agroklimatologi pembentukan awan dan hujan

111

Upload: joel-mabes

Post on 26-Jun-2015

1.512 views

Category:

Education


12 download

DESCRIPTION

Agroklimatologi Pembentukan awan dan hujan

TRANSCRIPT

  • 1. Air tanah Air tanah untuk veg. Air tanah untuk tanah M Evaporasi dari laut Hujan Ev. Air hujan Ev.vegetasiEv.danautranspirasi Ev.Daritanah Ev. Dari sungai,da- nau,dll. L A U T Air tanah untuk sungai Air tanah untuk lautan ..Massa hujan.. ...

2. Sebagian besar uap air yang datang dari lautan jatuh sebagai hujan Jln.pendek dalam siklus : Langsung masuk ke udara melalui evaporasi dari permukaan daratan dan transpirasi dari vegetasi Siklus pendek : Hujan di atas lautan Siklus panjang : - Hewan dan tanaman menggunakan air untuk membentuk organ tubuhnya. - air disimpan di gunung-gunung es/glitser. - Air diambil tanah 3. Estimasi air di daratan Terrestial Volume air (L) Total air (%) - Lautan - Benua : Tersimpan di gunung es ground water danau air tawar danau air asin Vadose water Average in stream channels - Atmosfer Total 1.32 x 1021 2.90 x 1019 8.30 x 1018 1.20 x 1017 1.20 x 1017 6.70 x 1016 1.00 x 1015 1.30 x 1016 1.36 x 1021 97.200 2.150 0.620 0.009 0.008 0.005 0.0001 0.001 100.000 4. Kondensasi suatu proses perubahan langsung dari uap air menjadi cairan Sublimasi peubahan uap menjadi padat 5. Uap air cair padat Dihasilkan panas Kondensasi 6. kristal-kristal kecil yang naik ke udara dan mempunyai diameter 10-6 mm, sehingga melayang-layang di udara dan terbawa naik tinggi sekali karena adanya pergerakan udara. inti kondensasi Mempengaruhi kecepatan proses kondensasi 7. Inti kondensasi di atmosfer Inti higroskofis : yang terdiri dari hasil pembakaran (asam belerang, uap zat lemas, dll.), dapat juga berupa garam-garam laut Inti non-higroskofis : yaitu berupa debu, pasir atau bahan padatan tanah yang sangat kecil. Inti kondensasi : umumnya bersifat higroskofis bereaksi dengan uap air di atmosfer reaksi fisis fase padat/cair inti kondensasi 8. Inti kondensasi higroskofis Mulai menyerap air sebelum mencapai kejenuhan udara pada kelembaban 80% Berkembang terus hingga 96% Berlangsung sempurna jika kelembaban mencapai 100% (cukup jenuh) Untuk mencapai hal itu, harus ada penambahan uap air yang cukup sehingga cukup tersedia uap air dan harus cukup adanya pendinginan atau penurunan suhu. Proses ini terjadi misalnya bila ada udara melalui atau melintasi lautan di mana terdapat banyak uap air dan kristal-kristal garam. 9. Awan tersusun atas berjuta-juta butiran air dan kristal es yang kecil-kecil, yang terbentuk pada saat udara mendingin. Awan terbentuk dalam berbagai cara dan dinamakan menurut bentuk, tinggi dan ukurannya. Awan membantu meramalkan jenis cuaca Awan sering dihubungkan dengan presipitasi (hujan, salju, hujan bercampur es dan salju atau hujan batuan es), tapi tidak semua awan mengakibatkan jenis cuaca ini. A w a n 10. 1. Udara dapat naik ke atas karena konveksi, ketika radiasi matahari memanaskan permukaan bumi. 2. Udara dipaksa naik saat mencapai dataran tinggi 3. Udara dapat juga naik jika dua massa udara bertubrukan Alasan mengapa udara naik dan awan terbentuk 11. Proses pembentukan awan Merupakan proses fisik yang terjadi di alam Secara alami awan terbentuk karena adanya radiasi matahari yang ada di permukaan bumi adanya proses konveksi panas. pada daratan yang banyak mengandung air akan cepat membentuk awan dibandingkan daerah yang kering. 12. a. Teori tumbukan dan peleburan (collision and caolescence) Titik-titik kondensasi di awan yang berbeda ukuran dan mengandung energi H U J A N Terjadi pergerakan dengan arah dan kecepatan berbeda Terjadi proses tumbukan di antara butir-butir awan Terjadi peleburan, sehingga butir-butir kondensasi akan bertambah besar Menjadi butiran air yang mempunyai massa yang pada Ukuran tertentu mampu melawan gaya ke atas (up draft) Keluar dari sistem awan 13. Ukuran butir awan Efisiensi tumbukan Efisiensi peleburan Pertumbuhan butir dipengaruhi 14. Kecepatan jatuh butir-butir awan dan hujan dengan ukuran diameter yang berbeda Ukuran diameter (mikron) Kecepatan jatuh (cm/detik) Butiran awan 1 5 10 20 50 0.003 0.076 0.300 10 76 Gerimis 100 200 500 1000 27 72 206 403 Butir-butir hujan 2000 3000 5000 649 806 909 15. a. Hilangnya panas melalui pancaran radiasi dari massa udara akan menyebabkan udara menjadi dingin dan mengembun. b. Rambatan/sentuhan dengan permukaan yang dingin biasanya menghasilkan embun. c. Jika udara panas dan dingin bercampur maka terjadilah penurunan suhu. d. Jika tekanan udara turun, ini berhubungan dengan penurunan suhu bila udara naik. Cara-cara pendinginan untuk terjadinya kondensasi di alam 16. Bentuk pengembunan minor Jika terjadi kondensasi di atas titik beku (0 C) Kondensasi terjadi dalam bentuk kristal-kristal es (ibun putih, rime, salju dan awan dingin). akan menghasilkan pengembunan dalam status cair (embun, kabut dan awan). Jika kondensasi terjadi di bawah 0 C 17. Embun dan ibun putih : merupakan hasil kondensasi pada permukaan yang dingin sebab pancaran radiasi gelombang panjang pada malam hari dengan langit cerah dan angin lemah. Rime : kristal-kristal es yang terbentuk karena butir air lewat dingin menyentuh benda dingin. Bentuk pengembunan minor Keterangan 18. Kabut : a. Kabut pancaran : - terjadi di daratan - dikenal sebagai kabut inversi permukaan - kondisi yang menunjang terjadinya kabut pancaran: Inversi permukaan yang menahan kabut tidak menghilang ke atas. Langit cerah tak berawan sehingga pendinginan intensif Angin lemah, yang mengakibatkan terjadinya pencampuran sehingga kabut bisa cukup tebal, tetapi tidak menghilangkan. Bentuk pengembunan minor 19. Kabut : b. Kabut adveksi : - terjadinya karena adanya gerakan udara yang hangat dan lembab secara horizontal ke arah permukaan yang dingin. - sering terjadi di pantai dan daerah di tepi badan berair yang besar di daratan pada saat terjadinya gradien suhu horizontal yang besar. Bentuk pengembunan minor Keterangan 20. Proses kondensasi yang terjadi di atmosfer pada ketinggian tertentu disebut awan Proses kondensasi yang terjadi di sekitar permukaan disebut kabut, embun dan frost. Bentuk pengembunan minor Keterangan 21. b. Teori Bergeron dan Findeisen : T < 0 C Di awan terbentuk kristal-kristal es dan terdapat air super cooled (fase cair di bawah titik beku) Tekanan uap air di atas kristal es akan turun lebih cepat dibandingkan di atas air super cooled Air akan mengalir ke arah kristal es Menyublim di atas kristal es tersebut Kristal es akan tumbuh dan membesar Pada ukuran tertentu akibat adanya gaya gravitasi, kristal es akan jatuh sebagai hujan es Jika T di bawah awan berada di atas suhu titik beku, maka kristal es akan mencair dan akhirnya akan jatuh sebagai hujan T > 0 C 22. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya Susunan dan keadaannya datar, warna awan kelabu. Bentuk seperti selimut, sering menghasilkan hujan gerimis/rintik-rintik. Pada ketinggian 1 - 2 km : awan stratus 2 - 7 km : altostratus Yang menyebabkan hujan atau salju dan awannya berlapis diberi kata nimbus pada awalannya, sehingga namanya : nimbustratus 1. Awan Stratus 23. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya Air atau partikel es menguap sebelum jatuh ke tanah disebut : virga Awan stratus yang bercampur dengan awan cumulus dan terletak pada ketinggian : 2 km : stratocumulus 3 7 km : altocumulus 1. Awan Stratus 24. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya Di daerah pegunungan awan altocumulus terlihat sangat bagus, awan ini berbentuk menyerupai lensa raksasa : altocumulus lenticularis, kadang kala bentuknya seperti gerak gelombang di daerah bawah dan tepinya yang disebabkan oleh angin. Awan ini kadang-kadang terbentuk karena adanya penghalang dari gunung angin bertiup dengan kuat dan tidak stabil (turbulensi) aliran angin ini dapat menjadi kuat awan meluas dan naik sampai ketinggian 10 km. 1. Awan Stratus 25. stratus 26. stratus 27. Awan ini menyendiri, bentuk menyerupai bukit, kubah, atau menjulang tinggi. Tampak putih, menyerupai kembang Ditemukan pada ketinggian yang berbeda-beda Sering terlihat pada hari yang cerah dan kering Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 2. Awan Cumulus 28. Awan cumulis yang tidak terlalu besar disebut cumulus congestus Awan yang terbentuk vertikal ke atas dengan dasar hitam dan dapat menghasilkan hujan disebut comulonimbus Awan yang cerah tapi kadang kala menyebabkan adanya guntur : awan guntur Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 2. Awan Cumulus 29. Awan cumulus 30. Awan cumulus 31. Awan cumulus 32. Awan cumulus 33. altocumulus 34. cirrocumulus 35. Kebanyakan tersusun dari kristal es dan biasanya terdapat pada ketinggian 5 13 km, terutama di pertengahan ketinggian tersebut. Warna putih menyerupai benang Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 3. Awan Cirrus 36. Jika bentuk dan rupa awan ini disertai dengan tudung yang halus, rata dan menutupi langit : cirrusstratus, kadang-kadang membentuk halo, cincin yang mengelilingi matahari/bulan. Yang berada di daerah yang tinggi dan tersusun dari elemen-elemen yang menyerupai riak air (seperti butiran-butiran) : cirrocumulus. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 3. Awan Cirrus 37. Awan Cirrus 38. Awan Cirrus 39. Awan Cirrus 40. Awan Cirrus 41. Awan Cirrus Awan Cirrus Tropika 42. Awan Cirrus 43. cumlonimbus nimbostratus altostratus cirrostratus cirrus cirrocumulus altocumulus cumulus stratus stratocumul us 44. Penggolongan awan menurut Mason (1975) Stratiform Cumuliform : Cumulus cumulunimbus Tipe khusus : Awan Fracto Awan Orografi Awan gelombang dan centiculerAwan tinggi : Cirrus Cirruscumulus Cirrusstratus Awan menengah : Altocumulus Altostratus Awan rendah : Stratoscumulus Nimbustratus stratus 45. Dibedakan atas dasar ketinggian : a. Awan tinggi - awan yang terletak pada ketinggian 7000 m dengan suhu di bawah - 25 C. - ditandai dengan nama cirrus dengan ciri-ciri berwarna putih, halus, tampak seperti rumbai- rumbai, merupakan garis-garis, seperti bulu ayam. - terdiri atas cirrus, cirruscumulus dan cirrusstratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 46. Awan Cirrus (Cr) awan yang sangat tinggi (9.000 10.500 m) bentuk seperti bulu ayam yang tersusun seperti pita yang melengkung di langit tidak menimbulkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi 47. Awan cirruscumulus (Cc) pada ketinggian 7.500 9.000 m terdiri dari kristal-kristal es bentuk seperti gerombolan domba susunan berwarna putih dan terputus-putus tidak menimbulkan suatu bayangan tidak menimbulkan hujan bentuk garis-garis Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi 48. Awan cirrusstratus (Cs) pada ketinggian 6.000 7.000 m bentuk seperti kelambu putih dan halus umumnya menutup langit secara merata sehingga langit tampak seperti susu/pucat membentuk suatu lingkaran yang mengelilingi matahari dan bulan terdiri dari butir-butir es sering membawa hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi 49. dicirikan dengan nama alto Pada ketinggian 2.000 7.000 m T = 0 - 25 C Terdiri dari : awan altocumulus dan altostratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 50. Awan Altocumulus (Ac) tidak terlalu tinggi letaknya pada 4.500 6.000 m bentuk kecil-kecil (seperti bola) berwarna putih hingga pucat, dan ada bagian yang kelabu tampak tersusun membentuk seperti garis- garis atau bergelombang tidak mendatangkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 51. Awan altostratus (As) letaknya pada 3.000 4.500 m awan membentuk seperti selendang yang uniform dan berwarna kebiru-biruan tersusun seperti bulu dan lebih tebal daripada cirrusstratus dan sering berangsur- angsur bergabung dengan awan tersebut diikuti dengan penyebaran hujan bila menutup matahari atau bulan tampak terang di daerah atas Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 52. dicirikan dengan nama stratus Pada ketinggian 2.000 m T = lebih panas dari - 5 C Terdiri dari : awan stratuscumulus, nimbustratus dan stratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 53. Awan Stratuscumulus (Sc) awan ini terdiri dari butir kecil yang banyak jumlahnya atau awan yang berwarna abu-abu yang halus dengan cela-cela yang lebih terang tidak menimbulkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) 54. stratuscumulus 55. Awan Nimbustratus (Ns) lebih tebal bagian tepinya seperti kain robek- robek atau compang-camping berwarna putih kelabu pada ketinggian 1.500 m menimbulkan hujan gerimis (di Indonesia) biasanya menutupi seluruh langit, membuat matahari tidak tampak sama sekali menimbulkan hujan c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) Penggolongan awan menurut Mason (1975) 56. nimbostratus 57. Awan Stratus (St) suatu lapisan awan rendah yang mirip dengan kabut tetapi tidak sampai menyentuh permukaan bumi awan ini sangat luas c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) Penggolongan awan menurut Mason (1975) 58. - yaitu jenis awan yang mempunyai pertumbuhan naik ke atas. a. Awan Cumulus (Cu) - berada di bawah 1.500 m - awan tebal dengan puncak tertinggi terjadi pada siang hari karena adanya udara naik ke atas. - bagian puncak mempunyai permukaan yang bulat, dengan bagian dasarnya hampir horizontal. - bila berhadapan dengan matahari akan tampak terang, tampak pada saat udara cerah. 2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal) Penggolongan awan menurut Mason (1975) 59. b. Awan Cumulunimbus (Cb) - berukuran besar dan bagian bawahnya rendah tapi puncaknya tinggi seperti gunung/menara. - menyebabkan terjadinya petir atau guntur - dapat juga menimbulkan hujan - ukuran titik air hujan besar sehingga jatuh dengan deras. 2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal) Penggolongan awan menurut Mason (1975) 60. Awan cumulonimbus 61. Awan cumulonimbus 62. Awan cumulonimbus 63. a. Awan Fracto - terdiri dari : fractocumulus, fractostratus, dan fractonimbus, yang semuanya merupakan awan rendah yang berasosiasi dengan awan-awan cumulus, stratus ataupun nimbustratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus 64. b. Awan orografi - yaitu awan yang terbentuk oleh adanya udara yang didorong naik ke atas gunung. - terbentuk pada daerah lereng gunung yang menghadap arah angin. Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus 65. c. Awan-awan gelombang dan centiculer - merupakan awan yang dibentuk di daerah bayangan gunung dan di puncak gunung yang mempunyai bentuk gelombang. - terbentuk karena pengaruh perubahan arah pergerakan massa udara yang melewati daerah perbukitan atau pegunungan yang bergelombang. Terjadi karena gesekan dengan permukaan. Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus 66. Udara tepat di atas permukaan dipanaskan, menjadi kurang padat dan naik Udara yang panas menjadi dingin dan uap air yang terkandung di dalamnya mengalami kondensasi membentuk awan. a. Tipe awan konventif Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya 67. Udara panas menjadi dingin saat dipaksa naik di atas dataran yang lebih tinggi Awan bukit terbentuk saat uap air di udara mengalami kondensasi Dataran tinggi (misal : jajaran pegunungan) Awan cumulus, dan cumulunimbus Pada lereng yang menghadap arah angin b. Tipe awan orografik Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya 68. Ada pertemuan dua massa udara yang berbeda sifatnya yaitu massa udara panas yang berasal dari equator dan massa udara dingin yang berasal dari kutub. Massa udara panas yang mengandung uap air akan terangkat ke atas, massa udara dingin ke bawah, kemudian berkondensasi membentuk awan. c. Tipe awan frontal Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya 69. Udara panas naik ke atas udara dingin Udara panas Udara dinginAwan frontal c. Tipe awan frontal Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya 70. Adanya pengangkatan massa udara yang diakibatkan pertemuan massa udara berasal dari sub-tropis utara dan selatan. Massa uap air yang ada di daerah tropis bersifat panas akan terangkat ke atas, terjadi penurunan suhu, kemudian berkondensasi dan terbentuklah awan. d. Tipe awan konvergensi Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya 71. H2O LU LS 030 30 E Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya d. Tipe awan konvergensi 72. salah satu bentuk dari presipitasi Hujan Presipitasi bentuk pengembalian air yang telah diuapkan ke atmosfer menuju permukaan bumi kembali presipitasi lain : kabut, salju, embun 73. Berlaku untuk awan dingin (di bawah 0 C) yang terdiri dari kristal es dan air lewat dingin (air yang suhunya di bawah 0 C tapi belum membeku) sering terjadi pada awan cumulus yang tumbuh menjadi cumulonimbus, dengan puncak awan berada di bawah titik beku Teori pembentukan hujan 1. Teori Bergeron 74. Kristal es dan air lewat dingin Terjadi perbedaan tekanan uap di sekitar butir-butir air dan partikel es Butir-butir air mengembun Kristal es menjadi desar Jika berat butir hujan telah melampaui gaya dorong ke atas H U J A N 75. butir-butir awan hanya terjadi dari air berdasarkan perbedaan kecepatan jatuh antara butir-butir CH yang berbeda ukurannya butir air yang lebih besar akan memiliki kecepatan jatuh lebih cepat daripada butir- butir kecil banyak terjadi di daerah tropis yang berawan panas dengan perkembangan yang cepat 2. Teori Tumbukan dan Penyatuan Teori pembentukan hujan 76. Butir-butir air Terjadi tumbukan antar butir yang disertai penyatuan Butir bertambah besar dan berat sehingga mampu melawan daya angkat udara H U J A N 77. Udara naikangin awan hujan Tipe-tipe Hujan 1. Hujan Konveksi 78. pemanasan yang intensif H U J A N Ketidakstabilan kolom udara Massa udara terangkat ke atas Massa udara yang mengandung uap air sampai ketinggian tertentu berkondensasi membentuk awan Tipe-tipe Hujan 1. Hujan Konveksi 79. a. Awan yang terbentuk umumnya awan cumulus dan cumulonim- bus b. Hujan tipe ini biasanya lebat c. Waktunya singkat dan umumnya terjadi pada sore hari d. Distribusinya hanya pada daerah yang terbatas e. Sering disertai dengan adanya petir Tipe-tipe Hujan 1. Hujan Konveksi Ciri-ciri hujan konveksi 80. huja n Udara lembab Daerah bayang-bayang hujan CH rendah Udara kering awan Terbentuk karena adanya pengangkat- an massa uap air Pemebntukan hujan ini di- bantu dengan adanya do- rongan pergerakan angin Tipe-tipe Hujan 2. Hujan Orografik 81. a. Turbulensi yang kuat dari sifat mekanik dan konvektif b. Gangguan cuaca yang menghambat dan menghalangi c. Konvergensi karena keadaan orografik d. Dataran yang tinggi dapat memberikan dorongan awal pada keadaan udara yang tidak stabil, atau keadaan konveksi massa udara yang tidak stabil Tipe-tipe Hujan 2. Hujan Orografik Bertambahnya CH ticak hanya disebabkan oleh adanya dorongan angin ke atas yang membawa uap air, tetapi disebabkan : 82. awan Udara panas Udara dingin front Tipe-tipe Hujan 3. Hujan Frontal 83. Udara panas dar tropis bertemu dengan udara dingin dari kutub Terjadi pengangkatan massa udara Panas yang ringan,karena udara dingin yang lebih berat menyusup ke bawah Berkondensasi dan membentuk awan H U J A N 84. Parameter Curah Hujan 1. Intensitas hujan (kelebatan hujan) - Tinggi CH per satuan waktu (mm/jam) 2. Frekuensi curah hujan - jumlah kejadian hujan dalam selang waktu tertentu - contoh : banyaknya kejadian hujan dalam seminggu/sebulan 3. Penyebaran hujan (distribusi hujan) - menyangkut pola penyebarannya 4. Durasi hujan (jujuh) - lamanya hujan yang terjadi setiap kejadian hujan 5. Hari hujan - jiks CH yang terjadi dengan besarnya > 0.5 mm 85. Hujan Buatan Merupakan usaha untuk mengatasi kekeringan yang terjadi di musim kemarau. Pada prinsipnya bertujuan untuk memperpanjang interval hujan, biasanya dilakukan pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. 86. 1. Harus ada awan yang berfungsi sebagai sumber uap air untuk terjadinya hujan. Data cuaca yang diperlukan adalahh ketinggian awan, kecepatan dan arah angin, suhhu udara, kelembaban udara dan tekanan udara. 2. Diperlukan peralatan pendukung untuk melaksanakan hujan buatan tersebut (misal : pesawat terbang untuk menebar bahan kimia, menara untuk menyemprotkan larutan urea). Hujan Buatan Syarat-syarat melakukan hujan buatan 87. 3. Pengetahuan tentang hujan buatan dan teknis pelaksanaannya. 4. Perlu melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, terutama untuk melihat pengaruhnya terhadap tanaman, manusia dan lingkungan. Hujan Buatan Syarat-syarat melakukan hujan buatan 88. 1. Perlu adanya kristal es dan awan dingin yang memiliki batas untuk melepaskan hujan dengan proses Bergeron atau dengan butiran air yang besar untuk proses penyatuan. 2. Beberapa awan presipitasi tidak efisien atau kurang terdapat di alam. 3. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara menaburkan CO2 padat (es kering) atau yodida perak sehingga menghasilkan kristal es atau dengan cara memasukkan butir-butir air, dapat juga dengan menambahkan inti higroskopik yang besar. Hujan Buatan Hujan buatan pada prinsipnya didasarkan pada 3 asumsi pokok 89. 1. Persiapan metereologis a. data arah dan kecepatan angin di berbagai ketinggian tempat pada daerah yang akan dilaksanakan hujan buatan b. Data suhu udara, RH, tekanan udara dan penutupan awan c. Data CH 2. Persiapan penerbangan Proses hujan buatan Beberapa aspek yang harus diperhatikan 90. 3. Persiapan bahan kimia : a. CO2 padat (es kering) untuk : - menurunkan T - meningkatkan RH - menimbulkan kristal-kristal es sebagai inti kondensasi. b. NaCl sebagai inti kondensasi c. Urea (NH2)2NO2 d. Aerosol e. Amonium nitrat (NH4NO3) Proses hujan buatan Beberapa aspek yang harus diperhatikan 91. Langkah-langkah pelaksanaan hujan buatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) 92. Langkah-langkah pelaksanaan hujan buat-an O O O O O O O O (7) (8) (9) (10) (11) (12) 93. Keterangan gambar (1) Langit cerah, ada penguapan (2) Aerosol ditambah dengan CaCl2 (3) CaCl2 bertindak sebagai inti kondensasi, menarik uap air arau butir awan (4) Ditaburkan NaCl (garam dapur) (5) NaCl bergabung dengan butir awan, membentuk embrio (6) Penyebaran tepung urea Langkah-langkah pelaksanaan hujan buatan 94. Keterangan gambar (7) Embrio tambah besar. Pertumbuhan awan ke samping lebih besar (8) Ditebar es kering, menyerap panas yang keluar dari proses kondensasi (9) Awan menjadi tinggi. Ukuran vertikal lebih tinggi daripada horizontal (10) Disemprotkan larutan urea untuk memperbesar tumbukan dan penangkapan (11) Butir air besar mulai bergerak ke bawah (12) Partikel air yang cukup besar keluar dari awan dan jadi hujan Langkah-langkah pelaksanaan hujan buat-an 95. hujan - H2O (air) - Zat hara (dari dalam tanah) Menghasilkan : Produksi netto gugus (CH2O)n : protein, AA, nucleotida lipid, KH dan porfurin, digunakan untuk : - Pertumbuhan - perkembangan - reproduksi - cadangan makanan FOTOSINTESIS RESPIRASI ATMOSFER Sel daun/klorofil CO2 Rad.surya O2 CO2O2 H2O CUACA Faktor utama : - T udara - T tanah Cofac- tors : - Radiasi surya - RH - neraca air - angin Penga- ruh CH terha- dap tanam- an 96. Bentuk awan unik 97. Bentuk awan unik 98. Pengertian meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin El-Nino El-Nino (bahasa Spanyol) dapat diartikan sebagai anak lelaki. 99. Pengertian El-nino salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut (SPL) di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur El Nino mengakibatkan kekeringan 100. Pengertian La-nina mendinginnya suhu permukaan laut La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti anak perempuan 101. Pengertian La-nina mendinginnya suhu permukaan laut ancaman banjir 102. La-ninaEl-nino perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan T dan RH pada atmosfer yang berada di atasnya mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut Bagian barat Samudra Pasifik P meningkat shg menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, shg di bbrp wilayah Indonesia terjadi penurunan CH yang jauh dari normal T permuk. laut di Pasifik tengah dan timur mjd lebih tinggi dari biasa pada waktu- waktu tertentu, walaupun tidak selalu P di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya 103. El-nino 104. El-nino dan la-nina 105. La-nina 106. La-nina