viii hubunganjemaatlokal

Upload: simon-r-sampetoding

Post on 04-Nov-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubugan Jemaat Lokal

TRANSCRIPT

PELAJARAN VIII

HUBUNGAN DALAM JEMAAT LOKAL

P

ertumbuhan rohani suatu jemaat dilihat dari hubungan yang terbentuk diantara jemaat, sebab pertumbuhan dan kedewasaan jemaat tidak bisa terlepas dari bentuk hubungan yang ada dalam jemaat. Pertumbuhan tidak hanya dilihat dari pengetahuan jemaat tentang kebenaran Firman Tuhan tetapi yang lebih utama adalah aplikasi firman Tuhan tersebut dalam kehidupan kita. Kalau kebenaran yang kita ketahui benar-benar kita lakukan dalam kehidupan kita maka niscaya akan terjadi hubungan yang sehat seperti yang dikehendaki Allah.

Efesus 4:(15) tetapi dengan teguh berpegang pada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.Hubungan dalam suatu komunitas bukanlah sesuatu yang terjadi dengan begitu saja tetapi sesuatu yang harus dibentuk dan dijalin oleh setiap orang yang terlibat di dalamnya. Ini bukanlah usaha dan satu orang saja tetapi dari setiap orang yang hidup dalam komunitas tersebut.

DASAR HUBUNGAN DALAM KOMUNITAS BERIKAT JANJI

1. Hubungan yang sempurna dapat terjalin jika setiap orang saling mengasihi (Kol 3: 14)Kasih menyebabkan kita mampu untuk mengampuni, menerima orang lain, dan membantu orang lain, sehingga akan terjalin hubungan yang kuat dan sempurna diantara kita. Saling mengasihi adalah perintah yang baru dari Kristus (Yoh 13:34).

Yohanes 13:(34) Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Kolose 3:(14) Dan diatas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.Seperti telah disebutkan diatas bahwa ketaatan kita kepada kebenaran Firman Tuhan akan menjamin hubungan yang tulus ikhlas diantara kita, sebab dengan menyucikan diri maka kita akan dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas dan saling mengasihi dengan segenap hati kita (I Pet 1:22).

I Pet.1:(22) Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.2.Hubungan yang murni terjadi ketika kita saling mengampuni (Efe 4:32)Kepahitan adalah sesuatu yang sangat menghalangi hubungan dalam jemaat. Kepahitan yang timbul bukan hanya sekarang tetapi juga pada masa lalu, semuanya harus dilenyapkan. Memang mengakui kesalahan dan mengampuni orang lain adalah sangat sulit tetapi harus kita lakukan tanpa syarat, supaya hubungan kita menjadi murni.

Efesus 4:(32) Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.3.Kerendahan hati (Efe 4:2; Efe 5:21)Orang yang angkuh akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain. Keangkuhan menyebabkan ia sulit untuk mengasihi, mengampuni dan mendorong orang lain, sedang ia sendiri sulit untuk menerima nasihat dan teguran.

Efesus 4:(2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

Efesus 5:(21) dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

Keangkuhan juga menyebabkan seseorang sulit menerima orang lain sebagaimana adanya (Rom 14:1). la akan merasa dirinya sebagai orang yang paling benar dan menolak orang lain yang menurut penilaiannya tidak sebanding dengannya.

Roma 14:(1) Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.

4. Ketulusan dan kemurnian hati (II Kor 1:12)Hubungan dalam jemaat yang berikat janji bukanlah sekedar saling mengenal dan saling menyapa, tetapi lebih dari itu, hubungan ini harus didasari oleh keterbukaan dan ketulusan hati kita satu sama lain. Kita menjalin hubungan bukan hanya untuk kepentingan kita sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Tanpa ketulusan maka hubungan hanya terjadi pada permukaan saja dan bersifat rapuh. Sedikit gesekan akan menyebabkan retaknya hubungan.II Korintus 1:(12) Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.5. Hubungan akan menjadi sesuatu yang tersusun dengan rapih jika kita saling melayani (Efe4:l6)Setiap orang yang berada dalam suatu hubungan memiliki tempat yang tepat yang dikehendaki Tuhan dimana dia melayani. Tanpa usaha kita untuk ikut melayani kita tidak mungkin masuk dalam hubungan dengan orang lain. Kita tidak akan rapih tersusun dan juga tidak akan diikat menjadi satu dengan Tubuh Kristus.

Efesus 4:(16) Dari padaNyalah seluruh tubuh, - yang rapih tersusun dan diikat menjadi safu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggotamenerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.JENIS HUBUNGAN DALAM JEMAAT

Setiap orang yang terikat dalam suatu jemaat akan memiliki hubungan dengan orang-orang lain dalam jemaat. Sebagai suatu keluarga Allah, hubungan kita satu sama lain adalah sebagai saudara dan sebagai sahabat. Kemudian Allah juga mengizinkan hubungan yang lebih dalam lagi terjadi pada anak-anakNya, yaitu antara laki-laki dan wanita. Dimulai dari hubungan yang intim hingga mencapai hubungan perkawinan, menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Jadi terdapat beberapa jenis hubungan yang sesuai dengan kehendak Allah. Kita perlu mengetahui dan mengerti hal ini dan belajar dari Alkitab supaya kita bisa menjalin hubungan kita dengan orang lain dalam gereja ini menjadi hubungan yang sungguh-sungguh sebagai saudara dan sahabat yang alkitabiah.

Hubungan Persaudaraan

Hubungan ini mulai terjadi ketika seseorang bertobat dan masuk terikat pada suatu tubuh Kristus. Kita menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (Efe 2:19). Hubungan ini bersifat sahabat (kawan sewarga) dan saudara (anggota keluarga). Dengan demikian kita perlu mengetahui bagaimana kita harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar Kebenaran (I Tim 3:15).Efesus 2:(19) Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

I Timotius 3:(15) Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.Hubungan persaudaraan/persahabatan dalam jemaat bersifat mempersatukan:

1. Kita semua berasal dari Satu, yaitu dari Allah (Ibr 2:11-13)Sebagai saudara, kita semua adalah sedarah, yaitu kita semua memiliki darah Kristus, dan sebenih, yaitu kita semua lahir dari Allah dan memiliki benih illahi (I Yoh 3:9). Kita semua adalah saudara dan Yesus Kristus adalah yang sulung diantara banyak saudara (Rom 8:29).Ibrani 2:(11) Sebab la yang mengudnskan dan mereka semua berasal dan Satu; itulah sebabnya la tidak malu menyebut mereka saudara. (12) katanya: "Aku akan memberitakan namaMu kepada saudara-saudaraKu, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," (13) dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepadaNya, " dan lagi: "Sesungguhnya. inilah Aku dan anak anak yang telah diberikan Allah kepadaKu. "

2. Satu Roh, Satu Baptisan dan Satu Tubuh (Efe 4:3-5)Kita semua telah dibaptis dalam satu Roh, menjadi satu tubuh (gereja) dan kita semua diberi minum dari satu Roh (I Kor 12:13). Roh Kudus adalah dasar dari hubungan kita sebagai saudara atau sahabat dalam Kristus. Persahabatan diluar Roh Kudus mempunyai arti yang sangat terbatas. Tanpa Roh Kudus tidak mungkin terjadi persahabatan dalam rupa hubungan persaudaraan yang murni. Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran dan akan rnemberitakan kepada kita apa yang diterimaNya dari Yesus (Yoh 16:13-15). Dan kita semua adalah sahabat Yesus jika kita bisa mendengar Dia melalui Roh Kudus (Yoh 15:15).

Efesus 4:(3) Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: (4) satu tubuh. dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. (5) satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, (6) satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.3. Satu Kasih, Satu Jiwa dan Satu Tujuan (Fil 2:2)Setiap orang yang mengasihi Allah dikenal oleh Allah (I Kor 8:3) dan menjadi sahabat Allah. Tetapi kalau kita tidak mengasihi, kita tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih (I Yoh 4:8). Kasih adalah dasar dari persahabatan kita dalam jemaat. Kita semua yang mengasihi Allah dan taat kepadaNya berada dalam suatu bentuk persahabatan atau persaudaraan yang erat dalam satu jemaat lokal.Filipi 2:(2) karena itu sempumakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,Kesatuan hati dan pikiran diantara jemaat juga merupakan dasar dari suatu hubungan yang kadarnya melebihi hubungan-hubungan yang bersifat duniawi. Kesamaan pendapat, pandangan dan tujuan menyebabkan hubungan yang erat dan bersifat kekal yang sangat sulit untuk diputuskan. Kita semua memiliki visi dan tujuan yang sama. Kita berjalan dalam arah yang sama dan melalui jalan yang sama. Ini menjamin hubungan kita yang sejati.

4. Satu Iman dan Perbuatan (Efe 4:5)Sama seperti Abraham yang menjadi sahabat Allah oleh sebab iman dan perbuatannya (Yak 2:23), kita juga baru bisa disebut sahabat Allah melalui iman dan perbuatan kita. Allah membenarkan setiap orang yang percaya kepada Yesus (Rom 3:26) dan melakukan perbuatan sesuai dengan imannya itu (Yak 2:24). Setiap orang yang percaya menjadi sahabat pula satu sama lain berdasarkan iman dan perbuatan mereka yang sama itu.

Yakobus 2:(23) Dengan jalan demikian genaplah nats yang mengatakan: "Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."

Tanda-tanda dari sahabat yang sejati:

1. Lebih karib dari pada saudara (Ams 18:24)

Banyak teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi sedikit sahabat yang akrab dan mengasihi kita lebih dari pada saudara. Kita memang bersahabat (hubungan ikat janji) dengan setiap anggota jemaat, tetapi hanya beberapa orang saja yang betul-betul akrab. Hal ini adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Dari 12 murid Yesus, ada tiga orang yang sangat dekat kepadaNya, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Dan dari ketiga murid ini, Yohanes adalah sahabat yang paling dekat.

2. Memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya (I Yoh 3:16)

Untuk ini diperlukan kemauan untuk melayani orang lain atau melihat kepentingan orang lain dan bukan diri sendiri (Rom 15:2). Harus dimulai dari hal-hal kecil, seperti mendengarkan dengan perhatian bila orang lain berbicara, mengisi minuman kedalam gelasnya dan sebagainya.

3. Keterbukaan kepada sahabat (Yoh 15:15)

Yesus menyebut kita sahabat sebab kita mengenal Dia dan diberitahukanNya segala sesuatu yang didengarNya dari Bapa. Demikian pula kita harus terbuka (transparan) terhadap sahabat kita, tidak bertopeng. Saling mengakui dosa kita dan saling mendoakan adalah sikap antara sahabat yang sejati.

4. Mengasihi setiap waktu (Amsal 17:17)

Seorang sahabat yang sejati selalu bisa mengasihi pada keadaan apa saja. Kadang-kadang kita direndahkan dan harus bisa mengalah kepada saudara kita. Dalam kesulitannya, kita tidak meninggalkan dia tetapi menguatkannya. Menunjukkan kasih kita dengan membantu dia (Efesus 4:2).

5. Menegur dengan maksud yang baik (Amsal 27:5-6)

Kita semua membutuhkan seorang sahabat yang mau mengatakan kebenaran tentang diri kita, berbicara kebenaran dalam kasih. Bukan hanya tentang sesuatu yang ingin kita dengar tetapi juga sesuatu yang perlu kita dengar. Firman Allah mengatakan untuk menasehati seorang akan yang lain setiap hari, supaya jangan ada diantara kita yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa (Ibr 3:13).

6. Mendorong dalam kasih (Ibr 10:24)Setiap orang membutuhkan dorongan dalam hidupnya. Sebagai sahabat kita mempunyai kewajiban untuk memperhatikan dan mendorong saudara kita yang lain. Tanpa nasehat dan dorongan, kita bisa mundur dan jatuh dalam dosa. Dan kita tahu, kalau kita sengaja berbuat dosa setelah mengenal kebenaran maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

7. Tidak membuat saudaranya tersandung (Rom 14:13)Seorang saudara atau sahabat yang sejati tidak akan menghakimi saudaranya, tetapi akan membangun dan mendorongnya.

Roma 14: (13) Karena itujanganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!

8. Menajamkan sahabatnya (Amsal 27:17)Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. Konflik dalam persahabatan adalah sehat. Konflik diantara sahabat tidak akan merusak hubungan jika dasar hubungan adalah Kasih Kristus. Tetapi justru ini akan menghasilkan perkembangan karakter dari mereka yang mengalaminya. Ini adalah seperti ujian terhadap kemurnian suatu persahabatan.

9. Tidak menyinggung sahabatnya (Amsal 26:18-19)Dalam memelihara persahabatan kita perlu peka terhadap daerah yang sensitif bagi sahabat kita. Kita bukan orang gila yang mau menyinggung sahabat kita dan kemudian berkata saya hanya bergurau saja! Sebaliknya dengan kasih kita menghormati saudara kita

10. Loyalitas (kesetiaan) terhadap sahabat

Fitnah menceraikan sahabat yang karib (Amsal 16:28). Pada hari-hari terakhir banyak orang yang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci (Mat 24:10). Seorang sahabat yang sejati tidak akan melakukan fitnah atau menyerahkan atau membenci saudaranya.

11. Teman sekerja dan sekutu dalam kesusahan

Saudara kita adalah teman sekerja kita. Kita bersama-sama melayani Tuhan, bersama-sama menderita dan mengalami kesusahan. Paulus dan Timotius menyebut Filemon sebagai teman sekerja mereka (Flm 1:1). Yohanes menyebut dirinya sebagai saudara dalam kesusahan (Wah 1:9)Sikap kita kepada saudara yang tidak taat kepada Firman Tuhan(II Tes 3:14-15)

1. Menandai dia, artinya kita tidak boleh mengabaikan saja tetapi menganggap hal itusebagai sesuatu yang serius.2. Jangan bergaul dengan dia (menjauhkan diri), untuk menunjukkan bahwa kita tidaksetuju dengan perbuatannya. Tidak bergaul dalam arti tidak mengikuti cara atausikapnya yang salah itu, bukan membencinya.3. Jangan menganggap dia sebagai musuh, tetap mengasihi dia.4. Menegur dia sebagai seorang saudara.II Tes 3:(14) Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan Jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, (15) tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.

Sikap kita kepada saudara kita yang tua dan muda

Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus bersikap hormat kepada orang yang lebih tua sebagai bapa atau ibu dan kepada saudara-saudara yang muda dengan penuh kemurnian. Hubungan kita haruslah berdasarkan kemurnian hati tanpa maksud-maksud yang tersembunyi (I Tim 5:1-2). Janganlah kita memperlakukan saudara kita dengan tidak baik atau memperdayakannya (I Tes 4:6).

I Tim 5:(1) Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, (2) perempuan- perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan kemurnian.

I Tes 4:(6) dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

HUBUNGAN INTIMAllah mengizinkan terjadinya hubungan yang lebih intim antara kita dengan seseorang dalam jemaat yang akan menuju kepada suatu hubungan perkawinan yang memang telah menjadi rencana Allah sejak semula. Allah telah berjanji dalam firmanNya bahwa "la tidak akan menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela" (Maz 84:12b), yaitu mereka yang mengasihi Allah dengan segenap hati, pikiran, jiwa, dan kekuatannya. Firman Allah juga mengatakan bahwa "siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan Tuhan" (Ams 18:22). Seorang isteri adalah karunia dari Tuhan (Ams 19:14).Perkawinan adalah Rencana Allah

Perkawinan adalah sesuatu yang baik dari Allah untuk manusia. Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di taman Dia menyatakan bahwa "itu adalah baik". Karena perkawinan adalah rencana Allah, Dia telah memberi kita petunjuk yang khusus dalam FirmanNya untuk menolong kita memilih pasangan yang sempurna. Allah menetapkan batasan tertentu dalam FirmanNya untuk memimpin orang dewasa yang belum menikah dalam perilakunya satu terhadap yang lain.Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak dan dibangunNyalah seorang perempuan dari rusuknya ketika manusia itu tidur (Kej 2:18-25). Ini adalah rencana Allah bagi manusia dan la telah menetapkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Jelaslah bahwa Allah sendiri yang akan memilih pasangan bagi setiap orang yang taat kepadaNya.Pilihan Allah yang Sempurna

Dalam riwayat pernikahan Ishak dan Ribka, kita juga bisa melihat bahwa Allah telah memilih Ribka bagi Ishak. Ribka adalah seorang perawan yang memiliki paras yang cantik, yang menjadi pilihan yang sempurna dari Allah bagi Ishak. Baik Ishak maupun Ribka tidak menolak apa yang telah ditetapkan Allah bagi mereka (Kej 24:12-67). Demikian pula Allah akan memilih pasangan hidup bagi mereka yang melayani Dia. Ishak adalah contoh yang mewakili setiap orang yang telah dilahirkan kembali menurut janji seperti yang dinyatakan Firman Tuhan di Gal.4:28. Juga kita melihat bahwa Ishak dan Ribka tidak menghabiskan banyak waktu untuk berpacaran sebelum mereka menikah dan memberikan peluang bagi dosa untuk memasuki kehidupan mereka. Seperti Ishak dan Ribka, Allah memanggil kita untuk dipimpin oleh Roh dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan, berjalan dalam kekudusan dan tanpa cacat dihadapanNya (I Tes 4:1-6).Galatia 4:(28) Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak- anak janji.

Pacaran adalah keinginan daging manusiaPacaran biasanya berdasarkan kedagingan atau keinginan duniawi dan bukan pimpinan Roh kudus. Sama seperti kita tidak bisa mendapatkan kesempurnaan atau kebenaran dengan daging (Gal 3:3), maka kita juga tidak bisa mendapatkan hubungan kasih yang dalam dengan pasangan kita dimasa depan dengan usaha daging kita. Hubungan kita harus dipimpin oleh Roh. Pacaran adalah cara dunia yang memberikan kesempatan kepada dosa untuk bekerja di dalam diri manusia. Allah menghendaki supaya kita hidup dalam kekudusan dan menjauhi percabulan (I Tes 4:3; I Kor 6:18-20). Pacaran adalah satu cara yang dianggap manusia lebih halus untuk mendekati percabulan. Dampak negatif dari pacaran sudah begitu umum dan sering terlihat di mana saja hal itu terjadi, tetapi manusia tetap melakukannya.

I Tes 4:(3) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

Pacaran adalah sesuatu yang berasal dari dunia dan tidak terdapat di dalam Alkitab. Apa yang berasal dari dunia bukan berasal dari Allah (7 Yoh 2:16). Kalau kita melakukan ini berarti kita mengikuti keinginan daging kita. Untuk lebih saling mengenal, kita tidak memerlukan pacaran. Tetapi melalui hubungan persaudaraan atau persahabatan dalam jemaat kita telah bisa saling lebih mengenal satu sama lain. Hubungan yang lebih intim bisa terjadi setelah Tuhan berbicara kepada satu pasangan, yang akan segera menuju kepada hubungan perkawinan.Hubungan yang berdasarkan keinginan daging dan mata hanya akan menyakitkan hati. Pacaran juga berdasarkan prinsip ini. Kita keluar bersama orang yang akan membuat kita "kelihatan baik" dimata orang lain atau dengan mereka yang "menyenangkan daging kita". Dengan hanya melihat hasil daripada pacaran sistim dunia ini kita dapat mengetahui siapa yang menciptakannya. Satu dari dua perkawinan berakhir dengan perceraian. Hamil sebelum nikah dan pengguguran kehamilan memenuhi negara kita. Kebanyakan setiap laki-laki dan wanita yang terlibat dalam pacaran berakhir dengan patah hati. Hidup dipenuhi dengan kehancuran sakit hati, luka perasaan dan penolakan. Ini semua adalah apa yang di bawa oleh kebanyakan anak-anak muda pada hubungan perkawinan.

Ibadah Yang Tidak Terganggu

Allah menghendaki kita memusatkan perhatian kita kepada perkara-perkara Tuhan, supaya ibadah kita tidak terganggu oleh hal-hal yang duniawi. Kalau kita mulai memikirkan tentang pasangan hidup dan dipusingkan dengan hal-hal yang demikian maka sudah jelas ibadah dan pelayanan kita akan terganggu. Perhatian kita akan terbagi-bagi dan kita akan dikuasai oleh kekuatiran yang akan mengganggu pelayanan kita (Mat 6:31-33; I Kor 7:26-35).

Mendapatkan Pasangan Hidup

Setiap orang menginginkan pasangan hidup yang baik dan cocok bagi dia. Baik laki-laki maupun wanita menghendaki pasangan yang serasi, saling mengasihi, saling mengerti di dalam menempuh kehidupan selanjutnya. Pada Maz 37:4 kita diyakinkan bahwa bila kita bergembira di hadapan Tuhan, Dia akan memberikan keinginan hati kita. Dari pada mencari-cari pasangan melalui apa yang dikenal sebagai pacaran romantis, mengapa kita tidak mencari Tuhan lebih dahulu dan percaya kepadaNya untuk memberikan pasangan bagi hidup kita kemudian. Dengan dipimpin oleh Roh Allah, kita tidak akan memuaskan keinginan daging kita, tetapi sebagai gantinya akan memuliakan Allah melalui suatu hubungan "yang terbaik" dari Allah dengan kita. Jadi kita tidak perlu berusaha dan memilih dengan mata dan pikiran kita, tetapi menyerahkan semua itu kepada Dia yang mengasihi kita.

Dalam menjalin hubungan dengan semua orang dalam jemaat, mungkin hati saudara tergerak untuk menjalin hubungan yang lebih intim dengan seseorang. Jika saudara cukup dewasa dalam Kristus, saudara akan segera mengetahui apakah keinginan saudara itu adalah keinginan daging atau keinginan roh. Untuk menguji apakah keinginan saudara itu keinginan roh atau daging, saudara dapat mengikuti tiga petunjuk berikut ini:

1.Ujilah apakah saudara hidup oleh Roh:( Hal-hal a pa yang saudara pikirkan? (Rom 8:5)( Yakinkah saudara bahwa Roh Allah ada di dalam dirimu? (Rom 8:9)( Apakah saudara sering mengikuti keinginan daging saudara? (Gal 5:76)2. Apakah keinginan saudara itu memberi hidup dan damai sejahtera? (Rom 8:6)3. Apakah keinginan saudara itu berlawanan dengan keinginan daging saudara? (Gal 5:17)Jika saudara merasa bahwa "seseorang" adalah pilihan Tuhan bagi saudara maka saudara harus percaya bahwa Tuhan telah memberikan yang terbaik bagi saudara. Oleh sebab itu seharusnya dia akan memenuhi penilaian berikut ini. Sebaliknya bagi dia, saudara juga harus bisa memenuhi kriteria tersebut.

Penilaian terhadap pasangan hidup :

1. Bukan melihat kepada penampilan secara fisik, tetapi kepada manusia batiniah yang tersembunyi, yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram (I Pet 3:4)2. Ia adalah orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, dan taat kepada Yesus Kristus (I Pet1:2)3. Hidupnya berpadanan dengan Injil Kristus (Fil 1:27)4.la mencerminkan kemuliaan Tuhan yang adalah Roh (II Kor 3:18)5.la memiliki bau harum dari Kristus (II Kor 2:15)Jika saudara telah yakin bahwa keinginan saudara untuk menjalin hubungan yang lebih intim dengan seseorang adalah keinginan roh saudara maka selanjutnya saudara dapat mengambil langkah-langkah berikut ini:1. Menjalin hubungan tersebut dengan tulus di dalam kekudusan dan mendengar apa yang Tuhan katakan kepada saudara. Tetap memperlakukan "dia" sama seperti memperlakukan saudara-saudaramu yang lain dalam jemaat.2. Mendatangi gembala saudara untuk meminta nasehat dan konfirmasi tentang apa yang saudara rasakan. Dalam hal ini saudara harus taat kepada nasehat gembala sebagai otoritas yang bertanggungjawab atas diri saudara (Ibr 13:17).3. Jika hal yang sama terjadi pada pasangan saudara dan gembala telah memberikan konfirmasi yang positip maka saudara dapat masuk dalam hubungan intim yang kudus dengan pasangan saudara.4. Harus diingat bahwa hubungan ini tidak boleh mengganggu ibadah saudara, tetapi sebaliknya adalah sesuatu yang mendorong pelayanan saudara.5. Jika pasangan saudara memang adalah pilihan Tuhan maka Tuhan akan menetapkan langkah-langkahmu selanjutnya (Maz 37:23).Jelas bahwa kita dipanggil Tuhan untuk bersikap dan memiliki pandangan yang berbeda dengan dunia, dalam hubungan kita dengan saudara kita yang berlainan jenis. Kita dipanggil untuk dituntun oleh pimpinan Roh bukan keinginan daging. Kita juga diperintah untuk hidup dalam kesucian dan kekudusan bebas dari "nafsu anak muda". Kita meniauhkan diri dari sesuatu yang dapat mendatangkan nafsu duniawi. Kita memperlakukan saudara-saudara kita yang berlawanan jenis sebagai saudara-saudara sendiri. Pertanyaaan sering timbul dari orang-orang tak percaya : "Saya takut bila saya percaya kepada Allah untuk memilih pasangan saya, bisa saja terjadi orang itu bukan keinginan hati saya". Pemikiran seperti sudah pasti berasal dari iblis, sebab iblis selalu berusaha menimbulkan konflik dan keragu-raguan dalam hati manusia terhadap kehendak Allah.

Ayat-ayat dalam Alkitab berikut ini akan memberikan keyakinan kepada kita akan kebaikan Tuhan :

Matius 7:(9) Adakah seorang dari padamu yang member/ batu kepada anaknya, Jika ia meminta roti. (10) atau memberi ular, Jika ia meminta ikan? (11) Jadi Jika kamu yang jahat tahu member! pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! la akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepadaNya."Amsal 19:(14) Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.

Kami ingin memberi dorongan kepada mereka yang muda untuk berhenti berjalan dengan penglihatan tetapi dengan iman. Gabungkanlah dirimu dengan ratusan orang-orang muda yang telah melihat kebenaran dari pada berita mi dan sekarang berjalan dengan bebas dalam Roh di bawa oleh kebenaran ini. Pasangan yang dipilih Allah untuk saudara akan membawa kesempurnaan didalam kehidupan saudara pada setiap tingkat. PilihanNya akan menjadi pilihan yang sempurna yang diciptakan hanya untuk saudara. Bila saudara dengan penuh kesabaran memberikan hal ini dan hidup saudara kepadaNya, maka saudara akan tahu tentang berkat yang besar yaitu kebebasan dari kecemasan dan perhatian yang terbagi-bagi. Sebagai hasilnya saudara akan dapat beribadah kepada Tuhan tanpa gangguan. Dia akan membawa keinginanNya yang sempurna menjadi kenyataan di dalam hidup saudara. Ingat, perkawinan adalah rencanaNya. Banyak orang-orang muda yang telah mengambil bagian dalam hal ini bukan dengan cara dunia ini tetapi dengan tangan Allah. Mereka memiliki perkawinan yang dibangun di atas batu karang, di atas kehendakNya yang sempurna. Karena perkawinan yang berdasarkan kehendak Allah itu akan kekal untuk selama-lamanya.