k3 dirumah sakit pemerintah

Post on 12-Apr-2017

67 Views

Category:

Education

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

K3 DIRUMAH SAKIT PEMERINTAHRUMAH SAKIT PUSDIKES

Pengertian K3

• K3 singkatan dari keamanan, keselamatan, dan kesehatan.

• Keamanan adalah keadaan yang menggambarkan rasa tenteram dan tidak merasa takut, gelisah dan resah.

• Keselamatan adalah keadaan selamat, bebas dari cedera

• Kesehatan adalah keadaan sehat, baik fisik, mental, maupun sosial dan tidak sekedar bebas dari penyakit.

Ruang lingkup K3LH (Rumah Sakit)

a. Kesehatan dan keselamatan diterapkan di semua tempat kerja yang didalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja dan usaha yang dikerjakan.

b. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi : 1) Tenaga kerja dari semua jenis &

jenjang keahlian 2) Peralatan dan bahan yang

dipergunakan 3) Faktor-faktor lingkungan fisik,

biologi, kimiawi, sosial 4) Proses produksi5) Karakteristik dan sifat pekerjaan6) Teknologi dan metodologi kerja.

Peran dan Tujuan K3 di Rumah Sakit

1. Menciptakan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja ditempat kerja

2. Memberikan perlindungan dan keamanan bagi setiap orang saat bekerja

3. Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja 4. Memperketat risiko timbulnya sumber bahaya 5. Sebagai bahan acuan merumuskan dan

mewujudkan tujuan K3

Dasar Hukum K3LH : o UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja o UU No. 3 tahun 1992 tentang sosial tenaga kerja o PP No. 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan

program jaminan sosial tenaga kerja o Kepres No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang

timbul dalam dunia kerja o UU pasal 6 no. 13 tahun 2003, yang

menyatakan setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan, moral dan kesusilaan dan peralatan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama

Pengertian APD (Alat Pelindungan Diri)

• Adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja ( Dr. Nedved dan Imam Khasani).

• Tujuan adalah mengisolasi (menghindari) tenaga kerja rumah sakit dari bahaya.

Kriteria Penggunaan APD

1. Harus sesuai dengan ukuran tubuh kerja

2. Dilakukan perawatan secara menyeluruh dan teratur

3. Dilakukan pemeliharaan secara teratur dan berkesinambungan

ALAT APD DI RUMAH SAKIT

1. Pelindung Kaki (Safety Shoes)

• Kegunaan dari Safety Shoes adalah supaya lebih leluasa bergerak karena ini terbuat dari karet supaya tidak mudah terpleset dan terhindar dari benda tajam.

GAMBAR

• Selain itu Safety Shoes juga berfungsi supaya kaki pekerja rumah sakit terhindar dari bahan kimia yang berbahaya khususnya pekerja laboratorium kimia serta melindungi kaki dari benda panas.

• Bahaya apabila Safety Shoes ini tidak digunakan adalah tentu saja dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti terpleset, terkena bahan kimia berbahaya dapat bereaksi membahayakan kulit.

2. Apron

• Apron yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.

GAMBAR

• Petuagas kesehatan harus mengunakan apron dibawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini sangat penting bila gaun pelindung tidak tahan air apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan

3. Sarung Tangan

• Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularakan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yan berada ditangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi.

GAMBAR

• Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien dengan pasien lainnya, untuk menghidari kontaminasi silang

4. Masker

• Harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot).

GAMBAR

• Masker digunakan untuk menahan cipratan yang sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan yang tahan dari cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.

5. Alat Pelindung Mata

• Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening,

GAMBAR

• Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata. Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja kearah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.

6. Topi (Cap Kepala)

• Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan.

GAMBAR

• Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meski pun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.

7. Gaun Pelindung

• Gaun pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakai biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airbone. Pemakain gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi.

GAMBAR

• Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung setiap masuk ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan percikan atau semprotan darah cairan tubuh, sekresi atau eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk berpindahnya organisme

PEDOMAN UMUM ALAT PELINDUNG DIRI

1. Tangan harus selalu bersih walaupun mengunakan APD.2. Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat

digunakan kembali yang sudah rusak atau sobek segera setalah anda mengetahui APD tersebut tidak berfugsi optimal.

3. Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan hindari kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para pasien atau pekerja lain, dan diri anda sendiri.

4. Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera bersihkan tangan.

a) Perkiraan resiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan perawatan kesehatan.

b) Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadinya pajanan.c) Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk

dipakai (Depertemen Kesehatan, 2009).

FAKTOR – FAKTOR PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan.

2. Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.

3. Lepas dan buang secara hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.

4. Lepas danbuang secara hati-hati ketempat limbah infeksius yang telah disediakan di ruangan ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.

5. Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan tangan sesuai pedoman.

top related