bab ii baru.docx
Post on 09-Oct-2015
75 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
1/36
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
STRUKTUR DAN FUNGSI KARBOHIDRAT
Karbohidrat tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan jumlah
monomer penyusunnya, karbohidrat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
MONOSAKARIDA
Monosakarida adalah senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai
sembilan atom karbon. Berdasarkan gugus fungsi utamanya, monosakarida dibagi
menjadi dua yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugus aldehida
(RCHO), sedangkan ketosa mengandung gugus keton (RCOR).
Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon yang
dimilikinya. Monosakarida yang paling sederhana adalah triosa, yang
mengandung tiga atom karbon. Contohnya adalah gliseraldehida (suatu aldosa)
dan dihidroksiaseton (suatu ketosa).
Gliseraldehida Dihidroksiaseton
(suatu aldosa) (suatu ketosa)
Gambar 1.Dua jenis triosa.
Monosakarida yang mengandung empat atom karbon disebut tetrosa,
mengandung lima atom karbon disebut pentosa, mengandung enam atom karbon
disebut heksosa, dan seterusnya. Masing-masing monosakarida tersebut berada
dalam dua kelompok. Contohnya, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan
ketopentosa, aldoheksosa dan ketoheksosa, dan sebagainya. D-glukosa (suatu
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
2/36
4
aldoheksosa) dan D-fruktosa (suatu ketoheksosa) adalah golongan heksosa yang
benyak terdapat di alam.
D- glukosa D-fruktosa(Aldoheksosa) (Ketoheksosa)
Gambar 2.Golongan heksosa yang banyak terdapat di alam.
Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton memiliki atom karbon kiral
sehingga diperlukan metode untuk menggambarkan karbohidrat secara
stereokimia. Metode paling umum yang digunakan untuk menggambarkan atom
karbon kiral pada bidang datar adalah proyeksi Fischer. Dalam proyeksi Fischer,
atom karbon tetrahedral digambarkan sebagai dua garis bersilang dimana garis
horizontal mengarah ke atas bidang (mendekati pembaca) dan garis vertikal
mengarah ke bawah bidang (menjauhi pembaca). Contohnya proyeksi Fischer
untuk D-gliseraldehida adalah sebagai berikut.
Gambar 3.Proyeksi Fischer D-gliseraldehida.
Proyeksi Fischer dapat digunakan untuk menggambarkan lebih dari satu
atom karbon kiral dalam sebuah molekul, dengan ketentuan bahwa atom karbon
karbonil selalu ditempatkan di atas (aldosa) atau dekat dengan atom karbon paling
atas (ketosa).
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
3/36
5
D-glukosa D-fruktosa
Gambar 4.Proyeksi Fischer D-glukosa dan D-fruktosa.
Adanya atom karbon kiral (atom karbon asimetrik) pada monosakaridamenyebabkan monosakarida bersifat optik aktif. Gliseraldehida, yang merupakan
monomer paling sederhana, mempunyai sebuah atom karbon kiral sehingga
memiliki dua isomer yang disebut enansiomer (bentuk yang satu merupakan
bayangan cermin bentuk yang lain).
Gambar 5.Pasangan enansiomer gliseraldehida.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
4/36
6
Masing-masing enansiomer gliseraldehida memiliki konfigurasi D dan L.
Akan tetapi, hanya gliseraldehida dengan konfigurasi D (dextrorotatory, putar
kanan) yang terdapat di alam, sementara gliseralehida dengan konfigurasi L
(levorotatory, putar kiri) tidak terdapat di alam. D-gliseraldehida apabila
ditempatkan dalam polarimeter akan memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah
kanan (searah jarum jam), dan diberi notasi (+), sehingga dapat ditulis D-(+)-
gliseraldehida. Sebaliknya, enansiomer yang tidak terdapat di alam (L-
gliseraldehida) akan memutar bidang cahaya polarisasi ke arah kiri (berlawanan
arah jarum jam), dan diberi notasi (-), sehingga dapat ditulis L-(-)-gliseraldehida.
Hampir semua monosakarida disintesis di alam sehingga monosakarida-
monosakarida tersebut memiliki stereokimia yang sama dengan D-gliseraldehida
pada atom karbon kiral yang paling jauh dari gugus karbonil. Dalam proyeksi
Fischer, semua gula yang mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon kiral
paling bawah terletak di kanan disebut dengan gula D.
D-gliseraldehida D-treosa D-ribulosa D-xilosa
Gambar 6.Contoh gula D.
Sebaliknya, semua gula L memiliki gugus hidroksil pada atom karbon
kiral paling bawah terletak di sebelah kiri dalam proyeksi Fischer. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa gula L adalah bayangan cermin dari gula D.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
5/36
7
L-gliseraldehida L-treosa L-ribulosa L-xilosa
Gambar 7.Contoh gula L.
D-treosa L-treosa
Gambar 8.Gula D adalah bayangan cermin gula L.
Notasi D dan L tidak berhubungan dengan arah putar bidang cahaya
terpolarisasi. Suatu gula D mungkin memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kanan atau ke kiri. Awalan D hanya menunjukkan stereokomia atom karbon kiral
paling bawah (gugus OH terletak di kanan jika digambarkan dengan proyeksi
Fischer). Contohnya D-gliseraldehida memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kanan (dextrorotatory) sedangkan D-asam laktat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kiri (levorotatory).
D-(+)-gliseraldehida D-(-)-asam laktat
Gambar 9.D-gliseraldehida adalah dextrorotatorydan D-asam laktat adalah levorotatory.
Apabila dua gula berbeda hanya dalam konfigurasi disekitar satu atom
karbon spesifik, senyawa-senyawa tersebut dinamakan epimer. D-glukosa dan D-
HHO
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
6/36
8
manosa adalah epimer jika dilihat dari atom karbon nomor 2. D-glukosa dan D-
galaktosa adalah epimer jika dilihat dari atom karbon nomor 4.
D-manosa D-glukosa D-galaktosa
(Epimer pada C-2) (Epimer pada C-4)
Gambar 12.Dua epimer D-glukosa.
Monosakarida dengan lima atau lebih atom karbon biasanya berbentuk
siklik dalam larutan, dengan gugus karbonil yang membentuk ikatan kovalen
dengan salah satu gugus hidroksil pada rantai. Hal disebabkan adanya reaksi adisi
intramolekuler yang terjadi apabila alkohol bereaksi dengan aldehida atau keton
yang berada dalam satu molekul. Reaksi ini akan membentuk senyawa turunan
yang disebut hemiasetal atau hemiketal, yang mengandung satu atom karbon
asimetrik, sehingga dapat berada dalam dua bentuk stereoisomer. Contohnya, D-
glukosa dalam larutan adalah hemiasetal intra molekul, dengan gugus hidroksil
bebas pada atom C5 bereaksi dengan atom C1 aldehida, menyebabkan senyawa
tersebut bersifat asimetri dan menghasilkan dua stereoisomer berbeda yang
disebut dan .Struktur cincin yang beranggotakan 6 atom karbon disebut
piranosa, karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 6 anggota yang
disebut piran. Nama sistematis dari dua bentuk cincin D-glukosa adalah -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa. Bentuk isomer dari monosakarida yang
hanya berbeda pada konfigurasi atom karbon hemiasetal atau hemiketal disebut
anomer. Atom karbon hemiasetal (atau atom karbon karbonil) disebut karbon
anomerik.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
7/36
9
Gambar 13.Reaksi pembentukan hemiasetal dan hemiketal.
Gambar 14.Pembentukan -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan struktur
antara anomer -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa terletak pada posisi
gugus OH pada atom karbon anomerik (C1). Gugus OH pada -D-
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
8/36
10
glukopiranosa berkedudukan trans terhadap gugus CH2OH, sedangkan gugus
OH pada -D-glukopiranosa berkedudukan cis terhadap gugus CH2OH.
Anomer -D-glukopiranosa murni mempunyai rotasi spesifik =
+112,2, sedangkan anomer -D-glukopiranosa murni mempunyai rotasi spesifik
= +18,7. Jika salah satu anomer dilarutkan dalam air, rotasi spesifiknya
secara perlahan-lahan berubah dan mencapai nilai stabil +52,7. Rotasi spesifik
anomer alfa akan berkurang dari +112,2menjadi +52,7, dan rotasi spesifik
anomer beta bertambah dari +18,7menjadi +52,7. Fenomena ini disebut
mutarotasi, yaitu perubahan secara lambat anomer-anomer murni ke dalam
campuran kesetimbangan. Setelah mencapai kesetimbangan, larutan D-
glukopiranosa dalam air kira-kira mengandung dua per tiga -D-glukopiranosa,
sepertiga -D-glukopiranosa, dan sejumlah kecil senyawa berantai lurus.
Aldoheksosa juga terdapat dalam bentuk cincin dengan 5 atom karbon
yang disebut furanosa, karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 5
anggota yang disebut furan. Akan tetapi, cincin aldopiranosa dengan 6 atom
karbon lebih stabil dibandingkan cincin aldofuranosa, dan merupakan bentuk
utama dalam larutan aldoheksosa. Hanya aldosa yang memiliki 5 atau 6 atom
karbon yang dapat membentuk cincin piranosa.
Ketoheksosa juga terdapat dalam bentuk anomer dan . Pada senyawa
ini, gugus hidroksil pada atom C5 bereaksi dengan gugus karbonil pada atom C2,
membentuk cincin furanosa dengan 5 atom karbon, yang mengandung satu ikatan
hemiketal. Senyawa D-fruktosa membentuk dua furanosa yang berbeda, dengan
anomer yang lebih umum adalah -D-fruktofuranosa.
Proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk menunjukkan stereokimia
yang ada pada cincin monosakarida. Dalam proyeksi Haworth cincin hemiasetal
digambarkan berbentuk datar dengan bagian depan tebal dan atom oksigen
diletakkan di bagian kanan atas.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
9/36
11
Gambar 15.Rumus proyeksi Haworth bentuk piranosa dan furanosa.
Apabila proyeksi Fischer diubah menjadi proyeksi Haworth, maka gugus
hidroksil yang ada di kanan pada proyeksi Fischer digambarkan di bawah pada
proyeksi Haworth. Sebaliknya, gugus hidroksil yang ada di sebelah kiri
digambarkan di atas. Dalam gula D, gugus CH2OH ujung selalu digambarkan di
atas, sedangkan dalam gula L, gugus CH2OH ujung digambarkan di bawah.
Gambar 16.Perubahan proyeksi Fischer menjadi proyeksi Haworth.
Proyeksi Haworth tidak menggambarkan cincin piranosa yang
sesungguhnya. Seperti cincin sikloheksana, cincin piranosa yang sesungguhnya
mempunyai bentuk geometri seperti kursi dengan subtituen-subtituen aksial dan
ekuatorial. Subtituen yang mengarah ke atas dalam proyeksi Haworth juga
mengarah ke atas pada konformasi kursi, sedangkan subtituen yang mengarah ke
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
10/36
12
bawah dalam proyeksi Haworth juga menagarah ke bawah pada konformasi kursi.
Proyeksi Haworth dapat diubah menjadi konformasi kursi dengan tiga langkah.
1)
Gambarkan proyeksi Haworth dengan atom oksigen terletak di kanan atas.
2)
Atom karbon paling kiri (C4) dilekukkan ke atas bidang cincin.
3) Atom karbon paling kanan (C1) dilekukkan ke bawah bidang cincin.
Gambar 17.Perubahan proyeksi Haworth menjadi konformasi kursi.
Dalam -D-glukopiranosa, semua subtituen berposisi ekuatorial, sehingga
memiliki halangan sterik yang paling kecil dan merupakan aldoheksosa yang
paling stabil.
Monosakarida dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti ion
ferri (Fe3+
) atau ion kupri (Cu2+
). Pada reaksi oksidasi, karbon yang terdapat pada
gugus karbonil akan teroksidasi menjadi gugus karboksil. Glukosa atau gula lain
yang dapat mereduksi ion ferri dan ion kupri disebut gula pereduksi. Reaksi di
bawah ini adalah contoh identifikasi gula pereduksi menggunakan pereaksi
Fehling. Dengan menghitung jumlah agen pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu
larutan gula, dapat diperkirakan konsentrasi dari larutan gula tersebut. Dengan
cara ini, kandungan gula pada darah dan air seni dapat dianalisis dan digunakan
sebagai diagosa penyakit diabetes mellitus. Penderita penyakit diabetes mellitus
-D-glukopiranosa
-D-glukopiranosa
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
11/36
13
memiliki kadar gula darah yang tinggi dan pengeluaran gula pada air seni yang
berlebihan.
-D-glukosa D-glukosa (linear) D-glukonat
Gambar 18.Reaksi identifikasi gula pereduksi dengan pereaksi Fehling.
OLIGOSAKARIDA
Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas beberapa molekul
monosakarida. Oligosakarida yang banyak terdapat di alam adalah disakarida,
yang terdiri dari dua unit monosakarida. Disakarida terdiri dari dua monosakarida
yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang disebut ikatan glikosida. Ikatan
glikosida terbentuk jika gugus hidroksil pada salah satu ujung gula bereaksi
dengan karbon anomer pada gula kedua. Ikatan glikosida dapat terhidrolisis oleh
asam, tetapi tahan terhadap basa. Jadi, disakarida dapat dihidrolisis menjadi
komponen monosakarida penyusunnya dengan pemanasan menggunakan asam
encer. Contoh disakarida yang banyak terdapat di alam adalah sukrosa, laktosa,
dan maltosa.
Maltosa
Maltosa adalah disakarida paling sederhana yang terdiri dari dua residu
D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida yang terbentuk antara karbon
1 (karbon anomer) dari residu glukosa pertama dan atom karbon 4 dari glukosa
yang kedua. Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara
kedua residu D-glukosa berada dalam bentuk , dan ikatan ini dilambangkan
dengan (14).Unit monosakarida yang mengandung karbon anomer
ditunjukkan oleh nomor pertama. Maltosa adalah gula pereduksi karena atom
karbon anomerik pada gula sebelah kanan adalah bagian dari hemiasetal yang
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
12/36
14
berkesetimbangan dengan rantai terbuka, sehingga dapat mereduksi senyawa
pengoksidasi. Maltosa dapat dihidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh
enzim maltosa yang bersifat spesifik bagi ikatan (14)yang terbentuk.
Gambar 19.Pembentukan maltosa.
Laktosa
Laktosa adalah disakarida yang terdapat dalam air susu manusia dan sapi.
Laktosa tersusun atas dua monosakarida yang berbeda, yaitu D-glukosa dan D-
galaktosa. Kedua residu ini dihubungkan oleh ikatan (14)yang terbentuk
antara karbon 1 dari galaktosa dan karbon 4 dari glukosa. Laktosa bersifat sebagai
gula pereduksi karena masih memiliki karbon anomerik bebas pada gula sebelah
kanan sehingga dapat mereduksi senyawa pengoksidasi.
Gambar 20.Laktosa.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
13/36
15
Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang tersusun atas D-glukosa dan D-fruktosa.
Sukrosa tidak mengandung karbon anomerik bebas karena karbon anomerik dari
kedua monosakarida ini berikatan satu sama lain untuk membentuk ikatan
glikosida, sehingga sukrosa bukan termasuk gula pereduksi.
Gambar 21.Sukrosa.
POLISAKARIDA
Polisakarida adalah karbohidrat yang tersusun oleh lebih dari 20 unitmonosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Berdasarkan jenis
monomer penyusunnya, polisakarida terbagi menjadi dua yaitu homopolisakarida
dan heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang tersusun atas
satu jenis monomer, sedangkan heteropolisakarida adalah polisakarida yang
tersusun atas dua atau lebih monomer yang berbeda. Contoh homopolisakarida
adalah pati, yang terdiri dari unit-unit D-glukosa. Contoh heteropolimer adalah
asam hialuronat yang mengandung dua jenis gula dengan posisi yang berselang-
seling.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
14/36
16
Homopolisakarida Heteropolisakarida
Gambar 21.Homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Selulosa
Selulosa merupakan bahan utama pembentuk dinding sel pada tumbuhan.
Selulosa tersusun atas unit-unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida (14). Ikatan (14) pada selulosa tidak dapat dihidrolisis oleh
enzim yang keluar dari saluran usus vertebrata. Oleh karena itu, unit D-glukosa
yang terkandung dalam selulosa tidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan oleh
hampir semua organisme tingkat tinggi. Rayap adalah serangga yang dapat
mencerna selulosa. Hal ini disebabkan usus rayap mengandung suatu organisme
parasit, Trichonympha, yang menghasilkan selulase. Selulase adalah suatu enzim
yang dapat menghidrolisis selulosa sehingga rayap dapat mencerna kayu. Enzim
selulsae juga diproduksi oleh jamur dan bakteri pembusuk pada kayu.
Hewan ruminansia seperti sapi, kambing, dan kerbau dapat mencerna
selulosa dengan cara tidak langsung. Hal ini terjadi karena adanya
mikroorganisme yang hidup dalam perut hewan ruminansia yang mampu
menghasilkan selulase. Selulase ini dapat memecah selulosa menjadi D-glukosa
yang selanjutnya akan difermentasi menjasi asam lemak berantai pendek, CO2,
dan CH4. Asam lemak yang dihasilkan dipergunakan sebagai bahan bakar. CO2
dan CH4akan dibebaskan sebagai letusan-letusan yang merupakan proses
refleks berkesinambungan yang hampir tidak terlihat dan serupa dengan proses
bersendawa. Selanjutnya, mikroorganisme ini akan dicerna oleh enzim yang
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
15/36
17
disekresikan oleh dinding pluit, menghasilkan asam amino, gula, dan produk
hidrolisis lain yang berfungsi sebagai nutrisi pada hewan ruminansia.
Gambar 23.Selulosa.
Pati
Pati merupakan polimer glukosa yang terdapat dalam jumlah besar pada
golongan umbi-umbian seperti kentang dan ubi, atau dalam biji-bijian seperti
jagung. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa terdiri dari unit-unit D-glukosa yang panjang, tidak
bercabang, dan dihubungkan oleh ikatan (14). Sedangkan amilopektin terdiri
dari unit-unit D-glukosa yang panjang, bercabang, dan dihubungkan oleh ikatan
(14). Struktur amilopektin lebih kompleks dari amilosa karena amilopektin
memiliki percabangan (16) pada sekitar setiap 25 unit glukosa. Molekul
amilosa tersusun atas sekitar 250 unit glukosa sedangkan amilopektin tersusun
atas 1000 unit glukosa atau lebih.
Gambar 24.Amilosa.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
16/36
18
Gambar 24.Amilopektin.
Glikogen
Glikogen adalah sumber polisakarida utama yang berfungsi sebagai
penyimpan gula pada hewan. Struktur glikogen mirip dengan amilopektin, yaitu
polisakarida bercabang dari D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan (14)
dengan percabangan (16). Perbedaan antara glikogen dan amilopektin adalah
glikogen mempunyai percabangan lebih banyak dari percabangan pada
amilopektin dan strukturnya lebih kompak. Glikogen terdapat di dalam hati dan
otot kerangka.
Gambar 25.Glikogen.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
17/36
19
Gambar 26.Percabangan glikogen lebih banyak dari amilopektin.
Kitin
Kitin adalah polisakarida struktural yang menyusun eksoskeleton (kulit liat
yang tidak larut) dari udang, kepiting, dan banyak insekta. Kitin merupakan
polisakarida linear yang mengandung N-asetil-D-glukosamin yang dihubungkan
dengan ikatan (14). Kerangka kitin kulit udang dan kepiting diperkeras oleh
kalsium karbonat.
Gambar 27.Kitin.
B. STUKTUR DAN FUNGSI LIPID
Berdasarkan kerangka utamanya, lipida dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu lipida kompleks dan lipida sederhana.
LIPIDA KOMPLEKS
Lipida kompleks adalah lipida yang mengandung asam lemak dan mudah
terhidrolisis menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih sederhana. Contoh lipida
kompleks adalah asilgliserida, fosfogliserida, spingolipida, dan malam.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
18/36
20
Triasilgliserida
Gliserida adalah ester yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak.
Apabila satu gugus OH dalam rumus struktur gliserol diesterkan, disebut
monogliserida, apabila dua atau tiga gugus OH yang diesterkan disebut
digliserida dan trigliserida. Senyawa trigliserida lebih sering dinamakan
triasilgliserida.
Triasilgliserida merupakan jenis lipid yang banyak dijumpai di alam.
Triasilgliserida berfungsi sebagai cadangan makanan pada hewan dan tumbuhan.
Apabila triasilglierida pada suhu kamar berwujud padat disebut lemak, dan
apabila berwujud cair disebut minyak. Contoh minyak adalah minyak kacang
tanah, minyak kedelai, dan minyak jagung. Sedangkan contoh lemak adalah
lemak babi dan mentega.
Triasilgliserida merupakan campuran yang kompleks. Beberapa
diantaranya mengandung tiga asam lemak yang identik, tetapi umumnya
mengandung asam lemak yang berbeda. Triasilgliserida memiliki karakter
hidrofobik yang sangat dominan karena mengandung rantai hidrokarbon yang
panjang, sedngkan gugus esternya yang bersifat polar terkubur di dalam
lingkungan yang ninpolar. Oleh karena itu lemak atau minyak tidak dapat larut
dalam air.
Gambar 28.Triasilgliserida.
Hidrolisis minyak dan lemak akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Persamaan reaksi hidrolisis yang terjadi adalah sebagai berikut.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
19/36
21
Triasilgliserida Asam lemak Gliserol
Gambar 29.Hidrolisis triasilgliserida menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Asam lemak adalah senyawa yang memiliki struktur berupa hidrokarbonberantai panjang dengan satu terminal karboksilat. Terdapat perbedaan antara satu
asam lemak dengan asam lemak lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan panjang
rantai hidrokarbon dan jumlah serta posisi ikatan rangkapnya.
Gambar 30.Struktur asam lemak jenuh (asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat) .
Terdapat dua jenis rantai hidrokarbon dalam asam lemak, yaitu rantai
hidrokarbon jenuh dan tak jenuh (mengandung ikatan rangkap). Asam lemak
diberi simbol dengan notasi yang menunjukkan panjang rantai karbon, jumlah,
posisi dan konfigurasi ikatan rangkapnya. Misal, asam stearat diberi simbol 18:0,
sedangkan asam oleat diberi simbol 18:19. Asam lemak di alam memiliki
beberapa ciri khas, yaitu:
1. Jumlah atom karbon umumnya genap.
2. Rantai hidrokarbonnya tidak bercabang.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
20/36
22
3. Sebagian besar ikatan antara CC berupa ikatan tunggal, beberapa ada
yang memiliki satu, dua, atau tiga ikatan rangkap.
4.
Semua ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh memiliki konformasi cis.
5.
Ikatan rangkap yang berjumlah lebih dari satu tidak berada pada posisi
terkonjugasi.
Tabel 1.Beberapa asam lemak yang terdapat di alam.
Nama
Sistematik
Nama
UmumSimbol Struktur
Titik
Leleh
(C)
Asam Lemak JenuhAsam n-
Dodekanoat
Asam
Laurat
12:0 CH3(CH2)10COOH 44,2
Asam n-
Tetradekanoat
Asam
Miristat
14:0 CH3(CH2)12COOH 53,9
Asam n-
Heksadekanoat
Asam
Palmitat
16:0 CH3(CH2)14COOH 63,1
Asam n-
Oktadekanoat
Asam
Stearat
18:0 CH3(CH2)16COOH 69,6
Asam n-
Eikosanoat
Asam
Arakhidat
20:0 CH3(CH2)18COOH 76,5
Asam n-
Tetrakosanoat
Asam
Lignoserat
24:0 CH3(CH2)22COOH 86,0
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam cis-9-
Heksadekanoat
Asam
Palmitoleat
16:19
CH3(CH2)5CH=
CH(CH2)7COOH
-0,5
Asam cis-9-
Oktadekanoat
Asam Oleat 18:1 CH3(CH2)7CH=
CH(CH2)7COOH
13,4
Asam cis-,cis-
9,12-
Oktadekadienoat
Asam
Linoleat
18:1 , CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=
CH(CH2)7COOH
-5
Asamcis-,cis- Asam 18:1
, ,
CH3CH2CH=CHCH2CH= -11
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
21/36
23
,cis-9,12,15-
Oktadekatrienoat
Linolenat CHCH2CH=CH(CH2)7COOH
Asamcis-,cis-
,cis-,cis-
5,8,11,14-
Eikosatetraenoat
Asam
Arakhidonat
20:1 , , , CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=
CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)3COOH
-49,5
Asam lemak jenuh berwujud padat pada suhu ruang karena struktur rantai
alifatiknya teratur sehingga molekul asam lemak jenuh dapat disusun dengan
rapat. Adanya susunan rapat dan teratur menyebabkan interaksi van der Waals
dapat terjadi di sepanjang rantai. Akibatnya, diperlukan energi yang cukup tinggi
untuk melelehkan asam lemak jenuh.
Gambar 31.Susunan molekul asam lemak jenuh.
Asam lemak tak jenuh berwujud cair pada suhu ruang karena struktur
rantai alifatiknya yang tidak beraturan sehingga molekul asam lemak tak jenuh
tidak dapat disusun dengan rapat. Hal ini menyebabkan rendahnya interaksi Van
der Waals yang terjadi dan berakibat pada rendahnya energi yang diperlukan
untuk melelehkan asam lemak tak jenuh.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
22/36
24
Gambar 32.Susunan molekul asam lemak tak jenuh.
Sifat fisik asam lemak penyusun triasilgliserida menentukan sifat fisik
suatu triasilgliserida. Lemak hewan pada umumnya berwujud padat karena
mengandung banyak asam lemak jenuh, sedangkan minyak dari tumbuhan
berwujud cair karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh. Beberapa asam
lemak tak jenuh seperti asam linoleat dan asam linolenat disebut asam lemak
esensial karena tidak dapat disintesis di dalam tubuh, sehingga harus disuplai dari
asupan makanan.
Titik leleh triasilgliserida ditentukan oleh komposisi asam lemaknya.
Semakin panjang rantai dan semakin banyak kandungan asam lemak jenuhnya,
titik leleh semakin tinggi. Triasilgliserol tidak dapat membentuk misel dalam air
karena kepolaran molekul ini sangat lemah.
Semua jenis gliserida dapat dihidrolisis baik dengan asam maupun basa.
Hidrolisis dengan basa disebut reaksi penyabunan atau reaksi saponifikasi karena
menghasilkan sabun (campuran garam asam lemak) dan gliserol. Persamaan
reaksi saponifikasi adalah sebagai berikut.
Gambar 33.Reaksi penyabunan.
Ikatan rangkap yang terdapat dalam triasilgliserida dapat direduksi
menjadi ikatan tunggal dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen (H2) dan
reaksi dipercepat dengan katalis. Reaksi ini disebut reaksi hidrogenasi. Reaksi
hidrogenasi dimanfaatkan dalam bidang industri untuk membuat margarin dari
minyak tumbuhan. Reaksi hidrogenasi yang digunakan dalam pembuatan
margarin untuk keperluan memasak adalah hidrogenasi parsial, bukan hidrogenasi
sempurna. Hal ini disebabkan hidrogenasi sempurna akan mengubah semua ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga akan dihasilkan lemak dengan struktur
yang keras dan rapuh.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
23/36
25
Gambar 34.Reaksi hidrogenasi.
Fosfogliserida
Fosfogliserida disebut juga gliserol fosfotida, fosfolipid, atau fosfotida.
Fosfogliserida merupakan komponen utama membran sel. Kerangka utama
fosfogliserida adalah ester fosfat dari gliserol. Gugus OH pada atom C3 gliserol
diesterifikasi dengan asam fosfat dan dua gugus OH lainnya diesterifikasi oleh
asam lemak. Pada umumnya asam lemak pada atom C1 merupakan asam lemak
jenuh, sedangkan asam lemak pada atom C2 adalah asam lemak tak jenuh.
Struktur fosfogliserida memiliki bagian polar yang disebut kepala dan bagian
nonpolar yang disebut ekor. Oleh karena itu fosfogliserida disebut lipid polar dan
dapat membentuk misel di dalam air.
Gambar 35.Fosfogliserida.
Fosfogliserida diberi nama berdasarkan alkohol amina yang diikat pada
gugus fosfat. Fosfogliserida terbanyak yang terdapat pada hewan dan tumbuhan
adalah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilkolina. Hidrolisis fosfogliserida padasuasana basa menghasilkan sabun dan gliserol asam fosfat. Apabila hidrolisis
dilakukan dalam suasana basa kuat, akan dihasilkan sabun, alkohol, dan gliserol-
3-fosfat.
Tabel 2.Fosfogliserida.
Nama
FosfogliseridaNama X Struktur X
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
24/36
26
Asam fosfatidat -
Fosfatidiletanolamina Etanolamin
Fosfatidilkolina Kolin
Fosfatidilkolina Serin
Fosfatidilgliserol Gliserol
Kardiolipin Fosfatidilgliserol
Spingolipida
Spingolipida merupakan komponen membran yang penting dalam jaringan
tumbuhan dan sel hewan, terutama terdapat dalam jaringan otak dan syaraf.
Alkohol pada kerangka utama spingolipida berbeda dari lipid kompleks
sebelumnya, yaitu dalam bentuk spingosina.
Struktur umum spingolipida terdiri dari tiga bagian, yaitu satu molekul
asam lemak, satu molekul spingosina atau turunannya, dan satu gugus kepala
yang bersifat polar. Asam lemak terikat pada gugus NH2(C2 pada spingosina)
melalui ikatan amida. Senyawa X yang terikat pada gugus OH di ujung struktur
spingosina (C1).
Gambar 36.Spingolipida.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
25/36
27
Karakteristik dan pengelompokan spingolipida ditentukan oleh senyawa X
yang terikat pada bagian kepala polar. Spingolipida yang tidak mengikat senyawa
lain pada gugus OH disebut ceramida. Spingolipida jenis ini banyak ditemukan
dalam cerebrosida(otak).
Tabel 1.Spingolipida.
Nama Spingolipida Nama X Struktur X
Ceramida -
Spingomielin Fosfokolina
Glukocerebrosida Glukosa
Gangliosakarida Oligosakarida
kompleks
Spingomielin merupakan spingolipida terbanyak dalam jaringan hewan
tingkat tinggi. Spingomielin merupakan komponen utama selubung mielin pada
sel-sel syaraf. Spingomielin mengandung fosforiletanolamina atau fosforilkolina
sebagai gugus kepala polar, yang diesterkan pada gugus OH (C1) pada ceramida.
Sifat-sifat fisik spingomielin mirip dengan fosfatidiletanolamina dan
fosfatidilkolin yaitu merupakanzwitter ionpada pH 7,0.
Glikospingolipida netral merupakan spingolipida yang mengandung satu
atau beberapa residu gula netral sebagai gugus kepala polar. Glikospingolipida ini
tidak bermuatan sehingga bersifat netral. Cerebrosida adalah salah satu anggota
glikospingolipida yang paling sederhana. Bagian kepala polar dari cerebrosida
berupa monosakarida yang mengandung ikatan glikosidik dengan gugus OH
ceramida. Cerebrosida otak dan sistem syaraf mengandung D-galaktosa dan
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
26/36
28
disebut galaktocerebrosida. Cerebrosida dalam jumlah kecil juga terdapat dalam
jaringan nonsyaraf hewan dan disebut glukocerebrosida. Unit monosakarida dari
spingolipida ini antara lain D-glukosa, N-asetil-D-glukosamina, dan N-asetil-D-
galaktosamina.
Glikospingolipida asam atau disebut gangliosida merupakan golongan
glikospingolipida yang paling kompleks. Gugus kepala polar gangliosida tersusun
dari satu atau beberapa residu asam sialat, sehingga bermuatan negatif pada pH
7,0. Asam sialat yang terdapat dalam gangliosida manusia adalah N-
asetilneuramit. Gangliosida paling banyak terdapat dalam materi kebau otak.
Malam
Malam adalah ester sederhana dari asam lemak dan alkohol monohidroksi
berantai panjang. Malam berwujud padat dan tidak larut dalam air. Malam
mempunyai titik leleh yang lebih tinggi (60-100C) dan struktur yang lebih keras
dibandingkan triasilgliserida. Malam berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
membalut kulit dan bulu binatang, daun dan buah pada tumbuhan tingkat tingi,
serta penyusun eksoskeleton pada serangga. Komponen utama malam tawon
adalah ester asam palmitat dengan alkohol monohidroksi berantai 26 sampai 34,
salah satunya adalah triakonil palmitat.
Gambar 37.Triakonil palmitat.
LIPIDA SEDERHANA
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
27/36
29
Lipida sederhana adalah lipida yang tidak mengandung asam lemak dan
tidak dapat terhidrolisis menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih sederhana.
Kandungan lipida sederhana di dalam sel lebih rendah dibandingkan lipida
kompleks. Meskipun demikian, lipida sederhana meliputi senyawa-senyawa
dengan aktivitas biologis yang penting seperti vitamin dan hormon. Contoh lipida
sederhana adalah terpena dan steroid.
Terpena
Terpena adalah kelompok lipida yang tersusun atas dua atau lebih molekul
2-metil-1,3-butadiena atau dikenal dengan isoprena.
Gambar 38.Isoprena.
Kebanyakan senyawa yang termasuk terpena terdiri atas kelipatan dari lima atom
karbon. Monoterpen, dengan 10 atom karbon, terdiri dari dua unit isoprena.
Sekuiterpen, yang mengandung 15 atom karbon, terdiri dari tiga unit isoprena.
Diterpen, yang mengadung 20 atom karbon, terdiri dari empat unit isoprena, dan
seterusnya.
Monoterpen banyak terdapat dalam tumbuhan tingkat tinggi, sementara
seskuiterpen dan diterpen tidak banyak dikenal. Triterpen, dengan 30 atom
karbon, contohnya squalen dan lanosterol. Squalen dan lanosterol adalah dua
senyawa prekursor dari kolesterol dan steroid lain. Tetraterpen, dengan 40 atom
karbon, contohnya karotenoid. Karotenoid adalah pigmen warna kuning dan
merah yang terdapat dalam tumbuhan seperti wortel. Senyawa ini sangat
terkonjugasi sehingga dapat menyerap sinar tampak. -karoten adalah senyawa
prekursor dari vitamin A.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
28/36
30
Gambar 38.Beberapa senyawa terpena.
Steroid
Steroid adalah senyawa turunan terpena yang berupa molekul kompleks
yang larut dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid
merupakan salah satu jenis lipid sederhana yang berperan penting sebagai
penyusun hormon yang mengendalikan berbagai metabolisme tubuh. Keton,
alkohol, ikatan rangkap, dan rantai hidrokarbon di sekitar sistem cincin
membedakan antara satu jenis steroid dengan steroid lain. Contoh steroid
diantaranya adalah kolesterol, 7-dehidrokolesterol, ergosterol, dan beberapa jenis
hormon.
Kolesterol
Steroid paling banyak adalah sterol, yang merupakan steroid alkohol.
Sterol yang banyak ditemukan dalam tubuh manusia adalah kolesterol. Kolesterol
memiliki gugus hidroksi pada cincin A, satu ikatan rangkap pada cincin B, dan
rantai karbon yang terikat di beberapa lokasi. Kolesterol termasuk molekul
ampifilik yang memiliki kepala polar (gugus hidroksi) dan daerah nonpolar yang
besar (sistem cincin dan ekor rantai hidrokarbon). Oleh karena itu, kolesterol dan
turunannya (ester kolesterol) bersama dengan fosfogliserida dan spingolipida
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
29/36
31
merupakan komponen membran biologis. Kolesterol juga merupakan bahan dasar
untuk sintesis steroid lain seperti berbagai hormon dan garam empedu.
Gambar 39.Kolesterol.
Kadar kolesterol dalam tubuh bersifat dinamis dan secara teratur
disirkulasikan ke semua sel melewati aliran darah. Kolesterol dan ester kolesterol
bersifat hidrofobik sehingga memerlukan pembawa yang dapat larut dalam air
sehingga kolesterol dapat disirkulasikan dalam darah.
Lipoprotein
Lipoprotein adalah makromolekul yang merupakan gabungan antara lipida
dan protein dan berfungsi sebagai pembawa lipida terutama kolesterol. Struktur
lipoprotein terdiri dari bagian inti yang berisi melekul lipida netral atau hidrofobik
yang dikelilingi lapisan melekul hidrofilik seperti protein dan fosfogliserida.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
30/36
32
Gambar 40.Lipoprotein.
Perbandingan protein dan lipida penyusun lipoprotein berpengaruh
terhadap densitasnya. Densitas lipida lebih rendah dari protein. Semakin banyak
komponen lipida dalam lipoprotein, semakin rendah densitas lipoprotein.
Berdasarkan densitasnya, lipoprotein dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu
kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Fungsi dan karakteristik masing-masing jenis
lipoprotein adalah sebagai berikut.
a. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein dengan densitas paling rendah karena terdiri
dari 98-99% lipida. Kandungan lipida utama dalam kilomikron adalah
triasilgliserida, sehingga kilomikron dapat digambarkan seperti tetesan lemak
yang dilapisi protein dan lipida polar. Kilomikron dirakit di usus karena
triasilgliserida yang akan dibawa berasal dari asupan makanan. Kilomikron
selanjutnya diserap masuk ke aliran darah dan dibawa ke jaringan periferal.
b. Very Low Density Lipoprotein(VLDL)
VLDL diproduksi di hati. Komponennya berasal dari sintesis triasilgliserida di
hati. VLDL membawa lipida yang disintesis di hati ke jaringan adiposa danperiferal.
c.Low Density Lipoprotein(LDL)
LDL adalah lipoprotein utama yang bertugas membawa kolesterol dari tempat
kolesterol diproduksi yaitu hati ke jaringan periferal.
d.High Density Lipoprotein(HDL)
HDL memiliki kandungan protein yang paling tinggi dibandingkan lipoprotein
jenis lain, yaitu sebesar 55%. Fungsi HDL sama dengan LDL yaitu sebagai
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
31/36
33
pembawa kolesterol tetapi dengan arah yang berbeda. HDL membawa
kolesterol dan esterokolesterol dari jaringan periferal ke hati.
Tabel 4.Komposisi lipoprotein.
LipoproteinDensitas
(g/mL)
Diameter
()
Komposisi (%)
Protein Kolesterol Fosfolipid Triasilgliserida
Kilomikron
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
32/36
34
Ergosterol adalah sterol yang mempunyai struktur inti sama dengan 7-
dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya.
Gambar 42.Ergosterol.
Ergosterol juga dapat membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultraviolet. Ergosterol maupun 7-dehidrokolesterol disebut provitamin D.
Hormon
Beberapa jenis hormon seperti testosteron, estradiol, kortisol, dan
aldoseron termasuk dalam hormon steroid. Hormon steroid pada umumnya
dusintesis dari kolesterol di dalam kelenjar gonad atau kelenjar adrenal. Hormon
testosteron hormon seks pria dan diproduksi di testis. Hormon estradiol
merupakan salah satu hormon seks wanita yang diproduksi di ovarium dan
plasenta. Hormon kortisol dan aldosteron adalah hormon yang disintesis di
korteks kelenjar adrenal. Hormon kortisol berperan dalam metabolisme glukosa,
sedangkan hormon aldosteron berperan dalam mengatur ekskresi garam.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
33/36
35
Gambar 42.Beberapa hormon steroid.
BIOMEMBRAN
Semua sel organisme dikelilingi oleh suatu lapisan membran yang disebut
membran plasma. Komposisi utama lapisan tersebut terdiri dari protein dan lipida
polar. Organel-organel yang terdapat pada sel eukariot seperti inti sel,
mitokondria, dan kloroplas memiliki sistem membran yang struktur dan fungsinya
mirip dengan membran plasma. Secara umum membran plasma berfungsi sebagai
penghalang yang melindungi bagian dalam sel dari lingkungan di luar sel.
Struktur membran memungkinkan membran dapat mengatur masuknya zat-zat
yang diperlukan sel dan membawa keluar zat-zat yang tidak diperlukan. Membran
juga berfungsi untuk mendukung integritas struktur sel yang menentukan bentuk
dan ukuran sel.
Membran merupakan supramolekul yang tersusun atas lipida, protein, dan
karbohidrat. Komposisi masing-masing biomolekul penyusun membran tersebut
berbeda-beda pada setiap jenis sel dan organel. Struktur dasar penyusun membran
adalah dua lapisan lipida yang dikenal dengan istilah lipid bilayer.
Model mebran fluida mozaik yang dipostilatkan oleh S. Jonathan Singerdan Garth Nicholson pada tahun 1972 merupakan model membran yang hingga
saat ini digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana struktur kimiawi
membran. Pada model ini, struktur membran terdiri atas lipid bilayeryang
ditempeli oleh protein. Beberapa protein menempel di permukaan membran,
disebut protein periferal, sedangkan protein yang terintegrasi menembus ketebalan
lapisan membran disebut protein integral. Susunan protein pada membran bersifat
acak dan dinamis karena protein bebas bergerak di sepanjang membran. Model
fluida mozaik ini sesuai dengan data difraksi sinar-X dari membran. Data difraksi
sinar-X menyatakan bahwa terdapat dua daerah yang memiliki densitas elektron
tinggi, berasal dari dua sisi lapisan bilayerberupa kepala fosfolipida yang polar
dan bagian tengah membran atau wilayah utama membran yang memiliki densitas
elektron rendah, berasal dari ekor fosfolipida yang hidrofobik.
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
34/36
36
Gambar 43.Model fluida-mozaik biomembran.
SISTEM TRANSPOR MEMBRAN
Sistem transpor molekul melewati membran sangat dipengaruhi oleh sifat
kepolaran dan ukuran molekul. Hal ini disebabkan struktur membran yang
menyerupai model fluida-mozaik menyebabkan permukaan membran bersifat
hidrofilik tetapi bagian dalamnya bersifat hidrofobik. Akibatnya molekul nonpolar
berukuran kecil seperti N2, O2, dan CO2dapat langsung melewati membran
dengan cara difusi sederhana, sedangkan molekul lain terutama yang bersifat polar
dan atau berukuran besar memerlukan bantuan dari protein transpor yang ada pada
membran.
Sistem transpor pada membran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
transpor aktif dan transpor pasif. Perbedaan kedua sistem transpor ini terletak
pada ada tidaknya energi yang diperlukan agar sistem transpor tersebut dapat
bergerak. Sistem transpor pasif terjadi jika molekul solut bergerak dari daerah
dengan konsentrasi solut tinggi melewati pembatas permeabel ke daerah dengan
konsentrasi solut rendah. Secara termodinamika arah pergerakan ini disukai,
sehingga transpor pasif bergerak tanpa melibatkan energi. Sebaliknya, sistem
transpor aktif terjadi jika molekul solut bergerak dari daerah dengan konsentrasi
solut rendah ke daerah dengan konsentrasi solut tinggi. Pergerakan dalam sistem
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
35/36
37
transpor aktif membutuhkan energi karena arah pergerakan melawan gradien
konsentrasi.
Transpor pasif dapat dibedakan menjadi difusi sederhana dan difusi yang
dimediasi.
Gambar 44.Pergerakan solut dalam transpor difusi sederhana.
Berdasarkan gambar di atas, difusi sederhana terjadi antara dua ruang yangmemiliki perbedaan konsentrasi, C1dan C2, dan dipisahkan oleh penghalang
permeabel (membran). Secara keseluruhan, molekul solut bergerak dari ruang C1
ke C2, walaupun ada sejumlah kecil solut yang bergerak dengan arah sebaliknya.
Proses ini terjadi hingga konsentrasi pada kedua ruang sama atau dicapai kondisi
kesetimbangan. Beberapa solut yang melewati biomembran dengan cara difusi
sederhana antara lain CO2, N2, O2, CH4, dan H2O. Molekul CO2, N2, O2, dan CH4
dapat langsung melewati membran lipid bilayer karena merupakan molekulnonpolar dan berukuran kecil. H2O termasuk molekul yang dapat langsung
melewati membran lipid bilayer meskipun H2O bersifat polar. Hal ini disebabkan
kecilnya ukuran H2O.
Molekul besar seperti glukosa dan asam amino, serta molekul polar tidak
dapat langsung melewati membran lipid bilayer. Transpor molekul tersebut
dibantu oleh protein membran spesifik yang disebut permease. Sistem transpor ini
dinamakan difusi yang dibantu atau difusi yang dimediasi. Protein transpor pada
-
5/19/2018 BAB II baru.docx
36/36
38
membran umumnya membentuk saluran yang dapat mengikat dan membawa
molekul solut melewati membran. Secara termodinamika proses ini tidak
melibatkan penggunaan energi karena proses pergerakan solut sama dengan
pergerakan yang terjadi pada difusi sederhana. Contoh difusi yang dimediasi
adalah transpor glukosa melewati membran eritrosit. Berdasarkan arah dan jumlah
solut, difusi yang dimediasi dapat dibedakan menjadi uniport dan kotransport.
Dalam uniport, protein memediasi pergerakan satu solut, sedangkan dalam
kotransport, protein memediasi pergerakan dua solut. Berdasarkan arah
pergerakan solut, kotransport dapat dibagi menjadi dua yaitu simport dan antiport.
Simport adalah pergerakan molekul solut dengan arah yang sama, sedangkan
antiport adalah pergerakan dua molekul dengan arah yang berlawanan. Transpor
glokosa dan asam amino ke usus dan ginjal dengan cara simport, sedangkan
pertukaran ion klorida dengan ion bikarbonat pada membran erotrosit dengan cara
antiport.
Gambar 45. Difusi yang dimediasi.
top related