analisis kesulitan pemahaman konsep belajar matematika …
Post on 01-Oct-2021
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
E-ISSN : 2579-9258 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika P-ISSN: 2614-3038 Volume xx, No. x, April
xxxx, pp. x-xx
1
ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR
MATEMATIKA DALAM PROSES PEMBELAJARAN ONLINE
Grisanta Dewi Nursila1, Uki Suhendar 2
1, 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo,
Jl. Budi Utomo No. 10, Ronowijayan, Kec. Siman, Kabupaten Ponorogo, Indonesia
e-mail : grisanta.nursila10@gmail.com1.ukisuhendar@umpo.ac.id2
Abstract
This study aims to identify and describe the difficulties of understanding students' mathematical
concepts in the online learning process. The research subjects were students of class VIII SMP IT
Nurul Izzah by taking 14 students. This research uses descriptive qualitative research method. The
data collection technique was taken from the mathematical concept understanding ability test and
interviews. Based on the research results in general, the analysis of the difficulty of understanding
the concept of learning mathematics in the online learning process on statistical material with the
category of high concept understanding ability, 1) students still experience difficulties in
mathematical models so that they cannot represent data, 2) students have difficulty distinguishing
concepts. on the size of the data spread. The category of ability to understand concepts is moderate,
1) students are still experiencing difficulties in mathematical models so that they cannot represent
data, 2) students have difficulty distinguishing concepts on the size of data distribution, 3) students
have difficulty relating one concept to another. Difficulties in the category of low concept
understanding ability, 1) students still experience difficulties in mathematical models so they
cannot represent data, 2) students have difficulty in applying concepts, 3) students still have
difficulty relating one concept to another, 4) students have difficulty determining the requirements
of the concept of the size of the data distribution, 5) students have difficulty distinguishing
examples and non-examples of various data presentations. Constraints that cause students to have
difficulty understanding concepts in the online learning process are internet network constraints,
obstacles to the inability of students in online learning, and obstacles to interaction with teachers
during online learning.
Keywords: difficulty learning, ability to understand mathematical concepts
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesulitan pemahaman konsep
matematis peserta didik dalam proses pembelajaran online. Subjek penelitian adalah siswa kelas
VIII SMP IT Nurul Izzah dengan mengambil 14 peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data diambil dari tes kemampuan pemahaman
konsep matematis dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian secara umum, analisis kesulitan
pemahaman konsep belajar matematika dalam proses pembelajaran online pada materi statisika
dengan kategori kemampuan pemahaman konsep tinggi, 1) peserta didik masih alami kesulitan
dalam model matematika sehingga belum dapat merepresentasikan data, 2) peserta didik mengalami
kesulitan membedakan konsep pada ukuran penyebaran data. Kategori kemampuan pemahaman
konsep sedang, 1) peserta didik masih alami kesulitan dalam model matematika sehingga belum
dapat merepresentasikan data, 2) peserta didik mengalami kesulitan membedakan konsep pada
ukuran penyebaran data, 3) peserta didik mengalami kesulitan mengaitkan satu konsep dengan
konsep lainnya. Kesulitan dalam kategori kemampuan pemahaman konsep rendah, 1) peserta didik
masih alami kesulitan dalam model matematika sehingga belum dapat merepresentasikan data, 2)
peserta didik mengalami kesulitan pada pengaplikasian konsep, 3) peserta didik masih mengalami
kesulitan mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya, 4) peserta didik mengalami kesultan
menentukan syarat dari konsep ukuran penyebaran data, 5) peserta didik mengalami kesulitan
membedakan contoh dan bukan contoh dari macam-macam penyajian data. Kendala yang
menyebabkan peserta didik kesulitan memahami konsep dalam proses pembelajaran online adalah
2 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
kendala jaringan internet, kendala ketidakmampuan peserta didik dalam pembelajaran online, dan
kendala interaksi dengan guru selama pembelajaran online.
Kata kunci: Kesulitan belajar, kemampuan pemahaman konsep matematika
Copyright (c) 2021 Grisanta Dewi Nursila
� Corresponding author:
Email Address: email koresponden@gmail.com (alamat, koresponden)
Received tanggal bulan tahun, Accepted tanggal bulan tahun, Published tanggal bulan tahun
PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peran penting dalam pendidikan (Damayanti & Rufiana,
2020: 172). Oleh karena itu, sewajarnya matematika wajib dipelajari dari SD, SMP, hingga
SMA/SMK karena matematika dalam ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan sebagai
ilmu dasar (Kurniawati & Ekayanti, 2020: 108). Mempelajari matematika bukanlah hal
yang dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini diperoleh dari hasil belajar peserta didik
dalam mata pelajaran matematika secara umum masih tergolong rendah (Kartini, dkk,
2019: 2). Menurut Wahyudi, dkk (2019: 44) pelajaran matematika masih dianggap
menakutkan oleh sebagian peserta didik, sehingga materi matematika dirasa sulit.
Karakteristik matematika yang memiliki sifat abstrak adalah salah satu penyebab dari
kesulitan peserta didik pada saat belajar matematika (Nurhidayah, 2018: 27).
Pembelajaran matematika dalam K13 bertujuan agar peserta didik mempunyai
kemampuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan. Menurut Aripin & Purwasih
(2017: 225) melihat dari sudut pengelompokkan bidang ilmu pengetahuan, matematika
termasuk ilmu eksakta yang seharusnya menekankan pemahaman dari pada hafalan.
Sedangkan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari pembelajaran matematika lebih banyak
menekankan pada hafalan rumus dan menghitung (Handayani, 2015: 144). Seharusnya
pemahaman konsep dijadikan dasar agar peserta didik dapat lebih mudah dalam
mempelajari matematika (Lisnani & Pranoto, 2020: 216).
Menurut Suhendar & Ekayanti (2018: 16), pemahaman konsep ialah salah satu
kemampuan atau keahlian peserta didik dalam memaknai suatu konsep. Indikator
pemahaman konsep matematis dibagi menjadi 7 , yaitu 1) mendefinisikan konsep secara
verbal dan tulisan, 2) mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, 3)
menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep,
4) mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya, 5) mengenal berbagai makna
dan interpretasi konsep, 6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat
yang menentukan suatu konsep, 7) membandingkan dan membedakan konsep-konsep
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 3
(Arsiyanto, dkk, 2021: 4). Dalam hal ini peran guru sangat penuh terhadap proses
pemahaman konsep dari peserta didik. Guru seharusnya menjadi perencana pembelajaran
yang menggunakan bermacam-macam jenis media pembelajaran dan sumber belajar yang
sesuai dengan kurikulum dan kondisi. Menurut Cholily, dkk, (2019: 1) pembelajaran di
industri digital 4.0 seperti saat ini, menuntut adanya pemanfaatan teknologi sebagai alat
bantu untuk peningkatan kualitas akademik agar pembelajaran berlangsung secara efektif
dan praktis. Salah satu contoh pembelajaran yang cocok dengan industri digital 4.0 adalah
pembelajaran online (Sobri, dkk, 2020: 66).
Menurut Chanifah,dkk, (2020: 156) pembelajaran online adalah sistem belajar yang
tersebar dan terbuka, untuk memfasilitasi proses pembelajaran online dapat melalui internet
maupun teknologi yang berbasis jaringan. Proses pengembangan pengetahuan dalam
pembelajaran online, dapat dilakukan di berbagai tempat. Manfaat dalam menggunakan
pembelajaran online adalah mempermudah interaksi anatara guru dengan peserta didik
tanpa ada batas waktu dan tempat, waktu pembelajaran lebih singkat atau lebih praktis dan
peserta didik dapat mengakses berbagai informasi dan sumber materi secara berulang-
ulang. Walaupun terdapat banyak manfaat pembelajaran online peserta didik masih
mengalami kesulitan pada mengatur, mengontrol dan mengevaluasi hasil belajar, hal ini
dikarenakan tujuan pembelajaran online masih terbatas hanya perolehan nilai yang
memuaskan bukan kemampuan pemahaman konsep peserta didik yang seharusnya
ditingkatkan (Utami & Cahyono, 2020: 21).
Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada bulan April, sampel tersebut di
ambil dari kelas VIII SMP IT Nurul Izzah. Isi wawancara tersebut adalah 1) adakah
kesulitan saat melakukan belajar matematika melalui pembelajaran online ?, 2) jika ada,
apakah kesulitan yang Anda alami ?. Peserta didik mengatakan bahwa mengalami kesulitan
dalam memahami konsep matematika. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti ingin meneliti
lebih lanjut tentang kesulitan pemahaman konsep matematis peserta didik dalam proses
pembelajaran online.
METODE
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan kesulitan pemahaman konsep matematis peserta didik
dalam proses pembelajaran online. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Izzah yang
bertempat di Sumber Petung, Adan-Adan, Kec. Gurah, Kab. Kediri, subjek penelitian
merupakan peserta didik kelas VIII dengan mengambil 14 peserta didik. Penelitian
4 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
dilakukan di bulan Juni 2021.
Teknik pengumpulan data yaitu, tes dan wawancara. Tes ini menggunakan uraian, tes
terdiri dari 5 butir soal yang disusun sesuai dengan 7 indikator pemahaman konsep
matematis. Soal nomor 1 memuat indikator mengidentifikasi dan membuat contoh dan
bukan contoh, soal nomor 2 memuat indikator mengubah suatu bentuk representasi ke
bentuk lainnya, soal nomor 3 memuat indikator menggunakan model, diagram dan simbol-
simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, soal nomor 4 memuat indikator mengenal
berbagai makna dan interpretasi konsep, soal nomor 5 memuat indikator mendefinisikan
konsep secara verbal dan tulisan, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal
syarat yang menentukan suatu konsep, membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Tes tersebut digunakan peneliti untuk mengukur dan mengetahui kemampuan
pemahaman konsep matematis dari peserta didik dengan materi statistika. Berdasarkan skor
hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis yang diurutkan dari nilai tertinggi
hingga terendah, peneliti dapat menentukan peserta didik yang masuk dalam kategori
kemampuan pemahaman konsep tinggi, sedang dan rendah. Berikut sajian tabel pedoman
pengkategorian kemampuan pemahaman konsep tinggi, sedang dan rendah yang
berdasarkan rekomendasi dari guru.
Tabel 1.
Pedoman Kategori Kemampuan Pemahaman Konsep Tinggi, Sedang Dan Rendah
Kategori Skor
Kemampuan Pemahaman Konsep Tinggi ( 70 < x ≤ 100 )
Kemampuan Pemahaman Konsep Sedang ( 55 < x ≤ 70 )
Kemampuan Pemahaman Konsep Rendah ( x ≤ 55)
Setelah di kategorikan ke dalam kemampuan pemahaman konsep tinggi, sedang dan
rendah, peneliti mengambil 2 peserta didik yang akan diwawancarai dan dianalisis untuk
mewakili masing-masing kategori tersebut. Peserta didik yang dipilih berdasarkan cara
pengerjaan tes kemampuan pemahaman konsep matematis serta rekomendasi dari guru
berdasarkan kemampuan komunikasi serta kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan pendapat baik secara lisan ataupun tulisan. Pada metode wawancara
dilakukan secara tidak terstruktur berdasarkan penyelesaian tes yang dikerjakan oleh
peserta didik.
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 5
Teknis analisis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan teknik dari Miles
dan Hubermen, yaitu reduksi data, penyajian data, kesimpulan atau verifikasi. Pada tahap
reduksi data, data yang dimaksud peneliti berupa hasil tes pemahaman konsep matematis
serta hasil wawancara peneliti dengan subjek penelitian. Tahap kedua yaitu penyajian data,
peneliti mengklasifikasikan data dengan menuliskan kumpulan secara terurut sehingga
memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Tahap yang terakhir yaitu
penarikan kesimpulan atau verifikasi data atas kesulitan pemahaman konsep peserta didik
dalam proses pembelajaran online.
HASIL DAN DISKUSI
Pada tahap pelaksanaan, peserta didik melakukan tes kemampuan pemahaman konsep
matematis. Tes tersebut terdiri dari 5 soal uraian yang disusun sesuai dengan 7 indikator
pemahaman konsep matematis. Dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis,
diperoleh data seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.
Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
No. Inisial Nama
Peserta Didik
Total
Skor
Kategori
1. MRAG 72 Kemampuan Pemahaman
Konsep Tinggi 2. RIA 71
3. YNR 71
4. ANA 68
Kemampuan Pemahaman
Konsep Sedang
5. AABH 65
6. AR 63
7. MAAH 59
8. NA 50
Kemampuan Pemahaman
Konsep Rendah
9. NMAI 43
10. RPA 43
11. RKPP 36
12. FUS 32
13. SPM 32
14. AIPN 29
Setelah memperoleh hasil skor nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematis,
peneliti memilih 2 peserta didik yang akan diwawancarai dan di analisis berdasarkan cara
pengerjaan tes kemampuan pemahaman konsep matematis serta rekomendasi guru. Berikut
sajian tabel peserta didik yang dipilih untuk diwawancarai dan dianalisis.
6 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
Tabel 3.
Data Peserta Didik Untuk Diwawancarai Dan Dianalisis
No. Inisial Nama Peserta
Didik Kategori
1. MRAG Kemampuan Pemahaman
Konsep Tinggi 2. RIA
3. ANA Kemampuan Pemahaman
Konsep Sedang 4. AABH
5. NA Kemampuan Pemahaman
Konsep Rendah 6. SPM
Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan konsep matematis serta wawancara dari peserta
didik, dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kategori kemampuan pemahaman konsep tinggi:
a. Peserta didik MRAG
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Soal nomor 4, (b) Jawaban peserta didik MRAG untuk soal nomor 4
Pada indikator mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik tidak mampu menjawab soal yang diberikan, kemudian hanya
menggambar diagram batang tanpa ada langkah-langkah penyelesaian. Peneliti ingin
mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Kamu memperoleh nilai
Senin = 2 dan Kamis = 8, darimana?". Peserta didik menjawab bahwa nilai tersebut
diberikan dengan asal karena dianggap soal tersebut sulit, kemudian peneliti bertanya
"Dimana letak kesulitannya?". Peserta didik menjawab tidak dapat memahami informasi
dari diagram batang, hal ini menyebabkan peserta didik kesulitan menentukan model
matematika dalam merepresentasikan data pada diagram batang. Peserta didik juga
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 7
mengatakan "Saya memiliki kendala sinyal dan mudah mengantuk pada saat pembelajaran
berlangsung". Kendala jaringan internet yang kurang memadai dan kurangnya
pembelajaran yang interaktif membuat ia kesulitan dalam menguasai pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
b. Peserta didik RIA
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik RIA untuk soal nomor 5
Pada indikator membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik mampu menjawab tetapi tidak diberikan langkah perhitungan pada
kuartil I, kuartil II dan kuartil III. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes
tersebut, dengan bertanya "Kamu memperoleh nilai kuartil I = 60,60, kuartil II = 70,75, dan
kuartil III = 80,85, darimana?". Peserta didik menjawab bahwa nilai tersebut diperoleh dari
asal, kemudian peneliti bertanya "Mengapa kamu menjawab asal ? Apakah kamu paham
konsep jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil ?". Peserta didik menjawab tidak
memahami materi karena materi tersebut dianggap sulit yang menyebabkan ia kebingungan
pada proses pengerjaan jangkauan interkuartil serta simpangan kuartil. Peserta didik juga
mengatakan "Pembelajaran dilakukan melalui aplikasi videoconference, jadi kalau
sinyalnya buruk saya tidak bisa fokus dan lupa pada materi yang disampaikan oleh guru".
Kendala jaringan internet yang kurang memadai menyebabkan ketidakfokusan peserta
didik untuk menguasai pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru, hal ini mengakibatkan
materi abstrak seperti jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil belum tersampaikan
dengan baik serta membuat peserta didik cenderung melupakan materi yang dianggap sulit.
2. Kategori pemahaman konsep sedang:
a. Peserta didik ANA
8 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Soal nomor 4, (b) Jawaban peserta didik ANA untuk soal nomor 4
Pada indikator mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik mampu menjawab soal yang diberikan dengan langkah-langkah
tetapi hasil akhir tidak tepat. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut,
dengan bertanya "Darimana kamu memperoleh hasil akhir 4500 ?". Peserta didik menjawab
bahwa nilai tersebut diperoleh dari langkah-langkah pembagian dan penjumlahan. Peneliti
bertanya, “Kamu menjumlah 4 data, lalu kamu bagi 7. Bisa dijelaskan ?”. Peserta didik
tidak bisa menjawab, hanya mengatakan kebingungan saat membaca diagram batang.
Kemudian, nilai 2000 diperoleh peserta didik dengan asal. Kesulitan membaca informasi
pada diagram batang, membuat peserta didik belum mampu merepresentasikan data.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik ANA untuk soal nomor 5
Peserta didik juga mengalami kesulitan pada indikator membandingkan dan
membedakan konsep-konsep. Berdasarkan hasil jawaban, peserta didik mampu menjawab
tetapi tidak disertai langkah-langkah yang sistematis. Peneliti ingin mengetahui alasan dari
jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Kamu memperoleh kuartil I = 60, kuartil II = 75
dan kuartil III = 85, darimana ?". Peserta didik menjawab memperoleh nilai dengan asal
karena mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal tersebut. Kemudian peneliti bertanya
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 9
dimana letak kesulitannya dan peserta didik menjawab tidak memahami materi jangkauan
interkuartil serta simpangan kuartil. Tidak memahami materi jangkauan interkuartil dan
simpangan kuartil yang telah diajarkan oleh guru, membuat peserta didik kesulitan
membedakan konsep tersebut dan mengakibatkan kebingungan dalam menentukan operasi
perhitungan yang akan dipakai. Peserta didik mengatakan "Karena belajarnya tidak bisa
bertatap muka langsung dengan guru, saya hanya fokus pada materi yg mudah". Kurangnya
berinteraksi langsung dengan guru mengakibatkan peserta didik kesulitan terhadap materi
yang dianggap sulit seperti jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil.
b. Peserta didik AABH
(a)
(b)
Gambar 5. (a) Soal nomor 3, (b) Jawaban peserta didik AABH untuk soal nomor 3
Pada indikator menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
merepresentasikan suatu konsep. Berdasarkan hasil jawaban, peserta didik mampu
menjawab soal yang diberikan dengan langkah-langkah tetapi tidak ada hasil akhir.
Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Dari langkah-
langkah yang sudah ada, mengapa tidak kamu selesaikan ?". Peserta didik menjawab
kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Peneliti bertanya, “Apakah kamu paham informasi
dari diagram lingkaran ini ?”. Peserta didik menjawab paham dan tidak mengalami
kesulitan kemudian ia menjelaskan bahwa menggunakan konsep lingkaran dengan sudut
360⁰ pada satu putaran penuh untuk menentukan persentase, kurangnya ketelitian
menyebabkan peserta didik tidak menyelesaikan soal tersebut. Peserta didik mengalami
kesulitan pada indikator mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Berdasarkan
hasil jawaban, peserta didik tidak mampu menyertakan langkah-langkah dan operasi
perhitungan pada penyelesaian soal diagram batang. Peneliti ingin mengetahui alasan dari
jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Mengapa tidak kamu jawab ?". Peserta didik
menjawab tidak adanya ide awal untuk mengerjakan langkah-langkah soal tersebut.
10 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
Peneliti bertanya "Kamu sudah paham konsep diagram batang dan konsep rata-rata?".
Peserta didik menjawab tidak memahami konsep diagram batang yang mengakibatkan
tidak memahami maksud informasi yang ada pada soal, kemudian peserta didik hanya
mengerti rumus rata-rata tetapi tidak bisa menggunakan pada soal cerita yang disajikan
dalam bentuk diagram batang. Peserta didik mengatakan "Pembelajaran sehari-hari
menggunakan aplikasi kak, jadi semisal sinyalnya tidak cukup kita sudah kehilangan suatu
pembelajaran". Kurangnya sinyal yang memadai pada pembelajaran menggunakan aplikasi
videoconference membuat peserta didik kesulitan terhadap pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, hal ini mengakibatkan peserta didik tidak dapat memahami
informasi dari diagram batang serta ketidakmampuan dalam penggunaan konsep rata-rata.
3. Kategori pemahaman konsep rendah:
a. Peserta didik NA
(a)
(b)
Gambar 6. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik NA untuk soal nomor 5
Pada indikator mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik tidak mampu mendefinisikan mean dan jangkauan interkuartil.
Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Menurut
kamu definisi dari mean, median, modus dan jangkauan interkuartil, apa ?". Peserta didik
menjawab median adalah nilai yang terletak di tengah setelah nilai tersebut diurutkan,
modus adalah nilai yang paling banyak didapatkan (nilai yang sering muncul), namun
peserta didik belum bisa menyertakan arti yang dapat mewakili konsep mean dan
jangkauan interkuartil. Peserta didik mengatakan "Sulit kak, saya belum dapat memahami
arti dari mean dan jangkauan interkuartil".
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 11
(a)
(b)
Gambar 7. (a) Soal nomor 3, (b) Jawaban peserta didik NA untuk soal nomor 3
Pada indikator menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
merepresentasikan suatu konsep. Berdasarkan hasil jawaban, peserta didik tidak mampu
menyertakan langkah-langkah dan operasi hitung pada penyelesaian soal diagram
lingkaran. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya
"Mengapa nomor 3 tidak kamu jawab ?". Peserta didik menjawab kesulitan terhadap cara
menghitung diagram lingkaran. Peneliti bertanya "Menurut kamu dari diagram lingkaran
ini informasi apa yang kamu peroleh ?". Peserta didik kebingungan saat menjawab
pertanyaan peneliti, kemudian hanya menjawab bahwa diagram lingkaran memiliki sudut
360° pada satu putaran penuh. Setelah memiliki informasi tersebut, peserta didik lupa
langkah selanjutnya yang menyebabkan kesulitan untuk merepresentasikan data pada
diagram lingkaran.
(a)
(b)
Gambar 8. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik NA untuk soal nomor 5
Pada indikator mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik menjawab langsung pada hasil akhir tanpa ada langkah-langkah
yang sistematis. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan
bertanya "Darimana kamu mendapatkan nilai Senin = 3 dan nilai Kamis = 5 ?". Peserta
12 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
didik menjawab nilai tersebut diperoleh dari menjumlahkan hari pada diagram batang,
Senin = 3 diperoleh dari penjumlahan nilai di hari Jum'at = 2 dan hari Rabu = 1, untuk hari
Kamis= 5 diperoleh dari penjumlahan nilai di hari Selasa = 3 dan hari Jum'at = 2. Setelah
menjawab alasan tersebut, peserta didik mengatakan kesulitan terhadap memahami
informasi yang ada pada diagram batang oleh karena itu ia hanya menyelesaikan dengan
cara menjumlahkan saja.
Berdasarkan hasil jawaban, peserta didik tidak mampu menyertakan langkah-langkah
dan operasi hitung pada penyelesaian soal mean, modus, jangkauan interkuartil dan
simpangan kuartil. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan
bertanya "Tadi kamu dapat mendefinisikan median dan modus, lalu mengapa kamu tidak
bisa mengerjakan ?". Peserta didik menjawab lupa menuliskan jawaban nilai modus, ketika
ditanya peneliti ia pun dapat menjawab nilai modus pada soal tersebut. Namun, peserta
didik mengalami kesulitan pada data genap nilai median yang menyebabkan ragu untuk
menjawab. Peneliti bertanya, "Menurut kamu pada data genap kan ada dua nilai, bagaimana
cara mencari nilai median ?". Peserta didik menjawab hanya menulis salah satu nilai tengah
(median) jika ada data genap. Kurangnya mengenal syarat suatu konsep, menyebabkan
peserta didik kesulitan dalam menerapkan konsep median pada data genap. Peneliti
bertanya, tentang pemahaman peserta didik dalam materi jangkauan interkuartil dan
simpangan kuartil. Peserta didik menjawab, "Saya lupa kak pada materi itu". Melupakan
konsep yang sudah dipelajari disebabkan karena peserta didik tidak memperdalam
pemahaman konsep atau ilmu pengetahuan yang telah dipelajari tidak digunakan kembali.
Peserta didik mengatakan, "Saya pada pembelajaran online matematika banyak yang tidak
paham, jadi kalau mau tanya itu terkendala sinyal dan biasanya harus nunggu masuk dulu”.
Hal tersebut dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi atau
hilangnya fokus dalam belajar di rumah yang mengakibatkan peserta didik tidak dapat
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
b. Peserta didik SPM
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 13
(a) (b)
Gambar 9. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik SPM untuk soal nomor 5
Pada indikator mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik tidak mampu mendefinisikan konsep dengan tepat. Peneliti ingin
mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya "Dari jawaban itu,
maksudnya bagaimana ?". Peserta didik menjawab bahwa a definisi dari mean, b definisi
dari median, c definisi dari modus dan d definisi dari jangkauan interkuartil. Kemudian,
peserta didik juga menyatakan "Mean dan median itu sama", dari pernyataan tersebut maka
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami definisi konsep mean, median, modus
dan jangkauan interkuartil karena ia belum dapat menyertakan arti atau istilah yang
mewakili konsep tersebut.
1. Dalam pengolahan data statistika
diagram biasanta digunakan untuk
menyajikan suatu data yang
berkaitan dengan angka-angka.
Sebutkan macam-macam diagram
pada gambar di bawah ini.
(a)
(b)
Gambar 10. (a) Soal nomor 1, (b) Jawaban peserta didik SPM untuk soal nomor 1
Pada indikator mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh. Berdasarkan
hasil jawaban, peserta didik mampu menyebutkan macam-macam penyajian data tetapi
belum tepat. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya,
"Untuk yg b kamu menjawab diagram data, darimana kamu tau itu diagram data ? Dan
mengapa tidak kamu jelaskan ?". Peserta didik menjawab, lupa dan bingung ketika melihat
diagram tersebut lalu menjawab dengan asal. Peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam menyebutkan dan menjelaskan macam-macam penyajian data membuat ia belum
mampu mengidentifikasi contoh dan bukan contoh.
14 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
(a)
(b)
Gambar 11. (a) Soal nomor 5, (b) Jawaban peserta didik SPM untuk soal nomor 5
Pada indikator menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk
mempresentasikan suatu konsep. Berdasarkan hasil jawaban, peserta didik tidak mampu
menyertakan langkah-langkah dan operasi hitung pada penyelesaian soal diagram
lingkaran. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya
"Mengapa nomor 3 tidak kamu jawab ?". Peserta didik menjawab kesulitan terhadap cara
menghitung diagram lingkaran. Peneliti bertanya "Menurut kamu dari diagram lingkaran
ini informasi apa yang kamu peroleh ?". Peserta didik ragu saat menjawab pertanyaan
peneliti, ia hanya menjawab bahwa dalam soal tersebut terdapat siku-siku yang memiliki
sudut 90°. Setelah memiliki informasi tersebut, peserta didik lupa langkah selanjutnya yang
menyebabkan kesulitan untuk melakukan operasi hitung pada diagram lingkaran.
Pada indikator mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Berdasarkan hasil
jawaban, peserta didik tidak mampu menyertakan langkah-langkah dan operasi hitung pada
penyelesaian soal diagram batang. Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes
tersebut, dengan bertanya "Mengapa nomor 4 tidak kamu jawab ?". Peserta didik menjawab
tidak paham cara menghitung diagram batang. Peneliti bertanya "Menurut kamu dari
diagram batang ini informasi apa yang kamu peroleh ?". Peserta didik menjawab tidak
mampu memahami informasi yang ada pada diagram batang. Ketidakmampuan dalam
memahami informasi pada diagram batang menyebabkan peserta didik kesulitan langkah
awal untuk menyelesaikan diagram batang, sehingga peserta didik belum mampu
menginterpretasi konsep dari diagram batang.
Kesulitan lainnya yang dialami peserta didik adalah pada indikator 6 dan 7. Berdasarkan
hasil jawaban, peserta didik tidak mampu menyertakan langkah-langkah dan operasi hitung
pada penyelesaian soal mean, modus, jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil.
Peneliti ingin mengetahui alasan dari jawaban tes tersebut, dengan bertanya, "Menurut
kamu pada data genap kan ada dua nilai, bagaimana cara mencari nilai median ? Dan untuk
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 15
nilai modus bagaimana ?". Peserta didik menjawab tidak memahami konsep data genap
pada nilai median, dan untuk mencari nilai modus ia akan menambahkan seluruh frekuensi
pada soal. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam data genap pada nilai median
dan menentukan nilai modus, membuat ia belum mampu mengidentifikasi sifat serta
mengenal syarat untuk menentukan konsep dari median dan modus. Peneliti bertanya,
tentang pemahaman peserta didik dalam materi jangkauan interkuartil dan simpangan
kuartil. Peserta didik menjawab, "Saya lupa kak, menurut saya materinya sulit". Cenderung
melupakan materi yang dianggap sulit, membuat peserta didik tidak mampu membedakan
materi jangkauan interkuartil dan simpangan kuartil. Peserta didik mengatakan "Saat
pembelajaran online cuma memakai aplikasi membuat saya sulit memahami, jadi saya
hanya memahami sebagian saja". Pembelajaran online yang hanya melalui aplikasi
videoconference membuat peserta didik kesulitan konsentrasi saat penyampaian materi
oleh guru yang menyebabkan penyerapan materi pelajaran sangat minimalis serta
menjadikan kendala peserta didik untuk memahami konsep tersebut.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang dialami oleh
subjek penelitian dari kategori kemampuan pemahaman konsep tinggi, sedang dan rendah
adalah pada mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Penyebab kesulitan tersebut
karena tidak mampu membuat model matematika yang digunakan untuk merepresentasikan
data dari diagram batang maupun diagram lingkaran. Selain pada indikator tersebut
kesulitan yang dialami oleh subjek dengan kategori kemampuan pemahaman konsep tinggi,
sedang dan rendah pada membandingkan dan membedakan konsep-konsep dari ukuran
penyebaran data. Penyebab yang menjadi kesulitan karena peserta didik melupakan dalil-
dalil matematika. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kartini, dkk (2019: 7) bahwa
karakteristik kesulitan peserta didik dalam belajar matematika yaitu tidak sanggup
mengingat dalil-dalil matematika, yang mengakibatkan peserta didik tidak bisa mengaitkan
satu konsep dengan konsep lainnya.
Selain itu, kesulitan yang dialami oleh subjek penelitian dari kategori kemampuan
pemahaman rendah pada mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat
yang menentukan konsep. Penyebab kesulitan tersebut karena peserta didik tidak mampu
mengidentifikasi sifat, mengenal syarat untuk menentukan konsep dari median (nilai
tengah) dengan data genap. Subjek kategori kemampuan pemahaman konsep rendah juga
mengalami kesulitan menyebutkan macam-macam dari contoh penyajian data. Kendala
yang menyebabkan peserta didik kesulitan memahami konsep dalam proses pembelajaran
16 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
online adalah kendala jaringan internet, kendala ketidakmampuan peserta didik dalam
pembelajaran online, dan kendala interaksi dengan guru selama pembelajaran online.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, analisis kesulitan pemahaman konsep belajar
matematika dalam proses pembelajaran online pada materi statisika dengan kategori
kemampuan pemahaman konsep tinggi, 1) peserta didik masih alami kesulitan dalam model
matematika sehingga belum dapat merepresentasikan data, 2) peserta didik mengalami
kesulitan membedakan konsep pada ukuran penyebaran data. Kategori kemampuan
pemahaman konsep sedang, 1) peserta didik masih alami kesulitan dalam model
matematika sehingga belum dapat merepresentasikan data, 2) peserta didik mengalami
kesulitan membedakan konsep pada ukuran penyebaran data, 3) peserta didik mengalami
kesulitan mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya. Kesulitan dalam kategori
kemampuan pemahaman konsep rendah, 1) peserta didik masih alami kesulitan dalam
model matematika sehingga belum dapat merepresentasikan data, 2) peserta didik
mengalami kesulitan pada pengaplikasian konsep, 3) peserta didik masih mengalami
kesulitan mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya, 4) peserta didik mengalami
kesultan menentukan syarat dari konsep ukuran penyebaran data, 5) peserta didik
mengalami kesulitan membedakan contoh dan bukan contoh dari macam-macam penyajian
data. Kendala yang menyebabkan peserta didik kesulitan memahami konsep dalam proses
pembelajaran online adalah kendala jaringan internet, kendala ketidakmampuan peserta
didik dalam pembelajaran online, dan kendala interaksi dengan guru selama pembelajaran
online.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penulisan artikel ini, yaitu: Uki Suhendar, M.Pd selaku dosen pembimbing, Choirul Anam,
S.Pd selaku guru mata pelajaran pendidikan matematika di SMP IT Nurul Izzah, dan SMP
IT Nurul Izzah yang telah membantu menyelenggarakan penelitian ini.
REFERENSI
Aripin, U., & Purwasih, R. (2017). Penerapan Pembelajaran Berbasis Alternative Solutions
Worksheet Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik, 6(2), 225–
233, http://dx.doi.org/10.24127/ajpm.v6i2.989
Analisis Kesulitan Pemahaman Konsep Belajar Matematika Dalam Proses Pembelajaran Online. Grisanta
Dewi Nursila, Uki Suhendar. 17
Arsiyanto, A.R., Wanabuliandari, S., & Fajrie, N. (2021) Faktor-faktor Hasil Pemahaman
Konsep Matematis Dalam Pembelajaran Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah P2M
STKIP Siliwangi. 8(2), 1-14. DOI: https://doi.org/10.22460/p2m.v8i1p1-14.2226
Chanifah, Budiyanto, C., & Raharjo, J. (2020). Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar
Online Menggunakan Aplikasi Zoom Pada Mata Pelajaran BTK Kelas VIII A SMP
Takhassus Al-Qur’an Kalibeber. JIPTEK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan.
13(2) 2, 155-162. DOI: http://dx.doi.org/10.20961/jiptek.v13i2.45617
Cholily, M.Y., Putri, W.T., & Kusgiarohmah, P.A. (2019). Pembelajaran di Era Revolusi
Industri 4.0. Seminar Nasional Penelitian Pendidikan Matematika (SNP2M), Program
Studi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Malang. Hal. 1-6.
Handayani, H. (2015). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan
Pemahaman dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Didaktik : Jurnal Ilmiah
PGSD STKIP Subang, 1 (1), 142-149. DOI: https://doi.org/10.36989/didaktik.v1i1.20
Kartini, Muryaningsih, S., & Muslim, A. (2019). Analisis Kesulitan Peserta Didik Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Pemahaman Konsep. Jurnal DIKDAS
Bantara, 2(2), 1-11, https://doi.org/10.32585/jdb.v2i2.385
Kurniawati, D., & Ekayanti, A. (2020). Pentingnya Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Matematika. PeTeKa: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan
Pembelajaran, 3(2), 107-114. doi:http://dx.doi.org/10.31604/ptk.v3i2.107-114
Lisnani and Pranoto, Yohanes Heri (2020). Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan
Bulat Melalui Cerita Si Unyil Berbasis ICT. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika,
9 (2). pp. 215-226. ISSN p-ISSN : 2086-4280 e-ISSN : 2527-8827
Nurhidayah, A. (2018). Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Matematika Menggunakan Test Of Piaget’s Logical Operation (TLO). Jurnal
DIKDAS Bantara, 2(2), 1-11, https://doi.org/10.32585/jdb.v2i2.385
Rufiana, I. S., & Damayanti, F. (2020). Analisis Pemahaman Konsep Matematika Pada
Materi Bangun Ruang Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Motivasi Belajar. Jurnal
Edupedia: Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 4 (2), 172-180. DOI:
http://dx.doi.org/10.24269/ed.v4i2.555
Sobri, M., Nursaptini, & Novitasari, S. (2020). Mewujudkan Kemandirian Belajar Melalui
Pembelajaran Berbasis Daring Diperguruan Tinggi Pada Era Industri 4.0. Jurnal
Pendidikan Glasser. 4(1), 64-71. DOI: https://doi.org/10.32529/glasser.v4i1.373
Suhendar, U., & Ekayanti, A. (2018). Problem Based Learning Sebagai Upaya Peningkatan
Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 6(1),
15-19. DOI: http://dx.doi.org/10.24269/dpp.v6i1.815
18 Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume xx, No. x, Januari
xxxx, hal. xx-xx
Utami, Y.P., & Cahyono, D.A.D. (2020). Study At Home: Analisis Kesulitan Belajar
Matematika Pada Proses Pembelajaran Daring. JI-MR: Jurnal Ilmiah Matematika
Realistik. 1(1), 20-26. https://doi.org/10.33365/ji-mr.v1i1.252
Wahyudi, W., Rufiana, I., & Nurhidayah, D. (2019). Optimalisasi mutu lulusan dengan
pembekalan keterampilan berhitung model MARS (matematika dan aritmatika
sederhana). Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 15(1), 44-52.
https://doi.org/10.20414/transformasi.v15i1.471
top related