keperawatan medikal bedah absea hepar
Post on 25-Jul-2015
318 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHASKEP GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
ABES HEPAR
OLEH
ARAHMAN
09 071 014 018
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
BABA II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisologi
5. Manifestasi klink/Gejalal – gejala
6. Klasifikasi
7. Komplikasi
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajan
2. Analisis data
3. Diagnosa keperawatan dan Lampiran penyimpangan KDM
4. Implementasi
5. Evaluas keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Abses Hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi
bakter, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gasmointestional
yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari
jaringan hati nektolik, sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati.
Abses Hati dibagi secara umum yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati
piogenik. Abses Hati amebik yaitu komplikasi dimebiasis ekstraintertinal yang paling sering
dijumpai di daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia. Abses hati piogenik sebagai hepatic
abscess, bacterial liver obscess, buctelial obscess of the liver, bacterial hepatic abscess.
Di negara-negara yang sedang berkembang abses hati amebik didapatkan secara endemik dan
jauh lebih sering dibandingkan dengan abses hati piogenik. Abses hati piogenik ini tersebar di
seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi higrene/sanitasi yang kurang.
Secara epidemiologi didapatkan 8-15 per 100.000 kasus abese hati piogenik yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit, dan dari beberapa kepustakaan Barat, didapatkan
prevalensi antopsi bervariasi antara 0,29-1,47%. Sedangkan prevalensi di rumah sakit antara
0,008-0,16% abses hati sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan dengan rentang usia
berkisar lebih dari 40 tahun, dengan insiden puncak pada dekade ke-6
Berdasarkan hasil Laporan Medical Record Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
mulai 01 Jnauari 31 Desember 2010 didapatkan penderita Abses Hepar sebanyak 71 orang.
Jumlah penderita laki-laki sebanyak 57 orang dengan presentase 0,80%, sedangkan pada
perempuan sebanyak 14 orang. Jumlah penderita yang meninggal dunia pada jumlah
keseluruhan sebanyak 3 orang.
Dari data tersebut di atas bahwa penderita Abses Hepar mayoritas dialami oleh laki-laki.
Untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi abses hepar sangat diperlukan
kerjasama tim kesehatan dan penanggulangan Abses Hepar dengan terjadinya dalam
pemenuhan diri, memeriksa kesehatan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan,
menghindari minuman beralkohol, mengawasi pemberian obat atau terapi yang membantu
pemulihan.
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik dan ingin mengetahui bagaimana Asuhan
Keperawatan yang tepat pada Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar. Sehingga
memilih judul untuk Karya Tulis Ilmiah mengenai Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Pencernaan dengan Abses Hepar pada Tn. S di Ruangan Santa Melania Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Pencernaan dengan Abses Hepar di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis ini agar penulis diharapkan mampu :
a. Melakukan Pengkajian pada Tn. S dengan gangguan sistem pencernaan dengan Abses Hepar
b. Merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan
dengan Abses Hepar
c. Merencanakan Tindakan Keperawatan kepada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan
dengan Abses Hepar
d. Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan
dengan Abses Hepar
e. Melakukan Evalausi Keperawatan terhadap tindakan yang diterapkan pada Tn. S dengan
Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh
bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi I kulit, gusi, tulang,
dalam organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak area yang terjai abses berwarna merah
dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat. (Microsoft Encarta
Refrence Library 2004)
Hati atau hepar adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya cokelat
dan beratnya ±1,5 kg, letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah
diafragma. (Drs. H. Syafuddin, 2006)
Abses hepar adalah bebentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekrosis stail yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang
ditandai dengan adanya proses gupurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan
hati neklohk, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati.
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati atau hepar adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya cokelat
dan beratnya ±1,5 kg, letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah
diafragma.
Hati terbagi atas 2 lapisan utama :
Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma, dan permukaan bawah
tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transbersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati
dibahi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quardratus.
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatika, dan vena porta. Arteri
hepatika keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan
95% -100%, masuk kehati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler
vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika.
Vena portu yang berbentuk dari lielasis dan vena merantika superior menghantarkan 4/5
datah kehati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa oksigen telah diambil
oleh limfe dan usus. Guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh
mukosa dan usus halus. Besarnya kira-kira berdiamater 1mm. Satu dengan yang lain terpisah
oleh jaringan ikat yang membuat cabang-cabang pembuluh darah ke hati, lubang vena portu
arteri hepatika dan saluran-saluran empedu dibungkus bersama oleh sebuah balutan dan
membentuk saluran porta.
Darah berasal dari vena portu bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh
sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah halus berjalan
diantara lobulus hati, disebut vena interlobuler. Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk
kedalam bahan lobulus yaitu vena lobuker. Pembuluh darah ini mengalirkan darah dalam
vena lain yang disebut vena sublobuler, yang satu sama lain membentuk vena hepatika dan
langsung masuk ke dalam vena kara interior.,
Empedu dibentuk didalam sela-sela keal di dalam sel hepar melalui kapiler empedu yang
halus/korekuli.
Bahan-bahan termasuk glikogen lemak, vitamin, zat besi, vitamin yang larut dalam minyak
atau lemak disimpan dihati. Hati membantu mempertahankan suhu tubuh karena masing
organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung sehingga mengakibatkan
darah banyak mengalir melalui organ ini yang menaikkan suhu tubuh.
b. Fisiologi
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usu dan yang disimpan disuatu tempat dalam
tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaian dalam jaringan.
2. Mengubah zat buangan dan bahan eacun untuk diekskresi dalam empedu dan urine.
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen
4. Diekresi empedu, garam empedu dibuat dihati, dibentuk dalam sistem ertikuldendetelisin
disalurkan ke empedu
5. Pembentukan utelum, hati membentuk asam amino diubah menjadi uteum, dikeluarkan
dalam darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
3. Etiologi
Pada umumnya abses hati terbagi atas dua yaitu :
a. Abses hati amebik merupakan komplikasi amebiasis ektraintestinal yang sering dijumpai di
daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia.
b. Abses hepar pyogelik dikenal dengan juga sebagai hepatis abses barterial inter obscess,
bakterial obscess of the liver, bacterial hepatic abscess.
(Aru. W.S, 2002).
4. Patofisiologi
Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distori arsitektur hati yang
normal, penyakit ini ditandai oleh adanya peradangan difus dan manahun pada hati, dikuti
oleh proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul
kekacauan dalam susunan parenkim hati. Walaupun etiologi dari berbagai bentuk sirosis tidak
dimengerti dengan baik, ada tiga pola khas yang ditemukan pada kebanyakan kasus yaitu
sirosis Laennec, postnekrotik dan biliaris, dan ada beberapa penyakit yang diduga dapat
menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatitis,
kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika, penyakit Wilson,
hemokromatosis, zat toksik dan lainnya.
Bila melihat manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
pasien Tn. S bahwa sirosis hati yang terjadi dapat digolongkan sirosis Laennec (postal).
Sirosis ini juga disebut dengan sirosis alkoholik, portal, dan sirosis gizi merupakan pola
sirosis yang berbeda yang dihubungkan dengan penyalahgunaan alkohol kronik, efek toksik
alkohol pada hepar menyebabkan perubahan yang sangat bermakna pada struktur dan fungsi
sel-sel hepar. Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar dapat secara
lokal maupun menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat terlihat pada fase
awal. Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas dimungkinkan ada perubahan fungsi enzim
yang berhubungan dengan metabolisme lemak secara normal. Pelebaran sel-sel lemak
menyebabkan tekanan pada lobus hepar, yang mengarah pada peningkatan tekanan aliran
darah. Terjadi hipertensi sistem portal, dengan tekanan balik yang cukup pada sistem portal,
terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah mengalir dari intestin langsung ke vena
kava. Peningkatan aliran darah ke vena esovagus; vena lambung, varises lambung; pada
limpa, splenomegali dan pada vena hemoroid. Nekrosis diikuti oleh regenerasi dan jaringan
fibrosa yang terbentuk merusak bentuk normal lobus hepar. Perubahan fibrotik ini tidak dapat
kembali normal dan mengakibatkan disfungsi hepar kronis dan akhirnya gagal hepar.
5. Manifestasi Klinik/Geja;a - gejala
Beberapa manifestasi klinis atau gejala – gejala pada penyakit abses hepar adalah
antara lain :
a. Demam di sertai menggigil
b. Diafresis, malaire, anoreksia
c. Mual, muntah
d. Penurunan berat badan
e. Nyeri tumpul pada adomen
f. nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen,
g. hepatomegali
h. ikterus
i. anemia.
6. Komplikasi
a. Klainan plempulmonal
b. Gagal hati
c. Perdarahan kedalam rongga abses
d. Hemobilia
e. Empioma
f. Fislusa nepabronkial
g. Ruphur ke dalam pelikerd atau retropsitoneum
(An. W.Sudoyo, 2006)
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Nama initial : Tn. S
Tempat /Tgl.Lahir (umur) : 4-4-1965 (46 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Katolik
Warga negara/suku : Indonesia/Batak karo
Pendidikan/pekerjaan : PNS
Alamat rumah : Desa Hulu Kec. Pacur batu Kab. Deli Serdang
Tanggal masuk/jam : 24 Juni 2011/ 21.00Wib
Rekam medik : 00-25-41-99
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. K
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Mbainai Kec. Sibiru-biru Kab. Deliserdang
Pekerjaan/pendidikan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Saudara kandung
Data Medik :
Diagnosa : Abses hepar
Dr. yang merawat : dr. Pengarapan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan/alasan masuk rumah sakit Santa Elisabeth Medan tanggal 24 Juni 2011
pukul 21.00Wib. Pada tanggal 24 Juni 2011 pukul 21.00wib pasien datang kerumah sakit
Santa Elisabeth Medan dengan keluhan nyeri pada perut sebelah kanan atas, sering mual
muntah, tidak selera makan, tidak bisa tidur karena nyeri pada perut demam atas anjuran
dokter untuk rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, cek darah rutin, cek fungsi
faal hati, USG. Nyeri dapat berkurang setelah makan obat yang diberikan oleh dokter.
b. Keluhan saat ini tanggal 28 Juni 2011 pukul 14.00 Wib
Pada tanggal 28 Juni 2011 pukul 14.00Wib, masih ada nyeri pada perut kanan atas, sering
mual saat makan, tidak selera makan, tidak bisa tidur karena nyeri pada perut terutama pada
malam hari.
c. Keadaan umum
1. Tekanan darah : 110/70 mmh
MAP =
Kesimpulan : Perpfusi ginjal masih dalam batas normal
MAP normal : 70 – 100 mmhg
2. Pernafasan : frekwensi 22 x/menit
3. Suhu : 37,5°C
4. Nadi : 88 x/menit
2. ANALISIS DATA
Nama/ Umur : Tn. S / 46 Tahun.
Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3
No Sign/Synptom Etiologi Problem
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan nyeri di perut kanan atas
b. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan menjalar kepunggung
2. Data subjektif
a. Nyeri tekomardonam
b. Pasien gelisah
c. Pasien tampak meringis kesakitan
d. Pasien memegangi perut yang sakit
e. Skala nyeri : 5
Memburuknya fungsi liver
Nyeri
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan tidak ada selera makan
b. Terasa mual saat makan
2. Data subjektif
a. Pasien tampak mual saat makan
b. Makanan yang disajikan ½ porsi
c. Mukosa tampak kering
d. Nyeri tekan abdomen
e. Bibir tampak kering
f. Konjungtiva anemia
g. Sclera icterms
Intake makanan yang tidak adekuat
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri abdomen
2. Data subjektif
a. Ekspresi wajah mengantuk
b. Sering menguap
c. Pasien tampak gelisah
d. Palpebrase tampak kehitaman
Nyeri abdomen
Gangguan pola tidur
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan mencemaskan penyakitnya
b. Pasien mengatakan takut penyakitnya tidak sembuh
2. Data subjektif
a. Ekspresi wajah gelisah
b. Pasien tampak meremas-remas tangannya
c. TD : 110/70 mmHg
Perubahan terhadap status kesehatan
Ansietas
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. S / 46 Tahun.
Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3
No Diagnosa keperawatan Tanggal Paraf
Ditemukan Diatasi
a. Nyeri berhubungan dengan memburuknya fungsi liver
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang tidak adekuat
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri abdomen
Ansietas berhubungan dengan perubahan terhadap status kesehatan. 28-06-2011
Tujuan
1. Menenangkan pasien dan berikan terapi
Dalam waktu 3 hari masa perawatan pasien melaporkan adanya penurunan rangsang nyeri.
Kriteria hasil
a. Melaporkan nyeri hilang
b. Wajah rilex
c. Tampak relaksasi otot-otot abdomen Pertahankan posisi semi fawler sesuai indikasi
2. Berikan tindakan kenyamanan, seperti masase punggung, latihan nafas dalam, latihan
relaksasi.
3. Anjurkan pasien berdest bila pasien melaporkan adanya ketidaknyamanan perut.
4. Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien
5. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lima intervensi
6. Berikan obat sesuai indikasi canalgesik narkotik 1. Membantu meminimalkan nyeri karena
gerakan
7. Meningkatkan relaksasi
8. Melindungi liver dan membantu tubuh dan metabolisme
9. Membantu klien untuk menghilangkan rasa nyeri
10. Dapat menunjukkan terjadinya komplikasi
11. Membantu menghilankan nyeri
Tujuan
Dalam waktu 2 hari masa perawatan resiko perubahan nutrisi tidak terjadi
Kriteria hasil
a. Menunjukkan peningkatan BB
b. Wajah rilex
c. Konjungtiva tidak berlemak
1. Berikan perwatan mulut sebelum makan
2. Anjurkan makan pada posisi semi farler
3. Berikan makanan sedikit agak panas frekwensi sering
4. Anjurkan makan pagi dengan porsi yang lebih besar
5. Dorong pemasukan sari jeruk dan makanan selingan
6. Kolaborasi dengan ahli diet untuk membuat diet sesuai kebutuhan pasien.
a) Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan nafsu makan
b) Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
c) Menambah pemasukan
d) Trorexia selama siang hari membuat masukan sulit pada sore hari.
e) Untuk masukan tambahan
f) Berguna dalam membuat program diet untuk kebutuhan tubuh
Tujuan
Dalam waktu 2 hari masa perawatan keburuhan tidur dapat terpelihara
Kriteria hasil
a. Melaporkan perbaikan dalam pola tidur/ istirahat
b. Pasien tampak segar
c. Palpebrae tidak kehitaman
1. Berikan tempat tidur yang nyaman dan berikan milik pribadi mis: bantal dan guling
2. Tentukan kebiasaan tidur dan biasanya dan perubahan yang terjadi
3. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur mesase punggug waktu mau tidur.
4. Instruksikan tindakan relaksasi
5. Kurangi kebisingan dan lampu
6. Hindari bila mungkin (mis: membangunkan untuk obat/terapi)
7. Berikan obat sesuai indikasi
a) Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis
b) Mengidentifikasi intervensi yang tepat
c) Meningkatkan efek relaksasi
d) Membantu mengindikasi tidur
e) Memberikan situasi konduktif untuk tidur
f) Tidur tanpa gangguan menimbulkan rasa segar
g) Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur K
Tujuan
Dalam waktu 1 hari ansietas menurun
Kriteria hasil
Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah
melaporkan ansietas menurun.
1. Evaluasi tingkat ansieatas, catat respon verbal dan non verbal
2. Pertahankan kondisi lingkungan yang terapeutik
3. Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
4. Dorong keluarga untuk selalu mendampingi pasien
5. Berikan hiburan yang mendukung, televisi koran
a) Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkarkan perasaan sakit
b) Menurunkan ansietas
c) Membetasi kelemahan
d) Untuk memberikan dukungan yang positif
e) Sebagai faktor yang mendukung untuk mengetahui ansietas
Tujuan
Dalam waktu 1 hari ansietas menurun
Kriteria hasil
Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah
melaporkan ansietas menurun.
1. Evaluasi tingkat ansieatas, catat respon verbal dan non verbal
2. Pertahankan kondisi lingkungan yang terapeutik
3. Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur
4. Dorong keluarga untuk selalu mendampingi pasien
5. Berikan hiburan yang mendukung, televisi koran
a) Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkarkan perasaan sakit
b) Menurunkan ansietas
c) Membetasi kelemahan
d) Untuk memberikan dukungan yang positif
e) Sebagai faktor yang mendukung untuk mengetahui ansietas
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. S / 46 Tahun
Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3
Tanggal/jam No Implementasi keperawatan Paraf
28-06-2011
14.00
Mengobservasi keadaan pasien dan menanyakan keluhan.
Pasien : pasien mengatakan nyeri pada perut masih ada,
Observasi : - Pasien tampak lemah
1. Infus ka-en 3B 20Tts/I berjalan dengan lancar sesuai dengan tetesan
2. Menganjurkan pasien untuk istirahat, pasien mengatakan mau istirahat
3. Menyajikan snack pasien
4. Merapikan tempat tidur pasien dan memberikan posisi towler pada pasien
Pasien mengatakan merasa nyaman dengan posisi itu
5. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien :
T : 37°C, P: 84 x/i, TD : 110/70 mmhg, RR : 22 x/i
6. Mengontrol keadaan pasien, pasien tampak sedang beristirahat
7. Menganjurkan pasien untuk mandi dan mengganti pakaiannya, pasien mengatakan mau
melakukannya
8. Menyajikan diet kepada pasien dengan diet lemak + soup 1 gelas + 1 gelas air putih dan
menganjurkan pasien untuk makan,
Pasien mengatakan tidak selera makan karena ada rasa mual saat makan
9. Menganjurkan pada pasien untuk tarik nafas bila aa keluhan mual, pasien tampak tarik nafas
10. Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya dengan tetap tarik nafas bila mual
muncul : makanan yang disajikan habis ½ porsi
11. Memberikan obat oral : mucosta 1 tablet + 1 gelas air putih, pasien tampak meminum obat
12. Menganjurkan pasien untuk istirahat, pasien mengatakan mau istirahat
13. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien :
T : 37°C, P: 80 x/menit, TD : 120/70 mmhg, RR : 22 x/i
14. Menanyakan kepada pasien apakah nyeri masih ada:
Pasien mengatakan nyeri masih ada
15. Menganjurkan keluarga untuk tidak membuat keributan supaya pasien dapat istirahat:
Keluarga pasien tampak setuju
16. Menganjurkan pasien untuk istirahat,
Pasien mengatakan mau istirahat
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama/ Umur : Tn. S / 46 Tahun.
Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3
Tanggal/jam No Evaluasi keperawatan Paraf
28-06-2011
1 21.00 Wib
S : 1. Pasien mengatakan nyeri masih ada pada perut sebalah kanan atas
O : 2. Pasien tampak lemah
3. Pasien tampak gelisah
4. Pasien merasa nyeri sedikit berkurang dalam posisi semi towler
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4
2 21.00 Wib
S : 1. Pasien mengatakan mual masih ada saat makan
O :2. Saat makan pasien tampak masih mual Pasien mendapat asupan nutrisi
tambahan (roti, buah)
3. Makanan yang disajikan habis ½ porsi
4. Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4
3 21.00 Wib
S : 1. Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri pada perut
2. Pasien mengatakan sering terbangun bila ada suasa ribut
O :1. Pasien tampak sering menguap
2. Palpebras tampak kehitaman
3. Pasien tampakgelisah
4. Pasien tampak lemah
5. Nadi : 84 x/i; TD : 110/70 mmhg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4
30-06-2011 1 21.00 WIB
S : 1. Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
O : 2. Pasien tampak rileks
1. Keluhan nyeri sudah berkurang
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan
2 21.00 WIB
S : 1. Pasien mengatakan sudah selera makan, rasa mual sudah tidak ada lagi
O : 2. Makanan yang disajikan habis
1. Pasien mendapat asupan tambahan (roti, buah
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan
3 21.00 WIB
S : 1. Pasien mengatakan sudah mulai tidur nyenyak
2. Keluarga mengatakan pasien sudah mau tidur
3. Pasien mengatakan keluarga selalu menganjur-kan pasien untuk istirahat
O :1. Saat diobservasi pasien tampak istirahat
2. Wajah tampak mulai segar
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan
4 21.00 WIB
S : - Pasien mengatakan termotivasi karena dukungan keluarga dan tenaga medis
O : 1. Rasa cemas sudah berkurang
2. Keluarga selalu mendampingi pasien
A : Masalah sebagian teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN KDM ABES HEPAR
Infeksi kuman
Sabiran Pnemonan
Saluran cerna/sistem pencernaan
- Vena- Sistem bilier- Sistem alterial Hepatik
Hepar Mengalami kerusakan jaringan
Peradangan/Inflamasi Rongga abes yangg penuh dengan Cairan yang berisi leukosit mati & hidup, sel-sel mati yang mencair Infeksi Hancur serta bakteri Nyeri
Abes Metabolisme nutrisi Gangguan pola tidur Perubahan nutrisi Produksi energi berkurang
top related