laporan praktikum agroklimatologi

40
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013 i LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI Disusun oleh : 1. Esti Sulandari (11011014) 2. Gilang Ramadani (11011015) 3. Edi Nugroho (11011025) 4. Puji Sarwito (11011029) 5. Nico Medes Yafur (11012023) 6. Hendri (11011026) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2013

Upload: edhie-noegroho

Post on 21-Jun-2015

5.392 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

i

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

Disusun oleh :

1. Esti Sulandari (11011014)

2. Gilang Ramadani (11011015)

3. Edi Nugroho (11011025)

4. Puji Sarwito (11011029)

5. Nico Medes Yafur (11012023)

6. Hendri (11011026)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Laporan Praktikum Agroklimatologi. Laporan ini akan kami gunakan sebagai

tugas akhir mata kuliah praktikum agroklimatologi.

Dengan laporan ini kita bisa mengetahui tentang unsur – unsur cuaca, cara

pengukurannya dan bisa mengamati vegetasi yang tumbuh di dataran tinggi,

sedang, rendah. Diharapkan laporan ini dapat memberikan banyak informasi

untuk kita semua khususnya di bidang pertanian. Tidak lupa, penulis

mengucapkan terimakasih khususnya kepada Ibu Ir.Warmanti Mildaryani,M.P

dan Ibu Ir.Tyastuti Purwani,M.P selaku dosen pengajar mata kuliah Praktikum

agroklimatologi dan ibu Eni selaku pendamping praktikum.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta,11 Januari 2013

Penyusun

Page 3: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………... iii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………... iv

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………... 1

1.1. Latar belakang …………………………………………... 1

1.2. Tujuan …………………………………………... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 2

2.1. Radiasi surya …………………………………... 2

2.2. Temperature udara …………………………………... 5

2.3. Kelembaban udara …………………………………... 5

2.4. Tekanan udara …………………………………... 7

2.5. Angin …………………………………... 8

2.6. Hujan …………………………………... 11

2.7. Temperature tanah …………………………………... 13

2.8. Evaporasi …………………………………... 15

BAB III. ACARA II : PENGAMATAN IKLIM MIKRO ….. 17

3.1. Alat ………………………………………….. 17

3.2. Cara kerja ………………………………………….. 17

3.3. Hasil pengukuran ………………………………………….. 17

3.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 18

BAB IV. ACARA III : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI

DATA METEOROLOGI ………………………….. 21

4.1. Alat ………………………………………….. 21

4.2. Cara kerja ………………………………………….. 21

4.3. Penyajian data ………………………………………….. 22

4.4. Pembahasan dan kesimpulan ………………………….. 23

BAB V. ACARA IV : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA

UNSUR IKLIM …………………………………. 24

5.1. Alat …………………………………………. 24

5.2. Cara kerja …………………………………………. 24

5.3. Hubungan beberapa unsur iklim …………………………. 24

5.4. Pembahasan dan kesimpulan …………………………. 25

BAB VI. ACARA V : HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM

DENGAN MACAM VEGETASI ………………… 30

6.1. Cara kerja ……………………………………….… 30

6.2. Macam vegetasi di tiga lokasi ……………………….... 30

6.3. Pembahasan dan kesimpulan ……………………….... 30

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Tabel

Table 1.1. hasil pengukuran iklim mikro …………………………….. 17

Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data ……………………………. 22

Table 1.3. Hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim …….. 26

Table 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi …... 29

Daftar grafik

Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperature ……………. 27

Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara ……………. 27

Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relative .…… 27

Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angina ………... 28

Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi …... 28

Grafik 1.6. Hubungan antara suhu udara dan kelembaban relative .. 28

Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi ……. 29

Page 5: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Iklim merupakan faktor yang berpengaruh dalam kegiatan

pertanian. Maka dari itu pengaruh unsur unsur cuaca dan iklim sangatlah

penting, yaitu bagi keberlangsungan kegiatan pertanian sehingga mampu

membawa dampak yang positif yaitu peningkatan hasil panen. Hal tersebut

perlu diperhatikan karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh

terhadapperkembangan tanaman sehingga berpengaruh pula terhadap hasil

yang akan diperoleh saat panen yang akan datang.

Cuaca adalah keadaan udara pada tempat yang sempit dan dalam

keadaan yang akan ditimbulkan dari semua perpaduan unsur unsur tesebut.

Sebagai contohnya yaitu apabila intensitas cahaya meningkat, maka suhu

udara meningkat yang menyebabkan kelembapan menjadi rendah maka

penguapan menjadi tinggi, dan timbulnya awan diangkasa menjadi

banyak, kemudian apabila terjadi kondensdasi maka akan timbul

presipitasi (hujan).

Apabila kita sudah mampu mempelajari unsur unsur cuaca serta

mampu mengaitkan terhadap kejadian alam yang terjadi, maka kita dapat

menghubungkan dengan waktu musim tanam dan memilih tanaman yang

cocok dengan keadaan yang ada. Sebagai contoh kita telah dapat

memperkirakan musim tanam yang akan datang akan jatuh pada bulan apa,

serta tanaman apa yang akan kita tanam pada musim tersebut.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum Agroklimatologi adalah :

1. Mengenal cara-cara mengukur unsur-unsur iklim mikro

2. Mengetahui iklim pada berbagai ekosistem

3. Melatih mahasiswa dalam menganalisis data meteorology

4. Melatih mahasiswa dalam mencari hubungan timbal balik antar

unsur unsur iklim.

Page 6: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Agroklimatologi berasal dari kata Agro: tanaman dan Klimatologi:

ilmu iklim. Agroklimatologi adalah ilmu iklim yang mempelajari tentang

hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan

tanaman.Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-

unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman.Kita akan

mempelajari bagaimana agar fotosintesis bisa tinggi, respirasi optimal,

transpirasi normal, sehingga hasil bisa tinggi. Arah dari ilmu ini adalah

bagaimana fotosintesis bisa lebih tinggi dari Respirasi yang dipengaruhi

unsur udara dan air.

Ruang lingkup agroklimatologi adalah Atmosfer : kumpulan

berbagai gas yang menyelubungi hidrosfer, Hidrosfer : ruang berisi air

terutama lautan, Litosfer : ruang yang berisi zat padat berupa batuan bola

bumi mengalami rotasi dan revolusi:, Rotasi adalah perputaran bumi pada

sumbunya. Menyebabkan terjadinya siang dan malam, Revolusi adalah

perputaran bumi mengelilingi matahari. Menyebabkan terjadinya

perbedaan iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dalam

waktu yang lama.Unsur unsur iklim adalah Radiasi surya, Temperatur

udara, Kelembaban udara, Tekanan udara, Angin, Hujan, Temperatur

tanah, Evaporasi.

2.1. Radiasi surya

Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatuan luas

dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi

global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak

langsung yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer (Bayong

Tjasyono, 2004). Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat

bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya

Page 7: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

3

disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama

awan (Handoko, 1994).

Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka

bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi

surya yang dapat mengaktifkan molekul gas atmosfer sehingga terjadilah

pembentukan cuaca. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek

dan mencakup wilayah yang relatif sempit. Perubahannya dapat dirasakan

(kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan minimum rata-rata jangka

panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang dinamakan iklim. Jadi

iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif

panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,

kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan,

evapotranspirasi dan keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut

waktu dan tempat, yang disebabkan adanya pengcndali iklim/cuaca

(climatic controls).

Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan

mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan

radiasi surya antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola

angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan,

suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu

wilayah akan sangat berbeda dari pengendali iklim di bumi secara

menyeluruh.Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim

terdiri dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer.

Dalam hal ini akan terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima

jenis lingkungan tersebut dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca

akan mempengaruhi proses-proses fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan

kesesuaian ekologi dari komponen lingkungan yang ada (LIPI,2008).

Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk

hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada

metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada

tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang

Page 8: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

4

lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses

fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang

hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan

bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang

dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator

maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Benyamin Lakitan,

1994).

Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang

kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya

bakarnya sangat tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR)

yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah

(lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra

radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang

masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru

memberikan sumbangan yang paling potensial dalam

fotosintesis (Kartasapoetra, 2004).

Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang

cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses pembungaan

dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang

baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat

mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran

humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan

dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal yang ada di alam ini

harus dipergunakan secara bijak tidak perlu dieksploitasi sedemikian rupa

(Vink, 1984).

Stasiun pencatat meteorologi dilengkapi dengan radiometer untuk

mengukur radiasi gelombang-pendek yang datang dari matahari dan langit,

dan radiasi murni yang merupakan jumlah aljabar dari semua radiasi yang

datang dan radiasi gelombang-pendek dan gelombang-panjang yang

direfleksikan dari permukaan bumi (Wilson, 1993).

Page 9: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

5

2.2. Temperature udara

Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan

molekul dalam atmosfer yang dinyatakan dengan skala Celcius,

Fahrenheit, atau skala Reamur. Temperatur dan suhu

udarasangatdipengaruhiolehtigafaktor, yaitu:

Tinggi rendahnya suatu tempat

Jarak suatu tempat dari pantai

Penyerapans inar matahari oleh permukaan bumi

Artinya, semakin tinggi suatu wilayah, semakin rendah temperatur

udaranya .Semakin dekat suatu tempat dari pantai,semakin tinggis uhu

udaranya.Semakin banyak sinar yang diserap permukaan bumi maka

temperatur udara menjadi rendah.Semakin banyak sinar matahari yang

dipantulkan kembali keangkasa, maka suhu udara akan semakin panas

(efek rumah kaca).

2.3. Kelembaban udara

Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di

udara, dalam kelembaban kita mengenal beberapa istilah yaitu:

a. Kelembaban mutlak : massa uap air yang berada dalam satu satuan

udara yang dinyatakan dalam gram/m3.

b. Kelembaban spesifik : perbandingan jumlah uap air di udara denagn

satuan massa udara yang dinyatakan dalam gram /kg

c. Kelembaban relatif : merupakan perbandingan jumlah uap air di udara

dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung panas dan

temperatur tertentu yang dinyatakan dalam % (Gunarsih, 2001).

Faktor cuaca yang paling dominan dan berpengaruh langsung

terhadap produktivitas tanaman adalah kelembaban udara. Semakin tinggi

kelembaban udara udara dapat menyebabkan produktivitas tanaman

menurun. Kelembaban udara disamping berpengaruh langsung juga

berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui evaporasi dan

selanjutnya. Kelembaban udara dipengaruhi secara langsung oleh curah

Page 10: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

6

hujandan hari hujan maka kelembaban makin meningkat yang

mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman (Herlina, 2003).

Kelembaban udara merupakan uap air (gas) yang tidak dapat

dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Makin tinggi

temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa

(Soekirno, 2010).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka

konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, spesifik

dan relatif. Alat ukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat

digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah

bangunan dengan sebuah pengawa lembap(Anonim, 2010).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara.

Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,

kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban

nisbi membandingkan antara tekanan uap air aktual dengan keadaan

jenuhnya pada kapasitas udara untuk menampung uap air (Jason, 2010).

Udara dengan mudah menyerap kelengasan dalam bentuk uap air.

Banyaknya bergantung pada suhu udara dan suhu air. Makin tinggi suhu

udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya (Wilson, 1993).

Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang

menentukan kapasitas udara untuk menampung uap air serta kandungan

uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini ditentukan

oleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya

(Handoko, 1993). Kelembaban udara dapat dinyatakan oleh tekanan uap

air oleh koefisien hygrometrik/kelembaban relatif atau temperatur titik

embun sebab sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan

kelembaban sebenarnya. Ada banyak hal yang menunjukkan akan

kelembaban itu sendiri. Namun, secara umum semakin bertambah

ketinggian maka kelembaban udara juga akan semakin tinggi (Martha,

1993).

Page 11: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

7

2.4. Tekanan udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena

geraknya tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas

atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg. Tekanan 1 atm disebut sebagai

tekanan normalTekanan udara makn berkurang dengan penambahan tnggi

tempt. Sebagai ketentuan, tiap naik 300 m tekanan udara akan turun 1/30

x. Tekanan udara mengalir dar tempat yang mempunya tekanan tinggi ke

tempat yang memiliki tekanan lebh rendah, dapat secara vertikal atau

horizontal (Wuryatno, 2000).

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk

menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur

dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar

(mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan

udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara memiliki beberapa variasi.

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan

waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda (Mohr,1998).

Udara mempunyai massa/berat besarnya tekanan diukur dengan

barometer. Barograf adalah alat pencatat tekanan udara.Tekanan udara

dihitung dalam milibar. Garis pada peta yang menghubunkan tekanan

udara yang sama disebut isobar. Barometer aneroid sebagai alat pengukur

ketinggian tempat dinamakan altimeter yang biasa digunakan untuk

mengukur ketinggian pesawat terbang (Leonheart, 2010).

Tekanan atmosfer tidaklah seragam di semua tempat. Tidak semata

terjadi permukaan yang cepat dengan naiknya ketinggian, tetapi pada suatu

ketinggian tertentupun ada varian dari suatu tempat ke tempat yang lain

serta dari waktu ke waktu yang lainnya, meskipun tidak sebesar variasi

yang disebabkan oleh ketinggian yang berbeda (Benyamin Lakitan, 1994).

Tekanan udara antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain dan

pada lokasi tertentu dapat berubah secara dinamis dari waktu ke waktu.

Perbedaan atau perubahan tekanan uadara ini terutama disebabkan oleh

Page 12: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

8

pergeseran garis edar matahari, keberadaan bentang laut dan ketinggian

tempat (Masson dan Cloud, 1962).

2.5. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak yang diakibatkan oleh

rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan

tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang

bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang

rendah ke suhu udara yang tinggi (Soemarto, 1987).

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai

menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara

turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke

tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat

dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik

kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini

dinamanakan konveksi (Suyono, 2006).

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau

perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan

dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan

bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari

lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan

udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara

akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan

daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan

terjadi aliran udara pada wilayah tersebut (Sriharto, 2000).

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,

sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia

terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat

pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari

australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan

bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh

Page 13: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

9

kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak

mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi

musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan

pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang

disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu : Musim kemareng yang

merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan

musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim

penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas,

arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu

singkat dan lebat (Ponce, 1989).

Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.Angin

laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas

dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke darat.Sebaliknya,

angin darat terjadu pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas

dibandingkan dengan lautan.Daratan bertekanan maksimum dan lautan

bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut (Sudjarwadi, 1995).

Erosi angin pada dasarnya disebabkan pengaruh angin pada

partikel-partikel yang ukurannya cocok untuk bergerak dengan saltasi.

Erosi angin dapat dikendalikan; (1) Bila partikel-partikel tanah dapat

dibentuk ke dalam kelompok/butiran yang terlalu besar ukurannya untuk

bergerak dengan saltasi, (2) Bila kecepatan angin dekat permukaan tanah

dapat dikurangi melalui penggunaan tanah, oleh tanaman tertutup, (3)

Dengan menggunakan jalur-jalur tunggul/tanaman penutup lain yang

cukup untuk menangkap dan menahan partikel-partikel yang bergerak

dengan saltasi (Foth, 1994).

Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan

kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan.Namun di

daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena

mengakibatkan pengeringan yang kuat.Angin mempunyai pengaruh

mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).

Page 14: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

10

Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat

lainnya. Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat

lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan

tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara

mengembang dan menjadi lebih ringan (Anonim4, 2007).

Angin mengakibatkan meningkatnya penguapan, yang dengan

kelembaban yang cukup mungkin dapat menguntungkan. Namun di

daerah-daerah kering, banyak angin berpengaruh sangat buruk, karena

mengakibatkan pengeringan yang kuat. Angin mempunyai pengaruh

mekanis, yang kadang-kadang besar artinya (Vink, 1984).

Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi.

Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan

rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang,

misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum,

2009).

Mata angin merupakan panduan yang digunakan untuk

menentukan arah. Umum digunakan dalam navigasi, kompas, dan peta.

Berpandukan pada pusat mata angin, maka kita akan melihat 8 arah yaitu

dengan urutan sebagai berikut (mengikuti arah jarum jam): 1.Utara (0o), 2.

Timur Laut (45o), 3. Timur (90o), 4. Tenggara (135o), 5. Selatan (180o),

6. Barat Daya (225o), 7. Barat (270o), 8. Barat Laut (315o) (Anonim3,

2009).

Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan

anemometer dan penunjuk arah angin. Anemometer yang lazim adalah

anemometer cawan yang terbentuk dari lingkaran kecil sebanyak tiga

(kadang-kadang empat) cawan yang berputar mengitari sumbu tegak.

Kecepatan putaran mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh

perputaran mengitari sumbu itu memberi ukuran berapa jangkau angin,

jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang ditetapkan (Foth,

1991).

Page 15: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

11

2.6. Hujan

Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks serta

bervariasi dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari musim ke

musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan berbeda. Air hujan

terdiri atas: ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, karbonat dan sulfat

yang merupakan jumlah yang besar bersama-sama (Soekardi, 1986).

Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari

angkasa, seperti salju, hujan es, embun, dan kabut. Hujan terbentuk apabila

titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan

sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara

kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga (Anonim3, 2009).

Penguapan berasal dari laut dan uap air diserap dalam arus udara

yang bergerak melintasi permukaan laut. Udara bermuatan embun terus

menyerap uap air tersebut hingga menjadi dingin mencapai temperatur di

bawah temperatur titik embun, sehingga terjadilah presipitasi (hujan). Jika

temperaturnya rendah, terbentuklah hujan es atau salju. Menurunnya

temperatur massa udara disebabkan oleh konveksi, yaitu udara yang

mengandung embun panas yang temperaturnya bertambah kemudian

berkurang lagi sehingga membentuk awan dan selanjutnya dengan cepat

menimbulkan hujan. Hal ini disebut presipitasi konvektif. Presipitasi

orografis berasal dari arus udara di atas lautan yang bergerak melintasi

daratan dan membelok ke atas karena adanya pegunungan sepanjang

pantai, dan akhirnya berubah menjadi dingin di bawah temperatur jenuh

dan menjadi embun (Wilson, 1993).

Selain suhu, faktor yang penting dari iklim adalah curah hujan

yang disebut pula presipitasi.Sebenarnya sebutan ini lebih luas

cakupannya. Cakupannnya meliputi endapan air, salju, salju keras, butiran

es sampai batu es, akan tetapi juga endapan kabut dan embun (Darldjoeni,

2000)

Hujan adalah uap air di atmosfer yang mengembun menjadi butir-

butir air dan jatuh ke tanah.Satuan ukuran hujan adalah mm. Yang

Page 16: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

12

dimaksud banyaknya hujan (curah hujan) adalah tinggi air hujan bila tidak

ada yang merembes ke dalam tanah. Sebagai patokannnya ialah 100 cc air

hujan = 10 mm curah hujan. Alat pengukurnya menggunakan ombrometer

yang dibagi menjadi 2 tipe yaitu observatorium (biasa) dan otomatis

(Soekirno, 2000)

Perubahan curah hujan, distribusi hujan sangat berpengaruh pada

ketersediaan air. Hal ini sangat menentukan keberhasilan produksi

tanaman. Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara (Herlina, 2003).

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau

ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada

permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0,25 mm. Satuan hujan menurut

SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari liter per meter

persegi (Anonim1, 2010).

Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga tahunan, sesuai

kebutuhan. Pembangunan saluran drainase, selokan, irigasi serta

pengendalian banjir selalu menggunakan data curah hujan, untuk

mengetahui jumlah curah hujan yang terjadi di suatu tempat. Curah hujan

sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air hujan setinggi 1 mm pada daerah

seluas 1 m2 (Bocah, 2008).

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah

selama periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan

horizontal apabila tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi,

pengaliran dan peresapan. Dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh

diatas permukaan tanah rata seandaiya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.

Satuannya adalah mm. curah hujan 1mm berarti banyaknya hujan yang

jatuh diatas sebidang tanah seluas 1m2 = 1mm x 1m2 = 0,01dm x 100dm2

= 1dm3 = 1liter. Hari hujan adalah suatu hari dimana terkumpul curah

hujan 0,5mm atau lebih (Guslim et al., 1987).

Page 17: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

13

2.7. Temperature tanah

Suhu tanah dapat di ukur dengan menggunakan alat yang

dinamakan termometer tanah selubung logam.Suhu tanah ditentukan oleh

panas matahari yang menyinari bumi.Intensitas panas tanah dipengaruhi

oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak

digaris lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut. Sejumlah

sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah,

komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan kadar legas tanah (Anonim,

2010).

Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat

penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga

terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik,

dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman.

Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang

penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan

bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi

oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005).

Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah

itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah

biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100

cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang

dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan,

angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur

tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin

tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman

(Kartasapoetra, 2005)

Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan

harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan

berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu

musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk

fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih

Page 18: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

14

besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah

hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah

(Sostrodarsono, 2006).

Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan

molekul suatu benda. Panas adalah energi total dari pergerakan molekul

suatu benda. Jadi panas adalah ukuran energi total, sedangkan suhu adalah

energi rata-rata dari setiap gerakan molekul. Lebih besar pergerakan, maka

lebih benda tersebut (Zailani Kadir, 1986).

Fungsi tanaman yang normal tergantung dari pengendali reaksi-

reaksi biokimia yang baik, dan salah satu pengendali penting ialah suhu.

Tiap jenis tanaman maupun populasinya harus menyesuaikan diri dengan

suhu lingkungannya. Dalam suatu luasan geografis akan terdapat tahun-

tahun yang mempunyai kenaikan atau penurunan suhu diluar batas normal

yang menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan rusaknya fungsi organ

pada tanaman (Hassan, U.M, 1970).

Suhu didaerah equator lembab, tidak bervariasi dari pada suhu

didaerah kering atau berlintang tinggi. Didaerah tropis yang berhujan

cukup, suhu bukanlah merupakn suatu faktor pembatas pertumbuhan

tanaman dan produksi dalam arti yang luas. Walaupun demikian masih

terdapat 2 pengaruh yang dapat dicatat :

Bila tanaman tropis disebar kedaerah subtropis, misalnya industri

pisang di usahakan di subtropis walaupun keadaan itu dibawah

optimum, karena pemasarannya mudah.

Dengan bertambahnya penggunaan tanah, ekstensifikasi harus

dilakukan ditempat-tempat yang tinggi (Dengel, G.O.F, 1956).

Beberapa faktor penyebaran yang mempengaruhi suhu antara lain:

Jumlah radiasi yang diterima perhari, permusim, dan pertahun.

Pengaruh daratan dan lautan.

Pengaruh altitude, aspek.,panas laten.

Pengaruh angin (Karim Kormalis, Zailani Kadir, 1986).

Page 19: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

15

2.8. Evaporasi

Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap. Uap ini

kemudian bergerak dari permukaan tanah atau permukaan air ke udara

(Sosrodarsono, 1999). Sedangkan Menurut Lee (1988), evaporasi

merupakan proses perubahan cairan menjadi uap, ini terjadi jika cairan

berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal, pada

daun tanaman (transpirasi) maupun secara eksternal, pada permukaan yang

basah. Evaporasi adalah perubahan air menjadi uap air. Yang merupakan

suatu proses yang berlangsung hampir tanpa gangguan selama berjam-jam

pada siang hari dan sering juga selama malam hari. Air akan menguap dari

permukaan baik tanah gundul maupun tanah yang ditumbuhi tanaman, dan

juga dari pepohonan permukaan kedap air atap dan jalan raya air, air

terbuka dan sungai yang mengalir (Wilson, 1993).

Evapotranspirasi (ET) adalah ukuran total kehilangan air

(penggunaan air) untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari

permukaan tanaman. Secara potensial ET ditentukan hanya oleh unsur –

unsur iklim, sedangkan secara aktual ET juga ditentukan oleh kondisi

tanah dan sifat tanaman (Handoko, 1995).

Jumlah total air yang hilang dari lapangan karena evaporasi tanah

dan transpirasi tanaman secara bersama disebut evapotranspirasi (ET).

Evaporasi merupakan suatu proses yang tergantung energi yang meliputi

perubahan sifat dari fase cairan ke fase gas. Laju transpirasi merupakan

fungsi dari landaian tekanan uap, tahanan terhadap aliran, dan kemampuan

tanaman dan tanah untuk mentranspor air ke tempat terjadinya transpirasi.

Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan

faktor dalam tanaman. Pengaruh lingkungan terhadap ET disebut tuntutan

atmosfer atau tuntutan evaporisasi (Anonim2, 2008).

Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam

pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengukuran langsung evaporasi

maupun evapotranspirasi dari air ataupun ermukaan lahan yang besar

adalah tidak mungkin pada saat ini. Akan tetapi beberapa metode yang

Page 20: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

16

tidak langsung telah dikembangkan yang akan memberikan hasil-hasil

yang dapat diterima (Anonim3, 2009).

Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi

bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan

air secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi

(penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, makhluk hidup).

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi

(Wuryanto, dkk, 2000).

Penguapan cenderung untuk menjadi sangat tinggi pada daerah-

daerah yang mempunyai suhu tinggi, angin kuat, dan kelembaban yang

rendah. Daerah subtropik biasanya merupakan daerah yang langsung

menerima insolasi (pemanasan dari matahari) tanpa terlindung oleh adanya

awan. Juga merupakan daerah yang mempunyai angin yang kuat dan

mempunyai nilai kelembaban yang rendah (Hutabarat, 1986).

Kecepatan hilangnya air oleh evaporasi (penguapan)/transpirasi

pada dasarnya ditentukan oleh gradien tekanan uap; yaitu oleh perbedaan

tekanan pada daun/permukaan tanah dan tekanan dari atmosfer. Seterusnya

gradien tekanan-uap terhubung dengan sejumlah faktor iklim dan tanah

yang lain (Buckman dan Brady, 1982).

Pengukuran langsung evapotranspirasi dengan penginderaan jauh

masih belum masih belum dimungkinkan. Pendekatan penginderaan jauh

terhadap penentuan evapotranspirasi terletak pada pengukuran jumlah dan

lamanya gerakan air dari tanah ke atmosfer. Untuk peliputan kawasan

yang luas alat yang paling tepat bagi penelitian evaporasi adalah

radiometer inframerah dan pancatat citra dari udara (Handoko, 1994.).

Air dalam tanah juga dapat naik ke udara melalui tumbuh-

tumbuhan. Peristiwa ini disebut evapotranspirasi. Banyaknya berbeda-

beda tergantung dari kadar kelembaban tanah dan jenis tumbuh-tumbuhan.

Umumnya banyaknya transpirasi yang diperlukan untuk menghasilkan

satu gram bahan kering disebut laju transpirasi (Karim, 1985).

Page 21: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

17

BAB III

ACARA 2 : PENGAMATAN IKLIM MIKRO

3.1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum Pengamatan Iklim Makro ini

adalah Thermohygrometer, lux meter, Hand anemometer, Thermometer

tanah, Thermometer bola basah-bola kering.

3.2. Cara kerja

Cara kerja pada praktikum Pengamatan Iklim Makro adalah Kita

memilih dua tempat yang keadaannya berbeda yaitu di sawah dan

dipekarangan , Pada waktu yang bersamaan kita mengamati suhu udara ,

lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas penyinaran pada ketinggian

tertentu serta suhu tanah pada kedalaman tertentu , Pengamatan pada

masing-masing tempat diulangi pada setiap selang waktu tertentu, Dalam

menggunakan alat tersebut harus terlindung dari sinar matahari langsung

kecuali Lux meter, Mencatat semua hasil pengamatan kemudian

membandingkan antara masing-masing tempat, menganalisanya, membuat

grafik pada kertas milimeter dan menyimpulkannya.

3.3. Hasil pengukuran

Table 1.1. Hasil pengukuran iklim mikro

Lokasi

Temp.

Udara pd

thermohigro

meter ( )

Klmban.

udara pd

thermohigro

meter (%)

Temp.

Tanah

( )

Kcpatan

angin (m/det)

Intensitas

cahaya (Lux)

Pekarangan 35 73 %

31

29

28

0,02 m/s 1121 x 1000

Sawah 30 67 %

25

24

25

7 m/s 1124 x 1000

Page 22: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

18

3.4. Pembahasan dan kesimpulan

A. Pembahasan

Praktikum agriklimatologi ini memperkenalkan beberapa alat

klimatologi yang berkaitan dengan klimatologi pertanian. Pada acara

pengamatan mikro ini kita mengamati keadaan iklim suatu wilayah

berbeda yaitu di sawah dan di pekarangan, pengertian iklim mikro sendiri

adalah semua pengukuran iklim yang dilakukan untuk mengamati lapisan

udara dekat tanah terutama dipengaruhi oleh permukaan tanah dan

penutupnya, naungan yang kurang lebih tertutup dengan dimensi

bervariasi dan dapat turun sampai skala centimeter dimana dapat dilihat

gradien temperatur dan kelengasan yang besar serta terjadi hambatan

terhadap angin. Unsur-unsur iklim yang harus dipertimbangkan dalam

iklim mikro antara lain suhu udara, kelembaban nisbi, kecepatan angin,

itensitas penyinaran serta suhu tanah. Alat – alat yang digunakan dalam

praktikum adalah thermohygrometer untuk mengukur suhu dan

kelembaban, Lux meter untuk mengukur itensitas penyinaran, anemometer

untuk mengukur kecepatan angin, dan thermometer tanah untuk mengukur

suhu tanah.

Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman sedangkan Kelembaban udara

yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara, Keadaan kelembaban

udara di atas permukaan bumi berbeda-beda. Dari hasil pengamatan

diperoleh data Suhu & kelembaban adalah di sawah 30 & 67 % dan di

pekarangan 35 % 73 %.

Itensitas penyinaran merupakan unsur yang sangat penting dalam

bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman

hijau yang memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia.

Kedua, itensitas penyinaran memegang peranan penting sebagai sumber

energi dalam proses evaporasi yang menentukan kebutuhan air tanaman

(Wisnubroto,2005).Dan hasil pengamatan di peroleh itensitas cahaya

sebagai berikut di sawah 1124 x 1000 lux dan pekarangan 1121 x 1000 lux.

Page 23: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

19

Untuk kecepatan angin itu sendiri di ukur dengan anemometer,

Dari data hasil pengamatan bahwa kecepatan angin akan tinggi sebanding

dengan ketinggian tempat yang akan kita ukur. Hal ini, disebabkan karena

semakin tinggi tempat tersebut maka semakin jauh pula keberadaan kita

pada permukaan bumi, sehingga mengakibatkan kecepatan angin semakin

meningkat, sebab tingginya tekanan angin dipengaruhi oleh faktor

permukaan bumi. Sebaliknya, apabila kita dekat pada permukaan bumi

maka kecepatan angin akan semakin rendah. Ini terbukti dengan percobaan

yang telah kita lakukan. Dari dua tempat yang kita ukur yang ketinggian

nya berbeda yaitu disawah dan pekarangan dapat diperoleh data 7 m/s dan

0,02 m/s . maka kecepatan angin yang tinggi pengukurannya adalah pada

saat di sawah.

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang

merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam

tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan

derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Sedangkan

alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu Termometer Tanah,

yang cara pemakaiannya dengan dimasukkan ke dalam tanah dan diamati

berapa derajat yang ditunjukkan oleh indikator termometer yang berada di

dalamnya melalui celah yang tersedia. Bagian Ujung selubung logam

berbentuk runcing, tujuannya agar mudah saat dimasukkan kedalam tanah.

Bagian lain dari termometer selubung logam ini yaitu celah pembacaan

skala termometer, pada celah tersebut kita dapat melihat skala dari

termometer yang dimasukkan ke selubung logam tersebut. Penutup

Selubung Logam berfungsi agar termometer diam pada tempatnya. Batang

termometer merupakan tempat termometer berada. Sedangkan lubang

udara yang terletak diatas ujung selubung logam berfungsi sebagai jalan

keluar masuknya udara atau suhu tanah. Dari hasil pengamatan suhu tanah

dengan tempat yang berbeda dan juga kedalaman berbeda di peroleh data

sebagai berikut suhu tanah disawah 31, 29, 28 dan di pekarangan 25, 24,

24, 25.

Page 24: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

20

Dari data hasil pengamatan dapat dibahas bahwa: faktor-faktor

yang mempengaruhi iklim mikro adalah: suhu udara, RH/kelembaban

nisbi, suhu tanah, intensitas penyinaran dan kecepatan angin. Dimana

faktor iklim mikro tersebut mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi

misalnya faktor yang mempengaruhi suhu udara adalah jumlah radiasi

yang diterima perhari, permusim dan pertahun, pengaruh daratan dan

lautan, pengaruh aspek, pengaruh panas taten dan pengaruh angin. Faktor

yang mempengaruhi kelembaban adalah radiasi matahari, curah hujan,

kecepatan angin dan vegetasi. Faktor yang mempengaruhi suhu tanah

adalah semakin dalam, semakin dingin suhu tanah yang diperoleh. Faktor

yang mempengaruhi kecepatan angin adalah topografi dan vegetasi.

B. Kesimpulan

Dari hasil percobaan dan pengamatan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut; Iklim mikro adalah semua pengukuran iklim yang

dilakukan untuk mengamati lapisan udara dekat tanah terutama

dipengaruhi oleh permukaan tanah dan penutupnya. Iklim mikro juga

adalah keadaan/cuaca dalam suatu lingkungan yang sempit sekitar

tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah suhu udara,

kelembaban udara, intensitas cahaya, suhu tanah dan kecepata angina.

Kondisi iklim mikro yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lain

berkaitan dengan kondisi tanah juga penyusun atau vegetasi yang ada

disekitarnya. Dengan adanya tanaman dapat menghambat perubahan suhu

yang besar ( terlalu panas pada siang hari dan terlalu dingin pada malam

hari).

Page 25: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

21

BAB IV

ACARA 3 : PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA

METEOROLOGI

4.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Penyajian Data dan

Interpretasi Data Meteorologi ini adalah Kertas milimeter, alat-alat

pengukur unsur iklim, Data mentah dari pengamatan lapangan.

4.2. Cara kerja

Cara kerja dalam praktikum ini adalah Mengingat data yang

diperoleh masih merupakan angka-angka yang belum berbentuk data

meteorologi , maka hasil pengamatan tersebut akan diolah sehingga

menjadi data siap pakai. Maing-masing unsur iklim diperlukan cara

pengolahan yang berbeda-beda sebagai berikut :

1. Curah Hujan

Dalam penyajian hanya akan diperlukan jumlah curah hujan dan

hari hujan bulanan tanpa rata-rata bulanan. Data dari curah hujan

dapat dinilai peluangnya melampaui 90%, 70%, 60%, dan 50%.

2. Kelembaban nusbi udara

Dari pencatatan suhu bola basah dan suhu bola kering,kemudian

dengan menggunakan tabel kelmbaban,maka akan diketahui nilai

lembab nisbi udara.

3. Penguapan

Besarnya penguapan harian diketahui dari hasil pencatatan tinggi

air dibak penguapan yaitu pencatatan kedua dikurangi pencatatan

pertama yang dinyatakan dalam satuan milimeter (mm).

4. Kecepatan Angin

Besarnya kecepatan angin rata-rata harian sama dengan besarnya

angka pencatatan kedua dikurangi angka pencatatan pertama dibagi

dengan selang waktu antara pengamatan tersebut.

Page 26: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

22

5. Suhu Udara

Dapat disajikan berupa suhu udara maksimum minimum dan rata-

rata harian didapat dari hasil pencatatan suhu bola kering dengan

perhitungan seperti pada lembab nisbi.

6. Panjang Intensitas Penyinaran

Panjang penyinaran selang satu hari dapat diketahui dari

panjangnya noda yang terbentuk pada kertas pias, dinyatakan dengan

porsen terhadap panjang penyinaran sesungguhnya.Intensitas

penyinaran dapat diketahui dari luas grafik yang terbentuk dari

actinograf dengan bantuan planimeter, kemudian dikalikan dengan

satuan konstante.

4.3. Penyajian data

Table 1.2. Penyajian dan interpretasi data

Tangga

l Waktu

Klembaban

nisbi (%)

Temp.

udara ( )

Intnsits

cahaya

Kcepatan

angin

(m/det)

Curh

hujan

(mm)

Evap

orasi

(mm)

2 jan

2013

a.7 pagi 65 28 808 14

630 22 b.12 siang 55 33 920 18

c. 6 sore 63 30 170 13

Rata - rata 61 30,3 632,67 15 630 22

9 jan

2013

a.7 pagi 74 27 987 13

275 20 b.12 siang 56 33 992 19

c. 6 sore 57 28 189 11

Rata - rata 62,33 29,3 722,67 15 275 20

14 jan

2013

a.7 pagi 68 26 996 13

250 10 b.12 siang 63 33 980 15

c. 6 sore 61 24 190 11

Rata - rata 64 27,67 722 13 250 10

Page 27: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

23

4.4. Pembahasan dan kesimpulan

A. Pembahasan

Pada bulan januari tahun 2013 berdasarkan 3x pengukuran yang

kita lakukan di dapat kelembaban nisbi dengan rata rata sebesar

62,44.Intensitas cahaya rata rata yang diperoleh sebesar 692,44 Kecepatan

angin rata rata yang doperoleh sebesar 14,33 .Curah hujan rata rata yang

diperoleh sebesar 385 dan Evaporasi rata rata yang di peroleh sebesar -

17,3. berdasarkan hasil pengukuran unsur unsur cuaca yang diperoleh

pada bulan januari tersebut.

Dari data yang diperoleh di atas dapat ditarik kesimpulan pada

bulan januari memiliki curah hujan tinggi, temperatur udara tinggi,

kelembaban udara tinggi, kecepatan angin tinggi, intensitas cahaya tinggi

dan evaporasi tinggi. Semua nilai unsur cuaca tinggi hal itu di karenakan

pada bulan januari 2013 hujan terjadi hampir setiap hari,oleh karena itu

tinggi rendahya cuaca sangat dipengaruhi oleh sering tidaknya terjadi

hujan.

Page 28: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

24

BAB V

ACARA 4 : MENCARI HUBUNGAN BEBERAPA UNSUR

IKLIM

5.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Mencari Hubungan

Beberapa Unsur Iklim adalah Altimeter, Barometer, Lux

meter,anemometer.

5.2. Cara kerja

Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Beberapa Unsur

Iklim adalah Kita memilih tiga tempat yang keadaannya berbeda yaitu di

dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah, Pada setiap tempat kita

mengamati suhu udara , lembab nisbi, kecepatan angin, intensitas

penyinaran pada ketinggian tertentu.Dalam menggunakan alat tersebut

harus terlindung dari sinar matahari langsung kecuali Lux meter, Mencatat

semua hasil pengamatan kemudian membandingkan antara masing-masing

tempat.

5.3. Hubungan beberapa unsur iklim

Unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah:

a. Suhu atau Temperatur Udara

Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas

molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur

udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran

suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C),

Reamur (R), dan Fahrenheit (F).

b. Tekanan Udara

Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain

adalah tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul

akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di

setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat

dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini

Page 29: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

25

disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan.

Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan

dengan milibar (mb).

c. Angin

Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Apa yang

dimaksud dengan angin? Angin adalah udara yang bergerak dari

daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah.

d. Kelembaban Udara

Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim

di suatu tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah

banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan

tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut

psychrometer atau hygrometer.

e. Curah Hujan

Apakah yang dimaksud dengan curah hujan? Curah hujan adalah

jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu.

Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.

Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan

f. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya di pengaruhi oleh keadaan topografi,letak

wilayah dan sudut datangnya sinar matahari, alat yang di gunakan

untuk mengukur jumlah intensitas cahaya matahari adalah Lux meter.

5.4. Pembahasan dan kesimpulan

A. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan 3 lokasi dengan ketinggian tempat yang

berbeda ternyata memiliki nilai unsur cuaca yang berbeda. Di dataran

tinggi yang berlokasi di Dusun Gondang Desa Umbul Harjo Kecamatan

Ngemplak Kabupaten Sleman dengan ketinggian 700 dpl, tekanan udara

1010 mBar, kelembaban relatif 79%, dengan temperatur 29 °C, kecepatan

angin 4,16m/dt, intensitas cahaya 371, di ukur pada waktu 9.25 WIB.

Page 30: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

26

Di dataran sedang yang berlokasi jalan Bugisan No 46 Selatan

Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 100 dpl, tekanan udara 800

mBar, kelembaban relatif 61%, dengan temperatur 36°C, kecepatan angin

0,71m/dt, intensitas cahaya 491, di ukur pada waktu 12.55 WIB.

Di dataran rendah yang berlokasi di Pantai Samas Bantul

Yogyakarta di peroleh dengan ketinggian 50 dpl, tekanan udara 0 mBar,

kelembaban relatif 74%, dengan temperatur 38°C, kecepatan angin

1,85m/dt, intensitas cahaya 480, di ukur pada waktu 14.00 WIB.

Dari ke 3 lokasi tersebut di peroleh hasil pengukuran yang

memiliki perbedaan nilai unsur cuaca (ketinggian, tekanan udara,

kelembaban relatif ,temperatur,kecepatan angin, intensitas cahaya) pada

masing masing lokasi yang sangat signifikan.

Table 1.3. hasil pengamatan hubungan beberapa unsur iklim

No Lokasi Tinggi

tempat Waktu

Tkana

n

udara

(mBar

)

Klemb

relativ

e RH

(%)

Tmper

ature

RH

(%)

Kec.

angin

(M/det

)

Intens

itas

cahay

a

vegetasi

1.

Dusun

Nggonda

ng desa

Umbul

harjo

700 09.25

wib 1010 79 29 25/6 371

Akasia

sengon

Kelapa

Bambu

randu

2.

Jl.

Mbugisa

n selatan

100 12.55

wib 800 61 36 5/7 491

Mandinga

Ketapang

Rambutan

Mangga

angsana

3. Pantai

samas 0

14.15

Wib 0 74 38 13/7 480

Pandan

pantai

Cemara

jati

Page 31: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

27

Grafik 1.1. Hubungan tinggi tempat dan temperatur

Grafik 1.2. Hubungan tinggi tempat dan tekanan udara

Grafik 1.3. Hubungan temperature dan kelembaban relatif

0

10

20

30

40

0 100 700Tem

pe

ratu

r (°

C)

Tinggi Tempat (mdpl)

Hubungan Tinggi Tempat dan Temperatur

0

500

1000

1500

0 100 700

Teka

nan

Ud

ara

(mB

ar)

Tinggi Tempat (mdpl)

Hubungan Tinggi Tempat dan Tekanan Udara

0

20

40

60

80

100

38 36 29Ke

lem

bab

an R

ela

tif

(%)

Temperatur (°C)

Hubungan Temperatur dan Kelembaban Relatif

Page 32: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

28

Grafik 1.4. Hubungan tinggi tempat dan kecepatan angin

Grafik 1.5. Hubungan antara temperature udara dan evaporasi

Grafik 1.6. Hubungan antara temperature udaradan kelembaban relatif

0.00

2.00

4.00

6.00

0 100 700

Ke

cep

atan

an

gin

(m

/de

t)

Tinggi Tempat (mdpl)

Hubungan Tinggi Tempat dan Kecepatan Angin

0

5

10

15

20

25

30,3 29,3 27,67

Evap

ora

si (

mm

)

Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C)

Hubungan Antara Temperatur Udara dan Evaporasi

59

60

61

62

63

64

65

30,3 29,3 27,67Ke

lem

bab

an R

ela

tif

(%)

Temperatur tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (°C)

Hubungan Antara Temperatur Udara dan Kelembaban Relatif

Page 33: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

29

Grafik 1.7. Hubungan Antara kecepatan angina dan evaporasi

0

5

10

15

20

25

15 15 13

Evap

ora

si

Kecepatan Angin tanggal 2, 9, 14 Januari 2013 berturut-turut (m/s)

Hubungan Antara Kecepatan Angin dan Evaporasi

Page 34: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

30

BAB VI

ACARA 5 : MENCARI HUBUNGAN ANTARA UNSUR IKLIM

DENGAN MACAM VEGETASI

6.1. Cara kerja

Cara kerja pada praktikum Mencari Hubungan Antara Iklim

dengan Macam Vegetasi adalah Kita memilih tiga tempat yang

keadaannya berbeda yaitu di dataran tinggi, dataran sedang dan dataran

rendah. Pada dataran tinggi tempat yang kita amati adalah daerah dusun

Gondang desa Umbulharjo Ngeplak Sleman. Pada dataran sedang tempat

yang kami amati adalah didaerah Jln. Bugisan Selatan No. 46.Pada dataran

rendah tempat yang kami amati adalah daerah pantai samas.

Pada setiap tempat kita mengamati kita mengamati Vegetasi apa

saja yang ada pada tiga tempat yang berbeda ketinggiannya tersebut.

Macam vegetasi di tiga tempat

Tabel. 1.4. Hubungan antar unsur iklim dengan macam vegetasi

No Tempat Vegetasi

1 Dusun Gondang Umbulharjo Ngeplak Sleman Akasia,Sengon,Pohon Kelapa,

Pohon Bambu, pohon Randu

2 Jl. Bugisan Selatan No 46 Mandingan, Ketapang , Rambutan,

Mangga, Ansana

3 Pantai Samas Pandan pantai, Cemara, Jati

6.2. Pembahasan dan Kesimpulan

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadan vegetasi pada

daerah yang memiliki ketinggian berbeda adalah diantaranya ialah faktor

klimatik (iklim). Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap

persebaran vegetasi adalah suhu, kelembaban udara, angin, dan curah

hujan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Page 35: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

31

a. Suhu

Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi

matahari secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke

bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang,

derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-

beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan

hewan beradaptasi terhadap suhu lingkungan fisiknya, sehingga hanya

daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja yang

tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat

perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah

berhasil beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan

lainnya beradaptasi dengan lingkungan dingin dan kering atau

lingkungan panas dan kering.

Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan

variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan

untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin

dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk

melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok

vegetasi, yaitu :

1. Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang

hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada

musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini

tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya

bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil

atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.

2. Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang

mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat

rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat

berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan

kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

Page 36: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

32

b. Kelembaban Udara

Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang

terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar

tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi

pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia

dan hewan, air merupakan kebutuhan yang sangat penting.Berdasarkan

tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan

dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Xerofit

Xerofit berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos

yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok

tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang

kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama

dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.

2. Hidrofit

Hidrofit berasal dari kata hydros yang artinya basah atau

berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus

beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri

khas vegetasi i ni adalah cenderung mempunyai sistem

perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan

ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar

dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar

matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan,

selada air, kangkung dan sebagainya.

3. Mesofit

Mesofit berasal dari kata meso yang artinya antara

atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok

vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak

sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak

terdapat di daerah lintang rendah ( tropis ) dengan curah

Page 37: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

33

hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun,

Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur

4. Tropofit

Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang

mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang

berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan).

Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan

musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin.

Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang

besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang

banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-

pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi

ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.

c. Sinar Matahari

Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber

energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan

untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa

dengan membentuk oksigen ( O2 ) di atmosfer sebagai hasil lainnya.

Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi

merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka

melangsungkan kehidupannya.

d. Curah hujan.

Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan

fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi

kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk

presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah

permukaan bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga

menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini

disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan

sumber makanan bagi hewan.

Page 38: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

34

e. Angin.

Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan

memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat

yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan

penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di tiga daerah

yang ketinggiannya berbeda yaitu Desa Gondang dusun Umbulharjo (

dataran tinggi),Di jln Bugisan Selatan no 46 ( dataran sedang ), Di

Pantai Samas (dataran rendah) mempunyai perbedaan pada komposisi

vegetasi. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang

mempengaruhi pola persebaran vegetasi di suatu tempat. Faktor-faktor

iklim yang berpengaruh terhadap persebaran vegetasi ini ini, antara

lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

Vegetasi merupakan hasil interaksi factor-faktor lingkungan seperti

bahan induk, topografi, tanah, iklim, organisme-organisme hidup dan

waktu. Interaksi dari faktor-faktor lingkungan tersebut dapat digunakan

sebagai indicator dari lingkungan atau komponen-komponen penduga

sifat lingkunagan yang bersangkutan. Vegetasi ialah factor atau

komponen lingkungan yang paling mudah digunakan untuk keperluan

tersebut, sebab vegetasi dengan sifatnya yang peka terhadap pengaruh

perubahan faktor-faktor lingkungan.Hal tersebut dikarenakan bahwa

semakin tinggi ketinggian suatu tempat, suhu semakin rendah dan

vegetasi tanaman keras yang tumbuh pada masing- masing wilayah

berbeda jenis vegetasinya dengan karakteristik morfologi yang

berbeda , misalnya di dataran rendah komposisinya seperti pohon

Pandan pantai, pohon Cemara , dan pohon jati dengan ciri morfologi

vegetasinya berukuran pendek . Hal tersebut di duga hal itu di

pengaruhi unsur cuaca yang ekstrim di dataran rendah pantai yang

mempengaruhi proses fisiologi tumbuhan .Kemudian pada dataran

sedang memiliki komposissi dominan tanaman keras musiman seperti

pohon Mandingan , pohon Ansana, pohon Ketapang , pohon Rambutan

Page 39: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

35

dan pohon Mangga . Ciri morfologi vegetasinya berbeda dengan

dataran rendah maupun dataran tinggi , tinggi tanamannya rata- rata

sedang tidak begitu pendek dan tidak juga tinggi .Sedangkan vegetasai

dataran tinggi komposissi tanaman kerasnya seperti pohon Sengon,

pohon Kelapa, pohon Akasia , poho Bambu, pohon Pinang dan pohon

Randu yang berukuran besar dan tinggi- tinggi, namun ragam

vegetasinya lebih sedikit di bandingkan dengan komposisi vegetasi

dataran sedang.

Page 40: laporan praktikum agroklimatologi

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI 2013

36

DAFTAR PUSTAKA

Daljoeni, N. 1983. Pokok – Pokok Klimatologi. Alumni: Bandung

Handoko. 1992. Klimatologi dasar . Jurusan Geofisika dan Meteorologi

FMIPA IPB : Bogor.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer

dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel /2008/12/pengenalan-alat-

alat/ (diakses 24 januari 2013)

Lakitan, Benyamin . 1994 . Dasar-dasar Klimatologi . PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Qodrita. 2006. http://mbojo.wordpress.com/2008/02/20/perubahan-iklim-

sebuah-batasan/. (Diakses 24 januari 2013)

Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi

Prawirohatmojo. Yogyakarta: UGM Press.

Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung