hubungan pengetahuan ibu balita dengan...
Post on 06-Feb-2018
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI RUANG
RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. MOEWARDI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
DWI HARTANTI
NIM : ST13019
PROGRAM STUDIS-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Dwi Hartanti
NIM : ST13019
Dengan ini menyatakan bahwa :
1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan
Tim Penguji.
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surakarta, 28 Januari 2015
Yang membuat pernyataan,
( DWI HARTANTI )
NIM : ST13019
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :
“Hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi”. Dalam
penyusunan skripsi ini, banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Kepala Program
Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,NS.,M.Kep, selaku pembimbing I yang
telah memberikan masukkan dan arahan selama penyusunan skripsi.
4. Ibu Ariyani, S.Kep.,NS, M.Kes, selaku pembimbing II yang juga telah
memberikan masukkan dan arahan selama penyusunan skripsi.
5. Direktur RSUD Dr. Moewardi, yang telah memberikan ijin tempat dalam
penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan
bimbingannya.
v
7. Suami tercinta dan anak-anak tersayang yang selalu memberi semangat,
dukungan, motivasi, do’a dan dorongan dalam menempuh pendidikan ini.
8. Teman-teman seangkatan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada angkatan 2013, yang selalu mendukung dan
memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan skripsi ini, dan penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pelayanan keperawatan.
Surakarta, 28 Januari 2015
Peneliti
( DWI HARTANTI )
NIM : ST13019
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. x
ABSTRAK ................................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori .......................................................................................... 6
2.1.1. Pengertian Pengetahuan .............................................................. 6
2.1.2. Perilaku ....................................................................................... 9
2.1.3. Pneumonia .................................................................................. 12
2.2. Keaslian Penelitian .................................................................................. 18
2.3. Kerangka Teori ........................................................................................ 19
vii
2.4. Kerangka Konsep .................................................................................... 20
2.5. Hipotesis ................................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitan ............................................................... 21
3.2. Tempat dan Waktu Penelitan .................................................................. 21
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................... 21
3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ........... 25
3.5. Alat Penelitian dan cara pengumpulan Data ............................................ 26
3.6. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 29
3.7. Etika Penelitian ........................................................................................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Responden ........................................................................ 34
4.2. Analisa Univariat .................................................................................... 35
4.3. Analisa Bivariat ....................................................................................... 37
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ......................................... 38
5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 38
5.3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia ............................................. 39
5.4. Perilaku Pencegahan Pneumonia ........................................................... 40
5.5. Analisa Bivariat ...................................................................................... 41
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan.............................................................................................. 44
6.2. Saran ........................................................................................................ 44
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
2.1. Keaslian Penelitan 18
3.1. Definisi Operasional 25
4.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur 34
4.2. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan 35
4.3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia 35
4.4. Perilaku Pencegahan Pneumonia 36
4.5 Uji Normalitas Data 37
4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan
Pneumonia 37
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
2.1. Kerangka Teori 19
2.2. Kerangka Konsep 20
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Keterangan
1 Perijinan
2 Lembar Permintaan Menjadi Responden
3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4 Kuisioner
5 Pengolahan Data SPSS
6 Lembar Konsultasi
7 Jadwal Penelitian
xi
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
PRODI S-1 TRANSFER KEPERAWATAN
2015
Dwi Hartanti
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN PENYAKIT PNEUMONIA DI RUANG
RAWAT INAP ANAK RSUD Dr. MOEWARDI
Abstrak
Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada paru-paru dan dapat
menyebabkan kematian.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya perilaku.Perilaku ibu yang tidak baik dapat mempengaruhi
terjadinya pneumonia. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang
rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental
dengan desain studi korelasional yaitu mengkaji hubungan antar variabel.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu dari balita yang menderita sakit pneumonia
di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi pada bulan Desember 2014 sejumlah 40
orang. Tehnik sampling dengan probability sampling dan didapatkan sampel 36
orang.
Hasil analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearmandidapatkan nilai p
value = 0,003 dimana p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya
ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia.Kesimpulan
penelitian ada hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan
penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi.
Kata Kunci : Pneumonia, Pengetahuan, Perilaku
Kepustakaan : 29 (2002-2014)
xii
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Dwi Hartanti
Correlation Between Knowledge of Toddler’s Mothers and Their Behavior
on Pneumonia Disease Prevention at the Child Inpatient Room of
Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta
ABSTRACT
Pneumonia is an infection or inflammation of the lungs and can cause death.
Knowledge is very important to form a behavior. The bad behavior of mothers can
cause pneumonia. The objective of the research is to investigate the correlation
between the knowledge of the toddlers’ mothers and their behavior on the
pneumonia disease prevention at the Child Inpatient Room of Dr. Moewardi
General Hospital of Surakarta
The research used the non-experimental quantitative method with the
correlational study design. Its population was 40 mothers of toddlers with
pneumonia at the Child Inpatient Room of the hospital in the period of December
2014. The samples of research consisted of 36 respondents and were taken by
using the probability sampling technique.
The result of the bivariate analysis with the Spearman’s Rank Correlation
shows that the p-value was 0.003 which was less than 0.05, meaning that H0 was
rejected, but the H1 was verified. Thus, there was a correlation betewen the
knowledge of the toddlers’ mothers and their behavior on the pneumonia disease
prevention at the Child Inpatient Room of Dr. Moewardi General Hospital of
Surakarta.
Keywords : Pneumonia, knowledge, behavior
References : 29 (2002-2014)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pneumonia merupakan infeksi atau inflamasi pada saluran bawah
yang dihubungkan dengan adanya gambaran perselubungan (opacity) pada
foto dada. (Pediatri Gawat Darurat IDAI, 2010). Pneumonia dapat
menyebabkan kematian khususnya pada balita di antara penyakit ISPA
(Inspeksi Saluran Pernapasan Atas) lainya yaitu sekitar 80-90% (Kemenkes
RI 2013).
Pada tahun 2012 sejumlah 1,1 juta anak balita meninggal karena
pneumonia, dengan usia kurang dari 2 tahun dan 99% dari kematian itu
berada di negara-negara berkembang dimana akses ke fasilitas kesehatan dan
pengobatan di luar jangkauan bagi banyak anak ( WHO, 2013).
Tahun 2013 angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar
1,19% dan pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar
2,89% dan kelompok umur 1-4 tahun sebesar 0,20%. Presentase kejadian
pneumonia tertinggi terjadi di Kebumen sejumlah 93,03% dan presentase
cakupan terendah di Kabupaten Cilacap sebanyak 3,06%. (Profil Kesehatan
Indonesia, 2013).
Data di RSUD Dr. Moewardi, jumlah balita yang mengalami
pneumonia pada tahun 2013 adalah 153 kasus. Pada bulan September 2014
kejadian pneumonia 32 kasus, pada bulan Oktober 2014 kejadian pneumonia
meningkat 47 kasus. Berdasarkan data tersebut menunjukkan angka kejadian
2
2
pneumonia meningkat. Hal ini dapat disebabkan pengetahuan ibu yang
kurang.(Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Peran ibu sangat berpengaruh dalam menjaga kesehatan seorang anak.
Perilaku yang positif seperti kegiatan imunisasi dan pengaturan ventilasi
dalam rumah membuat keadaan anak sehat dan kuat, sebaliknya perilaku
yang negatif seperti jarang membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya
dapat menyebabkan anak mudah sakit dan terserang penyakit. Perilaku ibu
seperti pemberian makanan, perawatan balita yang tidak atau kurang baik
dapat mempengaruhi terjadinya pneumonia.(Muchlis & Sherli, 2009).
Hasil penelitian Muchlis Riza dan Sherli Shebur menyatakan tidak ada
hubungan antara tindakan ibu dengan kejadian pneumonia pada balita. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin buruk tindakan ibu dalam aktivitas sehari-hari
akan meningkatkan resiko kejadian pneumonia. (Muchlis & Sherli, 2009).
Hasil wawancara dengan 8 ibu balita tentang pencegahan penyakit
pneumonia, mengatakan anaknya menderita sakit pneumonia karena batuk
dan segera memeriksakan anaknya, 1 orang ibu balita mengatakan keluarga
yang serumah ada yang batuk dan pencegahan ibu dengan memakai masker, 5
orang mengatakan bahwa apabila anak batuk tidak segera diperiksakan dan
hanya membeli obat di apotik. Hal tersebut menunjukkan ibu dalam
melakukan pencegahan berbeda-beda dan dapat berkaitan dengan
pengetahuan ibu yang kurang tentang penyakit pneumonia.
3
3
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan
yang baik maka perilakunya akan baik juga. (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut, Peneliti akan meneliti tentang
hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi.
1.2. Rumusan Masalah
Pneumonia merupakan peradangan pada paru-paru dan dapat
menyebabkan kematian. Hasil studi pedahuluan menunjukkan sebagian ibu
tidak melakukan pencegahan dan sebagian melakukan tapi kurang maksimal.
Oleh karena itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan perilaku
pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD
Dr.Moewardi?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan
perilaku pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak
RSUD Dr.Moewardi.
4
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik responden.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita tentang perilaku
pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD
Dr.Moewardi.
3. Mengetahui gambaran perilaku ibu balita dalam pencegahan
penyakit pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi.
4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu balita dengan
perilaku pencegahan pneumonia di RSUD Dr. Moewardi.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
upaya meningkatkan manajemen pengelolaan ibu balita tentang
perilaku pencegahan penyakit pneumonia di RSUD Dr. Moewardi.
1.4.2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan mengenai pengetahuan ibu balita tentang perilaku penyakit
pneumonia sehingga dapat sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar.
5
5
1.4.3. Manfaat bagi Peneliti lain
Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya terkait hubungan tingkat
pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia dalam penelitian
kualitatif.
1.4.4. Manfaat bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang penelitian ibu balita mengenai perilaku
pencegahan penyakit pneumonia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap tindakan seseorang.(Notoatmodjo, 2003).
1. Pengetahuan memiliki 6 tingkat, yaitu:
a. Tahu
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
b Memahami
Adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut.
c. Aplikasi
Adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real/sebenarnya.
d. Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lainnya.
7
7
e. Sintesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Faktor internal
1). Intelegensia
Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara
tertentu.
2). Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Pendidikan mempengaruhi proses belajar. Makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana seseorang dengan pendidikan tinggi akan semakin
luas pengetahuannya.
8
3). Tempat tinggal
Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari-hari.
4). Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
5). Tingkat ekonomi
Tingkat ekonomi tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Makin tinggi tingkat ekonomi,
maka akan semakin mampu untuk menyediakan atau
membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
b. Faktor eksternal
1). Faktor lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu. Ibu yang di daerahnya
sering mendapat penyuluhan kesehatan, tentu saja akan
memiliki pengetahuan yang lebih tinggi daripada yang tidak
pernah menerima penyuluhan kesehatan.
9
2). Kepercayaan/tradisi
Kepercayaan/tradisi dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk
3). Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, termasuk
penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan pengetahuan seseorang.
2.1.2. Perilaku
1. Pengertian
Perilaku merupakan hasil dari pada segala macam serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon
atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dalam dirinya. (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku Kesehatan berdasarkan batasan Perilaku dan skinner,
maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan
10
penyakit, system pelayanan , makanan dan minuman serta
lingkungan.
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
yaitu :
a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
Adalah Perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit.
b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau sering disebut Perilaku pencarian pengobatan.
c. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah bilamana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga
lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku :
Menurut Lawrence green (1980) dalam (Notoatmodjo
2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
b. Faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
11
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya : puskesmas,
obat-obatan, obat steril dan sebagainya.
c. Faktor pendorong (Reinforcing Factor) yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan, yang merupakan
kelompok referensi dan perilaku masyarakat
Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena 4 alasan pokok
pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) yakni dalam
bentuk :
a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain.
b. Kepercayaan,
Kepecayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau
nenek.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
terhadap obyek.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang, lebih-lebih Perilaku anak kecil lebih banyak
dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting.
12
e. Sumber-sumber daya
Sumber daya disini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu,
tenaga dan sebagainya.
f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan
sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan.
2.1.3. Pneumonia
1. Pengertian
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial.(IDAI, 2010).
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli clas
eksidat(Juspiandi, 2014)
2. Penyebab Pneumonia
Sebagian besar penyebab pneumonia mikroorganisme
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain
(aspirasi, radiasi).
3. Ada beberapa cara Pencegahan penyakit pneumonia. Untuk
mencegah penyakir pneumonia perlu partispasi aktif dari
masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena
pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam dan di luar
13
rumah.Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari
terjadinya penyakit pneumonia.
Berikut adalah upaya mencegah terjadinya penyakit pneumonia :
a. Perawatan selama masa kehamilan
Untuk mencegah resiko bayi dengan berat badan lahir rendah
perlu gizi ibu selama kehamilan dengan mengkonsumsi zat-
zat bergizi yang cukup bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan
janin dalam kandungan serta pencegahan terhadap hal-hal
yang memungkinkan terkenanya infeksi selama kehamilan.
b. Perbaikan gizi balita
Untuk mencegah resiko pneumonia pada balita yang
disebabkan karena malnutrisi sebaiknya dengan dilakukan
pemberian ASI pada bayi resnatal sampai umur 2 tahun.
Karena ASI terjamin kebersihannya, tidak terkontaminasi
serta mengandung faktor-faktor antibody sehingga dapat
memberikan perlindungan dan ketahanan terhadap infeksi
virus dan bakteri.
c. Memberikan imunisasi lengkap pada anak
Untuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan
pemberian imunisasi yang memadai, yaitu imunisasi anak
campak pada anak umur 9 bulan.Imunisasi DPT sebanyak 3
kali yaitu umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
14
d. Memeriksakan anak sendiri apabila terserang batuk
Balita yang menderita batuk harus segera diberi pengobatan
yang sesuai untuk mencegah terjadinya penyakit batuk dan
pilek menjadi batuk yang disertai dengan napas cepat/sesek .
Untuk mencegah pneumonia disarankan agar kadar debu dan
asap diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu
dan lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap rokok,
lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, dan
perubahan cuaca. Sebagian faktor yang memberi
kecenderungan untuk perkembangan penyakit pneumonia.
e. Menjauhkan balita dari penderita batuk
Balita sangat rentan terserang penyakit, terutama penyakit
pada saluran pernapasan, karena itu jauhkanlah balita dari
orang yang terserang penyakit batuk.
5. Klasifikasi Pneumonia (berdasarkan WHO, IDAI, 2010),
a. Bayi kurang dari 2 bulan :
1). Pneumonia berat : nafas cepat atau retraksi yang berat
2). Pneumonia sangat berat : tidak mau menetek atau minum,
kejang, letargis, demam atau hipotermia, bradipnea atau
pernapasan regular.
b. Anak umur 2 bulan -5 tahun
1). Pneumonia ringan : napas cepat
15
2). Pneumonia berat : retraksi
3). Pneumonia sangat berat : tidak dapat minum atau makan,
kejang, letargis, malnutisi.
6. Secara morfologis pneumonia digolongkan menjadi 3 (Buku ajar
keperawatan pediatrik, 2008) :
a. Pneumonia Lobaris
Melibatkan semua atau segmen yang luas dari satu lobus paru
atau lebih.Bila kedua paru terkena disebut pneumonia bilateral
atau pneumonia ganda.
b. Bronko Pneumonia
Dimulai pada bronkiolus terminal yang tersumbat dengan
eksudat mokopurulen yang membentuk bidang yang
terkonsolidasi pada lobus-lobus yang didekatnya, disebut juga
pneumonia lobularis.
c. Pneumonia Intertisial
Proses inflamasi dengan batas-batas yang lebih atau kurang
dalam dinding alveolus (interstisium) dari jaringan peribronkial
dan interlobaris.
7. Tanda-tanda umum pneumonia (Donha et al, 2008)
a. Demam
Biasanya cukup tinggi
16
b. Pernapasan
1). Batuk tidak produktif sampai produktif dengan sputur
berwarna keputihan.
2). Takipnea
3). Bunyi nafas ronki atau ranki kasar.
4). Pekak pada saat perkusi
5). Nyeri dada
6). Pernafasan cuping hidung
7). Pucat sampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan)
c. Foto toraks menunjukkan infiltrasi difus atau bercak-bercak
dengan distribusi peribronkial.
d. Perilaku yang sensitif, gelisah, letargik.
e. Gangguan Gastrointesinal antara lain anoreksia, muntah, diare,
nyeri abdomen.
8. Faktor Resiko meningkatkan resiko kejadian dan derajat
pneumonia, antara lain:
a. Defek anatomi bawaan
b. Defisit imunologi
c. Polusi
d. Gastroesophageal reflek
e. Aspirasi
f. Gisi buruk
17
g. Berat badan lahir rendah
h. Tidak mendapatkan ASI
i. Imunisasi tidak lengkap
j. Adanya saudara serumah yang menderita batuk
k. Kamar tidur yang terlalu padat penghuninya.
18
2.2. Keaslian Penelitian
Tabel 2.1
Keaslian Penelitian
No. Peneliti/Judul
penelitian
Variabel/rujukan
penelitian
Metode/
sampel
Hasil
1. Dhafika makoginto,
Arsunan Arsin, Sidik
Ris Factore seene
pneumonia in toddlers
in the work area
puskesmas suding the
city of Makasar.
2013
Untuk mengetahui
besar resiko kejadian
pneumonia pada
anak balita diwilayah
kerja puskesmas
sudiang kota
Makasar.
Case control
dengan metode
exhaustive
sampling
sebanyak 61
balita dan
kelompok control
dengan metode
posive sampling
sebanyak 61
balita dengan
perbandingan 1:1.
Pemberian ASI
eksklusif, jenis
lantai, status gizi,
ventilasi rumah,
merupakan faktor
resiko kejadian
pneumonia pada
anak balita
2.
Juspiandi La Ode
Asfilaly
Kejadian pneumonia
pada balita
2013.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kejadian pneumonia
pada balita di ruang
anak RSU Lubuang
bayi Makasar
Sulawesi Selatan.
Cross sectional
tehnik sampling
sehingga
didapatkan 30
orang responden.
Ada hubungan
antara kejadian
pneumonia pada
balita dengan
tingkat
pengetahuan ibu
tentang pneumonia.
Keberadaan
anggota keluarga
yang menderita
pneumonia dan
BBLR.
19
2.3.Kerangka Teori
P
ling
Gambar 2.1. Kerangka Teori
(Notoatmodjo, 2010)
1. Faktor Predisposisi
(Predisposing factor)
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Nilai-Nilai
2. Faktor Pendukung
(Enabling Factor)
- Lingkungan Fisik
- Sarana Kesehatan
3. Faktor Pendorong
(Renforcing Factor)
- Sikap dan
Perilakupetugas
kesehatan.
- Perilaku masyarakat
Perilaku
Pencegahan
Pneumonia
20
2.4.Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
(Notoatmodjo, 2010)
2.5.Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Ada 2 hipotesis adalah :
1. Ho :Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
pneumonia.
2. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
pneumonia.
Variabel Independen
Pengetahuan Ibu Tentang
pneumonia
Variabel Dependen
Pencegahan pneumonia
pada balita
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non
eksperimental dengan desain studi korelasional yaitu mengkaji hubungan
antar variabel. Pendekatan yang digunakan cross sectional yaitu penelitian
yang menekankan pada waktu pengukuran hanya satu kali pada satu saat.
(Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti tentang
hubungan pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi
pada bulan April - Juni 2015.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitan yang akan
diteliti. (Notoatmodjo, 2010) Populasi pada penelitian ini adalah ibu
dari balita yang menderita sakit pneumonia di ruang rawat inap
RSUD Dr. Moewardi pada bulan Desember 2014 sejumlah 40 orang.
22
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010).Sampel yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah ibu dari balita yang menderita sakit pneumonia yang
menjalani rawat inap di RSUD Dr. Moewardi ruang PICU, Melati
2, Melati 3.
Di dalam menentukan jumlah sampel diusahakan sampel yang
representatif, maksudnya sampel yang dapat mewakili populasinya.
Menurut Sloom, cara menghitung jumlah sampel adalah sebagai
berikut (Sarwono, 2006) :
N
n =
N ( ) + 1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = Populasi = 40 ibu balita
= derajat kebebasan missal 5 %
Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah :
40
n =
40 ( ) + 1
= 36,36, dibulatkan 36
Berdasarkan penghitungan tersebut maka jumlah sampel adalah 36
orang.
23
3.3.3. Tehnik Sampling
Tehnik sampling dengan probability sampling yaitutehnik
pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2014).
Pengambilan sampel dengan proportionatestratified random
sampling, yaitu populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2014).
1. Kriteria inklusi
a. Ibu dari balita umur 1 bln – 5 thn yang menjalani rawat inap
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Ibu tinggal serumah dengan anak
c. Ibu balita dapat diwawancarai
d. Ibu balita dengan diagnosa awal masuk rumah sakit dengan
pneumonia.
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu tidak bersedia menjadi responden.
b. Ibu balita yang mempunyai anak menderita pneumonia
karena VAP (Ventilator Associated Pneumonia).
c. Ibu balita yang mempunyai anak umur kurang 28 hari / > 5
tahun.
24
Ni
Besar sampel tiap ruangan ni = x n
N
Keterangan :
ni : jumlah sampel tiap ruangan
Ni : jumlah populasi tiap ruangan
N : jumlah populasi seluruh sampel
n : jumlah sampel seluruhnya
Sampel tiap ruangan :
Ni
1. PICU = x n
N
13
= x 36
40
= 12
Ni
2. Melati II = x n
N
22
= x 36
40
= 20
Ni
3. Melati III = x n
N
4
= x 36
40
= 4
25
3.4. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran.
3.4.1. Variabel Independen (Variabel bebas), adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi variabel dependen.
Variabel independen pada studi ini adalah tingkat pengetahuan ibu
tentang pneumonia.
3.4.2. Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah variable yang
dipengaruhi variabel bebas. (Perason dan Tmothy, 2008).
Varibel dependen pada penelitian ini adalah ibu balita dengan
perilaku pencegahan penyakit pneumonia.
.
Definsi Operasional memberikan pengertian dan pendefinisian suatu
variable dan menggambarkan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk
mengukurnya (Broekopp dan Telsma, 2000)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional Alat
ukur
Parameter Skala
1. Pengetahuan
Ibu balita
Segala sesuatu yang
diketahui ibu tentang
pneumonia meliputi
pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pencegahan.
Kuisioner Jumlah item 15 :
- Skor tertinggi 60
- Skor terendah 15
Dikategorikan :
- Baik (46-60)
- Cukup (31-45)
- Kurang (15-30)
Ordinal
2.
Perilaku
Pencegahan
pneumonia
Tindakan yang dilakukan
ibu dalam upaya untuk
mencegah balita tidak
kambuh, antara lain :
Kuisioner Jumlah item 15 :
- Skor tertinggi 60
- Skor terendah 15
Ordinal
26
- Perawatan selama masa
kehamilan.
- Perbaikan gizi balita.
- Memberikan imunisasi
lengkap pada anak.
- Memeriksakan anak sendiri
apabila terserang batuk.
- Menjauhkan balita dari
penderita batuk.
Dikategorikan :
- Baik (38-60)
- Kurang baik
(15-37)
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1. Alat Penelitan
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan
kuesioner.Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang hal-hal yang dia ketahui. (Arikunto, 2012)
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan pneumonia
adalah kuisioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2012)
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
pengetahuan sejumlah 15 soal favorable (positif) dengan skala
likert. Pilihan jawaban sangat setuju diberikan skor 4, setuju
diberikan skor 3, tidak setuju diberikan skor 2, dan sangat tidak
setuju diberikan skor 1.
Kuesioner untuk mengetahui perilaku sejumlah 15 soal favorable
(positif), jawaban tidak pernah diberikan skor 1, kadang-kadang
27
diberikan skor 2, sering diberikan skor 3, dan selalu diberikan skor
4.
3.5.2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data yaitu dengan meminta ijin dengan RSUD
Dr. Moewardi, menjelaskan tentang penelitian dan tujuan
penelitian kepada calon responden, menjelaskan tentang informed
consent. Setelah responden memahami dan apabila setuju maka
responden diminta untuk menandatangani informed consent
tersebut. Membagikan kuesioner kepada responden, kuesioner
terdiri 2, yaitu kuesioner tentang pegetahuan dan kuesioner tentang
perilaku pencegahan pneumonia.Setiap kuisioner terdiri dari 15
pertanyaan, setelah diisi oleh responden, kuesioner dikumpulkan
untuk dicek kelengkapnnya.
3.5.3. Pengujian instrument penelitian
1. Uji Validitas
Tehnik yang digunakan untuk mengetahui validitas kuisioner
menggunakan metode pearson correlation :
r = ( ) ( ) ( )
( )[ ] ( )[ ]2222 YYnXXn
YxXXYN
å-åå-å
åå-å
Keterangan :
r : koefisien korelasi
Xå : jumlah skor pertanyaan
28
Yå : jumlah skor total
N : jumlah responden
Apabila r hitung > r tabel, r tabel 0,361 (Sugiyono, 2014).
Apabila r hitung > r tabel, maka dapat dikategorikan valid.Uji
Soeradji Tirtonegoro Klaten dengan jumlah sampel 30 orang
ibu balita pada bulan Maret 2015. Hasil uji validitas dari 20
butir pertanyaan dengan menggunakan sistem SPSS uji
Pearson Product Momentpada kuesioner Tingkat Pengetahuan
didapatkan hasil kuesioner yang valid adalah no 1, 2, 3, 4, 6, 8,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19 dan kuesioner yang tidak
valid adalah no 5, 7, 9, 16, 20, dengan rentang nilai r 0,433
sampai r 0,770.Hasil uji validitas butir pertanyaan perilaku
didapatkan hasil kuesioner yang valid adalah no 1, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 20 dan kuesioner yang tidak valid
adalah no 2, 9, 14, 18, 19, dengan nilai r 0,390 sampai r 0,748.
2. Realibilitas
Reabilitas adalah alat ukur yang penting untuk menjamin
pengumpulan data yang akurat (Assaf, 2003)
Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha
Cronbaach :
R11=( ) þ
ýü
îíì å-
þýü
îíì
- ta
ba
k
k2
2
11
29
Keterangan :
R11 : realibilitas instrument
K : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ba 2å : jumlah varians butir
ta 2 : varians total
Jika nilai koefisien >0,7 maka instrument dikatakan
reliable (Arikunto, 2006). Hasil uji reliabilitas menggunakan
sistem SPSS 18 dengan uji alpha cronbach pada kuesioner
tingkat pengetahuan didapatkan hasil dengan jumlah 15
pertanyaan didapatkan nilai reliabilitas r hitung 0.859 sehingga
r hitung > 0,7 maka 15 butir pertanyaan pengetahuan
reliabel.Hasil uji reliabilitas butir pertanyaan perilaku dengan
jumlah 15 pertanyaan didapatkan nilai reliabilitas r hitung
0.825 sehingga r hitung > 0,7 maka 15 butir pertanyaan
perilaku reliabel.
3.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian dilanjutkan
dengan pengolahan data yang meliputi :
3.6.1. Tehnik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tujuan menyederhanakan
data yang telah terkumpul, menyajikan dalam susunan yang baik
kemudian di analisa.
30
Menurut Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi sebagai
berikut :
1. Penyuntingan (Editing)
Memeriksa data yang terkumpul untuk meneliti kelengkapan
jawaban responden yang diberikan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan yang
diberikan dengan jawaban.
2. Pengkodean (Coding)
Memberikan tanda pada alat peneliti untuk memudahan dalam
analisa data.
3. Entri Data (Entry Data)
Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat
tabel kontingensi.
4. Tabulasi (Tabulating)
Memasukkan data jawaban responden dalam tabel sesuai dengan
skor jawaban, kemudian dimasukkan dalam master tabel yang
telah ditetapkan.
3.6.2. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Penelitian analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau
mendeskriptikan karakteristik setiap variabel penelitian seperti
31
umur, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin (Notoatmodjo,
2012). Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi berdasarkan
persentase dari tiap-tiap karakteristik variabel, mean, median dan
modus. Guna mempermudah dalam menganalisa data dibutuhkan
bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
untuk mendistribusi frekuensi karakteristik responden sesuai
dengan yang diinginkan peneliti.
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat adalah jenis analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel (Notoatmodjo, 2012)
yaitu pengetahuan ibu balita dengan perilaku pencegahan penyakit
pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi.Sebelum
dilakukan analisa bivariat, dilakukan uji normalitas.
Uji normalitas data yaitu cara untuk mengukur apakah data
yang didapatkan sudah memiliki distribusi normal sehingga dapat
dipakai dalam stratistik parametrik (Nursalam, 2011). Uji
normalitas dalam penelitian ini adalah dengan Saphiro-wilk dengan
taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Nilai
asymp sig >0,05 berarti data berdistribusi normal, nilai asymp
sig<0,05 berarti data berdistribusi tidak normal (Notoatmodjo,
2012).Hasil uji normalitas pada penelitian didapatkan hasil
pengetahauan sig 0,499 dan perilaku sig 0,001, sehingga distribusi
data tidak normal.
32
Data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal maka uji
bivariat dengan menggunakan korelasi Rank Spearmankarena data
dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal dengan rumus :
rs = 1 - ( )16
2
2
-
å
nn
d i
Keterangan :
rs : nilai korelasi rank spearman
2
id : perbedaan ranking antara pasangan data
å : notasi jumlah
n : besarnya pasangan rank untuk spearman
Interprestasi hasil uji statistik bila :
- Apabila p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada
hubungan antara pengetahun ibu balita dengan perilaku
pencegahan pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.
Moewardi.
- Apabila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara pengetahun ibu balita dengan perilaku pencegahan
pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr. Moewardi.
3.7. Etika Penelitian .
Menurut Hidayat (2007) etika dalam penelitian keperawatan sangat
penting karena penelitian keperawatan berhubungan dengan manusia,
sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
33
3.7.1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent)
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
pengumpulan data responden telah menyatakan bersedia diteliti.
Mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
(Informed consent).
3.7.2. Tanpa nama (Anomity)
Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak
mencamtumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, namun
cukup diberi kode pada masing-masing lembar tersebut.
3.7.3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok tertentu
saja yang akan dijadikan atau dilaporkan hasil penelitian.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Responden
4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Umur
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik
responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, dan lama kerja.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di
RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36)
Umur Jumlah Presentase (%)
26-35 Tahun
(Dewasa awal)
7 19%
36-45 Tahun
(Dewasa akhir)
20 56%
46-55 Tahun
(Lansia awal)
9 25%
Jumlah 36 100%
Hasil analisis pada Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah
umur 36-45 tahun yaitu 20 orang (56%) dan paling sedikit umur
26-35 yaitu 7 orang (19%). Menurut DepKes (2008) menyatakan
bahwa klasifikasi responden berdasarkan umur mengggunakan
rentang 0-9 tahun, 10-19 tahun, 20-29 tahun, dan seterusnya
sesuai kelipatan 10 tahun.
35
4.1.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan di
RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36)
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%)
SD 9 25%
SMP 10 28%
SMA 17 47%
Jumlah 36 100%
Hasil analisis pada Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling
banyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (47%) dan yang paling
sedikit SD yaitu 9 orang (25%).
4.2. Analisis Univariat
4.2.1. TingkatPengetahuan Ibu Tentang Pneumonia
Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data tingkat
pengetahuan responden tentang Pneumonia dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia di RSUD Dr.
Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36)
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
Kurang 0 0%
Cukup 3 8%
Baik 33 92%
Jumlah 36 100%
36
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui tingkat pengetahuan
responden tentang pneumonia yang paling banyak adalah baik
sebanyak 33 responden (92%) dan paling sedikit adalah kurang
sebanyak 0 orang (0%).
4.2.2. Perilaku Pencegahan Pneumonia
Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan data perilaku
pencegah pneumonia dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Perilaku Pencegahan Pneumonia di RSUD Dr. Moewardi
BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36)
Perilaku Pencegahan
Pneumonia
Frekuensi Presentase (%)
Kurang 0 0%
Cukup 4 11%
Baik 32 89%
Jumlah 36 100%
Pada Tabel 4.5 diatas dapat diketahui perilaku pencegahan
pneumonia yang paling banyak adalah baik sebanyak 32
responden (89%) dan yang paling sedikit adalah kurang sebanyak 0
responden (0%).
37
4.3. Analisis Bivariat
Hasil uji normalitas mengunakan shapiro wilk dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.5 Uji Normalitas Data
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pengetahuan ,973 36 ,499
Perilaku ,879 36 ,001
Hasil uji normalitas data menggunakan shapiro wilk didapatkan hasil
untuk pengetahuan nilai p value = 0,499 sehingga data tidak terdistribusi
normal sedangkan perilaku nilai p value = 0,001 maka data terdistribusi
normal. Data pengetahuan tidak terdistribusi normal sehingga uji bivariat
menggunakan Rank Spearman.
Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil hubungan
pengetahuan ibu tentang pneumonia dengan perilaku pencegahan pneumonia
yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Pneumonia di
RSUD Dr. Moewardi BulanApril -Juni Tahun 2015 (n=36)
Variabel p value
Tingkat Pengetahuan
Perilaku
0,003
Hasil analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearmandidapatkan nilai
p value = 0,003 dimana p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1diterima
artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia.
38
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden paling banyak
adalah umur 36-45 tahun yaitu 20 orang (56%). Hurlock dalam Marini (2012)
usia ibu berada dalam rentang 20-35 tahun yang termasuk dalam rentang usia
dewasa dini dimana pada masa ini merupakan masa penyesuaian diri terhadap
pola-pola kehidupan baru, harapan-harapan sosial baru dan cara hidup baru.
5.2. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang paling
banyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (47%).Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Marini (2012) yang menyatakan bahwa
pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA dengan jumlah 44
responden (55%).
Hasil penelitian Risa & Shobur (2009) menunjukkan karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA
yaitu 18 responden (45%).Hasil penelitian Sari (2012) menunjukkan
karakteristil responden berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah
SMA sebanyak 44 responden (55%).
39
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah menerima
hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuaanya (Notoatmojo, 2003).
5.3. Tingkat Pengetahuan Tentang Pneumonia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan tentang
pneumonia yaitu baik sebanyak 33 responden (92%). Hasil ini sejalan dengan
penelitian Rahim (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang
paling banyak adalah baik yaitu sebanyak 76 responden dari 102 responden.
Pengetahuan tentang penyakit pneumonia tidak hanya dilakukan secara
klinis tetapi juga dilakukan dengan memperhatikan lingkungan tempat
tinggal.Mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan penularan
penyakit pneumonia. Semua hal tersebut dapat diketahui jika seseorang sudah
mengetahui semua teorinya (Rahim, 2013)..
Pendidikan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung
antara lain pendidikan. Pendidikan yang tinggi dapat menyebabkan
peningkatan pengetahuan pada seseorang (Rahim, 2013).
Hasil penelitian Wardhani, dkk (2010) menunjukkan pengetahuan yang
baik tentang sebuah hal sangat dipengaruhioleh multifaktor seperti tingkat
pendidikan, peran penyuluh kesehatan, aksesinformasi yang tersedia dan
keinginan untuk mencari informasi dari berbagai media. Pengetahuan yang
40
baik tentang pneumonia pada responden penelitian dapat dipengaruhi karena
sudah pernah adanya sebuah penyuluhan tentang pneumonia sehingga hasil
penelitian menunjukkan semua responden memiliki pengetahuan baik tentang
pneumonia (100%).Hasil penelitian Azizah, Fahrurazi, & Qoriaty (2014)
menunjukkan responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang
pneumonia sebanayak 15 responden (86,5%).
5.4. Perilaku Pencegahan Pneumonia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan pneumonia
yang paling banyak adalah baik yaitu 32 responden (89%). Hasil kuesioner
yang sering dijawab setuju adalah rokok merupakan salah satu faktor yang
meningkatkan terjadinya pneumonia sebanyak 28 responden dan kuesioner
perilaku saya akan membersihkan tempat tidur agar terbebas dari debu yang
bisa menyebabkan pneumonia sebanyak 27 responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitan Rahim (2013) yang
menunjukkan bahwa perilaku ibu yang paling banyak adalah baik yaitu
sebanyak 76 responden. Perilaku yang baik yag dimiliki oleh seseorang
dipengaruhi oleh adanya pengetahuan yang baik pula pada hal tersebut.
Pengetahuan yang baik pada ibu tentang pencegahan pneumonia pada anak
dapat membuat perilaku ibu menjadi lebih baik pula dalam melakukan
pencegahan atau perawatan pada anak.
Ibu dapat melakukan pencegahan pneumonia dengan baik, Hal ini
dimungkinkankarena rumah tangga dengan status ekonomi yang lebihtinggi
41
dapat memiliki kemampuan lebih baik dalampemenuhan kebutuhannya,
termasuk pemeliharaan kesehatan(meningkatkan akses terhadappelayanan
kesehatandan ibu yang berpendidikan lebih tinggi diharapkanmempunyai
informasidan wawasan yang lebih baiktermasukdalam pemecahan masalah
kesehatan (Anwar & Dharmayanti,2014).
Hasil ini sesuai dengan pendapat Mahmud (2006), semakin banyak
pengetahuan ibu tentang pneumonia, semakin rendah angka kesakitan dan
kematian pneumonia pada balita. Sedangkan ibu yang tidak mempunyai
cukup pengetahuan tentang pneumonia, akan menganggap remeh dan bahkan
tidak mendukung upaya pencegahan penyakit pneumonia, sehingga
menyebabkan semakin tinggi angka kesakitan dan kematian pneumonia pada
balita. Sebaliknya mereka yang semakin banyak pengetahuan tentang
pneumonia, lebih mempergunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan
tentang pneumonia tersebut.
5.5. Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia dengan nilai p value =
0,003.Teori dari WHO menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi
oleh pengetahuan.Sama halnya yang dikemukakan teori Lawrence Green
bahwa perilaku seseorang ditentukan salah satunya yaitu perilaku.Seseorang
yang tidak mau mengimunisasikan anaknya dikarenakan orang tersebut tidak
tau atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (Rahim, 2013).
42
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terjadi melalui panca indra manusia (Efendi, 2009).
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (over behavior). Menurut Syahrani, Santoso dan Sayono
(2012) pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu, sehingga seseorang
yang memiliki aspek pengetahuan baik akan mempengaruhi sikap seseorang
terhadap perilaku untuk memelihara atau menjaga kesehatannya. Semakin
banyak aspek positif dari objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap
makin positif terhadap objek tersebut.
Menurut Maramis, Ismanto & Babakal (2013) menunjukkan
pengetahuan dapat mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh
informasi lebih banyak mengenai sesuatu yang dianggap perlu dipahami lebih
lanjut atau dianggap penting. Ibu sebagai pemegang peran pengasuh bagi
anak wajib mengetahui segala keperluan dan kekurangan yang belum
terpenuhi pada anak.Hal ini mendorong orang tua (ibu) untuk
mengembangkan sikap yang menuntun pada tindakan sebagai hasil atau
output dari pengetahuan terhadap hal – hal yang berhak diperoleh anak salah
satunya adalah perawatan.
Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Kurniasih (2009), bahwa
ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan upaya
perawatan terhadap balita dengan ISPA. Hal ini diperkuat oleh pendapat
43
Notosiswoyo dalam Syahrani, Santoso & Sayono (2012) bahwa rendahnya
tingkat pengetahuan dan keterampilan keluarga terutama ibu menjadi salah
satu pemicu terjadinya ISPA pada balita. Sebagian besar keluarga yang
mempunyai balita ISPA dirumah adalah ibu yang tidak mengetahui cara
mencegah ISPA.
44
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan ibu balita tentang perilaku pencegahan penyakit
pneumonia di ruang rawat inap anak RSUD Dr.Moewardi yaitu baik
sebanyak 33 responden (92%).
2. Perilaku ibu balita tentang pencegahan penyakit pneumonia di ruang rawat
inap anak RSUD Dr.Moewardi yang paling banyak adalah baik sebanyak
32 responden (89%)
3. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan pneumonia
dengan p value = 0,003.
6.2.Saran
1. Bagi rumah sakit
Manajemen Rumah Sakit diharapkan dapat mengadakan program
untuk meningkatkan pelayanan sehingga dapat mengurangi kejadian
pneumonia pada anak balita.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan mengenai pengetahuan ibu balita tentang perilaku penyakit
pneumonia sehingga dapat sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.
45
3. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang pneumonia.
4. Bagi Peneliti
Peneliti lebih mengetahui tentang perilaku pencegahan pneumonia
sehingga peneliti lebih memahami serta dapat memberikan penyuluhan
tentang perilaku pencegahan pneumonia kepada masayarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Athena& Dharmayanti, Ika.2014. Pneumonia among Children Under
Five Years of Age in Indonesia. Artikel Penelitian.Pusat Teknologi
Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Arikunto, S, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
Rineka Cipta
Arikunto, Suharismi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta : Rineka Cipta
Brockopp.D .Y. dan Tolsma, M, (2000), Dasar-Dasar Riset Keperawatan ,
Jakarta : EGC
Dhefika Makoginto, Arsinan Arsin, Dian Sidik, (2012), Faktor Resiko Kejadian
Pneumonia Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Suding
Makasar, Bagian Epidermiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanudin.
Dinkes Jateng (2013), Profil Kesehatan Prop. Jawa Tengah Th. 2012, BAB III,
Situasi Derajat Kesehatan, Semarang : Dinas Kesehatan Jawa Tengah PP 18
DonhaL.Wong, Marlyn Hockenberry Eaton, David Wilson, Marly L Winkelstein
Patricia Schwartz, (20, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC
Efendi (2009).Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam
keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
IDAI (2010), Pedoman Pelayanan Medis, Jakarta
Imam Ghozali, (2010 ), Aplikasi Analisa Dengan Program SPSS, Semarang :
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Juspiandi, La Ode Asfilalyly, (2014), Kejadian Pneumonia Pada Balita, Journal
of Pediatre Nursing Vol. 1(2), PD.081-086.
Kurniasih (2009).Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan upaya perawatan
terhadap balita dengan ISPA di puskesmas pangean kabupaten kuantan
singingi. Diunduh dari http://lib.unri.ac.id/skripsi/index.ph
p?p=show_detail&id=20820 (30 Juli 2015)
Maramis,Paramitha Anjanata, Ismanto,Amatus Yudi &Babakal,Abram.2013.
Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu TentangIspa Dengan
Kemampuan Ibu Merawat Balita Ispa Pada Balita Di Puskesmas Bahu
Kota Manado.ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor
Marini, Pita Sari.2012.Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Pneumonia Ringan Pada Balita Di Rumah Di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor.Artikel Ilmiah.Bandung.Universitas Padjadjaran.
Notoatmodjo, (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta : Asdi
Mahasatya
Notoatmodjo, S, (2010), Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,Jakarta :
Rineke Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Rineke Cipta.
Nursalam (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Nursalam (2011), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Istrumen Penelitian
Keperawatan, Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika
Rahim, Rita.2013.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Putri
Ayu.Artikel Ilmiah.Jambi.Universitas Kedokteran dan Ilmu Kesehata Jambi.
Sugiyono, (2014), Kuantitatif dan R dan Metode Penelitian D, Bandung :
Alfabeta
Sugiyono, (2014), Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Supriyanto, dt,SP,p,Mars,et, al (2014), Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013,
BAB 6. Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI PP 139 -140.
Syahrani, Santoso, & Sayono.(2012).Pengaruh pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan ISPA terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu
merawat balita ISPA dirumah. Diunduh
darihttp://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/
view/44/83 (30 Juli 2015)
Wardani, dkk.2010.Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial-Ekonomi, Dan
Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Insfeksi Saluran Pernapasan Akut
(Ispa) Pada Balita Di Kelurahan Cicadas Kota Bandung. Prosiding
:Seminar Nasional Sains & Teknologi – III. Peran Strategis Sains &
Teknologi dalam Mencapai Kemandirian Bangsa
top related