a4 405 bab iv damai 37-44

Upload: achmed-annur-elfairuzy

Post on 28-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

damai

TRANSCRIPT

PERISTIWA PEMBANTAIAN PKI DI ACEH

Bab IV

Pentolan GAM XE "GAM" Hijrah Keluar Aceh dan Latihan di LibyaHasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " Meninggalkan Aceh

Semakin terbuka dan menyebarnya gerakan Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " atau AM, pastilah diantisipasi oleh aparat keamanan (apkam) dengan semakin intensifnya operasi mereka, baik operasi intelijen, maupun, teritorial, dan bahkan operasi tempur sekalian, jika perlu. AM bersenjata yang dipimpin oleh Daud Paneuk XE "Daud Paneuk" semakin berani pula mengadakan penghadangan-peng-hadangan terhadap pos-pos apkam baik polisi maupun TNI, dan perorangan apkam tersebut, untuk merebut senjata, maupun kekerasan terhadap orang-orang atau pihak-pihak tertentu. Tidak kurang dari Hasan Saleh XE "Hasan Saleh" , seorang tokoh Dewan Revolusi DI/TII XE "DI/TII" , ditembak oleh pasukannya Daud Paneuk di rumahnya di Metareuem XE "Metareuem" , Pidie XE "Pidie" , pada tanggal 16 Januari 1978, hanya karena beliau selalu mengeritik gerakan Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , dan AM, secara terbuka. Dua orang temannya Hasan Saleh tewas ketika itu, dan beliau sendiri luka-luka ringan.

Karena merasa tertekan oleh semakin intensipnya operasi militer di Aceh tersebut, sedangkan senjata tidak kunjung tiba, sebagian dari orang GAM XE "GAM" meninggalkan Aceh, hijrah ke berbagai negara, dan yang terbanyak ke Malaysia XE "Malaysia" , dengan berbagai cara. Ada pula di antara mereka pergi dari Aceh ke daerah lainya seperti ke Medan XE "Medan" , Jakarta XE "Jakarta" , Bandung XE "Bandung" , Yogya XE "Yogya" , Surabaya XE "Surabaya" , dan tempat-tempat sebagainya. Bagi yang pergi ke Malaysia, sebagian mereka dianggap oleh Kerajaan Malaysia sebagai imigran illegal (pendatang haram). Banyak di antara mereka yang menyamar sebagai calon pekerja atau TKI (Tenaga Kerja Indonesia), yang datang melalui prosedur perusahaan jasa pengiriman TKI.

Banyak para elit GAM XE "GAM" hengkang ke luar negeri sekitar tahun 1977 dan 1979.

Sebenarnya yang memulai hijrah ini adalah Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " sendiri, dalam kapasitasnya sebagai Wali Negara. yang meninggalkan Aceh pada subuh tanggal 28 Maret 1979, melalui pantai di Kuala Jeunieb XE "Jeunieb" , setelah berada di Aceh selama lebih kurang 2 tahun 5 bulan. Menurut Abu Jihad XE "Abu Jihad" , Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " sebelum berangkat ke luar negeri terlebih dahulu pamit kepada Dr. Muchtar Yahya Hasbi sebagai Wakil Wali Negara, bahwa beliau harus pergi untuk mencari senjata dan mencari dukungan luar negeri yang kedua-duanya sangat diperlukan untuk memenangkan perjuangan Aceh Merdeka. Dalam catatan hariannya, Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " tidak menyebutkan secara terang perihal tersebut. Yang beliau tuliskan dalam diary tersebut, pada halaman 349 (untuk tanggal 28 Maret 1979), antara lain adalah: Now I have to go abroad for a while, on a mission that only I can do it (Sekarang saya harus pergi ke luar negeri, untuk suatu misi yang hanya saya yang dapat melakukannya). Beliau melanjutkan dengan mengatakan: I must go. only crazy and stupid men will believe that I will not come back (Saya harus pergi. Hanya orang-orang gila dan bodohlah yang akan percaya bahwa saya tidak akan kembali lagi). Tentang senjata beliau menuliskan dalam diary tersebut sebagai sambungan kalimat di atas, antar lain sebagai berikrut: With a few thousand of guns we will have our country back. You knew what we have been able to do even without guns. I will get you those guns. But even if I can not get it, you can always get it: first you get a knife; with a knife you can get the guns, right here, and with the guns you can have our country back, freed from Javanese XE "Javanese" colonialism (Dengan beberapa ribu senjata, kita akan mendapatkan kembali negeri kita. Kalian tahu apa yang telah dapat kita perbuat, walaupun tanpa senjata. Namun saya akan mencari senjata-senjata itu untuk kalian. Tetapi jika saya tidak berhasil, kalian akan selalu mendapatkannya juga; pertama, dapatkan pisau lebih dahulu; dengan pisau itu kalian akan mendapatkan senjata, di sini, dan dengan senjata itu kalian akan mendapatkan kembali negeri kita, memerdekakannya dari kolonial Jawa XE "Jawa" ). Jadi jelaslah bahwa bukanlah perkara mencari sen-jata, yang menjadi misi utama Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " ke luar negeri. Jadi me-ngapa beliau tiba-tiba meninggalkan medan juang, dan meninggal-kan teman-teman seperjuangan di Aceh? . Lari !?, atau meng-hindar!?, atau takut!?, atau untuk suatu tujuan tertentu yang lebih besar dan lebih strategis!?; Hanya beliau dan Allahlah yang paling tahu jawabannya.

Tepat waktu, (subuh tanggal 28/29 Maret 1979), beliau berangkat dengan boat, dengan diantar atau dikawal oleh antara lain Daud Paneuk XE "Daud Paneuk" , dan pasukannya. Selain itu juga ikut mengantar beliau adalah Tengku Muslimin dan beberapa lainnya, yakni orang-orang yang selalu mendampingi dan setia kepada beliau. Mereka melambai-lambaikan tangan sampai dengan boat bermesin dua itu, yang membawa Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , yang dinakhodai oleh Saiman XE "Saiman" , meninggalkan muara Jeunieb XE "Jeunieb" , dan menghilang dari pandangan mata. Dalam catatan harianya Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " menuliskan beberapa bait kalimat yang dinilai cukup puitis, yakni: I have replanted the seeds of my highest hope, under the point of my enemys bayonets. And it is growing before my eyes. My ground is still rich enough for that, because it has been fertilized

by the spilled blood of my forefathers and now has added by the spilled blood of my loyal recent followers. I shall return, again, to look after the harvest !. Wali negara, Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , sempat menerbitkan dekrit, bahwa selama perginya Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " ke luar negeri, pimpinan AM dipegang oleh Perdana Menteri (PM), yakni Dr. Muchtar Y. Hasbi yang didampingi oleh Wakil-wakil PM. Menurut Isa Sulaiman, ada 4 orang Wakil PM, yakni Wkl. PM-I: Ilyas Leube XE "Ilyas Leube" , Wkl. PM-II: Dr Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " , Wkl. PM-III: Dr. Zaini Abdullah XE "Zaini Abdullah, Dr. " , dan Wkl. PM-IV: Dr. Zubir Mahmud XE "Zubir Mahmud, Dr. " , sedangkan menurut catatan harian Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " disebutkan ada 3 Wkl. PM, yaitu; Wkl. PM-I: ILyas Leube, Wkl. PM-II: Dr. Zaini Abdullah XE "Zaini Abdullah, Dr. " , Wkl. PM-III: Dr. Zubir Mahmud XE "Zubir Mahmud, Dr. " .Orang AM Lainnya Meninggalkan Aceh

Ada tiga cara atau alibi orang-orang GAM XE "GAM" pergi ke luar negeri: Pertama, secara terang-terangan pergi ke UNHCR XE "UNHCR" atau ke kedubes salah satu negara Eropa, dan minta suaka politik, dengan alasan sedang dikejar-kejar oleh aparat keamanan Indonesia; Kedua, menyamar sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan pergi bersama-sama rombongan TKI lainnya, dan setelah selesai kontrak kerja, tetap tinggal di Malaysia XE "Malaysia" , sebagai pemukim gelap; dan Ketiga, melalui jalur dan prosedur normal sebagai turis atau pelaku bisnis, dan sesampainya di Malaysia, baru pergi kepada UNHCR atau salah satu KEDUBES negara Eropa, untuk minta suaka politik ke suatu negara, atau bentuk-bentuk perlindungan lainnya, dan atau menjadi pen-datang haram (illegal immigrant) di Malaysia atau dinegara lainnya.

Setelah sekitar setahun menunggu, namun tetap tidak ada berita yang pasti tentang pengiriman senjata oleh Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " ke Aceh, akhirnya, rapat kabinet AM yang dipimpin oleh Perdana Menteri: Muchtar Yahya Hasbi, di Langkahan XE "Langkahan" , Panton Labu XE "Panton Labu" , memutuskan untuk mengutus Dr. Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " menemui Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " di Luar negeri. Memenuhi keputusan Kabinet tersebut, Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " , yang sebelumnya selama 3 tahun sejak 1977, melanglang buana dalam hutan, dengan ditemani oleh Yusuf Daud XE "Yusuf Daud" , berangkat ke Swedia XE "Swedia" melalui Malaysia XE "Malaysia" pada tahun 1980. Menurut Isa Sulaiman, Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " , meminta suaka politk pada UNHCR XE "UNHCR" (United Nations High Commissioner for Refugees) di Kuala Lumpur XE "Kuala Lumpur" , Malaysia, dan memilih tempat tinggal di Swedia agar bergabung bersama Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " . Setelah melakukan studi penyesuaian sebagai seorang dokter, akhir-nya dia lulus matrikulasi sebagai genikolog, dan saat ini berpraktek sebagai dokter kebidanan yang cukup dikenal di Stackholm XE "Stackholm" .

Tidak lama kemudian menyusul Dr. Zaini Abdullah XE "Zaini Abdullah, Dr. " , yang saat itu sedang laris-larisnya membuka praktek Dokter kesehatan dan bekerja di Puskesmas Kuala Simpang, pada bulan Juni 1981, melalui Medan XE "Medan" . Seterusnya pada pertengahan tahun 1982 berangkat pula Daud Husen XE "Daud Husen" atau yang sering disapa dengan Daud Paneuk XE "Daud Paneuk" , karena orangnya memang agak pendek, berserta beberapa temannya, seperti Saiman XE "Saiman" , Bachtiar dan sebagainya. Umumnya mereka yang pergi ke luar negeri, selain nyangkut baik sesaat, maupun untuk beberapa saat, bahkan ada yang menetap sampai dengan hari ini di Malaysia XE "Malaysia" , banyak pula yang meminta suaka politik dan memilih negara tempat tinggal mereka di beberapa negara Eropa, khususnya di Swedia XE "Swedia" . Dengan berangsurnya kepindahan tokoh-tokoh GAM XE "GAM" dari Aceh ke luar Aceh, maka terjadilah tiga konsentrasi keberadaan pimpinan GAM, yakni: pertama, GAM di Aceh, kedua, GAM di Malaysia, dan ketiga, GAM di Swedia, walaupun ada juga orang-orang GAM dan/atau simpatisannya di kota/ negara lainnya di Dunia, seperti: di Denmark XE "Denmark" , di New York XE "New York" , dan di kota-kota Amerika Serikat XE "Amerika Serikat" lainnya, di Australia XE "Australia" , di Den Haag XE "Den Haag" , Thailand Selatan XE "Thailand Selatan" , Singapura XE "Singapura" , dan sebagainya.

Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " sebagai Pimpinan Tertinggi GAM XE "GAM" , berada di Stockholm, Swedia XE "Swedia" , yang selalu didampingi oleh tokoh-tokoh GAM lainnya, seperti: Dr Zaini Abdullah XE "Zaini Abdullah, Dr. " , Jamil Amin, Bachtiar Abdullah, Syarif Usman, yang kemudian berubah namanya menjadi Syarif Goran Usman, Ramli Abubakar, Tgk Jalil Ismail, Yusril Abdullah, Teuku Sarong, Teuku Hasan Ibrahim, Mustafa Jalil XE "Mustafa Jalil" , dan kemudian bergabung Malek Mahmud, yang tadinya berdomisili di Sangapura dan Zakaria Saman, yang tadinya berada di Thailand. Mulanya Dr. Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " dan juga Daud Paneuk XE "Daud Paneuk" , berikut putranya, Yusuf Daud XE "Yusuf Daud" , Syahbuddin XE "Syahbuddin" A. Rauf XE "Syahbuddin A. Rauf" , Adam Umar, serta seseorang yang ber-gelar Guru Raman XE "Guru Raman" (Abdurrahman), dan beberapa yang lain, juga berada bersama Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , namun sejak tahun 1986, karena proses dinamika intern GAM, Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " dan beberapa temannya menjadi renggang dengan Wali Negara. Proses konsolidasi dan kristalisasi berjalan terus, sehingga sampai dengan tahun 1998, beberapa anggota GAM yang tadinya merupakan lingkaran dalam Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , seperti: Daud Paneuk, Yusuf Daud, Syahbuddin menjadi berseberangan dengan orang-orang dekat Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " yang di imami oleh Zaini Abdullah XE "Zaini Abdullah, Dr. " , yang berarti mendekat ke kubu Husaini Hasan XE "Husaini Hasan, Dr. " , walaupun mereka tetap ber Wali Nanggrou kan Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " .

Sibak Rukok Treuk

Sejak awal tahun 1980an, mulai diperdengarkan issue sibak rukok treuk XE "sibak rukok treuk" yang bermakna, bahwa perjuangan GAM XE "GAM" untuk mencapai Aceh Merdeka, sudah hampir tercapai/berhasil, tinggal hanya sebatang rokok lagi. Slogan tersebut cukup menyentuh, dan mengelorakan semangat para pendukung dan pejuang GAM, baik kalangan sipil, maupun sayap militernya. Slogan tersebut, cepat sekali menyebar di kalangan rakyat, bersamaan dengan issue lainnya yakni: pertama, GAM didukung sepenuhnya oleh Amerika Serikat XE "Amerika Serikat" melalui Armada VII-nya, yang saat ini (saat itu) kapal induknya sedang berlabuh di Lautan Hindia. Issue tersebut dileng-kapi dengan selebaran berupa gambar sketsa, yang memperlihatkan titik-titik di mana bantuan senjata dari Amerika Serikat berada/akan didrop, disekitar Aceh, demikian pula kapal kapal selam dan pesa-wat tempur udara, yang setiap saat dapat digerakkan/dikerahkan untuk membantu peperangan Aceh melawan RI. Issue lainnya adalah, bahwa Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " telah berhasil melobby dan mempengaruhi PBB (khususnya Sekjen PBB Kofi Annan), dan negara-negara industri maju, untuk memihak dan memberikan bantuan kepada perjuangan Aceh mencapai kemerdekaannya dari Indonesia.

Beberapa Orang AM Tertembak Sementara banyak tokok-tokoh GAM XE "GAM" exodus ke luar negeri, sisa-nya yang ada di dalam negeri bertarung dengan serba kekurangan dan keterbatasan terutama dalam hal senjata dan logistik, serta terus berjuang di hutan-hutan, dengan segala keprihatinan, setiap saat diburu oleh aparat keamanan RI, sehingga satu demi satu mereka tewas di medan juang.

Dr. Zubir Mahmud XE "Zubir Mahmud, Dr. " misalnya, tewas tertembak dalam suatu pengepungan, pada tanggal 25 Mei 1980, disuatu tempat di Aceh Timur. Sementara temannya bernama Ilyas Syamsuddin, dapat melarikan diri.

Dr. Muchtar Yahya Hasbi, bersama pengawalnya bernama Daud Jenggot XE "Daud Jenggot" tewas tertembak oleh operasi militer dari Batalion Kuala Simpang XE "Batalion Kuala Simpang" di Pulau Tiga XE "Pulau Tiga" , Aceh Timur, pada hari pertama Idul Fitri tahun 1980, yakni tanggal 12 Agustus 1980. Tgk Ilyas Leubee, wafat tertembak selesai sholat Ashar di di Jeunieb XE "Jeunieb" , pada tanggal 15 April 1982, bersama dengan Tgk Idris Ahmad XE "Idris Ahmad, Tgk." , Gubernur Batei Iliek, dan seorang stafnya bernama Yacob Piah XE "Yacob Piah" . Sedangkan pada tanggal 20 Mei 1982, Idris Mahmud, Gubernur AM, Peureulak XE "Peureulak" , yang juga abangnya Dr. Zubir Mamud, tertangkap di desa Matang Bungong, Idi, Aceh Timur.

Latihan di Lybia XE "Lybia"

Orang-orang GAM XE "GAM" di negara-negara Skandinavia, terutama disekitar Stockholm, Swedia XE "Swedia" , sebagian besar adalah pendatang baru, semenjak Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " menjadikan kota tersebut sebagai domisilinya dan sebagai Markas Besar GAM di luar negeri. Keberadaan Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " di Stockholm, Swedia, bagaikan inti magnet, yang menyerap/ menarik semua metal lain yang berada dalam medan magnet, untuk konsentrasi di sekitar kota/negara tersebut. Umumnya mereka datang dari Malaysia XE "Malaysia" , atau Singapura XE "Singapura" , dan dari Aceh/Indonesia baik melalui maupun tanpa melalui Malaysia, serta juga dari negara-negara lainnya di dunia, sedangkan sebagian kecil dari mereka me-mang telah merupakan mukimin lama di negara-negara Skandinavia.

Sebagian kecil dari orang-orang GAM XE "GAM" yang berada di luar negeri, ada pula yang dikirim ke Lybia XE "Lybia" untuk mengikuti pelatihan militer di Kamp Maktabah, Tajura, dekat Tripoli. Mereka yang dikirim ke Lybia umumnya berusia muda, rata rata di bawah umur 30 tahun. Muzakkir Manaf XE "Muzakkir Manaf" sendiri yang kemudian menjadi Panglima Perang GAM, menggantikan Abdullah Syafei adalah jebolan Lybia lichting pertama, tahun 1986. Ada berbagai keterangan tentang jumlah orang GAM yang dilatih di Libya, antara tahun 1986 s/d 1989, sebagaimana ditulis oleh Kirsten E. Schulze, dalam makalahnya sebagai berikut:

- Menurut Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , di antara 30.000, ada sebanyak 5. 000 gerillia GAM XE "GAM" telah dilatih di Libya, antar tahun 1986 dan 1989, Malik Mahnud mengatakan ada sebanyak 1. 500 orang.

- Para pengamat, mempercayai ada sebanyak 700800 orang GAM XE "GAM" dilatih di Lybya, sedangkan kalangan militer Indonesia, mengata-kan sebanyak 583 orang GAM adalah lulusan latihan di Lybia XE "Lybia" .

Tgk. Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " sendiri ikut menggembleng mereka yang dilatih di Lybia XE "Lybia" , khususnya dalam hal, politik, sejarah, dan ideologi perjuangan.

Walaupun orang-orang GAM XE "GAM" dilatih di sana, namun tidaklah otomatis berarti Lybia XE "Lybia" mendukung Aceh Merdeka, hal itu terbukti kemudian ketika pada tahun 2003, Presiden Lybia Muammar Khadhafi, secara terang-terangan mendukung the unity and integrity of the Indonesian state.

Sedangkan keseluruhan orang GAM XE "GAM" menurut Kirsten, berkembang dengan pesat dari sebanyak 70 orang pada tahun 1976, menjadi beberapa ratus pada akhir tahun 1980-an, dan antara tahun 19992000 meningkat menjadi 3.000 orang. Pada sekitar atau selama berlakunya COHA, yakni pada tahun 2002/2003, ada sekitar 5.500 orang, serta saat ini (2004) menjadi sebanyak 8.000 orang.

Mereka yang dikirim untuk latihan di Lybia XE "Lybia" umumnya adalah orang-orang GAM XE "GAM" yang tadinya berdomisili di Malaysia XE "Malaysia" atau Singapura XE "Singapura" , walaupun ada juga beberapa orang langsung datang dari Aceh atau Indonesia, namun tetap saja melalui Malaysia dan atau Singapura, untuk kemudian berangkat ke Lybia. Setelah menyelesai-kan latihan tersebut mereka umumnya kembali ke Aceh melalui Malaysia dan/atau Singapura. Sesampainya di Aceh, menurut Kirsten, mereka menata organisasi baru dari Para Komando GAM, yang terbagi menjadi tiga group, yakni: 1). Group yang bertanggung jawab untuk pendidikan dan kewaspadaan, 2). Group yang ber-tanggung jawab untuk diplomasi, dan 3). Group yang bertanggung jawab untuk operasi militer. Pulangnya mereka para alumni Libya tersebut, menambah semangat dan maraknya GAM di Aceh.

Sementara itu ada pula orang-orang GAM XE "GAM" merasa tidak nyaman lagi berada di Aceh, dan belum atau tidak siap untuk naik ke gunung atau hutan, mereka hijrah ke Medan XE "Medan" , Jakarta XE "Jakarta" , Bandung XE "Bandung" , Yogyakarta, Surabaya XE "Surabaya" dan juga ke tempat-tempat lainnya di Indonesia. Mereka, ditempat baru meneruskan perjuangan dengan berbagai cara, dan bila perlu sesewaktu kumpul di Jakarta atau ditempat lainnya untuk menggerakkan dan meramaikan demonstrasi dengan tema-tema tertentu. Sebagian dari mereka telah berubah pikiran, tidak lagi berstatus sebagai pejuang GAM, tetapi cukup sebagai simpatisan atau pendukung saja, atau bahkan memutuskan hubungan sama sekali dengan GAM.

Manuver Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " di Luar Negeri

Kondisi yang tidak kondusif untuk kembali ke Aceh telah sangat disadari dan diperhitungkan benar oleh Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " . Sedangkan perjuangan ingin dilanjutkan. Di tengah dilemma itu megharuskan Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , untuk menempuh strategi dan taktik membuka dan mempengaruhi mata dunia terhadap essensi perjuangannya, sekaligus menggalang dukungan mereka.

Untuk itu Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " mulai sering tampil di forum-forum dunia termasuk diberbagai Seminar terutama yang membahas masalah yang berkenaan dengan kemerdekaan, dekolonisasi, self deter-mination, hak-hak asasi manusia, dan sebagainya. Beliau juga meningkatkan hubungan yang lebih intensif dengan tokoh-tokoh Republik Maluku Selatan (RMS), seperti Manusama, Otto Matulessy, Frieda Saouhuat dinegeri Balanda, dengan tokoh-tokoh Papua XE "Papua" Merdeka, dan tokoh-tokoh Fretelin-Timor Leste, seperti Ramos Horta, dan sebagainya. Demikian pula dengan berbagai tokoh NGOs Inter-national, termasuk Carmel Budiardjo, seorang pelarian dari Indo-nesia, karena diduga terlibat PKI. Beliau juga berhasil membina hubungan dengan Presiden Lybia XE "Lybia" , Muammar Khadafi, sehingga dengan ke dekatannya itulah, akhirnya banyak pemuda AM dilatih di Lybia, sebagaimana disebutkan di atas. Jika dikenang ke belakang, kepada tulisan beliau di catatan hariannya tanggal 28 Maret 1979: Now I have to go abroad for a while on a mission that only I can do it. Tugas dan misi inilah rupa-rupanya yang hanya beliau sajalah yang dapat dan mampu melakukannya. Di kalangan orang-orang yang mengenal Hasan Tiro XE "Hasan Tiro, Dr. " , memang sulit bisa mempercayai, bahwa misi seperti di atas, akan mampu dilakukan oleh orang AM lainnya, sebaik oleh beliau sendiri.***

Hasan Tiro, op.cit.

Isa Sulaiman, op.cit.

Kirsten E. Schulze, dalam makalah, Insurgency and Counter-Insurgency: A Strategic Analysis of the Aceh Conflict, 2004.

44

DAMAI DI SERAMBI MEKKAH43BAB IV: Pentolan GAM Hijrah Keluar Aceh dan Latihan di Libya