analitik korelatifrepository.unair.ac.id/84012/4/fkp. n. 38-19 ban e.pdf · 2019-06-27 · skripsi...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS (AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE) MODIFIKASI TERHADAP RESPONSE TIME PERAWAT
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
ANALITIK KORELATIF
Oleh:
SOFIYANTI NORMALINDA BANOET NIM. 131711123014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
i
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
SKRIPSI
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS (AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE) MODIFIKASI TERHADAP RESPONSE TIME PERAWAT
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
ANALITIK KORELATIF
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatn
Universitas Airlangga
Oleh:
SOFIYANTI NORMALINDA BANOET NIM. 131711123014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2019
ii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
iii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
iv
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
v
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
vi
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
MOTTO
Trust in the LORD with all your heart and lean not on your own understanding; in all your ways submit to Him and He will make your
paths straight
PROVERBS 3:5-6
vii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur bagi Allah yang Maha Kuasa pencipta langit, bumi
dan segala isinya. Hanya oleh anugerah-Nya semata peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage
Scale) Modifikasi Terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat
Darurat”
Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya peneliti sampaikan
kepada Ibu Harmayetty, S.Kp., M.Kes., selaku pembimbing pertama dan Ibu
Laily Hidayati, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing kedua, yang dengan penuh
perhatian,dan kesabaran selalu meluangkan waktu, memberikan arahan dan
bimbingan serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga peneliti
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I, Ibu Eka Mishbahatul
Mar’ah Has S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan II dan Dr. Ah. Yusuf S.
S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah memberikan arahan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga..
3. Ibu Tiyas Kusumaningrum,S.Kep, Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi
S 1 Pendidikan Ners Universitas Airlangga Surabaya yang telah memfasilitasi
kelancaran perkuliahan Program Studi S1 Pendidikan Ners.
4. Ibu Dr. Ninuk Dian Kurniati, S.Kep, Ns., MANP dan Ibu Nadia Rohmatul
S.Kep, NS., M.Kep selaku Penguji seminar Proposal yang telah banyak
memberikan masukan dan perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. Juga kepada
Bapak Chandra Panji Asmoro S.Kep, NS., M.Kep yang membantu
viii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
menggantikan pembimbing 2 pada saat seminar proposal dan telah banyak
memberikan masukan serta perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh rekan-rekan perawat IGD RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes Kupang yang
telah bersedia menjadi responden, terimakasih tidak terhingga peneliti
sampaikan karena sudah bekerjasama dengan baik selama pengambilan data
penelitian sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik.
6. Seluruh Staf dan Pengajar Program Studi S1 Pendidikan Ners, yang telah
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya melalui kegiatan
perkuliahan dan praktikum. Kepala Ruang Baca Pak Hendy yang setia menunggu
kami para pejuang skripsi menyelesaikan tugas-tugas kami hingga melewati
waktu operasional ruang baca dan untuk Mba Anik yang membantu peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Kementrian Kesehatan melalui PPSDM yang telah memberikan kesempatan
berupa dukungan beasiswa kepada saya untuk menimba ilmu di Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
8. Drg. Dominggus Mingu M.Kes, selaku Direktur RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes
Kupang dan dr.Andre Sinambela Sp. Em, selaku Kepala Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof..dr.W.Z. Johannes Kupang yang telah memberikan izin dan
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan kepada Ibu Teresia
Surat Bayo, S.Kep.,Ners selaku Kepala Sub Bidang Diklit RSUD Prof..dr.W.Z.
Johannes Kupang.
9. Ibu Yosefina Beluan S.Kep Ns., selaku Kepala ruangan IGD dan Ibu Magda
Kedang SE selaku staf administrasi Ruangan IGD yang telah banyak
membantu dan memfasilitasi peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Suamiku tercinta, Hendro Buky yang telah mensupport penuh serta selalu
menguatkan peneliti ketika hampir menyerah dan yang sudah menjaga anak-
anak selama ibunya melanjutkan studi, I Love you. Kaka Aerybell dan adek
Achiera, anak-anakku tercinta, yang selalu menjadi penghibur dan alasan
mama untuk tetap bertahan ketika merasa lemah. Terimakasih 2 malaikat
kecilku.
11. Keluarga besar Buky dan Banoet, papa mama serta adek-adek juga Nona
Lenny Sakan yang sudah mensupport dan membantu menjaga anak-anak
selama saya melanjutkan study. Tuhan Yesus memberkati kalian.
ix
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
12. Semua sahabatku, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ners Alih Jenis
B20, yang setia mensupport peneliti selama perkuliahan dan proses
penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tetapi peneliti
berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari penelitian
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta pembaca
pada umumnya.
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang memberikan
kesempatan, dukungan dan bantuan serta kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surabaya, Februari 2019
Peneliti
x
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
“Hubungan Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) Modifikasi Terhadap Response Time Perawat
di Instalasi Gawat Darurat”
ABSTRAK
Pendahuluan: Triase merupakan proses memilah pasien menurut tingkat keparahannnya. Proses triase berperan penting dalam mengatasi alur masuk pasien di unit gawat darurat sehingga pasien tertangani sesuai kegawatannya dan tidak terjadi penumpukan dalam ruang gawat darurat. Namun fenomena yang terjadi dibeberapa rumah sakit, peaksanaan triase ATS masih belum sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan dalam sistem Australasian Triage Scale. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara penggunaan standar operasional prosedur penerimaan pasien baru dengan memakai sistem triase ATS (Australasian Triage Scale) yang dimodifikasi dengan kecepatan response time perawat instalasi gawat darurat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan study kasus. Total populasi sebesar 31 orang dan didapatkan sampel 28 orang melalui kriteria inklusi dan esklusi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah Response Time perawat. Data didapatkan dengan cara observasi sampel dan dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman rho. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) modifikasi dengan response time perawat baik di dinas pagi (p=0,720), dinas siang (p=0,866) maupun dinas malam (p=0,173) Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) modifikasi dan response time perawat yang sesuai dan cepat ditemukan pada dinas pagi. Diskusi: Dapat disimpulkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik dari perawat sendiri maupun dari pihak Rumah sakit. Sebagian besar perawat tidak mendapatkan pelatihan mengenai triase dan hal ini mempengaruhi skill perawat dalam melakukan pemilahan pasien. Peneliti selanjutnya dapat menggali faktor-faktor yang memengaruhi response time perawat (selain faktor penggunaan ATS) dan dapat mengembangkan instrumen penelitian lembaran observasi dengan mengambil rujukan dari teori-teori yang ada.
Kata Kunci: ATS (Australasian Triage Scale), Response Time, Perawat Gawat Darurat
xi
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
ABSTRACT
Correlations to the Use of ATS (Australasian Triage Scale) Modification with Nurse Response Time in the Emergency Installation
Analitik korelatif study in emergency unit
By: Sofiyanti Normalinda Banoet
Introduction: Triage is the process of sorting patients according to their severity. However, the phenomena that occur in the emergency room some hospitals are different, triage is not carried out according to the standars. This is due to many factors, one of which is the triage model used. The purpose of this study was to look at the relationship between the use of Standart Operational Procedure for admitting new patients using Australasian Triage Scale which was modified with the speed of response time of nursis in the emergency installation. Method: This study used correlative analytic design with a case study approach. The total population is 31 people and a sample of 28 people was obtained through inclusion and exclusion criteria. The independent variable in this study was the use of ATS (Australasian Triage Scale) and the dependent variable in this study is the nurse's Response Time. Data obtained by means of sample observation and analyzed using the Spearman correlation test rho. Results: There was no relationship between the use of ATS (Australasian Triage Scale) modification and the response time of nurses in morning service (p = 0.720), afternoon service (p = 0.866) and night service (p = 0.173) Use of ATS (Australasian Triage Scale) The appropriate and fast modification and response time of nurses was found at morning service. Discussion: It can be concluded, this is caused by several factors both from the nurses themselves and from the hospital side. Most nurses do not get training in triage and this affects nurses' skills in sorting patients. The next researcher can explore the factors that influence the nurse's response time (other than the use of ATS factors) and can develop an observation sheet research instrument by taking references from existing theories.
Keywords: ATS (Australasian Triage Scale), Response Time, Emergency Nurse
xii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR SURAT PERNYATAAN ................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ v
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah penelitian ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................ 4
1.3.2 Tujuan khusus ........................................................................... 4
1.4 Manfaat penelitian .............................................................................. 5
1.4.1 Teoritis ...................................................................................... 5
1.4.2 Praktis ....................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1. Instalasi gawat darurat ....................................................................... 6
2.1.1. Pengertian instalasi gawat darurat ........................................... 6
2.1.2. Sejarah triase gawat darurat ..................................................... 6
2.1.3. Standar pelayanan instalasi gawat darurat di indonesia ........... 8
2.1.4. Kompetensi perawat klinis di rumah sakit ............................. 15
2.1.4. Standar perawat gawat darurat ............................................... 27
xiii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
2.1.6. Alur pelayanan pasien IGD ............................................. 28
2.2. Australasian triage scale (ATS) ...................................................... 33
2.3. Response time triage ........................................................................ 37
2.3.1 Definisi .................................................................................... 37
2.3.2 Beberapa faktor yang memengaruhi response time ............... 37
2.4. Keaslian penelitian ........................................................................... 38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .... 44
3.1. Kerangka konseptual ........................................................................ 44
3.2. Hipotesis penelitian .......................................................................... 45
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 46
4.1. Desain penelitian ............................................................................. 46
4.2. Populasi, sampel, dan teknik sampling ........................................... 46
4.2.1. Populasi ................................................................................. 46
4.2.2. Sampel dan besar sampel ...................................................... 46
4.2.3. Teknik sampling ................................................................... 47
4.3. Variabel penelitian dan definisi operasional ................................... 47
4.4. Instrumen penelitian....................................................................... 48
4.5. Pengambilan dan pengumpulan data ............................................. 49
4.6. Lokasi dan waktu penelitian .......................................................... 49
4.7. Kerangka kerja penelitian .............................................................. 51
4.8. Analisis data ................................................................................... 51
4.9. Etik penelitian ................................................................................ 52
4.10. Keterbatasan penelitian .................................................................. 53
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ..................................... 54
5.1. Gambaran umum hasil penelitian ................................................... 54
5.2. Hasil penelitian ............................................................................... 55
5.2.1. Karakteristik responden ......................................................... 56
5.2.2. Deskripsi hasil penelitian ....................................................... 57
5.2.3. Analisis hasil uji hipotesis .................................................... 60
5.3. Pembahasan..................................................................................... 62
5.3.1. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response Time perawat di dinas pagi................................................... 62
xiv
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
5.3.2. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response Time perawat di dinas siang ................................................. 64
5.3.3. Hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan Response Time perawat di dinas malam ............................................... 66
BAB 6 SARAN DAN KESIMPULAN ............................................................... 69
6.1. Kesimpulan ..................................................................................... 69
6.2. Saran ............................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
xv
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Indikator pelayanan IGD................................. ................................. ......16 Tabel 2.2 Waktu tunggu menurut kategori ATS ...................... ............................. 24 Tabel 2.3 Keaslian penelitian ................................................................................. 26 Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian............................................................... 48 Tabel 5.1 Karakteristik responden ......................................................................... 59 Tabel 5.2 Penggunaan ATS modifikasi dinas pagi ................................................ 60 Tabel 5.3 Penggunaan ATS modifikasi dinas siang .............................................. 60 Tabel 5.4 Penggunaan ATS modifikasi dinas malam ............................................ 61 Tabel 5.5 Response time perawat IGD dinas pagi ................................................. 61 Tabel 5.6 Response time perawat IGD dinas siang ................................................ 62 Tabel 5.7 Response time perawat IGD dinas malam ............................................. 62 Tabel 5.8 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat dinas pagi ............................................................................................................... 63 Tabel 5.9 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat dinas siang .............................................................................................................. 63 Tabel 5.10 Tabulasi silang antara penggunaan ATS dan response time perawat dinas malam ........................................................................................................... 63
xvi
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Alur Pelayanan Pasien RSUD Prof. Dr.W.Z. Johannes ..................... 16 Gambar 2.2 Alur Triase IGD RSUD Prof. Dr.W.Z. Johannes Kupang ................. 18 Gambar 2.3 Alur Pelayanan Prioritas 1-Merah IGD .............................................. 19 Gambar 2.4 Alur Pelayanan Prioritas 2-Kuning .................................................... 19 Gambar 2.5 Alur Pelayanan Prioritas 3- Hijau ...................................................... 20 Gambar 2.6 Triage and Registrasi ......................................................................... 22 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 31 Gambar 4.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................... 34 Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian ...................................................... 36
xvii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Kategori penyakit sesuai ATS 1 - 5 ................................................. 76 Lampiran 2 Lembar permohonan untuk menjadi responden .............................. 77 Lampiran 3 Informed consent responden dan peneliti ........................................ 78 Lampiran 4 Data demografi responden ............................................................... 79 Lampiran 5 Lembar observasi response time...................................................... 80 Lampiran 6 Lembar observasi penggunaan ATS ................................................ 81 Lampiran 7 Tabulasi Data Responden ................................................................ 82 Lampiran 8 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas pagi ............... 83 Lampiran 9 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas siang .............. 84 Lampiran 10 Tabulasi variabel independent dan dependent dinas malam ........... 85 Lampiran 11 Distribusi Frekuensi data demografi............................................... 86 Lampiran 12 Distribusi penggunaan ATS............................................................ 87 Lampiran 13 Distribusi response time perawat .................................................... 88 Lampiran 14 Distribusi crosstabulation ............................................................... 90 Lampiran 15 Nonparametic correlations .............................................................. 92 Lampiran 16 Surat permohonan pengambilan data awal ..................................... 93 Lampiran 17 Surat perijinan penelitian Fakultas Keperawatan ........................... 94 Lampiran 18 Surat keterangan selesai penelitian ................................................. 95 Lampiran 19 Sertifkat lolos uji etik ..................................................................... 96
xviii
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
Daftar Singkatan
ACLS : Advanced Cardio Life Support
AGD : Analisa Gas Darah
ALS : Advanced Life Support
ATS : Australasian Triage Scale
BHD : Bantuan Hidup Dasar
BLS : Basic Life Support
BKKBN : Badan Koordinas Kelurga Berencana Nasional
CAVH : Continous Venous Hemofiltration
CPR : Cardio Pulmonal Resusitation
CVVH : Continous Venous Hemofiltration
DEPKES : Departemen Kesehatan
EKG : Elektrokardiogram
ENPC : Emergency Nurse Pediatric Course
ETT : Endotracheal Tube
KEMKES : Kementrian Kesehatan
IABP : Intra Aortic Balon Pump
IGD : Instalasi Gawat Darurat
PALS : Pediatric Advanced Life Support
PK : Perawat Klinik
PPGD : Pertolongan Penderita Gawat Darurat
SOP : Standar Operasional Prosedur
SMF : Staf Medis Fungsional
TNCC : Trauma Nurse Core Course
xix
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang instalasi gawat darurat (IGD) adalah gambaran crucial antara
layanan gawat darurat medis dan rumah sakit. Instalasi gawat darurat menjadi
pilihan akses rute utama ke sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit (Christ et
al., 2010). Nasional Health Service (NHS) Inggris tahun 2012 melaporkan bahwa
jumlah kunjungan pasien di IGD dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012
terjadi peningkatan sebanyak 20%. Data kunjungan pasien ke IGD diseluruh
Indonesia mencapai 4.402.205 per bulan (13,3%) dari total seluruh kunjungan
pasien di RSU. Peningkatan kunjungan ke IGD mengakibatkan terjadinya
overload (penumpukkan pasien) dan tentunya memengaruhi pelayanan yang ada
di ruangan tersebut. Waktu untuk anamnesa pasien menjadi sempit sedangkan
waktu tunggu pasien sehingga mempengaruhi mutu pelayanan.
Penumpukan pasien yang terjadi di IGD dengan proses triase yang baik
seharusnya tidak terjadi. Peran tim medis gawat darurat dalam penilaian awal
(triage) sangat penting untuk memastikan bahwa pasien yang tepat berada
ditempat yang tepat pada waktu yang tepat dan bahwa tidak ada yang terlewatkan
(Martin et al., 2014). Hasil penelitian (Ainiyah, Ahsan and Fathoni Mukhamad,
2014) di beberapa IGD di Jawa Timur menunjukkan bahwa kemampuan kognitif
perawat mengenai triase masih kurang, khususnya dalam hal menentukan
prosedur dan manajemen penyakit pasien. Dampak dari kemampuan kognitif
perawat yang kurang mengenai triase ini akan mengakibatkan penumpukan
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
2
pasien (crowding). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit menjelaskan Triase dalam instalasi gawat darurat bertujuan
agar pasien mendapatkan pelayanan yang optimal, serta menurunkan angka
mordibitas dan mortalitas. Akan tetapi, faktanya penerapan triase di Indonesia
masih kurang dan belum memadai. Hal ini disebabkan karena Indonesia belum
mempunyai standar nasional yang baku tentang sistem triase sehingga dalam
pelaksanaan penerapan triase setiap rumah sakit bisa berbeda-beda (Firdaus,
2017).
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. W. Z. Johannes telah menerapkan
sistem triase dengan menggunakan sistem ATS (Australasian Triage Scale) sejak
tahun 2017. Sistem triase ini dimodifikasi menjadi 3 bagian besar, yaitu untuk
pasien kategori ATS 1dan 2 digabung menjadi pasien prioritas 1 berlabel merah,
pasien yang masuk kategori ATS 3 dan 4 digabung menjadi pasien prioritas 2
berlabel kuning, sedangkan pasien kategori ATS 5 menjadi pasien prioritas 3
berlabel hijau. Semua pasien yang datang ke IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes ditriase oleh perawat yang sudah ditentukan dalam jadwal dinas per
dinas. Pasien di triase didepan pintu masuk IGD dan setelah perawat menentukan
jenis triase pasien lalu diarahkan kedalam ruang tindakan sesuai kegawatannya.
Hasil wawancara dengan Kepala dan perawat IGD pada tanggal 16 Oktober 2018
didapatkan informasi bahwa pada tahun 2017 rata-rata pasien per bulan sebanyak
2401 orang yang mengunjungi IGD dan terjadi ketidakseimbangan perbandingan
tenaga medis dokter dan perawat yang berdinas (2 dokter, 7 perawat) dengan
jumlah pasien yang masuk, sehinggga hal ini diduga berpengaruh terhadap
response time. Ketidakseimbangan ini pun tidak hanya menyebabkan delay
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
3
terhadap penerimaan pasien yang baru masuk, tetapi juga terhadap pasien yang
harus ditransfer ke ruang perawatan. Hasil wawancara pada 5 orang perawat
mengatakan, sering terjadi penumpukan pasien dan membuat mereka terkadang
kesulitan untuk menangani pasien yang baru masuk. Berdasarkan wawancara
dengan keluarga pasien di IGD, yang masing-masing ditanyakan “menurut anda
pelayanan di IGD saat ini cepat atau lambat?”, tiga dari lima keluarga pasien
menyatakan bahwa saat tiba di IGD tidak langsung dilayani dan dibiarkan
menunggu.
Triase ATS sudah diterapkan dengan baik di IGD RSUD Prof. Dr. W.Z.
Johannes Kupang namun berdasarkan hasil observasi, response time perawat
masih ada yang belum sesuai dengan kategori ATS. Hasil pengamatan peneliti
terhadap dari 10 (sepuluh) orang perawat, 5 (lima) diantaranya menunjukkan
response time yang tidak sesuai dengan kategori ATS dalam SOP penerimaan
pasien baru. Sampai saat ini belum dilakukan evaluasi terkait penggunaan ATS
terhadap response time perawat triase. Penerapan triase yang benar sangat penting
dilakukan di IGD karena akan memengaruhi penentuan prioritas penanganan
pasien. Penentuan prioritas yang keliru akan meningkatkan angka mordibitas dan
mortalitas serta menurunkan mutu pelayanan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/MENKES/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit, pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit
setelah sampai di IGD. Pasien diterima oleh perawat segera setelah pasien tiba
dan dilakukan triase untuk melihat tingkat kegawatannya.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
4
Kebutuhan akan response time yang tepat dan efesien sangat berperan
penting dalam setiap pengambilan keputusan mulai sejak awal pasien datang
hingga pasien dipindahkan dari IGD (Habib et al., 2016). Response time yang
cepat atau sesuai standar yang ada akan membantu perawat dalam memberikan
pelayanan yang tepat sesuai dengan jenis keluhan yang dialami oleh pasien.
Keterlambatan penanganan di IGD dapat mengakibatkan kecacatan atau
kematian. Studi yang dilakukan Maatilu membuktikan response time perawat
pada penanganan pasien gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha
penyelamatan pasien dan terjadinya perburukan kondisi pasien (Maatilu, Mulyadi
and Malara, 2014)
Berdasarkan masalah yang ditemukan di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes peneliti ingin melihat keefektifan penggunaan ATS modifikasi terhadap
response time perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan penggunaan ATS terhadap peningkatan response
time perawatdi Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan penggunaan ATS modifikasi terhadap response
time perawat IGD RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
5
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi penilaian ATS modifikasi di IGD RSUD Prof. Dr.
W. Johannes Kupang.
2) Mengidentifikasi response time perawat di IGD RSUD Prof. Dr. W.
Johannes Kupang.
3) Menganalisis hubungan penggunaan ATS modifikasi terhadap
response time perawat IGD RSUD Prof. Dr. W. Johannes Kupang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam mengembangkan
penggunaan ATS modifikasi terhadap response time layanan perawatan di IGD
1.4.2 Praktis
1) Instalasi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi untuk
meningkatkan keefektifan penggunaan triase ATS modifikasi terhadap
response time perawat dalam meningkatkan pelayanan dan dapat
menjadi masukan dalam mengembangkan SOP (standar operasional
prosedur) ATS terstandar.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Instalasi Gawat Darurat
2.1.1 Pengertian Instalasi Gawat Darurat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit mendefinisikan gawat darurat sebagai keadaan kritis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut. Menurut Kementrian Kesehatan RI, Instalasi Gawat
Darurat sebagai instalasi pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan
secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu (Kementrian Kesehatan RI,
2011). Dari uraian di atas dapat ditarik dua kata kunci untuk mendefinisikan
gawat darurat yaitu kondisi mengancam nyawa dan memerlukan tindakan segera.
2.1.2 Sejarah Triase Instalasi Gawat Darurat di Dunia
Penggunaan istilah triase ini sudah lama berkembang. Konsep awal triase
modern yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron
Dominique Jean Larrey (1766-1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara
Napoleon mengembangkan dan melaksanakan sebuah sistem perawatan dalam
kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan
urutan kedatangan mereka. Sistem tersebut memberikan perawatan awal pada luka
ketika berada di medan perang kemudian tentara diangkut ke rumah
sakit/tempat perawatan yang berlokasi di garis belakang. Sebelum Larrey
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
7
menuangkan konsepnya, semua orang yang terluka tetap berada di medan perang
hingga perang usai baru kemudian diberikan perawatan. Pada tahun 1846, John
Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi filosofi triase. Dia mencatat bahwa
untuk penyelamatan hidup melalui tindakan pembedahan akan efektif bila
dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan.
Pada perang dunia I pasien akan dipisahkan di pusat pengumpulan korban
yang secara langsung akan dibawa ke tempat dengan fasilitas yang sesuai. Pada
perang dunia II diperkenalkan pendekatan triase dimana korban dirawat pertama
kali di lapangan oleh dokter dan kemudian dikeluarkan dari garis perang untuk
perawatan yang lebih baik. Pengelompokan pasien dengan tujuan untuk
membedakan prioritas penanganan dalam medan perang pada perang dunia I,
maksud awalnya adalah untuk menangani luka yang minimal pada tentara
sehingga dapat segera kembali ke medan perang.
Penggunaan awal kata “trier” mengacu pada penampisan screening di
medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang
memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien terhadap hampir 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di
instalasi gawat darurat (IGD) setiap tahunnya. Pelbagai sistem triase mulai
dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah kunjungan IGD yang
telah melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan
penanganan segera. Tujuan triase adalah memilih atau menggolongkan semua
pasien yang datang ke IGD dan menetapkan prioritas penanganan.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
8
2.1.3 Standar Pelayanan Instalasi Gawat Darurat di Indonesia
Pelayanan IGD Secara umum pelayanan di IGD oleh Flynn (1962)
dalam Ismail (2017) dijelaskan sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat.
Merupakan kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab IGD yang
bertujuan untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
lanjut (life and limb saving), tapi pada prakteknya sering dimanfaatkan
untuk pelayanan rawat jalan (ambulatory care) di luar jam kerja. Kondisi
ini menyebabkan meningkatnya kunjungan IGD untuk kasus nonurgent
dan menjadi menyebabkan (root cause) kondisi crowding di IGD.
2. Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.
Instalasi Gawat Darurat dirancang untuk memberikan stabilisasi awal
pada pasien dengan sakit kritis atau cedera, dan kelanjutan dari perawatan
pasien dengan kondisi kritis di IGD adalah unit perawatan intensif (ICU).
3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.
Kegiatan dalam menyelenggarakan informasi medis darurat dalam
bentuk menampung serta menjawab semua pertanyaan anggota masyarakat
yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (emergency medical
questions).
Kementrian Kesehatan RI membuat standar baku dalam pelayanan gawat
darurat sebagai acuan dalam mengembangkan pelayanan gawat darurat yang
tertuang dalam Kepmenkes RI No. 856/Menkes/SK/IX/2009 (Keputusan
Menteri Kesehatan, 2009).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
9
Standar tersebut sebagai berikut:
Standar 1 : Falsafah dan tujuan
Instalasi gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai
dengan standar. Adapun kriteria standar 1:
1) Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat secara terus
menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.
2) Instalasi Gawat Darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit
pelayanan lainnya di rumah sakit.
3) Ada kebijakan/peraturan/prosedur tertulis tentang pasien yang tidak
tergolong akut gawat akan tetapi datang untuk berobat di Instalasi Gawat
Darurat.
4) Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi Gawat Darurat disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat.
5) Penelitian dan pendidikan akan berhubungan dengan fungsi instalasi
Gawat Darurat dan kesehatan masyarakat harus diselenggarakan.
Standar 2 : Administrasi dan pengelolaan
Instalasi Gawat Darurat harus dikelola dan diintegrasikan dengan
Instalasi/Unit Lainnya di Rumah Sakit. Adapun kriteria standar 2:
1) Ada dokter terlatih sebagai kepala Instalasi Gawat Darurat yang
bertanggungjawab atas pelayanan di Instalasi Gawat Darurat. Ada Perawat
sebagai penganggung jawab pelayanan keperawatan gawat darurat. Semua
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
10
tenaga dokter dan keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan
hidup dasar (Basic Life Support). 2) Ada program penanggulangan korban massal, bencana (disasterplan)
terhadap kejadian di dalam rumah sakit ataupun di luarrumah sakit. 3) Semua staf/ pegawai harus menyadari dan mengetahui kebijakan dan
tujuan dari Instalasi/unit kerja. 4) Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medis (prosedur)
rekam medik. 5) Semua pasien yang masuk harus melalui triase.
6) Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien
gawat darurat harus dapat mengatur untuk rujukan ke rumah sakit lainnya.
Kriteria : Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke
rumah sakit lainnya. Ada ketentuan tertulis tentang pendamping pasien
yang di transportasi. 7) Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus selalu
diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan mampu. 8) Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Kriteria : Ada jadwal jaga harian bagi konsultan, dokter dan
perawat serta petugas non medis yang bertugas di IGD.
9) Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi dan patologi harus
diorganisir/ diatur sesuai kemampuan pelayanan rumah sakit; ada
pelayanan transfusi darah selama 24 jam.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
11
10) Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-obatan life saving, cairan
infus sesuai dengan stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat Depkes yang berlaku.
11) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang
jelas mengenai penyakit dan pengobatan selanjutnya.
12) Rekam Medik harus disediakan untuk setiap kunjungan dengan sistem
yang optimum, yaitu bila rekam medik unit gawat darurat menyatu dengan
rekam medik rumah sakit.
13) Ada bagan/struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas semua petugas
lengkap dan sudah dilaksanakan dengan baik.
Standar 3 : Staf dan pimpinan
Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga medis
keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat Pelatihan
Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD). Adapun kriteria standar 3: jumlah,
jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di Instalasi Gawat Darurat harus
sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Unit harus mempunyai bagan organisasi
yang dapat menunjukkan hubungan antara staf medis, keperawatan, dan
penunjang medis serta garis otoritas, dan tanggung jawab. Instalasi Gawat
Darurat harus ada bukti tertulis tentang pertemuan staf yang dilakukan secara
tetap dan teratur membahas masalah pelayanan gawat dan langkah
pemecahannya. Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi
tiap petugas. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada
bagi tiap petugas. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan
balik untuk seluruh staf. Harus ada daftar petugas, alamat dan nomor telepon.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
12
Standar 4 : Fasilitas dan peralatan
Fasilitas yang disediakan di Instalasi Gawat Darurat harus menjamin
efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7
hari seminggu secara terus menerus. Adapun kriteria standar 4:
1) Di Instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi yang jelas bagi
masyarakat sehingga menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan
ketertiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2) Letak Instalasi Gawat Darurat harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat
dilihat dari jalan di dalam maupun di luar rumah sakit.
3) Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai
lokasi IGD di rumah sakit, dan kemudahan transportasi pasien dari dan ke
IGD dari dalam rumah sakit.
4) Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
5) Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang berduka atau
gelisah.
6) Besarnya rumah sakit menentukan perlu tidaknya: Ruang penyimpanan
alat steril, obat cairan infus, alat kedokteran serta ruang penyimpanan lain;
ruang kantor untuk kepala staf, perawat, dan lain-lain; ruang pembersihan
dan ruang pembuangan; ruang rapat dan ruang istirahat.
7) Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan antara unit
gawat darurat dengan : unit lain di dalam dan di luar rumah sakit terkait
dan sarana kesehatan lainnya.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
13
8) Pelayanan ambulance
9) Unit pemadam kebakaran.
10) Konsulen SMF di UGD.
11) Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik serta
lokasinya berdekatan dengan unit gawat darurat.
- Tersedianya alat dan obat untuk life saving sesuai dengan
standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat yang
berlaku.
Standar 5 : Kebijakan dan prosedur
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu
ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat oleh seluruh
petugas. Adapun kriteria standar 5:
1) Ada petunjuk tertulis / SOP untuk menangani : kasus perkosaan, kasus
keracunan, asuransi kecelakaan, kasus lima besar kasus gawat darurat
murni (true emergency) sesuai dengan data morbiditas di Instalasi Gawat
Darurat dan kasus kegawatan di ruang rawat inap (sistem code blue) 2) Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi : tanggungjawab
dokter; Batasan tindakan medis; Protokol medis untuk kasus-kasus tertentu
yang mengancam jiwa; 3) Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk lifesaving
sesuai dengan standar. 4) Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses persalinan
normal maupun tidak normal.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
14
Standar 6 : Pengembangan staf dan program pendidikan
Instalasi Gawat Darurat dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan
pelatihan (in service training) dan pendidikan berkelanjutan bagi petugas.
Adapun kriteria Standar 6:Ada program orientasi/pelatihan bagi petugas baru
yang bekerja di unit gawat darurat. Ada program tertulis tiap tahun tentang
peningkatan ketrampilan bagi tenaga di Instalasi Gawat Darurat. Ada latihan
secara teratur bagi petugas Instalasi Gawat Darurat dalam keadaan menghadapi
berbagai bencana (disaster). Ada program tertulis setiap tahun bagi
peningkatan ketrampilan dalam bidang gawat darurat untuk pegawai rumah
sakit dan masyarakat.
Standar 7 : Evaluasi dan pengendalian mutu
Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan
Instalasi Gawat Darurat. Adapun kriteria standar 7:
1) Ada data dan informasi mengenai: Jumlah kunjungan, Kecepatan
pelayanan (response time), Pola penyakit / kecelakaan (10 terbanyak),
Angka kematian
2) Instalasi Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap
pelayanan kasus gawat darurat sedikitnya satu kali dalam setahun.
3) Instalasi Gawat Darurat harus menyelenggarakan evaluasi terhadap kasus-
kasus tertentu sedikitnya satu kali dalam setahun.
Standar layanan di IGD mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah
Sakit menggunakan Indikator Kinerja Kunci atau Key Performance Indicators
yang dapat dilihat pada tabel 2.1.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
15
Tabel 2.1 Key Performance Indicators Instalasi Gawat DaruratRumah Sakit
Sumber : SPM Rumah Sakit tahun 2008 2.1.4 Kompetensi Perawat Klinis di Rumah sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2017 tentang pengembangan jenjang karier profesional perawat klinis,
level karier dan kompetensi perawat di rumah sakit dideskripsikan sesuai level
jenjang karir perawat klinis (PK 1 – PK V) .
Kompetensi sesuai level pada perawat klinis yaitu:
1. Perawat Klinis I
Perawat klinis I adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada keterampilan teknis
keperawatan dibawah bimbingan.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
16
Kompetensi perawat klinis I yaitu:
1) Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosa
keperawatan, menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan keperawatan
serta evaluasi) dengan lingkup keterampilan tehnik dasar.
2) Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan keperawatan.
3) Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan keperawatan.
4) Menerapkan caring dalam keperawatan.
5) Menerapkan prinsip keselamatan klien.
6) Menerapkan prinsip, pengendalian dan pencegahan infeksi.
7) Melakukan kerjasasma tim dalam asuhan keperawatan.
8) Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan.
9) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan kebutuhan
dasar.
10) Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan kasus
klien.
11) Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian.
12) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan.
13) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
14) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
15) Menunjukkan sikap asertif.
16) Menunjukkan sikap empati.
17) Menunjukkan sikap etik.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
17
18) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan
19) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
20) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
21) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam
pengelolaan assuhan keperawatan.
2. Perawat Klinis II
Perawat klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan holistik pada klien secara mandiri dan mengelola
klien/sekelompok klien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks. Kompetensi perawat klinis II yaitu:
1) Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan pendekatan proses
keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantungan partial dan total care.
2) Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
3) Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien.
4) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk menentukan intervensi
keperawatan.
5) Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantungan klien.
6) Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam pemberian assuhan
keperawatan.
7) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
18
8) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien.
9) Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.
10) Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.
11) Melakukan kerjasama antar tim.
12) Menerapkan pengendalian mutu dengan satu metoda tertentu sesuai
kebijakan rumah sakit setempat.
13) Mengimplementasikan pengendalian mutu asuhan keperawatan.
14) Merumuskan kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai
dengan masalah kesehatan klien
15) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien
dan keluarga
16) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga.
17) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan dan rencana tindak lanjut.
18) Melaksanakan preceptorsip pada tenaga perawat dibawah bimbingannya dan
praktikan.
19) Melakukan diskusi refleksi kasus untuk meningkatkan kualitas pemberian
suhan keperawatan
20) Menggunakan hasil penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan.
21) Membantu pelaksanaan riset keperawatan deskriptif.
22) Melakukan survey keperawatan
23) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan.
24) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
25) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
19
26) Menunjukkan sikap asertif.
27) Menunjukkan sikap empati.
28) Menunjukkan sikap etik.
29) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan
30) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
sesuai kewenangannya.
31) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
32) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam
pengelolaan assuhan keperawatan.
3. Perawat Klinis III
Perawat klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan komprehensif pada area spesifik dan mengembangkan
pelayanan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan
pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis III yaitu:
1) Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat
ketergantungan partial dan total dengan masalah kompleks diarea
keperawatan spesifik.
2) Menerapkan filosofi dasar keperawatan pada area keperawatan spesifik.
3) Menerapkan penyelesaian dan pengambilan keputusan masalah etik, legal,
dalam asuhan keperawatan di unit keperawatan.
4) Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantungan klien
pada lingkup area spesifik.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
20
5) Menetapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
6) Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit ruang rawat.
7) Menggunakan metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan asuhan
keperawatan di unit ruang rawat.
8) Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan kajian standar
dan kebijakan mutu.
9) Melaksanakan analisis akar masalah (RCA) dan membuat grading resiko
terhadap masalah klinis.
10) Mengidentfikasi kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai
dengan masalah kesehatan klien di area spesifik.
11) Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk edukasi
kesehatan pada area spesifik.
12) Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik legal dalam asuhan
keperawatan
13) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien dan keluarga pada area spesifik.
14) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien di
area spesifik
15) Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin.
16) Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit.
17) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien
dan keluarga pada area spesifik.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
21
18) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien ddan keluarga pada area
spesifik
19) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesifik dan rencana
tindak lanjut.
20) Melaksanakan preceptorsip dan mentorship pada area spesifik.
21) Menginterpretasi hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada
area spesifik.
22) Menggunakan hasil penelitian dalam memberikan asuhan keperawatan pada
area spesifik.
23) Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial.
24) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan.
25) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
26) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
27) Menunjukkan sikap asertif.
28) Menunjukkan sikap empati.
29) Menunjukkan sikap etik.
30) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
31) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
sesuai kewenangannya.
32) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
33) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim
dalam pengelolaan assuhan keperawatan.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
22
4. Perawat Klinis IV
Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan
asuhan keperawatan pada masalah klien yang kompleks di area spesialistik
dengan pendekatan tata kelola klinis secara interdisiplin, multidisiplin,
melakukan riset untuk mengembangkan praktek keperawatan serta
mengembangkan pembelajaran klinis. Kompetensi perawat klinis IV yaitu:
1) Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat
ketergantungan total dengan masalah kompleks diarea keperawatan
spesialistik.
2) Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup masalah klien yang
kompleks di area spesialistik.
3) Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan keperawatan.
4) Melakukan evaluasi efektifitas metode penugasan yang sesuai dalam
pengelolaan asuhan keperawatan di unit.
5) Merumuskan indikator keberhasilan intervensi keperawatan.
6) Menetapkan pengelolaan asuhan keperawatan klien dengan masalah
kompleks pada area spesialistik.
7) Menetapkan upaya perbaikan mutu.
8) Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan dalam berbagai lingkup pelayana keperawatan.
9) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan
masalah klien dengan kasus spesialistik.
10) Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien
dengan kasus spesialistik.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
23
11) Melaksanakan risiko klinis menggunakakn pendekatan Healthcare Failure
Mode & Effect Analysis atau Analisis Efek & Mode Kegagalan di Pelayanan
Kesehatan (HFMEA)
12) Menerapkan prinsip kerjasama secara interdisiplin/interprofesional.
13) Melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan dengan
memberdayakan sumber terkait.
14) Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di beberapa unit.
15) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien
dan keluarga pada area spesialistik.
16) Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien ddan keluarga pada area
spesialistik.
17) Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesialistik
dan rencana tindak lanjut.
18) Melaksanakan preceptorsip dan mentorship pada area spesialistik.
19) Menganalisis hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada
area spesialistik.
20) Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada
area spesialistik.
21) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan.
22) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
23) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
24) Menunjukkan sikap asertif.
25) Menunjukkan sikap empati.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
24
26) Menunjukkan sikap etik.
27) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
28) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
sesuai kewenangannya.
29) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
30) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim
dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
5. Perawat Klinis V
Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan
memberikan konsultasi klinis keperawatan pada area spesialistik, melakukan
tata kelola klinis secara transdisiplin, melakukan riset untuk pengembangan
praktek, profesi dan kependidikan keperawatan. Kompetensi perawat klinis V
yaitu:
1) Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah
klien yang kompleks di area spesialistik.
2) Merumuskan strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas
disiplin.
3) Menganalisis potensi risiko klinis dari intervensi keperawatan.
4) Menerapkan prinsip dan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional
dalam pelayanan kesehatan, transdisiplin.
5) Menetapkan tata kelola klinis dalam pelayanan kesehatan.
6) Mengembangkan metode penugasan berdasarkan bukti ilmiah.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
25
7) Merumuskan indikator kinerja kunci pengelolaan asuhan klien dengan
masalah kompleks pada area spesialistik sebagai acuan penilaian.
8) Mengembangkan metoda perbaikan mutu asuhan keperawatan berdasarkan
bukti ilmiah.
9) Menggunakan filosofi dasar keperawatan sebagai dasar keputusan dalam
pemberian asuhan keperawatan spesialistik.
10) Menyediakan pertimbangan klinis sebagai konsultan dalam asuhan
keperawatan klien dengan masalah klien yang kompleks di area spesialistik.
11) Melakukan pembinaan tata laku dan pertimbangan etik profesi, legal dalam
lingkup pelayanan keperawatan.
12) Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik,
masalah klien yang kompleks di area spesialistik sebagai konsultan
13) Menyusun strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas
disiplin.
14) Menggunakan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional dalam
pelayanan kesehatan, transdisiplin
15) Melakukan pemberian konsultasi klinis dalam asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah kompleks pada area spesialistik.
16) Mengembangkan berbagai alternatif intervensi keperawatan berdasarkan
bukti ilmiah.
17) Mengembangkan sistem dalam menjaga mutu asuhan keperawatan secara
berkelanjutan.
18) Melaksanakan konsultasi dan eduaksi kesehatan baik bagi peserta didik,
sejawat, klien, maupun mitra profesi sesuai kebutuhan.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
26
19) Menyediakan advokasi sebagai konsultan dalam pelaksanaan preceptorship
dan mentorship.
20) Mengevaluasi hasil penelitian untuk merumuskan intervensi keperawatan.
21) Melakukan riset keperawatan semi eksperimental dan eksperimental.
22) Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan.
23) Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
24) Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
25) Menunjukkan sikap asertif.
26) Menunjukkan sikap empati.
27) Menunjukkan sikap etik.
28) Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman
keperawatan.
29) Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan
sesuai kewenangannya.
30) Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
31) Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim
dalam pengelolaan assuhan keperawatan.
2.1.5 Standar Perawat Emergensi
Standar perawat emergensi berdasarkan University of Wisconsin
Hospital and Clinics Emergency Department 2016 yaitu memiliki beberapa
kompetensi yaitu:
a. Lulus sertifikasi CPR.
b. Lulus sertifikasi Advanced Life Life Support (ACLS).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
27
Pelatihan ACLS dalam waktu 6-12 bulan sebelum bekerja atau 2-6 bulan
setelah setelah bekerja dan belum bersertifikat ACLS.
c. Lulus sertifikasi Trauma Nurse Core Course (TNCC).
Perawat baru dan semua perawat baru lainnya akan menyelesaikan TNCC
dalam waktu 12-18 bulan.
d. Lulus sertifikasi Pediatric Advanced Life Support (PALS) dan Emergency
Nurse Pediatric Course (ENPC) dalam waktu 12-18 bulan.
e. Dapat mengoperasikan peralatan di emergency department.
2.1.6 Alur Pelayanan di IGD RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang
Alur pelayanan pasien di RSUD dibagi menjadi dua pintu utama yaitu
melalui Instalasi Gawat darurat dan Instalasi Rawat Jalan. Pasien yang datang
dalam keadaan gawat akan melalui IGD sedangkan pasien rujukan dokter
spesialis, pasien kontrol rutin, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksan
diagnostik lainnya akan melalui PPATRS (Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu
Rumah Sakit) baik pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), pasien umum dan
asuransi lainnya.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
28
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 2.1
Gambar 2.1 Alur pelayanan Pasien RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang tahun 2017
Berdasarkan SK Direktur No. Dokumen RSUD/800/Kep 2565/XI/16
tentang Prosedur Triase, IGD RSUD Prof Dr.W.Z.Johannes Kupang membagi
triase ke dalam 3 prioritas/tingkatan menggunakan ATS yang dimodifikasi,
yaitu:
1 Prioritas I (label merah): ATS 1 & ATS 2
- Mengalami gagal jantung paru diarahkan ke ruang resusitasi
2 Prioritas II (label kuning): ATS 3 & ATS 4
- Kasus bedah ke ruang tindakan
- Bukan kasus bedah ke ruang observasi
3 Priotas III (label hijau): ATS 5
- Pada jam kerja diarahkan ke poliklinik
- Diluar jam kerja dilayani diruang non emergency setelah kasus-kasus
gawat darurat terlayani
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
29
Alur pelayanan pasien IGD sesuai pasien prioritas I, prioritas 2 dan
prioritas 3. Pasien akan ditangani dengan Pengkajian awal (assessment),
pemberian intervensi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi).
Pengkajian awal triase dilakukan oleh perawat IGD yang sudah mendapat
sosialisasi in house training mengenai Triase ATS. Perawat yang bekerja di
IGD merupakan Perawat Klinis (PK) I, PK II dan PK III. Tahap selanjutnya
adalah pemeriksaan oleh team spesialis/konsultasi hingga adanya disposisi
untuk KRS, MRS, operasi atau tindakan khusus.
Semua pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes Kupang akan dilakukan triase oleh perawat triase. Saat perawat
melakukan triase, keluarga pasien diarahkan untuk melakukan pendaftaran.
Sehingga sesuai gambar 2.2 proses triase dilakukan secara simultan dengan
proses pendaftaran pasien oleh keluarga pasien.
Alur Triase IGD RSUD Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang
Gambar 2.2 Alur Triage IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang tahun 2017
Pendaftaran Pasien IGD
Administrasi/ Billing
Prioritas 1 (P1)
Lihat Alur Kode Merah
Lihat Alur Kode Kuning
Lihat Alur Kode Hijau
Prioritas 2 (P2) ATS 3 & ATS
Prioritas 3 (P3)
Observasi Critical care Resusitasi
TRIASE
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
30
Untuk penanganan pasien prioritas 1 (Kategori ATS 1 & ATS 2) yaitu
pasien yang keadaannya mengancam jiwa dilakukan tindakan resusitasi dan
stabilisasi segera sesaat pasien tiba di instalassi gawat darurat.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.3.
Alur Penanganan pasien Prioritas 1 (Kategori ATS 1 & ATS 2)
Gambar 2.3 Alur pelayanan Prioritas 1 - Merah IGD RSUD
Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang tahun 2017
Tindakan Darurat Selesai
Stabil
Butuh Ventilator
Butuh OK Observasi Gagal
Resusitasi & Stabilisasi
Butuh Observasi
>2jam
Tindakan Darurat di
OK
ICU
Pindahkan ke Kamar Jenasah
Sebagai Pasien Kuning
Tindakan Darurat Selesai
Lihat Alur
Pasien
Rawat Darurat Selesai
Pindah Ranap Intensif/Ran
Lihat Alur Yan OK IRD
Lihat Alur Yan ICU
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
31
Penanganan pasien prioritas (Kategori ATS 3 & ATS 4) bertujuan untuk
stabilisasi. Apabila pasien tetap tidak stabil setelah mendadap tindakan maka
pasien masuk ke ruang resusitasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar
2.4
Alur Penanganan Pasien Prioritas 2 (Kategori ATS 3 & ATS 4)
Gambar 2.4 Alur
Gambar 2.4 Pelayanan Prioritas 2 - Kuning IGD RSUD Prof Dr.W.Z.
Johannes Kupang tahun 2017
Alur Pelayanan Prioritas 2 (Kuning)
Stabil
Tidak
Masuk Ruang
Tetap di IGD
Beri Resep, Kontrol IRJ Atau Rujuk Balik
Butuh Obervasi lebih
Observasi 3
Rawat Darurat Lanjutan Sesuai SMF
Diagnostik
Stabilisasi (Rawat Darurat Awal)
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
32
Alur Penanganan pasien prioritas 3 berlabel hijau, setelah dilakukan
pemeriksaan oleh dokter dan perawat dan kondisi pasien stabil maka bisa
dilakukan rawat jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar 2.5
Gambar 2.5 Alur Pelayanan Prioritas 3 – Hijau IGD RSUD
Prof Dr.W.Z. Johannes Kupang tahun 2017
2.2 ATS (Australasian Triage Scale)
Sekitar tahun 1980an dimulai konsep triase lima tingkat di Rumah Sakit
Ipswich, Queensland, Australia.Konsep yang sama juga dikembangkan di rumah
sakit Box Hill, Victoria, Australia. Pembagian tingkatan ini berdasarkan tingkat
kesegeraan (urgency) dari kondisi pasien. Validasi sistem triase ini menunjukkan
hasil yang lebih baik dan konsisten dibandingkan triase konvensional dan mulai di
adopsi unit gawat darurat di seluruh Australia. Sistem nasional ini disebut dengan
National Triage Scale (NTS) dan kemudian berubah nama menjadi Australia
Triage Scale (ATS) (Government and Ageing, 2009)
Australian Triage Scale (ATS) mulai berlaku sejak tahun 1993, dan terus
mengalami perbaikan. Saat ini sudah ada kurikulum resmi dari kementerian
Alur Pelayanan Prioritas 3 (Hijau)
Rawat Jalan
Stabil
Pemeriksaan oleh Dokter & Perawat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
33
kesehatan Australia untuk pelatihan ATS sehingga dapat diterapkan sesuai standar
oleh perawat-perawat triase. Konsep ATS ini kemudian menjadi dasar
berkembangnya sistim triase di Inggris dan Kanada.
Berbeda dari fungsi awal pembentukan tingkatan triase, saat ini selain
menetapkan prioritas pasien, ATS juga memberikan batasan waktu berapa lama
pasien dapat menunggu sampai mendapatkan pertolongan pertama. Sistim ATS
juga membuat pelatihan khusus triase untuk pasien-pasien dengan kondisi tertentu
seperti pasien anak-anak, pasien geriatri, pasien gangguan mental (Aloyce,
Leshabari and Brysiewicz, 2014)
Dalam sistim triase ATS, dikembangkan mekanisme penilaian khusus
kondisi urgen untuk pasien-pasien pediatri, trauma, triase di daerah terpencil,
pasien obstetri, dan gangguan perilaku. Hal ini menjadi kelebihan ATS sehingga
banyak di pakai sebagai sistim triase di beberapa negara. Untuk memudahkan trier
(orang yang melakukan triase) mengenali kondisi pasien, maka di ATS terdapat
kondisi-kondisi tertentu yang menjadi deskriptor klinis seperti yang tertera di
lampiran 1. Tujuan deskriptor ini adalah memaparkan kasus-kasus medis yang
lazim dijumpai sesuai dengan kategori triase sehingga memudahkan trier
menetapkan kategori (Habib et al., 2016).
Di Australia, proses triase dilakukan oleh guide keeper yaitu orang yang
memiliki lisensi khusus untuk melakukan triase. Australia memiliki pelatihan
resmi triase untuk perawat dan dokter. Tujuan pelatihan adalah untuk
meningkatkan konsistensi peserta dalam menetapkan kategori triase dan
menurunkan lama pasien berada di UGD.
Berikut adalah beberapa kunci prinsip dari model triase Australia:
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
34
1) Triase adalah titik kontak pertama pasien pada saat kedatangan di IGD.
2) Untuk mengurangi antrian, proses triase dan registrasi dilakukan secara
simultan atau gunakan pendaftaran mobile (di sisi tempat tidur pasien) oleh
staf administrasi.
3) Triase dilakukan tidak > 5 menit. 4) Setelah triase perawat senior melakukan pengkajian triase menggunakan
ATS.
5) Kemudian memilah pasien ke dalam bagain-bagian ruangan IGD, bagian
resusitasi/trauma, akut atau sub acute. Semua pemeriksaan di IGD
diselesaikan dalam waktu 2 jam untuk selanjutnya ditransfer ke are yang
paling sesuai untuk perawatan.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar 2.6
Gambar 2.6 Triage dan Registrasi (NSW Ministry of
Health, 2012)
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
35
ATS terbagi atas 5 kategori, dengan masing-masing response time
antara lain:
1. Kategori ATS 1
Kategori 1 meliputi kondisi yang menjadi ancaman bagi kehidupan (atau
akan segera terjadi kemunduran dan membutuhkan penanganan segera).
2. Kategori ATS 2
Kategori 2 penilaian dan perawatan dalam waktu 10 menit. Kondisi pasien
cukup serius atau dapat memburuk begitu cepat sehingga ada potensi
ancaman terhadap kehidupan, atau kegagalan sistem organ jika tidak
diobati dalam waktu sepuluh menit dari kedatangan.
3. Kategori ATS 3
Penilaian dan perawatan dimulai dalam 30 menit, kondisi pasien dapat
berlanjut pada keadaan yang mengancam kehidupan, atau dapat
menyebabkan morbiditas jika penilaian dan perawatan tidak dimulai dalam
waktu tiga puluh menit setelah kedatangan (urgency situasional).
4. Kategori ATS 4
Penilaian dan perawatan dimulai dalam waktu 60 menit. Kondisi pasien
dapat mengancam, atau dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan,
ada potensi untuk hasil yang merugikan jika pengobatan tidak dimulai
dalam waktu satu jam, cenderung memerlukan konsultasi atau manajemen
rawat inap.
5. Kategori ATS 5
Penilaian dan perawatan dimulai dalam 120 menit kondisi pasien tidak
urgent sehingga gejala atau hasil klinis tidak akan terjadi perubahan secara
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
36
signifikan jika penilaian dan pengobatan ditunda hingga dua jam dari
kedatangan (Hodge et al., 2013)
Tabel 2.2 Lama Waktu Tunggu Tiap Kategori ATS
Kategori ATS Response time Indikator Threshold ATS 1 Segera 100% ATS 2 10 menit 80% ATS 3 30 menit 75% ATS 4 60 menit 70% ATS 5 120 menit 70%
2.3 Response Time Triase
2.3.1 Definisi
Response time adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak
pasien datang sampai dilakukan penanganan (Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Teknis Medik, 2011). Kecepatan response time dihitung
dalam menit, standar kecepatan waktu merespons pada pasien dengan keadaan
gawat darurat paling lama adalah < 5 menit (Kementrian Kesehatan RI, 2009).
Response time atau interval waktu respon juga didefinisikan sebagai waktu dari
penerimaan panggilan sampai kedatangan ambulance pertama di tempat
kejadian. Interval waktu dihitung dalam menit sampai detik yaitu < 0 menit
sampai > 120 menit (Nehme, Andrew and Smith K, 2016). Dalam penelitian
yang di lakukan oleh Thompson di Amerika, waktu tunggu untuk pasien nyeri
yang tidak mengancam jiwa adalah sekitar 110 menit atau rata-rata 2 jam sejak
pasien datang sampai obat analgetik pertama diberikan, sedangkan menurut
persepsi pasien waktu yang wajar untuk menunggu sampai diberikan tindakan
adalah 23 menit (Bergman 2012).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
37
2.3.2 Faktor-faktor yang memengaruhi response time
Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan
response time yang dilakukan oleh Ziad Nehme (2016) di Australia ditemukan
kecepatan waktu tanggap pasien berbeda-beda dipengaruhi oleh faktor jarak
tempuh, waktu aktivasi, jam kerja, hari kerja, ambulans set, priority zero case
(dugaan serangan jantung atau pernafasan). Faktor lain yang ikut memengaruhi
dari pasien seperti usia, jenis kelamin, keluhan medis utama, dan tingkat
keparahan (Nehme et al. 2016). Selain faktor internal seperti man, metode,
peralatan, bahan, manajemen terdapat juga faktor eksternal yang ikut
memepengaruhi kecepatan response time perawat yaitu ketersediaan sarana
prasarana, dan lingkungan di IGD (Wahyu & Naser 2015).
Hal yang sama dikatakan Nur Ainuyah (2014) bahwa pelaksanaan
triage dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kinerja
(performance), faktor pasienn, faktor perlengkapan triage, faktor ketenagaan,
dan model of caring yang digunakan instansi tersebut. Selain itu Anderson,
A.K., M. Omberg, dan M. Svedlund (2007) dalam Nur Ainuyah (2014)
membagi faktor yang memengaruhi response time menjadi dua yaitu faktor
internal dan ekstarnal. Yang termasuk faktorinternal meliputi keterampilan
perawat dan kapasitas pribadi, sedangkan factor eksternal meliputi lingkungan
kerja, beban kerja yang tinggi, pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan
riwayat klinis pasien (Nur Ainiyah, Ahsan 2014).
2.4 Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian literatur tentang ATS
(Australasian Triage Scale), Konsep emergency dan Response Time melalui
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
38
jurnal-jurnal medis dan keperawatan yang terindeks international maupun
nasional.
Tabel 2.3 Keaslian Penelitian Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) terhadap Response Time Perawat Instalasi Gawat darurat
No Judul Artikel;
Penulis; Tahun Metode (Desain,
Sampel, Variabel, Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
1 Penerapan ATS terhadap Waiting Time Klien di IGD RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar; (Firdaus Mohammad Nur; 2017)
Desain:Kuantitatif Sampel:28 perawat
IGD Variabel:
Independen - Faktor kinerja - Faktor kliem - Faktor ketenagaan - Faktor
perlengkapan Dependen: Penerapan ATS
Instrumen: kuesioner dan lembar observasi dari Firdaus
Analisis: analisis univariat, uji Fisher dan uji regresi logistik α=0,05
Terdapat pengaruh penerapan ATS terhadap waiting time
2 Triaging the Emergency department, not the patient: United States emergency nurses’ experience of the triage process; (Lisa wolf, Altair Delao, Cydne Perhats, Michael
Design: Qualitative Sample: 26
Five themes were identified: 1. Sick or not sick 2. Competency/qualification
s 3. Triaging the emergency
department, not the patient
4. The unexpected 5. Barriers and facilitators
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
39
No Judul Artikel; Penulis; Tahun
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
Moon. Hamilton Township; 2017)
3 Analisis peran perawat triage terhadap waiting time dan Length of stay pada ruang triage di instalasi gawat darurat Rumah sakit dr saiful anwar malang; (Vita Maryah Ardiyani , M. Titin Andri W, Rinik Eko K.; 2015)
Desain: cross sectional.
Sampel: teknik quota sampling sebanyak 200 pasien dan perawat ruang triage yang menangani 200 pasien tersebut.
Variabel: Independen: Peran perawat Dependen:
- Waiting time - Leng of Stay
Instrumen: lembar observasi yang telah di validasi dengan uji kappa.
Analisis: analisis bivariat menggunakan uji Chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik
Terdapat hubungan antara peran perawat dengan waiting time ( p =0.000.), tidak terdapat hubungan antara peran perawat dengan length of stay (p = 0.263).
4 Analisis faktor pelaksanaan Triage di Instalasi Gawat Darurat; (Nur Ainiyah, Ahsan, Mukhamad Fathoni; 2015)
Desain: analitik korelational
Sampel: 54 responden Perawat dan 54 responden pasien
Variabel: Independen: Pelaksanaan Triase
Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan triage adalah faktor kinerja (p value = 0,002), faktor pasien (p value= 0,011), faktor ketenangaan (p value = 0,017)
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
40
No Judul Artikel; Penulis; Tahun
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
Dependen: - Faktor kinerja - Faktor pasien - Faktor ketenagaan Instrumen: lembaran
observasi dan kuisioner dari Fathoni
Analisis: analisis multivariat regresi logistik dengan metode backward
5 Identification of the severe sepsis patient at triage: a prospective analysis of the Australasian Triage Scale; (Diane J Chamberlain, Eileen Willis, Robyn Clark, Genevieve Brideson; 2014)
Design : prospective observational
Sample: 1022 patienst Variable: Independen: severe
sepsis pasient Dependen:
prospective analysis ATS
Instrumen: Statistical analysis included parameters of diagnostic performance. Analisis: Adjusted multivariate logistic regression analysis was applied to mortality prediction
Only 53% (n=534) were identified at triage. The overall sensitivity of the ATS to identify severe sepsis was 71%. ATS 3 was the most accurate (likelihood ratio positive, 2.45, positive predictive value 0.73) and ATS 2 the most valid (area under the curve 0.567) category.
6 An Examination of ESI Triage Scoring Accuracy in Relationship to ED Nursing Attitudes and Experience; (Martin, Andrew Davidson,
Design : A descriptive exploratory
Sample: 64 nurses and Variabel: Independen:
- Triage scoring accuracy
Dependen: - Experience - attitude
Analysis: Pearson's
The Kappa statistic ranged from a high of 0.63 in the nurse participant with 1.00 to 1.99 years of experience to a low of 0.51 in the nurse participant with 15 to 19 years of experience. The nurse participants with an overall mean CNPI-23 score of 106 to 115 achieved the highest agreement
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
41
No Judul Artikel; Penulis; Tahun
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
Carolyn L. Panik, Anne Buckenmyer, Charlotte Delpais, Paul Ortiz, Michele; 2014)
correlation
compared with a single participant with a CNPI-23 overall mean score of less than 77 who had a Kappa agreement of 0.50. The nurse participants with a CNPI-23 overall mean score between 81 and 92 demonstrated agreement of 0.54 to 0.60.
7 Faktor-faktor yamg berhubungan dengan Response time Perawat pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado; (Vitrise maatilu, Mulyadi, Reginus T. Malara; 2014)
Design: cross sectional Sampel: 30 responden Variabel:
Independen: - Pendidikan - Pengetahuan - Lama kerja - Pelatihan perawat
Dependen : - response time
perawat Instrumen: Lembar observasi dan kuisioner dari Mulyadi Analisis: uji chi square
Tidak ada hubungan antara pendidikan (p 0,084), lama kerja (p 0,119), dan pelatihan (p 0,255) dengan respon time perawat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
42
No Judul Artikel; Penulis; Tahun
Metode (Desain, Sampel, Variabel,
Instrumen, Analisis)
Hasil penelitian
8 Factors influencing consistency of triage using the Australasian Triage Scale: Implications for guideline development; (Gerdtz, Marie F. Chu, Matthew Collins, Marnie Considine, Julie Crellin, Dianne Sands, Natisha Stewart, Carmel Pollock, Wendy E.; 2009)
Design: A secondary analysis of survey data was conducted.
Sample: 50 respondent.
Variable Independen:Factors
influencing triage
Dependen: triage using
Instrument: observation
Analysis: analysis of variance (ANOVA) and Pearson
Of the nine variables that described nurse characteristics, age was the only factor to influence the outcome (P = 0.05).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
43
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka konseptual efektifitas penggunaan ATSterhadap response
time perawat di Instalasi Gawat Darurat
Keterangan: = diukur = tidak diukur
Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan triase dengan model ATS (Australasian
Triage Scale) dibagi menjadi 5 kategori. Response time perawat triase ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain faktor internal yaitu keterampilan perawat dan
kapasitas pribadi sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan kerja, beban kerja
yang tinggi, pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan juga riwayat klinis pasien
(Nur Ainiyah, 2014). Triase yang baik bergantung dari response time perawat
Triase
Model ATS - ATS 1 - ATS 2 - ATS 3 - ATS 4 - ATS 5
Response Time perawat
Faktor-faktor yang memengaruhi
Response time: 1. faktor internal
- keterampilan perawat
- kapasitas pribadi, 2. faktor eksternal
- lingkungan kerja, - beban kerja yang
tinggi, - pengaturan dinas, - kondisi klinis
pasien - riwayat klinis
pasien
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
44
triase. Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat efektifitas penggunaan ATS
yang sudah diterapkan selama 1 (satu) tahun terhadap response time perawat.
3.2 Hipotesis
Ada hubungan penggunaan ATS modifikasi (Australasian Triage Scale) yang
sesuai SOP dengan response time perawat di Instalasi Gawat Darurat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
45
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Disebut
penelitian analitikkarena penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antara dua variabel secara observasional. Penelitian ini hanya
menggambarkan penggunaan ATS dan response time perawat dalam satu periode
tertentu tanpa membandingkannya dengan kondisi IGD sebelum ATS digunakan.
Disebut penelitian observasional karena penelitian ini tidak menggunakan
perlakuan (eksperimen) apapun terhadap subjek penelitian (perawat) dan hanya
melakukan pengukuran melalui observasi pada kondisi yang sudah ada. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas penggunaan ATSterhadap
response time perawat dalam menerima pasien baru di IGD.
4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang
bekerja di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang pada bulan Desember
2018 sejumlah 30 orang perawat.
4.2.2 Sampel dan besar sampel
Sampel pada penelitian ini adalah bagian populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini ditetapkan kriteria inklusi dan esklusi
sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
1. Perawat yang mengikuti lebih dari 3 (tiga) kali observasi
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
46
2. Perawat yang pernah mengikuti sosialisasi triase metode ATS
2. Kriteria eksklusi
1. perawat yang sedang cuti
2. perawat yang baru bekerja di IGD (lama bekerja < 6 bulan)
3. perawat magang di IGD
4. perawat yang tidak langsung melayani pasien
5. perawat yang tidak mengikuti 3 (Tiga) kali observasi
Besar sampel sesuai kriteria inklusi adalah 28 responden.
4.2.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling yang berarti
bahwa penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan kehendak peneliti (tujuan atau masalah penelitian).
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
4.3.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dibedakan menjadi dua meliputi:
1. Variabel bebas (independent variable) yaitu penggunaan ATS
modifikasi
2. Variabel tergantung (dependent variable), yaitu kecepatan response
time perawat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
47
4.3.2 Definisi Operasional Penelitian
Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian “Efektifitas Penggunaan ATS Terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat Darurat”
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Indepen den Pengunaan ATS
Standar penerimaan pasien baru di IGD
SOP Penerimaan pasien baru IGD RSUD Johannes Kupang (2017) 1.Melakukan pemilahan/seleksi berdasarkan kegawatdaruratan 2.Bila pasien >20 orang maka triase dilakukan dihalaman samping IGD 3.Lakukan tindakan sesuai prosedur Pemilahan ATS P1 Merah (Kategori ATS 1 & ATS 2 *Mengalami gagal jantung paru diarahkan ke ruang resusitasi P2 Kuning (Kategori ATS 3 & ATS 4) *Kasus bedah ke ruang tindakan *Bukan kasus bedah ke ruang observasi P3 Hijau (Kategori ATS 5) *Pada jam kerja diarahkan ke poliklinik *diluar jam kerja dilayani diruang non emergensi setelah kasus emergensi tertangani
Lembar Observasi SOP penerimaan pasien IGD RSUD Johannes Kupang (2017)
Ordinal Penilaian: Sesuai = 2 Cukup sesuai=1 Tidak sesuai = 0 Skor 100%= cepat 99-75%= cukup cepat 75%-25%= lambat
Dependen Kecepatan response time perawat
Waktu tanggap perawat dimulai dari waktu pasien datang sampai dilakukan tindakan keperawatan
Waktu (menit) Kategori 1 Label Merah Cepat=< 10 menit Lambat=> 10 menit Kategori 2 Label Kuning Cepat=< 30 menit Lambat=> 30 menit Kategori 3 Label Hijau Cepat=< 60 menit Lambat=> 60 menit
Lembar observasi
Ordinal Penilaian Cepat=2 Cukup cepat=1 Lambat=0 Skor 100%= cepat 99-75%= cukup cepat 75%-25%= lambat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
48
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel
independen dan variabel dependen menggunakan lembar observasi yang
peneliti kembangkan berdasarkan SOP penerimaan pasien di IGD RSUD Prof.
Dr. W. Z. Johannes Kupang dan standar kategori waktu ATS serta digital
timer, yaitu jam yang menampilkan waktu dalam bentuk angka (jam:menit).
1. Lembar observasi penilaian SOP
Peneliti menilai penggunaan ATS menggunakan lembar observasi yang
disusun berdasarkan SOP penerimaan pasien IGD RSUD Prof.dr.W.Z.
Johanes Kupang dengan skor penilaian sesuai (1) dan tidak sesuai (0). Untuk
mengkategorikan nilai penggunaan SOP peneliti menggunakan statement
sesuai (dari total pasien yang ditriase semuanya sesuai, 100%), cukup sesuai
(dari total pasien yang ditriase 60-90% mendapat skor cukup sesuai) dan
tidak sesuai (dari total pasien yang ditriase skor sesuai < 60%).
2. Lembar Observasi response time ATS modifikasi
Penelitimenilai response time perawat menggunakan lembar observasi
dengan skor penilaian cepat (1) dan lambat (0). Untuk mengkategorikan
nilai response time peneliti menggunakan statement cepat (dari total pasien
yang diobservasi semuanya cepat, 100 %), cukup cepat (dari total pasien
yang diobservasi 60-99% mendapat skor cepat) dan lambat (dari total pasien
yang diobservasi skor cepat < 60%).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
49
4.5 Lokasi dan Waktu Pengambilan data
Lokasi penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof.dr.W.Z.
Johannes Kupang NTT. Waktu penelitian telah dilakukan dari tanggal 14 – 28
Desember 2018
4.6 Prosedur Pengumpulan dan Pengambilan Data
Sebelum mengambil data/responden penelitian, peneliti sudah melakukan
uji etik penelitian di komisi etik penelitian Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga (lampiran 4). Pengumpulan data membutuhkan waktu 14 hari yaitu
dari tanggal 14 desember sampai tanggal 28 desember 2018 dimana responden
diobservasi dalam 3 dinas jaga dan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 2 kali dinas
pagi, 2 kali dinas siang dan 2 kali dinas malam. Dalam pengumpulan data,
peneliti dibantu 3 asisten penelitian, dengan terlebih dahulu mengadakan
sosialisasi dan pelatihan pengambilan data sebanyak 2 kali pertemuan kepada 3
asisten tersebut. Evaluasi dan praktik pengambilan data dilakukan di akhir sesi.
Adapun cara/teknik pengambilan data di lapangan sebagai berikut:
1) Identifikasi responden sesuai kriteria inklusi dan esklusi dilanjutkan
dengan memberikan penjelasan penelitian dan informed consent untuk
ditanda tangani oleh responden.
2) Bersama asisten secara bergiliran peneliti mencatat dan mengobservasi
responden sesuai kriteria penelitian dan mencatat kecepatan response time
perawat dari pertama kali menerima sesuai kategori triase ATS modifikasi
sampai dilakukan tindakan keperawatan. Responden diobservasi setiap kali
menerima pasien baru.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
50
3) Setelah lembar observasi diisi oleh peneliti maka selanjutnya dilakukan
observasi lanjutan kepada masing-masing responden. Obervasi dilakukan
di 3 dinas berbeda yakni dinas pagi, dinas siang dan dinas malam dengan
total > dari 5 kali observasi pada tiap perawat.
4) Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan dan diperiksa
kelengkapannya. Kemudian data dientri dan ditabulasi ke dalam komputer.
Adapun tahap pencatatannya sebagai berikut:
1. Mencatat waktu pasien tiba menginjakkan kaki pertama kalinya di IGD.
2. Mencatat waktu triase yaitu waktu pertama kali responden melakukan
assessment sejak kedatangan pasien ke IGD.
3. Mencatat kesesuaian penggunaan ATS modifikasi yang dilakukan responden
terhadap pasien.
4. Mencatat waktu responden melakukan tindakan keperawatan.
Setelah data didapatkan peneliti kemudian mengukur dan mengevaluasi:
1. Kesesuaian penggunaan SOP penerimaan pasien berdasarkan waktu triase
ATS
2. Waktu pasien di triase sampai dilakukan tindakan keperawatan
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
51
4.7 Kerangka Operasional Penelitian
Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian Efektifitas Penggunaan
ATS modifikasi terhadap response time perawat.
4.8 Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, peneliti kemudian mengolah data dengan
menggunakan uji korelasi Spearman Rho dengan tingkat signifikansi α ≤ 0,05.
Seluruh teknik pengolahan data menggunakan aplikasi/software statistik.
4.9 Etika Penelitian
Penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS Modifikasi terhadap
Response Time perawat di IGD” telah dinyatakan lolos kaji etik dan mendapatkan
sertifikat Ethical Approval dengan No. 1220 – KEPK pada tanggal 14 Desember
Sample: jumlah perawat pelaksana IGD yaitu 28 orang yang memenuhi kriteria inklusi penelitian
Melakukan obervasi: 1. Kesesuaian penggunaan SOP Penerimaan pasien baru
dengan triase ATS modifikasi 2. Kecepatan Response Time
Tabulasi Data
Populasi target Perawat IGD
Pengolahan dan Analisis Data dengan uji statistik nonparametric correlations
Spearmen Rho
Seminar Hasil
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
52
2018 yang dikeluarkan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian ini adalah manusia, maka
peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian meliputi:
1. Inform Consent
Sebelum memulai penelitian, peneliti akan mengumpulkan responden yang
terbagi dalam 4 kelompok sesuai dinas dinas lalu menjelaskan tujuan dan
maksud penelitan tanpa ada unsur paksaan. Jika subyek menolak untuk
menjadi responden untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksakan
kehendak dan menghormati haknya, namun akan mendapat sanksi dari kepala
ruangan. Setelah responden bersedia lalu dilanjutkan dengan pengisian inform
consenct. Pengisian inform consent disaksikan oleh saksi yaitu dari keluarga
pasien.
2. Tanpa nama (Anonimity)
Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak
mempublikasikan nama responden dan tidak menggunakan hasil penelitian
untuk maksud diluar kepentingan penelitian.
3. Beneficience dan Nonmaleficience
Penelitian dilakukan pada responden secara sukarela tanpa ada paksaan dan
tekanan dari pihak manapun. Peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati
hak responden untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian ini.
4. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang didapatkan dari subyek dijamin oleh peneliti.
Selama penelitian peneliti akan menjaga data yang didapatkan dan tidak akan
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
53
memberikan kepada siapapun. Peneliti akan memberikan kode untuk data
setiap responden.
5. Tidak membahayakaan (No Harm)
Peneliti menjamin informasi yang diberikan responden, tidak akan digunakan
untuk hal-hal yang membahayakan responden, peneliti, maupun pihak lain.
4.10 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dihadapi peneliti antara lain:
1. Sampel hanya menggunakan 1 kelompok dan diteliti sesaat saja tidak melihat
perbedaan pre post.
2. Pelaksanaan ATS 1 dan ATS 2 dikerjakan secara simultan, begitu juga
dengan ATS 3 dan ATS 4 sehingga data penelitian ini tidak dapat
memisahkan ATS 1 dan ATS 2 serta ATS 3 dan ATS 4.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
54
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab 5 peneliti akan membahas hasil penelitian berupa 1) gambaran
umum lokasi penelitian, 2) karakteristik demografi responden yaitu umur, jenis
kelamin, pendidikan, lama kerja di IGD, dan jenis serta jumlah pelatihan
kegawatdaruratan yang pernah diikuti. Selanjutnya akan diuraikan dalam
pembahasan dibawah ini.
5.1 Gambaran umum lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes pada periode
waktu 14 Desember 2018 sampai 28 Desember 2018. RSUD Prof.dr.W.Z.
Johannes merupakan rumah sakit milik pemerintah Propinsi Nusa Tenggara
Timur yang berbentuk RSUD, diurus oleh pemerintah propinsi NTT dan menjadi
satu-satunya RS Tipe B Pendidikan. Rata-rata jumlah pasien yang ditangani di
ruang IGD adalah 50 sampai 60 orang per hari dengan rasio 1:10 dan kasus
terbanyak yaitu SNH (Stroke Non Hemoragic) dan Hipertensi.Sistem triase IGD
RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes selama ini menggunakan sistem prioritas gawat dan
non gawat, selanjutnya pada tahun 2017 sistem penerimaan pasien di IGD
menggunakan triase ATS yang dimodifikasi. Triase ini dibagi menjadi 3 bagian
yaitu triase label Merah untuk kategori ATS 1 dan ATS 2, label Kuning untuk
kategori ATS 3 dan ATS 4 serta label Hijau untuk ATS kategori 5.
Perawat pelaksana berjumlah 30 orang dengan 1 orang kepala ruangan IGD.
Pendidikan perawat IGD di RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes minimal D3
Keperawatan dan maksimal S1 Keperawatan Ners. Ruang IGD dibagi menjadi 2
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
55
bagian besar yaitu ruang triase dan ruang tindakan. Ruang tindakan dibagi
menjadi 3 yaitu tindakan bedah, ruang resusitasi dan ruang observasi.
Pasien yang berkunjung di IGD secara umum ada 2 jenis, yaitu pasien yang
datang sendiri dan pasien rujukan. Pasien rujukan bisa berasal dari internal RS
dan dari luar rumah sakit (Puskesmas/RS lain). Alur pasien yang berkunjung ke
IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes adalah sebagai berikut: setiap pasien yang
berkunjung ke IGD akan ditriase/dipilah berdasarkan tingkat kegawatan dan
kasusnya (bedah/medik). Pasien yang memerlukan tindak lanjut dari triase akan
dilakukan assesment lanjutan dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, setelah
itu akan dilakukan review dan konsultasi untuk kemudian didisposisikan untuk
masuk rumah sakit (MRS) atau rawat jalan (Pulang/KRS). RSUD ini beralamat di
Jl. Moch. Hatta No.19 Kelurahan Oebobo, Kota Kupang.
5.2 Hasil Penelitian
Peneliti akan menguraikan hasil penelitian sebagai berikut:
5.2.1 Karakteristik Responden
Data karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin
pendidikan terakhir, lama kerja di IGD dan jenis serta jumlah pelatihan
kegawatdaruratan yang pernah diikuti. Berdasarkan hasil perhitungan rumus besar
sampel, besar sampel yang diteliti berjumlah 28 responden.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
56
Tabel 5.1 Karakteristik Perawat IGD RSUD Prof.dr.W.Z. Johannes di Kupang
dari tanggal 14 – 28 Desember 2018
Karakteristik f(x) p(%) Umur 26 - 30 tahun 31 – 35 tahun 36 – 40 tahun 41 – 45 tahun 46 – 50 tahun
6
12 3 5 2
21,4 42,9 10,7 17,9 7,1
Σ Responden 28 100 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
13 15
46 54
ΣResponden 28 100 Pendidikan D3 D4 S1 Ners
19 4 5
67,9 14,3 17,9
ΣResponden 28 100 Lama kerja < 3 tahun 3 – 6 Tahun 6 - 9Tahun 9 – 12 Tahun 12 – 15 Tahun >15 tahun
1 5
11 2 1 8
3,6 17,9 39,3 7,1 3,6 28,6
ΣResponden 28 100
Berdasarkan Tabel 5.1 dari 28 responden didapatkan hampir setengah
responden berusia 31-35 tahun sebanyak 12 orang (42,9%), sebagian besar
berjenis kelamin perempuan 15 orang (54%) dan berpendidikan D3 keperawatan
sebanyak 19 responden (67,9%) memiliki lama kerja > 6-9 tahun sebanyak 11
orang (39,3%).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
57
5.2.2 Hasil observasi nilai penggunaan ATS modifikasi
Peneliti akan menguraikan hasil observasi nilai penggunaan ATS
modifikassi oleh perawat di dinas pagi, dinas siang dan dinas malam RSUD Prof.
Dr. W. Z. Johannes Kupang.
1. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas pagi
Tabel 5.2 Hasil Penilaian ATS modifikasi pada Dinas Pagi
Penggunaan ATS modifikasi
f (%)
Tidak sesuai 0 0 Cukup sesuai 16 57,1
Sesuai 12 42,9 Total 28 100
Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dari 28 responden yang diteliti sebagian besar
cukup sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas
pada dinas pagi yaitu sebanyak 16 orang (57,1%).
2. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas siang
Tabel 5.3 Hasil Penilaian ATS modifikasipada Dinas Siang
Penggunaan ATS modifikasi
f (%)
Tidak sesuai 0 0 Cukup sesuai 16 57,1
Sesuai 12 42,9 Total 28 100,0
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dari 28 responden yang diteliti sebagian besar
cukup sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas
pada dinas siang yaitu sebanyak 16 orang (57,1%).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
58
3. Hasil penilaian ATS modifikasi pada dinas malam
Tabel 5.4 Hasil Penilaian ATS modifikasi pada Dinas Malam
Penggunaan ATS modifikasi
f (%)
Tidak sesuai 0 0 Cukup sesuai 15 53,6
Sesuai 13 46,4 Total 28 100
Berdasarkan Tabel 5.2 dari 28 responden yang diteliti sebagian besar cukup
sesuai dalam melakukan pemilahan dan prosedur tindakan sesuai prioritas pada
dians malam yaitu sebanyak 15 orang (53,6%).
5.2.3 Hasil observasi response time perawat di IGD
Data ini berisi penilaian response time perawat di dinas pagi, dinas siang dan
dinas malam di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
1. Hasil penilaian observasi ATS modifikasi dengan response time Perawat IGD
di dinas Pagi
Tabel 5.5 Response Time Perawat IGD Dinas Pagi
Response time perawat f (%) Tidak cepat 0 0 Cukup cepat 9 32,1
Cepat 19 67,9 Total 28 100
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa response time perawat pada
dinas pagi dari 28 responden yang diteliti sebagian besar responden memiliki
response time cepat sebanyak 19 orang (67,9%).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
59
2. Hasil penilaian observasi response time Perawat IGD didinas siang
Tabel 5.6 Response Time Perawat IGD pada Dinas Siang
Response Time perawat f (%) Lambat 1 3,6
Cukup cepat 14 50,0 Cepat 13 46,4
Total 28 100,0
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat response time perawat pada dinas
siang dari 28 responden yang diteliti hampir setengah responden memiliki
response time cukup cepat sebanyak 14 orang (46,4%).
3. Hasil penilaian observasi response time Perawat IGD didinas Malam
Tabel 5.7 Response Time Perawat IGD pada Dinas Siang
Response Time perawat f (%) Lambat 0 0
Cukup cepat 13 46,4 Cepat 15 53,6
Total 28 100,0
Berdasarkan Tabel 5.7 dapat dilihat response time perawat pada dinas
malam dari 28 responden sebagian besar responden memiliki respon cepat
sebanyak 15 orang (53,6%).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
60
5.2.4 Hubungan antara Penggunaan ATS modifikasi dan Kecepatan Response
time Perawat di IGD
1. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan
response time perawat di IGD pada dinas pagi.
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas pagi
Penggunaan ATS
modifikasi
Response Time Total Cukup cepat Cepat f % f % f %
Cukup sesuai
6 21,5 10 35,7 16 57,2
Sesuai 3 10,7 9 32,1 12 42,8 Total 9 32,1 19 67,8 28 100
Spearman Rho p=0,720
Berdasarkan Tabel 5.8 dari 28 responden perawat dengan
penggunaan ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup
sesuai memiliki tingkatan response time yang cepat pada 10 orang
(35,7%). Dari hasil uji analisis statistik menggunakan Spearman Rho
didapatkan p=0,720> α ≤ 0,05 maka hal ini menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan response time perawat
dinas pagi.
2. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan
response time perawat di IGD pada dinas siang
Tabel 5.9 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas Siang
Penggunaan ATS modifikasi
Response Time Total Lambat Cukup
cepat Cepat
f % f % f % f %
Cukup sesuai 1 3,58 9 32,1 6 21,5 16 57,2 Sesuai 0 0 5 17,8 7 25 12 42,8 Total 1 3,58 14 49,9 13 46,5 28 100
Spearman Rho p=0,172
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
61
Berdasarkan Tabel 5.9 dari 28 responden perawat dengan penggunaan
ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup sesuai memiliki
tingkatan response time yang cepat pada 9 orang (32,1%). Dari hasil uji analisis
statistik menggunakan Spearman Rho didapatkan p=0,866> α ≤ 0,05 maka hal ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan
response time perawat dinas siang.
3. Hasil uji Spearman Rho antara penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan
response time perawat di IGD pada dinas malam
Tabel 5.10 Tabulasi silang antara Penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan Response time perawat di IGD pada dinas malam
Penggunaan
ATS modifikasi
Response Time Total Cukup cepat Cepat f % f % f %
Cukup sesuai
8 28,6 7 25 15 53,6
Sesuai 5 17,8 8 28,6 13 46,4 Total 13 46,4 15 53,6 28 100
Spearman Rho p=0,173 Berdasarkan Tabel 5.10 dari 28 responden perawat dengan penggunaan
ATS modifikasi didapatkan hampir setengah responden cukup sesuai memiliki
tingkatan response time yang cepat pada 8 orang (27,6%). Dari hasil uji analisis
statistik menggunakan Spearman Rho didapatkan p=0,173> α ≤ 0,05 maka hal ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan
response time perawat dinas malam.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
62
5.3 Pembahasan
Pada sub bab berikut peneliti akan membahas masalah yang muncul
berdasarkan hasil penelitian hubungan antara penggunaan ATS modifikasi dan
response time perawat di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
5.3.1 Hubungan antara Penggunaan ATS modifikasi dan kecepatan Response
time perawat di IGD pada dinas pagi di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes
Kupang.
Hasil penelitian uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara
Penggunaan ATS dengan Response Time perawat dinas pagi. Didapatkan di dinas
pagi penggunaan ATS hampir setangah responden cukup sesuai sebanyak 16
orang. Meski demikian, response time hampir sebagian responden kategori cukup
sesuai ini masuk dalam kategori cepat sebanyak 10 orang (35,7%).
Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Saktiwirotomo dan Emaliyawati 2016 di IGD RSI PKU Muhamadiyah
Pekajangan Pekalongan yang membuktikan bahwa penggunaan metode
Australasian Triage Scale lebih efektif dibandingkan triase tiga tingkat dalam
penerapan di IGD (Saktiwirotomo and Emaliyawati, 2016) . Penerapan triase yang
kurang dan belum memadai akan membahayakan kehidupan klien yang tiba di
IGD. Tindakan pengobatan kepada klien dalam urutan kedatangan tanpa penilaian
sebelum menentukan tingkat kegawatan dari penyakitnya atau tanpa melakukan
triase terlebih dahulu dapat mengakibatkan penundaan intervensi klien dengan
kondisi kritis sehingga berpotensi mematikan (Aloyce, Leshabari and Brysiewicz,
2014).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
63
Peneliti berpendapat bahwa walaupun penggunaan ATS masuk dalam
kategori cukup sesuai dengan SOP, namun perawat tetap memiliki response time
yang baik. Perawat yang tidak menggunakan SOP ATS tidak sesuai pada dinas
pagi dari 28 responden rata-rata dikarenakan mereka menerima pasien dengan
kategori ATS modifikasi 3 label hijau (kategori 5) pada saat jam kerja yang
seharusnya diarahkan ke poliklinik bukan ditangani di IGD.
Peneliti berpendapat dari 16 responden yang cukup sesuai melakukan
penggunaan ATS dikarenakan ada perawat yang tidak bisa menolak pasien dan
ada juga perawat yang dengan sengaja mengijinkan pasien ditangani di IGD
karena kedekatan keluarga dan teman. Hal ini tentu saja tidak sesuai standar yang
ditetapkan Australasian Triage Scale dimana pasien kategori 5 adalah pasien-
pasien yang masuk dalam kategori tidak segera dimana gejala tidak beresiko
memberat bila pengobatan tidak segera diberikan. Pasien kategori ATS 5 dengan
SOP yang ada di jam kerja harus ditangani di poliklinik sehingga tidak terjadi
penumpukan pasien dalam IGD pada dinas pagi. Ketepataan dalam menentukan
kriteria triase dapat memperbaiki aliran pasien yang datang ke unit gawat darurat,
menjaga sumber daya unit agar dapat fokus menangani kasus yang benar-benar
gawat, dan mengalihkan kasus yang tidak gawat ke fasilitas kesehatan yang
sesuai.
Penelitian yang dilakukan di RS Puri Indah Jakarta menemukan bahwa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat mempunyai pengaruh terhadap
penerapan triage bila faktor-faktor tersebut tidak dilaksanakan secara optimal,
karena dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan
menyebabkan kecacatan pada klien (Australian Triage Process Review 2011).
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
64
Emergency Nursing Association (2013) mengembangkan pedoman kebutuhan
tebaga keperawatan di ruang IGD menyatakan bahwa keterampilan dan latar
belakang pendidikan yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penerapan triage
ATS.
Dalam hal pendidikan, rata-rata perawat di IGD Johannes berpendidikan D3
sebanyak 20 orang (71,4%). Untuk keterampilan, sampai saat ini belum ada
perawat IGD yang mengikuti pelatihan Triage. Hasil temuan peneliti bahwa
perawat IGD hanya diberikan sosialisasi tentang ATS tanpa adanya pelatihan
simulasi triase. Rata-rata pelatihan yang diikuti sebagian besar responden adalah 1
kali untuk pelatihan dasar gawat darurat/BHD. Tujuan pelatihan triase adalah
untuk meningkatkan konsistensi peserta dalam menetapkan kategori triase dan
menurunkan lama pasien berada di IGD.
Peneliti berpendapat, penggunaan ATS modifikasi yang belum semuanya
sesuai dikarenakan perawat masih kurang dalam hal pengetahuan mengenai triase
ATS sehingga perawat terkdang ragu dalam penentuan prioritas.
5.3.2 Hubungan antara Penggunaan ATS dan kecepatan Response time perawat
di IGD pada dinas siang
Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Spearman Rho, nilai
signifikansi p lebih besar dari p yang ditetapkan yaitu <0,05 maka hal ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS dan response Time
perawat pada dinas siang. Perawat dengan kategori cukup sesuai dan sesuai dalam
melakukan triage dengan menggunakan ATS memiliki response time yang cepat
dan cukup cepat.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
65
Berdasarkan hasil observasi di dinas siang, peneliti menemukan bahwa ada
perawat yang tidak melakukan pemeriksaan fisik pasien di ruang triase (meskipun
ada ruang khusus triase). Selain itu peralatan diruang triase tampak terbatas dan
kurangnya jumlah perawat yang bertugas setiap dinas, dimana hanya terdapat 7
orang perawat padahal jumlah pasien pada dinas tersebut sering melebihi
kapasitas brankart yang ada (30 buah), sehingga ruangan IGD menjadi sangat
penuh (overcrowded). Pada dinas siang sering terjadi penumpukan dari pasien
pagi yang tertahan karena belum masuk ke ruang perawatan, sehingga dengan
jumlah perawat yang terbatas pada saat dinas beberapa pasien yang baru masuk
seolah-olah terabaikan karena ada response time perawat yang kurang sesuai.
Pelaksanaan triase dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
kinerja (performance), faktor pasien, faktor perlengkapan triase, faktor
ketenagaan, dan faktor model of caring yang digunakan di instalasi tersebut
(Christ et al., 2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh Anderson, Omberg, dan
Svedlund (2007) menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi triage decision
making dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal mencerminkan keterampilan perawat dan kapasitas pribadi. Faktor
eksternal mencerminkan kapasitas lingkungan kerja, termasuk beban kerja tinggi,
pengaturan dinas, kondisi klinis pasien dan riwayat klinis pasien. Jika faktor-
faktor itu diabaikan maka pelaksanaan triase berjalan tidak optimal sehingga dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, serta mengakibatkan
ketidakmampuan dan bahkan cacat permanen bagi pasien (Gerdtz et al., 2009)
Pelaksanaan triase sangat penting dilaksanakan dalam kondisi
kegawatdaruratan, sehingga faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan triase
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
66
perlu diidentifikasi serta diperlukan rekomendasi tindak lanjut untuk
memperbaikinya, khususnya masalah peningkatan mutu dan jumlah tenaga
perawat, serta melengkapi dan mengoptimalkan penggunaan perlengkapan triase.
5.3.3 Hubungan antara Penggunaan ATS dan kecepatan Response time perawat
di IGD pada dinas Malam
Berdasarkan hasil uji analisis menggunakan Spearman Rho, nilai
signifikansi p lebih besar dari p yang ditetapkan yaitu <0,05 hal ini menunjukkan
tidak terdapat hubungan antara penggunaan ATS dan response time perawat pada
dinas malam. Sebagian besar perawat dengan kategori penggunaan ATS cukup
sesuai sebanyak 15 orang memiliki response time yang cukup cepat sebanyak 8
orang dan hanya 7 orang yang memiliki response time cepat. Response time
responden yang belum sepenuhnya cepat ini ditunjukkn dari sebagian besar
responden belum pernah mengikuti pelatihan triase sehingga responden sedikit
kesulitan dalam menentukkan prioritas pasien sesuai kategorinya. Dalam
wawancara yang dilakukan peneliti, 6 dari 10 orang perawat mengatakan
terkadang mereka tidak berani untuk membuat keputusan dalam penetapan
kategori pasien yang datang dikarenakan mereka bingung untuk menetukan label
pasien. Dari hasil observasi peneliti di dinas malam, responden yang masuk
dalam kategori sesuai dalam penggunan ATS dan memiliki response time cepat
sebagian besar adalah responden dengan waktu lama kerja 1-5 tahun. Hal ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Fujino, Tanaka M, Yonemitsu Y,
Kawamoto R. (Fujino et al., 2014) pada 1395 perawat yang bekerja di Rumah
Sakit Umum di Jepang menunjukkan bahwa 1045 perawat (76%) menunjukkan
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
67
bahwa semakin lama bekerja maka kinerja perawat menjadi semakin baik (Fujino
et al., 2014)
Penelitian lain yang dilakukan Dadashzadeh, Abbas, Farahnaz
Abdolahzadeh, Azad Rahman, Morteza Ghojazadeh (Dadashzadeh et al., 2013)
bahwa dalam penelitian kuantitatifnya menyatakan bahwa faktor yang
memengaruhi pelaksanaan triase dibagi menjadi 3 kategori yaitu pertama faktor
personil (keterampilan dan pengetahuan perawat), kedua faktor pasien dan ketiga
adalah faktor non personil salah satunya adalah beban kerja. Hal tersebut
dikuatkan pula oleh Australian Triage Process Review (2005) menyatakan bahwa
kinerja mempengaruhi pelaksanaan triase. Peneliti berpendapat, dengan
pengetahuan (tingkat pendidikan sebagian besar D3) dan keterampilan (tentang
triase) yang kurang hal ini mempengaruhi responden dalam pengunaan ATS dan
response time.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
68
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 6 ini akan disajikan simpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang hubungan penggunaan ATS modifikasi dengan response time perawat
sebagai berikut.
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dirumuskan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kesesuaian penggunaan ATS modifikasi oleh perawat di ruangan IGD RSUD
Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang sebagian besar perawat sudah cukup sesuai
menggunakan SOP penerimaan pasien baru dalam memilah sesuai kategori
atau label pasien.
2. Response time perawat di ruangan IGD RSUD Prof.dr.W.Z.Johannes Kupang
sebagian besar cepat dalam menangani pasien sesuai kategori ATS modifikasi
pada dinas pagi.
3. Penggunaan ATS modifikasi tidak berhubungan dengan Response time
perawat di ruangan IGD RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes Kupang baik pada
dinas pagi, dinas siang maupun dinas malam.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
69
6.2 Saran
1. Bagi Institusi pelayanan
Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan triase diharapkan tidak
memodifikasi SOP penerimaan pasien memakai standar Australasian Triage
Scale sehingga dalam penerapannya para pelaksana tidak kesulitan dalam
menentukan prioritas waktu response time..
2. Bagi peneliti selanjutnya
1) Peneliti selanjutnya dapat menggali faktor-faktor yang memengaruhi
response time perawat (selain faktor penggunaan ATS).
2) Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan instrumen penelitian lembaran
observasi dengan mengambil rujukan dari teori-teori yang ada.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
70
DAFTAR PUSTAKA Ardiyani, V. M., W., M. T. A. and K., R. E. (2015) ‘Analisis Peran Perawat
Triage terhadap Waiting Time dan Length Of Stay pada Ruangan Triage di Instansi Gawat Darurat Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang’, Jurnal Care, 3(1), pp. 39–50. Available at: https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/viewFile/302/303.
Bergman, C.L., 2012. Emergency Nurses’ Perceived Barriers to Demonstrating Caring When Managing Adult Patients’ Pain. Journal of Emergency Nursing, 38(3), pp.218–225.
Christ, M. et al. (2010) ‘Modern Triage in the Emergency Department’, Deutsches Aerzteblatt Online, 107(50). doi: 10.3238/arztebl.2010.0892.
Curtin University, 2011. Triage In The Emergency Department TheWestern Australian Centre for Evidence Informed Healthcare Practice Latest version provided by the Western Australian Centre for Evidence Informed Healthcare, Western Australia.
Dadashzadeh, A., Farahnaz A., Azad R., Morteza G., 2013. Factors Affecting
Triage Decision-Making From The Viewpoitns of Emergency Department Staff in Tabriz Hospitals, Iran J Crit Care Nurs; 6(40: 269-276
Departement of Health and Aging ed., 2009. www.health.gov.au, Australian Goverment.
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Teknis Medik, 2011. Standar PelayananKeperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit,
Emergency Nurses Association, 2008. Competencies for Nurse Practitioners in Emergency Care. Emergency Nurses Association, pp.1–18.
Gerdtz, M. F. et al. (2009) ‘Factors influencing consistency of triage using the
Australasian Triage Scale: Implications for guideline development’, EMA - Emergency Medicine Australasia, 21(4), pp. 277–285. doi: 10.1111/j.1742-6723.2009.01197.x.
Government, A. and Ageing, department of health and (no date) triage
workbook. P3-5240.
Firdaus, M. N. (2017) ‘Penerapan ATS terhadap Waiting Time Klien’, Prosinding Seminar Nasional, pp. 34–37. Available at: http://ejurnalp2m.stikesmajapahitmojokerto.ac.id/index.php/publikasi_stikes_majapahit/article/download/219/192. (Accessed July 20, 2018)
Fujino Y. Tanaka M, Yonemitsu Y, Kawamoto R. 2014. The relationship
between characteristics of nursing performance and years of eperience in nurses with high emotional intelligence. Int J Nurs Pract. 2014 Apr 8. Doi: 10.1111/ijn.12311.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
71
Habib, H. et al. (2016) (PDF) Triase Modern Rumah Sakit dan Aplikasinya di
Indonesia. Available at: https://www.researchgate.net/publication/311715654_Triase_Modern_Rumah_Sakit_dan_Aplikasinya_di_Indonesia (Accessed: 16 October 2018).
Hartati, S. (2016) Response Time Perawat Di Ruang Instalasi Gawat Darurat
Response Time Nurse ’ In Emergency General Installation.
Ismail, Akhmad, 2017 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Length of Stay Pasien di Instalasi Gawat Darurat Menggunakan Pendekatan Time Frame Guide Emergency Model Of Care’.
Kementrian Kesehatan RI, 2008. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan RI, 2009. Keputusan Menteri Kesehatan
RI No.856/Menkes/SK/IX/2009.
Limantara, R., Herjunianto and Roosalina, A. (2013) ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kematian di IGD Rumah Sakit’, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2), pp. 200–205. doi: 10.21776/ub.jkb.2015.028.02.15.
Lisa A. Wolf. Et al., 2017. Triaging The Emergency Department, Not The Patient: United States Emergency Nurses’ Experience of The Triage Process., Journal Of Emergency Nursing
Maatilu, V., Mulyadi & Malara, R.T., 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Pof. DR . R. D. Kandou Manado.
Mannapur, B. S. and Ashok, N. C. (2012) ‘Factors influencing utilization of
intranatal care services in rural field practice area of J. S. S Medical College, Mysore’, Indian Journal of Public Health Research and Development, 3(4), pp. 14–17.
Martin, A. et al. (2014) ‘An Examination of ESI Triage Scoring Accuracy in
Relationship to ED Nursing Attitudes and Experience’, Journal of Emergency Nursing. Emergency Nurses Association, 40(5), pp. 461–468. doi: 10.1016/j.jen.2013.09.009.
Murphy, A. et al., 2016. Development of key performance indicators for
prehospital emergency care. , (June 2012), pp.286–292.
National Treatment Agency for Substance Misuse (2012) Models of care. doi: 10.1007/978-3-319-16068-9.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
72
Nehme, Z., Andrew, E., Smith K., 2016. Factors Influencing the Timeliness of Emergency Medical Service Response to Time Critical Emergencies., 3127(August), pp.0-9
Nur Ainiyah, Ahsan, M.F., 2014. The Factors Associated with The Triage
Implementation in Emergency Department.
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan 4th ed. P. P. Lestari, ed., Jakarta: Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017
tentang pengembangan jenjang karier profesional perawat klinis Rankin, J. A., Then, K. L. and Atack, L. (2013) ‘Can Emergency Nurses Triage
Skills Be Improved by Online Learning? Results of an Experiment’, Journal of Emergency Nursing. Emergency Nurses Association, 39(1), pp. 20–26. doi: 10.1016/j.jen.2011.07.004.
Saleh, A. (2017) ‘Cross-sectional study of emergency department presentation triage categories at Goondiwindi Hospital and their effect on the treatment of acute emergencies’, Australian Journal of Rural Health, 25(4), pp. 235–240. doi: 10.1111/ajr.12337.
University of Wisconsin Hospital and Clinics Emergency Department, 2016.
Standards of Emergency Nursing Practice.
Wahyu, R. & Naser, A.M., 2015. The factors associated with the Response Time of nurses in handling emergency patients in IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan, 3(c).
Wolf, L.A. et al., 2016. Triaging The Emergency Department, Not The Patient : United States Emergency Nurses‟ Expreince Of The Triage Process. , pp.1–9.
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
73
Lampiran 1
76
Tabel Kategori ATS
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5 Sesegera mungkin 10 menit 30 menit 60 menit 120 menit
Henti jantung Resiko gangguan jalan napas, ngorok Hipertensi berat Perdarahan ringan Nyeri ringan
Henti nafas Sesak napas Kehilangan darah moderet Terhirup benda asing tanpa ada Riwayat penyakit tidak beresiko
Distress pernapasan berat Sirkulasi terganggu SAO2 90-95% sumbatan jalan nafas sesak nafas dan saat ini tidak bergejala
sumbatan jalan nafas dan sesak nafas kulit dingin, perfusi buruk Pasca kejang Cedera kepala ringan tanpa Keluhan minor yang saat Tekanan darah <80/ syok pada bayi
Hearth rate <50 atau >150 (dewasa)
Demam pada pasien immunokompromais riwayat pingsan berkunjung masih dirasakan
Kesadaran: tidak ada respon Hipotensi Muntah menetap Cedera dada tanpa nyeri iga atau Luka kecil (luka lecet & luka robek)
(hanya berespon pada nyeri) Kehilangan banyak darah Nyeri kepala dengan riwayat pingsan, Distress pernafasan Kunjungan ulang utuk ganti verban, Kejang yang sedang berlangsung Nyeri dada tipikal saat ini sudah sadar Nyeri ringan-sedang Evaluasi jahitan Gangguan perilaku yang mengancam Nyeri hebat Nyeri sedang apapun penyebabnya Muntah/diare tanpa dehidrasi Kunjungan untuk imunisasi
diri pasien dan orang lain Delirium/gaduh gelisah Nyeri perut tanpa tanda akut radang atau benda asing di mata Pasien kronis psikiatri tanpa gejala
Hemiparesis akut/disphasia abdomen atau pasien usia>65 tahun tetapi penglihatan normal akut dan hemodinamik stabil Demam dengan letargi Dehidrasi trauma ekstremitas minor Mata terpercik zat asam/zat basa Neonatus dengan kondisi stabil (keseleo, curiga fraktur,luka,
Trauma multiple yang Gangguan perilaku: sangat tertekan robek sederhana, sendi bengkak)
membutuhkan respon tim menarik diri, agitasi, gangguan isi Nyeri perut non spesifik Trauma lokal maupun berat dan bentuk pikiran akut, Riwayat medis beresiko potensi menarik diri sendiri Riwayat tertelan bahan beracun dan berbahaya Riwayat tersengat racun binatang
Nyeri diduga berasal dari emboli paru
Diseksi aorta, kehamilan ektopik Gangguan perilaku: Perilaku agresif dan kasar Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain Serta membutuhkan restrain
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
74
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Bapak/Ibu perawat di Ruang IGD yang terhormat, nama saya Sofiyanti
Normalinda Banoet, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya. Saya akan melakukan
penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage
Scale) Modifikasi terhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat
Darurat”.
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai pentingnya triase bagi tenaga keperawatan untuk diterapkan ketika
melakukan pelayanan dan dapat menjadi masukan dalam mengembangkan SOP
(standar operasional prosedur) ATS terstandar di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
W. Z. Johannes Kupang. Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk menjadi responden dan bersedia diobservasi selama
memberikan pelayanan di ruang IGD. Saya menjamin kerahasiaan pendapat
dan identitas Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan dipergunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan mutu pelayanan, tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menandatangani persetujuan yang telah
saya siapkan. Partisipasi Bapak/Ibu sangat saya hargai dan saya ucapkan terima
kasih.
Surabaya, 2018
Sofiyanti N. Banoet
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
75
NIM. 131711123014
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan dari peneliti secara rinci dan jelas mengenai penelitian yang berjudul “Efektifitas Penggunaan ATS (Australasian Triage Scale) ModifikaTerhadap Response Time Perawat di Instalasi Gawat Darurat”, meliputi:
1. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek Selama dilakukan penelitian, subyek hanya akan diobservasi tanpa diberikan perlakuan.
2. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian Subyek dapat mengetahui penggunaan ATS terhadap peningkatan response
time yang didapatkan ketika melakukan tindakan. 3. Bahaya yang akan timbul
Bahaya yang ditimbulkan dalam penelitian ini resikonya rendah karena bersifat observasi. Peneliti akan bertanggung jawab terhadap subyek penelitian.
4. Prosedur penelitian Setelah mendapat ijin dari pihak rumah sakit, peneliti akan melakukan penelitian kepada subyek dengan cara diobservasi setiap subyek sebanyak 5 kali per shift. Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia *) menjadi subyek penelitian
dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Kupang, November 2018
Peneliti
(Sofiyanti N. Banoet)
Responden
(........................................)
Saksi,
(...................................)
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
76
Lampiran 4
Data Demografi
Petunjuk pengisian:
Isilah titik-titik yang ada dibawah ini.
1. Nama (inisial) :............................
2. Usia :............................
3. Jenis Kelamin :............................
4. Pendidikan Terakhir :............................
5. Lama Kerja di IGD :............................
6. PK (Perawat Klinik) :............................
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
77
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI RESPONSE TIME PERAWAT TRIAGE
IGD RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES KUPANG
Kode Responden :
Shift :
No Waktu Response time
Prioritas 1
(ATS 1 & ATS
2)
Response time
Prioritas 2
(ATS 3 & ATS
4)
Response time
Prioritas 3 (ATS
5)
1
2
3
4
5
Keterangan :
Alasan delay :
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
78
Lampiran 6
SOP Penerimaan Pasien Berdasarkan ATS di Insalatasi Gawat Darurat
RSUD Prof.Dr. W. Z. Johannes Kupang
Kode Responden:
No Prosedur Sesuai Tidak sesuai
Pasien
1 Pasien
2 Pasien
3 Pasien
4 Pasien
5 Pasien
1 Pasien
2 Pasien
3 Pasien
4 Pasien
5 1 Melakukan pemilahan/seleksi
berdasarkan kegawatdaruratan
2 Bila pasien >20 orang maka triase
dilakukan dihalaman samping IGD
3 Lakukan tindakan sesuai prosedur
Pemilahan ATS P1 Merah (Kategori ATS 1 & ATS 2) * Mengalamai gagal jantung
paru diarahkan ke ruang resusitasi
4 P2 Kuning (Kategori ATS 3 & ATS 4)
* Kasus bedah ke ruang tindakan
* Bukan kasus bedah ke ruang Observasi
5 P3 Hijau (Kategori ATS 5) * Pada jam kerja diarahkan ke Poliklinik * Diluar jam kerja dilayani diruang non emergensi setelah kasus emergensi tertangani
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
79
Lampiran 7
Data Demografi Responden dan Variabel Penelitian
No.Resp
Data Demografi Pagi Siang Malam
Umur Kode JK Kode Penddkn Kode LaKer Kode PK Kode Pelthn Kode A
TS
RT
ATS
RT
ATS
RT
1 31 2 P 2 S1 Ners 3 9 3 PK 2 2 2 Kali 1 cukup Cepat cukup Cepat cepat Cepat
2 26 1 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cukup Cepat cukup cukup
3 34 2 L 1 D3 1 7 3 PK 2 2 2 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat
4 37 3 P 2 D3 1 17 3 PK 3 3 3 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat cukup cukup
5 35 2 L 1 D3 1 10 3 PK 2 2 3 kali 1 sesuai Cepat sesuai cukup sesuai cukup
6 33 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup cukup cukup Cepat
7 38 3 P 2 D3 1 17 3 PK 3 1 2 kali 1 sesuai Cepat sesuai Cepat sesuai Cepat
8 36 3 P 2 D3 1 5 2 PK 2 2 1 kali 1 cukup Cepat cukup Cepat sesuai Cepat
9 43 4 P 2 S1 Ners 3 19 3 PK 3 3 2 kali 1 cukup cukup cukup Cepat cukup cukup
10 29 1 L 1 D3 1 5 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cepat cukup cukup cukup
11 45 4 L 1 D4 2 21 3 PK 3 3 2 kali 1 cukup cukup cukup cukup cukup cukup
12 44 4 L 1 D3 1 3 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cukup cukup cukup cukup
13 33 2 L 1 D3 1 9 3 PK 1 1 3 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat
14 52 6 P 2 S1 Ners 3 4 2 PK 1 1 2 kali 1 cukup Cepat cukup Cepat sesuai Cepat
15 34 2 L 1 D3 1 2 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cepat cukup cukup Cepat
16 32 2 P 2 D3 1 2 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat cukup Cepat
17 43 4 L 1 D3 1 18 3 PK 3 3 3 kali 1 sesuai cukup cukup cukup sesuai cukup
18 41 4 L 1 D4 2 21 3 PK 3 3 3 kali 1 cukup Cepat cukup cukup sesuai Cepat
19 34 2 L 1 D4 2 9 3 PK 2 2 4 kali 2 sesuai Cepat cukup Cepat sesuai cukup
20 33 2 P 2 D3 1 9 3 PK 2 2 1 kali 1 sesuai Cepat sesuai Cepat cukup cukup
21 34 2 L 1 D3 1 3 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai cukup cukup cukup sesuai cukup
22 29 1 P 2 S1 Ners 3 3 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup cukup cukup cukup cukup Cepat
23 30 1 L 1 D3 1 7 3 PK 2 2 2 kali 1 sesuai Cepat sesuai cukup sesuai Cepat
24 26 1 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai Cepat cukup Cepat sesuai Cepat
25 53 6 L 1 D4 2 23 3 PK 3 3 4 kali 2 cukup cukup cukup cukup cukup cukup
26 30 1 P 2 D3 1 7 3 PK 2 2 3 kali 1 sesuai cukup cukup Cepat sesuai Cepat
27 34 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 sesuai cukup cukup Cepat cukup Cepat
28 33 2 P 2 D3 1 4 2 PK 1 1 1 kali 1 cukup Cepat cepat Cepat cukup Cepat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
80
Lampiran 8
Kode Responden
Tabulasi data Penggunaan ATS dengan response time Dinas Pagi
Total
1 Kat A
TS
2 Kat A
TS
3 Kat A
TS
4 Kat A
TS
5 Kat A
TS
6 Kat A
TS
7 Kat A
TS
8 Kat A
TS
9 Kat A
TS
10 Kat A
TS
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
RT ats 1
ats 2
ats 3 ATS % KAT RT % KAT
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1 1 2 1 1 2 3 3 3 8 88,9 cukup 9 100 cepat
2 1 1 2 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 6 1 7 87,5 cukup 8 100 cepat
3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
4 1 1 1 0 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 3 2 3 2 5 71,4 cukup 7 100 cepat
5 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
6 0 1 2 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 5 2 7 77,8 cukup 9 100 cepat
7 0 1 3 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 4 66,7 cukup 6 85,7 cukup
8 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 6 1 8 100 sesuai 8 100 cepat
9 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 6 85,7 cukup
10 1 1 1 0 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 4 1 6 85,7 cukup 6 85,7 cukup
11 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 2 0 1 3 1 1 2 0 1 3 3 5 2 7 70 cukup 10 100 cepat
12 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1 1 2 1 1 2 2 4 3 8 88,9 cukup 9 100 cepat
13 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 1 3 0 1 3 1 3 2 3 50 cukup 6 100 cepat
14 1 1 1 1 1 2 1 1 3 0 1 2 1 1 2 0 1 3 0 1 3 1 1 2 1 4 3 5 62,5 cukup 8 100 cepat
15 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 5 1 8 100 sesuai 8 100 cepat
16 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
17 1 1 1 0 0 3 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 0 1 2 2 5 1 6 75 cukup 6 75 cukup
18 0 1 2 1 0 3 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 1 1 1 2 2 3 2 5 71,4 sesuai 6 75 cukup
19 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 1 2 2 4 1 5 71,4 cukup 6 75 cukup
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 2 0 1 2 0 1 3 2 4 2 5 62,5 cukup 8 100 cepat
21 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 0 3 2 4 2 7 87,5 cukup 7 88 cukup
22 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 0 1 3 0 1 3 2 5 2 7 77,8 cukup 8 88,9 cukup
23 0 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 2 6 85,7 cukup 7 100 cepat
24 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 1 1 1 1 2 2 3 1 5 83,3 cukup 6 100 cepat
25 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 2 3 4 1 7 87,5 cukup 8 100 cepat
26 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 4 2 7 87,5 cukup 7 100 cepat
27 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 2 0 1 2 1 1 2 2 4 1 6 85,7 cukup 6 85,7 cukup
28 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 3 1 5 83,3 cukup 6 100 cepat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
81
Lampiran 9
Kode Responden
Tabulasi data Penggunaan ATS dengan response time Dinas Siang
Total
1 Kat A
TS
2 Kat A
TS
3 Kat A
TS
4 Kat A
TS
5 Kat A
TS
6 Kat A
TS
7 Kat A
TS
8 Kat A
TS
9 Kat A
TS
10 Kat A
TS
ATS
RT ATS RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT ats 1
ats 2
ats 3 ATS % KAT RT % KAT
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 4 3 9 100 sesuai 9 100 cepat
2 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 5 2 7 88 cukup 8 100 cepat
3 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 4 1 9 90 cukup 10 100 cepat
4 1 1 1 1 1 3 0 1 3 0 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 2 3 2 6 67 cukup 9 100 cepat
5 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 4 1 8 100 sesuai 7 100 cepat
6 1 1 2 1 0 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 2 5 2 8 89 cukup 8 100 cepat
7 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 4 3 8 100 sesuai 6 85,7 cukup
8 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 6 0 7 88 cukup 8 100 cepat
9 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 0 1 3 1 1 2 1 1 1 2 3 2 6 75 cukup 8 100 cepat
10 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 0 3 1 0 1 1 1 2 1 1 3 3 3 2 8 100 sesuai 6 85,7 cukup
11 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 2 2 6 0 6 75 cukup 7 100 cepat
12 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 0 1 3 1 1 3 0 1 2 3 3 3 7 78 cukup 8 100 cepat
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 7 1 9 100 sesuai 9 100 cepat
14 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 3 1 1 2 3 3 2 7 88 cukup 8 100 cepat
15 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 4 1 8 100 sesuai 7 100 cepat
16 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 3 1 6 1 8 100 sesuai 8 100 cepat
17 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 5 1 8 100 sesuai 8 100 cepat
18 1 1 2 1 0 2 0 1 1 1 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 1 3 4 1 7 88 cukup 6 75 cukup
19 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 2 0 1 1 2 5 1 7 88 cukup 8 100 cepat
20 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5 1 2 8 100 sesuai 8 100 cepat
21 1 1 3 0 1 3 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2 0 4 2 4 67 cukup 6 87,5 cukup
22 0 1 2 1 1 2 1 1 3 1 0 3 1 0 2 1 1 3 1 1 2 0 1 2 0 5 2 6 75 cukup 6 88,9 cukup
23 1 1 3 1 1 1 1 0 2 1 1 3 1 1 1 1 0 3 1 1 1 2 2 3 7 100 sesuai 5 100 cepat
24 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
25 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 6 1 8 100 sesuai 7 100 cepat
26 1 1 2 1 1 3 0 0 2 1 1 3 1 1 3 0 1 1 1 1 2 1 1 3 1 3 4 6 75 cukup 7 100 cepat
27 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 3 3 7 100 sesuai 7 85,7 cukup
28 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
82
Lampiran 10
Kode Responden
Tabulasi data Penggunaan ATS dengan response time Dinas Malam
Total
1 Kat A
TS
2 Kat A
TS
3 Kat A
TS
4 Kat A
TS
5 Kat A
TS
6 Kat A
TS
7 Kat A
TS
8 Kat A
TS
ATS
RT ATS RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ATS
RT
ats 1
ats 2
ats 3 ATS % KAT RT % KAT
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 3 2 7 100 sesuai 7 100 cepat
2 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 0 1 2 2 5 1 7 88 cukup 7 100 cepat
3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 2 3 2 6 90 cukup 7 100 cepat
4 0 0 1 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 4 0 3 5 71 cukup 6 85,7 cukup
5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 2 1 1 3 3 3 1 7 100 sesuai 6 85,7 cukup
6 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 0 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 2 6 89 cukup 7 100 cepat
7 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 5 1 3 5 100 sesuai 5 100,0 cepat
8 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 5 1 8 88 cukup 8 100 cepat
9 1 1 3 1 1 2 1 1 1 0 1 3 1 0 1 1 1 3 1 1 2 2 2 3 6 86 cukup 6 86 cukup
10 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 2 1 1 3 3 3 2 6 75 cukup 7 87,5 cukup
11 1 1 1 0 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 2 2 4 1 5 71 cukup 6 85,7 cukup
12 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 3 2 1 5 83 cukup 4 66,7 cukup
13 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 5 1 6 86 cukup 7 100 cepat
14 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 1 1 6 100 sesuai 6 100 cepat
15 1 1 3 0 1 2 1 1 3 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 3 3 5 71 cukup 7 100 cepat
16 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 2 1 1 3 1 1 3 2 4 2 8 100 sesuai 8 100 cepat
17 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 0 2 1 1 2 2 3 2 6 100 sesuai 5 83,3 cukup
18 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 3 7 100 sesuai 7 100 cepat
19 1 1 3 1 1 2 1 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 5 2 7 100 sesuai 6 85,7 cukup
20 0 0 2 1 1 1 1 1 3 0 1 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 4 67 cukup 5 83,3 cukup
21 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 4 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
22 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 0 1 1 0 2 1 1 3 1 1 2 1 3 3 7 100 sesuai 5 71,4 cukup
23 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 2 3 8 100 sesuai 8 100 cepat
24 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 3 1 7 100 sesuai 7 100 cepat
25 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 0 1 1 1 2 3 5 83 cukup 6 100 cepat
26 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 2 1 2 3 6 100 sesuai 6 100 cepat
27 1 1 3 1 1 2 1 1 3 0 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 3 3 6 86 cukup 7 100,0 cepat
28 1 1 2 0 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 0 4 3 6 86 cukup 7 100 cepat
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
83
Lampiran 11
Distribusi frekuensi data demografi
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 26-30 Tahun 6 21,4 21,4 21,4
31-35 Tahun 12 42,9 42,9 64,3
36-40 Tahun 3 10,7 10,7 75,0
41-45 Tahun 5 17,9 17,9 92,9
46-50 Tahun 2 7,1 7,1 100,0
Total 28 100,0 100,0
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
84
Lama kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 3 Tahun 1 3,6 3,6 3,6
>3-6 Tahun 5 17,9 17,9 17,9
>6-9 Tahun 11 39,3 39,3 39,3
>9-12 Tahun 2 7,1 7,1 7,1
>12-15 Tahun 1 3,6 3,6 3,6
>15 Tahun 8 28,6 28,6 28,6
Total 28 100,0 100,0
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
85
Lampiran 12
Frekuensi Penggunaan ATS Modifikasi
Pengunaan ATS modifikasi dinas pagi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup sesuai 16 57,1 57,1 57,1
sesuai 12 42,9 42,9 100,0
Total 28 100,0 100,0
Penggunaan ATS modifikasi shift Siang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup sesuai 16 57,1 57,1 57,1
sesuai 12 42,9 42,9 100,0
Total 28 100,0 100,0
Penggunaan ATS modifikasi Shift Malam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup sesuai 15 53,6 53,6 53,6
sesuai 13 46,4 46,4 100,0
Total 28 100,0 100,0
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
86
Lampiran 13
Response Time Perawat Shift Pagi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup cepat 9 32,1 32,1 32,1
cepat 19 67,9 67,9 100,0
Total 28 100,0 100,0
Response Time Perawat shift Siang
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lambat 1 3,6 3,6 3,6
cukup cepat 14 50,0 50,0 53,6
cepat 13 46,4 46,4 100,0
Total 28 100,0 100,0
Response Time Perawat Shift Malam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid cukup cepat 13 46,4 46,4 46,4
cepat 15 53,6 53,6 100,0
Total 28 100,0 100,0
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
87
Lampiran 14
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengunaan ats dinas pagi *
respon time dinas pagi
28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
Penggunaan ATS shift Pagi * Response Time Perawat shift Pagi Crosstabulation Count
Response Time Perawat shift Pagi
Total cukup cepat cepat
Penggunaan ATS shift Pagi cukup sesuai 6 10 16
sesuai 3 9 12
Total 9 19 28
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penggunaan ATS shift Siang *
Response Time Perawat shift
Siang
28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
Penggunaan ATS shift Siang * Response Time Perawat shift Siang Crosstabulation
Count
Response Time Perawat shift Siang
Total lambat cukup cepat cepat
Penggunaan ATS shift Siang cukup sesuai 1 9 6 16
sesuai 0 5 7 12
Total 1 14 13 28
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
88
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penggunaan ATS Shift Malam
* Response Time ATS Shift
Malam
28 100,0% 0 0,0% 28 100,0%
Penggunaan ATS Shift Malam * Response Time ATS Shift Malam
Crosstabulation Count
Response Time ATS Shift Malam
Total cukup cepat cepat
Penggunaan ATS Shift Malam cukup sesuai 8 7 15
Sesuai 5 8 13
Total 13 15 28
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
89
Lampiran 15
Nonparametic Correlations
Correlations
penggunaanATSp
agi
Responsetimedina
spagi
Spearman's rho penggunaanATSpagi Correlation Coefficient 1,000 ,071
Sig. (2-tailed) . ,720
N 28 28
Responsetimedinaspagi Correlation Coefficient ,071 1,000
Sig. (2-tailed) ,720 .
N 28 28
Correlations
penggunaanATSs
hiftSiang
Responsetimeshift
siang
Spearman's rho penggunaanATSshiftSiang Correlation Coefficient 1,000 -,033
Sig. (2-tailed) . ,866
N 28 28
Responsetimeshiftsiang Correlation Coefficient -,033 1,000
Sig. (2-tailed) ,866 .
N 28 28
Correlations
penggunaanATSs
hiftmalam
responsetimeshift
malam
Spearman's rho penggunaanATSshiftmalam Correlation Coefficient 1,000 ,265
Sig. (2-tailed) . ,173
N 28 28
responsetimeshiftmalam Correlation Coefficient ,265 1,000
Sig. (2-tailed) ,173 .
N 28 28
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
90
Lampiran 16
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
91
Lampiran 17
Lampiran 18
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
92
Lampiran 19
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET
93
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ATS... SOFIYANTI NORMALINDA BANOET