tesis tindak kekerasan dalam rumah tangga …skripsi.narotama.ac.id/files/12106057 - rinni puspita...
Post on 14-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TESIS
TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
SEBAGAI ALASAN YURIDIS CERAI GUGAT
DI PENGADILAN AGAMA
RINNI PUSPITA SARI
NIM : 12106057
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2008
ii
TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
SEBAGAI ALASAN YURIDIS CERAI GUGAT
DI PENGADILAN AGAMA
Telah direvisi
Tgl. 17 Mei 2008
Dosen Pembimbing
Dr MAARTEN L. SOUHOKA, SH.,MS
Mengetahui
Kaprodi Magister Hukum
Universitas Narotama
Surabaya
Dr SADJIJONO, SH.,MHum
iii
TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
SEBAGAI ALASAN YURIDIS CERAI GUGAT
DI PENGADILAN AGAMA
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister
Dalam Program Studi Magister Ilmu Hukum
pada Program Pascasarjana Universitas Narotama
Oleh
RINNI PUSPITA SARI
NIM : 12106057
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
2008
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS
Dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Program Pascasarjana Universitas
Narotama Surabaya dan dinyatakan diterima untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Magister Hukum pada tanggal : 09 Mei 2008
TIM PENGUJI :
Ketua : Dr. R.Ay. SRI RETNO KUSUMO DHEWI , SH.MBA, MM
Anggota : Dr MAARTEN L. SOUHOKA, SH.,MS
Anggota : TUTIEK RETNOWATI, SH. MHum
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulilahhirabil’alamin penulis panjatkan hanya kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia dan rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
judul “Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga Sebagai Alasan Yuridis Cerai Gugat
Di Pengadilan Agama” sesuai dengan yang penulis harapkan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak HR Djoko Soemadijo, SH selaku Rektor Universitas Narotama
Surabaya
2. Bapak Prof. Dr. H.R. Sri Soemantri M., SH. Selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya
3. Bapak Dr. Sadjijono,SH.,M. Hum selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hukum.
4. Bapak Dr. Maarten L. Souhoka,SH., MS selaku Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu hukum dalam masa
perkuliahan penulis.
6. Bapak dan Ibu Panitia Penguji Universitas Narotama Surabaya khususnya Pasca
Sarjana Ilmu Hukum.
7. Segenap staf dan karyawan Program Pascasarjana khususnya Magister Ilmu
Hukum Universitas Narotama Surabaya yang telah banyak membantu penulis
vi
8. Suami tercinta DIDIK HERMAWANTO SH yang telah banyak membantu dan
memberikan saran dan masukan terhadap penulisan tesis ini.
9. Papa, Mama, kakak dan adik-adik yang telah memberikan dukungan moral dan
doa kepada penulis setiap saat.
10. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima
kasih atas segala bantuan dan dorongan.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini dapat memberikan manfat dab
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang ilmu hukum
Surabaya, Mei 2008
Penulis
RINNI PUSPITA SARI
vii
RINGKASAN
Banyak orang yang mengambil sikap tidak peduli dan beranggapan adanya kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga adalah persoalan “rumah tangga” atau lingkup domestik yang tidak layak bagi orang luar untuk turut campur. Harus disikapi bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak saat ini merupakan suatu isu global yang merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang wajib ditindaklanjuti oleh negara, telah disepakati pula definisi tentang ciri-ciri tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak yaitu tindakan dengan sengaja menyakiti secara fisik, seksual atau psikologis
Pada intinya semua kekerasan terhadap perempuan dan anak anak bersumber pada ketimpangan kekuasaan antara perempuan dan laki laki yang diperkuat oleh nilai-nilai patriarki yang dianut serta sosialisasi tentang ciri-ciri yang dianggap baik pada laki-laki (maskulinitas) dan menempatkan posisi lebih tinggi yang lebih berkuasa dari perempuan dan anak-anak yang ikut melanggengkan kekerasan dalam rumah tangga. Kenyataan ini dilengkapi dengan sosialisasi di mana isteri yang bersikap pasif dan pasrah yang mendahulukan kepentingan orang lain, mempertahankan ketergantungan terhadap suami dan bapak. Catatan awal tahun 2004 yang dilansir oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), memperlihatkan pada 2003 telah terjadi 5.934 kasus kekerasan terhadap perempuan. Sebanyak 2.703 di antaranya adalah kasus KDRT, dengan korban terbanyak adalah istri, yaitu 2.025 kasus (75 persen).
Tindakan kekerasan terhadap perempuan terus meningkat secara konsisten dari tahun ke tahun. Selama 2004, kekerasan terhadap perempuan meningkat hampir 100%, yaitu menjadi 14.020 kasus dibanding tahun sebelumnya yang cuma 7.787 kasus.
Angka-angka di atas harus dilihat dalam konteks fenomena gunung es, di mana kasus yang tampak hanyalah sebagian kecil saja dari kejadian yang sebenarnya. Apalagi angka-angka tersebut hanya didapatkan dari jumlah korban yang melaporkan kasusnya ke 303 organisasi peduli perempuan. Data juga mengungkapkan, rata-rata mereka adalah penduduk perkotaan yang memiliki akses dengan jaringan relawan dan memiliki pengetahuan memadai tentang KDRT.
Lingkup rumah tangga dalam UU PKDRT sebenarnya menganut paham extended family (keluarga dalam arti yang luas), bukan nucleus family (keluarga inti). Dalam konteks itu, ruang lingkup rumah tangga dalam UU ini meliputi a. suami, istri, dan anak; b. orang yang mempunyai hubungan keluarga baik karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan dan perwalian, yang menetap di rumah tangga, dan c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tanggaitu. Untuk menghapus atau setidaknya meminimalisasi kekerasan dalam rumah tangga memang memerlukan kesadaran semua pihak. Saling mengingatkan akan hak setiap orang untuk hidup nyaman dan aman adalah satu satu cara yang baik.
Dengan berlakunya Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga membuat banyak perempuan yang menjadi korban tindak kekerasan
viii
menjadi lebih memahami bahwa ada suatu ketentuan undang-undang yang melindungi hak-haknya dan berani untuk mengambil sikap baik untuk melaporkan ke kepolisian untuk diproses pidana maupun untuk mengajukan gugat cerai kepada suaminya di Pengadilan Agama sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga dapat dikatakan bahwa tindak kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi alasan yang utama dan jalan keluar yang diambil para isteri apabila menghadapi suami yang sering melakukan tindak kekerasan baik fisik, psikis, seksual maupun ekonomi.
ix
ABSTRACT
Violence against women nowadays is a global issue which is the kind of Human Right delinquent that must be trought by the Government (Nation) continuosly. It has been agreed the definition of the violence against womencharacteristics is the action which is done to hurt intentionally in physic, sexual or psychology.
In the essence, violence against women source on the power lameness between women and men which is strengthened by patriarchy valued followed and also socialization abaout the characteristics which is considered good to the men (masculine) and set the higher position and have more power than the women and children, they motivase to prolong the hardness in the family. This fact is completed with the socialization in which the wife has passive and surrender attitude to disdain other people need, maintain to depend on the husband and father.
Violence against women increase consistently year by year (every year), during 2004 almost 100 %, that become 14.020 cases compered with the previous year was only 7.787 cases.
Violence against women can be in the form of physic or non physic, like to be beaten, coerced into sex, not giving cast / money for several months or otherwise abused in her lifetime.
The scope of family in “UU PKDR” (the rule PKDRT) actually follows the understanding of extended family (family in the large meaning) not nucleus family (essence family) in the contact, the scope of family (household) in this rule include a.husband, wife and children b. the people who have family relationship because of the blood conection marriage, suckle, mursing, and guardianship which live in the family.
As the efforts to overcome the violence against women nowadays, many women are brave to report to the police and some of the report completed with the divorce proposal to the Pengadilan Agama in order to be able to separate from the husband who often does violence with all forms such as physic, psyche, sexual and economy.
x
DAFTAR ISI
Halaman sampul depan ………………………………………………. iHalaman sampul dalam……..………………………………………… iiHalaman prasyarat gelar…………..………………………………….. iiiHalaman persetujuan…….……………………………………………Halaman penetapan panitia penguji………………….......................... ivHalama ucapan terima kasih ……………………..…………………. vHalaman ringkasan ………………………………………….............. viiHalaman Abstraksi ………………………………………….............. ixHalaman daftar isi …………………………………………………… x
BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ………………………… 1 2.Rumusan Masalah …………………………………. 9 3. Tujuan Penelitian ………………………………….. 9 4. Manfaat Penelitian ………………………………… 10 5. Tinjauan Pustaka ………………………………….. 10 6. Metode Penelitian : 6.1 Pendekatan Masalah …………………............... 12 6.2 Sumber Bahan Hukum ………………………… 12 6.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan
Hukum ………………………………………… 12 6.4 Analisis Bahan Hukum ………………………… 13 7. Sistimatika Penulisan ……………………............... 13
BAB II : KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA 1. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah Tangga ……… 16 2. Analisis Ketentuan Undang-Undang PKDRT…...….. 223. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga …. 30
BAB III : ALASAN YURIDIS CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA
1. Upaya hukum korban KDRT ………………….. 48 2. Kekerasan Dan Perceraian …………………………… 50
BAB IV : PENUTUP 1. Kesimpulan…………………………………………… 63 2. Saran ………………………………………………….. 64
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 66
xi
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Damsar, Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Suatu Pemahaman Sosiologis, 2006
disampaikan dalam seminar sehari dalam rangka sosialisasi UU No. 23 tahun
2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Habsjah, Atas Hendartini – Koesoemo Oetoyo. Hasil Kajian Terhadap Kekerasan
dalam Rumah Tangga
Musdah Mulia Siti, Perempuan : Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam
Perspektif Islam
Purnianti - Kalibonso, Rita Serena. Menyingkap Tirai : Kekerasan dalam Rumah
Tangga, Mitra Perempuan, Jakarta, 2003
Sukmana Oman, Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan. Penerbit Bayu Media dan
UMM Press.Malang. 2003
Suryo Chondro Sukanti. Potret Pergerakan Wanita di Indonesia.
CV.Rajawali.Jakarta.1984
Zainal Abidin Abu Bakar, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam
Lingkungan Pengadilan Agama, Yayasan Al-Hikmah. Jakarta. 1993
xii
MEDIA
Adinda Titiana dalam “Peran Tetangga Dalam Penghapusan Kasus KDRT” pada
http://titianaadinda.blogspot.com postingan edisi 22 mei 2007.
Anggarawaty H dalam “ ISU KDRT : Antara Fakta dan Propaganda” pada [aroen 99
society] mailing list yahoogroups.com
Azis.Rumiyati.Aina. 2006. Perempuan Korban di Ranah Domestik. Majalah Forum
Keadilan. Jakarta. No. V
Kekerasan Terhadap Perempuan, Mengapa? Artikel dalam Glorianet. 2006
KOMPAS, KDRT selama 2006 Meningkat ; Penegakan Hukum Masih Lemah,
Selasa, 26 Desember 2006
“Perempuan dan KDRT Fenomena Memprihatinkan” pada http://www.bkkbn.co.id
edisi Senin, 29 November 2004
Wahyuni Tri dalam “KDRT Melonjak 5 Kali Lipat“ pada
http://www.suarakaryaonline.com edisi 15 Mei 2007.
www. Google.com
www. Yahoo.com
xiii
PERUNDANG-UNDANGAN
UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 7 tahun 1989 tentang Pengadilan Agama
top related