laporan kinerja (lakin) tahun 2016bkp2pangkalpinang.ppid.pertanian.go.id/doc/209... · ikhtisar...
Post on 27-Oct-2020
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 1
BALAI KARANTINA PERTANIAN
KELAS II PANGKALPINANG
LAPORAN KINERJA
(LAKIN)
TAHUN 2016
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izin dan ridhoNya Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkalpinang Tahun 2016 selesai disusun.
LAKIN ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan program/
kegiatan, anggaran dan rangkuman pencapaian sasaran yang dijabarkan
dalan Rencana Kinerja Tahun 2016 yang dilaksanakan pada Satker Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang di Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Berkat kebersamaan, kedisiplinan dan kerja keras dari seluruh jajaran
serta optimalisasi terhadap sumber daya yang ada maka target-target yang
ditetapkan dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang memuaskan.
Akhirnya, dari Laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran
untuk digunakan sebagai titik tolak dan bahan analisis dalam rangka
meningkatkan kinerja Balai Karantina Pertanian pada tahun-tahun berikutnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pangkalpinang, Januari 2017
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 3
Kepala ,
drh. Yulianto SetiawanNIP. 19610717.199103.1.002
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................... iii
BAB I.. PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................... 1
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ............. .......... 2
1.3. Susunan Organisasi ................................................... 3
1.4. Wilayah Kerja ............................................................. 7
1.5. Landasan Hukum Operasional ................................. 7
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................. 9
2.1. Arah Kebijakan dan Strategi ....................................... 9
2.2. Pemikiran Rencana Strategis ..................................... 10
2.3. Visi dan Misi ............................................................... 11
2.4. Tujuan ......................................................................... 12
2.5. Sasaran Kegiatan ........................................................ 12
2.6. Analisis Lingkungan Strategis .................................... 13
2.7. Program/Kegiatan Tahun 2016 ................................... 17
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 4
2.8. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .................................... 18
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................. 21
3.1. Indikator Keberhasilan ................................................ 21
3.2. Hasil Pengukuran Kinerja .......................................... 22
3.3. Penjelasan/Analis Atas Pencapaian Kinerja .............. 22
3.4. Akuntabilitas Keuangan ............................................. 37
BAB VI. PENUTUP .......................................................................... 42
LAMPIRAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang tahun 2016 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang untuk mempertanggung jawabkan
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian visi dan misi, tujuan, program,
sasaran, dan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun
2016, serta sebagai umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang pada tahun yang akan datang.
Visi Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal pinang untuk
membangun Karantina Pertanian adalah Terwujudnya instansi pelayanan
terbaik yang tangguh dan percaya dalam perlindungan kelestarian
sumber daya alam hayati dan hewani serta keamanan pangan segar di
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan mengemban 4 (empat) misi :
(1) Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk melindungi
kelestarian sumber daya alam hayati dan hewani dari serangan HPHK dan
OPTK di Propinsi Kep. Bangka Belitung; (2) Mendukung terwujudnya
keamanan pangan di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung; (3) Meningkatkan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 5
citra dan kualitas pelayanan public; (4) Memfasilitasi perdagangan dalam
rangka akselerasi ekspor komoditas pertanian di Kepulauan Bangka Belitung.
Dalam upaya mencapai visi dan misi tersebut Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkal pinang menetapkan enam tujuan strategis yang akan dicapai
dalam Tahun 2015-2019, yaitu
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan
HPHK dan OPTK.
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan
tumbuhan.
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan
masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, BKP Kelas II Pangkalpinang
telah merumuskan sasaran kegiatan strategis sebagai berikut :
1. Meningkatnya tindakan karantina
2. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahun 2016 Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkalpinang untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis telah
ditetapkan tiga Indikator Kinerja Kegiatan dengan capaian sebagai berikut :
1. Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan (realisasi 100% dari
target).
2. Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan (realisasi 100% dari target).
3. Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
(realisasi 100% dari target)
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 6
Input yang diperlukan untuk mendukung IKK secara keseluruhan pada tahun
2016 dianggarkan sebesar Rp.9.370.760.000,- dengan realisasi sebesar
Rp.8.940.970.470,- atau 95,41%.
Dari penjabaran di atas secara umum capaian kinerja sasaran strategis
tahun 2016 telah tercapai/terealisasi sesuai dengan yang ditargetkan.
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKK tersebut
menggambarkan peran Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
Berkenaan dengan capaian kinerja tersebut, Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkalpinang secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan
dalam rangka meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
Pangkalpinang, Januari 2017Kepala,
drh. Yulianto SetiawanNIP. 19610717.199103.1.002
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu tuntutan publik pada saat ini adalah adanya transparansi
dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah. Muara tuntutan ini pada
intinya adalah terselenggaranya tata kepemerintahan yang baik,
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat
berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung-jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Oleh
karena itu, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mereformasi system
penyelenggaraan pemerintah terus dilakukan melalui berbagai kebijakan
yang mendorong kearah perbaikan penyelenggaraan pemerintah.
Langkah untuk mewujudkan hal tersebut ditegaskan dalam
berbagai peraturan yang diantaranya adalah Peraturan Pemerintah
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 7
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Reviu Atas Pelaporan Kinerja, tujuannya adalah untuk mendorong
terciptanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu
prasyarat untuk terwujudnya pemerintahan yang baik (good
govermance). Karena SAKIP pada dasarnya merupakan system
manajemen berorientasi pada hasil, yang merupakan salah satu
instrument untuk mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel,
sehingga dapat beroperasi secara efektif, efisien, transparan serta
responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan.
Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang Tahun 2016 merupakan perwujudan pertanggung
jawaban atas kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang dalam rangka pencapaian Sasaran
Strategis Tahun 2015-2019 yang ditetapkan ditetapkan, dan juga
merupakan realisasi dari Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun
Anggaran 2016.
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Kedudukan
Berdasarkan Peraturann Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/
OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Badan Karantina Pertanian, dan mempunyai
Tugas Pokok
Tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan
dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 8
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkalpinang menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.
2) Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantrina (HPHK) dan organism
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
3) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
4) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.
5) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan.
7) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewanai dan nabati.
8) Pengelolaan system informasi, dokumentasi, dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan.
9) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina
tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.
10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
1.3. Susunan Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/
OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008, Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang membawahi
Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Karantina Tumbuhan, Seksi Karantina
Hewan, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang dapat dilihat pada Bagan di
bawah ini.
BAGAN ORGANISASIBALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PANGKALPINANG
LAKI
Tugas
1) Su
pe
da
2) Se
pe
he
se
un
3) Se
pe
ha
do
pe
na
Kasi Karantina Hewan Kasi Karantina Tumbuhan
Ka.Sub Bag. Tata Usaha
Kepala Balai
Koordinator Kelompok Jabatan
N BKP KLS II PANGKALPINANG 2016
pokok jabatan di atas adalah sebagai berikut :
bbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melak
nyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, se
n rumah tangga.
ksi Karantina Hewan, mempunyai tugas
layanan operasional karantina hewan, pengawa
wani, sarana teknik, pengelolaan sistem inform
rta pengawasan dan penindakan pelanggaran
dangan di bidang karantina hewan dan keamana
ksi Karantina Tumbuhan, mempunyai tugas
layanan operasional karantina tumbuhan, pe
yati nabati, sarana teknik, pengelolaan s
kumentasi, serta pengawasan dan penindakan
rundang-undangan di bidang karantina tumbuhan
bati.
Fungsional Karantina Hewan Fungs
Koordinator Kelompok Jabatan9
ukan penyiapan bahan
rta urusan tata usaha
melakukan pemberian
san keamanan hayati
asi dan dokumentasi,
peraturan perundang-
n hayati hewani
melakukan pemberian
ngawasan keamanan
istem informasi dan
pelanggaran peraturan
dan keamanan hayati
ional Karantian Tumbuhan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 10
4) Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari Jabatan Fungsional Medik
Veteriner, Paramedik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan serta Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam beberapa
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-
masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik veteriner
mempunyai tugas:
a. melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemunahan dan pembebasan media pembawa
hama penyakit hewan karantina ( HPHK)
b. melakukan pemantauan daerah sebar HPHK
c. melakukan pembuatan koleksi HPHK
d. melakukan pengawasan keamanan hayati hewani
e. melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, mempunyai tugas:
a. melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemunahan dan pembebasan media pembawa
organisme pengganggu tumbuhan karantina ( OPTK )
b. melakukan pemantauan daerah sebar OPTK
c. melakukan pembuatan koleksi OPTK
d. melakukan pengawasan keamanan hayati nabati
e. melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Dalam menjalankan tupoksinya BKP Kelas II Pangkalpinang
didukung oleh pegawai sebanyak 46 orang (per 31 Desember 2016).
Komposisi pegawai berdasarkan tingkat jabatan, pendidikan, dan
golongan pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Pangkalpinang dapat
dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 1Jumlah dan Komposisi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang Berdasarkan Jabatan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 11
Tahun 2016
No Uraian Nama Jabatan Jumlah
1 Jabatan Struktural 4
-Kepala Balai
-Kepala Sub Bagian Tata Usaha
-Kepala Seksi Karantina Hewan
-Kepala Seksi Karantina Tumbuhan
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 Jabatan Fungsional KT 17
1) POPT Ahli Madya
2) POPT Ahli Muda
3) POPT Ahli Pertama
4) POPT Penyelia
5) POPT Pelaksana Lanjutan
6) POPT Pelaksana
-
1 orang
4 orang
2 orang
-
10 orang
3 Jabatan Fungsional KH 16
1) Medik Veteriner Madya
2) Medik Veteriner Muda
3) Medik Veteriner Pertama
4) Paramedik Veteriner Pel. Lanjutan
5) Paramedik Veteriner Pelaksana
-
4 orang
4 orang
3 orang
5 orang
4 Jabatan Fungsional Umum 9
Penghimpun dan Pengolah Data
Bendahara Penerima
Bendahara Pengeluaran
Pengadministrasi Keuangan
Pengadministrasi Kepegawaian
Pengadministrasi dan Penyaji Data
Petugas Sarana dan Prasarana
Petugas SAK
Petugas SIMAK BMN
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Jumlah 46 orang
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 12
Tabel 2
Komposisi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2016
S2 S1 D3 SLTA Jumlah
3 17 7 19 46
Tabel 3
Komposisi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Pangkalpinang
Berdasarkan Tingkat Golongan Tahun 2016
IVa IIId IIIc IIIb IIIa IId IIc IIb IIa Jumlah
54 5 6 5 4 10 2 5 46
Tabel 4
Daftar Distribusi/Penempatan Pegawai
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
Tahun 2016
No Lokasi/Wilker Jumlah
1 Balai dan Wilker Pel. Laut Pangkalbalam 24 orang
2 Wilker Bandara Depati Amir 6 orang
3 Wilker Kantor Pos Pangkalpinang 1 orang
4 Wilker Pelabuhan Laut Muntok 5 orang
5 Wilker Pelabuhan Laut Sungaiselan 1 orang
6 Wilker Pelabuhan Laut Tanjung Pandan 3 orang
7 Wilker Bandara Has Hanandjoedin 4 orang
8 Wilker Pelabuhan Laut Manggar 2 orang
9 Wilker Pelabuhan Laut Tanjung Roe Dirangkap
10 Wilker Kantor Pos Tanjung Pandan Dirangkap
Jumlah Keseluruhan 46 orang
1.4. Wilayah Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
44/Permentan/OT.140 /3/2014 tanggal 2 April 2014, jangkauan Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang meliputi 10 (sepuluh) wilayah
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 13
kerja, yaitu: Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pangkalbalam, Wilayah Kerja
Bandara Depati Amir, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Mentok, Wilayah
Kerja Pelabuhan Sungaiselan, Wilayah Kerja Kantor Pos Pangkalpinang,
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Tanjung Pandan, Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Manggar, Wilayah Kerja Bandara H. AS. Hanandjoeddin.
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Tanjung Roe, dan Wilayah Kerja Kantor
Pos Tanjung Pandan.
1.5. Landasan Hukum Operasional
1. UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
2. PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan
3. PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan
4. Peraturan Menteri Pertanian terkait Karantina Hewan dan Karantina
Tumbuhan
5. Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait Karantina
Hewan dan Karantina Tumbuhan
6. Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait Pengelolaan
Data dan Teknologi Informasi
7. Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Perkarantinaan
8. Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait Pengawasan
dan Kepatuhan Kegiatan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan
9. Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
terkait dukungan manajemen dan teknis.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 14
BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Arah Kebijakan dan Strategi
Arah Kebijakan operasional dan strategi Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang berpedoman Misi yang dibangun
Badan Karantina Pertanian yang tertuang dalam Renstra Barantan
2015-2019. Arah Kebijakan yang ditetapkan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang untuk lima tahun ke depan adalah:
1) Memperkuat sistem perkarantinaan pertanian dan pengawasan
keamanan hayati yang modern, tangguh dan terpercaya
berlandaskan analisis resiko.
2) Mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan karantina
Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Adapun strategi pencapaian tujuan dan sasaran Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan upaya pencegahan masuk tersebarnya OPT/OPTK
dan HPH/HPHK dan pengawasan keamanan hayati.
2) Melaksanakan implementasi kebijakan perkarantinaan nasional
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 15
secara komprehensif,
3) Konsisten melaksanakan peraturan perundangan di bidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan.
4) Peningkatan kualitas mutu pelayanan karantina pertanian kepada
pengguna jasa secara cepat, tepat dan akurat di lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang dengan mengacu
Standar Pelayanan yang telah disusun dan disepakati.
5) Peningkatan kerjasama dengan instansi terkait baik vertikal
maupun horizontal dalam memperlancar lalulintas komoditi
pertanian serta penegakan hukum di bidang karantina.
6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang meliputi
penguatan kelembagaan, penguatan SDM dan pengembangan
infrastruktur (sarana/prasarana).
7) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
operasional dan pengembangan perkarantinaan.
Secara terukur dijabarkan dalam sasaran kegiatan sebagai berikut :
a. Meningkatnya tindakan karantina
b. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
2.2. Pemikiran Rencana Strategis
Paradigma Penyelenggaraan Karantina Pertanian.
a. Berdasarkan UU No. 12 tahun 1992 dan UU No. 16 tahun 1992
Karantina merupakan salah satu komponen perlindungan
kelestarian sumberdaya hayati khususnya tumbuhan dan hewan,
namun dengan diratifikasinya Piagam WTO oleh Pemerintah
Republik Indonesia dengan UU No. 7 tahun 1994 yang didalamnya
termasuk perjanjian tentang Sanitari dan Phytosanitari maka
Karantina Tumbuhan juga merupakan komponen dalam system
perdagangan, khususnya perdagangan komoditas yang merupakan
media pembawa organisme pengganggu tumbuhan.
b. Dengan diterbitkannya sejumlah standar dan rekomendasi oleh
Sekretariat Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional dalam
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 16
rangka harmonisasi pelaksanaan karantina pertanian secara
internasional maka standar dan rekomendasi tersebut menjadi
acuan dalam pelaksanaan karantina pertanian di Indonesia.
c. Tuntutan masyarakat akan pelayanan prima dari aparat pemerintah
sebagai wujud dari pelaksanaan reformasi dan transparansi dalam
rangka menciptakan pemerintah yang bersih, transparan dan
bertanggung jawab.
d. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan karantina pertanian
dengan penerapan system akreditasi (SKIM), SAB ( Sistem Audit
Barantan ISPM #15).
e. Ditetapkannya Program Barantan, yaitu Peningkatan Kualitas
Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati.
2.3. Visi dan Misi
V i s i
Komitmen Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal pinang
untuk membangun Karantina Pertanian adalah : Terwujudnya
instansi pelayanan terbaik yang tangguh dan percaya dalam
perlindungan kelestarian sumber daya alam hayati dan hewani
serta keamanan pangan segar di Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Penentuan Visi tersebut didasarkan pada landasan Rencana
Strategis dan arah kebijakan pembangunan perkarantinaan
BARANTAN, sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan
Karantina Pertanian tahun 2015 – 2019.
Tangguh dimaknai :
Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah
perwujudan pertahanan negara di bidang kelestarian sumber daya
alam hayati hewan dan tumbuhan. Prinsip pertahanan adalah tangguh
menghadapi serangan.
Terpercaya dimaknai :
Keberhasilan Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 17
berkaitan dengan peran serta masyarakat dan mitra kerja baik di dalam
maupun di luar negeri oleh karena itu setiap kebijakan dan tindakan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang perlu mendapat
kepercayan (trust) yang tinggi.
M i s i
Misi adalah pernyataan tentang hal yang akan dilakukan untuk
mencapai Visi. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang mengemban misi berikut :
1) Melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan untuk
melindungi kelestarian sumber daya alam hayati dan hewani dari
serangan HPHK dan OPTK di Propinsi Kep. Bangka Belitung.
2) Mendukung terwujudnya keamanan pangan di Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
3) Meningkatkan citra dan kualitas pelayanan publik
4) Memfasilitasi perdagangan dalam rangka akselerasi ekspor
komoditas pertanian di Kepulauan Bangka Belitung.
2.4. Tujuan
1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari
serangan HPHK dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan
dan tumbuhan
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui
pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima
2.5. Sasaran Kegiatan
Sasaran Kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang,
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya tindakan karantina
2. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 18
keluarnya HPHK dan OPTK diperlukan dalam rangka memaksimalkan
tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang,
mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis HPHK dan
OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung dan sekitarnya, sehingga diperlukan implementasi
yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina.
Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan
pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor/impor media pembawa
HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, diperlukan dalam rangka
memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan
standar internasional. Peningkatan kepatuhan dan kepuasan
pengguna jasa karantina pertanian diperlukan dalam rangka
memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan produk
pertanian kepada masyarakat Indonesia dan negara mitra sesuai tata
aturan internasional.
2.6. Analisis Lingkungan Strategis
Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman), banyak faktor yang berhubungan dengan ancaman
resiko penyakit pada hewan dan tumbuhan, serta status penyakit di
suatu area yang terkait dengan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas
II Pangkalpinang sebagai berikut :
1) Faktor Internal
a. Kekuatan
1) Dari aspek kebijakan/regulasi telah memiliki peraturan
perundang – undangan yang memadai sebagai dasar
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, baik berupa undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri,
Keputusan Kepala Barantan, Juklak dan Juknis.
2) Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis Custom,
Imigration and Quarantine (CIQ) berdasarkan ketentuan
international (Annex IX) bertanggung jawab dan mempunyai
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 19
kewenangan di tempat pemasukan dan pengeluaran suatu
negara
3) Memiliki SDM yang berkompeten dalam penyelenggaraan
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang
terdiri dari tenaga fungsional karantina hewan (Medik
Veteriner dan Paramedik Veteriner), fungsional karantina
tumbuhan (Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan –
POPT), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), POLSUS, dan
Intelijen Karantina
4) Telah memiki Standar Pelayanan Publik yang telah diakui
oleh Ombusdmen RI serta komitmen dari pimpinan dan
pegawai untuk meningkatkan kualitasnya.
5) Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu pelayanan ISO
9001:2008 dan Standar Akreditasi Laboratorium ISO 17025 :
2005 sehingga proses bisnis organisasi dapat dijalankan
dengan efektif.
6) Mempunyai sarana dan prasarana operasional utama yang
mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan
dan pelayanan karantina.
7) Dari aspek penganggaran, selain APBN Rupiah Murni Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang memiliki
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sebagian
dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan operasional.
8) Dengan status kedudukan sebagai unit kerja eselon III maka
koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait
dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi akan lebih
mudah dan cepat.
a. Kelemahan
1) Dari aspek regulasi, kebijakan teknis operasional yang
merupakan tindak lanjut amanah PP Nomor 82/2000 dan PP
Nomor 14/2002 ada beberapa pasal yang belum
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 20
ditindaklanjuti dalam bentuk Permentan
2) Proses revisi UU Nomor 16/1992, pengamatan fungsi terkait
keamanan hayati, tentang pengawasan dan penindakan,
penambahan sanksi masih belum selesai.
3) Kebijakan teknis operasional, standar teknik dan metoda
masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan
pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan
pengawasan dan pelayanan
4) Data dan pelaporan tingkat UPT - Pusat - UPT untuk proses
engambilan keputusan belum terintegrasi
5) Distribusi SDM belum memperhitungkan analisis beban kerja
disebabkan masih terbatasnya SDM yang ada, baik jumlah
maupun kualifikasinya dalam rangka mengintensifkan
kegiatan tindakan karantina di wilayah kerja lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang.
6) Kualifikasi dan kompetensi SDM belum merata dan masih
diperlukan peningkatan.
7) Sarana/prasarana operasional perlu penataan dan
peningkatan kualitas sesuai peruntukkannya dan standar
8) Belum semua sarana pelayanan memenuhi standar minimal
9) Teknologi dan sistem informasi belum cukup memuaskan
peman-faatannya dalam meningkatkan pelayanan dan
manajemen kinerja internal
10) Masih terbatasnya alokasi anggaran dari Pusat untuk
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang.
2) Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Dengan semakin dibatasinya penggunaan berbagai bentuk
subsidi, tarif, dan ketentuan tata niaga yang dianggap
sebagai sarana restriksi pasar maka ketentuan teknis yang
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 21
menyangkut karantina dan keamanan pangan menjadi sangat
penting dalam perdagangan internasional, khususnya
perdagangan komoditas pertanian,
2) Peningkatan jumlah konsumen produk pertanian domestik,
regional maupun dunia.
3) Berlakunya Kebijakan Perjanjian Perdagangan Bebas dan
bebagai kesepakatan (MOU) antar negara dan telah
terintegrasinya perdagangan dunia atau antar kawasan.
4) Persyaratan teknis (persyaratan karantina) dipergunakan
sebagai instrument perdagangan dunia.
5) Adanya fokus pemerintah pada RPJM 1015-2019 untuk
mengatasi krisis pangan, dan target swasembada pangan.
6) Kerjasama penerapan standarisasi mutu secara internasional
berbasis ISO
7) Pengembangan dan produksi berbagai produk untuk
kesehatan hewan dan tanaman (pencegahan, diagnosis dan
pengobatan)
8) Kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan dukungan
yang kuat bagi peningkatan dan pengembangan karantina
pertanian,
9) Fungsi penyelenggaraan karantina masih kewenangan
pemerintah pusat.
10) Dengan ditetapkannya karantina sebagai fungsi dan
kewenangan Pemerintah Pusat maka pelaksanaan karantina
pertanian di seluruh Indonesia mempunyai dasar hukum dan
pembinaan yang sama yaitu Badan Karantina Pertanian,
sehingga pelaksanaannya tidak dibatasi oleh daerah
administrasi.
b. Tantangan
1) Semakin meningkatnya hambatan non tarif terhadap produk-
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 22
produk pangan yang dikenakan oleh Negara tujuan ekspor
utama, terutama terkait dengan Sanitary and Phytosanitary
(SPS).
2) Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan
3) Kebijakan proteksi dari negara mitra
4) Standarisasi produk pertanian dari negara pengimpor
5) Tingginya frekuensi lalu lintas perdagangan internasional
untuk produk pertanian
6) Meningkatnya permintaan konsumen di negara tujuan ekspor
terkait produksi pertanian yang sehat bermutu dan aman
konsumsi serta bebas penyakit
7) Meningkatnya ancaman kelestarian sumberdaya alam hayati
hewan dan tumbuhan selain HPHK dan OPTK, seperti IAS
dan GMO serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati
8) Adanya kebijakan zoning dalam importasi produk hewan
(daging)
9) Kemajuan teknologi transportasi, perdagangan dan
pariwisata mengakibatkan peningkatan kegiatan lalu lintas
komoditas
10) Banyaknya HPHK dan OPTK dari berbagai negara
11) Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK & OPTK
12) Adanya bioterorisme.
13) Semakin beragamnya bentuk dan jenis komoditas berkaitan
dengan produk produk rekayasa genetik (Genetically
Modified Organism/GMO)
14) Sulitnya menelusuri tempat asal suatu produk.
15) Berlakunya kebijakan perjanjian perdagangan bebas dunia
dan MEA
16) Meningkatnya tuntutan masyarakat khususnya para
pengguna jasa karantina atas pelayanan prima (tranparansi
dan efisiensi).
17) Meningkatnya volume, kompleksitas dan frekuensi lalulintas
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 23
media pembawa OPTK/HPHK baik impor, ekspor maupun
antar area,
18) Masih banyaknya pintu – pintu masuk dan keluar yang tidak
resmi yang belum dapat dijangkau pengawasannya.
2.7. Program/KegiatanTahun 2016
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan di
atas, BKP Kelas II Pangkalpinang menyesuaikan program/kegiatan
yang dilaksanakan oleh BARANTAN yaitu “Program Peningkatan
Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan pengawasan Keamanan
Hayati”
Untuk mendukung keberhasilan program tersebut , sesuai
dengan pedoman penetapan Program dan Kegiatan yang diterbitkan
oleh BARANTAN, maka kegiatan utama BKP Kelas II Pangkalpinang
adalah “Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati”. Yang selanjutnya dijabarkan
melalui 2 (dua) sasaran kegiatan dan 3 (tiga) indikator kinerja, sebagi
berikut :
Sasaran 1 : Meningkatnya tindakan karantina , indikatornya adalah :
- Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
- Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan.
Sasaran 2 : Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan
yang memadai, indikatornya adalah :
- Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan
memadai.
2.8. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Manfaat khusus Perjanian Kinerja adalah untuk : (1) Memantau
dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi (2) Melaporkan
capaian kinerja organisasi (3) Menilai keberhasilan organisasi.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 24
Perjanjian Kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang dengan Badan Karantina Pertanian selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5
PERJANJIAN KINERJA
BADAN KARANTINA PERTANIAN
UPT : BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PANGKALPINANG
Tahun Anggaran : 2016
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Meningkatnya tindakan
Karantina
- Persentase sertifikasi media
pembawa yang
dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah
ditetapkan.
100%
- Persentase deteksi HPHK
dan OPTK pada media
pembawa yang
dilalulintaskan melalui tempat
pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan.
100%
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 25
Tersedianya sarana
dan prasarana
perkarantina-an yang
memadai
- Persentase sarana dan
prasarana yang sesuai
kebutuhan dan memadai.100%
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam
Renstra BKP Kelas II Pangkalpinang dilakukan melalui pengukuran
pencapaian sasaran kegiatan, dalam hal ini pengukuran kinerja.
Untuk menguatkan pencapaian sasaran kegiatan tersebut disusunlah
perjanjian kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja berupa
perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan
target kinerja tertentu, dokumen perjanjian kinerja memuat
pernyataan dalam format yang mencantumkan sasaran kegiatan,
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) oraganisasi, dan target kinerja.
Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh
anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap
sasaran kegiatan sesuai dengan IKK. Perjanjian kinerja BKP Kelas II
Pangkalpinang yang telah ditandatangani baru sebatas pada target
capaian output.
Perjanjian Kinerja BKP Kelas II Pangkalpinang Tahun 2016 telah
menetapkan target kinerja berupa indikator output dan besaran target
output-nya yang akan menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja.
Indikator kinerja yang menjadi tolok ukur adalah indikator kinerja input
(rencana/anggaran keuangan) dan output.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 26
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Indikator Keberhasilan
Pencapaian target dari masing-masing Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran kegiatan yang dicapai
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang pada tahun 2016
secara rinci dapat diuraikan pada Tabel 6 berikut :
Tabel 6PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II PANGKALPINANGTAHUN 2016
SasaranKegiatan
Indikator KinerjaKegiatan
Target Realisasi
%CapaianTarget
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 27
MeningkatnyatindakanKarantina
- Persentasesertifikasi mediapembawa yangdilalulintaskanmelalui tempatpemasukan danpengeluaran yangtelah ditetapkan.
100% 100% 100%
- Persentase deteksiHPHK dan OPTKpada mediapembawa yangdilalulintaskanmelalui tempatpemasukan danpengeluaran yangtelah ditetapkan.
100% 100% 100%
Tersedianyasarana danprasaranaperkarantinaanyang memadai
- Persentase saranadan prasarana yangsesuai kebutuhandan memadai.
100% 100% 100%
3.2. Hasil Pengukuran Kinerja
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan
indikator dan capaian kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan program/kegiatan yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kinerja Tahunan. Rincian pengukuran kinerja berisi
indikator kinerja, target yang harus dicapai, dan pencapaian target
masing-masing kegiatan dan sasaran yang disajikan dalam bentuk
formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) sebagaimana
terlampir.
Selanjutnya dari aspek hasil pengukuran kinerja anggaran,
pada tahun 2016 secara umum Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang telah dapat mencapai keberhasilan yang memuaskan
dengan realisasi anggaran sebesar 95,41%.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 28
3.3. Penjelasan/Analisis Atas Pencapaian Kinerja :
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016, capaian untuk masing-
masing Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) IKK 1 : Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
Pengukuran indikator ini dapat dilakukan dengan perhitungan
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi% Capaian
Target
Persentase sertifikasi
media pembawa yang
dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah
ditetapkan.
100% 100% 100%
Sertifikasi kesehatan karantina merupakan cerminan hasil
layanan kepada masyarakat atas tindakan karantina pertanian
yang telah dilakukan, sesuai peraturan dan prosedur yang telah
ditetapkan serta merupakan dokumen pengakuan pertanggung
jawaban dan jaminan keakuratan bahwa media pembawa terbebas
dari Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Berdasarkan matrik di atas dapat dijelaskan bahwa sertifikasi
karantina hewan dan karantina tumbuhan terealisasi sesuai
dengan yang ditargetkan. Kuantitas dan frekuensi kegiatan
sertifikasi media pembawa sangat tergantung kepada pengguna
jasa karantina yang melalulintaskan media pembawa OPTK/HPHK
pada tahun berjalan. Pada tahun 2016, permohonan pengguna
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 29
jasa seluruhnya dapat dilakukan sertifikasi 100%.
Secara kuantitatif, kegiatan operasional karantina dan
pengawasan keamanan hayati tahun 2016 telah dilakukan
sertifikasi sebanyak 20.197 sertifikat. Apabila dilihat dari sisi
frekuensi dan jumlah media pembawa yang dilalulintaskan
seluruhnya dapat disertifikasi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dengan demikian pencapaian kinerja pada indikator 1
dapat dicapai sesuai target dalam Perjanjian Kinerja.
Cakupan dari indikator kinerja ini adalah bertumpu kegiatan
operasional karantina pertanian. Penguatan operasional karantina
pertanian sebagai langkah strategis dalam upaya, melakukan
pencegahan dan masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) dan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
dari luar negeri maupun penyebarannya di wilayah Republik
Indonesia.
Kegiatan Operasional Karantina Pertanian pada Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan
Kegiatan pelayanan operasional karantina tumbuhan dan
pengawasan keamanan hayati nabati selama tahun 2016 cukup
berhasil dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang melalui 10 wilayah kerja yang meliputi Pelabuhan
Laut Pangkalbalam, Bandara Depati Amir, Kantor Pos
Pangkalpinang, Pelabuhan Sungai Selan, Pelabuhan Laut Muntok,
Pelabuhan Laut Tanjung Pandan, Bandara Has hanandjoedin
Pelabuhan Laut Manggar Kantor Pos Tanjung Pandan dan Tanjung
Roe. Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
dilalulintaskan dari ekspor yaitu Lada, Karet lempengan dan bungkil
kelapa sawit, dan cangkang sawit. Media Pembawa Organisme
Pengganggu Tumbuhan yang dilalulintaskan untuk domestik masuk
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 30
yaitu komoditas pangan dan hortikultura yakni beras, terigu, jagung,
dedak, sayuran segar, buah-buahan, bibit karet dan sebagainya,
sedangkan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan
yang dilalulintaskan untuk domestik keluar lada, kopra, karet
lempengan, bibit karet, buah-buahan, kakao biji dan sebagainya.
Jumlah keseluruhan kegiatan operasional tumbuhan tahun
2016 sebesar 315,223,037 untuk satuan kilogram dengan frekuensi
8,924 kali, 1,246,745 batang dengan frekuensi 1,697 kali. Total
frekuensi selama tahun 2016 untuk satuan kilogram dan satuan
batang berjumlah 10,621 kali. Terdiri dari tindakan pemeriksaan
ekspor dengan volume sebesar 77, 796,032 kilogram dengan
jumlah frekuensi 313, kegiatan tindakan karantina domestik keluar
sebesar 163,538,436 kilogram dengan frekuensi menjadi 4,344 kali
dan kegiatan domestik masuk berjumlah 73,888,569 kilogram,
941,737 batang. Dari keseluruhan tindakan karantina tumbuhan
tersebut telah dilakukan sertifikasi sebanyak 10.434 sertifikat.
Kegiatan Operasional Karantina Hewan
Sesuai dengan Permentan No : 44/Permentan/ OT.140/3/2014,
kegiatan pelayanan operasional karantina hewan dan pengawasan
keamanan hayati hewani selama tahun 2016 telah berhasil
dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
melalui 10 (sepuluh) wilayah kerja. Media pembawa hama penyakit
hewan yang dilalulintaskan baik domestik keluar maupun domestik
masuk mencapai jumlah : Hewan berjumlah 7.628.774 ekor dengan
frekuensi 5.544 kali/tahun, 46 koloni dengan frekuensi 2 kali/tahun;
Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan 10.624.449 kgm
dengan frekuensi 2936 kali/tahun, 7.854.598 butir telur frekuensi
178 kali/tahun, dan 17.214 lembar kulit frekuensi 43 kali/tahun;
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 31
Benda lain 16.157.599 kgm dengan frekuensi 1.104 kali/tahun,
24.408 kemasan frekuensi 245 kali/tahun, 1 koloni dengan frekuensi
1 kali/tahun, 12 coli dengan frekuensi 5 kali/tahun, 5 sampel dengan
frekuensi 5 kali/tahun dengan jumlah total sertifikasi 9.763
kali/tahun.
Lalu lintas MP HPHK DOC, DOD dan DOQ frekuensi total
domestik masuk dengan frekuensi menyumbang 1537 kali atau
sekitar 22 %, frekuensi telur ayam konsumsi volume 1368 kali/tahun
atau 22 %, frekuensi sapi potong volume 910 kali/tahun atau sekitar
13 % dan kambing potong jumlah 431 kali/tahun atau sekitar 6 %.
Sedangkan untuk volume pemasukan sapi bibit adalah 574 ekor
dengan frekuensi 31 kali/tahun.
BKP Kelas II Pangkalpinang berhasil menggagalkan
pemasukan Hewan dan Produk Hewan yang tidak dilengkapi
dengan dokumen karantina sebanyak 13 kali. Terhadap hewan dan
produk hewan tersebut dilakukan penahanan, penolakan ,dan
pemusnahan. Tindakan Penahanan yang dilanjutkan Penolakan
hewan sebanyak 11 kali dengan volume 24 ekor dan Benda Lain
sebanyak 3 kali dengan volume750 kemasan. Tindakan Penolakan
terhadap media pembawa yang masuk berupa hewan sebanyak 2
kali dengan volume 11 ekor, berupa hasil bahan asal hewan
sebanyak 1 kali dengan volume 83 kgm dan benda lain sebanyak 1
kali dengan volume 600 kemasan. Tindakan karantina Pemusnahan
benda lain sebanyak 1 kali dengan volume 20 kgm.
2) IKK 2 : Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan
Analisa capaian indikator ini adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi% Pencapaian
Target
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 32
Persentase deteksi
HPHK dan OPTK pada
media pembawa yang
dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah
ditetapkan
100% 100% 100%
Capaian IKK tersebut diukur berdasarkan MP HPHK/OPTK
yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran
yang telah ditetapkan dibandingkan tindakan deteksi pencegahan
HPHK dan OPTK melalui tindakan 8P yang dilakukan di lingkup
BKP Kelas II Pangkalpinang selama satu tahun.
Dalam rangka pencapaian target indikator kinerja di atas,
terhadap media pembawa HPHK/OPTK yang dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan di Wilayah
Kerja BKP Kelas II Pangkalpinang telah dilakukan tindakan
pemeriksaan secara rutin oleh petugas teknis fungsional. Tindakan
ini dimaksudkan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi
dokumen serta mendeteksi hama dan penyakit karantina. Dalam
melakukan tindakan karantina pertanian didukung oleh petugas
karantina pertanian yang proporsional sesuai dengan kuantitas
media pembawa yang akan dilakukan pemeriksaan.
Untuk melakukan deteksi HPHK/OPTK lebih lanjut, kemudian
dilakukan pemeriksaan di laboratorium terhadap media
pembawa/sampel yang telah diambil oleh petugas karantina.
Laboratoratorium Karantina Hewan
Kegiatan pemeriksaan laboratorium Karantina Hewan Balai
Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang dilakukan sebagai
pendukung dari kegiatan tindakan karantina pemeriksaan terhadap
media pembawa hama penyakit hewan karantina. Terhadap media
pembawa HPHK yang berupa bahan asal hewan dan hasil bahan
asal hewan selain dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 33
pemeriksaan laboratorium, dilakukan juga pemeriksaan organoleptik
baik untuk lalulintas pemasukan maupun pengeluaran. Pemeriksaan
organoleptik dilakukan antara lain terhadap daging beku, daging
olahan, susu, produk susu, telur ayam konsumsi, madu, kulit sapi
garaman, sarang burung walet dan pakan ternak. Tahun 2016,
volume pemeriksaan laboratorium karantina hewan berjumlah 2653
sampel.
Pemeriksaan organoleptik, pH, dan uji cemaran mikroba
dengan TPC dilakukan pada pemasukan daging ayam beku yang
masuk melalui Pel. Laut Pangkalbalam, Bandara Depati Amir, Pel.
Laut Muntok, Pel. Laut Tanjung Pandan, Bandara H.AS.
Hanandjoeddin dan daging sapi beku yang masuk melalui Pel. Laut
Pangkalbalam, Bandara Depati Amir, Pel. Laut Muntok dan Pel.
Laut Tanjung Pandan secara monitoring dengan metode detect
diseases. Volume pemeriksaan organoleptik terhadap daging beku
dan olahan selama tahun 2016 adalah 102.255 kg sampel dengan
frekuensi 133 kali. Selain dilakukan pada media pembawa yang
masuk, juga dilakukan pada media pembawa yang keluar yaitu kulit,
madu, telur dan sarang burung walet. Selain pemeriksaan
organoleptik, untuk pengeluaran sarang burung walet dilakukan uji
TPC sebagai kegiatan monitoring PSAH. Selama tahun 2016 telah
dilakukan pemeriksaan cemaran mikroba dengan metode TPC
sebanyak 266 sampel dengan frekuensi 266 kali. Metode TPC
dilakukan untuk pengujian bakteriologi untuk mengetahui jumnlah
cemaran mikroba dengancara pembiakansebagai uji kualitas
daging.
Pemeriksaan parasitologi di Laboratorium karantina hewan
dilakukan dengan metode natif dan apus darah. Pemeriksaan
mikroskopis dengan metode natif dilakukan untuk mengetahui
adanya infeksi cacing dengan ditemukannya telur cacing pada
sampel feses media pembawa sapi, kambing,kuda dan kerbau.
Volume pemeriksaan parasitdengan metode natif Tahun 2016
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 34
sebanyak 292 sampel dengan frekuensi 17 kali. Pada pemeriksaan
telur cacing yang ditemukanantara lain telurpharampistomum sp.
Selain itu laboratorium hewan juga melakukan identifikasi
ektoparasit. Sedangkan untuk pemeriksaan parasitologi dengan
menggunakan metode preparat apus darah dengan metode
pewarnaan giemsa untuk identifikasi parasit darah baik intraseluler
dan ekstraseluler juga dapat melihat bentuk bakteri spesifik. Volume
pengujian apus darah selama tahun 2016 sebanyak 152 sampel
dengan frekuensi 13 kali.
Dalam rangka pengawasan lalulintas MP HPHK terhadap
kasus Avian Influenzamelalui lalu lintas domestik masuk/domestik
keluar dilakukan uji Rapid test pada lalulintas unggas. Pemeriksaan
dengan Rapid test dilakukan pada unggas dewasa yang
masuk/keluar ke/dari wilayah Kep. Bangka Belitung yang bertujuan
untuk deteksi dini terhadap penyakit Avian Influenza. Volume
pengujian rapid test sebanyak 51sampel dengan frekuensi 51 kali.
Pengujian rapid test AI dilakukan di wilayah kerja masing – masing
karena metodenya cepat dan mudah dilakukan.
Pemeriksaan bakteriologi Kegiatan Laboratorium tahun 2016
untuk pengujian serologis hewan besar adalah pemeriksaan
serologis Rose Bengal Test(RBT) terhadap serum sapi, kerbau dan
kambing untuk pemeriksaan hama penyakit hewan karantina yaitu
Brucellosissebanyak 1.346 sampel dengan frekuensi 37 kali/tahun.
Dalam rangka mendukung program pemerintah daerah untuk
mewujudkan swasembada daging di Kep Bangka Belitung serta
mempertahankan bebas Penyakit Brucellosis dan Rabies maka
tindakan karantina pengamatan di laboratorium BKP KLS II
Pangkalpinang sudah menerapkan ISO/IEC 17025 : 2008 sebagai
jaminan mutu sertifikasi yang dikeluarkan dan pada tahun 2016
sudah mendapatkan sertifikat akreditasi laboratorium penguji oleh
Lembaga KAN dengan ruang lingkup 2 (dua) yaitu deteksi antobodi
Brucella abortus dengan metode RBT dan deteksi antigen BVD
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 35
dengan metode ELISA antigen BVD untuk bidang Karantina Hewan.
Tindakan karantina yang dilakukan oleh petugas karantina
sebagai langkah awal dalam mendeteksi dini terhadap HPHK BVD,
maka dilakukan pengujian serologis terhadap serum darah sapi bibit
dan bakalan yang masuk ke wilayah Prop. Kep. Bangka Belitung
dengan metode ELISA antigen BVD. Selama Tahun 2016 telah
dilakukan pengujian ELISA antigen BVD sejumlah 518 sampel
dengan frekuensi 22 kali/tahun, sedangkan untuk pengujian ELISA
antibody Hog Cholera terhadap babibibit yang masuk ke wilayah
Prop. Kep. Bangka Belitung dilakukan rujukan ke Balai Veteriner
Lampung, dilakukan sebanyak 1 kali/tahun dengan jumlah sampel
sebanyak 23 sampel karena keterbatasan Kit ELISA Hog
Cholera.Dari 23 ekor babi tersebut dilanjutkan dengan pengujian
PCR sebanyak 3 sampel darah terhadap Hog Cholera dan
pengujian di subkontrakkan ke Balai Veteriner Lampung.
Tindakan karantina hewan berupa pemeriksaan laboratorium di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang dilakukan
terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina yang
memiliki resiko tinggi terhadap masuk dan tersebarnya penyakit ke
wilayah Prop. Kep. Bangka Belitung seperti Rabies, Brucellosis,
Anthrax dan Avian Influenza dari hasil surveilans dan pemantauan
rutin di wilayah Prop. Kep. Bangka Belitung. Berdasarkan klasifikasi
laboratorium yang sudah ditetapkan, pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan parasitologi, bakteriologi (RBT), virologi (Elisa
Rabies dan BVD), patologi dan keamanan pangan. Dasar perlakuan
pengujian Elisa Rabies dilakukan oleh laboratorium Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang sesuai dengan Juknis Kepala
Badan Karantina Pertanian 87/Kpts/KR.120/L/1/2016 tentang
Petunjuk Teknis Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan
terhadap Lalulintas Pemasukan Hewan Penular Rabies (Anjing,
Kucing, Kera, dan Hewan Sebangsanya) dan Prop. Kep. Bangka
Belitung bebas historis rabies.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 36
Laboratorium Karantina Tumbuhan
Dalam rangka melakukan deteksi OPTK lebih lanjut terhadap
media pembawa/sampel yang telah diambil oleh petugas karantina
maka dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Dalam pelaksa-
naannya pengujian laboratorium KT telah dilakukan sendiri di
laboratorium mini milik Wilker yang bersangkutan, maupun
Laboratorium Induk Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang..Pada kondisi Wilker pengambil sampel tidak mampu
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sendiri karena adanya
keterbatasan sarana atau SDM, sampel tersebut dapat diperiksa
oleh laboratorium induk dan atau laboratorium rujukan.
Frekuensi pengujian sampel media pembawa di Laboratorium
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang Bagian Karantina
Tumbuhan terdiri atas pengujian entomologi sebanyak 1560 kali
meliputi komoditas lada, karet, beras, dedak, kedelai, kacang-
kacangan, kernel, cangkang sawit, bungkil sawit dan lain-lain.
Sedangkan pengujian mikologi sebanyak 707 kali antara lain
terhadap komoditas lada, bibit karet, kentang, bibit sengon, bibit
lada, bawang, kelapa sawit, padi, tanaman padi, jagung, cabe,
nanas, mangga, bibit durian dan lain-lain.
Pada tahun 2016 pelaksanaan kegiatan pengujian di
laboratorium bagian karantina tumbuhan tidak ditemukan adanya
organisme pengganggu tumbuhan Karantina (OPTK), baik OPTK A1
maupun OPTK A2 seluruhnya berupa OPT baik dari cendawan dan
serangga.
Kegiatan determinasi/identifikasi dilaksanakan di laboratorium
Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang oleh analis laboratorium Karantina Tumbuhan pada
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang.
Dalam rangka deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa
yang dilalulintaskan, selanjutnya terhadap HPHK/OPTK tertentu
yang karena sifatnya, memerlukan waktu lama, sarana dan kondisi
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 37
khusus, maka terhadap media pembawa yang telah diperiksa pada
tahap pemeriksaan pendeteksian dilakukan di IKH dan gudang
pemililik yang ditetapkan Kepala Badan Karantina Pertanian untuk
dilakukan pengamatan lebih lanjut. Terhadap media pembawa
HPHK/OPTK selanjutnya diberikan tindakan perlakuan untuk
membebaskan atau menyucihamakan media pembawa tersebut.
Terhadap media pembawa yang dilakukan pengasingan dan
tidak dapat disucihamakan dilakukan tindakan penahanan. Selain
itu, penahanan juga dilakukan terhadap media pembawa yang
setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata persyaratan karantina tidak
dapat dipenuhi oleh pemilik, sesuai batas waktu yang telah
ditetapkan.
Disamping itu, pada tahun 2016 telah dilakukan tindakan
karantina penolakan terhadap media pembawa HPHK yang
dimasukkan ke dalam wilayah propinsi Kepulauan Bangka Belitung
karena ternyata MP tersebut tidak dilengkapi dokumen karantina.
Guna memutus mata rantai penyebaran HPHK/OPTK, pada
tahun 2016 BKP Kelas II Pangkalpinang melakukan tindakan
pemusnahan terhadap MP dengan cara dibakar dan di kubur
dengan mencampurkan desinfektan pada media pembawa yang
dimusnahkan tersebut. Tindakan ini dilakukan karena ternyata
setelah dilakukan tindakan penolakan, MP HPHK tidak segera di
bawa keluar dari wilayah/area tujuan pemasukan oleh pemiliknya
dalam batas waktu yang telah ditetapkan.
Tindakan pemusnahan dilakukan dengan disaksikan oleh
petugas instansi terkait dan pengguna jasa sesuai peraturan yang
berlaku.
Tabel 7Rekapitulasi Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
Karantina HewanTahun 2016
No. TanggalMedia
PembawaJumlah Asal
Tempat
PemasukanFrek
PENAHANAN
1 30 Januari
2016
Cacing Tanah 6kemasan
Kab.
Malang
Bandar Udara
Depati Amir1
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 38
2 20 Februari
2016
Kucing
Angora
1 ekor Kota
Jakarta
Selatan
Bandar Udara
Depati Amir 1
3 19 April 2016 Ayam Potong/
Layer Afkir
1330
ekor /
130 box
Kab.
Lampung
Tengah
Pelabuhan
Laut Muntok 1
4 19 April 2016 Ayam Potong/
Layer Afkir
1330
ekor /
130 box
Kab.
Lampung
Tengah
Pelabuhan
Laut Muntok 1
5 08 Juni 2016 Ayam 7 ekor Kab.
Belitung
Pelabuhan
Pangkalbalam1
6 08 Juni 2016 Hamster 2 ekor Kab.
Belitung
Pelabuhan
Pangkalbalam1
7 09 Juni 2016 Kotoran Ayam 8000 kg /
250 bag
Kota
Palembang
Pelabuhan
Laut Muntok1
8 25 Agustus
2016
Daging Ayam
Beku
58 kgm /
7
kemasan
Kota
Jakarta
Selatan
Bandar Udara
Depati Amir 1
9 27 Oktober
2016
Ular Sanca
Batik
1 ekor Kab.
Malang
Kantor Pos
Pangkalpinan
g
1
10 16 Desember
2016
Sosis Ayam
Sosis Sapi
5.76 Kgm
11.52
Kgm
Jakarta
Pusat
Pelabuhan
Laut Muntok 1
11 21 Desember
2016
Olahan daging
Ayam
Olahan
Daging Sapi
Olahan Susu
12.45
Kgm
54.46
Kgm
12.2 Kgm
Bekasi Pelabuhan
Laut Muntok
1
Hewan : 2671
ekor
BAH : 58 Kgm ; HBAH :
96.39 Kgm
Benda Lain
: 8000 Kgm;
6 kemasan
PENOLAKAN
121 Februari
2016
Kucing
Angora1 ekor
Kota
Jakarta
Selatan
Bandar Udara
Depati Amir1
2 20 April 2016
Ayam
Potong/
Layer Afkir
1330 ekor /
130 box
Kab.
Lampung
Tengah
Pelabuhan
Laut Muntok1
3 20 April 2016
Ayam
Potong/
Layer Afkir
1330 ekor /
130 box
Kab.
Lampung
Tengah
Pelabuhan
Laut Muntok1
4 09 Juni 2016Kotoran
Ayam
8000 kg /
250 bag
Kota
Palembang
Pelabuhan
Laut Muntok1
5 10 Juni 2016 Ayam 7 ekorKab.
Belitung
Pelabuhan
Pangkalbalam1
6 10 Juni 2016 Hamster 2 ekorKab.
Belitung
Pelabuhan
Pangkalbalam1
729 Agustus
2016
Daging
Ayam Beku
58 kgm / 7
kemasan
Kota
Jakarta
Selatan
Bandar Udara
Depati Amir1
821 Desember
2016
Olahan
daging
Ayam
12.45 Kgm BekasiPelabuhan
Laut Muntok1
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 39
Olahan
Daging Sapi54.46 Kgm
Olahan
Susu12.2 Kgm
Hewan : 2670
ekor
BAH : 58 Kgm ; HBAH :
79.11 Kgm
Benda Lain
: 8000 Kgm
PEMUSNAHAN
103 Februari
2016Cacing Tanah 6 kemasan
Kab.
Malang
Bandar Udara
Depati Amir1
2
20
Desember
2016
Sosis Ayam 5.76 KgmJakarta
Pusat
Pelabuhan
Laut Muntok1
Sosis Sapi 11.52 Kgm
HBAH : 17.28 Kgm
Benda
Lain : 6
kemasan
Tabel 8Rekapitulasi Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
Karantina Tumbuhan Tahun 2016
No TanggalMedia
PembawaJumlah Asal
Tempat
PemasukanFrek
PENAHANAN
1 24/2/2016 Bibit Tulip 7 bungkus Malaysia Kantor Pos 1
2 25/2/2016 Bibit buah-
buahan
50 stek Turki Kantor Pos 1
3 3/3/2016 Bawang Merah 500 kg Kep.Riau Pkl. Balam 1
4 3/4/2016 Benih Bit 4 bungkus Prancis Kantor Pos 1
5 11/4/2016 Benih rumput 500 gram United
kingdom
Kantor Pos 1
6 29/4/2016 Benih Selasih 5 bungkus Jepang Kantor Pos 1
7 14/7/2016 Benih Mawar 6 bungkus Singapura Kantor Pos 1
8 12/8/2016 Benih Tanaman
Bunga
18 bungkus Singapura Kantor Pos 1
9 26/8/2016 Benih Tanaman
Bunga
19 bungkus Cina Kantor Pos 1
PENOLAKAN
1 8/3/2016 Bibit Tulip 7 bungkus Malaysia Kantor Pos 1
2 9/3/2016 Bibit buah-
buahan
50 stek Turki Kantor Pos 1
3 17/3/2016 Bawang Merah 500 kg Kep.Riau Pkl. Balam 1
4 19/5/2016 Benih Bit 4 bungkus Prancis Kantor Pos 1
5 25/4/2016 Benih rumput 500 gram United
kingdom
Kantor Pos 1
6 19/5/2016 Benih Selasih 5 bungkus Jepang Kantor Pos 1
7 28/7/2016 Benih Mawar 6 bungkus Singapura Kantor Pos 1
8 26/8/2016 Benih Tanaman
Bunga
18 bungkus Singapura Kantor Pos 1
9 9/9/2016 Benih Tanaman
Bunga
19 bungkus Cina Kantor Pos 1
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 40
PEMUSNAHAN
1 23/3/2016 Bibit Tulip 7 bungkus Malaysia Kantor Pos 1
2 23/3/2016 Bibit buah-
buahan
50 stek Turki Kantor Pos 1
3 1/4/2016 Bawang Merah 500 kg Kep.Riau Pkl. Balam 1
4 6/5/2016 Benih Bit 4 bungkus Prancis Kantor Pos 1
5 9/5/2016 Benih rumput 500 gram United
kingdom
Kantor Pos 1
6 19/5/2016 Benih Selasih 5 bungkus Jepang Kantor Pos 1
7 12/8/2016 Benih Mawar 6 bungkus Singapura Kantor Pos 1
8 10/9/2016 Benih Tanaman
Bunga
18 bungkus Singapura Kantor Pos 1
9 23/9/2016 Benih Tanaman
Bunga
19 bungkus Cina Kantor Pos 1
Adapun Terhadap MP HPHK/OPTK yang :
1. Memenuhi persyaratan karantina hewan/tumbuhan
2. Setelah dilakukan pemeriksaan, media pembawa tersebut tidak
tertular HPHK/OPTK;
3. Setelah dilakukan Pengasingan dan Pengamatan, media
pembawa tidak tertular HPHK/OPTK;
4. Setelah dilakukan perlakuan, media pembawa dapat
disembuhkan atau disucihamakan dari HPHK/OPTK;
5. Setelah dilakukan penahanan dalam batas waktu tertentu,
seluruh persyaratan karantina yang diwajibkan dapat dipenuhi.
6. Bukan merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya.
telah dilakukan pembebasan dengan memberikan surat
pembebasan berupa Sertifikat Kesehatan Karantina Hewan/
Tumbuhan.
Karena seluruh MP HPHK/OPTK yang dilalulintaskan di
wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang telah
dilakukan tindakan deteksi pencegahan HPHK/OPTK sebagimana
penjelasan di atas, dengan demikian Realisai Capaian IKK Tahun
2016 didukung dengan kegiatan dengan capaian output sebesar
100%.
3) IKK 3 : Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 41
dan memadai.
Pengukuran indikator ini dapat dilakukan dengan perhitungan
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi% Capaian
Target
Persentase sarana dan
prasarana yang sesuai
kebutuhan dan memadai100% 100% 100%
Dalam rangka mewujudkan Visi Balai Karantina Pertanian
Kelas II Pangkalpinang maka pelayanan karantina karantina
tumbuhan dan karantina hewan perlu difasilitasi dengan sarana dan
prasarana kantor yang memadai. Dengan sarana dan prasarana
kantor yang memadai akan memberikan motivasi, semangat kerja
serta mendukung kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari
sehingga upaya pelaksanaan tupoksi pencegahan OPTK dan HPHK
terhadap MP yang keluar dan masuk di wilayah kerja BKP Kelas II
Pangkalpinang dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.
Keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja ini diukur dengan
menghitung jumlah sarana dan sarana yang dibutuhkan untuk
direalisasikan pada tahun 2016 dibanding dengan target capaian
dalam Perjanjian Kinerja.
Sesuai dengan alokasi DIPA Tahun 2016 BKP Kelas II
Pangkalpinang melakukan pengadaan sarana dan prasara berupa :
Kendaraan operasional roda 2 sebanyak 4 unit, alat pengolah data
dan komunikasi sebayak 21 unit, peralatan dan fasilitas perkantoran
sebanyak 46 unit, gedung dan bangunan dengan volume 488 M2.
Pengadaan sarana dan sarana tersebut secara keseluruhan dapat
direalisasikan 100%. Secara rinci pengadaan sarana dan prasarana
pada tahun 2016 tersaji pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 42
Daftar Sarana dan Prasarana(Gedung/Bangunan dan Peralatan Mesin) Pengadaan Tahun 2016
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
No Nama Barang Merk/Tipe Jumlah
I Peralatan dan Mesin
1 Sepeda Motor Honda Vario 150 6 Unit
2 Lemari Besi Metal Lion 10 Buah
3 Rak Besi Lion 4 Buah
4 Teralis Besi 12 Buah
5 Meja Kerja Besi Horse 3 Buah
6 Kursi Besi Metal Indachi 23 Buah
7 Meja Resepsionis Kayu 1 Buah
8 AC. Split Panasonic 10 Buah
9 UPS Pro link Pro 4 Buah
10 Faximaile Panasonic 2 Buah
11 Allon Box Pass Box 1 Buah
12 Refrigerator Sharp 1 Buah
13 Micro Pippet Expendorf 2 Buah
14 Stand Diluter Pippet Carousel Stand 1 Buah
15 Multichanel Pipet Dispenser Expendorf 1 Buah
16 Pippet Machine AHN 1 Buah
17 Sprayer Disinfectant 1 Buah
18 Hot Plate Stires Thermo 1 Buah
19 Laboratory Fridge Frizer Liether 1 Buah
20 PC Unit HP 6 Buah
21 Lap Top Asus 3 Buah
22 Printer HP 7 Buah
23 Scanner Epson 2 Buah
24 LCD Proyector Infokus Panasonic 1 Buah
II Gedung dan Bangunan
1 Bangunan Gedung InstalasiLainnya
IKH Wilker TanjungPandan
20 M2
2 Gedung Pos Jaga Permanen Pos Jaga WilkerMuntok
87 M2
3 PagP ar ermanen Pagar WilkerMuntok
147 M2
4 Rehab Bangunan GedungKantor Wilker Muntok
Rehab danperluasan
144 M2
5 Rehab Rumah Dinas TanjungPandan
Rehab 87 M2
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 43
6 Pematangan Tanah IKH diSelindung
Pengurugan 991 M3
Hasil Keluaran pelaksanaan kegiatan Pengadaan sarana dan
sarana di atas apabila dikaitkan dengan Kegiatan Peningkatan
Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati akan bermanfaat :
1. Menunjang kelancaran penyelenggaraan karantina pertanian di
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Semakin melengkapi sarana dan prasarana kantor dalam
rangka mendukung operasional pelayanan karantina pertanian
di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
3. Memperlancar sistem pelaporan operasional khususnya di
Wilker lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkapinang.
4. Menunjang tindakan karantina yang cepat, tepat dan akurat
karena didukung dengan tempat kerja yang memadai dan
fasilitas yang tersedia mampu melakukan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat.
3.4.Akuntabilitas Keuangan
Tahun Anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang dalam melaksanakan peran dan fungsinya mendapat
dukungan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar
Rp.9.370.760.000,-.yang dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Nomor : SP DIPA-018.12.2. 237800/2016 tanggal 07
Desember 2015, dengan rincian:
Belanja Pegawai Rp. 2.873.522.000,- (30,66%)
Belanja Barang Rp. 4.037.485.000,- (43,09%)
Belanja Modal Rp. 2.459.753.000 ,- (26,25%)
Realisasi DIPA tahun 2016 secara keseluruhan sebesar Rp.
8.940.970.470,- atau 95,41%. Dalam pelaksanaannya ada
optimalisasi dan efisiensi dari pembiayaan beberapa kegiatan. Secara
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 44
global pagu, realisasi, dan sisa anggaran per belanja dapat dilihat pada
Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10
Data Realisasi dan Sisa Anggaran
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
Tahun 2016
Kode Jenis BelanjaPagu DIPA Realisasi Sisa Anggaran
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
51BELANJA
PEGAWAI 2.873.522.000 100 2.871.030.786 99,91 2.491.214 0,09
52BELANJA
BARANG 4.037.485.000 100 3.623.920.684 89,76 413.564.316 10,24
53BELANJA
MODAL 2.459.753.000 100 2.446.019.000 99,44 13.734.000 0,56
Jumlah 9.370.760.000 100 8.940.970.470 95,41 429.789.530 4,59
a. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai sebesar Rp. 2.873.522.000,- yang telah
digunakan untuk keperluan gaji pokok, tunjangan suami/istri, tunjangan
anak, tunjangan struktural, tunjangan fungsional, tunjangan pajak,
tunjangan beras, belanja uang makan, tunjangan umum, dan belanja
uang lembur. Untuk belanja ini secara keseluruhan terealisasi sebesar
Rp. 2.871.030.786,- atau hampir 99,91% dari pagu di atas, sehingga
terdapat sisa Belanja Pegawai sebesar Rp. 2.491.214,- atau 0,09%.
Alokasi anggaran Belanja Pegawai tahun 2016 mengalami
kenaikan tahun sebelumnya dikarenakan adanya pengangkatan PNS
dari CPNS, bertambahnya jumlah keluarga yang masuk tanggungan,
kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala, dan kenaikan
jabatan fungsional.
b. Belanja Barang
Pagu DIPA untuk Belanja Barang dialokasikan sebesar Rp.
4.037.485.000,- dapat terealisasi sebesar Rp 3.623.920.684,- atau
89,76%. Belanja Barang ini antara lain digunakan untuk membiayai
keperluan perkantoran yang meliputi belanja pengadaan
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 45
makanan/minuman penambah daya tahan tubuh pegawai, pengadaan
pakaian dinas pegawai, pengadaan pakaian petugas laboratorium dan
petugas satpam, pengadaan pas bandara, pemeliharaan/perawatan
gedung dan instalasi kantor, pemeliharaan dan operasional sarana
kantor, pemeliharaan dan operasional kendaraan dinas, pengadaan
perlengkapan kantor dan keperluan sehari-hari, honor yang terkait
dengan operasional Satker, belanja langganan daya dan jasa, belanja
operasional tata kelola kegiatan, sosialisasi karantina pertanian,
koordinasi pelayanan dan pengawasan dengan instansi terkait serta
belanja barang operasional mengikat lainnya dalam rangka
mendundukung tupoksi Balai Karantina Pertanian . Sisa anggaran
Belanja Barang adalah sebesar Rp.413.564.316,- atau 10,24%.
c. Belanja Modal
Tahun 2016 plafon Belanja Modal yang dialokasikan dalam DIPA
sebesar Rp.2.459.753.000,- terealisasi Rp 2.446.019.000,- atau
99,44%. Belanja ini digunakan untuk membiayai pengadaan kendaraan
operasional roda 2, alat pengolah data, peralatan teknis dan
laboratorium, pengadaan alat komunikasi, pengadaan alat teknis dan
laboratorium, pengadaan mebelair, pengadaan peralatan fasilitas
gedung/kantor, pengurugan tanah, rehab gedung pelayanan Wilker
Pelabuhan Muntok, pembangunan IKH/kandang unggas, rehab rumah
dinas di Belitung, pemagaran di Wilker Pelabuhan Muntok.
Sisa anggaran belanja modal sebesar Rp.13.734.000,- atau
0,56%, sisa anggaran ini dikarenakan terjadi penghematan dan
optimalisasi terhadap penyerapan realisasi anggaran belanja modal
tersebut.
Dengan berakhirnya tahun anggaran, sisa kas yang tidak
terealisasi di bendahara pengeluaran baik UP maupun TUP seluruhnya
telah disetor ke Kas Negara pada akhir Desember 2016.
d. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pada dasarnya, penerimaan negara terbagi atas 2 jenis
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 46
penerimaan, yaitu penerimaan dari pajak dan penerimaan bukan pajak
yang disebut penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Menurut UU No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak, PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat
yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Salah satu kelompok
PNBP menurut Undang-undang tersebut adalah penerimaan dari
pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah. Dasar penetapan Tarif
PNBP yang dipungut Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
selama tahun 2016 mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor: 48
Tahun 2012. Selanjutnya PP tersebut telah dicabut seiring dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2016 tentang Jenis
dan Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Kementerian Pertanian sebagai pengganti Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2012 yang berlaku efektif mulai tanggal bulan
Oktober 2016.
Tahun 2016 total PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang sebesar Rp.744.852.531,- yang terdiri dari penerimaan
fungsional dari sensor jasa karantina sebesar Rp. 732.130.836,- dan
penerimaan lainnya sebesar Rp. 12.721.695,- dari hasil penerimaan
kembali belanja pegawai Rp 4.020.000,- dan pendapatan penjualan
alat dan mesin Rp 3.765.000,- serta pendapatan pelunasan piutang
Non Bendahara Rp 4.936.695,-. Penerimaan tersebut seluruhnya telah
disetorkan kembali ke Kas Negara.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, penerimaan jasa
karantina, masih merupakan kontributor/sumbangan terbesar dari
seluruh penerimaan negara bukan pajak pada Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang. Fluktuasi penerimaan jasa karantina
sangat berpengaruh terhadap pencapaian target. Selain itu fluktuasi
penerimaan jasa karantina juga tidak terlepas dari frekuensi dan
kuantitas/volume komoditi yang dilalulintaskan serta PP tarif yang
berlaku.
Pada tahun 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas II
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 47
Pangkalpinang mendapat alokasi anggaran yang bersumber dari
PNBP sebesar Rp.203.340.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk
biaya jasa tenaga pengurus dan pengamanan tahanan MP, transport
perjalanan dinas dalam rangka konsultasi, koordinasi dan pembinaan
Wilker, pengadaan kendaraan operasional roda-2, dan pengadaan alat
pengolah data.
BAB IVPENUTUP
Tujuan utama penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Karantina
Pertanian Kelas II Pangkalpinang ini adalah dalam rangka pertanggung
jawaban pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran tahun 2016. Selain itu
laporan ini diharapkan dapat berperan selain sebagai alat kendali, tetapi juga
dapat digunakan sebagai alat penilai kualitas kinerja, serta sebagai alat
pendorong demi terwujudnya penyelenggaraan perkarantinaan yang baik.
Dari LAKIP ini dapat diketahui bahwa seluruh sumber daya yang ada di
Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang telah dicurahkan secara
maksimal dalam rangka berupaya untuk mengemban dan mewujudkan Visi
“Terwujudnya instansi pelayanan terbaik yang tangguh dan percaya dalam
perlindungan kelestarian sumber daya alam hayati dan hewani serta
keamanan pangan segar di Propinsi Bangka Belitung”
Program/kegiatan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pangkalpinang sebagai sasaran kinerja yang direncanakan mendapat alokasi
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 48
anggaran tahun 2016. Pada saat yang sama juga telah banyak kegiatan yang
dilakukan baik yang berbentuk fisik maupun non fisik, yang secara
keseluruhan mempunyai tingkat keberhasilan pencapaian realisasi
penyerapan anggaran sebesar 95,41% dari pagu yang ditetapkan.
Belajar dari pengalaman, kedepan dalam rangka meningkatkan kinerja
perlu : 1) mengefektifkan kerja tim dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas
yang terkait dengan kegiatan yang telah dijadwalkan; 2) meningkatkan
koordinasi dan kerjasama secara terus menerus dingan pihak-pihak terkait; 3)
bertahap melengkapi sarana dan prasarana penunjang yang memadai.
Beberapa keberhasilan yang telah dicapai merupakan suatu kebanggaan
yang akan memotivasi staf dalam meningkatkan kinerja dalam mencapai
tujuan, program dan sasaran strategis pembangunan perkarantinaan yang
telah ditetapkan. Predikat Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang
sebagai instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian Pertanian yang bebas
dari korupsi akan terus dipertahankan.
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 1
LampiranPENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
TAHUN ANGGARAN 2016
No
Sasaran
Satuan Target Realisasi
% Capaian
TargetAnggaran
Uraian Indikator Kinerja Kegiatan Pagu RealisasiPersen-
tase
1 Meningkatnya
tindakan
Karantina
Persentase sertifikasi media
pembawa yang dilalulintaskan
melalui tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah
ditetapkan.
% 100% 100% 100%
9.370.000.000 8.940.970.470 95,41%Persentase deteksi HPHK dan
OPTK pada media pembawa
yang dilalulintaskan melalui
tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah
ditetapkan.
% 100% 100% 100%
2 Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
Persentase sarana dan prasarana
yang sesuai kebutuhan dan
memadai.
% 100% 100% 100%
Jumlah 9.370.000.000 8.940.970.470 95,41%
LAKIN BKP KLS II PANGKALPINANG 2016 2
top related