arahan menteri dalam negeri - …€¢ angka kemiskinan di provinsi kalimantan tengah (5,26%) masih...

29
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI Disampaikan dalam: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2019 Oleh: Drs. Anselmus Tan, M.Pd Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Dalam Negeri Palangka Raya, 5 April 2018

Upload: phungquynh

Post on 07-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA

ARAHAN MENTERI DALAM NEGERI

Disampaikan dalam:MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN

RKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2019Oleh:

Drs. Anselmus Tan, M.PdPlt. Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga,

Kementerian Dalam NegeriPalangka Raya, 5 April 2018

PENYELARASAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONALDENGAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

5 Prioritas Nasional RKP 2019 Tahun Terakhir

Pelaksanaan NAWACITA

Tema RKP 2019: Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas

1. Peningkatan kualitas perencanaan tata ruang wilayah

2. Pemerataan infrastruktur wilayah

3. Peningkatan kualitas hidup masyarakat pedesaan, pesisir dan pantai

4. Stabilitas ekonomi daerah5. Peningkatan pendapatan

masyarakat

6. Peningkatan kualitas reformasi birokrasi

7. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas

8. Pengelolaan industri pariwisata9. Pengelolaan SDA secara

bijaksana yang berkelanjutan10.Peningkatan intensifikasi dan

ekstensifikasi PAD

APBDTAHUN ANGGARAN

2019

Tema RKPD Prov. Kalimantan Tengah Tahun 2019

OPTIMALISASI PENGELOLAAN POTENSI DAERAH MELALUI PEMERATAAN

INFRASTRUKTUR DASAR DAN AKSESIBILITAS ANTAR WILAYAH

PRIORITAS PEMBANGUNAN PROV.

KALTENG TAHUN 2019

Indikator Makro Pembangunan Nasional terhadap

Prov. Kalimantan Tengah Tahun 2019

• Target capaian tingkat kemiskinan tahun 2019 sebesar 4,8 % lebih kecil dari target Nasional (8,5-9,5%)• Target capaian IPM tahun 2019 (71,00) lebih kecil dari Target Nasional (71,98)• Target capaian Gini Rasio tahun 2019 sebesar 0,293 lebih kecil dari target Nasional (0,38-0,39), artinya

bahwa kesenjangan pendapatan di Provinsi Kalimantan tengah sangat minim sekali• Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 (7 %) melampaui target pertumbuhan ekonomi Nasional(5,4-5,8 %)• Target capaian pengangguran tahun 2019 (4,0%) lebih kecil dari target Nasional (4,8-5,2%)• Target capaian Inflasi tahun 2019 (4,2-4,3) berada pada kisaran target Nasional (2,5-4,5%)

Target Kalteng dalam RPJMN2019

Target Nasionaldalam RKP 2019

CapaianDaerah Tahun 2017

Target Daerah dalamRKPD Prov. Kalteng (2019)

Tingkat Kemiskinan

4,3 % 8,5-9,5% 5,26 % 4,8 %

IPM - 71,98 69,13 71,00

Gini Ratio - 0,38-0,39 0,303 0,293

PertumbuhanEkonomi

8,7 % 5,4-5,8% 6,74 % 7 %

Pengangguran 2,2 % 4,8 – 5,2% 4,23 % 4,0 %

Inflasi - 2,5-4,5% 3,18 % 4,2 – 4,3 %

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah dan RPJMD (diolah)

Gambaran Angka Kemiskinan

Kalimantan Tengah terhadap Nasional Tahun 2017

• Angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah (5,26%) masih berada di bawah angka kemiskinan rata-rata Nasional (10,12%), sehingga belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3,78 4,14 4,75,26 5,3 5,59 6,08 6,13 6,44 6,75 6,96 7,41 7,83 7,86 7,9 7,9

9,289,48

10,12

11,1811,211,9712,2312,36

13,0413,114,22

15,0515,5915,9217,14

18,29

21,38

23,12

27,76

0

5

10

15

20

25

30

Sumber : BPS Kalimantan Tengah, 2017

Sumber : BPS Kalimantan Tengah, 2016

Gambaran IPM Kalimantan Tengah Tahun 2016

No. WilayahIPM2016

1 D K I Jakarta 79,6

2 DI Yogyakarta 78,38

3 Kalimantan Timur 74,59

4 Kep. Riau 73,99

5 Bali 73,65

6 Riau 71,2

7 Sulawesi Utara 71,05

8 Banten 70,96

9 Sumatera Barat 70,73

Nasional 70,1810 Jawa Barat 70,05

11 Aceh 70

12 Sumatera Utara 70

13 Jawa Tengah 69,98

14 Sulawesi Selatan 69,76

15 Jawa Timur 69,74

16 Jambi 69,62

17 Kep. Bangka Belitung 69,55

18 IPM Bengkulu 69,33

19 Sulawesi Tenggara 69,31

20 Kalimantan Utara 69,2

21 Kalimantan Tengah 69,1322 Kalimantan Selatan 69,05

23 Sumatera Selatan 68,24

24 Lampung 67,65

25 Maluku 67,6

26 Sulawesi Tengah 67,47

27 Maluku Utara 66,63

28 Gorontalo 66,29

29 Kalimantan Barat 65,88

30 Nusa Tenggara Barat 65,81

31 Sulawesi Barat 63,6

32 Nusa Tenggara Timur 63,13

33 Papua Barat 62,21

34 Papua 58,05

• IPM Kalimantan Tengah pada Tahun 2016 berada pada peringkat 21 dari 34 provinsi.

• Dalam Kurun 5 Tahun (2011-2016) IPM Kalimantan Tengah meningkat secara signifikan.

66,3866,66

67,4167,77

68,5369,13

65

66

67

68

69

70

2011 2012 2013 2014 2015 2016

IPM Kalimantan Tengah2011-2016

Gambaran Pertumbuhan PDRBKalimantan Tengah

Sumber : BPS Kalimantan Tengah, 2017

ProvinsiLaju Pertumbuhan PDRB (ADHK=2010),

(Persen)

2011 2012 2013 2014 2015 2016ACEH 3,28 3,85 2,61 1,55 -0,73 3,31

SUMATERA UTARA 6,66 6,45 6,07 5,23 5,1 5,18

SUMATERA BARAT 6,34 6,31 6,08 5,88 5,52 5,26

RIAU 5,57 3,76 2,48 2,71 0,22 2,23

JAMBI 7,86 7,03 6,84 7,36 4,2 4,37

SUMATERA SELATAN 6,36 6,83 5,31 4,79 4,42 5,03

BENGKULU 6,85 6,83 6,07 5,48 5,13 5,3

LAMPUNG 6,56 6,44 5,77 5,08 5,13 5,15

KEP. BANGKA BELITUNG 6,9 5,5 5,2 4,67 4,08 4,11

KEP. RIAU 6,96 7,63 7,21 6,6 6,01 5,03

DKI JAKARTA 6,73 6,53 6,07 5,91 5,89 5,85

JAWA BARAT 6,5 6,5 6,33 5,09 5,04 5,67

JAWA TENGAH 5,3 5,34 5,11 5,27 5,47 5,28

DI YOGYAKARTA 5,21 5,37 5,47 5,17 4,95 5,05

JAWA TIMUR 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 5,55

BANTEN 7,03 6,83 6,67 5,51 5,4 5,26

BALI 6,66 6,96 6,69 6,73 6,03 6,24

NUSA TENGGARA BARAT -3,91 -1,54 5,16 5,17 21,77 5,82

NUSA TENGGARA TIMUR 5,67 5,46 5,41 5,05 5,03 5,18

KALIMANTAN BARAT 5,5 5,91 6,05 5,03 4,86 5,22

KALIMANTAN TENGAH 7,01 6,87 7,37 6,21 7,01 6,36KALIMANTAN SELATAN 6,97 5,97 5,33 4,84 3,83 4,38

KALIMANTAN TIMUR 6,47 5,48 2,76 1,71 -1,21 -0,38

KALIMANTAN UTARA - - - 8,18 3,4 3,75

SULAWESI UTARA 6,17 6,86 6,38 6,31 6,12 6,17

SULAWESI TENGAH 9,82 9,53 9,59 5,07 15,52 9,98

SULAWESI SELATAN 8,13 8,87 7,62 7,54 7,17 7,41

SULAWESI TENGGARA 10,63 11,65 7,5 6,26 6,88 6,51

GORONTALO 7,71 7,91 7,67 7,27 6,22 6,52

SULAWESI BARAT 10,73 9,25 6,93 8,86 7,39 6,03

MALUKU 6,34 7,16 5,24 6,64 5,48 5,76

MALUKU UTARA 6,8 6,98 6,36 5,49 6,1 5,77

PAPUA BARAT 3,64 3,63 7,36 5,38 4,15 4,52

PAPUA -4,28 1,72 8,55 3,65 7,47 9,21

Nasional 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 5,02Sumber : BPS

• Laju pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah (6,36)

diatas rata-rata laju pertumbuhan PDB Nasional

(5,02)

• Distribusi PDRB sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan memberian kontribusi yang terbesar.

DISTRIBUSI PDRB TRIWULANAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN,

SAMPAI DENGAN TRIWULAN IV TAHUN 2017 (MILIAR RUPIAH)

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

• Tingkat pengangguran terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 (4,23)

dibawah rata-rata Nasional (5,5)

Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional

menurut Provinsi Tahun 2017

1,48

3,023,213,273,33,323,623,743,783,813,87 4

4,23

4,284,334,364,394,574,775,335,545,585,65,61

6,22

6,496,576,917,147,167,18

8,22

9,289,29

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

BA

LI

DI Y

OG

YAK

AR

TA

SULA

WES

I BA

RA

T

NU

SA T

ENG

GA

RA

TIM

UR

SULA

WES

I TEN

GG

AR

A

NU

SA T

ENG

GA

RA

BA

RA

T

PA

PU

A

BEN

GK

ULU

KEP

. BA

NG

KA

BEL

ITU

NG

SULA

WES

I TEN

GA

H

JAM

BI

JAW

A T

IMU

R

KA

LIM

AN

TAN

TEN

GA

H

GO

RO

NTA

LO

LAM

PU

NG

KA

LIM

AN

TAN

BA

RA

T

SUM

ATE

RA

SEL

ATA

N

JAW

A T

ENG

AH

KA

LIM

AN

TAN

SEL

ATA

N

MA

LUK

U U

TAR

A

KA

LIM

AN

TAN

UTA

RA

SUM

ATE

RA

BA

RA

T

SUM

ATE

RA

UTA

RA

SULA

WES

I SEL

ATA

N

RIA

U

PA

PU

A B

AR

AT

AC

EH

KA

LIM

AN

TAN

TIM

UR

DK

I JA

KA

RTA

KEP

. RIA

U

SULA

WES

I UTA

RA

JAW

A B

AR

AT

BA

NTE

N

MA

LUK

U

NASIONAL 5,5

Sumber : BPS Kalimantan Tengah, 2017

1. Target capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2019 melampaui target capaian pertumbuhan ekonomi

Nasional, namun tidak cukup mempengaruhi angka kemiskinan.

2. Masih rendahnya IPM yang mempengaruhi pada peningkatan

kualitas SDM dan daya saing daerah

3. Belum dapat menyediakan lapangan kerja, dan angka

pengangguran masih cukup tinggi

4. Pengendalian tingkat inflasi daerah perlu koordinasi dengan Tim

Pengendali Inflasi Daerah

5. Tantangan kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam dalam

mendukung keberlanjutan pembangunan.

6. Restrukturisasi sektor pertanian berbasis teknologi ramah

lingkungan;

Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah yang Menjadi Prioritas Pembangunan

100 KAB/KOTA UTAMA UNTUK INTERVENSI STUNTING

1KAB. ACEH TENGAH 26KAB. CIREBON 51KAB. BANGKALAN 76KAB. KETAPANG

2KAB. PIDIE 27KAB. SUMEDANG 52KAB. SAMPANG 77KAB. BARITO TIMUR3KAB. LANGKAT 28KAB. INDRAMAYU 53KAB. PAMEKASAN 78KAB. HULU SUNGAI UTARA

4KAB. PADANG LAWAS 29KAB. SUBANG 54KAB. SUMENEP 79KAB. PENAJAM PASER UTARA

5KAB. NIAS UTARA 30KAB. KARAWANG 55KAB. PANDEGLANG 80KAB. MALINAU

6KOTA GUNUNGSITOLI 31KAB. BANDUNG BARAT 56KAB. GIANYAR 81KAB. BOLAANG MONGONDOW UTARA

7KAB. PASAMAN 32KAB. CILACAP 57KAB. LOMBOK BARAT 82KAB. BANGGAI

8KAB. PASAMAN BARAT 33KAB. BANYUMAS 58KAB. LOMBOK TENGAH 83KAB. ENREKANG

9KAB. ROKAN HULU 34KAB. PURBALINGGA 59KAB. LOMBOK TIMUR 84KAB. BUTON

10KAB. KERINCI 35KAB. KEBUMEN 60KAB. SUMBAWA 85KAB. BOALEMO

11KAB. OGANKOMERING ILIR 36KAB. WONOSOBO 61KAB. DOMPU 86KAB. GORONTALO

12KAB. K A U R 37KAB. KLATEN 62KAB. LOMBOK UTARA 87KAB. MAJENE

13KAB. LAMPUNG SELATAN 38KAB. GROBOGAN 63KAB. SUMBA BARAT 88KAB. POLEWALI MANDAR

14KAB. LAMPUNG TIMUR 39KAB. BLORA 64KAB. SUMBA TIMUR 89KAB. MAMUJU

15KAB. LAMPUNG TENGAH 40KAB. DEMAK 65KAB. TIMOR TENGAH SELATAN 90KAB. MALUKU TENGAH

16KAB. BANGKA BARAT 41KAB. PEMALANG 66KAB. TIMOR TENGAH UTARA 91KAB. SERAM BAGIAN BARAT

17KAB. NATUNA 42KAB. BREBES 67KAB. A L O R 92KAB. HALMAHERA SELATAN

18KEPULAUAN SERIBU 43KAB. KULON PROGO 68KAB. LEMBATA 93KAB. SORONG SELATAN

19KAB. BOGOR 44KAB. TRENGGALEK 69KAB. NGADA 94KAB. TAMBRAUW

20KAB. SUKABUMI 45KAB. MALANG 70KAB. MANGGARAI 95KAB. JAYAWIJAYA

21KAB. CIANJUR 46KAB. JEMBER 71KAB. ROTE NDAO 96KAB. TOLIKARA

22KAB. BANDUNG 47KAB. BONDOWOSO 72KAB. SUMBA TENGAH 97KAB. NDUGA

23KAB. GARUT 48KAB. PROBOLINGGO 73KAB. SUMBA BARAT DAYA 98KAB. LANNY JAYA

24KAB. TASIKMALAYA 49KAB. NGANJUK 74KAB. MANGGARAI TIMUR 99KAB. DOGIYAI

25KAB. KUNINGAN 50KAB. LAMONGAN 75KAB. SABU RAIJUA 100KAB. INTAN JAYA

terdapat +/- 6362 bayi di bawah lima tahun (Balita) mengalami

stunting (pendek/sangat pendek) di Kab. Barito Timur (Tahun 2013)

• Sosialisasi/orientasi bagi pemangku kepentingan tentang gizi dalam rangka penurunan prevalensi stunting;

• Melakukan evaluasi RPJMD Provinsi dan Kabupaten/Kota → review danpendampingan penyusunan (baru);

• Sinkronisasi RKPD Tahun 2019 → review dan pendampingan penyusunan;

• Melakukan pendataan PUS, Bumil, Remaja Putri di 100 daerah intervensi stunting untuk mendapatkan NIK dan Akte Kelahiran;

• Melakukan pendampingan kepada Kabupaten/Kota untuk menyusun RAD dan pelaksanaannya dalam rangka penerapan SPM di Daerah

• Melakukan penyusunan kebijakan untuk integrasi SPM ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran

PROGRAM KERJA PEMERINTAH DAERAH TERKAIT

PENURUNAN PREVALENSI STUNTING

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%P

apu

a

Ben

gku

lu

Nu

sa T

en

ggar

a Ti

mu

r

Kal

iman

tan

Te

nga

h

Kal

iman

tan

Bar

at

Sum

ater

a B

arat

Lam

pu

ng

Kal

iman

tan

Sel

atan

Go

ron

talo

Sula

we

si B

arat

Sula

we

si T

en

gah

Ace

h

Mal

uku

Jaw

a B

arat

Jam

bi

Pap

ua

Bar

at

Kal

iman

tan

Uta

ra

Sum

ater

a Se

lata

n

Mal

uku

Uta

ra

Jaw

a Ti

mu

r

Nu

sa T

en

ggar

a B

arat

Sula

we

si T

en

ggar

a

Ria

u

Ban

ten

Sula

we

si U

tara

Jaw

a Te

nga

h

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sum

ater

a U

tara

Sula

we

si S

elat

an

Kep

. Ban

gka

Bel

itu

ng

Kep

. Ria

u

DI Y

ogy

akar

ta

Bal

i

DK

I Jak

arta

Akses Layak Akses Dasar Tidak Ada Akses

CAPAIAN AKSES AIR BAKU DAN

AIR LIMBAH PROVINSI(Berdasarkan Susenas 2017)

Nasional : 78 %

• Capaian Air Baku Provinsi Kalimantan Tengah yang layak untuk dimanfaatkan masyarakat (mandi, cuci) sebesar sekitar 45,15 % dan akses dasar yang dimanfaatkan untuk air minum sebesar sekitar 20,43 %, dan tidak ada akses (limbah) sebesar 34,41 %, sehingga konsumsi air baku belum memadai dan di bawah rata-rata nasional.

JPM turun 1,58 juta jiwa (8,8%)

2015

17,89jt14,09%

2016

17,28 jt13,96%

Pemanfaatan Dana Desa melalui skema Cash for Work dapat

menjadi solusi untuk mempercepat : penciptaan lapangan

kerja, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat,

sekaligus menaikkan permintaan agregat untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi, menurunkan kemiskinan, dan

kesenjangan antardesa

▪ Periode 2015-2017, Dana

yang ke Desa mencapai

Rp287,44 T

▪ Tahun 2018 Anggaran ke

desa Rp107,46T

Penurunan Jumlah Penduduk Miskin (JPM) Perdesaan

2017

16,31jt13,47%

Pendanaan Desa dan Kemiskinan

Sumber : DJPK Kemenkeu

Dana Desa

utk Prov.

Kalteng

Tahun 2018

Rp.

1.144.586.424.000

No Kabupaten/KotaDana Desa

2018

1 Kab. Barito Selatan 70.463.919

2 Kab. Barito Utara 76.221.677

3 Kab. Kapuas 159.989.775

4 Kab. Kotawaringin Barat 65.845.758

5 Kab. Kotawaringin Timur 129.441.148

6 Kota Palangkaraya 0

7 Kab. Katingan 122.868.583

8 Kab. Seruyan 84.629.280

9 Kab. Sukamara 28.277.201

10 Kab. Lamandau 65.425.783

11 Kab. Gunung Mas 87.206.969

12 Kab. Pulang Pisau 78.276.532

13 Kab. Murung Raya 102.176.180

14 Kab. Barito Timur 73.763.619

PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK INFRASTRUKTUR PUBLIK TA 2015-2018

Anggaran Infrastruktur Publik melalui Dana Desa

(triliun rupiah)

2015 2016 2017 2018

APBN APBN APBN APBN

Pagu Dana Desa 20,77 46,98 60,00 60,00

Anggaran Infrastruktur Publik melalui Dana Desa 17,07 41,20 52,62 52,62

% 82,20% 87,70% 87,70% 87,70%

KOMPONEN

ASUMSI :• Tahun 2015-2016 berdasarkan laporan kinerja penggunaan Dana Desa• Tahun 2017-2018 berdasarkan laporan kinerja penggunaan Dana Desa tahun 2016

KINERJA PENGGUNAAN 2016Rekapitulasi Penggunaan Dana Desa 2017 berdasarkan Laporan Pelaksanaan

Sumber : Kemendes PDTT

PADAT KARYA TUNAI DESA

Arahan Bapak Presdien

• PADAT KARYA TUNAI DILAKSANAKAN

DENGAN PRINSIP SWAKELOLA

• DITUJUKAN MENINGKATKAN DAYA BELI

MASYARAKAT DESA YANG SECARA

EKONOMI MASUK DALAM KELOMPOK

MASYARAKAT MISKIN

SKB 4 Menteri

• NOMOR: 140-8698 TAHUN 2017;

954/KMK.07/2017; 116 TAHUN 2017;

01/SKB/M.PPN/12/2017 TENTANG

PENYELARASAN DAN PENGUATAN

KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG DESA

PERAN KEMENDAGRI

SIMULASI

PADAT KARYA

SKENARIO PADAT KARYA

NILAI DANA DESA

JUMLAH PEKERJA UNTUK PADAT

KARYA 2 BULAN

JUMLAH PEKERJA UNTUK PADAT KARYA

3 BULAN

20% Dana

Desa12 T 2,250,000 1.500.000

30% Dana

Desa18 T 3,375,000 2.250.000

40% Dana

Desa24 T 4,500,000 3.000.000

50% Dana

Desa30 T 5,625,000 3.750.000

60% Dana

Desa36 T 6,750,000 4.500.000

70% Dana

Desa42 T 7,875,000 5.250.000

80% Dana

Desa48 T 9,000,000 6.000.000

Asumsi:

▪ harga pasar untuk upah tukang per hari Rp 80.000.-

▪ Upah tukang untuk padat karya 80%. yaitu Rp 64.000.-

▪ Upah kerja padat karya 2 bulan Rp 3.200.000.-

▪ Upah kerja padat karya 3 bulan Rp 4.800.000.-

1.Berdasarkan simulasi padat karya

Dana Desa 2018 diketahui, bahwa

estimasi penggunaan 20% Dana

Desa untuk kegiatan padat karya

selama 2 bulan akan menyerap

2 . 2 5 0 . 0 0 0 t e n a g a k e r j a ,

sedangkan untuk waktu kerja 3

bulan akan menyerap 1,5 juta

tenaga kerja.

2. Untuk mencapai target

penyerapan tenaga kerja padat

karya sebanyak 14 juta orang

dibutuhkan alokasi anggaran

sebesar 140% Dana Desa tahun

2018 atau sebesar Rp. 84 T

Rata-Rata = 34.72%

DERAJAT OTONOMI FISKAL PROVINSI(PROPORSI PAD TERHADAP TOTAL PENDAPATAN TA 2018)

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2018

BEL

UM

TER

INFO

RM

ASI

• Rasio PAD terhadap total pendapatan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 31,75% berada di bawah rata-rata Nasional (34,72%). Artinya daerah belum mampu menggali potensi daerah dan meningkatkan daya saing daerah.

• Dampak Rasio PAD rendah, pemerintah daerah masih mengharapkan ketergantungan bantuan dana pusat melalui Dana Perimbangan

67,5

0%

59,6

6%

57,4

3%

55,9

8%

55,0

2%

54,0

1%

53,2

3%

52,5

5%

51,1

7%

43,9

7%

42,9

1%

42,3

5%

41,3

2%

36,0

8%

35,4

3%

35,0

2%

33,7

5%

33,4

6%

33,2

1%

32,8

7%

31,7

5%

31,1

7%

30,9

2%

25,1

3%

23,3

2%

21,7

5%

20,1

9%

19,9

8%

17,8

8%

17,6

2%

10,5

9%

7,45

%

5,79

%

0,00

%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

DK

I Jak

arta

Ban

ten

Kal

iman

tan

Sel

atan Bal

i

Jaw

a B

arat

Jaw

a Ti

mu

r

Jaw

a Te

nga

h

Sum

ater

a Se

lata

n

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sum

ater

a U

tara

Ria

u

Lam

pu

ng

Sula

wes

i Sel

atan

Sum

ater

a B

arat

Jam

bi

Kep

ula

uan

Ria

u

Kal

iman

tan

Bar

at

D.I.

Yogy

akar

ta

Ben

gku

lu

Nu

sa T

engg

ara

Bar

at

Kal

iman

tan

Ten

gah

Ban

gka

Bel

itu

ng

Sula

wes

i Uta

ra

Sula

wes

i Ten

gah

Mal

uku

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

Kal

iman

tan

Uta

ra

Go

ron

talo

Sula

wes

i Bar

at

Sula

wes

i Ten

ggar

a

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua

Pap

ua

Bar

at

Ace

h

Rasio PAD thdp Total Pendapatan rata-rata

POSTURAPBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TA 2017-2018

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2018

4.0

86

,90

3.9

84

,27

10

2,6

3

62

,36

16

4,9

9

4.41

2,11

4.62

5,11

(213

,00)

213,

00

0,00

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Pendapatan Belanja Surplus (Defisit) PenerimaanPembiayaan

PengeluaranPembiayaan

TA 2017 TA 2018miliar rupiah

• Pendapatan dan Belanja Daerah dalam kurun 2 tahun (2017-2018)meningkat. Pada Tahun 2017 mengalami Surplus, namun pada Tahun 2018 mengalami defisit.

…2.178,50 47,10%

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

BELANJA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TA 2018

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2018

miliar rupiah1.053,1

1 923,54

201,84

-

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

B. Modal B. Barang& Jasa

B.Pegawai

Belanja Langsung

Total Belanja:

4,625.11

1.295,42

616,71 468,81

29,67 24,85 10,00 1,16 -

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

1.400,00

Belanja Tidak Langsung

• Proporsi Belanja Tidak Langsung sebesar 52,90 % lebih besar dari Belanja Langsung sebesar 47,10 %. Pelaksanaan Pelayanan Publik hampir berimbang dengan Belanja Pegawai yang digunakan.

PROPORSI BELANJA PEGAWAI BTL TERHADAP TOTAL BELANJAAPBD PROVINSI SE-INDONESIA TA 2018

Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2018

BEL

UM

TER

INFO

RM

ASIRata-Rata = 23,76%

• Proporsi Belanja Pegawai BTL Provinsi Kalimantan Tengah sangat besar dibandingkan terhadap rata-rata Prooprsi Belanja Pegawai BTL secara Nasional.

35,3

6%

35,0

6%

33,0

2%

32,5

5%

32

,00

%

31,7

8%

30,8

2%

29,8

0%

28

,28

%

28,0

1%

27,8

6%

27,3

6%

26,6

8%

26,5

2%

26,0

4%

25,5

9%

24,7

8%

24,0

9%

24,0

8%

23,6

5%

23,6

3%

22,7

6%

21,1

4%

20,8

9%

20,7

1%

19,5

3%

17,7

8%

17,3

3%

16,6

0%

16,2

9%

15,4

7%

11,6

6%

10,7

1%

0,0

0%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

Sula

wes

i Ten

ggar

a

Sula

wes

i Ten

gah

Sula

wes

i Sel

atan

Sum

ater

a B

arat

Go

ron

talo

Ben

gku

lu

Sum

ater

a Se

lata

n

Sula

wes

i Uta

ra

DK

I Jak

arta

Kal

iman

tan

Ten

gah

Mal

uku

Sula

wes

i Bar

at

Jam

bi

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

Nu

sa T

engg

ara

Bar

at

Bal

i

Sum

ater

a U

tara

Jaw

a Te

nga

h

D.I.

Yogy

akar

ta

Ban

gka

Bel

itu

ng

Kal

iman

tan

Sel

atan

Ria

u

Jaw

a Ti

mu

r

Lam

pu

ng

Mal

uku

Uta

ra

Kal

iman

tan

Tim

ur

Kep

ula

uan

Ria

u

Kal

iman

tan

Uta

ra

Kal

iman

tan

Bar

at

Jaw

a B

arat

Ban

ten

Pap

ua

Bar

at

Pap

ua

Ace

h

Rasio Belanja Pegawai BTL thdp Total Belanja

LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEMDAANTARA LAIN:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

2. Mengurangi angka kemiskinan.

3. meningkatkan kualitas SDM dan daya saing daerah

4. penyediaan lapangan kerja, lapangan berusaha.

5. Pengendalian tingkat inflasi daerah perlu koordinasi

dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah

6. Tantangan kelestarian lingkungan dan sumberdaya

alam dalam mendukung keberlanjutan

pembangunan.

7. Restrukturisasi sektor pertanian berbasis teknologi

ramah lingkungan;

PENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

NO NEGARA

PERINGKAT DAYA SAING DARI 137 NEGARA

RANKING SCORE

1 SINGAPURA 3 5,7

2 MALAYSIA 23 5,2

3 THAILAND 32 4,7

4 INDONESIA 36 4,7

5 BRUNAI DARUSSALAM 46 4,5

6 VIETNAM 55 4,4

7 PHILIPINA 56 4,4

8 KAMBOJA 94 3,9

9 LAOS 98 3,9

10 TIMOR LESTE -

11 MYANMAR -

sumber : The Gobal Competitiveness Report 2017-2018, World Economi Forum diolah

PERINGKAT DAYA SAING INDONESIA DIANTARA NEGARA-NEGARA ASEAN TAHUN 2017-2018

DAYA SAING INDONESIA DALAM PERSAINGAN GLOBAL (TAHUN 2017-2018) Diukur dari Kelembagaan, Infrastuktur, Lingkungan Makro Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan Dasar

HASIL EVALUASI PTSP S.D. TAHUN 2017

PROPORSI 544 DAERAH YANG SUDAH

MEMBENTUK PTSP

PROVINSI KABUPATEN KOTA

34(100%)

412 (99%)

98(100%)

DARI 544 PTSP YANG TELAH

MENETAPKAN SOP

34(100%)

183(43%)

80 (81%)

PTSP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

HAMBATAN

• Belum optimalnya pelayanan dalam menetapkan dan melaksanakan

sepenuhnya SOP PTSP, sehingga belum ada kepastian waktu penyelesaian

dan biaya perizinan dan non perizinan

TINDAK LANJUT

• Limpahkan sepenuhnya proses dan penetapan perizinan dan non perizinan

serta SOP PTSP.

• Tingkatkan peran Gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah melalui

pembinaan dan pengawasan PTSP sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

(100%)

12(100%)

1(100%)

Provinsi Kabupaten Kota

KESIAPAN PELAKSANAAN PEMILU 2019

1. Pemerintah telah menyediakan DP4

2. Jumlah Pemilih per-TPS paling

banyak 500 orang

3. Pemilih, TPS dan Logistik

4. Daftar Pemilih Berkelanjutan

5. Pengadaan Logistik

6. Percetakan dan Distribusi Logistik

7. Peran Pemerintah dan Pemerintah

daerah dalam Kampanye

8. Hitung dan Rekap Suara

9. Netralitas Pegawai Negeri Sipil

10.Bentuk Bantuan Dan Fasilitasi

SUMATERAKALIMANTAN

JAVA

IRIAN JAYA

HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RAKORTEK PEMBANGUNAN TAHUN 2018

Total Usulan yang sudah

Dibahas/Disepakati pada Rakortek

Tahun 2018

18.430

TOTAL USULAN

TAHUN 2019

Total Usulan pada Rakortek Tahun

2018

108.556

FORM 1a• Usulan provinsi terhadap program/ kegiatan K/L yang mendukung

Prioritas Nasional sebanyak 239 proyek, yang sudah dibahas/disepakatisebanyak 54 Proyek;

FORM 1b• proyek daerah yang mendukung prioritas nasional sebanyak 2450

proyek, yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 493 Proyek;

FORM 2• usulan daerah untuk rancangan awal Renja K/L sebanyak 576 Proyek,

yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 126 Proyek;

FORM 3• Program/kegiatan kabupaten/kota yang mendukung Prioritas Nasional

sebanyak 1212, yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 105

FORM 4b• Usulan provinsi dan kabupaten/kota terhadap proyek K/L yang

mendukung target Pembangunan Nasional (diluar Prioritas Nasional)sebanyak 1291, yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 91

FORM 5• Kontribusi program/kegiatan provinsi yang mendukung target

pembangunan nasional (diluar Prioritas Nasional) Tahun 2019 sebanyak330, yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 12

FORM 6• Kontribusi program/kegiatan kabupaten/ kota yang mendukung target

Pembangunan Nasional (di luar Prioritas Nasional) sebanyak 1101, yang sudah dibahas/disepakati sebanyak 20

KETERANGAN FORM KORTEKRENBANGPROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2018Lanjutan .....

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2019

(Sesuai dengan Permendagri Tentang RKPD 2019)

1. Arah Kebijakan Nasional

1) Pertumbuhan ekonomi nasional berkisar 5,4-5,8 persen Inflasi secara nasional

berkisar antara 2,5 – 4,5 persen.

2) Sasaran tingkat kemiskinan pada kisaran 8,5-9,5 persen; IPM menjadi 71,98; gini rasio

pada kisaran 0,38-0,39 pada tahun 2019; dan Tingkat pengangguran terbuka 4,8-5,2

persen.

3) Sasaran pemerataan pembangunan antar wilayah: kontribusi wilayah terhadap

pembangunan nasional; Sumatera 21,68 persen, Jawa 58,18 persen, Kalimantan 8,23

persen, Sulawesi 6,26 persen, Bali-Nusa Tenggara 3,18 persen, Maluku 0,54 persen

Papua 1,94 persen.

2. Prioritas Nasional (PN)

1) Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan

dasar;

2) Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan

kemaritiman;

3) Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian, industri dan jasa produktif;

4) Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air melalui pelestarian

lingkungan; dan

5) Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu.

3. Program dan kegiatan sesuai dengan kewenangan daerah

4. Memprioritaskan belanja daerah terhadap urusan wajib pelayanan dasar sesuai dengan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) : Pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum; perumahan

dan kawasan permukiman; trantibum & linmas; dan sosial

29

TERIMA KASIH

SUMATERAKALIMANTAN

JAVA

IRIAN JAYA