kesulitan belajar pada diri seseorang
Post on 06-Jul-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
1/32
1
TUGAS MATA KULIAH
BIMBINGAN KONSELING BELAJAR
KESULITAN BELAJAR PADA DIRI SESEORANG
NAMA : IFTITAH INDRIANI
NPM : 1114500081
SEMESTER/KELAS : 1/C
DOSEN PENGAMPU : MULYANI, M.Pd
YAYASAN PENDIDIKAN PANCASAKTI TEGAL
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGALFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Jalan Halmahera KM. 1 (0283) 357122
2014
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
2/32
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Bimbingan Konseling Belajar. Selain itu, penyusunan makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai Kesulitan belajar pada diri
seseorang. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mulyani, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bimbingan Konseling Belajar yang telah membimbing saya agar
dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat untuk saya dan untuk
pembaca.
Tegal, 20 Desember 2014
Penulis
IFTITAH INDRIANI
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
3/32
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar.........................................................................3
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ...................................................4
2.3 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar ..............................................................8
2.4 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar ........................................................................11
2.5 Peranan Guru Dalam Proses Belajar .............................................................12
2.6 Kerangka Kerja Diagnosa dan Pemecahan Masalah Kesulitan Belajar........13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................28
3.2 Saran .............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
4/32
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam
belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan
kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi.
Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam
belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses belajar
yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non-
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan
belajar, karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap
anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesulitan belajar. Fenomena kesulitan belajar seorang siswa
biasanya tampak jelas dari menurunya kinerja akademik atau belajarnya.
Murid yang lambat dalam belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar.
Setiap akhir kegiatan belajar mereka tidak dapat menguasai seluruh materi yang
seharusnya sudah dikuasai, namun tidak jarang guru telah melanjutkan pada materi
berikutnya. Akibatnya murid tersebut mungkin tidak ada perhatian terhadap
pelajaran itu atau tidak punya minat atau semangat untuk belajar. Oleh karena itu
guru hendaknya dapat memberikan perhatian khusus terhadap murid yang lambat
dalam belajar atau mengalami masalah atau kesulitan dalam mencapai tujuan
pelajaran yang ditetapkan.
Sebagai pembelajar guru bertanggung jawab untuk membantu murid dalam
mencapai perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga murid diharapkan mencapai
hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal bagi murid,
setiap kesulitan atau masalah yang timbul dalam belajar seyogyanya dapat segera
diidentifikasi oleh guru dan segera pula diberikan bantuan atau perbaikan. Ini berarti
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
5/32
5
bahwa setiap guru dituntut kemampuannya untuk mampu memberikan bantuan pada
murid yang mengalami kesulitan atau masalah dalam belajar.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar dan kesulitan belajar?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab kesulitan belajar?
3. Bagaimana usaha mengatasi kesulitan belajar?
4. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar?
5. Bagaimana peran guru dalam proses belajar?
6. Bagaimana kerangka kerja diagnosa, pemecahan kesulitan belajar dan contoh
anak yang mengalami kesulitan belajar?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang kesulitan belajar pada diri seseorang
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
3. Memahami usaha mengatasi kesulitan belajar
4. Mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar
5. Memahami peran guru dalam proses belajar
6. Memahami kerangka kerja diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Penambah pengetahuan dan wawasan tentang kesulitan belajar pada diri
seseorang.
2. Bahan masukan bagi pembaca tentang bagaimana kerangka kerja diagnosa dan
pemecahan kesulitan belajar.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
6/32
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Witherington dalam buku Education Pshicology mengemukakan
bahwa: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau usaha pengertian.
Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara stimulus dan respon
dalam menghadapi masalah yang dipecahkan. Masalah merupakan stimulus bagi
individu untuk bereaksi (merespon). Ketika respon itu berhasil maka terbentuklah
hubungan stimulus dan respon dan terjadilah peristiwa belajar. Belajar adalah suatu
proses aktif fisik dan mental seperti menggerakkan badan, berfikir, mengingat dan
sebagainya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang
dilakukan oleh seseorang (anak didik) yang bersifat fisik dan psikis perobahan yang
lebih baik pada pengetahuan, kepribadian dan keterampilan-keterampilan. Adapun
yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana anak didikk
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh perbedaan
individual (intelegensi / non intelegensi). Sedangkan pengertian lain menjelaskan
bahwa siswa dapat dipandang mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan
tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu, yaitu berdasarkan
ukuran keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam Teknologi Informasi dan
Komunikasi, ataupun tingkat kapasitas kemampuan dalam tingkat
perkembangannya.
Secara umum gejala-gejala kesulitan belajar yang dapat diamati yaitu :
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
7/32
7
1. Menunjukkan prestasi yang rendah / di bawah rata-rata dari yang dicapaioleh
kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Anak
berusaha keras tetapi hasil belajar selalu rendah.
3. Lambat dalam melaksanakan tugas-tugas belajar.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan misalnya pemarah, pemurung,
mudah tersinggung dan sebagainya.
2.2 Faktor – Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan yang dialami siswa bukanlah suatu kelemahan / perilaku yang
berdiri sendiri, tetapi berkaitan erat dengan peristiwa sebelumnya. Dengan kata lain
bahwa perilaku siswa dengan segala aksesnya tidak terlepas dari latar belakang yang
menyebabkan. Secara garis besar faktor penyebab kesulitan belajar dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor Internal (Faktor Indogen)
Yaitu faktor kesulitan belajar yang bersumber / berpangkal dari diri pelajar/peserta
didik. Faktor ini meliputi fisik dan psikis. Faktor ini sangat mempengaruhi studi
siswa tetapi seringkali tidak disadari siswa (yang bersangkutan) kalaupun disadari,
kebanyakan siswa menganggap remeh dan tidak berusaha menghilangkan /
mengatasinya.
a. Faktor Biologis
Kesehatan adalah faktor penting didalam belajar. Kesehatan yang sering terganggu,
sakit-sakitan, pusing-pusing dan sebagainya akan mengurangi konsentrasi dan akan
mengganggu perhatian dalam belajar. Begitu juga dengan cacat badan yang dialami
siswa, misalnya gangguan bicara, tuli, setengah buta dan sebagainya.
b. Faktor Psikis
1) Intelegensi
Intelegensi adalah faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
siswa. Intelegensi siswa yang berada di bawah rata-rata, maka anak-anak tersebut
akan sukar mencapai hasil belajar yang baik. Kendati sudah belajar sebaik-baiknya.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
8/32
8
Untuk itu perlu ditempatkan pada sekolah khusus yang memberikan keterampilan
dan pendidikan praktis.
Menurut Muhibbin Syah, kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang
memiliki intelegensi dibawah rata-rata. Tetapi bisa juga dialami oleh siswa yang
berada diatas rata-rata karena tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk
berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Karena penyelenggaraan pendidikan
sekolah di Indonesia pada umumnya ditujukan kepada siswa yang berkemampuan
rata-rata.
2) Perhatian
Apabila bahan pelajaran tidak menarik perhatian siswa, maka datanglah rasa bosan,
jenuh, mengantuk dan malas belajar. Sehingga prestasinya menurun. Untuk itu
pendidik harus berusaha menyajikan bahan dengan strategi pembelajaran yang
efektif.
3) Minat
Minat sangat erat hubungannya dengan perhatian. Apabila siswa mempunyai
perhatian yang besar dalam belajar, maka timbullah minat untuk belajar dengan baik
dan sungguh-sungguh. Tidak berminat bisa disebabkan tidak ada bakat, tidak sesuai
kebutuhan dan sebagainya.
4) Bakat
Bakat adalah potensi / kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir dan setiap individu
mempunyai bakat yang berbeda. Seseorang akan mudah belajar apabila sesuai
dengan bakatnya. Dan yang tidak berbakat akan cepat merasa bosan, mudah putus
asa, dan tidak senang.
5) Motivasi
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang motivasinya besar akan giat
berusaha dan sebaliknya yang motivasinya lemah akan kurang perhatian dan sering
meninggalkan pelajaran sehingga mengalami kesulitan belajar.
6) Tidak Mempunyai Tujuan Yang Jelas
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
9/32
9
Tujuan yang samar-samar dan tidak realistis akan dapat menjadi penghalang atas
kemajuan studi seseorang. Tujuan sekolah adalah untuk menambah pergaulan,
mendapat hadiah dan sebagainya akan mengalami kesulitan dalam belajar.
7) Kebiasaan Belajar
Tiap orang mempunyai kebiasaan belajar sendiri-sendiri. Adanya belajar malam hari,
kebiasaan belajar siang hari dan sebagainya. Kebiasaan belajar yang baik, disiplin
dan terencana akan memudahkan dalam belajar. Selain dari hal diatas, khususnya
untuk perkuliahan (mahasiswa) Oemar Hamalik menambahkan faktor penyebab
yang lain yaitu kecakapan mengikuti perkuliahan dan kurangnya penguasaan bahasa.
8) Emosional
Faktor ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental seseorang, karena
dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelektual tetapi juga melibatkan segi
emosional.
2. Faktor Eksternal (Exogen)
Yaitu faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik yang bersifat sosial dan non
sosial. Faktor ini pada umumnya berasal dari pihak keluarga, sekolah dan lingkungan
sosial masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama dalam belajar, tetapi bisa
juga merupakan faktor penyebab utama kesulitan belajar. Orang tua yang tidak
memberikan perhatian dan bimbingan kepada anaknya di rumah, akan menyebabkan
anak kurang latihan.
Cara mendidik anak jangan terlalu keras atau terlalu memanjakan, karena akan
menyebabkan prestasi anak menurun, bahkan karena sikap orang tua yang salah,
anak bisa membenci belajar. Begitu juga dengan hubungan orang tua dan anak yang
harmonis, kasih sayang dan perhatian dari saudarap-saudara akan menimbulkan
mental dan semangat yang kuat dalam belajar.
Ekonomi keluarga juga menentukan keberhasilan belajar seseorang. Ekonomi yang
lemah menyebabkan anak serba kekurangan dalam fasilitas belajar, sedangkan
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
10/32
10
ekonomi yang berlebihan (kaya) akan menyebabkan anak suka berhura-hura dan
menyalah gunakan ke arah yang menjerumuskan. Untuk itu dalam urusan keuangan
ini perlunya perhatian yang wajar dalam pengelolaan yang tepat untuk pendidikan
anak.
b. Faktor Sekolah
1) Guru
Guru sebagai pribadi kunci dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik
apabila guru tidak berkualitas (dalam pemahaman materi dan memilih metoda),
hubungan guru dan murid yang tidak harmonis, guru yang menuntut standar belajar
di atas kemampuan anak, dan guru yang tidak memiliki kecakapan dalam
mendiagnosa kesulitan belajar peserta didik.
2) Faktor Alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian yang tidak baik. Dalam hal
ini termasuk perpustakaan dan pelajaran-pelajaran yang sifatnya praktis.
3) Kondisi dan Situasi Sekolah
Kondisi gedung sekolah yang tidak sehat dan suasana lingkungan yang tidak
kondusif juga menimbulkan kesulitan belajar. Misalnya sekolah yang berada dekat
pasar ataupun di jalan raya.
4) Kurikulum
Masalah kurikulum dapat pula menimbulkan kesulitan belajar karena Volume bahan
yang terlalu besar dibandingkan dengan waktu yang disediakan. Kurikulum yang
tidak sesuai dengan tema.
c. Lingkungan Sosial dan Media Masa
Faktor masa media meliputi elektronik dan media cetak. Ini memberikan pengaruh
yang negatif apabila anak terlalu banyak menghabiskan waktu hingga lupa akan
tugasnya dalam belajar. Sedangkan lingkungan sosial, akan memberikan pengaruh
terhadap pergaulan, apakah dari tetangga, teman-teman bergaul dalam lingkungan
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
11/32
11
masyarakat. Serta kegiatan ekstra atau berorganisasi yang banyak menyita waktu,
juga menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Selain dari faktor umum (interen dan eksteren) yang telah dikemukakan diatas, ada
faktor-faktor khusus yang juga menimbulkan kesulitan belajar karena mengalami
sindrome psikologi berupa learning disability (ketidakmampuan belajar) yang
disebabkan oleh gangguan ringan pada otak. Gangguan itu dapat berupa disleksia,
disgrafia dan diskalkulia.
2.3 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi kesulitan belajar tidak dapat dipisahkan daro faktor-faktor kesulitan
belajar sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu mencari sumber
penyebab utama dan sumber penyebab peserta lainnya menjadi mutlak dalam rangka
mengatasi kesulitan belajar.
Adapun langkah-langkah dalam mengatasi kesulitan belajar yaitu :
1. Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data-data tentang penyebab kesulitan belajar, diperlukanbanyak informasi, dapat diperoleh dari observasi, kunjungan rumah, daftar
pribadi, meneliti tugas, menghubungi orang tua dan sebagainya.
2. Pengolahan Data
Data-data yang telah dikumpulkan belum bisa dikatakan informasi yang cukup
apabila tidak diolah secara cermat. Dalam mengolah data langlah-langkah yang
dapat dilakukan yaitu :
- Mengidentifikasi kasus.
- Membandingkan antara kasus.
- Membandingkan dengan hasil tes.
- Menarik kesimpulan.
3. Diagnosa
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
12/32
12
Yaitu keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolah data. Diagnosis ini
dapat berupa keputusan tentang :
- Jenis kesulitan.
- Faktor-faktor penyebab (penyebab utama dan penyerta)
Diagnosa kesulitan belajar ini dapat dilakukan dengan bantuan dokter, psikiater,
orang tua atau guru.
4. Mengadakan Prognosa
Artinya ramalan-ramalan. Langkah ini ditempuh dengan mengintegrasikan dan
menginterprestasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga, sehingga
memperoleh kesimpulan tentang jenis dan sifat dan dapat diramalkan bantuan
apa yang harus diberikan. Prognosis ini ditetapkan untuk membentuk perlakuan
(“treatmen”) sebagai follow up dari diagnosis misalnya :
- Bentuk treatment yang akan diberikan.
- Bahan/materi yang diperlukan.
- Metode-metode yang digunakan.
- Alat bantu belajar mengingat yang dibutuhkan.
- Waktu.
5. Treatmen (Perlakuan)
Yiatu pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan sesuai dengan
program yang telah disusun pada tahap prognosis. Lebih konkritnya tindakan ini
bisa melakukan tindakan, remedial dan membuat reforal :
“Kalau jenis dan sifat permasalahan serta sumber permasalahannya masih
bertalian dengan sistem belajar mengajar dan masih berada dalam kesanggupan
dan kemampuan (dalam arti teknis dan otoritas) para guru, seyogyanya bantuan
bimbingan itu dilakukan oleh guru sendiri. Namun kalau permasalahannya
sudah menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan luas
maka selayaknya tugas guru hanya membuat rekomendasi (reforal) kepada para
petugas yang kompeten”.
6. Evaluasi dan Follow Up
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
13/32
13
Tahap ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dilakukan,
kalau belum berhasil maka perlu dilakukan kembali sampai berhasil.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan menurut Priyatno (1994 : 94-99) sebagai
berikut :
a. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar
dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil
belajar siswa. Bentuk kesalahan yang paling pokok berupa salah pengertian,
salah pemahaman, sakit menafsirkan dan tidak menguasai konsep-konsep dasar.
Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa mempunyai
kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
b. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa
yang cepat dalam belajar mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar,
untuk itu mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk
menambah atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah
dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
c. Peningkatan Motivasi Belajar
Disekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif untuk belajar, tetapi
sebagian lain mungkin belum. Di sisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula
motifnya amat kuat tetapi menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang
bersemangat, jera, malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan indikator kurang
kuatnya motif (motivasi) dalam belajar.
Guru bidang studi guru pembimbing dan staf sekolah lainnya berkewajiban
membantu siswa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Prosedur-prosedur
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya menurut
Prayitno (1994) adalah :
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
14/32
14
1. Menjelaskan tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat
belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang hendak
dicapai.
2. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa.
3. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang merangsang dan
menyenangkan.
4. Memberikan hadiah (penguatan dan hukuman bila perlu).
5. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan
murid, serta antara murid dengan murid.
6. Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu (seperti suasana
yang menakutkan, mengecewakan dan membingungkan).
7. Melengkapi sumber dan peralatan mengajar.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar Yang Baik.
Setiap siswa diharapkan mengharapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
Tetapi masih ada siswa yang bersikap dan berkebiasaan belajar yang tidak
diharapkan. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dikhawatirkan mereka tidak akan mencapai hasil belajar yang baik. Prestasi
belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau kerja keras.
e. Layanan Konseling Individual
Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap
muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan tatap muka ini klien dapat
menyampaikan masalah-masalah yang dirasakan pada konselor dan masalah itu
bisa dicermati dan diupayakan pengentasannya melalui pembahasan dengan
konselor.
2.4 Jenis-Jenis Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis. Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya :
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
15/32
15
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada
dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya
lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa
dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan
mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-
gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan
siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak
menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan
psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang
tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak
pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai dengan
baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat
potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya
tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan
menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140),
namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam prosesbelajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala
dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil
belajar di bawah potensi intelektualnya.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
16/32
16
2.5 Peranan Guru Dalam Proses Belajar
Peranan guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan
individu. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai usaha pembaharuan selalu
bermuara kepada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan posisi guru dalam
dunia pendidikan. Adapun peranan guru adalah :
1. Guru sebagai perancang pengajaran (designer of instruction)
Peran ini menghendaki guru senantiasa mampu dan siap untuk merancang kegiatan
belajar yang berhasil guna dan berdaya guna. Rancangan pengajaran tersebut
meliputi :
a. Memilih dan menemukan bahan.
b. Merumuskan tujuan penyajian bahan pengajaran.
c. Memilih metode penyajian yang tepat.
d. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.
2. Guru sebagai pengelola pengajaran (manager of instruction)
Fungsi ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola (menyelenggarakan dan
mengendalikan) seluruh tahapan proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana.
Namun situasi yang dihadapi guru mempunyai pengaruh besar terhadap proses
tersebut. Untuk itu guru harus peka terhadap situasi dan penyesuaian tingkah laku
dalam belajar.
3. Guru sebagai penilai hasil belajar (evaluator of student learning)
Yaitu sebagai penilai hasil pembelajaran siswa. Guru harus mengikuti perkembangan
kemajuan prestasi belajar/kinerja akademik siswa. Dalam istilah lain ini dikenal juga
dengan memberikan balikan yang mempunyai fungsi untuk membantu siswa
memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas.
4. Guru sebagai pembimbing
Guru harus memiliki kemampuan untuk memahami berkomunikasi, menolong dan
mendorong anak didik. Guru harus berusaha menciptakan komunikasi dengan murid
dan mencarikan solusinya dalam menghadapi masasalah kesulitan belajar siswa.
Dengan demikian gurulah yang menciptakan suasana belajar dalam kelas. Guru
sangat bertanggung jawab terhadap perkembangan aspek intelektual dan
pertumbuhan totalitas kepribadian murid sebagai manusia.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
17/32
17
Kerangka Kerja Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar
Salah satu diantara tugas yang paling sulit bagi seorang guru dan guru
bimbingan konseling adalah tugas untuk mengadakan diagnosa dan membantu
memecahkan kesulitan-kesulitan (treatment) belajar yang dihadapi para siswa.
Banyak hal yang menyebabkan kesulitan tugas ini:
1. Karena penyebab kesulitan belajar yang dihadapi para siswa itu sangat beraneka
ragam.
2. Karena penyebab kesulitan belajar itu sangat kompleks, sehingga penyebab
tersebut tidak dapat dipahami secara sempurna, meskipun oleh seorang ahli yang
berpengalaman sekalipun.
3. Karena suatu usaha pemecahan kesulitan belajar, mungkin dapat dilakukan
dengan baik dan berhasil untuk membantu seorang siswa, akan tetapi belum
tentu dapat dilakukan dengan berhasil pula apabila usaha yang sama itu
diterapkan untuk membantu seorang siswa yang lain. Dengan demikian kita
tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah suatu cara pemecahan kesulitan itu
dapat dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan setiap siswa.
Saya menyadari bahwa banyak guru dan guru bimbingan konseling, bahkanmungkin sebagian terbesar dari mereka belum efisien dalam mempergunakan
pendekatan untuk melakukan tugas diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar ini.
Akibatnya ialah bahwa banyak kesulitan belajar yang dihadapi para siswa itu tetap
tidak terpecahkan. Atau paling untung, kesulitan-kesulitan itu dapat dipecahkan,
tetapi memakan waktu yang sangat lama dan disertai kesalahan-keselahan yang
menjengkelkan disana-sini.
Dan paling celaka ialah, apabila suatu cara pemecahan yang salah
dipergunakan untuk menolong siswa dalam pemecahan kesulitan belajarnya,
sehingga dia menderita kesulitan yang lebih besar dari yang telah dideritanya
semula.
Sebuah Contoh Pemecahan Tidak Efisien
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
18/32
18
Telah dikemukakan bahwa guru dan guru bimbingan konseling dapat
melakukan kesalahan dalam diagnosa kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Tetapi
belum dijelaskan secara khusus tentang jenis-jenis kesalahan tersebut. Untuk
menjelaskan hal ini ada beberapa daftar tipe pemecahan kesulitan yang kurang
efisien yang sering dilakukan oleh guru dan guru bimbingan konseling, dan
diberikan contoh pula untuk setiap tipe tersebut. Akan tetapi pencantuman daftar
semacam itu pada awal pembicaraan sekarang ini mungkin akan membosankan dan
mengacaukan saja. Oleh karena itu dalam pembahasan selanjutnya hanya akan
dikemukakan sebuah contoh ilustrasi umum mengenai apa yang dimaksudkan
dengan teknik diagnosa yang kurang efisien. Kemudian, penjelasannya secara
khusus dan mendalam akan ditangguhkan sampai pelajaran selanjutnya, dan juga
akan dijelaskan cara-cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu
itu.
Akan tetapi, sebelum diberikan contoh yang dimaksud terlebih akan
dijelaskan susunan seluruh pelajar yang akan dijelaskan, dengan maksud agar
terbuka untuk turut serta secara aktif dalam mempelajari hal-hal yang akan disajikan
nanti. Dalam hal ini, ditulis juga pelajaran-pelajarn dalam bentuk yang memberikan
kesempatan secara berkala untuk membuat keputusan tentang beberapa pertanyaanatau masalah yang diajukan. Diharapkan bahwa kesempatan tersebut dapat
menimbulkan minat dan pelajaran itu sendiri akan lebih berguna. Sebagai tambahan
terhadap pengajuan pertanyaan dan masalah tersebut, akan diberikan juga jawaban
atau pemecahan masalah tersebut, yang dianggap sebagai pemecahan atau jawaban
yang baik untuk pertanyaan atau masalah tersebut.
Lain dari pada itu akan diterangkan juga, mengapa pemecahan tersebut lebih
baik dibandingkan dengan pemecahan-pemecahan lain yang dapat dipilih. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa pelajaran-pelajaran yang disajikan ini akan
memberikan banyak kesempatan untuk:
1. Mencobakan keputusan-keputusan sendiri tentang diagnosa dan pemecahan
masalah kesulitan belajar
2. Menilai sampai dimana mutu penguasaan tentang pelajaran yang disajikan itu.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
19/32
19
Sekarang marilah kembali kepada contoh pendekatan yang tidak efisien dalam
tugas diagnosa kesulitan belajar itu misalnya seorang guru kelas 6 meminta kepada
seorang guru bimbingan konseling di sekolah, untuk menentukan dan menjelaskan
mengapa 2 orang murid di kelasnya (Ahmad dan Karna) tidak dapat membaca lebih
baik dari rata-rata murid kelas 3. Dengan hanya keterangan yang diberikan oleh guru
kelas tadi, saya sebagai guru bimbingan konseling langsung memulai diagnosa.
Perumusan keputusan I :
Ada 4 macam kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan
konseling, yaitu:
1. Kedua murid itu diberi test dengan “Raven Matrices Test” untuk meperoleh
keterangan apakah mereka memiliki inteligensi yang rendah.
2. Meneliti hasil belajar kedua murid tersebut dalam bidang pengajaran lain di
samping pelajaran membaca untuk mempelajari sampai dimana keberhasilan
mereka dalam bidang pengajaran tersebut.
3. Memberikan saran kepada guru tadi untuk menyajikan buku yang lebih mudah
dibaca oleh kedua murid tersebut ialah buku-buku yang dipergunakan di kelas 3
daripada menyuruh mereka untuk terus mencoba membaca buku untuk kelas 6.
4. Membuat daftar yang praktis tentang kata-kata yang biasa dipergunakan dalam
buku pelajaran membaca di kelas 4 dan kelas 5, dan meminta orang tua kedua
murid tersebut menyuruh anaknya untuk menghafalkan kata-kata dalam daftar
tersebut di rumah, sehingga mereka dapat membacanya dengan mudah di
sekolah.
Dengan menelaah kasus Ahmad dan Karna ini dengan mempergunakan
kemungkinan, misalkan tindakan yang kedua, pertama-tama menelaah hasil yang
diperoleh kedua murid itu dalam bidang-bidang pengajaran lain di samping pelajaran
membaca, untuk mengetahui keberhasilan mereka dalam masing-masing bidang
pengajaran itu. Mengapa saya memilih kemungkinan yang kedua, dan tidak memilih
yang lain?. Hal ini dapat di jelaskan, bahwa dengan mengadakan penelaahan kepada
bidang-bidang pengajaran yang lain itu, akan memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang kedua murid tersebut dengan mengetahui keberhasilan mereka dalam
berbagai bidang pengajaran itu.
Misalnya:
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
20/32
20
1. Memperhatikan nilai kedua murid tersebut dalam test yang mereka tempuh
dalam pelajaran Matematika, IPA, IPS, dan Pendidikan Kesehatan.
2. Berbicara dengan guru mereka untuk memperoleh kesan guru tersebut
tentang sejauh manakah kemampuan mereka dalam diskusi kelas mengenai
IPA, IPS, dan Matematika, demikian juga tentang kemampuan mereka
untuk berbicara dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Daerah.
3. Menanyakan pula kepada guru tersebut sejauh manakah Ahmad dan Karna
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam pelajaran kesenian, musik, dan
olahraga.
4. Bagaimana mereka itu bergaul dengan teman-teman sekelasnya serta
kebiasaan mereka dalam belajar pada umumnya.
Dengan demikian saya mempergunakan nilai-nilai test hasil belajar yang telah
ditempuh kedua murid tersebut, sampai dari hasil pekerjaannya seperti karangan,
hasil seni, dan wawancara dengan gurunya untuk meneliti dan menilai kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan kedua orang murid itu dalam bidang-bidang
pengajaran disamping pelajaran membaca.
Saya menanamkan proses penelaahan semacam ini sebagai penilaian status.
Saya menilai status kedua murid itu, tidak hanya dalam pelajaran membaca, akan
tetapi dalam stiap bidang pengajaran yang lainnya. Hal ini memberikan gambaran
menyeluruh tentang kesulitan mereka dalam belajar. Misalkan bahwa saya telah
melakukan proses penelaahan tersebut dan mencatat hasil penelaahan tersebut dalam
daftar dibawah ini. Dalam lajur sebelah kiri dari daftar tersebut dicantumkan:
1. Tujuan Umum, dari mata-mata pelajaran yang diberikan. Tujuan itu merupakan
hal-hal yang diharapkan dapat dipelajari Ahmad dan Karna sebagai murid kelas
6.
2. Dalam lajur kedua dicantumkan metode-metode penilaian, yang dipergunakan
untuk mengumpulkan keterangan tentang keberhasilan kedua murid tersebut
setiap pelajaran.
3. Kemudian dalam lajur ketiga dan keempat, mencatat hasil penilaian tentang
keadaan kedua murid tersebut, ialah pertanyaan apakah kedua murid itu:
a) Berhasil lebih baik daripada apa yang diharapkan
b) Tepat mecapai dengan memadai tujuan yang diharapkan, atau
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
21/32
21
c) Gagal mencapai tujuan-tujuan itu dengan kata lain menempati
kedudukan dibawah hasil yang seharusnya mereka capai
NO
1
TUJUAN
BELAJAR
2
METODE
PENILAIAN
3
STATUS
AHMAD
4
STATUS
KARNA
1 Membaca bahan
bacaan Bahasa
Indonesia sebaik
kebanyakan dari
murid-murid lain
di kelas 6.
Mendengarkan
murid membaca
dan menjawab
pertanyaan
tentang isi
bacaan.
Baik untuk
tingkat di bawah
taraf yang
diharapkan (kira-
kira kelas 3).
Baik untuk
tingkat di bawah
rata-rata yang
diharapkan
(kira-kira kelas
3).
2 Menulis karangan
Bahasa Indonesia
sebaik kebanyakan
dari murid-murid
kelas 6.
Menganalisa
karangan tertulis.
Dibawah taraf
yang diharapkan
dalam menyusun
gagasan dalam
tata bahasa,
dalam ejaan,
dalam tanda
baca. Pada taraf
yang diharapkan
dalam tulisan
tangan.
Pada taraf yang
diharapkan
dalam
menyusun
gagasan, dalam
tata bahasa,
dalam tanda
baca, sedikit
dibawah taraf
yang diharapkan
dalam ejaan.
Jauh dibawah
taraf yang
diharapkan
dalam tulisan
tangan.
3 Berbicara dalam Wawancara Dibawah taraf Diatas taraf
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
22/32
22
Bahasa Indonesia
selancar
kebanyakan murid
kelas 6.
dengan guru
tentang
kemampuan
murid bercakap
dalam diskusi
kelas, dalam
percakapan
resmi di depan
kelas, dan dalam
percakapan
biasa.
yang diharapkan
dalam menyusun
gagasan, dalam
tata bahasa,
dalam ucapan.
Tidak memiliki
gagasan yang
jelas tetang apa
yang ingin
dinyatakan.
yang diharapkan
dalam
menyusun
gagasan. Pada
taraf yang
diharapkan
dalam tata
bahasa, ucapan.
Mudah
berbicara dan
mendetail dalam
membicarakan
berbagai pokok.
4 Berhasil sebaik
kebanyakan murid
kelas 6 dalam :
a) Memecahkan
soal
matematika
b) Penghitungan
matematika
Memeriksa
pekerjaan rumah
dan pekerjaan
ulangan dalam
matematika.
Jauh dibawah
yag diharapkan
dalam
pemecahan soal.
Sedikit dibawah
yang diharapkan
dalam
penghitungan.
Dibawah yang
diharapkan
apabila soal
dipecahkan
menyangkut
kemampuan
membaca. Pada
taraf yang
diharapkan
dalam
pemecahan
masalah apabila
masalahnya
disampaikan
secara lisan.
Sedikit dibawah
yang
daharapkan
dalam
penghitungan.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
23/32
23
5 Menjelaskan faktor
dan pengertian
dalam IPA sebaik
kebanyakan murid
kelas 6.
Memeriksa hasil
penyelesaian
tugas tertulis dan
test hasil belajar.
Wawancara
dengan guru
tentang
partisipasi murid
dalam diskusi
tentang IPA dan
dalam proyek
Kegiatan IPA.
Agak dibawah
taraf yang
diharapkan
dalam mengingat
fakta-fakta. Jauh
dibawah taraf
yang diharapkan
dalam
menjelaskan
pengertian dan
dalam
menerapkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada taraf yang
diharapkan
dalam
pengetahuan
tentang fakta
dan penggunaan
pengertian.
6 Menjelaskan fakta
dan pengertian
dalam IPS,
menerapkannya
untuk menafsirkan
situasi kehidupan
sebaik kebanyakan
murid kelas 6.
Jenis penilaian
yang sama
dengan penilaian
untuk IPA.
Kira-kira sama
dengan statusnya
untuk IPA sedikit
dibawah taraf
yang diharapkan
dalam fakta, jauh
dibawah yang
diharapkan
dalam
pemahaman
pengertian.
Pada taraf yang
diharapkan
dalam masalah
fakta dan
pengertian yang
didiskusikan di
kelas. Dibawah
taraf yang
diharapkan
dalam fakta dan
pengertian
apabila
menyangkut
kemampuan
membaca.
7 Mengikuti praktik
untuk
melaksanakan
hidup sehat sebaik
Memeperhatikan
hasil test hasil
belajar.
Wawancara
Pada taraf yang
diharapkan
dalam kegiatan
memelihara
Pada taraf yang
diharapkan
dalam
pengetahuan
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
24/32
24
kebanyakan murid
kelas 6.
dengan guru
untuk
mengetahui
pendapatannya
tentang kegiatan
memelihara
hidup sehat.
hidup sehat. tentang hidup
sehat. Dibawah
taraf yang
diharapkan
dalam
penerapan hidup
sehat dalam
kehidupan
sehari-hari
(ceroboh dalam
makan,
kebersihan, dan
kesehatan)
8 Memperlihatkan
tingkah laku sosial
yang kontriktif
dalam kelas,
kerjasama dengan
orang lain secara
baik.
Wawancara
dengan guru.
Pada umumnya
terdapat pada
taraf yang
diharapkan.
Mengerjakan hal
yang
diperintahkan
oleh guru
bersahabat
dengan teman
sekelas.
Agak dibawah
taraf yang
diharapkan.
Kadang-kadang
menganggu
teman. Tidak
selalu adil
dalam
melakukan
tugas kelompok.
9 Menyelesaikan
proyek-proyek
kegiatan seni dan
pekerjaan tangan
ketrampilan
kebanyakan murid
kelas 6.
Wawancara
dengan guru.
Memperhatikan
hasil kerja murid
dalam seni.
Pada taraf yang
diharapkan.
Pada taraf yang
diharapkan. Dia
sangat trampil
dan kratif, tetapi
tidak selalu
menyelesaikan
proyeknya.
10 Bernyanyi sebaik
kebanyakan murid
Wawancara
dengan guru.
Diatas taraf yang
diharapkan.
Pada taraf yang
diharapkan.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
25/32
25
kelas 6.
11 Bermain olahraga
sebaik kebanyakan
murid kelas 6.
Wawancara
dengan guru.
Mengamati
kegiatan
olahraga.
Pada taraf yang
diharapkan.
Dibawah taraf
yang
diharapkan.
Bermain agak
jelek dan tidak
selalu mengikuti
aturan.
Rangkuman yang dikemukakan terdahulu itu merupakan hal yang saya
dibayangkan pada waktu saya mencantumkan kemungkinan kedua pada
“perumusan keputusan”. Sekarang saya telah mengumpulkan keterangan tentang
keberhasilan setiap murid tersebut dalam bidang pengajaran lain sebagai pelengkap
yang diberikan oleh guru kelas tentang ketidakmampuan mereka dalam membaca.
Ada 2 alasan dasar yang menyebabkan saya mengumpulkan data mengenai status
murid dalam mata pelajaran yang lain itu adalah :
1. Dengan memperhatikan gambaran menyeluruh tentang kekuatan dan kelemahan
murid-murid itu, dapat lebih mudah untuk mengambil langkah lebih lanjut, ialah
memperkirakan sebab-sebab dari kesulitan mereka dlam membaca.
2. Dengan memperhatikan pola kekuatan dan kelemahan mereka, akan
memudahkan untuk memilih metoda pemecahan kesulitannya.
Pertama-tama perhatikan sampai dimana pola kekuatan dan kelemahan itu dapat
membantu dalam memperkirakan sebab-sebab yang mendasari kesulitan membaca
kedua murid tersebut.
Saya melihat bahwa kedua murid tersebut memiliki tingkat kesulitan yang sama
dalam membaca, dan mereka menghadapi masalah yang berbeda dalam hal lain.
Misalnya, karena memperoleh hasil yangbaik sekali dalam beberapa kegiatan kelas
yang menuntut kemampuan intelektuil dan akademis yang tinggi menyusun bahan
pembicaraan dalam susunan logis, memecahkan masalah matematik yang diberikan
secara lisan, mempergunakan konsep-konsep IPA dan IPS.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
26/32
26
Sebaliknya Ahmad memiliki kekurangan-kekurangan dalam bidang-bidang ini.
Lebih khusus lagi, dia lebih baik menghafalkan fakta dan mengerjakan perhitungan
matematis dibandingkan dengan kemampuannya dalam menangani masalah yang
berhubungn dengan penggunaan “Proses mental yang lebih tinggi” seperti
menerapkan konsep dan kaidah-kaidah dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
HIPOTESE :
Kemudian, gagasan apa yang timbul mengenai sebab-sebab yang mendasari
kesulitan kedua murid tersebut dalam membaca, setelah saya memperhatikan pola
kekuatan dan kelemahan mereka?
1. Diduga bahwa Karna mungkin tidak menderita kelemahan dalam
kemampuan intelektuil umum. Dapat ditarik kesimpulan semacam itu,
bahkan tanpa mempergunakan suatu test kecerdasan umum. Dalam kasus
Karna ini lebih baik mempergunakan waktu untuk memeriksa
kemungkinan penyebab lain yang lebih tepat yang mendasari kesulitan
Karna dalam membaca. Pola status dalam hal ini memperlihatkan sebab-
sebab lain yang lebih tepat.
Pertama, mungkin sekali dia menderita kesulitan dalam hal pengamatan
visual. Hal ini berarti bahwa padanya tidak terdapat gangguan atau
kelemahan mental, tetapi terdapat kesalahan khusus dalam hal siklus
sistim/saraf visual, sehingga dia memiliki kesulitan dalam menafsirkan
bahan bacaan. Tetapi dia dapat menafsirkan dengan baik sekali dalam
diskusi kelas, dalam menyusun bahan percakapan, dan bahkan dalam
menyusun bahan karangannya secara tertulis. Anak-anak yang menderita
kesulitan dalam pengamatan visual semacam ini seringkali
memperlihatkan kesalahan-kesalahan dalam kegiatan jasmani. Mereka
tidak memunyai koordinasi yang baik. Mereka seringkali tersandung dan
menimpa benda-benda disekitarnya, mungkin tidak dapat menangkap atau
melempar bola dengan baik, dan mungkin tidak sanggup melompat atau
berlari secepat teman sekelasnya. Diketahui bahwa Karna banyak
melakukan kesalahan semacam itu dalam olahraga, sehingga mempunyai
alasan kuat untuk menduga bahwa suatu gangguan khusus dalam
pengamatan visual mungkin mendasari kesulitannya dalam membaca.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
27/32
27
Demikianlah, hal tersebut merupakan suatu alasan, mengapa harus
melakukan penelaahan yang menyeluruh tentang status murid tersebut. (dalam
pelajaran lebih lanjut, kelak akan menguraikan lebih mendalam tentang bidang
kesulitan dalam hal hubungan antara pengamatan dan gerakan tesebut)
2. Sebab kedua yang mungkin tepat, ialah bahwa Karna tidak dapat melihat
dengan teliti. Dengan perkataan lain, dia mungkin berpengelihatan jauh
sehingga bahan bacaan yang terdapat dalam buku bacaannya tampak
samar-samar dan kabur, sedangkan tulisan kapur di papan tulis di depan
kelas dapat dilihatnya dengan jelas. Kemungkinan penyebab ini
merupakan gangguan pengelihatan, atau gangguan dalam mata, dan tidak
sama dengan kesulitan yang dijelaskan terdahulu ialah dalam hal
gangguan pengamatan visual.
Dalam hal gangguan pengamatan visual, seorang anak mungkin memiliki
mata yang dapat melihat dengan teliti, tetapi kesulitan itu timbul dalam
otak dimana bahan yang dilihatnya itu diterima dan ditafsirkan. Jadi
kesulitan pengamatan visual yang sederhana dalam hal mekanisme mata
terletak dalam struktur mata itu sendiri yang yang menerima bayangan
visual dari dunia luar. Jadi Karna mungkin menderita salah satu jenis
gangguan tersebut, atau kedua-duanya:
a) Gangguan dalam struktur mata (yang dapat disembuhkan dengan
kacamata atau gangguan dalam menafsirkan (mengamati)
bayangan visual (yang tidak mudah dapat disembukan, tetapi
suatu teknik mengajar khusus dapat membantu anak itu dalam
belajar secara memadai dengan cara lain).
b) Tetapi kedua-duanya gangguan dalam pengamatan dan dalam
mata bukanlah dua hal yang mungkin menyebabkan kesulitan
Karna dalam membaca.
c) Kemungkinan lain ialah bahwa dia tidak mendpat pelajaran yang
efisien di kelas-kelas sebelumnya.
d) Atau mungkin dia mempunyai sikap yang negatif terhadap
pelajaran membaca, karena frustasi yang dihadapinya pada waktu
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
28/32
28
dia mulai belajar membaca di kelas pemulaan, sehingga sekarang
dia menerima dirinya sebagai seorang “tidak sanggup membaca”.
Dan banyak sebab-sebab lain yang turut mendasari kesulitannya itu. Untuk
dapat menemukan kemungkinan mana yang merupakan sebab yang sesungguhnya
dari kesulitan yang diderita murid itu dalam membaca, kita perlu menelaah setiap
kemungkinan itu. Dibagian lain akan dijelaskan tentangt bagaimana kita dapat
menyelesaikan tugas penemuan ini secara efisien. Kembali kepada masalah
perkiraan sebab daripada gangguan yang diderita Ahmad dalam membaca.
Apabila saya perhatikan pola keberhasilan Ahmad dalam berbagai mata
pelajaran, saya lihat, bahwa dia bukan saja kurang dalam membaca, tetapi juga dia
mempunyai kedudukan dibawah rata-rata dalam sejumlah bidang pelajaran lainnya.
Tidak seperti Karna, Ahmad ini tidak dapat menyususn gagasannya dengan baik
untuk membuat percakapan, atau untuk menulis suatu karangan. Dia mempunyai
kesanggupan yang lebih baik dalam hal mengingat fakta-fakta dalam mngerjakan
hitungan yang dianggap sebagai “proses mental rendah” bahwa dia tidak memahami
dan tidak mampu menerapkan konsep dan kaidah-kaidah yang dianggap sebagai
kegiatan yang memerlukan kemampuan intelektuil yang lebih tinggi. Tidak pula
terbukti bahwa ia malas atau tidak bekerja keras. Justru, kadang-kadang tampak
bahwa Ahmad lebih rajin mengerjakan pekerjaan sekolah dari pada Karna, tetapi
ahmad tetap tidak berhasil, baik dalam pelajaran membaca ataupun dalam tugas-
tugas akademis yang menuntut kekuatan intelektuil.
Jadi, dalam memperkirakan sebab yang paling mungkin mendasari
ketidakmampuan membacanya, saya dapat menduga bahwa:
1. Dia mungkin menderita keterbelakangan dalam kemampuan mental
secara umum. Oleh karena itu kiranya akan berfaedah apabila saya
memberi test inteligensi kepada Ahmad, untuk memeriksa ketepatan
perkiraan saya mengenai kemampuan dasarnya. Sudah barang tentu
masih banyak kemungkinan lain yang menyebabkan kesulitan Ahmad.
2. Mungkin dia menderita gangguan mata. Mungkin pula dia memiliki
ketidakmampuan dalam hal pengamatan baik visual, pendengaran, ataukedua-duanya. Akan tetapi melihat kenyataan bahwa dia itu memiliki
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
29/32
29
kelincahan jasmani, selincah teman-teman sekelasnya, membuktikan
bahwa dia tidak menderita gangguan yang gawat, baik dalam hal mata
ataupun dalam pengamatan visualnya.
3. Mungkin pula terdapat faktor-faktor lain tentang latar belakang
persekolahan atau latar belakang keluarga yang turut menyebabkan
kesulitan Ahmad dalam berbagai bidang pengajaran yang tidak memadai
pada waktu yang lalu, keluarga yang tidak menghargai kegiatan
akademis dan lebih suka apabila Ahmad memutuskan sekolahnya untuk
bekerja bersama orang tuanya di ladang, atau hal-hal lainnya.
Hipotesa-hipotesa inipun dapat diperiksa kebenarannya. Akan tetapi dari
pengetahuan saya mengenai pola keberhasilan Ahmad dalam berbagai bidang
pengajaran, salah satu kemungkinan yang paling kuat adalah bahwa dia memiliki
kemampuan intelektual yang kurang dari rata-rata.
Saya telah mempergunakan garis pemikiran mengenai Ahmad dan Karna
untuk menjelaskan mengapa saya memilih kemungkinan kedua pada Perumusan I
diatas. Dengan mengumpulkan keterangan tentang status kedua orang murid tersebut
dalam bidang-bidang lain dalam program pengajarannya di sekolahnya saya
mengenal bahwa walaupun kedua-duanya memiliki kemampuan membaca yang
sama dengan kemampuan murid kelas 3, ternyata mereka merupakan kasus yang
berbeda. Dan hal-hal yang menyebabkan ketidakmampuan membaca pada murid
yang satu kiranya berbeda benar dari hal-hal yang menyebabkan ketidakmampuan
murid yang lain. Dengan menganalisa pola status masing-masing murid tersebut
dalam berbagai bidang pengajaran, saya dapat memberikan keputusan yang lebih
bijaksana tentang kemungkinan sebab manakah yang sebaiknya saya telaah.
Jika memperhatikan kemungkinan lain yang tercantum dalam Perumusan
Keputusan I diatas, dan menjelaskan mengapa saya menolak kemungkinan-
kemungkinan itu sebagai langkah pertama dalam diagnosa kedua kasus yang
mengalami kesulitan membaca itu.
Kemungkinan yang pertama yang berbunyi “Kedua murid itu diberi test
dengan (Raven Matrices Test) untuk memperoleh keterangan apakah mereka
memiliki inteligensi yang rendah”.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
30/32
30
Saya menolak kemungkinan ini sebagai langkah pertama, karena gangguan
membaca tidak hanya disebabkan oleh kemampuan intelektual yang rendah. Justru
seorang anak dapat memiliki kelemahan dalam membaca dengan sebab-sebab yang
bermacam-macam. Saya yakin bahwa tidaklah efisien bahwa apabila saya meloncat
dengan memberikan test yang hanya untuk mengetahui kelemahan intelektual murid
tersebut, tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan tentang kedudukannya dalam
berbagai bidang pengajaran yang dia ikuti.
Seperti telah digambarkan, saya akan menghamburkan waktu, apabila saya
langsung memberikan test kecerdasan, dibandingkan dengan apabila saya
menggunakan waktu itu untuk memeriksa kemampuan pengamatan visual. Dengan
perkataan lain, seorang konselor yang terlalu cepat memberikan test kecerdasan
kepada semua murid yang menghadapi kesulitan belajar dalam beberapa kasus akan
memboroskan waktunya yang sangat berguna itu. Karena saya memerlukan alasan
yang lebih mantap untuk menentukan, bahwa kemampuan intelegensi merupakan
sebab dalam kasus yang bersangkutan.
Jadi untuk menghemat waktu dan untuk lebih membuka mata saya terhadap
berbagai kemungkinan penyebab kesulitan itu, saya berpendapat bahwa konselor
akan bertindak lebih efisien dalam diagnosa, apabila dia pertama-tama
mengumpulkan bukti-bukti tentang kemajuan murid yang bersangkutan secara
menyeluruh dan tidak langsung mencurigai kelemahan intelegensi anak yang
bersangkutan sebagai penyebab utama.
Mengenai kemungkinan ketiga dan keempat pada Perumusan Keputusan I
diatas, saya menolaknya sebagai langkah pertama, karena kedua-duanya merupakan
langkah bantuan untuk memecahkan kesulitan membaca, dan bukan langkah untuk
mengadakan diagnosa. Tidaklah tepat bagi saya untuk memberikan saran pemecahan
masalah sebelum terlebih dahulu saya memperkirakan dengan baik tentang sebab
yang mendasari kesulitan tersebut. Kemungkinan ketiga dan keempat ini sebagai
cara pemecahan masalah, mungkin tidak tepat bagi Ahmad ataupun bagai Karna.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
31/32
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran guru BK dalam mengatasi anak kesulitan belajar, melalui pelayanan
bimbingan dan konseling diharapkan siswa dapat mengalami perkembangan yang
optimal baik secara akademis, psikologis dan sosial. Perkembangan yang optimal
secara akademis diharapkan peserta didik mampu mencapai prestasi belajar yang
baik dan optimal sesuai dengan kemampuan, perkembangan yang optimal ditandai
dengan perkembangan kesehatan yang memadai, sedangkan perkembangan optimal
dari segi sosial bertujuan agar setiap peserta didik dapat mencapai penyesuaian diri
dan memiliki kemampuan sosial yang optimal. Sehingga melihat kenyataan yang ada
di lingkungan kita sekarang tentunya bimbingan dan konseling sangat diperlukan
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga siswa dapat meperoleh
prestasi yang baik. Dengan perolehan prestasi yang baik maka tujuan pendidikan
nasional akan tercapai, dan juga dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari yang
bahagia dengan ilmu-ilmu yang dimilikinya.
3.2 Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah yang saya susun tersebut.
Saya selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik
dan saran yang tentunya membangun kepada saya, demi mencapainya
kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya dan
pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.
-
8/16/2019 Kesulitan Belajar Pada Diri Seseorang
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Koestoer Partowisastro dan Drs. A. Hadisuparto. “ Diagnosa Dan
Pemecahan Kesulitan Belajar ”. Erlangga. Jakarta: 1986.
Dra. Hj. Sitti Hartinah DS, MM. “Konsep Dasar Bimbingan Konseling Belajar ”.
Tegal: 2008.
Muh Ali. “Guru Dalam Proses Belajar Mengajar ”. Sinar Baru, Bandung: 1987.
Tarsito. “ Metode Belajar dan Kesulitan Belajar ”. Umar Hamilik, Bandung: 1983.
Feldmen William. “Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak”. (Penerjemah
Sudarmaji). Prestasi Putra. Jakarta: 2002.
top related