laporan akhir pkm-kc_novia damayanti_pens
Post on 08-Dec-2015
41 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
“ROMEO”
PENDETEKSI DAGING SAPI BUSUK MENGGUNAKAN GAS
DETECTOR
BIDANG KEGIATAN:
PKM –KARSA CIPTA
Diusulkan oleh :
Novia Damayanti 2210131004 Angkatan 2013
Yanuar Firmansyah 2210131017 Angkatan 2013
Rimsya Anjarlistiawan 2210131008 Angkatan 2013
Ratih Wulandari 2210131011 Angkatan 2013
Fergi Susetiyo Budi 1203141035 Angkatan 2014
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2015
ii
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM – KARSA CIPTA
1. Judul Kegiatan : “ROMEO”
Pendeteksi Daging Sapi Busuk
Menggunakan Gas Detector
2. Bidang Kegiatan : PKM - KC
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Novia Damayanti
b. NRP : 2210131004
c. Jurusan : Teknik Komputer
d. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP: RT.02, RW.01, Dsn.Gumul, Ds.Mojorejo,
Kec.Kemlagi, Kab.Mojokerto/
085708455188
f. Alamat email : noviadamay77@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Fernando Ardilla S.ST, MT.
b. NIDN : 0003028204
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP: Sukolilo, Dian Regency Surabaya/
08563312336
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 8.910.000,00
b. Sumber Lain : Rp 0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Surabaya, 2 Juli 2015
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Novia Damayanti)
NRP. 2210131004
Menyetujui
Kepala Departemen Teknik
Informatika dan Komputer
PENS
(Arna Fariza, S.Kom., M.Kom)
NIP. 19710708 199903 2 001
Dosen Pendamping
(Fernando Ardilla S.ST, MT.)
NIDN. 0003028204
Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan PENS
(Dr.Eng. Indra Adji Sulistijono,ST,M.Eng)
NIP. 19670527 199403 1 018
iii
ABSTRAK
Daging merupakan salah satu pemenuh asupan gizi bagi manusia. Daging
memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dengan kualitas yang baik, daging dapat
memberikan efek yang baik pula untuk kesehatan tubuh. Sebaliknya, daging yang
memiliki kualitas buruk akan menimbulkan berbagai macam penyakit yang
membahayakan. Dewasa ini, banyak ditemukan daging tak layak konsumsi mulai
beredar secara ilegal. Daging sisa penjualan kemarin ini biasanya luput dari
pengawasan pihak berwajib. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan masyarakat
mengenai parameter kebusukan daging. Harga daging yang tinggi memaksa para
penjual daging untuk menjual kembali daging busuk tersebut. Para pihak berwajib
pun tak setiap hari memantau pemasaran daging. Alhasil masyarakat seringkali
merasa was-was akan kondisi daging yang dibeli. Daging yang busuk akan
mengeluarkan bau tak sedap. Bau tersebut terbentuk dari gas-gas yang berbahaya.
Dari parameter tersebut, dikembangkanlah suatu alat yang dapat mendeteksi
kebusukan daging. Cara penggunaan alat hanya mendekatkan bagian sensor ke
daging yang akan di uji. Alat ini disertai dengan sensor berupa gas datector yang
akan menangkap gas-gas yang keluar dari daging. Setelah itu, hasil tangkapan
sensor akan diolah dalam algoritma yang akan mengeluarkan suatu output berupa
nyala dari bar led (lampu) sebagai indikator kebusukan daging. Alat ini bernama
ROMEO yang merupakan singkatan dari Rotten Meat Detector. Hasil yang
diharapkan adalah alat dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mendeteksi
kebusukan daging sapi. Masyarakatpun bisa mendapatkan daging yang layak,
sehat, dan aman bagi konsumsi untuk keluarga.
Kata kunci : Romeo, Gas detector, Daging sapi busuk
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Luaran Yang Diharapkan .............................................................................. 2
1.5 Kegunaan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Daging Busuk ................................................................................................ 3
2.2 Sensor TGS 2602 ........................................................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 5
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ............................. 7
4.1 Hasil Yang Dicapai ....................................................................................... 7
4.2 Potensi Khusus .............................................................................................. 8
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
5.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Penggunaan Dana ......................................................................... 11
Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan ................................................. 16
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengujian sistem .............................................................................. 7
Tabel 2.Realisasi Anggaran Dana ......................................................................... 11
Tabel 3.Rencana Penggunaan Anggaran............................................................... 15
Tabel 4.Pemasukan Dana PKM ............................................................................ 15
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tampilan fisik sensor TGS 2602 ........................................................... 4
Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Program ...................................................... 6
Gambar 3. Hasil pembacaan data sensor yang ditampilkan pada terminal ............. 7
Gambar 4. Tampilan keterangan kualitas daging pada layar .................................. 8
Gambar 5. Rangkaian skematik controller arduino nano ..................................... 16
Gambar 6. Konfigurasi board controller arduino nano ........................................ 16
Gambar 7. Rencana tampilan akhir pendeteksi ..................................................... 17
Gambar 8. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan .................................................... 17
Gambar 9. Dokumetasi pengerjaan hardware ...................................................... 17
Gambar 10. Pembelian sampel dan pengujian ...................................................... 18
Gambar 11. Dokumentasi pengerjaan software .................................................... 18
Gambar 12. Registrasi laboratorium kesehatan .................................................... 18
Gambar 13. Rencana tampilan X-banner .............................................................. 19
Gambar 14. Diagram pembacaan konsentrasi gas pada sensor TGS 2602 ........... 19
Gambar 15. Source code alat pendeteksi daging sapi busuk ................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang permasalahan dan tujuan yang mendasari
pembuatan alat pendeteksi. Serta rumusan masalah dan luaran yang diharapkan sebagai
rencana awal dari pembuatan alat pendeteksi daging sapi. Adapun kegunaan alat sebagai
acuan pembuatan alat pendeteksi.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, daging sudah menjadi salah satu menu makanan bagi kebanyakan
masyarakat. Daging yang merupakan salah satu penambah asupan gizi ini, dapat
ditemukan di pasar tradisional hingga pasar modern seperti supermarket. Daging yang
ditemukan di pasar-pasar memang terlihat segar, namun tak sedikit ditemukan daging yang
tak layak dikonsumsi masih dijual di pasaran, terutama pada pasar tradisional. Daging
yang busuk tersebut biasanya hasil sisa dari penjualan sebelumnya. Dengan harga daging
yang tinggi, penjual-penjual daging terpaksa menjual kembali daging-daging hasil sisa
penjualan kemarin. Tak ayal banyak pula para konsumen yang tak mengetahui keadaan
daging yang sudah basi tersebut. Keterbatasan pengetahuan para konsumen mengenai
parameter daging busuk membuat banyak masyarakat sulit menentukan daging busuk.
Daging busuk termasuk menjadi salah satu pembunuh jangka panjang untuk para
konsumennya. Untuk jangka pendeknya, daging busuk merupakan bibit penyakit
berbahaya. Mulai dari keracunan hingga menjadi salah satu pemicu kanker. Telah banyak
inspeksi dan teguran bagi para penjual daging nakal ini untuk menyetok dan menjual
daging-daging busuk tersebut. Namun tak sedikit pula para petugas luput memeriksa
daging busuk yang terjual secara illegal ini. Hal ini karena keterbatasan indra manusia
untuk mengetahui kondisi daging secara kasat mata. Oleh karena itu, timbul suatu solusi
untuk membuat alat yang dapat mendeteksi daging busuk berdasarkan parameter tertentu
yang hanya dimiliki daging saat kondisinya sudah tak layak konsumsi.
Pada umumnya, daging yang busuk memiliki bau yang tak sedap. Daging yang
sudah lama akan tercium bau amis. Dari parameter bau tersebut, kami mengembangkan
teknologi untuk mendeteksi daging yang busuk. Dengan pengembangan sensor-sensor
yang telah ada saat ini, digunakanlah sensor untuk mendeteksi daging busuk dengan
indikator gas yang dikeluarkan oleh daging busuk. Menggunakan sensor pendeteksi gas
(gas detector) yang dapat menangkap senyawa-senyawa yang keluar dari daging busuk
tersebut, alat ini akan mendeteksi daging busuk dari hasil input bau yang terdeteksi melalui
alat ini.
Hasil yang diharapkan adalah alat dapat mengubah hasil deteksi gas yang keluar dari
daging busuk menjadi suatu algoritma yang dapat menghasilkan keluaran berupa
parameter mengenai kondisi daging busuk. Sehingga alat ini dapat membantu konsumen
ataupun pihak berwajib untuk mendeteksi kondisi daging dari tingkat kebusukannya.
Hingga kedepannya para konsumen tidak perlu lagi merasa was-was akan daging yang
telah dibeli. Masyarakatpun bisa mendapatkan daging yang layak, sehat, dan aman bagi
asupan untuk keluarga.
2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis merumuskan suatu masalah
yang dihadapi dalam pembuatan proyek ini, yaitu:
1. Bagaimana desain / implementasi dari pengidentifikasian kondisi daging pada alat
pendeteksi daging busuk?
2. Bagaimana menganalisa input berupa bau melalui gas yang dikeluarkan oleh daging
busuk dan mengolahnya sebagai indikator kondisi daging?
3. Bagaimana menghasilkan suatu alat yang bermanfaat bagi konsumen sebagai
pendeteksi daging busuk?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari pembuatan alat ini adalah :
1. Mengembangkan penerapan sensor gas detector berdasarkan parameter bau untuk
mendeteksi kebusukan daging.
2. Menghasilkan suatu alat yang bermanfaat bagi konsumen sebagai pendeteksi daging
busuk.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dengan adanya alat ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tersebut dapat mengidentifikasi kondisi daging dengan baik, sehingga pengguna
dapat membedakan antara daging busuk dan daging segar melalui indikator gas yang
dikeluarkan oleh daging.
2. Alat tersebut dapat membantu konsumen untuk membedakan antara daging busuk
dan daging segar.
1.5 Kegunaan
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari alat ini antara lain :
1. Dapat mendeteksi daging busuk melalui gas keluaran daging busuk.
2. Dapat membantu konsumen memilih daging yang layak konsumsi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung sebagai acuan dalam
merealisasikan alat pendeteksi daging sapi busuk. Adapun teori-teori yang digunakan yaitu
pembahasan mengenai daging busuk dan sensor TGS 2602.
2.1 Daging Busuk
Daging dinyatakan busuk jika terjadi perubahan organoleptik (sensorik) yang
menyebabkan pangan tersebut tidak diterima oleh konsumen dan dinyatakan tidak layak
untuk dikonsumsi manusia.
Pembusukan daging disebabkan oleh penguraian komponen-komponen daging oleh
enzim-enzim yang secara alami ada di daging, peran mikroorganisme yang ada di daging,
serta oksidasi komponen lemak daging. Daging busuk dapat dikenali dengan perubahan
fisik daging dan bau yang tidak sedap. Bau itulah yang didominasi oleh zat-zat putrefektif,
terutama senyawa organik "volatile" (volatile organic compounds). Zat-zat yang dominan
ditemukan saat daging busuk adalah amonia (perombakan protein), H2S (dari perombakan
asam amino yang memiliki gugus sulfur : metionin, sistin dan sistein), senyawa amin lain,
ester, kadaverin, indol, dan lain-lain. Saat terjadi pembusukan, daging akan mengeluarkan
mikroorganisme bernama Listeria Monocytogenes.
Daging busuk dapat diketahui dari beberapa indikator, antara lain:
Tanggal kadaluarsa
Jika anda suka membeli daging di supermarket periksalah tanggal produksi serta
tanggal kadaluarsa pada kemasan. Jika kondisi daging sudah tidak dapat dipakai, jangan
anda membelinya walapun harga yang ditawarkan murah.
Warna daging
Sebelum kadaluarsa daging dapat juga kadaluarsa. Oleh karena itu kita dapat
mengetahuinya dari warna daging. Daging sapi sedikit susah didentifikasi tapi
kebanyakan orang mengganggap daging yang berwarna merah terang adalah daging
sapi segar. Tapi ini tidak sepenuhnya benar karena daging yang berwarna merah terang
penyebabnya adalah daging telah terpapar udara. Jika disimpan dalam kemasan kedap
udara daging akan berwarna merah keunguan. Sedang untuk unggas berwarna putih
kebiruan hingga kekuningan.
Bau daging
Ini adalah cara termudah untuk mengetahui daging yang sudah busuk dan segar. Jika
baunya tengik dan tidak menyenangkan maka daging sudah tidak layak untuk
dikonsumsi. Warna daging yang baik tapi memiliki bau yang tidak sedap menunjukkan
bahwa daging mulai membusuk.
4
Tekstur daging
Daging yang memiliki tekstur licin menandakan bahwa bakteri telah berkembangbiak
pada permukaanya. Ini menandakan daging telah busuk. Apabila dipermukaan daging
terdapat warna hitam atau hijau berarti sudah tumbuh jamur pada daging tersebut.
Penyebaran daging busuk sendiri sudah terjadi dibeberapa tempat baik dijual secara
grosir maupun eceran. Dari penyidikan yang dilakukan oleh satpol PP berkoordinasi
dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan, Dinas Kesehatan maupun Disperindag
dan ESDM pada salah satu pasar tradisional di daerah Kulonprogo ditemukan 2,1 kilogram
daging busuk yang tak layak konsumsi. Selain itu ditemukan pula 1,5 kilogram daging sapi
berupa jeroan yang sudah membusuk.
2.2 Sensor TGS 2602
TGS 2602 memiliki sensitivitas yang tinggi tidak hanya untuk kontaminan udara
yang dipancarkan oleh asap rokok, tetapi juga untuk konsentrasi rendah gas berbau seperti
amonia dan H2S yang dihasilkan dari bahan limbah di kantor dan rumah lingkungan.
Adapun fitur-fitur sensor yang tersedia:
Sensitivitas tinggi untuk VOC dan gas berbau.
Konsumsi daya rendah.
Sensitivitas tinggi terhadap udara gas yang tercemar.T
Tahan lama.
Menggunakan rangkaian listrik sederhana.
Ukuran kecil.
Berikut adalah beberapa contoh pengaplikasian dari sensor TGS 2602:
Pembersih udara
Kontrol Ventilasi
Monitor kualitas udara
Monitor VOC
Monitor Bau
Untuk penampakan fisik dari sensor TGS 2602 ditampilkan pada gambar 1.
Gambar 1. Tampilan fisik sensor TGS 2602
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam program ini menggunakan V-Model.
Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:
1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis merupakan tahap untuk mengumpulkan spesifikasi
kebutuhan masyarakat dan pemerintah terhadap sensor pedeteksi daging busuk ini.
Kebutuhan tersebut meliputi fitur-fitur yang harus disertakan pada alat ini. Keluaran dari
tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap
yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh
masyarakat atau tidak.
2. System Design & System Testing
Dalam tahap ini sistem mulai dirancang dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah
spesifikasi perangkat yang meliputi organisasi sistem secara umum, desain alat, dan yang
lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan prototype yang digunakan untuk
pengembangan alat ini.
3. Architecture Design & Integration Testing
Pada tahap ini arsitektur dari sistem alat mulai dibuat. Dasar dari pemilihan arsitektur
yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap
perangkat, ketergantungan ammonia dalam data, hubungan antar software dan perangkat,
serta detail teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
Perancangan terhadap sistem dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap
modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer dan
desainer perangkat keras untuk melakukan coding dan implementasi desain. Tahap ini
menghasilkan spesifikasi perangkat baik untuk program inti maupun perangkat keras
seperti: pemakaian sensor, deteksi kesalahan, proses input-output dan komunikasi untuk
tiap modul, dan lain-lain.
5. Coding dan Implementasi
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul perangkat keras yang
sudah dibentuk. Modul-modul yang telah terbentuk akan dikembalikan ke tahap unit
testing yang mengacu kepada desain dari modul-modul tersebut. Modul yang telah lolos
uji akan diuji dalam tahap Integration Testing. Tahap pengujian ini mengacu kepada desain
arsitektur sistem yang telah dibangun sebelumnya. Integration Test akan dilanjutkan
dengan System Test, yaitu pengujian terhadap sistem secara keseluruhan. Ini merupakan
pengujian terakhir sebelum memperoleh feedback dari masyarakat pada Acceptance
Testing.
6
Model pengembangan V-Model adalah model yang sangat tepat dalam
pengembangan sistem yang melibatkan perangkat lunak dan perangkat keras. Integrasi
antara dua jenis perangkat ini membutuhkan pengujian di masing-masing tahap agar hasil
yang diperoleh akan sesuai dengan luaran yang direncanakan sebelumnya. Diagram alir di
awah ini menunjukkan hubungan antar tahap-tahap pada metode pelaksanaan yang telah
diuraikan di atas.
Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Program
7
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pencapaian dari pelaksanaa kegiatan dan
potensi khusus dari alat yang dihasilkan.
4.1 Hasil Yang Dicapai
Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM mulai diumumkannya lolos pendanaan
sampai saat ini adalah sebagai berikut:
1. Alat ini dapat melakukan komunikasi antar komponen dengan data input dari sensor
TGS 2602 berupa ADC (Analog to Digital Converter) dengan hasil pembacaan
kandungan gas amonia dalam daging sapi dengan satuan ppm (part per million) yang
di tampilkan pada gambar 3.
Gambar 3. Hasil pembacaan data sensor yang ditampilkan pada terminal
2. Alat ini dapat membedakan antara daging busuk dan daging segar di pasaran.
Dilakukan proses testing dengan validasi perbandingan antara uji nessler dengan uji
alat. Uji nessler merupakan penentuan amonia dengan reaksi antara amonia dengan
reagen nessler dalam suasana basis. Tabel 1 merupakan hasil perbandingan pengujian
keduanya, dengan nilai prosentase rata-rata eror alat sebesar 21,1534%.
Tabel 1. Hasil pengujian sistem
Sampel Uji Nessler (ppm) Uji Alat (ppm) Error (%)
A 8,370 7,54 9,91
B 9,219 6,81 26,13
C 7,224 8,90 23,2
D 11,906 7,60 36,167
E 14,127 15,59 10,36
Rata-rata 21,1534
Proses identifikasi dilakukan setelah adanya proses testing pada sistem karena pada
saat sebelum proses identifikasi berlangsung diperlukannya data testing berupa nilai
bobot yang telah didapatkan sebelumnya. Untuk bahan penelitian ini terdiri dari 3
kategori, yaitu:
8
a. Sampel data daging segar diperoleh dari daging segar dengan acuan waktu
pengambilan data pada pukul 02.15 WIB.
b. Sampel data daging kurang segar diperoleh dari daging kurang segar dengan
acuan waktu pengambilan data 6 jam dari data daging segar.
c. Sampel data daging tidak segar diperoleh dari daging tidak segar dengan acuan
waktu pengambilan data 12 jam dari data daging segar.
Dari kategori sampel tersebut dibuatlah keterangan kualitas daging segar sampai
kualitas berbahaya dengan kualifikasi pengecekan seperti berikut:
1) Kualitas segar: 0 ppm sampai 10 ppm.
2) Kualitas rawan: 10 ppm sampai kurang dari 30 ppm.
3) Kualitas bahaya: 30 ppm.
Hasil akan ditampilkan pada layar pendeteksi seperti yang tampak pada gambar 4.
Gambar 4. Tampilan keterangan kualitas daging pada layar
3. Alat pendeteksi ini belum dapat mengurangi penyebaran daging sapi busuk di
pasaran. Karena perlu adanya kerjasama dengan dinas terkait.
4. Telah dihasilkan paper dari kegiatan ini dengan mengangkat tema pendeteksi daging
sapi busuk. Paper telah mengikuti seminar nasional TEKNOIN 2015.
4.2 Potensi Khusus
Dari seluruh kegiatan PKM yang kami lakukan ini, adapun beberapa potensi
khusus yang dapat kami peroleh dari kegiatan ini, yakni sebagai berikut:
1. Dapat dihasilkan hak cipta dari alat yang dihasilkan karena program komputer dibuat
asli oleh tim penyusun.
2. Alat pendeteksi daging sapi busuk yang dihasilkan dari kegiatan ini akan diberikan ke
dinas terkait agar dapat memberikan manfaat untuk melakukan penyelidikan kualitas
daging di lapangan.
3. Dihasilkan artikel ilmiah yang membahas tentang alat pendeteksi daging sapi busuk.
Sehingga dapat membantu masyarakat yang melakukan studi kasus ataupun riset yang
berhubungan dengan alat tersebut.
4. Alat pendeteksi daging sapi busuk akan melalui beberapa pengujian dan perbaikan
sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunanya. Karena diharapkan
alat tersebut dapat digunakan oleh masyarakat pada umumnya.
5. Alat pendeteksi ini akan dapat mengurangi penyebaran daging sapi busuk di pasaran.
Jika adanya kerjasama dengan dinas terkait.
9
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan yang didapatkan selama proses
kegiatan PKM dijalankan. Pada bab ini juga akan dipaparkan beberapa saran yang
dapat dipertimbangkan untuk pengembangan alat pendeteksi daging sapi busuk.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
a. Daging sudah mulai tak layak konsumsi jika melalui penyimpanan selama 6 sampai
12 jam dalam suhu kamar.
b. Pembacaan gas sudah dapat diterima dengan kondisi lingkungan yang mendukung
karena sensor yang digunakan bersifat sensitif terhadap kandungan gas di udara
bebas.
5.2 Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
a. Pada alat kami masih harus diperhatikan tentang error yang disebabkan oleh keadaan
lingkungan sekitar.
b. Dari hasil pembacaan yang kami peroleh, daging sebaiknya jangan dibiarkan dalam
keadaan udara bebas lebih dari 3 jam karena daging sudah mulai tidak baik setelah 3
jam tersebut dan juga jangan terlalu lama diletakkan pada freezer karena juga dapat
merusak kondisi daging tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zarfi, T. C., et al. 2014. Alat Identifikasi Kesegaran Daging Sapi dengan E-Nose
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Pembelajaran Backpropagation.
Universitas Andalas, Padang.http://katalog.pustaka.unand.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=100355&keywords=. Diakses pada 6 Mei 2015.
[2] Anonymous. No Year, Arduino Nano (V3.0) User Manual,
http://www.jameco.com/jameco/products/prodds/2127970.pdf. Diakses pada 20
April 2015.
[3] Anonymous. No Year, Manual DT-Sense Gas Sensor,
http://innovativeelectronics.com/innovative_electronics/download_files/manual/Ma
nual_DT-Sense_Gas_Sensor.pdf. Diakses pada 18 September 2014.
[4] Lukman, Denny. 2014. Pengawasan dan pemantauan daging dan makanan di lapang
yang intensif jelang lebaran. https://groups.yahoo.com/neo/groups/Indonesia_Vets/
conversations/messa ges/494. Diakses pada 18 September 2014.
[5] Yani, Masie. 2012. Mengetahui Ciri Daging Membusuk.
http://masiyanie.blogspot.com/2012/03/mengetahui-ciri-dagingmembusuk.html.
Diakses pada 19 September 2014.
[6] Anonymous. No Year, Technical Information For TGS2602.
[7] Julijanto, Noor. 1998. Penentuan kadar amonia dalam urin dengan metoda Nessler.
Undergraduate thesis, FMIPA UNDIP.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Adapun pengeluaran biaya dari program ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Realisasi Anggaran Dana
No Deskripsi Volume Satuan Harga Satuan Harga Total
Pengeluaran
A. Peralatan Penunjang
Sedot Timah Deko 1 Buah Rp 40.000,00 Rp 40.000,00
Downloader 1 Buah Rp 55.000,00 Rp 55.000,00
Solder
(Sld Ck 936 Anl) 1 Buah Rp 285.000,00 Rp 285.000,00
Multimeter
(Multmtr Ckt 9205d) 1 Buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Project Board 1 Buah Rp 27.500,00 Rp 27.500,00
Tang Cucut Prohex 1 Buah Rp 18.500,00 Rp 18.500,00
Plastic Tool Box 1 Buah Rp 135.000,00 Rp 135.000,00
Bolt Max 1 Buah Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Project Board 400 tie 1 Buah Rp 30.000,00 Rp 30.000,00
Amonia Cair 1 Liter Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
Adapter Mini Drill 1 Buah Rp 30.000,00 Rp 30.000,00
Mini Drill 1 Buah Rp 125.000,00 Rp 125.000,00
Perdana Internet 1 Buah Rp 95.000,00 Rp 95.000,00
Jaminan biaya
penelitian di BBLK
Surabaya
1 Kali Rp 250.000,00 Rp 250.000,00
Honorium pembuatan
3D alat 1 Kali Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Pisau 2 Buah Rp 17.500,00 Rp 35.000,00
Charger Baterai 1 Buah Rp 55.000,00 Rp 55.000,00
Acrilic 3mm hitam +
cutting 1 Buah Rp 75.000,00 Rp 75.000,00
Oled 0,96"Lcd 1 Buah Rp 120.000,00 Rp 125.000,00
SUB TOTAL Rp 2.056.000,00
B. Bahan Habis Pakai
Arduino Uno 1 Buah Rp 180.000,00 Rp 180.000,00
Arduino Nano 1 Buah Rp 165.000,00 Rp 16.5000,00
Sensor Dt Sense
MQ135 1 Buah Rp 75.000,00 Rp 75.000,00
Sensor Dt Sense 1 Buah Rp 154.000,00 Rp 154.000,00
12
MQ135
Oled 0,96"Lcd 1 Buah Rp 125.000,00 Rp 125.000,00
Kertas Hvs 80gr A4 1 Rim Rp 37.000,00 Rp 37.000,00
Bulpoint Faster 12 Buah Rp 1.625,00 Rp 19.500,00
Buku Spiral A5 5 Buah Rp 22.500,00 Rp 112.500,00
Baterai 9v Charge 1 Buah Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
Sensor Tgs2602 1 Buah Rp 268.000,00 Rp 268.000,00
Timah Cap Pancing 1 Buah Rp 60.000,00 Rp 60.000,00
Sensor Tgs2444 1 Buah Rp 1.395.500,00 Rp 1.395.500,00
Buzzer 1 Buah Rp 4.000,00 Rp 4.000,00
Header 1 Buah Rp 1.300,00 Rp 1.300,00
Pcb Dot Matrix 2 Buah Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
Capasitor 1 Nf 2 Buah Rp 400,00 Rp 800,00
Lotfec B 1 Buah Rp 42.500,00 Rp 42.500,00
Kabel Dan
Blackhouse 6 Buah Rp 850,00 Rp 5.100,00
Pinset 1 Buah Rp 7.500,00 Rp 7.500,00
Kabel M-F F-F 20 Buah Rp 750,00 Rp 15.000,00
Kabel Usb 1 Buah Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Sample Daging
Rendang Sp 0,07 kg Rp 113,95 Rp 8.500,00
Sample Daging Sapi 100 Gram Rp 100,00 Rp 10.000,00
Sample Daging Sapi 100 Gram Rp 100,00 Rp 10.000,00
Sample Daging Sapi 100 Gram Rp 100,00 Rp 10.000,00
Sample Daging
Rawon 0,013 Gram Rp 139,39 Rp 2.600,00
Sample daging Sapi 250 Gram Rp 96,00 Rp 24.000,00
Sample Daging Sapi 250 Gram Rp 96,00 Rp 24.000,00
Sample Daging Sapi 250 Gram Rp 96,00 Rp 24.000,00
Sample Daging Sapi 100 Gram Rp 100,00 Rp 10.000,00
Sample Daging
TopSide 240 Gram Rp 125,00 Rp 27.000,00
Sample Daging Sapi 1 Kg Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
Sample Daging Sapi 400 Gram Rp 10.000,00 Rp 40.000,00
Sample Daging Sapi
Rendang 0.18 Kg Rp 113,95 Rp 16.900,00
Daging Rawon Sp 0.18 kg Rp 113.95 Rp 21.000,00
9012 2 Buah Rp 300,00 Rp 600,00
9013 2 Buah Rp 300,00 Rp 600,00
Resistor 2 Buah Rp 50,00 Rp 100,00
Header 1 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
Resistor 2 Buah Rp 50,00 Rp 100,00
13
BD 139 2 Buah Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
BD140 2 Buah Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
Resistor 4 Buah Rp 50,00 Rp 200,00
Soket Bulat 1 Buah Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Kiki Hc F-100 1 Buah Rp 17.500,00 Rp 17.500,00
Toogle 2pk 1 Buah Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
Toogle 3pk 1 Buah Rp 3.500,00 Rp 3.500,00
P.on off abu-abu 1 Buah Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Kabel jumper 20 Buah Rp 1.000,00 Rp 20.000,00
Etching PCB 35x6 1 Buah Rp 7.300,00 Rp 7.300,00
Komponen 7802 2 Buah Rp 2.000,00 Rp 4.000,00
Kalkir A4 BW Laser
Xerox 1 Buah Rp 3.000,00 Rp 3.000,00
Baterai Alkaline 9v 1 Buah Rp 24.000,00 Rp 24.000,00
Acrilic 3mm coklat +
cutting 1 Buah Rp 75.000,00 Rp 75.000,00
SUB TOTAL Rp 3.222.600,00
C. Perjalanan
Biaya Perjalanan
(Pertamax) 2,326 Liter Rp 8.050,00 Rp 20.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,027 Liter Rp 7.400,00 Rp 15.000,00
Biaya Perjalanan
(Pertamax) 2,54 Liter Rp 7.400,00 Rp 19.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,27 Liter Rp 8.800,00 Rp 20.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,027 Liter Rp 7.400,00 Rp 15.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,70 Liter Rp 7.400,00 Rp 20.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,02 Liter Rp 7.400,00 Rp 15.000,00
Biaya Perjalanan
(Pertamax) 2,27 Liter Rp 8.800,00 Rp 20.000,00
Biaya
Perjalanan(Premium) 2,70 Liter Rp 7.400,00 Rp 20.000,00
Parkir Motor Pasar
Jagir 10 Buah Rp 1.500,00 Rp 15.000,00
Biaya Perjalanan
(Premium) 2,70 Liter Rp 7.400,00 Rp 20.000,00
Biaya Perjalanan
(Pertamax) 2,12 Liter Rp 9.400,00 Rp 20.000,00
Biaya Perjalanan 1,35 Liter Rp 7.400,00 Rp 10.000,00
14
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Pertamax) 2,12 Liter Rp 9.400,00 Rp 20.000,00
SUB TOTAL Rp 249.000,00
D. Lain-Lain
Cling Wrap 1 Buah Rp 12.500,00 Rp 12.500,00
Piring Steroform 10 Buah Rp 350,00 Rp 3.500,00
Plastik 8,5 X 12 Cm 1 Pack Rp 7.000,00 Rp 7.000,00
Print Proposal 1 Bendel Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
Jilid Mika+Bufallo 1 Kali Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Sarung Tangan 4 Pasang Rp 1.500,00 Rp 6.000,00
Masker 4 Buah Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
Print Proposal 2 Bendel Rp 12.600,00 Rp 12.600,00
Jilid Proposal 2 Kali Rp 2.000,00 Rp 4.000,00
Spectacle Clear 1 Buah Rp 31.000,00 Rp 31.000,00
Active Carbon Filter 2 Buah Rp 10.900,00 Rp 21.800,00
Materai 6000 2 Buah Rp 7.000,00 Rp 14.000,00
Print A4 27 Lembar 1 Buah Rp 6.000,00 Rp 6.000,00
Jilid A4 1 Buah Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Lem 1 Buah Rp 1.500,00 Rp 1.500,00
Map 1 Buah Rp 2.500,00 Rp 2.500,00
Print A4 28 Lembar Rp 500,00 Rp 14.000,00
Map Plastik 1 Buah Rp 2.500,00 Rp 2.500,00
Print dan Jilid
Proposal Kemajuan 3 Buah Rp 12.000,00 Rp 36.000,00
Print dan Jilid
Logbook & laporan
keuangan
2 Buah Rp 5.500,00 Rp 11.000,00
Scan 14 Buah Rp 500,00 Rp 7000,00
X-banner + stank 1 Buah Rp 60.000,00 Rp 60.000,00
Pemeriksaan
kandungan ammonia
dalam daging
7 Buah Rp 50.000,00 Rp 350.000,00
Fotocopy Kuisioner 25 Buah Rp 200,00 Rp 5.000,00
Print Proposal
kemajuan 3 Bendel Rp 25.000,00 Rp 75.000,00
Scan Nota 26 Lembar Rp 500,00 Rp 13.000,00
SUB TOTAL Rp 709.900,00
E Jumlah Pengeluaran Rp 6.237.500,00
15
Tabel 3.Rencana Penggunaan Anggaran
No Deskripsi Volume Satuan Harga Satuan Harga Total
Pengeluaran
A. Peralatan Penunjang
Pengujian & Validasi
Alat Utama 2 Kali Rp 250.000,00 Rp 500.000,00
Komponen Penunjang 1 Set Rp 273.000,00 Rp 273.000,00
SUB TOTAL Rp 773.000,00
B. Bahan Habis Pakai
Pembelian sample
daging 20 Potong Rp 10.000,00 Rp 200.000,00
SUB TOTAL Rp 200.000,00
C. Perjalanan
Biaya Perjalanan,
Pengujian dan seminar 10 Kali Rp 125.000 Rp 1.000.000,00
SUB TOTAL Rp 1.000.000,00
D. Lain-Lain
Registrasi paper 1 Kali Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Pendaftaran hak cipta 1 Kali Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Cetak Poster 2 Kali Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
SUB TOTAL Rp 700.000,00
E Jumlah Pengeluaran Rp 2.673.000,00
Tabel 4.Pemasukan Dana PKM
Pemasukan
1.Dikti Rp 8.910.000,00
16
Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan
Gambar 5. Rangkaian skematik controller arduino nano
Gambar 6. Konfigurasi board controller arduino nano
17
Gambar 7. Rencana tampilan akhir pendeteksi
Gambar 8. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan
Gambar 9. Dokumetasi pengerjaan hardware
18
Gambar 10. Pembelian sampel dan pengujian
Gambar 11. Dokumentasi pengerjaan software
Gambar 12. Registrasi laboratorium kesehatan
19
Gambar 13. Rencana tampilan X-banner
Gambar 14. Diagram pembacaan konsentrasi gas pada sensor TGS 2602
20
Gambar 15. Source code alat pendeteksi daging sapi busuk
top related