panduan hand hygiene
Post on 12-Apr-2017
114 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
RUMAH SAKIT JIWA GRHASIAJl. Kaliurang KM 17 Yogyakarta Telepon (0274) 895143, 895297 Facsimile (0274) 895142
Website : grhasia.jogjaprov.go.id Email : grhasia@jogjaprov.go.id Kode Pos 55582
PANDUANKEBERSIHAN TANGAN
RUMAH SAKIT JIWA GRHASIADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2 0 1 4
Melayani dengan Senyum
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTARUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
Jl. Kaliurang KM 17 Yogyakarta Telepon (0274) 895143, 895297 Facsimile (0274) 895142Website : grhasia.jogjaprov.go.id Email : grhasia@jogjaprov.go.id Kode Pos 55582
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTANOMOR : 188/4679 TAHUN 2014
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KEBERSIHAN TANGANRUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Menimbang : a. bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya;
b. bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;
c. bahwa Rumah Sakit bertujuan meningkatkan mutu layanan rumah sakit melalui pencegahan dan pengendalian infeksi, yang dilaksanakan oleh semua unit di RS yang meliputi : manajemen resiko, clinical governance, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
d. bahwa sehubungan dengan butir a, b, dan c tersebut di atas perlu dibuat Keputusan Direktur Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Pemberlakuan Panduan Kebersihan Tangan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;2. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;3. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;4. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;5. Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa;6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 270/MENKES/SK/2007
tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 382/MENKES/SK/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan Pelayanan Kesehatan Lainnya;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 2
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03/05/I/7875/2010 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Jiwa Grhasia sebagai Kelas A;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 010/MENKES/SK/I/2012 tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
12. Keputusan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.03.05/VI/668/2011 tentang Penetapan Pembinaan Rumah Sakit Jiwa;
13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DIY;
14. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 60 tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Grhasia;
15. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 25 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Grhasia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KESATU : Memberlakukan Panduan Kebersihan Tangan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Panduan Kebersihan Tangan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa
Yogyakarta berlaku di setiap unit kerja Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.
DITETAPKAN DI : YOGYAKARTAPADA TANGGAL : 04 Agustus 2014
DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA GRHASIADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
drg. PEMBAJUN SETYANINGASTUTIE, MKesNIP. 19650912 199303 2 006
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 3
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSJ GRHASIA DIYNOMOR : 188/4679TANGGAL : 04 Agustus 2014
PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN
RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAB IPENDAHULUAN
Kebersihan tangan telah diakui sebagai salah satu tindakan terpenting untuk
mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi di rumah sakit/fasilitas
kesehatan lain. Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa penularan infeksi rumah
sakit sebagian besar terjadi melalui transmisi kontak, khususnya melalui kontak
tangan petugas disamping kontak melalui peralatan/tindakan invasif.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat
dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial dan penyebaran mikroorganisme
multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor
yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet 202).
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktek
membersihkan tangan dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui
tangan dengan menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit, baik yang diperoleh melalui kontak dengan
pasien dan lingkungan maupun juga sejumlah mikroorganisme permanen yang
tinggal di lapisan terdalam kulit.
BAB II
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 4
DEFINISI
1. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air atau sabun
antiseptik. Mencuci tangan dengan prosedur yang tepat harus dilakukan apabila
tangan terlihat kotor atau setelah terkena cairan tubuh.
2. Handrub antiseptic berbasis alkohol tanpa air adalah antiseptik handscrub
yang bereaksi cepat menghilangkan sementara atau mengurangi
mikroorganisme penghuni tetap dan melindungi kulit tanpa menggunakan air.
Sebagian besar antiseptik ini mengandung alkohol 60-90%, suatu emollient dan
seringkali antiseptik tambahan (misalnya khlorheksidin glukonat 2-4%) yang
memiliki aksi residual (Larson et al. 2001).
3. Agen antiseptikatau antimikroba (istilah yang digunakan bergantian) adalah
bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain untuk
menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang sementara atau yang
merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah :
- Alkohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
- Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
- Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi (Savlon)
- Yodium 3%, iodium dan produk alkohol berisi iodium atau tincture (yodium
tinktur)
- Iodofor 7.5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne)
- Kloroksilenol 0.5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (dettol)
- Triklosan 0.2-2%
4. Emollient adalah cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol
yang ketika ditambahkan pada handsrub dan lotion tangan akan melunakkan
kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan, iritasi dan
dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau
tanpa antiseptik) dan air.
5. Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi
ketika pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 5
6. Sabun dan deterjen adalah produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau
bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme yang menempel sementara
pada tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme
secara mekanik, sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas juga
membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar
mikroorganisme.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 6
BAB IIIRUANG LINGKUP
Kebersihan tangan berlaku pada seluruh petugas yang ada di Rumah Sakit
Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 7
BAB IVTATA LAKSANA
A. INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN1. Saat kebersihan tangan untuk petugas rumah sakit
World Health Organization (WHO) telah menetapkan 5 (lima) saat
wajib cuci tangan (five moments of hand hygiene) yang meliputi :
a) Sebelum kontak dengan pasien
b) Sebelum melakukan tindakan aseptik
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Setelah kontak dengan pasien
e) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, indikasi
kebersihan tangan adalah :
a) Segera : setelah tiba di tempat kerja
b) Sebelum :
kontak langsung dengan pasien
memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan
invasif (pemberian suntikan intra vaskuler)
menyediakan/mempersiapkan obat-obatan
mempersiapkan makanan
memberi makan pasien
meninggalkan rumah sakit.
c) Di antara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
d) Setelah :
kontak dengan pasien
melepas sarung tangan
melepas alat pelindung diri
kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka dan
peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan
atau tidak menggunakan sarung tangan.
menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 8
2. Saat Kebersihan Tangan untuk pasienPasien perlu mendapatkan edukasi tentang kebersihan tangan.
Pasien berhak mengingatkan petugas melakukan kebersihan tangan setiap
kali akan memberikan perawatan atau melakukan tindakan kepada dirinya
agar meminimalkan resiko pemindahan patogen penyebab infeksi antar
pasien, petugas-pasien, maupun melalui peralatan.
Pasien perlu melaksanakan kebersihan tangan saat :
a) sebelum dan sesuadah makan
b) setelah menyentuh cairan tubuh (urin, dahak, ingus, dan lain-lain)
c) setelah dari kamar mandi/WC
3. Saat Kebersihan Tangan untuk pengunjungPengunjung perlu mendapatkan edukasi tentang kebersihan tangan
melalui program penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit, melalui
media leaflet, poster, banner, dan lain-lain. Pengunjung perlu melakukan
kebersihan tangan pada saat :
a) Setiap menemui pasien
b) Setelah menemui pasien/kontak dengan lingkungan sekitar pasien
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Sebelum meninggalkan rumah sakit
e) Sebelum dan setelah makan
B. PERSIAPAN MEMBERSIHKAN TANGAN1. Air Mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air
mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan
mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel
lagi dipermukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau dengan
cara mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur dengan gayung
memiliki resiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik melalui
gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak
penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun dapat
diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran di ruang
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 9
pelayanan/perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas
kesehatan yang memerlukannya.
2. SabunBahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat
dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan
mudah terbawa oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang dengan
meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun di lain pihak dengan seringnya
menggunakan sabun atau detergen maka lapisan lemak kulit akan hilang dan
membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
3. Larutan AntiseptikLarutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada
kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang
memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik
memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada
kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan
reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat disterilkan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah mikroorganisme
pada kulit secara maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih
antiseptik adalah sebagai berikut :
Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora).
Efektivitas
Kecepatan aktivitas awal
Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
Tidak mengakibatkan iritasi kulit
Tidak menyebabkan alergi
Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
Dapat diterima secara visual maupun estetik
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 10
C. PROSEDUR STANDAR MEMBERSIHKAN TANGAN1. Teknik Membersihkan Tangan dengan Sabun dan Air harus dilakukan seperti
di bawah ini :
a. Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
b. Tuangkan 3 - 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan.
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
e. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
f. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
i. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
j. Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-
benar kering.
k. Gunakan handuk sekali pakai atau tissue towel untuk menutup kran.
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan
lembab dan air yang tidak mengalir, maka :
a. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian
ulang.
b. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada
isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada
sabun yang dimasukkan.
c. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai
tambahan antiseptic (seperti Dettol atau Savlon), mikroorganisme dapat
bertahan dan berkembang biak dalam larutan ini (Rutala 1996).
d. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau
gunakan ember dan gayung, tampung air yang telah digunakan dalam
sebuah ember dan buanglah di toilet.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 11
Gambar 1. Cara Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air
Walaupun tidak tersedia air, mencuci tangan harus tetap dilakukan !Jika tidak ada air mengalir, pertimbangkankan untuk menggunakan :
1. Wadah air dengan kran dan wadah atau tempat untuk menampung air
2. Gunakan larutan berbasis alkohol tanpa air (handscrub antiseptic)
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 12
Gambar 2.
2. Handscrub Antiseptic (Handscrub Berbasis Alkohol)
Penggunaan handscrub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih
efektif membunuh flora residen dan flora transient daripada mencuci tangan
dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini
cepat dan mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora
tangan awal yang lebih besar (Girou et al. 2002). Handscrub antiseptik juga
berisi emollient seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi
dan melembutkan kulit.
Teknik untuk menggosok tangan dengan antiseptik
LANGKAH 1 : Tuangkan secukupnya handscrub berbasis alkohol untuk
dapat mencakup seluruh permukaan tangan dan jari (kira-
kira 1 (satu) sendok teh).
LANGKAH 2 : Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah
tangan, khususnya di antara jari-jari jemari dan di bawah
kuku hingga kering. Lakukan praktek kebersihan tangan
dengan 6 (enam) langkah cuci tangan.
Agar efektif, gunakan secukupnya larutan handscrub sesuai petunjuk
pabrik (sekitar 1 (satu) sendok teh, 3-5 cc).
Yang perlu diperhatikan :
a. Handscrub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau
cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih
dahulu.
b. Untuk mengurangi “penumpukan” emollient pada tangan setelah
pemakaian handscrub antiseptic berulang, tetap diperlukan mencuci
tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5-10 aplikasi handscrub.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 13
c. Handscrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki
efek residual yang terbatas dibandingkan dengan handscrub yang berisi
campuran alkohol dan antiseptik seperti khlorheksidin.
Gambar 3. Cara Mencuci Tangan dengan Larutan Berbahan Dasar Alkohol
Diterjemahkan dari :
WHO. 2005. Guidelines on Hand Hygiene in Health Care (Advanced Draft) :
A Summary. WHO : Geneva.
3. Upaya Meningkatkan Kebersihan TanganUpaya yang dapat untuk meningkatkan kepatuhan petugas
melakukan kebersihan tangan, seperti :
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 14
a. Menyebarluaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga
kebersihan tangan di mana tercantum bukti mengenai efektifitasnya
dalam mencegah penyakit dan perlunya petugas kesehatan untuk
mengikuti panduan tersebut.
b. Melibatkan pimpinan/pengelola rumah sakit dalam diseminasi dan
penerapan pedoman kebersihan tangan
c. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role model
(khususnya supervisor), mentoring, monitoring dan umpan balik positif
d. Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua petugas
kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk meningkatkan
kepatuhan
e. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang efektif untuk
menjaga kebersihan tangan sehingga membuat petugas lebih mudah
mematuhinya
Kunci keberhasilan meningkatkan kepatuhan berasal dari berbagai
intervensi yang melibatkan perubahan perilaku, pendidikan kreatif, monitoring
dan evaluasi, dan lebih penting adalah keterlibatan supervisor sebagai role model serta dukungan pimpinan.
4. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menjaga Kebersihan Tangana. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan apabila tangan
terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein.
b. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi
tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda.
c. Jangan gunakan handrub berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor.
d. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang
tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap/handuk tissue sekali
pakai.
e. Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung jari,
tidak boleh menggunakan kuku buatan dan cat kuku saat bertugas.
Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku
(ruang subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (McGinley,
Larson dan Leydon; 1988). Kuku yang panjang dapat berperan sebagai
reservoir untuk bakteri gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan pathogen
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 15
lain (Hedderwick et al.2000). Kuku panjang, baik yang alami maupun
buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan (Olsen et al.1993). Serta
kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri gram
negative.
f. Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 16
BAB VDOKUMENTASI
Pelaksanaan sosialisasi hand hygiene didokumentasikan dengan dokumen
notulen, daftar hadir, undangan, ceklist daftar peserta pegawai Rumah Sakit Jiwa
Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta dan foto hasil dokumentasi. Serta sebelum
pelaksanaan telah dibuat Kerangka Acuan Sosialisasi Hand Hygiene.
Sementara itu kepatuhan cuci tangan di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam mendokumentasikannya menggunakan lembar
monitoring hand hygiene (lampiran 1) yang diisi setiap bulan, dilakukan rekapitulasi
pengumpulan data dengan menggunakan komputerisasi disimpan secara soft copy
dan dianalisa menggunakan form analisa sasaran mutu (lampiran 2).
Yogyakarta, 04 Agustus 2014DIREKTUR
drg. PEMBAJUN SETYANINGASTUTIE, MKesNIP. 19650912 199303 2 006
Panduan Kebersihan Tangan RSJ Grhasia DIY 17
top related