askep hipertiroidisme, p budi akper pemda muna

58
\BAB I PENDAHULUAN I.latar belakang Hipertiroidisme (penyakit Graves, PG) atau juga disebut tirotok-sikosis adalah suatu keadaan akibat peningkatan kadar hormon tiroid bebas dalam darah. PG pertama kali dilaporkan oleh Parry pada tahun 1825, kemudian Graves pada tahun 1835 dan disusul oleh Basedow pada tahun 1840. 1. Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroidi amat bervariasi dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 : 1 dan di RSHS Bandung 10 :1.1 Sedangkan distribusi menumt umur di RSUP Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 - 30 tahuii (41,73%), tetapi menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30--40 tahun.3 Jumlah penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta, 12 juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroidi yang didapat dari beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% , 48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. 1. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita PG, biasanya sering pada usia di bawah 40 tahun. 2 . Dikenal beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertiroidi dengan penyebab tersering toxic diffuse goiter dan toxic nodular goiter, baik jenis multinoduler maupun soliter.1 4 5 Beberapa penyebab hipertiroidi yang lain dapat ditemukan pada tiroiditis subakuta, chronic autoimmune thyroiditis, karsinoma tiroid, struma ovarii, exogenous hyperthyroidism, hipertiroidi karena pemakaian jodium.6' Da berbagai penyebab hipertiroidi, penyakit Graves (PG) atau penyakit Basedow

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 10-Jul-2015

999 views

Category:

Engineering


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

\BAB I

PENDAHULUAN

I.latar belakang

Hipertiroidisme (penyakit Graves, PG) atau juga disebut tirotok-sikosis

adalah suatu keadaan akibat peningkatan kadar hormon tiroid bebas dalam

darah. PG pertama kali dilaporkan oleh Parry pada tahun 1825, kemudian

Graves pada tahun 1835 dan disusul oleh Basedow pada tahun 1840.

1. Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroidi amat bervariasi

dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP

Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 :

1 dan di RSHS Bandung 10 :1.1 Sedangkan distribusi menumt umur di RSUP

Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 - 30 tahuii (41,73%), tetapi

menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30--40 tahun.3 Jumlah

penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta, 12

juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroidi yang didapat

dari beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% , 48,93% dari seluruh

penderita dengan penyakit kelenjar gondok.

1. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita PG, biasanya sering pada usia di

bawah

40 tahun. 2 . Dikenal beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertiroidi

dengan penyebab tersering toxic diffuse goiter dan toxic nodular goiter, baik jenis

multinoduler maupun soliter.1 4 5 Beberapa penyebab hipertiroidi yang lain

dapat ditemukan pada

tiroiditis subakuta, chronic autoimmune thyroiditis, karsinoma tiroid, struma

ovarii, exogenous hyperthyroidism, hipertiroidi karena pemakaian jodium.6' Da

berbagai penyebab hipertiroidi, penyakit Graves (PG) atau penyakit Basedow

Page 2: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

atau penyakit Parry merupakan penyebab paling sering ditemukan.28 9 PG

adalah suatu penyakit multisistemik yang karakteristik dengan adanya struma

difusa, tirotoksikosis, oftalmopati infiltratif dan kadang-kadang disgrtai dengan

dermopati infiltratif.2 PG dikatakan merupakan penyakit otoimun kelenjar tiroid,

hal ini disokong dengan adanya laporan-laporan tentang terdapatnya

antibodi spesifik pada penderita PG.2 10 11 Pengobatan penderita hipertiroidi

sangat komplek, dan masih banyak perbedaan pendapat dari para ahli tentang

cara terbaik dalam pengobatan.5 10 Faktor sex, umur, berat ringannya pe-

nyakit, penyakit lain yang menyertainya, penerimaan penderita serta

pengalaman dari pengelola hams dipertimbangkan.10 Pada kesempatan ini akan

dibahas cara penanganan penderita hipertiroidi dengan mengingat faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi pemilihan cara pengelolaan dan juga dapat

mempengaruhi hasil pengobatan.

2. maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah kami adalah :

1. memperkenalkan pada mahasiswa mengenai masalah yang menyangkut

penyakit hipertiroidisme dan Graves

2. menjelaskan cara penanganan penyakit hipertiroidisme dan Graves

3. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah kami adalah :

1. apa yang dimaksud dengan hipertiroidisme dan Graves

2. bagaimana antonomi dan fisiologi,patofosiologi pada Hipertiroidisme dan

penyakit Graves

3. apa yang menyebabkan terjadinya hipertiroidisme dan Graves

4. bagaimana penatalaksanaan pada pasien hipertiroidisme dan Graves

Page 3: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

BAB II

TINJAUAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar Medik

1. Defenisi

Hipertiroidisme adalah kadar HT dalam darah yang berlebihan

Hipertiroidisme adalah pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan

diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglogulin

dalam darah ( Brunner dan suddarth)

Hipertiroidisme adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan ( Sylvia A. price dan lorraine M.wilson)

2. Anatomi dan Fisiologi Tyroid

Kelenjar Gondok atau Thyroid Gland (Tiroid) adalah kelenjar yang

kecil berbentuk kupu, letaknya di bagian bawah leher, terdiri dari dua

sayap yaitu lobus kanan dan kiri, serta penghubung di tengah yang

disebut isthmus.

Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (kebanyakan berasal

dari makanan seperti seafood, roti, dan garam), yang digunakan untuk

membentuk hormon.

Hormon dari tiroid adalah triiodothyronine atau T3, dan

tetraiodothyronine (Thyroxin) atau T4. Kedua hormon ini diperlukan untuk

energi, pembakaran, atau metabolisme sel tubuh. Jumlah T4 adalah

99.9% dan T3 0.1%, namun yang mempunyai efek pada tubuh terutama

adalah T3, begitu dilepaskan dari kelenjar ke dalam darah, sebagian

besar T4 akan diubah menjadi T3, yang akan dipakai untuk metabolisme

sel.

Page 4: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Gambar 1. Anatomi Tiroid

3. Penyebab Hipertiroidisme

a. Hormon Spesifik

1) Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau

hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai

penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan

keduanya.

2) Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan

TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.

Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi

disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

b. Penyakit Hipertiroidisme

1) Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu

penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi

yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG

ini, yang disebut immunoglobulin perangsang tiroid (thyroid-

stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembentukan HT, tetapi

tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi.

Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap

peningkatan kadar HT. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui,

namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit

Page 5: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara

20an sampai 30an.

2) Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat

peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan

akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau

kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau

kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh

pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme

tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila

kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid

biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang

ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang

membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap

memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang

bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini

disebut gondok nodular toksik.

3) Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau

penyakit hipotalamus, walaupun jarang.

4. Gambaran Klinis

• Peningkatan frekuensi denyut jantung

• Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan

kepekaan terhadap katekolamin

• Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan

panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan

• Penurunan berat, peningkatan rasa lapar

• "Mata Melotot"

• Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan

frekuensi buang air besar

Page 6: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

• Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

• Gangguan reproduks

5. Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH

akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat

susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.

• Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

• Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan

hiperglikemia

• Katekolamin serum menurun

• Kortisol plasma : menurun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal )

• Pemeriksaan fungsi hapar : Abnormal

• Kreatinin urine meningkat

• Ikatan protein iodium meningkat

• Tiroglobulin meningkat

• Pada pemeriksaan EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,

kardiomegali

6. Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis

tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada

pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,

atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah

pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan

takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak

diobati, kematian

7. Penatalaksanaan Pengobatan

Page 7: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Penatalaksanaan hipertiroidisme termasuk satu atau bebrapa tindakan

berikut :

1. pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti

propiltourasil atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1

tahun, obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin

2. penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obat

antitiroid, karena manifestasi klinis ipertiroidisme adalah akibat dari

pengaktipan simpatis yang dirangsang oleh hormone toroid, maka

manifestasi klinis tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat

beta menurunkan takikardi, kegelisahan dan keringat berlebihan.

Propanolol juga menghamba perubahan tiroksin perifer menjadi

tryodotironin.

3. pembedahan tirodektomi subtotal sesudah terapi propilltiourasil prabedah.

4. pengobatan dengan yodium radioaktif

pengobatan dengan RAI dilakukan pada kebanyakan pasien dewasa

dengan penyakit graves tapi biasanya merupakan kontraindikasi untuk

anak-naka dan ibu hamil,pasien-pasien yang mendapat terapi RAI, 40-70

% dapat mengalami hipotiroidisme dalam 10 tahun mendatang

penobatan oftalmopati pada penyakit graves mencakup usaha untuk memperbaiki

hipertiroidisme dan mencegah terjadinya hipertiroidisme yang dapat timbul setelah terapi

radiasi ablative atau pembedahan.

8. Dasar pengobatan

Beberapa faktor hams dipertimbangkan, ialah :

1.Faktor penyebab hipertiroidi

2.Umur penderita

3.Berat ringannya penyakit

4.Ada tidaknya penyakit lain yang menyertai

5.Tanggapan penderita terhadap pengobatannya

Page 8: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

6.Sarana diagnostik dan pengobatan serta pengalaman dokter

dan klinik yang bersangkutan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROIDISME

Pengkajian

a. aktivitas/istrahat

gejala :insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi

tanda :atrofi otot.

b. Sirkulasi

Gejala :palpitasi, nyeri dada (angina)

Tanda :disritmia (vibrilasi atrium) irama gallop, murmur, peningkatan

tekanan darah dan nada yang berat, takikardi saat istrahat.sirkulasi kolaps,

syok ( krisis tirotokosis)

c. Eliminasi

Gejala :urine dalam jumlah banyak , perubahan dalam jumlah feses

d. Integritas ego

Gejala :mengalami stres yang amat berat baik emosional maupun fisik

Tanda :emosi labil, (euforia sedang sampai delirium ), depresi

Page 9: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

e. makanan / cairan

gejala :kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,

kehausan, mual, muntah,

tanda :pembesaran tiroid, goiter, eedema non piting, terutama daerah

pretibial

f.neurosensori ,

gejala :bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan rilaku,

seperti bingug , disorientasi, gelisah, peka rangsangan.delirium, stupor, koma

f. Nyeri/kenyamanan

Gejala :nyeri orbital, fotofobia

G. pernapasan

Tanda :frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (

pada krisis tirotoksikosis)

g. keamanan

gejala :tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi

terhadap iodium (munh=gkin dipakai saat pemeriksaan)

tanda :suhu menigkat di atas 37 c, diaforesis, kulit halus,hangat dan

kemerahan, rambut tipis mengkilap, dan lurus,eksofalmus,retraksi, iritasi

pada konjuktifa, dan berair, pruritus, lesi eritema, yang menjadi sangat parah

h.seksualitas

tanda : penurunan libido, hipomenorea, amenorea, dan impoten

Page 10: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami

hipertiroidisme adalah sebagai berikut :

• Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban

kerja jantung

• Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi

• Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

• Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan

perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan

kelopak mata/eksoftalmus.

• Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.

• Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

• Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan

fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,

perubahan pola tidur

Intervensi

a. NDX : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja

jantung

Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital

Page 11: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5)

Tidak ada disritmia

Intervensi

Intervensi Rasional

1. Pantau tekanan darah pada posisi

baring, duduk dan berdiri jika

memungkinkan. Perhatikan besarnya

tekanan nadi

2. Periksa kemungkinan adanya nyeri

dada atau angina yang dikeluhkan

pasien.

3. Auskultasi suara nafas. Perhatikan

adanya suara yang tidak normal

(seperti krekels)

4. Observasi tanda dan gejala haus

yang hebat, mukosa membran kering,

nadi lemah, penurunan produksi urine

dan

hipotensi

5. Catat masukan dan haluaran

1. Hipotensi umum atau ortostatik

dapat terjadi sebagai akibat dari

vasodilatasi perifer yang berlebihan

dan penurunan volume sirkulasi

2. Merupakan tanda adanya

peningkatan kebutuhan oksigen oleh

otot jantung atau iskemia

3. S1 dan murmur yang menonjol

berhubungan dengan curah jantung

meningkat pada keadaan

hipermetabolik

4. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi

yang akan menurunkan volume

sirkulasi dan menurunkan curah

jantung

5. Kehilangan cairan yang terlalu

banyak dapat menimbulkan dehidrasi

berat

Page 12: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

b. NDX : Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan

kebutuhan energi

Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat

energi

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau tanda vital dan catat nadi

baik istirahat maupun saat aktivitas.

2. Ciptakan lingkungan yang tenang

3. Sarankan pasien untuk

mengurangi aktivitas

4. Berikan tindakan yang membuat

pasien merasa nyaman seperti

massage

1. Nadi secara luas meningkat dan

bahkan istirahat , takikardia mungkin

ditemukan

2. Menurunkan stimulasi yang

kemungkinan besar dapat

menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan

imsomnia

3. Membantu melawan pengaruh dari

peningkatan metabolisme

4. Meningkatkan relaksasi

c. NDX : Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu

makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :

• 1) Nafsu makan baik.

• 2) Berat badan normal

• 3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Page 13: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

1. Catat adanya anoreksia, mual dan

muntah

2. Pantau masukan makanan setiap

hari, timbang berat badan setiap hari

3. kolaborasi untuk pemberian diet

tinggi kalori, protein, karbohidrat dan

vitamin

1. Peningkatan aktivitas adrenergic

dapat menyebabkan gangguan

sekresi insulin/terjadi resisten yang

mengakibatkan hiperglikemia

2. Penurunan berat badan terus

menerus dalam keadaan masukan

kalori yang cukup merupakan indikasi

kegagalan terhadap terapi antitiroid

3. Mungkin memerlukan bantuan

untuk menjamin pemasukan zat-zat

makanan yang adekuat dan

mengidentifikasi makanan pengganti

yang sesuai

d. NDX : Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan

dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan

kelopak mata/eksoftalmus

Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,

terbebas dari ulkus

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi adanya edema

periorbital

1. Stimulasi umum dari stimulasi

adrenergik yang berlebihan

Page 14: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

2. Evaluasi ketajaman mata

3. Anjurkan pasien menggunakan

kaca mata gelap

4. Bagian kepala tempat tidur

ditinggikan

2. Oftalmopati infiltratif adalah akibat

dari peningkatan jaringan retro-orbita

3. Melindungi kerusakan kornea

4. Menurunkan edema jaringan bila

ada komplikasi

e. NDX :. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik

Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

dengan kriteria : Pasien tampak rileks

Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi tingkah laku yang

menunjukkan tingkat ansietas

2. Bicara singkat dengan kata yang

sederhana

3. Jelaskan prosedur tindakan

4. Kurangi stimulasi dari luar

1. Ansietas ringan dapat ditunjukkan

dengan peka rangsang dan imsomnis

2. Rentang perhatian mungkin

menjadi pendek , konsentrasi

berkurang, yang membatasi

kemampuan untuk mengasimilasi

informasi

3. Memberikan informasi yang akurat

yang dapat menurunkan kesalahan

interpretasi

4. Menciptakan lingkungan yang

terapeutik

Page 15: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

f. NDX : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

Tujuan : : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan

kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya

Intervensi :

Page 16: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

g. NDX : Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan

fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan

pola tidur

Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan

dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji proses pikir pasien seperti

memori, rentang perhatian,

orientasi terhadap tempat, waktu

dan orang

2. Catat adanya perubahan

tingkah laku

3. kaji tingkat ansietas

4. Ciptakan lingkungan yang

tenang, turunkan stimulasi

lingkungan

5. Orientasikan pasien pada

tempat dan waktu

6. Anjurkan keluarga atau orang

terdekat lainnya untuk

mengunjungi klien.

7. Kolaborasi pemberian obat

sesuai indikasi seperti

sedatif/tranquilizer, atau obat anti

psikotik.

1. Menentukan adanya kelainan pada

proses sensori

2. Kemungkinan terlalu waspada, tidak

dapat beristirahat, sensitifitas

meningkat atau menangis atau

mungkin berkembang menjadi psikotik

yang sesungguhnya

3. Ansietas dapat merubah proses pikir

4. Penurunan stimulasi eksternal dapat

menurunkan hiperaktifitas/refleks,

peka rangsang saraf, halusinaso

pendengara.

5. Membantu untuk mengembangkan

dan mempertahankan kesadaran pada

realita/lingkungan

6. membantu dalam mempertahankan

sosialisasi dan orientasi pasien.

7. Meningkatkan relaksasi,

menurunkan hipersensitifitas

saraf/agitasi untuk meningkatkan

Page 17: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

proses pikir.

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan adalah

1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan

kebutuhan tubuh

2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat

energi

3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,

terbebas dari ulkus

5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya

7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan

dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyeba

BAB III

ASKEP PADA KASUS MORBUS BASEDOW

a. Pengertian

Page 18: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves

merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya

peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan

yodium radioaktif oleh kelenja

Penyakit Graves (goiter difusa toksika) merupakan penyebab tersering

hipertiroidisme adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh

produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.

Penderita penyakit Graves memiliki gejala-gejala khas dari hipertiroidisme dan

gejala tambahan khusus yaitu pembesaran kelenjar tiroid/struma difus,

oftamopati (eksoftalmus/ mata menonjol) dan kadang-kadang dengan dermopati.

Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit otoimun, dimana penyebabnya

sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini mempunyai

predisposisi genetik yang kuat, dimana 15% penderita mempunyai hubungan

keluarga yang erat dengan penderita penyakit yang sama. Sekitar 50% dari

keluarga penderita penyakit Graves, ditemukan autoantibodi tiroid didalam

darahnya. Penyakit ini ditemukan 5 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan

pria, dan dapat terjadi pada semua umur. Angka kejadian tertinggi terjadi pada

usia antara 20 tahun sampai 40 tahun.(2,6)

c. Patofisiologi

Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua

sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia

dan lipatan – lipatan sel – sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel – sel ini

Page 19: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap

sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.

Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan

TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang

mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan –

bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor

membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan –

bahan tersebut merangsang aktivasi terus – menerus dari sistem cAMP dalam

sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.

d. Gambaran Klinik

1) Berat badan menurun

2) Eksoftalmus.

3) Palpitasi, takikardia.

4) Nafsu makan meningkat.

5) Tremor (jari tangan dan kaki)

6) Telapak tangan panas dan lembab

7) Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses

seler

8) Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.

9) Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran)

10) Dispnea

Page 20: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

11) Berkeringat

12) Diare

13) Kelelahan otot

14) Oligomenore/amenore

e. Penanggulangan

Terapi penyakit graves dtujukan kepada pengendalian stadium

tirotoksikosis dengan pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau

karbimasol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan antitiroid jangka

panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau tiroidektomi subtotal bilateral.

Indikasi tindakan bedah adalah: d

1) perlu mencapai hasil definitif cepat.

2) Keberatan terhadap antitiroid.

3) Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan

4) Struma multinoduler dengan hipertiroidi

5) Nodul toksik soliter

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU

No. RM : 015

Page 21: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Tangga l : 14-sep.

Tampat : ruangan Asoka

I. DATA UMUM

I. Identitas Klien

Nama : Ny. MP

TTL : Kendari 16, Mei 1967

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jln. HUsni Thamrin, No 015

Tanggal Masuk RS : 14 september, 2008

Golongan Darah : B

Umur : 41 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Bugis

Lama bekerja : -

Telp : (0401) 328553

Ruangan : VIP Asoka

Sumber info : Istri

2, Penanggung jawab / pengantar

Nama : Tn. MA

Pendidikan terakhir : S1. fakultas Hukum

Hub. Dengan klien : Suami

Alamat : jln. Husni thamrin No, 015

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Pengacara

Page 22: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan Utama : jantung berdebar-debar

2. Alasan masuk RS :1 bulan yang lalu ibu Melani masuk RS dengan

keluhan sakit pada bagian gastrointestinal

kemudian keluar RS setelah merasa agak

mendingan, beberapa minggu kemudian

masuk RS lagi dengan keluhan jantung

berdebar-debar setelah di periksa oleh dokter

maka ibu melani dinyatakan menderita

penyakit Hipertiroidisme ( Graves)

3. Riwayat penyakit

Provocative/palliative :

Quality :

Region :

Severity :

Timing :

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang pernah dialami

Saat kecil / kanak – kanak

Penyebab

Riwayat perawatan

Riwayat Operasi

Riwayat pengobatan

2. Riwayat Alergi: klien tidak pernah mengalami alergi terhadap makanan

3. Riwayat Imunisasi : Lengkap

4. Lain – lain

Page 23: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

I V.GENOGRAM

Keterangan : = laki-laki

= perempuan

= Perempuan

= klien

I. - Ayah klien telah meninggal dunia karena penyakit Graves

- Ibu klien telah meninggal dunia karena factor usia

II. - Klien anak ketiga dari 3 bersaudara

- Istri klien anak ketiga dari tiga bersaudara

III. - Anak pertama klien bekerja sebagai arsitektur dan ketiga anak klien

sementara kuliah di Universitas Haluoleo

Page 24: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

V. RIWAYAT PSIKO – SOSIO – SPIRITUAL

1. Pola koping : koping individu klien tidak efektif

2. Harapan klien terhadap penyakitnya : Klien berharap tekanan agar

kelenjar tiroidnya dapat kembali normal sehingga dapat sembuh kembali

seperti semula .

3. Factor stressor : klien stres berat memikirkan

penyakit

yang di deritanya.

4. Konsep diri : klien merasa sangat terganggu

karena penyakit yang

dideritanya.

5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien tidak mengetahui

tentang penyakitnya

6. Adaptasi : Klien kurang beradaptasi di RS.

7. Hubungan dengan anggota keluarga : cukup baik

8. hbungan dengan masyarakat ; klien kurang berinteraksi dengan

masyarakat .

9.Perhatian terhadap orang lain dan :Cukup baik

Lawan bicara

10.Aktifitas social : -

11.Bahasa yang sering digunakan :Bhs.Indonesia

12.Keadaan lingkungan :Bersih

13.Kegiatan keagamaan/pola ibadah:Klien tidak pernah mengikuti

kegiatan keagamaan tetapi klien melaksanakan shalat 5 waktu

14.Keyakinan tentang kesehatan :Klien menyerahkan kesembuhan

penyakitnya kepada Allah SWT

Page 25: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

IV. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Makan

Sebelum MRS : Klien makan 3x sehari,nafsu makan klien

meningkat

Setelah MRS : Nafsu makan klien makan klien 4x sehari, nafsu

klien tetap sama

2. Minum

Sebelum MRS : Klien minum 6-7 gelas sehari

Setelah MRS : klien minum 7-8 gelas sehari pada keadaan ini

klien tidak mengalami gangguan pola makan

3. Tidur

Sebelum MRS : Klien tidak pernah tidur siang, tidur 4-5 jam sehari

Setelah MRS:Klien tidur 4-5jam sehari pada keadaan ini klien tidak

Mengalami gangguan pola tidur

4. Eliminasi fekal/BAB

Sebelum MRS :BAB klien 3-4x sehari

Setelah MRS :BAB klien 4-5x sehari

5. Elminasi Urine/BAK

Sebelum MRS : Klien BAK 3-4x dalam sehari

Setelah MRS : Klien BAK 4-5x dalam sehari

6. Aktifitas dan latihan

Sebelum MRS: Setiap Hari minggu klien rekreasi bersam keluarga

Setelah MRS: Klien tidak pernah melakukan aktifitas

7. Personal Hygiene

Page 26: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Sebellum MRS : Klien mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x sehari, 1

minggu sekali klien memotong kuku

Setelah MRS:Klien tidak dapat mandi secara mandiri

VII. PEMERIKSAAN FISIK

Hari : Minggu Tanggal : 14 Jam : 8 Pagi

1. Keadaan umum

Kehilangan BB : Klien mengalami penurunan berat badan 7 kg dalam

2 bulan selama sakit

Kelemahan : Klien tampak lemah

Perubahan Mood: Kurang Mood dalam melakukan aktivitas sehari-hari

terkait penyakitnya

Tingkat kesadaran :Compos mentis

Ciri-ciri tubuh

Vital sign :

TD:150/110

P :30/menit

N:30/menit

S:39 C

2. Head TO Toe

- Kulit /integument : kulit lembab, merasa gatal-gatal pada kulit,

berkeringat banyak, gangguan pada kulit

menyebabkan kulit jadi merah

- Kepala dan rambut : rambut rontok dan tumbuh tipis dan rapuh

- kuku

:kuku tumbuh dengan cepat, sehingga sulit mengontrol kuku agar tetap

bersih

Page 27: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

-Mata/penglihatan : terjadinya perubahan pada mata, bengkak di

sekitar mata, bertambahnya pembentukan air

mata, iritasi dan peka terhadap cahaya.

-Hidung : Tidak ada kelainan, simetris kiri dan kanan,

penciumsn normal

-Telinga : gangguan pada pendengaran

-Leher : leher tidak noramal, : terjadi pembesaran pada kelenjar tiroid,

pembengkakan pada tenggorokan

-Dada : adanya pembesaran pada jantung, jantung

berdetak lebh cepat dan bisa terjadi kelinan

irama jantung

Page 28: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Penyimpangan KDMHIPERTIROIDISME

G3 organik Kelenjar Tiroid Produksi TSH meningkat

Peningkatan suhu tubuh

Metabolisme TubuhMeningkat

Produksi Hormon Tiroid meningkat

G3 Fungsi Hipotalamus atau Hipofisis

Proses GlikogenesisMeningkat

Suplai Nutrisi yangtidak adekuat

Proses Pembakaran Lemak Meningkat

Aktivitas GI Meningkat Perubahan statusKesehatan

Produksi Kalor meningkat

Nafsu makan meningkat Hospitalisasi

G3 rasa nyaman/ Panas Perubahan Pola Nutrisi Informasi in adekuat

Page 29: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MORBUS

BASEDOW

a. Pengkajian

Data dasar pada pengkajian pasien dengan morbus basedow adalah:

1) Aktivitas/istirahat

a) Gejala: insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi,

kelelahan berat.

b) Tanda: Atrofi otot.

2) Sirkulasi

a) Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina).

b) Tanda: disritmia (Fibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan

darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps,

syok (krisis tirotoksikosis).

3) Eliminasi

a) Gejala: urine dalam jumalh banyak, perubahan dalam feses (diare).

4) Integritas ego

a) Gejala: Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik.

Penurunan berat badanPerubahan Pola Kerja

Jantung dan Paru Krisis situasi

Informasi kurang

Kurangnya pengetahuan

Kelelahan

Page 30: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

b) Tanda: Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.

5) Makanan/cairan

a) Gejala: Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,

makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.

b) Tanda: Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.

6) Neurosensori

a) Tanda: Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,

seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor,

koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak –

sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).

7) Nyeri/kenyamanan

a) Gejala: nyeri orbital, fotofobia.

8) Pernafasan

a) Tanda: frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada

krisis tirotoksikosis).

9) Keamanan

a) Gejala: tidak toleransi teradap panas, keringat yang berlebihan, alergi

terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).

b) Tanda: suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan

emerahan, rambut tipis, mengkilat, lurus, eksoftalmus: retraksi, iritasi pada

konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang

menjadi sangat parah.

Page 31: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

10) Seksualitas

a) Tanda: penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten.

11) Penyuluhan/pembelajaran

a) Gejala: adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat

hipotiroidisme, terapi hormon toroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan

terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian,

riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung

atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pneumonia), trauma,

pemeriksaan rontgen foto dengan kontras.

12) Pemeriksaan diagnostik

a) Tes ambilan RAI: meningkat.

b) T4 dan T3 serum: meningkat

c) T4 dan T3 bebas serum: meningkat

d) TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)

e) Tiroglobulin: meningkat

f) Stimulasi TRH: dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat

setelah pemberian TRH

g) Ambilan tiroid131: meningkat

h) Ikatan proein iodium: meningkat

i) Gula darah: meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).Kortisol

plasma: turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).

j) Fosfat alkali dan kalsium serum: meningkat.

Page 32: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

k) Pemeriksaan fungsi hepar: abnormal

l) Elektrolit: hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek

dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya

pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.

m) Katekolamin serum: menurun.

n) Kreatinin urine: meningkat

o) EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol,

keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam

arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan

konduksi jantung.

2) Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka

rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk

mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka

rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan

untuk berkonsentrasi.

3) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan

penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif,

hiperglikemia.

4) kurangnnya pengetahuan mengenai kondisi , prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumbrer informasi

Page 33: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

c. Perencanaan

1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak

terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; ,

perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan

frekuensi, irama dan konduksi jantung.

Tujuan asuhan keperawatan: mempertahankan curah jantung yang adekuat

sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut

nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada

disritmia.

Rencana tindakan dan rasional:

1. Mandiri

a) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika

memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.

· Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat vasodilatasi perifer

yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi. Besarnya tekanan nadi

merupakan refleksi kompensasi dari peningkatan isi sekuncup dan penurunan

tahanan sistem pembuluh darah.

b) Pantau CVP jika pasien menggunakannya.

· Memberikan ukuran volume sirkuasi yang langsung dan lebih akurat dan

mengukur fungsi jantung secara langsung.

c) Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan

pasien.

Page 34: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

· Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung

atau iskemia.

d) Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.

· Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat terhadap adanya takikardia.

e) Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya

irama gallop dan murmur sistolik.

· S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat

pada keadaan hipermetabolik, adanya S3 sebagai tanda adanya kemungkinan

gagal jantung.

f) Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jnatung dan adanya

disritmia.

· Takikardia merupakan cerminan langsung stimulasi otot jantung oleh hormon

tiroid, dsiritmia seringkali terjadi dan dapt membahayakan fungsi antung atau

curah jantung.

g) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.

· Tanda awal terjadinya kongesti paru yang berhubungan dengan timbulnya

gagal jantung.

h) Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan

linen/pakaian, kompres dengan air hangat.

· Demam terjadi sebagai akibat kadar hormon yang berlebihan dan dapat

meningkatkan diuresis/dehidrasi dan menyebabkan peningkatan vasodilatasi

perifer, penumpukan vena dan hipotensi.

i) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi

lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan hipotensi.

Page 35: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

· Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan

menurunkan curah jantung.

j) Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.

· Kehilangan cairan yang banyak (melalui muntah, dare, diuresis, diaforesis)

dapat menimbulkan dehidrasi berat, urine pekat dan berat badan menurun.

k) Timbang berat badan setiap hari, sarankan untuk tirah baring, batasi aktivitas

yang tidak perlu.

· Aktivitas akan meningkatkan kebutuhan metabolik/sirkulasi yang berpotensi

menimbulkan gagal jantung.

l) Catat adanya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan, sinus bradikardia/blok

jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung.

· Kondisi ini mempengaruhi pilihan terapi (misal penggunaan penyekat beta-

adrenergik merupakan kontraindikasi).

m) Observasi efek samping dari antagois adrenergik, misalnya penurunan nadi

dan tekanan darah yang drastis, tanda – tanda adanya kongesti vaskular/CHF,

atau henti jantung.

· Satu indikasi untuk menurunkan atau menghentikan terapi.

2. Kolaborasi

a) Berikan cairan iv sesuai indikasi.

· Pemberian cairan melalui iv dengan cepat perlu untuk memperbaiki volume

sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadap tanda gagal

jantung/kebutuhan terhadap pemberian zat inotropik.

b) Berikan O2 sesuai indikasi

Page 36: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

· Mungkin juga diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan

metabolisme/kebutuhan terhadap oksigen tersebut.

2) Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi;

peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk

mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka

rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan

untuk berkonsentrasi.

Tujuan asuhan keperawatan: Megungkapkan secara verbal tentang

peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk

berpartisipasi dalam melakukan aktifitas.

Rencana tindakan/rasional:

Mandiri:

a) Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan

aktifitas.

· Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia (di atas

160x/mnt) mungkin akan ditemukan.

b) Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.

· Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan

hipermetabolik, yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan

aktivitas.

c) Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan

stimulasi sesori, warna – warna yang sejuk dan musik santai (tenang).

Page 37: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

· Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi ,

hiperaktif dan insomnia.

d) Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di

tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.

· Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme.

e) Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase,

bedak yang sejuk.

· Dapat menurunkan energi dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan

relaksasi.

f) Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti

membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.

· Memungkinkan unttk menggunakan energi dengan cara konstruktif dan

mungkin juga akan menurunkan ansietas.

g) Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam

pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap perasaan tersebut.

· Peningkatan kepekaan dari susunan saraf pusat dapat menyebabkan pasien

mudah untuk terangsang, agitasi dan emosi yang berlebihan.

h) Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil

ini.

· Mengerti bahwa tingkah laku tersebut secara fisik meningkatkan koping

terhadap situasi sat itu dorongan dan saran orang terdekat untuk berespons

secara positif dan berikan dukungan pada pasien.

Kolaborasi:

Page 38: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

i) Berikan obat sesuai indikasi (sedatif, mis: fenobarbital/luminal,

transquilizer/klordiazepoksida/librium.

· Untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif dan insomnia.

3) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan

penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang

relatif, hiperglikemia.

Tujuan asuhan keperawatan: Menunjukkan berat badan yang stabil disertai

dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda – tanda

malnutrisi.

Rencana tindakan/rasional:

Mandiri:

a) Auskultasi bising usus.

· Bising usus hiperaktif menerminkan peningkatan motilitas lambung yang

menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.

b) Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen,

munculnya mual dan muntah.

· Peningkatan aktivitas adrenergik dapat menyebabkan gangguan sekresi

insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia, polidipsia, poliuria,

perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan (tanda asidosis metabolik).

c) Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari

serta laporkan adanya penurunan berat badan.

· Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang

cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.

Page 39: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

d) Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga

makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah

dicerna.

· Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori

tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya

hipermetabolik.

e) Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (mis.

Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare

(mis. Apel, jambu dll).

· Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan

absorpsi nutrisi yang diperlukan.

Kolaborasi:

a) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein,

karbohidrat dan vitamin.

· Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat – zat makanan

yang adekuat dan mengidentifikasikan makanan pengganti yang paling sesuai.

b) Berikan obat sesuai indikasi:

(1) Glukosa, vitamin B kompleks.

· Diberikan untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan mencegah atau

mnegobati hipoglikemia.

(2) Insulin (dengan dosis kecil)

· Dilakukan dalam mengendalikan glukosa darah jika kemungkinan ada

peningkatan.

Page 40: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

4)Kurang pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan

pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi

Tujuan asuhan keperawatan: klien akan melaporkan pemahaman tentang

penyakit dengan kriteri mengungkapkan pemahaman pemahaman tentang

penyakitnya

Rencana tindakan/rasional:

Mandiri:

a) tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan

- memberikan pengetahuan dasar di mana pasien dapat menentukan pilihan

berdasarkan nformasi

b) berikan informasi yang tepat

- berat ringannya keadaan , penyebab, usia, dan komplikasi yang muncul akan

menentukan indakan pengobatan

c) iddent ifikasi sumber stress

- tekankan pentingnay perencanaan waktu istrahat

Factor psikogenik sering kali sangat penting dalam memunculkan / eksaserbasi

dari penyakit ini

d) berikan informasi tanda dan gejala dari hipertiroid

- mencegah munculnya kelelahan

e) ber9ikan informasi dan tanda dan gejala dari hipertiroid

- pasien yang dapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalakmi

hipoiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan

Page 41: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Evaluasi

Hasil yang diharapkan adalah

1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai

dengan kebutuhan tubuh

2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan

tingkat energi

3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil

4. klien dapat menjelaskan tentang penyakit yang di deritanya

Page 42: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

ANALISA DATA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

2.

3.

Ds : klien mengatakan jamtung berdebar-debar

Do: klien tampak memegang dadanya

Ds : klien mengeluh sering kelelahan

Do : klien tampak lemah

Ds : klien mengatakan merasa mual dan nafsu makan tidak ada

Do : klien tidak menghabiskan

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Produksi kalor m↑ ↓Peningkatan suhu tubuh ↓G3 rasa nyaman panas ↓Perubahan pola kerja jantung dan paru

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Proses glikogenesis m↑ ↓Proses pembakaran lemak m↑ ↓Suplay nutrisi yang tidak adekuat ↓penurunan berat badan ↓ Kelelahan

Produksi harmon tiroid m↑ ↓Metabollisme m↑ ↓Aktifitas GI m↑ ↓Nafsu makan m↑

Penurunan curah jantung

Intoleren aktivitas

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 43: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

4.

makanan yang diberikan

Ds :klien sering bertanya tentang program pengobatan dan terapi yang akan di lakukan

Do : klien tampak bingung dan selalu bertanya tentang penyakitnya

↓Perubahan pola nutrisi

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Perubahan status kesehatan ↓ Hospitalisasi ↓ Informasi in adekuat ↓ Krisis situasi ↓ Informasi (-) ↓Kurangnya pengetahuan

Kurangnya pengetahuan

Page 44: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKA KEPERAWATAN

Inisial Klien : MP Ruangan : Asoka No. RMNO DIAGNOSA

KEPERAWATANIMPLEMENTASI

TINDAKAN KEPERAWATAN

EVALUASI

1

2.

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol

Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi

1.pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan perhatikan besarnya tekanan nadi2.pantau CVP jika pasien menggunakannya3.periksa / teliti kemungkinan danya nyeri dada atau angina yang di keluhkan pasien 4.kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur 5.auskultasi suara jantung tambahan,6.pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk

1.pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istrahat maupun saat melakukan aktivitas

2.berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori 3.sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istrahat di t4 tidur sebanyak-banyaknya

S. klien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar lagi O.klien tampak tenangA.masalah klien teratasiP.intervensi pertahankan

S.klien mengatakan tidak mengalami kelelehen saat melakukan aktifitas O.klien tampak kkuat tidak tampak lemah A.masalah klien teratasi P.intervensi pertahankan

Page 45: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme

4.berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti : sentuhan/ masase,5.memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang seperti membaca6.hindari membicarakan topic yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespon terhadap persaan tersebut

1.auskultasi bising usus 2.catat dan laporkan adanya anoreksia,kelelahan umum, nyeri abdomen,munculnya mual dan muntah3.pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan 4. dorong pasien untuk

S. klien mengatakan merasa lebih bersemagat O klien tampak segarA masalah klien teratasiP intervensi pertahankan

Page 46: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

4. . Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan denga tindakan mengenal sumber informasi

makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil de ngan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah di cerna

5.hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus

1.tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan2.berikan informasi yang adekuat 3.identifikasi sumber stress 4.tekankan pentingnya perencanaan waktu istrahat5.berikan tanda dan informasi gejala dari hipertiroid

S. klien dapat mengetahui tentang penyakitnya O. klien tampak optimisA. masalah teratasiP. intervensi di pertahankan

Page 47: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

BAB IV

PEMBAHASAN

Hipertiroidisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis, hipertiroidisme dapat

didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan

akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Terdapat dua tipe

hipertiroidisme spontan yang paling sering dijum pai yaitu :

(1) penyakit Graves,

(2) goiter nodular toksik

Paling umum tipe hyperthyroidism diproduksi dari overactivity kelenjar gondok.

Ini mengandung racun yang disebut goiter : yang mengandung racun tanda-

tanda nya bisa dilihat dari kondisi demam pasien, jika ” mengandung racun ”

terinfeksi, dan disebabkan oleh goiter, maka akan dapat memperluas kelenjar.

Goiter juga dikenal dengan Graves’ disease.

Perkembangnya goiter ini sama seperti Graves’ disease, yang akan

menghasilkan terlalu banyak hormon gondok. Kelenjar pada umumnya lebih

besar dan akan tumbuh cukup besar, tumbuh menonjol keluar di depan leher.

Pembentukan pembesarannya terjadi pada leher, atau tidak pembentukan sama

sekali. Jika goiter kecil dapat dirasakan dengan adanya gumpalan di leher. Ini

adalah bentuk hyperthyroidism kelenjar gondok, dan itu dirasakan di leher saat

menelan.

Page 48: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan

penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan

produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif

oleh kelenjar tiroid. Penyakit Graves merupakan bentuk tiroktoksikosis

(hipertiroid) yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dapat terjadi

pada semua umur, sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Tanda dan

gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma

(hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/

hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta disertai dermopati,

meskipun jarang

Patogenesis penyakit Graves sampai sejauh ini belum diketahui secara pasti.

Namun demikian, diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam

mekanisme yang belum diketahui secara pasti meningkatnya risiko menderita

penyakit Graves. Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves

dikelompokkan ke dalam penyakit autoimun, antara lain dengan ditemukannya

antibodi terhadap reseptor TSH (Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor

Antibody /TSHR-Ab) dengan kadar bervariasi

Penyakit graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 – 40 tahun dan lebih

sering di temukan pada perempuan dari pada laki – laki, terdapat predisposisi

familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan dengan bentuk-bentuk

endokrinopati autoimun lainnya. Pada penyakit graves terdapat dua kelompok

gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstra tiroidal, dan keduanya mungkin tidak

tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hyperplasia kelenjar tiroid, dan

hipertiroidisme akibat hormon tiroid yang berlebihan.

Pada penyakit graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan

ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter

akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid

yang berlebihan. Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi

Page 49: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan. Pasien mengeluh

lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit

lembab, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat, palpitasi,

takikardi, diare dan kelemahan srta atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal berupa

oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah.

Oftalmopati yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai dengan

mata melotot, fissura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag

(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan

konvergensi. Gambaran klinik klasik dari penyakit graves antara lain adalah tri

tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus.

Perubahan pada mata (oftalmopati Graves) , menurut the American Thyroid

Association diklasifikasikan sebagai berikut (dikenal dengan singkatan

NOSPECS) :

Berkembangnya hyperthyroidism, dapat mengakibatkan kehilangan berat

badan biarpun selera makan tinggi. Badan terasa gelisah dan gugup dan

temperan tinggi. Berkeringat lebih banyak dan tidak tahan kepanasan. Kulit

secara terus-menerus tipis menjadi dan lembut, dan bisa juga mengakibatkan

kebotakan pada rambut. Kuku tumbuh dengan cepat, sehingga sulit mengontrol

kuku agar tetap bersih. Juga dapat mengakibatkan gatal-gatal pada kulit.

Pemeriksaan hyperthyroidism terhadap wanita lebih diutamakan. Pertama,

terhadap gondok yodium yang radioaktif, ini digunakan untuk diagnosa

hyperthyroidism, baik sebagai radioiodine dengan perlakuan hyperthyroidism,

dan harus ke dokter untuk ditest. Setelah ditest dokter akan memeriksa penyakit

tersebut dan menguji pengobatan terhadap antithyroid atau yodium radioaktif.

Atau kontrol hyperthyroid sebelum kehamilan. Atau kemungkinan dilanjutkan

dengan pengobatan antithyroid terhadap kehamilan. Intik iodium adalah 100-150

g / hari dan sudah memenuhi kecukupan gizi. Kandungan iodium urine sama

Page 50: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

dengan level intik dan dapat digunakan untuk memperkirakan konsumsi iodium.

Defisiensi iodium terjadi dengan intik < 50g / hari. Orang yang mengkonsumsi

<50g / hari beresiko untuk berkembang menjadi goiter. Goiter hampir selalu

disebabkan intik <10g / hari. Goiter adalah pembesaran atau hypertrophy dari

kelenjar thyroid.

Grade goiter ada 3 yaitu :

1. Pembesaran, kecil dapat dideteksi dengan palpasi

2. Leher yang tebal

3. Pembengkakan yang besar yang terlihat dari jarak jauh

Page 51: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Hipertiroidisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis, hipertiroidisme dapat

didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh

metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan

akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Terdapat dua tipe

hipertiroidisme spontan yang paling sering dijum pai yaitu : (1) penyakit Graves,

(2) goiter nodular toksik

Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves

merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya

peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan

yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.

Penyakit graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 – 40 tahun dan lebih

sering di temukan pada perempuan dari pada laki – laki, terdapat predisposisi

familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan dengan bentuk-bentuk

endokrinopati autoimun lainnya. Pada penyakit graves terdapat dua kelompok

gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstra tiroidal, dan keduanya mungkin tidak

tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hyperplasia kelenjar tiroid, dan

hipertiroidisme akibat hormon tiroid yang berlebihan.

Page 52: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan

penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan

produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif

oleh kelenjar tiroid. Penyakit Graves merupakan bentuk tiroktoksikosis

(hipertiroid) yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dapat terjadi

pada semua umur, sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Tanda dan

gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma

(hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/

hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta disertai dermopati

Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, diharapkan bagi para

pembaca, khususnya pada mahasiswa keperawatan agar mampu menguasai

materi ini, sehingga dalam penerapan praktiknya kedepan lebih baik.

Page 53: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

ANALISA DATA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

2.

3.

Ds : klien mengatakan jamtung berdebar-debar

Do: klien tampak memegang dadanya

Ds : klien mengeluh sering kelelahan

Do : klien tampak lemah

Ds : klien mengatakan merasa mual dan nafsu makan tidak ada

Do : klien tidak menghabiskan makanan yang diberikan

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Produksi kalor m↑ ↓Peningkatan suhu tubuh ↓G3 rasa nyaman panas ↓Perubahan pola kerja jantung dan paru

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Proses glikogenesis m↑ ↓Proses pembakaran lemak m↑ ↓Suplay nutrisi yang tidak adekuat ↓penurunan berat badan ↓ Kelelahan

Produksi harmon tiroid m↑ ↓Metabollisme m↑ ↓Aktifitas GI m↑ ↓Nafsu makan m↑ ↓Perubahan pola nutrisi

Penurunan curah jantung

Intoleren aktivitas

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 54: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

4.

Ds :klien sering bertanya tentang program pengobatan dan terapi yang akan di lakukan

Do : klien tampak bingung dan selalu bertanya tentang penyakitnya

Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Perubahan status kesehatan ↓ Hospitalisasi ↓ Informasi in adekuat ↓ Krisis situasi ↓ Informasi (-) ↓Kurangnya pengetahuan

Kurangnya pengetahuan

Page 55: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSAKEPERAWATAN

IMPLEMENTASI TINDAKAN

KEPERAWATAN

EVALUASI

1

2.

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol

Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi

1.pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan perhatikan besarnya tekanan nadi2.pantau CVP jika pasien menggunakannya3.periksa / teliti kemungkinan danya nyeri dada atau angina yang di keluhkan pasien 4.kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur 5.auskultasi suara jantung tambahan,6.pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk

1.pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istrahat maupun saat melakukan aktivitas

2.berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori 3.sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istrahat di t4 tidur sebanyak-banyaknya

S. klien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar lagi O.klien tampak tenangA.masalah klien teratasiP.intervensi pertahankan

S.klien mengatakan tidak mengalami kelelehen saat melakukan aktifitas O.klien tampak kkuat tidak tampak lemah A.masalah klien teratasi P.intervensi pertahankan

Page 56: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme

4.berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti : sentuhan/ masase,5.memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang seperti membaca6.hindari membicarakan topic yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespon terhadap persaan tersebut

1.auskultasi bising usus 2.catat dan laporkan adanya anoreksia,kelelahan umum, nyeri abdomen,munculnya mual dan muntah3.pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan 4. dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil de ngan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah di cerna

S. klien mengatakan merasa lebih bersemagat O klien tampak segarA masalah klien teratasiP intervensi pertahankan

Page 57: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA

4. . Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan denga tindakan mengenal sumber informasi

5.hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus

1.tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan2.berikan informasi yang adekuat 3.identifikasi sumber stress 4.tekankan pentingnya perencanaan waktu istrahat5.berikan tanda dan informasi gejala dari hipertiroid

S. klien dapat mengetahui tentang penyakitnya O. klien tampak optimisA. masalah teratasiP. intervensi di pertahankan

Page 58: Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA