anak

12
Anak-anak Masalah Dan Pemecahannya Dalam Pemberian Makanan Bayi Dan Anak Pada umumnya ibu merasakan kesulitan dalam menyusui bayinya dalam keadaan darurat. Hal ini disebabkan karena keadaan fisik, mental dan sosial yang terganggu atau hilangnya rasa percaya diri untuk mampu menyusui. Masalah-masalah yang mengganggu pemberian ASI sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan memahami bahwa ASI selalu tersedia secara alami, ibu mampu menyusui dan ibu perlu menunjukkan rasa kasih sayang terhadap bayinya. Sebagian besar ibu dapat menyusui dengan baik, dengan dukungan semaksimal mungkin dari keluarga maupun petugas kesehatan. Pemberian makanan lain pengganti ASI, termasuk susu formula dapat merugikan karena: Mengandung zat gizi yang tidak seimbang, Sulit dicerna oleh bayi, Penyiapan yang salah, Peralatan tidak steril, Mudah terkena infeksi terutama diare, Harganya mahal, Dapat terjadi alergi. A. Masalah Pemberian ASI 1. Ibu menyusui Kebutuhan zat gizi dan cairan kurang, Kondisi kesehatan yang tidak mendukung, Kesulitan fisik, misalnya puting terbenam/datar, puting lecet, payudara bengkak, mastitis (Infeksi payudara), Kurang pengetahuan dan adanya mitos,

Upload: yabniel-lit-jingga

Post on 16-Jan-2017

185 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anak

Anak-anak Masalah Dan Pemecahannya Dalam Pemberian Makanan Bayi Dan Anak Pada umumnya ibu merasakan kesulitan dalam menyusui bayinya dalam keadaan darurat. Hal ini disebabkan karena keadaan fisik, mental dan sosial yang terganggu atau hilangnya rasa percaya diri untuk mampu menyusui.

Masalah-masalah yang mengganggu pemberian ASI sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan memahami bahwa ASI selalu tersedia secara alami, ibu mampu menyusui dan ibu perlu menunjukkan rasa kasih sayang terhadap bayinya. Sebagian besar ibu dapat menyusui dengan baik, dengan dukungan semaksimal mungkin dari keluarga maupun petugas kesehatan.

Pemberian makanan lain pengganti ASI, termasuk susu formula dapat merugikan karena:

Mengandung zat gizi yang tidak seimbang, Sulit dicerna oleh bayi, Penyiapan yang salah, Peralatan tidak steril, Mudah terkena infeksi terutama diare, Harganya mahal, Dapat terjadi alergi.

A. Masalah Pemberian ASI

1. Ibu menyusui

Kebutuhan zat gizi dan cairan kurang, Kondisi kesehatan yang tidak mendukung, Kesulitan fisik, misalnya puting terbenam/datar, puting lecet, payudara bengkak, mastitis

(Infeksi payudara), Kurang pengetahuan dan adanya mitos, Merasa ASI-nya kurang, sehingga tidak percaya diri, Mempunyai waktu yang terbatas, antara lain karena harus mengantri air, dan makanan di

lokasi pengungsian, Kondisi tempat penampungan yang tidak mendukung untuk menyusui sehingga ibu

merasa tidak nyaman, Tidak mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan, Distribusi makanan untuk ibu menyusui tidak tepat waktu, Banyak bantuan susu formula sehingga ibu merasa tidak perlu memberi ASI.

Page 2: Anak

2. Bayi Masalah gizi pada bayi terjadi karena:

Asupan zat gizi kurang karena tidak diberi ASI, Tidak dapat menghisap dengan baik karena bayi bibir sumbing, lidah pendek, Berat Bayi

Lahir Rendah (BBLR), Asupan zat gizi kurang karena tidak diberi MP-ASI tepat waktu, tidak tepat jumlah dan

kualitas yang rendah, Pemberian MP-ASI lokal yang tidak sesuai dengan umur bayi.

3. Petugas

Pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI, MP-ASI pada bayi , Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemberian ASI yang pertama kali keluar

(kolostrum) walaupun jumlahnya sedikit. Pengetahuan yang kurang tentang komposisi ASI, Belum dilatih tentang konseling menyusui dan tentang cara pemberian makanan pada

bayi, Sarana pelayanan kesehatan tidak mendukung terlaksananya pelayanan rawat gabung (10

langkah menuju keberhasilan menyusui), Tidak berpengalaman dalam menentukan jenis dan menyiapkan susu formula yang baik

dan higienis untuk bayi.

4. Sumbangan Produk Makanan Bayi

Pemberian susu formula dan botol susu yang datang dari berbagai sumber bahkan akan menambah resiko kesakitan pada bayi dan anak usia di bawah dua tahun,

Susu formula sering tidak disertai label yang jelas, bahasa label tidak dipahami oleh petugas dan mendekati/melewati tanggal kadaluarsa,

Pemberitaan media massa dapat memberi peluang para penyumbang bantuan susu formula,

Jika air bersih dan bahan bakar sulit diperoleh, maka sebaiknya pemberian MP-ASI dalam bentuk biskuit dan sediaan air kemasan.

Susu formula tidak dianjurkan diberikan kepada bayi karena:

susu formula mudah terkontaminasi, pemberian susu formula yang terlalu encer akan membuat bayi kurang gizi, pemberian susu formula yang terlalu kental akan membuat bayi kegemukan.

5. Pemberian Makanan Buatan (MP-ASI):

Page 3: Anak

Tidak adanya air bersih, Sanitasi buruk, Alat masak tidak memadai, Kurangnya bahan bakar, Kegiatan penyelamatan menyita waktu dan tenaga, Bantuan pangan yang tidak berkesinambungan, Ketersediaan bahan pangan lokal yang terbatas, Kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan untuk bayi dan anak  usia di

bawah dua tahun.

6. Mitos yang berhubungan dengan menyusui

Mitos 1 : Ibu stres tidak dapat memproduksi ASI Fakta : Stres ibu membuat aliran ASI berkurang namun bersifat sementara, ASI akan kembali diproduksi bila ibu ada keinginan untuk menyusui bayinya lagi.

Mitos 2 : Ibu kurang gizi tidak mampu menyusui Fakta : Hanya ibu yang mengalami kurang gizi tingkat berat (sangat kurus) yang tidak mampu menyusui. Oleh karena itu upayakan agar ibu tetap sehat dan dapat menyusui bayinya. Ibu menyusui perlu diberi makanan dan minuman tambahan dari biasanya.

Mitos 3 : Bayi diare perlu cairan tambahan Fakta : Bayi kurang dari 6 bulan yang menyusu hanya ASI saja (eksklusif) yang menderita diare tidak perlu diberi cairan lain karena ASI mengandung air 90%. Bila diare berat perlu dirujuk ke puskesmas.

Mitos 4 : Bila ibu berhenti menyusui maka sulit untuk menyusui kembali (relaktasi) Fakta : Ibu dapat menyusui kembali bayinya apabila ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk menyusui.

Mitos 5 : Ibu kurang percaya diri akan kemampuannya untuk menyusui Fakta : Pada hari pertama setelah melahirkan biasanya ASI yang keluar adalah kolostrum, sebanyak 1 sendok makan. Jumlah yang sedikit itu sudah mencukupi kebutuhan bayi baru lahir. Biasanya ASI mulai lancar pada hari ketiga setelah persalinan. Bila ibu jarang menyusui, maka ASI yang diproduksi hanya sedikit, sebaliknya lebih sering menyusui lebih banyak ASI yang dikeluarkan. Oleh karena itu, ibu perlu dukungan dan dibekali teknik menyusui yang benar.

B. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah pemberian makanan bayi dan anak usia di bawah dua tahun yang dihadapi di lapangan, petugas perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

Memahami perasaan ibu terhadap kondisi yang sedang dialami, Memberikan prioritas kepada ibu menyusui untuk mendapatkan distribusi makanan tepat

waktu,

Page 4: Anak

Anjurkan ibu agar tenang dan bangkitkan motivasi ibu untuk menyusui bayinya, Anjurkan ibu agar makan makanan bergizi seimbang yang cukup jumlahnya, Memastikan ibu mendapat tambahan makanan dan cairan yang mencukupi, Beri pelayanan dan perawatan kesehatan yang memadai, Memberikan perhatian khusus dan dukungan terus-menerus pada ibu untuk mengatasi

mitos atau kepercayaan yang salah tentang menyusui, Memberikan penyuluhan pada tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga yang dapat

mendukung ibu untuk menyusui, Menyediakan tempat-tempat untuk menyusui yang memadai atau pojok laktasi, Mengkontrol penggunaan dan penyiapan sumbangan susu formula oleh tenaga kesehatan, Jika ibu bayi tidak ada (meninggal), ibu sakit berat, atau ibu dapat menyusui lagi, maka

kepada bayi diberikan alternatif lain yaitu:

1. Mencari kemungkinan donasi ASI dari ibu yang sedang menyusui, 2. Khusus untuk bayi 0-6 bulan dapat diberikan susu formula, dengan menggunakan

cangkir dan tidak boleh menggunakan botol atau dot. Susu formula diberikan sesuai dengan petunjuk penggunaan,

3. Susu formula harus dipersiapkan dengan menggunakan air bersih. Apabila tidak tersedia air bersih dapat digunakan air kemasan.

4. Tidak dianjurkan diberikan makanan bentuk lain, 5. Susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi (<1 tahun).

Page 5: Anak

Panduan Pemberian Makanan pada BayiAir Susu Ibu (ASI)

ASI adalah awal yang terbaik untuk bayi. ASI eksklusif juga berperan dalam perkembangan kognitif.

Pemberian ASI juga sangat bermanfaat bagi kaum ibu, karena telah terbukti bahwa hal ini dapat mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara, selain itu juga mengurangi resiko timbulnya diabetes tipe 2 pada para perempuan yang memiliki sejarah diabetes gestasional.

Di Australia telah direkomendasikan bahwa bayi sebaiknya hanya diberikan ASI hingga berusia sekitar 6 bulan saat diperkenalkan pada makanan padat. Disarankan pula agar pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 12 bulan ke atas, selama diinginkan oleh ibu dan buah hatinya.

Jikalau para ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI, biasanya hal ini dapat diatasi dengan bantuan dan dukungan dari para profesional di bidang kesehatan, keluarga dan sejumlah organisasi masyarakat. Para ibu juga dapat melanjutkan pemberian ASI saat mereka pulang dari tempat kerja.

Karena ASI eksklusif sangat ideal, maka berapapun jumlah ASI yang ada akan sangat bermanfaat bagi bayi dan sang ibu. Jika para ibu memeras dan menyimpan ASI, sangat penting untuk mengikuti prosedur yang tepat agar ASI tetap aman dan higenis.

Saran-saran

Dukungan, bantuan dan anjuran tentang pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia sekitar 6 bulan

Melanjutkan pemberian ASI sekaligus memperkenalkan makanan padat yang tepat hingga usia 12 bulan ke atas, selama diinginkan oleh ibu dan buah hatinya.

Page 6: Anak

Karena pemberian ASI disarankan pada bayi di bawah 6 bulan hingga 12 bulan ke atas, maka variasi pemberian ASI jenis apapun sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu.

Saat bayi tidak menerima asupan ASIJika bayi tidak menerima asupan ASI atau menerima ASI parsial, susu formula bayi komersial sebaiknya diberikan sebagai pengganti ASI hingga usia 12 bulan. Sangat penting untuk menyiapkan dan menyimpan susu botol dengan tepat.

Saran-saran

Gunakan susu formula yang berasal dari susu sapi hingga usia 12 bulan (catatan: semua susu formula bayi di Australia telah dilengkapi dengan zat besi). Gunakan susu formula khusus hanya bagi bayi yang tidak dapat menerima produk berbasis susu sapi atau karena alasan medis khusus, budaya dan agama (catatan: baik susu kedelai maupun susu formula dari susu kambing dapat digunakan sebagai alternatif bagi bayi yang alergi terhadap susu formula dari susu sapi dan tidak disarankan).

Berikan pengetahuan pada orang tua tentang pentingnya menyiapkan susu formula bayi dengan tepat dan mengikuti petunjuk secara seksama, termasuk menggunakan sendok takaran yang tepat dan tidak melebihi atau mengurangi takaran.

Bayi tidak menghadapi resiko bakteri C.Sakazakii jika susu formula dibuat pada suhu suam-suam kuku (suhu tubuh), air yang telah direbus sebelumnya dan diberikan dalam waktu satu jam. Namun bayi beresiko terhadap bakteri jika kondisi memungkinkan bakteri untuk berkembang hingga tahap yang berbahaya. Masalahnya terdapat pada cara penyimpanan susu formula yang tidak tepat (bukan pada saat pembuatan).

Sebaiknya susu sapi tidak diberikan sebagai minuman utama untuk bayi di bawah usia 12 bulan, sejumlah kecil makanan padat dapat diberikan sebagai tahap perkenalan.

Sama dengan pemberian ASI, pemberian susu botol sesuai kebutuhan juga penting untuk diketahui. Para orang tua wajib mewaspadai bahwa informasi yang tercantum pada kemasan susu formula menyarankan jumlah tertentu sesuai usia, dan hanya merupakan panduan yang belum tentu cocok untuk semua bayi.

Cairan lain untuk bayiUntuk bayi di atas usia 6 bulan atau yang tidak menerima ASI eksklusif, dianjurkan memberi air tetes (sesuai dengan Panduan Ransum Australia) namun air harus sudah direbus dan didinginkan untuk bayi hingga usia 12 bulan. Jus buah dapat mengganggu asupan nutrien makanan padat dan cairan, serta meingkatkan resiko kerusakan gigi. Teh, teh herbal, kopi dan minuman lainnya tidak memiliki manfaat apapun dan memiliki kemungkinan membahayakan bagi bayi.

Saran-saran

Bayi dengan ASI eksklusif tidak membutuhkan cairan tambahan hingga usia 6 bulan. Rebus dan dinginkan tiap air tetes yang diberikan pada bayi. Air tawar dalam botol (bukan air

mineral, air bening atau air soda) dapat digunakan jika tetap bersegel untuk membuat susu formula, namun tidak terlalu penting.

Page 7: Anak

Cangkir dapat diperkenalkan pada usia sekitar 6 bulan, untuk melatih kemampuan bayi minum menggunakan cangkir.

Jus buah tidak penting atau tidak disarankan bagi bayi. Konsumsi jus buah dapat mengganggu asupan ASI atau susu formula bayi.

Jangan tawarkan teh, teh herbal, kopi, minuman bersoda, minuman anggur atau minuman lainnya.

Susu murni dari spesies non manusia apapun, misalnya susu sapi, susu kambing dan susu domba tidak cocok untuk bayi, dan sebaiknya tidak diberikan sebagai minuman utama sebelum usia 12 bulan.

Transisi menuju makanan padatSekitar usia 6 bulan, bayi telah siap untuk makanan, tekstur dan cara pemberian makanan baru, baik secara psikologis maupun perkembangan, dan mereka membutuhkan nutrien lebih daripada yang dapat diberikan ASI atau susu formula saja. Pada usia 12 bulan dianjurkan untuk memberikan variasi makanan bernutrisi dari Lima Kelompok Makanan, seperti yang disebutkan dalam Panduan Makanan Sehat Australia.

Saran-saran

Perkenalkan bayi pada makanan padat pada usia sekitar 6 bulan, untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan nutrisi dan perkembangan bayi.

Untuk mencegah kekurangan zat besi, makanan bernutrisi mengandung besi dianjurkan untuk diberikan pada makanan pertama. Makanan mengandung besi termasuk sereal yang diperkaya zat besi, bubur daging dan daging unggas. Tahu tawar matang dan kacang-kacangan/ biji-bijian juga merupakan sumber zat besi. Dibutuhkan perhatian lebih khususnya pada ransum sayuran untuk memastikan ketersediaan zat besi yang tepat. Hal ini penting karena berhubungan dengan perkembangan neuro-kognitif pada bayi.

Makanan dapat dikenalkan pada susunan makanan bernutrisi mengandung zat besi mana saja yang tercantum dan teksturnya sesuai untuk tahap perkembangan bayi.Produk susu sapi termasuk yogurt tinggi lemak, keju dan puding susu manis dapat diberikan, namun jangan berikan susu sapi sebagai minuman utama sebelum usia 12 bulan.

Pastikan makanan padat memiliki tektur yang tepat. Tekstur makanan yang diperkenalkan sebaiknya sesuai dengan tahap perkembangan bayi, bertahap dari bubur, tekstur kental hingga normal selama periode 6-12 bulan.

Hindari kacang-kacangan utuh atau makanan keras lainnya untuk mengurangi resiko tersedak. Jangan tambahkan gula atau madu pada makanan bayi karena akan meningkatkan resiko karies

gigi. Hindari jus dan minuman dengan gula sebagai pemanis. Batasi asupan semua makanan dengan

gula tambahan. Jangan tambahkan garam pada makanan untuk bayi. Hal ini penting karena ginjal bayi belum

mampu untuk mengeluarkan sisa dari garam. Konsumsi makanan deskresioner tanpa nutrien dengan lemak tersaturasi tingkat tinggi, gula dan

atau garam tambahan (misalnya kue, biskuit dan kripik kentang) harus dihindari.

Page 8: Anak

Sesudah 12 bulanMakanan padat sebaiknya mengandung asupan energi tambahan yang dibutuhkan untuk usia di atas 12 bulan. Menawarkan sebuah variasi makanan bernutrisi dapat membantu memenuhi kebutuhan terhadap nutrien dan menghasilkan kebiasaan makan yang menyehatkan.

Saran-saran

Susu full cream pasteurisasi dapat ditambahkan pada asupan anak-anak sebagai minuman untuk usia sekitar 12 bulan dan dapat dilanjutkan pada tahun kedua dan sesudahnya. Susu jenis ini merupakan sumber terbaik bagi protein, kalsium dan nutrien lain. Jangan berikan susu sapi atau kambing yang tidak dipasteurisasi.

Susu rendah lemak (susu skim dan susu dengan 2-2,5% lemak) tidak dianjurkan untuk bayi

hingga dua tahun pertamanya. Kedelai (kecuali produk yang dilengkapi kedelai dan susu formula kedelai untuk indikasi spesifik),

dan susu alternatif yang tidak memiliki nutrisi lengkap atau susu pengganti (misalnya susu kambing, susu domba, susu kelapa, susu almon) tidak tepat diberikan sebagai pilihan selain ASI, susu formula atau susu sapi murni pasteurisasi pada bayi hingga dua tahun pertamanya.

Beras dan susu oat dapat diberikan pada usia sesudah 12 bulan, selama mengandung lemak cukup tinggi, varietas gizi tambahan (sekurang-kurangnya 100 mg kalsium per 100 ml) dan sejumlah bentuk alternatif dari protein dan vitamin B12. Produk semacam ini cocok diberikan pada bayi di bawah pengawasan profesional.

Susu masa perkembangan dan suplemen makanan dan atau makanan khusus tidak dibutuhkan oleh anak-anak yang sehat.

Bayi usia 12 bulan dan sesudahnya sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan Panduan Ransum Makanan AustraliaSusu dan minuman lainnya sebaiknya ditawarkan dalam cangkir daripada botol.

Pengawasan terhadap pemberian makanan pada bayiSemua makanan untuk bayi sebaiknya bernutrisi dan diberikan dengan cara yang aman. Makanan untuk bayi sebaiknya bebas dari patogen dan memiliki kuantitas, ukuran dan tekstur yang sesuai. Bayi sebaiknya diawasi saat pemberian makanan. Menyangga botol di mulut bayi dan meninggalkan bayi untuk minum dari botol tanpa pengawasan sebaiknya dihindari, karena bayi mungkin akan jatuh tertidur dengan puting botol dalam mulut mereka, yang menimbulkan resiko tersedak, infeksi telinga dan karies gigi.

Saran-saran

Simpan makanan dengan seksama dan siapkanlah secara higenis Untuk mencegah botulisme (keracunan), jangan berikan madu pada bayi berusia di bawah 12

tahun.

Page 9: Anak

Untuk mencegah keracunan bakteri, masak semua telur seluruhnya (misalnya sampai bagian putih dan kuning telur matang) dan jangan gunakan produk yang tidak dimasak dan mengandung telur mentah misalnya es krim atau mayonaise rumahan.

Makanan keras, kecil, bulat dan/ atau makanan yang lengket tidak direkomendasikan karena menyebabkan tersedak dan menimbulkan sendawa.

Pastikan bayi dan batita dalam pengawasan saat makan atau minum susu. Hindari pemberian susu pada bayi menggunakan botol berpenyangga

Nutrisi dalam tahun kedua kehidupanMakan dengan sehat sangat penting untuk tahun kedua kehidupan dan membangun dasar yang tepat secara nutrisi pada masa kanak-kanak. Makanan sebaiknya mengandung energi dan nutrien yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang, memiliki cita rasa, menimbulkan rasa senang dan penerimaan terhadap makanan keluarga yang berbeda, serta disertai dengan menanamkan sikap dan tindakan yang dapat membentuk dasar bagi pola makan yang baik bagi kesehatan sepanjang hayat.