akhlak dan pembinaan diri

18
Akhlak dan Pembinaan Diri FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) SURAKARTA

Upload: rizqy-putra

Post on 31-May-2015

1.474 views

Category:

Spiritual


8 download

DESCRIPTION

Presentasi ini menjelaskan mengenai apakah akhlak itu dan bagaimana caranya melakukan pembinaan diri

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlak dan Pembinaan Diri

Akhlak dan Pembinaan Diri

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SEBELAS MARET

(UNS) SURAKARTA

Page 2: Akhlak dan Pembinaan Diri

AKHLAK MAHMUDAH DAN AKHLAK MADZMUMAH

PENDAHULUANAjaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta).

Page 3: Akhlak dan Pembinaan Diri

Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena

sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.

Allah SWT sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran sebagaimana firman-Nya: “Dan

sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”

(Al-Qalam:4)Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadis: “Orang mukmin

yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya.”

Page 4: Akhlak dan Pembinaan Diri

Pentingnya Akhlak dalam Pribadi Muslim Bidang akhlak adalah bidang yang amat penting dalam sistem hidup

manusia. Ini disebabkan oleh nilai manusia itu pada hakikatnya terletak pada akhlak dirinya. Semakin tinggi nilai akhlak diri seseorang itu maka makin tinggi pula nilai kemanusian pada dirinya. Akhlak ini jugalah yang

membedakan antara insan dengan hewan dari segi perilaku, tindak-tanduk dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang

yang tidak berakhlak adalah sama tarafnya dengan hewan malah lebih rendah dari itu.

Firman allah swt. :“dan sesugguhnya kami telah sediakan untuk neraka banyak sekali

golongan jin dan manusia yang mana mereka mempunyai hati tetapi tidak mau mengerti dengannya, mempunyai mata tetapi tidak mau

melihat dengannya, mempunyai telinga tetapi tidak mau mendengar dengannya, mereka itu seperti binatang malah lebih sesat, mereka ialah

orang-orang yang lalai.” (al-araf:179).

Page 5: Akhlak dan Pembinaan Diri

Akhlak MahmudahKeimanan sering disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya yang maha mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran islam tidak sama dengan persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman.

Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Beberapa contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab, amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai suri-tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi muhammad saw. Ia adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika aisyah ditanya bagaimana akhlak rasul, maka ia menjawab bahwa akhlak rasul adalah al-quran. Artinya rasul merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti yang tertera di dalam al-quran dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Page 6: Akhlak dan Pembinaan Diri

Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak madzmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub (kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan pemarah.Akhlak madzmumah adalah akhlak yang dikendalikan oleh syetan dan kita sama sekali tidak boleh memiliki akhlak yang demikian, karena akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela dan sangat-sangat harus kita jauhi.Karena ia bisa membuat hati kita membusuk dan sulit disembuhkan. Tubuh kita mungkin saja akan tetap terlihat sehat ketika kita berakhlak madzmumah ini, tetapi hati dan jiwa kita menderita dan tersiksa. Sebab ia bukanlah penyakit fisik, melainkan penyakit hati!

Akhlak Madzmumah

Page 7: Akhlak dan Pembinaan Diri

kesimpulanJadi dalam mengamalkan sifat-sifat mahmudah atau etika hidup yang murni, ia merangkumi banyak aspek antaranya :Akhlak terhadap diri sendiri, seperti menjaga kesihatan diri, membersih jiwa daripada akhlak yang buruk dan keji serta tidak melakukan perkara-perkara maksiat. Akhlak terhadap keluarga, seperti pergaulan dan komunikasi yang baik antara suami isteri, berbuat baik kepada kedua ibu bapa, menghormati yang lebih tua dan mengasihi orang-orang muda daripada kita. Akhlak terhadap masyarakat, seperti sentiasa menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil, menjadi saksi yang benar dan sebagainya.

Page 8: Akhlak dan Pembinaan Diri

Akhlak terhadap islam, seperti memertabatkan islam sebagai suatu cara hidup yang sempurna, meletakkan islam ditempat yang tinggi serta mempertahankan islam dan muslimim dari dihina dan sebagainya.Akhlak terhadap Allah dan Rasul-nya, ini merupakan akhlak yang paling tinggi dan mengatasi segala-galanya, allah s.w.t. Sahajalah yang berhak mendapat semua pujian dan segala ketaatan. Sementara kemuliaan Rasul-nya perlu dipelihara dan dipertahankan. Oleh itu, sebarang usaha untuk menghina nabi dan rasul perlu ditangani dengan sewajarnya serta penuh bijikasana.

Page 9: Akhlak dan Pembinaan Diri

Pembinaan Diri

Pembinaan diri adalah :Cara-cara seorang muslim membina dirinya, untuk menciptakan kepribadian islami yang sempurna dalam seluruh aspeknya, baik keilmuan, keimanan, akhlak, kemasyarakatan dan sebagainya yang dengan itu naiklah derajat kemanusiaannya menuju kesempurnaan, atau dikatakan sebagai upaya pembinaan seseorang terhadap dirinya sendiri

Page 10: Akhlak dan Pembinaan Diri

Menjaga diri lebih didahulukan daripada menjaga orang lain

Jika tidak mau membina dirimu, siapa yang akan

membinamu

Hisab-itu sendiri-sendiri

Lebih mampu melakukan perubahan

Faktor kekokohan diri konsistensi

Dakwah yang paling efektif

Cara jitu memperbaiki keadaan

Paling istimewa dibanding metode lain

Urgensi dan alasan Pembinaan diri

Page 11: Akhlak dan Pembinaan Diri

Kurang ilmu

Tak punya tujuan hidup

Bergantung kepada dunia

Pemahaman yang salah tentang pembinaan diri

Minimnya sarana pembinaan diri

Minimnya pembinaan

Panjang angan-angan

Sebab-sebab pengabaian pembinaan diri

Page 12: Akhlak dan Pembinaan Diri

Pertama:Muhasabah (introspeksi diri)1.

Pentingnya muhasabah secara rutin; memiliki sifat bersungguh-sungguh

dalam bermuhasabah dari waktu kewaktu; menurut Ibnu qoyyim”

teknis muhasabah yang paling berpengaruh adalah dengan cara duduk

sejenak setiap menjelang tidur , memikirkan apa yang merugikan di

hari ini, kemudia bersungguh-sungguh melakukan taubat nasuha

Yang diprioritaskan dalam muhasabah; bagaimana kesahihan aqidahnya,

dan kemurnian tauhidnya, dari syirik, sejauhmana mengamalkan

kewajibanya, dan sudahkah ia menjauhi hal-hal yang diharamkan

Allah

Langkah-langkah pembinaan diri

Page 13: Akhlak dan Pembinaan Diri

Muhasabah sebelum beramal

Muhasabah setelah beramal: ada tiga

Menghisab diri dari kurangnya hak Allah yang ia taati, dimana belum

ditunaikan sebagaimana mestinya

Menghisab diri dari setiap perbuatan yang semestinya tidak ia

kakukan

Menghisab diri dari perkara mubah dan adat yang biasa dilakukan

Muhasabah tentang penggunaan waktu

Perenungan terhadap hisab Allah di akherat

Macam-macam Muhasabah

Page 14: Akhlak dan Pembinaan Diri

Kedua: Bertaubat dari segala dosa

Syarat-syarat taubat adalah” taubat yang jujur dan pasti,

yang menghapus perbuatan jelek yang dilakukan

sebalumnya dan menjauhkan diri dari perbuatan

hina,”janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa

tapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat dosa” boleh

jadi suatu dosa besar menjadi kecil dan terhapus

karena taubat yang tulus, dan bisa jadi dosa kecil

menjadi besar karena terus-menerus dikerjakan, atau

disepelekan

Page 15: Akhlak dan Pembinaan Diri

Cara menuntut ilmu: tekun mengikuti kajian, mengikuti

ceramah-ceramah, membaca buku, mengunjungi para

ulama atau para intelek untuk menyerap ilmu, mendengar

tausiah dari radio atau televisi,

Cara teknisnya: harus ihlas dalam menuntut ilmu

Antusias dan tak mudah puas

Menerapkan ilmunya pada diri sendiri dan

mengamalkannya

Menunaikan hak ilmu

Ketiga: menuntut ilmu dan memperluas wawasan

Page 16: Akhlak dan Pembinaan Diri

Caranya; menunaikan ibadah yang wajib dengan

sebaik-baiknya

Menyempurnakannya dengan ibadah-ibadah sunnah

Punya perhatian kepada ibadah DZIKIR

Pentingnya shalat lima waktu

Keempat: merealisasikan tuntutan-tuntutan keimanan

Page 17: Akhlak dan Pembinaan Diri

Dengan cara memupuk diri untuk berakhlak baik,

seperti; murah hati, sabar , cinta, rendah hati, ramah

pemaaf, amanah, adil, tahan gangguan, berbuat baik

kepada kedua orang tua, silatirrahim, menghormati

yang lebih tua, membantu yang membutuhkan,dll

Kelima : memperhatikan aspek akhlak

Page 18: Akhlak dan Pembinaan Diri

Keenam: amar ma’ruf nahi munnkar

Dakwah; aksi keagamaan, dengan cara yang

bijaksana /ma’ruf

Ketujuh: Mujahadah

Yaitu upaya dengan ungguh-sungguh untuk menunaikan

segenap kewajiban, meninggalkan segala kemaksiatan

membiasakan diri melakukan ibadah-ibadah sunnah

serta hatinya selalu lekat kepada Allah

Kedelapan : Doa yang tulus dan menyandarkan diri

kepada Allah/tawakkal