(addin) tinjauan pustaka

12
TINJAUAN PUSTAKA I. Definisi Endoftalmitis merupakan peradangan berat seluruh jaringan intra okuler, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau pembedahan, atau endogen akibat sepsis, peradangan supuratif dapat disertai abses dalam badan kaca. Pasien terlihat kesakitan disertai demam, pada mata timbul gejala berupa mata sakit, merah, kelopak bengkak, edema kornea, keratik presipitat, disertai hipopion, refleks fundus hilang akibat adanya nanah dalam badan kaca. Tajam penglihatan sangat menurun. Tekanan intra-okuler menurun dan kadang meninggi akibat massa supurati yang tertumpuk dalam bola mata. II. Epidemiologi Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka bola mata di Amerika adalah 5-14% dari semua kasus endoftalmitis. Sedangkan endoftalmitis yang disebabkan oleh trauma sekitar 10-30%, dan endoftalmitis yang disebabkan oleh reaksi antibodi terhadap pemasangan lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh adalah 7-31% III. Etiologi 1

Upload: tomyhardianto

Post on 24-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dwqdqw

TRANSCRIPT

Page 1: (Addin) Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Endoftalmitis merupakan peradangan berat seluruh jaringan intra

okuler, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau pembedahan, atau

endogen akibat sepsis, peradangan supuratif dapat disertai abses dalam

badan kaca.

Pasien terlihat kesakitan disertai demam, pada mata timbul gejala

berupa mata sakit, merah, kelopak bengkak, edema kornea, keratik

presipitat, disertai hipopion, refleks fundus hilang akibat adanya nanah

dalam badan kaca. Tajam penglihatan sangat menurun. Tekanan intra-okuler

menurun dan kadang meninggi akibat massa supurati yang tertumpuk dalam

bola mata.

II. Epidemiologi

Angka kejadian endoftalmitis, setelah operasi terbuka bola mata di

Amerika adalah 5-14% dari semua kasus endoftalmitis. Sedangkan

endoftalmitis yang disebabkan oleh trauma sekitar 10-30%, dan

endoftalmitis yang disebabkan oleh reaksi antibodi terhadap pemasangan

lensa yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh adalah 7-31%

III. Etiologi

Sebagian besar temuan klinis, organism penyebab endoftalmitis

adalah organisme Gram-positif. Yang paling umum adalah organisme

koagulasi-negatif Staphylosossus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan

Streptococcus. Organisme Gram-negatif seperti Pseudomonas, Escherichia

coli dan Enterococcus ditemukan pada kasus trauma penetrasi.

Bila endoftalmitis terjadi dalam 2 minggu setelah trauma, maka

keadaan ini mungkin disebabkan karena infeksi bakteri, sedangkan bila

gejala terlambat mungkin infeksi disebabkan oleh jamur.

1. Endogen Endophtalmitis

Individu yang berisiko endoftalmitis endogen biasanya

memiliki penyakit penyerta yang mempengaruhi mereka terhadap

1

Page 2: (Addin) Tinjauan Pustaka

infeksi, seperti diabetes mellitus, gagal ginjal kronis, AIDS,

leukemia, neutropenia, limfoma, gangguan autoimun.

Prosedur invasif, yang mengakibatkan bakteremia, seperti

hemodialisis, kateterisasi kandung kemih, endoskopi

gastrointestinal, nutrisi parenteral total, kemoterapi, maupun

tindakan pada gigi, dapat menyebabkan endoftalmitis.

Trauma non-okuler atau operasi, imunosupresi dan

penyalahgunaan obat intravena dapat menjadi predisposisi

endoftalmitis endogen.

Selain itu, meningitis, endokarditis, infeksi saluran kemih,

infeksi luka, ISPA, dan abses intra-abdominal juga dapat menjadi

sumber infeksi.

Organisme jamur dapat menjadi agen hampir 50% kasus

endoftalmitis endogen. Candida albicans sejauh ini merupakan

penyebab paling sering (75-80% kasus jamur). Aspergillosis

adalah penyebab paling umum kedua terutama pada pengguna

narkoba intravena.

2. Eksogen Endophtalmitis

Organisme yang berada di konjungtiva, kelopak mata, atau

bulu mata dan berpindah pada saat operasi menyebabkan

endoftalmitis post-operasi.

Penyebab tunggal paling umum endoftalmitis eksogen

adalah epidermidis s, yang merupakan flora normal kulit dan

konjungtiva. Bakteri Gram-positif umum lainnya adalah S aureus

dan spesies streptokokus. Bakteri Gram-negatif yang paling terkait

dengan endoftalmitis pascaoperasi adalah P aeruginosa dan

spesies Proteus dan Haemophilus.

3. Traumatic Endophtalmitis

Endophtalmitis dapat terjadi sampai dengan 13% dari kasus cedera

tembus. Spesies stafilokokus, streptokokus, dan bacillus sp adalah

organisme penyebab endophtalmitis traumatis.

2

Page 3: (Addin) Tinjauan Pustaka

IV. Patofisiologi

Dalam keadaan normal, sawar darah-mata (blood-ocular barrier)

memberikan ketahanan alami terhadap serangan dari mikroorganisme.

Dalam endophtalmitis endogen, mikroorganisme yang melalui darah

(terlihat pada pasien yang bakteremia seperti pada endokarditis) menembus

sawar darah-mata baik oleh invasi langsung (seperti emboli septik) atau oleh

perubahan dalam endotelium vaskuler yang disebabkan oleh subtrat yang

dilepaskan selama infeksi. Kerusakan jaringan intra-okuler dapat juga

disebabkan oleh mikroorganisme dan/atau dari mediator inflamasi dari

respon kekebalan.

Endophtalmitis dapat terlihat nodul putih yang halus pada kapsul

lensa, iris, retina, atau koroid. Hal ini juga dapat timbul pada peradangan

semua jaringan okuler, mengarah kepada eksudat purulen yang memenuhi

bola mata. Selain itu, peradangan juga dapat menyebar ke jaringan lunak

orbita.

Setiap prosedur operasi yang mengganggu integritas bola mata dapat

menyebabkan endoftalmitis eksogen (seperti katarak, glaukoma).

V. Anamnesis

Anamnesis harus difokuskan terhadap riwayat prosedur yang akan

meningkatkan risiko endoftalmitis endogen atau eksogen (misalnya,

penggunaan narkoba intravena, risiko lainnya untuk sepsis atau

endokarditis, prosedur invasif ophtalmologi), riwayat operasi mata, trauma

mata atau bekerja pada industri.

Endoftalmitis bakteria biasanya menimbulkan nyeri yang akut,

kemerahan, pembengkakan dan penurunan visus. Beberapa bakteri (seperti

Propionibacterium acnes) dapat menyebabkan radang kronisdengan gejala

ringan. Organisme ini adalah flora normal kulit yang khas dan biasanya

masuk saat operasi intraokuler.

Endoftalmitis jamur akan menimbulkan gejala selama beberapa hari

hingga minggu. Gejala yang sering berupa penglihatan kabur, nyeri,

penurunan visus. Riwayat trauma tembus oleh tanaman atau benda asing

3

Page 4: (Addin) Tinjauan Pustaka

yang terkontaminasi dengan tanah. infeksi candida dapat menyebabkan

demam tinggi, disusul beberapa hari kemudian gejala okuler.

VI. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dari endophtalmitis yang paling sering adalah :

1. Penurunan visus

2. Hipopion

3. Vitritis

4. Nyeri

5. Konjungtiva hiperemis

6. Khemosis

7. Edema palpebra

8. Edema Kornea

Sedangkan manifetasi klinis masing-masing tipe endophtalmitis yaitu :

a. Early Post Operative Endophtalmitis

Manifestasi klinisnya yaitu :

1. Penurunan Visus

2. Nyeri, injeksi ciliaris, khemosis

3. Edema Kornea

4. Infiltrat pada kornea

5. Radang pada vitreous

b. Chronic Post Operative Endophtalmitis

Manifestasi klinisnya yaitu :

1. Nyeri minimal

2. Hypopion

3. Vitritis

VII. Diagnosis

Penegakan diagnosis dari endophtalmitis, yang paling penting adalah

dilakukan pemeriksaan Tapping vitreous dan/atau aqueous. Dengan cara

melakukan pengambilan sampel pada vitreous dan/atau aqueous, untuk

dijadikan kultur. Pada Chronic Post Operative Endophtalmitis, sebaiknya

kultur ditunggu selama 2 minggu, karena P. Acnes tumbuh dalam kurun

waktu tersebut

4

Page 5: (Addin) Tinjauan Pustaka

VIII. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari Endophtalmitis tergantung dari derajat

keparahan, dan luasnya peradangan. Tujuan dari penatalaksanaan yaitu :

a. Tujuan Primer :

1. Eradikasi infeksi

2. Mencegah komplikasi

3. Memperbaiki visus

b. Tujuan Sekunder :

1. Meringankan gejala

2. Mencegah Panophtalmitis

3. Menjaga integritas bola mata

4. Memperbaiki barrier darah retina

Pengobatan bukan untuk menolong visusnya, karena visus tak dapat

diperbaiki lagi, sehingga hanya bersifat supportif yaitu :

1. Penderita harus dirawat

2. Antibiotika yang berspektrum luas dan mempunyai daya

penetrasi yang baik ke dalam mata seperti penicillin dan

kloramfenikol sistemik. Antibiotika diberikan juga secara lokal

yaitu tetes mata, salep mata, maupun suntikan subkonjungtiva,

juga sebagai suntikan kedalam badan kaca. Untuk yang

terakhir ini antibiotikanya harus yang tidak menjadi toksis bagi

retina seperti gentamisin. Gentamisin dapat diberikan sebagai

tetes mata setiap satu jam tetes, malam hari diberikan sebagai

salep mata. Dapat pula diberikan 20 mg gentamisin

subkonjungtiva, sebagai suntikan ke dalam badan kaca dapat

diberikan 0,4 mg.

3. Analgetika, sedative, dan roboransia

4. Terapi seri demam (fever therapy), kalau perlu

5. Kortikosteroid, diberikan bila telah diketahui kuman

penyebabnya dan obatnya yang sensitif, juga bila terdapat

keadaan daya tahan tubuh yang baik dari penderita.

5

Page 6: (Addin) Tinjauan Pustaka

6. Sikloplegia tetes dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri,

stabilisasi aliran darah pada mata dan mencegah terjadinya

sinekia.

Penyuntikan antibiotika ke dalam badan kaca

Yang dipakai antibiotika yang sesuai dan tidak toksik untuk

jaringan intraokuler terutama jaringan retina. Yang dikenal pada masa

kini adalah gentamisin yang diberikan dengan dosis 0,4 mg. suntikan

dilakukan melalui pars plana dengan memakai jarum Mantoux dan

sebelum obat dimasukkan, dilakukan aspirasi cairan dari kamera okuli

anterior, sehingga tekanan di dalam bola mata idak menjadi tinggi

sesudah penyuntikan kedalam badan kaca.

Cara yang paling mutakhir dalam pengobatan endoftalmitis

adalah dengan melakukan vitrektomi, dimana dilakukan pembuangan

sebagian besar badan kaca yang terkena infeksi, disertai pemberian

antibiotika yang cocok. Jika endoftalmitis itu disebabkan oleh jamur,

maka setelah dilakukan vitrektomi disuntikkan gentamisin 0,4 mg

dengan Amfoterisin B 0,005 mg sampai 0,01 mg ke dalam mata.

Bila semua pengobatan telah dilakukan akan tetapi gagal dan

visus 0 dengan pemeriksaan di tempat gelap, berarti tak ada harapan

untuk memperbaiki fungsi mata. Untuk mempercepat penghentian

proses peradangan, dilakukan eviserasi bulbi.

Tindakan Bedah

1. Enukleasi Bulbi

Enukleasi bulbi merupakan tindakan pembedahan

mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan

yang mengikatnya di dalam rongga orbita. Jarinagn yang dipotong

adalah seluruh otot penggerak mata, saraf optik, dan melepaskan

konjungtiva dari bola mata. Enukleasi bulbi biasanya dilakukan

pada keganasan intraokuler, mata yang dapat menimbulkan

oftalmia simpatika, mata yang tidak berfungsi dan memberikan

keluhan rasa sakit, endoftalmitis supuratif, dan ptosis bulbi.

6

Page 7: (Addin) Tinjauan Pustaka

2. Eviserasi Bulbi

Eviserasi bulbi merupakan tindakan mengeluarkan seluruh

isi bola mata seperti kornea, lensa, badan kaca, retina dan koroid.

Setelah isi dikeluarkan, maka limbus kornea dieratkan dan dijahit.

Eviserasi bulbi dilakukan pada mata dengan panoftalmitis dan

endoftalmitis berat.

IX. Prognosis

Endoftalmitis endogen lebih buruk daripada endoftalmitis eksogen

karena berhubungan dengan tipe organisme yang berhubungan (tingkat

virulensi, organisme, daya tahan tubuh penderita dan keterlambatan

diagnosis)

Endoftalmitis yang diterapi dengan vitrektomi 74% pasien

mendapatkan perbaikan visus sampai 6/30.

7

Page 8: (Addin) Tinjauan Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. National endophthalmitis survey. Indian J. Ophtalmol, 2003. 51 :

117-118

Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.

Kanski J, Bowling B., Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach 7th Ed.

UK: Elsevier

Miller, J.W. Endopthalmitis. Diunduh dari www.emedicine.com. Tanggal 19

Agustus 2013.

Vaughan D, Asbury T., Vitreous. Dalam: Oftalmologi Umum Ed 14. Alih

Bahasa: Tambajong J, Pendit BU. General Ophthalmology 14th Ed.

Jakarta: Widya Medika; 2000.

8