perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id meningkatkan ... filesiswa kelas iv sd negeri 07...
Post on 13-Apr-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
M E NI NGK ATK AN HASI L B E L AJ AR GUL I NG DE P AN
MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU BIDANG MIRING
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 07 WARUNGPRING
KECAMATAN WARUNGPRING KABUPATEN PEMALANG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
HARDJANI X 4711057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Hardjani. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU BIDANG MIRING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 07 WARUNGPRING KECAMATAN WARUNGPRING KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui : peningkatan hasil belajar guling depan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 melalui penggunaan alat bantu bidang miring. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya mempunyai empat langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 20 dengan rincian siswa 12 siswa putri dan 8 siswa putra.
Teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini diantaranya : Tes praktik, observasi lapangan, data penelitian kumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi : Sumber data, Jenis data, pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-rata pembelajaran guling depan siswa maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai rata-rata pembelajaran guling depan pada rata-rata kondisi awal (45%) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 9 siswa dari 20 siswa, rata-rata siklus 1 (55%) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 11 siswa dari 20 siswa dan rata-rata siklus 2 (85 %) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa mencapai 17 siswa dari 20 siswa, sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (40%), diukur dari KKM sebesar 70.00.
Kata kunci : hasil belajar, guling depan, alat antu bidang miring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
merupakan pemenuhan sebagian syarat untuk menyelesaikan program studi
Strata Satu pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Seiring dengan rasa syukur menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang kami hormati :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo,S.Pd,M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
4. Drs. Agus Margono,M.Kes, sebagai pembimbing I yang telah memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan Skripsi.
5. Pomo Warih Adi, S.Pd. M.Or, sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
7. Sukirno,S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang, yang telah memberikan izin untuk
mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8. Siswa kelas IV SD Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang pada tahun pelajaran 2011/2012 yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga semua yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ………………………………………………………………
PERNYATAAN ……………………………………………………..
PENGAJUAN ………………………………………………………..
PERSETUJUAN …………………………………….……………….
PENGESAHAN …………………………...…………………………
ABSTRAK …………………………………………………………...
MOTTO ………………………………………………………………
PERSEMBAHAN ……………………………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………
DAFTAR TABEL ………………………………………...………….
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………
A. Latar Belakang Masalah …………………………………
B. Perumusan Masalah ………………….…………………..
C. Tujuan Penelitian ……………………….…..…………....
D. Manfaat Penelitian ……………………………………….
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………...
A. Kajian Teori ………………………………………….….
1. Senam Lantai ………………………………………....
a. Pengertian Senam Lantai ………………………….
b. Teknik Dasar Senam Lantai ..………..………….…
2. Pembelajaran ………..……..…………………….……
a. Hakekat Pembelajaran ………………..…..………...
b. Konsep Pembelajaran …………………...………….
c. Pendekatan Pembelajaran Senam lantai ……………
d. Pendekatan Pembelajaran Melalui Bidang Miring ...
e. Strategi Mengajar Senam …………………….…....
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
1
1
4
4
4
5
5
5
5
7
9
9
11
12
13
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Kerangka Berpikir ………………….………….………...
C. Hipotesis Tindakan …………………….………………...
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………...
A. Waktu dan Tempat Penelitian ……………….................…
B. Subyek Penelitian …………………………………………
C. Data dan Sumber Data ………...…………….………..….
D. Pengumpulan Data ………………..…...…..……….……
E. Uji Validasi Data ……..………….……………..….……...
F. Analisis Data …………........…………….………….…....
G. Indikator Kinerja Penelitian ……………………………...
H. Prosedur Penelitian ………………………………………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................
A. Deskripsi Pra Tindakan …………………..………………
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ………………..….
1. Siklus I ………………………………………………....
a. Pertemuan 1 ……………...………...……………....
b. Pertemuan 2 ………………...………...…………....
c. Pertemuan 3 ……………………..…..……………..
2. Siklus II ...……………..……………………………....
a. Pertemuan 1 …………...…..………..……………...
b. Pertemuan 2 …………………..…….……………...
c. Pertemuan 3 ………………..……………………...
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ........................
D. Pembahasan .........................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN …………………
A. Simpulan ……………………….………...…………..…..
B. Implikasi …………………….………….....................…..
C. Saran …………….……….....………………………..…..
DAFTAR PUSTAKA ……..……………….………...….…..….…….
LAMPIRAN –LAMPIRAN ………………………………………….
19
20
21
21
21
21
22
24
24
25
25
33
33
35
35
35
39
43
46
46
50
54
57
59
60
60
60
61
62
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guling depan adalah berguling ke depan di atas bagian tengkuk atau
bagian belakang badan, punggung, pinggang dan panggul bagian belakang.
Caranya: sikap jongkok, kedua tangan dan kaki rapat dengan kedua tangan
ditempatkan di lantai/matras, angkat panggul, badan condong ke depan,
selanjutnya kedua tangan dibengkokkan, kepala masuk di antara dua tangan.
Badan didorongkan ke depan dan akhirnya tengkuk dan bahu menapak di atas
matras dan berguling. Kedua tangan cepat memeluk kedua lutut yang
dirapatkan di badan dan sikap kepala tunduk, tingkat pembelajaran guling depan
pada Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang, daharapkan dapat mencapai hasil yang baik menurut kompetensi
kurikulum yang berlaku. Dengan demikian mereka dapat melakukan aktivitas
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan baik khususnya
pada pelaksanaan olahraga yang melibatkan jenis senam lantai yang bermanfaat
bagi perkembangan siswa dan pengalaman siswa.
Lingkungan fisik sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang
efektif, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru pendidikan jasmanai
lahraga dan kesehatan dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan masih melihat hanya lingkup pembelajaran seperti
yang biasa dilaksanakan yanitu pembelajaran yang berorientasi hanya pada guru,
Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang merupakan daerah punggung dari kebupaten yang jauh dari informasi
perkembangan, sekarang ini berkembangan baik melalui media komunikasi
maupun internet yang mendukung dalam mengivovasi pembelajaran secara
berkelanjutan.
Proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang dipegang oleh seorang guru pendidika jasmanai olahraga dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
kesehatan. Pada saat pelajaran berlangsung hanya diberikan materi yang berupa
latihan kondisi fisik, teknik dasar gerakan senam lantai khususnya guling depan
yang pada akhirnya kurang dapat meningkatkan ketrampilan siswa. Melalui
pendidika jasmani , kegiatan ekstrakurikuler dan program pengembangan diri
yang diadakan oleh sekolah juga kurang dikembangkan karena keterbatasan waktu
dan dana penyelenggaraan sehingga kurang diharapkan kesegaran jasmanai dan
ketrampilan olahraga siswa dapat ditingkatkan yang nantinya akan dapat
bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah maupun pada aktifitas di luar
sekolah atau pada diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pembinaan jasmani
di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang terciptanya kegiatan belajar
mengajar yang optimal, karena siswa yang mempunyai kesegaran jasmani yang
baik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pada pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya pada
kompetensi guling depan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07
Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran
2011/2012, pada Standar Kompetensi : Mempraktikan senam lantai dengan
ompleksitas gerakan yang lebih tinggi, dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya dan dengan Kompetensi Dasar : Mempraktekan senam ketangkasan
dengan menggunakan alat dengan koordinasi yang baik serta nilai disiplin dan
kerjasama, yang memepunyai tujuan pembelajaran : Melakukan guling depan
Pada pembelajaran yang dilakukan belum berhasil dan dapat dilihat dari
kemauan siswa mengikuti pembelajaran, minat dan hasil belajar yang sangat
kurang tercapai dengan kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Permasalahan
yang muncul dalam pembelajaran guling depan yang dilakukan oleh siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Dapat dilihat dari data awal siswa dalam
pembelajaran guling depan sebelum diberikan pererapam metode pembelajaran
adalah :
Tabel 1. Deskreipsi data awal hasil belajar guling depan pada siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Rentang Nilai Ket Kreteria
Jml Siswa Presentase (%)
80 - 85 Baik Sekali Tuntas 0 0 76 - 79 Baik Tuntas 4 20 70 - 75 Cukup Tuntas 5 25 66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 8 40 60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 3 15
∑ 20 20 Dilihat dari tabel tersebut di atas hasil pembelajaran siswa dari presentase
pencapaian hasil belajar pada kondisi awal siswa hanya mencapai 45 % atau 9
siswa mempunyai nilai diatas KKM yang ditetapkan yaitu 70.00, dari jumlah
siswa sebanyak 20 dengan rincian siswa 12 siswa putri dan 8 siswa putra. Pada
pembelajaran kondisi awal dapat dilihat dari rekap hasil kepuasan siswa terhadap
proses pembelajaran guling depan, adalah :
NO Ekspresi Siswa Keterangan Jumlah Siswa
1 Siswa senang 9
2 Siswa biasa – biasa saja 8
3 Siswa tidak senang 3
Jumlah 20 Pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan masih banyak kekurangan
sehingga pembelajaran belum dapat tercapai kompetensi yang diharapkan,
kekuranga tersebut diantaranya adalah proses komunikasi dalam pembelajran
hanya satu arah saja yaitu siswa hanya menerima apa yang menjadi tugas dari
guru siswa tidak mau berpendapat disebabkan siswa merasa takut dan malu dalam
mengungkapkan pendapat yang siswa miliki sehingga menghambat dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran tidak dapat mengembangkan berbagai
kemampuan yang dimiliki siswa. Apabila kenyataan yang demikian terus
berlangsung tanpa ada perubahan dalam pembelajaran maka kompetensi
pembelajaran tidak akan terpenuhi.
Sebagai jalan keluar untuk memperbaikai pembelajaran guling depan
diorientasikan pada variasi sikap awal, pelaksanaan berguling, dan variasi sikap
akhir dengan menggunakan pendekatan metode penggunaan bidang miring pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012,
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dalam penelitian
pengembangan ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : bagaimana
meningkatkan hasil belajar guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang
miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian
ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar guling depan melalui
penggunaan alat bantu bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran
2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Bagi Pendidik mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang :
1. Memotivasi kreatifitas guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
dalam rangka mencitakan suasana pembelajaran menjadi efektif dan
berkualitas
2. Bagi Siswa mempermudah dalam menyerap segala informasi yang
disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran.
3. Bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, Sebagai bahan
masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan
untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan kuntitas hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Senam Lantai
a. Pengertian Senam Lantai
Senam adalah “ Aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang
olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya ”
(Soejoedi, 1978:13). Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang
mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk
gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap
bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti:
kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan.
Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan
terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.
Senam adalah “ Kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam
mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability) “
(Winarno, 2006:47). Sedangkan menurut Budiono (2005:459) senam adalah
“ Gerak badan; gimnastik; meregangkan anggota badan sehabis tidur atau
berlatih gerak badan. Lewat berbagai kegiatannya, anak yang terlibat senam
akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, powernya, kelentukannya,
koordinasi, kelincahan, serta keseimbangannya. Apalagi jika ditekankan pula
kegiatan yang menuntut sistem kerja jantung dan paru (cardio-vaskular
system), program senam akan menyumbang pada perkembangan fisik yang
seimbang. Di samping itu, program senam dapat pula menyumbang pada
pengayaan perbendaharaan gerak para pesertanya.
Dasar-dasar senam akan sangat baik dalam mengembangkan pelurusan
(alignment) tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, dan
keterampilan-keterampilan senam. Contohnya meliputi berdiri dengan postur
tubuh yang baik, menggantung dalam posisi terbalik serta menampilkan variasi
gulingan berturut-turut. Singkatnya kemampuan-kemampuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dikembangkan ketika mengikuti kegiatan senam bersifat sangat fundamental
terhadap gerak secara umum. Dalam kaitan inilah kegiatan senam dapat
dianggap membantu anak untuk mempersiapkan diri untuk bisa berhasil pada
cabang-cabang olahraga yang lain.
Ketika mengikuti program senam, anak harus dituntut untuk berfikir
sendiri tentang pengembangan keterampilannya. Untuk itu anak harus mampu
menggunakan kemampuan berfikirnya secara kreatif melalui pemecahan
masalah-masalah gerak. Dengan demikian anak akan berkembang kemampuan
mentalnya. Terakhir, adalah diyakini bahwa terdapat sumbangan yang sangat
besar dari program senam dalam meningkatkan self-concept (konsep diri). Ini
bisa terjadi karena kegiatan senam menyediakan begitu banyak pengalaman
dimana anak mampu mengontrol tubuhnya dengan keyakinan dan tingkat
keberhasilan yang tinggi, sehingga memungkinkan membantunya membentuk
konsep diri yang positif.
Salah satu hambatan yang sering ditemui oleh guru penjas dalam
mengajarkan senam di sekolah adalah gambaran bahwa senam itu begitu sulit
serta memerlukan peralatan khusus yang lengkap. Gambaran demikian timbul
dari pengertian para guru yang menghubungkan arti senam pada senam yang
selalu dipertandingkan pada PON atau olimpiade. Jika itu yang dimengerti oleh
guru, jelas senam memang sulit, karena senam demikian bukan untuk anak-
anak sekolah.
Oleh karena itu, perlu disadari para guru bahwa di samping senam yang
khusus dipertandingkan, ada pula senam yang disebut sebagai senam rekreasi
untuk semua orang, yang tidak perlu kompetitif. Meskipun demikian, yang
harus diajarkan guru adalah tetap memanfaatkan hakikat anak-anak yang
sangat menyukai kegiatan mengenal serta menjelajah kemampuan tubuhnya
dalam menghasilkan gerak. Oleh karena itu pula, para guru harus menyadari
bahwa arti senam dalam pendidikan jasmani di sekolah tentu harus berbeda
dengan senam olimpiade. Dalam dunia pendidikan, senam seharusnya diartikan
sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang didalamnya
anak mampu mendemonstrasikan, dengan melawan gaya atau kekuatan alam,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kemampuan untuk menguasai tubuhnya secara menyakinkan dalam situasi
yang berbeda-beda.
Dalam arti itu, guru harus melihat senam dengan cara pandang yang
sesuai dengan pengertian senam di atas. Dengan begitu, kegiatan senam tidak
hanya berisi keterampilan-keterampilan akrobatik semata, melainkan
menjangkau pula kegiatan-kegiatan latihan yang menggunakan permainan,
lomba, serta pengembangan fisik khusus untuk memperbaiki postur tubuh.
Kegiatan-kegiatan non-senam tersebut merupakan pelengkap dan memainkan
peranan yang sangat penting dalam menjadikan senam yang “menyenangkan”
yang bisa dilakukan semua orang.
b. Teknik Dasar Senam Lantai
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara
massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-
gerakannya dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi
yagn menarik dan mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan
apa yang disebut senam pagi Indonesia.
Jenis-jenis Gerakan Senam Lantai diantaranya adalah guling depan :
Guling depan (Forward Roll) adalah guling yang dilakukan ke depan.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan guling ke depan dianalisa fungsu
fase gerakan adalah sebagai berikut :
Fase I : Mulai dari sikap berdiri, kemudian badan diturunkan sehingga menjadi
labil dengan cara memindahkan titik berat badan ke depan atau dari dua kakiu
ke dua tangan.
Gambar 1. Sikap awal gerakan guling depan
Sayuti Sahara (2006:8.4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Fasi II : Mulai tolakan kedua kaki, titik berat badan dibawa ke dua tangan yang
saling bertumpu atau pendukung fase I.
Gambar 2. Sikap gerakan awal gerakan guling depan
Sayuti Sahara (2006:8.4)
Fase III : Kedua tangan dibengkokkan, kecepatan penurunan badan mulai
dikurangi sampai kedua pundak menyentu lantai. Selanjutnya badan
digulingkan ke depan dengan cepat memulai bantuan dorongan kedua kaki dan
tangan.
Gambar 3. Sikap pelaksanaan gerakan guling depan
Sayuti Sahara (2006:8.4)
Fase IV : Gerakan harus dapat kembali ke sikap duduk atau ke sikap berdiri
dimana gerakan dimulai.
Gambar 4. Sikap akhir gerakan guling depan
Sayuti Sahara (2006:8.4)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menguasai guling depan
dengan baik terlebih dahulu harus belajar mengkoordinasikan tenaga atau
impuls yang datang dari setiap bagian tubuh yang berbeda. Selain itu juga
harus dapat dipelajari bagaimana siswa membiasakan diri memfungsikan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tangannya dalam menahan kecepatan gulingan badan. Bila ini terabaikan dapat
mengakibatkan cedera pada ruas tulang leher.
2. Pembelajaran
a. Hakeket Pembelajaran
Menurut Gerlach dan Eli (1990:3) mengatakan bahwa “ Strategi
pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu “, sedangkan menurut
Dick dan Carey (1990:3) menjelaskan bahwa “ Strategi pembelajaran terdiri
atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu “. lebih lanjut Dick dan
Carey (1990:3) mengatakan bahwa “ Strategi pembelajaran pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai “.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan alat interaksi yang tersusun secara sistematis atas
seluruh komponen metode, materi dan tujuan pembelajaran yang digunakan
oleh guru yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dalam proses
belajar mengajar yang harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik sehingga
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
1) Tujuan Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar
Tujuan dari pembelajaran senam di sekolah-sekolah antara lain:
a) Menambah pengetahuan dan pengertian siswa tentang pentingnya fitness
b) Menambah pengetahuan dan pengertian siswa tentang faktor-
faktor yang berhubungan dengan perkembangan dan kondisi
c) Menambah kelentukan, kekuatan, daya tahan, keterampilan,
dan efisiensi gerak
d) Menambah kesanggupan mempelajari motor skill
e) Menambah kesanggupan untuk rileks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Peranan Senam Terhadap Individu
Senam mempunyai arti khas dalam cabang olahraga, sebab cabang ini
mengembangkan semua unsur-unsur yang diperlukan oleh segala macam
olah kelenturan, kekuatan, daya tahan, koordinasi, ketepatan, dan kontrol.
Senam bersifat self motivation, menimbulkan kesenangan, kegairahan, dan
menuntut kesempurnaan gerak. Kecuali faktor fisik, senam juga
mengembangkan aspek-aspek yang berhubungan dengan mental. Mungkin
tidak ada cabang olahraga yang benar-benar mengindahkan akan tipe
perorangan, akan individualitas manusia seperti di dalam senam. Di samping
itu, keleluasaan akan daya cipta dalam senam benar-benar dipupuk oleh
individu masing-masing. Pesenam bebas menyatakan dalam bentuk gerak
yang artistik, tidaklah berlebihan bila dikatakan: “senam adalah mengatasi
kemampuan diri dan pendekatan kepada kesempurnaan”.
3) Daftar Didaktis Pembelajaran Senam
a) Bidang yang berhubungan dengan Mekanika
b) Keterkaitan gerakan senam dengan mekanika;
c) Memiliki gambaran yang jelas tentang hukum dinamik-statik
d) Mempu menunjukkan proses kejadian gerak dalam senam;
e) Pengetahuan tentang poros/as badan (PB), titik berat badan (TBB) secara
keseluruhan. Pegetahuan ini sangat penting artinya terutama dalam
mengamati gerakan, gambara teknik ferak dan untuk mengetahui sumber
kesalahan gerak;
f) Mampu memberikan penjelasan dan keterangan dengan singkat, jelas
dengan menggunakan kalimat sederhana mengenai keterkaitan antara
tenaga, kelentukan, serta berat badan yang berkaitan dengan hukum
mekanika;
4) Bidang Informatika
a) Mampu memilih sejumlah laternatif informatif dalam mengembangkan
gambaran teknik gerak pada peserta didik melalui penglihatan (visual),
pendengaran (audio), perasaan dan rasa otot (kinestik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b) Mampu memberikan alasan mengapa peserta didik perlu diarahkan
melalui petunjuk yang banyak dalam melaksanakan tugas geraknya;
c) Mengenal sejumlah keterbatasan dan kemampuan peberimaan informasi
peserta didik dalam menangkap pesan yang disampaikan yang
selanjutnya ia dapat menanggulanginya,
d) Mampu memberikan penjelasan tentang suatu teknik gerakan dengan
kalimat sederhana, singkat, dan jelas;
e) Sejauh mungkin harus mampu mengeluarkan kata-kata yang dapat
tergambarkan dengan jelas oleh peserta didik;
5) Bidang Metodik
a) Belajar bagaimana metode dilakukan sesuai dengan tujuan dan
kepentingannya;
b) Mampu menawarkan berbagai bentuk formasi belajar yang dapat
meningkatkan efektifitas belajar;
c) Mempu memberikan berbagai bentuk bantuan seperti melalui teman
sekelas, alat, dan lain sebagainya;
d) Dapat menerapkan prinsip-prinsip metodis, seperti dari yang mudah ke
yang lebih sukar, dari yang belum dikenal ke yang sudah dikenal, dari
yang sederhana ke yang lebih rumit, dan dari yang ringan ke yang lebih
berat; Mengetahui keterkaitan antara analisis fungsi sampai kepada
konsekuensi metodis dalam kaitannya dengan pengembangan gerakan.
b. Konsep Pembelajaran
Berkaitan dengan metode mengajar Aif Syarifuddin dan Muhadi
(1991/1992:292) menyatakan bahwa “ Metode mengajar adalah suatu cara
yang digunakan oleh guru untuk menentukan urutan kegiatan di dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan mengajar adalah cara yang
mempergunakan teknik yang beraneka ragam yang didasari oleh pengertian
yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid-murid
sehingga mempertinggi hasil belajar “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran
dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu,
atau dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya
dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi
yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu. Pendekatan
pembelajaran merupakan penjelasan untuk mempermudah bagi siswa untuk
memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan tetap memelihara
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
c. Pendekatan Pembelajaran Senam Lantai
Pengajaran senam, termasuk di dalamnya senam lantai, sangat menuntut
kerja fisik dan mental. Beban ini biasanya meningkat manakala
mengajarkan dan memperkenalkan keterampilan baru, terutama gerakan yang
kompleks. Kita tidak dapat mengembangkan gerakan tumbling yang baik
tanpa mampu mengontrol faktor ketakutan. Faktor yang satu ini biasanya
dikontrol oleh pengetahuan yang baik tentang keterampilan yang diajarkan,
kemampuan memberi bantuan, alat yang memadai, tahapan pembelajaran
yang tepat serta orientasi dan pengenalan yang baik dalam hal persiapan
fisik dan mental di pihak pesenam. Sebagai tambahan, di samping usaha dari
pihak guru atau pelatih di atas, pesenam pun harus banyak berusaha
mengulang-ulang gerakan dimaksud agar dapat menguasainya. Umumnya,
semakin sulit gerakan itu, semakin banyak usaha yang diperlukan untuk
menguasainya.
Pembelajaran senam lantai membutuhkan pengaturan kelas yang
berbeda dari pengajaran pada alat lain. Hal ini disebabkan oleh adanya
kemungkinan bahwa jumlah matras yang dimiliki oleh sekolah bisa lebih
dari dua matras, sehingga perlu dirancang bagaimana format penggunaannya.
Sedangkan alat lain yang jumlahnya biasanya tidak pernah lebih dari satu
buah, tidak terlalu memerlukan pengaturan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Maksud utama dari pengaturan kelas dalam pembelajaran senam adalah
meningkatkan jumlah aktif belajar siswa, terutama dengan mengurangi
jumlah waktu untuk menunggu giliran. Bayangkan jika matras hanya ada dua,
sedangkan jumlah siswa sampai di atas dua puluh orang. Jika guru tidak
mencoba memanfaatkan cara penggunaan kedua matras itu, serta bagaimana
giliran siswa dilaksanakan, akan terjadi penghamburan waktu oleh siswa hanya
untuk menunggu giliran. Berikut akan digambarkan beberapa contoh
pengaturan kelas dalam pembelajaran senam lantai, yang dimaksudkan untuk
memaksimalkan pengaturan matras dan pembagian siswa.
d. Pendekatan Pembelajaran Melalui Bidang Miring
Metode penerapan alat bantu bidang miring mempunyai 3 komponen
pokok terpenting, yaitu : 1. Pembelajaran gerakan guling depan relatif mudah
dibandingkan dengan derakan lainnya. 2. Peralatan yang dituntut selain matras
tidak terlalu banyak meminta biaya, dan kalau memungkinkan bisa dilakukan
di lapangan berumput. Hanya yang perlu diwaspadai adalah faktor
keamanannya, seperti apakah lapangan tersebut bebas dati benda-benda yang
mungkin dapat mengakibatkan cedera. 3. Menghilangkan sara takut dalam
melakukan gerakan guling depan pada anak. Tiga unsur-unsur tersebut saling
terjalin satu sama lain secara mendasar, dan masing masing memberikan
dukungan secara keseluruhan dalam suatu kegiatan. Untuk jelasnya penjabaran
ketiga komponen tersebut adalah: 1. Teknik dasar guling depan dapat
didefisinisikan melakukan berguling ke depan. 2. Pengembangan alat bantu
pada pembelajara senam lantai khususnya guling depan adalah untuk
memudahkan gerakan, menghilangkan rasa takut pada saat melaksanakan
guling depan, dan mempermudah dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
kompetensi yang diharapkan tercapai.
Metode penggunaan alat bantu bidang miring memiliki keunggulan
antara lain : 1. Siswa tidak takut dalam melaksanakan gerakan guling depan
karena posisi alas yang miring memudahkan siswa untuk berguling. 2. Siswa
dapat dengan mudah menerapkan fase-fase gerakan guling depan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3.kompetensi pembelajaran cepat tercapai karena siswa melakukan
pembelajaran tertantang dan termotivasi untuk melakukan gerakan guling
depan.
Metode penggunaan alat bantu bidang miring disamping memiliki
keunggulan-keunggulan sebagaimana yang telah disebutkan, juga memiliki
spesifikasi, yaitu siswa mampu berfikir kreatif, inovatif dan menyenangkan
dalam pembelajaran
Latihan guling depan menggunakan bidang miring.
Yaitu dilakukan dengan bidang miring yang sudah ditutupi denga matras atau
bahan modifikasi lain (kardus/goni/kasur jerani/kasur sabut dan lain-lain)
Gambar 5. Gerakan guling depan dengan bantuan bidang miring Sayuti Sahara (2006:8.4)
Banyak kemungkinan yang dpaat dilakukan pada pembelajaran gerakan guling
depan. Berbagai variasi guling depan yang dapat dilakukan dapa pembelajaran
dari sikap awal maupan sikap akhir gerakan diantaranya adalah :
Variasi 1 : diawali dengan sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok.
Gambar 6. Gerakan guling depan dengan posisi jongkok
Sayuti Sahara (2006:8.4)
Variasi 2 : diawali dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian
melakukan guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi
duduk L/duduk V/tidur terlentang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 7. Gerakan guling depan dengan posisi bertumpu dengan kedua tangan
Sayuti Sahara (2006:8.4)
Variasi 3 : diawali dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling
depan dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
Gambar 8. Gerakan guling depan dengan posisi menyudut
Sayuti Sahara (2006:8.4)
e. Strategi Mengajar Senam
1) Sebelum Pembelajaran:
a) Lihat program/rencana pelajaran.
b) Buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didiskusikan
bersama rekan kolaborator dan guru pamong
c) Persiapan dan mengechek perlengkapan dan alat-alat
d) Ruang senam, perlengkapan, sarana, dan lain-lain.
e) Perlengkapan guru: peluit, pakaian, sepatu, dll.
Memperhatikan hygiene:
a) Yang memiliki penyakit menular, jangan diikutsertakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Pakaian yang kotor diberi peringatan.
c) Pakaian senam harus sederhana, dianjurkan seragam.
Pencegahan kecelakaan:
Para siswa dianjurkan untuk tidak memakai cincin, arloji, gelang, kalung,
kaos kaki, dan lain-lain yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Pengamanan barang-barang yang berharga.
2) Selama Pembelajaran
a) Mencheking siswa
b) Dibariskan dan dihitung
c) Pakaian: tidak seragam, kurang sopan, dan kotor agar ditegur, serta
sepatu, kaos kaki, cincin, dan arloji harus dibuka.
d) Alat-alat berharga harus disimpan di meja guru
Pencegahan kecelakaan:
Memeriksa perlengkapan dan alat-alat, kalau ada yang rusak, dapat
menimbulkan kecelakaan (misalnya: lantai basah, bangku patah, ada
paku, dan lain-lain).
Setiap latihan yang sukar/berbahaya harus diadakan penjagaan dan
pertolongan.
Posisi guru:
a) Penglihatan harus menguasai seluruh kelas.
b) Bila perlu berdiri di atas ketinggian.
c) Jangan sekali-kali terpaku di suatu tempat, bila perlu
berkeliling mengadakan kontak dengan siswa.
d) Jangan sampai ada kelompok siswa di belakang guru.
Suara guru:
a) Harus jelas, tidak perlu keras.
b) Nadanya jangan monoton, tapi dinamis (naik turun).
c) Suara harus bersifat sugestif dan antusias, agar suasana menjadi baik dan
bersemangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Aba-aba:
Jika memberikan aba-aba, siswa harus tahu apa yang diperintahkan.
Memberikan saat berpikir kepada siswa.
Penjelasan:
Jangan terlalu lama memberikan penjelasan.
Langsung memberikan tugas yang jelas dan singkat.
Dianjurkan memberikan contoh.
Sikap guru:
a) Bersifat tegas.
d) Bersifat membimbing dan mendorong.
e) Memberikan perhatian kepada siswa sebesar-besarnya.
f) Penjagaan/pemberian pertolongan:
g) Memberikan pertolongan jangan dijadikan kebiasaan.Berikan kesempatan
untuk mencoba kepada siswa.
h) Bila kemungkinan bahaya timbul baru ditolong.
i) Cara menolong harus benar, agar siswa menaruh kepercayaan kepada
guru.
Cara memberikan pertolongan
Setiap memberikan pertolongan, tergantung kepada keadaan: berdiri,
duduk, jongkok. Berlutut, harus disesuaikan dengan kelanjutan gerak siswa.
Cara memegang juga tergantung dari kelanjutan gerak:
a) Dipegang, kalau tak dapat dihindari.
b) Ditahan, kalau aktivitas siswa yang dipentingkan.
c) Dijaga, kemungkinan bahaya tidak ada.
Susunan/formasi dan alat-alat:
a) Menyusun siswa harus cepat dan tertib.
b) Yang nakal ditaruh di depan, dan putri ditaruh di belakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c) Pemasangan dan penggantian alat-alat harus memperhitungkan waktu.
Koreksi:
a) Kalau memberi contoh, sifatnya demonstratif, yang salah harus jelas
salahnya.
b) Kalau memberi koreksi harus tegas. Gerak baru harus jelas
tugasnya, menarik perhatian, berfungsi dan mudah dilakukan.
c) Rencana yang sudah dipersiapkan, kalau perlu dengan cepat diubah
sesuai dengan keadaan kelas (tidak perlu terikat dengan RPP).
Pujian:
a) Karena guru harus mendorong, memberi sugesti dan
memberikan semangat kepada siswa, maka perlu sekali-kali memberikan
pujian pada siswa yang melakukan tugasnya dengan baik dan bagus,
yang menang dan yang rajin, dsbnya.
b) Kalau dalam bentuk pertandingan/perlombaan harus dinyatakan
siapa yang menang dan memberikan penghargaan tertentu.
Bertindak adil.
Kalau ada peraturan pertandingan/perlombaan, peraturan harus dijalankan
dengan konsekuen, agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Tidak ada yang diistimewakan, semua diperlakukan sama.
Sesudah pelajaran:
a) Hitung jumlah siswa (rechecking).
b) Mengatur alat-alat ke tempat semula.
c) Mengkritik diri sendiri (evaluasi diri).
d) Apakah cara mengajar sudah memuaskan?
e) Apakah unsur-unsur dan tujuan senam sudah tercapai?
f) Apakah anak gembira dan bersemangat?
g) Apakah jalan pelajaran menarik bagi anak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Kerangka Berfikir.
Senam adalah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara
sistematis, dilakukan scara sadar dengan tujuan untuk membentuk dan
mengembangkan kepribadian secara harmonis. Calesthenic bukanlah salah satu
cabang olahraga , akan tetapi hanyalah suatu latihan yang menjurus kepada suatu
cabang olahraga tertentu. Free Exercise adalah suatu latihan dengan gerakan-
gerakan bebas, tanpa menggunakan alat, dilakukan di tempat atau tempat terbatas,
sifatnya ringan dan sederhana.
Sikap dan bentuk dasar senam meliputi: berbaring, duduk, jongkok, berdiri,
jalan, lari, lompat/loncat, merangkak, berguling, menarik, mendorong,
bergantung, mengangkat, memanjat, dan melempar. Yang dimaksud dengan alat
ialah benda yang digunakan dalam latihan, di mana semua alat yang digunakan
dengan mudah dapat dipindahkan pada waktu latihan, seperti: matras, simpai,
gada, tongkat. Balok, tambang, pita, bola besar dan kecil, sabuk pengaman,
gendering, bendera, dan lain-lain.
Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan adalah kurang peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Proses
pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa
secara penuh. Siswa berperan sebagai obyek pembelajaran, yang hanya
mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses
pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran yang
dapat merangsang peran aktif siswa
Penggunaan metode nyata dapat diamati dan dirasakan langsung oleh siswa
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Metode nyata yang dimaksud adalah pembelajaran kooperatif, penggunaan
metode pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan.
Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan
dengan topik materi yang sedang dipalajari, secara lebih rinci jenis-jenis media
tersebut dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setiap
pertemuan. Secara garis besar kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas
ini dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 9. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut :
“ Penggunaan alat bantu bidang miring dapat meningkatkan hasil belajar guling
depan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 “
Kondisi awal
guru : kurang mampu mengotrol keadaan siswa pada materi pembelajaran guling depan pada senam lantai
Melalui penerapan pembelajaran guling depan melalui alat bantu bidang miring siswa lebih mudah menganalisis gerakan dan meningkatkan penguasaan gerak dasar kemampuan pembelajaran guling depan melalui alat bantu bidang miring
Penerapan pembelajaran guling depan melalui alat bantu bidang miring
Kondisi akhir
Tindakan
Siswa : - Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerak dasar kemampuan gerakan guling depan disampaikan oleh guru - Hasil belajar siswa rendah - Kualitas gerak dasar kemampuan Pembelajaran guling depan
Siklus 1 guru dan peneliti meyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pembelajaran guling depan melalui alat bantu bidang miring
Siklus 2: Upaya perbaikan dari tindakan siklus 1 sehingga meningkatkan kemampuan dan ketrampilan pembelajaran guling depan melalui alat bantu bidang miring yang disempurnakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian :
Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), penelitian tindakan
kelas ini telah dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni
2012.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2012
Apr Mei Juni Juli 1 Persiapan
a. Observasi ü
b. Identifikasi Masalah ü
c. Penentuan Tindakan ü
d. Pengajuan Judul ü
e. Penyusunan Proposal ü
f. Pengajuan Ijin Penelitian ü
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal PTK
b. Pengumpulan Data ü ü
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan PTK ü ü ü
B. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tahun pelajaran 2011/2012, yaitu sebanyak 20 dengan rincian siswa 12 siswa putri
dan 8 siswa putra.
C. Data dan Sumber data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung lokasi penelitian,
mengenai proses pembelajaran guling depan melalui penggunaan alat bantu
bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring
kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, berupa
data aktifitas dan hasil belajar siswa
2. Jenis Variabel
Dalam penilaian terdapat satu variabel bebas (independent) dan satu
variabel terikat (dependent), yaitu :
a. Variabel bebas (independent), yakni variabel yang mempengaruhi variabel lain,
variabel bebas dalam penelitian ini adalah : penggunaan alat bantu bidang
miring
b. Variabel terikat (dependent), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain, variabel terikat dalam penelitian ini adalah : guling depan
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut :
a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang guling depan melalui penggunaan alat
bantu bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07
Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran
2011/2012.
b. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan optimalisasi
penggunaan penerapan alat bantu pembelajaran guling depan melalui
penggunaan alat bantu bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun
pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
D. Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini diantaranya :
Tes praktik, observasi lapangan. Menurut H.E Mulyana (2009 : 183) data
penelitian kumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi :
Sumber data, Jenis data, Teknik pengumpulan data, pengumpulan data, dan
instrument yang digunakan.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
dideskripsikan dalam tabel berikut :
No Jenis Data Subyek Teknik Pengumpulan Data
Insrumen
1 2 3 4 5
1
Aktivitas guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
Siswa
Unjuk kerja ketrampilan guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
Tes ketrampilan guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
Unjuk kerja guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
Pedoman observasi pelaksanaan kemampuan gerak guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
2
Hasil belajar guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
Siswa
Afektif
Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubric penilaian aspek afektif pada RPP)
Kognitif
Soal tes (sesuai dengan rubric penilaian aspek kognitif pada RPP)
Psikomotor Unjuk kerja praktik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
yang meliputi kemampuan teknik dasar dan kerampilan guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
E. Uji Validasi Data
Cara untuk menembangkan validasi data penelitian. Trianggulasi merupakan
cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validasi data dalam
penelitian. Trianggulasi yang digunakan, yaitu :
1. Trianggulasi data;
2. Trianggulasi sumber;
3. Trianggulasi metode
Validasi data PTK ini manggunakan :
1. Trianggulasi data yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
2. Trianggulasi sumber yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informan atau nara sumber yang lain baik dari siswa, guru lain atau pihak-
pihak yang lain (Kepala Sekolah, rekan guru, orang tua/wali murid)
3. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda
agar hasilnya lebih mantap (metode observasi, dan tes) sehingga didapat hasil
yang akurat mengenai subyek.
F. Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah Deskripsi kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen
(dalam Lexy J Moleong, 2007 : 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya dengan satuan
yang dapat dikelola, mengsintetiskan data, mencari dan memutuskan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari juga memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
G. Indikator Kinerja penelitian
Melalui pembelajaran guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring
pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, diharapkan
menguasaan teknik dasar guling depan meningkat menjadi lebih baik
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Kemampuan yang diharapkan siswa
adalah siswa mampu melakukan teknik dasar guling depan dengan baik dan benar
sesuai kompetensi yang diharapkan. Dalam penelitian ini ditentukan indikator
keberhasilan yaitu apabila pada kondisi awal hanya mencapai 45 % dan pada
akhir siklus mencapai 70 % dari jumlah siswa (20 orang) dapat memperoleh nilai
penguasaan guling depan sama atau lebih dari KKM (Kreterian Ketuntasan
Minimal) yaitu sebesar 70.00.
Indicator pencapaian keberhasilan penelitian pada penelitian ini adalah :
Tabel 2. Persentase Indikator capaian kemampuan guling depan
Aspek yang diukur
Persentase target pencapaian
Cara mengukur Kondisi awal
Siklus I Siklus II
Hasil belajar guling depan 45 % 70 % 70 %
Diamati saat guru memberikan materi guling depan melaui penerapan alat bantu pembelajaran
H. Prosedur penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Supandi (2008:104) yakni
penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan (planning), penerapan
tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan (observation and
evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan
atau peningkatan yang diharapkan tercapai (criteria keberhasilan). Penjelasan
pengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan melalui penjelasan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Perencanaan (Planning) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan
2. Penerapan tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (observation and evaluation) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian
berlangsung.
4. Refleksi (reflecting) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dala penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian siklus berikutnya.
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan rancangan
tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan program
penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada
siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai.
Tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat diterangkan
melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 10. Alur Tahapan Siklus penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti
dalam nenerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung
secara terus menerus pada subyek penelitian
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara prosedurnya
dilaksanakan secara partisipasif atau kolaborator antara (guru, dengan tim lainnya)
bekerja sam, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan
dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analik kemudian dilanjutkan dengan
refleksi-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi atau pembetulan, dan
menyempurnakan pada siklus berikutnya
Untuk memperoleh hasil penelitia tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survey awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau
kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau
bagaimana pelaksanaan pembelajaran guling depan diterapkan dalam sekolah
2. Tahap seleksi informen, penyiapan instrument, dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subyek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap pengumpulan data atau tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri
atas :
a. Hasil kondisi awal ketrampilan guling depan
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Partisipasi dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data dikumpulkan yaitu dengan deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
deskripstif tentang perkembangan belajar serta tes ketrampilan guling depan.
Serta tes guling depan yang dideskripsikan melalui hasil Kualitatif
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari
awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan penguasaan
guling depan melalui penggunaan alat bantu bidang miring pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan
tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu 1. Perencanaan tindakan; 2. Pelaksanaan tindakan; 3.
Observasi dan interprestasi; 4. Analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya
Kondisi Awal Siswa
1. Tahap perencanaan
Perencanaan dalam kegiatan penelitian ini antara lain :
a. Menentukan kelas yang akan menjadi subyek penelitian, dalam hal ini
kelas IV
b. Menyusun alat evaluasi untuk pengambilan data.
c. Menyusun lembar observasi
d. Menyusun angket
2. Tahap pelaksanaan dan observasi
a. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi,
menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak dicapai, indicator
keberhasilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran. Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pemanasan dan peregangan
b. Kegiatan Inti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1) Penilaian tahap pertama/pre tes (pra siklus)
Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah
siswa kelas IV tentang prestasi guling depan
2) Pelaksanaan dan observasi
a) Secara perorangan siswa melakukan gerakan sikap berdiri, kemudian
badan diturunkan sehingga menjadi labil dengan cara memindahkan
titik berat badan ke depan atau dari dua kaki ke dua tangan
b) Secara perorangan siswa melakukan gerakan mulai dari tolakan
kedua kaki, titik berat badan dibawa ke dua tangan yang saling
bertumpu
c) Secara perorangan siswa melakukan gerakan dari kedua tangan
dibengkokkan, kecepatan penurunan badan mulai dikurangi sampai
kedua pundak menyentu lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke
depan dengan cepat memulai bantuan dorongan kedua kaki dan
tangan
d) Secara perorangan siswa melakukan gerakan dari kedua tangan
dibengkokkan, kecepatan penurunan badan mulai dikurangi sampai
kedua pundak menyentu lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke
depan dengan cepat memulai bantuan dorongan kedua kaki dan
tangan
Aspek yang dinilai
a) Tahap gerakan sikap berdiri
b) Tahap gerakan mulai dari tolakan kedua kaki, titik berat badan
dibawa ke dua tangan yang saling bertumpu
c) Tahap gerakan dari kedua tangan dibengkokkan, kecepatan
penurunan badan mulai dikurangi sampai kedua pundak menyentu
lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke depan dengan cepat
memulai bantuan dorongan kedua kaki dan tangan
d) Tahap gerakan dari kedua tangan dibengkokkan, kecepatan
penurunan badan mulai dikurangi sampai kedua pundak menyentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke depan dengan cepat
memulai bantuan dorongan kedua kaki dan tangan
Setiap aspek penilaian diberi skor 1 sampai 4, adapun nilainya adalah
jumlah skor dibagi 20. Skor maksimal adalah 20
c. Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan, dibariskan kemudian diberitahu hasil tes penilaian
yang telah dilakukan. Agar mereka mengetahui kemampuan guling depan.
Dan siswa disuruh mengisi angket sikap dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan konsep guling depan.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selamapelaksanaan pembelajaran guling depan
oleh kolaborator mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran. Setelah
proses pembelajaran selesai peneliti dan kolaborator mengadakan pertemuan
untuk mengadakan diskusi membahas kegiatan yang baru saja berlangsung.
Dalam pertemuan ini dievaluasi tentang kelemahan dan kelebuhan jalannya
proses pembelajaran. Peneliti dan kolaborator saling bertukar pikiran,
memberikan masukan untuk perbaikan selanjutnya. Dan menjadi bahan
perencanaan dalam siklus I
Siklus ke. I
1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun scenario pembelajaran yang
terdiri dari :
a. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) guling depan dengan alat
bantu bidang miring
b. Menyusu instrument tes ketrampilan guling depan dengan alat bantu bidang
miring
c. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
d. Menyusun lembar observasi
e. Menyiapkan lembar tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
f. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran
g. Menyiapkan tempat pelaksanaan
h. Sosialisasi kepada subyek
2. Tahap pelaksanaan dan Observasi
a. Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan siswa baris, berdo’a, presensi,
menginformasikan kompetensi dasar, tujuan yang hendak dicapai, indicator
keberhasilan, materi pembelajaran, metode pembelajaran. Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pemanasan dan peregangan
b. Kegiatan Inti
1) Penilaian tahap pertama/pre tes (pra siklus)
Untuk mengetahui kondisi awal subyek penelitian dalam hal ini adalah
siswa kelas IV tentang guling depan dengan alat bantu bidang miring
2) Pelaksanaan dan observasi
a) Secara perorangan siswa melakukan gerakan sikap berdiri, kemudian
badan diturunkan sehingga menjadi labil dengan cara memindahkan
titik berat badan ke depan atau dari dua kaki ke dua tangan dengan
bantuan bidang miring
b) Secara perorangan siswa melakukan gerakan mulai dari tolakan kedua
kaki, titik berat badan dibawa ke dua tangan yang saling bertumpu
dengan bantuan bidang miring
c) Secara perorangan siswa melakukan gerakan dari kedua tangan
dibengkokkan, kecepatan penurunan badan mulai dikurangi sampai
kedua pundak menyentu lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke
depan dengan cepat memulai bantuan dorongan kedua kaki dan tangan
d) Secara perorangan siswa melakukan gerakan dari kedua tangan
dibengkokkan, kecepatan penurunan badan mulai dikurangi sampai
kedua pundak menyentu lantai. Selanjutnya badan digulingkan ke
depan dengan cepat memulai bantuan dorongan kedua kaki dan tangan
dengan bantuan bidang miring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
e) Guru memotivasi siswa
c. Kegiatan Akhir
Siswa dikumpulkan, dibariskan kemudian diberitahu hasil tes penilaian yang
telah dilakukan. Agar mereka mengetahui kemampuan guling depan melalui
penggunaan alat bantu bidang miring. Dan siswa disuruh mengisi angket
sikap dan menjawab pertanyaan-pertanyaan konsep guling depan melalui
penggunaan alat bantu bidang miring.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran guling depan
melalui penggunaan alat bantu bidang miring oleh kolaborator kolaborator
yang bertindak sebagai observer. Setiap kemajuan yang terjadi pada siswa
maupun suasana kelas dicatat
4. Refleksi
Setelah data yang diperoleh dianalisis dan digunakan sebagai bahan refleksi.
Refleksi dilakukan dengan melihat data penilaian kondisi awal dengan data
prestasi belajar pada siklus I. jika keberhasilan atau indicator ini tercapai
berdasarkan kesepakatan peneliti dan kolaborator maka PTK dilanjutkan ke
siklus II
Rancangan Siklus 2
Pada siklus I perencanaan tindakan hasil yang telah ditargetkan yaitu 80 %,
apabila pada pelaksanaannya belum mencapai kompetensi yang diharapkan maka
pembelajaran pada tindakan siklus I dilanjutkan perbaikan dari siklus II hal
tersebut sebagai upaya penyempurnaan dengan materi pembelajaran sesuai
dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk
perwujudan terhadap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Dalam siklus II apabila
pembelajaran belum mencapai kompetensi maka dilanjutkan ke siklus berikutnya
hingga tercapai kompetensi yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survei awal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012 Yang mengikuti
materi pembelajaran guling depan, adalah dengan jumlah siswa 20 dengan
rincian siswa 12 siswa putri dan 8 siswa putra dilihat dari proses pembelajaran
guling depan dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori belum
berhasil.
2. Komunikasi dalam pembelajran hanya satu arah saja yaitu siswa hanya
menerima apa yang menjadi tugas dari guru siswa tidak mau berpendapat
disebabkan siswa merasa takut dan malu dalam mengungkapkan pendapat yang
siswa miliki sehingga menghambat dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran tidak dapat mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki
siswa.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung sulit diatur saat materi guling depan berlangsung. Saat mengikuti
materi guling depan, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak
memperhatikan penjelasan guru, tidak memperhatikan pelajaran dengan
sepenuhnya, ada yang berbicara dengan teman, bahkan ada yang bermain
sendiri dengan temannya.
4. Guru kesulitan menemukan pendekatan dimodifikasi pembelajaran guling
depan yang baik dan benar. Seringkali pendekatan yang disampaikan oleh guru
melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik,
sebab siswa kurang dapat melihat kondisi gerakan guling depan yang
diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa atau contoh
gerakan kurang dapat dipahami oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
5. Guru kurang bisa menarik perhatian siswa dalam pembelajaran guling depan.
Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik dan senang
mengikuti materi guling depan
6. Guru sedikit kesulitan menemukan model pembelajaran yang baik dan tepat
kepada siswa. Pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan
motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya
kemampuan guling depan.
Kondisi awal hasil belajar guling depan pada siswa IV Sekolah Dasar
Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring, sebelum diberi tindakan
modifikasi media pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Deskripsi data awal hasil belajar guling depan pada siswa kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
Rentang Nilai Ket Kreteria Jml
Siswa Presentase (%)
80 - 85 Baik Sekali Tuntas 0 0 76 - 79 Baik Tuntas 4 20 70 - 75 Cukup Tuntas 5 25 66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 8 40 60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 3 15
∑ 20 100
Berdasarkan hasil deskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan
hasil belajar yang baik, dengan presentase ketuntasan belajar 45 % siswa atau
hanya 9 siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM yang ditetapkan yaitu
70.00.
Melalui deskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-masing
aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka
disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi
guling depan pada siswa IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring, melalui
menerapan modifikasi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan
sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni : (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Perencanaan, (2) pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4)
Analisis dan Refleksi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus 1
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 pada pada hari
Selasa, 8 Mei 2012, sebagai berikut :
a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
b) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan modifikasi
pembelajaran untuk guling depan
c) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melakukan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum;
~ Melakukan pemanasan
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Bolak-balik
Memindahkan Bola.
Seluruh anak dibagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah sama
banyak lalu dibariskan menjadi beberapa banjar sesuai dengan banyak
bola, setiap barisan menghadap ke satu arah. Jarak antar baris adalah 4
meter dan jarak anak dalam satu baris ± 2 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Permainan dimulai dengan anak terdepan memegang bola. Saat guru
membunyikan peluit maka anak tersebut berputar 900 kemudian
melempar bola ke arah anak yang ada di belakangnya, anak yang di
belakangnya lalu menangkap bola tersebut dan berputar 900 lalu
melempar bola ke anak di belakangnya dan begitu seterusnya. Hingga
berada pada garis yang paling akhir. Anak yang paling akhir berputar
3600 dan melempar bola ke arah anak yang ada di belakangnya,
kemudian anak yang ada di depannya berputar 1800dan melempar
bola ke arah anak yang ada di depannya, hingga anak yang paling
akhir. Jika bola tidak dapat ditangkap dan lari maka anak tersebut harus
mengambil bola dan mengoper kembali bola pada barisannya semula.
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru mengawasi dan memotivesi siswa pada pelaksanaan gerakan
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
b) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
~ Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih belum berhasil dalam pembelajaran.
3) Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti
dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi menyimpulkan bahwa :
Siswa terlihat senang dengan pembelajaran melalui penerapan
modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa
yang begitu semangat dan antusias saat pembelajaran berlangsung.
a) Pemansan.
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan
yang mereka lakukan biasanya.
b) Inti
Pada saat pembelajaran inti siswa nampak senang dengan penyajian
materi melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung
dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan
apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih sedikit malu terutama siswa
perempuan tetapi setelah gerakan tersebut dilakukan secara bergantian
menurut urutan absen, siswa nampak antusias dan malah saling berebut
untuk menunjukkan kemampuan mereka.
4) Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut :
a) Keberhasilan guru/siswa
Pembelajaran melalui penerapan modifikasi pembelajaran dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan mengulangi lagi pelajaran tersebut.
Pendekatan penggunakan modifikasi pembelajaran lebih menantang
siswa untuk belajar melakukan gerakan guling depan karena model
modifikasi pembelajaran bersifat kompetisi dan bermain sehingga siswa
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dan merasa ada
tantangan tersendiri untuk mengikuti pembelajaran
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
Pembelajaran guling depan yang dilakukan masih banyak kekurangan
yaitu pada penguasaan materi kurang bisa diterima oleh siswa. Siswa
masih merasa takut untuk melakukan guling depan sehingga hasil belajar
siswa belum memenuhi target yang ditetapkan. Penguasaan kelas yang
dilakukan belum efektif karena masing banyak siswa yang pasif tidak
melakukan guling depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c) Rencana perbaikan.
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara
lain:
~ Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan
pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara
menolak peluru dengan benar dalam pembelajaran guling depan
~ Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.
a. Pertemuan 2
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 2 pada pada hari
Selasa, 15 Mei 2012, sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan modifikasi
pembelajaran untuk guling depan
3. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
4. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melakukan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum;
~ Melakukan pemanasan
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Gerobag Dorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Buatlah 2 buah garis yang berfungsi sebagai garis start dan garis finis
dengan jarak ±15 meter dengan kapur atau tali yang tidak
membahayakan siswa saat di lapangan. Seluruh siswa dibariskan menjadi
2 syaf dan berdiri di belakang garis start. Berisan siswa paling depan
sebagai gerobak dan barisan siswa yang belakang menjadi petani atau
pemilik gerobak. Permainan dilakukan dengan cara gerobak berjalan
dengan menggunakan tangan dan kaki dipegang oleh pemilik. Jika
sudah siap guru membunyikan peluit sebagai tanda bahwa permainan
dimulai, setiap pasangan gerobak dan pemiliknya harus berjalan
sampai garis finis. Setelah sampai garis finis maka terjadi pergantian
peran antara gerobak dan pemiliknya. Pemenangnya adalah yang sampai
pertama kali di garis awal setelah berganti peran.
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
c) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
~ Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih belum berhasil dalam pembelajaran.
3) Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti
dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi menyimpulkan bahwa :
Siswa terluhat senang dengan pembelajaran melalui penerapan
modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari sikap siswa
yang begitu semangat dan antusias saat pembelajaran berlangsung.
a) Pemansan.
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan
yang mereka lakukan biasanya.
b) Inti
Pada saat pembelajaran inti siswa nampak senang dengan penyajian
materi melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung
dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan
apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih sedikit malu terutama siswa
perempuan tetapi setelah gerakan tersebut dilakukan secara bergantian
menurut urutan absen, siswa nampak antusias dan malah saling berebut
untuk menunjukkan kemampuan mereka. Pada pembelajaran guling
depan melalui penerapan modifikasi pembelajaran dilakukan, secara
keseluruhan siswa tampak senang karena gerakan yang dilakukan ini
cukup membuat siswa merasa tertantang dan berani melakukan unjuk
kerjanya.
4) Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan
pertama adalah sebagai berikut :
a) Keberhasilan guru/siswa
Pembelajaran melalui penerapan modifikasi pembelajaran dapat
memotivasi siswa untuk belajar dan mengulangi lagi pelajaran tersebut.
Pendekatan penggunakan modifikasi pembelajaran lebih menantang
siswa untuk belajar melakukan gerakan guling depan karena model
modifikasi pembelajaran bersifat kompetisi dan bermain sehingga siswa
tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran dan merasa ada
tantangan tersendiri untuk mengikuti pembelajaran
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
Siswa masih merasa takut dan belum berani bertanya pada pembelajaran
yang dilakukan, ini disebabkan belum terlihat adanya bimbingan yang
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5) Rencana perbaikan.
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain:
a) Agar siswa tidak salah dalam melakukan setiap gerakan pada kegiatan
pembelajaran tersebut, maka peneliti memberikan penjelasan cara
bermain dengan benar dalam pembelajaran guling depan
b) Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian yang lebih intensif pada pertemuan berikutnya.
a. Pertemuan 3
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakan pada siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Mei
2012, yang juga akan dilakukan penilaian pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran
dengan modifikasi pembelajaran yang pada pertemuan pertama kurang
berhasil maka dibuat untuk lebih menarik lagi.
b) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK, yaitu
penilaian guling depan
c) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
~ Melakukan pemanasan
Peregangan statis otot leher, bahu, lengan, tangan pinggang, dan kaki.
Permainan Permainan “ Merangkak ”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Merangkak: kedua tangan dan kedua lutut kaki untuk menumpu,
badan horizontal dengan kaki bawah, telapak kaki lurus menghadap ke
atas
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
~ Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih belum berhasil dalam pembelajaran.
3) Observasi dan Interprestasi
Pada dasarnya pembelajaran melalui pendekatan modifikasi alat
pembelajaran cukup memberikan gairah dan semangat baru pada
pembelajaran guling depan, hal ini dapat diamati dari sikap siswa yang tak
kenal menyerah pada saat melakukan tes dan selalu ingin mengulangi
gerakan guling depan ketika hasilnya belum memenuhi terget yang
diharapkan. Masih ada kesempatan pada siklus II dengan harapan hasilnya
akan lebih baik.
Tabel 2. Deskripsi data akhir siklus I hasil belajar guling depan pada siswa
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
Rentang Nilai Ket Kreteria Jml
Siswa Presentase
(%) 80 - 85 Baik Sekali Tuntas 0 0 76 - 79 Baik Tuntas 5 25 70 - 75 Cukup Tuntas 6 30 66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 9 45 60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0
∑ 20 100
4) Analisis dan Refleksi
Dari tabel pencapaian hasil diatas, menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa guling depan meningkat sesuai target pencapaian yang dicantumkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pada proposal. Meskipun demikian, masih perlu peningkatan pada metode
yang diterapkan. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada
pertemuan kali ini adalah sebagai berikut :
a) Keberhasilan guru/siswa
Berdasarkan pada kondisi awal, siswa menunjukkan hasil belajar guling
depan yang cukup bagus dengan presentase siswa yang tuntas 55 % dan
siswa yang belum tuntas 45 %
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
Penguasaan kelompok belum diterapkan pada pembelajaran yang
dilakukan. Siswa banyak yang masih merasa enggan melakukan guling
depan karena bimbingan yang dilakukan belum maksimal dan banyak
sarana yang tidak terpakai.
c) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus I, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah :
~ Mempersiapkan siswa secara fisik dengan menghimbau siswa supaya
tidak melakukan gerakan yang menguras tenaga sebelum latihan,
misalnya bermain kejar-kejaran dengan temannya dan bercanda
sendiri.
~ Melakukan pernekatan secara internal pada individu siswa supaya
lebih intensif pada siswa yang dirasa masih sangat kurang berhasil
dalam pembelajaran
2. Siklus II
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan 1 pada hari Selasa, 29 Mei 2012 adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran
dengan modifikasi pembelajaran yang pada pertemuan pertama kurang
berhasil maka dibuat untuk lebih menarik lagi.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
~ Melakukan pemanasan
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Lomba membawa
orang sakit Buatlah 2 buah garis sebagai garis start dan garis finis
dengan jarak ± 15 meter dengan kapur atau tali yang tidak
membahayakan anak saat di lapangan. Siswa yang ada dibariskan
menjadi 2 syaf di belakang garis start. Satu baris terdiri dari 3 orang dan
membentuk menjadi satu kelompok, yang terdiri dari 1 orang sebagai
pasien dan dua orang sebagai penolong. Pasien merebahkan badannya
yang ditopang dengan dua penolong. Penolong pertama menopang
punggung dan penolong kedua menopang bagian tungkai. Jika sudah
siap maka guru membunyikan peluit dan penolong membawa pasien dari
garis start - garis finis, kemudian permainan dapat digantikan dengan
cara mengganti pasien dengan penolong dan sebaliknya. Permainan ini
dimenangkan oleh regu yang tercepat sampai di garis finish. Demikian
permainan ini dapat diulang sesuai dengan kebutuhan.
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru mengawasi dan memotivesi siswa pada pelaksanaan gerakan
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
c) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
~ Setelah pendinginan dilakukan evaluasi mengenai hasil belajar yang
sudah diperoleh siswa dan mengumumkan siapa siswa yang berhasil
dan siapa siswa yang masih belum berhasil dalam pembelajaran.
3) Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti
dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias
melakukan pembelajaran, tampak tidak ada kejenuhan dari diri siswa. Siswa
tidak malas belajar dan selalu ingin menambah tempo belajarnya.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan
pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan
yang mereka lakukan biasanya.
b) Inti
Pada saat pembelajaran inti siswa nampak senang dengan penyajian
materi melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung
dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan
apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih sedikit malu terutama siswa
perempuan tetapi setelah gerakan tersebut dilakukan secara bergantian
menurut urutan absen, siswa nampak antusias dan malah saling berebut
untuk menunjukkan kemampuan mereka. Pada pembelajaran guling
depan melalui penerapan modifikasi pembelajaran dilakukan, secara
keseluruhan siswa tampak senang karena gerakan yang dilakukan ini
cukup membuat siswa merasa tertantang dan berani melakukan unjuk
kerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4) Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kali
ini adalah sebagai berikut :
a) Keberhasilan guru/siswa
Penerapan modifikasi alat pembelajaran pada siklus II ini nampaknya
semakin membuat siswa bersemangat dan merasa tertantang, hal ini
terbukti dengan sikap siswa yang tak henti-hentinya ingin selalu mencoba
pada setiap unsur gerakan dan meminta peneliti untuk mengevaluasinya.
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
Penguasaan kelompok kecil sudah terlihat sehingga sarana yang
digunakan sudah bisa dimanfaatkan semua, tetapi belum mengadakan
bimbingan secara individual. Siswa sudah berani bertanya tentang apa
yang akan dilakukan pada pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa
sudah sedikit menyenangi pembelajaran guling depan dengan ditandai
siswa sudah tidak takut untuk melakukan guling depan.
c) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus I, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah :
~ Agar siswa tidak merasa asing dengan kegiatan pembelajaran tersebut
maka peneliti memberikan penjelasan cara bermain dengan benar
dalam pembelajaran guling depan untuk meningkatkan hasil belajar.
~ Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian lebih dan selalu disuruh untuk mencoba
~ Peneliti harus tetap memberikan pemahaman dan motivasi
pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan pembelajaran.
a. Pertemuan 2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan 2 pada hari Selasa, 5 Juni 2012 adalah
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran
dengan modifikasi pembelajaran yang pada pertemuan pertama kurang
berhasil maka dibuat untuk lebih menarik lagi.
b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
c) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
~ Melakukan pemanasan
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Buaya Berlomba
Buatlah 2 buah garis yaitu A dan B yang sejajar, dengan panjang ±4
meter dan jarak antar 2 garis ±15 meter. Garis A sebagai garis start dan
garis B sebagai garis balik. Seluruh siswa dibagi menjadi 3 regu dengan
jumlah siswa sama rata. Ketiga regu tersebut dibariskan berbanjar berdiri
di belakang garis start. Setelah guru memberikan aba-aba siap, maka
siswa dalam setiap regu ambil sikap jongkok, siswa yang berada di
belakang siswa lain menempatkan kedua tangannya di pundak kawannya
yang di depan. Setelah seluruh siswa siap, Guru membunyikan peluit
sekali, maka dengan sikap jongkok setip regu berjalan menuju
garis balik. Setelah melewati garis balik, segera berputar berjalan
menuju garis start.
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
c) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3) Observasi dan Interprestasi
Pada langkah observasi dan interprestasi ini dilakukan oleh peneliti
dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil
observasi menyimpulkan bahwa :
Dari hasil observasi disimpulkan bahwa siswa semakin antusias
melakukan pembelajaran, tampak tidak ada kejenuhan dari diri siswa. Siswa
tidak malas belajar dan selalu ingin menambah tempo belajarnya.
a) Pemanasan
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan pemanasan
yang dikemas dengan cara permainan. Siswa sangat antusias melakukan
pemanasan karena mereka merasa ada yang berbeda dari pemanasan
yang mereka lakukan biasanya.
b) Inti
Pada saat pembelajaran inti siswa nampak senang dengan penyajian
materi melalui penerapan modifikasi pembelajaran yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dari sikap antusias siswa saat pembelajaran berlangsung
dan pertanyaan siswa yang cenderung penasaran menanyakan gerakan
apa lagi yang akan dilakukan. Siswa masih sedikit malu terutama siswa
perempuan tetapi setelah gerakan tersebut dilakukan secara bergantian
menurut urutan absen, siswa nampak antusias dan malah saling berebut
untuk menunjukkan kemampuan mereka.
4) Analisis dan Refleksi
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kali
ini adalah sebagai berikut :
a) Keberhasilan guru/siswa
Penerapan modifikasi alat pembelajaran pada siklus II ini nampaknya
semakin membuat siswa bersemangat dan merasa tertantang, hal ini
terbukti dengan sikap siswa yang tak henti-hentinya ingin selalu mencoba
pada setiap unsur gerakan dan meminta peneliti untuk mengevaluasinya.
b) Kendala yang dihadapi guru/siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Siswa belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai kompetensi
yang diharapkan. Guru perlu memotovasi dan memeberikan dorongan
semangat pada pembelajaran guling depan yang dilakukan, karena
banyak siswa dalam hasil belajarnya masih di bawah kreteria yang
ditetapkan.
c) Rencana Perbaikan
Berdasarkan hasil analisis dalam pembelajaran siklus I, maka perlu ada
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya, antara lain adalah :
~ Agar siswa tidak merasa asing dengan kegiatan pembelajaran tersebut
maka peneliti memberikan penjelasan cara bermain dengan benar
dalam pembelajaran guling depan untuk meningkatkan hasil belajar.
~ Siswa yang dirasa kurang berhasil pada pertemuan pertama akan
diberikan perhatian lebih dan selalu disuruh untuk mencoba
a. Pertemuan 3
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan
tindakan pada siklus II pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Juni
2012, yang juga akan dilakukan penilaian pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Pembelajaran
dengan modifikasi pembelajaran yang pada pertemuan pertama kurang
berhasil maka dibuat untuk lebih menarik lagi.
b) Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK, yaitu
penilaian guling depan
c) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
d) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
a) Pemanasan
~ Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum
~ Melakukan pemanasan
Pemanasan dikemas dalam bentuk permainan yaitu Menolakkan bola
dengan tangan kiri/kanan posisi berdiri secara berpasangan”.
b) Inti Pelajaran
~ Guru menjelaskan gerakan guling depan dengan posisi yang diawali
dengan sikap awal sampai pada gerakan sikap akhir menggunakan
bidang miring
~ Siswa melakukan instruksi guru melakukan gerakan diawali dengan
sikap jongkok diakhiri dengan sikap jongkok
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan
guling depan lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk
L/duduk V/tidur terlentang
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
bertumpu dengan kedua tangan kemudian melakukan guling depan
lengan/tangan terbuka dan diakhiri dengan posisi duduk L/duduk
V/tidur terlentang
~ Guru menjelaskan cara melakukan gerakan berguling yang diawali
dengan sikap berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan
dengan gerakan lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki
rapat atau kaki kangkang.
~ Siswa melaksanakan gerakan berguling yang diawali dengan sikap
berdiri menyudut kemudian melakukan guling depan dengan gerakan
lurus kemudian jongkok diakhiri dengan posisi kaki rapat atau kaki
kangkang
~ Guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada siswa, kemudian siswa
melakukan rangkaian gerakan secara keseluruhan. Siswa melakukan
rangkaian gerakan guling depan sesuai daftar urut absen dan diambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
hasil belajar/penilaian yang sudah ditunjukkan oleh siswa sebagai
bahan evaluasi pada siklus I
c) Penutup
Melaksanakan penenangan/pendinginan
~ Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang
telah dipelajari kepada siswa
~ Siswa dibariskan 3 atau 4 bersap dan melakukan pendinginan dengan
kegiatan saling memijit teman dengan secara berpasangan
3) Observasi dan Interprestasi
Pada dasarnya pembelajaran melalui pendekatan modifikasi alat
pembelajaran cukup memberikan gairah dan semangat baru pada
pembelajaran guling depan, hal ini dapat diamati dari sikap siswa yang tak
kenal menyerah pada saat melakukan tes dan selalu ingin mengulangi
gerakan guling depan ketika hasilnya belum memenuhi terget yang
diharapkan. Masih ada kesempatan pada siklus II dengan sangat
memuaskan.
Tabel 3. Deskripsi data akhir siklus II hasil belajar guling depan pada siswa
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
Rentang Nilai
Ket Kreteria Jml Siswa
Presentase (%)
80 - 85 Baik Sekali Tuntas 4 25
76 - 79 Baik Tuntas 6 30
70 - 75 Cukup Tuntas 6 30
66 - 69 Kurang Tidak Tuntas 4 15
60 - 65 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0
∑ 20 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) Analisis da Refleksi
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Keberhasilan siswa
Dari hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar guling
depan siswa meningkat dari 50% pada kondisi awal menjadi 59% pada
siklus I dan meningkat menjadi 82% pada akhir siklus II.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Perbandingan hasil belajar pada siklus I dan akhir siklus II disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Perbandingan data akhir siklus I dan akhir siklus II hasil belajar guling
depan pada siswa IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan
Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012
Rentang Nilai Ket Persentase (%)
Data Awal Siklus I Siklus II
80 - 85 Baik Sekali 0 0 20
76 - 79 Baik 20 25 30
70 - 75 Cukup 25 30 30
66 - 69 Kurang 40 45 20
60 - 65 Kurang Sekali 15 0 0
∑ 100 100 100
Berikut peningkatan nilai ketuntasan hasil belajar guling depan siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 jika
disajikan dalam bentuk grafik :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berikut prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar guling depan siswa Kelas
IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten
Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 jika
disajikan dalam bentuk grafik
Penerapan modifikasi alat pembelajaran memberikan banyak pencerahan dalam
metode pembelajaran dan lebih menantang dan menyenangkan siswa untuk
melakukan latihan guling depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar guling depan melalui
penggunaan alat bantu bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
07 Warungpring kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun pelajaran
2011/2012. Berikut ini disajikan pembahasan tentang hasil belajar guling depan :
Pembelajaran guling depan pada siswa hendaknya diberikan dengan
penerapan penggunaan alat bantu bidang miring, sebab siswa belum dapat
mencermati rangkaian gerakan guling depan dengan baik. Cara ini lebih efektif
dalam menyampaikan meteri pada siswa, sebab seorang guru menjelaskan dengan
bantuan penggunaan alat bantu bidang miring akan menjadi lebih menyenangkan
dan menarik siswa untuk belajar.
Melalui penggunaan alat bantu bidang miring pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Karangdawa kecamatan Warungpring kabupaten Pemalang tahun
pelajaran 2011/2012, dapat meningkatkan hasil belajar hasil belajar guling depan.
Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan : menerapkan pembelajaran pada pembelajaran guling depan pada
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Warungpring kecamatan Warungpring
kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2011/2012, dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa, suasana kelas pun menjadi lebih menyenangkan, serta siswa
menjadi tidak jenuh dengan pembelajaran guling depan, sehingga kemampuan
siswa dalam pembelajaran guling depan meningkat.
Dari hasil analisis yang diperoleh, terdapat peningkatan pada hasil belajar
siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan siklus 2, baik dari peningkatan nilai rata-
rata pembelajaran guling depan siswa maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Nilai
rata-rata pembelajaran guling depan pada rata-rata kondisi awal (45%) atau
ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 9 siswa dari 20 siswa, rata-rata siklus 1
(55%) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa hanya 11 siswa dari 20 siswa dan rata-
rata siklus 2 (80 %) atau ketuntasan nilai rata-rata siswa mencapai 16 siswa dari
20 siswa, sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus 2 sebesar (40%),
diukur dari KKM sebesar 70.00.
B. Implikasi
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik
yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Faktor dari
siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan
penerapan pendekatan yang sesuai dengan latar belakang masalah yang terjadi
serta sesuai dengan karakteristik siswa, maka dapat meningkatkan minat belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai
suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan pendekatan yang serupa
dalam pembelajaran guling depan. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Kesehatan dan Rekreasi, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjaskesrek
khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan guling depan yang
efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi
siswa mengenai pembelajaran guling depan yang pada awalnya membosankan
menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
C. Saran
Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang
senam pada guling depan, antara lain :
1. Bagi sekolah
Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran ditambah atau
dilengkapi, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa
dapat menerima materi dengan optimal.
2. Bagi Guru
Dalam pembelajaran guling depan, sebaiknya dalam penyampaian
materinya ditambah dengan permainan, yaitu permainan yang mengarah pada
teknik atau materi inti yang akan dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Bersikap aktif dan bersungguh-sungguh, serta memiliki motivasi dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti akan lebih
bermanfaat.
top related