a4-mencret

56
MENCRET A-4 Ketua : Azando R. Putra 1102012038 Sekretaris : Gus Dinda Marsella 1102012102 Anggota :Maltari 1102011052 Astari Ferlisa 1102012030 Debby Wulandari 1102012052 Denny Takbir F. 1102012055 Dita Evita 1102012069 Fitri Azizah 1102012088 Juwita 1102012138 M. Khirul Anwar 1102012151 Maya Intan A. 1102012159

Upload: gusdinda27

Post on 05-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

MENCRET

MENCRETA-4

Ketua: Azando R. Putra1102012038Sekretaris: Gus Dinda Marsella1102012102Anggota:Maltari1102011052Astari Ferlisa1102012030Debby Wulandari1102012052Denny Takbir F.1102012055Dita Evita1102012069Fitri Azizah1102012088Juwita1102012138M. Khirul Anwar1102012151Maya Intan A.1102012159

SKENARIO MENCRETSeorang laki-laki, 40 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 10 kali dalam sehari sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah meminum air kemasan yang dijual diwarung dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD: 90/60 mmHg, nadi:110x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam. Jumlah urine sedikit. Di Puskesmas penderita dipasang infus dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter menyarankan dilakukan pemeriksaan analisa gas darah.Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan anion gap yang normal.HIPOTESAMakan dari makanan yang tidak sehat bisa memicu terjadinya mencret. Jika terlalu banyak cairan yang dikeluarkan melalui feces dapat menyebabkan dehidrasi berat. Dari pemeriksaan fisik dan analisa gas darah, ditemukan gangguan keseimbanhan asam basa berupa asidosis metabolik dengan anion gap yang normal. Asidosis metabolik dan anion gap yang normal terjadi dikarenakan terlalu banyak HCO3- yang dikeluarkan melalui feces menyebabkan konsentrasinya dalam tubuh berkurang.SASARAN BELAJARLI 1. Memahami dan menjelaskan asam dan basaLO 1.1 Definisi asam dan basaLO 1.2 Klasifikasi asam dan basaLI 2. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan asam basa LO 2.1 Keseimbangan asam basa berdasarkan aspek biokimia dan fisiologiLO 2.2 Gangguan keseimbangan asam basa LI 3. Memahami dan menjelaskan derajat keasaman (pH) LO 3.1 Definis pHLO 3.2 Perhitungan PhLO 3.3 Manfaat pengukuran pH LO 3.4 pH dalam analisa gas darahLI 1. Memahami dan menjelaskan asam dan basaLO 1.1 Definisi asam dan basaLO 1.2 Klasifikasi asam dan basa

Pengertian asam dan basaAsam : sekelompok zat yang mengandung hidrogen, mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H bebas dan anion. Basa : bahan yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik ion tersebut dari larutan.

Arrhenius : reaksi ionisasi

Brownsted-Lowry : serah terima proton H

Lewis : reaksi serah terima proton

Pengertian Asam Basa Menurut Beberapa AhliKlasifikasi Asam BasaBerdasarkan kekuatannya Asam kuat: HCl, HNO3, HSO4, HClO4 Basa kuat: NaOH, KOH, Ba(OH)2 Asam lemah: H3PO4, H2SO3, HNO2, CH3COOHBasa lemah: NaHCO3, NOH

Berdasarkan Bentuk IonAsam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif.Contoh :SO3-

Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif.Contoh : N+

Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif.Contoh : Cl, C

Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif.Contoh : Na+Klasifikasi Asam BasaBerdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basaAsam dan basa monoprotik: asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)Contoh : Asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH]Basa monoprotik [NaOH, KOH]Asam dan basa diprotik: asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H atau ion OH (dikenal dengan ionisasi sekunder)Contoh :Asam diprotik [S H2S]Basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]

Klasifikasi Asam BasaAsam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H atau ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)Contoh :Asam poliprotik [P]Basa poliprotik [Al(OH)3]Klasifikasi Asam BasaAsam-asam yang berasal dari proses metabolismAsam volatil asam yang mudah menguaphasil akhir dari metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.Contoh : karbondioksida, asam karbonatAsam nonvolatilasam yang tidak mudah menguaptidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, harus dieksresikan oleh ginjal.Contoh : asam organik, asam nonorganicKlasifikasi Asam BasaLI 2. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan asam basa LO 2.1 Keseimbangan asam basa berdasarkan aspek biokimia dan fisiologiLO 2.2 Gangguan keseimbangan asam basaKeseimbangan asam basa berdasarkan aspek biokimia dan fisiologinormalnya pH darah pada manusia 7,35 7,45Keseimbangan ini bergantung pada kadar H+ dan kadar dari HCO3-

Keseimbangan Asam BasaPengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga sistem, yaitu :Sistem bufferSistem respiratorik (sistem paru)Sistem metabolik (sistem ginjal) SISTEM BUFFERFungsi utama : mencegah perubahan Ph

Sistem ini memiliki keterbatasan, yaitu :Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena peningkatan CO2Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem pernafasan bekerja normal.Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion bikarbonat.Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer,yaitu :Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer hemoglobinSistem buffer proteinSistem buffer fosfat

SISTEM BUFFERSistem buffer asam karbonat-bikarbonatSuatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cairan ekstraselulerTubuh mempertahankan dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-SISTEM BUFFERSistem buffer hemoglobinBuffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merahHb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidinNa+ + HCO3 NaHCO3 Hb- + H+ HHb (PK 7-8)

SISTEM BUFFERSistem buffer proteinmengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitialFungsi pengaturan buffer protein:Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH2) dari asam amino akan bertindak sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H+. Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.

SISTEM BUFFERSistem buffer Fosfatberperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intraselPada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darahSISTEM BUFFERSISTEM RESPIRATORIKKemampuan paru mengubah ventilasi paru-paru sehingga dapat mengubah kecepatan ekskresi CO2 penghasil H+ yang diatur oleh konsentrasi H+ arteriParu-paru memiliki peran penting dalam mengatur keseimbangan asam basa , meskipun memiliki kompensasi yang lama dalam mengatasi suatu perubahan asam basaSISTEM METABOLIKDisebut juga sistem ginjalGinjal tidak saja dapat mengubah-ubah pengeluaran , tetapi juga dapat menahan atau mengeliminasi HCO3-Ginjal mampu memulihkan pH hampir tepat ke normal walaupun membutuhkan yang lebih lama.

Ginjal mengontrol pH cairan tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yaitu : Ekskresi ion hydrogen Ekskresi bikarbonatSekresi ammonia

Bagaimana cara kerjanya???SISTEM METABOLIKGangguan keseimbangan asam basa1. Asidosis Metabolikgangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan [H+])[HCO3-] ECF kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7,35 1. Asidosis MetabolikEtiologi :Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuhBerkurangnya kadar ion HC dalam tubuhRetensi ion H+ dalam tubuh.Penambahan asamPengurangan bikarbonat Gangguan lainnyaGejala :Gejala serta tanda asidosis metabolik cenderung tidak jelas, dan pasien dapat asimtomatik, kecuali jika [HCO3-] serum turun sampai di bawah 15 mEq/L. Pernafasan dalam dan cepat Gejala dan tanda utama : kelainan kardiovaskular,neurologis, dan fungsi tulang.1. Asidosis MetabolikGangguan keseimbangan asam basa2. Alkalosis Metabolikpeningkatan primer kadar HCO3- plasmapH >7.45 (penurunan [H+])[HCO3-] ECF lebih besar dari 26 Alkalosisvolume ECF berkuranghipokalemia2. Alkalosis MetabolikEtiologi :Kekurangan H+ dari ECF (Muntah,penyedotan nasogastrik, diare dengan kehilangan klorida, diuretik, hipokalemia) Retensi HCO3- (Pemberian natrium bikarbonat berlebihan, sindrom susu alkali)

Gejala :Tidak terdapat gejala dan tanda alkalosis metabolik yang spesifik. Adanya gangguan ini harus dicurigai pada pasien yang memiliki riwayat muntah, penyedotan, nasogastrik, pengobatan diuretik atau pasien yang baru sembuh dari gagal nafas (Hiperkapnia)2. Alkalosis MetabolikGangguan keseimbangan asam basa3. Asidosis Respiratorikpeningkatan primer PaCO2 (hiperkapnia), sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pHPaCO2 lebih besar dari 45 mmHgpH kurang dari 7.353. Asidosis RespiratorikEtiologi :Hambatan pada pusat pernafasan di medula oblongataGangguan pada otot-otot pernafasanGangguan pertukaran gasObstruksi saluran nafas atas akut

Gejala :Gejala dan retensi CO2 tidak bersifat khas dan pada umumnya tidak mencerminkan kadar PaCO2 . Selain itu asidosis respiratorik akut maupun kronis selalu disertai oleh hipoksemia sehingga hipoksemia bertanggung jawab atas banyak tanda-tanda klinik akibat retensi CO2.3. Asidosis RespiratorikGangguan keseimbangan asam basa4. Alkalosis Respiratorik kekurangan asam karbonatPenurunan primer PaCO2 (hipokapnia), sehingga terjadi penurunan PhPaCO2 7,454. Alkalosis RespiratorikEtiologi : Rangsangan pusat pernafasanHipoksiaVentilasi mekanisme yang berlebihan Mekanisme yang belum jelasLatihan fisikGejala :Terdapat pola pernafasan yang berbeda-bedaPasien seringkali terlihat banyak menguap,kepala terasa ringan, parestasi sekitar mulutAlkalosis cukup parah dapat timbul tetani seperti spasme karpopedal, kelelahan kronis, jantung berdebar-debar, cemas, mulut terasa kering, dan tidak bisa tidurAlkalosis respiratorik berat disertai dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, kekacauan mental, dan sinkop.4. Alkalosis RespiratorikAsidosis MetabolikParu akan menurunkan tekanan CO2 HiperventilasiGinjal akan menahan sekresi HCO3- dengan cara mengeluarkan H+ lewat urin urin bersifat asampenurunan pH pada asidosis metabolik akan dikompensasi oleh reaksi alkalosis respiratorikKompensasi Gangguan Keseimbangan asam basa2. Alkalosis MetabolikPeningkatkan PCO2 oleh paru HipoventilasiGinjal akan menahan sekresi H+ dengan cara mengeluarkan HCO3- lewat urin urin bersifat basaKenaikan pH pada alkalosis metabolik akan dikompensasi oleh reaksi asidosis respiratorik

Kompensasi Gangguan Keseimbangan asam basa3. Asidosis RespratorikGinjal meningkatkan sekresi HCO3- dengan mengeluarkan ion H+ lewat urinPeningkatan bikarbonat membantu mengimbangi peningkatan PCO2, mengembalikan pH plasma kembali normal

4. Alkalosis RespiratorikGinjal meningkatkan ekskresi HCO3- melalui urin dengan menahan ion H+Kompensasi Gangguan Keseimbangan asam basaGangguan Keseimbangan Asam Basa serta Kompensasinya

Sumber : www.3.bp.blogspot.com/-nZHTku-ht7m/TgBgC90BTaI/AAAAAAAABEc/mFcpfiLnZnc/s1600/table.png LI 3. Memahami dan menjelaskan derajat keasaman (pH)LO 3.1 Definisi pHLO 3.2 Perhitungan pHLO 3.3 Manfaat pengukuran pH LO 3.4 pH dalam analisa gas darah

pHDefinisiDerajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu larutanUnit pH diukur pada skala 0 14Istilah pH berasal dari p, lambang matematika dari negatif logaritma dan H lambang kimia untuk unsur hidrogenCara Mengukur pHa. Hukum Henderson HasselbalchpH = pKa + [ HCO3- ] [ PCO2 ]b. Asam kuat : pH dihitung dari [ HCO3 ] [ H+ ]pH = - log [ H+ ]

c. Basa kuat : pH dihitung dari OH-pOH = - log [H+]pH = 14 + log [OH-]

d. Asam lemahAsam monoprotik :[H3O+] = (Ka .C)1/2pH = - (log Ka1 + log C)

Asam diprotik :Ka1>> Ka2[H3O+] = (Ka1 . C)pH = - (log Ka1 + log C)

Cara Mengukur pHe. Basa lemahBasa monoprotik :[OH-] = (Kb .C)1/2pOH = - (log Kb + log C)pH = 14 + (log Kb + log C)

Basa diprotik :Kb1>> Kb2[OH-] = (Kb1 . C)pOH = - (log Kb1 + log C)pH = 14 + (log Kb1 + log C)Cara Mengukur pHf. pH bufferUntuk asam lemah : pH = pKa + log garamasam

Untuk basa lemah : pH = pKa + log garambasaCara Mengukur pHManfaat Pengukuran pHAplikasi dalam bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain lain.Mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuhCairan getah lambungpH 1,0 2,0UrinepH 4,8 7,5Saliva (air liur)pH 6,5 6,9DarahpH 7,35 7,45Mempermudah untuk menunjang teori terapiMenyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ tertentuMengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbanganMenentukan derajat keasaman dari suatu larutan Menyatakan konsentrasi ion hidrogen Menentukan suatu kondisi asidosis atau alkalosis Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselular Manfaat Pengukuran pH

pH dalam Analisa Gas DarahAnalisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status oksigenasi klien (tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar (tekanan karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai keseimbangan asam basaSumber gambarwww.todaysparent.com/sites/default/files/imagecache/article-image/nov2011-BC-injection.JPG

Penilaian Analisa Gas DarahLangkah-langkah untuk menilai gas darah:Perhatikan pH Perhatikan variable pernafasan (PaCO2) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH

Komponen Pemeriksaan Analisa Gas DarahPemeriksaan gas darah di arteri dapat menunjukkan kondisi asam basa di dalam tubuh, dengan menggunakan 3 indikator : pH, PaCO2 dan HCO3.pH netral di dalam cairan ekstra seluler : 7,35 7,45pH< 7,35 : asidosispH > 7,45: alkalosisPaCO2, merupakan komponen respirasi : normal 35 45 mmHgPaCO2 > 45 mmHg : asidosis respirasiPaCO2 < 45 mmHg : alkalosis respirasi

HCO3, merupakan ginjal atau metabolik : normal 24 28 mEq/LHCO3 > 28 mmHg : alkalosis metabolikHCO3 < 24 mmHg : asidosis metabolicBase Excess, nilai normalnya 2 s/d +2 berkaitan dengan nilai bikarbonat 24 28 mEq/L ( 2 = 24 mEq/L dan + 2 = 28 mEq/L)

Komponen Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Prosedur Pemeriksaan Analisa Gas DarahAlatSpuit gelas atau plastik 5 atau 10 mlBotol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)Jarum nomor 22 atau 25Penutup udara dari karetKapas alcoholWadah berisi es (baskom atau kantung plastik)

TekhnikArteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat digunakanBila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes AllensAspirasi menggunakan heparinIndikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiTES ALLENS

Sumber gambar :http://fitswebuchc.edu/student/selectives/TimurGraham/images/allens%20test3.JPG

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYAWASSALAMUALAIKUM!