alinement vertikal

13
Geometri Jalan ALINEMENT VERTIKAL Disusun Oleh : Kelompok 6 Rendy Sam Asiku Moh. Budianto Djafar Fransisco Adam Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

Upload: rendisam

Post on 26-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALINEMENT VERTIKAL

Geometri JalanALINEMENT VERTIKAL

Disusun Oleh :Kelompok 6

Rendy Sam AsikuMoh. Budianto DjafarFransisco Adam

Teknik SipilFakultas Teknik

Universitas Negeri Gorontalo

Page 2: ALINEMENT VERTIKAL

Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang mana atas izin

dan kuasa-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang

Alinement Vertikal dalam mata kuliah Geometri Jalan ini dengan baik dan

tepat waktu.

Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepad pihak-pihak yang

telah memabntu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, kami hanya berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Penyusun,Kelompok 6

Page 3: ALINEMENT VERTIKAL

ALINEMENT VERTIKALATAU PROFIL MEMANJANG

Alinement vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka yanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan naik atau turun dan bermuatan penuh.

Pada Alinement vertikal bagian yang kritis adalah pada bagian lereng, dimana kemampuan kendaraan dalam keadaan pendakian dipengaruhi oleh panjang kritis, landai dan besarya kelandaian. Maka berbeda dengan Alinement horizontal, disini tidak hanya pada bagian lengkung, tetapi penting lurus yang pada umumnya merupakan suatu kelandaian.

1) Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan bagian lengkung vertikal.2) Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positif

(tanjakan), atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar)3) Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau lengkung cembung.

Landai Maksimum dan Panjang Maksimum Landai

Landai jalan adalah suatu besaran untuk menunjukkan besarnya kenaikan ataupenurunan vertical dalam satu satuan jarak horizontal ( mendatar ) dan biasanya dinyatakan dalam persen ( % ).

Maksud dari panjang kritis landai adalah panjang yang masih dapat diterimakendaraan tanpa mengakibatkan penurunan kecepatan truck yang cukup berarti. Dimana untuk panjang kelandaian cukup panjang dan mengakibatkan adanya pengurangan kecepatan maksimum sebesar 30 – 50 % kecepatan rencana selama satu menit perjalanan.

Kemampuan kendaraan pada kelandaian umumnya ditentukan oleh kekuatanmesin dan bagian mekanis dari kendaraan tersebut. Bila pertimbangan biaya menjadi alasan

Page 4: ALINEMENT VERTIKAL

untuk melampaui panjang kritis yang diizinkan, maka dapat diterima dengan syarat ditambahkan jalur khusus untuk kendaraan berat.

Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar kendaraan dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan tersebut ditetapkan tidak lebih dari satu menit.

Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat dalam Tabel berikut :

Panjang kritis dapat ditetapkan dari Tabel berikut :

Lengkung VertikalPada setiap penggantian landai harus dibuat lengkung vertikal yang memenuhi keamanan, kenyamanan, dan drainage yang baik. Lengkung vertikal yang digunakan adalah lengkung parabola sederhana. Lengkung vertikal adalah suatu perencanaan Alinement vertikal untuk membuat suatu jalan tidak terpatah- patah. Lengkung vertikal harus disediakan pada setiap lokasi yang mengalami perubahan kelandaian dengan tujuan :(1) mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian, dan(2) menyediakan jarak pandang henti.

a. Lengkung vertikal cembung

½ LV ½ LV

Page 5: ALINEMENT VERTIKAL

½ LV ½ LVb. Lengkung vertikal cekung

½ LV ½ LV

½ LV ½ LV

Pada lengkung vertikal cembung yang mempunyai tanda ( + ) padapersamaannya dan lengkung vertikal cekung yang mempunyai tanda ( - ) padapersamaannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Pada Alinement vertikal tidak selalu dibuat lengkungan dengan jarak pandangan menyiap, tergantung pada medan, klasifikasi jalan, dan biaya.

Dalam menentukan harga A = G1 – G2 terdapat 2 cara dalam penggunannya, yaitu :· Bila % ikut serta dihitung maka rumus yang dipergunakan adalah seperti di atas.· Bila % sudah dimasukkan dalam rumus, maka rumus menjadi :

Lengkung vertikal dalam tata cara ini ditetapkan berbentuk parabola sederhana,(a) jika jarak pandang henti lebih kecil dari panjang lengkung vertikal cembung, panjangnya

ditetapkan dengan rumus:

(b) jika jarak pandang henti lebih besar dari panjang lengkung vertikal cekung, panjangnya ditetapkan dengan rumus:

Panjang minimum lengkung vertikal ditentukan dengan rumus:

Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam hari, kenyamanan, dan penampilan. Y ditentukan sesuai Tabel berikut :

Page 6: ALINEMENT VERTIKAL

Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai Tabel berikut vang didasarkan pada penampilan, kenyamanan, dan jarak pandang. Untuk jelasnya lihat Gambar berikut :

Lajur Pendakian1. Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan berat atau kendaraan

lain yang berjalan lebih lambat dari kendaraan kendaraan lain pada umumnya, agar kendaraan kendaraan lain dapat mendahului kendaraan lambat tersebut tanpa harus berpindah lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan.

2. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunyai kelandaian yang besar, menerus, dan volume lalu lintasnya relatif padat.

3. Penempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 7: ALINEMENT VERTIKAL

a) disediakan pada jalan arteri atau kolektor,b) apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000 SMP/hari, dan persentase

truk > 15 %.4. Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur rencana.5. Lajur pendakian dimulai 30 meter dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45

meter dan berakhir 50 meter sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45 meter (lihat Gambar 11.29).

6. Jarak minimum antara 2 lajur pendakian adalah 1,5 km (lihat Gambar 11.30).

Koordinasi alinemen1. Alinemen vertikal, alinemen horizontal, dan potongan melintang jalan adalah elemen elemen

jalan sebagai keluaran perencanaan hares dikoordinasikan sedemikian sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan kendaraannya dengan aman dan nyaman. Bentuk kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui di depannya sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.

2. Koordinasi alinemen vertikal dan alinemen horizontal harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: alinemen horizontal sebaiknya berimpit dengan alinemen vertikal, dan secara ideal alinemen

horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinemen vertikal; tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada bagian atas

lengkung vertikal cembung harus dihindarkan; lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan; dua atau lebih lengkung vertikal dalam satu lengkung horizontal harus dihindarkan; dan

Page 8: ALINEMENT VERTIKAL

tikungan yang tajam di antara 2 bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

Sebagai ilustrasi, Gambar II.31 s.d. Gambar II.33 menampilkan contoh-contoh koordinasialinemen yang ideal dan yang harus dihindarkan.

Sebagai ilustrasi, Gambar II.31 s.d. Gambar II.33 menampilkan contoh-contoh koordinasi alinemen yang ideal dan yang harus dihindarkan.

Page 9: ALINEMENT VERTIKAL

Jarak Pandang

Jarak pandang adalah jarak dimana pengemudi dapat melihat benda yang menghalanginya, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dalam batas mana pengemudi dapat melihat dan menguasai kendaraan pada satu jalur lalu lintas. Jarak pandang bebas ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :a. Jarak Pandang Henti ( dh )Jarak pandang henti adalah jarak pandang minimum yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan pada jalur yang dilaluinya. Jarak ini merupakan dua jarak yang ditempuh sewaktu melihat benda hingga menginjak rem dan jarak untuk berhenti setelah menginjak rem.

Page 10: ALINEMENT VERTIKAL

Dimana :dh = jarak pandang hentidp = jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu melihat benda dimana harus berhenti sampai menginjak remdr = jarak remVr = kecepatan rencana ( km/ jam )L = kelandaianFm = koefisien gesek maksimum = - 0, 000625 . Vr + 0, 19( + ) = pendakian( - ) = penurunan

Page 11: ALINEMENT VERTIKAL

b. Jarak Pandang Menyiap ( dm )Jarak pandang menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk menyusul kendaraan lain yang digunakan hanya pada jalan dua jalur. Jarak pandang menyiap dihitung berdasarkan panjang yang diperlukan untuk melakukan penyiapan secara normal dan aman. Jarak pandang menyiap (dm) untuk dua jalur dihitung dari penjumlahan empat jarak.

Dm = dl + d2 + d3 + d4

Dimana :dl = jarak yang ditempuh selama kendaraan menyiap = 0,278. tr ( V – m + . . a. tr )d2 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan menyiap selama dijalur kanan = 0, 278 . Vr. t2d3 = jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang datangd4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang dating = 2/3 . d2V = kecepatan rencanatr = waktu ( 3, 7 – 4, 3 ) detikt2 = waktu ( 9, 3 – 10, 4 ) detikm = perbedaan kecepatan ( 15 km/ jam )a = percepatan rata- rata ( 2, 26 – 2, 36 )

Galian dan TimbunanPada perencanaan jalan raya, diusahakan agar volume galian dan timbunansama. Dengan mengkombinasikan antara Alinement vertical dan horizontal,memungkinkan kita untuk menghitung banyaknya volume galian dan timbunan padasuatu pekerjaan konstruksi jalan raya.

Langkah- langkah dalam menghitung volume galian dan timbunan adalahsebagai berikut :

1. Penentuan station ( jarak patok ), sehingga diperoleh panjang orizontal jalan dari Alinement horizontal.

2. Menggambarkan profil memanjang yang memperlihatkan perbedaan muka tinggi tanah asli dengan tinggi tanah asli dengan tinggi muka perkerasan yang akan direncanakan.

3. Menggambarkan profil melintang pada setiap titik station sehingga dapat dihitung luas penampang galian dan timbunan.

4. Menghitung volume galian dan timbunan dengan menggunakan cara koordinat. Masukkan koordinat x dan y yang selanjutnya dijumlahkan masing – masing titik. Dari hasil perkalian tersebut untuk mendapatkan luasnya dikalikan ½ hasil totalnya lalu dikalikan dengan jarak patok untuk mendapatkan volume pekerjaan.