ushul fiqh ppt

Post on 16-Apr-2017

709 Views

Category:

Education

14 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kelompok 4 Fadil Endang Atiqoh Sarah meidiyani

DASAR HUKUM YANG TIDAK DISEPAKATI

DALAM USHUL FIQH

Sumber-sumber hukum islam

Yang disepakati : AL-QUR’AN HADITS IJMA’ QIYAS

Yang tidak disepakati : ISTIHSAN MASLAHAH MURSALAH ISTISHAB ‘URF MADZHAB SHAHABI SYAR’U MAN QABLANA SADDU DZARI’AH

AL-QUR’AN

Adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril dan diturunkan secara mutawatir.

Kedudukan Al-qur’an sebagai sumber hukum Sebagai sumber hukum islam, al-qur’an

memiliki kedudukan paling tinggi. Ia merupakan sumber utama sehingga semua persoalan harus merujuk dan berpedoman pada al-qur’an.

Hukum-hukum dalam al-qur’an Hukum I’tiqadiyah , yaitu hukum-hukum yang

berkaitan dengan kewajiban para mukalaf untuk briman kepada Allah, malaikat-malaiatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari pembalasan.

Hukum tentang akhlak atau budi pekerti, yaitu aturan tentang tingkah laku yang berhubungan dengan kewajiban mukallaf untuk menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji serta menjauhkan dirnya dari sifat yang tercela.

Hukum amaliyah, yaitu hokum yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan manusia, perjanjian, dan muamalah (kerjasama) antar manusia.

HADITS

Adalah sesuatu yang disandaran kepada nabi Muhammad baik berupa ucapan, perbuatan ataupun ketetapan.

Kehujjahan hadits

Para ulama telah sepakat bahwa hadits dapat dijadikan sebagai

hujjah (alasan) dalam menentukan hukum. Namun demikian, ada

yang sifatnya mutaba’ah (diikuti) yaitu dalam urusan taat dan

taqarrub kepada allah misalnya dalam urusan aqidah dan ibadah.

Tetapi ada juga yang ghairu mutaba’ah (tidak diikuti) yaitu dalam

hal budaya dan hal-hal yang di khususkan untuk Nabi saja.

Hubungan hadits dengan al-qur’an

Hadits adalah sumber hokum kedua setalah al-qur’an, hubungan ini disebut hubungan structural. Sementara dari aspek lain, hadits sebagai penjelas bagi al-qur’an disebut hubungan fungsional.

Fungsi hadits terhadap al-qur’an

Fungsi hadits terhadap al-qur’an dari segi kandungan hokum mempunyai 3 fungsi sebagai berikut : Sebagai taukid (penguat) hokum yang telah ada dalam al-qur’an. Sebagai bayan (penjelas) Sebagai takhsis (pengkhusus) dan taqyid (pengikat) terhadap ayat-

ayat yang masih umum.

IJMA’

Adalah kesepakatan para mujtahid diantara umat islam pada suatu masa setelah Rasulullah wafat, terhadap hukum syara’ tentang suatu masalah.

Macam-macam ijma’

Ijma’ sharih ► semua mujtahid menyatakan sepakat atas hokum yang mereka putuskan baik.

Ijma’ sukuti ► ada sebagian mujtahid yang tidak sepakat dengan hokum yang di putuskan oleh sebagian yang lain.

Kedudukan ijma’ sebagai sumber hukum Mayoritas ulama menetapkan bahwa ijma’ dapat

dijadikan hujjah dan sumber hukum islam dalam menetapkan suatu hokum dengan nilai kehujjahan yang bersifat dzanni.

QIYAS

adalah menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nashnya kepada kejadian lain yang sudah ada nashnya karena adanya kesamaan antara dua kejadian itu dalam illat hukumnya.

Rukun-rukun Qiyas

Al-ashl, ialah sesuatu yang sudah ada hukumnya

Al-far’u, ialah sesuatu yang belum ada hukumnya

Hukmul ashl, ialah hokum syara’ yang terdapat pada al-ashl yang kemudian dipakai sebagai hokum bagi al-far’u

Illat, keadaan tertentu yang dipakai dasar bagi hukmul ashl

ISTIHSAN

ialah meninggalkan hukum yang telah ditetapkan kepada hukum yang lainnya, pada suatu peristiwa atau kejadian yang ditetapkan berdasar dalil syara’.

Kehujjahan istihsan

ulama berbeda pendapat tentang kehujjahan istihsan Ulama hanafiyah, hanabilah dan malikiyah mengatakan

bahwa istihsan adalah hujjah syar’iyah

Selain mereka termasuk imam syafi’i mengingkari istihsan sebagai hujjah syar’iyah

Maslahah mursalah

adalah sesuatu yang pantas untuk dihukumi tetapi tidak ada dalil yang menganggap ataupun menyia-nyiakan sesuatu tersebut.

Kehujjahan maslahah mursalah

Jumhurul ulama’ mengatakan bahwa maslahah mursalah bukan erupakan sebuah hujjah sehingga tidak boleh membangun hukum atas dasar maslahah tersebut.

Ulama malikiyah berpendapat bahwa maslahah mursalah adalah hujjah dan boleh membangun hukum atas dasar maslahah tersebut.

‘Urf

Urf menurut bahasa berarti mengetahui, kemudian dipakai dalam arti sesuatu yang yang diketahui, dikenal, diangap baik dan diterima oleh pikiran yang sehat.Sedangkan menurut para ahli ushul fiqh adalah sesuatu yang yang telah saling dikenal oleh manusia dan mereka maenjadikan tradisi.

ulama fiqih khususnya ulama hanafiyah dan malikiyah menganggap bahwa ‘urf merupakan dasar untuk menggali hukum.

Istishab

Tetap menjadikan hukum yang sudah ada sebelumnya sampai ada dalil yang menunjukkan adanya perubahan.

Kehujjahan istishab Ulama syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa istishab

adalah hujjah secara mutlak baik untuk menetapkan atau untuk menolak.

Ulama hanfiyah dan malikiyah berpendapat bahwa istishab adalh hujjah untuk menolak bukan untuk menetapkan

ucapan sahabat (قول الصحابي) Pendapat ulama tentang الصحابي قول

Para imam madzhab telah sepakat bahwasanya tidak ada perbedaan pendapat tentang penggunaan الصحابي dalam قولmasalah yang tidak ada pokok pembahasan dalam ijtihad, karena pasti apa yang sahabat ucapkan adalah langsung dari rasulullah.

Tidak ada perbedaan pendapat diantara imam madzhab didalam perkara yang disepakati secara jelas oleh sahabat atau didalam ucapan sahabat yang tidak ditentang oleh sahabat yang lain.

Perbedaan pendapat diantara para imam madzhab hanya pada fatwa para sahabat yang dihasilkan dari ijtihad, apakah fatwa para sahabat tersebut bisa dijadikan hujjah atau tidak bagi tabi’in dan ulama’-u.lama’ setelahnya

Syari’at umat sebelum kita (سرع من قبلنا)

Yaitu hukum-hukum yang telah disyari’atkan Allah kepada umat terdahulu dan dibebankan kepada umat

sebelum Nabi Muhammad.

Pendapat tentang سرع من قبلنا : Syari’at para nabi dan umat terdahulu diantaranya ada yang

dihapus oleh syari’at kita, seperti yang terdapat pada umat bani isro’il, bahwa orang yang maksiat taubatnya tidak akan diterima kecuali dengan bunuh diri.

Jika dalam al-qur’an atau hadits terdapat hukum dari syari’at para nabi dan umat terdahulu, dan hukum tersebut ditetapkan untuk syari’at kita maka wajib diamalkan.

Jika didalam al-qur’an atau hadits terdapat hukum dari syari’at para nabi dan umat terdahulu, dan hukum tersebut tidak ditetapkan oleh syari’at kita dan tidak pula dihapus , maka para ulama masih berbeda pendapat tentang hal ini.

Menutup jalan agar tidak)سد الذرا ئعterjadi kerusakan)

Dzari’ah artinya sesuatu yang bisa sampai pada hal yang dilarang yang mengandung kerusakan.

Saddu dzari’ah artinya menutup atau mencegah agar tidak terjadi kerusakan

Macam-macam dzari’ah

Menurut sebagian ulama, dzari’ah dibagi menjadi 4 dilihat dari sesuatu yang bisa menyebabkan mafsadah, yaitu : Dzari’ah yang menyebabkan mafsadah secara pasti. Dzari’ah yang menyebabkan mafsadah secara mayoritas. Dzari’ah yang menyebabkan secara banyak namun belum sampai pada

mayoritas. Dzari’ah yang menyebabkan mafsadah secara langka.

top related