muslim.or.id-cara pengobatan dari pengaruh sihir dan kesurupan jin 3

Post on 14-Dec-2015

12 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

ruqyah

TRANSCRIPT

muslim.or.id http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/cara-pengobatan-dari-pengaruh-sihir-dan-kesurupan-jin-3.html#

Yazid Bin Abdul QodirJawaz

24 August2015

Cara Pengobatan Dari Pengaruh Sihir Dan Kesurupan Jin (3)

Pengobatan terhadap kesurupan jin

Pengobatan terhadap orang yang kesurupan jin mempunyai dua bagian:

a) Pencegahan kesurupan

Di antara upaya pencegahan adalah dengan menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi segalalarangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa dzikir doa, danta’awudz (doa perlindungan) yang disyariatkan.

b) Pengobatan kesurupan

Yaitu dengan cara seorang Muslim -yang hatinya sejalan dengan lisan dan ruqyahnya- membacakan bacaan bagiorang yang kesurupan. Dan pengobatan dengan ruqyah yang paling ampuh adalah dengan surat Al Fatihah [1],ayat Kursi, dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah, Qul Huwallahu Ahad (surat Al Ikhlash), Qul A’udzubirabbilFalaq (surat Al Falaq), dan Qul A’udzubirabbin Naas (surat An Naas), dengan memberikan tiupan pada orangyang kesurupan dan mengulangi bacaan tersebut sebanyak tiga kali atau lebih, dan ayat-ayat Al Qur’an lainnya.Sebab seluruh isi Al Qur’an adalah penyembuh bagi apa saja yang ada di dalam hati, penyembuh, petunjuk, danrahmat bagi orang-orang yang beriman [2]. Serta doa-doa ruqyah seperti yang dijelaskan pada cara kedua daripengobatan sihir (simak di artikel bagian 1 dan bagian 2).

Dalam pengobatan ini diperlukan adanya dua hal, yaitu:

1. Dari pihak orang yang kesurupan jin, yakni berkaitan dengan kekuatan dirinya, kejujuran tawajjuh-nya(menghadap) kepada Allah, ta’awudz yang benar yang sejalan antara hati dan lisannya.

2. Dari sisi orang yang berupaya mengobati, dimana dia pun harus demikian, karena senjata yangdipergunakan itu minimal harus seimbang dengan senjata lawan.

***

Catatan kaki

[1] Lihat Sunan Abi Dawud (no. 3420, 3896, 3897, 3901), Musnad Ahmad (V/210-211) dan lainnya dari pamannyaKharijah bin Ash Shalt radhiallahu’ahu. Lihat Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah (no. 2027).

[2] Lihat Al Fathur Rabbani, Tartiibu Musnad Al Imam Ahmad (XVII/183).

Disalin ulang dari buku “Doa dan Wirid” karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hal. 458-460, cetakan ke-15,penerbit Pustaka Imam Syafi’i.

Artikel Muslim.or.id

© 2015 Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary, Yogyakarta

Kembali ke atas

top related