adsorpsi pada larutan

16
ADSORPSI PADA LARUTAN Tujuan Percobaan. Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm freundlich 2. Mempraktekkan konsep mol. Dasar Teori. Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fasa terserap (adsorbat) sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat, adsorben dapat berupa zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, dan zat cair atau gas dan zat cair. Peristiwa adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul – molekul dipermukaan adsorben. Adsorpsi ini berbeda dengan absorbsi, karena pada absorbsi zat yang diserap masuk ke dalam absorben, misalnya absorbsi air oleh sponge atau uap air oleh CaCl 2 anhidrous. Misalnya zat padat akan menarik molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tidak menarik dengan gaya Van Der Walls. Jika ditinjau dari satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul yang lain yang tidak mempunyaii gaya tarik yang seimbang. Karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan menarik molekul disekitarnya. Adsorpsi dipengaruhi oleh : 1. Jenis adsorben. 2. Jenis zat yang diadsorpsi. 3. Konsentrasi. 4. Luas permukaan adsorben. 5. Temperatur.

Upload: rima-agustin-m

Post on 24-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ini laporan adsorpsi pada larutan

TRANSCRIPT

ADSORPSI PADA LARUTAN

ADSORPSI PADA LARUTANTujuan Percobaan.

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm freundlich

2. Mempraktekkan konsep mol.

Dasar Teori.

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fasa terserap (adsorbat) sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat, adsorben dapat berupa zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, dan zat cair atau gas dan zat cair.Peristiwa adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul molekul dipermukaan adsorben. Adsorpsi ini berbeda dengan absorbsi, karena pada absorbsi zat yang diserap masuk ke dalam absorben, misalnya absorbsi air oleh sponge atau uap air oleh CaCl2 anhidrous.Misalnya zat padat akan menarik molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tidak menarik dengan gaya Van Der Walls. Jika ditinjau dari satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul yang lain yang tidak mempunyaii gaya tarik yang seimbang. Karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan menarik molekul disekitarnya.

Adsorpsi dipengaruhi oleh :

1. Jenis adsorben.2. Jenis zat yang diadsorpsi.3. Konsentrasi.4. Luas permukaan adsorben.5. Temperatur.

Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsidapat dinyatakan oleh persamaan Freundlich. = k c1/n

c = konsentrasi zat dalam larutan

x = jumlah zat yang teradsorpsi oleh m gram adsorben

k & n = tetapan adsorpsi

Jika ditulis dalam logaritma :

Log k + 1/n Log c

Untuk menentukan harga n & k, dibuat grafik fungsi dari log c, yang mana slope (kemiringan) adalah harga 1/n dan intersepnya harga k.

ALAT DAN BAHAN.1. ALAT

1 buah buret 50 ml (berikut statif dan klem). 8 buah labu Erlenmeyer 250 ml. 1 buah corong gelas. Kertas saring ( kasar ).

2 buah pipet seukuran 25 ml. 2 buah gelas ukur 100 ml. 2 buah labu takar 100 ml. Botol semprot dan spatula. Gelas kimia 50 ml. Gelas kimia 250 ml. 2 Penangas listrik. 4 buah magnet2. BAHAN

Larutan NaOH 1,0 N. Kristal asam oksalat C2H2O4.2H2O. Larutan asam asetat 1,0 N. Arang ( karbon ) aktif. Aquades. Larutan indikator phenophetalein.SKEMA KERJA.

1. Penentuan konsentrasi awal dari asam asetat.

2. Penentuan adsorpsi isotherm.

3. Standarisasi NaOH dengan oksalat.

DATA PERCOBAAN

A. Penentuan konsentrasi larutan NaOH.

Berat kristal asam oksalat

= 0,63 gram

Volume labu takar

= 100 ml

Volume larutan NaOH yang diperlukan= 2,8 ml ( rata-rata )

B.Penentuan Konsentrasi larutan asam asetat mula-mula.

Kons. Asam asetat (N)Volume NaOH (ml)

1,039

0,821

0,616

0,411

C.Penentuan konsentrasi larutan asam asetat setelah terjadi keseimbangan (setelah adsorpsi).Kons. Asam asetat (N)Vol.as.Asetat (ml)Volume NaOH (ml)

1,02319

0,82315

0,62311

0,4239,5

PENGOLAHAN DATA.A. Penentuan konsentrasi larutan NaOH.

Mr oksalat (C2H2O4.2H2O) = 126

BE Oksalat = ekivalen /mol

Normalitas oksalat =

=

V NaOH x N NaOH= V oksalat x N oksalat

2,8 ml x N NaOH = 25 ml x 0,100 N

N NaOH=

N NaOH= 0,8928 NB. Penentuan konsentrasi larutan asetat.

N asetat mula-mula :

1) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

25 ml x N asetat = 39 x 0,8928 N asetat

=

2) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

25 ml x N asetat = 21 x 0,8928

N asetat

=

3) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

25 ml x N asetat = 16 X 0,8928

N asetat

=

4) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

25 ml x N asetat = 11 x 0,8928

N asetat

=

N asetat sisa :1) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

23 ml x N asetat = 19,5 x 0,8928N asetat

=

2) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

23 ml x N asetat = 15 X 0,8928 N asetat

=

3) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

23 ml x N asetat = 11 X 0,8928 N asetat

=

4) V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH

23 ml x N asetat = 9,5 x 0,8928

N asetat

=

C.Penentuan Jumlah Zat yang teradsorpsi. Jumlah zat mula-mula :1) 1,0 N=

=

2) 0,8 N=

= 3) 0,6 N=

= 4) 0,4 N=

=

EMBED Equation.3 Jumlah zat sisa :1) 1,0 N=

=

EMBED Equation.3 2) 0,8 N=

=

EMBED Equation.3 3) 0,6 N=

=

EMBED Equation.3 4) 0,4 N=

=

EMBED Equation.3 TABEL PENGOLAHAN DATA.

a. Sebelum adsorpsi.Kons. asetat (N)Vol. NaOH (ml)N asetat Berat asetat (gr)

1,0 391,39272,089

0,8 210,74991,1248

0,6 160,57140,8571

0,4 110,39280,5892

b. Setelah adsorpsi.Kons.asetat (N)Vol. NaOH (ml)N asetat sisaBerat asetat sisa (g)

2319,50,75691,0445

23150,58230,8036

23110,4270,5893

239,50,36880,5089

c. Persamaan Isoterm Freundlich. Log k + 1/n Log c

X (gram)m (gram)

cLog c

1,04450,52.0890,320,7569-0,121

0,32120,50,6424-0,1920,5823-0,2348

0,26780,50,5356-0,2710,427-0,3696

0,08030,50,1606-0,7940,3688-0,4332

DAFTAR PUSTAKA.1. Yahya, utoro dkk, (1982), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Fisika FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Bird, Tony (1987), Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas, PT Gramedia, Jakarta.

3. Bassett, Jet all, (1987), Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 4th edition, John Wiley & Sons, New York.

4. Hulupi, Mentik dkk, (1996), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

ADSORPSI ISOTHERM

Nama anggota kelompok 2 :

1) Dyah Ayu. S (08414005)

2) Elsa Listya. I (08414006)

3) Erickson. H (08414007)

4) Fadillah Sukri. P (08414008)

Pembimbing : Ari Marlina

Politeknik Negeri Bandung

Teknik Kimia Produksi Bersih 2008

Berdasarkan kurva adsorpsi ishoterm freundlich di atas, didapatkan persamaan sebagai berikut :

Y

= 3,0639x + 0,6532

Sehingga,

x/m

= kc1/nLog c

= x dan log x/m = y

Log x/m = log k + 1/n log c

y

= log k + 1/n x

y

= 3,0639x + 0,6532

1/n = 3,0639

n

= 0,3264

Log k= 0,6532

k

= 4,4999

PEMBAHASAN.OLEH : Erickson. H

Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Pada praktikum ini dilakukan penentuan besarnya tetapan adsorpsi isotherm dari suatu adsorben (zat yang menyerap) berupa arang aktif dengan adsorbat (fasa terserap) berupa CH3COOH (asam asetat). Pengolahan data pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan persamaan freundlich.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam praktikum ini terdiri dari 3 tahap pengerjaan. Tahap pertama adalah penentuan konsentrasi awal CH3COOH (asam asetat), dicari dengan melakukan titrasi CH3COOH yang berbeda konsentrasi dalam sebuah labu erlenmeyer dengan larutan NaOH 1,0 N. Dimana sebelumnya asam asetat ditambahkan indikator phenophtalein. Dari volum NaOH yang diperoleh saat titik akhir titrasi, kita dapat menentukan konsentrasi awal CH3COOH.

Tahap selanjutnya yaitu penentuan konsentrasi akhir CH3COOH (asam asetat). Proses yang dilakukan sama dengan tahap pertama. Perbedaanya hanya sebelum dititrasi, asam asetat ditambah dengan 0,5 gram arang aktif, kemudian diaduk dengan pengaduk magnet selama 45 menit. Setelah itu, larutan tersebut disaring dan ukur volum filtratnya. Masing-masing filtrat ditanbah 3 tetes indikator phenophtalein dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Dari volum NaOH yang diperoleh saat titik akhir titrasi, kita dapat menentukan konsentrasi akhir CH3COOH. Adsorpsi antara arang aktif dengan larutan CH3COOH ini merupakan adsorpsi antara zat padat dengan zat cair yang bersifat isotherm, artinya adsorpsi ini berlangsung pada suhu yang konstan.

Tahap yang ketiga adalah penentuan konsentrasi NaOH yang sebenarnya. Dilakukan dengan cara, menimbang 0,63 gram kristal asam oksalat kemudian dilarutkan dengan sedikit aquades. Setelah itu, dititrasi dengan larutan NaOH 1,0 N. Dari volume rata-rata NaOH yang diperoleh saat titik akhir titrasi, kita dapat menentukan konsentrasi NaOH,

Tetapan adsorpsi isotherm freundlich dapat diperoleh dengan cara menghitung slope dari grafik persamaan adsorpsi isotherm freundlich, dan diperoleh tetapan empiris (harga slope) sebesar n = 0,28025 dan harga intersepnya adalah k = 5,6234. KESIMPULAN.

1) Untuk menentukan adsorpsi ishoterm dapat digunakan persamaan freundlich.

2) Berdasarkan hasil pengolahan data dan grafik yang telah dibuat, diperoleh harga slope sebesar n = 0,28025 dan harga intersepnya adalah k = 5,6234. Siapkan 4 buah labu erlenmeyer

Masukkan ke dalamnya 25 ml asam asetat dengan

konsentrasi 1,0 N, 0,8 N, 0,6 N, dan 0,4 N

Masing-masing erlenmeyer

ditambah 3 tetes phenophtalein

Titrasi dengan larutan NaOH 1,0 N

Catat volume NaOH yang diperlukan

pada saat titik akhir titrasi

Siapkan 4 buah labu erlenmeyer

Masukkan ke dalamnya 0,5 gram garam aktif

Tambahkan 25 ml asam asetat dengan

konsentrasi 1,0 N, 0,8 N, 0,6 N, dan 0,4 N

Aduk dengan pengaduk magnet dan diamkan selama 45 menit. Lalu, disaring dan ukur volum filtratnya.

Masing-masing filtrate ditambah 3 tetes

indikator phenophtalein dan titrasi dengan

larutan NaOH 1,0 N

Catat volume NaOH yang diperlukan

pada saat titikl akhir titrasi

Timbang 0,63 gram kristal asam oksalat

Larutkan dengan sedikit aquades

Pindahkan ke dalam labu takar

100 ml

Pipet 25 ml asam oksalat dan pindahkan

ke dalam labu erlenmeyer

Tambahkan 3 tetes phenophtalein

Titrasi dengan larutan NaOH

Catat volume NaOH yang diperlukan

Grafik Persamaan Adsorpsi Isoterm Freundlich

y = 3.0639x + 0.6532

R

2

= 0.8798

-1.00000

-0.80000

-0.60000

-0.40000

-0.20000

0.00000

0.20000

0.40000

-0.50000

-0.40000

-0.30000

-0.20000

-0.10000

0.00000

log C

log x/m

log x/m

Linear (log x/m)

1`

_1285972424.unknown

_1288461514.unknown

_1288461638.unknown

_1288461657.unknown

_1288461701.unknown

_1288461709.unknown

_1288461648.unknown

_1288461624.unknown

_1288461629.unknown

_1288461537.unknown

_1288461621.unknown

_1285973484.unknown

_1285974665.unknown

_1285982672.unknown

_1285982848.unknown

_1285974667.unknown

_1285974661.unknown

_1285974664.unknown

_1285973513.unknown

_1285973315.unknown

_1285973353.unknown

_1285972473.unknown

_1285966789.unknown

_1285972252.unknown

_1285972371.unknown

_1285971462.unknown

_1285748850.unknown

_1285752037.unknown

_1285752121.unknown

_1285754482.unknown

_1285748950.unknown

_1285741550.unknown

_1285742086.unknown

_1285741514.unknown