laporan kinerja badan ketahanan pangan tahun...

87
LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018 20 18 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN Jalan Harsono RM No 3 Ragunan, Pasar Minggu Tlp. (021) 7805035 – 7805641 Jakarta Selatan - 12550 KEMENTERIAN PERTANIAN

Upload: vanthu

Post on 26-May-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN

TAHUN 2018

20 18

BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN Jalan Harsono RM No 3 Ragunan, Pasar Minggu Tlp. (021) 7805035 – 7805641 Jakarta Selatan - 12550

KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 2: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun

2018 dapat selesai disusun sesuai rencana.

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan ini merupakan wujud akuntabilitas

kinerja atas upaya pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan pada Rencana

Strategis (Renstra) 2015-2019. Laporan Kinerja ini merupakan tindak lanjut dari

amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Tahun 2018 ini menyajikan hasil pengukuran sasaran kinerja

yang dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan selama periode Tahun 2018

yang disusun berdasarkan capaian Indikator Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun

2018 yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Tahun 2018 ini, diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi peningkatan kinerja Badan Ketahanan Pangan. Kami mengucapkan

terima kasih kepada segenap pihak yang telah mencurahkan kemampuan, gagasan,

dan upaya terbaik dalam menjalankan tugas dan fungsi dengan hasil kinerja seperti

yang tertuang dalam Laporan Kinerja ini.

Jakarta, Februari 2019

Kepala Badan Ketahanan Pangan

Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng

Page 3: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sejalan dengan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan 2015-2019, Visi Badan

Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian adalah: ”Terwujudnya Ketahanan

Pangan berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan”. Untuk mencapai visi

tersebut, maka disusun misi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yaitu:

(1) Memantapkan ketersediaan komoditas pangan strategis nasional; (2)

Memantapkan sistem distribusi dan stabilitas harga komoditas pertanian strategis

nasional; (3) Mewujudkan pangan strategis nasional yang berkualitas dan aman; serta

(4) Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan B2SA berbasis sumber daya

lokal.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 dilakukan

dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan

realisasinya. Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, capaian kinerja BKP tahun

2018 dari koefisien variasi harga pangan strategis mencapai di atas 100% (sangat

berhasil). Hal ini mengindikasikan bahwa harga komoditas pangan strategis nasional

selama tahun 2018 stabil. Kondisi tersebut didukung oleh pelaksanaan program/

kegiatan stabilisasi harga komoditas pangan strategis melalui Gapoktan dan Toko Tani

Indonesia (TTI) yang tersebar di seluruh Indonesia. Peran TTI dan TTIC mampu

mendukung stabilisasi harga pangan strategis dengan menyediakan pangan murah

berkualitas dan melakukan operasi pasar dimana terjadi kenaikan harga. Di samping

itu, dukungan kegiatan Sergap dan Upsus untuk stabilisasi harga juga cukup efektif.

Pencapaian kinerja indikator rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas

pangan strategis nasional mencapai di atas 100% yaitu sebesar 146,32% (sangat

berhasil). Capaian ini didukung oleh peningkatan produksi beberapa komoditas

strategis yaitu padi, jagung, kedelai, daging sapi/kerbau, tebu, cabai dan bawang

merah. Capaian indikator jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan

manusia (jumlah kasus) mencapai 100% karena sepanjang tahun 2018 tidak terjadi

kasus pangan segar nasional yang membahayakan kesehatan manusia. Capaian ini

dilakukan dengan melakukan uji sampel pangan segar yang beredar, sertifikasi produk

pangan segar, sosialisasi dan kampanye-kampanye terkait keamanan pangan segar.

Disamping itu juga dilakukan peningkatan sumberdaya manusia pengawas keamanan

pangan segar yang menjadi ujung tombak dilapangan dalam pengawasan pangan

segar, walaupun jumlahnya belum sebanding bila dibandingkan dengan luas wilayah

Indonesia. Capaian Skor Pola Pangan Harapan mencapai 100,22%, capaian ini

menunjukkan kualitas konsumsi pangan masyarakat semakin baik. Sedangkan

capaian Tingkat Konsumsi Energi terhadap Standar Konsumsi Energi (% dari 2.150

kkal/kap/hari) mencapai 103,82%.

Page 4: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

iii

Untuk mencapai kinerja tahun 2018, Badan Ketahanan Pangan telah menyusun

Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2018 sebagai acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas

kinerja yang akan dicapai pada tahun 2018.

Capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 sebagaimana diuraikan di atas

dapat dilihat pada tabel berikut:

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR TAHUN 2018

TARGET REALISASI CAPAIAN

1 Stabilitas harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen

(1) Koefisien variasi harga pangan di tingkat produsen dan konsumen (CV)

10-30%

a.

Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat produsen

< 10% 3,01% 169,90% (sangat berhasil)

Koefisien variasi harga komoditas beras di tingkat konsumen

< 10% 1,60% 184,00% (sangat berhasil)

b.

Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat produsen

< 10% 8,83% 111,70% (sangat berhasil)

Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat konsumen

< 10% 2,02% 179,80% (sangat berhasil)

c.

Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat produsen

< 10% 1,72% 182,80% (sangat berhasil)

Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat konsumen

< 10% 0,96% 190,40% (sangat berhasil)

d.

Koefisien variasi harga komoditas gula pasir di tingkat konsumen

< 10% 1,31% 186,90% (sangat berhasil)

e. Koefisien variasi harga komoditas daging sapi di tingkat konsumen

< 10% 0,89% 191,10% (sangat berhasil)

f.

Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen

< 30% 18,30% 139,00% (sangat berhasil)

Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat konsumen

< 30% 9,37% 168,77% (sangat berhasil)

g.

Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat produsen

< 25% 16,75% 133,00% (sangat berhasil)

Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat konsumen

< 25% 15,32% 138,72% (sangat berhasil)

2 Tersedianya Komoditas Pangan Strategis Nasional

(2) Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis nasional (%)

100 146,32% 146,32% (sangat berhasil)

3 Terjaminnnya kualitas dan keamanan pangan strategis nasional

(3) Jumlah kasus pangan segar stra-tegis nasional yang membahaya-kan kesehatan manusia (jumlah)

11 0 100%

(sangat berhasil)

(4) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90,5 90,7

100,22% (sangat berhasil)

Page 5: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

iv

4 Meningkatnya kualitas konsumsi pangan nasional

(5) Tingkat konsumsi energi terhadap standar konsumsi energi (% dari 2.150 kkal)

96,1 99,77 103,82% (sangat berhasil)

Kinerja Keuangan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

Realisasi belanja Badan Ketahanan Pangan pada TA 2018 adalah sebesar

Rp586.276.591.831,- atau 97,67% dari Pagu DIPA sebesar Rp600.286.783.000,-.

Capaian kinerja anggaran dapat dilihat pada tabel berikut.

NO. JENIS KEGIATAN TAHUN 2018

PAGU REALISASI PERSENTASE (%)

1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

251.243.118.000 247.518.291.919 98,51

2 Pengembangan Ketersediaan dan Penenganan Rawan Pangan

90.341.400.000 88.440.988.766 97,90

3

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan

173.144.500.000 170.787.817.142 98,61

4 Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan

85.507.765.000 79.330.119.248 92,78

TOTAL 600.286.783.000 586.276.591.831 97,67

Persentase realisasi anggaran tahun 2018 meningkat jika dibandingkan dengan

realisasi tahun 2017 yaitu sebesar 95,57%.

Secara umum, indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai dengan baik. Untuk itu,

upaya perbaikan kedepan yang dapat dilakukan adalah dengan mengintensifkan

koordinasi serta mengkomunikasikan program dengan instansi pusat dan daerah agar

pelaksanaannya dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Selain itu juga

dengan melaksanakan manajemen risiko, terutama untuk program kerja bersifat

prioritas, sehingga risiko yang akan dihadapi dapat diproyeksi, dimitigasi, sehingga

kesempatan pencapaian tujuan dan target kinerja menjadi lebih besar.

TAHUN 201795,57%

TAHUN 201897,67%

Page 6: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i

Ringkasan Eksekutif ....................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................... v

Daftar Tabel .................................................................................................... vi

Daftar Gambar ................................................................................................ viii

Daftar Lampiran .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 5

C. Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan .............................. 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ........................................................... 8

A. Rencana Strategis ........................................................................ 8

B. Perjanjian Kinerja .......................................................................... 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................... 21

A. Capaian Kinerja Organisasi .......................................................... 21

B. Realisasi Anggaran ....................................................................... 52

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 56

A. Simpulan Umum ........................................................................... 56

B. Upaya dan Tindak Lanjut Ke Depan ............................................ 57

Page 7: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Pegawai Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 per Eselon II .........................................................................................................

7

Tabel 2a Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (sebelum revisi) ................................................................

8

Tabel 2b Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (setelah revisi) ..................................................................

9

Tabel 3a Target Indikator Kinerja Program (IKP) Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (sebelum revisi) ........................................

10

Tabel 3b Target Indikator Kinerja Program (IKP) Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (setelah revisi) ..........................................

11

Tabel 4 Pendanaan APBN Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 ...................................................................................................

15

Tabel 5a Perjanjian Kinerja (PK) Awal Tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan. 17

Tabel 5b Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 (setelah revisi) ...... 18

Tabel 6 Keselarasan Indikator Kinerja Renstra dengan Penetapan Kinerja (setelah revisi) ....................................................................................

19

Tabel 7a Penjelasan Hasil Penghitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 ..............................................

22

Tabel 7b Penjelasan Hasil Penghitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2017 ..............................................

23

Tabel 8 Pencapaian Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 ............ 25

Tabel 9 Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Produsen Tahun 2015-2018 ..................................................

29

Tabel 10 Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat Konsumen Tahun 2015-2018 .................................................

32

Tabel 11 Target dan Realisasi Bantuan Pemerintah Kegiatan PUPM/TTI Tahun 2018 ........................................................................................

39

Tabel 12 Jumlah pengadaan komoditas pangan dari LUPM yang diterima TTIC ...................................................................................................

40

Tabel 13 Jumlah Gapoktan LUPM yang melakukan pasokan komoditas pangan ke TTIC ..................................................................................

41

Tabel 14 Perkembangan rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis Tahun 2016-2018 ....................................................

43

Tabel 15 Capaian Sertifikasi Prima ................................................................... 45

Tabel 16 Capaian Pendaftaran/Registrasi PSAT dan Rumah Kemas ............... 46

Page 8: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

vii

Tabel 17 Monitoring Keamanan PSAT .............................................................. 47

Tabel 18 Perkembangan Skor PPH 2014 – 2018 .............................................. 49

Tabel 19 Perkembangan Konsumsi Energi tahun 2014 – 2018 ......................... 52

Tabel 20 Alokasi Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014–2018 ....... 52

Tabel 21 Pagu dan Realisasi Anggaran BKP Tahun 2018 per Kegiatan ............ 53

Page 9: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Jumlah Pegawai Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 ................... 6

Gambar 2 Pendanaan APBN Kegiatan BKP Tahun 2015 – 2019 ........................ 16

Gambar 3 Kriteria Penerima Kegiatan Toko Tani Indonesia ................................ 37

Gambar 4 Kerangka Pikir Pelaksanaan Toko Tani Indonesia .............................. 37

Gambar 5 Pengadaan Beras dan Bawang Merah Per Bulan 2018 ...................... 41

Gambar 6 Persentase Jumlah Gapoktan yang Menyalurkan Komoditas Pangan Melalui TTIC .......................................................................................

42

Gambar 7 Realisasi Anggaran Dibandingkan Dengan Pagu Renstra dan Pagu Anggaran Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2018 .....

53

Page 10: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan ....................................... 59

Lampiran 2a Target Kinerja Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (sebelum revisi) ........................................................................................

60

Lampiran 2b Target Kinerja Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (setelah revisi) ..........................................................................................

62

Lampiran 3 Matriks Kinerja dan Pendanaan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 .........................................................................................................

64

Lampiran 4 Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ................................................................ 71

Lampiran 5 Dukungan Instansi Lainnya ...................................................................... 73

Page 11: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pertanian, Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan

koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan diversifikasi

dan pemantapan ketahanan pangan. Pelaksanaan tugas diselenggarakan secara

efektif dan efisien berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance).

Di dalam melaksanakan tugasnya, Badan Ketahanan Pangan

menyelenggarakan fungsi :

1. Koordinasi, pengkajian, penyusunan kebijakan, pemantauan dan pemantapan di

bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan

distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan

peningkatan keamanan pangan segar;

2. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ketersediaan

pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses

pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan

pangan segar;

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan,

penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan,

penganekaragaman konsumsi pangan. dan peningkatan keamanan pangan segar;

4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ketersediaan pangan, penurunan

kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan,

penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar;

5. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dituangkan ke dalam bentuk program dan kegiatan

yang dilaksanakan oleh 4 eselon II. Sesuai Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun

Page 12: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

2

2015-2019, dalam mencapai kinerja ditetapkan 4 sasaran program dan 5 indikator

utama.

Sasaran program ketahanan pangan yang dilaksanakan adalah untuk

mendukung pencapaian program Kementerian Pertanian. Salah satu program

Kementerian Pertanian yang sedang digalakkan adalah mewujudkan kedaulatan

pangan, melalui program utama swasembada pangan yang didukung oleh program

lainnya. Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, ketahanan pangan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena pemenuhan

pangan merupakan hak asasi setiap manusia. Ketahanan pangan juga merupakan

salah satu pilar ketahanan nasional yang menunjukkan eksistensi kedaulatan suatu

bangsa. Ketahanan pangan dapat terwujud melalui keterlibatan seluruh komponen

bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan dirumuskan sebagai “kondisi

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, halal. merata, dan terjangkau”. Ketahanan

pangan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Sejalan dengan amanat Undang-Undang Pangan, peningkatan kedaulatan

pangan ditempatkan sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam rangka meningkatkan dan

memperkuat kedaulatan pangan tersebut, kebijakan umum dalam RPJMN 2015-2019

diarahkan pada: (1) pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan

dengan peningkatan produksi pangan pokok; (2) stabilisasi harga pangan; (3)

perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat; (4) mitigasi gangguan

terhadap ketahanan pangan; dan (5) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha

pangan.

Dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang mantap dan

berkesinambungan, ada 3 (tiga) komponen pokok yang harus diperhatikan, yaitu: (1)

Ketersediaan pangan yang cukup dan merata; (2) Keterjangkauan pangan yang efektif

dan efisien; dan (3) Konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan

halal. Ketiga komponen tersebut diwujudkan sampai tingkat rumah tangga, dengan:

Page 13: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

3

(1) Memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang beragam untuk peningkatan

ketersediaan pangan dengan teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan; (2)

Mendorong masyarakat untuk mau dan mampu mengkonsumsi pangan yang

beragam, bergizi seimbang, dan aman untuk kesehatan; (3) Mengembangkan

perdagangan pangan regional dan antar daerah, sehingga menjamin pasokan pangan

ke seluruh wilayah dan terjangkau oleh masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI); (4) Memanfaatkan pasar pangan internasional secara

bijaksana bagi pemenuhan konsumen yang beragam; dan (5) Memberikan jaminan

bagi masyarakat miskin di perkotaan dan perdesaan dalam mengakses pangan yang

bersifat pokok.

Badan Ketahanan Pangan (BKP) sebagai salah satu unit kerja Eselon I

Kementerian Pertanian, berupaya mengatasi permasalahan dalam mewujudkan

ketahanan pangan. Upaya tersebut dijabarkan melalui berbagai program dan kegiatan

pembangunan ketahanan pangan. Berbagai program dan kegiatan tersebut

dilaksanakan secara berkesinambungan, baik di pusat maupun di daerah melalui

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Badan Ketahanan Pangan,

mulai dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi

kinerja, hingga capaian kinerja.

Wujud pertanggungjawaban kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi

Badan Ketahanan Pangan selama Tahun 2018, berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 50 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Pertanian, maka Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

ini disusun sebagai laporan pelaksanaan akuntabilitas kinerja selama tahun 2018

sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit organisasi Badan

Ketahanan Pangan.

Page 14: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

4

Mengingat kompleksnya urusan pembangunan ketahanan pangan, maka sangat

diperlukan kerjasama yang sinergis dan terarah antar institusi dan komponen

masyarakat serta koordinasi program dan kegiatan berbagai subsektor dan sektor.

Dewan Ketahanan Pangan (DKP) dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan

sinergitas dan harmonisasi kebijakan dan program, serta memperkuat koordinasi

peningkatan ketahanan pangan antar sektor, antar wilayah, dan antar waktu. DKP

mempunyai tugas merumuskan kebijakan serta melaksanakan evaluasi dan

pengendalian dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sesuai Peraturan

Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan (DKP), DKP

diketuai oleh Presiden RI, sedangkan Menteri Pertanian bertindak sebagai Ketua

Harian, dan BKP secara ex-officio ditetapkan sebagai Sekretariat DKP. Sekretariat

DKP memfasilitasi pelaksanaan tugas Menteri Pertanian dalam membantu Presiden

RI untuk : (1) Merumuskan kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan

nasional; dan (2) Melaksanakan evaluasi dan pengendalian dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Dalam mewujudkan diversifikasi pangan pada tahun 2018, terdapat berbagai

permasalahan dan kendala yang dihadapi, yaitu: (1) Daya beli masyarakat rendah; (2)

Konsumsi padian-padian masih tinggi; (3) Konsumsi gandum (terigu) cenderung

meningkat; (4) Teknologi pengolahan pangan lokal belum banyak berkembang; (5)

Ketersediaan tepung lokal belum dapat memenuhi permintaan konsumen; (6)

Kampanye dan promosi penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; (7)

Beras sebagai komoditas superior ketersediaannya masih terjamin dengan harga yang

murah; (8) Kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih

didominasi pangan sumber karbohidrat; (9) Adanya semboyan yang salah di tengah

masyarakat, yaitu “belum makan kalau belum makan nasi”; (10) Pemanfaatan dan

produksi sumber-sumber pangan lokal seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih

rendah; dan (11) Bencana alam dan perubahan iklim yang sangat ekstrim.

Page 15: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

5

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun

2018 ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja Badan

Ketahanan Pangan atas pelaksanaan program dan kegiatan serta pengelolaan

anggaran selama tahun 2018 dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah

ditetapkan. Sedangkan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan

Tahun 2018 ini adalah untuk melakukan penilaian dan evaluasi atas pencapaian

kinerja dan sasaran program ketahanan pangan selama tahun 2018.

C. Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

Struktur organisasi Badan Ketahanan Pangan terdiri atas 4 (empat) Eselon II,

yaitu:

1. Sekretariat Badan;

2. Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;

3. Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan; dan

4. Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.

Bagan struktur organisasi Badan Ketahanan Pangan berdasarkan Permentan Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Sumberdaya manusia/pegawai yang tersedia dan berkualitas sangat

menentukan keberhasilan penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas dan kegiatan

Badan Ketahanan Pangan. Pada tahun 2018, Badan Ketahanan Pangan Kementerian

Pertanian didukung oleh 287 pegawai, dengan komposisi sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan: SLTA ke bawah sebanyak 72 orang pegawai atau 25,09

persen, Diploma-3 sebanyak 9 orang pegawai atau 3,14 persen, Strata Satu

sebanyak 106 orang pegawai atau 36,93 persen, Strata Dua sebanyak 87 orang

pegawai atau 30,31 persen, dan Strata Tiga sebanyak 13 orang pegawai atau 4,53

persen.

Page 16: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

6

b. Kepangkatan: golongan I sebanyak 2 orang pegawai atau 0,70 persen, golongan

II sebanyak 21 orang pegawai atau 7,32 persen, golongan III sebanyak 212 orang

pegawai atau 73,87 persen, dan golongan IV sebanyak 52 orang pegawai atau

18,12 persen.

c. Usia: 21-25 tahun sebanyak 1 orang pegawai atau 0,35 persen, usia 26-35 tahun

sebanyak 50 orang pegawai atau 17,42 persen, usia 36-45 tahun sebanyak 104

orang pegawai atau 36,24 persen, usia 46-55 tahun sebanyak 78 orang pegawai

atau 27,18 persen, dan usia lebih dari 56 tahun sebanyak 54 orang pegawai atau

18,82 persen.

d. Jenis kelamin: laki-laki sebanyak 143 orang pegawai atau 49,83 persen dan

perempuan sebanyak 144 orang pegawai atau 50,17 persen.

Kualifikasi pegawai Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian berdasarkan

tingkat pendidikan, kepangkatan, usia, dan jenis kelamin pegawai digambarkan pada

Gambar 1 berikut :

Gambar 1. Jumlah Pegawai Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

Page 17: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

7

Dari jumlah sumberdaya Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang

masih aktif pada tahun 2018 tersebut dibagi ke 4 (empat) Eselon II yang disajikan pada

Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah Pegawai Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 per Eselon II

Uraian Pegawai Badan Ketahanan Pangan

Sekretariat Badan

Pusat Ketersediaan & Kerawanan

Pangan

Pusat Distribusi & Cadangan

Pangan

Pusat Penganekaragaman

Konsumsi & Keamanan Pangan

Jumlah

1 Tingkat Pendidikan 114 54 63 56 287

a. SLTA ke bawah 42 11 9 10 72

b. Sarjana Muda dan D-3

4 2 2 1 9

c. Sarjana Strata-1 dan D-4

41 20 22 23 106

d. Strata-2 Magister 24 16 27 20 87

e. Strata-3 Doktor 3 5 3 2 13

2 Kepangkatan 114 54 63 56 287

a. Golongan I 1 0 1 0 2

b. Golongan II 14 2 3 2 21

c. Golongan III 83 46 42 41 212

d. Golongan IV 16 6 17 13 52

3 Usia 114 54 63 56 287

a. Kurang dari 26 tahun

1 0 0 0 1

b. 26 - 35 tahun 16 11 13 10 50

c. 36 - 45 tahun 31 21 28 24 104

d. 46 - 55 tahun 41 14 12 11 78

e. Lebih dari 56 tahun

25 8 10 11 54

Sumber : Badan Ketahanan Pangan

Page 18: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Penyusunan Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 mengacu

pada Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 yang memuat

visi, misi, tujuan, sasaran, dan program Badan Ketahanan Pangan. Visi, misi, tujuan,

dan sasaran Badan Ketahanan Pangan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2a. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019

(sebelum revisi)

VISI MISI TUJUAN SASARAN

Terwujudnya

Ketahanan

Pangan yang

berlandaskan

Kedaulatan dan

Kemandirian

Pangan

1. Memantapkan

ketersediaan dan

penanganan

kerawanan pangan

1. Memperkuat

penyediaan pangan

yang beragam berbasis

sumber daya lokal

1. Meningkatnya

ketersediaan pangan

yang beragam

2. Menurunkan jumlah

penduduk rawan

pangan

2. Menurunnya jumlah

penduduk rawan

pangan

2. Meningkatkan

keterjangkauan

masyarakat

terhadap pangan

3. Memperkuat sistem

distribusi pangan

3. Stabilnya harga

pangan pokok di

tingkat produsen dan

konsumen

3. Mewujudkan

penganekaragaman

konsumsi pangan

masyarakat

berbasis sumber

daya, kelembagaan

dan budaya lokal

4. Meningkatkan konsumsi

pangan masyarakat

untuk memenuhi

kecukupan gizi yang

bersumber dari pangan

lokal

4. Meningkatnya

kuantitas dan kualitas

konsumsi pangan

masyarakat

4. Mewujudkan

pangan segar yang

aman dan bermutu

5. Meningkatkan

keamanan dan mutu

pangan segar

5. Meningkatnya pangan

segar yang aman dan

bermutu

Page 19: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

9

Tabel 2b. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019

(setelah revisi)

VISI MISI TUJUAN SASARAN

Terwujudnya

Ketahanan

Pangan yang

berlandaskan

Kedaulatan dan

Kemandirian

Pangan

1. Memantapkan

ketersediaan

komoditas pangan

strategis nasional

1. Mewujudkan pemantapan

ketahanan pangan

masyarakat sampai ke

tingkat perseorangan

secara berkelanjutan

1. Stabilnya harga

komoditas pertanian

strategis

2. Memantapkan sistem

distribusi dan

stabilitas harga

komoditas pertanian

strategis nasional

2. Tersedianya

komoditas pangan

strategis nasional

3. Mewujudkan pangan

strategis nasional

yang berkualitas dan

aman

3. Terjaminnya kualitas

dan keamanan

pangan strategis

nasional

4. Mewujudkan

penganekaragaman

konsumsi pangan

masyarakat berbasis

sumber daya lokal

4. Meningkatnya

kualitas konsumsi

pangan nasional

Sesuai revisi Renstra Badan Ketahanan Pangan, dalam rangka mengukur kinerja

Badan Ketahanan Pangan tahun 2018, untuk mencapai tujuan strategis mengalami

perubahan tujuan dan sasaran, maka ditetapkan indikator kinerja tujuan dan target

kinerja jangka menengah yang harus dicapai pada akhir tahun kelima (2019). Indikator

kinerja tersebut merupakan indikator kinerja utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan,

yaitu:

1. Stabilnya harga komoditas pertanian strategis dengan indikator :

Koefisien harga komoditas pertanian strategis (10-30%) pada tahun 2019 :

(1) Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat produsen dan beras di

tingkat konsumen (≤10%);

(2) Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat produsen dan konsumen

(≤10%);

Page 20: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

10

(3) Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat produsen dan konsumen

(≤10%);

(4) Koefisien variasi harga komoditas gula di tingkat konsumen (≤10%);

(5) Koefisien variasi harga komoditas daging sapi di tingkat konsumen (≤10%);

(6) Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen dan konsumen

(≤30%);

(7) Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat produsen dan

konsumen (≤25%);

2. Tersedianya komoditas pangan strategis nasional (100%) dengan indikator :

Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis nasional

tahun 2018 (100%); tahun 2019 (100%);

3. Terjaminnya kualitas dan keamanan pangan strategis nasional dengan indikator :

Jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan manusia tahun 2018

(jumlah 11 kasus); tahun 2019 (jumlah 10 kasus);

4. Meningkatnya kualitas konsumsi pangan nasional dengan indikator :

(1) Skor Pola Pangan Harapan/PPH tahun 2018 (90,5); tahun 2019 (92,5);

(2) Tingkat konsumsi energi terhadap standar konsumsi energi (% dari 2.150

Kkal) tahun 2018 (96,1); tahun 2019 (96,92).

Berdasarkan dokumen revisi Rencana Strategis (Renstra) BKP Tahun 2015-

2019, telah ditetapkan pula target indikator kinerja program Badan Ketahanan Pangan

tahun 2015-2019. Target indikator kinerja program Badan Ketahanan Pangan tahun

2015-2019 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3b.

Tabel 3a. Target Indikator Kinerja Program (IKP) Badan Ketahanan Pangan Tahun

2015-2019 (sebelum revisi)

No. Rincian IKP 2015 2016 2017 2018 2019

1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Ketersediaan

87,52 89,71 92,04 94,25 96,32

2. Penurunan jumlah penduduk rawan

pangan (%/Tahun)

1 1 1 1 1

3. Harga gabah kering panen (GKP) di

tingkat produsen (Rp/Kg)

≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP ≥ HPP

Page 21: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

11

No. Rincian IKP 2015 2016 2017 2018 2019

4. Koefisien variasi pangan di tingkat

konsumen (CV)

- Beras ≤ 10% ≤ 10% ≤ 10% ≤ 10% ≤ 10%

- Cabai Merah ≤ 29% ≤ 28% ≤ 27% ≤ 26% ≤ 25%

- Bawang Merah ≤ 19% ≤ 18% ≤ 17% ≤ 16% ≤ 15%

5. Konsumsi Energi (kkal/kap/hr) 2.004 2.040 2.077 2.113 2.150

6. Konsumsi Pangan Hewani

(kkal/kap/hr)

191 200 208 217 225

7. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Konsumsi

84,1 86,2 88,4 90,5 92,5

8. Rasio konsumsi pangan lokal non

beras terhadap beras (%)

5,54 5,70 5,87 6,05 6,23

9. Peningkatan produk pangan segar

yang terdaftar dan/atau tersertifikasi

(%)

10 10 10 10 10

10. Tingkat keamanan pangan segar

yang diuji (%)

≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80 ≥ 80

Sumber: Badan Ketahanan Pangan

Tabel 3b. Target Indikator Kinerja Program (IKP) Badan Ketahanan Pangan Tahun

Tahun 2015-2019 (setelah revisi)

No. Rincian IKP 2015 2016 2017 2018 2019

1. Koefisien variasi (CV) harga komoditas

pertanian strategis nasional (%)

- Koefisien variasi harga gabah di

tingkat produsen dan beras di tingkat

konsumen (%)

≤ 10% ≤ 10%

- Koefisien variasi harga jagung di

tingkat produsen dan konsumen (%)

≤ 10% ≤ 10%

- Koefisien variasi harga kedelai di

tingkat produsen dan konsumen (%)

≤ 10% ≤ 10%

- Koefisien variasi harga gula pasir di

tingkat konsumen (%)

≤ 10% ≤ 10%

- Koefisien variasi harga daging sapi di

tingkat konsumen (%)

≤ 10% ≤ 10%

- Koefisien variasi harga cabai di tingkat

produsen dan konsumen (%)

≤ 30% ≤ 30%

Page 22: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

12

No. Rincian IKP 2015 2016 2017 2018 2019

- Koefisien variasi harga bawang merah

di tingkat produsen dan konsumen (%)

≤ 25% ≤ 25%

2 Tersedianya komoditas pangan strategis

nasional (%)

100 100

3 Terjaminnya kualitas dan keamanan

pangan pangan strategis nasional

11 10

4 Meningkatnya kualitas konsumsi pangan

nasional

- Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90,5 92,5

- Tingkat konsumsi energi terhadap

standar konsumsi energi (% dari 2.150

kkal)

96,1 96,92

Sumber: Badan Ketahanan Pangan

Target kinerja kegiatan adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai

oleh Badan Ketahanan Pangan dalam periode 2015-2019 yang berupa output.

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tersebut secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2a

dan Lampiran 2b. Berdasarkan indikator kinerja dan arah kebijakan ketahanan

pangan serta mempertimbangkan penanganan ketahanan pangan lintas pelaku dan

wilayah, maka dirumuskan “Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat”. Program tersebut diwujudkan melalui koordinasi dan

sinkronisasi dalam perencanaan dan penyiapan program, partisipasi pemangku

kepentingan dan masyarakat, identifikasi dan intervensi pangan dan gizi, serta

pengembangan model kebijakan guna pencapaian sasaran pemantapan ketahanan

pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan.

Untuk menyelenggarakan Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan Ketahanan Pangan

melaksanakan 4 (empat) kegiatan yaitu:

1. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan;

2. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan;

3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan;

4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.

Page 23: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

13

Rencana aksi dalam rangka mencapai sasaran dibagi ke dalam beberapa sub kegiatan

yang akan menghasilkan output sebagai sarana untuk mencapai sasaran program

(outcome). Kegiatan dan sub kegiatan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan

tahun 2018 diuraikan sebagai berikut:

1. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Kegiatan ini ditujukan untuk mendorong pengembangan sistem distribusi dan

stabilitas harga pangan dalam rangka meningkatkan keterjangkauan pangan

masyarakat, serta untuk mengantisipasi kebutuhan pangan masyarakat. Sasaran

output dari kegiatan ini adalah stabilnya harga komoditas pertanian strategis di

tingkat konsumen dan produsen. Kegiatan ini terdiri dari 7 (tujuh) sub kegiatan,

yaitu: (1) Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat produsen dan beras

di tingkat konsumen; (2) Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat

produsen dan konsumen; (3) Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat

produsen dan konsumen; (4) Koefisien variasi harga komoditas gula pasir di

tingkat konsumen; (5) Koefisien variasi harga komoditas daging sapi di tingkat

konsumen; (6) Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen dan

konsumen; dan (7) Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat

produsen dan konsumen.

2. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan upaya memantapkan

ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri sekaligus

pengurangan jumlah penduduk rawan pangan. Sasaran output dari kegiatan ini

adalah tersedianya komoditas pangan strategis. Kegiatan ini terdiri dari 3 sub

kegiatan, yaitu: (1) Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan

strategis nasional; (2) Indeks keterjangkauan fisik dan ekonomi; dan (3) Penurunan

penduduk rentan rawan pangan.

Page 24: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

14

3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas konsumsi

pangan dan memasyarakatkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang

dan aman (B2SA) dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal.

Sasaran output dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemantapan

penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan segar. Kegiatan ini

terdiri dari 6 (enam) sub kegiatan, yaitu: (1) Pemberdayaan Pekarangan Pangan

melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari; (2) Pengawasan Keamanan dan Mutu

Pangan Segar; (3) Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan; dan (4)

Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal.

4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memfasilitasi dan melayani administrasi,

keuangan, dan aset terhadap penyelenggaraan operasional kantor. Sasaran

output dari kegiatan ini adalah : Terselenggaranya pelayanan administrasi dan

pelayanan teknis lainnya secara profesional dan berintegritas di lingkungan Badan

Ketahanan Pangan. Kegiatan ini dijabarkan ke dalam 5 (lima) sub kegiatan, yaitu:

(1) Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilingkungan Badan

Ketahanan Pangan; (2) Terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel di

lingkungan Badan Ketahanan Pangan; (3) Tersedianya peraturan perundang-

undangan ketahanan pangan sesuai kebutuhan; (4) Meningkatnya kualitas

layanan publik Badan Ketahanan Pangan; dan (5) Meningkatnya kualitas layanan

Sekretariat Badan Ketahanan Pangan.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dibutuhkan pendanaan yang

sangat besar. Sumber pendanaan tidak hanya berasal dari APBN, tetapi perlu

ditunjang dari sumber pendanaan lain seperti APBD prov/kab/kota, keterlibatan

swasta, perbankan (skim kredit dan kredit komersial), serta dari swadaya masyarakat.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan adanya pendanaan yang bersumber dari

kerjasama internasional. Dukungan pendanaan dibutuhkan untuk memfasilitasi proses

koordinasi, supervisi, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program/kegiatan.

Page 25: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

15

Program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan lingkup Badan Ketahanan

Pangan 2015-2019 yang dibiayai APBN, adalah prioritas nasional. Sebagaimana

terlihat pada Tabel 4, pada tahun 2018 anggaran Badan Ketahanan Pangan adalah

sebesar Rp.600.286.783.000,00 dan pada tahun 2019 kebutuhan anggarannya

diperkirakan sebesar Rp.678.688.925.000,00. Alokasi anggaran tersebut digunakan

untuk membiayai kegiatan kajian, analisis, dan perumusan kebijakan ketahanan

pangan serta pengembangan model pemberdayaan untuk meningkatkan ketahanan

pangan masyarakat terutama di lokasi rentan terhadap kerawanan pangan.

Pendanaan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pendanaan APBN Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019

No Kegiatan Alokasi (Milyar Rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

107,26 285,41 466,02 251,243 232,645

1815 Pengembangan Ketersediaan dan penanganan rawan Pangan

111,61 268,43 285,36 90,341 52,800

1816

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

132,89 125,71 98,52 173,194 276,412

1817 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

283,49 103,49 113,84 85,507 116,831

TOTAL 635,25 783,06 963,76 600,286 678,688

Sumber: Badan Ketahanan Pangan

Secara grafis, pendanaan APBN Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun

2015-2019 dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Page 26: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

16

Gambar 2. Pendanaan APBN Kegiatan BKP Tahun 2015 – 2019

Target dan anggaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat tahun 2015-2019 secara lengkap ditampilkan dalam Matriks Kinerja dan

Pendanaan Badan Ketahanan Pangan pada Lampiran 3. Rencana pendanaan

tersebut akan disesuaikan dengan arah kebijakan nasional dan Kementerian Pertanian

pada tahun berjalan.

B. Perjanjian Kinerja

Sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis

Perjanjian Kinerja dan Pelaporan dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, Badan Ketahanan Pangan telah menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Kepala

Badan Ketahanan Pangan hingga Eselon IV lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun

2018. Dalam Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan, Perjanjian Kinerja yang

disusun merupakan acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai

pada tahun 2018. Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan sebagaimana terlihat

pada Tabel 5a. Program yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan tahun 2018

0

100

200

300

400

500

2015 2016 2017 2018 2019

Rp

Mily

ar

TahunPengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Page 27: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

17

mempunyai 4 indikator program yang disertai dengan target yang akan dicapai dari

masing-masing indikator tersebut. Pada awal tahun 2018, Perjanjian Kinerja Badan

Ketahanan Pangan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.527.612.000.000,- .

Tabel 5a. Perjanjian Kinerja (PK) Awal Tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan

SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

1. Stabilitas harga pangan

pokok di tingkat produsen

dan konsumen

1 Koefisien variasi harga pangan di tingkat produsen dan konsumen (CV)

10-30%

(1) Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat produsen dan beras di tingkat konsumen;

(2) Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat produsen dan konsumen;

(3) Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat produsen dan konsumen;

(4) Koefisien variasi harga komoditas gula pasir di tingkat konsumen;

(5) Koefisien variasi harga komoditas daging sapi di tingkat konsumen;

(6) Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen dan konsumen;

(7) Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat produsen dan konsumen.

10%

10%

10%

10%

10%

30%

25 %

2. Terjaminnya kualitas dan keamanan pangan strategis nasional

2 Jumlah kasus pangan segar strategis nasional yang membahayakan kesehatan manusia (jumlah)

11

3. Meningkatnya kualitas

konsumsi pangan nasional

3 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 86,41

Kegiatan Anggaran

Pengembangan Sistim Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan Rp 183.274.600.000,00

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan Rp 90.341.400.000,00

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan

Pangan

Rp 174.707.500.000,00

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan

Ketahanan Pangan

Rp 79.288.500.000,00

JUMLAH Rp 527.612.000.000,00

Page 28: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

18

Dalam pelaksanaan kegiatan, terjadi perubahan-perubahan yang menyebabkan

adanya perubahan pagu anggaran. Namun demikian, perubahan tersebut tidak

merubah Perjanjian Kinerja. Perubahan yang terjadi adalah adanya revisi anggaran

Badan Ketahanan Pangan pada akhir tahun 2018. Alokasi anggaran sebelum revisi

sebesar Rp.527.612.000.000,- dan setelah revisi menjadi Rp.600.286.783.000,-.

Penambahan anggaran sebesar Rp.72.674.783.000,- tersebut adalah untuk

pengadaan gabah di luar kualitas (GLK) dan pembelian gabah/beras dengan

fleksibilitas harga tahun 2017 oleh BULOG dan direalisasikan pada akhir Desember

2018, sebagaimana tercantum pada Tabel 5b.

Tabel 5b. Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 (setelah revisi)

SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

1. Stabilitas harga pangan

pokok di tingkat produsen

dan konsumen

1 Koefisien variasi harga pangan di tingkat produsen dan konsumen (CV)

10-30%

(1) Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat produsen dan beras di tingkat konsumen;

(2) Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat produsen dan konsumen;

(3) Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat produsen dan konsumen;

(4) Koefisien variasi harga komoditas gula pasir di tingkat konsumen;

(5) Koefisien variasi harga komoditas daging sapi di tingkat konsumen;

(6) Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen dan konsumen;

(7) Koefisien variasi harga komoditas bawang merah di tingkat produsen dan konsumen.

10%

10%

10%

10%

10%

30%

25 %

2. Tersedianya Komoditas Pangan Strategis Nasional

2 Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis nasional (%)

100

Page 29: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

19

SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET

3. Terjaminnnya kualitas dan keamanan pangan strategis nasional

3 Jumlah kasus pangan segar strategis nasional yang membahayakan kesehatan manusia (jumlah)

11

4. Meningkatnya kualitas

konsumsi pangan nasional

4 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

90,5

5 Tingkat konsumsi energi terhadap standar konsumsi energi (% dari 2.150 kkal)

96,1

Kegiatan Anggaran

Pengembangan Sistim Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan Rp 251.243.118.000,00

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan Rp 90.341.400.000,00

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan

Pangan

Rp 173.194.500.000,00

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan

Ketahanan Pangan

Rp 85.507.765.000,00

JUMLAH Rp 600.286.783.000,00

Keselarasan antara indikator kinerja sebelum dan setelah revisi dalam Renstra

BKP tahun 2015-2019 dengan indikator penetapan kinerja tahun 2018 dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6. Keselarasan Indikator Kinerja Renstra dengan Penetapan Kinerja (setelah revisi)

Sasaran Program Indikator Renstra Tahun

2015-2019

Target

2018

Indikator Penetapan

Kinerja tahun 2018 Target

1. Stabilitas harga komoditas pertanian strategis

Koefisien variasi harga

pangan di tingkat produsen

dan konsumen (CV)

10-30% Koefisien variasi pangan di

tingkat produsen dan

konsumen (CV)

10-30%

- Gabah dan Beras <10% - Gabah dan Beras <10%

- Jagung <10% - Jagung <10%

- Kedelai <10% - Kedelai <10%

- Gula pasir <10% - Gula pasir <10%

- Daging sapi <10% - Daging sapi <10%

- Cabai <30% - Cabai <30%

- Bawang Merah <25% - Bawang Merah <25%

Page 30: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

20

Sasaran Program Indikator Renstra Tahun

2015-2019

Target

2018

Indikator Penetapan

Kinerja tahun 2018 Target

2. Tersedianya

komoditas pangan

strategis nasional

Rasio ketersediaan

terhadap kebutuhan

komoditas pangan strategis

100 Rasio ketersediaan

terhadap kebutuhan

komoditas pangan strategis

100

3. Terjaminnya kualitas

dan keamanan

pangan strategis

nasional

Jumlah kasus pangan

segar nasional yang

membahayakan kesehatan

manusia (jumlah)

11 Jumlah kasus pangan

segar nasional yang

membahayakan kesehatan

manusia (jumlah)

11

4. Meningkatnya

kualitas konsumsi

pangan nasional

Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

90,5 Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

90,5

Tingkat konsumsi energi

terhadap standar konsumsi

energi (% dari 2.150 kkal)

96,1 Tingkat konsumsi energi

terhadap standar konsumsi

energi (% dari 2.150 kkal)

96,1

Page 31: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan tahun 2018 menggunakan sasaran

program dan indikator hasil revisi Renstra ke III Tahun 2018-2019. Metode yang

digunakan untuk menghitung keberhasilan pencapaian kinerja adalah dengan

membandingkan realisasi indikator dengan target indikator sesuai dengan PMK 214

Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Rencana Kerja dan

Anggaran. Kriteria keberhasilan pencapaian kinerja dalam akuntabilitas kinerja dalam

laporan ini diindikasikan dengan nilai pencapaian sebagai berikut:

1. Sangat Berhasil : jika capaian kinerja ≥ 100%

2. Berhasil : 80 - 99,99%

3. Cukup Berhasil : 60 - 79,99%

4. Tidak Berhasil : < 60%

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja Badan Ketahanan Pangan diukur

melalui 2 (dua) jenis target, yaitu maximize target dan minimize target. Maximize target

adalah apabila hasil yang dicapai jika dibandingkan dengan target, semakin besar

maka semakin baik kinerjanya. Sedangkan yang dimaksud dengan minimize target

adalah apabila hasil yang dicapai jika dibandingkan dengan target, semakin kecil maka

semakin baik kinerjanya. Termasuk dalam kategori maximize target adalah indikator

kinerja sebagai berikut: (1) Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan

strategis; (2) Skor Pola Pangan Harapan (PPH); dan (2) Tingkat konsumsi energi

terhadap standar konsumsi energi (% 2.150 Kkal). Sedangkan yang termasuk dalam

kategori minimize target adalah indikator kinerja sebagai berikut: (1) Koefisien variasi

harga pangan di tingkat produsen dan konsumen; serta (2) Jumlah kasus pangan

segar nasional yang membahayakan kesehatan manusia.

Rumus penghitungan keberhasilan pencapaian indikator kinerja Badan

Ketahanan Pangan untuk maximize dan minimize target adalah sebagai berikut :

a. Maximize target : Indeks Capaian IKU = Realisasi

Target× 100%

b. Minimize target : Indeks Capaian IKU = [1 + (1 −Realisasi

Target)] × 100%

Page 32: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

22

Penjelasan secara rinci mengenai metode penghitungan keberhasilan

pencapaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dari masing-masing indikator dapat

dilihat pada Tabel 7a.

Tabel 7a. Penjelasan Hasil Penghitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Badan

Ketahanan Pangan Tahun 2018

INDIKATOR TARGET KETERANGAN

1. 1. Koefisien variasi harga pangan di

tingkat produsen dan konsumen

- Gabah di produsen

- Beras di konsumen

- Jagung di produsen dan

konsumen

- Kedelai di produsen dan

konsumen

- Gula pasir di konsumen

- Daging sapi di konsumen

- Cabai di produsen dan konsumen

- Bawang merah di produsen dan

konsumen

10-30%

< 10%

< 10%

< 10%

< 10%

< 10%

< 10%

< 30%

< 25%

Semakin kecil nilai CV harga pangan di bawah

nilai CV harga pangan yang ditetapkan,

semakin stabil harga pangan di tingkat

produsen dan konsumen, sehingga semakin

baik capaian kinerja (minimize target).

2. Rasio ketersediaan terhadap

kebutuhan komoditas pangan

strategis

100% Semakin besar capaian rasio ketersediaan

terhadap kebutuhan komoditas pangan

strategis, maka capaian kinerja semakin baik

(maximize target).

3. Jumlah kasus pangan segar

nasional yang membahayakan

kesehatan manusia

11 kasus Semakin kecil capaian jumlah kasus pangan

segar nasional yang membahayakan

kesehatan manusia, maka semakin baik

capaian kinerja (minimize target).

4. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90,5 Semakin besar capaian Skor PPH Konsumsi,

maka semakin beragam dan seimbang

konsumsi pangan masyarakat, sehingga

capaian kinerja semakin baik (maximize

target).

5. Tingkat konsumsi energi terhadap

standar konsumsi energi (% 2.150

Kkal)

96,10 Semakin besar capaian keberhasilan

konsumsi energi, maka semakin terpenuhi

konsumsi energi masyarakat, sehingga

capaian kinerja semakin baik (maximize

target). Diharapkan terjadi penurunan

konsumsi beras yang diimbangi konsumsi

umbi-umbian.

Page 33: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

23

Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian

tahun 2018 tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2017. Hal ini karena adanya

perubahan indikator sebagaimana dituangkan dalam Tabel 7b.

Tabel 7b. Penjelasan Hasil Penghitungan Keberhasilan Pencapaian Kinerja Badan

Ketahanan Pangan Tahun 2017

INDIKATOR TARGET KETERANGAN

1. Skor PPH Ketersediaan 92,04 - Semakin besar capaian keberhasilan Skor PPH Ketersediaan, semakin beragam ketersediaan pangan bagi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik.

2. Penurunan jumlah penduduk rawan pangan

1% - Capaian tahun berjalan dikurangi capaian tahun sebelumnya.

- Semakin besar selisih penurunan jumlah penduduk rawan pangan. maka semakin sedikit jumlah penduduk rawan pangan, sehingga capaian kinerja semakin baik.

3. Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg)

≥ HPP - Berdasarkan HPP Rp.3.700/Kg - Semakin tinggi harga gabah di atas HPP, maka

semakin tinggi pendapatan petani, sehingga kesejahteraannya semakin meningkat. Dengan demikian capaian kinerja semakin baik

4. Koefisien variasi harga pangan di tingkat konsumen (CV) - Beras - Cabai Merah - Bawang Merah

< 10%

< 27 % < 17 %

- Semakin kecil CV harga pangan di bawah CV harga pangan yang ditetapkan, semakin stabil harga pangan di tingkat konsumen, sehingga semakin baik capaian kinerja.

5. Konsumsi Energi 2.077 Kkal/Kap/hr

- Semakin besar capaian keberhasilan konsumsi energi, maka semakin terpenuhi konsumsi energi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik. Diharapkan terjadi penurunan konsumsi beras yang diimbangi konsumsi umbi-umbian.

6. Konsumsi Pangan Hewani

208 Kkal/Kap/hr

- Semakin besar capaian keberhasilan konsumsi pangan hewani, maka semakin terpenuhi tingkat konsumsi pangan hewani masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik. Diharapkan terjadi peningkatan konsumsi pangan hewani yang diimbangi konsumsi pangan nabati.

7. Skor PPH Konsumsi 88,4 - Semakin besar capaian keberhasilan Skor PPH Konsumsi, maka semakin beragam dan seimbang konsumsi pangan masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik.

Page 34: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

24

INDIKATOR TARGET KETERANGAN

8. Rasio konsumsi pangan lokal non beras terhadap beras

5,87% - Semakin besar capaian rasio konsumsi pangan lokal non beras terhadap beras, maka tingkat konsumsi energi masyarakat yang bersumber dari pangan lokal non beras semakin tingggi, sehingga capai kinerja semakin baik. Diharapkan terjadi penurunan konsumsi beras yang diimbangi konsumsi umbi-umbian.

9. Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi

10% - Semakin banyak produk pangan segar yang tersertifikasi, maka pelaku pertanian semakin paham tingkat keamanan produk pangan segar, sehingga capaian kinerja semakin baik.

10. Tingkat keamanan pangan segar yang diuji

≥ 80% - Semakin tinggi persentase keamanan pangan segar yang diuji, maka semakin aman pangan segar di masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik.

Sasaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

adalah mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat

perseorangan. Adapun sasaran kegiatan utamanya adalah sebagai berikut: (1)

Pengembangan sistem distribusi dan stabilnya harga pangan, (2) Pengembangan

ketersediaan dan penanganan rawan pangan, (3) Pengembangan penganeka-

ragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan, (4) Dukungan manajemen dan

teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan. Masing-masing sasaran tersebut

selanjutnya diukur dengan menggunakan indikator kinerja. Pengukuran tingkat

capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Keberhasilan Badan Ketahanan Pangan dalam menjalankan Program

Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat diukur berdasarkan

pencapaian outcome. Pengukuran tersebut dilakukan mengingat outcome merupakan

hasil dari berfungsinya output yang telah dilaksanakan unit kerja Eselon II, yaitu Pusat

Distribusi dan Cadangan Pangan, Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Pusat

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, serta Sekretariat Badan

Ketahanan Pangan. Pengukuran capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan tersebut

dilaksanakan secara bulanan, triwulanan, dan tahunan, sedangkan pengukuran

realisasi keuangan dan fisik output kegiatan dipantau secara mingguan, bulanan, dan

Page 35: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

25

triwulanan. Pemantauan dilakukan melalui SMS Panel Harga, Sistem Pemantauan

LUPM dan TTI (SITANI), SMS Pemantauan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat,

Laporan Sistem Monitoring Anggaran Terpadu (SMART) secara online, Laporan

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), Laporan Kegiatan Utama dan

Strategis, Laporan Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Badan

Ketahanan Pangan dan Kementerian Pertanian, Laporan e-Kinerja SAKIP, Laporan e-

Monev Bappenas, serta Laporan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

(RANHAM) Kementerian Hukum dan HAM. Di samping sistem di atas, untuk mengukur

capaian kinerja kegiatan strategis Badan Ketahanan Pangan, telah dikembangkan

aplikasi oleh BKP melalui aplikasi e-Monev BKP yang dapat langsung memonitor

capaian output/fisik terupdate.

Pengukuran kinerja didasarkan pada indikator kinerja yang terstandarisasi untuk

memperoleh hasil evaluasi kinerja yang relevan dan handal sebagai bahan

pertimbangan perencanaan selanjutnya. Hasil pengukuran menjadi dasar

menyimpulkan kemajuan kinerja, mengambil tindakan dalam rangka mencapai target

kinerja yang ditetapkan dan menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan

sasaran. Tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran selengkapnya

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pencapaian Sasaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

Sasaran Program Indikator Target Realisasi Persentase Capaian

1. Koefisien variasi

harga komoditas

strategis nasional

1 Koefisien variasi

harga pangan di

tingkat produsen

dan konsumen

Gabah di tingkat

produsen dan

beras di tingkat

konsumen

Jagung di tingkat

produsen dan

konsumen

< 10%

< 10%

- gabah

(3,01%)

- beras

(1,60%)

- produsen

(8,83%)

- capaian CV gabah

169,90% (sangat

berhasil)

- capaian CV beras

184,00% (sangat

berhasil)

- capaian CV jagung

produsen 111,70%

(sangat berhasil)

Page 36: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

26

Sasaran Program Indikator Target Realisasi Persentase Capaian

Kedelai di tingkat

produsen dan

konsumen

Gula pasir di

tingkat konsumen

Daging di tingkat

konsumen

Cabai Merah di

tingkat produsen

dan konsumen

Bawang Merah di

tingkat produsen

dan konsumen

< 10%

< 10%

< 10%

< 30%

< 25%

- konsumen

(2,02%)

- produsen

(1,72%)

- konsumen

(0,96%)

1,31%

0,89%

- produsen

(18,30%)

- konsumen

(9,37%)

- produsen

(16,75%)

- konsumen

(15,32%)

- capaian CV jagung

konsumen 179,80%

(sangat berhasil)

- capaian CV kedelai

produsen 182,80%

(sangat berhasil)

- capaian CV kedelai

konsumen 190,40%

(sangat berhasil)

- capaian CV gula

186,90% (sangat

berhasil)

- capaian CV daging

sapi 191,10%

(sangat berhasil)

- capaian CV cabai

produsen 139,00%

(sangat berhasil)

- capaian CV cabai

konsumen 168,77%

(sangat berhasil)

- capaian CV bawang

merah produsen

133,00% (sangat

berhasil)

- capaian CV bawang

merah konsumen

138,72% (sangat

berhasil)

2. Tersedianya

komoditas pangan

strategis nasional

2 Rasio ketersediaan

terhadap kebutuhan

komoditas pangan

strategis nasional

100 146,32 Capaian 146,32%

(sangat berhasil)

karena tidak terjadi

devisit komoditas

pangan

3. Terjaminnya

kualitas dan

keamanan pangan

strategis nasional

3 Jumlah kasus

pangan segar

nasional yang

membahayakan

manusia (jumlah)

11 0 Capaian 100%

(sangat berhasil)

karena tidak terjadi

kasus pangan segar

nasional yang

membahayakan

manusia

Page 37: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

27

Sasaran Program Indikator Target Realisasi Persentase Capaian

4. Meningkatnya

kualitas konsumsi

pangan nasional

4 Skor PPH Konsumsi 90,5 90,7 Capaian 100,22%

(sangat berhasil)

5 Tingkat konsumsi

energi terhadap

standar konsumsi

energi (% dari 2.150

kkal)

96,1 99,77 Capaian 103,82%

(sangat berhasil)

Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2018

Berdasarkan Tabel 8, indikator dengan nilai pencapaian di atas 100% (Sangat

Berhasil), yaitu: 1) Koefisien variasi harga gabah di tingkat produsen dan koefisien

variasi harga beras di tingkat konsumen, koefisien variasi harga jagung di tingkat

produsen dan konsumen, koefisien variasi harga kedelai di tingkat produsen dan

konsumen, koefisien variasi harga cabai di tingkat produsen dan konsumen, koefisien

variasi harga bawang merah di tingkat produsen dan konsumen, koefisien variasi

harga gula pasir di tingkat konsumen, dan koefisien variasi harga daging sapi di tingkat

konsumen; 2) Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis

nasional; 3) Jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan kesehatan

manusia; 4) Skor Pola Pangan Harapan (PPH); serta 5) Tingkat konsumsi energi

terhadap standar konsumsi energi. Untuk penetapan target koefisien variasi harga 10-

30% masing-masing komoditas pangan pokok/strategis digunakan trend harga selama

5 tahun terakhir, sehingga dari trend harga 5 tahun ini dapat ditentukan target CV untuk

masing-masing komoditas pangan pokok/strategis. Penetapan target CV ini belum ada

acuan standar nasional.

Penjelasan secara lengkap atas capaian indikator kinerja organisasi Badan

Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian tahun 2018 dari masing-masing indikator

adalah sebagai berikut:

1. Koefisien Variasi Harga Pangan di Tingkat Produsen dan Konsumen

1) Koefisien Variasi Harga Komoditas Pertanian Stategis di Tingkat Produsen

Definisi koefisien variansi (CV) adalah perbandingan antara simpangan standar

harga (STD) di tingkat produsen dengan nilai rata-rata (average) harga di tingkat

Page 38: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

28

produsen yang dinyatakan dengan persentase (%). Rata-rata harga komoditas

pertanian strategis di tingkat produsen dihitung dari 22 provinsi.

Koefisien variasi harga komoditas pertanian strategis menggambarkan

seberapa jauh fluktuasi harga yang terjadi untuk setiap komoditas yang

dipantau. Kondisi yang diharapkan adalah angka koefisien variasi yang kecil

karena semakin rendah angka koefisien variasi berarti kondisi harga komoditas

pertanian yang semakin stabil.

Stabilitas harga pangan di tingkat produsen merupakan salah satu indikator

yang dapat digunakan untuk menilai kesejahteraan petani. Sebagaimana

karakter umum komoditas pertanian, harga di tingkat produsen sangat mudah

berfluktuasi antara lain karena faktor pola panen dan sifat komoditas yang

mudah rusak. Saat panen raya, petani menghadapi resiko turunnya harga jual

komoditas pangan di tingkat petani. Sebaliknya waktu musim paceklik harga jual

di tingkat petani dapat mengalami kenaikan yang berpengaruh kepada harga di

tingkat eceran. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha agar harga yang

diterima petani tetap pada level yang menguntungkan dan memberi insentif bagi

petani (di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Acuan

Pembelian (HAP), namun tetap pada level harga yang tidak menyebabkan

kenaikan harga di tingkat eceran yang melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP).

Sesuai dengan Target Indikator Kinerja Program (IKP) Badan Ketahanan

Pangan Tahun 2015-2019, target nilai koefisien variasi harga komoditas pangan

strategis nasional di tingkat produsen untuk Tahun 2018 ditetapkan dibawah 10-

30 persen (Untuk komoditas gabah, beras, jagung, kedelai dan daging sapi

maksimal 10%; bawang merah maksimal 25% dan cabai maksimal 30%).

Berdasarkan hasil pemantauan harga pangan melalui Panel Harga Pangan

BKP, perkembangan harga pangan selama tahun 2015-2018 di tingkat

produsen disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut.

Page 39: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

29

Tabel 9. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat

Produsen Tahun 2015-2018

No Komoditas

Harga (Rp/kg) % Perubahan Harga Fluktuasi/CV (%)

2015 2016 2017 2018 2016/ 2017/ 2018/

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017

1 GKP di tingkat Petani

4,232 4,279 4,248 4,660 1.1 -0.7 9.7 7.71 7.36 6.00 3.01

2 Jagung Pipilan Kering

3,435 3,600 3,630 3,499 4.8 0.8 -3.6 8.95 10.16 5.75 8.83

3 Kedelai Biji Kering

7,247 6,607 6,807 6,889 -8.8 3.0 1.2 8.76 12.61 6.02 1.72

4 Cabai Merah Keriting

19,701 27,093 21,879 23,209 37.5 -19.2 6.1 36.13 28.98 30.67 18.30

5 Bawang Merah

16,913 25,671 20,347 18,910 51.8 -20.7 -7.1 24.09 31.05 20.37 16.75

Stabilitas harga pangan pokok dan strategis di tingkat produsen pada tahun

2015-2018 menunjukkan hampir semua komoditas tidak mengalami fluktuasi

harga atau relatif stabil jika dilihat dari nilai koefisien variasi yang berada di

bawah target nilai CV yang telah ditetapkan untuk semua komoditas.

Berdasarkan Tabel 9 di atas, pada tahun 2018 harga GKP di tingkat petani

mengalami kenaikan sebesar 9,7%, harga jagung pipilan kering mengalami

penurunan sebesar 3,6%, harga kedelai biji kering mengalami kenaikan sebesar

1,2%, harga cabai merah mengalami kenaikan sebesar 6,1%, dan harga ba-

wang merah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 7,1%.

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi komoditas

pangan pokok strategis di tingkat produsen cenderung semakin menurun dari

tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Koefisien variasi komoditas pangan

pokok strategis di tingkat produsen ini berada di bawah target nilai CV yang

ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa harga komoditas pangan pokok

strategis di tingkat produsen semakin stabil dari tahun ke tahun. Penjelasan

untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Variasi Harga Gabah Kering Panen (GKP)

Gabah dan beras merupakan komoditas pangan pokok utama di Indonesia.

Harga gabah di tingkat petani mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pembentukan harga beras di tingkat konsumen. Di sisi yang lain, harga gabah

juga menentukan tingkat kesejahteraan petani. Kondisi yang diharapkan adalah

Page 40: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

30

petani menerima harga jual gabah yang layak dan menguntungkan baik pada

masa di luar panen maupun saat puncak panen raya. Dari data Panel Harga

BKP 2018, rata-rata harga GKP tingkat petani selama Tahun 2018 adalah

Rp4.660/Kg. Tingkat harga ini di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

sebesar Rp3.700/Kg, sehingga dapat disimpulkan jika petani dalam kondisi

diuntungkan.

Dari sisi stabilitas harga, capaian kinerja koefisien variasi harga GKP tingkat

petani selama Tahun 2018 sebesar 3,01%. Angka ini sesuai dengan target

karena di bawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan

demikian dapat disimpulkan jika harga GKP di tingkat petani stabil atau capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi harga GKP

tingkat petani pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019) sebesar <

10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya harga GKP

di tingkat petani stabil.

b. Koefisien Variasi Harga Jagung Pipilan Kering

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga jagung pipilan kering tingkat petani selama Tahun 2018 adalah

Rp3.499/Kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga jagung pipilan kering

tingkat petani sebesar 8,83%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah

angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga jagung pipilan kering tingkat petani stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi harga

jagung pipilan kering tingkat petani pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015

– 2019) sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,

artinya harga jagung pipilan kering tingkat petani stabil.

c. Koefisien Variasi Harga Kedelai Biji Kering

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga kedelai biji kering tingkat petani selama Tahun 2018 adalah Rp6.889/Kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga kedelai biji kering tingkat petani

sebesar 1,72%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka

Page 41: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

31

maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga kedelai biji kering tingkat petani stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi kedelai biji

kering tingkat petani pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019)

sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya

harga kedelai biji kering tingkat petani stabil.

d. Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga cabai merah keriting tingkat petani selama Tahun 2018 adalah

Rp23.209/Kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga cabai merah keriting

tingkat petani sebesar 18,30%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah

angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 30 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga cabai merah keriting tingkat petani stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi cabai merah

keriting tingkat petani pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019)

sebesar < 30 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya

harga cabai merah keriting tingkat petani stabil.

e. Koefisien Variasi Harga Bawang Merah

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga bawang merah tingkat petani selama Tahun 2018 adalah Rp18.910/Kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga bawang merah tingkat petani

sebesar 16,75%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka

maksimal yang ditetapkan yaitu < 25 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga bawang merah tingkat petani stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi harga

bawang merah tingkat petani pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 –

2019) sebesar < 25 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,

artinya harga bawang merah tingkat petani stabil.

Page 42: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

32

2) Koefisien Variasi Harga Pangan di Tingkat Konsumen

Stabilitas harga pangan di tingkat konsumen juga merupakan hal yang penting

untuk dijaga karena berpengaruh langsung kepada akses pangan masyarakat.

Fluktuasi harga pangan yang terjadi secara luas juga berdampak terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah secara konsis-

ten selalu mengupayakan terciptanya stabilitas harga di tingkat konsumen.

Target nilai koefisien variasi harga komoditas pangan strategis nasional di

tingkat konsumen untuk Tahun 2018 ditetapkan di bawah 10-30 persen (Untuk

komoditas beras, jagung, kedelai, gula pasir, dan daging sapi maksimal 10%;

bawang merah maksimal 25% dan cabai maksimal 30%).

Berdasarkan hasil pemantauan harga pangan melalui Panel Harga Pangan

BKP, perkembangan harga pangan selama tahun 2015-2018 di tingkat

konsumen disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut.

Tabel 10. Perkembangan Harga dan Nilai Koefisien Variasi Harga Pangan Tingkat

Konsumen Tahun 2015-2018

No Komoditas

Harga (Rp/kg) % Perubahan Harga Fluktuasi/CV (%)

2015 2016 2017 2018 2016/ 2017/ 2018/

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017

1 Beras Medium 10,469 11,067 10,950 11,367 5.71 -1.06 3.81 4.65 2.81 3.11 1.60

2 Jagung Pipilan Kering

6,448 6,904 7,123 7,019 7.07 3.17 -1.46 6.06 6.19 6.30 2.02

3 Kedelai Biji Kering

11,478 10,562 10,657 10,584 -7.98 0.90 -0.68 7.95 6.14 5.33 0.96

4 Cabai Merah Keriting

30,118 41,450 36,256 37,650 37.63 -12.53 3.84 26.45 8.61 23.23 9.37

5 Bawang Merah

26,544 40,840 32,339 29,207 53.86 -20.82 -9.68 18.70 8.61 16.47 15.32

6 Gula Pasir 12,695 14,978 13,927 12,931 17.98 -7.02 -7.15 5.92 8.25 3.74 1.31

7 Daging Sapi 107,985 115,333 118,520 119,008 6.80 2.76 0.41 4.17 2.59 2.22 0.89

Berdasarkan hasil analisis data harga komoditas pertanian strategis di tingkat

konsumen pada tahun 2015-2018 menunjukkan bahwa harga sebagian besar

komoditas pangan pokok dan strategis mengalami penurunan, kecuali untuk

komoditas beras medium dan cabai merah keriting yang mengalami

peningkatan sebesar 3,81% dan 3,84%, serta daging sapi yang mengalami

peningkatan sebesar 0,41% di tahun 2018 dibandingkan tahun 2017. Komoditas

jagung pipilan kering, kedelai biji kering, bawang merah, dan gula pasir

Page 43: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

33

mengalami penurunan harga di tahun 2018 dibandingkan tahun sebelumnya

dengan persentase penurunan berkisar 0,68-9,68%.

Stabilitas harga pangan pokok dan strategis pada tahun 2015-2018

menunjukkan hampir semua komoditas tidak mengalami fluktuasi harga atau

relatif stabil jika dilihat dari nilai koefisien variasi yang berada di bawah target

nilai CV yang telah ditetapkan untuk semua komoditas. Pada tahun 2014,

komoditas cabai merah keriting mengalami fluktuasi harga dengan nilai CV

mencapai 43,68% namun terus mengalami penurunan hingga 9,37% di tahun

2018. Hal ini menunjukkan bahwa harga cabai merah keriting dari tahun 2015

sampai dengan tahun 2018 relatif lebih stabil dibandingkan tahun 2014.

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi komoditas

pangan pokok strategis di tingkat konsumen cenderung semakin menurun dari

tahun 2015 sampai dengan tahun 2018. Koefisien variasi komoditas pangan

pokok strategis di tingkat konsumen ini berada di bawah target nilai CV yang

ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa harga komoditas pangan pokok

strategis di tingkat konsumen semakin stabil dari tahun ke tahun. Penjelasan

untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Variasi Harga Beras Medium

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga beras medium di tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp 11.367/Kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga beras medium sebesar 1,60%.

Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka maksimal yang

ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan jika harga

beras medium stabil dengan capaian kinerja baik. Apabila dibandingkan

terhadap target koefisien variasi harga beras medium pada tahun 2019 (akhir

RPJMN tahun 2015 – 2019) sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018

telah mencapai target, artinya harga beras medium stabil.

b. Koefisien Variasi Harga Jagung Pipilan Kering

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga jagung pipilan kering tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah

Page 44: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

34

Rp7.019/Kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga jagung pipilan kering

tingkat eceran sebesar 2,02%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah

angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga jagung pipilan kering tingkat eceran stabil dengan

capaian kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi

harga jagung pipilan kering tingkat eceran pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun

2015 – 2019) sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai

target, artinya harga jagung pipilan kering tingkat eceran stabil.

c. Koefisien Variasi Harga Kedelai Biji Kering

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga kedelai biji kering tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp10.584/Kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga kedelai biji kering tingkat eceran

sebesar 0.96%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka

maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga kedelai biji kering tingkat eceran stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi kedelai biji

kering tingkat eceran pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019)

sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya

harga kedelai biji kering tingkat eceran stabil.

d. Koefisien Variasi Harga Cabai Merah Keriting

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga cabai merah keriting tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp

37.650/kg dan capaian kinerja koefisien variasi harga cabai merah keriting

tingkat eceran sebesar 9,37%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah

angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 30 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga cabai merah keriting tingkat eceran stabil dengan

capaian kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi

cabai merah keriting tingkat eceran pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015

– 2019) sebesar < 30 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,

artinya harga cabai merah keriting tingkat eceran stabil.

Page 45: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

35

e. Koefisien Variasi Harga Bawang Merah

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga bawang merah tingkat eceran selama Tahun 2018 adalah Rp29.207/Kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceran

sebesar 15,32%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka

maksimal yang ditetapkan yaitu < 25 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga bawang merah tingkat eceran stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi harga

bawang merah tingkat eceran pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 –

2019) sebesar < 25 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target,

artinya harga bawang merah tingkat eceran stabil.

f. Koefisien Variasi Harga Gula Pasir

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga gula pasir di tingkat konsumen selama Tahun 2018 adalah Rp12.931/kg

dan capaian kinerja koefisien variasi harga bawang merah tingkat eceran

sebesar 1.31%. Angka ini sesuai dengan target karena di bawah angka

maksimal yang ditetapkan yaitu < 10 persen. Dengan demikian dapat

disimpulkan jika harga gula pasir di tingkat konsumen stabil dengan capaian

kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien variasi harga gula

pasir di tingkat konsumen pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019)

sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya

harga gula pasir di tingkat konsumen stabil.

g. Koefisien Variasi Harga Daging Sapi

Berdasarkan hasil analisa data panel harga pangan BKP tahun 2018, rata-rata

harga daging sapi selama Tahun 2018 adalah Rp119.008/Kg dan capaian

kinerja koefisien variasi harga daging sapi sebesar 0,89%. Angka ini sesuai

dengan target karena di bawah angka maksimal yang ditetapkan yaitu < 10

persen. Dengan demikian dapat disimpulkan jika harga daging sapi stabil

dengan capaian kinerja baik. Apabila dibandingkan terhadap target koefisien

variasi harga daging sapi pada tahun 2019 (akhir RPJMN tahun 2015 – 2019)

Page 46: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

36

sebesar < 10 persen, maka capaian tahun 2018 telah mencapai target, artinya

harga daging sapi stabil.

Stabilitas harga pangan pada tahun 2018 ini tidak terlepas dari upaya

stabilisasi harga dan pasokan pangan yang secara berkesinambungan telah

dilaksanakan Kementerian Pertanian sejak Tahun 2015. Berbagai langkah strategis

yang dilaksanakan meliputi:

1. Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui Toko Tani

Indonesia (TTI) yang merupakan kegiatan memberdayakan lembaga usaha

pangan masyarakat (Gabungan kelompoktani (Gapoktan), kelompoktani

(Poktan), lembaga usaha masyarakat yang bergerak di bidang pangan) dalam

melayani Toko Tani Indonesia (TTI).

2. Pengembangan Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang merupakan lembaga

yang bertugas untuk membantu kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan.

3. Panel Harga Pangan yang telah berhasil mendukung terciptanya stabilitas

harga pangan pokok dan strategis.

Dalam menciptakan stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan

konsumen, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan telah

melaksanakan kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat melalui Toko

Tani Indonesia (TTI). Untuk kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI) mulai dilaksanakan

tahun 2015, berupa kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Perum Bulog

dengan melakukan terobosan untuk solusi permanen yaitu : (1) menyerap produk

pertanian, (2) memperpendek rantai distribusi pemasaran, dan (3) memberikan

kemudahan akses konsumen/masyarakat. Pada tahun 2018, ada sebanyak 1.412

TTI lokal. Kriteria TTI dapat dilihat pada Gambar 3 dan Kerangka Pikir Pelaksanaan

TTI dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

Page 47: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

37

Gambar 3. Kriteria Penerima Kegiatan Toko Tani Indonesia

1.

2.

3.

Gambar 4. Kerangka Pikir Pelaksanaan Toko Tani Indonesia

STAKEHOLDERS/ INSTANSI TERKAIT

Page 48: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

38

Dana Bantuan Pemerintah yang bersumber dari APBN Tahun 2018 Tahap

Penumbuhan dialokasikan untuk Kegiatan PUPM kepada 500 (lima ratus) di 16

provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng,

DI.Yogyakarta, Jatim, Kalbar, Kalsel, Bali, NTB, Sulsel, dan Gorontalo. Tahap

Pengembangan dialokasikan kepada 406 (empat ratus enam) Gapoktan/LUPM di 7

provinsi yaitu Sumsel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan NTB. Tahap

Pembinaan dialokasikan kepada 250 LUPM di 20 provinsi yaitu Sumut, Riau, Jambi,

Sumsel, Bengkulu, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar,

Kalteng, Kalsel, Sulsel, Sulut, Gorontalo dan Maluku Utara.

Pada Tahun 2018, target rasio jumlah lembaga distribusi pangan yang dibina

terhadap provinsi di seluruh Indonesia sebesar 58%. Realisasi jumlah TTIC di

provinsi sebanyak 20 TTIC di 20 provinsi atau sebesar 58,82%. Dengan kata lain

realisasi rasio sebesar 98,61%.

Pencairan dana Bantuan Pemerintah kepada Gapoktan/LUPM disalurkan

mulai bulan Februari 2018 setelah semua persyaratan pencairan dana dipenuhi.

Dana yang telah disalurkan kepada Gapoktan/LUPM dimanfaatkan sesuai dengan

Rencana Usaha Kegiatan (RUK). Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi di

lapangan diperoleh informasi bahwa LUPM Tahap Penumbuhan Kegiatan PUPM

yang operasional berjumlah 500 LUPM (100%) dari target 500 LUPM, LUPM Tahap

Pengembangan yang mencairkan sebanyak 405 LUPM (99,45%) dari target 406

LUPM, dan LUPM Tahap Pembinaan telah dicairkan 249 LUPM (99,60%) dari target

250 LUPM.

LUPM Tahap Pengembangan yang tidak mencairkan dana bantuan

pemerintah sebesar Rp.60.000.000 yaitu Gapoktan Usaha Bersama Desa Enggal

Rejo Kecamatan Air Saleh Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumsel, hal ini

dikarenakan pasokan beras ke TTI tidak mencapai target yaitu hanya sebesar 7 ton

pada pelaksanaan tahun 2017. Sedangkan LUPM Tahap Pembinaan yang tidak

mencairkan dana bantuan pemerintah sebesar Rp.60.000.000 yaitu Gapoktan Bumi

Makmur Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jatim, hal ini dikarena tim teknis

Page 49: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

39

kabupaten tidak mengusulkan pencairan. Target dan realisasi bantuan pemerintah

kegiatan PUPM/TTI tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Target dan Realisasi Bantuan Pemerintah Kegiatan PUPM/TTI Tahun 2018

Sumber: Bidang Distribusi, BKP

Selain itu, dalam mendukung stabilisasi harga, Badan Ketahanan Pangan

mengelola Toko Tani Indenesia Center di Pasar Minggu Provinsi DKI. Pelaksanaan

kegiatan di TTIC meliputi pengelolaan penyediaan pangan yang berasal dari

gapoktan PUPM, produsen lain diluar kegiatan PUPM, serta distributor pangan

untuk disalurkan melalui gelar pangan murah sebagai bentuk solusi permanen untuk

menyediakan pangan murah berkualitas bagi masyarakat. Pasokan komoditas

alokasi realisasi alokasi realisasi alokasi realisasi

1 Sumatera Selatan 51 51 8,160 100 20 19 1,140 95 12 12 720 100

2 Sumatera Utara 26 26 4,160 100 - - - - 20 20 1,200 100

3 DI. Yogyakarta 10 10 1,600 100 - - - - 10 10 600 100

4 Jawa Tengah 76 76 12,160 100 70 70 4,200 100 34 34 2,040 100

5 Aceh 8 8 1,280 100 - - - - - - - -

6 Bali 8 8 1,280 100 - - - - 4 4 240 100

7 Lampung 43 43 6,880 100 35 35 2,100 100 17 17 1,020 100

8 Bengkulu - - - - - - - - 4 4 240 100

9 Kalimantan Selatan 10 10 1,600 100 - - - - 4 4 240 100

10 Nusa Tenggara Barat 13 13 2,080 100 10 10 600 100 6 6 360 100

11 Maluku Utara - - - - - - - - 2 2 120 100

12 Sulawesi Selatan 68 68 10,880 100 - - - - 22 22 1,320 100

13 Jawa Barat 80 80 12,800 100 123 123 7,380 100 40 40 2,400 100

14 Sumatera Barat 8 8 1,280 100 - - - - - - - -

15 Jawa Timur 55 55 8,800 100 50 50 3,000 100 30 29 1,740 96.67

16 Gorontalo 8 8 1,280 100 - - - - 2 2 120 100

17 Banten 26 26 4,160 100 98 98 5,880 100 20 20 1,200 100

18 Riau - - - - - - - - 6 6 360 100

19 Jambi - - - - - - - - 4 4 240 100

20 Kalimantan Barat 10 10 1,600 100 - - - - 5 5 300 100

21 Sulawesi Utara - - - - - - - - 4 4 240 100

22 Kalimantan Tengah - - - - - - - - 4 4 240 100

500 500 80,000 100 406 405 24,300 99.75 250 249 14,940 99.60

%

Total

%LUPM

pagu

Rp.(000)%

LUPMNo Provinsi

Jumlah LUPM

Penumbuhan 2018 Pengembangan 2017 Pembinaan 2016

LUPMpagu

Rp.(000)

pagu

Rp.(000)

Page 50: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

40

pangan disalurkan melalui TTIC sesuai dengan permintaan atau kebutuhan untuk

gelar pangan murah dan operasi pasar. Dalam hal ini TTIC melaksanakan fungsinya

melaluisupply,stock dan distribution e-commerce, pelaksanaan kegiatan tersebut

dapat disampaikan sebagai berikut:

Jumlah komoditas pangan yang dipasok oleh gapoktan/LUPM ke TTIC untuk

komoditas beras sampai dengan Nopember 2018 sebanyak 423,456 ton, bawang

merah sebanyak 35,521 ton, dan untuk pemenuhan kebutuhan cabai merah

keriting di TTIC dipenuhi dari vendor Wargi Panggupay, dan Vendor Ditjen

Hortikultura, rincian pasokan pengadaan per bulan seperti pada Tabel 12.

Tabel 12. Jumlah Pengadaan Komoditas Pangan dari LUPM yang Diterima TTIC

Satuan Kg

No. Bulan

Pengadaan

Beras Bawang Mderah

1 Januari 26.041,00 4.128,00

2 Februari 12.404,00 2.612,50

3 Maret 40.121,00 3.901,00

4 April 44.010,00 5.683,50

5 Mei 53.062,00 5.218,20

6 Juni 21.208,00 3.547,00

7 Juli 29.998,00 2.203,90

8 Agustus 25.241,00 2.960,90

9 September 11.818,00 1.473,00

10 October 86.273,00 1.327,00

11 November 73.280,00 2.466,00

423.456,00 35.521,00

Pasokan/pengadaan komoditas pangan dari Gapoktan/LUPM tertinggi terjadi

pada bulan April, Mei dan Juni bertepatan dengan menjelang dan awal bulan

Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Tingginya jumlah pasokan ini

disesuaikan dengan jumlah permintaan yang melonjak terhadap komoditas

tersebut. Perbandingan jumlah pengadaan komoditas pangan setiap bulan dapat

dilihat pada Gambar 5.

Page 51: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

41

Gambar 5. Pengadaan Beras dan Bawang Merah Per Bulan 2018

Gapoktan/LUPM penerima bantuan pemerintah tahun 2018 yang memasok ke

TTIC dari Provinsi Jawa Barat dengan jumlah gapoktan LUPM sebanyak 42

gapoktan dan Banten sebanyak 13 gapoktan, dan ada beberapa gapoktan LUPM

dari Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika dijumlahkan secara

keseluruhan, terdapat sebanyak 84 gapoktan/LUPM yang menyalurkan

komoditas pangan ke dan melalui TTIC. Jumlah gapoktan/LUPM yang

menyalurkan melalui TTIC berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Gapoktan LUPM yang Melakukan Pasokan Komoditas Pangan

ke TTIC

NO LUPM/GAPOKTAN/POKTAN JUMLAH LUPM AKTIF

1 BANTEN 13

2 JAWA BARAT 42

3 JAWA TENGAH 24

4 JAWA TIMUR 5

TOTAL 84

Gapoktan/LUPM di Provinsi Jawa Barat yang paling banyak menyalurkan

komoditas pangannya melalui TTIC, yaitu sebanyak 42 gapoktan/LUPM atau

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

Pengadaan Beras Pengadaan Bawang Mderah

Page 52: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

42

50% dari total gapoktan yang menyalurkan melalui TTIC, Provinsi Banten

sebanyak 13 gapoktan/LUPM atau 15% dari total gapoktan yang menyalurkan

melalui TTIC.

Provinsi Banten dan Jawa Timur melakukan pasokan khusus beras, untuk

provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah melakukan pasokan beras dan bawang

merah. Optimalisasi pasokan komoditas pangan lebih difokuskan melalui

program e-commerce dari gapoktan langsung ke TTI-TTI, pasokan gapoktan

LUPM melalui TTIC seperti disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Persentase Jumlah Gapoktan yang Menyalurkan Komoditas Pangan

Melalui TTIC

2. Rasio Ketersediaan Terhadap Kebutuhan Komoditas Pangan Strategis

Nasional (%)

Komitmen Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan saat ini difokuskan

pada pencapaian swasembada pangan, khususnya untuk swasembada tujuh

komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, daging sapi/kerbau, tebu, cabai dan bawang

merah. Salah satu capaian indikator yang digunakan untuk mengukur tersedianya

pangan komoditas stratagis nasional adalah rasio ketersediaan terhadap kebutuhan

komoditas pangan strategis mencapai 100%.

1 BANTEN15%

2 JAWA BARAT

50%

3 JAWA TENGAH

29%

4 JAWA TIMUR6%

JUMLAH LUPM AKTIFJANUARI-JUNI 2018

Page 53: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

43

Untuk menghitung rasio ketersediaan terhadap kebutuhan dibutuhkan data-data

seperti produksi, benih, pakan, tercecer, penggunaan industri non pangan, ekspor,

impor, jumlah penduduk, konsumsi rumahtangga dan konsumsi non rumahtangga.

Berdasarkan hasil penghitungan, rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas

pangan strategis tahun 2018 mencapai 146,32% (sangat berhasil) melebihi target

tahun 2018 sebesar 100%.

Capaian rasio ketersediaan terhadap kebutuhan yang tinggi disebabkan oleh

meningkatnya produksi beberapa komoditas pangan strategis dibandingkan tahun

2017. Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis masing-

masing komoditas sebagai berikut : beras sebesar 1,13; jagung sebesar 1,24;

kedelai sebesar 1,36; cabai sebesar 3,67; bawang merah sebesar 1,04; gula

sebesar 0,92; dan daging sebesar 0,88 sehingga total dari 1,463 atau 146,32%.

Perkembangan rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas pangan strategis

tahun 2016-2018 terdapat di Tabel 14.

Tabel 14. Perkembangan Rasio Ketersediaan Terhadap Kebutuhan Komoditas Pangan

Strategis Tahun 2016-2018

3. Jumlah Kasus Pangan Segar Strategis Nasional yang Membahayakan

Kesehatan Manusia (Jumlah Kasus).

Pangan merupakan kebutuhan dasar, yang pemenuhannya menjadi salah satu hak

asasi manusia. Salah satu permasalahan pangan adalah masih dijumpainya praktik-

praktik penanganan pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan dan mutu

pangan. Hal ini meningkatkan terjadinya potensi kontaminasi atau residu pada

Ketersediaan Kebutuhan Rasio Ketersediaan Kebutuhan Rasio Ketersediaan Kebutuhan Rasio

1 Beras 30.143.093 32.283.628 0,93 30.678.240 29.951.340 1,02 33.433.605 29.475.151 1,13

2 Jagung 3.607.238 4.570.218 0,79 5.186.965 5.446.649 0,95 6.816.132 5.505.128 1,24

3 Kedelai 3.066.043 2.724.553 1,13 3.162.136 2.754.687 1,15 4.270.988 3.140.881 1,36

4 Cabai 2.079.947 195.005 10,67 2.266.483 681.092 3,33 2.502.544 682.007 3,67

5 Bawang Merah 854.244 828.479 1,03 859.404 830.492 1,03 874.201 839.409 1,04

6 Gula 6.859.867 6.475.602 1,06 6.989.943 6.558.073 1,07 6.461.488 7.044.945 0,92

7 Daging 643.853 595.021 1,08 614.628 708.273 0,87 631.541 715.878 0,88

2,384 1,346 1,463

No Komoditas2016 2017 2018

Page 54: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

44

pangan, yang kemudian dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan.

Sedangkan dari aspek kualitas pangan, kualitas pangan yang rendah menyebabkan

daya saing produk menjadi berkurang.

Keamanan pangan tidak hanya terkait dengan upaya perlindungan kesehatan

masyarakat, namun juga terkait dengan perdagangan pangan, dimana keamanan

pangan menjadi salah satu persyaratan dalam perdagangan global. Hal ini menjadi

penting mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara eksportir produk

pertanian utama di dunia, seperti rempah – rempah dan kelapa sawit.

Terkait dengan upaya perlindungan kesehatan masyarakat, maka jumlah kasus

pangan menjadi sasaran strategis. Dengan mempertimbangkan bahwa

penanganan keamanan pangan di Indonesia dilakukan oleh beberapa instansi

tergantung pada jenis produk pangannya dan sesuai dengan tugas dan fungsi nya

bahwa Kementerian Pertanian khususnya BKP hanya berwenang dalam melakukan

pengawasan keamanan dan mutu pangan segar hasil pertanian, maka Sasaran

Strategis hanya difokuskan pada pangan segar yang memiliki nilai strategis secara

nasional, seperti beras, jagung, dan kedelai.

Berdasarkan monitoring terhadap kasus pangan segar komoditas strategis nasional

yang membahayakan manusia pada tahun 2018 maka dicapai nilai penanganan

sebesar 100%, karena sepanjang tahun 2018 tidak terjadi kasus keamanan pangan

segar terkait komoditas strategis tersebut.

Pencapaian Indikator Kinerja tahun 2018 yang terkait dengan pengawasan

keamanan pangan segar adalah jumlah kasus pangan segar komoditas strategis

nasional yang membahayakan kesehatan manusia, khususnya yang disebabkan

oleh Pangan Segar Asal Tanaman (PSAT). Target maksimal kasus pangan segar

tersebut adalah 11 (sebelas) kasus di tahun 2018. Berdasarkan data dan informasi

yang dihimpun dari media massa nasional, sepanjang tahun 2018 terjadi 36 kasus

keracunan pangan yang diliput oleh media. Kejadian ini telah menyebabkan 1965

orang menderita sakit dan 14 orang meninggal dunia.

Dari 36 kasus pangan tersebut, 1 kasus disebabkan oleh pangan segar hasil

Page 55: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

45

pertanian, 2 kasus berasal dari pangan segar asal perikanan dan 33 kasus lainnya

disebabkan oleh pangan olahan. Untuk kasus keracunan yang disebabkan oleh

PSAT, jenis pangan segarnya adalah jamur melinjo. Kasus ini terjadi di Kabupaten

Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Jamur melinjo yang menjadi penyebabnya pun

jamur yang tumbuh liar, bukan hasil budidaya petani. Mengingat bahwa parameter

jenis pangan untuk Indikator Kinerja adalah PSAT komoditas strategis nasional, dan

jamur melinjo tidak termasuk kategori komoditas strategis nasional, maka dapat

dikatakan bahwa pada tahun 2018 tidak ada kasus pangan yang disebabkan oleh

PSAT komoditas strategis nasional.

Capaian tersebut didukung dengan tersedianya produk PSAT yang disertifikasi

keamanan pangannya oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan baik Pusat

maupun Daerah. Kegiatan sertifikasi PSAT ini merupakan salah satu bentuk

pengawasan sebelum peredaran (pre-market) yang dilakukan oleh OKKPP maupun

OKKPD. Sertifikasi keamanan PSAT atau Sertifikasi Prima merupakan jaminan

pemenuhan persyaratan keamanan pangan di tingkat proses produksi (On Farm).

Sertifikasi Prima dibedakan menjadi sertifikasi Prima 1, Prima 2 dan Prima 3.

Sertifikasi Prima 3 diberikan untuk produk pertanian yang memenuhi persyaratan

keamanan pangan khususnya dari aspek residu pestisida; Prima 2 diberikan untuk

produk pertanian yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu pangan;

sedangkan Prima 1 diberikan untuk produk pertanian yang memenuhi persyaratan

keamanan dan mutu pangan serta sosial dan lingkungan. Sepanjang tahun 2018

diperoleh capaian Sertifikasi Prima seperti pada Tabel 15 berikut:

Tabel 15. Capaian Sertifikasi Prima

No Jenis Sertifikat Jumlah

1 Prima 1 38

2 Prima 2 4

3 Prima 3 123

Sumber : Badan Ketahanan Pangan

Selain Sertifikasi Prima, OKKP melaksanakan pula sertifikasi kesehatan PSAT

tujuan ekspor (health certificate/ HC). HC diberikan bagi PSAT tujuan ekspor yang

dinyatakan memenuhi ketentuan keamanan pangan tertentu di negara tujuan

Page 56: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

46

ekspor. Penerbitan HC dilakukan melalui mekanisme pengambilan contoh dan

pengujian di laboratorium yang diakui. Untuk saat ini penerbitan HC masih terfokus

bagi produk pala yang diekspor ke Uni Eropa, meskipun ada beberapa komoditas

lain yang mengajukan permohonan penerbitan HC untuk memenuhi ketentuan di

negara tujuan ekspor. Sepanjang tahun 2018, OKKP telah menerbitkan HC

sejumlah 577 sertifikat.

Selain sertifikasi keamanan PSAT seperti di atas, pengawasan keamanan PSAT

dilakukan juga melalui kegiatan pendaftaran/ registrasi baik pendaftaran PSAT

maupun pendaftaran rumah kemas (packing house). Pendaftaran PSAT dilakukan

melalui mekanisme inspeksi sarana produksi dan distribusi, proses produksi dan

distribusi serta pengujian produk terkait parameter keamanan pangan. Nomor

pendaftaran PSAT diberikan kepada produk PSAT yang dinyatakan memenuhi

persyaratan keamanan PSAT baik dalam proses maupun produk itu sendiri.

Sedangkan pendaftaran rumah kemas dilakukan melalui penilaian secara simultan

Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GMP) pada unit

yang melakukan pengemasan PSAT. Secara khusus pendaftaran rumah kemas ini

merupakan respon terhadap kecenderungan peningkatan kebutuhan dan

permintaan konsumen global terhadap PSAT yang aman dan bermutu.

Pemenuhan standar dan kriteria penilaian rumah kemas secara konsisten oleh

pelaku usaha/eksportir PSAT diharapkan dapat mengurangi resiko penolakan dan

notifikasi produk PSAT dari negara tujuan ekspor. Sepanjang tahun 2018 diperoleh

capaian pendaftaran/ registrasi PSAT dan rumah kemas sebagaimana pada Tabel

16 berikut:

Tabel 16. Capaian Pendaftaran/Registrasi PSAT dan Rumah Kemas

No Jenis Pendaftaran Jumlah

1 Pendaftaran PSAT PL (pangan asal impor) 78

2 Pendaftaran PSAT PD (pangan asal domestik) 1745

3 Pendaftaran Rumah Kemas 33

Sumber : Badan Ketahanan Pangan

Sertifikasi PSAT maupun Pendaftaran PSAT/ rumah kemas ini merupakan wujud

Page 57: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

47

pengawasan keamanan pangan melalui mekanisme penilaian kesesuaian yang

diselenggarakan oleh unit khusus OKKP yang melaksanakan fungsi sertifikasi/

pendaftaran. Untuk menjamin proses sertifikasi maupun pendaftaran dilakukan

secara profesional dan kompeten sehingga sertifikat maupun nomor pendaftaran

yang dikeluarkan terpercaya (valid), maka OKKP harus menerapkan sistem

manajemen lembaga penilai kesesuaian sesuai SNI ISO/IEC 17065:2012 pada unit

khusus yang melaksanakan fungsi sertifikasi/ pendaftaran tersebut dan bagi OKKP

Daerah harus diverifikasi oleh OKKP Pusat. Pada tahun 2018, Badan Ketahanan

Pangan selaku OKKP Pusat telah memberikan 34 sertifikat verifikasi OKKP Daerah

di 34 provinsi.

Selain melakukan pengawasan keamanan pangan segar melalui mekanisme

penilaian kesesuaian tersebut di atas, BKP melakukan kegiatan monitoring

keamanan pangan segar melalui pengambilan contoh dan pengujian PSAT di

laboratorium. Obyek pengawasan difokuskan pada PSAT di peredaran. Dalam

kegiatan monitoring tersebut, ruang lingkup pengujian PSAT meliputi parameter

residu pestisida, logam berat dan mikrobiologi. Pada tahun 2018, diperoleh hasil

monitoring keamanan PSAT sebagaimana Tabel 17 berikut:

Tabel 17. Monitoring Keamanan PSAT

No Parameter Lokasi Jumlah Contoh

Hasil Uji

Keterangan Memenuhi Syarat

Tidak Memenuhi

Syarat

1 Residu Pestisida 19 provinsi

601 contoh

591 (98,33%)

10 (1,66%)

Cabai (asefat), Buncis (asefat), Jeruk (asefat), Cabai Merah (profenofos), Seledri (klorotalonil dan dimetomorf), Daun Prei (klorotalonil dan dimetomorf), Daun Bawang (deltrametrin)

2 Cemaran Logam Berat

11 provinsi

204 contoh

200 (98,03%)

4 (1,96%)

Anggur Merah (cadmium)

3 Cemaran Mikrobiologi

9 provinsi

117 contoh

85 (81,19%)

22 (18,80%)

Anggur Merah (e. Coli, Salmonella), Cabai Rawit (e. Coli), Sawi (e. Coli), Kangkung (e. Coli)

Berdasarkan data monitoring keamanan pangan di atas, dapat dilihat bahwa pada

tahun 2018 pangan segar di Indonesia masih berpotensi terpapar cemaran, dengan

Page 58: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

48

potensi pencemar terbesar adalah mikrobiologi. Namun, pengujian terhadap ketiga

parameter tersebut masih menunjukkan hasil memenuhi persyaratan di atas 80%.

Mengingat bahwa hasil pengawasan keamanan pangan harus dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan petugas/ personel di bidang

keamanan pangan yang profesional, memiliki kompetensi cukup serta memenuhi

standar kinerja tertentu. Beberapa kompetensi bagi petugas yang menangani

keamanan pangan segar merujuk pada Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI) sebagai standar kompetensi profesi, antara lain SKKNI

Pengawas Keamanan Pangan Segar dan SKKNI Petugas Pengambil Contoh (PPC)

pangan segar. Untuk memenuhi kompetensi petugas yang menangani keamanan

pangan tersebut pada tahun 2018, BKP telah melatih dan mensertifikasi Pengawas

Keamanan Pangan Segar sebanyak 47 personel. Sedangkan untuk pelatihan atau

sertifikasi Petugas Pengambil Contoh (PPC) pada tahun 2018 diselenggarakan oleh

OPD lingkup pangan di 34 provinsi.

Dalam menyelenggarakan fungsi pengawasan keamanan pangan segar di

Indonesia, banyak tantangan yang dihadapi oleh Badan Ketahanan Pangan, antara

lain:

1. Cakupan wilayah pengawasan yang sangat luas;

2. Jumlah dan jenis pangan segar cukup beragam;

3. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan produsen untuk memproduksi

pangan yang aman dan bermutu;

4. Kesadaran konsumen dan retail yang masih perlu ditingkatkan; dan

5. Keterbatasan jumlah dan kompetensi pengawas keamanan pangan segar.

Berdasarkan pemetaan tantangan tersebut di atas, diperlukan penguatan sarana

dan prasarana pengawasan yang memadai, penguatan profesionalisme dan

kompetensi petugas serta penyediaan sarana pendukung untuk penyebaran

informasi dan promosi keamanan pangan di daerah.

4. Skor Pola Pangan (PPH)

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pencapaian kualitas

konsumsi pangan adalah melalui skor PPH. Skor PPH Konsumsi didefinisikan

Page 59: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

49

sebagai proporsi kelompok pangan yang menggambarkan keragaman dan

keseimbangan pangan dalam kondisi konsumsi pangan. Skor PPH Konsumsi

dihitung dengan cara mengalikan persentase Angka Kecukupan Energi (AKE)

tingkat konsumsi dengan bobot setiap kelompok pangan yang sudah ditetapkan.

Pola konsumsi pangan yang ideal digambarkan dengan skor PPH 100.

Sebagaimana terlihat dalam Tabel 18, capaian keberhasilan Skor PPH tahun 2014-

2018 mengalami peningkatan yaitu dari 83,4 menjadi 90,7 (Sementara) dengan

peningkatan rata-rata sebesar 2,12%/tahun. Capain ini menunjukkan kualitas

konsumsi pangan masyarakat semakin baik. Skor PPH tahun 2018 sebesar 90,7

(Sementara) atau mencapai 100,22% dari target sebesar 90,5. Jika dibandingkan

dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, capaian kinerja skor PPH konsumsi

tahun 2018 mengalami peningkatan.

Tabel 18. Perkembangan Skor PPH 2014 – 2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*)

T R T R T R T R T R

Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) 93,3 83,4 84,1 85,2 86,2 86,0 88,4 88,0 90,5 90,7

Sumber : Susenas 2014-2018 BPS. diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP Ket : - Target berdasarkan Renstra Revisi BKP 2010-2014 dan Renstra BKP 2015-2019

- *) = Angka Sementara

Realisasi capaian skor PPH di tahun 2014 mempunyai kesenjangan yang cukup

besar dengan target yang ditetapkan. Adanya kesenjangan tersebut telah dievaluasi

dan ditindaklanjuti dengan review target sasaran merujuk pada Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi X tahun 2012 yaitu merekomendasikan pencapaian

target skor PPH sebesar 95 menjadi target capaian tahun 2025 yang sebelumnya

(sesuai Perpres 22 tahun 2009), dijadikan target capaian tahun 2015. Dengan

demikian, telah dilakukan penghitungan ulang terhadap target pencapaian kualitas

konsumsi pangan dengan baseline data tahun 2014 menghasilkan target skor PPH

92,5 pada tahun 2019. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, skor PPH konsumsi

tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 2,32% dan tahun 2018 meningkat

0,22% dibanding tahun 2017.

Page 60: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

50

Kondisi saat ini, konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, yang

ditunjukkan dengan masih tingginya konsumsi padi-padian, dan rendahnya

konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan, serta umbi-umbian.

Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: (a) perilaku masyarakat yang

masih merasa belum makan jika belum makan nasi; (b) masih rendahnya daya beli

masyarakat. rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pola pangan

beragam dan bergizi seimbang.dan masih adanya keterbatasan aksesibilitas

terhadap pangan; (c) kurang berkembangnya teknologi untuk memproduksi maupun

mengolah bahan pangan terutama pangan lokal non beras dan non terigu; (d)

produksi umbi-umbian masih belum stabil, sehingga mempengaruhi harga umbi-

umbian di pasar; (d) keterlibatan swasta dan pemerintah dalam teknologi

pengolahan pangan lokal/umbi-umbian (seperti tepung-tepungan, berasan/butiran,

dan lain-lain) belum memasuki tahap industrialisasi (scaling up production),

sehingga harga pangan lokal sumber karbohidrat masih tinggi di tingkat pasaran

dan masyarakat belum mampu mengaksesnya; (e) teknologi penyimpanan pangan

lokal/umbi-umbian dalam jangka waktu yang panjang belum banyak dan belum

tersosialisasikan ke masyarakat; (f) berbagai produk olahan pangan lokal belum

tersosialisasi dengan baik di masyarakat dan masih dianggap sebagai pangan

inferior; (g) komitmen aparat dalam mengimplementasi program dan kegiatan

diversifikasi dirasa masih belum kuat; dan (h) belum optimalnya kerjasama antar

kementerian/lembaga serta lemahnya partisipasi masyarakat.

Untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, perlu terus didukung

dengan upaya mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat yang

beragam dan bergizi seimbang melalui : 1) Peningkatan pengetahuan dan

kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang

dan Aman (B2SA) melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi – KIE (penyusunan KIT

dan Modul Penyuluhan di tingkat lapangan, Lomba Cipta Menu B2SA, serta

penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik); 2) Upaya penurunan

konsumsi beras dilakukan dengan meningkatkan produksi serta konsumsi pangan

karbohidrat berbasis sumberdaya lokal; 3) Peningkatan konsumsi melalui

Page 61: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

51

penyediaan sayuran dan buah, pangan hewani, dan kacang-kacangan yang cukup

dan dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga. Upaya diatas merupakan daya

ungkit yang cukup besar untuk dapat meningkatkan skor PPH.

5. Tingkat Konsumsi Energi terhadap Standar Konsumsi Energi (% dari 2.150

kkal/kap/hari)

Terpenuhinya konsumsi pangan secara kuantitas dicerminkan dari tingkat konsumsi

energi penduduk. Tingkat konsumsi energi adalah perbandingan antara banyaknya

energi yang dikonsumsi (kalori) terhadap kecukupan energi, dalam satuan % AKE.

Tingkat konsumsi energi penduduk tahun 2018 sebesar 2.145 kkal/kap/hari.

Konsumsi energi per kapita per hari didefinisikan sebagai nilai pangan yang

dikonsumsi per kapita per hari dengan satuan kkal. Sesuai dengan rekomendasi

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi/WNPG ke X Tahun 2012, Angka Kecukupan

Energi (AKE) adalah sebesar 2.150 Kkal/kapita/hari. Konsumsi energi per kapita per

hari dihitung dengan cara membagi total konsumsi energi rumah tangga per hari

dengan jumlah anggota rumah tangga (ART).

Perkembangan konsumsi energi per kapita per hari tahun 2014-2018 disajikan pada

Tabel 19. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 19, konsumsi energi masyarakat dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan laju peningkatan sebesar 2,47%

per tahun. Pada tahun 2014, konsumsi energi masyarakat hanya sebesar 1.949

kkal/kap/hari dan meningkat menjadi 2.145 kkal/kap/hari (sementara) pada tahun

2018. Capaian ini masih dalam batas normal, dengan kisaran 90%-100% dari Angka

Kecukupan Energi (AKE), yaitu sebesar 2.150 kkal/kap/hari. Jika dibandingkan

tahun 2017, konsumsi energi tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 17 poin

atau 0,79%. Capaian konsumsi energi tahun 2018 ini juga sudah melebihi target

yang ditetapkan untuk tahun 2017, yaitu sebesar 2.113 kkal/kap/hr. Sementara itu,

jika dibandingkan dengan target jangka menengah yang ditetapkan dalam dokumen

perencanaan strategis, capaian kinerja konsumsi energi tahun 2018 hampir

mencapai target yang ditetapkan. Dalam dokumen perencanaan strategis,

ditetapkan target konsumsi energi sebesar 2.150 kkal/kap/hari pada tahun 2019,

Page 62: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

52

sedangkan konsumsi energi tahun 2018 sudah mencapai 2.145 kkal/kap/hari.

Dengan demikian Tingkat Konsumsi Energi penduduk tahun 2018 sebesar 99,77%

dan apabila dibandingkan dengan target Renstra yaitu 96,10%, maka capaian

Tingkat Konsumsi Energi penduduk tahun 2018 adalah 103,82%

Tabel 19. Perkembangan Konsumsi Energi tahun 2014 – 2018

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018*)

Konsumsi Energi

(kkal/kap/hari) 1.949 2.099 2.147 2.128 2.145

Tingkat Konsumsi Energi

(% dari 2.150 kkal/kap/hari) 90,65 97,63 99,86 98,98 99,77

Sumber : Susenas 2014 – 2018; BPS.diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP. Ket : *) Angka Sementara

B. Realisasi Anggaran

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dalam menjalankan

pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2018 mendapat alokasi anggaran yang

bersumber dari APBN senilai Rp 600.286.783.000,00 atau mengalami peningkatan

sebesar 75,27% dari tahun 2017 Rp 452.130.000.000,00, dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Alokasi Anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014 – 2018

Rp. Milyar

Secara grafis, realisasi anggaran tahun 2014-2018 dibandingkan dengan Pagu

Renstra dan Pagu Anggaran Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2018

dapat dilihat pada Gambar 7 berikut:

Uraian Tahun

2014 2015 2016 2017 2018

Renstra 940,92 635,26 783,06 963,76 1.259,82

Pagu 458,55 635,26 671,86 452,13 600,286

Realisasi 419,93 563,65 638,58 432,09 586,276

Page 63: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

53

Gambar 7. Realisasi Anggaran Dibandingkan Dengan Pagu Renstra dan Pagu Anggaran

Tahunan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014 – 2018

Secara lengkap, pagu dan realisasi anggaran Badan Ketahanan Pangan tahun 2018

per kegiatan dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Pagu dan Realisasi Anggaran BKP Tahun 2018 per Kegiatan

No. Nama Jenis Kegiatan Pagu Total (Rp) Realisasi Total (Rp) Persentase

(%)

1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

251.243.118.000,00 247.518.291.919,00 98,52

2 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

90.341.400.000,00 88.510.238.766,00 97,97

3 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan

173.144.500.000,00 170.804.017.142,00 98,62

4 Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya Badan Ketahanan Pangan

85.507.765.000,00 79.444.669.248,00 92,91

Total 600.286.783.000,00 586.276.591.831,00 97,67

Secara umum realisasi anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 relatif tinggi

di atas rata-rata. Dari total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp.600.286.783.000,00

dapat direalisasikan sebesar Rp.586.276.591.831,00 atau sebesar 97,67%. Meskipun

realisasi anggaran BKP tahun 2018 sudah relatif tinggi, tetapi ada kegiatan yang

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2014 2015 2016 2017 2018

Rp

Mily

ar

Tahun

Realisasi Anggaran 2014-2018

Renstra

Pagu

Realisasi

Page 64: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

54

realisasinya belum optimal, terutama yang di daerah. Beberapa hal yang

menyebabkan belum optimalnya penyerapan anggaran tersebut adalah :

1. Seringnya terjadi revisi DIPA yang mengakibatkan perubahan POK.

2. Mutasi pegawai atau pejabat pengelola keuangan.

3. Terlambatnya penerbitan SK Pengelola Keuangan (KPA. PPK. Bendahara

Pengeluaran).

4. Keterlambatan proses adminsitrasi di kab/kota yang masuk dana Dekonsentrasi.

5. Perubahan sasaran akibat perubahan anggaran dan tidak sesuai dengan

pedoman/kriteria sasaran.

6. Infrastruktur dan kondisi alam.

Berdasarkan PMK Nomor 214 Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan

membandingkan penjumlahan (∑) dari selisih antara perkalian pagu anggaran

keluaran dengan capaian anggaran dan realisasi anggaran keluaran dengan

penjumlahan (∑) dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran.

Rumus untuk pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

E =∑ ((PAKi × CKi) − RAKi)

ni=1

∑ (PAKi × CKi)ni=1

× 100%

Ket : E : Efisiensi

PAKi : Pagu anggaran keluaran i

RAKi : Realisasi anggaran keluaran i

CKi : Capaian keluaran i

Batas maksimal nilai efisiensi adalah 20% dan batas minimal adalah −20%.

Setelah dilakukan penghitungan dengan mengikuti formula di atas, diperoleh nilai

efisiensi penggunaan anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 adalah

sebesar 2,17. Dengan nilai efisiensi penggunaan anggaran sebesar itu dapat

dikatakan bahwa penggunaan anggaran Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 cukup

efisien.

Keberhasilan pencapaian pembangunan ketahanan pangan nasional, dipengaruhi

pula oleh peran serta unit kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian

Page 65: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

55

lainnya, dan pemangku kepentingan lainnya yang peduli terhadap ketahanan pangan.

Dukungan instansi tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 22

tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 43 Tahun 2009,

instansi tersebut juga sebagai anggota Dewan Ketahanan Pangan. Adapun kegiatan

instansi lain yang mendukung keberhasilan ketahanan pangan dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Page 66: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

56

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan Umum

Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018 secara

umum sudah tercapai sesuai dengan target Renstra, bahkan capaiannya di atas 100%.

Capaian indikator koefisien variasi harga pangan strategis jauh di bawah ambang dari

indikator yang ditetapkan koefisien variasi harga 10-30% di tingkat produsen dan

konsumen. CV komoditas gabah di tingkat produsen sebesar 3,01% atau (169,90%),

CV beras di tingkat konsumen 1,60% atau (184,00%), CV jagung di tingkat produsen

8,83% atau (111,70%), CV jagung di tingkat konsumen 2,02% atau (179,80%), CV

kedelai di tingkat produsen 1,72% atau (182,80%), CV kedelai di tingkat konsumen

0,96% atau (190,40%), CV gula di tingkat konsumen 1,31% atau (186,90%), dan CV

daging di tingkat konsumen 0,89% atau (191,10%). Sedangkan untuk komoditas cabai

dan bawang merah indikator yang ditetapkan adalah koefisien variasi harga 20-30%.

Untuk komoditas cabai di tingkat produsen mempunyai CV 18,30% atau (139,00%), di

tingkat konsumen mempunyai CV 9,37% atau (168,77%), dan untuk komoditas

bawang merah di tingkat produsen mempunyai CV 16,75% atau (133,00%), di tingkat

konsumen mempunyai CV 15,32% atau (138,72%). Hal ini mengindikasikan bahwa

harga komoditas pangan strategis nasional selama tahun 2018 stabil. Kondisi tersebut

didukung oleh pelaksanaan program/kegiatan stabilisasi harga komoditas pangan

strategis melalui Gapoktan dan Toko Tani Indonesia (TTI) yang tersebar di seluruh

Indonesia.

Pencapaian kinerja indikator rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas

pangan strategis nasional tercapai 146,32% dari target 100%. Begitu juga untuk

indikator jumlah kasus pangan segar nasional yang membahayakan manusia (jumlah

kasus) tercapai 100% karena sepanjang tahun 2018 tidak terjadi kasus pangan segar

nasional yang membahayakan kesehatan manusia. Sedangkan capaian kinerja Skor

Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai 100,22%, hal ini berarti kualitas konsumsi

pangan masyarakat semakin membaik. Capaian kinerja tingkat konsumsi energi

Page 67: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

57

terhadap standar konsumsi energi (% dari 2.150 kkal/kap/hari) tercapai (2.145

kkal/kap/hari) atau 99,77%. Apabila dibandingkan dengan target renstra sebesar

96,10%, persentase capaiannya sebesar 103,82%.

B. Upaya dan Tindak Lanjut Ke Depan

Berbagai inovasi dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk peningkatan kinerja

Badan Ketahanan Pangan ke depan antara lain: (1) Meningkatkan dukungan dan

komitmen dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya perwujudan ketahanan

pangan; (2) Meningkatkan peranan eksekutif dan legislatif dalam penentuan kebijakan

ketahanan pangan wilayah, serta peningkatan pemahaman daerah dalam

pembangunan ketahanan pangan; (3) Keterlibatan swasta dalam teknologi

pengolahan pangan lokal; (4) Meningkatkan kemampuan dan kualitas SDM aparatur,

khususnya dalam pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan; (5) Mensinkronkan kebijakan pembangunan

ketahanan pangan pusat dan daerah melalui berbagai upaya pemberdayaan

masyarakat; (6) Mengembangkan sistem kordinasi dan pembinaan dalam pemupukan

cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat yang bersifat pokok

sesuai pola pangan setempat, guna mengantisipasi terjadinya kasus rawan pangan

kronis dan transien, serta mendukung stabilisasi harga pangan pokok; dan (7)

Meningkatkan sosialisasi, advokasi, dan pembinaan bagi daerah dalam

mengimplementasikan berbagai peraturan dan pedoman ketahanan pangan.

Untuk menyelesaikan permasalahan dan kendala tersebut, Badan Ketahanan

Pangan memerlukan dukungan dari berbagai sektor dan instansi terkait. Dukungan

tersebut antara lain adalah : (1) Peningkatan produksi tanaman khusus tanaman

pangan selain padi; (2) Peningkatan produksi komoditas hortikultura dan bimbingan

teknis budi daya untuk kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan; (3)

Pengembangan produk olahan sebagai bahan pangan pengganti beras dan terigu; (4)

Pelatihan bagi aparat, kelompok melalui penyuluh pertanian, serta penyuluhan di

pedesaan; (5) Teknologi tepat guna untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan

pengolahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan; (6) Penyediaan benih unggul dan

Page 68: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

58

bersertifikat untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura; (7) Mendorong peran

aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal;

serta (8) Meningkatkan investasi agroindustri pangan berbasis pangan lokal dilakukan

melalui pengembangan bisnis pangan lokal bagi UKM, pengembangan kemitraan

dengan dunia usaha, pengembangan gerai atau outlet pangan lokal, pengembangan

teknologi pengolahan pangan lokal (bekerja sama dengan Balitbang dan Perguruan

Tinggi) dan memastikan peningkatan keanekaragaman pangan sesuai karakteristik

daerah.

Page 69: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

59

Lampiran 1. Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

BADAN KETAHANAN PANGAN

Sekretariat Badan Ketahanan Pangan Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan

Bagian

Perencanaan

Bagian

Keuangan dan

Perlengkapan

Bagian Umum

Bagian Evaluasi

dan Pelaporan

Fungsional Khusus

Bidang

Ketersediaan

Pangan

Bidang Akses

Pangan

Bidang

Kerawanan

Pangan

Bidang

Distribusi

Pangan

Bidang

Harga

Pangan

Bidang

Cadangan

Pangan

Bidang

Konsumsi

Pangan

Bidang

Penganeka-

ragaman

Pangan

Bidang

Keamanan

Pangan Segar

Sub Bagian

Program

Sub Bagian

Anggaran

Sub Bagian

Kerja Sama

Sub Bagian

Perbendaharaan

Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi

Sub Bagian Perlengkapan dan RT

Sub Bagian

Organisasi dan Kepegawaian

Sub Bagian Hukum

Sub Bagian Humas dan TU

Sub Bagian

Data dan Informasi

Sub Bagian Evaluasi

Sub Bagian Pelaporan dan TLHP

Sub Bidang Analisis

Ketersediaan

Pangan

Sub Bidang

Sumberdaya

Pangan

Sub Bidang Analisis

Akses Pangan

Sub Bidang

Pengembangan

Akses Pangan

Sub Bidang

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan

Kerawanan Pangan

Sub Bidang Mitigasi

Kerawanan Pangan

Sub Bidang

Cadangan Pangan

Masyarakat

Sub Bidang

Cadangan Pangan

Pemerintah

Sub Bidang Analisis

Harga Pangan

Konsumen

Sub Bidang Analisis

Harga Pangan

Produsen

Sub Bidang

Kelembagaan

Distribusi Pangan

Sub Bidang

Jaringan Distribusi

Pangan

Sub Bidang Pola

Konsumsi Pangan

Sub Bidang

Kebutuhan

Konsumsi Pangan

Sub Bidang

Pengembangan

Pangan Lokal

Sub Bidang Promosi

Penganekaragaman

Pangan

Sub Bidang

Pengawasan

Keamanan Pangan

Segar

Sub Bidang

Kelembagaan

Keamanan Pangan

Segar

Ket. Garis : : JABATAN STRUKTURAL

: KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 70: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

60

Lampiran 2a. Target Kinerja Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (sebelum revisi)

No Rincian IKK Target

2015 2016 2017 2018 2019

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Jumlah lembaga distribusi pangan masyarakat

(Gapoktan)

358 241 248 90 135

Jumlah lumbung pangan masyarakat (Unit) 1.724 1.628 800 1.492 1.492

Jumlah lokasi panel harga pangan nasional dan

pemantauan harga dan pasokan pangan HBKN (Lokasi)

35 35 35 35 35

Jumlah hasil pemantauan pasokan, harga, distribusi

dan cadangan pangan (Lokasi)

3 3 3 3 3

Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/Toko Tani

Indonesia (TTI) (Gap/TTI)

20 1.000 2.000 3.000 5.000

Jumlah kajian responsif dan antisipatif distribusi

pangan (Judul)

1 1 1 1 1

Jumlah kajian distribusi pangan (Rekomendasi) 27 27 27 27 27

1815 Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan

Jumlah hasil analisis neraca bahan makanan 35 35 35 35 35

Jumlah lokasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi

(Lokasi)

456 456 456 456 456

Jumlah hasil kajian responsif dan antisipatif

ketersediaan dan kerawanan pangan (Judul)

27 27 27 27 27

Jumlah analisis peta ketahanan dan kerentanan

pangan (Peta FSVA)

35 1 1 1 1

Jumlah kawasan mandiri pangan (Kawasan) 192 190 110 135 75

Jumlah hasil pemantauan ketersediaan dan

kerawanan pangan (Lokasi)

35 35 35 35 35

Jumlah KK pemberdayaan petani kecil dan gender (KK) 33.600 33.600 33.600 33.600 0

Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan

pemasaran (KK)

26.880 26.880 26.880 26.880 0

Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai

tanaman perkebunan (Desa)

224 224 224 224 0

Jumlah dukungan manajemen dan administrasi SOLID

(Bulan Layanan)

12 12 12 12 0

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Jumlah pemberdayaan pekarangan pangan (Desa) 4.410 2.894 1.306 2.612 2.612

Jumlah pemantauan penganekaragaman konsumsi

pangan (Lokasi)

35 34 34 34 34

Jumlah lokasi gerakan diversifikasi pangan (Lokasi) 35 35 35 35 35

Jumlah hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi

pangan (Rekomendasi)

35 35 35 35 35

Page 71: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

61

No Rincian IKK Target

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah model pengembangan pangan pokok lokal

(Unit)

27 29 27 27 27

Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan

mutu pangan (Rekomendasi)

65 86 106 126 146

1817 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Jumlah dokumen rencana program, anggaran dan

kerja sama (Dokumen)

35 35 35 35 35

Jumlah dokumen keuangan dan perlengkapan

(Dokumen)

35 35 35 35 35

Jumlah hasil pemantauan dan evaluasi program

(Laporan)

35 35 35 35 35

Jumlah dokumen kepegawaian, organisasi, humas dan

hukum (Dokumen)

3 3 3 3 3

Jumlah perumusan kebijakan Dewan Ketahanan

Pangan (Rekomendasi Kebijakan)

1 1 1 1 1

Jumlah layanan manajemen dan administrasi (Bulan

Layanan)

12 12 12 12 12

Jumlah Layanan Perkantoran (Bulan Layanan) 12 12 12 12 12

Page 72: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

62

Lampiran 2b. Target Kinerja Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019 (setelah revisi)

No Rincian IKK Target

2015 2016 2017 2018 2019

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

Koefisien variasi harga komoditas gabah di tingkat

produsen dan beras di tingkat konsumen (%)

- - <10 <10 <10

Koefisien variasi harga jagung di tingkat produsen dan

konsumen (%)

- - <10 <10 <10

Koefisien variasi harga kedelai di tingkat produsen dan

konsumen (%)

- - <10 <10 <10

Koefisien variasi harga gula pasir di tingkat konsumen

(%)

- - <10 <10 <10

Koefisien variasi harga daging sapi di tingkat

konsumen (%)

- - <10 <10 <10

Koefisien variasi harga cabai di tingkat produsen dan

konsumen (%)

- - <30 <30 <30

Koefisien variasi harga bawang di tingkat produsen

dan konsumen (%)

- - <25 <25 <25

Rasio jumlah lembaga distribusi pangan yang yang

dibina terhadap provinsi di seluruh Indonesia (%)

- - 14 58 100

Jumlah provinsi yang mengelola cadangan pangan

pemerintah (akumulatif) (%)

- - 1.622 1.622 2.122

Jumlah kab/kota yang mengelola cadangan pangan

pemerintah (akumulatif) (%)

- - 120 120 120

1815 Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan

Rasio ketersediaan terhadap kebutuhan komoditas

pangan strategis nasional (%)

- - 100 100 100

Indeks keterjangkauan fisik dan ekonomi (nilai) - - 4 4 4

Penurunan jumlah penduduk rentan rawan pangan

(%)

- - 1 1 1

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Tingkat partisipasi masyarakat dalam mengkonsumsi

pangan lokal (%)

- - 76,00 76,50 77,00

Rasio konsumsi pangan lokal terhadap total konsumsi

ideal (umbi-umbian, jagung, sagu, dan serealia lainnya

(%)

- - 2,49 2,54 2,56

Rasio konsumsi sayuran dan buah terhadap total

konsumsi ideal (%)

- - 4,57 4,59 4,61

Jumlah kasus pangan segar strategis nasional yang

membahayakan kesehatan manusia (jumlah)

- - 12 11 10

Page 73: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

63

No Rincian IKK Target

2015 2016 2017 2018 2019 1817 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Nilai AKIP Badan Ketahanan Pangan berdasarkan

penilaian Inspektorat Jenderal Kementan (nilai)

- - 89,5 90 90

Nilai kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011

dan telah diubah menjadi PMK no 214 tahun 2017)

(nilai)

- - 92 92 92

Rasio hasil temuan BPK yang terjadi berulang yang

ditindaklanjuti (tahun berjalan) terhadap total temuan

BPK pada tahun sebelumnya (%)

- - 90 90 100

Rasio temuan Inspektorat Jenderal Kementerian

Pertanian atas pengelolaan keuangan di lingkungan

BKP yang terjadi berulang yang ditindaklanjuti (tahun

berjalan) terhadap total temuan pada tahun

sebelumnya (%)

- - 90 90 100

Rasio peraturan ketahanan pangan yang dihasilkan

dibanding total peraturan ketahanan pangan ang

dibutuhkan pada tahun berjalan (%)

- - 100 100 100

Indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas layanan publik

BKP (skala Likert)

- - 3 3 3

Tingkat kepuasan unit kerja eselon II, III, dan IV

terhadap layanan Sekretariat BKP (skala Likert)

- - 3 3,05 3,1

Page 74: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

64

Lampiran 3. Matriks Kinerja dan Pendanaan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015-2019

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT

Terwujudnya pemantapan ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan

635.258.60 783.064,32 963.760,70 1.259.823,76 1.439.900,47

Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman bagi seluruh masyarakat

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi

84,10 86,20 88,40 90,50 92,50

Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi (AKG)

Konsumsi Energi (kkal/kap/hr)

2.004 2.040 2.077 2.113 2.150

Konsumsi Protein (gram/kap/hr)

56,10 56,40 56,60 56,80 57,00

Jumlah pengawas keamanan pangan segar yang tersertifikasi (org/thn)

81 160 245 330 400

Stabilnya harga pangan strategis nasional

Koefisien harga komoditas pangan stratgis di tingkat produsen dan konsumen

10-30% 10-30% 10-30%

Koefisien variasi komoditas gabah di tingkat produsen dan beras di tingkat konsumen (CV)

CV≤

10%

CV≤

10%

CV≤

10%

Page 75: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

65

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Koefisien variasi harga komoditas jagung di tingkat produsen dan di tingkat konsumen (CV)

CV≤

10%

CV≤

10%

CV≤

10%

Koefisien variasi harga komoditas kedelai di tingkat produsen dan di tingkat konsumen (CV)

CV≤

10%

CV≤

10%

CV≤

10%

Koefisien variasi harga komoditas gula pasir di tingkat konsumen (CV)

CV≤

10%

CV≤

10%

CV≤

10%

Koefisien variasi harga daging sapi di tingkat konsumen (CV)

CV≤

10%

CV≤

10%

CV≤

10%

Koefisien variasi harga komoditas cabai di tingkat produsen dan di tingkat konsumen (CV)

CV≤

30%

CV≤

30%

CV≤

30%

Koefisien variasi komoditas bawang merah di tingkat produsen dan di tingkat konsumen (CV)

CV≤

25%

CV≤

25%

CV≤

25%

Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketersediaan

87,52 89,71 92,04 94,25 96,32

Penurunan jumlah penduduk rawan pangan (%/Tahun)

1% 1% 1% 1% 1%

Page 76: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

66

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

107.265,01 285.414,00 466.027,77 675.598,62 1.081.802,26

Meningkatnya Kelembagaan Distribusi dan Cadangan Pangan Serta Stabilitas Harga Pangan

Jumlah lembaga distribusi pangan masyarakat (Gapoktan)

358 241 248 90 135 45.944,91 17.801,00 18.318,04 6.647,68 9.971,51

Jumlah lumbung pangan masyarakat (Unit)

1.724 1.628 800 1.492 1.492 45.720,20 17.801,00 18.318,04 6.647,68 9.971,51

Jumlah lokasi panel harga pangan nasional dan pemantauan harga dan pasokan pangan HBKN (Lokasi)

35 35 35 35 35 5.185,27 15.150,00 16.665,00 18.331,50 20.164,65

Jumlah hasil pemantauan pasokan, harga, distribusi dan cadangan pangan (Lokasi)

3 3 3 3 3 6.132,31 4.050,00 4.455,00 4.900,50 5.390,55

Jumlah Toko Tani Indonesia/TTI (Unit)

0 1.000 2.000 3.000 5.000 - 200.000,00 400.000,00 600.000,00 1.000.000,00

Jumlah kajian responsif dan antisipatif distribusi pangan (Judul)

1 1 1 1 1 2.262,44 1.500,00 1.650,00 1.815,00 4.126,10

Jumlah kajian distribusi pangan (Rekomendasi)

27 27 27 27 27 2.019,89 3.100,00 3.410,00 3.751,00 4.126,10

Page 77: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

67

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

111.609,25 268.436,50 285.365,28 320.385,98 71.261,48

Meningkatnya ketersediaan dan penanganan rawan pangan

Jumlah unit penggilingan padi menunjang stok beras nasional (Unit)

- 50.000 75.000 100.000 125.000 - 12.500,00 18.750,00 25.000,00 31.250,00

Jumlah hasil analisis neraca bahan makanan (Laporan)

35 35 35 35 35 14.078,52 3.044,00 3.344,00 3.678,40 4.046,24

Jumlah lokasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (Lokasi)

456 35 35 35 35 13.340,87 7.422,00 8.164,20 8.980,62 9.878,68

Jumlah hasil kajian responsif dan antisipatif ketersediaan dan kerawanan pangan (Judul)

27 27 27 27 27 7.061,86 2.360,00 2.596,00 2.855,60 3.141,16

Jumlah analisis peta ketahanan dan kerentanan pangan (Peta FSVA)

35 1 1 1 1 1.825,10 900,00 990,00 1.089,00 1.197,90

Jumlah kawasan mandiri pangan (Kawasan)

192 190 110 135 75 66.503,63 28.624,50 16.572,08 20.338,46 11.299,14

Jumlah hasil pemantauan ketersediaan dan kerawanan pangan (Lokasi)

35 35 35 35 35 8.799,27 7.850,00 8.635,00 9.498,50 10.448,35

Jumlah KK pemberdayaan petani kecil dan gender (KK)

33.600 33.600 33.600 33.600 - - 19.588,60 21.547,46 23.702,21

Page 78: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

68

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK)

26.880 26.880 26.880 26.880 - - 130.578,05 143.635,86 157.999,44

Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai tanaman perkebunan (Desa)

224 224 224 224 - 4.953,15 5.448,47 5.993,31

Jumlah dukungan manajemen dan administrasi SOLID (Bulan Layanan)

12 12 12 12 - 50.620,20 55.682,22 61.250,44

Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

132.894,73 125.717,39 98.521,58 138.608,48 149.082,98

Meningkatnya Pemantapan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan

Jumlah pemberdayaan pekarangan pangan (Desa)

4.410 2.894 1.306 2.612 2.612 92.886,73 66.314,00 29.926,08 59.852,17 59.852,17

Jumlah pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan (Lokasi)

35 34 34 34 34 11.247,68 9.000,00 9.900,00 10.890,00 11.979,00

Jumlah lokasi gerakan diversifikasi pangan (Lokasi)

35 35 35 35 35 5.173,29 9.800,30 10.780,33 11.858,36 13.044,20

Jumlah hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan (Rekomendasi)

35 35 35 35 35 4.832,86 5.950,00 6.545,00 7.199,50 7.919,45

Page 79: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

69

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah model pengembangan pangan pokok lokal (Unit)

27 29 27 27 27 8.041,23 4.450,00 4.143,10 4.55,41 5.013,16

Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi)

65 86 106 126 146 10.712,94 30.203,09 37.227,06 44.251,04 51.275,01

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

Terselenggaranya Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Teknis Lainnya Secara Profesional dan Berintegritas di Lingkungan Badan Ketahanan Pangan

Jumlah dokumen rencana program, anggaran dan kerja sama (Dokumen)

35 35 35 35 35 10.629,63 11.586,67 12.745,34 14.019,87 15.421,86

Jumlah dokumen keuangan dan perlengkapan (Dokumen)

35 35 35 35 35 5.794,81 7.600,00 8.360,00 9.196,00 10.115,60

Jumlah hasil pemantauan dan evaluasi program (Laporan)

35 35 35 35 35 26.096,21 26.750,00 29.425,00 32.367,50 35.604,25

Jumlah dokumen kepegawaian, organisasi, humas dan hukum (Dokumen)

3 3 3 3 3 17.377,18 5.450,00 5.995,00 6.594,50 7.253,95

Jumlah perumusan kebijakan Dewan Ketahanan Pangan (Rekomendasi Kebijakan)

1 1 1 1 1 7.245,69 7.400,00 8.140,00 8.954,00 9.849,40

Jumlah layanan manajemen dan administrasi (Bulan Layanan)

12 12 12 12 12 20.656,09 16.320,00 17.952,00 19.747,20 21.721,92

Page 80: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

70

PROGRAM/

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

TARGET ALOKASI (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Layanan Perkantoran (Bulan Layanan)

12 12 12 12 12 32.610,00 28.389,76 31.228,74 34.351,61 37.786,77

Jumlah KK pemberdayaan petani kecil dan gender (KK)

33.600 33.600 33.600 33.600 - 21.732,46 19.588,60 21.547,46 23.702,21 2.370,22

Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran (KK)

26.880 26.880 26.880 26.880 - 70.729,75 130.578,05 143.635,86 157.999,44 15.799,94

Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai tanaman perkebunan (Desa)

224 224 224 224 - 33.610,88 4.953,15 5.448,47 5.993,31 599,33

Jumlah dukungan manajemen dan administrasi SOLID (Bulan Layanan)

12 12 12 12 - 37.007,18 50.620,20 55.682,22 61.250,44 6.125,04

Page 81: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

71

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Page 82: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

72

Page 83: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

73

Lampiran 5. Dukungan Instansi Lainnya

No KEMENTERIAN/LEMBAGA DUKUNGAN

1 Pemerintah Daerah Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Ketahanan Pangan

2 Kementerian Dalam Negeri Kebijakan pengawasan penetapan Peraturan Daerah

terutama terhadap retribusi daerah yang menekan

harga dan daya saing produk pangan

Kebijakan yang mendorong pemanfaatan dana desa

ke arah pengembangan potensi desa di sektor

pertanian pangan dan industri di pedesaan berbahan

baku hasil pertanian

3 Kementerian Perindustrian Kebijakan pengembangan kompetensi inti industri

nasional dan daerah yang memproduksi barang

modal dan sarana produksi yang mendukung

produksi primer dan olahan komoditas pertanian

Fasilitasi pengolahan skala kelompok dalam rangka

peningkatan pendapatan kelompok tani

Mendorong pengembangan kawasan industri

pengolahan pangan berbasis kawasan pertanian

4 Kementerian Perdagangan Penetapan harga dan kelancaran distribusi pangan

Fasilitasi pergudangan di tingkat desa dan resi

gudang sebagai sarana stok manajemen pangan

5 Kementerian Perhubungan Transportasi perdagangan sarana produksi dan

komoditas pangan baik di tingkat lokal, antar pulau

maupun internasional

6 Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

Menjadikan sentra komoditas pertanian utama

sebagai basis pembangunan desa, daerah tertinggal

dan transmigrasi dengan memperhatikan

ketersediaan sarana dan infrastruktur yang

dibutuhkan

7 Kementerian Koperasi dan

UMKM

Kebijakan penataan dan pengembangan

kelembagaan usahatani menjadi kelembagaan

koperasi yang berbasis pada usaha pengolahan,

Page 84: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

74

No KEMENTERIAN/LEMBAGA DUKUNGAN

perdagangan maupun penyediaan aneka jasa,

terutama permodalan usaha yang dibutuhkan untuk

produksi pertanian

8 Kementerian Keuangan Mendorong dan menjaga stabilitas harga pangan

melalui kebijakan fiskal yang tepat.

Penyediaan dana untuk tenaga lapangan; penyuluh

pertanian; pengawas benih; petugas karantina

pertanian dan tenaga fungsional lainnya

9 Kementerian Agama Kebijakan untuk memasyarakatkan program

percontohan pembangunan pertanian melalui

pengabdian masyarakat oleh pemuka agama

10 Kementerian Kebudayaan

dan Pendidikan Dasar dan

Menengah

Pendidikan diversifikasi pangan dengan

mengkonsumsi bahan pangan local

11 Kementerian Ristek dan

Pendidikan Tinggi

Mengikutsertakan unsur-unsur dalam Perguruan

Tinggi dalam pendampingan kelompok petani,

nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha pangan

lainnya

12 Kementerian Kesehatan Sosialisasi Pola Pangan Harapan yang mendukung

diversifikasi konsumsi pangan serta pengawasan

produk pangan yang aman

13 Kemenko Bidang

Perekonomian

Koordinasi lintas kementerian/lembaga mendukung

ketahanan pangan nasional

14 Perum Bulog Melaksanakan kebijakan yang mendorong stabilisasi

harga komoditas pangan strategis

Pemberdayaan usaha kelompok tani yang mampu

bekerjasama langsung dalam pemasaran produk

pertanian yang dihasilkannya.

Optimalisasi sistem pergudangan untuk komoditas

strategis lainnya selain beras dalam rangka menjaga

stablitas harga

Pembinaan sistem logistik ketahanan pangan di

tingkat desa

Page 85: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

75

No KEMENTERIAN/LEMBAGA DUKUNGAN

15 Perguruan Tinggi Peningkatan pembinaan dan pendampingan daerah

melalui pengabdian masyarakat

16 Kementerian Pertanian :

a. Ditjen Tanaman Pangan

Peningkatan produksi tanaman khusus tanaman

pangan selain padi

Sosialisasi/gerakan konsumsi pangan non beras dan

non terigu sebagai alternatif sumber karbohidrat

b. Ditjen Hortikultura

Peningkatan produksi dan budidaya hortikultura dan

bimbingan teknis budi daya untuk kelompok wanita

dalam pemanfaatan pekarangan

Sosialisasi/gerakan konsumsi sayur dan buah-

buahan

Dukungan benih/bibit sayuran dan buah untuk

kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan

c. Sekretariat Jenderal Perizinan sarana/prasarana promosi diversifikasi

pangan

d. Badan Litbang Pertanian Teknologi tepat guna dalam optimalisasi

pemanfaatan pekarangan dan pengolahan pangan

lokal berbasis tepung-tepungan

Teknologi pengayaan gizi melalui fortifikasi pangan

dan pengolahan pangan yang bergizi tinggi dan

bernilai ekonomi

Dukungan teknologi peningkatan produksi hasil

pekarangan dan pangan local

e. BPSDMP

Pelatihan bagi aparat, kelompok melalui penyuluh

pertanian, serta penyuluhan di pedesaan terkait

dengan pola konsumsi yang B2SA

Penurunan konsumsi beras dan peningkatan PPH

agar masuk dalam buku pintar penyuluhan

Dukungan pelatihan bagi aparat, kelompok melalui

penyuluh pertanian, serta penyuluhan di pedesaan

untuk melakukan pendampingan terhadap kegiatan

optimalisasi pemanfaatan pekarangan

f. BPTP (Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian)

Teknologi tepat guna dalam optimalisasi pekarangan

dan pengolahan pangan lokal berbasis tepung-

tepungan

Page 86: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018

76

No KEMENTERIAN/LEMBAGA DUKUNGAN

Dukungan teknologi tepat guna dalam optimalisasi

pekarangan dan pengolahan pangan lokal berbasis

tepung-tepungan, termasuk pengayaan nilai gizi

pangan melalui fortifikasi pangan

g. BPSBP (Balai

Pengawasan Sertifikasi

Benih Pertanian)

Penyediaan benih unggul dan bersertifikat baik benih

tanaman pangan dan hortikultura

h. BPPTPH (Balai

Pengembangan

Perbenihan Tanaman

Pangan dan Hortikultura)

Penyediaan benih tanaman pangan dan hortikultura

dalam mengelola pemanfaatan pekarangan

i. BPPT (Badan

Pengkajian dan

Penerepan Teknologi

Adopsi teknologi pengolahan pangan (mesin

penepungan, pembuatan mie)

Dukungan teknologi tepat guna dalam kegiatan model

pengembangan pangan pokok lokal (MP3L) di daerah

dengan menghasilkan mesin pengolahan beras

analog

Page 87: Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan Tahun 2018bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/lakin-bkp-2018-edit-tgl-5-maret-2019.pdf · Laporan Kinerja Badan Ketahanan ... Memantapkan

BADAN KETAHANAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN