analytic hierarchy process dengan expert choice 2000
DESCRIPTION
sipTRANSCRIPT
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DENGAN EXPERT CHOICE 2000
Oleh :
Abdullah M. Jaubah
Pendahuluan
Studi tentang Operation Research akan menyentuk teori pengambilan keputusan yang
terdiri dari pengambilan keputusan di bawah risiko (decision making under risk),
pengambilan keputusan di bawah ketidaktentuan (decision making under uncertainty),
pohon keputusan (decision tree), dan aturan keputusan Bayes (Bayes’ Decision Rule).
Thomas L. Saaty dilahirkan di Irak, Mosul pada tahun 1926. Saaty adalah pengajar
pada University of Pittsburgh. Saaty merupakan penemu, arsitek, dan ahli teori dari
Analytic Hierarchy Process, sebagai kerangka kerja pengambilan keputusan berskala
besar dan multi-kriterium. Saaty bekerja selama 15 tahun pada lembaga pemerintah
Amerika Serikat.
Thomas L. Saaty telah memberikan kontribusi dalam bidang operation research dan
telah menulis buku lebih daripada 35 buku serta makalah-makalah tentang Analytic
Hierarchy Process. Saaty melaksanakan Simposium Interasional Analytic Hierarchy
Process di beberapa negara antara lain telah melaksanakan International Symposium
Analytic Hierarchy Proces di Indonesia.
International Symposium Analytic Hierarchy Process dilaksanakan dalam beberapa
negara dengan maksud dampak dari simposium internasional tersebut dapat tersebar
dalam beberapa negara. Universitas-universitas di Cina telah banyak memanfaatkan
konsep Analytic Hierarchy Process untuk melakukan penelitian dalam rangka menulis
disertasi dan Universitas yang telah memanfaatkan Analytic Hierarchy Process di Cina
adalah lebih dari 100 universitas.
Dampak dari Simposium Internasional tentang Analytic Hierarchy Process di Indonesia
adalah sangat kecil sekali karena hanya beberapa Universitas saja yang telah
1
memanfaatkan Analytic Hierarchy Process antara lain Universitas Sumatera Utara.
International Symposium Analytic Hierarchy Process telah dilaksanakan di Tianjin -
Cina, Pittsburgh - Amerika Serikat, Washington D.C. - Amerika Serikat, Vancouver -
Kanada, Kobe - Jepang, Berne - Swiss, Nusa Dua - Indonesia, Honolulu – Amerika
Serikat, Vina del Mar – Chili, Pittburgh – Amerika Serikat, Sorento – Italia, dan Kuala
Lumpur – Malaysia. Banyak makalah tentang Analytic Hierarhy Process telah dihasilkan
dan jika rata-rata 50 makalah saja setiap International Symposium Analytic Hierarchy
Process maka telah tersedia 600 makalah dan jika tiap makalah terdiri dari rata-rata
halaman sebanyak 20 halaman maka terdapat bahan bacaan sebanyak 12000
halaman.
PPM memainkan peranan penting dalam penyelenggaraan International Symposioum
Analytic Hierarchy Process di Nusa Dua – Indonesia. Para peserta dari Indonesia
antara lain adalah Iwan Jaya Aziz, Batubara, Cahyani, Dewi, Endah, Febransyah,
Mayangsari, Peniwati, Sandy, Qoriah, Raharjo, Suryadi, Suryo, Utarja, Wardhono, dan
Wilopo. [1]. Judul-judul yang disajikan oleh mereka tersedia dalam lampiran 1.
Analityc Hirarchy Process, sebagai suatu pohon keputusan, terdiri dari sasaran, kriteria,
dan alternatif yang disajikan secara struktural dan Expert Choice 2000 dapat dipakai
sebagai salah satu perangkat untuk Analytic Hierarchy Process.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kembali pemakaian
Expert Choice 2000 dalam rangka pembahasan mengenai Analytic Hierarchy Process
dengan contoh yang dipakai adalah proses pembelian mobil yang terkandung dalam
paket program tersebut. Proses pembelian mobil dipilih karena proses ini mengandung
dimensi-dimensi kualitatif dan dimensi-dimensi kuantitatif sehingga perangkat ini dapat
dipakai untuk melakukan penelitian gabungan antara penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif.
Expert Choice 2000
Contoh dalam perangkat lunak Expert Choice 2000 antara lain adalah contoh tentang
Car Purchase. Sasaran dari analisis ini adalah Car Purchase. Kriteria keputusan yang
dipakai adalah empat kriteria utama yaitu Initial Cost of Automobile, Maintenance Cost,
2
Prestige of the Car, dan Quality of the Various Facets of the Car. Alternatif-alternatif
mobil yang akan dibeli mencakup Grand AM 4 Doors, Nissan Maxima 4 Doors,
Mercedes Benz 190, Volvo 740, dan Thunder Bird 2 Doors.
Kriteria keputusan Initial Cost of Automobile mencakup biaya dari masing-masing mobil
Grand AM 4 Doors, Nissan Maxima 4 Doors, Mercedes Benz 190, Volvo 740, dan
Thunder Bird 2 Doors.
Kriteria Maintenance Cost terdiri dari Insurance Cost, Warranty, Fuel Economy, dan
Service Charge (parts and labor).
Kriteria Prestige of the Car mencakup prestige dari masing-masing mobil Grand AM 4
Doors, Nissan Maxima 4 Doors, Mercedes Benz 190, Volvo 740, dan Thunder Bird 2
Doors.
Kriteria dari Quality of the Various Facets of the Car mencakup Safety, Frequency of
Breakdown, Performance, Design of the Car, dan Driving Confort. Design of the Car
mencakup Design of the Exterior dan Design of Interior.
3
Struktur kriteria keputusan secara rinci adalah sebagai berikut:
Struktur tersebut mencerminkan dimensi-dimensi kuantitatif dan dimensi-dimensi
kualitatif sehingga pembelian mobil tidak hanya mempertimbangkan dimensi-dimensi
kuantitatif saja atau dimensi kualitatif saja akan tetapi keseluruhan dimensi
sebagaimana disajikan di atas.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan berpasangan. Salah satu contoh
perbandingan berpasangan adalah sebagai berikut :
4
Equal =1
Moderate = 3
Strong = 5
Very Strong = 7
Extreme = 9
Warna hitam untuk nilai satu ke atas dan warna merah untuk satu ke bawah
sebagaimana disajikan di bawah ini.
Perbandingan berpasangan itu, setelah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya
dapat dipakai untuk menyajikan hasil dengan cara menempatkan kursor pada Goal dan
Menu Synthesizes dan peluang With respect ot Goal dipilih. Langkah ini akan
menyajikan hasil sebagai berikut :
5
Penyajian hasil di atas berdasar atas prioritas adalah sebagai berikut :
Grafik di atas mencerminkan peringkat berdasar atas prioritas dengan
mempertimbangkan keseluruhan kriteria keputusan di atas. Volvo 740 merupakan
prioritas pertama dan utama. Hal ini sangat mempermudah proses pengambilan
6
keputusan kompleks. Rincian prioritas dapat juga disajikan. Rincian ini hanya sebagian
saja karena rincian prioritas adalah sangat panjang.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dapat mencakup sensitivitas kinerja (performance sensitivity
analysis), sensitivitas dinamis (Dynamic Sensitivity analysis), sensitivitas gradient
(Gradient Sensitivity analysis), Head-to-Head Sensitiviity analysis, dan Two
Dimensional Sensitivity.
1. Analisis Sensitivitas Kinerja
Grafik kinerja menampilkan cara alternatif-alternatif dilakukan sehubungan
dengan semua tujuan serta keseluruhan kriteria. Perubahan-perubahan dalam
kriteria keputuan dapat mengubah prioritan sehingga Grafik kinerja ini dapat
dipakai sebagai perangkat untuk melakukan analisis sensitivitas. Perubahan
pada kriteria Prestige, sebagai contoh, dapat mengubah prioritas keseluruhan
sehingga Mercedes Benz menduduki prioritas tertinggi.
7
Grarik di atas menyajikan empat kriteria yaitu Initial Cost, Maintenance, Prestige,
dan Quality. Kriteria keputusan dari kriteria yang paling rendah hingga kriteria
yang paling tinggi adalah Prestige, Initial Cost, Maintenance Cost, dan Quality.
Prioritas secara keseluruhan berdasar atas kriteria tersebut mencerminkan
prioritas tertinggi hingga prioritas paling rendah adalah Volvo 740, Mercedes
Benz 190, Tunder Bird, Nissan Maxim, dan Grand AM. Prioritas dari tiap
alternatif atas kriteria masing-masing dapat diamati misalkan priritas berdasar
atas kriteria Prestise mengungkap bahwa Mercedes Benz adalah tertinggi,
sedangkan prioritas ditinjau dari sudut kriteria Initial Cost dan Maintenance Cost
adalah Volvo 740 lebih tinggi daripada prioritas Mercedes Benz 190. Perubahan
kriteria dapat mengakibatkan perubahan dalam prioritas. Kriteria pertige, jika
dianggap mempunyai tingkat kepentingan tertinggi, maka kriteria lain mengalami
penurunan, sehingga grafik mengalami perubahan dan Mercedes Benz 190
merupakan prioritas tertinggi sebagaimana disajikan di bawah ini :
8
2. Analisis sensitivitas Dinamis
Analisis sensitivitas dinamis dipakai untuk secara dinamis mengubah prioritas
tujuan untuk menentukan cara perubahan ini mempengaruhi prioritas dari
alternatif pilihan.
9
3. Analisis Sensitivitas Gradien
Analisis sensitivitas gradien menunjukkan prioritas alternatif 'sehubungan dengan
satu tujuan pada suatu waktu tertentu. Sensitivitas gradien dipilih. Garis merah
vertikal merupakan prioritas tujuan yang dipilih dan dibaca dari persimpangan
sumbu- X. Prioritas untuk alternatif dibaca dari sumbu-Y dan ditentukan oleh
perpotongan alternatif ini sejalan dengan jalur prioritas tujuan itu. Langkah untuk
mengubah prioritas tujuan ini, garis merah ditarik kiri atau kanan, maka garis biru
menunjukkan prioritas tujuan baru akan ditampilkan. Sensitivitas gradien
menunjukkan "pengorbanan utama" ketika dua atau lebih alternatif saling
berpotongan. Hal ini bahkan lebih penting jika persimpangan dekat dengan
prioritas tujuan.
10
Prioritas disajikan berdasar atas Initial Cost of An Automobile. Prioritas dapat
pula disajikan berdasar atas Quality of the Various Facets of The Car adalah
sebagai berikut :
Kriteria keputusan dapat diganti-ganti dan disajikan pada sumbu-X untuk
mengungkap perubahan prioritas tujuan.
4. Analisis Sensitivitas Head to Head
Analisis ini menunjukkan bagaimana dua alternatif dibandingkan dengan satu
sama lain terhadap tujuan dalam suatu keputusan. Salah satu alternatif yang
tercantum di sisi kiri grafik dan lainnya terdaftar di sebelah kanan. Alternatif di
sebelah kiri adalah tetap, sementara memilih alternatif yang berbeda pada grafik
dapat menimbulkan variasi atas alternatif di sebelah kanan. Tujuan dalam
keputusan tercantum dalam grafik.
11
5. Analisis Sensitivitas Dua Dimensi
Analisis terhadap dua tujuan dapat dilakukan melalui analisis sensitivitas dua
dimensi. Satu tujuan diwakili pada sumbu X dan satu tujuan lainnya diwakili pada
sumbu Y. Lingkaran-lingkaran mewakili alternatif-alternatif. Wilayah dibagi ke dala
kuadran-kuadran. Alternatif-alternatif yang paling menyenangkan sebagaimana
ditentukan oleh tujuan-ujuan dan pertimbangan-pertimbangan dalam model akan
disajikan. Kuadran sebelah kanan atas adalah terbaik dan alternatif yang paling
tidak menyenangkan itu akan disajikan dalam kuadran sebelah kiri bawah.
Alternatif-alternatif yang berlokasi dalam kuadran sebelah kiri atas dan sebelah
kanan bawah mengindikasikan pertukaran di mana konflik antara dua tujuan
dialami.
Kriteria keputusan dapat diubah-ubah. Kriteria keputusan yang dipakai dalam
grafik di bawah ini adalah Initial Cost of Automobile dan Maintenance Cost. Kedua
kriteria keputusan ini dapat diganti-ganti.
12
Hal ini cenderung menunjukkan hubungan antara harga mobil dan biaya
pemeliharaan. Hubungan antara harga mobil dan kualitas mobil dapat disajikan
sebagai berikut :
13
Hubungan antara Prestige dan harga mobil adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan Expert Choice 2000
Expert Choice 2000 dapat dimanfaatkan dalam semua proses pengambilan keputusan,
terutama pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan strategis,
alokasi sumberdaya, kebijakan bisnis, kebijakan publik, pemilihan program, pemilihan
presiden, gubernur, walikota, pembelian, pemasaran, dan sebagainya. Expert Choice
2000 dapat juga dipakai untuk mengolah data hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Ketangguhan-ketangguhan yang terkandung dalam Expert Choice 2000 ini belum
banyak dimanfaatkan di Indonesia walau beberapa orang telah menguasai kemampuan
kognitif atas Analytic Hierarchy Process.
Rangkuman’
Beberapa langkah terkandung dalam pemakaian Expert Choice yaitu langkah
penyusunan kriteria evaluasi, penysunan tingkat kepentingan relatif dari kriteria
14
evaluasi, mengembangkan konsep-konsep alternatif yang akan memenuhi tujuan-
tujuan dan persyaratan-persyaratan tingkat tinggi, mengevaluasi alternatif-alternatif
secara relatif terhadap kriteria evaluasi, alternatif yang terbaik dalam memenuhi kriteria
evaluasi mewakili konsep pilihan sementara, mengevaluasi konsep pilihan sementara
secara rinc untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang belum teramati, dan
mengambil keputusan dilakukan atas dasar informasi yang diperoleh dari penelitian
secara rinci.
Analisis sensitivitas dapat dilakukan untuk mengungkap perubahan pada tujuan jika
unsur-unsur dalam kriteria keputusan mengalami perubahan. Analisis sensitivitas dua
dimensi dapat dipakai untuk mengungkap hubungan antara kriteria keputusan dan
kriteria keputusan lain dalam kaitannya dengan tujuan.
Expert Choice 2000 masih belum banyak tersentuh oleh Universitas-universitas di
Indonesia sedangkan Universitas-universitas di Cina telah memanfaatkan Analytic
Hierarchy Process untuk melakukan penelitian-penelitian dalam rangka penyusunan
tesis dan disertasi.
Puguh Suharso telah mengembangkan Model Analisis Kuantitatif TEV yang sejalan
dengan Analytic Hierarchy Process akan tetapi model ini belum banyak dimanfaatkan
juga.
Daftar Kepustakaan
Perangkat Lunak Expert Choice 2000
[1] http://www.isahp.org/2003Proceedings/author.htm
15
Lampiran 1
Para Peserta dan Makalah Dalam International Symposium Analytic Hierarchy
Process
Azis. 2003. COMPLEX DECISION IN THE ESTABLISHMENT OF ASIAN
REGIONAL FINANCIAL ARRANGEMENT.
Batubara.2003. INTERNATIONAL COOPERATION IN URBAN RESIDENTIAL
UPGRADING IN JAKARTA.
Cahyani.2003. RISK MANAGEMENT STRATEGY OF POWER GENERATING OF
PT INDONESIA POWER
Dewi.2003. Application of Analytic Hierarchy Process in Quality Function Deployment For Improving Quality at Industrial Engineering Department University “X”
Endah.2003. EVALUATING RELATIONSHIP OF CONSISTENCY RATIO ANDNUMBER OF ALTERNATIVES ON RANK REVERSAL
Febransyah.2003. PRODUCT CONCEPT SELECTION USING A FUZZY ANALYTICHIERARCHY PROCESS
Mayangsari.2003. THE PERCEPTION SUPERIORS AND SUBORDINATES TOWARDPERFORMANCE EVALUATION OF AUDITORS
Peniwati.2003. INCOMPLETE PAIRWISE COMPARISONS WITH THE ANALYTICHIERARCHY PROCESS: THE METRIC AND ENTHROPY APPROACHES
HR DEVELOPMENT STRATEGY THROUGH COMPETENCY PROFILE ANALYSIS IN WIJAYA KARYA (LIMITED)\
Sandy. 2003. EXTENSION OF HUMAN DEVELOPMENT IN THE REGENCY OFJEMBER - INDONESIA
Qoriah.2003. EXTENSION OF HUMAN DEVELOPMENT IN THE REGENCY OFJEMBER - INDONESIA
Raharjo.2003. EVALUATING RELATIONSHIP OF CONSISTENCY RATIO ANDNUMBER OF ALTERNATIVES ON RANK REVERSAL
16
Suryadi.2003. DECISION MODEL FOR “MATERIAL STOCK vs NON STOCK” USINGCOMBINATION OF AHP AND CUT OFF POINT METHOD
Suryo.2003. HR DEVELOPMENT STRATEGY THROUGH COMPETENCY PROFILE ANALYSIS IN WIJAYA KARYA (LIMITED)
Utarja.2003. PRODUCT CONCEPT SELECTION USING A FUZZY ANALYTICHIERARCHY PROCESS
Wardhono.2003. EXTENSION OF HUMAN DEVELOPMENT IN THE REGENCY OFJEMBER - INDONESIA
Wilopo.2003. THE PERCEPTION SUPERIORS AND SUBORDINATES TOWARDPERFORMANCE EVALUATION OF AUDITORS
17