dakwah islam dan peningkatan pengetahuan...
Post on 06-Mar-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
DAKWAH ISLAM DAN PENINGKATAN
PENGETAHUAN KEAGAMAAN
A. Tinjauan Umum Tentang Dakwah Islamiyah
1. Pengertian Dakwah
Kata dakwah adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat ramai lebih-lebih dalam masyarakat Islam (umat Islam). Karena
Islam sendiri merupakan agama yang harus disampaikan kepada serluruh
manusia1. Dan bahkan kata dakwah itu sendiri sering disebut dalam Al-
Qur’an sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat fushilat ayat 33:
�������������� ��������������������������������������� ������������������ ����!���"��������������� Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata : Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Qs Al-Fushilat : 33 )2
Walaupun sebenarnya kata dakwah itu sudah dikenal oleh setiap
orang akan tetapi untuk arti yang sebenarnya belum setiap orang tentu
mengetahuinya, sehingga dimungkinkan dalam pengertian dakwah akan
menyimpang dari makna yang sebenarnya. Mengingat hal yang demikian itu
perlulah kiranya penulis mempertegas mengenai pengertian dakwah:
1 Drs. Nasrudin Razak, Dienul Islam, PT Al ma’arif, Bandung, cet III, 1984, hlm 7. 2 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al
Qur’an, Jakarta, 1991, hlm 718.
26
27
Pengertian dakwah itu dapat ditinjau dari dua segi yaitu: dari segi bahasa
(etimologi ) dan dari segi istilah (terminologi).
1. Pengertian Dakwah Menurut Bahasa (Etimologi )
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam
bentuk masdar dari kata (��� ��#$ �%���� ) secara harfiah ia berarti:
yang artinya panggilan, seruan do’a, ajakan, dan undangan. Pengertian
dakwah dari segi bahasa tersebut berarti juga menyeru dengan satu tujuan
untuk mendorong seseorang melaksanakan cita-cita tertentu. Dakwah
secara etimologis memiliki makna yang luas dan netral, karena ia bisa
berarti mnyeru atau mengajak orang menuju kepada kebaikan juga
kejahatan. Akan tetapi dakwah sebagai suatu konsepsi Islam, sepenuhnya
mengandung arti menyeru atau mengajak kepada kebaikan, sesuai dengan
ajaran dan nilai-nilai ajaran Islam. Jadi seruan atau ajakan kepada
kejahatan tidak termasuk dalam konsep dakwah Islam.3
2. Pengertian Dakwah Menurut Istilah (Terminologi)
Kegiatan dakwah telah berlangsung seumur sejarah kehidupan
manusia. Dakwah dalam pmahaman yang sangat sederhana, sebagai
upaya mengajak seseorang atau sejumlah orang untuk melakukan
kehendak Allah SWT, merupakan kegiatan yang telah dilakukan sejak
bapak manusia pertama Adam sehingga umat Muhammad SAW sekarang
ini.
Pengertian dakwah menurut istilah adalah mengandung arti yang
beraneka ragam. Hal ini berkaitan dengan aneka ragam pengertian atau
3 K. H. Irfan Hielmy, Dakwah Bil Hikmah, Mitra pustaka, cet I, Yogyakarta, 2002, hlm 9
28
definisi yang diberikan oleh beberapa ahli Ilmu dakwah yang memakai
sudut pandang yang berbeda di dalam memberikan pengertian kepada
istilah tersebut. Sehingga antar definisi menurut ahli yang satu dengan
lainnya senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya
akan diberikan definisi dakwah menurut bebrapa ahli Ilmu dakwah :
a. Menurut Prof. Thoha Yahya Umar, M.A
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perinyah Allah SWT untuk
kemaslahatan di dunia dan akherat.4
b. Menurut Amrullah Ahmad.
Pada hakekatnya dakwah merupakan aktualisasi imani (teologis) yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia yang beriman
dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara teratur untuk
mempengaruhi cara merasa, berfikir dan bertindak dalam rangka
menguswahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi
kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.5
c. Menurut Dr. H. Aqib Suminto .
Dakwah adalah amar ma’ruf nahi munkar, memerintahkan kebajikan
dan memberantas kemunkaran, menyuruh berbuat baik dan melarang
berbuat buruk.6
4 Prof. Thoha yahya Omar, M.A, Ilmu Dakwah, Jakarta, Wijaya, 1987,hlm 1 5 Amrullah Ahmad, dkk, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta, PLP 2M, 1985,
hlm 2. 6 Drs. Aqib Suminto, Problemantika Dakwah, PT Pustaka panji Mas, Jakarta, 1984, hlm 53.
29
d. Menurut Drs. Dzikron Abdullah
Dakwah adalah usaha untuk menyebar luaskan Islam dan merealisir
ajarannya di tengah masyarakat dan kehidupan, agar mereka memeluk
Islam dan mengamalkanya.7
e. Menurut Asmuni Syukir
Dakwah adalah mempengaruhi dan mengajak manusia untuk
merngikuti (menjalankan) ideologi pengajaknya.8
f. Menurut Drs Endang Saefudin Anshaari
Dakwah adalah penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dan
dalam perikehidupan dan penghidupan manusia termasuk didalamnya
bidang pendidikan, politik, kekeluargaan dan bidang kemasyarakatan.9
Dari beberapa definisi dakwah tersebut di atas maka Amrullah
Ahmad menyimpulkan bahwa dakwah itu adalah sebagai aktualisasi
iman seseorang muslim yang dimanifestasikan dalam suatu sikap dan
bertindak setiap orang agar sesuai dengan ajaran Islam.10 Kalau dilihat
dari beberapa definisi dakwah tersebut di atas maka dapat diambil
suatu pengertian bahwa:
1. Dakwah merupakan manivestasi teologi yang disengaja dan
terencana.
7 Drs. Dzikron Abdullah, Metodelogi Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang ,
Semarang, 1992, hlm 7 8 Drs. Asmuni Syukir, Dasar–Dasar strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1992, hlm
165. 9 Drs Endang Saefudin Anshari, MA, Wawasan Islam, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1998,
hlm 190. 10 Amrullah Ahmad, Ibid , hlm2.
30
2. Dakwah berbentuk kegiatan kemasyarakatan.
3. Tujuan kegiatan dakwah adalah mempengaruhi cara berfikir,
merasa dan bertindak sesuai ajaran keagamaan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dakwah pada hakikatnya tidak
hanya menyeru atau mengajak manusia, tetapi lebih dari itu adalah
mengubah manusia, baik sebagai individu maupun kelompok, menuju
ajran dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, maka konsep dakwah Islam
memuat juga konsep perubahan individu dan transformasi sosial. Maksud
dalam penelitian ini adalah dakwah billisan (dakwah yang subtansinya
secara lisan) walaupun juga, media sebagai penyambungnya.
2. Dasar Hukum Dakwah.
a. Dasar Hukum Dakwah
Dasar dan tujuan, dalam hampir setiap tindakan, merupakan
norma yang akan membimbing setiap sikap dan perilaku yang
diambilnya. Dalam kegiatan dakwah, dasar dan tujuan dakwah ini
meerupakan pedoman dalam pengembangan kegiatan dakwah, sehingga
baik secara praktis dan teoritis, ia akan mengacu pada dasar dan tujuan
tersebut.
Pada hakikatnya, gerakan dakwah Islam berporos pada amar
ma’ruf nahi munkar. Ma’ruf mempunyai pengertian, segala perbuatan
yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan mungkar ialah
segala perbuatan yang menjauhkan diri dari pada-Nya. Pada dataran amr
ma’ruf, siapapun bisa melakukannya, karena kalau hanya sekedar
31
“menyuruh" kepada kebaikan itu mudah dan tidak ada resiko bagi si
“penyuruh". Lainnya nahi munkar, jelas mengandung konsekuensi logis
dan beresiko bagi yang melakukannya. Karena “mencegah kemunkaran”
itu melakukannya dengan tindakan konkret, nyata dan dilakukan atas
dasar kesadaran tinggi dalam rangka menegakkan kebenaran. Oleh karena
itu, ia harus berhadapan secara vis to vis dengan objek yang melakukan
tindak kemunkaran itu. Inilah sesungguhnya cikal bakal perintah dakwah
yang diperintah oleh Allah SWT.11
Islam sebagai agama risalah, diantara ajarannya adaalah
mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi
munkar atau dalam arti luas bisa disebut dakwah.
Pada dasarnya, para ulama sependapat bahwa dakwah Islam
adalah wajib hukumnya. Namun mengenahi wajibnya ada yang
berpendapat bahwa dakwah itu hukumnya wajib a’in artinya dalam
kedudukan dan situasi apapun, seluruh umat Islam wajib untuk
berdakwah . Dan apa juga yang berpendapat bahwa dakwah itu hukumnya
wajib kifayah, artinya hanya diwajibkan atas sebagian umat Islam yang
mengerti akan seluk beluk agama Islam.
Berkaitan dengan dasar kewajiban untuk berdakwah, banyak nash
yang menyebutkan, baik itu nash al-Qur’an maupun Hadist. Di antara
sumber dasar hukum dakwah adalah Firman Allah SWT yang
mewajibkan bahwa dakwah hukumnya wajib:
11 Andi Dermawan, dkk, Metodelogi Ilmu Dakwah, LESFI, Yogyakarta, cet I, 2002, hlm 54.
32
����&�"�'���� ����� �(����#�$�)*���� �+�,���� ��,�-�� ��(���.���$��� �/��&�0������1� �(��&���2�$���+�3��4�56����������&�,����������� �(�� ��7�����
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat di yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs Ali Imron 104)12
Ayat ini menjelaskan bahwa dakwah adalah hukumnya wajib bagi
orang yang mempunyai kemampuan melakukan dakwah disebabkan belum
ada yang mengisi dakwah. Jika dalam suatu masyarakat belum ada yang
melakukan dakwah sedang kemaksiatan dan kemungkaran telah ada bahkan
merajalela, maka bagi orang Islam setempat melakukan dakwah itu
hukumnya fardhu a’in (wajib a’in)
�������&�7����8����9��*9:�;�����&�7��"����(������<�������(��; �)*�7�=:�>��+�.�����?*���&�9����;������$�#�����9�����.@�7�-�"�� ���+�.�0����+�.�"���������0�A�B���C����+�.�����������B�D��"���� �(��B�D� �$
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya ( ke medan perang ). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga diri.”13
Ayat al-Qur‘an ini menjelaskan bahwa dakwah dalam hal ini
hukumnya fardhu kifayah (wajib kifayah), yaitu apabila di dalam suatu
masyarakat terdapat seseorang yang aktif melaksanakan dakwah .
*$������� �����E1 Artinya : Sampaikanlah olehmu apa yang kamu ketahui (terima) dari saya
meskipun meski pun satu ayat (H R Bukhori dan Turmudi).14
12 Departemen Agama RI, op cit, hlm 94. 13 Departemen Agama RI, op cit, hlm 302 14 Abi Isa Mahmud Bin Abbay Bin Syurat, Jamiussahe Sunan Tuirmudzi, Juz V, Dar al
Kutubil alamiah, Beirut, tt, hlm 39.
33
Dari keterangan yang dapat diambil dari pengertian ayat al-Qur’an
dan hadist Nabi di atas maka jelaslah bahwa kewajiban berdakwah itu
merupakan tanngung jawab dan tugas setiap muslim dan muslimat dimanapun
dan kapanpun ia berada. Tugas dakwah ini wajib dilaksanakan bagi laki-laki
dan wanita Islam yang baligh dan berakal. Kewajiban dakwah ini bukan hanya
kewajiban para ulama saja tapi merupakan kewajiban setiap insan muslim dan
muslimat tanpa terkecuali. Hanya saja kemampuan dan bidangnya yang
berbeda menurut kemampuan masing-masing.15
3. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah mempertemukan kembali fitrah manusia
dengan agama atau menyadarkan manusia supaya mengakui kebenaran Islam
dan mau mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi orang baik. Menjadikan
orang baik itu berarti menyelamatkan orang itu dari kesesatan, dari kebodohan,
dari kemiskinan dan keterbelakangan. Oleh karena itu sebenarnya dakwah
bukan kegiatan mencari atau menambah pengikut, tetapi kegiatan menemukan
fitrah manusia dengan Islam atau menyadarkan orang yang didakwahi tentang
perlunya bertauhid dan berperilaku baik. Semakin banyak yang sadar (beriman
dan berahlakul karimah) masyarakat semakin baik. Artinya tujuan dakwah
bukan memperbanyak pengikut, teapi memperbanyak orang yang sadar akan
kebenaran Islam. Sebab dengan semakin banyaknya orang yang sadar kepada
15 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Penerbit Uminida, Jakarta, 1982, hlm
23.
34
kebenaran Islam, masyarakat atau dunia akan semakin menjadi baik dan
semakin tenteram. Karena itu dakwah harus dilandasi dengan cinta kasih.16
Sebagaimana telah disebutkan dalam al-Qur’an bahwa agama yang
paling benar disisi Allah SWT adalah agama Islam
��F�G�H�I����J����#������$�#���(���KKKKK Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam
………(Qs Ali Imron 19)
Dakwah Islamiyah telah dilaksanakan oleh nabi muhammad SAW dengan
sebaik-baiknya dan setelah wafat beliau diteruskan oleh para sahabat, khalifah
dan akhirnya di ikuti oleh para ulama sebagai pewaris nabi.
Suatu agama tak akan tegak tanpa adanya dakwah, suatu ideologi atau
aliran tidak akan tersebar dan tersiar tanpa adanya kekuatan untuk menyiarkan
rusaknya suatu agama adalah disebabkan meninggalkan dakwah. Dengan kata
lain maka dapat disebutkan bahwa dakwah adalah merupakan satu- satunya
faktor yang sangat penting untuk keehidupan suatu ideologi yang disebarkan
kepada khalayak ramai.17
Oleh sebab itu dakwah sangat pentingnya untuk dilaksanakan secara
terus menerus dan terencana, sesuai dengan tujuannya antara lain :
1. Menyebarluaskan ajaran Islam keseluruh penjuru alam agar menjadi
rahmat bagi penghuni alam semesta.
2. Menjaga kwantitas pemeluk Islam dan meningkatkan para pemeluk Islam
seluruhnya dalam menghayati dan mengamalkan Islam
16 Andy Dermawan, dkk, op cit hlm 8. 17 Drs Aminudin Sanwar, Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1987,
hlm 48.
35
3. Memelihara dan menghindarkan kaum muslim dari kebinasaan dan adzab
Allah SWT sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dakwah sebagai proses penyampaian pesan-pesan agama bertujuan
memberi informasi tentang agama Islam. Tujuan ini bukanlah tujuan final, kita
mengetahui bahwa tabligh dan dakwah tidaklah berakhir dengan wafatnya yang
punya risalah, yaitu nabi Muhammad SAW. Tabligh dan dakwah berlangsung
terus selama masih berdiri di langit dan bumi, untuk menyampaikan informasi
mengenai agama Islam. Agar semua orang memperoleh pengetahuan tentang
agama Islam dan mengerti apa Islam. Untuk hal ini diperlukan dakwah yang
tidak ada hentinya. Inilah tujuan pada tahap kewajiban memberi informasi,
kewajiban menyampaikan.
Secara hierarkis dakwah memiliki dua tujuan, utama dan
departemental.18 Dalam prosesnya, kedua tujuan itu secara berurutan
merupakan ultimate goal atau tujuan akhir dan intermediate goal atau tujuan
perantara. Secara ideal, dakwah bertujuan untuk menggapai kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan dari sisi tahapan, tujuan
dakwah itu berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan
kesejahteraan itu sendiri sesuai dengan segi atau bidang profesi.
Tujuan dakwah tidak identik dengan tujuan ilmu dakwah bilamana
tujuan dakwah untuk menyampaikan informasi tentang agama Islam dan
memperkenalkannya kepada semua umat manusia. Maka Ilmu dakwah
bertujuan melihat alternatif-alternatif yang lebih berdayaguna dalam
18 H. Ahmad Subandi, Ilmu Dakwah Pengantar ke Arah Metodelogi, Penerbit Yayasan
Syahida, Bandung, 1994, hlm 60.
36
menyebarkan informasi tersebut. Sedang tujuan pokok dari dakwah itu adalah
mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Walaupun sebenarnya banyak ilmuwan dakwah yang mengartikan
tujuan dakwah yang diantaranya adalah :
a. Menurut K.H.M A Machfoed.
Tujuan dakwah adalah membangkitkan keinsafan orang untuk kembali ke
jalan Allah SWT sehingga mereka sempurna dalam memeluk agama Islam.
b. Menurut Drs. A Rosyad Saleh.
Menurut Rosyad Saleh tujuan dakwah itu ada dua yaitu :
1. Tujuan utama yaitu nilai atau hasil akhir yang ingin di capai atau
diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah, dalam hal ini terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang di ridhoi
Allah SWT.
2. Tujuan departemental yaitu usaha atau aktivitas yang dilakukan secara
efektif untuk mencapai tujuan utama, maka dalam hal ini tujuan
departemental itu dapat dikatakan sebagai tujuan perantara yang
berintikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan
kesejahteraan yang diridhoi oleh Allah SWT masing-masing sesuai
dengan segi bidangnya.
c. Menurut Dr Zakiyah Daradjat
37
Tujuan dakwah adalah untuk menyeru, mengajak orang ke jalan Allah,
yaitu membawa mereka untuk hidup sesuai dengan aturan dan ketentuan-
ketentuan yang diridhoi Allah SWT.
4. Materi Dakwah.
Dalam komunikasi dakwah terdapat materi dakwah atau pesan dakwah,
yang dibawakan komunikasi tersebut. Materi dakwah sumbernya yang dasar
adalah al-Qur’an dan Hadits. Ini kepentingan manuisa dan kemanusian, baik
kapasitasnya sebagai obyek maupun subyek dakwah.
Materi dakwah adalah semua bahan atau sumber yang dipergunakan
atau yang akan disampaikan oleh da’i kepada mad’u dalam kegiatan dakwah
untuk menuju kepada tercapainya tujuan dakwah, karena dakwah merupakan
aktifitas lanjutan dari pada tugas Rasul. Maka materi yang akan disampaikan
dalam kegiatan dakwah adalah semua ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
SAW, yang didatangkan dari Allah SWT, untuk seluruh umat manusia.
Materi sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran dan idea
gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah sebagai isi ajakan dan idea
gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami benar-benar
diketahui, dipahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman
hidup dan kehidupannya.19
Materi dakwah adalah pean-pesan atau segala sesuatu yang harus
disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran
Islam, yang ada dalam kitabullah maupun sunah Rasul-Nya yang pokoknya
mengandung tiga prinsip
19 Aminudin Sanwar, opcit, hlm 96.
38
a. Aqidah
Aqidah Islam merupakan sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas
kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh atas ke-Esaan Allah
SWT adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan dakwah
Islamiyah,. Islam secara totalitas adalah suatu keyakinan bahwa nilai-nilai
yang diajarkan kebenaranya adalah mutlak karena bersumber dari yang
maha mutlak yaitu Allah SWT.20 Oleh karena itu segala yang diperinyahkan
dan diizinkan adalah sesuatu yang haq dan segala yang di tentang adalah
bathil. Esensi ajaran Islam adalah pada rukun-rukun imannya yang isinya
pokok kepercayaan yang lurus dimana sepenuhnya. Dan seluruh seruan
iman itu berfokus dan menuju iman terhadap ke-Esaan Allah SWT yaitu
tauhid. Aqidah yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan
terhadap Allah SWT dan ini menjadi alsan yang fundamental dsalam
keseluruhan aktifitas seorang muslim, baik yang menyangkut sikap mental
atu tingakah lakunya dan sifat-sifat yang dimiliki.
b. Syari'at
Yaitu serangkaian yang menyangkut aktifitas manusia muslim di dalam
segala aspek hidup dan kehidupannya, man yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan, mana yang halal dan yang haram dan yang mubah dan
sebaginya. Syariat yang menyangkut hubungan manusia dan hubungan
manusia dengan sesamanya (hablum minallah dan hablumminannas). Islam
adalah suatu syariat artinya suatu hukum dan perundang-unndangan. al-
Qur’an dan sunah adalah dua sumber asasi dari ajaran Islam yang sekaligus
20 Ibid., hlm 89
39
sumber hukum dan perundang-undangan Islam yang mengatur kehidupan
manusia baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan
dengan sesama manusia dan alam. Penerapan hukum Islam kehidupan
sehari-hari mempunyai fariasi yang menyangkut status wajib, haram,
mubah, mandhub atau sunnah maupun makruh.
Hukum Islam itu bertujuan mengetes secara tertib perilaku perbuatan
manusia agar tidak terjerumus kedalam lembah kehinaan, dosa dan
kehancuran sehingga manusia memperoleh kebahagiaan.21
c. Ahklak
Secara bahasa akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti, watak; tabiat.
Dan dalam bahasa sehari-hari ditemukan pula istilah etika ataupun moral,
yang diartikan sama dengan akhlak, walaupun sebenarnya yang sama antara
istilah-istilah tersebut adalah pembahasannya, yaitu tentang “Baik dan
buruk” 22
Yaitu peraturan yang berkaitan dengan sikap hidup manusia
sebagai peribadi seperti syukur, qonaah, istiqomah, ikhlas dan sebagainya.
Ahlak, menyangkut tata cara berhubungan, baik secara vertikal dengan
Allah SWT, maupun secara horizontal dengan sesama manusia dan seluruh
mahluk-mahluk Allah SWT.23
Adapun menurut Asmuni Syukir pada dasarnya materi dakwah Islam
tergantung pada tujuan dakwah yang hendak di capai namun secara global
21 Ibid., hlm 90-91. 22 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta,
1982, hlm. 25 23 H.M. Anshari, Pemahaman Dan Pengalaman Dakwah, Pedoman Untuk Mujahid Dakwah,
Al Ikhlas, Surabaya, 1973, hlm 146.
40
dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi
tiga hal pokok yaitu :
1. Masalah keimanan
Aqidah dalam Islam adalah i’tikat batiniyah aqidah mencakup masalah-
masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.
2. Masalah keislaman
Syariat dalam Islam erat hubungannya dengan amal lahir atau nyata
dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna
mengatur hubungan dengan manusia dengan Tuhan-Nya dan mengatur
pergaulan hidup manusia dengan manusia.
3. Masalah budi pekerti
Masalah ahlak dalam masalah dakwah dari segi aktifitas tentunya
sebagai materi dakwah. Ini merupakan pelengkap saja yakni untuk
melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.
5. Media Cetak Sebagai Media Dakwah
Media sebagai sumber informasi dalam kehidupan masyarakat
sekarang telah dijadikan media komunikasi. Hal ini terbukti dalam
kebanyakan surat kabar, termasuk didalamnya juga buku-buku, majalah,
buletin, risalah, pamflet, spanduk dan yang lainnya. Yang kesemuanya
menggunakan kata-kata atau kalimat yang tertulis dan semuanya itu selalu
menyediakan rubrik untuk membaca. Dengan kehadiran buletin sebagai
sarana komunikasi, maka para dai juga mengambil kesempatan untuk
mendayagunakan media cetak sebagai media dakwah Islam .
41
a. Pengertian Media Cetak.
Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek. Seperti halnya
dengan bahasa inggris jornalism yang bersumber pada pada perkataan
journal, ini merupakan terjemahan dari bahasa latin diurna yang berarti
harian atau “setiap hari”.
Media atau medium berasal dari bahasa latin, berarti saluran atau alat
menyalurkan. Dalam pengertian dipakai istilah media, sedang dalam
pengertian tunggal dipakai istilah medium.24
Cetak adalah sarana media massa yang dicetak secara beruntut. Jadi pada
dasarnya media cetak adalah sarana komunikasi massa dalam arti saluran
dan pernyataan manusia yang bersifat umum atau terbuka dan teratur
waktu terbitnya serta dalam bentuk, tercetak, seperti: Surat kabar, buletin,
majalah, buku, pamflet, brosur dan lain sebagainya yang isinya
mengandung ide atau pembeeriytahuan kepada umum.
Maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang
menggunakan media massa untuk pesan-pesan yang disampaikan.
b. Fungsi Dan Ciri-Ciri Media Cetak
1. Fungsi Media Cetak
Carl I Hovland, komunikasi adalah proses dimana seorang
individu (komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-
lambang bahasa) untuk merubah tingkah laku individu-individu yang
lain (komunikasi.)25
24 Anwar Arifin , Strategi Komunikasi, Armico, Bandung, 1982, hlm 23. 25 Drs Sunarjo, Dra Djoenaesih, Komunikasi Persuasi Dan Retorika, Peenerbit Liberty,
Yogyakarta, 1983, hlm12.
42
Wilbur Schram menyatakan komunikasi sebagai decoder,
interpretrer dan Encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan
sekitar utnuk kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya,
mengawasi terjadinya persetujuan dan juga efek-efek dari hiburan.
Istilah “pers” berasal dari bahasa belanda, yang dalam bahasa inggris
berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiyah
berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed
publications).
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian,
yakni pers dalam pengartian luas dan pers dalam pengertian sempit.
Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan
termasuk media massa elektronik, radio siaran, dan televisi siaran,
sedang pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa
cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin.26
Media cetak merupakan alat atau sarana untuk menyampaikan
isi jiwa manusia yang dikenal sehingga dewasa ini alat- alat untuk
menyampaikan isi jiwa manusia meliputi :
- The spoken word (yang berbentuk ucapan)
- The printed writing (yang berbentuk tulisan)
- The Audio Visual Media (yang berbentuk gambar hidup).27
Media cetak sebagai alat menyampaikan isi jiwa manusia
sebagaimana mempunyai beberapa fungsi yang tidak beda dengn
26 Prof. Drs. Onong Uchyana Effendy, M.A, Ilmu Komunikasi Teori Daan Praktek, Penerbit
PT Remaja Rosda Kaarya, Bandung, 2002, hlm 145. 27 Drs. Anwar Arifin op cit hlm 24.
43
komunikasi massa (media cetak). Fungsi surat kabar adalah sama
dengan fungsi media lainnya yaitu :28
1. Fungsi menyiapkan informasi (To inform)
2. Fungsi mendidik (To Educate)
3. Fungsi menghibur (Entertain)
4. Fungsi mempengaruhi (To Influence)
Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Fungsi Menyiapkan Informasi (To inform )
Fungsi ini merupakan fungsi pertama dan utama dari buletin.
Khalayak membaca dan menjadi pelanggan karena memerlukan
informasi berbagai hal di bumi ini mengenai peristiwa yang
terjadi, penemuan-penemuan baru dalam ilmu dan teknologi.
2. Fungsi mendidik (To Educate)
Lingkungan belajar sekarang tidak hanya disekolah, keluarga atau
masyarakat saja. Pada masa sekarang ini sebagaian tugas mendidik
dapat dilakukan oleh media massa. Buletin sebagai sarana
pendidikan massa (Misseducation), memuat tulisan-tulisan yang
mengandung pengetahuan, sehingga khalayak membaca
bertambah pengetahuannya.
3. Fungsi Menghibur (To Entertain)
Hal-hal yang bersifat hiburan sering termuat dalam surat kabar
untuk mengimbangi berita-berita berat dan artikel yang berbobot.
28 Ibid, hlm 149.
44
Dan fungsi ini adalah untuk memberikan hiburan dalam
mensikapi berita (informasi) yang terjadi dalam suatu kehidupan.
4. Fungsi Mempengaruhi (To Influence)
Fungsi keempat yakni mempengaruhi yang mnyebabkan bulletin
memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebaran
informasi atau pemberitaan merupakan fungsi utama pers atau media. Di
samping utamanya sebagai penyebar informasi, pers juga memiliki
fungsi-fungsi lain di dalam masyarakat, yaitu: (a) Fungsi mendidik, (b)
Fungsi menghubungkaan, (c) fungsi sebagai penyalur dan pembentuk
pendapat umum, (d) Fungsi kontrol sosial.
2. Ciri-ciri Media Cetak
Ciri dan sifat media yang dipergunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik
amat berpengaruh kepada komponen-komponen komunikasi lainnya.
Pada dasarnya pers dan media massa merupakan perpanjangan dan
perluasan dari kemampuan jasmani dan rohani manusia. Marshaall Mc
Luchan menyebutnya sebagai The Extension of Man, sebagai ekstensi
manusia. Kodrat pembawaan dan kebutuhan essensial manusia adalah
berkomunikasi. Media massa dikatakan “ekstensi manusia". Komunikasi
merupakan ekekspresi dan dinamika tata pergaulan masyarakat.
Komunikasi adalah pembawaan sifat manusia, dengan cara itu ia
membentuk kehidupan bersama. Makin maju masyarakat, makin
berkembanglah lalu lintas komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi
yang dilakukan oleh manusia adalah melalui “pers” yang lahir dari
45
kebutuhan rohaniah manusia. Pers sebagai produk dari kehidupan
manusia . Pers sebagai gejala sosial yang hidup dalam bentuk organisme
merupakan refleksi masyarakat, tempat ia hidup dan berkembang, dan
hubungannya dengan masyarakat bersifat timbal balik.
Perkembangan pers senantiasa mengikuti kemajuan yang
dicapai dalam dunia Ilmu dan teknologi, tetapi tidak secepat yangt dicapai
oleh media elektronika seperti radio dan televisi. Bagi masyarakat, pers
adalah pengamat, forum, dan guru (watcher, forum, and teacher).
Maksudnya pers itu setiap harinya memberi laporan, ulasan mengenahi
berbagai kejadian, baik didalam negeri mauoun di luar negeri,
menyediakan tempat (forum) bagi masyarakat untuk mengeluarkan
pendapat secara tertulis, dan turut mewariskan nilai-nilai kemasyarakatan
dari generasi ke generasi.
Media (bulletin) membantu kebutuhan manusia. Bagaikan
cermin, surat kabar atau media menunjukan proses perubahan yang terjadi
di dunia dan masyarakat, dan menunjukan bahaya-bahaya dan
kemungkinan kemungkianan yang dapat menimpa diri kita masing-
masing. Buletin tidak hanya memberitakan kejadian-kejadian yang terjadi,
melainkan juga memberikan bahan pembicaraan. Ini menunjukan apa
yang menjadi perhatian spontan dan apa yang menarik bagi golongan dan
masyarakat pembaca.
Ciri-ciri komunikasi massa yakni komunikasi, yakni komunikasi
dengan menggunakan media komunikasi, adalah proses berlangsung satu
arah, dan arah komunikannya heterogen. Ciri tersebut dipenuhi oleh
46
media surat kabar, majalah, buletin dan media cetak lainnya. Pada
umumnya media cetak (surat kabar) mempunyai ciri aktualitas.
Di samping aktual sebagai salah satu ciri media cetak, maka
masih terdapat peryaratan lain yang menjadi ciri media cetak, yaitu
periodisitas, universalitas, obyektivitas, dan afinitas.29
a. Periodisitas, artinya bahwa media cetak harus diselenggarakan secara
terarur dan terus menerus. Dalam hal ini, maka dikenal adanya surat
kabar harian, mingguan, dan tengah bulanan atau buletin .
b. Universalitas, artinya media cetak itu memuat berita tentang segala
aspek kehidupan manusia : politik, ekonomi, sosial budaya, olah raga
dan lain sebagainya. Sifat “umum” atau universalitas media cetak
mengandung arti, bahwa : (1) media cetak mengemban kepentingan
umum atas nama masyarakat, dan (2) media cetak ditunjukan kepada
seluruh penduduk atau masyarakat. Media cetak (surat kabar, bulletin)
ditujukan keepada publik tanpa membedakan derajat atau kelas.
Universalitas menentukaan bobot berita yang disampaikan kepada
khalayak pembacanya. Sehinnga berita yang disajiakan mencakup
berbagai aspek kehidupan.
c. Obyektivitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang
teguh oleh media dalam menjalankan profesi sebagai jurnalistiknya.
Setiap berita yang disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik
perhatian pembaca, tidak mengganggu perasaan dan pendapat mereka.
Media yang baik harus dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa
29 Ibid, hlm 154-155.
47
adanya, sehingga kebenaran isi berita yang disampaikan tidak
menbimbulkan tanda tanya.
d. Atfinitas adalah unsur ketergantungan yang merupakan salah satu cara
usaha untuk menjalin hubungan antara pihak penyelenggara media
(surat kabar) dengan pembacanya. Para pembaca surat kabar
mengharapkan berita-berita tertentu dari penyelenggara atau pengelola
surat kabar, dan dapat mengarahkan diri sebanyak mungkin kepada
keinginan pembaca. Sebagai lembaga informasi yang aktual, umum,
universal dan periodik, sebagai penunjuk kejiwaan manusia, serta
sebagai sumber bahan pembicaraan, media (surat kabar) harus
memenuhi kebutuhan sosial tertentu.
Dalam kehidupan sosial, media (surat kabar) dapat berkembang
dengan baik hanya apabila tugas-tugasnya sebagai fungsi pemberitaan dan
pencerah jiwa manusia dapat dijalankan dengan baik. Media sebagai alat
komunikasi mengemban tugas kemasyarakatan, yaitu melayani
pemberitaan. Dalam abad modern seperi sekarang ini, kehidupan
masyarakat tidak lagi dapat dipisahkan dari peranan media massa. Manusia
tidak dapat lagi hidup tanpa informasi atau berita.Informasi sudah menjadi
kebutuhan manusia.
3. Manfaat Media Cetak.
Pers mempunyai peranan penting sebagi alat perubahan sosial dan
pembaharuan masyarakat. Pers atau surat bkabar dapat berperan dalam
48
penyampaian kebijaksanaan dan progam pembangunan kepada masyarakat.
Disamping itu masyarakat juga dapat menggunakan pers sebagai penyalur
aspirasi dan pendapat serta kritik atau kontrol sosial. Ia berperan sebagai
salah satu penghubung yang kreatif antara pemerintah dan masyarakat.
Peranan dan fungsi pers selain melakukan pemberitaan yang obyektif
kepada masyarakat, juga berperan dalam pembentukan pendapat umum.
Bahkan dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran politik rakyat
dan dalam menegakan disiplin nasional. Peranan Pers dan media massa
lainnya yang paling pokok dalam pembangunan adalah sebagai “agen
perubahan", sebagai Agent of Change. Letak perananya adalah dalam
membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional menjadi
masyarakat modern. Pers dan media massa sebagai agen perubahan sosial
memiliki beberapa tugas yang dapat dilakukan untuk menunjang
pembangunan sebagai salah satu tempat terjadinya pembaharuan dan
perubahan sosial. Peranan atau tugas-tugas yang di maksud ialah :
1. Pers dapat memperluas cakrawala pandangan. Melalui surat kabar
orang dapat mengetahui kejadian- kejadian yang dialami dinegara-
negara lain.
2. Pers dapat memusatkan perhatian khalayak denagan pesan-pesan yang
ditulisnya. Dalam masyarakat modern, gambaran kita tentang
lingkungan yang jauh diperolah dari pers dan media massa lainnya.
Masyarakat mulai menggantungkan pengetahuan pada pers dan media
massa.
49
3. Pers mampu menumbuhkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu
masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa
yang disampaikan oleh media tersebut.
4. Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media
massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat. Ia dapat
memperluas cakrawala pemikiran serta membangun simpati,
memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta
suatu susana pembangunan yang serasi dan efektif.30
Berbagai peranan tersebut memperlihatkan apa yang dapat dilakukan
oleh pers dan media massa sebagai agen perubahan sosial dan
pembaharuan masyarakat.
4. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak.
Komunikasi merupakan proses yang rumit. Dalam rangka
menyusun strategi komunikasi diperlukan suatui pemikiran dengan
memperhitungkan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apbila dalam
strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor
pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut.
Ditinjau dari kerangka proses komunikasi, pers tidak lain adalah
medium (perantara) atau saluran (channel) bagi pernyataan-pernyataan
yang oleh penyampainya ditunjukan kepada penerima, yaitu khalayak.
Dalam proses komunikasi melalui media terdapat 5 unsur atau komponen
yang terlibat, yaitu (1) penyampai, (2) pesan, (3) saluran, (4) penerima, (5)
30 F. Raachmadi, Perbandingan Sistem Pers Analisis Sistem Pers di Berbagai
Negara,Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 1990 hlm 17.
50
efek.31 Pers hanya sebagai saluran bagi pernyataan umum. Yang bertindak
sebagai penyampai, bukan individu biasa seperti yang terdapat dalam
komunikasi tatap muka, melainkan individu yang berkerja pada surat kabar,
majalah, studio radio, televisi, dan sebagainya. Jadi ia adalah orang yang
mempergunakan surat kabar, majalah, radio, televisi, dan sebagainya itu
sebagai saluran bagi pernyataan-pernyataan atau pesan-pesan yang
disampaikan.
Hubungan antara media cetak dan dakwah dapat dilihat dari
fungsinya. Keduanya sama-sama berfungsi menyatakan isi pernyataan
(informasi), dilihat dari sasarannya, keduanya memiliki atau mempunyai
sasaran yang sama yaitu manusia. Kalau dilihat dari tujuan keduanya
bertujuan supaya orang yang jadi sasaran itu sependapat dengan orang
yang menyampaikan isi pernyataan.
Di samping persamaan pokok tersebut juga terdapat perbedaan yang
terletak pada isi pernyataan yang disampaikan. Jika media cetak isi
pernyataannya disampaikan bersumber pada konsepsi kebahagiaan manusia
pada umumnya, sedang yang disampaikan di bidang dakwah bersumber dari
al-Qur’an dan Hadist.
Banyak keuntungan atau kelebihan yang didapat jika berdakwah
melalui media cetak antara lain :
a. Bahwa dengan tulisan mampu menjangkau khalayak cukup luas dan
banyak jumlahnya
31 Ibid., hlm 34
51
b. Sesuai dengan sifat dan karakteristiknya media ini dapat menyajikan
beraneka ragam informasi.
c. Materi dakwah yang ditulis dalam media cetakini mudah disimpan
sehingga mudah apabila ingin mengulangi membacanya serta
memahami dan bisa dikliping sesuai dengan kebutuhan.32
d. Pembacanya dapat menembus dari segala lapisan masyarakat dan tidak
terbatas pada ruang dan waktu.
Di samping kelebihan yang ada, berdakwah melalui media cetak
juga memiliki kelemahan atau keterbatasan antara lain :
a. Tidak semua pembaca memahami bahasa pers.
b. Komunikasi yang dilakukan media ini lebih bersifat pasif sehingga tidak
bisa langsung mengetahui respon pembaca. Oleh karena itu tidak dapat
diketahui bagaiman isi dakwah yang disampaikan sesuai dengan tujuan
atau tidak.
c. Apabila media ini rutin untuk di baca maka akan menghabiskan biaya
banyak jika dibanding dengan media massa yang lainnya.
B. Tinjauan Tentang Pengetahuan Keagamaan Islam
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan yang merupakan alih bahasa dari knowledge;
dikalangan para ahli telah dirumuskan pengertiannya, walaupun masing-
masing ahli ada perbedaan rumusan redaksionalnya.33
Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut "Pengetahuan
pengalaman" atau ringkasnya "Pengetahuan". Pengetahuan yang didapat
dengan jalan keterangan disebut "Ilmu". Bahwasannya pengetahuan saja
32 Asmuni Syukir, op cit hlm 178. 33 Drs Dzikron Abdullah, op cit hlm12.
52
bukan ilmu. Tetapi pengetahuan jangan dianggap sepele. Tiap-tiap ilmu mesti
bersendi akan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi
ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.
Sementara itu Prof. I.R. Pudjawijatna mengatakan: "Pengetahuan
yang tidak amat sadarpun pengetahuan tentang hal-hal yang berlaku umum
dan tetap serta pasti dan yang terutama dipergunakan untuk keperluan sehari-
hari itulah yang kami namai pengetahuan biasa, atau dengan singkat
pengetahuan.
Menurut epistimologi setiap pengetahuan manusia itu adalah hasil
dari berkontaknya dua macam besaran, yaitu :
a. Benda atau hal yang diperiksa, diselediki dan akhirnya diketahui (obyek).
b. Manusia yang melakukan pelbagai pemeriksaan dan penyelidikan dan
akhirnya mengetahui (mengenal) benda atau hal tadi.
Pengetahuan: faham suatu subyek mengenai obyek yang
dihadapinya. Yang disebut subyek di sini ialah: Manusia sebagai kesatuan
pelbagai macam kesanggupan (akal, panca indera, dsb), yang digunakan
untuk mengetahui sesuatu, jelasnya manusia sebagai kesadaran, yang disebut
obyek dalam pengetahuan ialah benda atau hal yang diselidiki oleh
pengetahuan tersebut, sekadar benda (hal) itu merupakan realitas bagi
manusia yang diselidiki.
2. Macam-macam Pengetahuan
Mengenai pengetahuan Endang Saifudin Anshari membedakannya
sebagai berikut:
53
a. Pengetahuan Biasa: yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang biasa, yang
sehari- hari yang selanjutnya kita sebut: “Pengetahuan”.
b. Pengetahuan Ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan
metode tertentu yang selanjutnya kita sebut: ilmu pengetahuan
c. Pengetahuan Filosofis, yaitu semacam ilmu yang istimewa yang mencoba
menjawab masalah-masalah yang tidak terjawab oleh ilmu ilmu biasa;
yang selanjutnya kita sebut: filsafat.
d. Pengetahuan Theologis, yaitu pengetahuan keagamaan, pengetahuan
agama, pengetahuan tentang pemberitahuan dari tuhan. selanjutnya
mengenahi pengetahuan theologis (pengetahuan agama) dikemukakannya
sebagai berikut:
1. Pengetahuan Theologis (pengetahuan agama) bukanlah agama itu
sendiri, melainkan pengetahuan tentang agama.
2. Agama (yakni agama wahyu) bukanlah pengetahuan melainkan
pemberitahuan, yakni pemberitahuan dari tuhan kepada manusia
3. Jadi Pengetahuan keagamaan tidaklah lain ialah pengetahuan tentang
pemberitahuan dari tuhan (dalam hal ini pemberitahuan Tuhan atau
agama wahyu itu adalah obyek yang diketahui oleh manusia sebagai
subyek yang mengetahui); dengan perkataan lain: pengetahuan agama
atau pengetahuan keagamaan ialah faham subyek mengenai obyek yang
dalam hal ini ialah agama. Pengetahuan inilah (keagamaan) yang
dimaksud dalam penelitian ini
Pengetahuan itu dapat dikembangkan oleh manusia, manusia adalah
satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara
54
bersungguh-sungguh, binatangpun mempunyai pengetahuan tetapi pengetahuan
itu terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Manusia mengembangkan
pengetahuannya lebih dari sekadar untuk memenuhi kebutuhan dan
kelangsungan hidupnya, manusia memikirkan hal-hal baru bahkan menjelajah
cakrawala yang lebih luas, karena manusia hidup bukan sekadar untuk
kelangsungan hidup, melainkan lebih dari itu.
3. Unsur-unsur Pengetahuan
Manusia dapat mengembangkan pengetahuan karena dua hal
utama, yaitu:
1. Manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi
dan jalan fikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
2. Manusia mampu mengembangakan pengetahuan dengan cepat dan
mantap. Dari kemampuannya berfikir menurut suatu alur kerangka
berfikir tertentu.
4. Pengetahuan Dengan Prilaku Keagamaan
Manusia pada dasarnya mempunyai dua kebutuhan, yaitu kebutuhan
alamiah dan kebutuhan non alamiah. Kebutuhan alamiah (fitrah) adalah hal-
hal yang dibutuhkan oleh manusia sebagai manusia. Misalnya keinginan
untuk menyelidiki dan mengetahui, untuk berkeluarga dan berketurunan dan
sebagainya. Walaupun pemenuhan kebutuhan ini dihadapi dengan sulit dan
susah payah, tetapi manusia akan selalu ingin memperolehnya dan akan tetap
ada dalam tabiat manusia serta tidak akan mudah digantikan oleh lainnya.
Adapun kebutuhan yang non alamiah, adalah kebiasaan-kebiasaan
atau adat istiadat yang dilakukan oleh kebanyakan manusia, tetapi manusia
55
mempunyai kemampuan untuk melepaskan diri darinya atau menggantikanya
dengan yang lain. Misalnya kebutuhan merokok, minum kopi, minuman keras
dan seterusnya. Kebutuhan-kebutuhan ini memang bisa menjadi kebutuhan
alamiah kedua bagi manusia, tetapi manusia masih mampu meninggalkannya
melalui berbagai cara, misalnya pendidikan, pelatihan dan sebagainya.
Berbeda halnya dengan kebutuhan alamiah (fitrah), maka manusia tidak akan
dapat meninggalkannya dan tidak pula dapat melupakan serta
memusnahkannya walaupun lewat pendidikan, pelatihan dan berbagai cara
lainnya.
Agama pada dasarnya merupakan kebutuhan fitrah (alamiah) manusia,
sehingga walaupun ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai oleh
manusia begitu maju dan canggih, maka ia tidak akan bisa menggantikan
kebutuhan fitrah manusia akan agama.
Manusia modern pernah berusaha menyingkirkan agama dalam
kehidupannya. Mereka hanya mengakui kebenaran inderawi dan rasional,
yakni kebenaran ilmu pengetahuan yang bersifat empirik. Sementara agama
dianggap sebagai suatu mitos, penuh dengan dogma-dogma yang tidak
rasional dan non empirik, sehingga dianggap sebagai belenggu yang
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat
kemajuan iptek tidak mengakui kebenaran ajaran agama dan tidak mau
konsultasi pada petunjuk Allah yang tertuang dalam ajaran agama (wahyu),
56
maka akibatnya pengembangan dan penerapan iptek banyak mencelakakan
dan banyak menimbulkan keresahan dunia.34
Islam adalah agama yang berisi petunjuk-petunjuk agar manusia
secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, berkualitas, selalu
berbuat baik dan secara kolektif menjadi manusia yang baik sehingga mampu
membangun sebuah peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang
manusiawi dalam kehidupan yang adil, maju, bebas dari berbagai ancaman,
penindasan dan kekhawatiran. Tanpa adanya petunjuk Allah manusia akan
sulit memperoleh kebaikan baik secara individual maupun kolektif. Tanpa
mengamalkan petunjuk Allah itu, orang dapat menjadi serigala bagi
sesamanya (homo homini lupus). Mereka saling menindas dan memeras baik
secara fisik, politik, ekonomi maupun kultural.
Menurut Mukti Ali, memberikan pengertian agama sangat sulit, hal
ini dikarenakan: Pertama, pengalaman agama adalah bersifat subyektif dan
batini. Kedua, orang dalam membicarakan agama akan sangat bersemangat
dan emosional. Ketiga, konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan
orang yang memberikan pengertian agama itu.
Dalam masyarakat, selain kata agama juga dikenal kata din (Arab) dan
religi (Latin). Din mengandung arti menguasai, menundukan, patuh, hutang,
balasan dan kebiasaan. Sedangkan religi mengandung arti mengumpulkan,
membaca, atau mengikat. Kemudian agama diberi arti tidak pergi, tetap di
tempat, diwarisi turun temurun, teks, tuntunan dan kitab suci.
34 Muhaimin, Dakwah di Tengah Transformasi Sosial, Penerbit Karya Abditama, Surabaya,
1999, hlm 32.
57
Dari beberapa arti dasar tersebut, maka muncullah beberapa
pengertian agama: 35
a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi.
b) Pengakuan terhadap kekutan gaib yang menguasai manusia.
c) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang
mempengaruhi perbutan-perbuatan manusia.
d) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu.
e) Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan
gaib.
f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada suatu kekuatan gaib
g) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h) Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepda manusia melalui seorang
Rasul.
Dari beberapa definisi tersebut, maka agama mempunyai beberapa
unsur penting yaitu:
a) Adanya kekuatan gaib yang mengatur hidup manusia
b) Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia dengan kekutan gaib
tersebut.
35 Ibid hlm 34-35
58
c) Respon manusia yang bersifat emosional, bisa berbentuk rasa takut, rasa
cinta, pemujaan atau penyembahan dan cara hidup manusia.
d) Paham adanya yang kudus dalam bentuk kekutan gaib, kitab suci dan
tempat-tempat tertentu.
Dengan demikian maka agama dapat dirumuskan dalam pengertian
sebagai suatu sistem keyakinan atas adanya sesuatu yang mutlak di luar
manusia. Dengan kepercayaan tersebut manusia berusaha untuk selalu
berhubungan dengan yang mutlak dengan melalui sistem ritus tertentu juga
dengan melaksanakan tata aturan (norma) yang telah ditetapkan.
Berbagai persoalan hidup dan kehidupan manusia tersebut
menjadikan manusia amat tergantung dengan dunia sekitarnya. Untuk itu
agama hadir memberikan wawasan etik dalam pengolahan alam, sehingga
dapat berfungsi sebagai rahmat bagi alam semesta. Aspek keyakinan
merupakan hal yang terpenting dan yang paling mendasar dalam ajaran
agama.
Dalam dimensi lain, jiwa manusia mendambakan terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan hidup ruhaniah yang mampu melahirkan perasaan
senang, damai, bahagia dan sebagainya. Agama tidak terlepas dari tanggung
jawab tersebut, sehingga agama muncul untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
hidup manusia dengan memberikan jawaban bagi kepuasan spiritual. Agama
memberikan ajaran praktis bagi kehidupan manusia di alam semesta.
59
C. Pengaruh Bulletin Terhadap Peningkatan Pengetahuan Agama
Salah satu bentuk media massa yang dikenal luas sejak masa lalu adalah
bulletin atau majalah.36 Jadi untuk mengetahui sejauh mana pesan-pesan yang
disampaikan melalui media massa cetak dapat diterima dan ditanggapi oleh
audience, dalam hal ini berkaitan dengan proses penyampaian pesan-pesan
dakwah yang dituangkan melalui buletin sebagai medianya.
Dari sinilah penulis akan mencoba menguraikan dan menjelaskan
pengaruh buletin terhadap peningkatan pengetahuan Agama dengan
menggunakan teori model jarum hipodermis (Hypodermic Needle Model).
Operasionalisasi model jarum hipodermis (Hipodermis Needle model) telah
diungkapkan terutama sekali dalam penelitian-penelitian persuasi. Pada
umumnya model ini bersifat linier dan satu arah, berdasarkan anggapan bahwa
mass media memiliki pengaruh terhadap audience. Mass media merupakan
gambaran dari jarum raksasa yang menyuntik audience yang pasif.
Model tersebut dapat dilukiskan sebagai berikut :
- kredibilitas - perhatian - perubahan kognitif - struktur
- daya tarik - pengertian - perubahan efektif - gaya
- kakuasaan - penerimaan - perubahan beharvior - Appeals37
36 Edward Depari, Colin Mac Andrews, Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1991, hlm 18. 37 Jalaudin Rahmat, M. Sc. Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung, 1989,
hlm 83-84.
Variabel komunikasi
Variabel antara
Variabel efek
Variabel pesan
60
Menurut Elhu Katz model ini berdasarkan pada anggapan bahwa:
1. Media yang sangat berpengaruh mampu melaksanakan kehendaknya dapat
yang sama sekali tidak berusaha mencoba berfikir lain
2. Audience yang otomatis (dianggap tidak mempunyai hubungan satu sama
lain) terikat pada mass media tetapi tidak terikat pada kelompoknya.38
Model ini umumnya dalam penelitian eksperimental. Peneliti
memanipulasi variabel-variabel komunikasi, kemudian mengukur variabel-
variabel antara dan efek. Variabel-variabel komunikator ditunjukan dengan
kredibilitas, daya tarik dan kekuasaan.
Kredibilitas terdiri dari dua unsur: yaitu keahlian dan kejujuran.
Keahlian diukur dengan sejauh mana komunikasi menganggap komunikator
mengetahui jawaban-jawaban yang benar, sedangkan kejujuran
dioperasionalisasikan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana
komunikator bersikap tidak memihak dalam menyampaikan pesannya. Daya
tarik diukur dengan kesamaan, familiaritas atau kesukaan. Kesukaan (power)
dioperasionalkan dengan tanggapan komunikasikan tunduk atau tidak
(perceived concern) dan kemampuan untuk meneliti apakah komunikan tunduk
atau tidak (perceived security).
Variabel pesan terdiri dari struktur pesan ditujukan dengan
penyimpulan (tersirat atau tersurat), pola urutan argumentasi (mana yang lebih
dahulu, argumentasi, yang disenangii atau tidak disenangi), pola obyektifitas
(satu sisi atau dua sisi). Gaya pesan menunjukan variasi linguistik dalam
penyampaian pesan (perilangan, kemudahan, pengertian, perbendaharaan kata).
38 Op Cit, hlm 19
61
Appeals pesan mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan
(rasional, emosional, fear appeals, reward appeals).
Variabel media boleh berupa media elektronik (adio, televisi, video,
tape recorder), media cetak (majalah, surat kabar, buletin), atau saluran
interpersonal (ceramah, diskusi, kontak dsb).
Variabel antara ditunjukan dengan perhatian dan pengertian serta penerimaan.
Dalam hal ini perhatian di ukur dengan sejauhmana komunikan menyadari
adanya pesan . pengertian diukur sejauhmana komunikan memahami pesan,
penerima dibatasi pada sejauhmana komunikan menyetujui gagasan yang
dikemukakan komunikan .
Berdasarkan teori di atas bahwa buletin merupakan suntikan pesan
yang dapat mempengaruhi audience sehingga buletin mempunyai pengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan agama.
top related