analisis data
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
Tembaga (Cu) memperlihatkan warna cokelat kemerahan (merah tembaga) Bismut, Bi Tempat Ditemukan : - Sistem Cristal : Trigonal . Warna : Putih perak dan corak kemerahan. Goresan : putih – perak berkilau. Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 0001 ). Kekerasan : 2 – 2,5. Berat jenis : 9,7 -9,8. Genesis : Terbentuk secara hidrotermal, dapat dijumpai dalam urat-urat bersama bijih kobalt, nikel, timah, dan perak ; dapat juga dalam pegmati Manfaat : Sumber logam bismut ; digunakan dalam sekering listrik, obat dan kosmetik.I.
II.
III. ANALISIS DATA
A. Golongan I
Pada percobaan ini 5 ml sampel larutan ditambahkan dengan 0,5 HCL 6 M, mengaduk
secara sempurna. Kemudian menyentrifius dengan tujuan untuk mendapatkan endapan yang
lebih sempurna. Endapan putih kecolatan dimana endapan ini adalah garam klorida (Oleh karena
kation golongan I adalah Pb2+, Hg2+, dan Ag+ maka endapan yang terbentuk tersebut dimungkinkan
endapan dari kation-kation tersebut) dan filtrat hijau bening dihasilkan setelah sentrifius dilakukan,
kemudian endapan tersebut dipisahkan dengan filtratnya. Lalu mencuci endapan dengan 2 mL
aquades dan 3 tetes HCl 6 M agar kotoran atau zat-zat lain yang menempel pada endapan dapat
hilang dengan larut bersama-sama aquades, lalu kembali menyentrifius dan membuang filtrat
cuciannya.
Selanjutnya menambahkan aquades 4 mL pada endapan, lalu memanaskan dengan
penangas air selama 3 menit sambil mengaduk agar proses kelarutan garam klorida lebih cepat.
Kemudian menyentrifius selagi panas dan menghasilkan filtrat bening tidak berendapan.Larutan
ini kemungkinan mengandung kation golongan I yaitu Pb2+. Untuk membuktikan kelarutan Pb2+
pada filtrat diteteskan K2CrO4 0,5 M, menghasilkan endapan berwarna kuning yang
menunjukkan adanya Pb2+. Karena pada hasil sentrifius larutan panas tidak menghasilkan
endapan maka dipastikan sampel A tidak mengandung kation Hg+. Adapun persamaan
reaksinya :
Pb2+(aq) + 2Cl-
(aq) PbCl2 (s)↓
Pb2+(aq) + CrO4
2-(aq) PbCrO4 (s)↓
Kemudian mencuci endapan dari tahap b dengan 6ml air lalu memanaskan dan menguji
keberadaan pb pada filtrate dengan k2cr04 0,5 m sampai tidak terdapat endapan kuning lagi ,
seteah itu filtrate ditambah 3 ml hno3 tidak terbentuk endapan yang menunjukan tidak adanya
kation ag+
1. Golongan II
Pada percobaan golongan II ini, sampelnya merupakan filtrat hasil pemisahan pada golongan I.
Sampel ini ditetesi dengan H2O2 3% kemudian dididihkan sampai terjadi pengurangan volume menjadi
2ml. Kemudian larutan ditetesi dengan NH4OH sampai larutan bersifat basa), larutan yang diperoleh
berwarna coklat kehitsaman. untuk mengkondisikan larutan pada keadaan netral atau asam encer maka
larutan ditambahkan HCl. Larutan menjadi berwarna biru, dan ada endapan coklat ,kemudian
ditambahkan nh3
Larutan yang diperoleh setelah penyaringan filtrat ditambahkan NH3 6 m berwarna biru,
memungkinkan terdapat ion Cu2+ pada filtrat.
Cu2+ + 2NH3 + H2O Cu(OH)2 + 2NH4+
Biru
B. Golongan III
Perlu diketahui sebelumnya bahwa golongan ini laogam-logamnya tidak diendapkan oleh
reagensia golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya NH4Cl oleh H2S dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia.
Pada percobaan ini, sejumlah sampel C dan D masing-masing 5 mL dipanaskan dalam
gelas kimia hingga tersisa 2 mL yang bertujuan untuk memekatkan sampel guna memudahkan
dalam analisis. Kemudian menambahkan NH4Cl 1 M dan mengocok agar garam-garam yang
terkristalisasi dapat melarut sempurna.Selanjutnya menambahkan NH3 6 M sambil mengaduk
hingga pH basa, lalu menambahkan NH3 6 M dan mengaliri dengan gas H2S. Dimana pada
sampel C larutan tetap bening, sedangkan pada sampel D campuran menjadi keruh dan terdapat
endapan berwarna putih dibagian bawah. Kemudian memanaskan dalam penangas air ± 5 menit.
Untuk sampel C tidak terjadi perubahan dan larutan tetap bening, sedangkan pada sampel D
campuran menjadi berbias kuning dan terdapat endapan berwarna putih keabu-abuan dibagian
bawah.Endapan putih abu-abu pada sampel D ini menunjukkan adanya kation golongan III.
Dalam percobaan ini dilakukan penambahan NH3, NH4Cl dan dialiri gas H2S bertujuan
untuk mengendapkan kation golongan III.Perlu diketahui bahwa kation golongan III membentuk
sulfida yang lebih larut daripada kation golongan II. Oleh karena itu, untuk mengendapkan
kation golongan III sebagai garam sulfida, maka konsentrasi ion H+ dikurangi sekitar 10-9 M atau
pH 9 dengan menambahkan NH3 6 M kedalam sampel agar larutan bersuasana basa dengan pH
tersebut. Kemudian pengendapan golongan III akan terjadi jika dilakukan penambahan NH4OH,
selanjutnya larutan dijenuhkan dengan gas H2S. Adapun persamaan reaksinya :
H2S(g) 2H+(aq) + S2-
(aq)
Dalam kondisi ini kesetimbangan akan bergeser kekanan. Dengan demikian konsentrasi S2-
akan meningkat dan cukup untuk mengendapkan kation golongan III. Penambahan NH4Cl
menyebabkan mengendapnya kation golongan Al3+, Fe3+dan Cr3+ sebagai hidroksida, yakni
sebagai Fe(OH)3 merah, Al(OH)3 putih dan Cr(OH)3 putih. Tidak terbentuk endapan (sampel C)
itu menunjukkan bahwa pada sampel tidak mengandung kation-kation tersebut. Ion S2- dapat
bereaksi dengan Zn2+, Ni2+ dan Co2+ membentuk endapan sulfide CoS (hitam), NiS (hitam) dan
ZnS (putih). Namun pada percobaan ini tidak dihasilkan endapan hitam CoS dan NiS, yang
menunjukkan sampel tidak mengandung ion Co2+ dan Ni2+. Pada percobaan ini terbentuk
endapan putih setelah penambahan NH3, NH4Cl dan dialiri gas H2S. Adapun persamaan
reaksinya :
Zn2+(aq) + S2-
(aq) ZnS(s)↓
Jadi dari percobaan dengan 2 sampel, C dan D didapatkan bahwa pada sampel C tidak
terdapat kation-kation golongan III.Hal ini ditunjukkan dari hasil percobaan yang menunjukkan
tidak terbentuknya endapan, sedangkan pada sampel D terbentuk endapan berwarna putih keabu-
abuan yang menunjukkan adanya kation golongan III (Zn2+).
Uji Keberadaan Besi
Dari hasil pengamatan pada sampel C dan D tidak terbentuk endapan berwarna merah bata
yang menunjukkan adanya besi.Pada saat pengujian kation-kation golongan III, pada sampel D
saat dilakukan pengujian besi tidak terbentuk perubahan (larutan tetap berwarna kuning bening,
tidak terbentuk endapan).Sedangkan pada sampel C saat dilakukan pengujian besi terdapat
sedikit endapan berwarna hitam.Endapan hitam tersebut tidak menunjukkan adanya kation Fe2+
melainkan Co2+, hal ini dikarenakan kobalt yang memisah terlebih dahulu dibandingkan dengan
besi. Adapun persamaan reaksinya :
Co2+(aq) + S2-
(aq) CoS(s)↓
Seharusnya untuk pengujian keberadaan besi terlebih dahulu dilakukan pengujian kobalt
agar endapan yang terbentuk berwarna merah karat besi. Adapun persamaan reaksinya :
Fe(SCN)3 + 3SCN- [Fe(SCN)6]3-
Fe3++ 6SCN- [Fe(SCN)6]3-
Warna merah karat besi yang terbentuk disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks
[Fe(SCN)6]3-. Adapun antara kobalt dan besi, yang terlebih dahulu dapat dipisahkan adalah
kobalt.Oleh karena itu, endapan yang dihasilkan pada sampel C berwarna hitam bukan berwarna
merah karat besi.
C. Golongan IV
Kation-kation golongan IV tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ataupun
amonium sulfida, tetapi dengan amonium karbonat membentuk endapan putih.Uji ini harus
dijalankan dalam larutan netral atau basa.Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan
reagensia golongan IV seperti BaCO3, SrCO3 dan CaCO3.
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah sampel D dan E. Sampel dipanaskan
untuk pemekatan.Jika terdapat endapan pada sampel yang telah dipanaskan maka harus
dilakukan sentrifius dan membuang endapannya, namun karena pada percobaan tidak terdapat
endapan maka larutan tidak disentrifius.
Berdasarkan percobaan dapat diketahui bahwa setelah penambahan HCldan pemanasan
tampak adanya asap yang merupakan gas hidrogen. Gas hidrogen ini menandakan bahwa HCl
telah melarutkan unsur-unsur golongan alkali tanah yang mungkin ada. Sedangkan pemanasan
bertujuan untuk mengendapkan kation golongan IV dengan mengurangi kadar
pelarut.Pemanasan dilakukan hingga tidak tampak adanya asap (gas hidrogen). Hal ini karena
jika masih tampak adanya asap berarti masih terdapat endapan kation golongan IV yang belum
mengendap. Dan setelah pemanasan dihasilkan kristal garam yang mengandung kation golongan
IV.
Kemudian, membiarkan larutan dingin dan menambahkan aquades dan HCl 6 M.
Penambahan aquades ini untuk mengencerkan HCl 6 M (pekat) sehingga dapat melarutkan
kation golongan IV.Selanjutnya, memanaskan pelan-pelan dengan tujuan agar garam-garam
golongan IV yang tersisa dapat melarut.Kemudian, menyentrifius dan membuang endapannya,
karena filtratlah yang mungkin mengandung kation golongan IV.
Selanjutnya larutan dari tahap di atas ditambahkan Na2CO3 1 M dan NaOH 6 M. Lalu
mengaduk dan membiarkannya beberapa saat menghasilkan campuran dengan endapan abu-
abu.Pada percobaan pertama, kedua sampel tidak menghasilkan endapan.Namun pada percobaan
berikutnya sampel D menghasilkan endapan putih.Endapan yang terbentuk tersebut mungkin
berupa karbonat atau hidroksida dari barium, kalsium dan magnesium. Adapun reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Ba 2+(aq) + CO32-(aq) BaCO3(s)↓
Ca2+(aq) + CO32-(aq) CaCO3(s)↓
Mg2+(aq) + CO32-(aq) MgCO3(s)↓
Endapan putih
Tabel Harga Hasil Kali Kelarutan Garam Alkali Tanah
Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kation MCO3 MCrO4 MSO4 MC2O4 M(OH)2
Mg2+ 3 x 10-5 Besar Besar 9 x 10-5 1 x 10-11
Ca2+ 5 x 10-9 7,1 x 10-4 6 x 10-5 2 x 10-9 3,7 x 10-11
Ba2+ 7 x 10-9 1,2 x 10-10 1 x 10-10 2 x 10-7 4x 10-2
Jika kita lihat berdasarkan tabel di atas, dalam larutan karbonat, barium dan kalsium
mempunyai hasil kali kelarutan (Ksp) yang relatif kecil, yaitu untuk barium adalah 7 x 10 -9
mol/L dan kalsium adalah 5 x 10-9 mol/L. Harga Ksp yang relatif sangat kecil ini menyebabkan
barium dan kalsium tidak larut dalam larutan karbonat. Sedangkan untuk magnesium mempunyai
harga Ksp yang lebih besar daripada barium dan kalsium, tetapi harga Ksp tersebut masih relatif
kecil yaitu 3 x 10-5 mol/L, sehingga magnesium akan sedikit sukar larut juga dalam larutan.Hal
ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa semua garam karbonat sukar larut.
Dengan penambahan NaOH 6 M tersebut berfungsi agar larutan bersuasana basa.Hal itu
karena uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa.Selain itu, penambahan NaOH juga
berfungsi untuk mengendapkan ion magnesium dan kalsium. Pengendapan ini terjadi
dikarenakan magnesium dan kalsium mempunyai harga Ksp yang relatif kecil di dalam larutan
basa, adapun harga Ksp untuk magnesium adalah 1 x 10-11 mol/L dan untuk kalsium sebesar 3,7
x 10-6 mol/L. Sedangkan barium mempunyai harga Ksp yang relatif besar, yaitu 5 x 10 -2 mol/L,
sehingga barium mudah larut dalam larutan basa. Walaupun sebenarnya barium mudah larut
dalam larutan basa, tetapi dengan penambahan natrium karbonatlah yang menyebabkan barium
dapat mengendap. Reaksi yang terjadi antara NaOH dengan ion kalsium dan magnesium, yaitu
sebagai berikut:
Ca2+(aq) + 2OH-(aq) Ca(OH)2(s)↓ (endapan)
Mg2+(aq) + 2OH-(aq) Mg(OH)2(s)↓ (endapan)
Jadi, tujuan penambahan Na2CO3 dan NaOH tersebut adalah untuk mengendapkan kation
golongan IV agar dapat dipisahkan dari larutannya sehingga endapan tersebut dapat digunakan
untuk uji lebih lanjut.Kemudian, menyentrifius dan membuang filtratnya.Lalu mencuci endapan
yang diperoleh dengan aquades, beberapa tetes Na2CO3 1 M dan NaOH 6 M.Pencucian tersebut
dilakukan agar endapan benar-benar bersih dan hanya mengandung kation golongan IV saja.
Selanjutnya, endapan dari tahap di atas ditambahkan HCl 6 M dan mengaduk agar padatan
melarut.Penggunaan HCl ini disebabkan karena kation-kation golongan IV sangat mudah larut
dalam larutan asam.Kemudian, menambahkan Na2SO4 1 M dan berdasarkan percobaan
menunjukkan terbentuknya endapan putih pastel yang lembut.Endapan putih tersebut
menunjukkan adanya ion Ba2+.Ketika penambahan Na2SO4 ini, ion kalsium dan ion magnesium
tidak bereaksi dengan Na2SO4 sehingga kalsium dan magnesium tidak mengendap. Hal ini
dikarenakan hasil kali kelarutan kalsium dan magnesium dalam larutan ion SO42- cukup besar,
dimana harga Ksp untuk magnesium sangat besar dan untuk kalsium 6 x 10 -5 mol/L.Sedangkan,
untuk barium mempunyai harga Ksp yang lebih kecil dibandingkan magnesium dan kalsium,
yaitu 1 x 10-10 mol/L sehingga barium dapat mengendap. Adapun persamaan reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
Ba2+(aq) + SO42-(aq) BaSO4(s)↓
endapan putih
Ca2+(aq) + SO42-(aq) CaSO4(aq)
Mg2+(aq) + SO42-(aq) MgSO4(aq)
Jadi, tujuan penambahan Na2SO4 1 M adalah untuk memisahkan barium dari larutannya
dengan mengendapkan barium tersebut. Setelah kurang lebih 30 detik menyentrifus larutan dan
memisahkan endapan dengan filtratnya. Mencuci endapannya dengan aquades, menyentrifius
dan membuang filtrat cuciannya.Pencucian ini dimaksudkan agar endapan benar-benar bersih
dan hanya mengandung barium.
Kemudian dilakukan penambahan K2CrO4 0,5 M dan NaOH 6 M menghasilkan larutan
berwarna kuning dan warna endapan berubah dari putih menjadi kuning. Berubahnya warna
endapan menjadi kuning menunjukkan bahwa BaSO4 berubah menjadi BaCrO4. Adapun
persamaan rekasinya adalah sebagai berikut:
Ba2+(aq) + CrO42-(aq) BaCrO4(s)↓
Endapan kuning
Selanjutnya, menyentrifius dan membuang filtratnya.Lalu endapan dicuci hingga filtrat
cucian tidak berwarna kuning.Kemudian endapan ditambahkan HCl 1 M dan
mengaduknya.Penambahan HCl ini berfungsi untuk melarutkan endapan BaCrO4, karena
endapan BaCrO4 dapat larut dengan mudah dalam asam klorida.
Kemudian, menyentrifius endapan BaCrO4 yang telah melarut dan memisahkan
filtratnya.Filtrat inilah yang selanjutnya ditambahkan H2SO4 3 M dan menghasilkan larutan
berwarna jingga.Terbentuknya larutan berwarna jingga menunjukkan bahwa larutan tersebut
mengandung barium.Jika dilakukan penambahan asam (dalam percobaan ini digunakan H2SO4 3
M) kepada larutan ion kromat (BaCrO4) menyebabkan warna kuning larutan berubah menjadi
jingga-kemerahan, yang disebabkan terbentuknya ion dikromat. Adapun persamaan reaksi pada
penambahan H2SO4 3 M pada larutan kromat, yaitu sebagai berikut:
2CrO42-(aq) + 2H+(aq) Cr2O7
2-(aq) + H2O(l)
Berwarna jingga
Sehingga dapat dikatakan bahwa analisis kation golongan IV ini, khususnya uji keberadaan
ion Ba2+ menunjukkan hasil yang positif dimana sampel D larutan yang diuji mengandung ion
Ba2+.