distosia beserta asuhan keperawatannya
Post on 09-Feb-2016
30 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
DISTOSIA BESERTA ASUHAN
KEPERAWATANNYA
Untuk memenuhi tugas matakuliah keperawatan Maternitas
yang dibina oleh Dra. Goretti Maria Sindarti, M.Kes
Oleh
Alyn Vilqi Ruhana (1401100037)
Setyaningtyas (1401100038)
2A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
September 2015
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal, yang
timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan.
Setiap keadaan berikut dapat mengakibatkan distosia :
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau
akibat upaya mengedan ibu.
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir).
3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi,
bayi besar, dan jumlah bayi (passenger).
4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
5. Respon psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta sistem pendukung.
Kelima faktor ini bersifat interdependen. Dalam mengkaji pola persalinan wanita,
seorang perawat mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan bagaimana
mempengaruhi proses persalinan.
Distosia diduga terjadi jika kecepatan dilatasi servik, penurunan dan pengeluaran
janin tidak menunjukkan kemajuan atau jika karakteristik kontraksi uterus
menunjukkan perubahan.
A. Persalinan disfungsional
Persalinan disfungsional dijelaskan sebagai kontraksi uterus tidak normal yang
menghambat kemajuan dilatasi servik normal, kemajuan pendataran (efacement)
(kekuatan primer), dan kemajuan penurunan (kekuatan sekunder).
Disfungsi kontraksi uterus lebih jauh dapat dijelaskan sebagai kontraksi uterus
primer dan sekunder. Wanita yang mengalami persalinan disfungsi primer atau
disfungsi uterus hipertonik seringkali adalah wanita yang cemas ketika pertama
kali mengalami kontraksi yang nyeri. Intensitas kontraksi ini berada diluar
proporsi dan tidak menyebabkan dilatasi atau pendataran (efacement). Kontraksi
ini biasanya terjadi pada fase laten (dilatasi servik <4 cm) dan biasanya tidak
terkoordinasi dan sering terjadi.
Wanita yang mengalami disfungsi uterus hipertonik akan merasa letih dan
mengeluh bahwa ia kehilangan kontrol akibat nyeri yang internsif dan
persalinannya tidak mengalami kemajuan.
Persalinan disfungsional : kekuatan primer dan sekunder
Disfungsi uterus
hipertonik
Disfungsi uterus
hipotonik
Kekuatan ekspulsi
volunter yang tidak
adekuat
Deskripsi :
Biasanya terjadi sebelum
dilatasi 4 cm ; penyebab
belum diketahui, dapat
berhubungan dengan rasa
takut dan tegangan
(kekuatan primer)
Deskripsi :
Penyebab mungkin
kontraktur dan
malposisi janin,
distensi uterus
berlebihan (kembar),
atau penyebab yang
tidak diketahui
(kekuatan primer)
Deskripsi :
Menggunakan otot-
otot abdomen dan
levator ani. Terjadi
pada kala dua
persalinan : penyebab
dapat berhubungan
dengan kondisi
anestesi, analgesik
berat, keletihan
Perubahan pola
kemajuan :
- Nyeri melebihi
proporsi
internsitas
kontraksi
- Nyeri melebihi
proporsi
efektivitas
kontraksi untuk
mengefektivitaska
n kontraksi dalam
mendatarkan dan
mendilatasi
serviks
Perubahan pola
kemajuan :
- Kontraksi
menurun, baik
frekuensi
maupun
intensitasnya
- Uterus mudah
ditekan atau
lembek bahkan
pada puncak
kontraksi
- Untuk
berelaksasi
diantara
Perubahan pola
kemajuan :
- Tidak ada
keinginan
volunter untuk
mendorong
atau mengejan
atau upaya
mendorong
tidak efektif
- Frekuensi
kontraksi
meningkat
- Kontraksi tidak
terkoordinasi
- Uterus
berkontraksi
diantara kontraksi,
tidak dapat
dihindari
kontraksi
(normal)
Efek potensial pada ibu:
- Kontrol hilang
terkait dengan
intensitas nyeri
dan kemajuan
yang kurang
- Keletihan
Efek potensial pada
ibu :
- Infeksi
- Keletihan
- Trauma
psikologis
Efek potensial pada
ibu :
- Kelahiran anak
spontan
pervagina
dicegah
Efek potensial pada janin :
- Asfiksia janin
dengan aspirasi
meconium
Efek potensial pada
janin :
- Infeksi janin
- Kematian janin
dan kematian
neonatus
Efek potensial pada
janin :
- Asfiksia janin
Penatalaksanaan medis :
- Menyingkirkan
diagnosis
disproporsi
sefalopelvis (cpd)
- Stimulasi
Penatalaksanaan medis
:
- Analgesik
(misalnya,
morfin,
meperidin),
Penatalaksanaan
medis :
- Bimbing ibu
saat mengejan
setiap kali
kontraksi
persalinan dengan
oksitoksin
jika selaput
ketuban tidak
ruptur atau
tidak ada cpd
- Penanganan
nyeri
memungkinkan
ibu beristirahat.
Saat ia bangun,
uterusnya
mulai
berkontraksi
secara normal
- Atur supaya
posisi ibu
memungkinka
nnya mengejan
- Forsep rendah
atau ekstraksi
vacum jika
bantuan untuk
melahirkan
pervagina
dibutuhkan.
- Melahirkan
secara sesaria
hanya bila
status janin
meragukan
B. Perubahan struktur pelvis
Distosia pelvis dapat menyertai terjadinya kontraktur diameter pelvis yang
mengurangi kapasitas tulang pelvis dengan termasuk pintu atas panggul,
panggul tengah, pintu bawah panggul atau setiap kombinasi tulang tulag
tersebut. Kontraktur pelvis dapat disebabkan kelainan kongenital,
malnutrisi ibu, neoplasma, dan gangguan spinal bawah. Ukuran pelvis
yang tidak matur merupakan faktor predisposisi bagi para ibu remaja
untuk mengalami distosia pelvis. Deformitas pelvis dapat terjadi akibat
kecelakaan mobil atau kecelakaan lain.
C. Sebab-sebab pada janin
Distosia yang berasal dari janin bisa disebabkan oleh anomali, ukuran bayi
yang berlebihan dan malpresentasi, malposisi, atau kehamilan kembar.
Anomali adalah asitas besar, tumor abnormal mielomeningokel, dan
hidrosefalus adalah kelainan janin yang dapat menyebabkan distosia.
Kelainan-kelainan ini dapat mempengaruhi hubungan anatomi janin
dengan kapasitas pelvis maternal, sehingga janin gagal menuruni jalan
lahir.
Disproporsi sefalopelvis (cpd) atau disproporsi fotopelvis (fpd) yang
berhubungan dengan ukuran janin yang berlebihan (4000 gr/5 pon 13.5
ons atau lebih). Terjadi pada 5% kelahiran aterm. Umumnya ukuran yang
besar atau makrosomia berhubungan dengan diabetes melitus maternal,
obesitas, multiparitas, atau ukuran besar pada salah satu atau kedua orang
tua. Distosia bahu, yaitu kondisi kepala janin dapat dilahirkan tetapi bahu
aterior tidak dapat melewati bagian bawah arkus pubis, dapat terjadi pada
makrosomia.
Kehamilan multi janin, adalah kehamilan kembar dua atau lebih.
Dibanding kelahiran tunggal, kehamilan multi janin berkaitan dengan
lebih banyak komplikasi yang lebih besar, termasuk disfungsi persalinan.
Tingginya insiden komplikasi dan resiko mortalitas perinatal berhubungan
dengan berat badan bayi lahir rendah (bblr) yang berasal dari kelahiran
prematur dan retardasi kelahiran janin. Selain itu, komplikasi janin seperti
kelainan kongenital dan presentasi abnormal, dapat menyebabkan distosia
dan meningkatkan insiden kelahiran sesaria.
Komplikasi yang berhubungan dengan distosia yang berasal dari janin
meliputi resiko asfiksia neonatal, cedera atau fraktur pada janin, dan
laserasi vagina pada ibu. Meskipun ibu dapat melahirkan pervaginam,
distosia pada janin seringkali mengakibatkan kelahiran dengan forsep
rendah, ekstraksi vakum, atau sesaria.
D. Posisi ibu
Hubungan fungsional antara uterus, janin, dan panggul ibu berubah akibat
perubahan posisi ibu. Selain itu, pengaturan posisi dapat memberi
keuntungan atau kerugian mekanis terhadap mekanisme persalinan dengan
mengubah efek grafitasi dan hubungan antara bagian bagian tubuh yang
penting bagi kemajuan persalinan(gilbert, harmon 1993). Terhambatnya
gerakan maternal atau pembatasan persalinan terhadap posisi recumben
atau litotomi bisa mengganggu persalinan. Insiden distosia meningkat,
menyebabkan kebutuhan untuk melakukan augmentasi persalinan,
penggunan forsep, ekstraksi vakum, dan kelahiran sesaria meningkat
(andrews, chrzanowski, 1990)
E. Respon psikologis
Hormon yang dilepas sebagai respon terhadap stress dapat menyebabkan
distosia. Sumber stress bervariasi pada setiap individu, tetapi nyeri dan
tidak adanya pendukung merupakan dua faktor yang mempengaruhi. Tirah
baring dan pembatasan gerak ibu menambah stres psikologis yang
berpotensi menambah stres fisiologis akibat imobilisasi pada wanita
bersalin yang tidak mendapat pengobatan. Apabila rasa cemas berlebihan
hal ini dapat menghambat dilatasi serviks normal, mengakibatkan partus
lama dan meningkatkan persepsi nyeri. Cemas juga menyebabkan kadar
hormon yang berhubungan dengan stres meningkat(β-endorfin, hormon
adrenokortikotropik [acth], kortisol dan efinefrin). Efek kadar hormon
yang tinggi dalam menghambat persalinan telah didokumentasi dengan
baik (simkin, 1986) dan dapat dikaitkan dengan pola persalinan distosia
(liu, 1989).
Pola Persalinan Abnormal
Pola persalinan abnormal terjadi pada 8% kehamilan dengan insiden tertinggi
diantara para wanita multipara (friedman, 1989). Pola ini dapat muncul akibat
berbagai penyebab yang telah diuraikan sebelumnya (kontraksi uterus yang tidak
efektif, kontraktur pelvis, disproporsi sefalo pelvis, presentasi dan posisi janin
yang abnormal, penggunaan analgesik yang dini, konduksi anastesi, dan ansietas
serta stres). Kemajuan pada kala satu dan kala dua persalinan dapat memanjang
(melambat) atau berhenti. Kemajuan yang abnormal dapat dikenali bila dilatasi
servik digambarkan dalam grafik persalinan. Fase laten terdiri dari fase kala satu
antara awitan kontraksi persalinan dan percepatan dilatasi servik. Garis yang
melengkung naik pada kurva menunjukkan awitan fase aktif pada kala satu
persalinan, yang terbagi atas fase akselerasi, fase miring maksimum, dan fase
deselerasi. Pola persalinan yang abnormal pada wanita ditunjukkan dengan garis
putus-putus, laporkan ke dokter atau petugas kesehatan utama.
Fase laten yang mana ialah fase yang berlangsung lebih dari 20 jam atau lebih
lama pada wanita nulipara dan 14 jam atau lebih pada wanita multipara. DALA
fase aktif melambat, dilatasi serviks kurang dari 1,2 cm per jam wanita nulipara
dan kurang dari 1.5 cm per jam pada wanita multipara.penghentian pada fase aktif
ditetapkan bila wanita nulipara atau multipara tidak menunjukkan kemajuan
selama lebih dari dua jam. Penurunan bagian terendah juga dapat diperlama atau
dihentikan pada fase aktif persalinan. Penurunan aktif umumnya dimulai bila
dilatasi serviks mencapai masa lengkung atau miring maksimum dengan
kecepatan penurunan mevcapai titik maksimumnya pada awal fase deselerasi
(sekitar 9 cm). Pola penurunan memanjang ialah pola dimana kecepatan
penurunan kurang dari satu centimeter per jam pada wanita nulipara dan kurang
dari dua centumeter per jam pada wanita multipara. Berhentinya penurunan adalah
keadaan dimana tidak ada kemajuan lebih dari satu jam, baik pada wanita nulipara
maupun multipara sehingga terjadi kegagalan penurunan yaitu keadaan dimana
tidak terjadi penurunan bagian terendah janin selama fase deselerasi dan kala dua.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Distosia
A. Pengkajian
1. Pengkajian data dasar klien
2. Aktifitas atau istirahat.
-melaporkan keletihan, kurang energi.
-letargi, penurunan penampilan
3. Sirkulasi
-tekanan darah dapat meningkat
-mungkin menerima magnesium sulfat untuk hipertensi untuk
kehamilan
4. Eliminasi
-distensi usus atau kandung kemih mungkin ada
5. Integritas ego
-mungkin sangat cemas dan ketakutan
6. Nyeri/ketidaknyamanan
-mungkin menerima narkotik atau anestesia peridual pada awal
proses persalinan
-mungkin menunjukkan persalinan palsu dirumah
-kontraksi jarang dengan intensitas ringan sampai sedang
-fase laten persalinan dapat memanjang.
7. Keamanan
-serviks mungkin kaku atau tidak siap
-pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi.
8. Seksualisasi
-dapat primigravida atau grandmultipara
-dapat mengalami tumor uterus tidak teridentifikasi
9. Pemeriksaan diagnostik
-tes pranatal: dapat memastikan polihidramnion, janin besar, atau
gestasi multiple
-tes stres kontraksi atau tes nonstres: mengkaji kesehatan janin
10. Prioritas keperawatan
-mengidentifikasi dan mengatasi pola uterus abnormali
-memantau respon fisik maternal atau janin terhadap pola
konstraksi dan lamanya persalinan
-memberikan dukungan emosional untuk klien atau pasangan
-mencegah komplikasi
B. Diagnosa dan intervensi
Diagnosa keperawatan bervariasi sesuai tipe distosia dan kebutuhan individual
wanita dan keluarganya. Diagnosa keperawatan yang potensial dan aktual, yang
dapat diidentifikasikan pada wanita yang mengalami distosia ialah sebagai
berikut:
1. Ansietas yang berhubungan dengan :
- Ancaman yang dirasakan pada klien atau janin
Intervensi Rasional
- Kaji status psikologi dan
emosional
Ada gangguan kemajuan normal
dari persalinan bisa memperberat
perasaan ansietas dan kegagalan.
Persaan inji dapat mengganggu
perasaan klien
- Anjurkan pengungkapan
perasaan klien
Klien mungkin takut atau tidak
memahami dengan jelas
kebutuhan terhadap induksi
persalinan
- Gunakan terminologi positif :
o Hindari penggunaan
istilah yang
menandakan adanya
abnormalitas prosedur
atau proses
Rasa gagal karena tidak mampu
melahirkan secara alamiah dapat
terjadi
- Dengarkan keterangan klien
yang dapat menghilangkan
harga diri
Klien meyakini bahwa adanya
intervensi untuk membantu
proses persalinan adalah refleksi
negatif pada kemampuan dirinya
sendiri
- Beri kesempatan klien untuk
memberi masukan pada proses
pengambilan keputusan
Meningkatkan rasa kontrol klien
meskipun kebanyakan dari apa
yang sedang terjadi di luar
kontrolnya
Anjurkan penggunaan atau
kontinuitas teknik pernapasan
dan relaksasi
Membantu menurunkn ansietas
dan memungkinkan klien untuk
berpartisipasi secara aktif
2. Nyeri (akut) yang berhubungan dengan :
- Perubahan karakteristik kontraksi atau masalah psikologis
Intervensi Rasional
Buat upaya yang memungkinkan
klien untuk merasa nyaman
mengajukan pertanyaan
Jawaban pertanyaan dapat
menghilangkan rasa takut dan
meningkatkan pemahaman
Diskusikan perubahan atau
perbedaan yang diantisipasi dalam
pola persalinan dan kontraksi
Membantu menyiapkan klien
karena prosedur induksi, kontraksi
sering, yang secara negatif sering
mengganggu kemampuan klien
dalam penggunaan teknik koping
yang dipelajari, yang
memperlambat terbentuknya pola
kontraksi yang mungkin
Tinjau ulang atau beri instruksi
dalam teknik pernapasan sederhana
Mendorong relaksasi dan memberi
klien cara mengatasi untuk
mengontrol tingkat
ketidaknyamanan
Anjurkan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi. Berikan instruksi
bila perlu
Relaksasi dapat membantu
menurunkan rasa takut, yang
memperberat nyeri dan
menghambat kemajuan persalinan
Berikan tindakan kenyamanan,
misalnya kompres, massage
Meningkatkan relaksasi,
menurunkan tegangan dan
ansietas, dan meningkatkan koping
kontrol klien
Tinjau ulang analgesik yang ada
dan tepat untuk klien, dan jelaskan
faktor waktu dan pembatasannya
Meningkatkan kemampuan klien
untuk mengongtrol situasi dan
memberikan informasi yang perlu
untuk membuat pilihan informasi
Berikan dorongan berupa Meyakinkan klien dengan
pertahanan supaya klien tetap
mendapat informasi tentang
kemajuan
memberikan penguatan positif
terhadap upaya untuk
meningkatkan fokus pada masa
depan
3. Risiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan :
- Gangguan pada janin
Intervensi Rasional
Kaji djj secara manual atau
elektronik. Perhatikan variabilitas,
perubahan periodik, dan frekuensi
dasar
Mendeteksi respon abnormal,
seperti variabilitas yang dilebih-
lebihkan, bradikardia, takikardia,
yang mungkin disebabkan oleh
stres, hipoksia, asidosis.
Perhatikan tekanan uterus selama
istirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intra uterus bila
tersedia
Tekanan istirahaht lebih besar dari
30 mmhg atau tekanan kontraksi
lebih dari 50 mmhg menurunkan
atau mengganggu oksigenasi dalam
ruang intravilos
Identifikasi faktor-faktor maternal
seperti dehidrasi, asidosis, ansietas,
atau sindrom vena cava
Kadang-kadang, proses sederhanan
seperti membalikkan klien ke
posisi recumben lateral
meningkatkan sirkulasi darah dan
oksigen ke uterus dn plasenta serta
dapat mencegah atau memperbaiki
hipoksia janin
Intervensi kolaborasi Rasional
Perhatikan frekuensi kontraksi
uterus. Beri tahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau kurang
Kontraksi yang terjadi setiap 2,
menit atau kurang tidak
memungkinkan oksigenasi adekuat
dari ruang intravilos
Kaji malposisi dengan
menggunakan manuver leopold dan
temuan pemeriksaan interaksi.
Tinjau ulang hasil usg
Menentukan pembaringan janin,
posisi dan presentasi dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang
memperberat disfungsional
persalinan
Atur pemindahan pada lingkungan
perawatan akut bila malposisi
dideteksi pada klien pusat kelahiran
alternatif (pka)
Risiko cedera atau kematian janin
meningkat dengan elahirkan
pervaginam bila presentasi selain
verteks
4. Risiko tinggi cedera maternal yang berhubungan dengan :
- Intervensi penanganan distosia
- Intervensi : Rasional
- Tinjau ulang riwayat
persalinan, awitan, dan
durasi
Membantu mengidentifikasi
kemungkinan penyebab,
kebutuhan pemeriksaan
diagnostik, dan intervensi yang
tepat. Disfungsi uterus dapat
disebabkan oleh keadaan atonik
atau hipertonik. Atoni uterus
diklasifikasikan primer bila ini
terjadi sebelum awitan persalinan
(pase laten) atau sekunder bila ini
terjadi setelah persalinan yang
baik (fase aktif).
- Catat waktu dan jenis obat.
Hindari pemberian narkotik
atau anastetik blok epidural
sampai servik dilatasi 4 cm
Pola kontraksi hipertonik dapat
terjadi pada respon terhadap
rangsangan oksitosin : sedatif yang
diberikan terlalu dini (atau
melebihi kebutuhan) dapat
menghambat atau menghentikan
persalinan.
- Evaluasi tingkat keletihan
yang menyertai, serta tingkat
aktivitas dan istirahat,
sebelum awitan persalinan
Kelelahan ibu yang berlebihan
menimbulkan disfungsi sekunder
atau mungkin akibat dari
persalinan lama atau persalinan
palsu.
- Kaji pola kontraksi uterus
secara manual atau secara
elektronik
Disfungsi kontraksi memperlama
persalinan, meningkatkan resiko
komplikasi maternal atau janin.
Pola hipotonik ditunjukkan dengan
kontraksi sering dan ringan yang
terukur kurang dari mmhg. Pola
hipertonik ditunjukkan dengan
peningkatan frekuensi dan
penurunan intensitas kontraksi,
pada peningkatan tonus istirahat
lebih besar dari 15 mmhg.
- Catat kondisi servik. Pantau
tanda amnionitis. Catat
peningkatan suhu dan
jumlah sel darah putih (catat
bau dan warna rabas vagina)
Serviks kaku atau tidak siap tidak
akan dilatasi sehingga
menghambat penurunan janin
dalam persalinan. Terjadinya
amnionitis secaralangsung
dihubungkan dengan lamanya
persalinan, sehingga melahirkan
harus terjadi dalam 24 jam setelah
pecah ketuban.
- Catat penonjolan, posisi
janin, dan presentasi janin
Indikator kemajuan persalinan ini
dapat mengidentifikasi timbulnya
penyebab persalinan lama. Sebagai
contoh, presentasi bokong tidak
seefektif lebarnya dilatasi serviks
pada presentasi ferteks.
- Kaji derajat hidrasi. Catat
jumlah dan jenis masukan
Persalinan yang lama dapat
mengakibatkan
ketidakseimbangan cairan
elektrolit serta kekurangan
cadangan glukosa, mengakibatkan
kelelahan dan persalinan lama
dengan peningkatan resiko infeksi
uterus, hemoragi pascapartum,
atau pencetus kelahiran pada
adanya persalinan hipertonik.
- Tetap bersama klien :
berikan lingkungan yang
tenang sesuai indikasi
Reduksi rangsang dari luar
mungkin perlu untuk tidur setelah
pemberian obat untu klien dalam
status hipertonik. Juga membantu
dalam menurunkan tingkat
ansietas, yang dapat menimbulkan
disfungsi uterus baik primer dan
sekunder.
- Sediakan kotak peralatan
kedaruratan
Mungkin diperlukan kejadian pada
kejadian pencetus persalinan dan
kelahiran, yang duhubungkan
dengan hipertonisitas uterus.
5. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan :
- Kekecewaan
- Nyeri
- Rasa takut
- Keletihan
- Sistem pendukung yang kurang
Intervensi : Rasional
- Tentukan kemajuan
persalinan. Individual tidak
efektif. Kaji derajat nyeri
dalam hubungannya dalam
dilatasi
Persalinan yang lama yang
berakibat keletihan dapat
menurunkan kemampuan klien
untuk mengatasi atau mengatur
kontraksi. Peningkatan nyerei bila
serviks tidak dilatasi atau
membuka dapat menandakan
terjadinya disfungsi. Nyeri hebat
dapat menandakan terjadinya
anoksia sel-sel uterus.
- Kenali realitas keluhan klien
akan nyeri atau
ketidaknyamanan
- Tentukan tingkat ansietas
klien dan pelatih. Perhatikan
adanya frustasi
Ketidak nyamanan dan nyeri
dapat disalah artikan pada
kurangnya kemajuan yang tidak
dikenal sebagai masalah
disfungsional. Mendengarkan
perasaan dan mendukung dapat
menurunkan ketidaknyamanan
dan membantu klien rileks dan
mengatasi situasi.
- Diskusikan kemungkinan
kepulangan klien kerumah
sampai mulainya persalinan
aktif
Klien mungkin mampu rileks
lebih baik bila pada lingkungan
yang dikenal. Memberikan
kesempatan untuk mengalihkan
kembali perhatian dan
menyelesaikan tugas yang
mungkin berpengaruh pada
tingkat ansietas atau frustasi
- Berikan tindakan
kenyamanan dan pengubahan
posisi klien. Anjurkan
penggunaan teknik relaksasi
Menurunkan ansietas,
meningkatkan kenyamanan, dan
membantu klein mengatasi situasi
secara positif.
dan pernapasan yang
dipelajari
- Berikan dorongan pada
upaya klien atau pasangan
untuk berkencan
Mungkin bermanfaat untuk
memperbaiki kesalahan konsep
bahwa klien terlalu bereaksi
terhada persalinan atau kadang
menyalahkan terhadap perubahan
rencana kelahiran yang
diantisipasi.
- Berikan informasi faktual
tentang apa yang terjadi
Dapat membantu reduksi ansietas
dan meningkatkan koping.
6. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan :
- Status puasa
Intervensi :
Intervensi Rasional
- Pertahankan masukan atau
haluaran akurat, tes urin
terhadap keton, dan kaji
pernapasan terhadap bau buah
Penurunan haluaran urin dan
peningkatan berat jenis urin
menunjukkan dehidrasi ketidak
adekuatan masukan glukosa
mengakibatkan pemecahan lemak
dan adanya keton
- Pantau tanda vital. Catat
laporan pusing pada perubahan
posisi
Peningkatan ttv, dapat menandakan
penurunan volume sirkulasi
- Kaji bibir dan membran
mukosa oral dan derajat
salivasi
Membran mukosa yang kering dan
penurunan salivasi adalah indikator
lanjut dari dehidrasi
- Perhatikan respon djj
abnormal. (rujuk pada dokter
kandungan : resiko tinggi
cedera terhadap janin)
Dapat menunjukkan efek dehidrasi
maternal dan penurunan perfusi.
Intervensi kolaborasi :
- Tinjau ulang data laboratorium :
o Hb / ht, elektrolit serum dan glukosa serum
- Berikan cairan intravena
DAFTAR PUSTAKA
Andrews cm, chrzanowski: maternal position, labor, and comfort, appl
nurs res 3:7, feb 1990
Bobak, lowdermilk, jensen.2005.buku ajar keperawatan
maternitas.jakarta: EGC
Friedman ea:normal and disfungsional dysfuncional labor. In cohenwr et
al, editors: management of labor, ed 2, rockville, mg, 1989, aspen
Gary, gant dkk.2006. Obstetri williams. Jakarta : EGC
Gilbert es, harmon js:manual of high risk pregnancy & delivery, st
louis,1993, mosby.
Liu yc. The effects of the upright position during childbirth, jan 1989
Marilynn, mary.2001. Rencana perawatn maternal atau bayi.jakarta :EGC
top related