ahmad shafwan
DESCRIPTION
BIOLOGI SELTRANSCRIPT
Buku Ajar
BIOLOGI SEL
Oleh:Ahmad Shafwan S. Pulungan S.Pd, M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGIJURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
telah selesainya disusun sebuah buku ajar dengan judul “BIOLOGI SEL”.
Buku ini dipersiapkan untuk buku ajar mata kuliah Biologi Sel yang
dipakai khususnya mahasiswa Biologi.. Buku ini mencakup aspek mikrobiologi,
anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan biokimia.
Dalam buku ini diuraikan tentang perkembangan teori sel dan struktur sel; virus,
prokariota dan eukariota; dinding sel; membran plasma; system membran dalam;
organel pembangkit tenaga; nucleus, kromosom dan pembelahan sel; asam
nukleat, riboson dan sintesis protein.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini
iniBuku biologi sel ini mempelajari tentang struktur, fungsi, fisiologi, dan
biokimia dari sel.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 1
1
DAFTAR ISI
HalamanBAB I : PENGANTAR BIOLOGI SEL
TUJUAN PEMBELAJARAN
CARA MEMPELAJARI SEL
SOAL LATIHAN
4
BAB II : SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
TUJUAN PEMBELAJARAN
TOKOH YANG BERPERAN DALAM
PERKEMBANGAN
TEORI SEL
SOAL LATIHAN
8
BAB III : SEL PROKARIOT DAN EUKARIOT
TUJUAN PEMBELAJARAN
SOAL LATIHAN
15
BAB IV : DINDING SEL
TUJUAN PEMBELAJARAN
SOAL LATIHAN
25
BAB V : MEMBRAN PLASMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
SOAL LATIHAN
30
BAB VI : SITOPLASMA
TUJUAN PEMBELAJARAN
SOAL LATIHAN
45
BAB VII : RIBOSOM DAN MITOKONDRIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
SOAL LATIHAN
75
BAB VIII : RE, APARATUS GOLGI DAN LISOSOM
TUJUAN PEMBELAJARAN
90
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 2
2
RETIKULUM ENDOPLASMA
APARATUS GOLGI
LISOSOM
SOAL LATIHAN
DAFTAR PUSTAKA 111
DAFTAR GAMBAR
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 3
3
Halaman
GAMBAR 2.1
GAMBAR 2.2
GAMBAR 2.3
GAMBAR 2.4
GAMBAR 2.5
GAMBAR 2.6
GAMBAR 3.1
GAMBAR 3.2
GAMBAR 3.3
GAMBAR 3.4
GAMBAR 4.1
13
14
15
16
16
17
26
28
29
30
39
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 4
4
BAB I
PENGANTAR BIOLOGI SEL
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memahami struktur dan fungsi serta peran sel sebagai unit struktural
dan fungsional mahluk hidup.
Kompetensi Dasar :
1. Mahasiswa memahami perkembangan sel, baik secara ilmu maupun sebagai komponen mahluk hidup.
Indikator :1. Mampu menguraikan perkembangan ilmu biologi sel
2. Mampu menjelaskan evolusi sel dari sel primitif sampai modern
3. Mampu menjelaskan perkembangan pengetahuan manusia tentang teori sel
4. Mampu menjelaskan motode/cara mempelajari sel.
Biologi sel merupakan bagian dari biologi kedokteran yang mempunyai
kedudukan penting dan juga merupakan dasar untuk mempelajari ilmu-ilmu lain
di bidang kedokteran. Semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Jadi memahami
apakah sel itu dan terdiri dari apa saja sangatlah penting dalam biologi. Sel
berukuran agak kecil. Sel berisi potongan-potongan kecil bahkan mungil yang
disebut organel yang masing-masing memiliki pekerjaan tertentu yang dilakukan
di dalam sel.
Sel adalah sesuatu yang memiliki fungsi untuk melaksanakan - misalnya
sel otot memungkinkan otot kita berkontraksi. Apa yang dilakukan oleh sel-sel
selalu membutuhkan energi yang diperoleh dari reaksi pembakaran yang disebut
respirasi. Dalam sel, sebagian besar pekerjaan respirasi dilakukan dalam organel
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 5
5
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan konsep awal biologi sel2. Menjelaskan pengertian sel3. Menjelaskan hubungan biologi sel dengan ilmu lainnya4. Menjelaskan teknik-teknik dalam mempelajari sel
kecil yang disebut mitokondria. Mitokondria seperti pembangkit listrik sel,
mengaduk-aduk bahan kimia yang disebut ATP, yang dapat digunakan oleh sel
ketika membutuhkan energi. Sel dikelilingi oleh membran yang mengendalikan
apa yang masuk atau keluar meninggalkan sel. Sel perlu menahan isi di dalamnya
dan menyeleksi apa yang masuk ke dalam. Zat seperti glukosa terus menerus
masuk ke dalam sel melalui aksi transportasi protein yang memegangi glukosa
dan transportasi ke seberang membran. Air juga bergerak masuk dan keluar dari
sel sepanjang waktu melalui pori-pori di membran.
Air merupakan bagian yang sangat penting dari kimia sel karena dapat
melarutkan molekul-molekul biologis dan karena itu bertindak sebagai pelarut
untuk larutan kimia sel - sitoplasma sel adalah minimal 70% air - pada
kenyataannya 70% dari massa keseluruhan tubuh kita adalah air. Air juga
mengambil bagian dalam reaksi penting yang membangun dan memecah molekul
biologis seperti pati dan protein. Inti dapat digambarkan sebagai setara sel otak
dan memegang instruksi yang memberitahu kepada sel bagaimana untuk
melakukan fungsi dan bagaimana membangun strukturnya. Instruksi-instruksi ini
adalah gen yang terbuat dari DNA - yang melingkar ke dalam kromosom dan
ditemukan dalam nukleus. Sel manusia mengandung 46 kromosom - 23 dari ayah
dan 23 dari ibu.
Sel mengkhususkan diri dengan menggunakan seperangkat instruksi
tertentu dari DNA. Misalnya sel pankreas akan menggunakan gen yang
menginstruksikan bagaimana cara memproduksi insulin karena itu adalah bagian
dari fungsinya - sebuah sel hati tidak akan menggunakan gen ini sama sekali -
tetapi akan menggunakan gen-gen lain. Sel harus mengkhususkan karena masing-
masing memiliki berbagai jenis fungsi kerja.
Semua sel: pada tumbuhan, hewan dan jamur, berbagi peran ciri-ciri
umum dari inti, sitoplasma dan membran sel. Tanaman dan jamur juga memiliki
dinding sel untuk membentuk kekakuan. Sel tumbuhan memiliki kloroplas yang
memungkinkan untuk berfotosintesis dan vakuola besar untuk membantu
membawa air ke dalam sel.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 6
6
Biologi sel merupakan pokok bahasan yang mempunyai kaitan dengan
ilmu biologi lain, seperti ketika akan membahas tentang factor-faktor hereditas
dalam genetika, maka yang dipelajari adalah konsep gen dan kromoson yang ada
pada sel. Contoh lainnya adalah hubungannya dengan biologi molekuler, ketika
akan mempelajari biologi molekuler, maka harus paham tentang konsep sel dan
apa yang ada dalam sel. Pembahasan tentang jaringan-jaringan tubuh dalam
histology, organ-organ dalam anatomi, keseimbangan elektrolit dalam ilmu faal,
proses biokimiawi dalam biokimia, proses patologis dalam patologi anatomi, cara
pemeriksaan tertentu dala, patologi klinik, cara kerja obat-obatan dalm
farmakologi, cara hidup protozoa dalam parasitologi dan protozoologi seringkali
menggunakan kaidah-kaidah atau prinsip yang berlaku dalam sel.
Cara Mempelajari Sel
Klasifikasi cara memempelajari sel dapat dipandang dari sifat selnya,
missalnya adalah car mempelajari sel hidup dan car mempelajari sel yang mati.
Bisa juga dipandang dari teknik bagaimana sel itu dipelajari. Dalam uraian ini
dipilih alternatif terakhir, yaitu mempelajari macam-macam teknik mempelajari
sel. Pada prinsipnya, ada dua teknik umum mempelajari sel; yaitu:
1. Teknik Analisis Instrumental
Dua sifat sel yang menjadi dasar pengembangan teknik analisis
instrumental pada sel, ialah ukuran sel dan sifat sel yang tembus cahaya. Sel
mempunyai ukuran yang sangat kecil yang dinyatakan dalam micron (1 mikron
=1/1000 mm = 1/25.400 inci). Sel hewan terkecil mencapai 4 mu (milimikron).
Meskipun demikian, ada beberapa sel protozoayang mempunyai ukuran mencapai
beberapa mm, misalnya spirostomum dari golongan ciliata mencapai ukuran 3
mm (Storer dan Usinger, 1957:247). Pada hal daya mata manusia untuk
membedakan antara objek tidak mampu melebihi jara 0,1 mm (100u).
Oleh karena itu, diperlukan teknik instrumental yang mampu
membesarkan obyek mampu membesarkan obyek untuk mempelajari sel, berupa
mikroskop, yang macam-macamnya telah disebutkan. Setiap jenis mikroskop
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya electron
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 7
7
mikroskop mampu untuk mengenal bagian sel sampai pada tingkatan molekul,
tetapi tidak dapat digunakan untuk mempelajari sel hidup karena terlalu tebal.
Untuk mengatasi sifat kedua dari sel, yaitu sifatnya yang tembus cahaya,
dibutuhkan alat yang dapat meningkatkan kontras. Sel memiliki sifat tembus
cahaya, menurut De Reberties (1975 : 82) Karena sel mengandung banyak air,
bila telah kering sifat kontrasnya meningkat. Teknik lain untuk meningkatkan
kontras sel adalah dengan teknik pewarnaan. Masalahnya teknik pearnaan ini
tidak dapat digunakan untuk meningkatkan kontras pada sel hidup. Karena
mewarnai sel memerlukan serangkaian teknik, mulai dari fiksasi, dehidrasi
embedding, dan pemotongan atau seksi serta pewarnaan. Unutk meningkatkan
sifat kontras pada sel hidup dapat digunakan mikroskop fase kontras dan
mikroskop interferensi (De Reberties, dkk. 1975 :82).
2. Teknik Analisis Sitologi dan Sitokimia
Tujuan utama mempelajari sitokimia adalah untuk identifikasi dan
lokalisasi komponen kimiawi sel, baik yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif.
Selain itu juga adalah untuk mempelajari dinamika perubahan dinamika
organisasi sitokimianya yang terjadi atas perbedaan fungsinya. Dengan demikian,
dapat diharapkan ditemukan peran perbedaan komponen selular dalam proses
metabolik sel. Sitokimia modern, mengikuti tiga metode pendekatan utama,
yaitu :
a. Metode fraksionasi
Cara ini meliputi homogenasi dan dekstruksi sel, melalui prosedur
kimiawi maupun mekanik, diikuti pemisahan fraksi selular tergantung pada
massa, permukaan, gravitasispesifik.
b. Mikrokimia dan Ultramikrokimia
Banyak cara untuk menganalisis mikro dan ultramikrokimia, antaralain
dengan mikrokolorimeter, mikrospetrometrik, dll. Cara-cara tersebut memiliki
sensitifitas tinggi sehinnga dapat digunakan untuk membedakan enzim dan
koenzim.
c. Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 8
8
Syarat yang perlu dipenuhi untuk keperluan determinasi adalah sitokimia
dan histokimia adalah :
a. Substansi tidak boleh bergerak dari lokasi semula
b. Substansi harus diidentifikasi dengan prosedur yang spesifik untuk zat itu.
Rangkuman :
Sel adalah sesuatu yang memiliki fungsi untuk melaksanakan - misalnya
sel otot memungkinkan otot kita berkontraksi. Apa yang dilakukan oleh sel-sel
selalu membutuhkan energi yang diperoleh dari reaksi pembakaran yang disebut
respirasi. Dalam sel, sebagian besar pekerjaan respirasi dilakukan dalam organel
kecil yang disebut mitokondria. Air merupakan bagian yang sangat penting dari
kimia sel karena dapat melarutkan molekul-molekul biologis dan karena itu
bertindak sebagai pelarut untuk larutan kimia sel - sitoplasma sel adalah minimal
70% air - pada kenyataannya 70% dari massa keseluruhan tubuh kita adalah air.
Klasifikasi cara memempelajari sel dapat dipandang dari sifat selnya, missalnya
adalah car mempelajari sel hidup dan car mempelajari sel yang mati. Bisa juga
dipandang dari teknik bagaimana sel itu dipelajari. Dalam uraian ini dipilih
alternatif terakhir, yaitu mempelajari macam-macam teknik mempelajari sel.
Contoh Soal :
Apakah peranan sel dalam mempelajari ilmu lainnya ?
Sel berperan dalam mempelajari ilmu lain, seperti dalam mempelajari ilmu
kedokteran. Peranannya dilakukan dalam mendiagnosa penyakit dengan
mengambil specimen dalam tingkat sel.
Contoh Kasus :
Dalam dunia kedokteran dikenal istilah sitologi, yaitu ilmu yang mempelajari sel.
Penderita kanker pada awal pengamatan dilakukan pengikisan sel pada penderita
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 9
9
kanker. Pengikisan sel dilakukan untuk melihat komposisi sel dan perkembangan
sel sehingga dapat dideteksi sejauhmana perkembangan sel tersebut dan
diharapkan mampu dicarikan system pengobatan yang cocok.
Soal Pemecahan Masalah :
Coba lakukan pengamatan dengan mengikis sel bawang merah dan sel mukosa
pipi manusia. Jika sudah dilakukan amati dibawah mikroskop. Apa yang akan
anda lihat? Bagaimana sel tersebut berperan dalam kehidupan?
Tugas Kelompok :
Lakukan observasi dirumah sakit, lihat hasil-hasil laboratorium yang melakukan
uji sitologi. Coba amti bentuk dan jenis sel yang di uji.
Tugas Mandiri :
Soal Pilihan Berganda :
1. Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sel adalah :
a. Histology c. Biologi
b. Sitologi d. Zoologi
2. Satuan terkecil dari makhluk hidup disebut dengan :
a. Jaringan c. Sel
b. Organism d. Organ
3. Komponen terbesar dari sitoplasma adalah :
a. Zat kimia c. organel sel
b. Air d. Fosfor
Soal Latihan
1. Jelaskan secara singkat konsep awal tentang biologi sel
2. Jelaskan hubungan antara biologi sel dengan ilmu kedokteran
3. Jelaskan keterkaitan antara biologi sel dengan ilmu genetika
4. Mengapa ketika akan mempelajari biologi sel, kita juga harus memahami
konsep biokimia?
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 10
10
5. Jelaskan teknik-teknik dalam mempelajari sel
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memahami sejarah dan perkembangan tentang teori-teori sel
Kompetensi Dasar :
Mahasiswa memahami peranan para ahli dalam mencetuskan teori sel
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 11
11
Mahasiswa memahami perkembangan teori sel
Indikator :
1. Mampu menjelaskan sejarah perkembangan teori sel
2. Mampu menyebutkan orang-orang yang berperan dalam perkembangan teori
sel
3. Mampu menjelaskan pentingnya mempelajari sel
1. SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SEL
Sel merupakan bagian terkecil penyusun tubuh organisme, disebut juga
sebagai satuan unit struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sejak
dahulu ahli filsafat kuno terutama Aritoteles pada zaman kuno dan Paracelsus
pada zaman pembaharuan telah mengemukakan bahwa “hewan dan tumbuhan
walaupun nampaknya sangat rumit terdiri atas beberapa unsure yang selalu
terulang pada tiap tubuh makhluk hidup”. Pendapat mengenai sel ini kemudian
berkembang dengan ditemukannya mikroskop yang mendukung perkembangan
penelitian tentang sel.
Jauh sebelum Robert Hooke mempopulerkan istilah sel, beberapa ahli
filsafat Yunani telah mengemukakan pandangannya berkenaan dengan penyusun
tubuh makhluk hidup. Aristotles dan Paracelcius telah mengemukakan bahwa
tubuh semua hewan dan tumbuhan tersusun atas elemen-elemen sederhana.
Elemen-elemen sederhana tersebut secara bersama-sama membentuk struktur
makroskopis makhluk hidup (De Robertis et al., 1979). Belakangan, elemen-
elemen sederhana tersebut dikenal dengan istilah sel (dari bahasa Yunani, yaitu
Cella atau Cellula yang berarti ruang atau kamar kecil).
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 12
12
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan teori perkembangan sel2. Menjelaskan orang-orang yang berperan dalam perkembangan teori sel3. Menjelaskan penemuan-penemuan awal yang penting dalam perkembangan
teori sel4. Menjelaskan pentingnya mempelajari sel
2. TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PERKEMBANGAN
TEORI SEL
a. Anthony Van Leeuwenhoek (1672-1723)
Gambar 2.1. Anthony Van Leeuwenhoel (1672-1723)(sumber: ncbi.com)
Antonie Philips van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 30 Agustus 1723)
adalah ilmuwan Belanda yang berasal dari Delft. Ia disebut sebagai "Bapak
Biologi", dan dianggap sebagai mikrobiolog pertama. Ia terlahir sebagai putra
pembuat keranjang. Ia terkenal atas pengembangan mikroskop dan kontrobusinya
terhadap didirikannya mikrobiologi. Ia adalah orang pertama yang mengamati dan
mendeskripsikan organisme bersel satu. Leeuwenhoek melakukan banyak
penemuan penting. Dialah orang pertama yang menjabarkan spermatozoa (1677),
dan merupakan salah seorang yang mula-mula menjabarkan darah merah dan
darah putih. Semasa hidupnya Antony Van Leeuwenhoek memecahkan lebih dari
500 lensa optik . Dan membuat lebih dari 400 jenis tipe mikroskop, hingga kini
hanya ada 9 yang masih tersisa. Antony menemukan perak dan perunggu untuk
mengapit lensa. Hal tersebut menunjukkan perbesaran lensa sebanyak 275 kali.
Hal ini merupakan dugaan bahwa Antony Van Leeuwenhoek menemukan
mikroskop dengan perbesaran hingga 500 kali. Walaupun demikian penemuannya
diingat sepanjang masa.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 13
13
b. Marcello Malphigi (1628-1694)
Gambar 2.2. Marcello Malphigi (1628-1694)(sumber: ncbi.com)
Adalah seorang berkebangsaan Italia yang dilahirkan di Bologna dari
keluarga petani dan pada umur 25 sudah memperoleh memperoleh gelar doctor
dalam bidang kesehatan, merupakan orang pertama yang menggunakan
mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan pada organ-organ tertentu, seperti
otak, hati, ginjal,limfa, dan paru-paru. Selain itu, dia juga mengamati
perkembangan embrio ayam. Dari hasil pengamatannya, dia menyimpulkan
bahwa jaringan tersusun atas unit-unit strukturalyang ia sebut utricles.
c. Robert Hooke (1635-1703)
Gambar 2.3. Robert Hooke (1635-1703)(sumber: ncbi.com)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 14
14
Robert Hooke lahir di Inggris tahun 1635, kemudian bekerja sebagai
pengawas eksperimen di Royal Society of British (1662 - 1677). Hooke adalah
seorang penemu yang brilian. dia menciptakan kopling, yang dipakai utk
kendaraan bermotor saat ini; diafragma iris, yang mengatur bukaan lensa kamera;
dan kendali pegas pada roda penyeimbang arloji; bahkan dia membuat pompa
udara untuk Robert Boyle. Hukum Hooke adalah teori tentang elastisitas pegas
yang sampai sekarang dipakai utk patokan. Prestasi terbesar Hooke adalah dengan
menciptakan mikroskop majemuk (Hookscop) yang kemudian dikembangkan
oleh Christopher Crock. "Sel" adalah kata ciptaannya utk menggambarkan
rongga-rongga berbentuk sarang lebah pada gabus, kata "sel" kemudian
digunakan utk unit dasar pembentuk makhluk hidup. Bukunya, Micrographia
(Gambar-gambar kecil), yang diterbitkan tahun 1655, memuat gambar kehidupan
serangga yang dia gambar dengan indah dan akurat berdasarkan apa yang dia lihat
di bawah mikroskopnya. Dia menggambarkan sketsa kutu dalam sketsa berukuran
30x45 cm dg detail dari mulai cakar, tulang belakang, sampai kulit kerasnya.
Konon gambar kutu yang hidup sebagai parasit ini, mengejutkan para
pembacanya. Bahkan, para wanita terhormat sampai jatuh pingsan ketika melihat
gambar itu! Dalam bukunya Hooke menulis, "Mikroskop memungkinkan utk
melihat ratusan kali ujung lancip dari jarum yang lebih tajam". Untuk pertama
kali mikroskop menyingkapkan "dunia organisme hidup yang luar biasa
kompleks" menurut Encyclopedia Britannica. Hooke adalah orang pertama yang
memeriksa fosil dan menyebutkannya sebagai jasad atau sisa organisme yang sdh
lama mati.
d. Johanes Purkinje (1787-1869)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 15
15
Gambar 2.4. Johanes Purkinje (1787-1869)(sumber: ncbi.com)
Jan Evangelista Purkinje dilahirkan di Libochovice, Bohemia (Czech
Republic) pada 17 desember 1787, merupakan pionerr dalam penelitian histology
dan fisiologi sel, embryology dan farmakologi. Dia memperoleh gelar doctoral
bidang kesehatan pada tahun 1819. Dia mengemukakan bahwa isi suatu sel adalah
protoplasma. Protoplasma merupakan bahan embrional dari sel yang serupa
gelatin yang dia namakan sarcode.
e. Robert Brown (1773-1885)
Gambar 2.5. Robert Brown (1773-1885)(sumber: ncbi.com)
Robert Brown , FRS (lahir di Montrose, Angus, Skotlandia, 21 Desember
1773 adalah botanis Skotlandia yang memberikan sumbangan penting terhadap
botani melalui penemuan inti sel dan aliran sitoplasma, pengamatan pertama dari
Gerakan Brown, penelitian awal terhadap penyerbukan dan pembuahan
tumbuhan. Brown juga salah satu yang pertama mengenali perbedaan mendasar
antara tumbuhan gimnosperma dan angiosperma, dan melakukan studi awal
palinologi. Dia juga memberikan banyak sumbangan terhadap taksonomi
tumbuhan, termasuk penggolongan sejumlah familia tumbuhan yang masih
diterima saat ini, dan banyak marga dan spesies tumbuhan Australia, hasil
penjelajahannya beserta Matthew FlindersRobert Brown (1773-1858, Inggris),
menemukan nukleus pada sel epidermis serbuksari dan bakal biji.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 16
16
f. Mathias J. Schleiden (1804-1881)
Gambar 2.6. Mathias J. Schleiden (1804-1881)(sumber: ncbi.com)
Seorang botanis berkebangsaan Jerman, dilahirkan di Hamburg dan
menuntut ilmu di Heidelberg. Beliau berpendapat bahwa semua jaringan
tumbuhan terdiri dari sel, sedangkan Theodor Schwann (1810-1882, Jerman),
berpendapat bahwa semua jaringan hewan terdiri dari sel. Schwann dan
Schleiden menemukan postulat bahwa:
1). Semua makhluk hidup terdiri dari sebuah atau lebih sel yang bernukleus.
2). Sel merupakan kesatuan fungsi yang terkecil dari makhluk hidup.
Rudolf Virchow (1821-1902, Jerman), berpendapat bahwa sel berasal dari
sel yang ada sebelumnya. Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional dari
makhluk hidup. Sel merupakan unit aktivitas biologi yang dibatasi membran
selektif permeabel dan dapat berkembang biak dengan membelah diri.
Ellie Metchnikoff (1908) menemukan fagositosis bakteri, prosedur
pengecatan bakteri, dan imunitas (kekebalan). Thomas Hunt Morgen (1933),
peran kromosom dalam sifat-sifat keturunan. Hans Krebs (1953) menemukan
siklus Krebs. Frederick Sanger (1958), menemukan struktur protein insulin.
James D. Watson dan Francis H.C. Crick (1962), menemukan struktur gen dan
DNA. John Eccles (1963), menemukan peran ion Na dan K pada membran sel
saraf dalam proses penghantaran rangsang. Hamilton O. Smith (1978)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 17
17
menemukan enzim restriksi dan pemetaan gen. Paul Berg (1980), pemetaan
potongan DNA (gen).
Berasaskan perkembangan diatas, prinsip mengenai teori sel modern telah
dirumuskan. Terdapat 3 Prinsip Teori Sel, yaitu :
1. Setiap organisme hidup terbentuk dari satu atau lebih sel
2. Organisme hidup yang paling kecil ialah sel tunggal, dan sel adalah unit
fungsional organisme multisel.
3. Semua sel terbentuk daripada sel yang ada sebelumnya.
Perkembangan biologi sel mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu lain,
antara lain:
1. Perkembangan Biologi Sel dan Genetika
Dengan adanya penemuan Vircow tentang “omnis cella a cella” berarti sel
mempunyai kemampuan untuk berkembang biak sehingga menghasilkan sel baru
yang sama dengan induknya dan ada factor yang diturunkan induk pada anaknya
yang terdapat ada sel kelamin. Menurut Wilson, sifat menurun akan muncul
sebagai akibat adanya kontinuitas genetic sel melalui pembelahan. H, Fold dan
Strassburger mengemukakan teori bahwa inti sel merupakan tempat adanya factor
yang diturunkan, kemudian Roux menemukan benang kromatin pada inti yang
mengandung kromosom, yang menurut Weissman mengandung unit-unit tertentu
yang sebagai substansi yang diturunkan.
Hukum dasar tentang genetika telah dikemukakan Mendel, namun
perubahan dalam sel ditemukan Correns, Tschermack dan De Vries puluhan tahun
kemudian. Kemudian dapat pula dijelaskan bagaimana terjadinya proses
pembelahan meiosis dimana dalam sel kelamin hanya terdapat kromosom yang
haploid.
2. Perkembangan Biologi Sel dan Fisiologi
Pada mulanya penelitian tentang sel hanya pada sel-sel mati untuk melihat
bagian-bagian sel yang ada. Tahun 1899 penelitian dilakukan untuk mempelajari
sel-sel hidup dan gerakan yang terjadi di dalamnya. Pada aklhir abad XIX,
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 18
18
Overton mengemukakan bahwa membrane sel merupakan selaput tipis yang
terdiri dari bahan lipid. Dengan penemuan ini berkembang pengetahuan tentang
pewarnaan sel dan aktivitas yang terjadi pada membrane sel. Harisson (1909)
menuhjukkan bahwa sel saraf embrio dapat tumbuh dan berkembang secara
invitro. Dengan penemuan ini berkembanglah kultur sel/kultur jaringan.
Penemuan baru di bidang biologi sel antara lain ditemukannya
struktur/susunan membrane sel, sifat membrane, transport aktifmelalui
membrane, reaksi sel terhadap rangsang, dasar mekanisme perangsangan dan
kontraksi, nutrisi sel, pertumbuhan sel, sekresi sel dan aktivitas sel lainnya.
3. Perkembangan Biologi Sel dan Biokimia
Penelitian biokimiwi yang dilakukan Fisher dan Hofmeister (1902)
mendapatkan bahwa molekul protein mengandung asam amino yang terikat pada
ikatan peptid. Miescher (1869) dan Kossel (1891) berhasil mengisolasi asam
nucleus yang diduga memegang peranan penting pada sintesis protein dan
pembelahan. Ostwald yang mengemukakan bahwa enzim adalah satu kesatuan
molekul yang digunakan oleh sel untuk berbagai macam transformasi energy yang
diperlukan dalam memelihara aktivitas kehidupan sel.
Wieland (1903) dan Wargburg (1908) menyelidiki proses terjadinya
oksidasi sel dan Altmann menemukan hubungan natara mitokondria dan proses
oksidasi sel. Batelli dan Stern (1912) serta Wargburg (1913) menemukan bahwa
enzim pernafasan terdapat dalam partikel dalam sitoplasma. Mekanisme tentang
oksidasi dalam sel ini kemudian disempurnakan dan dijelaska oleh Kellin (1934).
Perkembangan dalam sitokimia didapatkan cara-cara isolasi mitokondria,
kloroplas, nucleus, kompleks golgi, partikel-partikel mitotic dan komponen lain
dalam sel.
Rangkuman :
Sel merupakan bagian terkecil penyusun tubuh organisme, disebut juga
sebagai satuan unit struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sejak
dahulu ahli filsafat kuno terutama Aritoteles pada zaman kuno dan Paracelsus
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 19
19
pada zaman pembaharuan telah mengemukakan bahwa “hewan dan tumbuhan
walaupun nampaknya sangat rumit terdiri atas beberapa unsure yang selalu
terulang pada tiap tubuh makhluk hidup”. Pendapat mengenai sel ini kemudian
berkembang dengan ditemukannya mikroskop yang mendukung perkembangan
penelitian tentang sel.
Penemuan baru di bidang biologi sel antara lain ditemukannya
struktur/susunan membrane sel, sifat membrane, transport aktifmelalui
membrane, reaksi sel terhadap rangsang, dasar mekanisme perangsangan dan
kontraksi, nutrisi sel, pertumbuhan sel, sekresi sel dan aktivitas sel lainnya.
Perkembangan dalam sitokimia didapatkan cara-cara isolasi mitokondria,
kloroplas, nucleus, kompleks golgi, partikel, mitotic dan komponen lain.
Contoh Soal :
Sebutkan peranan salah satu dalam perkembangan teori sel !
Robert Hooke merupakan orang yang berjasa dalam perkembangan teori sel.
Hooke adalah seorang penemu yang brilian. dia menciptakan kopling, yang
dipakai utk kendaraan bermotor saat ini; diafragma iris, yang mengatur bukaan
lensa kamera; dan kendali pegas pada roda penyeimbang arloji; bahkan dia
membuat pompa udara untuk Robert Boyle. Hukum Hooke adalah teori tentang
elastisitas pegas yang sampai sekarang dipakai utk patokan. Prestasi terbesar
Hooke adalah dengan menciptakan mikroskop majemuk (Hookscop) yang
kemudian dikembangkan oleh Christopher Crock.
Studi Kasus :
Dalam meneliti tentang sel diperlukan peralatan yang disebut mikroskop.
Mikroskop merupakan alat yang mampu memperbesar objek sampai terlihat jelas
dimata. Kasus yang terbaru adalah ditemukannya mikroskop canggih yang
dikenal dengan teknologi nano yang mampu melihat objek yang sangat jelas.
Pemecahan Masalah :
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 20
20
Mikroskop mampu melihat objek yang sangat kecil. Coba lakukan pengamatan sel
dibawah mikroskop dan bandingkan pengamatanmu dengan teori-teori
perkembangan sejarah sel.
Tugas Kelompok :
Lakukan pengamatan sel bawang merah, sel daun rhoe discolour dan sel gabus.
Amati dibawah mikroskop, lihat apa yang kamu lihat dan jelaskan.
Tugas Mandiri
Soal Pilihan Berganda :
1. Orang yang berjasa menemukan mikroskop pertama kali adalah :
a. Robert Hooke c. Anthony van leeuwenhock
b. Robert brown d. Robert kirchow
2. Hokum hooke dicetuskan oleh :
a. Robert Hooke c. Anthony van leeuwenhock
b. Robert brown d. Robert kirchow
3. Mendel berperan dalam menemukan dasar dari konsep…..
a. Evolusi c. Ekologi
b. Taksonomi d. Genetika
Soal Latihan
1. Jelaskan beberapa teori sel dan sebutkan nama pencetusnya
2. Jelaskan perkembangan biologi sel dan kaitannya dengan biokimia
3. Jelaskan perkembangan biologi sel dan kaitannya dengan fisiologi
4. Sebutkan beberapa tokoh lain yang mungkin mempunyai peran dalam
perkembangan teori sel
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 21
21
BAB III
PROKARYOT DAN EUKARYOT
Standar Kompetensi :
Mahasiswa memahami perbedaan antara sel prokaryot dan sel eykaryot
Kompetensi dasar :
Mampu mendeskripsikan sel prokaryto
Mampu mendeskripsikan sel eukaryote
Mampu menjelaskan perbedaan antara sel prokaryot dan sel eukaryote
Indikator :
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 22
22
1. Mahasiswa mampu menjelaskan cirri-ciri sel prokaryot
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cirri-ciri sel eukaryote
3. Mahasiswa mampe menjelaskan perbedaan antara sel eukaryote dengan sel
prokaryot
Oleh karena sebagian besar makromolekul hayati terdapat di dalam sel,
maka kita perlu melihat kembali sekilas mengenai sel, terutama dalam kaitannya
sebagai dasar klasifikasi organisme. Berdasarkan atas struktur selnya, secara garis
besar organisme dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu prokariot dan
eukariot. Di antara kedua kelompok ini terdapat kelompok peralihan yang
dinamakan Archaebacteria atau Archaea.
1. Prokariot
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti oleh membran plasma
(membran sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak
ini terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas
molekul-molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga
memiliki dinding sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari
lisis, terutama ketika sel berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah.
Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol. Di
dalamya terdapat sebuah kromosom haploid sirkuler yang dimampatkan dalam
suatu nukleoid (nukleus semu), beberapa ribosom (tempat berlangsungnya sintesis
protein), dan molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid
(molekul DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa di antara molekul protein
yang terlibat dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak menempel pada
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 23
23
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan ciri-ciri sel prokaryot2. Menjelaskan ciri-ciri sel eukaryot3. Menjelaskan perbedaan antara sel eukaryot dengan sel prokaryot
membran plasma, tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang dengan jelas
memisahkan berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Permukaan sel prokariot adakalanya membawa sejumlah struktur berupa
rambut-rambut pendek yang dinamakan pili dan beberapa struktur rambut panjang
yang dinamakan flagela. Pili memungkinkan sel untuk menempel pada sel atau
permukaan lainnya, sedangkan flagela digunakan untuk berenang apabila sel
berada di dalam media cair.
Sebagian besar prokariot bersifat uniseluler meskipun ada juga beberapa
yang mempunyai bentuk multiseluler dengan sel-sel yang melakukan fungsi-
fungsi khusus. Prokariot dapat dibagi menjadi dua subdivisi, yaitu Eubacteria dan
Archaebacteria atau Archaea. Namun, di atas telah disinggung bahwa Archaea
merupakan kelompok peralihan antara prokariot dan eukariot. Dilihat dari struktur
selnya, Archaea termasuk dalam kelompok prokariot, tetapi evolusi molekul
rRNA-nya memperlihatkan bahwa Archaea lebih mendekati eukariot.
Perbedaan antara Eubacteria dan Archaea terutama terletak pada sifat
biokimianya. Misalnya, Eubacteria mempunyai ikatan ester pada lapisan lemak
membran plasma, sedangkan pada Archaea ikatan tersebut berupa ikatan eter.
Salah satu contoh Eubacteria (bakteri), Escherichia coli, mempunyai
ukuran genom (kandungan DNA) sebesar 4.600 kilobasa (kb), suatu informasi
genetik yang mencukupi untuk sintesis sekitar 3.000 protein. Aspek biologi
molekuler spesies bakteri ini telah sangat banyak dipelajari. Sementara itu, genom
bakteri yang paling sederhana, Mycoplasma genitalium, hanya terdiri atas 580 kb
DNA, suatu jumlah yang hanya cukup untuk menyandi lebih kurang 470 protein.
Dengan protein sesedikit ini spesies bakteri tersebut memiliki kemampuan
metabolisme yang sangat terbatas.
Kelompok Archaea biasanya menempati habitat ekstrim seperti suhu dan
salinitas tinggi. Salah satu contoh Archaea, Methanocococcus jannaschii,
mempunyai genom sebesar 1.740 kb yang menyandi 1.738 protein. Bagian genom
yang terlibat dalam produksi energi dan metabolisme cenderung menyerupai
prokariot, sedangkan bagian genom yang terlibat dalam replikasi, transkripsi, dan
translasi cenderung menyerupai eukariot.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 24
24
1. Bakteri.
Bentuk bakteri ada yang bulat (kokus), batang (basil), dan spiril
(spirilum). Bentuk basil ada yang bergandeng-gandeng (streptobasil) dan dua-dua
(diplobasil). Bentuk kokus ada yang dua-dua (diplokokus), gandeng-gandeng
(streptokokus), empat-empat (tetrakokus), untaian (stafilokokus), dan serupa
kubus (sarsina). Bentuk spiril ada yang bentuk spiral dan bengkok. Ukuran
terkecil pada Dialister (0.15 mikron) dan terbesar pada Spirillum (15 mikron).
Struktur umum sel bakteri dapat dilihat pada Gambar 11.
Bagian luar dinding sel terdapat kapsula berupa lapisan lendir yang terdiri
dari polisakarida, polipeptida atau protein-polisakarida. Fungsi kapsul sebagai
pelindung sel dari faktor lingkungan yang merugikan, dan sebagai patogenisitas
(jika kapsul hilang patogenisitas hilang).
Dinding selnya terdiri dari asetil glukosamin, asetil muramat dan asam
diamino pimelat (mukopeptida), glutamat, alanin, glisin, lisin, karbohidrat, lemak,
protein, fosfor, dan garam anorganik. Pada bakteri Gram positip disertai dengan
polisakarida sederhana dan kadang asam teikoat (polimer gula-asam amino) dan
pada Gram negatip selalu mengandung protein, lipid, mukopeptida, dan
polisakarida (tidak mengandung asam teikoad). Fungsi dinding sel bakteri adalah
memberi bentuk sel, pengatur keluar masuknya zat kimia, penting dalam
pembelahan sel, dan berpengaruh dalam metabolisme.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 25
25
Gambar 3.1. Sel Umum Bakteri(Sumber: Wikipedia.com)
Beberapa bakteri mempunyai flagela yang berfungsi sebagai alat gerak
bakteri. Flagel berpangkal di bawah membran, dan pada tempat perlekatan
dinamakan rizoblast. Flagel terdiri dari protein dinamakan flagelin. Macam-
macam bentuk flagel bakteri seperti:
1). Satu buah pada salah satu ujungnya (monotrika).
2). Banyak pada salah satu ujung sel (lofotrik).
3). Ke dua ujung sel ada flagel (amfitrik), dan
4). Seluruh permukaan sel (peritrik).
Bakteri ada yang mempunyai filia/pili/pilus yang juga disebut fimbria
atau rambut dan banyak ditemukan pada bakteri Gram negatip, dapat lepas dari
sel tanpa merusak sel. Fungsi filia adalah digunakan untuk menempel dan
sebagai tabung konjugasi (alat reproduksi).
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha
mempertahankan diri dari pengaruh luar yang buruk. Bentuk spora bakteri
biasanya bulat atau bulat lonjong, dan dalam bentuk spora tahan terhadap
kekeringan, panas, dingin dan desinfektan.
Membran plasma (plasmalema) terdiri dari karbohidrat, lemak dan
protein, dan asam ribonukleat serta mengandung enzim oksidasi dan enzim
respirasi. Pada membran plasma terdapat mesosom berfungsi untuk respirasi,
sekresi dan penerima DNA saat konjugasi, diduga sebagai penghubung antara
membran sel dengan nukleoid. Fungsi membran plasma sebagai alat
pengangkutan nutrien dan sisa metabolisme dengan bantuan enzim permease,
mengorganisasi sintesis dinding sel, perlekatan dan pemisahan DNA saat
pembelahan sel, tempat berlangsungnya sebagian bioenergi, dan tempat
perlekatan flagel.
Ribosom bakteri terdapat di dalam sel dan berfungsi dalam sintesis
protein. RNA yang melekat pada ribosom atau poli ribosom berfungsi sebagai
alat cetakan untuk membentuk rangkaian asam amino menjadi polipeptida-
protein.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 26
26
Sitoplasma mengandung karbohidrat, protein, granula, sulfur, lemak,
ribosom, nukleoid (DNA kromosom), dan ada yang mengandung kromatopora
(pada bakteri yang berklorofil).
Materi inti bakteri berbatasan langsung dengan sitoplasma disebut
nukleoid. DNA bakteri merupakan untaian tunggal yang tersusun sirkuler.
Pembelahan sel bakteri, nukleoid menempel pada membran plasma yang akan
dibagi ke sel-sel anaknya (tidak terdapat anak inti).
Selain kromosom, di dalam sel bakteri terdapat elemen genetik yang
disebut plasmid. Plasmid adalah bahan genetik yang berada diluar kromosom,
berupa molekul DNA bulat. Plasmid hanya dimiliki pada sebagian bakteri Gram
positif dan Gram negatif, serta beberapa sel ragi. Plasmid tidak didapatkan pada
sel eukariota tingkat tinggi. Plasmid dapat bereplikasi sendiri, artinya tidak
tergantung pada kromosom disebut autonomous replication. Plasmid dapat
mengandung bermacam-macam gen seperti gen yang mengontrol toksin,
resistensi terhadap antibiotik, resistensi terhadap logam berat, katabolisme
substrat aromatik dan pestisida.
2. Cyanobakter.
Cyanobakter juga dinamakan ganggang biru (hijau-biru). Talus tidak
selalu berwarna kebiru-biruan, ada yang merah, kuning, dan biru. Banyak
ditemukan dalam bentuk tunggal, berkoloni atau filamen panjang. Struktur terdiri
dari selubung gelatin, dinding sel terdiri dari lipoprotein, lipopolisakarida, dan
mukoprotein. Sitoplasma tidak mengandung retikulum endoplasma, aparat golgi,
mitokondria, dan lisosom. Mengandung ribosom dan nukleoid (Gambar 12).
Termasuk prokariota fotosintetik (mengandung pigmen karotenoid), berujut
lamella yang ditempeli butir-butir fikobilosom. Tidak mempunyai alat gerak.
Contoh organismenya adalah: Anabaena, dan Nostoc.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 27
27
Gambar 3.2. Sel Cyanobakteri(sumber: Wikipedia.com)
3. Mikoplasma
Mikoplasma merupakan organisme terkecil yang dapat tumbuh dan
berkembang diluar inang atau sel hidup. Ukuran diameter berkisar 0.1 – 0.3
mikron. Dimasukkan ke dalam Mycoplasmataceae. Patogen pada hewan dan
manusia karena dapat merusak alat-alat pernafasan. Mikoplasma yang telah
diisolasi dari sapi dinamakan Pleuro Pneumonia Like Organism (PPLO).
Mikoplasma tidak mempunyai dinding sel, tetapi mempunyai membran
sel. DNA terletak ditengah berbentuk sirkuler beruntai ganda (double helix).
Mempunyai ribosom untuk sintesis protein. Sitoplasma mengandung enzim untuk
sintesis protein (replikasi DNA, transkripsi dan translasi). Berkembang biak
dengan membelah diri, membentuk tunas atau membentuk spora. Diagram sel
PPLO dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3.3. PPLO(sumber. Wikipedia.com)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 28
28
2. Eukariot
Secara taksonomi eukariot dikelompokkan menjadi empat kingdom,
masing-masing hewan (animalia), tumbuhan (plantae), jamur (fungi), dan
protista, yang terdiri atas alga dan protozoa. Salah satu ciri sel eukariot adalah
adanya organel-organel subseluler dengan fungsi-fungsi metabolisme yang telah
terspesialisasi. Tiap organel ini terbungkus dalam suatu membran. Sel eukariot
pada umumnya lebih besar daripada sel prokariot. Diameternya berkisar dari 10
hingga 100 µm. Seperti halnya sel prokariot, sel eukariot diselimuti oleh
membran plasma. Pada tumbuhan dan kebanyakan fungi serta protista terdapat
juga dinding sel yang kuat di sebelah luar membran plasma. Di dalam sitoplasma
sel eukariot selain terdapat organel dan ribosom, juga dijumpai adanya serabut-
serabut protein yang disebut sitoskeleton. Serabut-serabut yang terutama
berfungsi untuk mengatur bentuk dan pergerakan sel ini terdiri atas mikrotubul
(tersusun dari tubulin) dan mikrofilamen (tersusun dari aktin).
Gambar 3.4. Diagram skematik sel eukariot(sumber. Wikipedia.com)
Sebagian besar organisme eukariot bersifat multiseluler dengan kelompok-
kelompok sel yang mengalami diferensiasi selama perkembangan individu.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 29
29
Peristiwa ini terjadi karena pembelahan mitosis akan menghasilkan sejumlah sel
dengan perubahan pola ekspresi gen sehingga mempunyai fungsi yang berbeda
dengan sel asalnya. Dengan demikian, kandungan DNA pada sel-sel yang
mengalami diferensiasi sebenarnya hampir selalu sama, tetapi gen-gen yang
diekspresikan berbeda antara satu dan lainnya.
Diferensiasi diatur oleh gen-gen pengatur perkembangan. Mutasi yang
terjadi pada gen-gen ini dapat mengakibatkan abnormalitas fenotipe individu,
misalnya tumbuhnya kaki di tempat yang seharusnya digunakan untuk antena
pada lalat Drosophila. Namun, justru dengan mempelajari mutasi pada gen-gen
pengatur perkembangan, kita dapat memahami berlangsungnya proses
perkembangan embrionik.
Pada organisme multiseluler koordinasi aktivitas sel di antara berbagai
jaringan dan organ diatur oleh adanya komunikasi di antara sel-sel tersebut. Hal
ini melibatkan molekul-molekul sinyal seperti neurotransmiter, hormon, dan
faktor pertumbuhan yang disekresikan oleh suatu jaringan dan diteruskan kepada
jaringan lainnya melalui reseptor yang terdapat pada permukaan sel.
Tabel.3.1. Perbedaan Antara Sel Prokariot dengan Sel Eukariot
Komponen Sel Prokariotik Sel EukariotikUkuran 1 –10 mikron 10-100 mikronorganisme Bakteria,
CyanobakteriaFungi, tumbuhan dan hewan
Metabolisme Anaerob atau aerob AerobDNA Di sitoplasma
bentuk sirkulerDi nukleoplasma bentuk benang halus dan panjang
RNA dan protein RNA dan protein disintesis di sitoplasma
RNA disintesis di nukleus dan protein di sitoplasma
Ribosom Bebas di sitoplasma
Ada yang bebas dan ada yang terikat pada RE
sentriol Tidak ada Ada pada sel hewanPembelahan amitosis MitosisReproduksi aseksual Jarang Adasitoplasma Tanpa sitoskelet,
tidak ada gerakanPunya sitoskelet, ada gerakan sitoplasma
peptidoglikan ada Tidak ada
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 30
30
Mitokondria, aparat golgi, RE
Tidak ada ada
Pengambilan makanan absorbsi Absorbsi, endositosis dan fotosintesis
Organel subseluler
Pada eukariot terdapat sejumlah organel subseluler seperti nukleus,
mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasmik, dan mikrobodi. Masing-masing
akan kita bicarakan sepintas berikut ini.
Nukleus mengandung sekumpulan DNA seluler yang dikemas dalam
beberapa kromosom. Di dalam nukleus terjadi transkripsi DNA menjadi RNA dan
prosesing RNA. Selain DNA, di dalam nukleus juga terdapat nukleolus yang
merupakan tempat berlangsungnya sintesis rRNA dan perakitan ribosom secara
parsial.
Mitokondria merupakan tempat berlangsungnya respirasi seluler, yang
melibatkan oksidasi nutrien menjadi CO2 dan air dengan membebaskan molekul
ATP. Secara evolusi organel ini berasal dari simbion-simbion prokariotik yang
tetap mempertahankan beberapa DNA, RNA, dan mesin sintesis proteinnya.
Meskipun demikian, sebagian besar proteinnya disandi oleh DNA di dalam
nukleus. Sementara itu, kloroplas merupakan tempat berlangsungnya proses
fotosintesis pada tumbuhan dan alga. Pada dasarnya kloroplas memiliki struktur
yang menyerupai mitokondria dengan sistem membran tilakoid yang berisi
klorofil. Seperti halnya mitokondria, kloroplas juga mempunyai DNA sendiri
sehingga kedua organel ini sering dinamakan organel otonom.
Retikulum endoplasmik merupakan sistem membran sitoplasmik yang
meluas dan menyambung dengan membran nukleus. Ada dua macam retikulum
endoplasmik, yaitu retikulum endoplasmik halus yang membawa banyak enzim
untuk reaksi biosintesis lemak dan metabolisme xenobiotik dan retikulum
endoplasmik kasar yang membawa sejumlah ribosom untuk sintesis protein
membran. Protein-protein ini diangkut melalui vesikula transpor menuju
kompleks Golgi untuk prosesing lebih lanjut dan pemilahan sesuai dengan tujuan
akhirnya masing-masing.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 31
31
Mikrobodi terdiri atas lisosom, peroksisom, dan glioksisom. Lisosom
berisi enzim-enzim hidrolitik yang dapat memecah karbohidrat, lemak, protein,
dan asam nukleat. Organel ini bekerja sebagai pusat pendaurulangan
makromolekul yang berasal dari luar sel atau organel-organel lain yang rusak.
Sementara itu, peroksisom berisi enzim-enzim yang dapat mendegradasi hidrogen
peroksida dan radikal bebas yang sangat reaktif. Glioksisom adalah peroksisom
pada tumbuhan yang mengalami spesialisasi menjadi tempat berlangsungnya
reaksi daur glioksilat.
Rangkuman :
Prokariot merupakan bentuk sel organisme yang paling sederhana dengan
diameter dari 1 hingga 10 µm. Struktur selnya diselimuti oleh membran plasma
(membran sel) yang tersusun dari lemak lapis ganda. Di sela-sela lapisan lemak
ini terdapat sejumlah protein integral yang memungkinkan terjadinya lalu lintas
molekul-molekul tertentu dari dalam dan ke luar sel. Kebanyakan prokariot juga
memiliki dinding sel yang kuat di luar membran plasma untuk melindungi sel dari
lisis, terutama ketika sel berada di dalam lingkungan dengan osmolaritas rendah.
Bagian dalam sel secara keseluruhan dinamakan sitoplasma atau sitosol.
Di dalamya terdapat sebuah kromosom haploid sirkuler yang dimampatkan dalam
suatu nukleoid (nukleus semu), beberapa ribosom (tempat berlangsungnya sintesis
protein), dan molekul RNA. Kadang-kadang dapat juga dijumpai adanya plasmid
(molekul DNA sirkuler di luar kromosom). Beberapa di antara molekul protein
yang terlibat dalam berbagai reaksi metabolisme sel nampak menempel pada
membran plasma, tetapi tidak ada struktur organel subseluler yang dengan jelas
memisahkan berlangsungnya masing-masing proses metabolisme tersebut.
Sel eukariot pada umumnya lebih besar daripada sel prokariot.
Diameternya berkisar dari 10 hingga 100 µm. Seperti halnya sel prokariot, sel
eukariot diselimuti oleh membran plasma. Pada tumbuhan dan kebanyakan fungi
serta protista terdapat juga dinding sel yang kuat di sebelah luar membran plasma.
Di dalam sitoplasma sel eukariot selain terdapat organel dan ribosom, juga
dijumpai adanya serabut-serabut protein yang disebut sitoskeleton. Serabut-
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 32
32
serabut yang terutama berfungsi untuk mengatur bentuk dan pergerakan sel ini
terdiri atas mikrotubul (tersusun dari tubulin) dan mikrofilamen (tersusun dari
aktin).
Contoh Soal ;
Jelaskan satu contoh makhluk hidup yang termasuk kedalam golongan sel
prokaryot. !
Contoh makhluk hidup yang termasuk kedalam sel prokaryot adalah Bakteri.
Bentuk bakteri ada yang bulat (kokus), batang (basil), dan spiril (spirilum).
Bentuk basil ada yang bergandeng-gandeng (streptobasil) dan dua-dua
(diplobasil). Bentuk kokus ada yang dua-dua (diplokokus), gandeng-gandeng
(streptokokus), empat-empat (tetrakokus), untaian (stafilokokus), dan serupa
kubus (sarsina). Bentuk spiril ada yang bentuk spiral dan bengkok. Ukuran
terkecil pada Dialister (0.15 mikron) dan terbesar pada Spirillum (15 mikron).
Studi Kasus :
Pada bakteri dijumpai struktur membrane sel yang khas yaitu menurut system
pewarnaan. Dijumpai gram positif dan gram negative. Ketika manusia terinfeksi
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri maka system pengobatan yang dilihat
adalam system membrane sel bakteri tersebut. Karena antara bakteri gram prositif
dan gram negative mempunyai struktur susunan yang berbeda.
Pemecahan Masalah :
Jelaskan mengapa bakteri mampu hidup dalam beberapa waktu sementara
pengobatan dilakukan terus-menerus dan jangka panjang.
Tugas Kelompok :
Coba lakukan pengamatan penyakit apa saja yang diakibatkan oleh bakteri dan
sebutkan solusi cara mengatasinya.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 33
33
Tugas Mandiri :
Soal pilihan Berganda :
1. Sel prokaryot tidak mempunyai membrane pembungkus inti sel. Contoh
makhluk hidup yang tergolong ke dalam sel prokaryot adalah :
a. Manusia c. bakteri
b. Hewan d. tumbuhan
2. Pada bakteri dijumpai beberapa bentuk, yaitu :
a. Kokus c. lingkaran
b. Lonjong d. bundar
3. Sel hewan mempunyai bentuk yang tidak beraturan disebabkan oleh :
a. Tidak mempunyai dinding sel c. mempunyai dinding sel
b. Merupakan sel eukaryote d. memiliki membrane inti sel
Soal Latihan
1. Jelaskan cirri-ciri dari sel prokaryot
2. Jelaskan cirri-ciri dari sel eukaryote
3. Jelaskan perbedaan antara sel prokaryot dengan sel eukaryote
4. Sebutkan organel-organel sel yang terdapat pada sel eukariot
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 34
34
BAB IV
DINDING SEL
Standar Kompetensi :
Memahami struktur dan fungsi dinding sel dan peranannya dalam transportasi sel
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan struktur dinding sel
2. Mampu memahami fungsi dinding sel
3. Mampu menjelaskan komponen penyusun dinding sel
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi penyusun dinding sel
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dinding sel
3. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen penyusun dinding sel tumbuhan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 35
35
4. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan antara dinding sel bakteri negative
dengan sel bakteri gram positif
Tiap sel dipisahkan dengan lingkungan sekitarnya oleh membrane plasma atau
membrane sel dan diluar membrane plasma ini masih ditutupi oleh dinding sel,
bahkan pada bakteri masih ditutupi dengan amplop.
A. Dinding Sel Bakteri.
Dinding sel bakteri terdiri dari senyawa peptidoglikan, asam teikoat,
polisakarida, lipid, asam amino, dan protein. Peptidoglikan terdiri dari: asam N-
asetil glukosamin (NAG) dan asam N-asetil muramat (NAM), yang terikat pada
L-alanin, D-glukosa, Asam D-glutamat, D-alanin, asam diamino pimelat, L-lisin,
dan L-diamino butirat.
Perlu diperhatikan bahwa keistimewaan dinding sel bakteri mengandung
struktur dan material yang tidak ditemukan pada hewan dan tumbuhan, dimana
urutan yang silih berganti dari N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin.
Peptidoglikan hanya ditemukan pada sel prokariota saja. Diamino pimelat hanya
ditemukan pada semua bakteri Gram negatip dan sebagian bakteri gram positif.
Diamino pimelat pada bakteri bentuk kokus diganti asam amino lisin, alanin,
glutamat, glisin, serin, asam aspartat, dll.
1. Bakteri gram Positif.
Pada bakteri gram positif, peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan
komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni dan berbagai macam polisakarida.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 36
36
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan komposisi penyusun dinding sel bakteri2. Menjelaskan fungsi dinding sel3. Menjelaskan komponen penyusun dinding sel tumbuhan4. Menjelaskan perbedaan antara dinding sel bakteri gram negatif dengan
dinding sel bakteri gram positif
Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada Gram positif. Letaknya
berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Kandungan
peptidoglikan mencapai 30 –70 % dari berat kering dinding sel. Jika terdapat
polisakarida maka terikat secara kovalen. Kadar proteinnya rendah. Peranan
peptidoglian yaitu memberi bentuk sel, mencegah lisis sel, dan membuat sel
menjadi kaku.
Khas pada bakteri Gram positip adanya asam teikoat yang berupa rantai
terdiri dari 8-50 molekul gliserol pospat atau ribitol pospat. Asam teikoat
mengikat ion Mg (Magnesium), hal ini dapat memberikan ketahanan panas pada
membran plasma. Fungsi asam teikoat yang lain adalah mengatur enzim otolisin
agar enzim ini dapat bekerjasama dengan sintesis dinding sel. Pada waktu
pertumbuhan enzim otolisin merusak dinding sel yang lama dan mengganti
dengan dinding yang baru, serta mengatur pembelahan sel yang normal.
2. Bakteri Gram Negatif.
Komposisi dinding sel bakteri Gram negatif tersusun dari senyawa
lipoprotein, lipopolisakarida, dan peptidoglikan. Kandungan peptidogli-kannya
lebih sedikit dari pada Gram positif, sekitar 10-20 % dari berat kering dinding sel
(Gambar 16). Tetap diluar lapisan peptidoglikan terdapat lipoprotein dan
lipopolisakarida.
Tiap molekul dinding didapatkan protein porin yang berfungsi sebagai
reseptor bakteriophage dan bakteriosin. Protein porin impermeabel terhadap
molekul besar, melewatkan molekul kecil seperti nukleosida, oligosakarida,
monosakarida dan asam amino. Bakteriosin adalah suatu senyawa protein yang
bersifat bakterisida terhadap mikroorganisme, dan mempunyai reseptor spesifik
pada sel sasaran. Bakteriosin disintesis melalui jalur ribosoma, bukan merupakan
metabolit sekunder.
Komponen lipopolisakarida dinding sel bakteri Gram negatif berkaitan
dengan toksisitas pada hewan yang merupakan endotoksin. Lipopolisakarida
dinding sel bakteri Gram negatif terdiri dari suatu lipid yang kompleks yang
dinamakan lipid A dan polisakarida. Lipid A terdiri dari suatu rantai disakarida
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 37
37
glukosamin yang dihubungkan dengan pirofosfat, tempat melekat sejumlah asam-
asam lemak rantai panjang. Polisakarida merupakan suatu antigen permukaan
utama sel kuman, yang dinamakan antigen O.
Fungsi lipopolisakarida (LPS) adalah: 1) menahan enzim yang terletak di
luar lapisan peptidoglikan agar tidak meninggalkan sel, 2) bersifat toksin yang
dinamakan endotoksin, 3) untuk pertumbuhan dinding sel, 4) carier membran
dalam pengangkutan zat dengan ATP, 5) memberikan sifat hidrofilik pada
permukaan sel, 6) mengatur mekanisme dalam membentuk variabilitas
permukaan jika inang membentuk antibodi, dan 7) mencegah kerusakan sel
terhadap enzim atau bahan kimia yang merusak sel.
Gambar 4.1. : Struktur Dinding Sel Bakteri Gram Negatif dan Positif
(sumber: wikipedia.com)
B. Sel Eukariota.
1. Fungi.
Struktur dinding sel fungi terdiri dari senyawa yang bermolekul besar
seperti khitin dan beta-glukan. Khitin merupakan komponen utama dari dinding
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 38
38
sel fungi yang berbentuk filamen. Komposisi khitin berupa homopolisakarida
yang terdiri dari -1,4 N-asetil glukosamin. Struktur tersebut hampir mirip
selulosa pada sel tumbuhan tinggi. Beta-glukan merupakan polimer D-glukosa
dengan ikatan -1,3 dan -1,6, yang berfungsi sebagai skelet sel pada fungi.
2. Tumbuhan .
Dinding sel merupakan benda ergastik atau bahan inklusion non
protoplasmik yang terdapat diluar plasma sel dan membran plasma. Apabila
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron tampak dua daerah yang
berbeda yaitu daerah mikrofibril acak atau daerah yang terbentuk saat replikasi
sel, dan daerah mikrofibril sejajar atau disebut dinding primr dan sekunder yang
letaknya mengelilingi sel yang dewasa. Mikrofibril adalah suatu unit dasar dari
dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Dinding sel dibagi menjadi: lamela tengah, dinding primer dan dinding
sekunder. Dinding primer terdiri dari selulosa, pektin, hemiselulosa, lemak dan
protein. Lamela tengah terdiri dari kalsium pektat yang bentuknya seperti
anyaman, dan dinding sekunder terdiri dari selulosa.
Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan -1,4-glikosida, kira-
kira satu molekul selulosa terdiri dari 8000-15000 unit glukosa. Hemiselulosa
adalah heteropolimer dari polisakarida seperti xilan, galaktomanan, arabinoxilan,
dan glukomanan. Fungsi hemiselulosa adalah sebagai pelapisi mikrofibril.
Pektin merupakan polisakarida kompleks dengan residu asam galakturonat dan
asam glukuronat. Pektin di dalam air akan membentuk koloid, dan dapat
mengendap jika diberikan alkohol dan logam berat, serta bila ditambahkan gula
akan membentuk gel.
Dinding sel yang berhubungan dengan udara luar sering dilapisi kutin dan
suberin sehingga merupakan lapisan kutikula. Lapisan kutikula inipun juga tidak
rapat sehingga masih dapat dipakai untuk melewatkan senyawa kimia melewati
ektodesmata (plasmodesmata yang menghadap keluar). Plasmodesmata adalah
bagian dinding sel yang tidak ikut mengalami penebalan, yang sehingga seperti
porous atau lubang-lubang.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 39
39
Kutin mengandung asam lemak tinggi dengan ikatan kovalen yang
fungsinya sebagai pelindung dari serangan patogen dan dehidrasi. Kalau khitin
terdapat pada kutikula artropoda merupakan polisakarida dari polimer asetil
glukosamin.
Fungsi dinding sel adalah: 1) memberi kekuatan mekanik yang sehingga
sel mempunyai bentuk tetap, 2) memberi perlindungan membran plasma dan isi
sel, dan 3) sebagai alat transportasi zat dari dalam keluar sel atau sebaliknya.
Gambar 4.2. : Struktur dinding sel
(sumber: wikipedia.com)
Rangkuman
Dinding sel bakteri terdiri dari senyawa peptidoglikan, asam teikoat,
polisakarida, lipid, asam amino, dan protein. Peptidoglikan terdiri dari: asam N-
asetil glukosamin (NAG) dan asam N-asetil muramat (NAM), yang terikat pada
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 40
40
L-alanin, D-glukosa, Asam D-glutamat, D-alanin, asam diamino pimelat, L-lisin,
dan L-diamino butirat.
Struktur dinding sel fungi terdiri dari senyawa yang bermolekul besar
seperti khitin dan beta-glukan. Khitin merupakan komponen utama dari dinding
sel fungi yang berbentuk filamen. Komposisi khitin berupa homopolisakarida
yang terdiri dari -1,4 N-asetil glukosamin.
Dinding sel tumbuhan merupakan benda ergastik atau bahan inklusion non
protoplasmik yang terdapat diluar plasma sel dan membran plasma. Apabila
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron tampak dua daerah yang
berbeda yaitu daerah mikrofibril acak atau daerah yang terbentuk saat replikasi
sel, dan daerah mikrofibril sejajar atau disebut dinding primr dan sekunder yang
letaknya mengelilingi sel yang dewasa.
Contoh Soal
Jelaskan komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif !
Pada bakteri gram positif, peptidoglikan setebal 20-80 nm dengan
komposisi terbesar teichoic, asam teichuroni dan berbagai macam polisakarida.
Asam teikhoat berfungsi sebagai antigen permukaan pada Gram positif. Letaknya
berada antara lapisan membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan. Kandungan
peptidoglikan mencapai 30 –70 % dari berat kering dinding sel.
Studi Kasus
Sistem pengobatan dengan menggunakan antibiotic selalu diperuntukkan dengan
melihat sumber penyakit, apakah merupakan bakteri gram positif atau bakteri
gram negative karena komposisi penyusun dinding sel bakteri dapat menjadi
perbedaan dalam system pengobatan.
Pemecahan Masalah
Jika kita mengamati struktur sel hewan dan struktur sel tumbuhan dibawah
mikroskop, maka yang kita amati merupakan bentuk yang teratur jika kita melihat
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 41
41
struktur sel tumbuhan dibandingkan dengan struktur sel hewan, mengapa
demikian?
Tugas Kelompok
Coba cari jenis-jenis bakteri yang tergolong struktur sel bakteri gram positif
dengan sel bakteri gram negative !
Tugas Mandiri
Pilihan Berganda
1. Komponen utama penyusun dinding sel fungi adalah :
a. Kitin c. selulosa
b. Asam d. tekoat
2. Salah satu perbedaan antara sel hewan dengan tumbuhan adalah :
a. Dinding sel tidak dipunyai oleh sel tumbuhan
b. Dinding sel tidak dipunyai oleh sel hewan
c. Sel hewan berbentuk statis
d. Sel tumbuhan berbentuk tidak teratus
3. Suatu unit dasar dari dinding sel yang terdiri dari selulosa adalah disebut :
a. Mikrofibril c. makrofibril
b. Fibril d. fibria
Soal Latihan
1. Jelaskan komposisi penyusun dinding sel bakteri gram positif dengan dinding
sel bakteri gram negative
2. Jelaskan fungsi dinding sel
3. Jelaskan perbedaan antara dinding sel tumbuhan dengan dinding bakteri
4. Jelaskan fungsi asam tekoic pada dinding sel bakateri gram positif
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 42
42
BAB V
MEMBRAN PLASMA
Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami struktur dan fungsi membran plasma
Kompetensi Dasar :
1. Mampu memahami sejarah perkembangan teori membran plasma
2. Mampu menjelaskan komposisi penyusun membran plasma
3. Mampu menjelaskan fungsi membran plasma
4. Mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi pada membran plasma
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori membrane plasma
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi penyusun membrane plasma
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi membrane plasma
4. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi protein membrane plasma
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan antara difusi dengan osmosis
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 43
43
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan teori-teori membran plasma2. Menjelaskan komposisi penyusun membran plasam3. Menjelaskan fungsi membran plasma4. Menjelaskan komposisi protein membran plasma5. Menjelaskan perbedan difusi dengan osmosis
A. Perkembangan Teori membran Plasma.
Gorter dan Grendel (1925) meneliti membran eritrosit manusia,
menemukan dua lapisan molekul lemak (lipid bilayer/bimolekular). Lipid pada
membran bersifat hidrofilik yang menghadap keluar dan hidrofobik yang
menghadap ke dalam.
Danielli. H dan Davson H. (1935), bahwa membran plasma terdiri dari
tiga lapis dimana dua lapisan pinggir merupakan protein dan ditengahnya lapisan
lipid bimolekuler. Membran tersebut mempunyai sifat selektif permeabel.
Gambar 5.1. Struktur Membran
(sumber : Mc Grawhill)
Robertson, J.D. (1950), setelah pengamatan dengan menggunakan
mikroskop elektron berpendapat bahwa membran plasma memperlihatkan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 44
44
trilaminar (tiga lapisan). Dua lapisan luar merupakan lapisan yang gelap dan
bersifat osmofilik dan lapisan tengah atau lapisan terang (osmofobik).
Gambar 5.2. : Struktur Membran menurut Danielli-Davson
(sumber : Mc Grawwhill)
Overton 1989 mempelajari permeabilitas membran sel terhadap zat,
menemukan bahwa zat yang larut dalam lemak dapat merembes lebih baik dari
pada zat yang tidak larut dalam lemak, sehingga Overton menduga bahwa
membran sel terdiri dari lemak.
Gambar 5.3. : struktuk membran menurut Robertson
(sumber : Mc Graw Hill)
Singer, S.J. dan Nicolson, G. (1966), mengatakan bahwa struktur
membran plasma seperti mosaik cair (fluid mosaic model). Model membran
tersebut terdiri atas satu lapislemak bimolekuler dan terdapat gumpalan-gumpalan
protein. Gumpalan protein yang menempel pada permukaan lapis lemak disebut
protein ekstrinsik atau periferal, dan yang menembus lapisan lemak dinamakan
protein intrinsik (integral). Pada tahun 1972 Singer dan Nicolson mengajukan
teori:
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 45
45
1) Teori lembaran (leaflet theory), yaitu membran plasma tersusun lapis-lapis.
2) Teori bola-bola (globular theory), dimana komponen lipid-protein
berbentuk seperti bola-bola tersusun seperti lembaran.
3) Teori dinamis, yaitu struktur membran dapat berbentuk lembaran berlapis
dan dapat berubah menjadi susunan bola-bola.
Gambar 5.4.: Struktur Membran menurur Singer dan Nicolson.
(sumber : Mc Graww Hill)
B. Struktur Membran Plasma.
1. Lipid Membran.
Lipid merupakan komponen penting pada membran plasma, biasanya
dalam bentuk fosfolipid, glikolipid, dan lipoprotein. Pada sel mamalia
kemungkinan besar mengandung kolesterol. Molekul fosfolipid bentuknya
panjang dan tidak simetris ujungnya, ujung yang satu bersifat hidrofilik atau polar
dan ujung yang lain hidrofobik atau non polar. Fosfolipid dapat berupa fosfatidil
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 46
46
etanolamin, fosfatidil serin, fosfatidil inositol, fosfatidil kolin (lesitin),
sfingomielin, dan kolesterol. Kolesterol merupakan gabungan antara glikolipid
dengan sterol. Lipid yang terdapat pada berbagai membran plasma seperti pada
Tabel.
Tabel 5.1. Lipid membran plasma.
No Terdapat pada
Membran Plasma
Jenis Lipida
1 Sel Hati Kolesterol, fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin,
fosfatidil serin, dan sfingomielin
2 Sel epitel Usus Kolesterol, fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin,
fosfatidil serin, dan sfingomielin.
3 Eritrosit Fosfatidil inositol, Kolesterol, fosfatidil kolin,
fosfatidil etanolamin, fosfatidil serin, dan
sfingomielin.
4 Mielin Kolesterol, serebrosida, fosfatidil kolin, fosfatidil
etanolamin.
5 Bakteri Gram
Positif
Difosfatidil gliserol, fosfatidil gliserol, fosfatidil
etanol amin.
Lipid membran dapat melakukan gerakan, dan gerakannya lebih banyak
dari pada protein membran. Lipid dapat bergerak ke arah lateral dalam waktu 1-
2 detik. Lipid juga dapat melakukan gerakan melintang atau disebut gerak flip-
flop, dimana lapisan permukaan sel bergerak ke arah sitosol atau sebaliknya 10-20
detik. Lipid yang berhubungan dengan protein membran sukar mengadakan
gerakan dinamakan boundary lipid.
Gerakan lipid dan protein dapat menyebabkan ketidak stabilan membran
atau fluiditas membran. Derajad ketidak stabilan membran tergantung pada
tingkat kejenuhan asam lemak. Asam lemak jenuh akan memberikan sifat yang
kaku dan berbeda dengan asam lemak yang tidak jenuh akan memberikan struktur
yang lebih cair. Selain itu fluiditas membran juga dipengaruhi oleh suhu, dimana
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 47
47
sel yang hidup pada daerah suhu yang rendah mempunyai asam lemak tidak jenuh
yang lebih tinggi dibanding dengan sel yang hidup pada suhu tinggi.
2. Protein Membran.
Protein yang terdapat pada sisi membran bagian dalam dan bagian luar
tidak sama atau tidak simetris, hal ini merupakan komposisi yang sangat penting
dalam proses transportasi dan translokasi zat lewat membran. Protein membran
dapat dibagi menjadi:
1). Protein ekstrinsik atau periferal yang terletak diluar membran dan
mudah dipisahkan dengan ekstraksi.
2). Protein intrinsik atau integral terletak diantara molekul-molekul lemak
membran dan sulit dilepaskan dari membran pada waktu ekstraksi.
Protein perifer tidak melekat kuat pada membran dan mudah lepas, dan
protein ini mengandung asam amino dengan sifat hidrofilik sehingga mudah
bereaksi dengan air. Sebelah luar protein perifer biasanya berisi molekul gula atau
hidrat arang. Protein periferal yang telah bergabung dengan substansi lain.
Protein integral mempunyai dua bagian, yaitu bagian hidrofob atau protein
yang terdapat di dalam lapisan lemak, dan bagian yang lain bersifat hidrofilik
yaitu protein yang menyembul ke permukaan. Protein yang hidrofob bergabung
dengan ekor molekul lemak yang hidrofob.
Protein membran dapat mengadakan gerakan ke arah lateral pada lapisan
lipid bilayer. Protein juga dapat melakukan gerakan rotasi.
Tabel 5.2. Protein periferal yang bergabung dengan substansi lain
No Protein perifer bergabung dengan senyawa lain
Letaknya
1 Sitokrom C Permukaan luar membran dalam mitokondria
2 Ribosoma Sebelah tepi retikulum endoplasma3 Spektin Permukaan luar membran eritrosit4 HPr Protein Permukaan luar membran bakteri5 Nektin Permukaan luar membran
Streptococcus faecalis.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 48
48
Protein membran dapat berfungsi sebagai pembawa (carrier) senyawa-
senyawa yang melewati membran baik secara difusi atau transport aktif. Protein
membran dapat menerima isyarat (signal) hormonal dan meneruskan ke bagian sel
atau sel lain.
Gambar 5.5. Protein Membran
(sumber: Mc Graww Hill)
Protein permukaan ada yang berfungsi sebagai enzim (biokatalisator)
terutama pada selaput mitokondria, kloroplas, dan retikulum endoplasma. Protein
enzim tersebut berfungsi dalam proses pengangkutan zat, dan pemecahan protein,
karbohidrat serta lemak.
Pada membran eritrosit terdapat glikoforin yaitu selaput yang hanya
membentang sekali pada ketebalan selaput. Sedangkan pada sel bakteri terdapat
bakteriorodopsin yang merupakan selaput yang membentang sampai tujuh kali.
3. Selaput Plasma Organisme Termofilik.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 49
49
Struktur bakteri yang sifatnya termofilik yaitu lipid bilayer dengan
modifikasi struktur ikatan kovalen antar fraksi lipid yang membentuk lipid
ekalapis (mono layer lipid), seperti misalnya pada Archaebakteria. Lipid
organisme termofilik mempunyai asam lemak dengan rantai karbon lurus, lebih
panjang dan lebih jenuh dibandingkan pada organisme mesofilik. Makin tinggi
ketahanan suhu organisme tersebut maka kandungan gugus metil semakin banyak.
Asam lemak jenuh dan panjang yang terdapat pada membran sel organisme
termofilik dapat mempertahankan derajad keenceran selaput sel, sehingga dapat
mempertahankan pada suhu tinggi. Pengaturan selaput plasma pada membran sel
dinamakan homeoviscous.
Gugus metil pada asam lemak bentuk iso dan anteiso lebih dominan pada
organisme termofilik dibandingkan pada mesofilik. Analisis asam lemak
penyusun lipid selaput pada Bacillus stearothermophilus (bentuk iso ada 34-64
%), sedangkan bakteri yang lebih termofilik lagi pada Bacillus caldolyticus
(bentuk iso ada 80 %).
Protein selaput plasma mikroorganisme termofilik lebih termostabil dari
pada di sitosol, hal ini ditentukan oleh senyawa poliamin. Misalnya spermidin
banyak ditemukan pada Bacillus stearothermophilus , thermin didapatkan pada
Thermus.
4. Selaput Plasma Sebagai Alat Transportasi.
Transportasi melewati membran plasma dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu: difusi bebas, difusi fasilitas dan transport aktif. Difusi bebas atau
difusi sederhana dan difusi dengan fasilitas adalah transpor yang terjadi dari
daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Tenaga
yang dipergunakan untuk pengangkutan ini dengan menggunakan tenaga panas
atau tenaga termal, dan tidak menggunakan ATP, oleh karena itu dinamakan
transport pasif. Transport aktif merupakan mekanisme gerakan dari daerah yang
berkonsentrasi rendah ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (melawan gradien
elektrokimia) dan memerlukan ATP. Kegiatan transportasi tersebut
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 50
50
diperuntukkan untuk memelihara kesetimbangan molekul biologis (homeostasis)
sel.
a. Difusi sederhana.
Molekul yang dapat melewati selaput plasma secara difusi bebas
diantaranya adalah molekul air, CO2, O2, dimana molekul ini bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (menurut gradien konsentrasi).
Mikromolekul dalam bentuk hidrofobik dapat melewati plasma dengan mudah,
sedang makromolekul dan bentuk ion sulit melewati membran plasma. Molekul
yang hidrofobik dengan mudah melewati lapisan lemak karena larut dalam lemak
atau pori pada lapisan lemak. Molekul yang hidrofilik dengan berta molekul kecil
dapat melewati pori berair atau menembus protein integral (Gambar 26).
b. Difusi dengan fasilitas
Difusi dengan fasilitas atau difusi dipermudah atau facilitated diffusion
yaitu difusi yang memerlukan penggandeng (carrier) dan bukan memerlukan ATP
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Gerakan transport ini lebih cepat
dibandingkan difusi sederhana. Molekul yang membawa adalah protein, karena
protein mempunyai bagian tertentu yang dapat menggandeng dengan molekul
yang diangkut. Pengangkutan dapat terjadi dari satu sisi ke sisi yang lain dari
membran dengan cara rotasi.
Gambar 5.6. : Sistem transport membran.
(sumber: Mc Graww Hill)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 51
51
Sistem pengangkutan dengan protein pembawa dapat dibagi menjadi: 1)
unipor yaitu pengangkutan dari satu sisi ke sisi yang lain, dan 2) kotranspor yaitu
mengangkut suatu zat terlarut dengan secara searah (simpor) atau berlawanan arah
(antipor).
c. Transport Aktif.
Transport aktif adalah berpindahnya bahan-bahan melalui selaput plasma
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi dengan memerlukan energi
(Gambar 27). Transport aktif akan berhenti jika didinginkan pada suhu rendah
(2-4oC), karena protein enzim tidak aktif dan akan mengalami koagulasi. Selain
itu adanya racun dan energinya habis dapat menyebabkan transport membran
secara aktif dapat berhenti. Transport aktif ada dua macam:
1). Transport aktif primer yaitu berlangsungnya transportasi dengan
memerlukan bantuan ATP.
2). Transport aktif sekunder yaitu transpor yang tergantung pada kekuatan
selaput/potensial membran/gradien ion atau tenaga kemiosmotik.
1). Transport aktif primer.
Transport aktif primer merupakan transpor yang memerlukan bantuan
ATP atau aliran elektron. Dengan adanya transport aktif primer dapat
mengakibatkan adanya transport aktif sekunder. Contoh transpor aktif primer
adalah transportasi K+ dan Na+.
Sel dalam menjaga konsentrasi K+ di dalam sel lebih besar dari pada di
luar sel, sedangkan Na+ konsentrasi di dalam sel lebih kecil dari pada di luar sel.
Pemeliharaan ion K+ dan Na+ maka harus dipompa untuk melawan konsentrasi
yang lebih tinggi dan diperlukan ATP.
Penjelasan mekanisme transpor K+ dan Na+ yaitu dengan model enzim
membran (ATPase) sebagai carrier (pengangkut), dapat dilihat pada Gambar 27.
Konsentrasi ion K+ di dalam sel dipertahankan agar selalu tinggi dari pada di luar
sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel diusahakan selalu rendah.
Mekanisme pengangkutannya adalah:
1). Pengikatan ion Na+ yang berada di dalam sel.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 52
52
2). Terjadi peristiwa fosforilasi protein pembawa oleh ATP dan ATPase.
3). Terjadi perubahan konfigurasi molekul pembawa dan terlepas-nya ion
Na+.
4). Pengikatan ion K+ pada permukaan luar membran.
5). Perjadi defosforilasi protein pembawa diikuti perubahan bentuk
protein pembawanya.
6). Pelepasan ion K+ ke dalam sel.
2). Transport aktif sekunder.
Transpor aktif sekunder disebabkan oleh perbedaan gradien ion, bukan
dari ATP. Transport aktif sekunder disebabkan oleh adanya transport aktif
primer, dimana konsentrasi Na+ di luar sel lebih banyak dari pada di dalam sel.
Protein pembawa akan mengikat Na+ dengan molekul lain seperti gula dan asam
amino secara bersama-sama masuk ke dalam sel. Setelah di dalam sel banyak ion
Na+ maka transport aktif primer berlangsung.
5. Pengangkutan makromolekul.
Proses pengambilan suatu substansi oleh sel dari sekitarnya melalui
membran plasma dinamakan endositosis, sedangkan proses pengeluarannya
dinamakan eksositosis. Endositosis dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
pengambilan partikel-partikel padat (fagositosis) dan penganbilan partikel cair
(pinositosis).
a. Fagositosis.
Fagositosis merupakan proses pengambilan partikel-partikel padat yang
ukurannya besar. Sebagai contoh organisme mikroskopik yang dimakan oleh
amuba.
Amuba dalam menangkap mangsa seekor siliata dengan menggunakan
kaki semu (pseudopodia), kemudian mengurung dalam bentuk vakuola
(fagosom). Hal ini serupa dengan leukosit dalam menangkap bakteri, juga dalam
proses penghancuran eritrosit yang sudah tua dalam hati, limpa dan sumsum
tulang merah oleh sel-sel retikulo-endotial. Di dalam sel, fagosom dipecah oleh
lisosom primer dan dipecah dengan enzim hidrolitik.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 53
53
Gambar 5.7. Fagositosis dan Pinositosis
(sumber: Mc Graww Hill)
b. Pinositosis.
Pinositosis adalah proses suatu sel mengambil makanan dalam bentuk cair.
Dimana membran plasma membentuk invaginasi, membentuk saluran dan
membentuk vakuola (Gambar 29). Misalnya sel leukosit, sel-sel ginjal, epitelium
usus, makrofag hati, dan sel-sel akar tumbuhan. Mekanismenya adalah:
1). Menempelnya induser atau bahan pada reseptor khusus membran
plasma.
2). Terjadinya lekukan atau invaginasi dari membran membentuk saluran
pinositik dan membentuk gelembung.
3). Saluran pinositik semakin semakin sempit yang akhirnya memutus.
4). Pecahnya fagosom oleh lisosom.
c. Eksositosis.
Membran plasma membuka untuk sementara isi vesikel atau isi vakuola
dapat dikeluarkan dari sel. Substansi yang dikeluarkan dapat berupa sekresi
(hormon) atau partikel yang tidak berguna.
6. Permukaan sel sebagai antigen.
Permukaan sel terdapat kombinasi hidrat arang dan protein yang disebut
glikokalik juga merupakan antigen permukaan sel. Komposisi membran sangat
kompleks untuk setiap jenis selnya, oleh karena itu jenis antigennya juga
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 54
54
bervariasi. Sifat sel adalah antigenik, maka apabila sel diinjeksikan pada tubuh
spesies lain, penerima sel tersebut akan membuat antibodi yang akan berinteraksi
dengan sel asing tadi. Beberapa contoh dalam mempelajari antigen permukaan
adalah antigen golongan darah ABO, antigen golongan darah MN, dan antigen
pada sel jaringan.
a. Antigen golongan darah ABO.
Antigen utama pada eritrosit manusia adalah antigen golongan darah
ABO. Seseorang kemungkinan mempunyai antigen A, B, A dan B, dan tidak
punya antigen atau golongan darah O (juga disebut antigen H).
Eritrosit, seperti sel yang bernukleus memiliki antigen permukaan yang
khas. Tetapi tidak seperti pada antigen sel bernukleus (antigen
histokompatibilitas), antigen permukaan eritrosit tidak berkaitan dengan
kemampuan tanggap kebal, walaupun antigen permukaan eritrosit berpengaruh
dalam penolakan cangkok jaringan (bila tidak sesuai dengan golongan darah akan
segera ditolak).
Antigen yang ditemukan pada permukaan eritrosit dinamakan antigen
golongan darah. Ekspresi antigen golongan darah dikendalikan oleh gen dan
diturunkan dengan cara konvensional.
Eritrosit dapat ditransfusikan dari hewan satu ke hewan yang lain, bila
eritrosit donor memiliki antigen yang identik dengan antigen pada eritrosit
resipien, tidak akan terjadi tanggap kebal. Tetapi bila resipien mempunyai
isoantibodi alamiah terhadap antigen eritrosit donor, maka isoantibodi akan segera
menyerang eritrosit donor dan biasanya dapat menyebabkan aglutinasi, hemolisis
kebal, dan fagositosis eritrosit donor. Komponennya seperti fukosa, glukosa,
galaktosa, N-asetil glukosamin, dan manosa.
b. Antigen golongan darah MN.
Golongan darah sistem MN ditentukan oleh faktor genetik. Seseorang
dapat mempunyai faktor homosigot seperti MM dan NN atau heterosigot seperti
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 55
55
MN. Antigennya berupa glikoprotein pada permukaan membran. Komponen
yang esensial seperti galaktosa, sialic acid dan N-asetil galaktosamin.
c. Antigen sel jaringan.
Antigen jaringan untuk setiap individu berbeda-beda dan berupa protein
permukaan sel. Antigen yang sesuai pada individu dinamakan histocompatibility
antigens, dan apabila berbeda akan terjadi penolakan pada pencangkokan
jaringan. Antigen H-2 berupa antigen yang kuat seperti pada tikus yang berperan
dalam proses terjadinya imunitas. Antigen H-2 dibentuk oleh dua rantai
polipeptida, yang satu panjang dan satunya lagi pendek bergabung dengan ikatan
bukan kovalen. Antigen H-2 sukar terpisah dari membran plasma kecuali dengan
detergen, enzim papain. Rantai polipeptida pendek dari antigen H-2 dibuat oleh
setiap sel tubuh dan sering disebut -2-mikroglobulin.
7. Permukaan sel sebagai reseptor.
Permukaan sel banyak terdapat rantai samping, dimana rantai samping
tersebut menjadi aktif melaksanakan fungsi biologis jika ada rangsangan. Tidak
semua sel mempunyai reseptor yang kompleks seperti pada limfosit, oleh karena
itu banyak variasi sel dengan tipe reseptornya.
Membran plasma mempunyai protein-protein yang dapat berfungsi
sebagai reseptor. Reseptor itu untuk menerima atau mengenal seperti antigen, zat
yang akan disitosis, hormon, neurotransmiter, bakteri.
Limfosit T terjadi pada jaringan timus dari jaringan limfoid primer dan
sekunder seperti kelenjar getah bening dan limfa. Limfosit T peka terhadap
antigen jamur virus dan parasit. Limfosit T diaktifkan oleh antigen yang dapat
berpertisipasi dalam imunitas (kekebalan). Sedangkan limfosit B berdiferensiasi
dengan bursa Fabricius pada burung (sama dengan vertebrata). Limfosit ini juga
berasal dari jaringan limfoid primer dan sekunder, serta peka terhadap bakteri,
jamur dan toksik. Limfosit B diaktifkan oleh antigen dan berpartisipasi dalam
proses pembentukan antibodi.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 56
56
Pada membran plasma juga semacam protein yang dapat mengenal sel
tetangga, sehingga sel dapat hidup rukun dalam komunitasnya. Berbeda dengan
sel kanker, karena sel kanker tidak mampu mengenal antara jaringan sendiri dan
sel tetangga atau tidak hidup rukun.
8. Hubungan antar sel.
Organisme yang multiseluler terdiri dari sekumpulan sel dan mempunyai
hubungan dengan sel tetangga dengan istilah Junctional complex. Hubungan
antar sel yang berupa modifikasi membran plasma menyebabkan sel saling
melekat, dan saling berkomunikasi. Hubungan antar sel dapat berupa desmosom,
gap junction, tight junction dan plasmodesmata.
a. Desmosom.
Desmosom adalah hubungan antar sel yang berfungsi untuk melekatkan
sel dengan sel yang lainnya. Hubungan desmosom dapat dibagi menjadi dua
yaitu belt desmosom dan spot desmosom. Belt desmosom adalah rangkaian
filamen-filamen kontraksi yang mengandung aktin dan membentuk jalinan
panjang hingga sampai mikrovilli. Sedangkan spot desmosom yaitu perlekatan
yang menyerupai kancing dan tersebar berhadapan antara keduabelah membran.
Gambar 5.8 : hubungan spot desmosom.
(sumber: Mc Graw Hill)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 57
57
Pada perlekatan spot desmosom dibatasi oleh lamela tengah. Daerah
sitoplasma yang berdekatan dengan membran dibagi menjadi dua yaitu daerah
terang (dekat membran) dinamakan plaque dan daerah ini terdapat pancaran
mikrofilamen yang dinamakan tonofilamen.
b. Gap junction (hubungan rapat).
Gap junction juga dinamakan nexus. Hubungan ini merupakan
kebanyakan hubungan membran, dimana merupakan hubungan sel bertetangga
yang terdiri dari sepasang kepingan (Gambar 32). Jarak antara ke dua plasma
antara 30-40 Ao, dan terdapat saluran-saluran yang menghubungkan antar sel.
Oleh karena itu dapat dilewati ion dan molekul-molekul kecil. Saluran yang
bentuknya seperti pipa dibentuk oleh konekson yaitu enam unit protein pada tiap
membran. Hubungan ini banyak terdapat pada otot jantung, otot polos, saluran
pencernaan makanan, uterus. Tidak terdapat gap junction pada sel darah yang
beredar dan pada otot lurik.
Fungsi gap junction adalah: 1) komunikasi antar sel tetangga, 2) lewatnya
ion dan metabolit, 3) lintasan arus listrik tegangan rendah atau mengalirkan
rangsang, 4) pemerataan sebaran zat dan koordinasi gerakan, dan 5) tempat
lewatnya zat induktor.
Zat induktor sebagai kelacaran pertumbuhan embrio, diferensiasi jaringan,
regenerasi, dan penyembuhan luka atau kerusakan. Dengan adanya hubungan gap
junction maka terjadilah integrasi jaringan tubuh menjadi unit yang fungsional.
c. Tight junction (hubungan rapat).
Tight junction juga dinamakan sealing junction, yaitu hubungan antara
dua sel yang rapat seperti patri (tidak ada ruang interseluler). Fungsi hubungan
rapat ini adalah : 1) penghalang merembesnya zat atau molekul besar atau barier
permeabilitas, 2) menyebabkan terjadinya beda potensial antara dua permukaan
membran plasma, dan 3) melekatnya sel tetangga agar kuat dan kokoh pada
tempatnya.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 58
58
Rangkuman
Gorter dan Grendel (1925) meneliti membran eritrosit manusia,
menemukan dua lapisan molekul lemak (lipid bilayer/bimolekular). Lipid pada
membran bersifat hidrofilik yang menghadap keluar dan hidrofobik yang
menghadap ke dalam. Danielli. H dan Davson H. (1935), bahwa membran plasma
terdiri dari tiga lapis dimana dua lapisan pinggir merupakan protein dan
ditengahnya lapisan lipid bimolekuler. Membran tersebut mempunyai sifat
selektif permeabel.
Transportasi melewati membran plasma dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu: difusi bebas, difusi fasilitas dan transport aktif.
Contoh Soal
Jelaskan fungsi gap junction :
Fungsi gap junction adalah: 1) komunikasi antar sel tetangga, 2) lewatnya
ion dan metabolit, 3) lintasan arus listrik tegangan rendah atau mengalirkan
rangsang, 4) pemerataan sebaran zat dan koordinasi gerakan, dan 5) tempat
lewatnya zat induktor.
Studi Kasus
Salah model penggolongan darah adalah dengan model golongan darah
sistem MN ditentukan oleh faktor genetik. Seseorang dapat mempunyai faktor
homosigot seperti MM dan NN atau heterosigot seperti MN. Antigennya berupa
glikoprotein pada permukaan membran. Komponen yang esensial seperti
galaktosa, sialic acid dan N-asetil galaktosamin.
Pemecahan Masalah
Peristiwa difusi dan osmosis selalu terjadi pada makhluk hidup, coba identifikasi
jenis-jenis peristiwa difusi dan osmosis yang terdapat pada tubuh manusia.
Tugas Kelompok
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 59
59
Peristiwa pada membrane plasma berlangsung sangat kompleks, coba identifikasi
proses apa saja yang berlangsung pada membrane plasma.
Tugas Mandiri
Pilihan Berganda
1. Membrane plasma bersifat ;
a. Elastic c. Statis
b. Semi Permiabel d. Kaku
2. Antigen utama pada eritrosit manusia adalah :
a. Antigen golongan darah ABO c. Antigen Rhesus
b. Antigen MN d. Aglutinogen A
Soal Latihan
1. Jelaskan alas an-alasan apa yang menyebabkan membrane sel dianggap
sebagai suatu organel sel
2. Jelaskan komposisi penyusun membrane sel
3. Jelaskan perbedaan antara disfusi dan osmosis
4. Jelaskan peristiwa transport aktif dan transport pasif pada membrane sel
5. Jelaskan fungsi membrane sel
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 60
60
BAB VI
SITOPLASMA
Standar kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami komponen dan struktur didalam sitoplasma
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan fungsi sitoplasma
2. Mampu menjelaskan pengertian sitoplasma
3. Mampu menjelaskan komposisi didalam sitoplasma
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi sitoplasma
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian sitoplasma
3. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi di dalam sitoplasma
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 61
61
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian sitoplasma2. Menjelaskan komposisi sitoplasma3. Menjelaskan fungsi sitoplasma4. Menjelaskan fungsi lipi dan protein bagi sel5. Menjelaskan penyusun asam nukleat
Sitoplasma merupakan bagian sel berupa koloid yang melarutkan berbagai
macam hara (nutrien) dan tempat berlangsungnya banyak reaksi kimia untuk
membentuk energi dan menyimpan energi. Sitoplasma adalah zat separuh cairan
lekat dan kental dan berada di dalam membran plasma?
Sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Komponen cair
sitoplasma adalah sitosol?, yang termasuk ion dan makromolekul yang dapat
larut, contohnya enzim. Isi tidak larut sitoplasma termasuk organel dan
sitoskeleton. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun
spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.
Penyusun Sitoplasma
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Disamping air di
dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel
terlarut antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat
berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi,
sedang gel saat konsentrasi air rendah.
Senyawa anorganik terdiri dari air, garam mineral asam-basa dan gas.
Kandungan air setiap sel berbeda-beda dan tergantung sel berumur tua atau muda,
termasuk tumbuhan air atau tumbuhan darat. Biasanya kandungan air pada
berbagai sel berkisar antara 60-95 %. Fungsi air pada sel yaitu:
1). Sebagai pelarut bahan organik seperti glukosa ,asam amino dan berbagai
macam vitamin.
2). Sebagai pengatur zat-zat baik yang dibutuhkan ataupun yang akan
dikeluarkan.
3). Sebagai medium proses metabolisme, dan sebagai bahan pengabsorbsi
panas atau stabilisator suhu terutama pada hewan berdarah panas.
Garam mineral di dalam sel berfungsi sebagai pengatur tekanan osmotik,
pemeliharaan kesetimbangan asam basa, dan beberapa fungsi lain (Tabel 1).
Kandungan gas dalam sel dapat berupa oksigen, karbondioksida,
nitrogen, dan amonia. Fungsi oksigen di dalam sel sebagai oksidasi substrat
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 62
62
terutama karbohidrat. Gas nitrogen biasanya dimanfaatkan beberapa sel
organisme untuk dijadikan senyawa nitrit dan nitrat. Gas amonia merupakan
hasil dari metabolisme protein terutama pada sel hewan. Beberapa sel dapat
merubah gas amonia menjadi bentuk nitrat dan nitrit. Amonia di dalam sel juga
dapat menyebabkan zat racun, biasanya pengeluaran amonia dalam bentuk ureum,
amonium hidroksida,dan asam urat.
1. Senyawa Organik.
Senyawa organik di dalam sel berupa karbohidrat , lemak protein,
asam nukleat, vitamin , enzim ,dan hormon.
a. Karbohidrat.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hydrogen dan
oksigen. Jumlah atom hydrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti
pada molekul air. Karbohidrat dapat berupa monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat di dalam sel adalah sebagai
sumber energi (terutama karbohidrat sederhana), cadangan energi (karbohidrat
rantai panjang), dan komponen struktural dari organel dan bagian-bagian sel
(karbohidrat rantai panjang).
Tabel 6.1. : Fungsi garam-garan mineral.
1. Kalium (K) Mengatur keseimbangan asam-basa, mengatur tekanan cairan intra seluler, dan beberapa sel berpengaruh pada kegiatan otot jantung
2. Kalsium (Ca) Berperan dalam koagulasi darah, kegiatan otot, kegiatan saraf, kegiatan jantung, permeabilitas membran, dan penyusun tulang.
3. Magnesium (Mg) Sebagai struktur klorofil pada sel tumbuhan, pada sel hewan sebagai penyusun tulang.
4. Besi (Fe) Sebagai penyusun hemoglobin dan mioglobin, serta pada sitokrom.
5. Natrium (Na) Merupakan komponen utama dalam cairan sel, berfungsi dalam keseimbangan asam-basa, dan mengatur tekanan osmosis.
6. Pospor (F) Berperanan penting dalam pemindahan energi dari ATP ke ADP.
7. Belerang (S) Sebagai penyusun asam amino, insulin, heparin, tiamin, biotin, keratin, dan tulang.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 63
63
8. Khlor (Cl) Sebagai pengatur keseimbangan asam basa, tekanan osmosis sel, kadar air sel, pembentukan HCl dalam aktivasi pepsinogen.
9. Tembaga (Cu) Sebagai pembentuk enzim, hemoglobin, dan penyusun tulang.
10 Fluor (F) Sebagai penyusun tulang dan gigi11 Mangan (Mn) Berperan dalam aktivator enzim12 Seng (Zn) Sebagai penyusun enzim dan hormon13 Kobalt (Co) Berperan sebagai koenzim, penyusun darah, dan
vitamin B12.14 Borium (Bo) Pada sel tumbuhan berperan dalam proses
pertumbuhan.
Monosakarida dapat berupa triosa (3 atom C) seperti gliseraldehid dan
dihidroksi aseton, tetrosa (4 atom C) seperti eritrosa dan eritrulosa, pentosa (5
atom C) seperti xilosa, ribosa, dan ribolosa, hexosa (6 atom C) seperti, glukosa,
fruktosa, dan galaktosa.
Disakarida bila dihidrolisis menjadi 2 mol manosa yang sama atau
berlainan. Misalnya sukrosa bila dihidrolisis menjadi mol glukosa dan mol
fruktosa. Laktosa dihidrolisis menjadi mol galaktosa dan mol glukosa, sedangkan
maltosa dihidrolisis menjadi 2 molekul glukosa. Oligosakarida bila di hidrolisis
menghasilkan 3–10 monosakarida.
Polisakrida dapat dibedakan menjadi homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Homopolisakarida dapat berupa manosa yang sama, seperti
amilum dan glikogen. Amilum jika dipecah menjadi mol amilosa dan
milopektin, sedangkan glikogen bila dipecah menjadi polimer mol glukosa.
Sellulosa (C12H22O11)n merupakan polimer dari sellobiosa, tidak terdapat pada
protoplasma tetapi terdapat pada dinding sel tumbuhan tinggi. Heteropolisakarida
berupa campuran manosa, nitrogen-amino, dan sulfur, misalnya glikoprotein,
mukoprotein, khitin, dan khondroitin sulfat.
b. Lipida (lemak).
Lipid merupakan komponen terbanyak dalam sel, tidak larut dalam air;
larut dalam pelarut organik seperti (eter, kloroform, alkohol panas, dan benzen).
Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Lipid merupakan komponen membran
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 64
64
plasma, hormon, dan vitamin. Fungsi lipid selain komponen membran juga
sebagai sumber energi dan cadangan energi.
1) Lipid sederhana.
Berupa ester alkohol atau trigliserida asam lemak dan alkohol. Asam
lemak sederhana yang bersifat asam lemak jenuh seperti asam palmitat, stearat,
dan ada pula yang tidak jenuh seperti asam oleat, dan linolet. Lemak alam
biasanya terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, sebagai cadangan makanan.
Lilin atau wax merupakan ester alkohol alipatik rantai panjang dan asam lemak
rantai panjang, misalnya miristil palmitat.
2). Lipida Gabungan.
Merupakan ester asam lemak dan bila dihidrolisis menjadi asam lemak,
alkohol, dan zat-zat lain. Fosfolipid atau fosfogliserida terdiri dari mol gliserol,
asam lemak dan asam fosfat. Lipid gabungan merupakan komponen membran sel
dan berperan pada metabolisme lemak pada hati, sedangkan pada sel hewan
mengandung fosfatidil kholin atau lecithin. Spingolipid mengandung amino
alkohol spingosin. Glikolipid mengandung karbohidrat dan lipid. Lipoprotein
merupakan lipid yang mengandung protein. Karotenoid yaitu lipid yang
mengandung pigmen, misalnya hemoglobin dan klorofil.
3). Turunan Lipid.
a). Steroid.
Steroid adalah sekelompok lipid yang tak tersabunkan atau tidak dapat
dihidrolisis menjadi komponen penyusunnya dalam media reaksi yang bersifat
basa. Steroid larut dalam pelarut nonpolar. Senyawa yang termasuk dalam
steroid adalah garam empedu, kolesterol, vit D, kortison, testosteron, dan
progesteron. Kolesterol merupakan komponen utama batu empedu dan mudah
mengendap dalam pembuluh darah (seperti pada arteri). Garam empedu dibuat
dan disimpan dalam kantong empedu. Kortison merupakan hormon yang
mengatur penggunaan glukosa, berapa yang dibakar dan berapa yang disimpan,
dan hormon ini bekerjasama dengan insulin.
b). Prostaglandin.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 65
65
Prostaglandin dapat berfungsi sebagai hormon, pengatur aktivitas otot
halus, aliran darah, dan sekresi berbagai zat. Selain itu dapat dipakai untuk
pembuatan obat sebagai perangsang kelahiran, meninggikan atau menurunkan
tekanan darah, mengurangi sekresi asam lambung, menyembuhkan sesak nafas,
obat asma, mencegah penyumbatan darah pada penyakit jantung.
c. Protein.
Kata protein berasal dari protos atau proteus yang berarti pertama atau
utama. Proten merupakan komponen penting atau komponen penting utama sel,
baik sel hewan atau lainnya. Protein merupakan suatu rangkaian asam amino
(polimer asam amino) yang panjang. Asam amino dapat dibedakan menjadi:
1). Asam amino yang mempunyai gugus R non polar (hidrofobik) seperti
alanin, prolin, valin, leusin, isoleusin, metionin, fenilalanin, dan
triptofan.
2). Asam amino yang mempunyai gugus R polar dan tidak bermuatan
misalnya glisin, serin, treonin, tirosin, asparagin, dan glutamin.
3). Asam amino yang mempunyai gugus R bermuatan negatif misalnya
asam aspartat dan asam glutamat.
4). Asam amino yang Mempunyai gugus R bermuatan positif misalnya
lisin, arginin, dan histidin.
Penggolongan protein berdasarkan fungsi fisiologis dapat dikelompokkan
menjadi:
1). Sebagai pengangkut dan penyimpan. Sebagai pengangkut dan
penyimpan seperti contonya adalah hemoglobin sebagai pembawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, dan mioglobin sebagai
penyimpan oksigen dalam otot, dan beberapa protein pengangkut pada
membran.
2). Sebagai jaringan struktural. Sebagai jaringan struktural seperti
penyusun gigi, tulang, kulit, tendon, rambut, dan kuku.
3). Sebagai katalis seperti enzim. Sebagai katalis seperti enzim yaitu
sebagai katalis reaksi biokimia.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 66
66
4). Sebagai penggerak. Sebagai penggerak yaitu sebagai pengerutan dan
pemekaran otot.
5). Sebagai penyebar informasi. Sebagai penyebar informasi seperti
protein saraf sebagai penerima impuls saraf, protein reseptor pada
permukaan sel, dan reseptor cahaya pada penglihatan dan fotosintesis.
6). Sebagai informasi genetik. Sebagai informasi genetik seperti protein
represor yang mengendalikan informasi pada bahan yang diturunkan,
pengatur pertumbuhan dan pembelahan sel.
Berdasarkan rangkaian asam aminonya, protein dapat di golongkan
menjadi:
1). Protein sederhana. Protein sederhana yaitu bila dihidrolisis menjadi
asam amino saja, seperti albumin dan globulin.
2). Protein gabungan. Protein gabungan yaitu terdiri dari asam amino dan
senyawa lain seperti glikoprotein, nukleoprotein, kromoprotein,
lipoprotein, fosfoprotein, dan metaloprotein.
Penggolongan protein berdasarkan strukturnya dapat dibedakan menjadi:
1). Protein primer, misalnya terdiri dari asam amino linier.
2). Protein sekunder yaitu terdiri beratus-ratus asam amino bentuk spiral.
3). Protein tertier yaitu terdiri dari polipeptida dengan sulfur.
4). Protein quarter dimana 2 ikatan atau lebih dari peptida secara kovalen.
d. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan persenyawaan makromolekul yang terdiri dari
tiga komponen yaitu:
1). Basa nitrogen, yang merupakan derivat pirimidin atau purin.
2). Gula pentosa, mengandung 5 atom C berupa ribosa atau deoksiribosa.
3). Gugusan pospat yang mengikat molekul basa nitrogen dengan gula
pentosa dengan ikatan ester
Basa nitrogen ada dua golongan yaitu basa pirimidin dan basa purin.
Basa pirimidin ada tiga jenis yaitu sitosin, timin dan urasil. Basa purin ada dua
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 67
67
jenis yaitu adenin dan guanin. Gula pentosa ada dua macam yaitu ribosa dan
deoksiribosa.
Gambar 6.1. Struktur Kimia: Pirimidin, Timin, Sitosin, Urasil, dan Purin.(sumber: Buku Biokimia Langer)
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 68
68
Fungsi asam nukleat adalah mengontrol aktivitas biosintesis pada sel, dan
membawa informasi genetik. Selain itu ada juga nukleotida yang berperanan
dalam konversi energi pada waktu sel mengadakan oksidasi seperti adenosin
dipospat (ADP) dan adenosin tripospat (ATP) Gambar 3. Turunan nukleotida
dapat berperan sebagai koenzim seperti nikotinamid adenin dinukleotida (NAD+),
nikotinamid adenin dinukleotida pospat (NADP+), flavin mono nukleotida
(FMN), dan flavin adenin dinukleotida (FAD). ATP dapat dimanfaatkan dalam
pembentukan ADN, ARN, Lipid, Protein, Selulosa, dan Polisakarida. Struktur,
dan peranan ADN dan ARN dalam sel.
Gambar 6.2. Struktur Adenosin Tri Pospat (ATP)(sumber: Buku Biokimia Lange)
Beberapa sifat fisik protoplasma diantaranya adalah sebagai berikut:
1). Sistem koloid.
2). Koloid dapat berupa fase sol dan gel.
3.). Bila disinari menimbulkan efek tindal.
4). Dapat menunjukkan gerak Brown, dan
5) Dapat menunjukkan gerak siklosis dan gerak amuboid.
e. Hormon.
Hormon merupakan suatu zat aktif, terdapat pada manusia, hewan dan
tumbuhan. Pada manusia hormon dikeluarkan oleh kelenjar, seperti insulin
dikeluarkan oleh kepulauan langerhans, gastrin oleh lambung, estrogen dan
progesteron oleh ovarium dan testosteron oleh testis. Kelenjar hipofisis
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 69
69
menghasilkan hormon seperti hormon pertumbuhan (hormon somatropik),
hormon tirotropik, hormon adrenotirotropik, hormon gonadotropik, folicle
stimulating hormon (FSH), luteinising hormon (LH) dan hormon anti diuretik
(ADH). Pada tumbuhan hormon berperan dalam pengaktifan gen yang inaktif
adan sebaliknya, pengaktifan gen tertentu saja, dan berpengaruh dalam reaksi
metabolisme. Hormon pada tumbuhan seperti auxin yang berperan dalam
pembentangan sel, pembelahan sel, pembentukan akar baru, pembentukan tunas,
dan pembentukan bunga. Hormon sitokinin berperan dalam pembelahan sel,
diferensiasi, dan pembentukan tunas. Giberelin berperan dalam pembelahan sel,
diferensiasi, dan pembentukan bunga. Absisin berperan dalam pengguguran dan
dormansi. Etilen berperan dalam pemasakan buah dan pengguguran.
Tabel 6.2. Struktur dan peranan ADN dan ARN dalam sel.
Sifat dan Komponen ADN ARN
Lokasi Dalam nukleus, dalam mitokondria, dan dalam kloroplas
Dalam sitoplasma, nukleus dan kromosom
Basa pirimidin Timin, Sitosin Urasil, SitosinBasa Purin Adenin, Guanin Adenin, GuaninGula Pentosa Deoksiribosa RibosaEnzim yang dapat menguraikan
Deoksiribonuklease (DN-ase)
Ribonuklease (RN-ase)
Peranan di dalam sel Pembawa informasi genetik (DNA=gen)
Berperan dalam sintesis protein
f. Vitamin.
Vitamin berperan dalam proses metabolisme dan pertumbuhan. Vitamin
ada yang larut dalan air seperti vitamin B dan vitamin C. Sedangkan yang tidak
larut dalam air tetapi larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E dan K.
g. Enzim.
Enzim merupakan protein yang disekresikan baik oleh hewan, tumbuhan
maupun mikroba. Enzim memudahkan reaksi kimia di dalam sel hidup. Kerja
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 70
70
enzim pada suhu optimum, jika terlalu panas dapat terdenaturasi dan jika terlalu
dingin dapat terjadi koagulasi. Sifat-sifat enzim yaitu:
1. Aktif walaupun konsentrasinya rendah.
2. Enzim mudah terpengaruh oleh perubahan temperatur, pH,dan lain-lain.
3. Meskipun mempercepat reaksi, enzim tidak mempengaruhi kesetimbangan
reaksi.
4. Bekerjanya selektif, pada substrat tertentu.
5. Beberapa enzim dapat bekerja terhadap substrat tertentu dan menghasilkan
produk yang sama.
Klasifikasi enzim menurut sistem international (SI) dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Oksidoreduktase, katalisis reaksi redoks.
2. Transferase, katalisis reaksi dimana sebuah gugus dipindahkan pada substrat
lain.
3. Hidrolase, katalisis reaksi hidrolisis suatu substrat.
4. Liase, katalisis reaksi dimana sebuah gugus dieliminasi dari sebuah substrat
untuk membuat ikatan rangkap.
5. Isomerase, katalisis reaksi isomerisasi, dan
6. Ligase, katalisis reaksi penggabungan dua molekul dengan bantuan ATP atau
sumber energi lainnya.
Enzim secara keseluruhan dinamakan holoenzim. Holoenzim dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1). Apoenzim (bagian protein) yang tidak tahan terhadap panas dan pH ekstrem.
2) Bagian prostetik (bagian non protein) stabil terhadap panas.
Prostetik dapat dibagi menjadi dua yaitu: a) kofaktor (dari senyawa an organik)
misalnya ion Fe2+, Zn2+ dan Cu2+, dan b) koenzim (dari senyawa organik)
misalnya NAD, FAD, NADP, dan CoASh.
Metabolisme Sel
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua
kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di
dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 71
71
kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks.
Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi
(perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar
proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik
Rangkuman :
Sitoplasma merupakan bagian sel berupa koloid yang melarutkan berbagai
macam hara (nutrien) dan tempat berlangsungnya banyak reaksi kimia untuk
membentuk energi dan menyimpan energi.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Disamping air di
dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel
terlarut antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Senyawa organik di dalam
sel berupa karbohidrat , lemak protein, asam nukleat, vitamin , enzim ,dan
hormon.
Contoh Soal :
Jelaskan sifat-sifat enzim !
Sifat-sifat enzim yaitu:
1. Aktif walaupun konsentrasinya rendah.
2. Enzim mudah terpengaruh oleh perubahan temperatur, pH,dan lain-lain.
3. Meskipun mempercepat reaksi, enzim tidak mempengaruhi kesetimbangan
reaksi.
4. Bekerjanya selektif, pada substrat tertentu.
5. Beberapa enzim dapat bekerja terhadap substrat tertentu dan menghasilkan
produk yang sama.
Studi Kasus :
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 72
72
Seluruh proses biokimia yang terjadi di dalam tubuh manusia dibantu oleh enzim.
Contoh sederhana adalah ketika kita makan atau memasukkan sesuatu ke dalam
mulut. Maka diperlukan enzim untuk memecah makanan tersebut hingga bisa
masuk ke dalam kerongkongan untuk selanjutnya dicerna di lambung.
Pemecahan Masalah :
Enzim merupakan salah satu mineral penting dalam tubuh. Enzim merupakan
sangat esensial, apa yang terjadi jika kinerja enzim di dalam tubuh mengalami
penurunan?
Tugas Kelompok :
Sebutkan beberapa contoh enzim beserta fungsinya masing-masing dan
bagaimana mekanisme enzim tersebut dapat bekerja.
Tugas Mandiri :
Pilihan Berganda
1. Bagian enzim yang tidak tahan terhadap panas adalah
a. Holoenzim c. Apoenzim
b. Protetik d. Kovalen
2. Golongan Vitamin yang larut dalam air adalah :
a. K dan A c. B dan C
b. E dan A d. B dan A
3. Fungsi asam nukleat adalah
a. mengontrol aktivitas biosintesis pada sel
b. mengontrol aktivitas metabolism pada sel
c. mengontrol aktivitas respirasi sel
d. mengontrol aktivitas hormone sel
Soal Latihan :
1. Jelaskan fungsi air pada sitoplasma
2. Jelaskan komponen sitoplasma
3. Jelaskan fungsi protein bagi sel
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 73
73
4. Jelaskan komponen penyusun asam nukleat
5. Sebutkan reaksi yang terjadi dalam pembentukan ATP
BAB VII
RIBOSOM DAN MITOKONDRIA
Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami fungsi dan struktur organel sel
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan fungsi ribosom
2. Mampu menjelaskan komposisi penyusun ribosom
3. Mampu menjelaskan fungsi mitokondria
4. Mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam mitokondria
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi ribosom
2. Mahasiswa mampu menjelaskan komposisi penyusun ribosom
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi mitokondria
4. Mahasiswa mampu menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam
mitokondria
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 74
74
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan fungsi ribosom bagi sel2. Menjelaskan komposisi penyusun ribosom3. Menjelaskan perbedaan ribosom pada prokariot dan eukariot4. Menjelaskan fungsi mitokondria5. Menjelaskan peristiwa glikolisis dan siklus asam sitrat
Organel sebagai substansi hidup dalam sitoplasma mempunyai fungsi
sendiri-sendiri dan berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan metabolism sel,
organel dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Organel yang aktif dalam metabolism sel, yaitu :
- Ribosom
- Mitokondria
- Reticulum endoplasma
- Lisosom
- Vakuola
2. Organel yang tidak aktif dalam metabolism sel, yaitu :
- Sentriol
- Mikrotubuli
- Fibril
- Mikrobodi
Membran dalam pada beberapa organel pada dasarnya mempunyai
struktur sama seperti membran plasma. Jaringan sistem membran dalam juga
disebut cytocavitary network.
1. Ribosom
Ribosom adalah suatu organel sel yang banyak menempel pada reticulum
endoplasma kasar (REK). Ribosom telibat dalam proses sintesis protein. Pada
ribosom akan terjadi proses penerjamahan kode-kode genetik, kodon yang dibawa
oleh mRNA. Selama proses penerjemahan ribosom menempel dan bergeser
sepanjang molekul mRNA dari ujung 5’-3’. Dalam penerjemahan tersebut akan
terlibat tRNA yang membawa anti kodon, tRNA tersebut menggandeng asam
amino.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 75
75
Jumlah ribosom sendiri sangat banyak, tetapi jumlahnya berfariasi
tergantung pada macam organismenya. Ribosom dibangun dari molekul protein
dan RNA. Hasil pengamatan dengan mikroskop elektron dalam bentuk 3 dimensi
dan teknik-teknik pewarnaan tertentu menunjukkan bahwa ribosom sebenarnya
adalah gabungan dari sub unit kecil dan sub unit besar.
Ribosom terdiri dari rantai kimia yang panjang, disebut asam ribonukleat
(RNA), dan protein. Setiap ribosom memiliki dua subunit saling terkait, satu
besar dan satu kecil, yang berperilaku sebagai mesin molekuler tunggal. Karena
makeup nya, ribosom menyerupai jalinan benang atau segenggam karet gelang
dilempar bersama-sama. Meskipun ribosom terputus-putus penampilan lahiriah,
para peneliti telah menemukan bahwa dua subunit ratchet, un-ratchet, dan putar
selama sintesis protein untuk memungkinkan pengenalan bahan kimia pembantu
yang disebut RNA transfer (tRNA) ke dalam lipatan untuk pembuatan rantai baru
dari molekul protein. Protein yang digunakan untuk membuat sel-sel baru atau
melakukan fungsi yang diperlukan dalam sel host atau organisme.
Struktur Ribosom
Ribosom terbentuk globular dengan dimeter sekitar 250 sampai 350 nm.
Ribosom mampu menyebarkan maupun menyerap electron dengan sangat kuat
sehingga mikroskop electron dapat digunakan secara intensif untuk meniliti
ribosom lebih dalam.sebenarna selain dengan mikrosof electron, ribosom dapat
diteliti dengan berbagai cara antara lain dengan defraksi sinar X, sentrifugasi atau
pemusingan, maupun dengan imunositokimia. Analisis biokimia juga bias
dilakukan untuk mengetahui jumlah dan mengidentifikasi protein-ptein dalam sub
unit ribosom.
Ribosom ditemukan baik pada sel prokariota maupun eukariota. Pada sel
prokariota ribosom terdapat bebas di sitosol. Sedangkan pada sel eukariota selain
terdapat bebas di sitosol juga terdapat di matriks mitokondria, stroma kloroplas
atau menepel pada permukaan membrane REK. Hasil penelitian secara biokimia
menunjukkan bahwa ribosom sel-sel prokariota memiliki massa molekul yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan massa molekul ribisom pada sel eukariota .
Hasil ini didapat dengan analisis sedimentasi. Analisis ini mendasarkan pada
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 76
76
pengukuran laju pengendapan suatu molekul di dalam larutan kental biasanya
larutan sukrosa yang dipusing dalam kecepatan yang sangat tinggi. Koefisien
sedimentasi dinyatakan dalam S yaitu unit Svedberg, ribosom sel prokariota
memiliki koefisien sedimentasi 70S, sedangkan sel eukariota koefisien
sedimentasinya 80S. selain koefisien Svedberg, laju pengendapan juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu berat molekul, bentuk makromolekul,
atau rakitan, makromolekulnya. Beberapa buah ribosom terkadang berkumpul
membentuk lingkaran-lingkaran kecil disebut polisom. Hasil pengamatan dengan
teknik pewarnaan negatif dan pengamatan dengan mikroskop elektron
menghasilkan petunjuk bahwa ribosom terdiri dari dua bagian yang tidak sama
besar. Ribosom subunit kecil, tampilannya mirip embrio yaitu seperti memiliki
kepala dan badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek. Leher tersebut
dibentuk dengan takikan (sedikit lekukan) pada satu sisi dan lekukan yang dalam
paa sisi yang lain. Badannya berbentuk batang yang membengkak. Pada subunit
kecil terdapat daerah datar pada satu sisi bagian ini menempel pada sub unit.
Ribosom adalah partikel kecil kedap-elektron dengan ukuran sekitar
20×30 nm. Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir
80 protein yang berbeda. Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari
ribonukleoprotein. Ribosom ada yang tersebar secara bebas di sitoplasma dan ada
yang melekat pada permukaan external dari membran Retikulum Endoplasma.
Ribosom ini adalah organel yang memungkinkan terjadinya sintesa protein.
Struktur dari ribosom memiliki sifat sebagai berikut :
1. Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
2. Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak
lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3. Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam
unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S
untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S
untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 77
77
4. Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang
ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm
dengan besar 22 nm.
5. Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2
ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub
unit besar menyerupai ribosom E. coli.
Ribosom umumnya terdapat di retikulum endoplasma dan selaput inti,
dan sebagian lainnya terdapat bebas di dalam sitoplasma. Ribosom bertindak
sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel
yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan,
diangkut ke luar sel. Ribosom eukaryot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
Protein ribosomal masuk ke nukleolus dan berkombinasi dengan empat
strand rRNA untuk membentuk dua sub unit ribosomal (sub unit kecil dan sub
unit besar). Unit ribosom ke luar meninggalkan inti melalui pori inti dan menyatu
dalam sitoplasma untuk tujuan sintesis protein. Bila produksi protein tidak
berlangsung, kedua sub unit ribosomal terpisah.
Pemahaman mengenai struktur ribosom telah dikembangkan secara
berangsur-angsur lebih dari 50 tahun, dan semakin banyak struktur yang telah
diaplikasikan untuk masalah ini. Awalnya disebut microsome, ribosom yang
pertama diamati pada awal abad 20 sebagai partikel kecil hampir diluar
kemampuan mikroskop cahaya.
Pada tahun 1940 dan 1950, mikroskop elektron pertama menunjukan
bahwa ribosom bakteri berbentuk oval dengan ukuran 29 nm x 21 nm, lebih kecil
dari ribosom eukariot, dan bermacam-macam ukuran kecil tersebut bergantung
pada spesiesnya dengan ciri-ciri sekitar 32 nm x 22nm. Dalam pertengahan
1950an penemuan ribosom adalah pada daerah sintesis protein yang di stimulasi
percobaan untuk menggambarkan struktur patikel ini dengan lebih detail.
Awal proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara
terperinci, tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari
analisis komponennya dengan ultrasentifugasi. Ribosom utuh memiliki koefisien
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 78
78
sedimentasi 80s untuk eukariot dan 70s untuk bacteria, dan masing-masing dapat
dipecah atau dibagi dalam komponennya lebih kecil.
- Masing-masing ribosom meliputi 2 subunit, pada prokariot subunit ini 60s dan
40s. Pada bakteria adalah 50s dan 30s, dengan catatan koefisien sedimentasi
tidak additive karena hal terebut tergantung pada bentuk seperti halnya masa.
- Subunit terbesar berisi 3 rRNAs pada eukariot ( 285, 5.85 dan 55 rRNAs )
tapi hanya ada 2 pada bacteria ( 235 dan 53 rRNAs ). Pada bacteria eukariot
sepadan dengan 5.8 rRNA termuat dalam 23 rRNA.
- Subunit ribosom mengandung rRNA tunggal pada kedua tipe organisme,
masing-masing sebuah 18s rRNA pada eukariot dan sebuah 16s rRNA pada
bakteria.
- Kedua subunit berisi berbagai protein ribosomal. Dengan angka-angka yang
lebih detail pada protein ribosom yang kecil disebut S1, S2 dan seterusnya dan
yang besar disebut L1, L2 dan seterusnya. Hanya ada satu dari masing-masing
protein tiap ribosom, kecuali L7, L12 yang ada sebagai dimer.
Penyelidikan struktur halus ribosom
Sekali komposisi dasar ribosom eukariot dan ribosom bakteria diketahui,
maka pengamatan dan perhatian di fokuskan pada cara dengan variasi rRNA dan
protein di cocokan bersama-sama. Informasi penting telah disajikan oleh urutan
RNA pertama, perbandingan diantara daerah yang telah di identifikasi dapat
berupa base-pair untuk membentuk komponen struktur 2 dimensi.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 79
79
Gambar 7.1. Struktur Ribosom
(sumber: Buku The Cell)
Hal ini menunjukan pasangan basa standar (G-C, A-U) dinyatakan sebagai
bar/palang dan pasangan basa yang tidak standar (misalnya G-U) dinyatakan
sebagai titik.
Hal ini menunjukan bahwa RNA menyediakan sebuah scaffolding dalam
ribosom, untuk protein yang diikat, sebuah interpretasi bahwa dibawah penekanan
memainkan peranan aktif rRNA yang utama pada proses sintesis protein, tetapi
meskipun demikian adalah suatu fondasi yang digunakan untuk penelitian
subsequen. Banyak penelitian berikutnya yang dikonsentarikan pada ribosom
bakteri yang lebih kecil dari eukariot dan tersedia dalam jumlah besar dari sekitar
ekstra sel, yang tumbuh dalam kepadatan tinggi dalam kultur cairan.
Sejumlah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari ribosom
bakteri :
a. Mempelajari perlindungan nuklease yang memungkinkan kontak antara
rRNAs dan protein untuk di identifikasi.
b. Protein-protein crosslinking yang mengidentifikasi pasangan atau kelompok
protein, yang ditempatkan tertutup dari satu ribosom ke ribosom lain.
c. Mikroskopis elektron secara berangsur telah lebih canggih dan
memungkinkan untuk mengenal struktur ribosom lebih detail. Sebagai contoh,
inovasi rapat mikroskopis imunoelektron, dimana ribosom diberi label dengan
anti bodi spesifik sebelum dilakukan pengujian, dan telah digunakan untuk
menempatkan posisi protein ini pada permukaan atas ribosom.
d. Site directed hydroxyl, penyelidikan radikal dengan menggunakan
kemampuan ion Fe(11) untuk menghasilkan hydroxyl radical yang membelah
ikatan RNA phosfodiester, yang ditempatkan setelah 1 nm dari daerah
produksi radicula. Teknik ini telah digunakan untuk menentukan posisi yang
tepat protein ribosom S5 pada ribosom E. coli. Asam amino berbeda pada S5
telah dilabeli dengan Fe (11) dan hydroxyl radical diinduksi untuk menyusun
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 80
80
kembali ribosom. Posisi pada 16S rRNA telah di bagi kemudian digunakan
untuk menyimpulkan / menduga topologi rRNA sekitar protein 55.
Ditahun-tahun terakhir teknik ini terus meningkat, dilengkapi dengan X-
ray crystallography yang bertanggung jawab untuk mengarahkan pengertian yang
mendalam pada struktur ribosom. Analisis sejumlah data yang difraksi X-ray
yang diproduksi cyristal dari suatu objek yang sama besar, seperti ribosom adalah
tugas yang sangat besar terutama untuk memperoleh struktur yang detail yang
cukup informative, tentang bagaimana ribosom bekerja. Tantangan ini telah
dijumpai dan strukturnya telah di simpulkan bahwa ribosomal protein
mengelilingi segmen rRNA mereka, untuk subunit yang besar dan kecil dan untuk
keseluruhan ribosom bakteri yang terlihat pada mRNA dan tRNA. Seperti halnya
menyatakan struktur ribosom ini merupakan informasi terbaru, dan mempunyai
dampak penting pada pemahaman proses translasi.
Fungsi Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh
organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam
ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.
anatomi-ribosom
Ada banyak tahapan antara ekspresi genotip ke fenotip.Gen-gen tidak
dapat langsung begitu saja menghasilkan fenotip-fenotip tertentu.Fenotip suatu
individu ditentukan oleh aktivitas enzim (protein fungsional).Enzim yang berbeda
akan menimbulkan fenotip yang berbeda pula.Perbedaan satu enzim dengan
enzim yang lain ditentukan oleh jumlah jenis dan susunan asam amino penyusun
protein enzim.Pembentukan asam amino ditentukan oleh gen atau DNA.
Ekspresi gen merupakan proses dimana informasi yang dikode di dalam
gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.Dogma
sentral mengenai akspresi gen, yaitu DNA yang membawa informasi genetik yang
ditrnaskripsi oleh RNA, dan RNA diterjemahkan menjadi polipeptida.Ekspresi
gen merupakan sintesis protein yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama
urutan rantai nukleotida tempale (cetakan) dari suatu DNA untai ganda disalin
untuk menghasilkan satu rantai molekul RNA.Proses ini disebut transkripsi dan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 81
81
berlangsung di inti sel.Tahap kedua merupakan sintesis pilopeptida dengan urutan
spesifik berdasarkan rantai RNA yang dibuat pada tahap pertama.Proses ini
disebut translasi.
2. Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu
rantai cetakan atau sense, sedangkan rantai DNA komplemennya disebut rantai
antisense.Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit
transkripsi.
RNa dihasilkan dari aktivitas enzim RNA polimerase.Transkripsi terdiri
dari tiga tahap, yaitu inisiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi
(pengakhiran) rantai RNA. Daerah DNA dimana RNA polimerase melekat dan
mengawali transkripsi disebut promoter.Suatu promoter mencakup titik awal
transkripsi dan biasanya membentang beberapa pasangan nukleotida di depan titik
awal tersebut.Selain itu, promoter juga menentukan di mana transkripsi dimulai,
promoter juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan.
3. Elogasi
Setelah sintesis RNA berlangsung, DNA heliks ganda terbentuk kembali
dan molekul RNA baru akan dilepas dari cetakan DNA-nya.Transkripsi berlanjut
pada laju kira-kira 60 nukleotida per detik pada sel eukariotik.
4. Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu kode genetik
menjadi protein yang sesuai.Kode geneti tersebut berupa serangkaian kodon di
sepanjang molekul RNAd, interpreternya adalah RNAt.RNAt mentransfer asam
amino-asam amino dari kolam asam amino di sitoplasma ke ribosom.Molekul
RNAt tidak semuanya identik.Pada tiap asam amino digabungkan dengan RNAt
yang sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-RNAt sintetase
( aminoacyl-tRNA synthetase ).Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik
antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis protein.Sebuah
ribosom tersusun dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.Subunit
ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNAr.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 82
82
Tahap translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap seperti transkripsi, yaitu
inisiasi elongasi, dan terminasi.Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor
protein yang membantu RNAd, RNAt, dan ribosom selama proses
translasi.Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida jga membutuhkan sejumlah
energi yang disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang
mirip ATP.
5. Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya RNAd, sebuah RNAt
yang memuat asam amino pertma dari polipeptida, dan dua subunit
ribosom.Pertama, subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada RNAd dan RNAt
inisiator.Di dekat tempat pelekatan ribosom subunit kecil pada RNAd terdapat
kodon inisiasi AUG, yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi.RNAt
inisiator, yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi
AUG.
Oleh karenanya, persyaratan inisiasi adalah kodon RNAd harus
mengandung triplet AUG dan terdapat RNAt inisiator berisi antikodon UAC yang
membawa metionin.Jadi pada setiap proses translasi, metionin selalu menjadi
asam amino awal yang diingat.Triplet AUG dikatakan sebagai start codon karena
berfungsi sebagai kodon awal translasi.
6. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino berikutnya ditambahkan
satu per satu pada asam amino pertama (metionin).
Pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul
RNAt yang komplemen dengannya.Molekul RNAr dari subunit ribosom besar
berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.Pada
tahap ini polipeptida memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatannya semula,
dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang
dibawa oleh RNAt yang baru masuk.Saat RNAd berpindah tempat, antikodonnya
tetap berikatan dengan kodon RNAt.RNAd bergerak bersama-sama dengan
antikodon dan bergeser ke kodon berikutnya yang akan ditranslasi.Sementara itu,
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 83
83
RNAt yang tanpa asam amino telah diikatkan pada polipeptida yang sedang
memanjang dan selanjutnya RNAt keluar dari ribosom.Langkah ini membutuhkan
energi yang disediakan oleh hirolisis GTP.Kemudian RNAd bergerak melalui
ribosom ke satu arah saja, kodon satu ke kodon lainnya hingga rantai
polipeptidanya lengkap.
7. Terminasi
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan
DNA yang disebut terminator.Terminator merupakan suatu urutan DNA yang
berfungsi menghentikan proses transkripsi.Pada sel prokariotik, transkripsi
biasanya berhenti tepat pada saat RNA polimerase mencapai titik
terminasi.Sedangkan pada sel eukariotik, RNA pilomerase terus melawati titik
terminasi.RNA yang telah terbentuk akan terlepas dari enzim tersebut. Tahap
akhir translasi adalah terminasi.Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai
kodon stop.Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, atau UGA. Kodon stop
tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk
menghentikan translasi.
2. Mitokondria
Mitokondria berasal dari kata Mito yang berarti benan g dan Chondrion
yang berarti granula, merupakan organel sel eukarotik yang bentuknya
memanjang. Sebelum adanya mikroskop elektron (ME), Kolliker (1880) meneliti
otot serangga dan mendapatkan granula yang mengembang dalam air. Altmann
(1894) menganggap semacam mikroba yang hidup di dalam sel. Pada tahun 1882
Fleming memberi nama Fila. Pada tahun 1890 Altman memberi nama Biobblas.
Sedangkan C. Banda (1898) menyebutnya organel sel yang dinamakan
mitokondria. Bensley dan Hoerz (1934) pertama-tama mengisolasi organel ini
hasilnya terdiri dari butiran-butiran bentuk batang pendek, benang, mudah larut
dalam alkohol dan asam asetat. Clause (1943) meneliti mitokondria yang terdiri
dari satu juta mol protein, 25 % lipid dan 10 % ARN serta banyak enzim oksidase
dan menduga organel ini berfungsi dalam penggunaan energi dan oksidasi lemak.
Clause (1948) berpendapat bahwa mitokondria merupakan mesin pembangkit
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 84
84
energi dalam sel. Tahun 1948 Hogeboom melihat mitokondria sebagai tempat
atau lokasi respirasi sel dan Noss (1963) membuktikan bahwa mitokondria
terdapat ADN. Polade & Sjortrand (1956) menyodorkan pewarnaan dengan
Osmium tetraoksida yang memperlihatkan bahwa organel ini diselaputi 2
membran masing-masing tebal 6-7 mikron dan diantaranya ada ruang
intermembran dengan lebar antara 6-8 mikron. Membran dalam mempunyai
pelipatan ke dalam rongga atau matrik, pelipatan tersebut dinamakan Kista.
Morfologi
Mitokondria dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Ukurannya kira-kira panjang 3 mikron dan lebar 0,5 – 1,0 mikron yang
ditemukan pada sel ginjal, hati dan pankreas. Pada jaringan lain ditemukan ukuran
dan bentuk mitokondria yang bervariasi.
Letak mitokondria tidak tetap atau tidak teratur dan ada juga dengan pola
tertentu. Misalnya pada sel otot lurik, letaknya tersusun di antara serabut-serabut
kontraktil otot. Pada spermatozoa letaknya tersusun pada bagian ekor
spermatozoa.
Jumlah dapat bervariasi pada tiap-tiap jenis selnya atau kebutuhannya.
Misalnya pada flagellata (Chromulina) ada satu mitokondria tiap selnya. Pada
telur landak laut dan amuba lebih dari 500.000 mitokondria. Pada sel yang sedang
aktif mengadakan pembelahan (sel yang umurnya muda) lebih banyak jumlahnya.
Struktur Ultra
Mitokondria mempunyai dua lapis membran (membran rangkap) dan
mempunyai persamaan dengan sistem membran yang lain. Membran yang
pertama yaitu membran luar yang berbatasan dengan sitosol dan membran luar
yang berbatasan dengan matrik. Antara membran luar dan membran dalam
terdapat ruang yang dinamakan intermembran. Membran dalam membentuk
lipatan-lipatan yang dinamakan krista, dengan maksud untuk memperluas
permukaan. Disebelah dalam membran dalam berisi matrik dan kelihatan partikel-
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 85
85
partikel berupa granula, ribosoma, dan poliribosoma dan benang-benang ADN.
Struktur mitokondria dapat dilihat pada Gambar 37.
Kebanyakan krista mitokondria berbentuk lamelar (lembaran) atau tubular
(lempeng). Krista berbentuk lamelar biasanya terdapat pada sel pankreas, sel hati,
sel otot terbang serangga. Sedangkan krista tubular terdapat pada hampir semua
protozoa, berbagai sel mamalia.
Fernandes Moran (1962) melepaskan membran dalam serta krista dan
menemukan struktur bulat seperti butiran yang disebut sub unit membran dalam.
Wringglesworth (1970) sub unit membran dalam ini terdapat diseluruh
permukaan krista.
Gambar 7.2. Struktur Mitokondria
(sumber: buku biologi sel)
Palade (1956) menemukan struktur permukaan krista pada berbagai tipe
mitokondria dengan aktivitasnya untuk oksidasi (pernafasan sel). Lehninger
(1964) bahwa luas permukaan krista pada sel hati kira-kira 10 kali luas
permukaan membran selnya sendiri.
Rakher dkk (1966) bahwa sub unit membran dalam berupa butiran-butiran
berupa enzim ATPase.
Komposisi Kimia
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 86
86
Mitokondria terdiri dari protein baik dalam bentuk protein struktural atau
enzimatik yang terdapat pada membran dalam. Protein membran dalam
mitokondria berisi 60 % dari seluruh protein mitokondria. Protein pada
mitokondria ada dua bentuk yaitu protein yang larut dan protein yang tidak larut.
Protein yang larut sebagian besar dari enzim pada matrik dan protein periferal
(ekstrinsik) menbran. Protein yang tidak larut yaitu protein integral dari
membran.
Lipid membran mitokondria berupa fosfolipid kira-kira ¾ dari
keseluruhan lipid mitokondria. Lipid membran diantaranya seperti fosfatidilkolin,
fosfatidiletanolamin, kardiolipin dan kolesterol.
Selain lipid dan protein masih ada sejumlah molekul organik lain seperti
ubiquinon (koenzim Q), flavin (FMN & FAD) dan peridin nukleotida (NAD+)
merupakan bahan yang terikat pada membran dan ikut kegiatan transport elektron.
Enzim-enzim Pada Mitokondria
Enzim pada membran luar mitokondria dan merupakan enzim tanda, yaitu
monoamin oksidase. Monoamin oksidase mengandung flavin, sialic acid dan
heksoamin dengan berat molekul 115.000 dalton.
Membran dalam mempunyai enzim suksinat dehidrogenase yang
merupakan enzim tanda pada membran dalam, sitokrom b, c, c1, a1, a3 untuk
transport elektron.
Matrik mitokondria berisi enzim-enzim untuk reaksi daur Krebs, kecuali
suksinat dehidrogenase.
Fungsi Mitokondria
a. Metabolisme karbohidrat dan lemak (respirasi) termasuk fase-fase
penghasil tenaga (ATP).
Glukosa dipecah menjadi asam piruvat terjadi pada sitosol, lemak dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol. Perubahan asam piruvat dan asam lamak
menjadi asetil-KOA terjadi di luar mitokondria (sitosol) ataupun terjadi di dalam
matrik. Asetil-KOA – CO2, H2O & ATP di mitokondria.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 87
87
b. Sintesis lemak dan hormon steroid
Sintesis lemak dan steroid mitokondria bekerjasama dengan retikulum
endoplasmik agranuler. Steroid dapat dibuat dari kolesterol. Kolesterol diubah
menjadi pregnolon kemudian progesteron. Progesteron dapat diubah menjadi
testoteron atau estrogen serta kortikosteron.
Jalur-jalur Oksidasi Hidrat Arang
a. Glikolisis atau jalur Embden-Meyerhoff
Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi persenyawaan 3
atom karbon, yaitu 2 mol asam piruvat. Tiap-tiap langkah pada proses glikolisis
memerlukan enzim khusus. Glikolisis berlangsung di sitoplasma dan bersifat an
aerob, serta glikolisis dapat berjalan baik di dalam protoplasma ada atau tidak ada
oksigen.
Glikolisis merupakan rangkaian reaksi biokimia yang mempunyai tahapan
yaitu pertama/persiapan dimana pengubahan glukosa sampai menjadi
gliseraldehid-3-phosphat. Kedua pengubahan gliseraldehid-3-phosphat menjadi
dua molekul asam piruvat. Langkah-langkahnya dapat dilihat pada Gambar 38.
Jalur EM (glikolisis) dapat dihambat oleh senyawa tertentu sehingga dapat
mengganggu jalannya glikolisis yaitu yodoasetat dengan menghambat aktivitas
enzim gliseraldehid-3P dehidrogenase dan fluorida menghambat enzim enolase.
Energi yang dihasilkan pada peristiwa glikolisis yaitu:
–2 ATP + 4 ATP + 2 NADH (6 ATP) = 8 ATP.
Setelah terbentuk 2 molekul asam piruvat di dalam sitosol jika ada O2 maka akan
dilaksanakan respirasi aerob yaitu masuk siklus Krebs. Sedangkan bila tidak ada
O2 di dalam sitosol maka akan terjadi fermentasi yaitu menghasilkan alkohol,
asam laktat, asam butirat dan lain-lain tergantung sel/organismenya.
b. Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat
Jalur ini merupakan jalur respirasi aerob dan asam piruvat masuk ke
mitokondria, kemudian diubah menjadi dua asetil-KoA. Reaksi ini disebut
dekarboksilasi oksidatif karena terjadi oksidasi dan kehilangan gugus karboksil
menjadi CO2.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 88
88
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim komplek piruvat DH-ase, koenzim TPP
(Tiamin Pyro Phosphate), L(S)2 (Lipoamida teroksidasi), KO ASH, FAD dan
NAD (Gambar 39). Energi ATP yang dihasilkan untuk 1 mol piruvat terbentuk 1
NADH atau 3 ATP (2 asam piruvat = 6 ATP).
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 89
89
Gambar 7.3. Skema dari glikolisis.(sumber: Buku Esential microbiology)
c. Siklus Asam Sitrat (Daur Krebs)
Juga dikenal dengan nama siklus asam trikarboksilat. Asetil-KoA hasil
dari dekarboksilasi oksidatif dengan reaksi kondensasi dengan oksaloasetat
dengan enzim sitrat sintetase menghasilkan asam sitrat (reaksi bersifat reversibel).
Gambar 7.4. Dekarboksilasi oksidatif
(sumber: Buku Esential Microbiology)
Asam sitrat diubah menjadi isositrat dengan dibantu enzim akonitase
(reversibel). Kemudian isositrat diubah menjadi alfa-ketoglutarat dengan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 90
90
dikatalisis enzim isositrat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+ (bersifat
reversibel). Produk NADH memasuki transport elektron menghasilkan 3 ATP.
-ketoglutarat diubah menjadi suksinil-KoA dengan dikatalisis oleh enzim
-ketoglutarat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+ (bersifat reversible). Hasil
NADH memasuki transport elektron menghasilkan 3 ATP.
Suksinil-KoA dikatalisis oleh enzim suksinat tiokinase menjadi asam
suksinat dengan menghasilkan 1 molekul GTP (setara dengan 1 ATP). Reaksinya
bersifat Reversibel.
Suksinat diubah menjadi fumarat dengan dikatalisis enzim suksinat
dehidrogenase dengan Ko-DH-ase FAD (bersifat reversibel). Produknya FADH2
masuk transport elektron dengan dihasilkan 2 mol ATP.
Fumarat diubah menjadi malat dikatalisis enzim fumerase (reversibel).
Malat diubah menjadi oksaloasetat dikatalisis malat dehidrogenase dengan Ko-
DH-ase NAD+ (reaksinya bersifat reversibel). Hasil NADH masuk transport
elektron menghasilkan 3 ATP. Daur asam sitrat menyeluruh dapat dilihat pada
d. Rantai Respirasi dan Fosforilasi Oksidatif
Oksidasi 1 molekul asetil-KoA dalam daur Krebs yang terjadi pada matrik
mitokondria memerlukan 1 molekul Flavoprotein (FAD) dan 3 molekul
Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD). Koenzim tereduksi dioksidasi oleh 1
molekul oksigen melalui sistem enzim dan koenzim yang disebut rantai respirasi
atau rantai pernafasan atau sistem transport elektron yang terjadi pada membran
mitokondria.
Selama proses oksidasi melepaskan sejumlah energi dan sebagian energi
digunakan untuk memproduksi ATP. Sintesis ATP pada saat oksidasi disebut
Fosforilasi Oksidatif. Fosforilasi oksidatif yang paling banyak diakui adalah
hipotesis osmotik kimia (Chemiosmotic Hypothesis) oleh Mitchell, 1968
Setiap putaran siklus Krebs dilepaskan 4 pasang atom hidrogen dari
isositrat, alfa ketoglutarat, suksinat dan malat dengan bantuan enzim
dehidrogenase. Prosesnya adalah sebagai berikut, Atom Hidrogen diionisasi
menjadi proton dan elektron, proton atau ion hidrogen mereduksi dengan NAD,
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 91
91
elektronnya dilepas ke rantai transport elektron dan ditransfer oleh membran
pembawa elektron hingga sampai sitokrom aa3 atau sitokrom oksidase. Kemudian
sitokrom oksidase menstransfer elektron hingga akseptor terakhir, yaitu oksigen.
Oleh karena setiap atom oksigen menerima 2 buah elektron dari rantai transport
elektron dan 2 buah ion H+, dengan bantuan dehidrogenase terbentuk air (H2O).
2H 2H+ + 2 e—
proton elektron
Proton mereduksi NAD
NAD + 2H+ NADH + H+
NADH masuk membran dalam mitokondria, masuk rantai respirasi, dioksidasi
menjadi NAD+ dengan mentransfer H+ ke Flavoprotein (FAD) (sebagai carier
hidrogen). Dari Flavoprotein tiap proton dilepas ke ruang antar membran dan
elektronnya masuk ke protein non heme (menjadi besi). Elektron bergerak
melalui komponen rantai respirasi yang kemudian membentuk air.
Reaksi kimia dari oksidasi H-arang adalah:
Enzim respirasi
C6H12O6 + 6O2 + 38 ADP + 38 pi 6CO2+6H2O+38 ATP
Jumlah ATP tersebut berasal dari: glikolisis (2 mol ATP) + S. Krebs (2 mol
ATP) + rantai transport elektron (34 mol ATP), sehingga totalnya ada 38 ATP.
Atau Glikolisis (8 mol ATP) + Dekarboksilasi oksidatif (6 mol ATP) + S.
Krebs (24 mol ATP) dan totalnya 38 mol ATP
Dalam pernafasan sel selain glukosa juga masih ada molekul lain seperti
lemak dan protein yang dapat digunakan sebagai substratnya. Lemak diubah
menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol diubah menjadi gliserol-3-P dan masuk
glikolisis dan daur Krebs. Asam lemak dioksidasi menjadi asetil-KOA yang
kemudian masuk siklus Krebs.
Protein dapat dipecah menjadi asam amino, asam amino dapat diubah
menjadi asam ketoglutanat dan oksaloasetat dan kedua asam itu dapat masuk
daur krebs.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 92
92
Oksidasi Karbohidrat selain dengan glikolisis dan siklus Krebs masih ada
jalur yang lain seperti :
Jalur glikogenesis dan glikogenolisis
Jalur asam glukoronat
Jalur HMP-Shunt Chexose Mono Phosphat Shunt – Jalur glukonat
Jalur glukoneogenesis.
7. Respirasi Anaerob/Fermentasi
Apabila di dalam sitoplasma/protoplasma tidak terdapat oksigen maka
untuk memperoleh energi walaupun sedikit melalui respirasi anaerob/fermentasi
Sel-sel otak tidak dapat hidup lama tanpa oksigen, karena energi yang
dihasilkan pada proses fosforilasi menurun akibatnya tidak dapat
mempertahankan kehidupannya. Beberapa sel lebih toleran terhadap kekurangan
oksigen karena dapat membentuk ATP secara anaerob melalui fermentasi. Jenis-
jenis invertebrata tertentu dan mikroorganisme dapat hidup tanpa adanya oksigen.
Fermentasi alkohol telah diteliti oleh Louis Pasteur pada minuman anggur
(wine). Air buah anggur dibubuhi ragi (fungi uni sel) dapat merubah gula menjadi
etanol/alkohol.
Gambar 7.5. Perubahan gula menjadi etanol
(sumber : Buku Biochemstry Lange)
Energi yang digunakan 6 ATP (2NADH) sehingga ATP yang diperoleh
pada respirasi anaerob beralkohol ini adalah 2 ATP.
Glukosa + 2 pi + 2 ADP 2 etanol + 2 CO2 + 2 ATP + 2H2O.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 93
93
Fermentasi laktat biasanya pada sel-sel jaringan otot hewan dan manusia
pada saat kegiatan yang maksimal seperti lari. Pada saat lari diperlukan energi
yang banyak, sehingga sel-sel otot mengadakan respirasi sangat cepat dan perlu
banyak oksigen. Oleh karena O2 yang dibawa darah tidak mencukupi keperluan
untuk respirasi aerob, sehingga untuk menutupi kebutuhan energi sel otot
mengadakan respirasi anaerob/fermentasi. Asam piruvat sebagai penerima
elektron dari NADH + H+, asam piruvat mereduksi menjadi asam laktat dan
NAD+ berfungsi kembali pada saat glikolisis.
CH3-CO-COOH + NADH + H+ laktat CH3-CHOH-COOH+NAD+
Dehidrogenase
Glukosa + 2 ADP + 2 pi 2 laktat + 2H+ + 2 ATP + 2H2O.
Karena pada fermentasi ini digunakan 2 NADH atau 6 ATP sehingga total hasil
hanya 2 ATP.
Asam laktat yang dihasilkan dalam sel otot masuk ke peredaran darah dan
dapat menurunkan pH darah secara drastis. Untuk mencegah tidak lebih parah
masa asam laktat dalam darah harus dioksidasi sehingga pada saat relaksasi masih
perlu oksigen lebih banyak (nafas terengah-engah) akibat kekurangan O2 pada
saat fermentasi.
Rangkuman :
Ribosom adalah suatu organel sel yang banyak menempel pada reticulum
endoplasma kasar (REK). Ribosom telibat dalam proses sintesis protein. Pada
ribosom akan terjadi proses penerjamahan kode-kode genetik, kodon yang dibawa
oleh mRNA. Selama proses penerjemahan ribosom menempel dan bergeser
sepanjang molekul mRNA dari ujung 5’-3’. Dalam penerjemahan tersebut akan
terlibat tRNA yang membawa anti kodon, tRNA tersebut menggandeng asam
amino.
Mitokondria sebagai tempat atau lokasi respirasi sel. Mitokondria
mempunyai dua lapis membran (membran rangkap) dan mempunyai persamaan
dengan sistem membran yang lain. Membran yang pertama yaitu membran luar
yang berbatasan dengan sitosol dan membran luar yang berbatasan dengan matrik.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 94
94
Antara membran luar dan membran dalam terdapat ruang yang dinamakan
intermembran. Membran dalam membentuk lipatan-lipatan yang dinamakan
krista, dengan maksud untuk memperluas permukaan.
Contoh Soal :
Jelaskan Enzim-enzim yang terdapat pada mitokondria !
Enzim pada membran luar mitokondria dan merupakan enzim tanda, yaitu
monoamin oksidase. Monoamin oksidase mengandung flavin, sialic acid dan
heksoamin dengan berat molekul 115.000 dalton. Membran dalam mempunyai
enzim suksinat dehidrogenase yang merupakan enzim tanda pada membran
dalam, sitokrom b, c, c1, a1, a3 untuk transport elektron. Matrik mitokondria berisi
enzim-enzim untuk reaksi daur Krebs, kecuali suksinat dehidrogenase.
Studi Kasus :
Pada mitokondria dijumpai DNA yang bentuknya hampir sama dengan DNA
yang terdapat pada Inti Sel. DNA pada mitokondria merupaka DNA yang sangat
mudah termutasi, sehingga di beberapa penelitian dapat dengan mudah dilakukan
rekayasa genetika pada DNA mitokondria.
Pemecahan Masalah :
Pada saat terjadi siklus krebs, banyak enzim yang berperan, baik dalam proses
glikolisis sampai akhirnya masuk ke dalam siklus krebs. Keseluruh enzim tersebut
bekerja secara spesifik. Apakah jika salah satu enzim terganggu aktifitasnya siklus
krebs tetap berlangsung?
Tugas Kelompok :
Cobalah identifikasi enzim apa saja yang berperan dalam proses glikolisis sampai
masuk ke dalam siklus krebs.
Tugas Mandiri :
Pilihan Berganda :
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 95
95
1. Selain proses glikolisis, oksidasi karbohidrat dapat juga berlangsung melalui
a. Glukogenesis c. Glukokinase
b. Glukolis d. Glukinosis
2. Ahli yang berperan dalam fermentasi adalah
a. Louis Pasteur c. Aristoteles
b. Hooke d. Robert Brown
3. Senyawa yang dapat menghambat glikolisis adalah
a. Protease c. Kinase
b. Yodoasetat d. Asam Asetat
Soal Latihan
1. Jelaskan fungsi ribosom bagi sel
2. Jelaskan proses sintesis protein yang terjadi pada ribosom
3. Jelaskan fungsi mitokondria
4. Jelaskan proses yang terjadi pada siklus asam sitrat
5. Jelaskan proses yang terjadi pada fermentasi
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 96
96
BAB VIII
RE, APARATUS GOLGI dan LISOSOM
Standar Kompetensi :
Mahasiswa mampu memahami fungsi dan struktur organel sel
Kompetensi Dasar :
1. Mampu menjelaskan fungsi Retikulum Endoplasma
2. Mampu menjelaskan fungsi apparatus golgi
3. Mampu menjelaskan fungsi lisosom
Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi Retikulum Endoplasma
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi apparatus golgi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi lisosom
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 97
97
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan fungsi retikulum endoplasma bagi sel2. Menjelaskan perbedaan antara re kasar dengan re halus3. Menjelaskan fungsi aparatus golgi bagi sel4. Menjelaskan fungsi lisosom bagi sel5. Menjelaskan peristiwa terbentuk lisosom
1. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma terdapat pada sel eukariota. RE bila dilihat dengan
mikroskop elektron nampak jelas yang berupa saluran-saluran yang berjala-jala
atau berjajar-jajar dan terdiri dua lapis. Membran RE bersifat dinamik yang
berfungsi membantu transpor di dalam sel eukariota, sehingga substrat yang vital
dapat mencapai bagian dalam sel dengan cepat, demikian juga zat yang disintesis
di dalam sel dapat cepat diangkut ke permukaan sel.
Penggunaan mikroskop elektron untuk pengamatan RE terlihat dua macam
yaitu retikulum endoplasma granuler atau kasar (REG), dan retikulum
endoplasma agranuler atau halus (REA). REG merupakan tumpukan kantung-
kantung pipih yang disebut sisterna, sedangkan REA berupa anyaman saluran-
saluran halus.
Membran RE mempunyai kandungan kimia protein membran sekitar 60-
70 %, dan fosfolipida 40 %. Fosfolipid yang biasanya terdapat adalah
fosfatidilkholin 5-7 %, fosfatidil serin 5-10 %. fOsfatidil inositol 5-10 %,
fosfatidil etanolamin 20-25 %, dan sfingomielin 4-7 %.
Beberapa enzim penting yang terdapat pada RE adalah (1) glukosa-6-
fosfatase yang berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, (2) sitokrom P450 yang
berfungsi sebagai transpor elektron dan reaksi hidroksilasi, dan (3) sitokrom b5
yang berfungsi sebagai transpor elektron.
Cairan pada lumen RE mengandung holoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan
sejumlah enzim hidrolase.
Fungsi RE.
1. REG berfungsi sebagai sintesis dan pemindahan polipeptida.
Sintesis protein (polipeptida) terjadi pada ribosom yang terikat pada RE
pada riboforin dan reseptor signal recognition particle (SRP). Protein yang
terbentuk diantaranya adalah protein sekretoris, protein organela dan proteim
membran. Protein yang telah disintesis di pindahkan ke lumen RE, dan dengan
tahap tertentu ditranspor ke tempat tujuan.
Selain sebagai tempat sintesis protein, peristiwa glikosilasi (penambahan
gula terhadap protein dan penambahan disulfida) agar lebih banyak rangkaiannya.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 98
98
2. REA berfungsi sebagai metabolisme sterol.
RE menghasilkan lipid-lipid yang akan digunakan untuk selaput plasma,
termasuk fosfolipid dan kolesterol. Sebagian besar fosfolipid yang disintesis
adalah fosfatidilkholin atau lesitin.
Sintesis kolesterol terjadi pada selaput RE, yang kemudian dirubah
menjadi asam empedu dan hormon steroid.
3. Gabungan REA dan REG berfungsi dalam mekanisme detoksifikasi.
REA di dalam sel memegang peranan penting dalam metabolisme lipid,
misalnya sel Leydig jaringan intertisiel testis, sel kortek adrenal, dan sel corpus
luteum dalam ovarium. REH berfungsi untuk metabolisme zat yang larut dalam
lemak dan obat. Misalnya barbiturat dalam REA dilakukan proses detoksifikasi
yang sehingga tidak meracuni sel. Zat yang larut dalam lemak dihidrolisis dengan
enzim oksidatif sehingga larut dalam air.
Bahan-bahan yang bersifat toksik (xenobiotik) bagi sel akan dinetralkan
oleh kerjasama REA dan REG, dimana REG memproduksi enzim-enzim
hidrolase yang kemudian dialirkan ke REA. Materi-materi tersebut seperti obat-
obatan, insektisida, anastetik, bahan minyak bumi dan karsinogen. Reaksinya
berupa hidroksilasi aromatik, hidroksilasi alifatik, N-Dealkilasi, O-Dealkilasi,
deaminasi, sulfosidasi, dan N-oksidasi.
Produksi antibodi dalam sel plasma dan limfosit yang imunokompeten
dilakukan oleh REG dan REA bersama-sama, dimana sintesis polipeptida dan
glikosilasinya di REG, kemudian perakitannya di REA.
Proses detoksifikasi biasanya terdapat pada sel hati, usus, ginjal, paru-paru
dan kulit.
4. REA berfungsi sebagai transport.
REA berfungsi mempunyai fungsi khas yaitu sebagai transport ion-ion Ca,
hal ini ion Ca penting dalam proses pengerutan atau kontraksi sel-sel otot.
5. Peran REG dalam metabolisme karbohidrat.
REG berperan dalam sintesis glikoprotein, dikarenakan adanya enzim
glukosa-6-fosfatase, akibatnya terjadi pelepasan glukosa dari bentuk terfosforilasi
dalam hati, ginjal, dan epitel usus.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 99
99
2. Aparat Golgi/Kompleks Golgi/Badan Golgi/Golgi Aparatus.
Aparat golgi ditemukan oleh C. Golgi (1898) pada sel saraf yang
berbentuk seperti jala, letaknya didekat inti. Ahli sitologi yang bernama
Perrincito (1910) mengemukakan organel aparat golgi terdiri dari sekelompok
jalinan (diktiosom). Penggunaan mikroskop elektron Mollenhauer (1967)
menemukan organel aparat golgi, yang banyak dijumpai pada sel hewan dan sel
tumbuhan.
Aparat golgi terdapat pada sel-sel eukariot kecuali pada sel spermatozoid,
sel-sel pembuluh tapis yang sudah tua, sel sperma, dan sel erytrosit hewan.
Aparat golgi mempunyai struktur seperti Gambar 8.1. Tiap-tiap kantung
pipih disebut sisternae, sakulus atau lamela. Susunan sakulus atau sisterna disebut
diktiosom. Tiap-tiap sisternae berupa kantung gepeng dan bertekuk dengan
bagian tepi bergembung dan berlobang. Bentuk aparat golgi ada tiga yaitu
sisterna, pembuluh (tubulus) dan gelembung (vesicle).
Sel-sel sekresi (secretory), aparat golgi berfungsi sebagai rantai sekresi.
Bagian aparat golgi yang berdekatan dengan retikulum endoplasma berbentuk
cembung disebut permukaan luar (foming face) dan permukaan dalam berbentuk
cembung (maturing face). Urutan pada waktu sekresi adalah RE – gelembung
transisi – permukaan luar – permukaan dalam – gelembung sekresi – membran
plasma – luar sel.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 100
100
Gambar 8.1. Struktur Aparat Golgi
(sumber: Buku The Cell)
Enzim yang terdapat pada aparat golgi diantaranya adalah
glikosiltransferase, oksidoreduktase, fosfatase, kinase, transferase dan
mannosidase. Untuk enzim tanda pada aparat golgi adalah glikosiltransferase.
Enzim ini berfungsi sebagai biosintesis glikoprotein dan glikolipid. Pengemasan
protein maupun lipid berkarbohidrat tinggi diawali di RE dan dilanjutkan di
aparat golgi, atau hanya terjadi pada aparat golgi saja. Sintesis pectin dan
hemiselulosa dinding sel tumbuhan hanya berlangsung di aparat golgi.
Fungsi Aparat Golgi:
1. Biosintesis Glikoprotein.
Glikoprotein merupakan bahan utama dalam sekresi berbagai kelenjar
endokrin maupun eksokrin, sebagai substansi dasar intraseluler, dan komponen
membran sel.
Tabel 8.1. Biosintesis Glikoprotein dari beberapa sel hewan.
No. Asal Bentuk Produk
1 Hati Sekresi endokrin Glikoprotein plasma2 Tiroid Sekresi endokrin Tiroglobulin3 Sel plasma Sekresi endokrin Imunoglobulin4 Pankreas sapi Sekresi eksokrin Ribonuklease5 Oviduk ayam Sekresi eksokrin Ovalbumin6 Kelenjar mukus Sekresi eksokrin Glikoprotein gol. Darah7 Sel jaringan Ikat Substansi dasar
intraselKolagen
8 Semua sel Membran sel Glikoprotein membran
Aparat Golgi mempunyai bentuk/ukuran berubah-ubah, hal ini berkaitan
dengan adanya fungsi sintesis glikoprotein dan glikolipid. Apabila glikoprotein
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 101
101
dan glikolipid yang disintesis lebih banyak, maka simpanannya juga lebih banyak
sehingga aparat golgi juga lebih besar.
Glikoprotein yang dipergunakan untuk penyusunan membran plasma tidak
pernah dilepaskan pada lumen kompleks golgi, tetapi membentuk Vesikula dan
akhirnya berfusi dengan membran plasma. Sedangkan Glikoprotein untuk
sekretoris dilepaskan ke lumen, kemudian terjadi pertunasan dan membentuk
Vesikula yang akhirnya menuju permukaan sel untuk dikeluarkan/disekresikan.
2. Pembentukan Dinding Sel Tumbuhan
Kompleks golgi memegang peranan penting dalam pembentukan materi
dinding sel pada waktu pembelahan sel dan pada saat pertumbuhan. Bahan-bahan
untuk pembentukan matrik baru ditimbun di kompleks golgi sebelum digunakan
untuk penyusunan dinding sel baru.
Kompleks golgi membentuk vesikula atau gelembung-gelembung
membran yang berisi pektin dan hemiselulosa dan membentuk dinding baru
dengan dimulai dari tengah dan kemudian menuju ke arah membran plasma.
Selain membentuk dinding asal (primer) tersebut juga berfungsi membentuk
dinding sekunder.
3. Pembentukan Lisosom dan Akrosom
Lisosom dibentuk kompleks Golgi dari permukaan cekung dengan
membentuk sejumlah vesikula yang berisi enzim hidrolitik.
Akrosom adalah struktur yang dibatasi oleh membran pada ujung sel
sperma dari kebanyakan hewan. Akrosom berisi enzim hidrolitik. Fungsi enzim
pada akrosom untuk memecah lapisan pelindung pada sel telur waktu pembuahan.
Aparat Golgi membentuk gelembung-gelembung/vesikula yang berisi enzim dan
berpindah untuk membentuk akrosom. Pada permukaan akrosom gelembung-
gelembung berfusi sehingga membran akrosom dan isi bertambah. Teori
pembentukan Lisosom dapat dilihat pada.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 102
102
Gambar 8.2. Teori Pembentukan Lisosom
(sumber: Buku The Cell)
3. LISOSOM
Pada tahun 1950 de Duve dan kawan-kawannya mempelajari penyebaran
enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat dan pencernaan ultra
seluler. Pada tahun 1955 pertama-tama de Duve melaporkan mengenai
pembentukan Lisosom yaitu: protein-protein hidrolitik dibuat oleh ribosom dan
REG yang disalurkan oleh RE ke aparat Golgi. Pada saat protein melewati aparat
Golgi dari permukaan cembung (luar) ke cekung (dalam) terjadi pemrosesan yang
akhirnya terbentuk Lisosom primer.
Lisosa adalah organela yang berbentuk kantung kecil (Vesiculi) yang
dibatasi oleh satu lapis membran berisi dua atau lebih asam hidrolase. Pada
analisis Lisosom diketahui terdapat banyak enzim asam fosfatase, oleh karena itu
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 103
103
enzim ini sebagai penanda Lisosom. Beberapa macam enzim Lisosom dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 8.2. Beberapa Macam Enzim Lisosom
Macam Enzim Substrat Terdapatnya
FOSFATASE Asam Fosfatase
Asam Fosfodiesterase
Ester
Oligonukleotida dan di ester fosfat
Jaringan hewan, tumbuhan dan protista
idem
NUKLEASE RNA ase DNA ase
RNA DNA
idem idem
HIDROLASE Galaktosidase Glukosidase Monosidase Glukoronidase
Lisosiminase
Hialuronidase
Galaktosidase Glikogenase Monosakarida Polisakarida & Mono
sakarida Dinding sel belakang
dan muka polisakarida Asam hialuronat dan
kondroitin sulfat
idem Jaringan hewan Jaringan hewan Jaringan hewan
Ginjal
Hati dan tumbuhanPROTEASE
Katepsin Kolagenase Peptidase
Protein Kolagen Peptida
Sel hewan Sel tulang Jaringan hewan,
tumbuhan dan protista
ENZIM PEROMBAK LIPID Esterase Ester asam lemak Jaringan hewan,
tumbuhan dan protista
Pembagian lisosom berdasarkan fungsi fisiologisnya adalah :
1. Lisosom Primer
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 104
104
Lisosom yang terbentuk sebelum kegiatan sel berjalan, mengandung
enzim fosfatase dan bekerja pada suasana asam.
2. Lisosom Sekunder
Lisosom yang sedang terlibat dalam proses pencernaan di dalam sel.
Berfungsi mencerna materi yang berasal dari luar sel dengan cara endositosis
(fotosintesis dan pinositosis). Fungsi yang lain adalah mencerna intra selnya
sendiri (otolisosom). Fungsi pencernakan secara endositosis juga disebut
heterolisosa atau Vakuola pencernaan. Sedangkan pencernaan sendiri atau
vakuola otofag. Fagosom adalah organel yang memakan bahan, jika bahan
diambil dari luar dinamakan heterofagosom dan jika bahan diambil dari dalam
selnya sendiri disebut autofagosom. Lisosom primer jika bergabung dengan
fagosom menjadi Lisosom sekunder, sehingga bahan yang dicerna lebih mudah.
3. Telolisosom
Telolisosom adalah Heterolisosom dan otolisosom yang sudah tua dan
tidak bekerja lagi. Telolisosom dapat menjadi residu statis yang permanen disebut
Post lisosom atau benda residu. Ada pula bahan yang terdapat di dalam
telolisosom dikeluarkan dari sel dengan difekasi sel.
Autofogi biasanya dalam rangka: efisiensi, perbaikan, perombakan dan
pengaturan organel yang tua dan rusak diautofogi oleh lisosom agar efisien
terhadap bahan-bahan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan oleh sel itu sendiri.
Yang tua atau rusak dirombak dan dirakit menjadi organel baru. Sebagai contoh
bahwa mitokondria efektif bekerja pada umur kurang dari 8 hari. Maka kalau
sudah tua dirombak oleh lisosom dan hasilnya merembes ke sitoplasma, kemudian
RE, Ribosom, inti dan aparat golgi membuat organel baru.
Corpus luteum pada ovarium menyusut dikarenakan autofagi. Apabila
zat yang diproduksi sel berlebihan maka akan diautofagi. Peristiwa lisosom
memakan granula sekresi yang berlebihan dinamakan Krinofagi.
Keadaan abnormal atau khusus lisosom juga melakukan autofagi. Jika sel
dilaparkan maka lisosom akan mengautofagi organel selnya sendiri seperti
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 105
105
mitokondria, RE dan lain-lain. Obat-obat yang dapat merusak sel akan
merangsang lisosom untuk menambah jumlah vakuola autofagi, sehingga butiran
obat dapat ditawarkan dengan enzim-enzim pada vakuola autofagi. Lisosom juga
mengautofagi sel-sel yang rusak karena obat. Makin banyak dan lama obat
dikonsumsi makin dikerahkan lisosom untuk bekerja.
Peranan Lisosom
1. Peran lisosom dalam pencernaan
Telah dijelaskan di muka bahwa lisosom dapat mencerna materi dari luar
sel yang disebut heterofagi. Selain itu juga mencerna materi intraselnya sendiri
yang disebut otofagi. Pada heterofagi dapat bersifat fagositosis atau pinositosis.
2. Peran lisosom dalam sekresi
Lisosom berfungsi sebagai vesikula sekresi pada berbagai kelenjar, baik
eksokrin maupun endokrin. Enzim-enzim lisosom bekerja di dalam sel untuk
membantu menyiapkan materi yang dapat berfungsi di luar sel. Misalnya
membantu persiapan pengaktifan hormon tiroid.
Hormon-hormon tiroid yaitu tirosin dan tri yodotirosin mempunyai
ikatan kovalen dengan protein (pada folikel kelenjar tiroid). Dengan adanya
rangsang hormon hipofisis TSH (Tirotropic Stimulating Hormon) tanpa berikatan
dengan protein (tiroglobulin) maka hormon muncul di dalam darah.
Mekanismenya adalah TSH merangsang pinositosis pada permukaan epitel yang
menghadap lumen pada folikel. Butir-butir pinositosis yang berisi hormon
bergabung dengan lisosom, kemudian proteinnya lepas oleh adanya enzim
lisosom, akhirnya hormon dilepas oleh sel ke dalam darah.
Pada tumbuhan fungsi seperti kantung semar (Nephentes) mengeluarkan
enzim hidrolisis untuk menyerang serangga. Pada jamur dapat mengeluarkan
enzim-enzim hidrolitik untuk memecah makro molekul yang terdapat di luar sel
agar molekul-molekul dapat dimasukkan kedalam sel.
3. Lisosom sebagai transport
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 106
106
Lisosom ini terdapat pada sel endotel pembuluh kapiler darah. Zat yang
dicytosis adalah seperti serum dan antibodi.
4. Lisosom sebagai aktivator
Biasanya terdapat pada kelenjar yang mengeluarkan getah, enzim atau
hormon dan belum aktif. Apabila belum aktif seperti tiroglobulin maka
dihidrolisis dahulu agar menjadi hormon tiroksin yang aktif. Setelah dihidrolisis
hormon aktif dilepaskan ke dalam peredaran darah secara exocytosis.
5. Lisosom sebagai perombakan tulang
Pada tulang terdapat sel osteoblast yang berfungsi pengerasan matrik dan
membantu memecah matrik yang keras. Adanya rangsang hormon paratiroid
maka terjadi penambahan aktifitas glikolisis dan sintesis enzim-enzim lisosom.
Pada proses glikolisis menghasilkan asam laktat dan menurunkan pH matrik
tulang dekat osteoblas serta lisosom menyiapkan enzim-enzim yang dibutuhkan.
Oleh adanya pH turun maka tulang larut dan matrik yang berupa kolagen,
mukopolisakarida dicerna secara intrasel dengan bantuan lisosom.
6. Lisosom sebagai pengabsorbsi
Jaringan yang sedang berdegenerasi diabsorbsi lisosom. Terutama alat
atau bagian tubuh yang mengalami organogenesis dan metamorphosis. Misal
absorbsi ekor dan insang pada kecebong, katak, absorbsi corpus luteum dalam
ovarium.
7. Lisosom sebagai pertahanan dan penawar racun
Selain lisosom berfungsi mencerna benda asing atau racun yang
difagositosis, lisosom juga membersihkan debris yang berasal dari sel-sel yang
mati atau rusak oleh benda asing atau racun serta mencerna dan menawarkan
benda asing yang bersifat racun.
8. Lisosom sebagai sarana pembuahan
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 107
107
Akrosom pada spermatozoa juga merupakan lisosom dan berfungsi
mencerna bagian membran plasma, membran perivitelina, zona pelucida telur
sehingga mudah masuk dan melakukan pembuahan.
9. Lisosom dalam germinasi biji
Lisosom berperan dalam keterlibatan enzim hidrolitik pada
perkecambahan sejenis gandum. Saat hidrolisis dikendalikan oleh hormon
giberelin, yaitu mempengaruhi lapisan sel aleuron untuk melepaskan enzim
hidrolase ke dalam endosperma.
Rangkuman :
Retikulum endoplasma terdapat pada sel eukariota. RE bila dilihat dengan
mikroskop elektron nampak jelas yang berupa saluran-saluran yang berjala-jala
atau berjajar-jajar dan terdiri dua lapis.
Lisosa adalah organela yang berbentuk kantung kecil (Vesiculi) yang
dibatasi oleh satu lapis membran berisi dua atau lebih asam hidrolase. Pada
analisis Lisosom diketahui terdapat banyak enzim asam fosfatase, oleh karena itu
enzim ini sebagai penanda Lisosom.
Contoh Soal :
Jelaskan Enzim apa saja yang terdapat di dalam Aparatus Golgi !
Enzim yang terdapat pada aparat golgi diantaranya adalah glikosiltransferase,
oksidoreduktase, fosfatase, kinase, transferase dan mannosidase.
Studi Kasus :
Akrosom adalah struktur yang dibatasi oleh membran pada ujung sel sperma dari
kebanyakan hewan. Akrosom berisi enzim hidrolitik. Fungsi enzim pada akrosom
untuk memecah lapisan pelindung pada sel telur waktu pembuahan.
Pemecahan Masalah :
Jika pada sel sperma tidak dijumpai akrosom yang khas pada setiap individu,
kemungkinan besar apa yang terjadi ?
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 108
108
Tugas Kelompok :
Coba indetifikasi struktur pembentukan lisosom, jika pada hewan dijumpai
lisosom, maka pada tumbuhan organel apa yang menggantikan peran lisosom.
Tugas Mandiri
Pilihan Berganda :
1. Bahan utama dalam sekresi berbagai kelenjar endokrin maupun eksokrin,
sebagai substansi dasar intraseluler, dan komponen membran sel adalah
a. Glikoprotein c. Lipid
b. Karbohidrat d. Protein
2. Orang yang berjasa dalam penemuan Lisosom adalah :
a. Hooke c. De Cuve
b. Robert Brown d. Hans Krebs
3. Aparat golgi terdapat pada sel-sel eukariot kecuali
a. Sel sperma c. sel eritrosit manusia
b. Sel leukosit d. sel saraf
Soal Latihan
1. Sebutkan fungsi dari reticulum endoplasma bagi sel
2. Jelaskan perbedaan antara re akasar dengan re halus
3. Jelaskan fungsi apparatus golgi bagi sel
4. Jelaskan fungsi lisosom bagi sel
5. Jelaskan proses pembentukan lisosom
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 109
109
Daftar Pustaka
Bioassay system. 2008. EnzyChrom TM Cholesterol assay kit. USA: Hayward
Boyer R. 2006. Concept in Biochemistry. 3rd. Canada: Benjamin Cummings
Brock, T.D, and Madigan, M.T. 1995. Biology of Microorganisms.
Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey.
Campbell and Reece. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Issoegianti, S.M.R. & Wibisono, S. 1990. Biologi Sel. Proyek LPTK. Biologi.
UGM. Yogyakarta.
Kimball, J.W. 1990. Biology. Addison Wesley Publishing Company.
Kimball, J.W., 1991. Biologi Jilid I, II. Terjemahan Siti Soetarmi &
Nawangsari Sugiri. Gelora Aksara Pratama. Bogor.
Lehninger, A.L. Terjemahan Maggy Thenawidjaja. 1990. Dasar-dasar
Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Muslim, Chorul. 2003. Biologi Molekuler Sel. Bengkulu: Dikti Bengkulu.
Reksoatmojo, Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Depdikbud.
Wayan Bawa. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Wolfe, Stephen L., 1983. Introduction To Cell Biology. California: Wadsworth
Publishing Company.
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 110
110
Biologi Sel-Ahmad Shafwan S. Pulungan Page 111
111