hmd dan tbc

Post on 29-Jan-2016

251 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

penyakit neonatus pada sistem respirasi

TRANSCRIPT

Hyaline Membrane Disease (HMD =Respiratory Distress Syndrome)

Definisi• Hyalin Membrane Disease (HMD) juga dikenal

sebagai sindrom gawat pernapasan (RDS). • Terjadi pada sekitar 25% BBL yang lahir pada usia

kehamilan 32 minggu. Insidensi meningkat dengan semakin prematurnya BBL.

PENYAKIT MEMBRAN HIALIN (IRDS; RDS; HMD; PMH; SGN)

• Aterm surfaktan cukup mencegah kolaps alveolus saat akhir ekspirasi

• Prematur surfaktan kurang alveolus kolaps saat akhir ekspirasi bayi akan mengalami sesak napas

• Makin muda usia kehamilan makin tinggi risiko PMH

Hyaline Membrane Disease (Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)

•RISIKO TINGGI PADA• Prematuritas• Jenis kelamin laki-laki• BBL dari ibu dengan diabetes

•RISIKO RENDAH• Stress intrauterus kronis

• Ketuban Pecah Dini dalam waktu lama• Hipertensi ibu• Pemakaian narkotik• Retardasi Pertumbuhan Intrauterus (RPIU) atau kecil

untuk usia kehamilan (KMK)• Kortikosteroid – Prenatal

Kelainan paru-paru pada PMH

1. Kolaps alveolus

2. Cairan yang mengandung protein tinggi membran hialin

3. Penyempitan arteri pulmonalis

Semua keadaan di atas gagal napas

Perjalanan penyakit1. Sesak napas saat atau beberapa saat setelah lahir

2. Klinis memburuk selama 48 – 72 jam

3. Perbaikan klinis terjadi setelah 48 – 72 jam

4. Oksigen dihentikan antara hari ke 5 - 10

Diagnosis• Anamnesis

• Bayi prematur atau cukup bulan dengan ibu diabetes melitus tidak terkontrol

• Pemeriksaan fisis• Sesak napas• Bayi tampak lemah, edema perifer

• Pemeriksaan penunjang• Foto toraks

Pencegahan• Pencegahan persalinan prematur• Pemberian betametason pada ibu (prematur < 34

minggu)• Resusitasi adekuat• Mencegah hipotermi, hipoglikemia dan hipoksia

Tatalaksana • Diagnosis dini• Risiko tinggi timbulnya PMH Bayi dilahirkan di RS

yang mempunyai NICU• Surfaktan ISEC approach• Penanganan suportif yang baik• Bila dapat hidup 72 jam setelah kelahiran sembuh

sendiri

Hyaline Membrane Disease

(Respiratory Distress Syndrome) (lanj.)Penatalaksanaan HMD (RDS) • Umum • Pengaturan suhu• Cairan parenteral• Antibiotik• Pemantauan berkesinambungan

• Perawatan Spesifik• Terapi penggantian surfaktan

Komplikasi • Keadaan yang berhubungan dengan

prematuritas: ikterus, apneu, hipotermia, hipoglikemia

• Kerusakan otak• Perdarahan periventrikular• Pneumotoraks• Duktus arteriosus persisten • Penyakit paru kronik

Definisi

• Tubercolosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkolosis

TBC

ETIOLOGI

• Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis• kuman batang, keadaan “dormant” pada tubuh

host• terdiri dari asam lemak (lipid). • Lebih tahan terhadap asam, gangguan kimia dan

fisika. • Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi kadar

oksigen

Epidemiologi

Global Insiden kasus 9,4juta

Kasus terbanyak Asia Tenggara(35%),

Afrika(30%), Paifik Barat (30%)

Insiden kasus di Indonesia

0,35-0,52 juta

Penularan

• Droplet

Dipengaruhi oleh 1.Jumlah basil dan virulensi

2.Cara batuk3. Cahaya matahari dan ventilasi

Faktor yang mempermudah timbulnya TB :1. Imun menurun

• AIDS• Pemakaian kortikosteroid

dalam waktu yang lama• DM• Kurang gizi

2. Bekas penyakit TB tanpa pengobatan spesifik lengkap

1. Gejala klinik2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan bakteriologi4. Radiologi5. Pemeriksaan penunjang lainnya

Diagnosis

Gejala klinis

Gejala Respiratori

• Batuk >2 minggu

• Batuk darah• Sesak nafas• Nyeri dada

Gejala Sistemik

• Demam• Malaise,

anoreksia, keringat malam, berat badan menurun

Tb ekstra paru

• Tergantung organ yang terlibat

Pemeriksaan1. Pemeriksaan fisik:• Konjungtiva mata/kulit yg pucat krna anemia;• Suhu badan, BB menurun;• Perkusi pd apeks paru = redup, auskultasi = suara nafas

bronkial;• Suara nafas tambahan = ronki basah, kasar & nyaring;• Suara = vesikular melemah ketika infiltrat diliputi oleh

penebalan pleura.• Bila tdpt kavitas yg cukup besar, perkusi = hipersonor, &

auskultasi = suara amforik.

2. Pemeriksaan laboratorium• Pem. Mikroskopis

Sputum, sangan penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis TB sudah dapat dpastikan. Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain 5.000 kuman dalam 1 mL sputum.• Tes tuberkulin, biasanya dipakai test montoux

yakni dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin purified protein derivative intrakutan

3. Pemeriksaan Biakan KumanKuman M.tuberculosis • Egg base media : Lowenstein-Jensen,Ogawa • Agar base media : Middle brook

Pemeriksaan radiologi Foto thoraks PA

• Infiltrat di lobus apeks• Kavitas dikelilingi bayangan

berawan• Bercak milier• Efusi pleura

Lesi TB aktif

• Fibrotik• Kalsifikasi• Schwart

Lesi TB inaktif

1. Analisis cairan pleura2. Pemerikaan histopatologi

jaringan3. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan penunjang lain

Diagnosis BandingMycobacterium KansasiiTumor paruCryptococcusSalmonellaBacterial pneumonia

PENATALAKSANAAN(Pengendalian dan pencegahan)

Terhadap penderita

Diagnosis dini

Pengobatan dini dan adekuat

Isolasi (Sanatorium,

RS Paru)

Terhadap orang sekitar penderita

Balita : Imunisasi

BCG

Dewasa: Profilaksis

dengan INH

Masyarakat

Penyuluhan TBC

Obat yang digunakan

Isoniazid (H)

bakterisidal, efektive untuk bakteri yang

sedang aktif berkembang, dosis 5

mg / kgBB.

Rifampicin (R)

bakterisidal, efective untuk bakteri yang

dormant, dosis 10 mg / kgBB

Pirazinamid (Z)

bakterisidal, efective untuk bakteri intra

selular, dosis 25 mg / kgBB

Etambutol (E)

bakteriostatik, dosis 15 mg / kgBB

Streptomisin (S)

bakterisidal, dosis 15 mg / kgBB

Komplikasi

Gagal nafas

Pneumothoraks

Batuk darah

Gagal jantung

top related