analisis pernyataan visi dan misi kementerian pekerjaan umum

Upload: kharisma-baptiswan

Post on 14-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Manajemen Strategis, sektor publik

TRANSCRIPT

  • Analisis Pernyataan Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum

    Septiana Kurniawati

    8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan

    Email: [email protected]

    Kharisma Baptiswan

    8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan

    Email: [email protected]

    Abstrak

    Kementerian pekerjaan umum adalah kementerian yang bergerak dalam bidang penyediaan infrastruktur dan

    pemukiman. Sebagai pelaksana mandat Presiden kementerian pekerjaan umum berusaha menyusun rencana

    strategi yang diawali dengan pernyataan visi dan misi. Analisis visi dan misi perlu dilakukan untuk mengukur

    tingkat keselarasan dengan mandat yang diberikan.

    Kementerian Pekerjaan Umum

    Kementerian Pekerjaan Umum (kemenpu) berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden dan

    dipimpin oleh seorang Menteri Pekerjaan Umum. Saat ini kemenpu dipimpin oleh Djoko Kirmanto. Mandat

    yang diberikan oleh presiden kepada kemenpu dijelaskan dalam Peraturan Presiden no. 24 tahun 2010 tentang

    Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

    Kementerian Negara. Mandat tersebut diterjemahkan ke dalam tugas dan fungsi kemenpu.

    Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum

    dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam

    melaksanakan tersebut Kementerian Pekerjaan Umum menyelenggarakan lima fungsi: perumusan, penetapan,

    dan pelaksanaan kebijakan di bidang pekerjaan umum; pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi

    tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum; pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

    Pekerjaan Umum; pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan

    Umum di daerah; dan pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

    Tanggungjawab penyediaan infrastruktur publik dibagi dalam empat kategori utama yaitu Direktorat

    Jenderal Penataan Ruang; Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang bertanggungjawab dalam; Direktorat

    Jenderal Bina Marga; serta Direktorat Jenderal Cipta Karya; yang dibantu dengan fungsi pendukung lainnya

    antara lain administrasi oleh Sekretariat Jenderal, staf-staf ahli, serta badan-badan pengembangan yang

    bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum.

    Produk dan Layanan

    Dalam menyelenggarakan mandat, tugas dan fungsinya, Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai

    kewenangan sebagai berikut: penetapan kebijakan di bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk

    mendukung pembangunan secara makro; penetapan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimum

    yang wajib dilaksanakan oleh kabupaten/kota di bidang pekerjaan umum dan permukiman; penetapan kriteria

    penentuan dan perubahan fungsi ruang kawasan/lahan wilayah; penyusunan rencana nasional secara makro di

    bidang pekerjaan umum dan permukiman; penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

    tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang pekerjaan umum dan permukiman; pembinaan dan

    pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi kelembagaan, pemberian pedoman/bimbingan,

    pelatihan, arahan, dan supervisi di bidang pekerjaan umum dan permukiman; pengaturan penetapan perjanjian

    atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara di bidang pekerjaan umum dan permukiman;

    penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang pekerjaan umum dan permukiman; penanggulangan

    bencana yang berskala nasional di bidang pekerjaan umum dan permukiman; penetapan kebijakan sistem

    informasi nasional di bidang pekerjaan umum dan permukiman; pengaturan sistem lembaga perekonomian

    negara di bidang pekerjaan umum dan permukiman; penyelesaian perselisihan antarprovinsi di bidang pekerjaan

    umum dan permukiman; penetapan persyaratan untuk penetapan status dan fungsi jalan; pengaturan dan

    penetapan status jalan nasional; penetapan pedoman konservasi arsitektur bangunan dan pelestarian kawasan

    bangunan bersejarah serta pedoman teknis pengelolaan fisik gedung dan pengelolaan rumah negara; penetapan

    standar prasarana dan sarana kawasan terbangun dan sistem manajemen konstruksi; penetapan standar

  • pengembangan konstruksi bangunan sipil dan arsitektur; dan kewenangan lain yang melekat dan telah

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Kewenangan lain yang melekat adalah penetapan pedoman perencanaan, pengembangan, pengawasan,

    dan pengendalian pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman; penetapan kriteria penataan

    perwilayahan ekosistem daerah/ kawasan tangkapan air pada daerah aliran sungai dan pedoman pengelolaan

    sumber daya air; penetapan standar prasarana dan sarana wilayah di bidang sumber daya air dan jaringan jalan;

    perencanaan makro dan pedoman pengelolaan sumber daya air lintas provinsi; penyelenggaraan dan pemberian

    izin pengelolaan sumber daya air lintas provinsi; penetapan standar prasarana dan sarana perkotaan dan

    pedesaan; penetapan pedoman perizinan penyelenggaraan jalan bebas hambatan lintas provinsi; penetapan

    kebijakan dan pembinaan pengembangan bidang konstruksi nasional; dan pembangunan dan pemeliharaan

    jaringan jalan nasional serta prasarana dan sarana sumber daya air lintas provinsi atau yang strategis nasional

    sesuai dengan kesepakatan Daerah.

    Secara singkat Kementerian Pekerjaan Umum menyediakan kebijakan, peraturan, standar, pedoman,

    serta manajemen infrastruktur dan pemukiman di tingkat nasional serta membantu pelaksanaan pekerjaan umum

    di tingkat daerah sesuai dengan pembagian urusan.

    Pengguna Layanan

    Produk dan layanan yang disediakan oleh kemenpu ditujukan hanya untuk satu entitas yaitu seluruh

    rakyat Indonesia. Dikarenakan kemenpu menyediakan infrastruktur umum yang merupakan salah barang publik

    dimana seluruh rakyat dapat dan berhak menikmati seluruh infrastruktur tersebut sebagai wujud nyata timbal

    balik akan kontribusi pajak yang telah diberikan rakyat kepada negara. Pentingnya infrastruktur adalah

    multiplier effect yang dapat ditimbulkan sebagai dampak meningkatnya kualitas hidup manusia Indonesia dan

    meningkatnya arus ekonomi nasional sehingga pemerataan dapat tercapai serta yang jauh lebih penting adalah

    meningkatnya daya saing ekonomi nasional.

    Unit Strategi Khusus

    Dalam rangka menterjemahkan mandat kedalam langkah-langkah strategis, kemenpu memiliki satu

    unit khusus dibawah dan bertanggungjawab kepada menteri yaitu Pusat Kajian Strategis Sekretariat Jenderal

    Kementerian Pekerjaan Umum (Puskastra). Pusat Kajian Strategis mempunyai tugas melaksanakan pengkajian

    dan perumusan kebijakan dan strategi pembangunan, fasilitasi pengembangan investasi, evaluasi pelaksanaan

    kebijakan dan strategi pembangunan, kinerja pembangunan, serta penyebarluasan informasi kebijakan bidang

    pekerjaan umum dan penataan ruang.

    Dua fungsi penting terkait Puskastra adalah pertama yaitu pengkajian dan perumusan kebijakan dan

    strategi jangka panjang dan jangka menengah, pembangunan wilayah serta keterpaduan fungsi penyelenggaraan

    bidang pekerjaan umum dan penataan ruang serta kedua yaitu pelaksanaan kajian dan evaluasi pelaksanaan

    kebijakan dan strategi pembangunan serta evaluasi kinerja pembangunan bidang pekerjaan umum dan penataan

    ruang.

    Pernyataan Visi dan Misi

    Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 23/Prt/M/2010 Tentang Perubahan Peraturan

    Menteri Nomor: 02/Prt/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014,

    Kementerian Pekerjaan Umum memiliki Visi sebagai berikut:

    Visi

    Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal

    untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025

    Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada

    tahun 2025, dimana infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang terbangun telah memenuhi kualifikasi

    teknis sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring dengan tuntutan

    kualitas kehidupan masyarakat.

  • Makna dari infrastruktur bidang pekerjaan umum dan permukiman yang andal merupakan perwujudan

    dari tingkat ketersediaan dan pelayanan bidang pekerjaan umum dan permukiman yang penjabarannya meliputi:

    1. Kondisi dan fungsi sarana dan prasarana sumber daya air yang dapat memberikan pelayanan yang

    mendukung terwujudnya kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan;

    2. Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimum yang mencakup aspek aksesibilitas

    (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata;

    3. Pelayanan air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yaitu penyediaan air

    minum yang memenuhi standar baku mutu dan kesehatan manusia dan dalam jumlah yang memadai serta

    jaminan pengaliran 24 (dua puluh empat) jam per hari;

    4. Pelayanan prasarana dan sarana sanitasi yang terpadu dan menggunakan metode yang ramah lingkungan

    serta sesuai standar teknis;

    5. Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan;

    6. Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan semua infrastruktur PU dan permukiman yang andal

    tersebut berbasis penataan ruang; dan

    7. Jasa konstruksi nasional yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan pekerjaan konstruksi yang

    lebih efektif dan efisien.

    Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan

    umum dan permukiman yang semakin luas, merata dan berkeadilan, sehingga tercipta kehidupan yang aman,

    nyaman, produktif dan berkelanjutan yang mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.

    Sedangkan dalam mewujudkan visi diatas, kemenpu memiliki misi sebagai berikut:

    Misi

    1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta

    keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam

    rangka pembangunan berkelanjutan.

    2. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan

    keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

    3. Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan

    berkelanjutan.

    4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan

    fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

    5. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan

    sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi

    tumbuh dan berkembang.

    6. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman,

    manual dan/atau kriteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.

    7. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten,

    terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.

    8. Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan

    meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

    Analisis Pendahuluan Pernyataan Visi dan Misi

    Visi merupakan suatu penggambaran tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan (Fred R. David,

    2010). Pengertian yang lebih menekankan pada nilai visi dipaparkan oleh Malphurs (1999b) yaitu visi adalah

    suatu gambaran yang jelas dan menantang akan masa depan suatu organisasi yang diyakini dapat tercapai dan

    harus tercapai. Malphurs kembali menjelaskan mengapa sebuah visi sangat penting bagi organisasi antara lain:

    visi menjelaskan arah; visi membentuk persatuan; visi memfasilitasi fungsi; visi memperkuat kepemimpinan;

    visi memunculkan gairah; visi memelihara pengambilan resiko; visi menawarkan asupan; visi menciptakan

    energy; visi menyediakan tujuan; dan visi memotivasi rasa memberi.

    Misi adalah detil dari apa yang harus kita lakukan untuk mencapai visi organisasi. Sebuah misi

    menjelaskan tujuan organisasi, dan memberikan lasan mengapa organisasi melakukan kegiatannya (Bryson,

  • 2004). Misi menciptakan situasi yang memelihara kebiasaan untuk fokus kepada hal-hal yang penting. Misi

    setidaknya memiliki sifat ketahanan (enduring) (Duncan, 1994). Misi memiliki dua sisi manfaat yaitu manfaat

    eksternal dan internal. Dari sisi eksternal misi organisasi memberikan informasi kepada stakeholder untuk

    menyatakan preferensi dan pendapatnya kepada organisasi. Secara internal, misi yang jelas mampu

    menyediakan dasar bagi manajemen untuk bertindak dan mengalokasikan sumber daya sesuai prioritas (Pieter

    van Stuijvenberg, 2003).

    Seperti yang diketahui sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum memiliki unit khusus yang

    merancang rencana strategis berdasarkan mandat Presiden yang dituangkan dalam peraturan perundang-

    undangan, yaitu Pusat Kajian Strategis Kementerian Pekerjaan Umum. Rencana strategis tersebut juga termasuk

    pernyataan visi dan misi.

    Mengenai kapan dicetuskan pernyataan visi dan misi tersebut cukup sulit ditentukan, karena hal

    tersebut merupakan informasi internal yang cukup sulit diperoleh. Namun jika melihat unsur jangka waktu di

    pernyataan visi yaitu 2025 dan tanggal disahkan dokemen rencana strategis pada 31 Desember 2010, maka bisa

    diperkirakan bahwa penyusunan pernyataan visi dan misi dilakukan antara 2007 dan 2010. Alasan mengapa

    disusun rencana strategis, termasuk visi dan misi, adalah untuk memenuhi ketentuan Pasal 3 Peraturan Presiden

    Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

    2010 2014.

    Tentang bagaimana penyusunan pernyataan visi dan nisi, informasi ini sulit diperoleh. Berdasarkan

    pengalaman penulis, pembuatan pernyataan visi dan misi di lingkungan pemerintah melibatkan internal

    organisasi saja. Selain mengumpulkan berbagai referensi lembaga sejenis dan bahkan dari sektor swasta,

    biasanya para manajer di pemerintahan juga mengambil pendapat dari jajaran dibawahnya. Disini muncul suatu

    pilihan sulit, dimana pejabat senior memiliki preferensi dan kapabilitas masing-masing. Pilihan muncul ketika

    harus dihadapkan kepada proses penyusunan yang berdasarkan kajian atau riset atau penyusunan yang

    didasarkan pada basis lain (politik, pribadi, tekanan, dll). Namun mengingat bahwa kemenpu termasuk dalam

    instansi pemerintah/sektor publik maka tidak dapat dipungkiri jika proses penyusunan setidaknya melibatkan

    unsur politis.

    Analisis Utama Pernyataan Visi dan Misi

    Metode yang digunakan dalam menganalisis pernyataan visi adalah menggunakan model Malphrus

    (1999b). Menurut Malphurs sebuah visi setidaknya terdiri dari enam elemen, yaitu:

    1. Jelas (a vision is clear)

    Seseorang tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak mereka pahami. Dia harus mengetahui dan

    memahaminya.

    2. Menantang (a vision is challenging)

    Visi harus mampu membangkitkan semangat. Visi harus mampu menarik seseorang dari tempat duduknya

    dan segera beraktifitas.

    3. Gambaran (a vision is a mental picture)

    Visi adalah gambaran yang mudah diingat dan mampu menjadi bagian hidup sehari-hari seseorang.

    4. Masa depan (a vision is the future)

    Visi menggambarkan kondisi masa depan.

    5. Dapat dicapai (a vision can be)

    Visi menjelaskan sesuatu yang belum ada namun mungkin dapat dicapai dalam kondisi nyata yang ada.

    6. Harus dicapai (a vision must be)

    Visi menciptakan urgency, rasa ingin menggapai dan tidak mau melepaskannya.

    Sedangkan untuk menganalisis pernyataan misi kemenpu, kami menggunakan model Duncan (1994). Dia

    menjabarkan lima sifat misi yang ideal sebagai berikut:

    1. Menjelaskan penerima layanan,

    2. Menjelaskan layanan/produk yang diberikan,

    3. Menjelaskan batas geografis operasi,

    4. Menjelaskan konsekuensi dari layanan organisasi,

    5. Berisi konsep yang menjelaskan identitas organisasi.

  • Kami menggunakan kedua model ini dikarenakan konteks sektor publik yang kental di dalam literature kedua

    akademisi tersebut (Malphurs dan Duncan) walaupun model ini bukan tanpa kekurangan.

    Tabel Analisis Karakteristik Pernyataan Visi dan Misi

    Kementerian Pekerjaan Umum

    Karakteristik Ya/Tidak

    Visi Is it clear? Tidak

    Do I understand it? Tidak

    Is it clear to me? Tidak

    Will it be clear to others? Tidak

    Is it challenging? Ya

    Does it challenge me? If so, will it challenge others? Ya

    Whats the emotional response to this vision statement when it is presented? Ya

    Is the dream visual? Tidak

    Does it create mental pictures of the future of the ministry? Tidak

    Do I believe this vision can be realized? Tidak

    Is it feasible? Ya

    Am I convinced that it must be? Ya

    Misi Menjelaskan penerima layanan Ya

    Menjelaskan layanan/produk yang diberikan Ya

    Menjelaskan batas geografis operasi Ya

    Menjelaskan konsekuensi dari layanan organisasi Ya

    Berisi konsep yang menjelaskan identitas organisasi Ya

    Melihat hasil tabel analisis diatas kemenpu hanya mampu memperoleh tingkat kesempurnaan 58.82%

    (10/17). Hal ini disebabkan pertama pernyataan visi yang hanya menjelaskan produk. Disamping itu makna dari

    visi tidak dapat diketahui secara sempurna jika tidak melihat paparan dalam dokumen rencana strategis.

    Ditambah lagi jika melihat adanya batas waktu di dalam pernyataan visi maka akan secara langsung mengakui

    bahwa visi tersebut tidak bertahan lama. Visi juga cenderung tidak optimis dan tidak ada rasa kebanggaan diri

    didalamnya.

    Sedangkan untuk pernyataan misi, kemenpu juga terlihat terlalu fokus pada target. Memang benar

    mandat yang diterima antara lain berupa target, namun alangkah lebih baik jika mandat tersebut dapat diolah

    kembali sebagai suatu pernyataan misi yang komprehensif namun tidak terlalu panjang dan detil seperti

    sekarang.

    Model yang dipakai juga bukan tanpa kelemahan dimana model Duncan (1994) tidak mencakup

    kepentingan sumber daya didalam organisasi yaitu manusia dan teknologi. Sumber daya manusia sangatlah

    penting karena manusia yang kurang kapabilitasnya akan menghasilkan produk yang tidak maksimal. Manusia

    dalam konteks mandat kemenpu meliputi karyawan di organisasi, sektor swasta yang menjalankan kontrak

    pembangunan serta manusia pengguna infrastruktur. Kemenpu telah sangat baik menjelaskan sisi manusia

    dalam misinya walaupun tidak dapat diakomodasi oleh metode diatas.

    Kesimpulan

    Kementerian Pekerjaan Umum telah cukup baik dalam menyusun pernyataan visi dan misi

    organisasinya sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Presiden. Ketidaksesuaian dengan idealisme model

    yang ada pada pernyataan visi sedikit banyak dipengaruhi batasan eksternal seperti peraturan dan perundang-

    undangan. Sedangkan misi yang terlalu panjang kemungkinan disebabkan mandat informal yang harus

  • diwujudkan dalam aktivitas organisasi misalnya persepsi publik atau himbauan Presiden atau hal-hal politik

    lainnya.

    Sifat dari sektor publik yang berupaya menguasai dan melayani segala hal dengan tingkat ekspektasi

    masyarakat yang beragam cenderung menyebabkan ketidakfokusan dalam penyusunan pernyataan visi dan misi.

    Namun patut dimaklumi bahwa tugas Kementerian Pekerjaan Umum sangatlah berat dan luas cakupannya

    sehingga hanya mekanisme birokrasi atau sektor publik yang biasanya dianggap berbelit, panjang dan kompleks

    yang mampu melaksanakannya.

    Referensi

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Nasional Tahun 2005-2025

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional Tahun 2010 - 2014

    Peraturan Presiden no. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

    Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 23/Prt/M/2010 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:

    02/Prt/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08 / Prt / M / 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

    Kementerian Pekerjaan Umum

    Joyce, Paul. 1999. Strategic Management for Public Services. Marston Lindsay Ross International Ltd.

    Schuster, Mike R. 2005. From Assessment to Strategic Vision. Royal Roads Universty.

    Bryson, John M. 2004. Strategic Planning For Public And Nonprofit Organizations: A Guide to Strengthening

    and Sustaining Organizational Achievement. Jossey-bass.

    Stuijvenberg, Pieter van. 2003. The Process of Strategic Planning in Public Sector Organisations. Matt

    MacDonald.

    Steiss, Alan Walter. 2003. Strategic Management for Public and Nonprofit Organizations. Marcel Dekker, Inc.

    http://222.124.202.176/website/index.php/profil-pustra/puskastra. Diakses 9 November 2013.

    http://www.pu.go.id/. Diakses 9 November 2013