laporan akhir lab. pti 3
Post on 08-Jun-2015
1.785 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat
sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk
tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan,
kebutuhan spare-part dan service, kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian
tingkat persediaan sebagaimana yang telah ditentukan dalam perencanaan strategi
bisnis.
Peramalan permintaan biasanya dibuat untuk kelompok-kelompok produk
secara kasar (tanpa memperhatikan perbedaan spesifikasi produk), khususnya
selama periode waktu yang panjang. Perencanaan agregat kemudian dikembangkan
untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulanan bagi kelompok-
kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan
permintaan.
Perencanaan produksi akan mudah dibuat bila tingkat permintaan bersifat
konstan atau bila waktu produksi tidak menjadi kendala. Tetapi kedua kondisi ini
jarang terjadi dalam keadaan sebenarnya, dimana secara nyata tingkat permintaan
akan berfluktuasi dan perusahaan selalu dibatasi oleh tanggal waktu penyerahan
produk.
Perencanaan produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan
tingginya/rendahnya tingkat persediaan, sehingga mengakibatkan peningkatan
ongkos simpan/ongkos kehabisan persediaan. Dan yang lebih fatal, hal tersebut
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 2
dapat mengurangi pelayanan kepada konsumen karena keterlambatan penyerahan
produk.
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah bertujuan
memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan. Yang
dimaksud dengan sumber daya yang dimiliki adalah kapasitas mesin, tenaga kerja,
teknologi yang dimiliki, dan lainnya.
Keterlibatan manajemen puncak pada tahap perencanaan produksi sangat
diperlukan, khususnya perencanaan mengenai penentuan pabrikasi, pemasaran dan
keuangannya. Dari sudut pandang pabrikasi, perencanaan produksi membantu
dalam menentukan berapa peningkatan kapasitas yang dibutuhkan dan
penyesuaian-penyesuaian kapasitas apa saja yang perlu dilakukan. Dari sudut
pandang pemasaran, perencanaan produksi menentukan berapa jumlah produk
yang akan disediakan untuk memenuhi permintaan. Dari sudut pandang keuangan,
perencanaan produksi mengidentifikasikan besarnya kebutuhan dana dan
memberikan dasar dalam pembuatan anggaran.
I.2 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari praktikum ini antara lain :
1. Permasalahan yang akan di bahas adalah mengenai perencanaan agregat.
2. Pengolahan data perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan Agregat.
3. Penyelesaian persoalan yang berhubungan dengan perencanaan agregat.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 3
I.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui defenisi mengenai agregat
2. Mengetahui tujuan, dan sifat Perencanaan Agregat.
3. Mengetahui metode dalam menyusun rencana agregat
4. Mengetahui input dan output Perencanaan Agregat.
5. Mengetahui ongkos-ongkos yang terlibat dalam Perencanaan Agregat.
6. Mengetahui strategi Perencanaan Agregat beserta keuntungan dan
kerugiannya masing-masing.
7. Mengetahui contoh perhitungan yang berhubungan dengan Perencanaan
Agregat.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 4
BAB II
TEORI DASAR
II.1. Pengertian Perencanaan Agregat
Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai
Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh
para manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada
jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan). Perencanaan
agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi
permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat
tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan
variabel lain yang dapat dikendalikan.
Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan
kuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan
permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk
dalam rencana jangka menengah.
II.2. Tujuan Perencanaan Agregat
Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk
memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan
pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat
permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya
rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 5
permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau
memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur,
jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan
dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat
bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.
Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
o Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output
o Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka
menengah yang layak pada waktu agregat.
o Metode untuk menentukan biaya
o Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga
keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan
II.3. Sifat Perencanaan Agregat
Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan
sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi
permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan
input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk
sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam
perencanaan agregat, rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi
menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa
mempermasalahkan jenis dari produk tersebut. Sebagai contoh pada
perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 6
yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua pintu atau empat
pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.
II.4. Hubungan Input dan Output Perencanaan Agregat
Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana
agregat untuk produksi, manajer operasi tidak hanya menerima input
mengenai prediksi permintaan dari bagian pemasaran, tetapi harus pula
berhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan,
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 7
kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku/mentah. Di
dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana
agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi
menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production schedule),
yang menyediakan input bagi system perencanaan kebutuhan material
(material requirement planning-MRP system). Master production schedule
menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk
membuat produk akhir. Jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang dan
prioritas penjadwalan bagi produk menghasilkan tahap akhir system
perencanaan produksi.
II.5. Biaya – Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat
Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :
o Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan,
proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar
apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum
berpengalaman.
o Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin
rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat
produksi menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan
perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-
PHK, menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 8
bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap
sebagai biaya pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggung
perusahaan.
o Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output
produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.
Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat
absen karyawan karena capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila
perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan
dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa
dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak
selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka
perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya
merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan
tingkat upah dan tunjangan lainnya.
o Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya
kehabisan persediaan)
Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan
permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan
persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan
(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,
pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 9
kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah
menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam
bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini
dihitung berdasarkan berapa barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi
ini pada system MTO (Make to order = Memproduksi berdasarkan
pesanan) akan mengakibatkan jadwal jadwal penterahan order
terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock = Memproduksi
untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan beralihnya pelanggan
pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya
barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai kerugian bagi
perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai
biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama nilainya
dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia
menunggu.
o Subcontract Cost (biaya subkontrak)
Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,
biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak
bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari
kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya
biaya mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi
sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari
kontraktor.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 10
II.6. Strategi Perencanaan Agregat.
Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer operasi
dalam merumuskan rencana agregat yaitu:
1. Apakah persediaan digunakan untuk menyerap perubahan selama periode
permintaan ?
2. Apakah perubahan akan diakomodasikan dengan cara mengubah jumlah
tenaga kerja?
3. Apakah perlu penggunaan tenaga kerja paruh waktu atau waktu lembur
dan waktu kosong untuk menghadapi fluktuasi ?
4. Apakah perlu menggunakan subkontraktor untuk antisipasi pesanan yang
fluktuatif sehingga dapat mempertahankan jumlah tenaga kerja yang
stabil?
5. Apakah perlu mengubah harga atau faktor lain untuk mempengaruhi
permintaan?
Semua ini adalah stategi perencanaan yang benar. Strategi-strategi ini
melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja,
kapasitas, dan variabel lain yang dapat dikendalikan.
Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama
disebut pilihan kapasitas (capacity option) sebab pilihan ini tidak berusaha
untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand
option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola
permintaan selama periode perencanaan.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 11
o Pilihan Kapasitas
Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar
(produksi) berikut:
1. Mengubah tingkat persediaan
Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa
mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan
dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian,
dan modal yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada
umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap
tahunnya). Pada sisi lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana
permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat
mengakibatkan tidak terjadinya penjualan yang disebabkan waktu
tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih
buruk.
2. Meragamkan jumlah tenaga kerja
Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.
Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan
mengkaryakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk
menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 12
memerlukan pelatihan, dan produktivitas rata-rata menurun untuk
sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau
PHK, tentu saja, menurunkan moral semua pekerja dan dapat
mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.
3. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong.
Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan
meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika
permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan
naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat
keterbatasan seberapa banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah
lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur
dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan
merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead
yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan.
Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus
mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses
yang sulit.
4. Subkontrak
Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara
dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.
Bagaimana pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antara
lain :
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 13
o Mahal
o Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing
o Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang
sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu
tepat waktu.
5. Penggunaan karyawan paruh waktu
Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi
kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan di
restoran, toko eceran, dan supermarket.
o Pilihan Permintaan
Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut :
1. Mempengaruhi permintaan.
Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat
mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi,
kewiraniagaan, dan diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah
lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi;
perusahaan telepon membebankan biaya yang lebih murah pada
malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga
senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada waktu musim
dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan
penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan permintaan
dengan kapasitas produksi.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 14
2. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.
Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang
diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau
kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Jika pelanggan mau
menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka maupun
pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi yang mungkin
dijalankan. Banyak perusahaan menggunakan tunggakan pesanan,
tetapi pendekatan ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.
3. Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim
yang berbeda).
Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas
digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan
sebuah produk yang merupakan perpaduan dari barang
counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat
pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong rumput dan
penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan
pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan
produk atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.
o Pilihan campuran
Walupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan
dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa
kombinasi diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin
akan lebih baik.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 15
Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa
penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh
bagian pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan
prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat
berdasarkan pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan
lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki
banyak kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :
o strategi perburuan (chase strategy)
Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat
output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan
untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan
berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat
memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau
menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produksi
dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,
atau subkontrak.
o strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy).
Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap sama
dari periode ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan
mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam
dan mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun
untuk menopang perbedaan permintaan dan produksi atau
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 16
menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Penjadwalan
bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan stabil.
II.7. Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat
Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar
Mengubah tingkat
persediaan
Perubahan sumber daya
manusia terjadi secara
bertahap atau tidak sama
sekali; tidak ada
perubahan produksi
secara tiba-tiba
Biaya penyimpanan persediaan
dapat meningkat. Kekurangan
persediaan dapat
menyebabkan kehilangan
penjualan
Diterapkan terutama
untuk produksi dan
operasi, bukan jasa
Meragamkan
jumlah tenaga
kerja dengan
merekrut atau
memberhentikan
karyawan
Menghindari biaya
alternatif lain
Biaya perekrutan, PHK, dan
pelatihan mungkin berjumlah
besar
Digunakan di mana
jumlah angkatan kerja
besar
Meragamkan
tingkat produksi
melalui waktu
lembur atau waktu
kosong.
Menyesuaikan fluktuasi
musiman tanpa biaya
perekrutan/pelatihan
Upah lembur mahal; karyawan
lelah; mungkin tidak dapat
memenuhi permintaan
Memungkinkan
fleksibilitas dalam
rencana agregat
Subkontrak Membolehkan adanya
fleksibilitas dan
memuluskan output
perusahaan
Kehilangan pengendalian
mutu; mengurangi
keuntungan; kehilangan bisnis
di masa datang
Diterapkan terutama
dalam penentuan
produksi
Menggunakan karya- wan paruh waktu
Lebih murah dan lebih
fleksibel daripada
karyawan penuh waktu
Biaya perputaran karyawan
/pelatihan tinggi; sulit
membuat penjadwalan
Baik untuk pekerjaan
yang tidak
membutuhkan
keterampilan di
wilayah dengan jumlah
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 17
II.8. Metode Perencanaan Agregat.
1. Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)
Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan
digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel
secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang
diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.
Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak
menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan
yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang paling
dasar pekerjaannya (karyawan administrasi).
tenaga kerja sementara
yang banyak
Mempengaruhi
permintaan
Mencoba untuk
menggunakan kapasitas
berlebih; diskon menarik
pelanggan baru
Ketidakpastian permintaan,
sulit untuk menyesuikan
permintaan pada pasokan
secar tepat
Menciptakan ide-ide
pemasaran, sering
digunakan overbook
(permintaan melebihi
pasokan) dalam
beberapa jenis usaha
Tunggakan
pesanan selama
periode
permintaan tinggi
Dapat menghindari
lembur, menjaga kapasitas
tetap konstan
Pelanggan harus mau
menunggu, tetapi kehendak
baik akan hilang
Banyak perusahaan
melakukan tunggakan
pesanan
Perpaduan produk
dan jasa
counterseasonal
Sumber daya yang
dimanfaatkan secara
penuh; memungkinkan
tenaga kerja stabil
Mungkin membutuhkan
keahlian atau peralatan
diluar keahlian perusahaan
Sangat berisiko untuk
menemukan produk
atau jasa dengan pola
permintaan yang
berlawanan
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 18
Tahapan dalam metode ini adalah:
a. Tentukan permintaan pada tiap periode.
b. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan
tindakan subkontrak untuk tiap periode.
c. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya
pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.
d. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada
para pekerja dan tingkatan persediaan.
e. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.
2. Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan
Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat
telah banyak dikembangkan diantaranya:
a. Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai
masalah alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan
yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan
dalam format program linear.
b. Linear Decision Rule
Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya
untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah
tenaga kerja sepanjang periode tertentu.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 19
BAB III
PENGOLAHAN DATA
III.1 Metode Grafik dan Diagram
1. Direktur Hill Enterprises, Terri Hill memproyeksikan kebutuhan permintaan agregat
perusahaan selama 8 bulan mendatang sebagi berikut :
January February March April May June July August
1400 1600 1800 1800 2200 2200 1800 1400
(Metode Grafik dan Diagram)
Manager operasi Hill Enterprises sedang mempertimbangkan sebuah rencana baru,
yang dimulai pada Bulan Januari dengan persediaan awal 200 unit dan persediaan
akhir berjumlah 0 unit.
Biaya penjualan yang hilang karena persediaan yang kosong adalah $100
setiap unitnya.
Biaya penyimpanan persediaan adalah $20 per unit perbulannya.
Rencana A :
Variasikan tingkat tenaga kerja dengan memproduksi jumlah yang diminta pada
bulan sebelumnya. Tingkat permintaan dan produksi di Bulan Desember sama, yaitu
1600 unit. Biaya perekrutan tenaga kerja tambahan adalah $5000 setiap 100 unit.
Biaya PHK adalah $ 7500 setiap 100 unit.
Rencana B :
Buat Produksi konstan sebanyak 1400 unit per bulan, yang akan memenuhi
permintaan minimal. Kemudian gunakan sub-kontrak, dengan unit tambahan
berharga $75 per unit.
Rencana C :
Pertahankan tenaga kerja stabil dengan mempertahankan tingkat produksi yang
sama dengan kebutuhan rata-rata dan membolehkan tingkat persediaan yang
beragam. Petakan permintaan dengan membuat grafik yang menunjukkan
kebutuhan rata-rata.
Rencana D :
Pertahankan tenaga kerja yang ada sekarang, yang memproduksi 1600 unit per
bulan, dan lakukan subkontrak untuk memenuhi sisa permintaan.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 20
Soal Rencana A :
Variasikan tingkat tenaga kerja dengan memproduksi jumlah yang diminta pada bulan
sebelumnya. Tingkat permintaan dan produksi di Bulan Desember sama, yaitu 1600 unit.
Biaya perekrutan tenaga kerja tambahan adalah $5000 setiap 100 unit. Biaya PHK adalah $
7500 setiap 100 unit.
Jawaban :
Diketahui
Biaya PHK [$ 7500/100 unit]
Biaya Perekrutan [$ 5000/100 unit]
Tingkat Produksi yang digunakan adalah tingkat produksi bulan sebelumnya
BIAYA TOTAL
Biaya Produksi $ 288.000 Biaya Perekrutan $ 40-000 Biaya PHK $ 90.000 BIAYA TOTAL $ 418.000
Bulan Pro- duksi (unit)
Proyeksi Permintaan
(unit)
Perse-diaan Akhir (unit)
Biaya Produksi (unit
produksi x 2jam/unit x
$10/jam)
Biaya Perekrutan
($) [$5000/100
unit]
Biaya PHK ($)
[$7500/100 unit]
Januari 1600 1200 +400 32000 - 30000
February 1400 1600 -200 28000 10000 -
March 1600 1800 -200 32000 10000 -
April 1800 1800 0 36000 - -
Mei 1800 2200 -400 36000 20000 -
Juni 2200 2200 0 44000 - -
Juli 2200 1800 +400 44000 - 30000
Agustus 1800 1400 +400 36000 - 30000
14.400 14.000 $ 288.000 $ 40.000 $ 90.000
BIAYA
TOTAL $ 418.000
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 21
Soal Rencana B :
Buat Produksi konstan sebanyak 1400 unit per bulan, yang akan memenuhi permintaan
minimal. Kemudian gunakan sub-kontrak, dengan unit tambahan berharga $75 per unit.
Jawaban :
Diketahui : Keterangan
1). Produksi ditentukan konstan 1400 unit setiap bulannya
2). Biaya Subkontrak $75 per unit tambahan
Rata-Rata Produksi Per Hari
Upah Pekerja Setiap Harinya
Dengan mengasumsikan biaya tenaga kerja regular = $ 10 per jam, ditentukan :
Tenaga Kerja yang Dibutuhkan
Dengan mengasumsikan waktu produksi 2 jam/unit, maka setiap pekerja dapat menghasilkan :
Bulan Produksi Konstan
(unit)
Proyeksi Permintaan
(unit)
Jumlah Hari
Produksi
Sub kontrak
(unit)
Biaya Kerja Regular
($) [Produksi x
2 jam/unit x $10/jam]
Biaya Sub kontrak
($) [Produksi
tambahan x $ 75]
Januari 1400 1200 23 - 28000 -
February 1400 1600 22 200 28000 15000
March 1400 1800 25 400 28000 30000
April 1400 1800 24 400 28000 30000
Mei 1400 2200 22 800 28000 60000
Juni 1400 2200 23 800 28000 60000
Juli 1400 1800 24 400 28000 30000
Agustus 1400 1400 21 - 28000 -
11200 14000 184 224.000 225.000
BIAYA TOTAL $ 449.000,-
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 22
Soal Rencana C :
Pertahankan tenaga kerja stabil dengan mempertahankan tingkat produksi yang sama
dengan kebutuhan rata-rata dan membolehkan tingkat persediaan yang beragam. Petakan
permintaan dengan membuat grafik yang menunjukkan kebutuhan rata-rata.
Jawaban :
Diketahui : Keterangan
1). Tenaga Kerja stabil / tetap
2). Tingkat produksi sama dgn kebutuhan rata-rata 61 unit/hari
Bulan Produksi 61 Unit per Hari (unit) [61 unit x Σ
hari produksi]
Proyeksi Permin-
taan (unit)
Σ Hari Pro-
duksi
Perubahan Persediaan
Bulanan (unit)
Persediaan Akhir (unit)
Biaya Persediaan
($) [Σ
Persediaan x
$ 20]
Biaya Penjualan Hilang karena
persediaan Kosong
[Σ P. Kosong x $ 100]
Jan 1403 1200 23 +203 203 4060 -
Feb 1342 1600 22 -258 -55 - 5500
Mar 1525 1800 25 -275 -330 - 27500
April 1464 1800 24 -336 -665 - 33600
Mei 1342 2200 22 -858 -1524 - 85800
Juni 1403 2200 23 -797 -2321 - 79700
Juli 1464 1800 24 -336 -2657 - 33600
Agust 1281 1400 21 -119 -2776 - 11900
11.224 14.000 184 -10.125 $ 4.060 $ 277.600
BIAYA TOTAL PERSEDIAAN $ 281.660
Upah Pekerja Setiap Harinya
Dengan mengasumsikan biaya tenaga kerja regular = $10 per jam, ditentukan :
Upah pekerja per hari
BIAYA
Biaya Total Persediaan $ 281.660
Jam Kerja Reguler $ 235.520 = 16 pekerja x $80 per hari x 184 hari kerja
Biaya lain $ 0
BIAYA TOTAL $ 517.180
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 23
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug
23 22 25 24 22 23 24 21
Grafik Prediksi Permintaan Hill Enterprises
Tin
gkat
Pro
du
ksip
er
Har
i Ke
rja
(un
it)
•Bulan
•Σ Hari Kerja
Prediksi PermintaanProduksi
Rata” 61
unit
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 24
Soal Rencana D :
Pertahankan tenaga kerja yang ada sekarang, yang memproduksi 1600 unit per bulan, dan
lakukan subkontrak untuk memenuhi sisa permintaan.
Jawaban
Diketahui : Keterangan 1). Tenaga Kerja stabil / tetap
2). Tingkat produksi stabil setiap bulan 1600 unit/bulan
Bulan Produksi
stabil (unit)
Proyeksi Permintaan
(unit)
Perubahan Persediaan
Bulanan (unit)
Persediaan Akhir (unit)
Biaya Kerja Regular
($) [Produksi x
2 jam/unit x $10/jam]
Biaya Sub kontrak
($) [Produksi
tambahan x $ 75]
Januari 1600 1200 +400 400 32000 0
Feb 1600 1600 - 400 32000 0
March 1600 1800 -200 200 32000 0
April 1600 1800 -200 0 32000 0
Mei 1600 2200 -600 -600 32000 45000
Juni 1600 2200 -600 -1200 32000 45000
Juli 1600 1800 -200 -1400 32000 15000
Agust 1600 1400 +200 -1200 32000 0
12.800 14.000 -3400 $ 256.000 $ 105.000
BIAYA TOTAL $ 361.000
BIAYA
Biaya Kerja Regular $ 256.000 Biaya Subkontrak $ 105.000 Biaya lain $ 0 BIAYA TOTAL $ 361.000
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 25
PERBANDINGAN RENCANA A, B, C, DAN D
Langkah terakhir dalam metode grafik adalah membandingkan biaya dari setiap rencana
yang diusulkan dan memilih pendekatan yang membutuhkan biaya total paling sedikit.
Sebuah analisis ringkas kami tunjukkan pada tabel di bawah ini :
Biaya Rencana A Rencana B
Rencana C
Rencana D
Biaya Penanganan Persediaan 0 0 $ 281.660 0
Biaya Produksi dasar (Upah Reguler)
$ 288.000
$ 224.000 $ 235.520 $ 256.000
Perekrutan $ 40-000 0 0 0
PHK $ 90.000 0 0 0
Subkontrak 0 $ 225.000 0 $ 105.000
Biaya Total $ 418.000 $ 449.000 $ 517.180 $ 361.000
Analisa diatas memperlihatkan bahwa rencana D adalah rencana dengan biaya
terendah. Maka Terri Hill sebagai owner Hill Enterprises, layak memilih rencana D
sebagai perencanaan agregat yang paling utama untuk periode Januari hingga
Agustus.
III.2 Metode Transportasi
2. Perusahaan Scoot Dustan telah membuat data pasokan, permintaan, biaya, dan
persediaan. Alokasikan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dengan
biaya minimal dengan biaya minimal denagn menggunakan metode transportasi.
Pasokan yang Ada
Periode Waktu Regular
Waktu Lembur
Subkontrak Prediksi Permintaan
1 30 10 5 40
2 35 12 5 50
3 30 10 5 40
Persediaan awal : 20 unit
Biaya Waktu Regular/unit : $100
Biaya lembur per unit : $150
Biaya Subkontrak : $200
Biaya Penanganan Persediaan perunit/bulan : $4
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 26
0 4 8 0
100 104 108 0
150 154 158 0
200 204 208 0
100 104 0
150 154 0
200 204 0
100 0
150 0
200 0
Penyelesaian :
PASOKAN DARI
PERMINTAAN UNTUK
KAPASITAS TOTAL YANG TERSEDIA
(pasokan) Periode
1 Periode
2 Periode
3
Kapasitas Tak
Terpakai (dummy)
PERSEDIAAN AWAL 20 20
Periode 1
Waktu reguler
20 10 30
Lembur
10 10
Subkontrak
5 5
Periode 2
Waktu reguler
35 35
Lembur 12 12
Subkontrak 3 2 5
Periode 3
Waktu reguler
30 30
Lembur 10
10
Subkontrak 5 5
PERMINTAAN TOTAL 40 50 40 32 262
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 27
b. Biaya rencana ini :
Periode 1 : 20($0) + 20($100) = $ 200
Periode 2 : 35($100) + 12($150) + 3($200) = $ 5.900
Periode 3 : 30($100) + 10($150) = $ 4.300 +
Biaya Total = $ 10.600
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 28
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Metode Grafik dan Diagram Sebagai Salah Satu Instrumen Manajemen untuk Pengembangan Rencana Agregat
Graphical and charting techniques atau teknik grafik dan diagram
sangat membumi di dunia agregat. Pasalnya teknik ini mudah digunakan
sebagai alat pembanding efektifitas satu rencana dengan rencana lainnya.
Utamanya dalam pemilihan rencana yang menggunakan beberapa variabel
secara bersamaan. Hasilnya, dengan metode ini, planner dapat
membandingkan permintaan yang diproyesikan dengan kapasitas yang ada.
Pendekatan ini merupakan trial-and-error approach, yang sayangnya tidak
menjamin optimal tidaknya rencana produksi. Kelebihannya, metode ini
hanya membutuhkan perhitungan sederhana, sehingga dapat dilakukan
bahkan oleh karyawan administrasi.
Langkah penggunaan metode Graphical and charting terbagi dalam
lima tahap, yaitu
I Menentukan proyeksi permintaan untuk setiap periode tertentu
II Menentukan kapasitas waktu regular, lembur, dan subkontrak dalam
tiap periode
III Menentukan biaya tenaga kerja, perekrutan dan pemberhentian
tenaga kerja, serta biaya penyimpanan dan persediaan
IV Mempertimbangkan kebijakan perusahaan yang diterapkan pada
pekerja juga pada tingkat persediaan
V Menentukan rencana alternatif dengan menganalisa biaya total
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 29
Dalam pengolahan data di bab sebelumnya, analisa agregat dengan metode
graphical and charting berhasil digunakan untuk menentukan optimalisasi
rencana yang menggunakan beberapa variabel. Variabel yang umumnya
digunakan dalam perencanaan ini yaitu :
Biaya Pengendalian
Persediaan
Holding Cost adalah sebuah mata pisau berganda yang
dihadapi oleh industri manufaktur. Pada contoh kasus,
Rencana C memiliki total cost yang sangat tinggi, $
361.000, hal itu diakibatkan biaya penyimpanan sebesar $
281.660
Biaya Penjualan
yang Hilang
Biaya ini diakibatkan oleh kosongnya persediaan. Karena
persediaan kosong, maka untuk memenuhi permintaan,
perussahaan diasumsikan kehilangan $ 100 pada contoh
kasus diatas. Ongkos $ 100 dapat diibaratkan sebagai
kerugian atau sebagai ongkos pembelian produk di luar
produksi untuk memenuhi permintaan pasar.
Perekrutan Tenaga
Kerja
Perekrutan (penambahan) tenaga kerja memerlukan biaya
rekruitmen dan pelatihan. Biaya training akan menjadi
biaya yang besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah
tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Pengurangan Tenaga
Kerja
Pengurangan dan pemberhentian tenaga kerja dapat
terjadi karena menurunnya permintaan akan produk yang
dihasilkan. Pengurangan tenaga kerja ini mengakibatkan
perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi
karyawan yang di-PHK (seperti yang terlihat pada
pengolahan data Rencana A).
Biaya Produksi Dasar Seringpula disebut biaya regular. Biaya ini didapat dari
biaya upah tenaga kerja dan biaya produksi bahan dengan
mempertimbangkan waktu kerja
Subkontrak Biasanya, Subkontrak digunakan pada saat permintaan
melebihi kemampuan kapasitas regular (seperti yang
terlihat pada pengolahan data Rencana B dan D).
Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya
ongkos subkontrak, biasanya ongkos subkontrak lebih
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 30
mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya
resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.
IV.2 Metode Transportasi Pemrograman Linear Sebagai Pendekatan Matematis Untuk Perencanaan
Metode transportasi lebih mengarah kepada menghasilkan rencana
optimal untuk mengurangi biaya. Metode transportasi juga lebih fleksibel
karena bisa menspesifikasi produksi regular dan lembur pada setiap periode
waktu, jumlah unit yang disubkontrak, shift tambahan, dan persediaan yang
terbawa dari period eke periode berikutnya.
Pada pengolahan data terdapat data kapasitas pasokan, permintaan,
biaya waktu regular, biaya waktu lembur, biaya subkontrak, biaya
penanganan persediaan, biaya tunggakan pesanan, dan jumlah persediaan
awal dengan tenaga kerja yang dimiliki tetap. Dengan metode transportasi
dapat dialokasikan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan dengan
biaya minimal (seperti yang terlihat pada pengolahan data dengan metode
transportasi).
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 31
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Pengertian Perencanaan Agregat (Agregat Planning) adalah sebuah
pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).
2. Tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu
pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan pada periode
perencanaan. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak
menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang
akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut
3. Metode Perencanaan Agregat terdiri atas 2 yaitu :
Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)
Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan
digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variabel
secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan
yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.
Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan, terbagi lagi atas 2 yaitu :
1. Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah
alokasi kapasitas operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan,
maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 32
2. Linear Decision Rule
Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk
mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja
sepanjang periode tertentu
4. Input Perencanaan Agregat tidak hanya dari prediksi permintaan bagian
pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personel,
kapasitas, dan ketersediaan bahan baku. Sedangkan output perencanaan
agregat antara lain MPS (Master Production Schedule), MRP (Material
Requirement Planning), dan Jadwal Kerja secara terinci.
5. Ongkos-ongkos yang terlibat dalam Perencanaan Agregat antara lain HIRING
COST (ongkos penambahan tenaga kerja), FIRING COST (ongkos
pemberhentian tenaga kerja), OVERTIME COST DAN UNDERTIME COST
(ongkos lembur dan ongkos menganggur), INVENTORY COST DAN
BACKORDER COST (ongkos persediaan dan ongkos kehabisan persediaan),
dan SUBCONTRACT COST (ongkos subkontrak)
6. Strategi Perencanaan Agregat antara lain mengubah tingkat persediaan,
meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara mengkaryakan atau
memberhentikan, meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu
kosong, subkontrak, penggunaan karyawan paruh waktu, memengaruhi
permintaan, tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi,
perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musim yang
berbeda). Selain itu terdapat strategi bertingkat dan strategi perburuan.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 33
7. Keuntungan dan kerugian masing-masing strategi.
Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar
Mengubah tingkat
persediaan
Perubahan sumber daya
manusia terjadi secara
bertahap atau tidak sama
sekali; tidak ada
perubahan produksi
secara tiba-tiba
Biaya penyimpanan persediaan
dapat meningkat. Kekurangan
persediaan dapat
menyebabkan kehilangan
penjualan
Diterapkan terutama
untuk produksi dan
operasi, bukan jasa
Meragamkan jumlah
tenaga kerja dengan
merekrut atau
memberhentikan
karyawan
Menghindari biaya
alternatif lain
Biaya perekrutan, PHK, dan
pelatihan mungkin berjumlah
besar
Digunakan di mana
jumlah angkatan kerja
besar
Meragamkan tingkat
produksi melalui
waktu lembur atau
waktu kosong.
Menyesuaikan fluktuasi
musiman tanpa biaya
perekrutan/pelatihan
Upah lembur mahal; karyawan
lelah; mungkin tidak dapat
memenuhi permintaan
Memungkinkan
fleksibilitas dalam
rencana agregat
Subkontrak Membolehkan adanya
fleksibilitas dan
memuluskan output
perusahaan
Kehilangan pengendalian
mutu; mengurangi
keuntungan; kehilangan bisnis
di masa datang
Diterapkan terutama
dalam penentuan
produksi
Menggunakan karya- wan paruh waktu
Lebih murah dan lebih
fleksibel daripada
karyawan penuh waktu
Biaya perputaran karyawan
/pelatihan tinggi; sulit
membuat penjadwalan
Baik untuk pekerjaan
yang tidak membutuhkan
keterampilan di wilayah
dengan jumlah tenaga
kerja sementara yang
banyak
Mempengaruhi
permintaan
Mencoba untuk
menggunakan kapasitas
berlebih; diskon menarik
pelanggan baru
Ketidakpastian permintaan,
sulit untuk menyesuikan
permintaan pada pasokan
secar tepat
Menciptakan ide-ide
pemasaran, sering
digunakan overbook
(permintaan melebihi
pasokan) dalam beberapa
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 34
V.2 Saran
1. Sebaiknya diberikan penjelasan-penjelasan yang lebih detail mengenai
Perencanaan Agregat dalam bidang Jasa.
jenis usaha
Tunggakan pesanan
selama periode
permintaan tinggi
Dapat menghindari
lembur, menjaga kapasitas
tetap konstan
Pelanggan harus mau
menunggu, tetapi kehendak
baik akan hilang
Banyak perusahaan
melakukan tunggakan
pesanan
Perpaduan produk
dan jasa
counterseasonal
Sumber daya yang
dimanfaatkan secara
penuh; memungkinkan
tenaga kerja stabil
Mungkin membutuhkan
keahlian atau peralatan diluar
keahlian perusahaan
Sangat berisiko untuk
menemukan produk atau
jasa dengan pola
permintaan yang
berlawanan
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 35
DAFTAR PUSTAKA
Jay Heizer dan Barry Render, Operations Management Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat. Arman Hakim Nasution, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Penerbit Guna Widya.
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 36
KARTU ASISTENSI
Percobaan : Perencanaan Agregat
Kelompok : I (satu)
Nama : 1. Yunita Dewi D 221 05 002
2. Baso Arman D 221 05 021
3. Munawir Taufik D 221 05 040
HARI/TGL CATATAN PARAF
Makassar, November 2008
Dosen Assisten
top related