teknologi transmisi plesiochronous digital hierarchy (pdh ... · integrasi transmisi plesiochronous...
TRANSCRIPT
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 65
1 PENDAHULUAN
Sistem transmisi PDH sebagai pelopor digitalisasi
muncul tahun 1970-an dengan jaringan transmisi
menggunakan lapian-lapisan yang saling
berhubungan sedangkan teknologi SDH baru
digunakan pada tahun 1992
Berkembangnya sistem transmisi SDH telah
banyak distandarisasi dari CCITT sehingga setiap
sistem SDH dapat dihubungkan kepada sebuah
sistem SDH dari vendor yang berlainan Dengan
adanya standarisasi perangkat SDH untuk setiap
vendor memungkinkan sebuah operator dapat
menentukan di dalam daerah cakupannya
ditempatkan perangkat SDH dari berbagai vendor
yang diinstalasi tanpa membutuhkan interface
antar perangkat tersebut
Sistem transmisi PDH merupakan sistem yang
mentransmisikan sinyal mulai dari level 2 Mbits
sampai dengan level 140 Mbits melalui suatu
multiplex bertingkat sedangkan sistem transmisi
SDH mampu mentransmisikan sinyal sampai
kecepatan 10 Gbits merupakan sistem lebih
handal dibandingkan PDH baik dari segi
kapasitas manajemen proteksi dan efesiensi
perangkat jaringan
Sebagian besar perangkat PDH telah diinstal
terlebih dahulu sedangkan SDH belum lama
Numun perangkat PDH masih tetap dibutuhkan
terutama untuk daerah yang membutuhkan
kapasitas di bawah 140 Mbps
Oleh sebab itu diperlukan interface yang dapat
menintegrasikan antara perangkat PDH dan SDH
2 METODA MULTIPLEXING PADA
SISTEM PDH
Teknologi yang mendasari perubahan sinyal
analog ke sinyal digital atau dan sebaliknya dari
sinyal digital ke sinyal analog adalah Pulse Code
Modulation (PCM)
Dari PCM inilah terbentuk suatu sistem transmisi
digital pertama yaitu sistem Plesiochronous
Digital Hierarchy (PDH)dan untuk
menggabungkan sinyal-sinyal digital yang akan
dikirim digunakan perangkat multiplexer dengan
sistem pengiriman sinyal Time Division
Multiplexing
Teknologi multipleks dengan sistem PDH secara
umum merupakan penggabungan empat sinyal
dengan laju bit yang lebih rendah menjadi satu
dengan deretan bit yang mempunyai kecepatan
empat kali lebih tinggi pada arah kirim dan
mendapatkan atau memecahkan kembali sinyal
asli pada arah terima Proses tersebut dilaksanakan
dengan bit interleaving yaitu dengan pengambilan
dan penyisipan sinyal digital sebagai masukan bit
demi bit
Masukan bit-bit tersebut biasanya berasal dari
sumber yang berbeda pula akibatnya akan terjadi
aliran masuk yang tidak sinkron Sinyal digital ini
disebut Plesiochronous Sinyal ini mempunyai
kecepatan bit yang secara nominal sama tetapi
kenyataannya berbeda dalam batas toleransi yang
diijinkan
INTEGRASI TRANSMISI PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (PDH)
DENGAN SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (SDH)
Oleh
Waryani Dede Suhendi dan Agustini Rodiah Mahdi
Abstrak
Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) tidak mungkin ditinggalkan dalam sistem Teknik Transmisi
meskipun teknologi Transmisi sudah mulai beralih ke transmisi Synchronous Digital Hirarchy (SDH) karena untuk
transmisi dengan kapasitas rendah tetap memerlukan teknologi PDH
SDH mempunyai kecepatan transmisi terendah sebesar 155 Mbps sedangkan PDH dari 2 Mbps sampai dengan 140
Mbps Oleh karena itu agar dapat saling terintegrasi antara PDH dan SDH diperlukan interface agar transmisi PDH tetap
dapat dipergunakan walaupun semua sistem transmisi untuk backbone sudah mempergunakan transmisi SDH
Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai integrasi antara PDH dan SDH untuk kecepatan transmisi 2 Mbps 8 Mbps 34
Mbps dan 140 Mbps Dengan telah terintegrasinya antara teknologi PDH dan SDH perangkat PDH tetap dapat
dipergunakan terutama untuk yang mempunyai kecepatan transmisi dibawah 155 Mbps
Kata-kata kunci tranmisi backbone interfaceinterleaving integrasi biner modulation equalizer loop overhead
module bit hirachi
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 66
8
4x2
2
4x8
4x34
4x140
34
140
565
Su
bcrib
ers
12
345
678
98
12
345
678
98
12
345
678
98
12
345
678
98
Orde - 1
Orde - 2
Orde - 3
Primary Multiplexing Higher Order Multiplexing
2048 kBits
8448 kBits
34368 kBits
139264 kBits
Ch 1
Ch 2
Ch 3
Ch 30
Orde - 4
Untuk mengatasi sedikit perbedaan kecepatan arus
bit tersebut disisipkan suatu bit pengontrol yang
disebut justification bit pada arah kirim untuk
kemudian dideteksi dan diambil kembali di bagian
penerima sehingga diperoleh deretan bit yang
sinkron
Pada arah kirim kecepatan bit yang lebih tinggi
pada keluarannya memungkinkan disisipkan bit-
bit tambahan yang berfungsi untuk pengontrolan
dan pengawasan dari hubungan antar multipleks
Bit-bit tambahan tersebut terdiri dari Frame
Aligment Word (FAW) yang berfungsi untuk
sinkronisasi
1) Justification Bit dan Justifying Bit sebagai
kontrol untuk sinkronisasi dari perbedaan
kecepatan arus bit masukan
2) Bit-bit yang berfungsi sebagai indikasi jika
terjadi alarm atau gangguan pada hubungan
antar multipleks tersebut
3) Bit-bit yang berfungsi untuk fasilitas
cadangan
3 SISTEM PLESIOCHRONOUS TDM
Susunan multiplexing dari Sistem Time Division
Multiplex (TDM) pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua bagian sebagaimana uraian berikut
31 Primary Digital Multiplex
Primari Digital Multiplex atau yang disebut juga
sistem TDM utama yaitu sinyal informasi yang
akan digabungkan menjadi sinyal analog
sedangkan harga daya sinyalnya bervariasi secara
kontinyu dan sebelum proses multipleks biasanya
diubah dahulu menjadi bentuk kode biner dengan
cara teknik Pulse Code Modulation (PCM)
Pada primary TDM ini sinyal informasi berupa
sinyal analog di sampling dan dari perbedaan
amplitudo tiap-tiap sampel sinyal tersebut ditaksir
harganya yang dinamakan proses Pulse Amplitudo
Modulation (PAM) lalu diubah dalam bentuk
kode-kode biner melalui teknik PCM Untuk 1
kanal sinyal informasi dapat dihitung bit ratenya
berdasarkan perkalian antara jumlah sampel per
sinyal telepon dengan jumlah bit per sinyal telepon
(8 bit)
311 High Order Digital Multiplex
High Order Digital Multiplex atau multipleks orde
tinggi yang disebut juga sistem Plesiochronous
TDM yaitu sinyal informasi yang akan di
gabungkan sudah berupa sinyal digital atau dalam
bentuk kode biner dimana sinyal dasar dari high
order digital multiplex ini memiliki bit rate 2048
Mbits yaitu dari penggabungan 30 kanal sinyal
informasi ditambah 1 sinyal sinkronisasi dan 1
sinyal untuk signaling (Gambar 1)
Gambar 1 Struktur SDH Multiplexing
Adapun perhitungan bit rate dari sinyal dasar high
order digital multiplex merupakan perkalian
jumlah sampel persinyal telepon dengan jumlah
bit drop 1 frame ( 256 bit)
312 High Order Multiplex
High Order Multiplex adalah suatu perangkat yang
memproses penggabungan beberapa sinyal digital
pararel menjadi satu sinyal digital serial yang
mempunyai kecepatan bit yang lebih tinggi Pada
Multipleks digital orde 2 3 dan 4 atau disebut juga
dengan High Order Digital Multipleks mempunyai
rangkaian sama yang terdiri dari
1) Input Stage Sinyal input yang datang
sebanyak 4 jalur akan diproses pada unit
input stage berupa penguatan Equalizer dan
perubahan dari sinyal bipolar menjadi
unipolar lalu diteruskan ke unit Block
Converter Tx
2) Block Converter Pada Block Converter Tx
sinyal akan disinkronkan melalui proses
justifikasi pada Buffer Memory atau Elastic
store yang dicatu oleh Crystal Oscillator dan
ditambahkan dengan bit pelayanan dan
Alarm sehingga kecepatan bitnya lebih
tinggi
3) Multiplex Unit Multipleks akan
menggabungkan 4 sinyal yang dikirim dari
unit Block Converter Tx sehingga
menghasilkan satu sinyal digital serial yang
kecepatannya 4 kali lebih besar dari sinyal
input yang masuk pada unit Multipleks
4) Output Stage Pada unit Output Stage sinyal
yang dikirim dari unit multipleks dalam
bentuk unipolar lalu dirubah dalam bentuk
bipolar dan dikirim ke perangkat selanjutnya
5) Crystal Oscillator Crystal Oscillator
berfungsi membangkitkan sinyal pulsa
sinkronisasi antara saklar multiplexer di sisi
pengirim dan saklar Demultiplexer di sisi
penerima Pada (Gambar 2) di bawah ini
diilustrasikan blok diagram dari High Order
Multiplex
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67
Deultiplexer
PLL
PLL
PLL
PLL
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output 1
Output 2
Output 3
Output 4Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Crystal
Oscillator
Input
StageInput
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Multiplexer
Crystal
Oscillator
Output
Stage
Input 1
Input 2
Input 3
Input 4
Output
4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER
MULTIPLEX
High Order Multiplex memiliki beberapa
tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan
yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits
sinyal tertinggi
Struktur Frame High Order Multiplex antara lain
Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex
41 Struktur Frame 2 Mbits
Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-1 merupakan
penggabungan 30 sinyal tributary yang akan
menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan
menggunakan proses tehnik PCM 30 yang
selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input
dari High Order Multiplex Orde-2
42 Struktur Frame 8 Mbits
Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital
Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit
sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan
diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks
Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448
Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar
848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya
berisi 212 bit
43 Struktur Frame 34 Mbits
Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada
multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur
Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai
ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang
terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit
44 Struktur Frame 140 Mbits
Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-4 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada saluran transmisi Struktur Frame dari
sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang
Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan
tiap-tiap Setnya berisi 732 bit
441 High Order Demultiplex
High Order Demultiplex mempunyai karakteristik
kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu
suatu perangkat yang memproses penguraian satu
sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital
paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4
yang disebut juga High Order Digital
Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama
blok diagram dari High Order Demultiplex dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini
Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex
1) Input Stage Sinyal input yang datang
akan diproses pada unit Input Stage berupa
Penguatan Equalizer dan perubahan dari
sinyal bipolar menjadi unipolar lalu
diteruskan ke unit Demultiplex
2) Demultiplex Pada Unit Demultipex
sinyal digital serial akan diuraikan menjadi
4 sinyal digital pararel yang kecepatan
bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya
lalu dikirimkan ke masing-masing unit
Block Converter Rx
3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator
berfungsi untuk membangkitkan sinyal
pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi
antara saklar multiplexer disisi pengirim
dan saklar Demultiplexer di sisi penerima
4) Block Converter Rx Pada Block
Converter Rx sinyal akan disinkronkan
melalui proses justifikasi pada Buffer
Memory yang dicatu dari PLL (Phase
Locked Loop) dan dikeluarkan bit
pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan
bitnya lebih rendah
5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL
akan
meregenerasikan sinyal utama dan sinyal
pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit
Output Stage
6) Output Stage Pada unit Output Stage
sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam
bentuk unipolar lalu dirubah kedalam
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68
bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat
selanjutnya Sedangkan rangkaian
sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment
Word yang menentukan awal dari tiap-tiap
bit Tributary dimana posisi Frame disusun
Ini berarti bahwa Demultipleks
menghasilkan penguraian bit per bit yang
dikirimkan ke setiap tributary Apabila
terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame
Aligment Word selama 4 frame berturut-
turut maka akan memberikan alarm yang
berarti loss of frame Apabila terjadi Loss
of Frame Loss of Synchronization atau
Loss of Signal maka akan disisipkan
sinyal AIS yang berharga bit 1 terus
menerus
Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok
Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit
jastifikasi J apakah stuffing atau informasi
Apabila stuffing maka memberikan off Switch
untuk tidak menuliskan data sedangkan jika
informasi akan menuliskan data dalam Buffer
memory
Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan
dengan suatu clock yang konstan dan sesuai
dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya
pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit
PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam
bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini
mempunyai karakteristik yang berkebalikan
dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi
yang masuk kedalam
Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan
aslinya tanpa kehilangan informasi Bit
pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan
disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan
ada tidaknya gangguan pada sisi lawan
45 Karakteristik Jaringan SDH
Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan
salah satu standarisasi dari jaringan
telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi
dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem
pengangkutan digital sinkron yang bertujuan
menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-
nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan
fleksibel
SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing
dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi
terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik
SDH dirancang untuk hubungan data digital
berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem
synchronous antara komponen-komponen dalam
jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan
dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan
transmisi yang digunakan adalah synchronous
Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64
Kbits suara pada teknik PCM
Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal
tributary secara multiplexing sinkron yang
pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan
Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop
Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect
(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan
diregenerasikan dalam saluran transmisi
Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk
menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-
sinyal tributary plesiochronous kedalam mode
sinyal synchronous mengadopsi struktur
multiplexing sinkron
Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk
menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada
dan membentuk hirarki digital baru yang
mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal
kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan
bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi
plesiochronous atau plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini
yang selanjutnya memultiplex keberadaan
tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem
jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan
PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits
di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses
multiplexing sinkron
Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga
hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat
telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1
berikut ini
Tabel 1 Level Hirarki PDH
Hirarki dasar Level
Hirarki
Hirarki
dasar
1544 Mbits 2048
Mbits
USA Jepang
1
2
3
4
Eropa
1544
Mbits
6312
Mbits
44736
Mbits
1544
Mbits
6312
Mbits
32064
Mbits
97728
Mbits
2048
Mbits
8448
Mbits
34368
Mbits
139264
Mbits
Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi
fasilitas interkoneksi yang memberikan
kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH
akan mendukung jaringan dari berbagai vendor
secara uniform dengan manajemen jaringan
berdasarkan antarmuka node jaringan (Network
Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh
CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat
pada tabel 2 berikut di bawah
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69
Tabel 2 Level Hirarki SDH
SDH
Bit Rate Level Sinyal
155520 Mbits
622080 Mbits
2488 320 Mbits
9953280 bits
1
4
16
64
STM-1
STM-4
STM-16
STM-64
Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor
dimultiplex secara langsung dan sederhana ke
sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih
tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved
misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya
ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan
SDH adalah
1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana
2) Akses langsung untuk tributari-tributari
kecepatan rendah
3) Peningkatan kemampuan Operasi dan
Pemeliharaan
4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih
tinggi
STM-N Synchronous Transport Module N
AUG Administrative Unit Group
AUX-x Administrative Unit
VC-x Virtual Container
TUG-x Tributary Unit Group
TU-x Tributary Unit
C-x Container
D-x PDH Signal Level
Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron
46 Struktur Multiplexing SDH
Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex
sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi
dan mentransmisikan informasi yang besar itu
secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah
membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa
penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat
langsung di multiplex secara byte interleaved
membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi
Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat
dilihat pada gambar 4
Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron
masing-masing tributary dipetakan kedalam
Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di
dalam Container sinyal tributary ditambahkan
dengan path Overhead (POH) untuk membentuk
Virtual Container (VC) sinyal pada VC
ditambahkan dengan pointer untuk membentuk
tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte
interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang
diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi
(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi
Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi
VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain
47 Elemen Sinyal SDH
Elemen sinyal yang membentuk struktur
multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual
Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary
Unit Group (TUG) Administrative Unit Group
(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)
1) Container Container merupakan unit dasar
payload dari SDH berfungsi membawa
informasi end-user dan memiliki kapasitas
yang berbeda yang membuatnya sesuai
dengan berbagai jenis bit rate dari sistem
Plesiochronous
Tabel 3 Tingkatan Level Container
Kecepatan
Bit
Sinyal
PDH
Jenis
Container Level
Nama
Container
Kapasitas
Container
1544
Kbits
2048
Kbits
6312 Kbits
34368
Kbits
Low
Order
1
1
2
3
C-11
C-12
C-2
C-31
25 Byte
34 Byte
106Byte
756 Byte
44736 Kbits
139264
Kbits
High
Order
3
4
C-32
C-4
774 Byte
2340 yte
Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan
disusun kedalam container yang mempunyai
kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan
kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai
durasi waktu sebesar 125 μs Container
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat
menampung byte-byte informasi sinyal digital
baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang
telah ditetapkan
AUGSTM-N
D3C-3
D4C-4
TU-3 VC-3
AU-3 VC-3
AU-4 VC-4
TUG-3
TUG-2
TU-12 VC-12
D11C-11TU-11 VC-11
TU-2 VC-2
x N x 1
x 3
x 3
x 1
x 7
x 7
x 1
x 3
x 4
140Mbs
34Mbs
45Mbs
6Mbs
2Mbs
15Mbs
SDH
D12C-12
D2C-2
Pointer Processing
Multiplexing
Aligning
Mapping
PDH
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 66
8
4x2
2
4x8
4x34
4x140
34
140
565
Su
bcrib
ers
12
345
678
98
12
345
678
98
12
345
678
98
12
345
678
98
Orde - 1
Orde - 2
Orde - 3
Primary Multiplexing Higher Order Multiplexing
2048 kBits
8448 kBits
34368 kBits
139264 kBits
Ch 1
Ch 2
Ch 3
Ch 30
Orde - 4
Untuk mengatasi sedikit perbedaan kecepatan arus
bit tersebut disisipkan suatu bit pengontrol yang
disebut justification bit pada arah kirim untuk
kemudian dideteksi dan diambil kembali di bagian
penerima sehingga diperoleh deretan bit yang
sinkron
Pada arah kirim kecepatan bit yang lebih tinggi
pada keluarannya memungkinkan disisipkan bit-
bit tambahan yang berfungsi untuk pengontrolan
dan pengawasan dari hubungan antar multipleks
Bit-bit tambahan tersebut terdiri dari Frame
Aligment Word (FAW) yang berfungsi untuk
sinkronisasi
1) Justification Bit dan Justifying Bit sebagai
kontrol untuk sinkronisasi dari perbedaan
kecepatan arus bit masukan
2) Bit-bit yang berfungsi sebagai indikasi jika
terjadi alarm atau gangguan pada hubungan
antar multipleks tersebut
3) Bit-bit yang berfungsi untuk fasilitas
cadangan
3 SISTEM PLESIOCHRONOUS TDM
Susunan multiplexing dari Sistem Time Division
Multiplex (TDM) pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua bagian sebagaimana uraian berikut
31 Primary Digital Multiplex
Primari Digital Multiplex atau yang disebut juga
sistem TDM utama yaitu sinyal informasi yang
akan digabungkan menjadi sinyal analog
sedangkan harga daya sinyalnya bervariasi secara
kontinyu dan sebelum proses multipleks biasanya
diubah dahulu menjadi bentuk kode biner dengan
cara teknik Pulse Code Modulation (PCM)
Pada primary TDM ini sinyal informasi berupa
sinyal analog di sampling dan dari perbedaan
amplitudo tiap-tiap sampel sinyal tersebut ditaksir
harganya yang dinamakan proses Pulse Amplitudo
Modulation (PAM) lalu diubah dalam bentuk
kode-kode biner melalui teknik PCM Untuk 1
kanal sinyal informasi dapat dihitung bit ratenya
berdasarkan perkalian antara jumlah sampel per
sinyal telepon dengan jumlah bit per sinyal telepon
(8 bit)
311 High Order Digital Multiplex
High Order Digital Multiplex atau multipleks orde
tinggi yang disebut juga sistem Plesiochronous
TDM yaitu sinyal informasi yang akan di
gabungkan sudah berupa sinyal digital atau dalam
bentuk kode biner dimana sinyal dasar dari high
order digital multiplex ini memiliki bit rate 2048
Mbits yaitu dari penggabungan 30 kanal sinyal
informasi ditambah 1 sinyal sinkronisasi dan 1
sinyal untuk signaling (Gambar 1)
Gambar 1 Struktur SDH Multiplexing
Adapun perhitungan bit rate dari sinyal dasar high
order digital multiplex merupakan perkalian
jumlah sampel persinyal telepon dengan jumlah
bit drop 1 frame ( 256 bit)
312 High Order Multiplex
High Order Multiplex adalah suatu perangkat yang
memproses penggabungan beberapa sinyal digital
pararel menjadi satu sinyal digital serial yang
mempunyai kecepatan bit yang lebih tinggi Pada
Multipleks digital orde 2 3 dan 4 atau disebut juga
dengan High Order Digital Multipleks mempunyai
rangkaian sama yang terdiri dari
1) Input Stage Sinyal input yang datang
sebanyak 4 jalur akan diproses pada unit
input stage berupa penguatan Equalizer dan
perubahan dari sinyal bipolar menjadi
unipolar lalu diteruskan ke unit Block
Converter Tx
2) Block Converter Pada Block Converter Tx
sinyal akan disinkronkan melalui proses
justifikasi pada Buffer Memory atau Elastic
store yang dicatu oleh Crystal Oscillator dan
ditambahkan dengan bit pelayanan dan
Alarm sehingga kecepatan bitnya lebih
tinggi
3) Multiplex Unit Multipleks akan
menggabungkan 4 sinyal yang dikirim dari
unit Block Converter Tx sehingga
menghasilkan satu sinyal digital serial yang
kecepatannya 4 kali lebih besar dari sinyal
input yang masuk pada unit Multipleks
4) Output Stage Pada unit Output Stage sinyal
yang dikirim dari unit multipleks dalam
bentuk unipolar lalu dirubah dalam bentuk
bipolar dan dikirim ke perangkat selanjutnya
5) Crystal Oscillator Crystal Oscillator
berfungsi membangkitkan sinyal pulsa
sinkronisasi antara saklar multiplexer di sisi
pengirim dan saklar Demultiplexer di sisi
penerima Pada (Gambar 2) di bawah ini
diilustrasikan blok diagram dari High Order
Multiplex
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67
Deultiplexer
PLL
PLL
PLL
PLL
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output 1
Output 2
Output 3
Output 4Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Crystal
Oscillator
Input
StageInput
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Multiplexer
Crystal
Oscillator
Output
Stage
Input 1
Input 2
Input 3
Input 4
Output
4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER
MULTIPLEX
High Order Multiplex memiliki beberapa
tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan
yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits
sinyal tertinggi
Struktur Frame High Order Multiplex antara lain
Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex
41 Struktur Frame 2 Mbits
Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-1 merupakan
penggabungan 30 sinyal tributary yang akan
menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan
menggunakan proses tehnik PCM 30 yang
selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input
dari High Order Multiplex Orde-2
42 Struktur Frame 8 Mbits
Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital
Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit
sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan
diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks
Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448
Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar
848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya
berisi 212 bit
43 Struktur Frame 34 Mbits
Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada
multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur
Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai
ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang
terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit
44 Struktur Frame 140 Mbits
Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-4 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada saluran transmisi Struktur Frame dari
sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang
Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan
tiap-tiap Setnya berisi 732 bit
441 High Order Demultiplex
High Order Demultiplex mempunyai karakteristik
kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu
suatu perangkat yang memproses penguraian satu
sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital
paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4
yang disebut juga High Order Digital
Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama
blok diagram dari High Order Demultiplex dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini
Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex
1) Input Stage Sinyal input yang datang
akan diproses pada unit Input Stage berupa
Penguatan Equalizer dan perubahan dari
sinyal bipolar menjadi unipolar lalu
diteruskan ke unit Demultiplex
2) Demultiplex Pada Unit Demultipex
sinyal digital serial akan diuraikan menjadi
4 sinyal digital pararel yang kecepatan
bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya
lalu dikirimkan ke masing-masing unit
Block Converter Rx
3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator
berfungsi untuk membangkitkan sinyal
pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi
antara saklar multiplexer disisi pengirim
dan saklar Demultiplexer di sisi penerima
4) Block Converter Rx Pada Block
Converter Rx sinyal akan disinkronkan
melalui proses justifikasi pada Buffer
Memory yang dicatu dari PLL (Phase
Locked Loop) dan dikeluarkan bit
pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan
bitnya lebih rendah
5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL
akan
meregenerasikan sinyal utama dan sinyal
pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit
Output Stage
6) Output Stage Pada unit Output Stage
sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam
bentuk unipolar lalu dirubah kedalam
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68
bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat
selanjutnya Sedangkan rangkaian
sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment
Word yang menentukan awal dari tiap-tiap
bit Tributary dimana posisi Frame disusun
Ini berarti bahwa Demultipleks
menghasilkan penguraian bit per bit yang
dikirimkan ke setiap tributary Apabila
terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame
Aligment Word selama 4 frame berturut-
turut maka akan memberikan alarm yang
berarti loss of frame Apabila terjadi Loss
of Frame Loss of Synchronization atau
Loss of Signal maka akan disisipkan
sinyal AIS yang berharga bit 1 terus
menerus
Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok
Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit
jastifikasi J apakah stuffing atau informasi
Apabila stuffing maka memberikan off Switch
untuk tidak menuliskan data sedangkan jika
informasi akan menuliskan data dalam Buffer
memory
Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan
dengan suatu clock yang konstan dan sesuai
dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya
pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit
PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam
bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini
mempunyai karakteristik yang berkebalikan
dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi
yang masuk kedalam
Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan
aslinya tanpa kehilangan informasi Bit
pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan
disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan
ada tidaknya gangguan pada sisi lawan
45 Karakteristik Jaringan SDH
Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan
salah satu standarisasi dari jaringan
telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi
dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem
pengangkutan digital sinkron yang bertujuan
menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-
nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan
fleksibel
SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing
dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi
terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik
SDH dirancang untuk hubungan data digital
berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem
synchronous antara komponen-komponen dalam
jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan
dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan
transmisi yang digunakan adalah synchronous
Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64
Kbits suara pada teknik PCM
Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal
tributary secara multiplexing sinkron yang
pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan
Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop
Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect
(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan
diregenerasikan dalam saluran transmisi
Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk
menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-
sinyal tributary plesiochronous kedalam mode
sinyal synchronous mengadopsi struktur
multiplexing sinkron
Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk
menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada
dan membentuk hirarki digital baru yang
mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal
kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan
bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi
plesiochronous atau plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini
yang selanjutnya memultiplex keberadaan
tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem
jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan
PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits
di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses
multiplexing sinkron
Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga
hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat
telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1
berikut ini
Tabel 1 Level Hirarki PDH
Hirarki dasar Level
Hirarki
Hirarki
dasar
1544 Mbits 2048
Mbits
USA Jepang
1
2
3
4
Eropa
1544
Mbits
6312
Mbits
44736
Mbits
1544
Mbits
6312
Mbits
32064
Mbits
97728
Mbits
2048
Mbits
8448
Mbits
34368
Mbits
139264
Mbits
Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi
fasilitas interkoneksi yang memberikan
kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH
akan mendukung jaringan dari berbagai vendor
secara uniform dengan manajemen jaringan
berdasarkan antarmuka node jaringan (Network
Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh
CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat
pada tabel 2 berikut di bawah
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69
Tabel 2 Level Hirarki SDH
SDH
Bit Rate Level Sinyal
155520 Mbits
622080 Mbits
2488 320 Mbits
9953280 bits
1
4
16
64
STM-1
STM-4
STM-16
STM-64
Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor
dimultiplex secara langsung dan sederhana ke
sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih
tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved
misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya
ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan
SDH adalah
1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana
2) Akses langsung untuk tributari-tributari
kecepatan rendah
3) Peningkatan kemampuan Operasi dan
Pemeliharaan
4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih
tinggi
STM-N Synchronous Transport Module N
AUG Administrative Unit Group
AUX-x Administrative Unit
VC-x Virtual Container
TUG-x Tributary Unit Group
TU-x Tributary Unit
C-x Container
D-x PDH Signal Level
Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron
46 Struktur Multiplexing SDH
Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex
sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi
dan mentransmisikan informasi yang besar itu
secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah
membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa
penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat
langsung di multiplex secara byte interleaved
membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi
Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat
dilihat pada gambar 4
Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron
masing-masing tributary dipetakan kedalam
Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di
dalam Container sinyal tributary ditambahkan
dengan path Overhead (POH) untuk membentuk
Virtual Container (VC) sinyal pada VC
ditambahkan dengan pointer untuk membentuk
tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte
interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang
diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi
(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi
Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi
VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain
47 Elemen Sinyal SDH
Elemen sinyal yang membentuk struktur
multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual
Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary
Unit Group (TUG) Administrative Unit Group
(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)
1) Container Container merupakan unit dasar
payload dari SDH berfungsi membawa
informasi end-user dan memiliki kapasitas
yang berbeda yang membuatnya sesuai
dengan berbagai jenis bit rate dari sistem
Plesiochronous
Tabel 3 Tingkatan Level Container
Kecepatan
Bit
Sinyal
PDH
Jenis
Container Level
Nama
Container
Kapasitas
Container
1544
Kbits
2048
Kbits
6312 Kbits
34368
Kbits
Low
Order
1
1
2
3
C-11
C-12
C-2
C-31
25 Byte
34 Byte
106Byte
756 Byte
44736 Kbits
139264
Kbits
High
Order
3
4
C-32
C-4
774 Byte
2340 yte
Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan
disusun kedalam container yang mempunyai
kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan
kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai
durasi waktu sebesar 125 μs Container
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat
menampung byte-byte informasi sinyal digital
baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang
telah ditetapkan
AUGSTM-N
D3C-3
D4C-4
TU-3 VC-3
AU-3 VC-3
AU-4 VC-4
TUG-3
TUG-2
TU-12 VC-12
D11C-11TU-11 VC-11
TU-2 VC-2
x N x 1
x 3
x 3
x 1
x 7
x 7
x 1
x 3
x 4
140Mbs
34Mbs
45Mbs
6Mbs
2Mbs
15Mbs
SDH
D12C-12
D2C-2
Pointer Processing
Multiplexing
Aligning
Mapping
PDH
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67
Deultiplexer
PLL
PLL
PLL
PLL
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output
Stage
Output 1
Output 2
Output 3
Output 4Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Converter
Rx
Crystal
Oscillator
Input
StageInput
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Input
Stage
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Converter
Tx
Multiplexer
Crystal
Oscillator
Output
Stage
Input 1
Input 2
Input 3
Input 4
Output
4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER
MULTIPLEX
High Order Multiplex memiliki beberapa
tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan
yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits
sinyal tertinggi
Struktur Frame High Order Multiplex antara lain
Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex
41 Struktur Frame 2 Mbits
Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-1 merupakan
penggabungan 30 sinyal tributary yang akan
menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan
menggunakan proses tehnik PCM 30 yang
selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input
dari High Order Multiplex Orde-2
42 Struktur Frame 8 Mbits
Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital
Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit
sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan
diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks
Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448
Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar
848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya
berisi 212 bit
43 Struktur Frame 34 Mbits
Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada
multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur
Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai
ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang
terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit
44 Struktur Frame 140 Mbits
Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada
multipleks digital orde-4 output sinyalnya
mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits
dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal
input pada saluran transmisi Struktur Frame dari
sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang
Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan
tiap-tiap Setnya berisi 732 bit
441 High Order Demultiplex
High Order Demultiplex mempunyai karakteristik
kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu
suatu perangkat yang memproses penguraian satu
sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital
paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4
yang disebut juga High Order Digital
Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama
blok diagram dari High Order Demultiplex dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini
Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex
1) Input Stage Sinyal input yang datang
akan diproses pada unit Input Stage berupa
Penguatan Equalizer dan perubahan dari
sinyal bipolar menjadi unipolar lalu
diteruskan ke unit Demultiplex
2) Demultiplex Pada Unit Demultipex
sinyal digital serial akan diuraikan menjadi
4 sinyal digital pararel yang kecepatan
bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya
lalu dikirimkan ke masing-masing unit
Block Converter Rx
3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator
berfungsi untuk membangkitkan sinyal
pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi
antara saklar multiplexer disisi pengirim
dan saklar Demultiplexer di sisi penerima
4) Block Converter Rx Pada Block
Converter Rx sinyal akan disinkronkan
melalui proses justifikasi pada Buffer
Memory yang dicatu dari PLL (Phase
Locked Loop) dan dikeluarkan bit
pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan
bitnya lebih rendah
5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL
akan
meregenerasikan sinyal utama dan sinyal
pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit
Output Stage
6) Output Stage Pada unit Output Stage
sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam
bentuk unipolar lalu dirubah kedalam
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68
bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat
selanjutnya Sedangkan rangkaian
sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment
Word yang menentukan awal dari tiap-tiap
bit Tributary dimana posisi Frame disusun
Ini berarti bahwa Demultipleks
menghasilkan penguraian bit per bit yang
dikirimkan ke setiap tributary Apabila
terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame
Aligment Word selama 4 frame berturut-
turut maka akan memberikan alarm yang
berarti loss of frame Apabila terjadi Loss
of Frame Loss of Synchronization atau
Loss of Signal maka akan disisipkan
sinyal AIS yang berharga bit 1 terus
menerus
Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok
Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit
jastifikasi J apakah stuffing atau informasi
Apabila stuffing maka memberikan off Switch
untuk tidak menuliskan data sedangkan jika
informasi akan menuliskan data dalam Buffer
memory
Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan
dengan suatu clock yang konstan dan sesuai
dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya
pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit
PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam
bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini
mempunyai karakteristik yang berkebalikan
dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi
yang masuk kedalam
Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan
aslinya tanpa kehilangan informasi Bit
pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan
disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan
ada tidaknya gangguan pada sisi lawan
45 Karakteristik Jaringan SDH
Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan
salah satu standarisasi dari jaringan
telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi
dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem
pengangkutan digital sinkron yang bertujuan
menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-
nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan
fleksibel
SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing
dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi
terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik
SDH dirancang untuk hubungan data digital
berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem
synchronous antara komponen-komponen dalam
jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan
dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan
transmisi yang digunakan adalah synchronous
Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64
Kbits suara pada teknik PCM
Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal
tributary secara multiplexing sinkron yang
pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan
Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop
Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect
(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan
diregenerasikan dalam saluran transmisi
Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk
menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-
sinyal tributary plesiochronous kedalam mode
sinyal synchronous mengadopsi struktur
multiplexing sinkron
Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk
menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada
dan membentuk hirarki digital baru yang
mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal
kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan
bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi
plesiochronous atau plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini
yang selanjutnya memultiplex keberadaan
tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem
jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan
PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits
di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses
multiplexing sinkron
Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga
hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat
telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1
berikut ini
Tabel 1 Level Hirarki PDH
Hirarki dasar Level
Hirarki
Hirarki
dasar
1544 Mbits 2048
Mbits
USA Jepang
1
2
3
4
Eropa
1544
Mbits
6312
Mbits
44736
Mbits
1544
Mbits
6312
Mbits
32064
Mbits
97728
Mbits
2048
Mbits
8448
Mbits
34368
Mbits
139264
Mbits
Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi
fasilitas interkoneksi yang memberikan
kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH
akan mendukung jaringan dari berbagai vendor
secara uniform dengan manajemen jaringan
berdasarkan antarmuka node jaringan (Network
Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh
CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat
pada tabel 2 berikut di bawah
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69
Tabel 2 Level Hirarki SDH
SDH
Bit Rate Level Sinyal
155520 Mbits
622080 Mbits
2488 320 Mbits
9953280 bits
1
4
16
64
STM-1
STM-4
STM-16
STM-64
Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor
dimultiplex secara langsung dan sederhana ke
sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih
tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved
misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya
ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan
SDH adalah
1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana
2) Akses langsung untuk tributari-tributari
kecepatan rendah
3) Peningkatan kemampuan Operasi dan
Pemeliharaan
4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih
tinggi
STM-N Synchronous Transport Module N
AUG Administrative Unit Group
AUX-x Administrative Unit
VC-x Virtual Container
TUG-x Tributary Unit Group
TU-x Tributary Unit
C-x Container
D-x PDH Signal Level
Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron
46 Struktur Multiplexing SDH
Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex
sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi
dan mentransmisikan informasi yang besar itu
secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah
membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa
penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat
langsung di multiplex secara byte interleaved
membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi
Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat
dilihat pada gambar 4
Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron
masing-masing tributary dipetakan kedalam
Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di
dalam Container sinyal tributary ditambahkan
dengan path Overhead (POH) untuk membentuk
Virtual Container (VC) sinyal pada VC
ditambahkan dengan pointer untuk membentuk
tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte
interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang
diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi
(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi
Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi
VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain
47 Elemen Sinyal SDH
Elemen sinyal yang membentuk struktur
multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual
Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary
Unit Group (TUG) Administrative Unit Group
(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)
1) Container Container merupakan unit dasar
payload dari SDH berfungsi membawa
informasi end-user dan memiliki kapasitas
yang berbeda yang membuatnya sesuai
dengan berbagai jenis bit rate dari sistem
Plesiochronous
Tabel 3 Tingkatan Level Container
Kecepatan
Bit
Sinyal
PDH
Jenis
Container Level
Nama
Container
Kapasitas
Container
1544
Kbits
2048
Kbits
6312 Kbits
34368
Kbits
Low
Order
1
1
2
3
C-11
C-12
C-2
C-31
25 Byte
34 Byte
106Byte
756 Byte
44736 Kbits
139264
Kbits
High
Order
3
4
C-32
C-4
774 Byte
2340 yte
Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan
disusun kedalam container yang mempunyai
kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan
kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai
durasi waktu sebesar 125 μs Container
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat
menampung byte-byte informasi sinyal digital
baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang
telah ditetapkan
AUGSTM-N
D3C-3
D4C-4
TU-3 VC-3
AU-3 VC-3
AU-4 VC-4
TUG-3
TUG-2
TU-12 VC-12
D11C-11TU-11 VC-11
TU-2 VC-2
x N x 1
x 3
x 3
x 1
x 7
x 7
x 1
x 3
x 4
140Mbs
34Mbs
45Mbs
6Mbs
2Mbs
15Mbs
SDH
D12C-12
D2C-2
Pointer Processing
Multiplexing
Aligning
Mapping
PDH
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68
bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat
selanjutnya Sedangkan rangkaian
sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment
Word yang menentukan awal dari tiap-tiap
bit Tributary dimana posisi Frame disusun
Ini berarti bahwa Demultipleks
menghasilkan penguraian bit per bit yang
dikirimkan ke setiap tributary Apabila
terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame
Aligment Word selama 4 frame berturut-
turut maka akan memberikan alarm yang
berarti loss of frame Apabila terjadi Loss
of Frame Loss of Synchronization atau
Loss of Signal maka akan disisipkan
sinyal AIS yang berharga bit 1 terus
menerus
Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok
Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit
jastifikasi J apakah stuffing atau informasi
Apabila stuffing maka memberikan off Switch
untuk tidak menuliskan data sedangkan jika
informasi akan menuliskan data dalam Buffer
memory
Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan
dengan suatu clock yang konstan dan sesuai
dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya
pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit
PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam
bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini
mempunyai karakteristik yang berkebalikan
dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi
yang masuk kedalam
Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan
aslinya tanpa kehilangan informasi Bit
pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan
disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan
ada tidaknya gangguan pada sisi lawan
45 Karakteristik Jaringan SDH
Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan
salah satu standarisasi dari jaringan
telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi
dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem
pengangkutan digital sinkron yang bertujuan
menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-
nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan
fleksibel
SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing
dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi
terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik
SDH dirancang untuk hubungan data digital
berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem
synchronous antara komponen-komponen dalam
jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan
dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan
transmisi yang digunakan adalah synchronous
Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64
Kbits suara pada teknik PCM
Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal
tributary secara multiplexing sinkron yang
pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan
Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop
Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect
(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan
diregenerasikan dalam saluran transmisi
Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk
menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-
sinyal tributary plesiochronous kedalam mode
sinyal synchronous mengadopsi struktur
multiplexing sinkron
Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk
menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada
dan membentuk hirarki digital baru yang
mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal
kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan
bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi
plesiochronous atau plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini
yang selanjutnya memultiplex keberadaan
tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem
jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan
PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits
di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses
multiplexing sinkron
Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga
hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat
telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1
berikut ini
Tabel 1 Level Hirarki PDH
Hirarki dasar Level
Hirarki
Hirarki
dasar
1544 Mbits 2048
Mbits
USA Jepang
1
2
3
4
Eropa
1544
Mbits
6312
Mbits
44736
Mbits
1544
Mbits
6312
Mbits
32064
Mbits
97728
Mbits
2048
Mbits
8448
Mbits
34368
Mbits
139264
Mbits
Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi
fasilitas interkoneksi yang memberikan
kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH
akan mendukung jaringan dari berbagai vendor
secara uniform dengan manajemen jaringan
berdasarkan antarmuka node jaringan (Network
Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh
CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat
pada tabel 2 berikut di bawah
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69
Tabel 2 Level Hirarki SDH
SDH
Bit Rate Level Sinyal
155520 Mbits
622080 Mbits
2488 320 Mbits
9953280 bits
1
4
16
64
STM-1
STM-4
STM-16
STM-64
Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor
dimultiplex secara langsung dan sederhana ke
sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih
tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved
misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya
ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan
SDH adalah
1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana
2) Akses langsung untuk tributari-tributari
kecepatan rendah
3) Peningkatan kemampuan Operasi dan
Pemeliharaan
4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih
tinggi
STM-N Synchronous Transport Module N
AUG Administrative Unit Group
AUX-x Administrative Unit
VC-x Virtual Container
TUG-x Tributary Unit Group
TU-x Tributary Unit
C-x Container
D-x PDH Signal Level
Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron
46 Struktur Multiplexing SDH
Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex
sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi
dan mentransmisikan informasi yang besar itu
secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah
membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa
penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat
langsung di multiplex secara byte interleaved
membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi
Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat
dilihat pada gambar 4
Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron
masing-masing tributary dipetakan kedalam
Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di
dalam Container sinyal tributary ditambahkan
dengan path Overhead (POH) untuk membentuk
Virtual Container (VC) sinyal pada VC
ditambahkan dengan pointer untuk membentuk
tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte
interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang
diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi
(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi
Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi
VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain
47 Elemen Sinyal SDH
Elemen sinyal yang membentuk struktur
multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual
Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary
Unit Group (TUG) Administrative Unit Group
(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)
1) Container Container merupakan unit dasar
payload dari SDH berfungsi membawa
informasi end-user dan memiliki kapasitas
yang berbeda yang membuatnya sesuai
dengan berbagai jenis bit rate dari sistem
Plesiochronous
Tabel 3 Tingkatan Level Container
Kecepatan
Bit
Sinyal
PDH
Jenis
Container Level
Nama
Container
Kapasitas
Container
1544
Kbits
2048
Kbits
6312 Kbits
34368
Kbits
Low
Order
1
1
2
3
C-11
C-12
C-2
C-31
25 Byte
34 Byte
106Byte
756 Byte
44736 Kbits
139264
Kbits
High
Order
3
4
C-32
C-4
774 Byte
2340 yte
Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan
disusun kedalam container yang mempunyai
kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan
kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai
durasi waktu sebesar 125 μs Container
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat
menampung byte-byte informasi sinyal digital
baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang
telah ditetapkan
AUGSTM-N
D3C-3
D4C-4
TU-3 VC-3
AU-3 VC-3
AU-4 VC-4
TUG-3
TUG-2
TU-12 VC-12
D11C-11TU-11 VC-11
TU-2 VC-2
x N x 1
x 3
x 3
x 1
x 7
x 7
x 1
x 3
x 4
140Mbs
34Mbs
45Mbs
6Mbs
2Mbs
15Mbs
SDH
D12C-12
D2C-2
Pointer Processing
Multiplexing
Aligning
Mapping
PDH
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69
Tabel 2 Level Hirarki SDH
SDH
Bit Rate Level Sinyal
155520 Mbits
622080 Mbits
2488 320 Mbits
9953280 bits
1
4
16
64
STM-1
STM-4
STM-16
STM-64
Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-
sinyal plesiochronous dari berbagai vendor
dimultiplex secara langsung dan sederhana ke
sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih
tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved
misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya
ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan
SDH adalah
1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana
2) Akses langsung untuk tributari-tributari
kecepatan rendah
3) Peningkatan kemampuan Operasi dan
Pemeliharaan
4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih
tinggi
STM-N Synchronous Transport Module N
AUG Administrative Unit Group
AUX-x Administrative Unit
VC-x Virtual Container
TUG-x Tributary Unit Group
TU-x Tributary Unit
C-x Container
D-x PDH Signal Level
Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron
46 Struktur Multiplexing SDH
Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex
sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi
dan mentransmisikan informasi yang besar itu
secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah
membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa
penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat
langsung di multiplex secara byte interleaved
membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi
Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat
dilihat pada gambar 4
Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron
masing-masing tributary dipetakan kedalam
Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di
dalam Container sinyal tributary ditambahkan
dengan path Overhead (POH) untuk membentuk
Virtual Container (VC) sinyal pada VC
ditambahkan dengan pointer untuk membentuk
tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte
interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang
diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi
(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi
Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi
VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain
47 Elemen Sinyal SDH
Elemen sinyal yang membentuk struktur
multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual
Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary
Unit Group (TUG) Administrative Unit Group
(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)
1) Container Container merupakan unit dasar
payload dari SDH berfungsi membawa
informasi end-user dan memiliki kapasitas
yang berbeda yang membuatnya sesuai
dengan berbagai jenis bit rate dari sistem
Plesiochronous
Tabel 3 Tingkatan Level Container
Kecepatan
Bit
Sinyal
PDH
Jenis
Container Level
Nama
Container
Kapasitas
Container
1544
Kbits
2048
Kbits
6312 Kbits
34368
Kbits
Low
Order
1
1
2
3
C-11
C-12
C-2
C-31
25 Byte
34 Byte
106Byte
756 Byte
44736 Kbits
139264
Kbits
High
Order
3
4
C-32
C-4
774 Byte
2340 yte
Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan
disusun kedalam container yang mempunyai
kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan
kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai
durasi waktu sebesar 125 μs Container
didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat
menampung byte-byte informasi sinyal digital
baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang
telah ditetapkan
AUGSTM-N
D3C-3
D4C-4
TU-3 VC-3
AU-3 VC-3
AU-4 VC-4
TUG-3
TUG-2
TU-12 VC-12
D11C-11TU-11 VC-11
TU-2 VC-2
x N x 1
x 3
x 3
x 1
x 7
x 7
x 1
x 3
x 4
140Mbs
34Mbs
45Mbs
6Mbs
2Mbs
15Mbs
SDH
D12C-12
D2C-2
Pointer Processing
Multiplexing
Aligning
Mapping
PDH
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9
AU POINTER
A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X
B1 E1 F1 X X
D1 D2 D3
B2 B2 B2 K1 K2
D4 D5 D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X
(a)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
X helliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 C1 C1
X X X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 122 13 24 25 28 29 36
(b)
Pada umumnya Container berisi bit-bit
informasi Stuffing Overhead Justification
Opportunity dan Justifikation Control
Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low
Order Container dan High Order Container
Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian
level dari bit rate dari sinyal yang ada pada
Container
2) Virtual Container Virtual Container adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan lapisan path (path layer
connection) yang mendukung informasi
payload dan POH VC juga sebagai struktur
informasi yang mengangkut berbagai ukuran
informasi serta sebagai unit prosesing dalam
sistem SDH Mengandung payload
berkesesuaian dengan payload yang
membawa informasi data dan POH bagian
payload berkesesuaian dengan Container dan
keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s
atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat
kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan
VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4
3) Tributari Unit TU merupakan struktur
informasi yang menyediakan adaptasi antara
lower order path dengan higer order path
layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu
VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde
yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)
melalui TU atau TUG TU merupakan VC
yang telah disesuaikan dengan penambahan
Pointer
4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG
adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan
muatannya ke lokasi tetap atas payload dari
higer order VC TUG dibentuk tanpa
penambahan overhead pada TUAda dua kelas
TUG yaitu TUG-2 yang mengandung
gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau
langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3
yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1
TU-3
5) Administrative Unit Administratif Unit
(AU) adalah struktur informasi yang
menyediakan adaptasi antara higher orde VC
dengan STM-N AU terdiri dari higher order
VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan
tingkat offset dari higher order VC frame start
berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua
jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-
3
6) Administratif Unit Group Satu atau lebih
AU mencakup lokasi tetap atas sebuah
Payload STM yang disebut AUG Sebuah
AUG merupakan hasil multiplex AU pada
proses ini AU memiliki fase yang sama
dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-
byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat
mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4
48 Sinyal Manajemen SDH
Secara garis besar sinyal manajemen frame
meliputi Overhead dan Pointer yang akan
melaksnakan tugas dalam pengelolaan
monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan
pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan
berbagai konfigurasi elemen
481 Overhead
SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup
payload dan overhead dari input sinyal tributari
dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi
suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan
berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam
frame yang sama Untuk itu ada overhead yang
berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke
node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri
1) Section Overhead (SOH)
Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex
Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada
bagian multiplex regenerator Section Overhead
(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator
Setelah multiplexing sinkron secara byte
interleaved bersama-sama membentuk n AUG
maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk
membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH
diberikan pada kondisi tidak ada proses
multiplexing atau demultiplexing Adapun
komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan
16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71
1
2
3
4
5
6
7
8
9
112 113 144
AU POINTER
A1
B1
D1
A1 helliphelliphelliphellip A1 A2
E1
D2
A2 helliphelliphellip A2 C1
F1
D3
B2
D4
B2 helliphelliphellip B2 K1
D5
K2
D6
D7 D8 D9
D10 D11 D12
S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2
C1 hellip C1
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
X helliphelliphellip X
X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X
1 482 49 96 97 98
(C)
Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4
(c) STM-n
Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang
tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang
ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X
bertambah sesuai faktor n ini disebabkan
beberapa hal yaitu
1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame
pendek sehingga byte A1 dan A2 harus
diperpanjang
2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi
konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat
diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih
banyak
3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka
C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih
panjang
4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk
perkembangan mendatang juga X untuk
penggunaan nasional
2) Regenerator Section Overhead (RSOH)
Regenerator Section Overhead merupakan
overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian
pengiriman payload dari satu node ke node
berikutnya
Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas
transmisi
1) Antara node elemen jaringan multiplexer
dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan
node regenerator
2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH
mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2
D2 D3 E1 F1 dan X
3) Multiplex Section Overhead (MSOH)
Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte
overhead untuk pengontrolan tiap section antar
node elemen jaringan multiplexer yang melewati
fungsi regenerator juga merupakan pengendalian
perantara transmisi antara dua elemen multiplexer
yang berdekatan atau sejajar Section ini
mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda
sesuai keperluan untuk masing-masing section
Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-
D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2
4) Path Overhead (POH)
Path Overhead merupakan byte overhead yng
digunakan untuk pengontrolan path secara
hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai
hubungan logika antara sebuah titik dimana VC
digabungkan dengan sebuah titik dimana VC
menjadi tributary-tributary POH terdiri dari
a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3
C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5
b Lower Order POH yang disebut V5
Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan
ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan
terletak pada kolom pertama dari VC yang
menjalankan berbagai variasi fungsi yang
diperlukan untuk transport payload VC
Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke
lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang
terletak pada byte pertama dari VC tersebut
Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi
yang diperlukan untuk transport dari lower order
ke payload VC
482 Pointer
Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer
berfungsi
1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk
mensinkronkan clock atau mengadaptasikan
bit rate dari VC dengan bit rate kanal
transport (AU atau TU) dengan kata lain
digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi
antara frame dengan payload
2) Menggambarkan posisi dari VC dalam
struktur AUTU atau menandakan alamat
untuk permulaan lokasi yang berkesuaian
dengan VC
3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM
4) Meminimisasi delay multiplexing
Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan
atas
1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan
TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2
dan H3
2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-
12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte
V1 V2 V3 dan V4
Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti
gambar 6 di bawah
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72
STM - PAYLOAD
Regenerator
Section Overhead
1
2
3
AU Pointer4
Multiplexer
Section Overhead
5
6
7
8
9
9 x n kolom 261 x n kolom
270 x n kolom
125 Micro secon
SOH
AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86
SOH
87 87STM-1 Payload
SOH
521521
522 522
782 782
AU-Pointer 0 8686
SOH
125 Micro secon
250 Micro secon
STM-1
1611
H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3
N N N N S S I D I D I D I D I D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi
12 13 14 15
V1 V2 V3Tributary Unit Pointer
(TU-11 TU-12 TU-2)
Gambar 6 Struktur Pointer
Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau
posisi awal dari pada VC dalam operasinya
Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer
menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang
sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower
order pemberian alamat dimulai setelah bit
terakhir dari byte V2
49 Synchronous Transport Module (STM)
Synchronous Transport Module (STM) adalah
struktur informasi yang digunakan untuk
mendukung hubungan pada section layer dari
SDH yang mengandung informasi payload dan
POH pada frame blok struktur yang berulang
setiap 125 s
491 STM-N
Frame STM-N merupakan hasil akhir dari
prosedur multiplexing sinkron dalam SDH
Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270
kolom seperti pada (Gambar 7)
Gambar 7 Frame Struktur STM-N
Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap
125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000
bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16
STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3
yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N
dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)
dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur
multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di
bawah
Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N
492 STM-1
STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang
diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1
dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1
terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead
(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian
payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3
Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte
dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload
yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat
dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =
149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-
43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam
floating mode dengan pointer menandakan alamat
dari byte pertamanya
Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)
jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing
3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang
diperlukan adalah 783 (0-782)
Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat
pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk
membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16
adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan
seterusnya
Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1
1 261
AUG 1
1 9
1 261
AUG 2
1 9
RSOH
123 hellip n 123 hellip n
MSOH
123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n
STM-N
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73
410 Elemen jaringan SDH
Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu
topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi
dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan
tertentu Elemen jaringan SDH dapat
digolongkaan atas tiga bagian antara lain
4101 Terminal Multiplexer (TM)
Terminal multiplexer adalah peralatan yang
mempunyai banyak port masukan yang dapat
dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N
Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal
hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N
memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional
atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16
4102 AddDrop Multiplexer (ADM)
AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan
sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat
mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk
masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat
STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan
mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke
dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N
menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140
Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-
4 atau STM-16
4103 Digital Cross Connect (DCC)
Digital Cross Connect menjalankan banyak input
dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan
dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N
Perangkat Wideband Cross Connect menukar
tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk
unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad
band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-
sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau
140 Mbits
411 Metode Penerapan SDH
Karena format SDH dirancang untuk mengatasi
keterbatasan PDH maka semua perusahaan
telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan
transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH
yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk
mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem
PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu
4111 Metode Layer (Top-Down)
Metode layer adalah metode dimana sistem SDH
digelar dalam suatu layer level tinggimenengah
dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu
dengan secara berangsur-angsur mengganti
jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH
Metode layer terutama sekali berhubungan dengan
operator yang memerlukan dukungan untuk
service baru dalam layer atas dari jaringan yang
digunakan misalnya MAN-MAN interconnection
Dalam metode ini perangkat SDH yang
digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan
interkoneksi ke PDH melalui gate way yang
umumnya menggunakan Cross-Connect Metode
Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)
Gambar 10 Metode Layer
3111 Metode Island
Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada
level rendah dan menengah metode ini dapat
digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang
menggunakan sistem transmisi PDH yang life
time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi
dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat
SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-
angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian
link plesiochronous antar Island dengan link
Synchronous Metode Island ini dapat
digambarkan seperti (Gambar 11)
Gambar 11 Metode Island
4112 Metode Overlay
Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam
sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH
metode ini baik untuk digunakan pada kondisi
STM-1 STM-1
STM-1
STM-1
2 Mbits
PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange
DXC-41
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
Mux
STM-1
MuxSTM-1 ring
STM-1
Mux
STM-1
Mux
Acces
Trunk
Junction
34 Mbits140 Mbits
2 Mbits
STM-16STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
STM-16
DXC-44
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
Mux
PDH
MuxExchange
Hirarchical PDH local network
STM-16
STM-16STM-16
PDH
Mux
PDH
Mux
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74
dimana life time perangkat PDH masih lama
sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk
mendukung service baru Kemudian jaringan
sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke
jaringan full SDH
412 Integrasi PDH ke SDH
Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada
sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang
digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi
SDH dan PDH Yaitu
1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)
2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)
3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)
4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits
dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH
Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH
untuk sinyal 2 Mbits
Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH
dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH
dapat menggunakan dua cara yaitu
a OLT (Optical Line Terminal) 2
MbitsOLT 2 Mbits berfungsi
mengkoversikan sinyal optik yang
diterima dari fiber optik menjadi sinyal
elektrik yang langsung diteruskan ke
bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik
ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit
rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-
directional
b OLT 8 Mbits dan DM (Digital
Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits
mempunyai fungsi yang sama dengan
OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan
sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke
optik akan tetapi sinyal yang
dikonversikan mempunyai bit rate 8
Mbits sinyal optik yang telah
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM
8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang
masing ndashmasing tributary mempunyai bit
rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini
kemudian dihubungkan keperangkat
SDH
2) Perangkat SDH
Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2
Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit
inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048
Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63
kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048
Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits
atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran
OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat
diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface
E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah
untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk
pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada Network
Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal
yang masih kosong
4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 34 Mbits
Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits
1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian
PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi
perangkat PDH dapat menggunakan dua cara
yaitu
a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits
berfungsi mengkonversikan sinyal
optik yang diterima dari fiber optik
menjadi sinyal elektrik yang langsung
diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya dari elektrik ke optik
Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34
Mbits dan mempunyai arah bi-
directional
b OLT 140 Mbits dan DM (Digital
Multiplexing) 140 Mbits OLT 140
Mbits mempunyai fungsi yang sama
dengan OLT 34 Mbits yaitu
mengkonversikan sinyal optik ke
elektrik dan elektrik ke optik akan
tetapi sinyal optik yang telah
dikonversikan mempunyai bit rate 140
Mbits Sinyal optik yang telah
STM-N (optik)
2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik
8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik
2 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
SDH
E1
DM8 Mbits
OLT8 Mbits
FO
OLT 2 Mbits
FO
FO
34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik
140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik
34 Mbits-elektrikT4
T3
T2
T1
DM140 Mbits
OLT140 Mbits
FO
OLT34 Mbits
STM-N (optik)
SDH
E3
FO
FO
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75
dikonversikan menjadi sinyal elektrik
diteruskan ke DM 140 melalui agregate
DM 140 DM 140 mempunyai 4
tributary yang masing-masing tributary
mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits
(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan
ke perangkat SDH
2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit
interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah
unit interface E3 elektrik yang mempunyai
kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai
jenis sinyal tributary bi-directional
Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits
pengkodean sinyal pada saluran menggunakan
code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34
Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan
tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate
34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3
Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH
sehingga menghasilkan sinyal STM-N
Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur
dengan menggunakan software pada NMS sesuai
dengan kanal yang masih kosong
4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34
Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan
SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan
SDH untuk sinyal 140 Mbits
Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits
1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH
dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada
sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit
rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi
mengkonversikan sinyal optik yang diterima
dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang
langsung diteruskan ke bagian SDH dan
sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal
tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan
mempunyai arah bi-directional
2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit
interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan
unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140
Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-
directional Hal ini berarti unit E140-8
mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal
berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean
sinyal pada saluran untuk inteface 139264
Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI
dan karakteristik interfacenya sesuai dengan
standar ITU-T G703
Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh
OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut
diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-
8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk
dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan
tributary SDH dapat diatur dengan software
melaui NMS
5 KESIMPULAN
1) Dengan Perkembangan Teknologi
Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang
begitu pesat tidak akan meninggalkan
teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy
(PDH) karena untuk transmisi yang
mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps
lebih ideal menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
karena lebih ekonomis
2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang
adalah menggunakan teknologi
Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)
maka untuk penggelaran teknologi SDH ada
beberapa metode yang digunakan yaitu
metode Layer Island dan overlay
3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) memerlukan interface
tertentu sesuai dengan kecepatan
transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi
2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps
4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital
Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital
Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus
disediakan modul khusus untuk integrasi
dimana mempergunakan sinyal elektrik
PUSTAKA
1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics
1996
2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous
Digital Transmition Boston 1993
3) CCIT Recommendation G707 Synchronous
Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991
4) Edward A Wilson Electronic
Communications Tchnology Pretince-Hall
1989
140 Mbits-optik
STM-N (optik)
SDH
E4
FO
OLT140 Mbits
140 Mbits-optik
FO
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor
Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76
5) Hwei P Hsu Analog and Digital
Communication Mc Graw-Hill 1991
6) KeiserGerd Optical Fiber Communication
Mc Graw-Hill 1991
7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission
Networking SONET and The Synchronous
Digital Hierarchy Artech House Boston
London 1992
8) Pusten Bangti Synchronous Digital
Hierarchy Field Trial Concept and Plan
Bandung 1992
9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-
tions Standard
10) Roger L Freeman Telecommunication
System Engineering Jhon Wiley amp Sons
1992
11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex
Transmission Equipment FiberHome
Telecommunication Technologies Co LTD
February 2003
RIWAYAT PENULIS
1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Pakuan Bogor
2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Bogor
3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor