teknologi transmisi plesiochronous digital hierarchy (pdh ... · integrasi transmisi plesiochronous...

12
Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) 65 1. PENDAHULUAN Sistem transmisi PDH sebagai pelopor digitalisasi muncul tahun 1970-an, dengan jaringan transmisi menggunakan lapian-lapisan yang saling berhubungan, sedangkan teknologi SDH baru digunakan pada tahun 1992. Berkembangnya sistem transmisi SDH, telah banyak distandarisasi dari CCITT, sehingga setiap sistem SDH dapat dihubungkan kepada sebuah sistem SDH dari vendor yang berlainan. Dengan adanya standarisasi perangkat SDH untuk setiap vendor memungkinkan sebuah operator dapat menentukan di dalam daerah cakupannya ditempatkan perangkat SDH dari berbagai vendor, yang diinstalasi tanpa membutuhkan interface antar perangkat tersebut. Sistem transmisi PDH merupakan sistem yang mentransmisikan sinyal mulai dari level 2 Mbit/s sampai dengan level 140 Mbit/s, melalui suatu multiplex bertingkat, sedangkan sistem transmisi SDH mampu mentransmisikan sinyal sampai kecepatan 10 Gbit/s merupakan sistem lebih handal dibandingkan PDH, baik dari segi kapasitas, manajemen, proteksi, dan efesiensi perangkat jaringan. Sebagian besar perangkat PDH telah diinstal terlebih dahulu, sedangkan SDH belum lama. Numun perangkat PDH masih tetap dibutuhkan terutama untuk daerah yang membutuhkan kapasitas di bawah 140 Mbps. 2. METODA MULTIPLEXING PADA SISTEM PDH. Teknologi yang mendasari perubahan sinyal analog ke sinyal digital atau dan sebaliknya dari sinyal digital ke sinyal analog adalah Pulse Code Modulation (PCM). Dari PCM inilah terbentuk suatu sistem transmisi digital pertama yaitu sistem Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH).dan untuk menggabungkan sinyal-sinyal digital yang akan dikirim digunakan perangkat multiplexer. dengan sistem pengiriman sinyal Time Division Multiplexing. Teknologi multipleks dengan sistem PDH secara umum merupakan penggabungan empat sinyal dengan laju bit yang lebih rendah menjadi satu dengan deretan bit yang mempunyai kecepatan empat kali lebih tinggi pada arah kirim, dan mendapatkan atau memecahkan kembali sinyal asli pada arah terima. Proses tersebut dilaksanakan dengan bit interleaving yaitu dengan pengambilan dan penyisipan sinyal digital sebagai masukan bit demi bit. Masukan bit-bit tersebut biasanya berasal dari sumber yang berbeda pula, akibatnya akan terjadi aliran masuk yang tidak sinkron. Sinyal digital ini disebut Plesiochronous. Sinyal ini mempunyai kecepatan bit yang secara nominal sama tetapi kenyataannya berbeda dalam batas toleransi yang diijinkan. INTEGRASI TRANSMISI PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (PDH) DENGAN SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (SDH) Oleh : Waryani, Dede Suhendi dan Agustini Rodiah Mahdi Abstrak Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) tidak mungkin ditinggalkan dalam sistem Teknik Transmisi, meskipun teknologi Transmisi sudah mulai beralih ke transmisi Synchronous Digital Hirarchy (SDH) karena untuk transmisi dengan kapasitas rendah tetap memerlukan teknologi PDH. SDH mempunyai kecepatan transmisi terendah sebesar 155 Mbps, sedangkan PDH dari 2 Mbps sampai dengan 140 Mbps. Oleh karena itu agar dapat saling terintegrasi antara PDH dan SDH diperlukan interface agar transmisi PDH tetap dapat dipergunakan walaupun semua sistem transmisi untuk backbone sudah mempergunakan transmisi SDH. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai integrasi antara PDH dan SDH untuk kecepatan transmisi 2 Mbps, 8 Mbps, 34 Mbps dan 140 Mbps. Dengan telah terintegrasinya antara teknologi PDH dan SDH perangkat PDH tetap dapat dipergunakan terutama untuk yang mempunyai kecepatan transmisi dibawah 155 Mbps. Kata-kata kunci : tranmisi, backbone, interface,interleaving, integrasi, biner, modulation, equalizer, loop, overhead, module, bit, hirachi..

Upload: lyque

Post on 13-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 65

1 PENDAHULUAN

Sistem transmisi PDH sebagai pelopor digitalisasi

muncul tahun 1970-an dengan jaringan transmisi

menggunakan lapian-lapisan yang saling

berhubungan sedangkan teknologi SDH baru

digunakan pada tahun 1992

Berkembangnya sistem transmisi SDH telah

banyak distandarisasi dari CCITT sehingga setiap

sistem SDH dapat dihubungkan kepada sebuah

sistem SDH dari vendor yang berlainan Dengan

adanya standarisasi perangkat SDH untuk setiap

vendor memungkinkan sebuah operator dapat

menentukan di dalam daerah cakupannya

ditempatkan perangkat SDH dari berbagai vendor

yang diinstalasi tanpa membutuhkan interface

antar perangkat tersebut

Sistem transmisi PDH merupakan sistem yang

mentransmisikan sinyal mulai dari level 2 Mbits

sampai dengan level 140 Mbits melalui suatu

multiplex bertingkat sedangkan sistem transmisi

SDH mampu mentransmisikan sinyal sampai

kecepatan 10 Gbits merupakan sistem lebih

handal dibandingkan PDH baik dari segi

kapasitas manajemen proteksi dan efesiensi

perangkat jaringan

Sebagian besar perangkat PDH telah diinstal

terlebih dahulu sedangkan SDH belum lama

Numun perangkat PDH masih tetap dibutuhkan

terutama untuk daerah yang membutuhkan

kapasitas di bawah 140 Mbps

Oleh sebab itu diperlukan interface yang dapat

menintegrasikan antara perangkat PDH dan SDH

2 METODA MULTIPLEXING PADA

SISTEM PDH

Teknologi yang mendasari perubahan sinyal

analog ke sinyal digital atau dan sebaliknya dari

sinyal digital ke sinyal analog adalah Pulse Code

Modulation (PCM)

Dari PCM inilah terbentuk suatu sistem transmisi

digital pertama yaitu sistem Plesiochronous

Digital Hierarchy (PDH)dan untuk

menggabungkan sinyal-sinyal digital yang akan

dikirim digunakan perangkat multiplexer dengan

sistem pengiriman sinyal Time Division

Multiplexing

Teknologi multipleks dengan sistem PDH secara

umum merupakan penggabungan empat sinyal

dengan laju bit yang lebih rendah menjadi satu

dengan deretan bit yang mempunyai kecepatan

empat kali lebih tinggi pada arah kirim dan

mendapatkan atau memecahkan kembali sinyal

asli pada arah terima Proses tersebut dilaksanakan

dengan bit interleaving yaitu dengan pengambilan

dan penyisipan sinyal digital sebagai masukan bit

demi bit

Masukan bit-bit tersebut biasanya berasal dari

sumber yang berbeda pula akibatnya akan terjadi

aliran masuk yang tidak sinkron Sinyal digital ini

disebut Plesiochronous Sinyal ini mempunyai

kecepatan bit yang secara nominal sama tetapi

kenyataannya berbeda dalam batas toleransi yang

diijinkan

INTEGRASI TRANSMISI PLESIOCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (PDH)

DENGAN SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY (SDH)

Oleh

Waryani Dede Suhendi dan Agustini Rodiah Mahdi

Abstrak

Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) tidak mungkin ditinggalkan dalam sistem Teknik Transmisi

meskipun teknologi Transmisi sudah mulai beralih ke transmisi Synchronous Digital Hirarchy (SDH) karena untuk

transmisi dengan kapasitas rendah tetap memerlukan teknologi PDH

SDH mempunyai kecepatan transmisi terendah sebesar 155 Mbps sedangkan PDH dari 2 Mbps sampai dengan 140

Mbps Oleh karena itu agar dapat saling terintegrasi antara PDH dan SDH diperlukan interface agar transmisi PDH tetap

dapat dipergunakan walaupun semua sistem transmisi untuk backbone sudah mempergunakan transmisi SDH

Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai integrasi antara PDH dan SDH untuk kecepatan transmisi 2 Mbps 8 Mbps 34

Mbps dan 140 Mbps Dengan telah terintegrasinya antara teknologi PDH dan SDH perangkat PDH tetap dapat

dipergunakan terutama untuk yang mempunyai kecepatan transmisi dibawah 155 Mbps

Kata-kata kunci tranmisi backbone interfaceinterleaving integrasi biner modulation equalizer loop overhead

module bit hirachi

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 66

8

4x2

2

4x8

4x34

4x140

34

140

565

Su

bcrib

ers

12

345

678

98

12

345

678

98

12

345

678

98

12

345

678

98

Orde - 1

Orde - 2

Orde - 3

Primary Multiplexing Higher Order Multiplexing

2048 kBits

8448 kBits

34368 kBits

139264 kBits

Ch 1

Ch 2

Ch 3

Ch 30

Orde - 4

Untuk mengatasi sedikit perbedaan kecepatan arus

bit tersebut disisipkan suatu bit pengontrol yang

disebut justification bit pada arah kirim untuk

kemudian dideteksi dan diambil kembali di bagian

penerima sehingga diperoleh deretan bit yang

sinkron

Pada arah kirim kecepatan bit yang lebih tinggi

pada keluarannya memungkinkan disisipkan bit-

bit tambahan yang berfungsi untuk pengontrolan

dan pengawasan dari hubungan antar multipleks

Bit-bit tambahan tersebut terdiri dari Frame

Aligment Word (FAW) yang berfungsi untuk

sinkronisasi

1) Justification Bit dan Justifying Bit sebagai

kontrol untuk sinkronisasi dari perbedaan

kecepatan arus bit masukan

2) Bit-bit yang berfungsi sebagai indikasi jika

terjadi alarm atau gangguan pada hubungan

antar multipleks tersebut

3) Bit-bit yang berfungsi untuk fasilitas

cadangan

3 SISTEM PLESIOCHRONOUS TDM

Susunan multiplexing dari Sistem Time Division

Multiplex (TDM) pada dasarnya dapat dibagi

menjadi dua bagian sebagaimana uraian berikut

31 Primary Digital Multiplex

Primari Digital Multiplex atau yang disebut juga

sistem TDM utama yaitu sinyal informasi yang

akan digabungkan menjadi sinyal analog

sedangkan harga daya sinyalnya bervariasi secara

kontinyu dan sebelum proses multipleks biasanya

diubah dahulu menjadi bentuk kode biner dengan

cara teknik Pulse Code Modulation (PCM)

Pada primary TDM ini sinyal informasi berupa

sinyal analog di sampling dan dari perbedaan

amplitudo tiap-tiap sampel sinyal tersebut ditaksir

harganya yang dinamakan proses Pulse Amplitudo

Modulation (PAM) lalu diubah dalam bentuk

kode-kode biner melalui teknik PCM Untuk 1

kanal sinyal informasi dapat dihitung bit ratenya

berdasarkan perkalian antara jumlah sampel per

sinyal telepon dengan jumlah bit per sinyal telepon

(8 bit)

311 High Order Digital Multiplex

High Order Digital Multiplex atau multipleks orde

tinggi yang disebut juga sistem Plesiochronous

TDM yaitu sinyal informasi yang akan di

gabungkan sudah berupa sinyal digital atau dalam

bentuk kode biner dimana sinyal dasar dari high

order digital multiplex ini memiliki bit rate 2048

Mbits yaitu dari penggabungan 30 kanal sinyal

informasi ditambah 1 sinyal sinkronisasi dan 1

sinyal untuk signaling (Gambar 1)

Gambar 1 Struktur SDH Multiplexing

Adapun perhitungan bit rate dari sinyal dasar high

order digital multiplex merupakan perkalian

jumlah sampel persinyal telepon dengan jumlah

bit drop 1 frame ( 256 bit)

312 High Order Multiplex

High Order Multiplex adalah suatu perangkat yang

memproses penggabungan beberapa sinyal digital

pararel menjadi satu sinyal digital serial yang

mempunyai kecepatan bit yang lebih tinggi Pada

Multipleks digital orde 2 3 dan 4 atau disebut juga

dengan High Order Digital Multipleks mempunyai

rangkaian sama yang terdiri dari

1) Input Stage Sinyal input yang datang

sebanyak 4 jalur akan diproses pada unit

input stage berupa penguatan Equalizer dan

perubahan dari sinyal bipolar menjadi

unipolar lalu diteruskan ke unit Block

Converter Tx

2) Block Converter Pada Block Converter Tx

sinyal akan disinkronkan melalui proses

justifikasi pada Buffer Memory atau Elastic

store yang dicatu oleh Crystal Oscillator dan

ditambahkan dengan bit pelayanan dan

Alarm sehingga kecepatan bitnya lebih

tinggi

3) Multiplex Unit Multipleks akan

menggabungkan 4 sinyal yang dikirim dari

unit Block Converter Tx sehingga

menghasilkan satu sinyal digital serial yang

kecepatannya 4 kali lebih besar dari sinyal

input yang masuk pada unit Multipleks

4) Output Stage Pada unit Output Stage sinyal

yang dikirim dari unit multipleks dalam

bentuk unipolar lalu dirubah dalam bentuk

bipolar dan dikirim ke perangkat selanjutnya

5) Crystal Oscillator Crystal Oscillator

berfungsi membangkitkan sinyal pulsa

sinkronisasi antara saklar multiplexer di sisi

pengirim dan saklar Demultiplexer di sisi

penerima Pada (Gambar 2) di bawah ini

diilustrasikan blok diagram dari High Order

Multiplex

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67

Deultiplexer

PLL

PLL

PLL

PLL

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output 1

Output 2

Output 3

Output 4Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Crystal

Oscillator

Input

StageInput

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Multiplexer

Crystal

Oscillator

Output

Stage

Input 1

Input 2

Input 3

Input 4

Output

4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER

MULTIPLEX

High Order Multiplex memiliki beberapa

tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan

yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits

sinyal tertinggi

Struktur Frame High Order Multiplex antara lain

Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex

41 Struktur Frame 2 Mbits

Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-1 merupakan

penggabungan 30 sinyal tributary yang akan

menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan

menggunakan proses tehnik PCM 30 yang

selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input

dari High Order Multiplex Orde-2

42 Struktur Frame 8 Mbits

Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital

Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit

sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan

diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks

Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448

Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar

848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya

berisi 212 bit

43 Struktur Frame 34 Mbits

Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada

multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur

Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai

ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang

terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit

44 Struktur Frame 140 Mbits

Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-4 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada saluran transmisi Struktur Frame dari

sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang

Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan

tiap-tiap Setnya berisi 732 bit

441 High Order Demultiplex

High Order Demultiplex mempunyai karakteristik

kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu

suatu perangkat yang memproses penguraian satu

sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital

paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4

yang disebut juga High Order Digital

Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama

blok diagram dari High Order Demultiplex dapat

dilihat pada gambar 3 di bawah ini

Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex

1) Input Stage Sinyal input yang datang

akan diproses pada unit Input Stage berupa

Penguatan Equalizer dan perubahan dari

sinyal bipolar menjadi unipolar lalu

diteruskan ke unit Demultiplex

2) Demultiplex Pada Unit Demultipex

sinyal digital serial akan diuraikan menjadi

4 sinyal digital pararel yang kecepatan

bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya

lalu dikirimkan ke masing-masing unit

Block Converter Rx

3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator

berfungsi untuk membangkitkan sinyal

pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi

antara saklar multiplexer disisi pengirim

dan saklar Demultiplexer di sisi penerima

4) Block Converter Rx Pada Block

Converter Rx sinyal akan disinkronkan

melalui proses justifikasi pada Buffer

Memory yang dicatu dari PLL (Phase

Locked Loop) dan dikeluarkan bit

pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan

bitnya lebih rendah

5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL

akan

meregenerasikan sinyal utama dan sinyal

pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit

Output Stage

6) Output Stage Pada unit Output Stage

sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam

bentuk unipolar lalu dirubah kedalam

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68

bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat

selanjutnya Sedangkan rangkaian

sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment

Word yang menentukan awal dari tiap-tiap

bit Tributary dimana posisi Frame disusun

Ini berarti bahwa Demultipleks

menghasilkan penguraian bit per bit yang

dikirimkan ke setiap tributary Apabila

terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame

Aligment Word selama 4 frame berturut-

turut maka akan memberikan alarm yang

berarti loss of frame Apabila terjadi Loss

of Frame Loss of Synchronization atau

Loss of Signal maka akan disisipkan

sinyal AIS yang berharga bit 1 terus

menerus

Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok

Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit

jastifikasi J apakah stuffing atau informasi

Apabila stuffing maka memberikan off Switch

untuk tidak menuliskan data sedangkan jika

informasi akan menuliskan data dalam Buffer

memory

Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan

dengan suatu clock yang konstan dan sesuai

dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya

pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit

PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam

bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini

mempunyai karakteristik yang berkebalikan

dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi

yang masuk kedalam

Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan

aslinya tanpa kehilangan informasi Bit

pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan

disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan

ada tidaknya gangguan pada sisi lawan

45 Karakteristik Jaringan SDH

Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan

salah satu standarisasi dari jaringan

telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi

dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem

pengangkutan digital sinkron yang bertujuan

menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-

nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan

fleksibel

SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing

dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi

terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik

SDH dirancang untuk hubungan data digital

berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem

synchronous antara komponen-komponen dalam

jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan

dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan

transmisi yang digunakan adalah synchronous

Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64

Kbits suara pada teknik PCM

Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal

tributary secara multiplexing sinkron yang

pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan

Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop

Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect

(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan

diregenerasikan dalam saluran transmisi

Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk

menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-

sinyal tributary plesiochronous kedalam mode

sinyal synchronous mengadopsi struktur

multiplexing sinkron

Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk

menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada

dan membentuk hirarki digital baru yang

mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal

kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan

bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi

plesiochronous atau plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini

yang selanjutnya memultiplex keberadaan

tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem

jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan

PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits

di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses

multiplexing sinkron

Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga

hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat

telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1

berikut ini

Tabel 1 Level Hirarki PDH

Hirarki dasar Level

Hirarki

Hirarki

dasar

1544 Mbits 2048

Mbits

USA Jepang

1

2

3

4

Eropa

1544

Mbits

6312

Mbits

44736

Mbits

1544

Mbits

6312

Mbits

32064

Mbits

97728

Mbits

2048

Mbits

8448

Mbits

34368

Mbits

139264

Mbits

Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi

fasilitas interkoneksi yang memberikan

kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH

akan mendukung jaringan dari berbagai vendor

secara uniform dengan manajemen jaringan

berdasarkan antarmuka node jaringan (Network

Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh

CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat

pada tabel 2 berikut di bawah

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69

Tabel 2 Level Hirarki SDH

SDH

Bit Rate Level Sinyal

155520 Mbits

622080 Mbits

2488 320 Mbits

9953280 bits

1

4

16

64

STM-1

STM-4

STM-16

STM-64

Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-

sinyal plesiochronous dari berbagai vendor

dimultiplex secara langsung dan sederhana ke

sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih

tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved

misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya

ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan

SDH adalah

1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana

2) Akses langsung untuk tributari-tributari

kecepatan rendah

3) Peningkatan kemampuan Operasi dan

Pemeliharaan

4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih

tinggi

STM-N Synchronous Transport Module N

AUG Administrative Unit Group

AUX-x Administrative Unit

VC-x Virtual Container

TUG-x Tributary Unit Group

TU-x Tributary Unit

C-x Container

D-x PDH Signal Level

Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron

46 Struktur Multiplexing SDH

Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex

sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi

dan mentransmisikan informasi yang besar itu

secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah

membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa

penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat

langsung di multiplex secara byte interleaved

membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi

Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat

dilihat pada gambar 4

Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron

masing-masing tributary dipetakan kedalam

Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di

dalam Container sinyal tributary ditambahkan

dengan path Overhead (POH) untuk membentuk

Virtual Container (VC) sinyal pada VC

ditambahkan dengan pointer untuk membentuk

tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte

interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang

diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi

(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi

Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi

VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain

47 Elemen Sinyal SDH

Elemen sinyal yang membentuk struktur

multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual

Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary

Unit Group (TUG) Administrative Unit Group

(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)

1) Container Container merupakan unit dasar

payload dari SDH berfungsi membawa

informasi end-user dan memiliki kapasitas

yang berbeda yang membuatnya sesuai

dengan berbagai jenis bit rate dari sistem

Plesiochronous

Tabel 3 Tingkatan Level Container

Kecepatan

Bit

Sinyal

PDH

Jenis

Container Level

Nama

Container

Kapasitas

Container

1544

Kbits

2048

Kbits

6312 Kbits

34368

Kbits

Low

Order

1

1

2

3

C-11

C-12

C-2

C-31

25 Byte

34 Byte

106Byte

756 Byte

44736 Kbits

139264

Kbits

High

Order

3

4

C-32

C-4

774 Byte

2340 yte

Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan

disusun kedalam container yang mempunyai

kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan

kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai

durasi waktu sebesar 125 μs Container

didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat

menampung byte-byte informasi sinyal digital

baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang

telah ditetapkan

AUGSTM-N

D3C-3

D4C-4

TU-3 VC-3

AU-3 VC-3

AU-4 VC-4

TUG-3

TUG-2

TU-12 VC-12

D11C-11TU-11 VC-11

TU-2 VC-2

x N x 1

x 3

x 3

x 1

x 7

x 7

x 1

x 3

x 4

140Mbs

34Mbs

45Mbs

6Mbs

2Mbs

15Mbs

SDH

D12C-12

D2C-2

Pointer Processing

Multiplexing

Aligning

Mapping

PDH

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 2: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 66

8

4x2

2

4x8

4x34

4x140

34

140

565

Su

bcrib

ers

12

345

678

98

12

345

678

98

12

345

678

98

12

345

678

98

Orde - 1

Orde - 2

Orde - 3

Primary Multiplexing Higher Order Multiplexing

2048 kBits

8448 kBits

34368 kBits

139264 kBits

Ch 1

Ch 2

Ch 3

Ch 30

Orde - 4

Untuk mengatasi sedikit perbedaan kecepatan arus

bit tersebut disisipkan suatu bit pengontrol yang

disebut justification bit pada arah kirim untuk

kemudian dideteksi dan diambil kembali di bagian

penerima sehingga diperoleh deretan bit yang

sinkron

Pada arah kirim kecepatan bit yang lebih tinggi

pada keluarannya memungkinkan disisipkan bit-

bit tambahan yang berfungsi untuk pengontrolan

dan pengawasan dari hubungan antar multipleks

Bit-bit tambahan tersebut terdiri dari Frame

Aligment Word (FAW) yang berfungsi untuk

sinkronisasi

1) Justification Bit dan Justifying Bit sebagai

kontrol untuk sinkronisasi dari perbedaan

kecepatan arus bit masukan

2) Bit-bit yang berfungsi sebagai indikasi jika

terjadi alarm atau gangguan pada hubungan

antar multipleks tersebut

3) Bit-bit yang berfungsi untuk fasilitas

cadangan

3 SISTEM PLESIOCHRONOUS TDM

Susunan multiplexing dari Sistem Time Division

Multiplex (TDM) pada dasarnya dapat dibagi

menjadi dua bagian sebagaimana uraian berikut

31 Primary Digital Multiplex

Primari Digital Multiplex atau yang disebut juga

sistem TDM utama yaitu sinyal informasi yang

akan digabungkan menjadi sinyal analog

sedangkan harga daya sinyalnya bervariasi secara

kontinyu dan sebelum proses multipleks biasanya

diubah dahulu menjadi bentuk kode biner dengan

cara teknik Pulse Code Modulation (PCM)

Pada primary TDM ini sinyal informasi berupa

sinyal analog di sampling dan dari perbedaan

amplitudo tiap-tiap sampel sinyal tersebut ditaksir

harganya yang dinamakan proses Pulse Amplitudo

Modulation (PAM) lalu diubah dalam bentuk

kode-kode biner melalui teknik PCM Untuk 1

kanal sinyal informasi dapat dihitung bit ratenya

berdasarkan perkalian antara jumlah sampel per

sinyal telepon dengan jumlah bit per sinyal telepon

(8 bit)

311 High Order Digital Multiplex

High Order Digital Multiplex atau multipleks orde

tinggi yang disebut juga sistem Plesiochronous

TDM yaitu sinyal informasi yang akan di

gabungkan sudah berupa sinyal digital atau dalam

bentuk kode biner dimana sinyal dasar dari high

order digital multiplex ini memiliki bit rate 2048

Mbits yaitu dari penggabungan 30 kanal sinyal

informasi ditambah 1 sinyal sinkronisasi dan 1

sinyal untuk signaling (Gambar 1)

Gambar 1 Struktur SDH Multiplexing

Adapun perhitungan bit rate dari sinyal dasar high

order digital multiplex merupakan perkalian

jumlah sampel persinyal telepon dengan jumlah

bit drop 1 frame ( 256 bit)

312 High Order Multiplex

High Order Multiplex adalah suatu perangkat yang

memproses penggabungan beberapa sinyal digital

pararel menjadi satu sinyal digital serial yang

mempunyai kecepatan bit yang lebih tinggi Pada

Multipleks digital orde 2 3 dan 4 atau disebut juga

dengan High Order Digital Multipleks mempunyai

rangkaian sama yang terdiri dari

1) Input Stage Sinyal input yang datang

sebanyak 4 jalur akan diproses pada unit

input stage berupa penguatan Equalizer dan

perubahan dari sinyal bipolar menjadi

unipolar lalu diteruskan ke unit Block

Converter Tx

2) Block Converter Pada Block Converter Tx

sinyal akan disinkronkan melalui proses

justifikasi pada Buffer Memory atau Elastic

store yang dicatu oleh Crystal Oscillator dan

ditambahkan dengan bit pelayanan dan

Alarm sehingga kecepatan bitnya lebih

tinggi

3) Multiplex Unit Multipleks akan

menggabungkan 4 sinyal yang dikirim dari

unit Block Converter Tx sehingga

menghasilkan satu sinyal digital serial yang

kecepatannya 4 kali lebih besar dari sinyal

input yang masuk pada unit Multipleks

4) Output Stage Pada unit Output Stage sinyal

yang dikirim dari unit multipleks dalam

bentuk unipolar lalu dirubah dalam bentuk

bipolar dan dikirim ke perangkat selanjutnya

5) Crystal Oscillator Crystal Oscillator

berfungsi membangkitkan sinyal pulsa

sinkronisasi antara saklar multiplexer di sisi

pengirim dan saklar Demultiplexer di sisi

penerima Pada (Gambar 2) di bawah ini

diilustrasikan blok diagram dari High Order

Multiplex

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67

Deultiplexer

PLL

PLL

PLL

PLL

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output 1

Output 2

Output 3

Output 4Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Crystal

Oscillator

Input

StageInput

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Multiplexer

Crystal

Oscillator

Output

Stage

Input 1

Input 2

Input 3

Input 4

Output

4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER

MULTIPLEX

High Order Multiplex memiliki beberapa

tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan

yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits

sinyal tertinggi

Struktur Frame High Order Multiplex antara lain

Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex

41 Struktur Frame 2 Mbits

Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-1 merupakan

penggabungan 30 sinyal tributary yang akan

menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan

menggunakan proses tehnik PCM 30 yang

selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input

dari High Order Multiplex Orde-2

42 Struktur Frame 8 Mbits

Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital

Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit

sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan

diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks

Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448

Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar

848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya

berisi 212 bit

43 Struktur Frame 34 Mbits

Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada

multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur

Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai

ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang

terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit

44 Struktur Frame 140 Mbits

Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-4 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada saluran transmisi Struktur Frame dari

sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang

Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan

tiap-tiap Setnya berisi 732 bit

441 High Order Demultiplex

High Order Demultiplex mempunyai karakteristik

kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu

suatu perangkat yang memproses penguraian satu

sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital

paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4

yang disebut juga High Order Digital

Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama

blok diagram dari High Order Demultiplex dapat

dilihat pada gambar 3 di bawah ini

Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex

1) Input Stage Sinyal input yang datang

akan diproses pada unit Input Stage berupa

Penguatan Equalizer dan perubahan dari

sinyal bipolar menjadi unipolar lalu

diteruskan ke unit Demultiplex

2) Demultiplex Pada Unit Demultipex

sinyal digital serial akan diuraikan menjadi

4 sinyal digital pararel yang kecepatan

bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya

lalu dikirimkan ke masing-masing unit

Block Converter Rx

3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator

berfungsi untuk membangkitkan sinyal

pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi

antara saklar multiplexer disisi pengirim

dan saklar Demultiplexer di sisi penerima

4) Block Converter Rx Pada Block

Converter Rx sinyal akan disinkronkan

melalui proses justifikasi pada Buffer

Memory yang dicatu dari PLL (Phase

Locked Loop) dan dikeluarkan bit

pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan

bitnya lebih rendah

5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL

akan

meregenerasikan sinyal utama dan sinyal

pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit

Output Stage

6) Output Stage Pada unit Output Stage

sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam

bentuk unipolar lalu dirubah kedalam

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68

bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat

selanjutnya Sedangkan rangkaian

sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment

Word yang menentukan awal dari tiap-tiap

bit Tributary dimana posisi Frame disusun

Ini berarti bahwa Demultipleks

menghasilkan penguraian bit per bit yang

dikirimkan ke setiap tributary Apabila

terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame

Aligment Word selama 4 frame berturut-

turut maka akan memberikan alarm yang

berarti loss of frame Apabila terjadi Loss

of Frame Loss of Synchronization atau

Loss of Signal maka akan disisipkan

sinyal AIS yang berharga bit 1 terus

menerus

Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok

Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit

jastifikasi J apakah stuffing atau informasi

Apabila stuffing maka memberikan off Switch

untuk tidak menuliskan data sedangkan jika

informasi akan menuliskan data dalam Buffer

memory

Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan

dengan suatu clock yang konstan dan sesuai

dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya

pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit

PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam

bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini

mempunyai karakteristik yang berkebalikan

dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi

yang masuk kedalam

Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan

aslinya tanpa kehilangan informasi Bit

pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan

disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan

ada tidaknya gangguan pada sisi lawan

45 Karakteristik Jaringan SDH

Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan

salah satu standarisasi dari jaringan

telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi

dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem

pengangkutan digital sinkron yang bertujuan

menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-

nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan

fleksibel

SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing

dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi

terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik

SDH dirancang untuk hubungan data digital

berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem

synchronous antara komponen-komponen dalam

jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan

dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan

transmisi yang digunakan adalah synchronous

Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64

Kbits suara pada teknik PCM

Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal

tributary secara multiplexing sinkron yang

pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan

Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop

Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect

(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan

diregenerasikan dalam saluran transmisi

Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk

menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-

sinyal tributary plesiochronous kedalam mode

sinyal synchronous mengadopsi struktur

multiplexing sinkron

Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk

menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada

dan membentuk hirarki digital baru yang

mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal

kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan

bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi

plesiochronous atau plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini

yang selanjutnya memultiplex keberadaan

tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem

jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan

PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits

di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses

multiplexing sinkron

Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga

hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat

telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1

berikut ini

Tabel 1 Level Hirarki PDH

Hirarki dasar Level

Hirarki

Hirarki

dasar

1544 Mbits 2048

Mbits

USA Jepang

1

2

3

4

Eropa

1544

Mbits

6312

Mbits

44736

Mbits

1544

Mbits

6312

Mbits

32064

Mbits

97728

Mbits

2048

Mbits

8448

Mbits

34368

Mbits

139264

Mbits

Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi

fasilitas interkoneksi yang memberikan

kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH

akan mendukung jaringan dari berbagai vendor

secara uniform dengan manajemen jaringan

berdasarkan antarmuka node jaringan (Network

Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh

CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat

pada tabel 2 berikut di bawah

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69

Tabel 2 Level Hirarki SDH

SDH

Bit Rate Level Sinyal

155520 Mbits

622080 Mbits

2488 320 Mbits

9953280 bits

1

4

16

64

STM-1

STM-4

STM-16

STM-64

Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-

sinyal plesiochronous dari berbagai vendor

dimultiplex secara langsung dan sederhana ke

sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih

tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved

misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya

ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan

SDH adalah

1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana

2) Akses langsung untuk tributari-tributari

kecepatan rendah

3) Peningkatan kemampuan Operasi dan

Pemeliharaan

4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih

tinggi

STM-N Synchronous Transport Module N

AUG Administrative Unit Group

AUX-x Administrative Unit

VC-x Virtual Container

TUG-x Tributary Unit Group

TU-x Tributary Unit

C-x Container

D-x PDH Signal Level

Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron

46 Struktur Multiplexing SDH

Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex

sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi

dan mentransmisikan informasi yang besar itu

secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah

membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa

penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat

langsung di multiplex secara byte interleaved

membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi

Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat

dilihat pada gambar 4

Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron

masing-masing tributary dipetakan kedalam

Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di

dalam Container sinyal tributary ditambahkan

dengan path Overhead (POH) untuk membentuk

Virtual Container (VC) sinyal pada VC

ditambahkan dengan pointer untuk membentuk

tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte

interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang

diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi

(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi

Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi

VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain

47 Elemen Sinyal SDH

Elemen sinyal yang membentuk struktur

multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual

Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary

Unit Group (TUG) Administrative Unit Group

(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)

1) Container Container merupakan unit dasar

payload dari SDH berfungsi membawa

informasi end-user dan memiliki kapasitas

yang berbeda yang membuatnya sesuai

dengan berbagai jenis bit rate dari sistem

Plesiochronous

Tabel 3 Tingkatan Level Container

Kecepatan

Bit

Sinyal

PDH

Jenis

Container Level

Nama

Container

Kapasitas

Container

1544

Kbits

2048

Kbits

6312 Kbits

34368

Kbits

Low

Order

1

1

2

3

C-11

C-12

C-2

C-31

25 Byte

34 Byte

106Byte

756 Byte

44736 Kbits

139264

Kbits

High

Order

3

4

C-32

C-4

774 Byte

2340 yte

Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan

disusun kedalam container yang mempunyai

kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan

kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai

durasi waktu sebesar 125 μs Container

didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat

menampung byte-byte informasi sinyal digital

baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang

telah ditetapkan

AUGSTM-N

D3C-3

D4C-4

TU-3 VC-3

AU-3 VC-3

AU-4 VC-4

TUG-3

TUG-2

TU-12 VC-12

D11C-11TU-11 VC-11

TU-2 VC-2

x N x 1

x 3

x 3

x 1

x 7

x 7

x 1

x 3

x 4

140Mbs

34Mbs

45Mbs

6Mbs

2Mbs

15Mbs

SDH

D12C-12

D2C-2

Pointer Processing

Multiplexing

Aligning

Mapping

PDH

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 3: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 67

Deultiplexer

PLL

PLL

PLL

PLL

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output

Stage

Output 1

Output 2

Output 3

Output 4Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Converter

Rx

Crystal

Oscillator

Input

StageInput

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Input

Stage

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Converter

Tx

Multiplexer

Crystal

Oscillator

Output

Stage

Input 1

Input 2

Input 3

Input 4

Output

4 STRUKTUR FRAME HIGH ORDER

MULTIPLEX

High Order Multiplex memiliki beberapa

tingkatan dalam menghasilkan level atau tingkatan

yang paling tinggi pada sistem PDH 140 Mbits

sinyal tertinggi

Struktur Frame High Order Multiplex antara lain

Gambar 2 Diagram Blok High Order Multiplex

41 Struktur Frame 2 Mbits

Pada struktur frame 2 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-1 merupakan

penggabungan 30 sinyal tributary yang akan

menghasilkan sinyal 2048 Mbits dengan

menggunakan proses tehnik PCM 30 yang

selanjutnya sinyal tersebut menjadi sinyal input

dari High Order Multiplex Orde-2

42 Struktur Frame 8 Mbits

Sruktur Frame 8 Mbits pada multipleks Digital

Orde-2 output sinyalnya mempunyai kecepatan bit

sebesar 8448 Mbits dan selanjutnya akan

diteruskan sebagai sinyal input pada Multipleks

Digital Orde-3 Struktur Frame dari sinyal 8448

Mbits mempunyai ukuran Panjang Frame sebesar

848 bit yang terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya

berisi 212 bit

43 Struktur Frame 34 Mbits

Pada struktur Frame 34 Mbits yaitu pada

multipleks Digital Orde-3 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 34368 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada Multipleks Digital Orde-4 Struktur

Frame dari sinyal 34368 Mbits mempunyai

ukuran panjang Frame sebesar 1536 bit yang

terdiri dari 4 set dan tiap-tiap setnya berisi 384 bit

44 Struktur Frame 140 Mbits

Pada struktur Frame 140 Mbits yaitu pada

multipleks digital orde-4 output sinyalnya

mempunyai kecepatan bit sebesar 139264 Mbits

dan selanjutnya akan diteruskan sebagai sinyal

input pada saluran transmisi Struktur Frame dari

sinyal 139264 Mbits mempunyai ukuran Panjang

Frame sebesar 2928 bit yang terdiri dari 6 set dan

tiap-tiap Setnya berisi 732 bit

441 High Order Demultiplex

High Order Demultiplex mempunyai karakteristik

kebalikan dengan Multipleks orde tinggi yaitu

suatu perangkat yang memproses penguraian satu

sinyal digital serial menjadi beberapa sinyal digital

paralel Pada Demultipleks Digital orde-2 3 dan 4

yang disebut juga High Order Digital

Demultipleks mempunyai rangkaian yang sama

blok diagram dari High Order Demultiplex dapat

dilihat pada gambar 3 di bawah ini

Gambar 3 Diagram Blok High Order Demultiplex

1) Input Stage Sinyal input yang datang

akan diproses pada unit Input Stage berupa

Penguatan Equalizer dan perubahan dari

sinyal bipolar menjadi unipolar lalu

diteruskan ke unit Demultiplex

2) Demultiplex Pada Unit Demultipex

sinyal digital serial akan diuraikan menjadi

4 sinyal digital pararel yang kecepatan

bitnya lebih rendah dari sinyal inputnya

lalu dikirimkan ke masing-masing unit

Block Converter Rx

3) Crystal Oscillator Crystal Oscillator

berfungsi untuk membangkitkan sinyal

pulsa yang digunakan sebagai sinkronisasi

antara saklar multiplexer disisi pengirim

dan saklar Demultiplexer di sisi penerima

4) Block Converter Rx Pada Block

Converter Rx sinyal akan disinkronkan

melalui proses justifikasi pada Buffer

Memory yang dicatu dari PLL (Phase

Locked Loop) dan dikeluarkan bit

pelayanan dan Alarm sehingga kecepatan

bitnya lebih rendah

5) Phase Locked Loop (PLL) pada unit PLL

akan

meregenerasikan sinyal utama dan sinyal

pewaktuan (clock) lalu diteruskan ke unit

Output Stage

6) Output Stage Pada unit Output Stage

sinyal yang dikirim dari unit PLL dalam

bentuk unipolar lalu dirubah kedalam

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68

bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat

selanjutnya Sedangkan rangkaian

sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment

Word yang menentukan awal dari tiap-tiap

bit Tributary dimana posisi Frame disusun

Ini berarti bahwa Demultipleks

menghasilkan penguraian bit per bit yang

dikirimkan ke setiap tributary Apabila

terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame

Aligment Word selama 4 frame berturut-

turut maka akan memberikan alarm yang

berarti loss of frame Apabila terjadi Loss

of Frame Loss of Synchronization atau

Loss of Signal maka akan disisipkan

sinyal AIS yang berharga bit 1 terus

menerus

Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok

Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit

jastifikasi J apakah stuffing atau informasi

Apabila stuffing maka memberikan off Switch

untuk tidak menuliskan data sedangkan jika

informasi akan menuliskan data dalam Buffer

memory

Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan

dengan suatu clock yang konstan dan sesuai

dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya

pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit

PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam

bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini

mempunyai karakteristik yang berkebalikan

dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi

yang masuk kedalam

Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan

aslinya tanpa kehilangan informasi Bit

pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan

disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan

ada tidaknya gangguan pada sisi lawan

45 Karakteristik Jaringan SDH

Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan

salah satu standarisasi dari jaringan

telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi

dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem

pengangkutan digital sinkron yang bertujuan

menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-

nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan

fleksibel

SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing

dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi

terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik

SDH dirancang untuk hubungan data digital

berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem

synchronous antara komponen-komponen dalam

jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan

dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan

transmisi yang digunakan adalah synchronous

Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64

Kbits suara pada teknik PCM

Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal

tributary secara multiplexing sinkron yang

pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan

Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop

Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect

(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan

diregenerasikan dalam saluran transmisi

Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk

menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-

sinyal tributary plesiochronous kedalam mode

sinyal synchronous mengadopsi struktur

multiplexing sinkron

Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk

menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada

dan membentuk hirarki digital baru yang

mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal

kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan

bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi

plesiochronous atau plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini

yang selanjutnya memultiplex keberadaan

tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem

jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan

PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits

di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses

multiplexing sinkron

Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga

hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat

telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1

berikut ini

Tabel 1 Level Hirarki PDH

Hirarki dasar Level

Hirarki

Hirarki

dasar

1544 Mbits 2048

Mbits

USA Jepang

1

2

3

4

Eropa

1544

Mbits

6312

Mbits

44736

Mbits

1544

Mbits

6312

Mbits

32064

Mbits

97728

Mbits

2048

Mbits

8448

Mbits

34368

Mbits

139264

Mbits

Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi

fasilitas interkoneksi yang memberikan

kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH

akan mendukung jaringan dari berbagai vendor

secara uniform dengan manajemen jaringan

berdasarkan antarmuka node jaringan (Network

Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh

CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat

pada tabel 2 berikut di bawah

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69

Tabel 2 Level Hirarki SDH

SDH

Bit Rate Level Sinyal

155520 Mbits

622080 Mbits

2488 320 Mbits

9953280 bits

1

4

16

64

STM-1

STM-4

STM-16

STM-64

Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-

sinyal plesiochronous dari berbagai vendor

dimultiplex secara langsung dan sederhana ke

sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih

tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved

misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya

ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan

SDH adalah

1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana

2) Akses langsung untuk tributari-tributari

kecepatan rendah

3) Peningkatan kemampuan Operasi dan

Pemeliharaan

4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih

tinggi

STM-N Synchronous Transport Module N

AUG Administrative Unit Group

AUX-x Administrative Unit

VC-x Virtual Container

TUG-x Tributary Unit Group

TU-x Tributary Unit

C-x Container

D-x PDH Signal Level

Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron

46 Struktur Multiplexing SDH

Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex

sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi

dan mentransmisikan informasi yang besar itu

secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah

membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa

penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat

langsung di multiplex secara byte interleaved

membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi

Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat

dilihat pada gambar 4

Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron

masing-masing tributary dipetakan kedalam

Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di

dalam Container sinyal tributary ditambahkan

dengan path Overhead (POH) untuk membentuk

Virtual Container (VC) sinyal pada VC

ditambahkan dengan pointer untuk membentuk

tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte

interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang

diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi

(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi

Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi

VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain

47 Elemen Sinyal SDH

Elemen sinyal yang membentuk struktur

multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual

Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary

Unit Group (TUG) Administrative Unit Group

(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)

1) Container Container merupakan unit dasar

payload dari SDH berfungsi membawa

informasi end-user dan memiliki kapasitas

yang berbeda yang membuatnya sesuai

dengan berbagai jenis bit rate dari sistem

Plesiochronous

Tabel 3 Tingkatan Level Container

Kecepatan

Bit

Sinyal

PDH

Jenis

Container Level

Nama

Container

Kapasitas

Container

1544

Kbits

2048

Kbits

6312 Kbits

34368

Kbits

Low

Order

1

1

2

3

C-11

C-12

C-2

C-31

25 Byte

34 Byte

106Byte

756 Byte

44736 Kbits

139264

Kbits

High

Order

3

4

C-32

C-4

774 Byte

2340 yte

Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan

disusun kedalam container yang mempunyai

kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan

kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai

durasi waktu sebesar 125 μs Container

didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat

menampung byte-byte informasi sinyal digital

baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang

telah ditetapkan

AUGSTM-N

D3C-3

D4C-4

TU-3 VC-3

AU-3 VC-3

AU-4 VC-4

TUG-3

TUG-2

TU-12 VC-12

D11C-11TU-11 VC-11

TU-2 VC-2

x N x 1

x 3

x 3

x 1

x 7

x 7

x 1

x 3

x 4

140Mbs

34Mbs

45Mbs

6Mbs

2Mbs

15Mbs

SDH

D12C-12

D2C-2

Pointer Processing

Multiplexing

Aligning

Mapping

PDH

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 4: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 68

bentuk bipolar dan dikirimkan keperangkat

selanjutnya Sedangkan rangkaian

sinkronisasi mendeteksi Frame Aligment

Word yang menentukan awal dari tiap-tiap

bit Tributary dimana posisi Frame disusun

Ini berarti bahwa Demultipleks

menghasilkan penguraian bit per bit yang

dikirimkan ke setiap tributary Apabila

terdeteksi suatu kekeliruan pada Frame

Aligment Word selama 4 frame berturut-

turut maka akan memberikan alarm yang

berarti loss of frame Apabila terjadi Loss

of Frame Loss of Synchronization atau

Loss of Signal maka akan disisipkan

sinyal AIS yang berharga bit 1 terus

menerus

Deteksi bit Justifikasi Control C dalam blok

Converter Rx akan mengevaluasi status dari bit

jastifikasi J apakah stuffing atau informasi

Apabila stuffing maka memberikan off Switch

untuk tidak menuliskan data sedangkan jika

informasi akan menuliskan data dalam Buffer

memory

Pembacaan pada Buffer Memory harus dilakukan

dengan suatu clock yang konstan dan sesuai

dengan kecepatan bit pada awal pembentukannya

pada sisi kirim Karena itu penempatan dari sirkit

PLL adalah guna mengembalikan sinyal dalam

bentuk aslinya Rangkaian-rangkain ini

mempunyai karakteristik yang berkebalikan

dengan sisi kirim sehingga seluruh informasi

yang masuk kedalam

Block Coverter Rx akan dihasilkan sesuai dengan

aslinya tanpa kehilangan informasi Bit

pemeliharaan (service bit) yang dideteksi akan

disalurkan ke sirkit alarm yang menginformasikan

ada tidaknya gangguan pada sisi lawan

45 Karakteristik Jaringan SDH

Synchronous Digital hierarchy (SDH) merupakan

salah satu standarisasi dari jaringan

telekomunikasi yang memberikan kecepatan tinggi

dan kapasitas yang besar SDH merupakan sistem

pengangkutan digital sinkron yang bertujuan

menyediakan infrastruktur jaringan telekomu-

nikasi yang lebih sederhana ekonomis dan

fleksibel

SDH adalah suatu sistem hirarki multiplexing

dalam jaringan telekomunikasi yang beroperasi

terutama pada kanal-kanal transmisi fiber optik

SDH dirancang untuk hubungan data digital

berkecepatan tinggi dan menggunakan sistem

synchronous antara komponen-komponen dalam

jaringan Teknik Multipleksing yang digunakan

dalam SDH berbasis pada teknik TDM dan

transmisi yang digunakan adalah synchronous

Kanal dasar yang digunakan dalam SDH adalah 64

Kbits suara pada teknik PCM

Sistem SDH merupakan proses multiplex sinyal

tributary secara multiplexing sinkron yang

pembentukan sinyalnya melalui elemen jaringan

Digital yaitu Terminal multiplexer AddDrop

Multiplexer (ADM) dan Digital Cross-Connect

(DXC) dan akhirnya ditransmisikan dan

diregenerasikan dalam saluran transmisi

Pengertian sinkron dalam SDH adalah untuk

menunjukan bahwa proses multiplexing sinyal-

sinyal tributary plesiochronous kedalam mode

sinyal synchronous mengadopsi struktur

multiplexing sinkron

Jaringan transmisi sinkron merupakan usaha untuk

menyatukan berbagai hirarki digital yang telah ada

dan membentuk hirarki digital baru yang

mendukung berbagai jenis pelayanan sinyal

kecepatan tinggi dan rendah Sehingga jaringan

bisa dikembangkan dari jaringan komunikasi

plesiochronous atau plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) yang telah dipakai selamam ini

yang selanjutnya memultiplex keberadaan

tributary PDH dalam metoda sinkron Sistem

jaringan SDH tidak harus pararel (overlay) dengan

PDH karena dengan sinyal digital input 2 Mbits

di bagian sentral sudah dapat dilakukan proses

multiplexing sinkron

Saat ini jaringan transmisi dibedakan atas tiga

hirarki ditinjau dari negara penyedia perangkat

telekomunikasi (vendor) seperti pada tabel 1

berikut ini

Tabel 1 Level Hirarki PDH

Hirarki dasar Level

Hirarki

Hirarki

dasar

1544 Mbits 2048

Mbits

USA Jepang

1

2

3

4

Eropa

1544

Mbits

6312

Mbits

44736

Mbits

1544

Mbits

6312

Mbits

32064

Mbits

97728

Mbits

2048

Mbits

8448

Mbits

34368

Mbits

139264

Mbits

Dengan SDH akan merubah kondisi ini menjadi

fasilitas interkoneksi yang memberikan

kompabilitas perangkat transmisi Dengan SDH

akan mendukung jaringan dari berbagai vendor

secara uniform dengan manajemen jaringan

berdasarkan antarmuka node jaringan (Network

Node InterfaceNNI) yang distandarkan oleh

CCIT dimana level hirarki SDH dapat dilihat

pada tabel 2 berikut di bawah

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69

Tabel 2 Level Hirarki SDH

SDH

Bit Rate Level Sinyal

155520 Mbits

622080 Mbits

2488 320 Mbits

9953280 bits

1

4

16

64

STM-1

STM-4

STM-16

STM-64

Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-

sinyal plesiochronous dari berbagai vendor

dimultiplex secara langsung dan sederhana ke

sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih

tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved

misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya

ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan

SDH adalah

1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana

2) Akses langsung untuk tributari-tributari

kecepatan rendah

3) Peningkatan kemampuan Operasi dan

Pemeliharaan

4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih

tinggi

STM-N Synchronous Transport Module N

AUG Administrative Unit Group

AUX-x Administrative Unit

VC-x Virtual Container

TUG-x Tributary Unit Group

TU-x Tributary Unit

C-x Container

D-x PDH Signal Level

Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron

46 Struktur Multiplexing SDH

Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex

sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi

dan mentransmisikan informasi yang besar itu

secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah

membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa

penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat

langsung di multiplex secara byte interleaved

membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi

Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat

dilihat pada gambar 4

Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron

masing-masing tributary dipetakan kedalam

Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di

dalam Container sinyal tributary ditambahkan

dengan path Overhead (POH) untuk membentuk

Virtual Container (VC) sinyal pada VC

ditambahkan dengan pointer untuk membentuk

tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte

interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang

diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi

(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi

Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi

VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain

47 Elemen Sinyal SDH

Elemen sinyal yang membentuk struktur

multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual

Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary

Unit Group (TUG) Administrative Unit Group

(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)

1) Container Container merupakan unit dasar

payload dari SDH berfungsi membawa

informasi end-user dan memiliki kapasitas

yang berbeda yang membuatnya sesuai

dengan berbagai jenis bit rate dari sistem

Plesiochronous

Tabel 3 Tingkatan Level Container

Kecepatan

Bit

Sinyal

PDH

Jenis

Container Level

Nama

Container

Kapasitas

Container

1544

Kbits

2048

Kbits

6312 Kbits

34368

Kbits

Low

Order

1

1

2

3

C-11

C-12

C-2

C-31

25 Byte

34 Byte

106Byte

756 Byte

44736 Kbits

139264

Kbits

High

Order

3

4

C-32

C-4

774 Byte

2340 yte

Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan

disusun kedalam container yang mempunyai

kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan

kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai

durasi waktu sebesar 125 μs Container

didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat

menampung byte-byte informasi sinyal digital

baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang

telah ditetapkan

AUGSTM-N

D3C-3

D4C-4

TU-3 VC-3

AU-3 VC-3

AU-4 VC-4

TUG-3

TUG-2

TU-12 VC-12

D11C-11TU-11 VC-11

TU-2 VC-2

x N x 1

x 3

x 3

x 1

x 7

x 7

x 1

x 3

x 4

140Mbs

34Mbs

45Mbs

6Mbs

2Mbs

15Mbs

SDH

D12C-12

D2C-2

Pointer Processing

Multiplexing

Aligning

Mapping

PDH

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 5: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 69

Tabel 2 Level Hirarki SDH

SDH

Bit Rate Level Sinyal

155520 Mbits

622080 Mbits

2488 320 Mbits

9953280 bits

1

4

16

64

STM-1

STM-4

STM-16

STM-64

Struktur multiplexing SDH mengijinkan sinyal-

sinyal plesiochronous dari berbagai vendor

dimultiplex secara langsung dan sederhana ke

sinyal STM-1 untuk keorde bit rate yang lebih

tinggi akan dimultiplexing secara byte interleaved

misalnya dari sinyal STM-1 ke STM-4 seterusnya

ke STM-16 san STM-64 Keuntungan penggunaan

SDH adalah

1) Teknik multiplexingdemultiplexing sederhana

2) Akses langsung untuk tributari-tributari

kecepatan rendah

3) Peningkatan kemampuan Operasi dan

Pemeliharaan

4) Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih

tinggi

STM-N Synchronous Transport Module N

AUG Administrative Unit Group

AUX-x Administrative Unit

VC-x Virtual Container

TUG-x Tributary Unit Group

TU-x Tributary Unit

C-x Container

D-x PDH Signal Level

Gambar 4 Strktur Multiplexing Sinkron

46 Struktur Multiplexing SDH

Multiplexing fungsi utamanya untuk memultiplex

sinyal digital yang mempunyai laju bit lebih tinggi

dan mentransmisikan informasi yang besar itu

secara efisien tujuan multiplexing sinkron adalah

membangun sinyal STM-1 dan selanjutnya tanpa

penambahan sinyal kontrol dan bit stuffing dapat

langsung di multiplex secara byte interleaved

membentuk STM-4 atau ke yang lebih tinggi

Struktur multiplexing SDH dalam prosesnya dapat

dilihat pada gambar 4

Pada tingkat pertama dari multiplexing sinkron

masing-masing tributary dipetakan kedalam

Container (C) yang sesuai dengan bit-rate-nya di

dalam Container sinyal tributary ditambahkan

dengan path Overhead (POH) untuk membentuk

Virtual Container (VC) sinyal pada VC

ditambahkan dengan pointer untuk membentuk

tributary Unit (TU) TU dimultiplex secara byte

interleaved menjadi TUG tergantung jalan yang

diambil untuk menuju orde yang lebih tinggi

(higher orde) selanjutnya TUG akan menjadi

Administrasi Unit (AU) jika pada orde lebih tinggi

VC dipetakan ke STM-1 tanpa melalui VC lain

47 Elemen Sinyal SDH

Elemen sinyal yang membentuk struktur

multilexing SDH meliputi Container (C) Virtual

Container (VC) Tributary Unit (TU) Tributary

Unit Group (TUG) Administrative Unit Group

(AUG) dan Syncronous Transport Module (STM)

1) Container Container merupakan unit dasar

payload dari SDH berfungsi membawa

informasi end-user dan memiliki kapasitas

yang berbeda yang membuatnya sesuai

dengan berbagai jenis bit rate dari sistem

Plesiochronous

Tabel 3 Tingkatan Level Container

Kecepatan

Bit

Sinyal

PDH

Jenis

Container Level

Nama

Container

Kapasitas

Container

1544

Kbits

2048

Kbits

6312 Kbits

34368

Kbits

Low

Order

1

1

2

3

C-11

C-12

C-2

C-31

25 Byte

34 Byte

106Byte

756 Byte

44736 Kbits

139264

Kbits

High

Order

3

4

C-32

C-4

774 Byte

2340 yte

Setiap informasi sinyal digital yang masuk akan

disusun kedalam container yang mempunyai

kapasitas yang telah ditentukan sesuai dengan

kecepatan bit dan tingkat level yang mempunyai

durasi waktu sebesar 125 μs Container

didefinisikan sebagai suatu wadah yang dapat

menampung byte-byte informasi sinyal digital

baik sinkron maupun asinkron dalam jumlah yang

telah ditetapkan

AUGSTM-N

D3C-3

D4C-4

TU-3 VC-3

AU-3 VC-3

AU-4 VC-4

TUG-3

TUG-2

TU-12 VC-12

D11C-11TU-11 VC-11

TU-2 VC-2

x N x 1

x 3

x 3

x 1

x 7

x 7

x 1

x 3

x 4

140Mbs

34Mbs

45Mbs

6Mbs

2Mbs

15Mbs

SDH

D12C-12

D2C-2

Pointer Processing

Multiplexing

Aligning

Mapping

PDH

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 6: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 70

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9

AU POINTER

A1 A1 A1 A2 A2 A2 C1 X X

B1 E1 F1 X X

D1 D2 D3

B2 B2 B2 K1 K2

D4 D5 D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 Z1 Z2 Z2 M1 E2 X X

(a)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

X helliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 C1 C1

X X X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 122 13 24 25 28 29 36

(b)

Pada umumnya Container berisi bit-bit

informasi Stuffing Overhead Justification

Opportunity dan Justifikation Control

Sedangkan jenis Container dibagi dalam Low

Order Container dan High Order Container

Tabel 3 di bawah ini merupakan pembagian

level dari bit rate dari sinyal yang ada pada

Container

2) Virtual Container Virtual Container adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan lapisan path (path layer

connection) yang mendukung informasi

payload dan POH VC juga sebagai struktur

informasi yang mengangkut berbagai ukuran

informasi serta sebagai unit prosesing dalam

sistem SDH Mengandung payload

berkesesuaian dengan payload yang

membawa informasi data dan POH bagian

payload berkesesuaian dengan Container dan

keseluruhan frame VC diulang setiap 125 s

atau 500 s VC dikatagorikan dalam empat

kelas yaitu VC-1 (terbagi dalam VC-11 dan

VC-12) VC-2 VC-3 dan VC-4

3) Tributari Unit TU merupakan struktur

informasi yang menyediakan adaptasi antara

lower order path dengan higer order path

layer Ini berarti bahwa orde rendah VC (yaitu

VC-1 dan VC-2) dapat dipetakan ke orde

yang lebih tinggi VC (yaitu VC-3 dan VC-4)

melalui TU atau TUG TU merupakan VC

yang telah disesuaikan dengan penambahan

Pointer

4) Tributary Unit Group Aturan dari TUG

adalah mengumpulkan satu atau lebih TU dan

muatannya ke lokasi tetap atas payload dari

higer order VC TUG dibentuk tanpa

penambahan overhead pada TUAda dua kelas

TUG yaitu TUG-2 yang mengandung

gabungan serba sama dari 4 TU-11 atau

langsung sebuah TU-2 sedangkan TUG-3

yang dibentuk dari gabungan 7 TUG-2 atau 1

TU-3

5) Administrative Unit Administratif Unit

(AU) adalah struktur informasi yang

menyediakan adaptasi antara higher orde VC

dengan STM-N AU terdiri dari higher order

VC dan AU-PTR (Pointer yang menandakan

tingkat offset dari higher order VC frame start

berhubungan ke STM-n frame start) Ada dua

jenis Administratif Unit yaitu AU-4 dan AU-

3

6) Administratif Unit Group Satu atau lebih

AU mencakup lokasi tetap atas sebuah

Payload STM yang disebut AUG Sebuah

AUG merupakan hasil multiplex AU pada

proses ini AU memiliki fase yang sama

dengan AUG sehingga tidak diperlukan byte-

byte tambahan Dalam hal ini AUG dapat

mengandung tiga AU-3 atau sebuah AU-4

48 Sinyal Manajemen SDH

Secara garis besar sinyal manajemen frame

meliputi Overhead dan Pointer yang akan

melaksnakan tugas dalam pengelolaan

monitoring pemeliharaan sinkronisasi dan

pengendalian operasi yang berkesesuaian dengan

berbagai konfigurasi elemen

481 Overhead

SDH tersusun atas frame-frame yang mencakup

payload dan overhead dari input sinyal tributari

dengan bit rate berbeda yang tersusun menjadi

suatu frame STM-N sehingga dapat menyalurkan

berbagai pelayanan dengan laju bit berbeda dalam

frame yang sama Untuk itu ada overhead yang

berfungsi mengatur link-link dari suatu node ke

node yang lain Pengorganisasian Overhead terdiri

1) Section Overhead (SOH)

Section Overhead dapat dibagi atas Multiplex

Section Overhead (MSOH) yang diterapkan pada

bagian multiplex regenerator Section Overhead

(RSOH) yang diterapkan pada bagian regenerator

Setelah multiplexing sinkron secara byte

interleaved bersama-sama membentuk n AUG

maka sebuah SOH akan ditambahkan untuk

membentuk sinyal STM-n ini berarti bahwa SOH

diberikan pada kondisi tidak ada proses

multiplexing atau demultiplexing Adapun

komposisi dari SOH pada STM-n (n = 14 dan

16) masing-masing dapat dilihat pada (Gambar 5)

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 7: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 71

1

2

3

4

5

6

7

8

9

112 113 144

AU POINTER

A1

B1

D1

A1 helliphelliphelliphellip A1 A2

E1

D2

A2 helliphelliphellip A2 C1

F1

D3

B2

D4

B2 helliphelliphellip B2 K1

D5

K2

D6

D7 D8 D9

D10 D11 D12

S1 Z1 helliphelliphellip Z1 Z2 Z2 helliphelliphellip M1 E2

C1 hellip C1

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

X helliphelliphellip X

X helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip X

1 482 49 96 97 98

(C)

Gambar 5 Section Overhead (a) STM-1 (b) STM-4

(c) STM-n

Terlihat perbandingannya bahwa ada bagian yang

tetap pada masing-masing satu byte dan ada yang

ukuran dari A1 A2 B2 C1 Z1 Z2 dan X

bertambah sesuai faktor n ini disebabkan

beberapa hal yaitu

1) Untuk pemeliharaan penyesuaian waktu frame

pendek sehingga byte A1 dan A2 harus

diperpanjang

2) Untuk cadangan keakurasian dari fungsi

konfirmasi bit eror sehingga byte B2 sangat

diperlukan sebagai sinyal unit menjadi lebih

banyak

3) Sebagaimana menaiknya ukuran STM maka

C1 sebagai byte indentifikasi STM harus lebih

panjang

4) Byte Z1 dan Z2 lebih panjang untuk

perkembangan mendatang juga X untuk

penggunaan nasional

2) Regenerator Section Overhead (RSOH)

Regenerator Section Overhead merupakan

overhead yang dibutuhkan untuk pengendalian

pengiriman payload dari satu node ke node

berikutnya

Hal ini berarti merupakan bagian fasilitas

transmisi

1) Antara node elemen jaringan multiplexer

dimana sinyal dihasilkan berakhir dengan

node regenerator

2) Antara dua regenerator Bbagian RSOH

mengandung byte-byte A1 A2 B1 C1 D2

D2 D3 E1 F1 dan X

3) Multiplex Section Overhead (MSOH)

Multiplex Section Overhead merupakan byte-byte

overhead untuk pengontrolan tiap section antar

node elemen jaringan multiplexer yang melewati

fungsi regenerator juga merupakan pengendalian

perantara transmisi antara dua elemen multiplexer

yang berdekatan atau sejajar Section ini

mempunyai kapasitas transmisi yang bisa berbeda

sesuai keperluan untuk masing-masing section

Bagian MSOH mengandung byte-byte B2 D4-

D12 E2 K1 K2 S1 M1 Z1 dan Z2

4) Path Overhead (POH)

Path Overhead merupakan byte overhead yng

digunakan untuk pengontrolan path secara

hubungan end to end Dapat disebutkan sebagai

hubungan logika antara sebuah titik dimana VC

digabungkan dengan sebuah titik dimana VC

menjadi tributary-tributary POH terdiri dari

a Higer Order POH terdiri dari byte J1 B3

C2 F2 G1 H4 dan Z3-Z5

b Lower Order POH yang disebut V5

Higer Order POH adalah POH yang ditambahkan

ke higher order VC (VC-3 atau VC-4) dan

terletak pada kolom pertama dari VC yang

menjalankan berbagai variasi fungsi yang

diperlukan untuk transport payload VC

Sedangkan lower Order POH ditambahkan ke

lower order VC-1VC-2 yang disebut V5 yang

terletak pada byte pertama dari VC tersebut

Dimana ini dapat menjalankan berbagai fungsi

yang diperlukan untuk transport dari lower order

ke payload VC

482 Pointer

Dalam proses pemultiplekan sinkron pointer

berfungsi

1) Untuk sinkronisasi diperlukan untuk

mensinkronkan clock atau mengadaptasikan

bit rate dari VC dengan bit rate kanal

transport (AU atau TU) dengan kata lain

digunakan sebagai justifikasi pada frekuensi

antara frame dengan payload

2) Menggambarkan posisi dari VC dalam

struktur AUTU atau menandakan alamat

untuk permulaan lokasi yang berkesuaian

dengan VC

3) Menandakan jumlah alamat dalam frme STM

4) Meminimisasi delay multiplexing

Dilihat dari komposisinya pointer dikelompokan

atas

1) Higher order pointer yaitu AU-4 pointer dan

TU-3 pointer mengandung byte-byte H1 H2

dan H3

2) Lower order pointer yaituTU-11 pointer TU-

12 pointer dan TU-2 pointer terdiri dari byte

V1 V2 V3 dan V4

Struktur pointer dapat diilustrasikan seperti

gambar 6 di bawah

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 8: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 72

STM - PAYLOAD

Regenerator

Section Overhead

1

2

3

AU Pointer4

Multiplexer

Section Overhead

5

6

7

8

9

9 x n kolom 261 x n kolom

270 x n kolom

125 Micro secon

SOH

AU-Pointer 0 1 hellip0 0 85 86 86 86

SOH

87 87STM-1 Payload

SOH

521521

522 522

782 782

AU-Pointer 0 8686

SOH

125 Micro secon

250 Micro secon

STM-1

1611

H1 H1 H1 H2 H2 H2 H3 H3 H3

N N N N S S I D I D I D I D I D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Negatif Justifikasi Negatif Justifikasi

12 13 14 15

V1 V2 V3Tributary Unit Pointer

(TU-11 TU-12 TU-2)

Gambar 6 Struktur Pointer

Bit-bit alamat menandakan permulaan lokasi atau

posisi awal dari pada VC dalam operasinya

Pemberian alamat untuk AU-4AU-3 pointer

menandakan dimulai setelah byte H3 hal yang

sama juga untuk TU-3 Tetapi dalam kasus lower

order pemberian alamat dimulai setelah bit

terakhir dari byte V2

49 Synchronous Transport Module (STM)

Synchronous Transport Module (STM) adalah

struktur informasi yang digunakan untuk

mendukung hubungan pada section layer dari

SDH yang mengandung informasi payload dan

POH pada frame blok struktur yang berulang

setiap 125 s

491 STM-N

Frame STM-N merupakan hasil akhir dari

prosedur multiplexing sinkron dalam SDH

Struktur frame STM-N meliputi 9 baris x 270

kolom seperti pada (Gambar 7)

Gambar 7 Frame Struktur STM-N

Terlihat bahwa space 9 x 270N byte diulang tiap

125 s dalam laju bit menjadi 9 x 270 x 8 x 8000

bits = 155520N Mbits Dengan N = 1 4 16

STM-N dapat dibentuk dari N VC-4 atau 3N VC-3

yang dipetakan kedalam payload Sinyal STM-N

dihasilkan secara (Bit Interleaved Multiplexing)

dari N AUG ditambah dengan SOH Prosedur

multiplexing-nya terlihat pada gambar 8 di

bawah

Gambar 8 Prosedur Multiplexing STM-N

492 STM-1

STM-1 memiliki laju bit dasar dari SDH yang

diturunkan dari STM-N dengan faktor N=1

dengan bit rate = 155520 Mbps Struktur STM-1

terdiri atas payload (9 x 261 byte) dan overhead

(SOH) + pointer (9 x 9 byte) yang pad bagian

payload dapat dibentuk oleh 1 VC-4 atau 3VC-3

Karena VC-4 mengandung payload 9 x 260 byte

dan 9 x 1 byte POH maka maksimum payload

yang dapat ditransmisikan lewat STM-1 dapat

dihitung = 9 x 260 x 8 x 8000 bps x (260270) =

149760 Mbps Pembebanan loading dari 1VC-

43VC-3 atas payload STM-1 dikerjakan dalam

floating mode dengan pointer menandakan alamat

dari byte pertamanya

Payload STM-1 mengandung 9 x 261 byte (unit)

jika sebuah alamat diberikan untuk masing-masing

3 unit maka jumlah keseluruhan alamat yang

diperlukan adalah 783 (0-782)

Untuk pengalamatan payload STM-1 dapat dilihat

pada gambar 9 di bawah Sehingga untuk

membentuk STM-4 adalah 4 kali STM-1 STM-16

adalah 4 kali STM-4 atau 16 kali STM-1 dan

seterusnya

Gambar 9 Pengalamatan payload STM-1

1 261

AUG 1

1 9

1 261

AUG 2

1 9

RSOH

123 hellip n 123 hellip n

MSOH

123 hellip n 123 hellip n 123 hellip n

STM-N

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 9: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 73

410 Elemen jaringan SDH

Elemen jaringan SDH berfungsi menyusun suatu

topologi jaringan sistem SDH yang secara fungsi

dasar4 dpat membeikan bentuk topologi jaringan

tertentu Elemen jaringan SDH dapat

digolongkaan atas tiga bagian antara lain

4101 Terminal Multiplexer (TM)

Terminal multiplexer adalah peralatan yang

mempunyai banyak port masukan yang dapat

dihubungkan ke dalam frame STM-1 atau STM-N

Terminal STM-1 memultiplekskan sinyal-sinyal

hirarki PDH ke level STM-1 Terminal STM-N

memultiplekskan sinyal 140 Mbits konvensional

atau sinyal-sinyal STM-1 ke STM-4 atau STM-16

4102 AddDrop Multiplexer (ADM)

AddDrop Multiplexer ditempatkan pada jaringan

sepanjang jalur transmisi SDH yang dapat

mengakses langsung sinyal-sinyal tributary untuk

masuk kedalam STM-1 atau STM-N Perangkat

STM-1 AddDrop menyisipkan (add) dan

mengambil (drop) sinyal-sinyal hirarki PDH ke

dan dari STM-1 Perangkat AddDrop STM-N

menyisipkan dan mengambil sinyal-sinyal 140

Mbits atau STM-1 ke dan dari sinyal-sinyal STM-

4 atau STM-16

4103 Digital Cross Connect (DCC)

Digital Cross Connect menjalankan banyak input

dari STM-1 atau STM-N untuk dihubungkan

dengan banyak output dari STM-1 atau STM-N

Perangkat Wideband Cross Connect menukar

tempat isi dari sinyal-sinyal STM-1 dalam bentuk

unit-unit sinyal hirarki PDH Perangkat Broad

band cross connect menukar tempat isi dari sinyal-

sinyal STM-N dalam bentuk unit-unit STM-1 atau

140 Mbits

411 Metode Penerapan SDH

Karena format SDH dirancang untuk mengatasi

keterbatasan PDH maka semua perusahaan

telekomunikasi ditantang untuk memperkenalkan

transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH

yang sudah mereka bangun lebih dulu Untuk

mengintegrasikan sistem SDH kedalam sistem

PDH ada 3 metode yang dapat digunakan yaitu

4111 Metode Layer (Top-Down)

Metode layer adalah metode dimana sistem SDH

digelar dalam suatu layer level tinggimenengah

dan untuk menuju jaringan yang full SDH yaitu

dengan secara berangsur-angsur mengganti

jaringan yang lebih rendah denga sistem SDH

Metode layer terutama sekali berhubungan dengan

operator yang memerlukan dukungan untuk

service baru dalam layer atas dari jaringan yang

digunakan misalnya MAN-MAN interconnection

Dalam metode ini perangkat SDH yang

digunakan yaitu level STM-4 dan STM-16 dan

interkoneksi ke PDH melalui gate way yang

umumnya menggunakan Cross-Connect Metode

Layer ini dapat digambarkan seperti (Gambar 10)

Gambar 10 Metode Layer

3111 Metode Island

Dengan metode ini perangkat SDH diinstal pada

level rendah dan menengah metode ini dapat

digunakan pada lokasi baru atau pada lokasi yang

menggunakan sistem transmisi PDH yang life

time-nya sudah habis Untuk menuju pada kondisi

dimana seluruh jaringan menggunakan perangkat

SDH maka akan dilaksanakan secara berangsur-

angsur dengan perluasan (Island) dan penggantian

link plesiochronous antar Island dengan link

Synchronous Metode Island ini dapat

digambarkan seperti (Gambar 11)

Gambar 11 Metode Island

4112 Metode Overlay

Dalam metode ini sistem SDH di instal dalam

sebuah jaringan overlay disamping jaringan PDH

metode ini baik untuk digunakan pada kondisi

STM-1 STM-1

STM-1

STM-1

2 Mbits

PDH Mux PDH Mux DXC-44 PDH Mux Exchange

DXC-41

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

Mux

STM-1

MuxSTM-1 ring

STM-1

Mux

STM-1

Mux

Acces

Trunk

Junction

34 Mbits140 Mbits

2 Mbits

STM-16STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

STM-16

DXC-44

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

Mux

PDH

MuxExchange

Hirarchical PDH local network

STM-16

STM-16STM-16

PDH

Mux

PDH

Mux

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 10: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 74

dimana life time perangkat PDH masih lama

sedangkan sudah dibutuhkan sistem SDH untuk

mendukung service baru Kemudian jaringan

sistem SDH ini dapat diperluas untuk menuju ke

jaringan full SDH

412 Integrasi PDH ke SDH

Dalam integrasi teknologi PDH ke SDH pada

sinyal elektrik untuk sinyal pembawa yang

digunakan ada 3 jenis pengintegrasian teknologi

SDH dan PDH Yaitu

1 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits (E1)

2 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits (E3)

3 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits (E4)

4121 Integrasi PDH dan SDH ndash 2 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH 2 Mbits

dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan SDH

Gambar 12 menunjukan integrasi PDH dan SDH

untuk sinyal 2 Mbits

Gambar 12 Integrasi SDH dan PDH ndash 2 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian PDH

dan SDH ndash 2 Mbits pada sisi perangkat PDH

dapat menggunakan dua cara yaitu

a OLT (Optical Line Terminal) 2

MbitsOLT 2 Mbits berfungsi

mengkoversikan sinyal optik yang

diterima dari fiber optik menjadi sinyal

elektrik yang langsung diteruskan ke

bagian SDH dan sebaliknya dari elektrik

ke optik Sinyal tersebut mempunyai bit

rate 2 Mbits dan mepunyai arah bi-

directional

b OLT 8 Mbits dan DM (Digital

Multipleksing) 8 Mbits OLT 8 Mbits

mempunyai fungsi yang sama dengan

OLT 2 Mbits yaitu mengkonversikan

sinyal optik ke elektrik dan elektrik ke

optik akan tetapi sinyal yang

dikonversikan mempunyai bit rate 8

Mbits sinyal optik yang telah

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 8 melalui agregate DM

8 DM 8 mempunyai 4 tributary yang

masing ndashmasing tributary mempunyai bit

rate sebesar 2 bits (E1) Sinyal ini

kemudian dihubungkan keperangkat

SDH

2) Perangkat SDH

Di sisi SDH terdapat unit interface tributary 2

Mbits (E1-63) Unit ini bekerja sebagai unit

inteface E1 yang mempunyai kapasitas 63 x 2048

Kbits Hal ini berarti bahwa unit ini terdiri dari 63

kanal dan masing-masing kanal berkapasitas 2048

Kbits (biasanya lebih dikenal dengan 2 Mbits

atau E1) Sinyal sebesar 2 Mbits dari keluaran

OLT 2 Mbits dan tributary DM 8 dapat

diintegrasikan dengan SDH melalui unit interface

E1-63 Pada SDH sinyal tersebut akan diolah

untuk dibentuk dalam STM-N Sedangkan untuk

pengalamatan (addresing ) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada Network

Management Sistem (NMS) sesuai dengan kanal

yang masih kosong

4122 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gabar 13 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 34 Mbits

Gambar 13 Integrasi SDH dan PDH ndash 34 Mbits

1) Perangkat PDH Dalam pengintegrasian

PDH dan SDH ndash 34 Mbits pada sisi

perangkat PDH dapat menggunakan dua cara

yaitu

a OLT 34 Mbits OLT 34 Mbits

berfungsi mengkonversikan sinyal

optik yang diterima dari fiber optik

menjadi sinyal elektrik yang langsung

diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya dari elektrik ke optik

Sinyal tersebut mempunyai bit rate 34

Mbits dan mempunyai arah bi-

directional

b OLT 140 Mbits dan DM (Digital

Multiplexing) 140 Mbits OLT 140

Mbits mempunyai fungsi yang sama

dengan OLT 34 Mbits yaitu

mengkonversikan sinyal optik ke

elektrik dan elektrik ke optik akan

tetapi sinyal optik yang telah

dikonversikan mempunyai bit rate 140

Mbits Sinyal optik yang telah

STM-N (optik)

2 Mbits-elektrik2 Mbits-optik

8 Mbits-optik 8 Mbits-elektrik2 Mbits-elektrik

2 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

SDH

E1

DM8 Mbits

OLT8 Mbits

FO

OLT 2 Mbits

FO

FO

34 Mbits-elektrik34 Mbits-optik

140 Mbits-optik 140 Mbits-elektrik34 Mbits-elektrik

34 Mbits-elektrikT4

T3

T2

T1

DM140 Mbits

OLT140 Mbits

FO

OLT34 Mbits

STM-N (optik)

SDH

E3

FO

FO

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 11: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)hellip (Waryani Dede S Agustini RM) 75

dikonversikan menjadi sinyal elektrik

diteruskan ke DM 140 melalui agregate

DM 140 DM 140 mempunyai 4

tributary yang masing-masing tributary

mempunyai bit rate sebesar 34 Mbits

(E3) Sinyal ini kemudian dihubungkan

ke perangkat SDH

2) Perangkat SDH Di sisi SDH terdapat unit

interface 34 Mbits (E3-3) Unit ini adalah

unit interface E3 elektrik yang mempunyai

kapasitas 3 x 34 Mbits E3-3 mempunyai

jenis sinyal tributary bi-directional

Pada saat beoprasi pada bit rate 34 Mbits

pengkodean sinyal pada saluran menggunakan

code HDB3 dan kecepatan 34368 Kbits (34

Mbits) Sinyal elektrik dari OLT 34 Mbits dan

tributary DM 140 Mbits yang mempunyai bit rate

34 Mbits dihubungkan ke unit interface E3

Sinyal 34 Mbits ini akan diolah dalam SDH

sehingga menghasilkan sinyal STM-N

Pengalamatan (addresing) tributary SDH diatur

dengan menggunakan software pada NMS sesuai

dengan kanal yang masih kosong

4123 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

Dalam pengintegrasian PDH dan SDH ndash 34

Mbits dibutuhkan perangkat-perangkat PDH dan

SDH Gambar 14 menunjukan integrasi PDH dan

SDH untuk sinyal 140 Mbits

Gambar 14 Integrasi SDH dan PDH ndash 140 Mbits

1) Perangkat PDH Pada pengintegrasian SDH

dan PDH untuk kapasitas 140 Mbits pada

sisi PDH hanya dibutuhkan OLT dengan bit

rate 140 Mbits OLT 140 Mbits befungsi

mengkonversikan sinyal optik yang diterima

dari fiber optik menjadi sinyal elektrik yang

langsung diteruskan ke bagian SDH dan

sebaliknya sinyal elektrik ke optik Sinyal

tersebut mempunyai bit rate 140 Mbits dan

mempunyai arah bi-directional

2) Perangkat SDH Pada sisi SDH terdapat unit

interface 140 Mbits (E1) E140-8 merupakan

unit interface E4 dengan kapasitas 8 x 140

Mbits dan mempunyai sinyal tributary bi-

directional Hal ini berarti unit E140-8

mempunyai 8 kanal dan masing-masing kanal

berkapasitas 140 Mbits (E4) Pengkodean

sinyal pada saluran untuk inteface 139264

Kbits (140 Mbits) menggunakan kode CMI

dan karakteristik interfacenya sesuai dengan

standar ITU-T G703

Sinyal Optik 140 Mbits yang telah diubah oleh

OLT 140 Mbits menjadi sinyal elektrik tersebut

diintegrasikan ke SDH melaui unit inteface E140-

8 Pada SDH sinyal ini akan diolah untuk dibentuk

dalam STM-N Sedangkan untuk pengalamatan

tributary SDH dapat diatur dengan software

melaui NMS

5 KESIMPULAN

1) Dengan Perkembangan Teknologi

Synchronous Digital Hirarchy (SDH) yang

begitu pesat tidak akan meninggalkan

teknologi Plesiochronous Digital Hierarchy

(PDH) karena untuk transmisi yang

mempunyai kecepatan dibawah 155 Mbps

lebih ideal menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

karena lebih ekonomis

2) Karena sistem transmisi yang sudah terpasang

adalah menggunakan teknologi

Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)

maka untuk penggelaran teknologi SDH ada

beberapa metode yang digunakan yaitu

metode Layer Island dan overlay

3) Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) memerlukan interface

tertentu sesuai dengan kecepatan

transmisinya yaitu untuk kecepatan transmisi

2 Mbps 34 Mbps dan 140 Mbps

4) Dalam Integrasi antara Plesiochronous Digital

Hierarchy (PDH) dan Synchronous Digital

Hirarchy (SDH) pada perangkat SDH harus

disediakan modul khusus untuk integrasi

dimana mempergunakan sinyal elektrik

PUSTAKA

1) Ascom Ericsson Transmission SDH Basics

1996

2) Byeong Gi Lee Minhokang Synchronous

Digital Transmition Boston 1993

3) CCIT Recommendation G707 Synchronous

Digital Hierarchy Bit Rates Genewa 1991

4) Edward A Wilson Electronic

Communications Tchnology Pretince-Hall

1989

140 Mbits-optik

STM-N (optik)

SDH

E4

FO

OLT140 Mbits

140 Mbits-optik

FO

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor

Page 12: Teknologi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH ... · Integrasi Transmisi Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH)….. (Waryani, Dede S, Agustini RM) ... digunakan pada

Jurnal Teknologi Volume II Edisi 8 Periode Mei 2006 (65-76) 76

5) Hwei P Hsu Analog and Digital

Communication Mc Graw-Hill 1991

6) KeiserGerd Optical Fiber Communication

Mc Graw-Hill 1991

7) Mike Sexton amp Andy Reid Transmission

Networking SONET and The Synchronous

Digital Hierarchy Artech House Boston

London 1992

8) Pusten Bangti Synchronous Digital

Hierarchy Field Trial Concept and Plan

Bandung 1992

9) wwwtektronixcom SDH Telecommunica-

tions Standard

10) Roger L Freeman Telecommunication

System Engineering Jhon Wiley amp Sons

1992

11) ----- Optical Synchronous Digital Multiplex

Transmission Equipment FiberHome

Telecommunication Technologies Co LTD

February 2003

RIWAYAT PENULIS

1) Waryani Ir Sekretaris Jurusan Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Pakuan Bogor

2) Dede Suhendi Ir Ketua Jurusan Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan

Bogor

3) Agustini Rodiah Mahdi Ir Staf Pengajar

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor