, rongga mulut bersih tidak ada

sisa makanan dan tidak ada bau mulut, gusi tidak ada peradangan, tidak

menggunakan gigi palsu, lidah bersih, tonsil tidak ada pembesaran, abdomen

inspeksi bentuk datar, massa lemas, hidrasi kulit tampak elastic

III. Kajian Pola Eliminasi

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan BAB lancer 1x/hari dengan konsisten padat. BAK 7-8X/hari

berwarna kuning

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan sudah tidak BAB selama berada dirumah sakit. BAK normal

7-8x/ hari berwarna kuning.

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak mengeluh karena tidak BAB

Pemeriksaan fisik

nyeri ketuk ginjal kiri dan kanan negative

IV. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan melakukan kegiatan sehari-hari sebagai seorang pekerja

kantoran. Diwaktu senggang klien mengatakan menghabiskan waktu dengan

keluarga atau dengan menonton tv

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan aktivitas sehari-hari sejak sakit lebih sering dibantu orang

lain

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak dalam melakukan aktivitasnya dibantu oleh keluarga

Pemeriksaan fisik

Postur tubuh klien simetris, gaya jalan normal, tidak ada anggota gerak yang

cacat, inspeksi auskultasi suara bising nafas, ucapan, suara tambahan tidak ada.

V. Kajian Pola Istirahat dan Tidur

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidur 7-8 jam sehari, klien mengatakan tidak pernah

mengkonsumsi obat tidur dan tidak pernah mengalami gangguan tidur

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak dapat tidur seperti biasa hanya tidur 5-6 jam karena

merasa kurang nyaman

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak menunjukkan muka mengantuk tidak sering menguap, tidak

menunjukkan warna gelap pada palpebrae inferior.

VI. Pola Persepsi Kognitif dan perseptual

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran dan penciuman, klien

mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat. Klien juga tidak ada

kesulitan dan berkomunikasi dengan keluarga maupun orang lain

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak menggunakan alat bantu melihat maupun mendengar

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pendengaran,

klien masih mampu mendengar dengan baik, mampu mencium bau disekitar

Pemeriksaan fisik

Pada kornea jernih, pupil kiri dan kanan sama besar, lensa mata jernih tidak

ada katarak, pina simetris, canalis bersih tidak ada cairan yang keluar

pendengaran klien baik

N I :Berfungsi dengan baik. Klien mampu mencium bau jeruk

N II :Klien mampu melihat dan membaca dengan baik

N V Sensorik :Klien mampu mengunyah makanan

N VII Sensorik :Klien mampu menjulurkan lidah

N VIII Pendengaran :Klien mampu mendengar pembicaraan perawat

VII. Pola Persepsi dan Konsep diri

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan menyadari diri seorang laki-laki yang berkeluarga dan

memiliki seorang anak yang berusia 5 bulan. Dan tidak memiliki kelainan

bawaan

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan badannya lemas, tidak melakukan aktivitasnya, cemas

karena meninggalkan keluarga dan tidak bekerja

2. Data Obyektif

Observasi

Kontak mata klien langsung, rentang perhatian klien kurang focus, suara den

cara bicara tidak jelas tapi lancer, postur tubuh berbaring simetris

Pemeriksaan fisik

Kelainan bawaan tidak ada. Abdomen bentuk simetris, bayangan vena tidak

ditemukan, bayangan massa tidak ditemukan. Lesi kulit tidak ditemukan.

VIII. Kajian Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak perempuan

yang masih bayi, perannya sebagai kepala rumah tangga dan ayah bagi

anaknya. Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga dan orang sekitar

baik

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan sejak sakit hubungannya dengan keluarga dan orang sekitar

baik-baik saja

2. Data Obyektif

Observasi

Klien tampak ditemani oleh ibunya. Klien juga mendapat kadang mendapat

kunjungan dari keluarga dan teman

IX. Kajian Pola Reproduksi dan Seksual

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidak ada masalah dalam reproduksi seksual dan sudah

memiliki seoragn anak

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak ada gangguan pola reproduksi seksual

2. Data Obyektif

Tidak ada keluhan klien yang mengarah pada organ reproduksi seksual

X. Kajian Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan dapat mengontrol diri jika mendapat masalah dalam

keluarga atau pekerjaan dan selalu berkomunikasi dengan keluarga untuk

menyelesaikan masalah yang terjadi

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan tidak ada keluhan dari keluarga tentang penyakit yang

dideritanya. Klien mengatakan tidak menyangkal bila memiliki riwayat

penyakit demam berdarah dengue

2. Data Obyektif

Observasi

Ekspresi wajah klien tampak tenang

Pemeriksaan fisik

Tekanan darah, Berbaring : 120/80 mmhg

Kulit. Keringat dingin : tidak ada, Basah : Tidak ada

XI. Kajian Sistem Nilai-Kepercayaan

1. Data Subyektif

Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan kepercayaan yang dianutnya adalah Kristen protestan

sebagai pedoman hidup.

Keadaan sejak sakit

Klien mengatakan sejak sakit tidak pergi kegereja dan beribadah

2. Data Obyektif

Observasi

Klien selalu mendapat bantuan dari keluarga dan selama dirawat klien berdoa

untuk kesembuhannya dan sebelum makan

Tanda Tangan Mahasiswa

Yang Mengkaji

( Natalia Sumihe )

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. B

Umur : 24 Tahun

No Data Etiologi Masalah

1. Ds: Klien mengatakan

Panas sejak 2 hari

lalu

Do: Badan klien teraba

panas

TTV. TD: 120/80 mmhg

R : 20x/menit

N : 72x/menit

S : 36.80C

Nyamuk aedes aegyti yang

memiliki virus dengue

Mengigit manusia

Virus dengue masuk dalam

aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Resiko peningkatan suhu

tubuh

2. Ds: -klien mengatakan

merasa mual,

-klien mengatakan

kurang nafsu

makan

Do: Klien terlihat lemah

KU: Sedang

Nyamuk aedes aegyti yang

memiliki virus dengue

Mengigit manusia

Virus dengue masuk dalam

aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Hipertermia

Anoreksia

Mual, muntah

3. Ds: klien mengatakan

nyeri pada bagian

perut

Do: Klien terlihat

menahan sakit

Nyamuk aedes aegyti yang

memiliki virus dengue

Mengigit manusia

Virus dengue masuk dalam

aliran darah

Terjadi veremia

Nyeri Otot

Malaise

Gangguan rasa nyaman

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12

No

.Diagnosa

Rencana Tindakan Keperawatan

RasionalTujuan dan

Kriteria Hasil

Intervensi

1 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Ds: -klien mengatakan merasa mual,

-klien mengatakan kurang nafsu makan

Do: Klien terlihat lemah

Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi.

Kriteria hasil : klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinyaDs: klien mampu menghabiskan makananya, rasa mual klien hilang

Do: Tidak ada keluhan mual. Klien telihat sehat

1. Kaji tanda-tanda vital2. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur3. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi sedikit dan frekwensi sering seperti memberi bubur 5 sendok tiap 15 menit4. Catat jumlah porsi makanan yang dihabiskan klien5. kolaborasi dalam pemberian terapi

1. Untuk mengetahui tanda vital klien 2. Membantu meningkatkan asupan makanan

3. Untuk mencegah atau menghindari rasa mual

4. untuk mengetahui jumlah nutrisi yang masuk dalam tubuh

5. Untuk mengetahui terapi yang tepat untuk digunakan

2 Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi proses infeksi virus dengue

Ds: Klien mengatakan Panas sejak 2 hari lalu

Resiko tidak terjadi

Kriteria hasil : suhu badan klien kembali normal.

Ds: Suhu badan klien normal

1. Pantau tanda-tanda vital khusus suhu

2. anjurkan klien untuk minum air banyak

3. anjurkan klien

1. Untuk mengetahui TTV klien juga tindakan yang tepat dilakukan2.Untuk menurunkan suhu tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi3. Untuk

Do: Badan klien teraba panas

TTV. TD: 120/80 mmhgR : 20x/menitN : 72x/menitS : 36.80C

Do: Badan klien tidak teraba panas

TTV.TD:120/80mmhgR:16- 20x/menitN:80-100x/menitS : 360C

untuk menggunakan baju yang bisa menyerap keringat4.kolaborasi dalam pemberian terapi obat dan cairan

menurunkan suhu tubuh dan menghindari timbulnya penyakit lain4. Untuk mengganti cairan yang keluar dari keringat dan menurunkan panas

3 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri pada perut

Ds: klien mengatakan nyeri pada bagian perut

Do: Klien terlihat menahan sakit

Rasa nyeri hilang dan rasa nyaman meningkat

Kriteria Hasil: Klien merasa nyaman dan nyeri menghilangDs: Klien merasa nyaman dan nyeri menghilangDo: Wajah klien tampak rileks dan tenang

1. kaji tingkat nyeri

2. Berikan posisi nyaman3. Alihkan perhatian dari rasa nyeri

4. kolaborasi dalam pemberian terapi untuk menghilangkan rasa nyeri

1. Untuk mengetahui seberapa berat nyeri yang dirasakan klien2. Untuk mengurangi rasa nyeri 3. Dengan melakukan tindakan lain, rasa nyeri dapat dilupakan4. menentukan terapi obat yang dapat menghilangkan nyeri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Tn. B Ruang : Cendana No. RM : 02-47-12

Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan

Implementasi Evaluasi Nama JelasWaktu

19-06-201208.00

11.00

11.05

11.20

12.10

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

1.mengkaji TTV: TD: 120/80 mmhgR : 20x/menitN : 72x/menitS : 36.80C

2. Memberikan Makanan (bubur) kepada klien

3. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

4. mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan. (klien menghabiskan ½

porsi makanan dari rumah sakit)

5. Setelah berkolaborasi cairan yang digunakan IVFD Ringer Laktat 20gtt/m

S:Klien mengatakan masih merasa mualO: klien menghabiskan sebagian makan yang diberikanA: Masalah belum teratasiP: Kaji kembali intervensi

Natalia Sumihe

08.00 2. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi proses infeksi

1.Memantau TTV: TD: 120/80 mmhgR : 20x/menitN : 72x/menitS : 36.80C

S: Klien mengatakan suhu badan mulai turunO: Suhu badan kluen teraba tidak terlalu panas

Natalia Sumihe

08.30

09.00

12.10

virus dengue 2. Menganjurkan klien meminum air banyak.(klien kurang mengikuti anjuran)3. menganjurkan klien menggunakan baju tipis dan menyerap keringat. (klien mengikuti anjuran)

4. setelah berkolaborasi, diberikan terapi obat PCT 3x500 mg

A: Masalah belum teratasiP: Kaji kembali intervensi

08.15

08.20

10.00

12.10

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri pada perut

1. mengkaji tingkat nyeri. (skala nyeri 1-10 adalah 4 = skala sedang)

2. Menganjurkan klien untuk mengubah posisi tidur menyamping dan bagian yang terasa nyeri sebaiknya berada dibawah

3. menganjurkan klien melakukan kegiatan lain. (Klien memilih tidur untuk melupakan nyeri yang dirasakannya)

4. Setelah berkolaborasi dengan dokter

S: Klien mengatakan nyeri mulai berkurangO: Klien terlihat agak nyamanA: Masalah teratasi sebagianP: Kaji kembali intervensi

Natalia Sumihe

maka terapi obat yang diberikan Omeprazole 2x1 caps AC

20-06-201211.00

12.00

12.10

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

1. Memberikan Makanan kepada klien.(memberikan bubur)

2. mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan. (klien tidak menghabiskan seluruh makanannya hanya dihabiskan ½ porsi makanan dari rumah sakit)

3. Setelah berkolaborasi dengan dokter maka memberikan terapi obat: PCT 3x500mgOmeprazole 2x1 Cap ACMengganti cairan IVFD RL 20gtt/m

S:Klien mengatakan mual berkurangO: klien tidak terlihat mualA: Masalah teratasi sebagianP: Kaji kembali intervensi

Natalia Sumie

08.00

08.30

2. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi proses infeksi virus dengue

1.Mengkaji TTV: TD: 110/90 mmhgR : 20x/menitN : 72x/menitS : 36.60C

2. Menganjurkan klien meminum air banyak.(klien mulai mengikuti anjuran dengan meminum air meski hanya

S: Klien mengatakan panas berkurangO: Suhu badan klien teraba tidak terlalu panasA: Masalah teratasi sebagianP: Kaji kembali intervensi

Natalia Sumihe

12.10sedikit)3. Setelah berkolaborasi dengan dokter maka memberikan terapi obat: PCT 3x500mgOmeprazole 2x1 Cap AC

09.00

12.10

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri pada perut

1. mengkaji tingkat nyeri. (skala nyeri 1-10 adalah 4 = skala sedang)

2. Setelah berkolaborasi dengan dokter maka terapi obat yang diberikan PCT 3x500mgOmeprazole 2x1 Cap AC

S: Klien mengatakan nyeri hilangO: Klien terlihat nyaman dan tidak menahan nyeriA: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan

Natalia Sumihe

21-06-201211.00

12.30

20.00

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

1. Memberikan Makanan kepada klien.(memberikan bubur)

2. mencatat jumlah porsi makanan yang dihabiskan. (klien menghabiskan 1 porsi piring makanan yang diberikan rumah sakit)

3. Setelah berkolaborasi dengan dokter maka melepaskan

S:Klien mengatakan tidak mual dan nafsu makan kembali normalO: klien tidak terlihat mual dan tampak menghabiskan makananyaA: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan

Natalia Sumie

cairanIVFD RL 20gtt/m

14.00 2. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi proses infeksi virus dengue

1.Mengkaji TTV: TD: 110/80 mmhgR : 20x/menitN : 68x/menitS : 36.30C

2. Menganjurkan klien untuk tetap meminum air banyak.(klien sepenuhnya mengikuti anjuran yang disampaikan)3. Menghentikan atau melepaskan cairan IVFD RL 20gtt/m dan terapi obat

S: Klien mengatakan badan tidak panasO: Suhu badan klien kembali normalA: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan

Natalia Sumihe

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. B DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

DI RUANGAN CENDANA RSU R. W MONGINSIDI TELING

Disusun Oleh :

Natalia Sumihe (10061107)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO2012