penetasan telur

Post on 23-Feb-2016

704 Views

Category:

Documents

46 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

PENETASAN TELUR . TELUR TETAS. TELUR KONSUMSI. 1. Penetasan Alami. 2. Penetasan Buatan a. Berdasarkan Aliran Udara - Forced Draft Incubator - Still Air Machine b. Berdasarkan Cara Pemutaran Telur - Manual/ Konvensional - Semi Otomatis - Otomatis - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

PENETASAN TELUR

TELUR TETAS

TELUR KONSUMSI

2. Penetasan Buatana. Berdasarkan Aliran Udara - Forced Draft Incubator

- Still Air Machineb. Berdasarkan Cara Pemutaran Telur

- Manual/ Konvensional - Semi Otomatis

- Otomatisb. Berdasarkan Cara Pemutaran Telur

- Setter dan hatcher disatukan - Setter dan hatcher dipisahkan

1. Penetasan Alami

Keuntungan penetasan telur dengan mesin tetas :

• Kapasitas telur yg dapat di eramkam banyak

• Tingkat keberhasilan penetasan lebih besar

• Telur dapat ditetaskan terus menerus, tanpa dipengaruhi musim atau cuaca

• Induk tidak perlu berhenti dalam memproduksi telurnya yang diakibatkan oleh masa pengeraman (pada entog)

Syarat-syarat Mesin Tetas

• Suhu mesin tetas berkisar antara 98 - 102 oF.

• Kelembaban mesin tetas antara 60 - 70 %.

• Kadar oksigen 21 % & karbondioksida 0,5%.

FERTILITAS PERSENTASE JUMLAH TELUR YANG FERTIL BERDASARKAN JUMLAH TELUR YANG DIERAMKAN

FERTILITAS = 150/200 X 100% = 75%

Bila pejantan dan betina dikawinkan, secara individu fertilitas yang cukup tinggi akan diperoleh setelah 2 – 3 hari melakukan perkawinan.

Namun bila pejantan dikawinkan dengan sekelompok betina, koleksi telur tetas biasanya dilakukan setelah 2 mg pejantan berada dikandang.

Apabila pejantan diambil dari kelompok betina dalam kandang, dalam

waktu 5 – 6 hari setelah perkawinan terakhir fertilitasnya masih cukup baik, setelah itu akan terus menurun.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS

• MOTILITAS SPERMA• RANSUM DAN HORMON• LAMA PENYINARAN• UMUR DAN PRODUKSI TELUR• PREFERENTIAL MATING• MUSIM• PERBANDINGAN JANTAN & BETINA• LAMANYA JANTAN DALAM KANDANG

DAYA TETAS

BANYAKNYA TELUR YANG MENETAS BERDASARKAN TELUR YANG DIERAMKAN/TELUR YANG FERTIL DLM %

BILA TELUR TETAS YANG DIMASUKKAN KEDALAM MESIN TETAS SEBANYAK 200 BUTIR DAN DARI TELUR TERSEBUT TERNYATA YANG FERTIL ADA 150 BUTIR SEDANGKAN YANG MENETAS HANYA100 BUTIR

DAYA TETAS = 100/200 X 100% = 50% ATAU 100/150 x 100% = 67%

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TETAS ADALAH :

• BREEDING• PRODUKSI TELUR• UMUR• TATALAKSANA PEMELIHARAAN

- KONDISI KANDANG- RANSUM

SELEKSI TELUR TETAS

• BESAR TELUR• BENTUK TELUR• WARNA KULIT TELUR• KUALITAS KULIT TELUR• INTERIOR QUALITY

PENANGANAN TELUR TETAS SEBELUM DITETASKAN

• TEMPERATUR PENYIMPANAN• KELEMBABAN PENYIMPANAN• LAMA PENYIMPANAN• POSISI TELUR• PEMUTARAN TELUR SELAMA

PENYIMPANAN

SANITASI KULIT TELUR

• FORMALDEHYDE GAS• QUATERNARY

AMMONIA• CHLORINE DIOXIDE• PENCUCIAN

TATALAKSANA PENETASAN• Setelah telur diseleksi dan difumigasi,

telur disusun pada rak telur mesin tetas.• Masukkan rak telur dan tutup pintu mesin

tetas. Atur kondisi temperatur dalam mesin tetas antara 97 – 99 oF, dengan cara membuka ventilasi udara.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penetasan berhasil :

• Fumigasi Mesin Tetas. Bahan untuk fumigasi yaitu formalin 40 % yang dicampur dengan KMnO4 dengan dosis pemakaian sebagai berikut : 40 cc formalin 40% + 20 gram, digunakan untuk ruangan volume 2,83 m3.

• Temperatur Inkubasi. Dalam mesin tetas tipe Forced draft incubator, antara hari ke 1 s.d. hari ke 18, temperatur yang baik yaitu sekitar 99 0F – 100 0F. Setelah hari ke 18, temperatur sebaiknya direndahkan sekitar 2 – 3 0F (97 0F – 99 0F).

• Kelembaban Inkubasi. Kelembaban yang baik dalam mesin tetas antara hari ke 1 s.d. hari ke 18 yaitu antar 50 – 60%,Setelah hari ke 18 kelembaban sebaiknya dinaikkan menjadi 75%.

• Ventilasi. Embryo perlu O2 dan mengeluarkan CO2 selama perkembangannya. Apabila gas CO2 ini terlalu banyak, mortalitas embryo akan tinggi dan menyebabkan daya tetasnya rendah. Volume CO2 yang diperlukan berkisar 0,5 – 0,8%; O2 sekitar 21% dan kecepatan udara didalamnya 12 cm per menit.

• Posisi Telur Selama Inkubasi dan Pembalikan. Posisi telur selama inkubasi, sebaiknya bagian tumpul diletakan disebelah atas. Telur sebaiknya diputar 450 dengan total pemutaran 900.Jumlah pemutaran telur, cukup 3-4 kali per hari, sampai dengan hari ke- 18. Pemutaran ini dimaksudkan agar permukaan yolk (kuning telur) tidak melekat pada membran kulit telur. Apabila pemutaran ini terlalu sering maka hal ini kurang praktis, walaupun mungkin akan menambah daya tetas.

• Membedakan Telur Fertil dengan Candling. Untuk membedakan telur fertil dan tidak fertil dapat dilakukan dengan candling setelah 72 jam telur tersebut ada dalam inkubasi.

• Pulling. Apabila anak ayam pada hari ke 21 sudah menetas dalam hatcher, sebaiknya harus segera dipindahkan atau dikeluarkan dari mesin tetas setelah 95% bulu-bulu anak ayam tersebut sudah kering. Proses pemindahan dari hatcher ini disebut dengan pulling.

• Sexing. Setelah anak ayam dikeluarkan dari mesin tetas, untuk anak ayam petelur biasanya dipisahkan antara jantan dan betinanya. Beberapa metoda Sexing:

• Japanese methode (vent examination)• Warna bulu (down colour). • Chick Sexing Machine

• Ventilasi. Embryo perlu O2 dan mengeluarkan CO2 selama perkembangannya. Apabila gas CO2 ini terlalu banyak, mortalitas embryo akan tinggi dan menyebabkan daya tetasnya rendah. Volume CO2 yang diperlukan berkisar 0,5 – 0,8%; O2 sekitar 21% dan kecepatan udara didalamnya 12 cm per menit.

• Posisi Telur Selama Inkubasi dan Pembalikan. Posisi telur selama inkubasi, sebaiknya bagian tumpul diletakan disebelah atas. Telur sebaiknya diputar 450 dengan total pemutaran 900.Jumlah pemutaran telur, cukup 3-4 kali per hari, sampai dengan hari ke- 18. Pemutaran ini dimaksudkan agar permukaan yolk (kuning telur) tidak melekat pada membran kulit telur. Apabila pemutaran ini terlalu sering maka hal ini kurang praktis, walaupun mungkin akan menambah daya tetas.

• CANDLING (TEROPONG)

• SEXING(PEMILIHAN JENIS KELAMIN)

GAMBAR MACAM MESIN TETAS

top related